SlideShare a Scribd company logo
1 of 248
Download to read offline
Membumikan
 Al-Qur'an
Kolofon
Tulisan ini diambil dari artikel yang dimuat di situs media.isnet.org tanpa seijin dari pengelola dan menurut situs tersebut,
                                           tulisan ini pernah diterbitkan oleh:
                                                       Penerbit Mizan
 Digitalisasi dengan menggunakan aplikasi Adobe® InDesign® CS6 for Mac® OS X yang dibuat oleh Adobe® Systems Inc.
Typeface yang dipergunakan disini adalah: Myriad Pro, Adobe® Naskh dan Adobe® Garamond Pro yang dibuat oleh Adobe®
                                                        Systems Inc.
Membumikan
    Al-Qur'an
Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat



             DR. M. Quraish Shihab


                    Mizan
                    1996
iv
Pengantar Pendijitalan
    Tanpa bermaksud tidak menghormati                     Bagi para pembaca buku ini, jika anda merasa
karya besar dari DR. M. Quraish Shihab ini dan        mampu untuk membeli, maka belilah! Jika anda
mengurangi keuntungan dari Penerbit Mizan —           sudah mampu memenuhi kebutuhan makan
Bandung yang telah menyunting dan menerbitkan         malam anda diwarung sebelah tanpa menuliskan
buku ini sebelumnya, maksud dan tujuan                jumlah uang yang harus anda bayarkan dibuku
pedijitalan tulisan ini adalah untuk menanggapi       'Hutang' pada kolom nama anda, belilah! jika anda
keluhan beberapa kalangan yang berkepentingan         menggunakan buku ini sebagai bahan referensi
dengan adanya tulisan ini, antara lain:               tulisan, disertasi, tesis anda? cobalah menghubungi
    1.	 Susah didapatkannya buku 'Membumikan          sang penulis atau paling tidak menghubungi
         Al-Qur'an' ini.                              penerbit Mizan — Bandung sebagai pemegang
    2.	 Daya beli bagi beberapa mahasiswa             hak penerbitan tulisan ini
         atau pelajar maupun orang yang ingin             Demikian, semoga bermanfaat dan selamat
         mengakases tulisan ini dan,                  membaca!
    3.	 Pendijital berkeyakinan bahwa tulisan yang
         baik perlu disebarkan-luaskan ke segala         Jakarta, 16 Agustus 2012
         penjuru... bagaimanapun caranya!                Pendijital — idul.choliq@atheist.com
    Dengan maksud itulah pendijital meluangkan
waktu guna membuat buku dijital ini.
    Tulisan asli diambil dari media.isnet.org,
juga tanpa seijin dari pengelola situs tersebut...,
jadi pada dasarnya, jika ditinjau dari hukum
formal, pendijitalan ini merupakan pembajakan!
dikarenakan dilakukan tanpa mendapatkan ijin
terlebih dahulu dari pihak yang berkepentingan.
vi
Daftar Isi
             Kolofon
                ii
             Pengantar Pendijitalan
                v
1.	Keotentikan Al-Quran	                           1
             Bukti-bukti dari Al-Quran Sendiri
               1
             Bukti-bukti Kesejarahan
               3
             Penulisan Mushhaf
               5
             Penutup
               6
2.	 Kebenaran Al-Quran	
   Bukti                                         vii
3.	Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Al-Quran	    13
             Periode Turunnya Al-Quran
                14
             Dakwah menurut Al-Quran
                20
             Tujuan Pokok Al-Quran
21
       4.	
         Kebenaran Ilmiah Al-Quran	                              23
                     Sistem Penalaran menurut Al-Quran
                        25
                     Ciri Khas Ilmu Pengetahuan
                        27
                     Perkembangan Tafsir
                        29
       5.	 Ayat Ilmiah Al-Quran	
         Hikmah                                                  35
                     Mengapa Tafsir Ilmiah Meluas?
                       36
                     Bagaimana Memahami Al-Quran di Masa Kini?
                       41
                     Kesimpulan
                       45
       6.	Al-Quran, Ilmu, dan Filsafat Manusia	                  47
                     Al-Quran di Tengah Perkembangan Ilmu
                        48
                     Al-Quran di Tengah Perkembangan Filsafat
                        53
                     Penutup
                        57
       7.	Sejarah Perkembangan Tafsir	                           59
viii
Kodifikasi Tafsir
               61
             Metode Tafsir
               62
8.	Kebebasan dan Pembatasan dalam Tafsir	            65
             Kebebasan dalam Menafsirkan Al-Quran
                67
             Pembatasan dalam Menafsirkan Al-Quran
                67
             Perubahan Sosial
                70
             Perkembangan Ilmu Pengetahuan
                71
             Bidang Bahasa
                72
9.	Perkembangan Metodologi Tafsir	                   75
             Corak dan Metodologi Tafsir
                75
             Tafsir dalam Era Globalisasi
                80
10.	    Tafsir dan Modernisasi	                      87
             Arti Tajdid atau Modernisasi
                88
             Pandangan tentang Modernisasi Tafsir
                                                          ix
90
    11.	   Penafsiran Ilmiah Al-Quran	                           97
                Perkembangan Penafsiran Ilmiah
                   97
                Korelasi antara Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
                   100
                Penutup
                   109
    12.	   Metode Tafsir Tematik	                               111
                Beberapa Problem Tafsir
                   111
                Metode Mawdhu'iy
                   114
                Keistimewaan Metode Mawdhu'iy
                   118
                Penutup
                   121
    13.	   Hubungan Hadis dan Al-Quran	                         123
                Fungsi Hadis terhadap Al-Quran
                  124
                Pemahaman atas Makna Hadis
                  126
    14.	   Fungsi dan Posisi Sunah Dalam Tafsir	                131
x
15.	   Ayat-ayat Kawniyyah dalam Al-Quran	                   137
           Al-Quran dan Alam Raya
              138
           Pendapat Para Ulama tentang Penafsiran Ilmiah
              140
           Segi Bahasa Al-Quran dan Korelasi Antar Ayatnya
              141
16.	   Konsep Qath'iy dan Zhanniy	                           145
           Hakikat Qath'iy dan Zhanniy
             147
           Yang Qath'iy dalam Al-Quran
             148
           Catatan Akhir
             150
17.	   Soal Nasikh dan Mansukh	                              153
           Arti Naskh
              154
           Siapa yang Berwenang Melakukan Naskh?
              159
18.	   Pokok-Pokok Bahasan Tafsir	                           163
           Problematik Tafsir
              163
           Pengertian dan Tujuan Pengajaran Tafsir

                                                                   xi
165
                 Pokok Bahasan Tafsir
                    167
                 Materi 'Ulum Al-Quran
                    168
                 Pengenalan terhadap Al-Quran
                    168
                 Kaidah-kaidah Tafsir
                    168
                 Metode-metode Tafsir
                    169
                 Kitab-kitab Tafsir dan Para Mufasir
                    169
                 Materi Tafsir
                    169
      19.	   Penafsiran "Khalifah" dengan Metoda Tematik	   171
                 Arti Kata Khalifah
                    172
                 Arti Kekhalifahan di Bumi
                    174
                 Sifat-sifat Terpuji Seorang Khalifah
                    179
                 Ruang Lingkup Tugas-tugas Khalifah
                    183

xii
20.	    Riba Menurut Al-Quran	                                       185
            Riba yang Dimaksud Al-Quran
               186
            Pelbagai Pandangan di Seputar Arti Adh'afan Mudha'afah
               189
            Kesimpulan
               195
21.	    Kedudukan Perempuan dalam Islam	                             197
            Asal Kejadian Perempuan
              198
            Hak-hak Perempuan
              201
22.	 Laylat Al-Qadr	                                                 211
23.	 Makna Isra' dan Mi'raj	                                         219
24.	 Selamat Natal Menurut Al-Qur'an	                                229
            Adakah kacamata lain? Mungkin!
              231




                                                                           xiii
xiv
Keotentikan Al-Quran
                                                                                                                        1
A    l-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya
     dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di
antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang
                                                     apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-
                                                     Quran tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang
                                                     pernah dibaca oleh Rasulullah saw., dan yang
keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah     didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi saw.
kitab yang selalu dipelihara.                            Tetapi, dapatkah kepercayaan itu didukung
                                                     oleh bukti-bukti lain? Dan, dapatkah bukti-bukti itu
   Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu        meyakinkan manusia, termasuk mereka yang tidak
   lahafizhun                                        percaya akan jaminan Allah di atas? Tanpa ragu
   (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-            kita mengiyakan pertanyaan di atas, karena seperti
   Quran dan Kamilah Pemelihara-pemelihara-          yang ditulis oleh almarhum 'Abdul-Halim Mahmud,
   Nya) (QS 15:9).                                   mantan Syaikh Al-Azhar: "Para orientalis yang dari
                                                     saat ke saat berusaha menunjukkan kelemahan Al-
   Demikianlah Allah menjamin keotentikan            Quran, tidak mendapatkan celah untuk meragukan
Al-Quran, jaminan yang diberikan atas dasar          keotentikannya."(1) Hal ini disebabkan oleh bukti-
Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta            bukti kesejarahan yang mengantarkan mereka
berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-      kepada kesimpulan tersebut.
makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan             1  'Abdul Halim Mahmud, Al-Tafkir Al-Falsafiy fi Al-Islam, Dar
jaminan ayat di atas, setiap Muslim percaya bahwa         Al-Kitab Al-Lubnaniy, Beirut, t.t., h. 50.


                         Bukti-bukti dari Al-Quran Sendiri
   Sebelum menguraikan bukti-bukti kesejarahan,      ulama besar Syi'ah kontemporer, Muhammad
ada baiknya saya kutipkan pendapat seorang           Husain Al-Thabathaba'iy, yang menyatakan bahwa
sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak                   Huruf-huruf hija'iyah yang terdapat pada awal
    turunnya sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum                   beberapa surah dalam Al-Quran adalah jaminan
    Muslim sejak dahulu sampai sekarang, sehingga                    keutuhan Al-Quran sebagaimana diterima oleh
    pada hakikatnya Al-Quran tidak membutuhkan                       Rasulullah saw. Tidak berlebih dan atau berkurang
    sejarah untuk membuktikan keotentikannya.                        satu huruf pun dari kata-kata yang digunakan oleh
    Kitab Suci tersebut lanjut Thabathaba'iy                         Al-Quran. Kesemuanya habis terbagi 19, sesuai
    memperkenalkan dirinya sebagai Firman-firman                     dengan jumlah huruf-huruf B(i)sm Ali(a)h Al-R(a)
    Allah dan membuktikan hal tersebut dengan                        hm(a)n Al-R(a)him. (Huruf a dan i dalam kurung
    menantang siapa pun untuk menyusun seperti                       tidak tertulis dalam aksara bahasa Arab).
    keadaannya. Ini sudah cukup menjadi bukti,                           Huruf (qaf) yang merupakan awal dari surah
    walaupun tanpa bukti-bukti kesejarahan. Salah                    ke-50, ditemukan terulang sebanyak 57 kali atau 3
    satu bukti bahwa Al-Quran yang berada di tangan                  X 19.
    kita sekarang adalah Al-Quran yang turun kepada                      Huruf-huruf kaf, ha', ya', 'ayn, shad, dalam surah
    Nabi saw. tanpa pergantian atau perubahan —                      Maryam, ditemukan sebanyak 798 kali atau 42 X 19.
    tulis Thabathaba'iy lebih jauh— adalah berkaitan                     Huruf (nun) yang memulai surah Al-Qalam,
    dengan sifat dan ciri-ciri yang diperkenalkannya                 ditemukan sebanyak 133 atau 7 X 19. Kedua, huruf
    menyangkut dirinya, yang tetap dapat ditemui                     (ya') dan (sin) pada surah Yasin masing-masing
    sebagaimana keadaannya dahulu.(2)                                ditemukan sebanyak 285 atau 15 X 19. Kedua huruf
        Dr. Mustafa Mahmud, mengutip pendapat                        (tha') dan (ha') pada surah Thaha masing-masing
    Rasyad Khalifah, juga mengemukakan bahwa                         berulang sebanyak 342 kali, sama dengan 19 X 18.
    dalam Al-Quran sendiri terdapat bukti-bukti                          Huruf-huruf (ha') dan (mim) yang terdapat
    sekaligus jaminan akan keotentikannya.(3)                        pada keseluruhan surah yang dimulai dengan
                                                                     kedua huruf ini, ha' mim, kesemuanya merupakan
      2  Muhammad Husain Al-Thabathabaly, Al-Qur'an fi Al-Islam,
         Markaz I'lam Al-Dzikra Al-Khamisah li Intizhar Al-Tsawrah   perkalian dari 114 X 19, yakni masing-masing
         Al-Islamiyah, Teheran, h. 175.                              berjumlah 2.166.
      3  Mustafa Mahmud, Min Asrar Al-Qur'an, Dar Al-Ma'arif,
                                                                         Bilangan-bilangan ini, yang dapat ditemukan
         Mesir, 1981, h. 64-65.

2
langsung dari celah ayat Al-Quran, oleh Rasyad      dari jumlah-jumlah yang disebut itu, diambil dari
Khalifah, dijadikan sebagai bukti keotentikan       pernyataan Al-Quran sendiri, yakni yang termuat
Al-Quran. Karena, seandainya ada ayat yang          dalam surah Al-Muddatstsir ayat 30 yang turun
berkurang atau berlebih atau ditukar kata dan       dalam konteks ancaman terhadap seorang yang
kalimatnya dengan kata atau kalimat yang lain,      meragukan kebenaran Al-Quran.
maka tentu perkalian-perkalian tersebut akan           Demikianlah sebagian bukti keotentikan yang
menjadi kacau.                                      terdapat di celah-celah Kitab Suci tersebut.
    Angka 19 di atas, yang merupakan perkalian

                               Bukti-bukti Kesejarahan
    Al-Quran Al-Karim turun dalam masa sekitar 22   sederhana dan bersahaja: Kesederhanaan ini,
tahun atau tepatnya, menurut sementara ulama,       menjadikan mereka memiliki waktu luang yang
dua puluh dua tahun, dua bulan dan dua puluh        cukup, disamping menambah ketajaman pikiran
dua hari.                                           dan hafalan.
    Ada beberapa faktor yang terlebih dahulu            (3) Masyarakat Arab sangat gandrung lagi
harus dikemukakan dalam rangka pembicaraan          membanggakan kesusastraan; mereka bahkan
kita ini, yang merupakan faktor-faktor pendukung    melakukan perlombaan-perlombaan dalam bidang
bagi pembuktian otentisitas Al-Quran.               ini pada waktu-waktu tertentu.
    (1) Masyarakat Arab, yang hidup pada masa           (4) Al-Quran mencapai tingkat tertinggi
turunnya Al-Quran, adalah masyarakat yang tidak     dari segi keindahan bahasanya dan sangat
mengenal baca tulis. Karena itu, satu-satunya       mengagumkan bukan saja bagi orang-orang
andalan mereka adalah hafalan. Dalam hal hafalan,   mukmin, tetapi juga orang kafir. Berbagai riwayat
orang Arab —bahkan sampai kini— dikenal sangat      menyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik
kuat.                                               seringkali secara sembunyi-sembunyi berupaya
    (2) Masyarakat Arab —khususnya pada masa        mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dibaca
turunnya Al-Quran— dikenal sebagai masyarakat       oleh kaum Muslim. Kaum Muslim, disamping

                                                                                                        3
mengagumi keindahan bahasa Al-Quran, juga            sahabat Nabi saw. yang menghafalkan Al-Quran.
    mengagumi kandungannya, serta meyakini bahwa         Bahkan dalam peperangan Yamamah, yang
    ayat-ayat Al-Quran adalah petunjuk kebahagiaan       terjadi beberapa saat setelah wafatnya Rasul saw.,
    dunia dan akhirat.                                   telah gugur tidak kurang dari tujuh puluh orang
        (5) Al-Quran, demikian pula Rasul saw.,          penghafal Al-Quran.(4)
    menganjurkan kepada kaum Muslim untuk                    Walaupun Nabi saw. dan para sahabat
    memperbanyak membaca dan mempelajari Al-             menghafal ayat-ayat Al-Quran, namun guna
    Quran dan anjuran tersebut mendapat sambutan         menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi
    yang hangat.                                         itu, beliau tidak hanya mengandalkan hafalan,
        (6) Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan    tetapi juga tulisan. Sejarah menginformasikan
    mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa-          bahwa setiap ada ayat yang turun, Nabi saw. lalu
    peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab         memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai
    pertanyaan-pertanyaan mereka. Disamping itu,         menulis, untuk menuliskan ayat-ayat yang baru
    ayat-ayat Al-Quran turun sedikit demi sedikit. Hal   saja diterimanya, sambil menyampaikan tempat
    itu lebih mempermudah pencernaan maknanya            dan urutan setiap ayat dalam surahnya. Ayat-
    dan proses penghafalannya.                           ayat tersebut mereka tulis dalam pelepah kurma,
        (7) Dalam Al-Quran, demikian pula hadis-         batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang.
    hadis Nabi, ditemukan petunjuk-petunjuk yang         Sebagian sahabat ada juga yang menuliskan
    mendorong para sahabatnya untuk selalu bersikap      ayat-ayat tersebut secara pribadi, namun karena
    teliti dan hati-hati dalam menyampaikan berita       keterbatasan alat tulis dan kemampuan maka
    —lebih-lebih kalau berita tersebut merupakan         tidak banyak yang melakukannya disamping
    Firman-firman Allah atau sabda Rasul-Nya.            kemungkinan besar tidak mencakup seluruh
        Faktor-faktor di atas menjadi penunjang          ayat Al-Quran. Kepingan naskah tulisan yang
    terpelihara dan dihafalkannya ayat-ayat Al-Quran.    diperintahkan oleh Rasul itu, baru dihimpun dalam
    Itulah sebabnya, banyak riwayat sejarah yang
                                                           4  'Abdul Azhim Al-Zarqaniy, Manahil Al-'Irfan i 'Ulum
    menginformasikan bahwa terdapat ratusan
                                                              Al-Qur'an, Al-Halabiy, Kairo, 1980, jilid 1, h. 250.

4
bentuk "kitab" pada masa pemerintahan Khalifah     Abu Bakar r.a.(5)
                                                     5  Ibid., h. 252.


                                   Penulisan Mushhaf
    Dalam uraian sebelumnya dikemukakan bahwa      Bakar r.a. memerintahkan kepada seluruh kaum
ketika terjadi peperangan Yamamah, terdapat        Muslim untuk membawa naskah tulisan ayat Al-
puluhan penghafal Al-Quran yang gugur. Hal         Quran yang mereka miliki ke Masjid Nabawi untuk
ini menjadikan 'Umar ibn Al-Khaththab menjadi      kemudian diteliti oleh Zaid dan timnya. Dalam
risau tentang "masa depan Al-Quran". Karena itu,   hal ini, Abu Bakar r.a. memberi petunjuk agar tim
beliau mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar       tersebut tidak menerima satu naskah kecuali yang
agar mengumpulkan tulisan-tulisan yang pernah      memenuhi dua syarat:
ditulis pada masa Rasul. Walaupun pada mulanya         Pertama, harus sesuai dengan hafalan para
Abu Bakar ragu menerima usul tersebut —dengan      sahabat lain.
alasan bahwa pengumpulan semacam itu tidak             Kedua, tulisan tersebut benar-benar adalah
dilakukan oleh Rasul saw.— namun pada akhirnya     yang ditulis atas perintah dan di hadapan Nabi
'Umar r.a. dapat meyakinkannya. Dan keduanya       saw. Karena, seperti yang dikemukakan di atas,
sepakat membentuk suatu tim yang diketuai oleh     sebagian sahabat ada yang menulis atas inisiatif
Zaid ibn Tsabit dalam rangka melaksanakan tugas    sendiri.
suci dan besar itu.                                    Untuk membuktikan syarat kedua tersebut,
    Zaid pun pada mulanya merasa sangat berat      diharuskan adanya dua orang saksi mata.
untuk menerima tugas tersebut, tetapi akhirnya         Sejarah mencatat bahwa Zaid ketika itu
ia dapat diyakinkan —apalagi beliau termasuk       menemukan kesulitan karena beliau dan sekian
salah seorang yang ditugaskan oleh Rasul pada      banyak sahabat menghafal ayat Laqad ja'akum
masa hidup beliau untuk menuliskan wahyu           Rasul min anfusikum 'aziz 'alayh ma 'anittun harish
Al-Quran. Dengan dibantu oleh beberapa orang       'alaykum bi almu'minina Ra'uf al-rahim (QS 9:128).
sahabat Nabi, Zaid pun memulai tugasnya. Abu       Tetapi, naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw.

                                                                                                         5
tidak ditemukan. Syukurlah pada akhirnya naskah     dengan 142 X 19, sedangkan kata Al-Rahman
    tersebut ditemukan juga di tangan seorang           sebanyak 57 kali atau sama dengan 3 X 19, dan
    sahabat yang bernama Abi Khuzaimah Al-Anshari.      Al-Rahim sebanyak 115 kali. Di sini, ia menemukan
    Demikianlah, terlihat betapa Zaid menggabungkan     kejanggalan, yang konon mengantarnya
    antara hafalan sekian banyak sahabat dan naskah     mencurigai adanya satu ayat yang menggunakan
    yang ditulis di hadapan Nabi saw., dalam rangka     kata rahim, yang pada hakikatnya bukan ayat Al-
    memelihara keotentikan Al-Quran. Dengan             Quran. Ketika itu, pandangannya tertuju kepada
    demikian, dapat dibuktikan dari tata kerja dan      surah Al-Tawbah ayat 128, yang pada mulanya
    data-data sejarah bahwa Al-Quran yang kita baca     tidak ditemukan oleh Zaid. Karena, sebagaimana
    sekarang ini adalah otentik dan tidak berbeda       terbaca di atas, ayat tersebut diakhiri dengan kata
    sedikit pun dengan apa yang diterima dan dibaca     rahim.
    oleh Rasulullah saw., lima belas abad yang lalu.        Sebenarnya, kejanggalan yang ditemukannya
        Sebelum mengakhiri tulisan ini, perlu           akan sirna, seandainya ia menyadari bahwa kata
    dikemukakan bahwa Rasyad Khalifah, yang             rahim pada ayat Al-Tawbah di atas, bukannya
    menemukan rahasia angka 19 yang dikemukakan         menunjuk kepada sifat Tuhan, tetapi sifat Nabi
    di atas, mendapat kesulitan ketika menemukan        Muhammad saw. Sehingga ide yang ditemukannya
    bahwa masing-masing kata yang menghimpun            dapat saja benar tanpa meragukan satu ayat dalam
    Bismillahirrahmanirrahim, kesemuanya habis          Al-Quran, bila dinyatakan bahwa kata rahim dalam
    terbagi 19, kecuali Al-Rahim. Kata Ism terulang     Al-Quran yang menunjuk sifat Allah jumlahnya 114
    sebanyak 19 kali, Allah sebanyak 2.698 kali, sama   dan merupakan perkalian dari 6 X 19.

                                                Penutup
        Demikianlah sekelumit pembicaraan dan bukti-    Kitab Suci ini, antara lain berkat upaya kaum
    bukti yang dikemukakan para ulama dan pakar,        beriman.
    menyangkut keotentikan ayat-ayat Al-Quran.
    Terlihat bagaimana Allah menjamin terpeliharanya

6
Bukti Kebenaran Al-Quran
    Al-Quran mempunyai sekian banyak fungsi.            Seorang ahli berkomentar bahwa tantangan
                                                                                                        2
Di antaranya adalah menjadi bukti kebenaran        yang sedemikian lantang ini tidak dapat
Nabi Muhammad saw. Bukti kebenaran tersebut        dikemukakan oleh seseorang kecuali jika ia
dikemukakan dalam tantangan yang sifatnya          memiliki satu dari dua sifat: gila atau sangat
bertahap. Pertama, menantang siapa pun yang        yakin. Muhammad saw. sangat yakin akan wahyu-
meragukannya untuk menyusun semacam Al-            wahyu Tuhan, karena "Wahyu adalah informasi
Quran secara keseluruhan (baca QS 52:34). Kedua,   yang diyakini dengan sebenarnya bersumber dari
menantang mereka untuk menyusun sepuluh            Tuhan."
surah semacam Al-Quran (baca QS 11:13). Seluruh         Walaupun Al-Quran menjadi bukti kebenaran
Al-Quran berisikan 114 surah. Ketiga, menantang    Nabi Muhammad, tapi fungsi utamanya adalah
mereka untuk menyusun satu surah saja semacam      menjadi "petunjuk untuk seluruh umat manusia."
Al-Quran (baca QS 10:38). Keempat, menantang       Petunjuk yang dimaksud adalah petunjuk agama,
mereka untuk menyusun sesuatu seperti atau lebih   atau yang biasa juga disebut sebagai syari'at.
kurang sama dengan satu surah dari Al-Quran        Syari'at, dari segi pengertian kebahasaan, berarti
(baca QS 2:23).                                    ' jalan menuju sumber air." Jasmani manusia,
    Dalam hal ini, Al-Quran menegaskan:            bahkan seluruh makhluk hidup, membutuhkan
Katakanlah (hai Muhammad) sesungguhnya jika        air, demi kelangsungan hidupnya. Ruhaninya pun
manusia dan jin berkumpul untuk membuat            membutuhkan "air kehidupan." Di sini, syari'at
yang serupa Al-Quran ini, niscaya mereka tidak     mengantarkan seseorang menuju air kehidupan
akan mampu membuat yang serupa dengannya,          itu.
sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu              Dalam syari'at ditemukan sekian banyak rambu-
bagi sebagian yang lain. (QS 17 :88).              rambu jalan: ada yang berwarna merah, yang
berarti larangan; ada pula yang berwarna kuning,   kematian.
       yang memerlukan kehati-hatian; dan ada yang            Jika demikian, yang harus menyusunnya adalah
       hijau warnanya, yang melambangkan kebolehan        "Sesuatu" yang tidak bersifat egoistis, yang tidak
       melanjutkan perjalanan. Ini semua, persis sama     mempunyai sedikit kepentingan pun, sekaligus
       dengan lampu-lampu lalulintas. Lampu merah         memiliki pengetahuan yang Mahaluas. "Sesuatu"
       tidak memperlambat seseorang sampai ke tujuan.     itu adalah Tuhan Yang Mahaesa, dan peraturan
       Bahkan ia merupakan salah satu faktor utama yang   yang dibuatnya itu dinamai "agama".
       memelihara pejalan dari mara bahaya. Demikian          Sayang bahwa tidak semua manusia dapat
       juga halnya dengan "lampu-lampu merah" atau        berhubungan langsung secara jelas dengan
       larangan-larangan agama.                           Tuhan, guna memperoleh informasi-Nya. Karena
           Kita sangat membutuhkan peraturan-peraturan    itu, Tuhan memilih orang-orang tertentu, yang
       lalulintas demi memelihara keselamatan kita.       memiliki kesucian jiwa dan kecerdasan pikiran
       Demikian juga dengan peraturan lalulintas menuju   untuk menyampaikan informasi tersebut kepada
       kehidupan yang lebih jauh, kehidupan sesudah       mereka. Mereka yang terpilih itu dinamai Nabi atau
       mati. Di sini, siapakah yang seharusnya membuat    Rasul.
       peraturan-peraturan menuju perjalanan yang             Karena sifat egoistis manusia, maka ia tidak
       sangat jauh itu?                                   mempercayai informasi-informasi Tuhan yang
           Manusia memiliki kelemahan-kelemahan.          disampaikan oleh para Nabi itu. Mereka bahkan
       Antara lain, ia seringkali bersifat egoistis.      tidak percaya bahwa manusia-manusia terpilih itu
       Disamping itu, pengetahuannya sangat terbatas.     adalah Nabi-nabi yang mendapat tugas khusus
       Lantaran itu, jika ia yang diserahi menyusun       dari Tuhan.
       peraturan lalulintas menuju kehidupan sesudah          Untuk meyakinkan manusia, para Nabi atau
       mati, maka diduga keras bahwa ia, di samping       Rasul diberi bukti-bukti yang pasti dan terjangkau.
       hanya akan menguntungkan dirinya sendiri, juga     Bukti-bukti tersebut merupakan hal-hal tertentu
       akan sangat terbatas bahkan keliru, karena ia      yang tidak mungkin dapat mereka —sebagai
       tidak mengetahui apa yang akan terjadi setelah     manusia biasa (bukan pilihan Tuhan)— lakukan.

viii
Bukti-bukti tersebut dalam bahasa agama dinamai       tengah-tengah masyarakat yang relatif telah
"mukjizat".                                           mengenal peradaban, seperti Mesir, Persia atau
     Para Nabi atau Rasul terdahulu memiliki          Romawi. Beliau dibesarkan dan hidup di tengah-
mukjizat-mukjizat yang bersifat temporal, lokal,      tengah kaum yang oleh beliau sendiri dilukiskan
dan material. Ini disebabkan karena misi mereka       sebagai "Kami adalah masyarakat yang tidak
terbatas pada daerah tertentu dan waktu tertentu.     pandai menulis dan berhitung." Inilah sebabnya,
Ini jelas berbeda dengan misi Nabi Muhammad           konon, sehingga angka yang tertinggi yang
saw. Beliau diutus untuk seluruh umat manusia, di     mereka ketahui adalah tujuh. Inilah latar belakang,
mana dan kapan pun hingga akhir zaman.                mengapa mereka mengartikan "tujuh langit"
     Pengutusan ini juga memerlukan mukjizat.         sebagai "banyak langit." Al-Quran juga menyatakan
Dan karena sifat pengutusan itu, maka bukti           bahwa seandainya Muhammad dapat membaca
kebenaran beliau juga tidak mungkin bersifat lokal,   atau menulis pastilah akan ada yang meragukan
temporal, dan material. Bukti itu harus bersifat      kenabian beliau (baca QS 29:48).
universal, kekal, dapat dipikirkan dan dibuktikan         Ketiga aspek yang dimaksud di atas adalah
kebenarannya oleh akal manusia. Di sinilah terletak   sebagai berikut. Pertama, aspek keindahan dan
fungsi Al-Quran sebagai mukjizat.                     ketelitian redaksi-redaksinya. Tidak mudah untuk
     Paling tidak ada tiga aspek dalam Al-Quran       menguraikan hal ini, khususnya bagi kita yang
yang dapat menjadi bukti kebenaran Nabi               tidak memahami dan memiliki "rasa bahasa" Arab
Muhammad saw., sekaligus menjadi bukti                —karena keindahan diperoleh melalui "perasaan",
bahwa seluruh informasi atau petunjuk yang            bukan melalui nalar. Namun demikian, ada satu
disampaikannya adalah benar bersumber dari            atau dua hal menyangkut redaksi Al-Quran yang
Allah SWT.                                            dapat membantu pemahaman aspek pertama ini.
     Ketiga aspek tersebut akan lebih meyakinkan          Seperti diketahui, seringkali Al-Quran "turun"
lagi, bila diketahui bahwa Nabi Muhammad              secara spontan, guna menjawab pertanyaan atau
bukanlah seorang yang pandai membaca dan              mengomentari peristiwa. Misalnya pertanyaan
menulis. Ia juga tidak hidup dan bermukim di          orang Yahudi tentang hakikat ruh. Pertanyaan

                                                                                                            ix
ini dijawab secara langsung, dan tentunya             (keburukan), masing-masing 167 kali;
    spontanitas tersebut tidak memberi peluang                Al-Thumaninah (kelapangan/ketenangan) dan
    untuk berpikir dan menyusun jawaban dengan            al-dhiq (kesempitan/kekesalan), masing-masing 13
    redaksi yang indah apalagi teliti. Namun demikian,    kali;
    setelah Al-Quran rampung diturunkan dan                   Al-rahbah (cemas/takut) dan al-raghbah (harap/
    kemudian dilakukan analisis serta perhitungan         ingin), masing-masing 8 kali;
    tentang redaksi-redaksinya, ditemukanlah hal-hal          Al-kufr (kekufuran) dan al-iman (iman) dalam
    yang sangat menakjubkan. Ditemukan adanya             bentuk definite, masing-masing 17 kali;
    keseimbangan yang sangat serasi antara kata-kata          Kufr (kekufuran) dan iman (iman) dalam bentuk
    yang digunakannya, seperti keserasian jumlah dua      indifinite, masing-masing 8 kali;
    kata yang bertolak belakang.                              Al-shayf (musim panas) dan al-syita' (musim
         Abdurrazaq Nawfal, dalam Al-Ijaz Al-Adabiy       dingin), masing-masing 1 kali.
    li Al-Qur'an Al-Karim yang terdiri dari tiga jilid,       B. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan
    mengemukakan sekian banyak contoh tentang             sinonimnya/makna yang dikandungnya.
    keseimbangan tersebut, yang dapat kita simpulkan          Al-harts dan al-zira'ah (membajak/bertani),
    secara sangat singkat sebagai berikut.                masing-masing 14 kali;
         A. Keseimbangan antara jumlah bilangan               Al-'ushb dan al-dhurur (membanggakan diri/
    kata dengan antonimnya. Beberapa contoh, di           angkuh), masing-masing 27 kali;
    antaranya:                                                Al-dhallun dan al-mawta (orang sesat/mati
         Al-hayah (hidup) dan al-mawt (mati), masing-     [jiwanya]), masing-masing 17 kali;
    masing sebanyak 145 kali;                                 Al-Qur'an, al-wahyu dan Al-Islam (Al-Quran,
         Al-naf' (manfaat) dan al-madharrah (mudarat),    wahyu dan Islam), masing-masing 70 kali;
    masing-masing sebanyak 50 kali;                           Al-aql dan al-nur (akal dan cahaya), masing-
         Al-har (panas) dan al-bard (dingin), masing-     masing 49 kali;
    masing 4 kali;                                            Al-jahr dan al-'alaniyah (nyata), masing-masing
         Al-shalihat (kebajikan) dan al-sayyi'at          16 kali.

x
C. Keseimbangan antara jumlah bilangan              (1) Kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal
kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada        sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam
akibatnya.                                          setahun. Sedangkan kata hari yang menunjuk
    Al-infaq (infak) dengan al-ridha (kerelaan),    kepada bentuk plural (ayyam) atau dua (yawmayni),
masing-masing 73 kali;                              jumlah keseluruhannya hanya tiga puluh, sama
    Al-bukhl (kekikiran) dengan al-hasarah          dengan jumlah hari dalam sebulan. Disisi lain,
(penyesalan), masing-masing 12 kali;                kata yang berarti "bulan" (syahr) hanya terdapat
    Al-kafirun (orang-orang kafir) dengan al-nar/   dua belas kali, sama dengan jumlah bulan dalam
al-ahraq (neraka/ pembakaran), masing-masing 154    setahun.
kali;                                                   (2) Al-Quran menjelaskan bahwa langit ada
    Al-zakah (zakat/penyucian) dengan al-barakat    "tujuh." Penjelasan ini diulanginya sebanyak tujuh
(kebajikan yang banyak), masing-masing 32 kali;     kali pula, yakni dalam ayat-ayat Al-Baqarah 29,
    Al-fahisyah (kekejian) dengan al-ghadhb         Al-Isra' 44, Al-Mu'minun 86, Fushshilat 12, Al-Thalaq
(murka), masing-masing 26 kali.                     12, Al-Mulk 3, dan Nuh 15. Selain itu, penjelasannya
    D. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata     tentang terciptanya langit dan bumi dalam enam
dengan kata penyebabnya.                            hari dinyatakan pula dalam tujuh ayat.
    Al-israf (pemborosan) dengan al-sur'ah              (3) Kata-kata yang menunjuk kepada utusan
(ketergesa-gesaan), masing-masing 23 kali;          Tuhan, baik rasul (rasul), atau nabiyy (nabi), atau
    Al-maw'izhah (nasihat/petuah) dengan al-lisan   basyir (pembawa berita gembira), atau nadzir
(lidah), masing-masing 25 kali;                     (pemberi peringatan), keseluruhannya berjumlah
    Al-asra (tawanan) dengan al-harb (perang),      518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah
masing-masing 6 kali;                               penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa
    Al-salam (kedamaian) dengan al-thayyibat        berita tersebut, yakni 518 kali.
(kebajikan), masing-masing 60 kali.                     Demikianlah sebagian dari hasil penelitian yang
    E. Di samping keseimbangan-keseimbangan         kita rangkum dan kelompokkan ke dalam bentuk
tersebut, ditemukan juga keseimbangan khusus.       seperti terlihat di atas.

                                                                                                            xi
Kedua adalah pemberitaan-pemberitaan                 Ketiga, isyarat-isyarat ilmiahnya. Banyak sekah
      gaibnya. Fir'aun, yang mengejar-ngejar Nabi Musa.,   isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Quran.
      diceritakan dalam surah Yunus. Pada ayat 92 surah    Misalnya diisyaratkannya bahwa "Cahaya matahari
      itu, ditegaskan bahwa "Badan Fir'aun tersebut        bersumber dari dirinya sendiri, sedang cahaya
      akan diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran      bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari)"
      generasi berikut." Tidak seorang pun mengetahui      (perhatikan QS 10:5); atau bahwa jenis kelamin
      hal tersebut, karena hal itu telah terjadi sekitar   anak adalah hasil sperma pria, sedang wanita
      1200 tahun S.M. Nanti, pada awal abad ke-19,         sekadar mengandung karena mereka hanya
      tepatnya pada tahun 1896, ahli purbakala Loret       bagaikan "ladang" (QS 2:223); dan masih banyak
      menemukan di Lembah Raja-raja Luxor Mesir, satu      lagi lainnya yang kesemuanya belum diketahui
      mumi, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa     manusia kecuali pada abad-abad bahkan tahun-
      ia adalah Fir'aun yang bernama Maniptah dan          tahun terakhir ini. Dari manakah Muhammad
      yang pernah mengejar Nabi Musa a.s. Selain itu,      mengetahuinya kalau bukan dari Dia, Allah Yang
      pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat      Maha Mengetahui!
      izin dari pemerintah Mesir untuk membuka                 Kesemua aspek tersebut tidak dimaksudkan
      pembalut-pembalut Fir'aun tersebut. Apa yang         kecuali menjadi bukti bahwa petunjuk-petunjuk
      ditemukannya adalah satu jasad utuh, seperti         yang disampaikan oleh Al-Quran adalah benar,
      yang diberitakan oleh Al-Quran melalui Nabi yang     sehingga dengan demikian manusia yakin serta
      ummiy (tak pandai membaca dan menulis itu).          secara tulus mengamalkan petunjuk-petunjuknya.
      Mungkinkah ini?
          Setiap orang yang pernah berkunjung ke
      Museum Kairo, akan dapat melihat Fir'aun tersebut.
      Terlalu banyak ragam serta peristiwa gaib yang
      telah diungkapkan Al-Quran dan yang tidak
      mungkin dikemukakan dalam kesempatan yang
      terbatas ini.

xii
Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Al-
                                                                                                        3
               Quran
    Agama Islam, agama yang kita anut dan                Disamping keterangan yang diberikan oleh
dianut oleh ratusan juta kaum Muslim di seluruh      Rasulullah saw., Allah memerintahkan pula kepada
dunia, merupakan way of life yang menjamin           umat manusia seluruhnya agar memperhatikan
kebahagiaan hidup pemeluknya di dunia dan di         dan mempelajari Al-Quran: Tidaklah mereka
akhirat kelak. Ia mempunyai satu sendi utama yang    memperhatikan isi Al-Quran, bahkan ataukah hati
esensial: berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang   mereka tertutup (QS 47:24).
sebaik-baiknya. Allah berfirman, Sesungguhnya            Mempelajari Al-Quran adalah kewajiban.
Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan yang      Berikut ini beberapa prinsip dasar untuk
sebaik-baiknya (QS, 17:9).                           memahaminya, khusus dari segi hubungan Al-
    Al-Quran memberikan petunjuk dalam               Quran dengan ilmu pengetahuan. Atau, dengan
persoalan-persoalan akidah, syariah, dan akhlak,     kata lain, mengenai "memahami Al-Quran dalam
dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsip          Hubungannya dengan Ilmu Pengetahuan."
mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah     (Persoalan ini sangat penting, terutama pada
SWT menugaskan Rasul saw., untuk memberikan          masa-masa sekarang ini, dimana perkembangan
keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar         ilmu pengetahuan demikian pesat dan meliputi
itu: Kami telah turunkan kepadamu Al-Dzikr (Al-      seluruh aspek kehidupan.
Quran) untuk kamu terangkan kepada manusia               Kekaburan mengenai hal ini dapat
apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar           menimbulkan ekses-ekses yang mempengaruhi
mereka berpikir (QS 16:44).                          perkembangan pemikiran kita dewasa ini dan
generasi-generasi yang akan datang. Dalam                 di pihak lain, tidak dapat mencapai kata sepakat
     bukunya, Science and the Modern World, A.N.               tentang hubungan antara Kitab Suci dan ilmu
     Whitehead menulis: "Bila kita menyadari betapa            pengetahuan; tetapi agama yang dimaksudkannya
     pentingnya agama bagi manusia dan betapa                  dapat mencakup segenap keyakinan yang dianut
     pentingnya ilmu pengetahuan, maka tidaklah                manusia.
     berlebihan bila dikatakan bahwa sejarah kita yang             Demikian pula halnya bagi umat Islam,
     akan datang bergantung pada putusan generasi              pengertian kita terhadap hubungan antara
     sekarang mengenai hubungan antara keduanya."(1)           Al-Quran dan ilmu pengetahuan akan memberi
         Tulisan Whithead ini berdasarkan apa yang             pengaruh yang tidak kecil terhadap perkembangan
     terjadi di Eropa pada abad ke-18, yang ketika itu,        agama dan sejarah perkembangan manusia pada
     gereja/pendeta di satu pihak dan para ilmuwan             generasi-generasi yang akan datang.
       1  Whitehead, Science and the Modern World, hal. 180.


                                         Periode Turunnya Al-Quran
         Al-Quran Al-Karim yang terdiri dari 114 surah         umat-umat yang lalu disatukan dengan nasihat,
     dan susunannya ditentukan oleh Allah SWT.                 ultimatum, dorongan atau tanda-tanda kebesaran
     dengan cara tawqifi, tidak menggunakan metode             Allah yang ada di alam semesta. Terkadang pula,
     sebagaimana metode-metode penyusunan buku-                ada suatu persoalan atau hukum yang sedang
     buku ilmiah. Buku-buku ilmiah yang membahas               diterangkan tiba-tiba timbul persoalan lain yang
     satu masalah, selalu menggunakan satu metode              pada pandangan pertama tidak ada hubungan
     tertentu dan dibagi dalam bab-bab dan pasal-              antara satu dengan yang lainnya. Misalnya, apa
     pasal. Metode ini tidak terdapat di dalam Al-Quran        yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 216-
     Al-Karim, yang di dalamnya banyak persoalan               221, yang mengatur hukum perang dalam asyhur
     induk silih-berganti diterangkan.                         al-hurum berurutan dengan hukum minuman
         Persoalan akidah terkadang bergandengan               keras, perjudian, persoalan anak yatim, dan
     dengan persoalan hukum dan kritik; sejarah                perkawinan dengan orang-orang musyrik.

14
Yang demikian itu dimaksudkan agar             pada hakikatnya periode pertama dan kedua
memberikan kesan bahwa ajaran-ajaran Al-Quran       dalam pembagian tersebut adalah kumpulan dari
dan hukum-hukum yang tercakup didalamnya            ayat-ayat Makkiyah, dan periode ketiga adalah
merupakan satu kesatuan yang harus ditaati oleh     ayat-ayat Madaniyyah. Pembagian demikian untuk
penganut-penganutnya secara keseluruhan tanpa       lebih menjelaskan tujuan-tujuan pokok Al-Quran.
ada pemisahan antara satu dengan yang lainnya.
Dalam menerangkan masalah-masalah filsafat dan      Periode Pertama
metafisika, Al-Quran tidak menggunakan istilah          Diketahui bahwa Muhammad saw., pada
filsafat dan logika. Juga dalam bidang politik,     awal turunnya wahyu pertama (iqra'), belum
ekonomi, sosial dan kebudayaan. Yang demikian       dilantik menjadi Rasul. Dengan wahyu pertama
ini membuktikan bahwa Al-Quran tidak dapat          itu, beliau baru merupakan seorang nabi yang
dipersamakan dengan kitab-kitab yang dikenal        tidak ditugaskan untuk menyampaikan apa yang
manusia.                                            diterima. Baru setelah turun wahyu kedualah
     Tujuan Al-Quran juga berbeda dengan tujuan     beliau ditugaskan untuk menyampaikan wahyu-
kitab-kitab ilmiah. Untuk memahaminya, terlebih     wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman
dahulu harus diketahui periode turunnya Al-Quran.   Allah: "Wahai yang berselimut, bangkit dan berilah
Dengan mengetahui periode-periode tersebut,         peringatan" (QS 74:1-2).
tujuan-tujuan Al-Quran akan lebih jelas.                Kemudian, setelah itu, kandungan wahyu
     Para ulama 'Ulum Al-Quran membagi sejarah      Ilahi berkisar dalam tiga hal. Pertama, pendidikan
turunnya Al-Quran dalam dua periode: (1) Periode    bagi Rasulullah saw., dalam membentuk
sebelum hijrah; dan (2) Periode sesudah hijrah.     kepribadiannya. Perhatikan firman-Nya:
Ayat-ayat yang turun pada periode pertama           Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan
dinamai ayat-ayat Makkiyyah, dan ayat-ayat yang     sampaikanlah. Dan Tuhanmu agungkanlah.
turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat          Bersihkanlah pakaianmu. Tinggalkanlah kotoran
Madaniyyah. Tetapi, di sini, akan dibagi sejarah    (syirik). Janganlah memberikan sesuatu dengan
turunnya Al-Quran dalam tiga periode, meskipun      mengharap menerima lebih banyak darinya, dan

                                                                                                         15
sabarlah engkau melaksanakan perintah-perintah        mengetahui pula persoalan-persoalan tauhid dan
     Tuhanmu (QS 74:1-7).                                  tanzih (penyucian) Allah SWT.
         Dalam wahyu ketiga terdapat pula bimbingan            Ketiga, keterangan mengenai dasar-dasar
     untuknya: Wahai orang yang berselimut,                akhlak Islamiah, serta bantahan-bantahan secara
     bangkitlah, shalatlah di malam hari kecuali sedikit   umum mengenai pandangan hidup masyarakat
     darinya, yaitu separuh malam, kuranq sedikit dari     jahiliah ketika itu. Ini dapat dibaca, misalnya, dalam
     itu atau lebih, dan bacalah Al-Quran dengan tartil    surah Al-Takatsur, satu surah yang mengecam
     (QS 73:1-4).                                          mereka yang menumpuk-numpuk harta; dan surah
         Perintah ini disebabkan karena Sesungguhnya       Al-Ma'un yang menerangkan kewajiban terhadap
     kami akan menurunkan kepadamu wahyu yang              fakir miskin dan anak yatim serta pandangan
     sangat berat (QS 73:5).                               agama mengenai hidup bergotong-royong.
         Ada lagi ayat-ayat lain, umpamanya: Berilah           Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan
     peringatan kepada keluargamu yang terdekat.           telah menimbulkan bermacam-macam reaksi di
     Rendahkanlah dirimu, janganlah bersifat               kalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi-reaksi
     sombong kepada orang-orang yang beriman               tersebut nyata dalam tiga hal pokok:
     yang mengikutimu. Apabila mereka (keluargamu)             Segolongan kecil dari mereka menerima
     enggan mengikutimu, katakanlah: aku berlepas          dengan baik ajaran-ajaran Al-Quran.
     dari apa yang kalian kerjakan (QS 26:214-216).            Sebagian besar dari masyarakat tersebut
         Demikian ayat-ayat yang merupakan                 menolak ajaran Al-Quran, karena kebodohan
     bimbingan bagi beliau demi suksesnya dakwah.          mereka (QS 21:24), keteguhan mereka
         Kedua, pengetahuan-pengetahuan dasar              mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek
     mengenai sifat dan af'al Allah, misalnya surah        moyang (QS 43:22), dan atau karena adanya
     Al-A'la (surah ketujuh yang diturunkan) atau          maksud-maksud tertentu dari satu golongan
     surah Al-Ikhlash, yang menurut hadis Rasulullah       seperti yang digambarkan oleh Abu Sufyan: "Kalau
     "sebanding dengan sepertiga Al-Quran", karena         sekiranya Bani Hasyim memperoleh kemuliaan
     yang mengetahuinya dengan sebenarnya akan             nubuwwah, kemuliaan apa lagi yang tinggal untuk

16
kami."                                               ancaman yang pedas terus mengalir kepada kaum
   Dakwah Al-Quran mulai melebar melampaui           musyrik yang berpaling dari kebenaran, seperti:
perbatasan Makkah menuju daerah-daerah               Bila mereka berpaling maka katakanlah wahai
sekitarnya.                                          Muhammad: "Aku pertakuti kamu sekalian dengan
                                                     siksaan, seperti siksaan yang menimpa kaum 'Ad
Periode Kedua                                        dan Tsamud" (QS 41:13).
    Periode kedua dari sejarah turunnya Al-              Selain itu, turun juga ayat-ayat yang
Quran berlangsung selama 8-9 tahun, dimana           mengandung argumentasi-argumentasi mengenai
terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam       keesaan Tuhan dan kepastian hari kiamat
dan jahiliah. Gerakan oposisi terhadap Islam         berdasarkan tanda-tanda yang dapat mereka lihat
menggunakan segala cara dan sistem untuk             dalam kehidupan sehari-hari, seperti: Manusia
menghalangi kemajuan dakwah Islamiah.                memberikan perumpamaan bagi kami dan lupa
    Dimulai dari fitnah, intimidasi dan              akan kejadiannya, mereka berkata: "Siapakah
penganiayaan, yang mengakibatkan para                yang dapat menghidupkan tulang-tulang yang
penganut ajaran Al-Quran ketika itu terpaksa         telah lapuk dan hancur?" Katakanlah, wahai
berhijrah ke Habsyah dan para akhirnya mereka        Muhammad: "Yang menghidupkannya ialah
semua —termasuk Rasulullah saw.— berhijrah ke        Tuhan yang menjadikan ia pada mulanya, dan
Madinah.                                             yang Maha Mengetahui semua kejadian. Dia yang
    Pada masa tersebut, ayat-ayat Al-Quran, di       menjadikan untukmu, wahai manusia, api dari
satu pihak, silih berganti turun menerangkan         kayu yang hijau (basah) lalu dengannya kamu
kewajiban-kewajiban prinsipil penganutnya sesuai     sekalian membakar." Tidaklah yang menciptakan
dengan kondisi dakwah ketika itu, seperti: Ajaklah   langit dan bumi sanggup untuk menciptakan
mereka ke jalan Tuhanmu (agama) dengan hikmah        yang serupa itu? Sesungguhnya Ia Maha Pencipta
dan tuntunan yang baik, serta bantahlah mereka       dan Maha Mengetahui. Sesungguhnya bila Allah
dengan cara yang sebaik-baiknya (QS 16:125).         menghendaki sesuatu Ia hanya memerintahkan:
    Dan, di lain pihak, ayat-ayat kecaman dan        "Jadilah!"Maka jadilah ia (QS 36:78-82).

                                                                                                       17
Ayat ini merupakan salah satu argumentasi                        Al-Munawwarah). Periode ini berlangsung selama
     terkuat dalam membuktikan kepastian hari kiamat.                     sepuluh tahun, di mana timbul bermacam-macam
     Dalam hal ini, Al-Kindi berkata: "Siapakah di antara                 peristiwa, problem dan persoalan, seperti: Prinsip-
     manusia dan filsafat yang sanggup mengumpulkan                       prinsip apakah yang diterapkan dalam masyarakat
     dalam satu susunan kata-kata sebanyak huruf ayat-                    demi mencapai kebahagiaan? Bagaimanakah
     ayat tersebut, sebagaimana yang telah disimpulkan                    sikap terhadap orang-orang munafik, Ahl Al-Kitab,
     Tuhan kepada Rasul-Nya saw., dimana diterangkan                      orang-orang kafir dan lain-lain, yang semua itu
     bahwa tulang-tulang dapat hidup setelah menjadi                      diterangkan Al-Quran dengan cara yang berbeda-
     lapuk dan hancur; bahwa qudrah-Nya menciptakan                       beda?
     seperti langit dan bumi; dan bahwa sesuatu                               Dengan satu susunan kata-kata yang
     dapat mewujud dari sesuatu yang berlawanan                           membangkitkan semangat seperti berikut ini, Al-
     dengannya."(2)                                                       Quran menyarankan: Tidakkah sepatutnya kamu
         Disini terbukti bahwa ayat-ayat Al-Quran telah                   sekalian memerangi golongan yang mengingkari
     sanggup memblokade paham-paham jahiliah dari                         janjinya dan hendak mengusir Rasul, sedangkan
     segala segi sehingga mereka tidak lagi mempunyai                     merekalah yang memulai peperangan. Apakah
     arti dan kedudukan dalam rasio dan alam pikiran                      kamu takut kepada mereka? Sesungguhnya Allah
     sehat.                                                               lebih berhak untuk ditakuti jika kamu sekalian
                                                                          benar-benar orang yang beriman. Perangilah!
     Periode Ketiga                                                       Allah akan menyiksa mereka dengan perantaraan
         Selama masa periode ketiga ini, dakwah Al-                       kamu sekalian serta menghina-rendahkan mereka;
     Quran telah dapat mewujudkan suatu prestasi                          dan Allah akan menerangkan kamu semua serta
     besar karena penganut-penganutnya telah dapat                        memuaskan hati segolongan orang-orang beriman
     hidup bebas melaksanakan ajaran-ajaran agama                         (QS 9:13-14).
     di Yatsrib (yang kemudian diberi nama Al-Madinah                         Adakalanya pula merupakan perintah-perintah
                                                                          yang tegas disertai dengan konsiderannya, seperti:
       2  Lihat 'Abdul Halim Mahmud, Al-Tafsir Al-Falsafiy fi Al-Islam,
                                                                          Wahai orang-orang beriman, sesungguhnya
          Dar Al-Kitab Al-Lubnaniy, Beirut, 1982, h. 73-74.

18
minuman keras, perjudian, berhala-berhala,           bahagia, sengsara, aman dan takut). Dalam perang
bertenung adalah perbuatan keji dari perbuatan       Uhud misalnya, di mana kaum Muslim menderita
setan. Oleh karena itu hindarilah semua itu          tujuh puluh orang korban, turunlah ayat-ayat
agar kamu sekalian mendapat kemenangan.              penenang yang berbunyi: Janganlah kamu
Sesungguhnya setan tiada lain yang diinginkan        sekalian merasa lemah atau berduka cita. Kamu
kecuali menanamkan permusuhan dan kebencian          adalah orang-orang yang tinggi (menang) selama
diantara kamu disebabkan oleh minuman keras          kamu sekalian beriman. Jika kamu mendapat
dan perjudian tersebut, serta memalingkan kamu       luka, maka golongan mereka juga mendapat luka
dari dzikrullah dan sembahyang, maka karenanya       serupa. Demikianlah hari-hari kemenangan Kami
hentikanlah pekerjaan-pekerjaan tersebut (QS         perganti-gantikan di antara manusia, supaya Allah
5:90-91).                                            membuktikan orang-orang beriman dan agar Allah
    Disamping itu, secara silih-berganti, terdapat   mengangkat dari mereka syuhada, sesungguhnya
juga ayat yang menerangkan akhlak dan suluk          Allah tiada mengasihi orang-orangyang aniaya (QS
yang harus diikuti oleh setiap Muslim dalam          3:139-140).
kehidupannya sehari-hari, seperti: Wahai orang-          Selain ayat-ayat yang turun mengajak berdialog
orang yang beriman, janganlah kamu memasuki          dengan orang-orang Mukmin, banyak juga ayat
satu rumah selain rumahmu kecuali setelah minta      yang ditujukan kepada orang-orang munafik,
izin dan mengucapkan salam kepada penghuninya.       Ahli Kitab dan orang-orang musyrik. Ayat-ayat
Demikian ini lebih baik bagimu. Semoga kamu          tersebut mengajak mereka ke jalan yang benar,
sekalian mendapat peringatan (QS 24:27).             sesuai dengan sikap mereka terhadap dakwah.
    Semua ayat ini memberikan bimbingan kepada       Salah satu ayat yang ditujukan kepada ahli Kitab
kaum Muslim menuju jalan yang diridhai Tuhan         ialah: Katakanlah (Muhammad): "Wahai ahli
disamping mendorong mereka untuk berjihad            kitab (golongan Yahudi dan Nasrani), marilah
di jalan Allah, sambil memberikan didikan akhlak     kita menuju ke satu kata sepakat diantara kita
dan suluk yang sesuai dengan keadaan mereka          yaitu kita tidak menyembah kecuali Allah; tidak
dalam bermacam-macam situasi (kalah, menang,         mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun,

                                                                                                          19
tidak pula mengangkat sebagian dari kita tuhan        katakanlah: "Saksikanlah bahwa kami adalah
     yang bukan Allah." Maka bila mereka berpaling         orang-orang Muslim" (QS 3:64).

                                   Dakwah menurut Al-Quran
          Dan ringkasan sejarah turunnya Al-Quran,         itu saja. Karena yang demikian itu hanya untuk
     tampak bahwa ayat-ayat Al-Quran sejalan dengan        dijadikan argumentasi dakwah. Sejarah umat-
     pertimbangan dakwah: turun sedikit demi sedikit       umat diungkapkan sebagai pelajaran/peringatan
     bergantung pada kebutuhan dan hajat, hingga           bagaimana perlakuan Tuhan terhadap orang-orang
     mana kala dakwah telah menyeluruh, orang-orang        yang mengikuti jejak-jejak mereka.
     berbondong-bondong memeluk agama Islam.                   Sebagai suatu perbandingan, Al-Quran dapat
     Ketika itu berakhirlah turunnya ayat-ayat Al-Quran    diumpamakan dengan seseorang yang dalam
     dan datang pulalah penegasan dari Allah SWT:          menanamkan idenya tidak dapat melepaskan diri
     Hari ini telah Kusempurnakan agamamu dan telah        dari keadaan, situasi atau kondisi masyarakat yang
     Kucukupkan nikmat untukmu serta telah Kuridhai        merupakan objek dakwah. Tentu saja metode
     Islam sebagai agamamu (QS 5:3).                       yang digunakannya harus sesuai dengan keadaan,
          Uraian di atas menunjukkan bahwa ayat-ayat       perkembangan dan tingkat kecerdasan objek
     Al-Quran disesuaikan dengan keadaan masyarakat        tersebut. Demikian pula dalam menanamkan
     saat itu. Sejarah yang diungkapkan adalah sejarah     idenya, cita-cita itu tidak hartya sampai pada batas
     bangsa-bangsa yang hidup di sekitar Jazirah           suatu masyarakat dan masa tertentu; tetapi masih
     Arab. Peristiwa-peristiwa yang dibawakan adalah       mengharapkan agar idenya berkembang pada
     peristiwa-peristiwa mereka. Adat-istiadat dan ciri-   semua tempat sepanjang masa.
     ciri masyarakat yang dikecam adalah yang timbul           Untuk menerapkan idenya itu, seorang da'i
     dan yang terdapat dalam masyarakat tersebut.          tidak boleh bosan dan putus asa. Dan dalam
          Tetapi ini bukan berarti bahwa ajaran-           merealisasikan cita-citanya, ia harus mampu
     ajaran Al-Quran hanya dapat diterapkan dalam          menyatakan dan mengulangi usahanya walaupun
     masyarakat yang ditemuinya atau pada waktu            dengan cara yang berbeda-beda. Demikian pula

20
ayat-ayat Al-Quran yang mengulangi beberapa            tanpa memberikan contoh-contoh hidup dalam
kali satu persoalan. Tetapi untuk menghindari          masyarakat tempat ia muncul atau berkembang.
terjadinya perasaan bosan, susunan kata-katanya        Cara yang demikian ini tidak mungkin akan
—oleh Allah SWT— diubah dan dihiasi sehingga           mewujud; kalau ada, maka ia hanya sekadar
menarik pendengarannya. Bukankah argumentasi-          merupakan teori-teori belaka yang tidak dapat
argumentasi Al-Quran mengenai soal-soal yang           diterapkan dalam suatu masyarakat.
dipaparkan dapat dipergunakan di mana, kapan               Tidakkah menjadi keharusan satu gerakan yang
dan bagi siapa saja, serta dalam situasi dan kondisi   bersifat universal untuk memulai penyebarannya
apa pun?                                               di forum internasional. Tapi, cara paling tepat
     Argumen kosmologis (cosmological argument)        adalah menyebarkan ajaran-ajarannya dalam
—yang oleh Immanuel Kant dikatakan sebagai             masyarakat tempat timbulnya gerakan itu,
suatu argumen yang sangat dikagumi dan                 dimana penyebar-penyebarnya mengetahui
merupakan salah satu dalil terkuat mengenai            bahasa, tradisi dan adat-istiadat masyarakat tadi.
wujud Pencipta (Prime Cause)— merupakan salah          Kemudian, bila telah berhasil menerapkan ajaran-
satu argumentasi Al-Quran untuk maksud tersebut.       ajarannya dalam suatu masyarakat tertentu,
Bukankah juga penolakan Al-Quran terhadap syirik       maka masyarakat tersebut dapat dijadikan "pilot
(politeisme) meliputi segala macam dan bentuk          proyek" bagi masyarakat lainnya. Hal ini dapat
politeisme yang telah timbul, termasuk yang            kita lihat pada Fasisme, Zionisme, Komunisme,
dianut oleh orang-orang Arab ketika turunnya Al-       Nazisme, dan lain-lain. Dengan demikian, tidak ada
Quran?                                                 alasan untuk mengatakan bahwa ajaran-ajaran
     Dapat diperhatikan pula, bahwa tiada satu         Al-Quran itu khusus untuk masyarakat pada masa
filsafat pun yang memaparkan perincian-                diturunkannya saja.
perinciannya dari A sampai Z dalam bentuk abstrak

                                 Tujuan Pokok Al-Quran
   Dari sejarah diturunkannya Al-Quran, dapat          diambil kesimpulan bahwa Al-Quran mempunyai

                                                                                                            21
tiga tujuan pokok:
         Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus
     dianut oleh manusia yang tersimpul dalam
     keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan
     akan kepastian adanya hari pembalasan.
         Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan
     jalan menerangkan norma-norma keagamaan
     dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam
     kehidupannya secara individual atau kolektif.
         Petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan
     jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus
     diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan
     Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang
     lebih singkat, "Al-Quran adalah petunjuk bagi
     selunih manusia ke jalan yang harus ditempuh
     demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat."




22
Kebenaran Ilmiah Al-Quran
                                                                                                            4
A     l-Quran adalah kitab petunjuk, demikian hasil
      yang kita peroleh dari mempelajari sejarah
turunnya. Ini sesuai pula dengan penegasan
                                                           Menurut hemat kami, membahas hubungan Al-
                                                      Quran dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dengan
                                                      banyaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan
Al-Quran: Petunjuk bagi manusia, keterangan           yang tersimpul di dalamnya, bukan pula dengan
mengenai petunjuk serta pemisah antara yang hak       menunjukkan kebenaran teori-teori ilmiah. Tetapi
dan batil. (QS 2:185).                                pembahasan hendaknya diletakkan pada proporsi
    Jika demikian, apakah hubungan Al-Quran           yang lebih tepat sesuai dengan kemurnian dan
dengan ilmu pengetahuan? Berkaitan dengan             kesucian Al-Quran dan sesuai pula dengan logika
hal ini, perselisihan pendapat para ulama sudah       ilmu pengetahuan itu sendiri.
lama berlangsung. Dalam kitabnya Jawahir Al-               Membahas hubungan antara Al-Quran dan
Quran, Imam Al-Ghazali menerangkan pada bab           ilmu pengetahuan bukan dengan melihat,
khusus bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan          misalnya, adakah teori relativitas atau bahasan
yang terdahulu dan yang kemudian, yang telah          tentang angkasa luar; ilmu komputer tercantum
diketahui maupun yang belum, semua bersumber          dalam Al-Quran; tetapi yang lebih utama adalah
dari Al-Quran Al-Karim. Al-Imam Al-Syathibi (w.       melihat adakah jiwa ayat-ayatnya menghalangi
1388 M), tidak sependapat dengan Al-Ghazali.          kemajuan ilmu pengetahuan atau sebaliknya, serta
Dalam kitabnya, Al-Muwafaqat, beliau —antara          adakah satu ayat Al-Quran yang bertentangan
lain— berpendapat bahwa para sahabat tentu            dengan hasil penemuan ilmiah yang telah
lebih mengetahui Al-Quran dan apa-apa yang            mapan? Dengan kata lain, meletakkannya pada
tercantum di dalamnya, tapi tidak seorang pun di      sisi "social psychology" (psikologi sosial) bukan
antara mereka yang menyatakan bahwa Al-Quran          pada sisi "history of scientific progress" (sejarah
mencakup seluruh cabang ilmu pengetahuan.             perkembangan ilmu pengetahuan). Anggaplah
bahwa setiap ayat dari ke-6.226 ayat yang                          ilmu pengetahuan atau mendorongnya lebih jauh."
     tercantum dalam Al-Quran (menurut perhitungan                           Ini menunjukkan bahwa kemajuan ilmu
     ulama Kufah)(1) mengandung suatu teori ilmiah,                     pengetahuan tidak hanya dinilai dengan apa yang
     kemudian apa hasilnya? Apakah keuntungan                           dipersembahkannya kepada masyarakat, tetapi
     yang diperoleh dengan mengetahui teori-teori                       juga diukur dengan wujudnya suatu iklim yang
     tersebut bila masyarakat tidak diberi "hidayah"                    dapat mendorong kemajuan ilmu pengetahuan
     atau petunjuk guna kemajuan ilmu pengetahuan                       itu.(3)
     atau menyingkirkan hal-hal yang dapat                                   Sejarah membuktikan bahwa Galileo, ketika
     menghambatnya?                                                     mengungkapkan penemuannya bahwa bumi
         Malik bin Nabi di dalam kitabnya Intaj Al-                     ini beredar, tidak mendapat counter dari suatu
     Mustasyriqin wa Atsaruhu fi Al-Fikriy Al-Hadits,                   lembaga ilmiah. Tetapi, masyarakat tempat ia
     menulis: "Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan                       hidup malah memberikan tantangan kepadanya
     masalah serta sekumpulan metode yang                               atas dasar-dasar kepercayaan dogma, sehingga
     dipergunakan menuju tercapainya masalah                            Galileo pada akhirnya menjadi korban tantangan
     tersebut."(2)                                                      tersebut atau korban penemuannya sendiri. Hal
         Selanjutnya beliau menerangkan: "Kemajuan                      ini adalah akibat belum terwujudnya syarat-syarat
     ilmu pengetahuan bukan hanya terbatas dalam                        sosial dan psikologis yang disebutkan di atas. Dari
     bidang-bidang tersebut, tetapi bergantung pula                     segi inilah kita dapat menilai hubungan Al-Quran
     pada sekumpulan syarat-syarat psikologis dan                       dengan ilmu pengetahuan.
     sosial yang mempunyai pengaruh negatif dan                              Di dalam Al-Quran tersimpul ayat-ayat yang
     positif sehingga dapat menghambat kemajuan                         menganjurkan untuk mempergunakan akal pikiran
      1  Jumlah yang populer dan luas dipegang adalah 6.666 ayat.       dalam mencapai hasil. Allah berfirman: Katakanlah
         Tetapi, jumlah ini tidak diketahui dasarnya. Terdapat juga     hai Muhammad: "Aku hanya menganjurkan
         pandangan lain. Perbedaan jumlah ini disebabkan oleh
         perbedaan cara menghitung basmalah di setiap awal surat        kepadanya satu hal saja, yaitu berdirilah karena
         sebagai ayat tersendiri. Juga ayat seperti Alif lam mim, dan   Allah berdua-dua atau bersendiri-sendiri,
         lain-lain.
      2  Terbitan Dar Al-Irsyad, 1969, h. 30.                             3 Ibid.

24
kemudian berpikirlah." (QS 34:36).                    pikiran manusia, serta menyingkirkan hal-hal yang
    Demikianlah Al-Quran telah membentuk satu         dapat menghalangi kemajuannya.
iklim baru yang dapat mengembangkan akal

                       Sistem Penalaran menurut Al-Quran
    Salah satu faktor terpenting yang dapat               Sejarah menunjukkan bahwa pada masa-masa
menghalangi perkembangan ilmu pengetahuan             pertama dalam pembinaan masyarakat Islam,
terdapat dalam diri manusia sendiri. Para psikolog    pandangan atau penilaian segolongan orang
menerangkan bahwa tahap-tahap perkembangan            Islam terhadap nilai al-fikrah Al-Quraniyyah (ide
kejiwaan dan alam pikiran manusia dalam               yang dibawa oleh Al-Quran), adalah bahwa ide-ide
menilai suatu ide umumnya melalui tiga fase.          tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat
Fase pertama, menilai baik buruknya suatu ide         dengan pribadi Rasulullah saw. Dalam perang
dengan ukuran yang mempunyai hubungan                 Uhud misalnya, sekelompok kaum Muslim cepat-
dengan alam kebendaan (materi) atau berdasarkan       cepat meninggalkan medan pertempuran ketika
pada pancaindera yang timbul dari kebutuhan-          mendengar berita wafatnya Rasulullah saw., yang
kebutuhan primer. Fase kedua, menilai ide tersebut    diisukan oleh kaum musyrik. Sikap keliru ini lahir
atas keteladanan yang diberikan oleh seseorang;       akibat pandangan mereka terhadap nilai suatu ide
dan atau tidak terlepas dari penjelmaan dalam         baru sampai pada fase kedua, atau dengan kata
diri pribadi seseorang. Ia menjadi baik, bila tokoh   lain belum mencapai tingkat kedewasaannya.
A yang melakukan atau menyatakannya baik dan              Al-Quran tidak menginginkan masyarakat baru
jelek bila dinyatakannya jelek. Fase ketiga (fase     yang dibentuk dengan memandang atau menilai
kedewasaan), adalah suatu penilaian tentang ide       suatu ide apa pun coraknya hanya terbatas sampai
didasarkan atas nilai-nilai yang terdapat pada        fase kedua saja, karenanya turunlah ayat-ayat:
unsur-unsur ide itu sendiri, tanpa terpengaruh        Muhammad tiada lain kecuali seorang Rasul.
oleh faktor eksternal yang menguatkan atau            Sebelum dia telah ada rasul-rasul. Apakah jika
melemahkannya (materi dan pribadi).                   sekiranya dia mati atau terbunuh kamu berpaling

                                                                                                           25
ke agamamu yang dahulu? Siapa-siapa yang                     mengetahui? (QS 39:9).
     berpaling menjadi kafir; ia pasti tidak merugikan                Ayat ini menekankan kepada masyarakat
     Tuhan sedikit pun, dan Allah akan memberikan                 betapa besar nilai ilmu pengetahuan dan
     ganjaran kepada orang-orang yang bersyukur                   kedudukan cendekiawan dalam masyarakat.
     kepadaNya (QS 3:144).                                        Demikian juga ayat, Inilah kamu (wahai Ahl Al-
         Ayat tersebut walaupun dalam bentuk istifham,            Kitab), kamu ini membantah tentang hal-hal yang
     tetapi —sebagaimana diterangkan oleh para                    kamu ketahui, maka mengapakah membantah
     ulama Tafsir— menunjukkan "istifham taubikhi                 pula dalam hal-hal yang kalian tidak ketahui? (QS
     istinkariy"(4) yang berarti larangan menempatkan             3:66).
     "al-fikrah Al-Qur'aniyyah" hanya sampai pada                     Ayat ini merupakan kritik pedas terhadap
     fase kedua. Ayat ini merupakan dorongan kepada               mereka yang berbicara atau membantah suatu
     masyarakat untuk lebih meningkatkan pandangan                persoalan tanpa adanya data objektif lagi ilmiah
     dan penilaiannya atas suatu ide ke tingkat yang              yang berkaitan dengan persoalan tersebut. Ayat-
     lebih tinggi sampai pada fase ketiga atau fase               ayat semacam inilah yang kemudian membentuk
     kedewasaan. Ayat-ayat ini juga melepaskan                    iklim baru dalam masyarakat dan mewujudkan
     belenggu-belenggu yang dapat menghambat                      udara yang dapat mendorong kemajuan ilmu
     kemajuan ilmu pengetahuan dalam alam pikiran                 pengetahuan. Iklim baru inilah yang kemudian
     manusia.                                                     menghasilkan tokoh seperti Ibnu Sina, Al-Farabi,
         Untuk lebih menekankan kepentingan                       Al-Ghazali, Ibnu Khaldun, Jabir Ibnu Hayyan, dan
     ilmu pengetahuan alam masyarakat, Al-Quran                   sebagainya. Ia-lah yang membantu Muhammad
     memberikan pertanyaan-pertanyaan yang                        bin Ahmad menemukan angka nol pada tahun 976,
     merupakan ujian kepada mereka: Tanyakanlah                   yang akhirnya mendorong Muhammad bin Musa
     hai Muhammad! Adakah sama orang-orang                        Al-Khawarizmiy menemukan perhitungan Aljabar.
     yang mengetahui dengan mereka yang tidak                     Tanpa penemuan-penemuan tersebut, Ilmu Pasti
                                                                  akan tetap merangkak dan meraba-raba dalam
      4  Pertanyaan yang mengandung kecaman, sekaligus larangan
                                                                  alam gelap gulita.
         untuk melakukannya.

26
Mewujudkan iklim ilmu pengetahuan jauh lebih      ilmu pengetahuannya sebisa mungkin. Kemudian
penting daripada menemukan teori ilmiah, karena       juga menjadikan observasi atas alam semesta
tanpa wujudnya iklim ilmu pengetahuan, para           sebagai alat untuk percaya kepada yang setiap
ahli yang menemukan teori itu akan mengalami          penemuan baru atau teori ilmiah, sehingga mereka
nasib seperti Galileo, yang menjadi korban hasil      dapat mencarikan dalilnya dalam Al-Quran untuk
penemuannya.                                          dibenarkan atau dibantahnya. Bukan saja karena
    Al-Quran sebagai kitab petunjuk yang              tidak sejalan dengan tujuan-tujuan pokok Al-
memberikan petunjuk kepada manusia untuk              Quran tetapi juga tidak sejalan dengan ciri-ciri
kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat          khas ilmu pengetahuan. Untuk menjelaskan hal ini,
dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan             berikut ini kami paparkan beberapa ciri-ciri ilmu
adalah mendorong manusia seluruhnya untuk             pengetahuan.
mempergunakan akal pikirannya serta menambah

                             Ciri Khas Ilmu Pengetahuan
    Ciri khas nyata dari ilmu pengetahuan (science)   sampai-sampai manusia pun hendak dikatagorikan
yang tidak dapat diingkari —meskipun oleh para        dalam konsep tersebut. Sekarang ini kita dapati
ilmuwan— adalah bahwa ia tidak mengenal kata          psikologi yang membahas mengenai jiwa, budi
"kekal". Apa yang dianggap salah di masa silam        dan semangat, telah mengambil tempat tersendiri
misalnya, dapat diakui kebenarannya di abad           dan mempunyai peranan yang sangat penting
modern.                                               dalam kehidupan manusia.
    Pandangan terhadap persoalan-persoalan                Dahulu, persoalan-persoalan moral tidak
ilmiah silih berganti, bukan saja dalam lapangan      mendapat perhatian ilmuwan, tetapi kini
pembahasan satu ilmu saja, tetapi terutama juga       penggunaan senjata-senjata nuklir, misalnya,
dalam teori-teori setiap cabang ilmu pengetahuan.     tidak dapat dilepaskan dari persoalan tersebut;
Dahulu, misalnya, segala sesuatu diterangkan          mereka tidak mengabaikan persoalan moral dalam
dalam konsep material (istilah-istilah kebendaan)     penggunaan senjata nuklir yang merupakan hasil

                                                                                                          27
dari kemajuan ilmu pengetahuan.                           melihat ke satu bayangan dilihatnya berhenti tak
         Teori-teori ilmiah juga silih berganti. Qawanin       bergerak sehingga dikatakanlah bahwa bayangan
     Al-Thabi'ah (Natural Law) yang dahulu dianggap            tak bergerak. Tetapi dengan pengalaman
     pasti, tak mengizinkan suatu kebebasan pun.               dan pandangan mata, setelah beberapa saat,
     Sekarang ini ia hanya dinilai sebagai "summary of         diketahui bahwa bayangan tadi tak bergerak,
     statictical averages" (ikhtisar dari rerata statistik).   bukan disebabkan gerakan spontan tetapi sedikit
         Teori bumi datar yang merupakan satu hukum            demi sedikit sehingga ia sebenarnya tak pernah
     aksioma di suatu masa misalnya, dibatalkan                berhenti; begitu juga mata memandang kepada
     oleh teori bumi bulat yang kemudian dibatalkan            bintang, ia melihatnya kecil bagaikan uang dinar,
     pula oleh teori lonjong seperti lonjongnya telur.         akan tetapi alat membuktikan bahwa bintang lebih
     Mungkin tidak sedikit orang yang yakin-bahwa              besar daripada bumi."(5)
     pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah                  Segala undang-undang ilmiah yang
     —terutama menurut Ilmu Pasti— adalah "benar",             diketahui hanya menyatakan saling bergantinya
     sedangkan kenyataannya belum tentu demikian.              "psychological states" (keadaan-keadaan jiwa)
         Salah satu sebab dari kesalahan ini adalah            yang ditentukan pada diri kita oleh sebab-sebab
     karena sering kali titik tolak dari pemikiran manusia     tertentu (mengambil sebab dari musabab atau
     berdasarkan pancaindera atau perasaan umum.               dari ma'lul kepada 'illah). Ini menunjukkan bahwa
     Perasaan umumlah yang, misalnya, menyatakan               segala undang-undang ilmiah pada hakikatnya
     bahwa sepotong baja adalah padat, padahal sinar           relatif dan subjektif.
     U memperlihatkan bahwa ia berpori.                            Dari sini jelaslah bahwa ilmu pengetahuan
         Karenanya, tidak heran kalau Imam Al-Ghazali          hanya melihat dan menilik; bukan menetapkan.
     pada suatu masa hidupnya tidak mempercayai                Ia melukiskan fakta-fakta, objek-objek dan
     indera. Beliau menulis dalam kitabnya Al-                 fenomena-fenomena yang dilihat dengan mata
     Munqidz min Al-Dhalal: "Bagaimana kita dapat              seorang yang mempunyai sifat pelupa, keliru,
     mempercayai pancaindera, dimana mata
                                                                5  Al-Ghazali, Al-Munqidz min Al-Dhalal, komentar 'Abdul
     merupakan indera terkuat, sedangkan bila ia
                                                                   Halim Mahmud, Anglo Al-Mishriyyah, Kairo, 1964, h. 15.

28
dan ataupun tidak mengetahui. Karenanya, jelas       ini memberikan kesempatan kepada musuh-
pulalah bahwa apa yang dikatakan orang sebagai       musuh Al-Quran atau bahkan kepada kaum
sesuatu yang benar (kebenaran ilmiah) sebenarnya     Muslim sendiri untuk meragukan kebenaran
hanya merupakan satu hal yang relatif dan            Al-Quran, kitab akidah dan petunjuk, terutama
mengandung arti yang sangat terbatas.                setelah ternyata terdapat kesalahan suatu teori
    Kalau demikian ini sifat dan ciri khas ilmu      ilmiah yang tadinya dibenarkan oleh Al-Quran?
pengetahuan dan peraturannya, maka dapatkah          Demikian juga mengingkari suatu teori ilmiah
kita menguatkannya dengan ayat-ayat Tuhan            berdasarkan ayat-ayat Al-Quran sangat berbahaya,
yang bersifat absolut, abadi dan pasti benar?        karena ekses yang ditimbulkannya tidak kurang
Relakah kita mengubah arti ayat-ayat Al-Quran        bahayanya dengan apa yang timbul di Eropa
sesuai dengan perubahan atau teori ilmiah            ketika gereja mengingkari teori bulatnya bumi dan
yang tidak atau belum mapan itu? Tidakkah hal        peredarannya mengelilingi matahari.

                                   Perkembangan Tafsir
    Perkembangan hidup manusia mempunyai             Quran menurut pendapatku".
pengaruh yang sangat mendalam terhadap                   Bahkan, sebagian di antara para ulama, bila
perkembangan akal-pikirannya. Ini juga berarti       ditanya mengenai pengertian satu ayat, mereka
mempunyai pengaruh dalam pengertian terhadap         tidak memberikan jawaban apa pun. Diriwayatkan
ayat-ayat Al-Quran.                                  oleh Imam Malik bahwa Said Ibn Musayyab, bila
    Dalam abad pertama Islam, para ulama sangat      ditanya mengenai tafsir suatu ayat, beliau berkata:
berhati-hati dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran.   "Kami tidak berbicara mengenai Al-Quran sedikit
Seorang pernah bertanya kepada Sayyidina Abu         pun." Demikian juga halnya dengan Sali bin
Bakar, apakah arti kalimat abba dalam ayat: wa       'Abdullah bin 'Umar, Al-Qasim bin Abi Bakar, Nafi',
fakihah wa abba. Beliau menjawab: "Di bumi           Al-Asma'i, dan lain-lain.
apakah aku berpijak, dengan langit apakah aku            Pada abad-abad berikutnya, sebagian besar
berteduh bila aku mengatakan sesuatu dalam Al-       ulama berpendapat bahwa setiap orang boleh

                                                                                                           29
menafsirkan ayat-ayat Al-Quran selama ia memiliki    yang lebih banyak menggambarkan pendapat
     syarat-syarat tertentu seperti: pengetahuan bahasa   Fahr Al-Razi sendiri; sementara riwayat-riwayat
     yang cukup, misalnya, menguasai nahw, sharaf,        terdahulu tidak banyak dituliskan, kecuali dalam
     balaghah, dan isytiqaq; juga Ilmu Ushuluddin, Ilmu   batas-batas yang sangat sempit.
     Qira'ah, Asbab Al-Nuzul, Nasikh-Mansukh, dan lain        Demikianlah, dan dari masa ke masa timbullah
     sebagainya.                                          kemudian beraneka warna corak tafsir: ada yang
         Sejarah penafsiran Al-Quran dimulai dengan       berdasarkan nalar penulisnya saja, ada pula
     menafsirkan ayat-ayatnya sesuai dengan hadis-        berdasarkan riwayat-riwayat, ada pula yang
     hadis Rasulullah saw., atau pendapat para sahabat.   menyatukan antara keduanya. Persoalan-persoalan
     Penafsiran demikian kemudian berkembang,             yang dibahas pun bermacam-macam: ada yang
     sehingga dengan tidak disadari, bercampurlah         hanya membahas arti dari kalimat-kalimat yang
     hadis-hadis shahih dengan Isra'iliyat (kisah-kisah   sukar saja (Tafsir Gharib), seperti Al-Zajjaj dan Al-
     yang bersumber dari Ahli Kitab yang umumnya          Wahidiy; ada yang menulis kisah-kisah, seperti Al-
     tidak sejalan dengan kesucian agama atau pikiran     Tsa'labiy dan Al-Khazin; ada yang memperhatikan
     yang sehat). Hal ini mengakibatkan sebagian          persoalan balaghah (sastra bahasa) seperti Al-
     ulama menolak penafsiran yang menggambarkan          Zamakhsyari; atau persoalan ilmu pengetahuan,
     pendapat-pendapat penulisnya, atau menyatukan        logika dan filsafat seperti Al-Fakhr Al-Razi; atau
     pendapat-pendapat tersebut dengan hadis-hadis        fiqih seperti Al-Qurthubiy; dan ada pula yang
     atau pendapat-pendapat para sahabat yang             hanya merupakan "terjemahan" kalimat-kalimatnya
     dianggap benar.                                      saja seperti Tafsir Al-Jalalain.
         Tafsir Al- Thabari, misalnya, adalah satu            Agaknya benar juga pandangan sementara
     kitab tafsir yang menyimpulkan hadis-hadis           pakar, bahwa "Sepanjang sejarah, tidak dikenal satu
     dan pendapat-pendapat terdahulu. Kemudian            kitab apa pun yang telah ditafsirkan, diterangkan,
     penulisnya, Al-Thabari, men-tarjih (menguatkan)      dikumpulkan interpretasi dan pendapat para ahli
     salah satu pendapat di antaranya. Sedangkan Tafsir   terhadapnya dalam kitab yang berjilid-jilid seperti
     Fakhr Al-Razi (w. 606 H/1209 M) adalah satu kitab    halnya Al-Quran."

30
Penafsiran ilmiah atau menafsirkan ayat-ayat              berjumlah 10 planet, disamping jutaan bintang
Al-Quran sesuai dengan ilmu pengetahuan telah                 yang tampaknya memenuhi langit, kesepuluh
lama berlangsung. Tafsir Fakhr Al-Raziy, misalnya,            planet itu hanya laksana setetes air dalam lautan
adalah satu contoh dari penafsiran ilmiah terhadap            bila dibandingkan dengan banyaknya bintang di
ayat-ayat Al-Quran, sehingga sebagian ulama tidak             seluruh angkasa raya.
menamakan kitabnya sebagai Kitab Tafsir. Karena                   Setiap galaksi, menurut mereka, rata-rata
persoalan-persoalan filsafat dan logika disinggung            memiliki seratus biliun bintang, sedangkan seluruh
dengan sangat luas.                                           ruang alam semesta didiami oleh berbiliun-biliun
    Abu Hayyan dalam tafsirnya menulis: "Al-Fakhr             galaksi.
Al-Razi di dalam Tafsirnya mengumpulkan banyak                    Jadi, yang membenarkan bahwa planet hanya
persoalan secara luas yang tidak dibutuhkan dalam             tujuh berdasarkan ayat-ayat tadi, nyata-nyata
Ilmu Tafsir. Karenanya sebagian ulama berkata: 'Di            telah keliru. Kekeliruan tersebut merupakan satu
dalam Tafsirnya terdapat segala sesuatu kecuali               dosa besar bila dia memaksakan orang untuk
tafsir'."(6)                                                  mempercayai pendapat tersebut atas nama Al-
    Kelanjutan dari penafsiran ilmiah ini                     Quran, atau dia meyakini hal tersebut sebagai
adalah penafsiran yang sesuai dengan teori-                   satu akidah Al-Quran. Setiap Muslim wajib
teori ilmiah atau penemuan-penemuan baru.                     mempercayai segala sesuatu yang terdapat di
Dahulu ada orang yang menguatkan pendapat                     dalam Al-Quran. Bila seseorang membenarkan satu
yang menyatakan bahwa planet hanya tujuh                      teori ilmiah berdasarkan Al-Quran, berarti pula dia
(sebagaimana pendapat ahli-ahli Falak ketika itu)             mewajibkan setiap Muslim untuk mempercayai
dengan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa ada                   teori tersebut.
tujuh langit. Teori tujuh planet tersebut ternyata                Kekeliruan mereka itu serupa dengan
salah. Karena planet-planet yang ditemukan                    kekeliruan sebagian cendekiawan Islam yang
oleh ilmu pengetahuan dalam tata surya saja                   mengingkari teori evolusi Darwin (1804-1872)
                                                              dengan beberapa ayat Al-Quran, atau mereka
 6  Abu Hayyan, Al-Bahr Al-Muhith, Dar Al-Fikr, Kairo 1979,
                                                              yang membenarkan dengan ayat-ayat lainnya.
    Jilid I, h. 13.

                                                                                                                    31
Memang, tak sedikit dari cendekiawan Islam yang           Fase-fase ini menurut mereka bukan
     mengakui kebenaran teori tersebut. Bahkan lima        sebagaimana apa yang kami pahami dan yang
     abad sebelum Charles Darwin, 'Abdurrahman             diterangkan oleh Al-Quran dalam surah Al-
     Ibn Khaldun (1332-1406) menulis dalam kitabnya,       Mu'minun ayat 11-14. Tapi mereka menafsirkannya
     Kitab Al-'Ibar fi Daiwani Al-Mubtada'i wa Al-Khabar   sesuai dengan paham penganut-penganut teori
     (dalam mukadimah ke-6 pasal I) sebagai berikut:       Darwin dalam proses kejadian manusia. Ayat,
     "Alam binatang meluas sehingga bermacam-              Adapun buih maka akan lenyaplah ia sebagai
     macam golongannya dan berakhir proses                 sesuatu yang tak bernilai, sedangkan yang berguna
     kejadiannya pada masa manusia yang mempunyai          bagi manusia tetap tinggal di permukaan bumi
     pikiran dan pandangan. Manusia meningkat dari         (QS 13:17) dijadikan bukti kebenaran teori "struggle
     alam kera yang hanya mempunyai kecakapan              for life" yang menjadi salah satu landasan teori
     dan dapat mengetahui tetapi belum sampai pada         Darwin. Hemat penulis, ayat-ayat tadi, dan yang
     tingkat menilik dan berpikir."                        semacamnya, tidak dapat dijadikan dasar untuk
         Yang dimaksud dengan kera oleh beliau ialah       menguatkan dan membenarkan teori Darwin,
     sejenis makhluk yang —oleh para penganut              tetapi ini bukan berarti bahwa teori tadi salah
     evolusionisme— disebut Anthropoides. Ibnu             menurut Al-Quran. 'Abbas Mahmud Al-'Aqqad
     Khaldun dan cendekiawan-cendekiawan lainnya,          menerangkan dalam bukunya Al-Falsafah Al-
     ketika mengatakan atau menemukan teori                Qur'aniyyah, sebagai berikut: "Mereka yang
     tersebut, bukannya merujuk kepada Al-Quran,           mengingkari teori evolusi dapat mengingkarinya
     tetapi berdasarkan penyelidikan dan penelitian        dari diri mereka sendiri, karena mereka tidak puas
     mereka. Walaupun demikian, ada sementara              terhadap kebenaran argumentasi-argumentasinya.
     Muslim yang kemudian berusaha membenarkan             Tetapi mereka tidak boleh mengingkarinya
     teori evolusi dengan ayat-ayat Al-Quran seperti:      berdasarkan Al-Quran Al-Karim, karena mereka
     Mengapakah kamu sekalian tidak memikirkan/            tidak dapat menafsirkan kejadian asal-usul manusia
     mempercayai kebesaran Allah, sedangkan Dia            dari tanah dalam satu penafsiran saja kemudian
     telah menjadikan kamu berfase-fase (QS 71:13-14).

32
menyalahkan penafsiran-penafsiran lainnya."(7)              mendapat kesempatan yang sangat baik untuk
    Atau apa yang ditulis oleh Muhammad Rasyid              menyalahkan Kitab Allah sambil mencemooh kaum
Ridha dalam majalah Al-Manar. "Teori Darwin tidak           Muslim. Jalan yang lebih tepat guna membantah
membatalkan —bila teori tersebut benar dan                  cemoohan ialah dengan menghindarkan sebab-
merupakan hal yang nyata— tentang satu dasar                sebab cemoohan itu: Janganlah kamu mencerca
dari dasar-dasar Islam; tidak bertentangan dengan           orang-orang yang menyembah selain Allah, karena
satu ayat dari ayat-ayat Al-Quran. Saya mengenal            hal ini menjadikan mereka mencerca Allah dengan
dokter-dokter dan lainnya yang sependapat                   melampaui batas, karena kebodohan mereka (QS
dengan Darwin. Mereka itu orang-orang mukmin                6:108).
dengan keimanan yang benar dan Muslim dengan                    Ayat ini melarang kita mencemoohkan mereka,
keislaman sejati; mereka menunaikan sembahyang              karena cercaan kita merupakan sebab dari cercaan
dan kewajiban-kewajiban lainnya, meninggalkan               mereka kepada Allah SWT. Begitu juga halnya
keonaran, dosa dan kekejaman yang dilarang                  dalam masalah Al-Quran: jangan membenarkan
Allah SWT sesuai dengan ajaran-ajaran agama                 atau menyalahkan suatu teori dengan ayat-ayat
mereka. Tetapi teori tersebut adalah ilmiah, bukan          Allah (Al-Quran) yang memang pada dasarnya
persoalan agama sedikit pun."(8)                            tidak membahas persoalan-persoalan tersebut
    Kita tidak dapat membenarkan atau                       secara mendetil. Tidak membahas secara mendetil,
menyalahkan teori-teori ilmiah dengan ayat-ayat             karena tidak dapat diingkari bahwa ada ayat-ayat
Al-Quran; setiap ditemukan suatu teori cepat-cepat          Al-Quran yang menyinggung secara sepintas
pula kita membuka lembaran-lembaran Al-Quran                lalu kebenaran-kebenaran ilmiah yang belum
untuk membenarkan atau menyalahkannya,                      ditemukan atau diketahui oleh manusia di masa
karena apabila teori yang dibenarkan itu ternyata           turunnya Al-Quran, seperti firman Allah SWT:
salah atau sebaliknya, maka musuh-musuh Islam                   Apakah orang-orang kafir tidak berpikir
                                                            sehingga tidak mengetahui bahwa langit dan bumi
 7  Bandingkan dengan 'Abbas Mahmud Al-Aqqad, Al-Insan fi   tadinya bersatu/bertaut, kemudian kami ceraikan
    Al-Quran Al-Karim, Dar Al-Hilal, Kairo, t.t., h. 171.
                                                            keduanya dan Kami jadikan segala sesuatu yang
 8  Al-Manar, Sya'ban 1327/September 1909.

                                                                                                               33
hidup dari air (QS 21:30).                           dengan demikian ia menjadikan pendapat tersebut
          Ayat ini menerangkan bahwa langit dan bumi,     sebagai satu akidah dari 'aqidah Quraniyyah. Dan
     tadinya merupakan suatu gumpalan. Dan pada           ia juga tidak berhak untuk menyalahkan satu teori
     suatu masa yang tidak diterangkan oleh Al-Quran,     atas nama Al-Quran kecuali bila ia membawakan
     gumpalan tersebut dipecahkan atau dipisah            satu nash yang membatalkannya.
     oleh Allah SWT. Hanya ini yang dimengerti dari
     ayat tersebut dan merupakan kewajiban setiap
     Muslim untuk mempercayainya. Seorang Muslim
     tidak dapat menyatakan bahwa ayat tersebut
     menguatkan suatu teori, atau lebih tepat dikatakan
     sebagai hipotesis tentang pembentukan matahari
     dan planet-planet lainnya, apa pun teori tersebut.
          Setiap orang bebas untuk menyatakan
     pendapatnya mengenai terjadinya planet-planet
     tata surya. Ia boleh berkata bahwa ia berasal bola
     gas yang berotasi cepat, yang lama kelamaan
     pecah dan terpisah-pisah menjadi planet-planet
     kecil akibat panas yang sangat keras. Ia juga
     dapat menyatakan bahwa terjadinya planet
     sebagai akibat tabrakan antara dua matahari, atau
     disebabkan karena pecahnya matahari itu sendiri,
     dan lain-lain. Setiap orang bebas dan berhak untuk
     menyatakan apa yang dianggapnya benar, tetapi
     ia tidak berhak untuk menguatkan pendapatnya
     dengan ayat tersebut dengan memahaminya
     lebih dari apa yang tersimpul didalamnya. Karena

34
Hikmah Ayat Ilmiah Al-Quran
    Ada sekian kebenaran ilmiah yang dipaparkan                bertanya kepadamu perihal bulan. Katakanlah
                                                                                                                   5
oleh Al-Quran, tetapi tujuan pemaparan ayat-ayat               bulan itu untuk menentukan waktu bagi manusia
tersebut adalah untuk menunjukkan kebesaran                    dan mengerjakan haji (QS 2:189). Jawaban Al-Quran
Tuhan dan ke-Esa-an-Nya, serta mendorong                       bukan jawaban ilmiah, tetapi jawabannya sesuai
manusia seluruhnya untuk mengadakan observasi                  dengan tujuan-tujuan pokoknya.
dan penelitian demi lebih menguatkan iman                          Ada juga yang bertanya mengenai "ruh", lalu
dan kepercayaan kepada-Nya. Mengenai hal ini,                  Al-Quran menjawab: Mereka bertanya kepadamu
Mahmud Syaltut mengatakan dalam tafsirnya:                     tentang ruh. Katakan: "Ruh adalah urusan
"Sesungguhnya Tuhan tidak menurunkan Al-Quran                  Tuhanku, kamu sekalian hanya diberi sedikit ilmu
untuk menjadi satu kitab yang menerangkan                      pengetahuan." (QS 17:85).
kepada manusia mengenai teori-teori ilmiah,                        Al-Quran tidak menerangkan hakikat
problem-problem seni serta aneka warna                         ruh, karena tujuan pokok Al-Quran bukan
pengetahuan."(1)                                               menerangkan persoalan-persoalan ilmiah, tetapi
    Didalam asbab al-nuzul diterangkan bahwa                   tujuannya adalah memberikan petunjuk kepada
pada suatu hari datang seseorang kepada Rasul                  manusia demi kebahagiaan hidupnya di dunia dan
dan bertanya: "Mengapakah bulan kelihatan kecil                di akhirat kelak. Syaikh Mahmud Syaltut setelah
bagaikan benang, kemudian membesar sampai                      membawakan kedua ayat tersebut, lalu menulis.
menjadi sempurna pumama?" Lalu, Rasulullah                     "Tidakkah terdapat dalam hal ini (kedua ayat
saw., mengembalikan, jawaban pertanyaan                        tersebut) bukti nyata yang menerangkan bahwa
tersebut kepada Allah SWT yang berfirman: Mereka               Al-Quran bukan satu kitab yang dikehendaki Allah
                                                               untuk menerangkan haqaiq al-kawn (kebenaran-
 1  Mahmud Syaltut, Tafsir Al-Qur'an Al-Karim, Dar Al-Qalam,
                                                               kebenaran ilmiah dalam alam semesta), tetapi ia
    Kairo, cet. II, t.t., h. 21.
adalah kitab petunjuk, ishlah dan tasyri'."(2)        memberikan keterangan mengenai segala sesuatu
         Dari sini jelas pula bahwa yang dimaksud oleh     yang berhubungan dengan tujuan-tujuan pokok
     ayat ma farrathna fi al-kitab min syay' (QS 6:38)     Al-Quran, yaitu masalah-masalah akidah, syari'ah
     dan ayat: wa nazzalna 'alayka al-kitab tibyanan       dan akhlak, bukan sebagai apa yang dimengerti
     likulli syay' QS 16:89) adalah bahwa Al-Quran tidak   oleh sebagian ulama bahwa ia mencakup segala
     meninggalkan sedikit pun dan atau lengah dalam        macam ilmu pengetahuan.
       2  Ibid., h. 22.


                                 Mengapa Tafsir Ilmiah Meluas?
         Sejak pertengahan abad ke-19, umat Islam          apatis, acuh tak acuh terhadap kemajuan tersebut;
     menghadapi tantangan hebat, bukan hanya               ada pula yang dengan spontan meletakkan senjata
     terbatas dalam bidang politik atau militer,           untuk menyerah dengan mengikuti segala sesuatu
     tetapi meluas hingga meliputi bidang sosial dan       yang bercorak Barat —meskipun dalam hal-hal
     budaya. Tantangan ini memberikan pengaruh             yang menyangkut kepribadian atau adat-istiadat.
     yang sangat besar dalam pandangan hidup serta         Adapula yang menentang haluan ini dengan
     pemikiran golongan besar umat Islam. Di sana-         mengajak masyarakat Islam menerima dan
     sini mereka melihat kekuatan Barat dan kemajuan       mempelajari ilmu pengetahuan dan sistem yang
     ilmu pengetahuan, dan di lain pihak mereka            dipergunakan Barat dalam mencapai kemajuan
     merasakan kelemahan umat serta kemunduran             tanpa meninggalkan kepribadian atau prinsip-
     dalam lapangan kehidupan dan ilmu pengetahuan.        prinsip agama.
     Keadaan yang serupa ini menimbulkan perasaan              Bukan tempatnya di sini membicarakan
     rendah diri atau inferiority complex pada sebagian    sejarah perkembangan pemikiran umat Islam dari
     besar kaum Muslim.                                    masa ke masa. Tetapi satu hal yang tidak dapat
         Para cendekiawan Islam berusaha memberi           diingkari adalah bahwa sebagian umat Islam sejak
     reaksi walaupun dengan cara-cara yang tidak           pertengahan abad ke-19 diliputi oleh perasaan
     tepat. Ada di antara mereka yang mengambil sifat      rendah diri dan berusaha mengadakan kompensasi

36
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an
Membumikan al qur'an

More Related Content

What's hot

Download presentasi Makkiyyah dan Madaniyyah 2
Download presentasi Makkiyyah dan Madaniyyah 2Download presentasi Makkiyyah dan Madaniyyah 2
Download presentasi Makkiyyah dan Madaniyyah 2Feldi Huda Yustian
 
Makalah Makiyah dan Madaniyah
Makalah Makiyah dan MadaniyahMakalah Makiyah dan Madaniyah
Makalah Makiyah dan Madaniyahnitapradana
 
Power point makkiyah madaniyah
Power point makkiyah madaniyahPower point makkiyah madaniyah
Power point makkiyah madaniyahrizkyintan
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointLontongSayoer
 
Bab ii pengertian al qur'an
Bab ii pengertian al qur'anBab ii pengertian al qur'an
Bab ii pengertian al qur'anRahimantoSSosI
 
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah Ukhty Nicken
 
Usuluddin 2(takrif makiyyah dan madaniah)
Usuluddin 2(takrif makiyyah dan madaniah)Usuluddin 2(takrif makiyyah dan madaniah)
Usuluddin 2(takrif makiyyah dan madaniah)MUHAMMAD FAUZI YUSOF
 
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruun
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-KafiruunPembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruun
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruunsiyatik
 
Tugas uas spai tafsir tematik
Tugas uas spai tafsir tematikTugas uas spai tafsir tematik
Tugas uas spai tafsir tematikEnungSayyidah
 
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah salleh
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah sallehTugasan ulum quran ustazah siti eshah salleh
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah sallehNorafsah Awang Kati
 

What's hot (20)

Ulumul qur an n 6
Ulumul qur an n 6Ulumul qur an n 6
Ulumul qur an n 6
 
Download presentasi Makkiyyah dan Madaniyyah 2
Download presentasi Makkiyyah dan Madaniyyah 2Download presentasi Makkiyyah dan Madaniyyah 2
Download presentasi Makkiyyah dan Madaniyyah 2
 
Makalah Makiyah dan Madaniyah
Makalah Makiyah dan MadaniyahMakalah Makiyah dan Madaniyah
Makalah Makiyah dan Madaniyah
 
Power point makkiyah madaniyah
Power point makkiyah madaniyahPower point makkiyah madaniyah
Power point makkiyah madaniyah
 
Al qur’an dan tafsir
Al qur’an dan tafsirAl qur’an dan tafsir
Al qur’an dan tafsir
 
Mahamai kitab tafsir
Mahamai kitab tafsirMahamai kitab tafsir
Mahamai kitab tafsir
 
Tuhan itu tidak di langit
Tuhan itu tidak di langitTuhan itu tidak di langit
Tuhan itu tidak di langit
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
 
Bab ii pengertian al qur'an
Bab ii pengertian al qur'anBab ii pengertian al qur'an
Bab ii pengertian al qur'an
 
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah
 
Ulumul Qur'an
Ulumul Qur'anUlumul Qur'an
Ulumul Qur'an
 
Usuluddin 2(takrif makiyyah dan madaniah)
Usuluddin 2(takrif makiyyah dan madaniah)Usuluddin 2(takrif makiyyah dan madaniah)
Usuluddin 2(takrif makiyyah dan madaniah)
 
Fikih m ts.smp
Fikih m ts.smpFikih m ts.smp
Fikih m ts.smp
 
Pengertian ulumul qur
Pengertian ulumul  qurPengertian ulumul  qur
Pengertian ulumul qur
 
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruun
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-KafiruunPembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruun
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruun
 
Pemikiran M arkoun
Pemikiran M arkounPemikiran M arkoun
Pemikiran M arkoun
 
Ulumul Quran
Ulumul QuranUlumul Quran
Ulumul Quran
 
Tugas uas spai tafsir tematik
Tugas uas spai tafsir tematikTugas uas spai tafsir tematik
Tugas uas spai tafsir tematik
 
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah salleh
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah sallehTugasan ulum quran ustazah siti eshah salleh
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah salleh
 
Hadis 40_Imam Nawawi
Hadis 40_Imam NawawiHadis 40_Imam Nawawi
Hadis 40_Imam Nawawi
 

Similar to Membumikan al qur'an

20140306100342 modul unit 1 5 (1)
20140306100342 modul unit 1 5 (1)20140306100342 modul unit 1 5 (1)
20140306100342 modul unit 1 5 (1)Sukor Bakar
 
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsirs4gito
 
Pengertian tafsir
Pengertian tafsirPengertian tafsir
Pengertian tafsir4n9ry_61rd5
 
Metodologi Tafsir Modern - Kontemporer di Indonesia - 1401-Article Text-2181-...
Metodologi Tafsir Modern - Kontemporer di Indonesia - 1401-Article Text-2181-...Metodologi Tafsir Modern - Kontemporer di Indonesia - 1401-Article Text-2181-...
Metodologi Tafsir Modern - Kontemporer di Indonesia - 1401-Article Text-2181-...Hasaniahmadsaid
 
Makalah makkiyah dan madaniyah
Makalah makkiyah dan madaniyahMakalah makkiyah dan madaniyah
Makalah makkiyah dan madaniyahandreanapulu
 
MAKALAH STUDI QUR'AN 1.docx
MAKALAH STUDI QUR'AN 1.docxMAKALAH STUDI QUR'AN 1.docx
MAKALAH STUDI QUR'AN 1.docxStHadijah
 
Jurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan Madaniyyah
Jurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan MadaniyyahJurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan Madaniyyah
Jurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan MadaniyyahRika Nuralfiyuni
 
Ulum al quran lengkap pt 1
Ulum al quran lengkap pt 1Ulum al quran lengkap pt 1
Ulum al quran lengkap pt 1Amiruddin Ahmad
 
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptxSharifahNurulhuda3
 
Aab ,,,,,www makalah hari pertama mbulet koyo ntoootttt.com
Aab ,,,,,www makalah hari pertama mbulet koyo ntoootttt.comAab ,,,,,www makalah hari pertama mbulet koyo ntoootttt.com
Aab ,,,,,www makalah hari pertama mbulet koyo ntoootttt.comMas Qunawi
 
02. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk smp kelas vii ix 19 desember ...
02. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk  smp kelas vii ix 19 desember ...02. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk  smp kelas vii ix 19 desember ...
02. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk smp kelas vii ix 19 desember ...infitah
 
makalah Ijazul al quran
makalah Ijazul al quran makalah Ijazul al quran
makalah Ijazul al quran rinskynufussa
 

Similar to Membumikan al qur'an (20)

20140306100342 modul unit 1 5 (1)
20140306100342 modul unit 1 5 (1)20140306100342 modul unit 1 5 (1)
20140306100342 modul unit 1 5 (1)
 
Fungsi tafsir tarbawi
Fungsi tafsir tarbawiFungsi tafsir tarbawi
Fungsi tafsir tarbawi
 
Metodologi tafsir
Metodologi tafsirMetodologi tafsir
Metodologi tafsir
 
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
 
Pengertian tafsir
Pengertian tafsirPengertian tafsir
Pengertian tafsir
 
PP Skripsi Albaqir.pptx
PP Skripsi Albaqir.pptxPP Skripsi Albaqir.pptx
PP Skripsi Albaqir.pptx
 
Metodologi Tafsir Modern - Kontemporer di Indonesia - 1401-Article Text-2181-...
Metodologi Tafsir Modern - Kontemporer di Indonesia - 1401-Article Text-2181-...Metodologi Tafsir Modern - Kontemporer di Indonesia - 1401-Article Text-2181-...
Metodologi Tafsir Modern - Kontemporer di Indonesia - 1401-Article Text-2181-...
 
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH Reza Meinando. SM IV MD-E FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH Reza Meinando. SM IV MD-E FDK UINSU 2019/2020TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH Reza Meinando. SM IV MD-E FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH Reza Meinando. SM IV MD-E FDK UINSU 2019/2020
 
Makalah makkiyah dan madaniyah
Makalah makkiyah dan madaniyahMakalah makkiyah dan madaniyah
Makalah makkiyah dan madaniyah
 
Bab dua
Bab duaBab dua
Bab dua
 
MAKALAH STUDI QUR'AN 1.docx
MAKALAH STUDI QUR'AN 1.docxMAKALAH STUDI QUR'AN 1.docx
MAKALAH STUDI QUR'AN 1.docx
 
Jurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan Madaniyyah
Jurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan MadaniyyahJurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan Madaniyyah
Jurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan Madaniyyah
 
Ulumul Quran
Ulumul QuranUlumul Quran
Ulumul Quran
 
Ulum al quran lengkap pt 1
Ulum al quran lengkap pt 1Ulum al quran lengkap pt 1
Ulum al quran lengkap pt 1
 
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx
2_SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_TAFSIR_Noras.pptx
 
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK Dilla Rama Dhani. SM IV-C FDK UINSU 2019/2020
 TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK Dilla Rama Dhani. SM IV-C FDK UINSU 2019/2020 TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK Dilla Rama Dhani. SM IV-C FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK Dilla Rama Dhani. SM IV-C FDK UINSU 2019/2020
 
Aab ,,,,,www makalah hari pertama mbulet koyo ntoootttt.com
Aab ,,,,,www makalah hari pertama mbulet koyo ntoootttt.comAab ,,,,,www makalah hari pertama mbulet koyo ntoootttt.com
Aab ,,,,,www makalah hari pertama mbulet koyo ntoootttt.com
 
02. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk smp kelas vii ix 19 desember ...
02. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk  smp kelas vii ix 19 desember ...02. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk  smp kelas vii ix 19 desember ...
02. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk smp kelas vii ix 19 desember ...
 
makalah Ijazul al quran
makalah Ijazul al quran makalah Ijazul al quran
makalah Ijazul al quran
 
Modul 10 kb 2
Modul 10 kb 2Modul 10 kb 2
Modul 10 kb 2
 

More from Idul Choliq

Islam, doktrin dan peradaban
Islam, doktrin dan peradabanIslam, doktrin dan peradaban
Islam, doktrin dan peradabanIdul Choliq
 
Musyawarah burung
Musyawarah burungMusyawarah burung
Musyawarah burungIdul Choliq
 
Titik temu islam kristen
Titik temu islam kristenTitik temu islam kristen
Titik temu islam kristenIdul Choliq
 
Asal usul kitab suci
Asal usul kitab suciAsal usul kitab suci
Asal usul kitab suciIdul Choliq
 
Perjalanan menuju mimbar
Perjalanan menuju mimbarPerjalanan menuju mimbar
Perjalanan menuju mimbarIdul Choliq
 

More from Idul Choliq (6)

Islam, doktrin dan peradaban
Islam, doktrin dan peradabanIslam, doktrin dan peradaban
Islam, doktrin dan peradaban
 
Musyawarah burung
Musyawarah burungMusyawarah burung
Musyawarah burung
 
Titik temu islam kristen
Titik temu islam kristenTitik temu islam kristen
Titik temu islam kristen
 
Asal usul kitab suci
Asal usul kitab suciAsal usul kitab suci
Asal usul kitab suci
 
Perjalanan menuju mimbar
Perjalanan menuju mimbarPerjalanan menuju mimbar
Perjalanan menuju mimbar
 
Membaca ulil
Membaca ulilMembaca ulil
Membaca ulil
 

Recently uploaded

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Membumikan al qur'an

  • 2. Kolofon Tulisan ini diambil dari artikel yang dimuat di situs media.isnet.org tanpa seijin dari pengelola dan menurut situs tersebut, tulisan ini pernah diterbitkan oleh: Penerbit Mizan Digitalisasi dengan menggunakan aplikasi Adobe® InDesign® CS6 for Mac® OS X yang dibuat oleh Adobe® Systems Inc. Typeface yang dipergunakan disini adalah: Myriad Pro, Adobe® Naskh dan Adobe® Garamond Pro yang dibuat oleh Adobe® Systems Inc.
  • 3. Membumikan Al-Qur'an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat DR. M. Quraish Shihab Mizan 1996
  • 4. iv
  • 5. Pengantar Pendijitalan Tanpa bermaksud tidak menghormati Bagi para pembaca buku ini, jika anda merasa karya besar dari DR. M. Quraish Shihab ini dan mampu untuk membeli, maka belilah! Jika anda mengurangi keuntungan dari Penerbit Mizan — sudah mampu memenuhi kebutuhan makan Bandung yang telah menyunting dan menerbitkan malam anda diwarung sebelah tanpa menuliskan buku ini sebelumnya, maksud dan tujuan jumlah uang yang harus anda bayarkan dibuku pedijitalan tulisan ini adalah untuk menanggapi 'Hutang' pada kolom nama anda, belilah! jika anda keluhan beberapa kalangan yang berkepentingan menggunakan buku ini sebagai bahan referensi dengan adanya tulisan ini, antara lain: tulisan, disertasi, tesis anda? cobalah menghubungi 1. Susah didapatkannya buku 'Membumikan sang penulis atau paling tidak menghubungi Al-Qur'an' ini. penerbit Mizan — Bandung sebagai pemegang 2. Daya beli bagi beberapa mahasiswa hak penerbitan tulisan ini atau pelajar maupun orang yang ingin Demikian, semoga bermanfaat dan selamat mengakases tulisan ini dan, membaca! 3. Pendijital berkeyakinan bahwa tulisan yang baik perlu disebarkan-luaskan ke segala Jakarta, 16 Agustus 2012 penjuru... bagaimanapun caranya! Pendijital — idul.choliq@atheist.com Dengan maksud itulah pendijital meluangkan waktu guna membuat buku dijital ini. Tulisan asli diambil dari media.isnet.org, juga tanpa seijin dari pengelola situs tersebut..., jadi pada dasarnya, jika ditinjau dari hukum formal, pendijitalan ini merupakan pembajakan! dikarenakan dilakukan tanpa mendapatkan ijin terlebih dahulu dari pihak yang berkepentingan.
  • 6. vi
  • 7. Daftar Isi Kolofon ii Pengantar Pendijitalan v 1. Keotentikan Al-Quran 1 Bukti-bukti dari Al-Quran Sendiri 1 Bukti-bukti Kesejarahan 3 Penulisan Mushhaf 5 Penutup 6 2. Kebenaran Al-Quran Bukti vii 3. Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Al-Quran 13 Periode Turunnya Al-Quran 14 Dakwah menurut Al-Quran 20 Tujuan Pokok Al-Quran
  • 8. 21 4. Kebenaran Ilmiah Al-Quran 23 Sistem Penalaran menurut Al-Quran 25 Ciri Khas Ilmu Pengetahuan 27 Perkembangan Tafsir 29 5. Ayat Ilmiah Al-Quran Hikmah 35 Mengapa Tafsir Ilmiah Meluas? 36 Bagaimana Memahami Al-Quran di Masa Kini? 41 Kesimpulan 45 6. Al-Quran, Ilmu, dan Filsafat Manusia 47 Al-Quran di Tengah Perkembangan Ilmu 48 Al-Quran di Tengah Perkembangan Filsafat 53 Penutup 57 7. Sejarah Perkembangan Tafsir 59 viii
  • 9. Kodifikasi Tafsir 61 Metode Tafsir 62 8. Kebebasan dan Pembatasan dalam Tafsir 65 Kebebasan dalam Menafsirkan Al-Quran 67 Pembatasan dalam Menafsirkan Al-Quran 67 Perubahan Sosial 70 Perkembangan Ilmu Pengetahuan 71 Bidang Bahasa 72 9. Perkembangan Metodologi Tafsir 75 Corak dan Metodologi Tafsir 75 Tafsir dalam Era Globalisasi 80 10. Tafsir dan Modernisasi 87 Arti Tajdid atau Modernisasi 88 Pandangan tentang Modernisasi Tafsir ix
  • 10. 90 11. Penafsiran Ilmiah Al-Quran 97 Perkembangan Penafsiran Ilmiah 97 Korelasi antara Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan 100 Penutup 109 12. Metode Tafsir Tematik 111 Beberapa Problem Tafsir 111 Metode Mawdhu'iy 114 Keistimewaan Metode Mawdhu'iy 118 Penutup 121 13. Hubungan Hadis dan Al-Quran 123 Fungsi Hadis terhadap Al-Quran 124 Pemahaman atas Makna Hadis 126 14. Fungsi dan Posisi Sunah Dalam Tafsir 131 x
  • 11. 15. Ayat-ayat Kawniyyah dalam Al-Quran 137 Al-Quran dan Alam Raya 138 Pendapat Para Ulama tentang Penafsiran Ilmiah 140 Segi Bahasa Al-Quran dan Korelasi Antar Ayatnya 141 16. Konsep Qath'iy dan Zhanniy 145 Hakikat Qath'iy dan Zhanniy 147 Yang Qath'iy dalam Al-Quran 148 Catatan Akhir 150 17. Soal Nasikh dan Mansukh 153 Arti Naskh 154 Siapa yang Berwenang Melakukan Naskh? 159 18. Pokok-Pokok Bahasan Tafsir 163 Problematik Tafsir 163 Pengertian dan Tujuan Pengajaran Tafsir xi
  • 12. 165 Pokok Bahasan Tafsir 167 Materi 'Ulum Al-Quran 168 Pengenalan terhadap Al-Quran 168 Kaidah-kaidah Tafsir 168 Metode-metode Tafsir 169 Kitab-kitab Tafsir dan Para Mufasir 169 Materi Tafsir 169 19. Penafsiran "Khalifah" dengan Metoda Tematik 171 Arti Kata Khalifah 172 Arti Kekhalifahan di Bumi 174 Sifat-sifat Terpuji Seorang Khalifah 179 Ruang Lingkup Tugas-tugas Khalifah 183 xii
  • 13. 20. Riba Menurut Al-Quran 185 Riba yang Dimaksud Al-Quran 186 Pelbagai Pandangan di Seputar Arti Adh'afan Mudha'afah 189 Kesimpulan 195 21. Kedudukan Perempuan dalam Islam 197 Asal Kejadian Perempuan 198 Hak-hak Perempuan 201 22. Laylat Al-Qadr 211 23. Makna Isra' dan Mi'raj 219 24. Selamat Natal Menurut Al-Qur'an 229 Adakah kacamata lain? Mungkin! 231 xiii
  • 14. xiv
  • 15. Keotentikan Al-Quran 1 A l-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al- Quran tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah saw., dan yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi saw. kitab yang selalu dipelihara. Tetapi, dapatkah kepercayaan itu didukung oleh bukti-bukti lain? Dan, dapatkah bukti-bukti itu Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu meyakinkan manusia, termasuk mereka yang tidak lahafizhun percaya akan jaminan Allah di atas? Tanpa ragu (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al- kita mengiyakan pertanyaan di atas, karena seperti Quran dan Kamilah Pemelihara-pemelihara- yang ditulis oleh almarhum 'Abdul-Halim Mahmud, Nya) (QS 15:9). mantan Syaikh Al-Azhar: "Para orientalis yang dari saat ke saat berusaha menunjukkan kelemahan Al- Demikianlah Allah menjamin keotentikan Quran, tidak mendapatkan celah untuk meragukan Al-Quran, jaminan yang diberikan atas dasar keotentikannya."(1) Hal ini disebabkan oleh bukti- Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta bukti kesejarahan yang mengantarkan mereka berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk- kepada kesimpulan tersebut. makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan 1  'Abdul Halim Mahmud, Al-Tafkir Al-Falsafiy fi Al-Islam, Dar jaminan ayat di atas, setiap Muslim percaya bahwa Al-Kitab Al-Lubnaniy, Beirut, t.t., h. 50. Bukti-bukti dari Al-Quran Sendiri Sebelum menguraikan bukti-bukti kesejarahan, ulama besar Syi'ah kontemporer, Muhammad ada baiknya saya kutipkan pendapat seorang Husain Al-Thabathaba'iy, yang menyatakan bahwa
  • 16. sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak Huruf-huruf hija'iyah yang terdapat pada awal turunnya sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum beberapa surah dalam Al-Quran adalah jaminan Muslim sejak dahulu sampai sekarang, sehingga keutuhan Al-Quran sebagaimana diterima oleh pada hakikatnya Al-Quran tidak membutuhkan Rasulullah saw. Tidak berlebih dan atau berkurang sejarah untuk membuktikan keotentikannya. satu huruf pun dari kata-kata yang digunakan oleh Kitab Suci tersebut lanjut Thabathaba'iy Al-Quran. Kesemuanya habis terbagi 19, sesuai memperkenalkan dirinya sebagai Firman-firman dengan jumlah huruf-huruf B(i)sm Ali(a)h Al-R(a) Allah dan membuktikan hal tersebut dengan hm(a)n Al-R(a)him. (Huruf a dan i dalam kurung menantang siapa pun untuk menyusun seperti tidak tertulis dalam aksara bahasa Arab). keadaannya. Ini sudah cukup menjadi bukti, Huruf (qaf) yang merupakan awal dari surah walaupun tanpa bukti-bukti kesejarahan. Salah ke-50, ditemukan terulang sebanyak 57 kali atau 3 satu bukti bahwa Al-Quran yang berada di tangan X 19. kita sekarang adalah Al-Quran yang turun kepada Huruf-huruf kaf, ha', ya', 'ayn, shad, dalam surah Nabi saw. tanpa pergantian atau perubahan — Maryam, ditemukan sebanyak 798 kali atau 42 X 19. tulis Thabathaba'iy lebih jauh— adalah berkaitan Huruf (nun) yang memulai surah Al-Qalam, dengan sifat dan ciri-ciri yang diperkenalkannya ditemukan sebanyak 133 atau 7 X 19. Kedua, huruf menyangkut dirinya, yang tetap dapat ditemui (ya') dan (sin) pada surah Yasin masing-masing sebagaimana keadaannya dahulu.(2) ditemukan sebanyak 285 atau 15 X 19. Kedua huruf Dr. Mustafa Mahmud, mengutip pendapat (tha') dan (ha') pada surah Thaha masing-masing Rasyad Khalifah, juga mengemukakan bahwa berulang sebanyak 342 kali, sama dengan 19 X 18. dalam Al-Quran sendiri terdapat bukti-bukti Huruf-huruf (ha') dan (mim) yang terdapat sekaligus jaminan akan keotentikannya.(3) pada keseluruhan surah yang dimulai dengan kedua huruf ini, ha' mim, kesemuanya merupakan 2  Muhammad Husain Al-Thabathabaly, Al-Qur'an fi Al-Islam, Markaz I'lam Al-Dzikra Al-Khamisah li Intizhar Al-Tsawrah perkalian dari 114 X 19, yakni masing-masing Al-Islamiyah, Teheran, h. 175. berjumlah 2.166. 3  Mustafa Mahmud, Min Asrar Al-Qur'an, Dar Al-Ma'arif, Bilangan-bilangan ini, yang dapat ditemukan Mesir, 1981, h. 64-65. 2
  • 17. langsung dari celah ayat Al-Quran, oleh Rasyad dari jumlah-jumlah yang disebut itu, diambil dari Khalifah, dijadikan sebagai bukti keotentikan pernyataan Al-Quran sendiri, yakni yang termuat Al-Quran. Karena, seandainya ada ayat yang dalam surah Al-Muddatstsir ayat 30 yang turun berkurang atau berlebih atau ditukar kata dan dalam konteks ancaman terhadap seorang yang kalimatnya dengan kata atau kalimat yang lain, meragukan kebenaran Al-Quran. maka tentu perkalian-perkalian tersebut akan Demikianlah sebagian bukti keotentikan yang menjadi kacau. terdapat di celah-celah Kitab Suci tersebut. Angka 19 di atas, yang merupakan perkalian Bukti-bukti Kesejarahan Al-Quran Al-Karim turun dalam masa sekitar 22 sederhana dan bersahaja: Kesederhanaan ini, tahun atau tepatnya, menurut sementara ulama, menjadikan mereka memiliki waktu luang yang dua puluh dua tahun, dua bulan dan dua puluh cukup, disamping menambah ketajaman pikiran dua hari. dan hafalan. Ada beberapa faktor yang terlebih dahulu (3) Masyarakat Arab sangat gandrung lagi harus dikemukakan dalam rangka pembicaraan membanggakan kesusastraan; mereka bahkan kita ini, yang merupakan faktor-faktor pendukung melakukan perlombaan-perlombaan dalam bidang bagi pembuktian otentisitas Al-Quran. ini pada waktu-waktu tertentu. (1) Masyarakat Arab, yang hidup pada masa (4) Al-Quran mencapai tingkat tertinggi turunnya Al-Quran, adalah masyarakat yang tidak dari segi keindahan bahasanya dan sangat mengenal baca tulis. Karena itu, satu-satunya mengagumkan bukan saja bagi orang-orang andalan mereka adalah hafalan. Dalam hal hafalan, mukmin, tetapi juga orang kafir. Berbagai riwayat orang Arab —bahkan sampai kini— dikenal sangat menyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik kuat. seringkali secara sembunyi-sembunyi berupaya (2) Masyarakat Arab —khususnya pada masa mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dibaca turunnya Al-Quran— dikenal sebagai masyarakat oleh kaum Muslim. Kaum Muslim, disamping 3
  • 18. mengagumi keindahan bahasa Al-Quran, juga sahabat Nabi saw. yang menghafalkan Al-Quran. mengagumi kandungannya, serta meyakini bahwa Bahkan dalam peperangan Yamamah, yang ayat-ayat Al-Quran adalah petunjuk kebahagiaan terjadi beberapa saat setelah wafatnya Rasul saw., dunia dan akhirat. telah gugur tidak kurang dari tujuh puluh orang (5) Al-Quran, demikian pula Rasul saw., penghafal Al-Quran.(4) menganjurkan kepada kaum Muslim untuk Walaupun Nabi saw. dan para sahabat memperbanyak membaca dan mempelajari Al- menghafal ayat-ayat Al-Quran, namun guna Quran dan anjuran tersebut mendapat sambutan menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi yang hangat. itu, beliau tidak hanya mengandalkan hafalan, (6) Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan tetapi juga tulisan. Sejarah menginformasikan mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa- bahwa setiap ada ayat yang turun, Nabi saw. lalu peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai pertanyaan-pertanyaan mereka. Disamping itu, menulis, untuk menuliskan ayat-ayat yang baru ayat-ayat Al-Quran turun sedikit demi sedikit. Hal saja diterimanya, sambil menyampaikan tempat itu lebih mempermudah pencernaan maknanya dan urutan setiap ayat dalam surahnya. Ayat- dan proses penghafalannya. ayat tersebut mereka tulis dalam pelepah kurma, (7) Dalam Al-Quran, demikian pula hadis- batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang. hadis Nabi, ditemukan petunjuk-petunjuk yang Sebagian sahabat ada juga yang menuliskan mendorong para sahabatnya untuk selalu bersikap ayat-ayat tersebut secara pribadi, namun karena teliti dan hati-hati dalam menyampaikan berita keterbatasan alat tulis dan kemampuan maka —lebih-lebih kalau berita tersebut merupakan tidak banyak yang melakukannya disamping Firman-firman Allah atau sabda Rasul-Nya. kemungkinan besar tidak mencakup seluruh Faktor-faktor di atas menjadi penunjang ayat Al-Quran. Kepingan naskah tulisan yang terpelihara dan dihafalkannya ayat-ayat Al-Quran. diperintahkan oleh Rasul itu, baru dihimpun dalam Itulah sebabnya, banyak riwayat sejarah yang 4  'Abdul Azhim Al-Zarqaniy, Manahil Al-'Irfan i 'Ulum menginformasikan bahwa terdapat ratusan Al-Qur'an, Al-Halabiy, Kairo, 1980, jilid 1, h. 250. 4
  • 19. bentuk "kitab" pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar r.a.(5) 5  Ibid., h. 252. Penulisan Mushhaf Dalam uraian sebelumnya dikemukakan bahwa Bakar r.a. memerintahkan kepada seluruh kaum ketika terjadi peperangan Yamamah, terdapat Muslim untuk membawa naskah tulisan ayat Al- puluhan penghafal Al-Quran yang gugur. Hal Quran yang mereka miliki ke Masjid Nabawi untuk ini menjadikan 'Umar ibn Al-Khaththab menjadi kemudian diteliti oleh Zaid dan timnya. Dalam risau tentang "masa depan Al-Quran". Karena itu, hal ini, Abu Bakar r.a. memberi petunjuk agar tim beliau mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar tersebut tidak menerima satu naskah kecuali yang agar mengumpulkan tulisan-tulisan yang pernah memenuhi dua syarat: ditulis pada masa Rasul. Walaupun pada mulanya Pertama, harus sesuai dengan hafalan para Abu Bakar ragu menerima usul tersebut —dengan sahabat lain. alasan bahwa pengumpulan semacam itu tidak Kedua, tulisan tersebut benar-benar adalah dilakukan oleh Rasul saw.— namun pada akhirnya yang ditulis atas perintah dan di hadapan Nabi 'Umar r.a. dapat meyakinkannya. Dan keduanya saw. Karena, seperti yang dikemukakan di atas, sepakat membentuk suatu tim yang diketuai oleh sebagian sahabat ada yang menulis atas inisiatif Zaid ibn Tsabit dalam rangka melaksanakan tugas sendiri. suci dan besar itu. Untuk membuktikan syarat kedua tersebut, Zaid pun pada mulanya merasa sangat berat diharuskan adanya dua orang saksi mata. untuk menerima tugas tersebut, tetapi akhirnya Sejarah mencatat bahwa Zaid ketika itu ia dapat diyakinkan —apalagi beliau termasuk menemukan kesulitan karena beliau dan sekian salah seorang yang ditugaskan oleh Rasul pada banyak sahabat menghafal ayat Laqad ja'akum masa hidup beliau untuk menuliskan wahyu Rasul min anfusikum 'aziz 'alayh ma 'anittun harish Al-Quran. Dengan dibantu oleh beberapa orang 'alaykum bi almu'minina Ra'uf al-rahim (QS 9:128). sahabat Nabi, Zaid pun memulai tugasnya. Abu Tetapi, naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw. 5
  • 20. tidak ditemukan. Syukurlah pada akhirnya naskah dengan 142 X 19, sedangkan kata Al-Rahman tersebut ditemukan juga di tangan seorang sebanyak 57 kali atau sama dengan 3 X 19, dan sahabat yang bernama Abi Khuzaimah Al-Anshari. Al-Rahim sebanyak 115 kali. Di sini, ia menemukan Demikianlah, terlihat betapa Zaid menggabungkan kejanggalan, yang konon mengantarnya antara hafalan sekian banyak sahabat dan naskah mencurigai adanya satu ayat yang menggunakan yang ditulis di hadapan Nabi saw., dalam rangka kata rahim, yang pada hakikatnya bukan ayat Al- memelihara keotentikan Al-Quran. Dengan Quran. Ketika itu, pandangannya tertuju kepada demikian, dapat dibuktikan dari tata kerja dan surah Al-Tawbah ayat 128, yang pada mulanya data-data sejarah bahwa Al-Quran yang kita baca tidak ditemukan oleh Zaid. Karena, sebagaimana sekarang ini adalah otentik dan tidak berbeda terbaca di atas, ayat tersebut diakhiri dengan kata sedikit pun dengan apa yang diterima dan dibaca rahim. oleh Rasulullah saw., lima belas abad yang lalu. Sebenarnya, kejanggalan yang ditemukannya Sebelum mengakhiri tulisan ini, perlu akan sirna, seandainya ia menyadari bahwa kata dikemukakan bahwa Rasyad Khalifah, yang rahim pada ayat Al-Tawbah di atas, bukannya menemukan rahasia angka 19 yang dikemukakan menunjuk kepada sifat Tuhan, tetapi sifat Nabi di atas, mendapat kesulitan ketika menemukan Muhammad saw. Sehingga ide yang ditemukannya bahwa masing-masing kata yang menghimpun dapat saja benar tanpa meragukan satu ayat dalam Bismillahirrahmanirrahim, kesemuanya habis Al-Quran, bila dinyatakan bahwa kata rahim dalam terbagi 19, kecuali Al-Rahim. Kata Ism terulang Al-Quran yang menunjuk sifat Allah jumlahnya 114 sebanyak 19 kali, Allah sebanyak 2.698 kali, sama dan merupakan perkalian dari 6 X 19. Penutup Demikianlah sekelumit pembicaraan dan bukti- Kitab Suci ini, antara lain berkat upaya kaum bukti yang dikemukakan para ulama dan pakar, beriman. menyangkut keotentikan ayat-ayat Al-Quran. Terlihat bagaimana Allah menjamin terpeliharanya 6
  • 21. Bukti Kebenaran Al-Quran Al-Quran mempunyai sekian banyak fungsi. Seorang ahli berkomentar bahwa tantangan 2 Di antaranya adalah menjadi bukti kebenaran yang sedemikian lantang ini tidak dapat Nabi Muhammad saw. Bukti kebenaran tersebut dikemukakan oleh seseorang kecuali jika ia dikemukakan dalam tantangan yang sifatnya memiliki satu dari dua sifat: gila atau sangat bertahap. Pertama, menantang siapa pun yang yakin. Muhammad saw. sangat yakin akan wahyu- meragukannya untuk menyusun semacam Al- wahyu Tuhan, karena "Wahyu adalah informasi Quran secara keseluruhan (baca QS 52:34). Kedua, yang diyakini dengan sebenarnya bersumber dari menantang mereka untuk menyusun sepuluh Tuhan." surah semacam Al-Quran (baca QS 11:13). Seluruh Walaupun Al-Quran menjadi bukti kebenaran Al-Quran berisikan 114 surah. Ketiga, menantang Nabi Muhammad, tapi fungsi utamanya adalah mereka untuk menyusun satu surah saja semacam menjadi "petunjuk untuk seluruh umat manusia." Al-Quran (baca QS 10:38). Keempat, menantang Petunjuk yang dimaksud adalah petunjuk agama, mereka untuk menyusun sesuatu seperti atau lebih atau yang biasa juga disebut sebagai syari'at. kurang sama dengan satu surah dari Al-Quran Syari'at, dari segi pengertian kebahasaan, berarti (baca QS 2:23). ' jalan menuju sumber air." Jasmani manusia, Dalam hal ini, Al-Quran menegaskan: bahkan seluruh makhluk hidup, membutuhkan Katakanlah (hai Muhammad) sesungguhnya jika air, demi kelangsungan hidupnya. Ruhaninya pun manusia dan jin berkumpul untuk membuat membutuhkan "air kehidupan." Di sini, syari'at yang serupa Al-Quran ini, niscaya mereka tidak mengantarkan seseorang menuju air kehidupan akan mampu membuat yang serupa dengannya, itu. sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu Dalam syari'at ditemukan sekian banyak rambu- bagi sebagian yang lain. (QS 17 :88). rambu jalan: ada yang berwarna merah, yang
  • 22. berarti larangan; ada pula yang berwarna kuning, kematian. yang memerlukan kehati-hatian; dan ada yang Jika demikian, yang harus menyusunnya adalah hijau warnanya, yang melambangkan kebolehan "Sesuatu" yang tidak bersifat egoistis, yang tidak melanjutkan perjalanan. Ini semua, persis sama mempunyai sedikit kepentingan pun, sekaligus dengan lampu-lampu lalulintas. Lampu merah memiliki pengetahuan yang Mahaluas. "Sesuatu" tidak memperlambat seseorang sampai ke tujuan. itu adalah Tuhan Yang Mahaesa, dan peraturan Bahkan ia merupakan salah satu faktor utama yang yang dibuatnya itu dinamai "agama". memelihara pejalan dari mara bahaya. Demikian Sayang bahwa tidak semua manusia dapat juga halnya dengan "lampu-lampu merah" atau berhubungan langsung secara jelas dengan larangan-larangan agama. Tuhan, guna memperoleh informasi-Nya. Karena Kita sangat membutuhkan peraturan-peraturan itu, Tuhan memilih orang-orang tertentu, yang lalulintas demi memelihara keselamatan kita. memiliki kesucian jiwa dan kecerdasan pikiran Demikian juga dengan peraturan lalulintas menuju untuk menyampaikan informasi tersebut kepada kehidupan yang lebih jauh, kehidupan sesudah mereka. Mereka yang terpilih itu dinamai Nabi atau mati. Di sini, siapakah yang seharusnya membuat Rasul. peraturan-peraturan menuju perjalanan yang Karena sifat egoistis manusia, maka ia tidak sangat jauh itu? mempercayai informasi-informasi Tuhan yang Manusia memiliki kelemahan-kelemahan. disampaikan oleh para Nabi itu. Mereka bahkan Antara lain, ia seringkali bersifat egoistis. tidak percaya bahwa manusia-manusia terpilih itu Disamping itu, pengetahuannya sangat terbatas. adalah Nabi-nabi yang mendapat tugas khusus Lantaran itu, jika ia yang diserahi menyusun dari Tuhan. peraturan lalulintas menuju kehidupan sesudah Untuk meyakinkan manusia, para Nabi atau mati, maka diduga keras bahwa ia, di samping Rasul diberi bukti-bukti yang pasti dan terjangkau. hanya akan menguntungkan dirinya sendiri, juga Bukti-bukti tersebut merupakan hal-hal tertentu akan sangat terbatas bahkan keliru, karena ia yang tidak mungkin dapat mereka —sebagai tidak mengetahui apa yang akan terjadi setelah manusia biasa (bukan pilihan Tuhan)— lakukan. viii
  • 23. Bukti-bukti tersebut dalam bahasa agama dinamai tengah-tengah masyarakat yang relatif telah "mukjizat". mengenal peradaban, seperti Mesir, Persia atau Para Nabi atau Rasul terdahulu memiliki Romawi. Beliau dibesarkan dan hidup di tengah- mukjizat-mukjizat yang bersifat temporal, lokal, tengah kaum yang oleh beliau sendiri dilukiskan dan material. Ini disebabkan karena misi mereka sebagai "Kami adalah masyarakat yang tidak terbatas pada daerah tertentu dan waktu tertentu. pandai menulis dan berhitung." Inilah sebabnya, Ini jelas berbeda dengan misi Nabi Muhammad konon, sehingga angka yang tertinggi yang saw. Beliau diutus untuk seluruh umat manusia, di mereka ketahui adalah tujuh. Inilah latar belakang, mana dan kapan pun hingga akhir zaman. mengapa mereka mengartikan "tujuh langit" Pengutusan ini juga memerlukan mukjizat. sebagai "banyak langit." Al-Quran juga menyatakan Dan karena sifat pengutusan itu, maka bukti bahwa seandainya Muhammad dapat membaca kebenaran beliau juga tidak mungkin bersifat lokal, atau menulis pastilah akan ada yang meragukan temporal, dan material. Bukti itu harus bersifat kenabian beliau (baca QS 29:48). universal, kekal, dapat dipikirkan dan dibuktikan Ketiga aspek yang dimaksud di atas adalah kebenarannya oleh akal manusia. Di sinilah terletak sebagai berikut. Pertama, aspek keindahan dan fungsi Al-Quran sebagai mukjizat. ketelitian redaksi-redaksinya. Tidak mudah untuk Paling tidak ada tiga aspek dalam Al-Quran menguraikan hal ini, khususnya bagi kita yang yang dapat menjadi bukti kebenaran Nabi tidak memahami dan memiliki "rasa bahasa" Arab Muhammad saw., sekaligus menjadi bukti —karena keindahan diperoleh melalui "perasaan", bahwa seluruh informasi atau petunjuk yang bukan melalui nalar. Namun demikian, ada satu disampaikannya adalah benar bersumber dari atau dua hal menyangkut redaksi Al-Quran yang Allah SWT. dapat membantu pemahaman aspek pertama ini. Ketiga aspek tersebut akan lebih meyakinkan Seperti diketahui, seringkali Al-Quran "turun" lagi, bila diketahui bahwa Nabi Muhammad secara spontan, guna menjawab pertanyaan atau bukanlah seorang yang pandai membaca dan mengomentari peristiwa. Misalnya pertanyaan menulis. Ia juga tidak hidup dan bermukim di orang Yahudi tentang hakikat ruh. Pertanyaan ix
  • 24. ini dijawab secara langsung, dan tentunya (keburukan), masing-masing 167 kali; spontanitas tersebut tidak memberi peluang Al-Thumaninah (kelapangan/ketenangan) dan untuk berpikir dan menyusun jawaban dengan al-dhiq (kesempitan/kekesalan), masing-masing 13 redaksi yang indah apalagi teliti. Namun demikian, kali; setelah Al-Quran rampung diturunkan dan Al-rahbah (cemas/takut) dan al-raghbah (harap/ kemudian dilakukan analisis serta perhitungan ingin), masing-masing 8 kali; tentang redaksi-redaksinya, ditemukanlah hal-hal Al-kufr (kekufuran) dan al-iman (iman) dalam yang sangat menakjubkan. Ditemukan adanya bentuk definite, masing-masing 17 kali; keseimbangan yang sangat serasi antara kata-kata Kufr (kekufuran) dan iman (iman) dalam bentuk yang digunakannya, seperti keserasian jumlah dua indifinite, masing-masing 8 kali; kata yang bertolak belakang. Al-shayf (musim panas) dan al-syita' (musim Abdurrazaq Nawfal, dalam Al-Ijaz Al-Adabiy dingin), masing-masing 1 kali. li Al-Qur'an Al-Karim yang terdiri dari tiga jilid, B. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan mengemukakan sekian banyak contoh tentang sinonimnya/makna yang dikandungnya. keseimbangan tersebut, yang dapat kita simpulkan Al-harts dan al-zira'ah (membajak/bertani), secara sangat singkat sebagai berikut. masing-masing 14 kali; A. Keseimbangan antara jumlah bilangan Al-'ushb dan al-dhurur (membanggakan diri/ kata dengan antonimnya. Beberapa contoh, di angkuh), masing-masing 27 kali; antaranya: Al-dhallun dan al-mawta (orang sesat/mati Al-hayah (hidup) dan al-mawt (mati), masing- [jiwanya]), masing-masing 17 kali; masing sebanyak 145 kali; Al-Qur'an, al-wahyu dan Al-Islam (Al-Quran, Al-naf' (manfaat) dan al-madharrah (mudarat), wahyu dan Islam), masing-masing 70 kali; masing-masing sebanyak 50 kali; Al-aql dan al-nur (akal dan cahaya), masing- Al-har (panas) dan al-bard (dingin), masing- masing 49 kali; masing 4 kali; Al-jahr dan al-'alaniyah (nyata), masing-masing Al-shalihat (kebajikan) dan al-sayyi'at 16 kali. x
  • 25. C. Keseimbangan antara jumlah bilangan (1) Kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam akibatnya. setahun. Sedangkan kata hari yang menunjuk Al-infaq (infak) dengan al-ridha (kerelaan), kepada bentuk plural (ayyam) atau dua (yawmayni), masing-masing 73 kali; jumlah keseluruhannya hanya tiga puluh, sama Al-bukhl (kekikiran) dengan al-hasarah dengan jumlah hari dalam sebulan. Disisi lain, (penyesalan), masing-masing 12 kali; kata yang berarti "bulan" (syahr) hanya terdapat Al-kafirun (orang-orang kafir) dengan al-nar/ dua belas kali, sama dengan jumlah bulan dalam al-ahraq (neraka/ pembakaran), masing-masing 154 setahun. kali; (2) Al-Quran menjelaskan bahwa langit ada Al-zakah (zakat/penyucian) dengan al-barakat "tujuh." Penjelasan ini diulanginya sebanyak tujuh (kebajikan yang banyak), masing-masing 32 kali; kali pula, yakni dalam ayat-ayat Al-Baqarah 29, Al-fahisyah (kekejian) dengan al-ghadhb Al-Isra' 44, Al-Mu'minun 86, Fushshilat 12, Al-Thalaq (murka), masing-masing 26 kali. 12, Al-Mulk 3, dan Nuh 15. Selain itu, penjelasannya D. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata tentang terciptanya langit dan bumi dalam enam dengan kata penyebabnya. hari dinyatakan pula dalam tujuh ayat. Al-israf (pemborosan) dengan al-sur'ah (3) Kata-kata yang menunjuk kepada utusan (ketergesa-gesaan), masing-masing 23 kali; Tuhan, baik rasul (rasul), atau nabiyy (nabi), atau Al-maw'izhah (nasihat/petuah) dengan al-lisan basyir (pembawa berita gembira), atau nadzir (lidah), masing-masing 25 kali; (pemberi peringatan), keseluruhannya berjumlah Al-asra (tawanan) dengan al-harb (perang), 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah masing-masing 6 kali; penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa Al-salam (kedamaian) dengan al-thayyibat berita tersebut, yakni 518 kali. (kebajikan), masing-masing 60 kali. Demikianlah sebagian dari hasil penelitian yang E. Di samping keseimbangan-keseimbangan kita rangkum dan kelompokkan ke dalam bentuk tersebut, ditemukan juga keseimbangan khusus. seperti terlihat di atas. xi
  • 26. Kedua adalah pemberitaan-pemberitaan Ketiga, isyarat-isyarat ilmiahnya. Banyak sekah gaibnya. Fir'aun, yang mengejar-ngejar Nabi Musa., isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Quran. diceritakan dalam surah Yunus. Pada ayat 92 surah Misalnya diisyaratkannya bahwa "Cahaya matahari itu, ditegaskan bahwa "Badan Fir'aun tersebut bersumber dari dirinya sendiri, sedang cahaya akan diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari)" generasi berikut." Tidak seorang pun mengetahui (perhatikan QS 10:5); atau bahwa jenis kelamin hal tersebut, karena hal itu telah terjadi sekitar anak adalah hasil sperma pria, sedang wanita 1200 tahun S.M. Nanti, pada awal abad ke-19, sekadar mengandung karena mereka hanya tepatnya pada tahun 1896, ahli purbakala Loret bagaikan "ladang" (QS 2:223); dan masih banyak menemukan di Lembah Raja-raja Luxor Mesir, satu lagi lainnya yang kesemuanya belum diketahui mumi, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa manusia kecuali pada abad-abad bahkan tahun- ia adalah Fir'aun yang bernama Maniptah dan tahun terakhir ini. Dari manakah Muhammad yang pernah mengejar Nabi Musa a.s. Selain itu, mengetahuinya kalau bukan dari Dia, Allah Yang pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat Maha Mengetahui! izin dari pemerintah Mesir untuk membuka Kesemua aspek tersebut tidak dimaksudkan pembalut-pembalut Fir'aun tersebut. Apa yang kecuali menjadi bukti bahwa petunjuk-petunjuk ditemukannya adalah satu jasad utuh, seperti yang disampaikan oleh Al-Quran adalah benar, yang diberitakan oleh Al-Quran melalui Nabi yang sehingga dengan demikian manusia yakin serta ummiy (tak pandai membaca dan menulis itu). secara tulus mengamalkan petunjuk-petunjuknya. Mungkinkah ini? Setiap orang yang pernah berkunjung ke Museum Kairo, akan dapat melihat Fir'aun tersebut. Terlalu banyak ragam serta peristiwa gaib yang telah diungkapkan Al-Quran dan yang tidak mungkin dikemukakan dalam kesempatan yang terbatas ini. xii
  • 27. Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Al- 3 Quran Agama Islam, agama yang kita anut dan Disamping keterangan yang diberikan oleh dianut oleh ratusan juta kaum Muslim di seluruh Rasulullah saw., Allah memerintahkan pula kepada dunia, merupakan way of life yang menjamin umat manusia seluruhnya agar memperhatikan kebahagiaan hidup pemeluknya di dunia dan di dan mempelajari Al-Quran: Tidaklah mereka akhirat kelak. Ia mempunyai satu sendi utama yang memperhatikan isi Al-Quran, bahkan ataukah hati esensial: berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang mereka tertutup (QS 47:24). sebaik-baiknya. Allah berfirman, Sesungguhnya Mempelajari Al-Quran adalah kewajiban. Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan yang Berikut ini beberapa prinsip dasar untuk sebaik-baiknya (QS, 17:9). memahaminya, khusus dari segi hubungan Al- Al-Quran memberikan petunjuk dalam Quran dengan ilmu pengetahuan. Atau, dengan persoalan-persoalan akidah, syariah, dan akhlak, kata lain, mengenai "memahami Al-Quran dalam dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsip Hubungannya dengan Ilmu Pengetahuan." mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah (Persoalan ini sangat penting, terutama pada SWT menugaskan Rasul saw., untuk memberikan masa-masa sekarang ini, dimana perkembangan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar ilmu pengetahuan demikian pesat dan meliputi itu: Kami telah turunkan kepadamu Al-Dzikr (Al- seluruh aspek kehidupan. Quran) untuk kamu terangkan kepada manusia Kekaburan mengenai hal ini dapat apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar menimbulkan ekses-ekses yang mempengaruhi mereka berpikir (QS 16:44). perkembangan pemikiran kita dewasa ini dan
  • 28. generasi-generasi yang akan datang. Dalam di pihak lain, tidak dapat mencapai kata sepakat bukunya, Science and the Modern World, A.N. tentang hubungan antara Kitab Suci dan ilmu Whitehead menulis: "Bila kita menyadari betapa pengetahuan; tetapi agama yang dimaksudkannya pentingnya agama bagi manusia dan betapa dapat mencakup segenap keyakinan yang dianut pentingnya ilmu pengetahuan, maka tidaklah manusia. berlebihan bila dikatakan bahwa sejarah kita yang Demikian pula halnya bagi umat Islam, akan datang bergantung pada putusan generasi pengertian kita terhadap hubungan antara sekarang mengenai hubungan antara keduanya."(1) Al-Quran dan ilmu pengetahuan akan memberi Tulisan Whithead ini berdasarkan apa yang pengaruh yang tidak kecil terhadap perkembangan terjadi di Eropa pada abad ke-18, yang ketika itu, agama dan sejarah perkembangan manusia pada gereja/pendeta di satu pihak dan para ilmuwan generasi-generasi yang akan datang. 1  Whitehead, Science and the Modern World, hal. 180. Periode Turunnya Al-Quran Al-Quran Al-Karim yang terdiri dari 114 surah umat-umat yang lalu disatukan dengan nasihat, dan susunannya ditentukan oleh Allah SWT. ultimatum, dorongan atau tanda-tanda kebesaran dengan cara tawqifi, tidak menggunakan metode Allah yang ada di alam semesta. Terkadang pula, sebagaimana metode-metode penyusunan buku- ada suatu persoalan atau hukum yang sedang buku ilmiah. Buku-buku ilmiah yang membahas diterangkan tiba-tiba timbul persoalan lain yang satu masalah, selalu menggunakan satu metode pada pandangan pertama tidak ada hubungan tertentu dan dibagi dalam bab-bab dan pasal- antara satu dengan yang lainnya. Misalnya, apa pasal. Metode ini tidak terdapat di dalam Al-Quran yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 216- Al-Karim, yang di dalamnya banyak persoalan 221, yang mengatur hukum perang dalam asyhur induk silih-berganti diterangkan. al-hurum berurutan dengan hukum minuman Persoalan akidah terkadang bergandengan keras, perjudian, persoalan anak yatim, dan dengan persoalan hukum dan kritik; sejarah perkawinan dengan orang-orang musyrik. 14
  • 29. Yang demikian itu dimaksudkan agar pada hakikatnya periode pertama dan kedua memberikan kesan bahwa ajaran-ajaran Al-Quran dalam pembagian tersebut adalah kumpulan dari dan hukum-hukum yang tercakup didalamnya ayat-ayat Makkiyah, dan periode ketiga adalah merupakan satu kesatuan yang harus ditaati oleh ayat-ayat Madaniyyah. Pembagian demikian untuk penganut-penganutnya secara keseluruhan tanpa lebih menjelaskan tujuan-tujuan pokok Al-Quran. ada pemisahan antara satu dengan yang lainnya. Dalam menerangkan masalah-masalah filsafat dan Periode Pertama metafisika, Al-Quran tidak menggunakan istilah Diketahui bahwa Muhammad saw., pada filsafat dan logika. Juga dalam bidang politik, awal turunnya wahyu pertama (iqra'), belum ekonomi, sosial dan kebudayaan. Yang demikian dilantik menjadi Rasul. Dengan wahyu pertama ini membuktikan bahwa Al-Quran tidak dapat itu, beliau baru merupakan seorang nabi yang dipersamakan dengan kitab-kitab yang dikenal tidak ditugaskan untuk menyampaikan apa yang manusia. diterima. Baru setelah turun wahyu kedualah Tujuan Al-Quran juga berbeda dengan tujuan beliau ditugaskan untuk menyampaikan wahyu- kitab-kitab ilmiah. Untuk memahaminya, terlebih wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman dahulu harus diketahui periode turunnya Al-Quran. Allah: "Wahai yang berselimut, bangkit dan berilah Dengan mengetahui periode-periode tersebut, peringatan" (QS 74:1-2). tujuan-tujuan Al-Quran akan lebih jelas. Kemudian, setelah itu, kandungan wahyu Para ulama 'Ulum Al-Quran membagi sejarah Ilahi berkisar dalam tiga hal. Pertama, pendidikan turunnya Al-Quran dalam dua periode: (1) Periode bagi Rasulullah saw., dalam membentuk sebelum hijrah; dan (2) Periode sesudah hijrah. kepribadiannya. Perhatikan firman-Nya: Ayat-ayat yang turun pada periode pertama Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan dinamai ayat-ayat Makkiyyah, dan ayat-ayat yang sampaikanlah. Dan Tuhanmu agungkanlah. turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat Bersihkanlah pakaianmu. Tinggalkanlah kotoran Madaniyyah. Tetapi, di sini, akan dibagi sejarah (syirik). Janganlah memberikan sesuatu dengan turunnya Al-Quran dalam tiga periode, meskipun mengharap menerima lebih banyak darinya, dan 15
  • 30. sabarlah engkau melaksanakan perintah-perintah mengetahui pula persoalan-persoalan tauhid dan Tuhanmu (QS 74:1-7). tanzih (penyucian) Allah SWT. Dalam wahyu ketiga terdapat pula bimbingan Ketiga, keterangan mengenai dasar-dasar untuknya: Wahai orang yang berselimut, akhlak Islamiah, serta bantahan-bantahan secara bangkitlah, shalatlah di malam hari kecuali sedikit umum mengenai pandangan hidup masyarakat darinya, yaitu separuh malam, kuranq sedikit dari jahiliah ketika itu. Ini dapat dibaca, misalnya, dalam itu atau lebih, dan bacalah Al-Quran dengan tartil surah Al-Takatsur, satu surah yang mengecam (QS 73:1-4). mereka yang menumpuk-numpuk harta; dan surah Perintah ini disebabkan karena Sesungguhnya Al-Ma'un yang menerangkan kewajiban terhadap kami akan menurunkan kepadamu wahyu yang fakir miskin dan anak yatim serta pandangan sangat berat (QS 73:5). agama mengenai hidup bergotong-royong. Ada lagi ayat-ayat lain, umpamanya: Berilah Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan peringatan kepada keluargamu yang terdekat. telah menimbulkan bermacam-macam reaksi di Rendahkanlah dirimu, janganlah bersifat kalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi-reaksi sombong kepada orang-orang yang beriman tersebut nyata dalam tiga hal pokok: yang mengikutimu. Apabila mereka (keluargamu) Segolongan kecil dari mereka menerima enggan mengikutimu, katakanlah: aku berlepas dengan baik ajaran-ajaran Al-Quran. dari apa yang kalian kerjakan (QS 26:214-216). Sebagian besar dari masyarakat tersebut Demikian ayat-ayat yang merupakan menolak ajaran Al-Quran, karena kebodohan bimbingan bagi beliau demi suksesnya dakwah. mereka (QS 21:24), keteguhan mereka Kedua, pengetahuan-pengetahuan dasar mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek mengenai sifat dan af'al Allah, misalnya surah moyang (QS 43:22), dan atau karena adanya Al-A'la (surah ketujuh yang diturunkan) atau maksud-maksud tertentu dari satu golongan surah Al-Ikhlash, yang menurut hadis Rasulullah seperti yang digambarkan oleh Abu Sufyan: "Kalau "sebanding dengan sepertiga Al-Quran", karena sekiranya Bani Hasyim memperoleh kemuliaan yang mengetahuinya dengan sebenarnya akan nubuwwah, kemuliaan apa lagi yang tinggal untuk 16
  • 31. kami." ancaman yang pedas terus mengalir kepada kaum Dakwah Al-Quran mulai melebar melampaui musyrik yang berpaling dari kebenaran, seperti: perbatasan Makkah menuju daerah-daerah Bila mereka berpaling maka katakanlah wahai sekitarnya. Muhammad: "Aku pertakuti kamu sekalian dengan siksaan, seperti siksaan yang menimpa kaum 'Ad Periode Kedua dan Tsamud" (QS 41:13). Periode kedua dari sejarah turunnya Al- Selain itu, turun juga ayat-ayat yang Quran berlangsung selama 8-9 tahun, dimana mengandung argumentasi-argumentasi mengenai terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam keesaan Tuhan dan kepastian hari kiamat dan jahiliah. Gerakan oposisi terhadap Islam berdasarkan tanda-tanda yang dapat mereka lihat menggunakan segala cara dan sistem untuk dalam kehidupan sehari-hari, seperti: Manusia menghalangi kemajuan dakwah Islamiah. memberikan perumpamaan bagi kami dan lupa Dimulai dari fitnah, intimidasi dan akan kejadiannya, mereka berkata: "Siapakah penganiayaan, yang mengakibatkan para yang dapat menghidupkan tulang-tulang yang penganut ajaran Al-Quran ketika itu terpaksa telah lapuk dan hancur?" Katakanlah, wahai berhijrah ke Habsyah dan para akhirnya mereka Muhammad: "Yang menghidupkannya ialah semua —termasuk Rasulullah saw.— berhijrah ke Tuhan yang menjadikan ia pada mulanya, dan Madinah. yang Maha Mengetahui semua kejadian. Dia yang Pada masa tersebut, ayat-ayat Al-Quran, di menjadikan untukmu, wahai manusia, api dari satu pihak, silih berganti turun menerangkan kayu yang hijau (basah) lalu dengannya kamu kewajiban-kewajiban prinsipil penganutnya sesuai sekalian membakar." Tidaklah yang menciptakan dengan kondisi dakwah ketika itu, seperti: Ajaklah langit dan bumi sanggup untuk menciptakan mereka ke jalan Tuhanmu (agama) dengan hikmah yang serupa itu? Sesungguhnya Ia Maha Pencipta dan tuntunan yang baik, serta bantahlah mereka dan Maha Mengetahui. Sesungguhnya bila Allah dengan cara yang sebaik-baiknya (QS 16:125). menghendaki sesuatu Ia hanya memerintahkan: Dan, di lain pihak, ayat-ayat kecaman dan "Jadilah!"Maka jadilah ia (QS 36:78-82). 17
  • 32. Ayat ini merupakan salah satu argumentasi Al-Munawwarah). Periode ini berlangsung selama terkuat dalam membuktikan kepastian hari kiamat. sepuluh tahun, di mana timbul bermacam-macam Dalam hal ini, Al-Kindi berkata: "Siapakah di antara peristiwa, problem dan persoalan, seperti: Prinsip- manusia dan filsafat yang sanggup mengumpulkan prinsip apakah yang diterapkan dalam masyarakat dalam satu susunan kata-kata sebanyak huruf ayat- demi mencapai kebahagiaan? Bagaimanakah ayat tersebut, sebagaimana yang telah disimpulkan sikap terhadap orang-orang munafik, Ahl Al-Kitab, Tuhan kepada Rasul-Nya saw., dimana diterangkan orang-orang kafir dan lain-lain, yang semua itu bahwa tulang-tulang dapat hidup setelah menjadi diterangkan Al-Quran dengan cara yang berbeda- lapuk dan hancur; bahwa qudrah-Nya menciptakan beda? seperti langit dan bumi; dan bahwa sesuatu Dengan satu susunan kata-kata yang dapat mewujud dari sesuatu yang berlawanan membangkitkan semangat seperti berikut ini, Al- dengannya."(2) Quran menyarankan: Tidakkah sepatutnya kamu Disini terbukti bahwa ayat-ayat Al-Quran telah sekalian memerangi golongan yang mengingkari sanggup memblokade paham-paham jahiliah dari janjinya dan hendak mengusir Rasul, sedangkan segala segi sehingga mereka tidak lagi mempunyai merekalah yang memulai peperangan. Apakah arti dan kedudukan dalam rasio dan alam pikiran kamu takut kepada mereka? Sesungguhnya Allah sehat. lebih berhak untuk ditakuti jika kamu sekalian benar-benar orang yang beriman. Perangilah! Periode Ketiga Allah akan menyiksa mereka dengan perantaraan Selama masa periode ketiga ini, dakwah Al- kamu sekalian serta menghina-rendahkan mereka; Quran telah dapat mewujudkan suatu prestasi dan Allah akan menerangkan kamu semua serta besar karena penganut-penganutnya telah dapat memuaskan hati segolongan orang-orang beriman hidup bebas melaksanakan ajaran-ajaran agama (QS 9:13-14). di Yatsrib (yang kemudian diberi nama Al-Madinah Adakalanya pula merupakan perintah-perintah yang tegas disertai dengan konsiderannya, seperti: 2  Lihat 'Abdul Halim Mahmud, Al-Tafsir Al-Falsafiy fi Al-Islam, Wahai orang-orang beriman, sesungguhnya Dar Al-Kitab Al-Lubnaniy, Beirut, 1982, h. 73-74. 18
  • 33. minuman keras, perjudian, berhala-berhala, bahagia, sengsara, aman dan takut). Dalam perang bertenung adalah perbuatan keji dari perbuatan Uhud misalnya, di mana kaum Muslim menderita setan. Oleh karena itu hindarilah semua itu tujuh puluh orang korban, turunlah ayat-ayat agar kamu sekalian mendapat kemenangan. penenang yang berbunyi: Janganlah kamu Sesungguhnya setan tiada lain yang diinginkan sekalian merasa lemah atau berduka cita. Kamu kecuali menanamkan permusuhan dan kebencian adalah orang-orang yang tinggi (menang) selama diantara kamu disebabkan oleh minuman keras kamu sekalian beriman. Jika kamu mendapat dan perjudian tersebut, serta memalingkan kamu luka, maka golongan mereka juga mendapat luka dari dzikrullah dan sembahyang, maka karenanya serupa. Demikianlah hari-hari kemenangan Kami hentikanlah pekerjaan-pekerjaan tersebut (QS perganti-gantikan di antara manusia, supaya Allah 5:90-91). membuktikan orang-orang beriman dan agar Allah Disamping itu, secara silih-berganti, terdapat mengangkat dari mereka syuhada, sesungguhnya juga ayat yang menerangkan akhlak dan suluk Allah tiada mengasihi orang-orangyang aniaya (QS yang harus diikuti oleh setiap Muslim dalam 3:139-140). kehidupannya sehari-hari, seperti: Wahai orang- Selain ayat-ayat yang turun mengajak berdialog orang yang beriman, janganlah kamu memasuki dengan orang-orang Mukmin, banyak juga ayat satu rumah selain rumahmu kecuali setelah minta yang ditujukan kepada orang-orang munafik, izin dan mengucapkan salam kepada penghuninya. Ahli Kitab dan orang-orang musyrik. Ayat-ayat Demikian ini lebih baik bagimu. Semoga kamu tersebut mengajak mereka ke jalan yang benar, sekalian mendapat peringatan (QS 24:27). sesuai dengan sikap mereka terhadap dakwah. Semua ayat ini memberikan bimbingan kepada Salah satu ayat yang ditujukan kepada ahli Kitab kaum Muslim menuju jalan yang diridhai Tuhan ialah: Katakanlah (Muhammad): "Wahai ahli disamping mendorong mereka untuk berjihad kitab (golongan Yahudi dan Nasrani), marilah di jalan Allah, sambil memberikan didikan akhlak kita menuju ke satu kata sepakat diantara kita dan suluk yang sesuai dengan keadaan mereka yaitu kita tidak menyembah kecuali Allah; tidak dalam bermacam-macam situasi (kalah, menang, mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, 19
  • 34. tidak pula mengangkat sebagian dari kita tuhan katakanlah: "Saksikanlah bahwa kami adalah yang bukan Allah." Maka bila mereka berpaling orang-orang Muslim" (QS 3:64). Dakwah menurut Al-Quran Dan ringkasan sejarah turunnya Al-Quran, itu saja. Karena yang demikian itu hanya untuk tampak bahwa ayat-ayat Al-Quran sejalan dengan dijadikan argumentasi dakwah. Sejarah umat- pertimbangan dakwah: turun sedikit demi sedikit umat diungkapkan sebagai pelajaran/peringatan bergantung pada kebutuhan dan hajat, hingga bagaimana perlakuan Tuhan terhadap orang-orang mana kala dakwah telah menyeluruh, orang-orang yang mengikuti jejak-jejak mereka. berbondong-bondong memeluk agama Islam. Sebagai suatu perbandingan, Al-Quran dapat Ketika itu berakhirlah turunnya ayat-ayat Al-Quran diumpamakan dengan seseorang yang dalam dan datang pulalah penegasan dari Allah SWT: menanamkan idenya tidak dapat melepaskan diri Hari ini telah Kusempurnakan agamamu dan telah dari keadaan, situasi atau kondisi masyarakat yang Kucukupkan nikmat untukmu serta telah Kuridhai merupakan objek dakwah. Tentu saja metode Islam sebagai agamamu (QS 5:3). yang digunakannya harus sesuai dengan keadaan, Uraian di atas menunjukkan bahwa ayat-ayat perkembangan dan tingkat kecerdasan objek Al-Quran disesuaikan dengan keadaan masyarakat tersebut. Demikian pula dalam menanamkan saat itu. Sejarah yang diungkapkan adalah sejarah idenya, cita-cita itu tidak hartya sampai pada batas bangsa-bangsa yang hidup di sekitar Jazirah suatu masyarakat dan masa tertentu; tetapi masih Arab. Peristiwa-peristiwa yang dibawakan adalah mengharapkan agar idenya berkembang pada peristiwa-peristiwa mereka. Adat-istiadat dan ciri- semua tempat sepanjang masa. ciri masyarakat yang dikecam adalah yang timbul Untuk menerapkan idenya itu, seorang da'i dan yang terdapat dalam masyarakat tersebut. tidak boleh bosan dan putus asa. Dan dalam Tetapi ini bukan berarti bahwa ajaran- merealisasikan cita-citanya, ia harus mampu ajaran Al-Quran hanya dapat diterapkan dalam menyatakan dan mengulangi usahanya walaupun masyarakat yang ditemuinya atau pada waktu dengan cara yang berbeda-beda. Demikian pula 20
  • 35. ayat-ayat Al-Quran yang mengulangi beberapa tanpa memberikan contoh-contoh hidup dalam kali satu persoalan. Tetapi untuk menghindari masyarakat tempat ia muncul atau berkembang. terjadinya perasaan bosan, susunan kata-katanya Cara yang demikian ini tidak mungkin akan —oleh Allah SWT— diubah dan dihiasi sehingga mewujud; kalau ada, maka ia hanya sekadar menarik pendengarannya. Bukankah argumentasi- merupakan teori-teori belaka yang tidak dapat argumentasi Al-Quran mengenai soal-soal yang diterapkan dalam suatu masyarakat. dipaparkan dapat dipergunakan di mana, kapan Tidakkah menjadi keharusan satu gerakan yang dan bagi siapa saja, serta dalam situasi dan kondisi bersifat universal untuk memulai penyebarannya apa pun? di forum internasional. Tapi, cara paling tepat Argumen kosmologis (cosmological argument) adalah menyebarkan ajaran-ajarannya dalam —yang oleh Immanuel Kant dikatakan sebagai masyarakat tempat timbulnya gerakan itu, suatu argumen yang sangat dikagumi dan dimana penyebar-penyebarnya mengetahui merupakan salah satu dalil terkuat mengenai bahasa, tradisi dan adat-istiadat masyarakat tadi. wujud Pencipta (Prime Cause)— merupakan salah Kemudian, bila telah berhasil menerapkan ajaran- satu argumentasi Al-Quran untuk maksud tersebut. ajarannya dalam suatu masyarakat tertentu, Bukankah juga penolakan Al-Quran terhadap syirik maka masyarakat tersebut dapat dijadikan "pilot (politeisme) meliputi segala macam dan bentuk proyek" bagi masyarakat lainnya. Hal ini dapat politeisme yang telah timbul, termasuk yang kita lihat pada Fasisme, Zionisme, Komunisme, dianut oleh orang-orang Arab ketika turunnya Al- Nazisme, dan lain-lain. Dengan demikian, tidak ada Quran? alasan untuk mengatakan bahwa ajaran-ajaran Dapat diperhatikan pula, bahwa tiada satu Al-Quran itu khusus untuk masyarakat pada masa filsafat pun yang memaparkan perincian- diturunkannya saja. perinciannya dari A sampai Z dalam bentuk abstrak Tujuan Pokok Al-Quran Dari sejarah diturunkannya Al-Quran, dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran mempunyai 21
  • 36. tiga tujuan pokok: Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif. Petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, "Al-Quran adalah petunjuk bagi selunih manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat." 22
  • 37. Kebenaran Ilmiah Al-Quran 4 A l-Quran adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang kita peroleh dari mempelajari sejarah turunnya. Ini sesuai pula dengan penegasan Menurut hemat kami, membahas hubungan Al- Quran dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dengan banyaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan Al-Quran: Petunjuk bagi manusia, keterangan yang tersimpul di dalamnya, bukan pula dengan mengenai petunjuk serta pemisah antara yang hak menunjukkan kebenaran teori-teori ilmiah. Tetapi dan batil. (QS 2:185). pembahasan hendaknya diletakkan pada proporsi Jika demikian, apakah hubungan Al-Quran yang lebih tepat sesuai dengan kemurnian dan dengan ilmu pengetahuan? Berkaitan dengan kesucian Al-Quran dan sesuai pula dengan logika hal ini, perselisihan pendapat para ulama sudah ilmu pengetahuan itu sendiri. lama berlangsung. Dalam kitabnya Jawahir Al- Membahas hubungan antara Al-Quran dan Quran, Imam Al-Ghazali menerangkan pada bab ilmu pengetahuan bukan dengan melihat, khusus bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan misalnya, adakah teori relativitas atau bahasan yang terdahulu dan yang kemudian, yang telah tentang angkasa luar; ilmu komputer tercantum diketahui maupun yang belum, semua bersumber dalam Al-Quran; tetapi yang lebih utama adalah dari Al-Quran Al-Karim. Al-Imam Al-Syathibi (w. melihat adakah jiwa ayat-ayatnya menghalangi 1388 M), tidak sependapat dengan Al-Ghazali. kemajuan ilmu pengetahuan atau sebaliknya, serta Dalam kitabnya, Al-Muwafaqat, beliau —antara adakah satu ayat Al-Quran yang bertentangan lain— berpendapat bahwa para sahabat tentu dengan hasil penemuan ilmiah yang telah lebih mengetahui Al-Quran dan apa-apa yang mapan? Dengan kata lain, meletakkannya pada tercantum di dalamnya, tapi tidak seorang pun di sisi "social psychology" (psikologi sosial) bukan antara mereka yang menyatakan bahwa Al-Quran pada sisi "history of scientific progress" (sejarah mencakup seluruh cabang ilmu pengetahuan. perkembangan ilmu pengetahuan). Anggaplah
  • 38. bahwa setiap ayat dari ke-6.226 ayat yang ilmu pengetahuan atau mendorongnya lebih jauh." tercantum dalam Al-Quran (menurut perhitungan Ini menunjukkan bahwa kemajuan ilmu ulama Kufah)(1) mengandung suatu teori ilmiah, pengetahuan tidak hanya dinilai dengan apa yang kemudian apa hasilnya? Apakah keuntungan dipersembahkannya kepada masyarakat, tetapi yang diperoleh dengan mengetahui teori-teori juga diukur dengan wujudnya suatu iklim yang tersebut bila masyarakat tidak diberi "hidayah" dapat mendorong kemajuan ilmu pengetahuan atau petunjuk guna kemajuan ilmu pengetahuan itu.(3) atau menyingkirkan hal-hal yang dapat Sejarah membuktikan bahwa Galileo, ketika menghambatnya? mengungkapkan penemuannya bahwa bumi Malik bin Nabi di dalam kitabnya Intaj Al- ini beredar, tidak mendapat counter dari suatu Mustasyriqin wa Atsaruhu fi Al-Fikriy Al-Hadits, lembaga ilmiah. Tetapi, masyarakat tempat ia menulis: "Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan hidup malah memberikan tantangan kepadanya masalah serta sekumpulan metode yang atas dasar-dasar kepercayaan dogma, sehingga dipergunakan menuju tercapainya masalah Galileo pada akhirnya menjadi korban tantangan tersebut."(2) tersebut atau korban penemuannya sendiri. Hal Selanjutnya beliau menerangkan: "Kemajuan ini adalah akibat belum terwujudnya syarat-syarat ilmu pengetahuan bukan hanya terbatas dalam sosial dan psikologis yang disebutkan di atas. Dari bidang-bidang tersebut, tetapi bergantung pula segi inilah kita dapat menilai hubungan Al-Quran pada sekumpulan syarat-syarat psikologis dan dengan ilmu pengetahuan. sosial yang mempunyai pengaruh negatif dan Di dalam Al-Quran tersimpul ayat-ayat yang positif sehingga dapat menghambat kemajuan menganjurkan untuk mempergunakan akal pikiran 1  Jumlah yang populer dan luas dipegang adalah 6.666 ayat. dalam mencapai hasil. Allah berfirman: Katakanlah Tetapi, jumlah ini tidak diketahui dasarnya. Terdapat juga hai Muhammad: "Aku hanya menganjurkan pandangan lain. Perbedaan jumlah ini disebabkan oleh perbedaan cara menghitung basmalah di setiap awal surat kepadanya satu hal saja, yaitu berdirilah karena sebagai ayat tersendiri. Juga ayat seperti Alif lam mim, dan Allah berdua-dua atau bersendiri-sendiri, lain-lain. 2  Terbitan Dar Al-Irsyad, 1969, h. 30. 3 Ibid. 24
  • 39. kemudian berpikirlah." (QS 34:36). pikiran manusia, serta menyingkirkan hal-hal yang Demikianlah Al-Quran telah membentuk satu dapat menghalangi kemajuannya. iklim baru yang dapat mengembangkan akal Sistem Penalaran menurut Al-Quran Salah satu faktor terpenting yang dapat Sejarah menunjukkan bahwa pada masa-masa menghalangi perkembangan ilmu pengetahuan pertama dalam pembinaan masyarakat Islam, terdapat dalam diri manusia sendiri. Para psikolog pandangan atau penilaian segolongan orang menerangkan bahwa tahap-tahap perkembangan Islam terhadap nilai al-fikrah Al-Quraniyyah (ide kejiwaan dan alam pikiran manusia dalam yang dibawa oleh Al-Quran), adalah bahwa ide-ide menilai suatu ide umumnya melalui tiga fase. tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat Fase pertama, menilai baik buruknya suatu ide dengan pribadi Rasulullah saw. Dalam perang dengan ukuran yang mempunyai hubungan Uhud misalnya, sekelompok kaum Muslim cepat- dengan alam kebendaan (materi) atau berdasarkan cepat meninggalkan medan pertempuran ketika pada pancaindera yang timbul dari kebutuhan- mendengar berita wafatnya Rasulullah saw., yang kebutuhan primer. Fase kedua, menilai ide tersebut diisukan oleh kaum musyrik. Sikap keliru ini lahir atas keteladanan yang diberikan oleh seseorang; akibat pandangan mereka terhadap nilai suatu ide dan atau tidak terlepas dari penjelmaan dalam baru sampai pada fase kedua, atau dengan kata diri pribadi seseorang. Ia menjadi baik, bila tokoh lain belum mencapai tingkat kedewasaannya. A yang melakukan atau menyatakannya baik dan Al-Quran tidak menginginkan masyarakat baru jelek bila dinyatakannya jelek. Fase ketiga (fase yang dibentuk dengan memandang atau menilai kedewasaan), adalah suatu penilaian tentang ide suatu ide apa pun coraknya hanya terbatas sampai didasarkan atas nilai-nilai yang terdapat pada fase kedua saja, karenanya turunlah ayat-ayat: unsur-unsur ide itu sendiri, tanpa terpengaruh Muhammad tiada lain kecuali seorang Rasul. oleh faktor eksternal yang menguatkan atau Sebelum dia telah ada rasul-rasul. Apakah jika melemahkannya (materi dan pribadi). sekiranya dia mati atau terbunuh kamu berpaling 25
  • 40. ke agamamu yang dahulu? Siapa-siapa yang mengetahui? (QS 39:9). berpaling menjadi kafir; ia pasti tidak merugikan Ayat ini menekankan kepada masyarakat Tuhan sedikit pun, dan Allah akan memberikan betapa besar nilai ilmu pengetahuan dan ganjaran kepada orang-orang yang bersyukur kedudukan cendekiawan dalam masyarakat. kepadaNya (QS 3:144). Demikian juga ayat, Inilah kamu (wahai Ahl Al- Ayat tersebut walaupun dalam bentuk istifham, Kitab), kamu ini membantah tentang hal-hal yang tetapi —sebagaimana diterangkan oleh para kamu ketahui, maka mengapakah membantah ulama Tafsir— menunjukkan "istifham taubikhi pula dalam hal-hal yang kalian tidak ketahui? (QS istinkariy"(4) yang berarti larangan menempatkan 3:66). "al-fikrah Al-Qur'aniyyah" hanya sampai pada Ayat ini merupakan kritik pedas terhadap fase kedua. Ayat ini merupakan dorongan kepada mereka yang berbicara atau membantah suatu masyarakat untuk lebih meningkatkan pandangan persoalan tanpa adanya data objektif lagi ilmiah dan penilaiannya atas suatu ide ke tingkat yang yang berkaitan dengan persoalan tersebut. Ayat- lebih tinggi sampai pada fase ketiga atau fase ayat semacam inilah yang kemudian membentuk kedewasaan. Ayat-ayat ini juga melepaskan iklim baru dalam masyarakat dan mewujudkan belenggu-belenggu yang dapat menghambat udara yang dapat mendorong kemajuan ilmu kemajuan ilmu pengetahuan dalam alam pikiran pengetahuan. Iklim baru inilah yang kemudian manusia. menghasilkan tokoh seperti Ibnu Sina, Al-Farabi, Untuk lebih menekankan kepentingan Al-Ghazali, Ibnu Khaldun, Jabir Ibnu Hayyan, dan ilmu pengetahuan alam masyarakat, Al-Quran sebagainya. Ia-lah yang membantu Muhammad memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bin Ahmad menemukan angka nol pada tahun 976, merupakan ujian kepada mereka: Tanyakanlah yang akhirnya mendorong Muhammad bin Musa hai Muhammad! Adakah sama orang-orang Al-Khawarizmiy menemukan perhitungan Aljabar. yang mengetahui dengan mereka yang tidak Tanpa penemuan-penemuan tersebut, Ilmu Pasti akan tetap merangkak dan meraba-raba dalam 4  Pertanyaan yang mengandung kecaman, sekaligus larangan alam gelap gulita. untuk melakukannya. 26
  • 41. Mewujudkan iklim ilmu pengetahuan jauh lebih ilmu pengetahuannya sebisa mungkin. Kemudian penting daripada menemukan teori ilmiah, karena juga menjadikan observasi atas alam semesta tanpa wujudnya iklim ilmu pengetahuan, para sebagai alat untuk percaya kepada yang setiap ahli yang menemukan teori itu akan mengalami penemuan baru atau teori ilmiah, sehingga mereka nasib seperti Galileo, yang menjadi korban hasil dapat mencarikan dalilnya dalam Al-Quran untuk penemuannya. dibenarkan atau dibantahnya. Bukan saja karena Al-Quran sebagai kitab petunjuk yang tidak sejalan dengan tujuan-tujuan pokok Al- memberikan petunjuk kepada manusia untuk Quran tetapi juga tidak sejalan dengan ciri-ciri kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat khas ilmu pengetahuan. Untuk menjelaskan hal ini, dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan berikut ini kami paparkan beberapa ciri-ciri ilmu adalah mendorong manusia seluruhnya untuk pengetahuan. mempergunakan akal pikirannya serta menambah Ciri Khas Ilmu Pengetahuan Ciri khas nyata dari ilmu pengetahuan (science) sampai-sampai manusia pun hendak dikatagorikan yang tidak dapat diingkari —meskipun oleh para dalam konsep tersebut. Sekarang ini kita dapati ilmuwan— adalah bahwa ia tidak mengenal kata psikologi yang membahas mengenai jiwa, budi "kekal". Apa yang dianggap salah di masa silam dan semangat, telah mengambil tempat tersendiri misalnya, dapat diakui kebenarannya di abad dan mempunyai peranan yang sangat penting modern. dalam kehidupan manusia. Pandangan terhadap persoalan-persoalan Dahulu, persoalan-persoalan moral tidak ilmiah silih berganti, bukan saja dalam lapangan mendapat perhatian ilmuwan, tetapi kini pembahasan satu ilmu saja, tetapi terutama juga penggunaan senjata-senjata nuklir, misalnya, dalam teori-teori setiap cabang ilmu pengetahuan. tidak dapat dilepaskan dari persoalan tersebut; Dahulu, misalnya, segala sesuatu diterangkan mereka tidak mengabaikan persoalan moral dalam dalam konsep material (istilah-istilah kebendaan) penggunaan senjata nuklir yang merupakan hasil 27
  • 42. dari kemajuan ilmu pengetahuan. melihat ke satu bayangan dilihatnya berhenti tak Teori-teori ilmiah juga silih berganti. Qawanin bergerak sehingga dikatakanlah bahwa bayangan Al-Thabi'ah (Natural Law) yang dahulu dianggap tak bergerak. Tetapi dengan pengalaman pasti, tak mengizinkan suatu kebebasan pun. dan pandangan mata, setelah beberapa saat, Sekarang ini ia hanya dinilai sebagai "summary of diketahui bahwa bayangan tadi tak bergerak, statictical averages" (ikhtisar dari rerata statistik). bukan disebabkan gerakan spontan tetapi sedikit Teori bumi datar yang merupakan satu hukum demi sedikit sehingga ia sebenarnya tak pernah aksioma di suatu masa misalnya, dibatalkan berhenti; begitu juga mata memandang kepada oleh teori bumi bulat yang kemudian dibatalkan bintang, ia melihatnya kecil bagaikan uang dinar, pula oleh teori lonjong seperti lonjongnya telur. akan tetapi alat membuktikan bahwa bintang lebih Mungkin tidak sedikit orang yang yakin-bahwa besar daripada bumi."(5) pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah Segala undang-undang ilmiah yang —terutama menurut Ilmu Pasti— adalah "benar", diketahui hanya menyatakan saling bergantinya sedangkan kenyataannya belum tentu demikian. "psychological states" (keadaan-keadaan jiwa) Salah satu sebab dari kesalahan ini adalah yang ditentukan pada diri kita oleh sebab-sebab karena sering kali titik tolak dari pemikiran manusia tertentu (mengambil sebab dari musabab atau berdasarkan pancaindera atau perasaan umum. dari ma'lul kepada 'illah). Ini menunjukkan bahwa Perasaan umumlah yang, misalnya, menyatakan segala undang-undang ilmiah pada hakikatnya bahwa sepotong baja adalah padat, padahal sinar relatif dan subjektif. U memperlihatkan bahwa ia berpori. Dari sini jelaslah bahwa ilmu pengetahuan Karenanya, tidak heran kalau Imam Al-Ghazali hanya melihat dan menilik; bukan menetapkan. pada suatu masa hidupnya tidak mempercayai Ia melukiskan fakta-fakta, objek-objek dan indera. Beliau menulis dalam kitabnya Al- fenomena-fenomena yang dilihat dengan mata Munqidz min Al-Dhalal: "Bagaimana kita dapat seorang yang mempunyai sifat pelupa, keliru, mempercayai pancaindera, dimana mata 5  Al-Ghazali, Al-Munqidz min Al-Dhalal, komentar 'Abdul merupakan indera terkuat, sedangkan bila ia Halim Mahmud, Anglo Al-Mishriyyah, Kairo, 1964, h. 15. 28
  • 43. dan ataupun tidak mengetahui. Karenanya, jelas ini memberikan kesempatan kepada musuh- pulalah bahwa apa yang dikatakan orang sebagai musuh Al-Quran atau bahkan kepada kaum sesuatu yang benar (kebenaran ilmiah) sebenarnya Muslim sendiri untuk meragukan kebenaran hanya merupakan satu hal yang relatif dan Al-Quran, kitab akidah dan petunjuk, terutama mengandung arti yang sangat terbatas. setelah ternyata terdapat kesalahan suatu teori Kalau demikian ini sifat dan ciri khas ilmu ilmiah yang tadinya dibenarkan oleh Al-Quran? pengetahuan dan peraturannya, maka dapatkah Demikian juga mengingkari suatu teori ilmiah kita menguatkannya dengan ayat-ayat Tuhan berdasarkan ayat-ayat Al-Quran sangat berbahaya, yang bersifat absolut, abadi dan pasti benar? karena ekses yang ditimbulkannya tidak kurang Relakah kita mengubah arti ayat-ayat Al-Quran bahayanya dengan apa yang timbul di Eropa sesuai dengan perubahan atau teori ilmiah ketika gereja mengingkari teori bulatnya bumi dan yang tidak atau belum mapan itu? Tidakkah hal peredarannya mengelilingi matahari. Perkembangan Tafsir Perkembangan hidup manusia mempunyai Quran menurut pendapatku". pengaruh yang sangat mendalam terhadap Bahkan, sebagian di antara para ulama, bila perkembangan akal-pikirannya. Ini juga berarti ditanya mengenai pengertian satu ayat, mereka mempunyai pengaruh dalam pengertian terhadap tidak memberikan jawaban apa pun. Diriwayatkan ayat-ayat Al-Quran. oleh Imam Malik bahwa Said Ibn Musayyab, bila Dalam abad pertama Islam, para ulama sangat ditanya mengenai tafsir suatu ayat, beliau berkata: berhati-hati dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran. "Kami tidak berbicara mengenai Al-Quran sedikit Seorang pernah bertanya kepada Sayyidina Abu pun." Demikian juga halnya dengan Sali bin Bakar, apakah arti kalimat abba dalam ayat: wa 'Abdullah bin 'Umar, Al-Qasim bin Abi Bakar, Nafi', fakihah wa abba. Beliau menjawab: "Di bumi Al-Asma'i, dan lain-lain. apakah aku berpijak, dengan langit apakah aku Pada abad-abad berikutnya, sebagian besar berteduh bila aku mengatakan sesuatu dalam Al- ulama berpendapat bahwa setiap orang boleh 29
  • 44. menafsirkan ayat-ayat Al-Quran selama ia memiliki yang lebih banyak menggambarkan pendapat syarat-syarat tertentu seperti: pengetahuan bahasa Fahr Al-Razi sendiri; sementara riwayat-riwayat yang cukup, misalnya, menguasai nahw, sharaf, terdahulu tidak banyak dituliskan, kecuali dalam balaghah, dan isytiqaq; juga Ilmu Ushuluddin, Ilmu batas-batas yang sangat sempit. Qira'ah, Asbab Al-Nuzul, Nasikh-Mansukh, dan lain Demikianlah, dan dari masa ke masa timbullah sebagainya. kemudian beraneka warna corak tafsir: ada yang Sejarah penafsiran Al-Quran dimulai dengan berdasarkan nalar penulisnya saja, ada pula menafsirkan ayat-ayatnya sesuai dengan hadis- berdasarkan riwayat-riwayat, ada pula yang hadis Rasulullah saw., atau pendapat para sahabat. menyatukan antara keduanya. Persoalan-persoalan Penafsiran demikian kemudian berkembang, yang dibahas pun bermacam-macam: ada yang sehingga dengan tidak disadari, bercampurlah hanya membahas arti dari kalimat-kalimat yang hadis-hadis shahih dengan Isra'iliyat (kisah-kisah sukar saja (Tafsir Gharib), seperti Al-Zajjaj dan Al- yang bersumber dari Ahli Kitab yang umumnya Wahidiy; ada yang menulis kisah-kisah, seperti Al- tidak sejalan dengan kesucian agama atau pikiran Tsa'labiy dan Al-Khazin; ada yang memperhatikan yang sehat). Hal ini mengakibatkan sebagian persoalan balaghah (sastra bahasa) seperti Al- ulama menolak penafsiran yang menggambarkan Zamakhsyari; atau persoalan ilmu pengetahuan, pendapat-pendapat penulisnya, atau menyatukan logika dan filsafat seperti Al-Fakhr Al-Razi; atau pendapat-pendapat tersebut dengan hadis-hadis fiqih seperti Al-Qurthubiy; dan ada pula yang atau pendapat-pendapat para sahabat yang hanya merupakan "terjemahan" kalimat-kalimatnya dianggap benar. saja seperti Tafsir Al-Jalalain. Tafsir Al- Thabari, misalnya, adalah satu Agaknya benar juga pandangan sementara kitab tafsir yang menyimpulkan hadis-hadis pakar, bahwa "Sepanjang sejarah, tidak dikenal satu dan pendapat-pendapat terdahulu. Kemudian kitab apa pun yang telah ditafsirkan, diterangkan, penulisnya, Al-Thabari, men-tarjih (menguatkan) dikumpulkan interpretasi dan pendapat para ahli salah satu pendapat di antaranya. Sedangkan Tafsir terhadapnya dalam kitab yang berjilid-jilid seperti Fakhr Al-Razi (w. 606 H/1209 M) adalah satu kitab halnya Al-Quran." 30
  • 45. Penafsiran ilmiah atau menafsirkan ayat-ayat berjumlah 10 planet, disamping jutaan bintang Al-Quran sesuai dengan ilmu pengetahuan telah yang tampaknya memenuhi langit, kesepuluh lama berlangsung. Tafsir Fakhr Al-Raziy, misalnya, planet itu hanya laksana setetes air dalam lautan adalah satu contoh dari penafsiran ilmiah terhadap bila dibandingkan dengan banyaknya bintang di ayat-ayat Al-Quran, sehingga sebagian ulama tidak seluruh angkasa raya. menamakan kitabnya sebagai Kitab Tafsir. Karena Setiap galaksi, menurut mereka, rata-rata persoalan-persoalan filsafat dan logika disinggung memiliki seratus biliun bintang, sedangkan seluruh dengan sangat luas. ruang alam semesta didiami oleh berbiliun-biliun Abu Hayyan dalam tafsirnya menulis: "Al-Fakhr galaksi. Al-Razi di dalam Tafsirnya mengumpulkan banyak Jadi, yang membenarkan bahwa planet hanya persoalan secara luas yang tidak dibutuhkan dalam tujuh berdasarkan ayat-ayat tadi, nyata-nyata Ilmu Tafsir. Karenanya sebagian ulama berkata: 'Di telah keliru. Kekeliruan tersebut merupakan satu dalam Tafsirnya terdapat segala sesuatu kecuali dosa besar bila dia memaksakan orang untuk tafsir'."(6) mempercayai pendapat tersebut atas nama Al- Kelanjutan dari penafsiran ilmiah ini Quran, atau dia meyakini hal tersebut sebagai adalah penafsiran yang sesuai dengan teori- satu akidah Al-Quran. Setiap Muslim wajib teori ilmiah atau penemuan-penemuan baru. mempercayai segala sesuatu yang terdapat di Dahulu ada orang yang menguatkan pendapat dalam Al-Quran. Bila seseorang membenarkan satu yang menyatakan bahwa planet hanya tujuh teori ilmiah berdasarkan Al-Quran, berarti pula dia (sebagaimana pendapat ahli-ahli Falak ketika itu) mewajibkan setiap Muslim untuk mempercayai dengan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa ada teori tersebut. tujuh langit. Teori tujuh planet tersebut ternyata Kekeliruan mereka itu serupa dengan salah. Karena planet-planet yang ditemukan kekeliruan sebagian cendekiawan Islam yang oleh ilmu pengetahuan dalam tata surya saja mengingkari teori evolusi Darwin (1804-1872) dengan beberapa ayat Al-Quran, atau mereka 6  Abu Hayyan, Al-Bahr Al-Muhith, Dar Al-Fikr, Kairo 1979, yang membenarkan dengan ayat-ayat lainnya. Jilid I, h. 13. 31
  • 46. Memang, tak sedikit dari cendekiawan Islam yang Fase-fase ini menurut mereka bukan mengakui kebenaran teori tersebut. Bahkan lima sebagaimana apa yang kami pahami dan yang abad sebelum Charles Darwin, 'Abdurrahman diterangkan oleh Al-Quran dalam surah Al- Ibn Khaldun (1332-1406) menulis dalam kitabnya, Mu'minun ayat 11-14. Tapi mereka menafsirkannya Kitab Al-'Ibar fi Daiwani Al-Mubtada'i wa Al-Khabar sesuai dengan paham penganut-penganut teori (dalam mukadimah ke-6 pasal I) sebagai berikut: Darwin dalam proses kejadian manusia. Ayat, "Alam binatang meluas sehingga bermacam- Adapun buih maka akan lenyaplah ia sebagai macam golongannya dan berakhir proses sesuatu yang tak bernilai, sedangkan yang berguna kejadiannya pada masa manusia yang mempunyai bagi manusia tetap tinggal di permukaan bumi pikiran dan pandangan. Manusia meningkat dari (QS 13:17) dijadikan bukti kebenaran teori "struggle alam kera yang hanya mempunyai kecakapan for life" yang menjadi salah satu landasan teori dan dapat mengetahui tetapi belum sampai pada Darwin. Hemat penulis, ayat-ayat tadi, dan yang tingkat menilik dan berpikir." semacamnya, tidak dapat dijadikan dasar untuk Yang dimaksud dengan kera oleh beliau ialah menguatkan dan membenarkan teori Darwin, sejenis makhluk yang —oleh para penganut tetapi ini bukan berarti bahwa teori tadi salah evolusionisme— disebut Anthropoides. Ibnu menurut Al-Quran. 'Abbas Mahmud Al-'Aqqad Khaldun dan cendekiawan-cendekiawan lainnya, menerangkan dalam bukunya Al-Falsafah Al- ketika mengatakan atau menemukan teori Qur'aniyyah, sebagai berikut: "Mereka yang tersebut, bukannya merujuk kepada Al-Quran, mengingkari teori evolusi dapat mengingkarinya tetapi berdasarkan penyelidikan dan penelitian dari diri mereka sendiri, karena mereka tidak puas mereka. Walaupun demikian, ada sementara terhadap kebenaran argumentasi-argumentasinya. Muslim yang kemudian berusaha membenarkan Tetapi mereka tidak boleh mengingkarinya teori evolusi dengan ayat-ayat Al-Quran seperti: berdasarkan Al-Quran Al-Karim, karena mereka Mengapakah kamu sekalian tidak memikirkan/ tidak dapat menafsirkan kejadian asal-usul manusia mempercayai kebesaran Allah, sedangkan Dia dari tanah dalam satu penafsiran saja kemudian telah menjadikan kamu berfase-fase (QS 71:13-14). 32
  • 47. menyalahkan penafsiran-penafsiran lainnya."(7) mendapat kesempatan yang sangat baik untuk Atau apa yang ditulis oleh Muhammad Rasyid menyalahkan Kitab Allah sambil mencemooh kaum Ridha dalam majalah Al-Manar. "Teori Darwin tidak Muslim. Jalan yang lebih tepat guna membantah membatalkan —bila teori tersebut benar dan cemoohan ialah dengan menghindarkan sebab- merupakan hal yang nyata— tentang satu dasar sebab cemoohan itu: Janganlah kamu mencerca dari dasar-dasar Islam; tidak bertentangan dengan orang-orang yang menyembah selain Allah, karena satu ayat dari ayat-ayat Al-Quran. Saya mengenal hal ini menjadikan mereka mencerca Allah dengan dokter-dokter dan lainnya yang sependapat melampaui batas, karena kebodohan mereka (QS dengan Darwin. Mereka itu orang-orang mukmin 6:108). dengan keimanan yang benar dan Muslim dengan Ayat ini melarang kita mencemoohkan mereka, keislaman sejati; mereka menunaikan sembahyang karena cercaan kita merupakan sebab dari cercaan dan kewajiban-kewajiban lainnya, meninggalkan mereka kepada Allah SWT. Begitu juga halnya keonaran, dosa dan kekejaman yang dilarang dalam masalah Al-Quran: jangan membenarkan Allah SWT sesuai dengan ajaran-ajaran agama atau menyalahkan suatu teori dengan ayat-ayat mereka. Tetapi teori tersebut adalah ilmiah, bukan Allah (Al-Quran) yang memang pada dasarnya persoalan agama sedikit pun."(8) tidak membahas persoalan-persoalan tersebut Kita tidak dapat membenarkan atau secara mendetil. Tidak membahas secara mendetil, menyalahkan teori-teori ilmiah dengan ayat-ayat karena tidak dapat diingkari bahwa ada ayat-ayat Al-Quran; setiap ditemukan suatu teori cepat-cepat Al-Quran yang menyinggung secara sepintas pula kita membuka lembaran-lembaran Al-Quran lalu kebenaran-kebenaran ilmiah yang belum untuk membenarkan atau menyalahkannya, ditemukan atau diketahui oleh manusia di masa karena apabila teori yang dibenarkan itu ternyata turunnya Al-Quran, seperti firman Allah SWT: salah atau sebaliknya, maka musuh-musuh Islam Apakah orang-orang kafir tidak berpikir sehingga tidak mengetahui bahwa langit dan bumi 7  Bandingkan dengan 'Abbas Mahmud Al-Aqqad, Al-Insan fi tadinya bersatu/bertaut, kemudian kami ceraikan Al-Quran Al-Karim, Dar Al-Hilal, Kairo, t.t., h. 171. keduanya dan Kami jadikan segala sesuatu yang 8  Al-Manar, Sya'ban 1327/September 1909. 33
  • 48. hidup dari air (QS 21:30). dengan demikian ia menjadikan pendapat tersebut Ayat ini menerangkan bahwa langit dan bumi, sebagai satu akidah dari 'aqidah Quraniyyah. Dan tadinya merupakan suatu gumpalan. Dan pada ia juga tidak berhak untuk menyalahkan satu teori suatu masa yang tidak diterangkan oleh Al-Quran, atas nama Al-Quran kecuali bila ia membawakan gumpalan tersebut dipecahkan atau dipisah satu nash yang membatalkannya. oleh Allah SWT. Hanya ini yang dimengerti dari ayat tersebut dan merupakan kewajiban setiap Muslim untuk mempercayainya. Seorang Muslim tidak dapat menyatakan bahwa ayat tersebut menguatkan suatu teori, atau lebih tepat dikatakan sebagai hipotesis tentang pembentukan matahari dan planet-planet lainnya, apa pun teori tersebut. Setiap orang bebas untuk menyatakan pendapatnya mengenai terjadinya planet-planet tata surya. Ia boleh berkata bahwa ia berasal bola gas yang berotasi cepat, yang lama kelamaan pecah dan terpisah-pisah menjadi planet-planet kecil akibat panas yang sangat keras. Ia juga dapat menyatakan bahwa terjadinya planet sebagai akibat tabrakan antara dua matahari, atau disebabkan karena pecahnya matahari itu sendiri, dan lain-lain. Setiap orang bebas dan berhak untuk menyatakan apa yang dianggapnya benar, tetapi ia tidak berhak untuk menguatkan pendapatnya dengan ayat tersebut dengan memahaminya lebih dari apa yang tersimpul didalamnya. Karena 34
  • 49. Hikmah Ayat Ilmiah Al-Quran Ada sekian kebenaran ilmiah yang dipaparkan bertanya kepadamu perihal bulan. Katakanlah 5 oleh Al-Quran, tetapi tujuan pemaparan ayat-ayat bulan itu untuk menentukan waktu bagi manusia tersebut adalah untuk menunjukkan kebesaran dan mengerjakan haji (QS 2:189). Jawaban Al-Quran Tuhan dan ke-Esa-an-Nya, serta mendorong bukan jawaban ilmiah, tetapi jawabannya sesuai manusia seluruhnya untuk mengadakan observasi dengan tujuan-tujuan pokoknya. dan penelitian demi lebih menguatkan iman Ada juga yang bertanya mengenai "ruh", lalu dan kepercayaan kepada-Nya. Mengenai hal ini, Al-Quran menjawab: Mereka bertanya kepadamu Mahmud Syaltut mengatakan dalam tafsirnya: tentang ruh. Katakan: "Ruh adalah urusan "Sesungguhnya Tuhan tidak menurunkan Al-Quran Tuhanku, kamu sekalian hanya diberi sedikit ilmu untuk menjadi satu kitab yang menerangkan pengetahuan." (QS 17:85). kepada manusia mengenai teori-teori ilmiah, Al-Quran tidak menerangkan hakikat problem-problem seni serta aneka warna ruh, karena tujuan pokok Al-Quran bukan pengetahuan."(1) menerangkan persoalan-persoalan ilmiah, tetapi Didalam asbab al-nuzul diterangkan bahwa tujuannya adalah memberikan petunjuk kepada pada suatu hari datang seseorang kepada Rasul manusia demi kebahagiaan hidupnya di dunia dan dan bertanya: "Mengapakah bulan kelihatan kecil di akhirat kelak. Syaikh Mahmud Syaltut setelah bagaikan benang, kemudian membesar sampai membawakan kedua ayat tersebut, lalu menulis. menjadi sempurna pumama?" Lalu, Rasulullah "Tidakkah terdapat dalam hal ini (kedua ayat saw., mengembalikan, jawaban pertanyaan tersebut) bukti nyata yang menerangkan bahwa tersebut kepada Allah SWT yang berfirman: Mereka Al-Quran bukan satu kitab yang dikehendaki Allah untuk menerangkan haqaiq al-kawn (kebenaran- 1  Mahmud Syaltut, Tafsir Al-Qur'an Al-Karim, Dar Al-Qalam, kebenaran ilmiah dalam alam semesta), tetapi ia Kairo, cet. II, t.t., h. 21.
  • 50. adalah kitab petunjuk, ishlah dan tasyri'."(2) memberikan keterangan mengenai segala sesuatu Dari sini jelas pula bahwa yang dimaksud oleh yang berhubungan dengan tujuan-tujuan pokok ayat ma farrathna fi al-kitab min syay' (QS 6:38) Al-Quran, yaitu masalah-masalah akidah, syari'ah dan ayat: wa nazzalna 'alayka al-kitab tibyanan dan akhlak, bukan sebagai apa yang dimengerti likulli syay' QS 16:89) adalah bahwa Al-Quran tidak oleh sebagian ulama bahwa ia mencakup segala meninggalkan sedikit pun dan atau lengah dalam macam ilmu pengetahuan. 2  Ibid., h. 22. Mengapa Tafsir Ilmiah Meluas? Sejak pertengahan abad ke-19, umat Islam apatis, acuh tak acuh terhadap kemajuan tersebut; menghadapi tantangan hebat, bukan hanya ada pula yang dengan spontan meletakkan senjata terbatas dalam bidang politik atau militer, untuk menyerah dengan mengikuti segala sesuatu tetapi meluas hingga meliputi bidang sosial dan yang bercorak Barat —meskipun dalam hal-hal budaya. Tantangan ini memberikan pengaruh yang menyangkut kepribadian atau adat-istiadat. yang sangat besar dalam pandangan hidup serta Adapula yang menentang haluan ini dengan pemikiran golongan besar umat Islam. Di sana- mengajak masyarakat Islam menerima dan sini mereka melihat kekuatan Barat dan kemajuan mempelajari ilmu pengetahuan dan sistem yang ilmu pengetahuan, dan di lain pihak mereka dipergunakan Barat dalam mencapai kemajuan merasakan kelemahan umat serta kemunduran tanpa meninggalkan kepribadian atau prinsip- dalam lapangan kehidupan dan ilmu pengetahuan. prinsip agama. Keadaan yang serupa ini menimbulkan perasaan Bukan tempatnya di sini membicarakan rendah diri atau inferiority complex pada sebagian sejarah perkembangan pemikiran umat Islam dari besar kaum Muslim. masa ke masa. Tetapi satu hal yang tidak dapat Para cendekiawan Islam berusaha memberi diingkari adalah bahwa sebagian umat Islam sejak reaksi walaupun dengan cara-cara yang tidak pertengahan abad ke-19 diliputi oleh perasaan tepat. Ada di antara mereka yang mengambil sifat rendah diri dan berusaha mengadakan kompensasi 36