2. 1. Pengertian Al – Makkiy dan Al – Madaniy dalam Al –
Qur’an.
2. Perbedaan antara Al – Makkiy dan Al – Madaniy.
3. Perselisihan ulama mengenai kategori Al – Makkiy dan
Al – Madaniy.
4. Karakteristik Al – Makkiy dan Al – Madaniy.
5. Tujuan mempelajari Al – Makkiy dan Al – Madaniy.
02
3. AL-MAKIYAH AL -MADANIYAH
Parasarjana muslim mengemukakan empat
perspektif dalam mendefinisikan terminologi
Makkiyyah dan Madaniyyah. Keempat perspektif
itu adalah masa turun (zamaan an – nuzul),
tempat turun (makan an – nuzul), objek
pembicaraan (mukhathab) dan tema pembicaraan
(maudu).
03
Manna’ Al-Qaththan fi ‘Ulum Al - Qur’an, Mansyurat Al-’Ashr al Hadis, 1973, hlm. 61-62.
4. Perbedaan Al – Makiyah dan Al - Madaniyah:
Untuk membedakan Makkiyah dan Madaniyah, para ulama
mempunya tiga macam pandangan yang masing – masing
mempunyai dasar sendiri.
1. Dari segi turunnya.
Makkiyah adalah yang ditunkan sebelum hijrah meskipun
bukan di Makkah. Sedangkan Madaniyah adalah yang diturunkan
sesudah hijrah sekalipun bukan di Madinah.
2. Dari segi tempat turunnys.
Makkiyah adalah yang ditunkan di Makkah dan sekitarnya
seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyah. Sedangkan Madaniyah
adalah yang turun di Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud,
Quba dan Sil.
3. Dari segi sasarannya.
Makkiyah dalah surat atau ayat yang khitabnya (seruannya)
jatuh pada masyrakat Mekah, sedangkan Madaniyah adalah surat
atau ayat kitabnya (seruannya) jatuh pada penduduk Madaniyah.
04
Manna’ Al – Qaththan. 2008. Pengantar Study Ilmu Qur’an. Jakarta: Pustaka Al – Kautsar, hlm. 73-75.
5. Perselisihan Ulama mengenai Kategori Al – Makkiy
dan Al – Madaniy:
Terdapat berbagai pendapat dari para ahli dalam
menetapkan surat-surat makkiyah maupun surat-surat
madaniyah. Perselisihan pendapat ini pada dasarnya
disebabkan oleh berbagai asumsi dari para ulama’ itu
sendiri. Sebagian ulama berpendapat bahwa jumlah surat
Makkiyah ada 85 surat, sedangkan yang madaniyah ada 28
(Muhammad ibn Nu’man ibn Basyir dalam Fihrist). Ada
pula yang berpendapat bahwa jumlah surat Makkiyah ada 86
surat, sedangkan surat Madaniyah ada 28 surat (Al-Quran
edisi standar Mesir/ Kronologi Mesir).
Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah Al-Quran ( Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005), 106-108.
05
6. Pembuktian Surat Makiyah & Madaniyah
AL – Qur’an
ال ق ر ا ن
25 1 10 21 31
88
Pembuktian 86 Surat Makiyah
Pembuktian 28 Surat Madaniyah
Jml Ayat Nama Surat No. Surat
26 Al - Ghosiyah 88
26+ 88 = 114
No. Surat : 88
Jmlh Ayat : 26
28
8
8
2 6
86
28 SURAT MADANIYAH 86 SURAT MAKIYAH
Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah Al-Quran ( Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005), 106-108.
7. Lanjutan
Perbedaan pendapat para ulama’ tersebut dikarenakan macam-macam status surat
Makkiyah dan Madaniyah itu sendiri. Maka, surat Alquran itu terbagi menjadi empat
macam, antara lain:
1. Surat-Surat Makkiyah Murni
Surat-Surat Makkiyah Murni adalah Surat-Surat Makkiyah yang seluruh
ayatnya juga berstatus Makkiyah. Jumlah surat-surat ini adalah 58 surat, yang
berisi 2.074 ayat.
2. Surat-Surat Madaniyah Murni.
Surat-Surat Madaniyah Murni adalah Surat-Surat Madaniyah yang seluruh
ayatnya juga berstatus Madaniyah. Jumlah surat-surat ini adalah 18 surat, yang
berisi 737 ayat.
3. Surat-Surat Makkiyah yang Berisi Ayat Madaniyah
Surat-Surat Makkiyah yang Berisi Ayat Madaniyah adalah Surat-Surat
Madaniyah yang sebetulnya kebanyakan ayatnya adalah Makkiyah, sehingga
berstatus Makkiyah, tetapi didalamnya ada sedikit ayatnya yang berstatus
Madaniyah. Jumlah surat-surat ini adalah 32 surat, yang berisi 2699 ayat.
4. Surat-Surat Madaniyah yang Berisi Ayat Makkiyah
Surat-Surat Madaniyah yang Berisi Ayat Makkiyah adalah Surat-Surat yang
kebanyakan ayatnya berstatus Madaniyah. Jumlah surat-surat ini adalah 6 surat,
yang berisi 726 ayat.
Fahd Bin Abdurrahman, Ulumul Quran: Studi Kompleksitas Al-Qur’an ( Yogyakarta: Titian Ilahi, 1999), hlm. 166-167.
8. Karakteristik Al – Makkiy dan Al – Madaniy :
Para ulama meneliti surah-surah Makiyah dan Madaniyah, mereka membuat
kesimpulan analogis bagi keduanya, yang dapat menjelaskan ciri khas gaya bahasa
dan persoalan-persoalan yang dibicarakan masing-masing ayat Makiyah dan
Madaniya.
a. Karakteristik Makiyah secara umum
1. Setiap surah yang didalamnya mengandung “ayat-ayat sajadah” adalah
Makiyah
2. Setiap surah yang mengandung lafazh kalla, adalah Makiyyah. Lafazh ini
hanyan terdapat dalam setengah terakhir dari al-Qur’an. Dan disebutkan
sebanyak tiga puluh tiga kali dalam lima belas surat.
3. Setiap surat yang mengandung ”ya ayyuhan-nas “ tidak mengandung “ya
ayyuhal-ladzina amanu,” adalah Makiyah, kecuali surat Al-hajj yang pada
akhir suratnya (sebe;um ayatnya yang terakhir, ayat 77) terdapat ya
ayyuhal-ladzina amanurka’u wasjudu. Namun demikian, sebagian besar
ulama berpendapat bahwa ayat tersebut adalah Makiyah.
4. Setiap surat yang mengandung kisah para nabi dan ulat terdahulu adalah
Makiyah, kecuali surat Al-Baqarah.
06
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Imu, 2008), hlm. 99-100.
9. Lanjutan
5. Setiap surat yang mengandung kisah Adam dan Iblis adalah Makiyah,
kecuali Al-Baqarah.
6. Setiap surat yang dibuka dengan huruf-huruf muqatha’ah atau hija’I
seperti: Alif Lam Mim, Alif Lam Ra, Ha Mim dan lain-lainnya adalah
Makiyah, kecuali surat Al-Baqarah dan Ali Imran. Adapun Surat Ar-
Ra’ad masih diperselisihkan
b. Karakteristik Madaniyah secara umum
1. Setiap surat yang berisi kewajiban atau sanksi hukum.
2. Setiap surat yang didalamnya disebutkan orang-orang munafik,kecuali
surat Al-Ankabut. Ia Makiyah.
3. Setiap surat yang didalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Imu, 2008), hlm. 99-100.
10. Tujuan mempelajari Al – Makkiy dan Al - Madaniy:
1. Mengetahui ayat-ayat yang dinasikh (dihapus atau diganti) maupun
yang menasakhkannya.
2. Membantu dalam menafsirkan al-Quran.
3. Mengetahui sejarah pembentukan hukum/ sejarah pensyariatan
hukum-hukum Islam (tarikh at-tasyri’) serta hikmahnya (hikmatul
tasyri’).
4. Pemanfaatan terhadap gaya bahasa al-quran dalam mengajak kepada
jalan Allah SWT.
5. Mengetahui sejarah Nabi melalui ayat – ayat Qur’an.
6. Menjelaskan tugas dan perhatian kaum muslimin terhadap al-quran,
sehingga mereka selalu merasa haus akan ilmu Islami.
07
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Imu, 2008), hlm. 176-177