Dokumen tersebut membahas sistem ekskresi dan osmoregulasi pada berbagai hewan. Terdapat diskusi mengenai organ ekskresi dan mekanisme osmoregulasi pada invertebrata, vertebrata, dan manusia. Juga dibahas pengaruh lingkungan terhadap osmoregulasi serta kondisi abnormal pada sistem ekskresi.
4. Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa
metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna
empedu, dan asam urat. Zat-zat sisa metabolisme ini sudah
tidak berguna dan tidak dibutuhkan lagi bagi tubuh
Pengertian Sistem Ekskresi
Beberapa istilah yang berhubungan dengan sistem
ekskresi yaitu sebagai berikut:
- Defekasi
- Sekresi
- Eliminasi
5. Defekasi adalah proses pengeluaran sisa pencernaan
makanan (feses). Zat ini belum mengalami metabolisme di dalam
jaringan dan merupakan sisa dari proses pencernaan. Zat ini
meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan
mikroba usus
Eliminasi adalah proses pengeluaran zat dari rongga tubuh,
baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga
yang besar (usus)
Sekresi adalah proses pengeluaran zat yang berbentuk cairan
(getah) oleh sel-sel atau kelenjar pencernaan. Getah ini masih
berguna bagi tubuh untuk proses metabolisme dan umumnya
mengandung enzim ataupun hormon
6. Pengertian Sistem Osmoregulasi
Sistem osmoregulasi adalah proses pengaturan
konsentrasi cairan dengan menyeimbangkan pemasukkan
serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme
hidup, atau pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang
layak bagi kehidupan sehingga proses-proses fisiologis
dalam tubuh berjalan normal.
9. Sistem Ekskresi pada Protozoa
Proses ekskresi terjadi dengan difusi.
Oksigen terlarut dalam air akan masuk
secara difusi melalui pelisikel. Zat-zat sisa
metabolisme akan disimpan dalam vakuola
yang terbentuk dari vesikula-vesikula.
Vakuola akan mengalami fase diastol ketika
air masuk dan terkumpul di dalamnya.
Sedangkan fase sistol, vakuola akan
dikeluarkan melalui saluran khusus pada
sitoplasma.
10. Sistem Ekskresi pada Porifera
Sistem eksresi pada porifera
sebenarnya hampir sama seperti
mikrorganisme, yaitu dengan cara difusi.
Hal tersebut dikarenakan porifera belum
memiliki organ khusus untuk
mengekskresikan zat-zat hasil
metabolismenya. Sehingga, dalam
proses ekskresi porifera masih terbilang
sederhana
11. Sistem Ekskresi pada Annelida
Annelida sudah
mempunyai alat ekskresi
khusus yaitu berupa nefridia
terdapat pada setiap segmen
tubuh. Pada setiap segmen
terdapat sepasang nefridia.
Cacing tanah termasuk
kedalam annelida. Sistem
ekskresinya dilakukan oleh
organ ekskresi yang terdiri dari
nefridia, nefrostom, dan
nefrotor
12. Sistem Ekskresi pada Plathyhelminthes
Organ ekskresi plathyhelminthes (cacing
pipih) bernama protonefridia yang berbentuk
cabang-cabang ke seluruh tubuh dengan
terbuka ke lingkungan eksternal. Di bagian
ujung protonefridia memiliki flame bulb
dengan di lengkapi oleh silia yang dapat
mendorong cairan masuk dari sel di
sekelilingnya. Setelah itu, flame bulb
menyerap dan menyaring sisa metabolisme
dan mengalirkannya keluar melalui tubula
yang bermuara pada pori-pori tubuh
13. Sistem Ekskresi pada Mollusca
Mollusca memiliki alat ekskresi
berupa sepasang nefridia yang
berperan sebagai ginjal yang terletak
di dekat jantung. Hasil ekskresi ini
akan dikeluarkan ke dalam rongga
mantel. Sepasang nefridia ini juga
bekerja dalam pengaturan
osmoregulasi. Terkadang, dalam
mengatur osmoregulasi, mollusca
menyerap nutrient dan garam untuk
mempertahankan keseimbangannya
14. Sistem Ekskresi pada Arthropoda
Arthropoda memiliki organ ekskresi yang disebut tubulus
malpighi. Tubulus tersebut berada pada rongga perut dan melekat
pada usus belalang. Proses ekskresi diawali dengan masuknya sampah
nitrogen dari darah ke dalam tubulus malpighi. Sisa metabolisme
tersebut diekskresikan ke dalam usus, kemudian dikeluarkan bersama
sampah metabolisme padat melalui rectum
17. Sistem Ekskresi pada Pisces
Organ ekskresi pada pisces
adalah sepasang ginjal
opistonefros. Opistonefros ini
berbentuk lonjong dan
berwarna coklat.
18. Sistem Ekskresi pada Amphibi
Secara umum, alat
eksresi pada amfibi terdiri
dari : ginjal, paru-paru, dan
kulit. Tipe ginjal pada amphibi
adalah tipe ginjal
opistonefros. Katak jantan
memiliki saluran ginjal dan
saluran kelamin yang bersatu
dan berakhir di
kloaka. Namun, hal tersebut ti
dak terjadi pada katak betina.
19. Sistem Ekskresi pada Reptil
Alat ekskresi pada reptil adalah sepasang ginjal metanefros.
Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang
merupakan alat pada stadium embrional menghilang. Ginjal
dihubungkan oleh ureter ke vasika urinaria (kandung kemih). Vesika
urinaria bermuara langsung ke kloaka
20. Sistem Ekskresi pada Aves
Alat ekskresi aves berupa
sepasang ginjal metanefros. Aves
tidak memiliki vesika urinaria
sehingga hasil ekskresi dari ginjal
disalurkan langsung ke kloaka
melalui ureter. Tabung ginjal
burung sangat banyak sehingga
metabolisme burung aktif. Tiap 1
ml jaringan korteks ginjal
pada aves mengandung 100-500
tabung ginjal.
21. Sistem Ekskresi pada Mammalia
Sistem ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia
tetapi sedikit berbeda karena mamalia dipengaruhi atau disebabkan
oleh lingkungan tempat tinggalnya. Paru-paru mamalia mempunyai
permukaan ber spon (spongy texture) dan dipenuhi liang epitelium
dengan itu mempunyai luas permukaan per isi padu yang lebih luas
berbanding luas permukaan paru-paru. Paru-paru manusia adalah
contoh biasa bagi paru-paru jenis ini
23. Sistem Ekskresi pada Manusia
Sistem ekskresi pada
manusia melibatkan alat
ekskresi yang terdiri atas
ginjal, kulit, hati dan paru-
paru.
Ginjal atau ren berbentuk seperti
biji buah kacang merah (kara/ercis).
Zat yang diskresikan oleh ginjal
berupa Urine.
Cara kerja ginjal sebagai alat
ekskresi adalah dengan menyaring
darah sehingga zat-zat sisa yang
terdapat di dalam darah dapat
dikeluarkan dalam bentuk air seni
(urin). Penyaringan darah hingga
terbentuk urin meliputi tahap
penyaringan (filtrasi), penyerapan
kembali (reabsorpsi), dan
pengumpulan (augmentasi).
GINJAL
24. Sistem Ekskresi pada Manusia
Kulit atau integumen mengekskresikan keringat. Tebal kulit pada
manusia dewasa sekitar 0,01 cm hingga 0,5 cm. banyaknya
keringat yang dihasilkan atau dikeluarkan seseorang dipengaruhi
antara lain oleh aktifitas tubuh, suhu, lingkungan, makanan,
kondisi kesehatan. Keringat manusia terdiri dari air, garam-garam,
terutama garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel, urea, serta
asam.
KULIT
25. Sistem Ekskresi pada Manusia
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di
dalam rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Hati
sebagai organ ekskresi, Sebagai alat ekskresi hati (hepar)
mengeluarkan empedu ± 1/2 liter setiap hari. Empedu berupa
cairan kehijauan, rasanya pahit, pH sekitar 7-7,6. mengandung
kolesterol, garamgaram mineral, garam empedu, serta pigmen (zat
warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin
HATI
Zat warna empedu yang berwarna
hijau kebiruan berasal dari
perombakan hemoglobin sel darah
merah di dalam hati. Zat warna
empedu diubah oleh bakteri usus
menjadi urobilin yang berwarna
kuning coklat yang memberikan
warna feses dan urin.
27. Kemampuan osmoregulasi bergantung suhu, musim,
umur, kondisi fisiologis, jenis kelamin, dan perbedaan
genotip. Perubahan salinitas juga sangat berpengaruh
terhadap kondisi fisiologi yang ada di dalam tubuh hewan
akuatik seperti sintasan, metabolisme, dan distribusi larva
ikan.
Perubahan salinitas berpengaruh terhadap larva
antara lain terhadap konsentrasi total osmotik, konsentrasi
partikel ion, dan ketersediaan oksigen.
29. Gangguan pada Ginjal
Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah kelainan pada ginjal sehingga tidak bias
menjalankan fungsinya sebagai organ ekskresi. Penyebab gagal ginjal
yang utama adalah diabetes. Hipertensi dan cacat bawaan juga dapat
menyebabkan gagal ginjal
Batu Ginjal
Vrolitiasis merupakan gangguan fungsi ginjal akibat adanya
pembentukan batu pada saluran urin.
Pielonefritis
Pielonefritis adalah peradangan ginjal pada bagian korteks dan
medulla. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri yaitu E. coli
30. Gangguan pada Ginjal
Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah peradangan ginjal khususnya bagian
glomerulus. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri
Streptococcus.
Diabetes Mellitus
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit
kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit
kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah
sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh,
dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin
sesuai kebutuhan tubuh
31. Kulit dapat terkena infeksi yang mengakibatkan iritasi disertai
dengan kemerahan (eritema). Sebagian besar penyakit kulit
(dermatitis) dan peradangan kulit (eksim) disebabkan adanya alergi
terhadap beberapa jenis bahan makanan, obat-obatan, atau bahan
kimia lain seperti sabun, sampo, bedak, atau detergen. Gejalanya
berupa kemerahan pada kulit dan bentol-bentol (uritakaria)
Infeksi Kulit
Gangguan pada Kulit
32. Jerawat terjadi ketika lubang kecil di permukaan kulit yang
disebut pori-pori tersumbat. Tiap pori merupakan pembuka saluran
yang disebut folikel. Di dalam folikel terdapat rambut dan kelenjar
minyak. Secara normal, kelenjar minyak membantu melumasi kulit
dan menyingkirkan sel kulit mati. Namun, ketika kelenjar tersebut
menghasilkan minyak yang berlebihan, pori-pori menjadi tersumbat
oleh penumpukan kotoran dan bakteri. Penyumbatan ini disebut
sebagai komedo
Jerawat
Gangguan pada Kulit
33. Gangguan pada Paru-paru
Asma
Asma yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran
pernafasan yang diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap rambut,
bulu, debu atau tekanan psikologis
Kanker Paru-paru
Kanker paru-paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh
kebiasaan merokok. Penyebab lain adalah terlalu banyak menghirup
debu asbes, kromium, produk petroleum dan radiasi ionisasi.
Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru
Emphysema
Emphysema adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena
pembuluh darahnya terisi udara
34. Gangguan pada Hati
Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Penyebab penyakit
hepatitis yang utama adalah virus. Virus hepatitis yang sudah
ditemukan sudah cukup banyak dan digolongkan.
Beberapa jenis hepatitis yang saat ini harus diwaspadai adalah
hepatitis A yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA), penyakit
ini menular melalui makanan dan minuman. Hepatitis B yang
disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB), penyakit ini dapat menular
melalui darah atau cairan tubuh yang terinfeksi, atau dari ibu ke bayi
yang dilahirkan. Hepatitis C yang disebabkan oleh Virus Hepatitis C
(VHC), penyakit ini sama dengan hepatitis B yang ditularkan melalui
cairan tubuh
37. "Hai manusia, apakah
yang telah
memperdayakan kamu
(berbuat durhaka)
terhadap Tuhanmu Yang
Maha Pemurah, Yang
telah menciptakan kamu,
lalu menyempurnakan
kejadianmu dan
menjadikan (susunan
tubuh)-mu seimbang,
dalam bentuk apa saja
yang Dia kehendaki, Dia
menyusun tubuhmu“
(QS. Al Infithar; 6-8)
QS. Al-infithar : 6-8
38. QS. Ali-imran : 191
“Dan mereka
mentafakkuri
(memikirkan) tentang
penciptaan langit dan
bumi (lalu berkata): ‘Ya
Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan
semua ini dengan sia-sia;
Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari
siksa neraka.”
(QS. Al ‘Imran : 191)
39. “Maka nikmat Tuhanmu yang
manakah yang kamu dustakan?”
(QS. Ar Rahman : 13)
QS. Ar-rahman : 13
40. QS. An-nisaa : 56
“Sesungguhnya, orang-
orang yang kafir kepada
ayat-ayat Kami, kelak akan
Kami masukkan mereka ke
dalam neraka. Setiap kali
kulit mereka hangus, Kami
ganti dengan kulit yang
lain, agar mereka
merasakan azab.
Sesungguhnya Allah
Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana,”
(QS. An-Nisa: 56).