SlideShare a Scribd company logo
DAMPAK NEGATIF
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
DALAM PEMBANGUNAN
Disusun oleh:
May Nurhayati
Pendidikan Fisika 2015
K2315048
DASAR DASAR PENDIDIKAN MIPA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pesatnya kemajuan industri tidak dapat di pungkiri merupakan salah satu efek dari pada
kemajuan teknologi. Aktifitas manusia yang dinamik dan cenderung berkembang tanpa batas sangat
mempengaruhi keadaan lingkungan hidup. Industri yang mengalami laju pertumbuhan relatif cepat
merupakan bagian dari teknologi. Teknologi industri sebagai teknologi yang modern memiliki andil
besar dalam proses perubahan panas bumi (Global Warming). Meski demikian Potensi industri
telah memberikan sumbangan bagi perekonomian Indonesia melalui barang produk dan jasa yang
dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan industri telah menimbulkan masalah lingkungan yang
cukup serius.
PT PERTAMINA(Persatuan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional)
(PERSERO) Unit Pengolahan IV Cilacap merupakan salah satu industri dari 7 jajaran unit
pengolahan di tanah air, yang memiliki kapasitas produksi terbesar yakni 348.000 barrel/hari, dan
terlengkap fasilitasnya. Kilang ini bernilai strategis karena memasok 34% kebutuhan BBM nasional
atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa.
Pengolahan minyak mentah (crude oil) sangat membutuhkan energi yang merupakan bahan
baku sumber daya alam sangat berpotensi terjadinya kerusakan/pencemaran lingkungan, disamping
melalui proses fisik dan kimia dalam pengolahan bahan baku cenderung menghasilkan polusi
seperti : partikel, gas karbon monoksida (CO), gas karbon dioksida (CO2), gas belerang oksida
(SO2), dan uap air. Sesuai dengan jenis produksinya, maka kilang minyak tidak dapat lepas dari
masalah limbah dan polusi yang timbul terutama pada lingkungan yaitu pencemaran air, tanah, dan
udara.
1.2 TUJUAN
Mengetahui dan memberikan penyelesaian masalah pencmaran lingkungan oleh Persatuan
Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PERTAMINA) RU IV Cilacap
1.3 RUMUSAN MASALAH
A. Apa saja dampak negatif dari perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi nasional
terhadap lingkungan?
B. Bagaimana cara untuk mengurangi masalah pencemaran pada daerah perusahaan
pertambangan minyak dan gas bumi nasional.?
BAB II
II.1 DAMPAK NEGATIF PERTAMINA
Salah satu dampak negatif dari Pertamina adalah timbulnya pencemaran lingkungan oleh limbah
yang berbentuk gas, padatan atau cairan yang timbul pada proses dan hasil pengolahan minyak
tersebut. Limbah ini akan mencemari daerah kilang minyak dan lingkungannya, sehingga pekerja
maupun masyarakat disekitar kilang minyak dapat terpapar oleh limbah. Limbah gas, padat maupun
cair dapat berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan manusia bila tidak ditangani dengan
baik dan benar.
Kegiatan eksploitasi yang meliputi pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana
pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemumian minyak bumi sering
mengakibatkan terjadinya pencemaran minyak pada lahan-lahan di area sekitar aktivitas tersebut
berlangsung. Minyak pencemar tersebut mengandung hidrokarbon bercampur dengan air dan
bahan-bahan anorganik maupun organik yang terkandung di dalam tanah. Pencemaran udara yang
di dikeluarkan cerobong asap maupun kebocoran kilang sering kali mengotori udara pada daerah
industri.
Selain pencemaran pada daerah kilang , pertamina juga menyumbangkan pencemaran pada air
laut. Tak jarang minyak hasil pertambangan tersebut tumpah ke perairan menyebabkan
terganggunya ekosistem laut .
II.2 LIMBAH INDUSTRI
Limbah industri dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan dan memberikan efek
yang buruk bagi manusia. Limbah dalam konotasi sederhana dapat diartikan sebagai sampah.
Limbah atau dalam bahasa ilmiahnya disebut juga dengan polutan. Limbah dapat digolongkan
berdasarkan pada jenis, sifat dan sumbernya. Berdasarkan pada jenis, limbah dikelompokkan
menjadi limbah padat dan limbah cair. Berdasarkan pada sifat yang dibawanya, limbah
dikelompokkan menjadi limbah organik dan limbah an-organik. Sedangkan bila berdasarkan pada
sumbernya, limbah dikelompokkan menjadi limbah rumah tangga atau limbah domestik dan limbah
industri.
Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil suatu
proses industri. Limbah padat dari suatu industri adalah semua bahan sisa atau bahan buangan yang
tak berguna dan berbentuk padat. Sedangkan limbah cair adalah semua jenis bahan sisa yang
dibuang dalam bentuk larutan atau berupa zat cair. (Heryando Palar, 2008). Limbah padat (oil
sludge) yang merupakan limbah yang sangat berbahaya dan dianggap sebagai limbah yang tak
bermanfaat dan harus dimusnahkan. Oil Sludge merupakan salah satu dampak negatifnya karena
limbah pertamina merupakan B3 (bahan berbahaya beracun) sisa suatu usaha atau kegiatan sebagai
hasil pencampuran bahan kimia pada saat pengolahan tetapi sifatnya (toxicity, flammability,
reactivity dan corrositivity) serta konsentrasinya dapat mencemarkan lingkungan hidup yang
mengakibatkan membahayakan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya baik secara
langsung maupun tidak langsung (Dian Shofinita, 2009). Dan selama ini oil sludge hanya dibiarkan
menumpuk dan tertimbun di 12 gudang besar pertamina. Apabila keadaan ini dibiarkan terus-menerus
maka semakin lama pabrik akan kekurangan lahan penimbunan. Oleh karena itu, harus ada aplikasi
teknik pengolahan limbah atau daur ulang yang tepat dan murah untuk menangani masalah limbah
sludge pertamina sehingga tidak terlalu membahayakan.
Industri minyak mempunyai nilai strategis dan merupakan tulang punggung pembangunan
sehingga industri minyak perlu dikelola secara baik dan efisien sehingga diperoleh manfaat
semaksimal mungkin, namun demikian di samping manfaat positif tersebut, ada juga dampak
negatifnya.
II.3 PENGOLAHAN LIMBAH
Pengolahan limbah pertamina dilakukan karena berorientasi pada akibat yang ditimbulkan
dalam lingkungan terutama pada daerah sekitar industri maupun efek keseluruhan untuk semua
lingkungan. Dengan prinsip pencegahan dan penanggulangan pencemaran harus dapat menjamin
terpeliharanya kepentingan umum dan keseimbangan lingkungan, dengan tetap memperhatikan
kepentingan pihak industri.
Limbah PT. PERTAMINA RU- VI yang dihasilkan ada 3 jenis yaitu :
1. Limbah padat,
2. Limbah gas
3. Limbah cair.
A.. Pengolahan Limbah Cair
Limbah yang dihasilkan industri minyak bumi umumnya mengandung logam-logam berat maupun
senyawa yang berbahaya. Selain logam berat, limbah, atau air buangan industri, minyak bumi juga
mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon yang sangat rawan terhadap bahaya kebakaran.
Dalam setiap kegiatan industri, air buangan yang keluar dari kawasan industri minyak bumi harus
diolah terlebih dahulu dalam unit pengolahan limbah, sehingga air buangan yang telah diproses
dapat memenuhi spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Secara garis besar effluent water treatment di PT. PERTAMINA (Persero) RU - VI dibagi menjadi
dua, yaitu treatment oily water dan treatment air buangan proses. Treatment oily water dilakukan
di rangkaian separator sedangkan treatment air buangan proses dilakukan menggunakan lumpur
aktif (activated sludge) yang merupakan campuran dari koloni mikroba aerobik.
Unit pengolah air buangan terdiri dari:
1. Air Floatation Section
Air hujan yang bercampur minyak dari unit proses dipisahkan oleh CPI separator sedangkan air
ballast dipisahkan di API separator kemudian mengalir ke seksi ini secara gravitasi.
Campuran dari separator mengalir ke bak DAF Feed Pump dan dipompakan ke bak floatation,
sebagian campuran dipompakan ke pressurize vessel. Dalam pressurize vessel udara dari plant air
atau DAF compressor udara dilarutkan dalam pressurize waste water. Bilamana pressurize waste
water dihembuskan ke pipa inlet floatation pada tekanan atmosfir, udara yang terlarut disebarkan
dalam bentuk gelembung dan minyak yang tersuspensi dalam waste water terangkat ke permukaan
air.
Minyak yang mengapung diambil dengan skimmer dan dialirkan ke bak floatation oil. Minyak di
dalam bak floatation oil dipompakan ke tangki recovery oil. Air bersih dari bak floatation mengalir
ke bak impounding basin.
2. Activated Oil Sludge
Aliran proses penjernian air dengan CPI Separator dan aliran sanitary dengan pompa dialirkan
secara gravitasi ke seksi activated sluge. Air hasil proses CPI dan filtrate dehydotator dicampurkan
dalam bak proses effluent dan campuran air ini dipompakan ke pit aeration pada operasi normal
dan pada emergency ke pit clarifier melalui rapid mixing pit dan Flocculation pit. Apabila kualitas
air off spec, maka air tersebut dikembalikan ke bak effluent sedikit demi sedikit untuk dibersihkan
dengan normal proses.
Ferri Chlorida (FeCl3) dan Caustic Soda (NaOH) diinjeksikan ke bak flocculation. Air yang
tersuspensi, minyak dan sulfide dalam air kotor dihilangkan dalam unit ini. Lumpur yang
mengendap dalam bak clarifier dipompakan ke bak thickener.
Pemisahan permukaan dari bak clarifier dilakukan secara over flow ke bak aeration. Air kotor dari
sanitary mengalir secara langsung ke bak aeration. Dalam bak aeration ditambahkan nutrient.
Selain itu, untuk menciptakan lingkungan aerobic bak ini dilengkapi pula dengan aerator.
Treatment dengan biological ini mengirangi dan menghilangkan benda-benda organic (BOD dan
COD). Setelah treatment dengan biological, air kotor bersama lumpur dikirim ke bak aeration
kembali, sebagai lumpur dikirim ke bak thickener.
Pemisahan pemurnian air dari bak sedimentasi mengalir dari atas ke Impounding Basin. Unit
Sewage and Effluent Water Treatment dirancang untuk system waste water treatment yang
bertujuan memproses buangan seluruh kegiatan dari unit proses dan area pertangkian dalam batas-
batas effluent yang ditetapkan air bersih. Kapasitas unit ini sebesar 600m3/jam dimana kecepatan
effluent didesain untuk penyesuaian kapasitas 180 mm/hari curah hujan di area proses dan utilitas.
Unit penjernian buangan air ini memiliki beberapa proses, yaitu:
1. Proses fisik
Pada proses ini diusahakan agar minyak maupun buangan padat dipisahkan secara fisik. Setelah
melalui proses fisik tersebut, kandungan minyak dalam buangan air hanya diperbolehkan ±25 ppm.
2. Proses kimia
Proses ini dilakukan dengan menggunakan bahan penolong seperti koagulan, flokulan, penetrasi,
pengoksidasi dan sebagainya, yang dimaksudkan untuk menetralkan zat kimia berbahaya dalam air
limbah. Senyawa yang tidak diinginkan diikat menjadi padat dalam bentuk endapan lumpur yang
selanjutnya dikeringkan.
3. Proses mikrobiologi,
Proses mikrobiologi merupakan proses akhir dan berlangsung lama dan hanya dapat mengolah
senyawa yang sangat sedikit mengandung senyawa logam berbahaya. Pada dasarnya proses ini
memanfatkan mahluk hidup(mikroba) untuk mengolah bahan organik.
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Tujuannya untuk
mengumpulkan dan memisahkan zat padat koloidal yang tidak mengendap serta menstabikan
senyawa-senyawa organic. Sebagai pengolahan sekunder, penglahan secara biologi dipandang
sebagai pengolahan ynag paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang
berbagai metode pengolahan limbah secara biologi dengan segala modifikasinya.
Konsep yang digunakan dalam proses pengolahan limbah secara biologi adalah eksploitasi
kemampuan mikroba dalam mendegradasi senyawa-senyawa polutan dalam air limbah. Pada
proses degradasi, senyawa-senyawa tersebut akan berubah menjadi senyawa-senyawa lain yang
lebih sederhana dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Hasil perubahan tersebut sangat tergantung
pada kondisi lingkungan saat berlangsungnya proses pengolahan limbah. Oleh karena itu,
eksolitasi kemampuan mikroba untuk mengubah senyawa polutan biasanya dilakukan dengan cara
mengoptimalkan kondisi lingkungan untuk pertumbuhan mikroba sehingga tercapai efisiensi yang
maksimum.
3. Dehydrator dan Incenerator section
Padatan berupa lumpur yang terkumpul dari floatation section dan activated sludge ditampung
pada sebuah bak. Selanjutnya lumpur tersebut dipisahkan airnya dengan bantuan bahan kimia dan
alat mekanis berupa (alat yang bekerja memisahkan cairan-padatan dan dengan memutarnya pada
kecepatan tinggi).
B. Pengolahan Limbah Gas
Minyak adalah istilah umum yang digunakan untuk menyatakan produk petroleum yang
penyusun utamanya terdiri dari hidrokarbon. Minyak mentah dibuat dari hidrokarbon berspektrum
lebar yang berkisar dari sangat mudah menguap, material ringan seperti propana dan benzena
sampai pada komposisi berat seperti bitumen, aspalten, resin dan wax. Produk pengilangan seperti
petrol atau bahan bakar terdiri dari komposisi hidrokarbon yang lebih kecil dan kisarannya lebih
spesifik.
Struktur kimia petroleum terdiri atas rantai hidrokarbon dalam ukuran panjang yang
berbeda. Perbedaan kimia hidrokarbon ini dipisahkan oleh distilasi pada penyulingan minyak
untuk menghasilkan gasoline, bahan bakat jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Formula umum
untuk hidrokarbon ini adalah CnH2n+2. Contohnya 2,2,4-Trimethylpentane, banyak digunakan
pada gasoline, memiliki formula kimia C8H18 yang bereaksi dengan oksigen.
C8H18(aq) + 12.5O2(g) → 8CO2(g) + 9H2O(g) + panas
Pembakaran tidak sempurna pada petroleum atau gasoline menghasilkan emisi gas beracun
seperti karbon monooksida dan/atau nitrit oksida. Contohnya:
C8H18(aq) + 12.5O2(g) + N2(g) → 6CO2(g) + 2CO(g) + 2NO(g) + 9H2O(g) + panas
Formasi petroleum kebanyakan terjadi dalam bermacam reaksi endotermik pada tekanan
dan/atau suhu tinggi. Contohnya, kerosin dapat pecah menjadi hidrokarbon dalam panjang yang
berbeda.
CH1.45(s) + heat → .663CH1.6(aq) + .076CH2(aq) + .04CH2.6(g) + .006CH4(g) +
.012CH2.6(s) + .018CH4.0(s) + .185CH.25(s)
Limbah gas dari kilang ini diolah di sulfur recovery unit dan sisanya dibakar di incinerator (untuk
gas berupa H2S dan CO) maupun flare (gas hidrokarbon).
C. Pengolahan Limbah Padat
Sludge merupakan suatu limbah yang dihasilkan dalam industri minyak yang tidak dapat
dibuang begitu saja ke alam bebas, karena akan mencemari lingkungan. Pada sludge selain
mengandung lumpur, pasir, dan air juga masih mengandung hidrokarbon fraksi berat yang tidak
dapat di-recovery ke dalam proses. Sludge ini juga tidak dapat di buang ke lingkungan sebab tidak
terurai secara alamiah dalam waktu singkat.Pemusnahan hidrokarbon perlu dilakukan untuk
menghindari pencemaran lingkungan. Dalam upaya tersebut, sludge dibakar dalam suatu ruang
pembakar (incinerator) pada temperature 800ºC. Lumpur/pasir yang tidak terbakar dapat digunakan
untuk landfill atau dibuang di suatu area, sehingga pencemaran lingkungan dapat dihindari.
Selain pengolahan oil sludge agar menjadi ramah lingkungan, perlu juga adanya pengolahan
atau pemanfaatan oil sludge ini menjadi bahan yang memiliki nilai guna sehingga dapat
meminimalisir zat sisa yang di buang ke area pembuangan. Limbah oil sludge dapat dimanfaatkan
sebagai bahan utama pembuat paving block, semir sepatu, dan bahan aspal.
D. Pengolahan Tumpahan Minyak di Laut
Secara umum beberapa teknik penanggulangan tumpahan minyak yang menjadi limbah
diantaranya in-situ burning, penyisihan secara mekanis, bioremediasi, penggunaan sorbent,
penggunaan bahan kimia dispersan, dan washing oil
N-Situ Burning adalah pembakaran minyak pada permukaan laut, sehingga mengatasi
kesulitan pemompaan minyak dari permukaan laut, penyimpanan dan pewadahan minyak serta air
laut yang terasosiasi. Teknik ini membutuhkan booms (pembatas untuk mencegah penyebaran
minyak) atau barrier yang tahan api. Namun, pada peristiwa tumpahan minyak dalam jumlah besar
sulit untuk mengumpulkan minyak yang dibakar. Selain itu, penyebaran api sering tidak terkontrol.
Penyisihan Minyak Secara Mekanis melalui 2 tahap, yaitu melokalisir tumpahan dengan
menggunakan booms dan melakukan pemindahan minyak ke dalam wadah dengan menggunakan
peralatan mekanis yang disebut skimmer.
Bioremediasi yaitu proses pendaurulangan seluruh material organik. Bakteri pengurai spesifik
dapat diisolasi dengan menebarkannya pada daerah yang terkontaminasi. Selain itu, teknik
bioremediasi dapat menambahkannutrisi dan oksigen, sehingga mempercepat penurunan polutan.
Penggunaan sorbent dilakukan dengan menyisihkan minyak melalui
mekanisme adsorpsi(penempelan minyak pad permukaan sorbent) danabsorpsi (penyerapan minyak
ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi mengubah fasa minyak dari cair menjadi padat, sehingga
mudah dikumpulkan dan disisihkan. Sorbent harus memiliki karakteristik hidrofobik, oleofobik,
mudah disebarkan di permukaan minyak, dapat diambil kembali dan digunakan ulang. Ada 3 jenis
sorbent yaitu organik alami (kapas, jerami, rumput kering, serbuk gergaji), anorganik alami
(lempung, vermiculite, pasir) dan sintetis (busa poliuretan, polietilen, polipropilen dan serat nilon).
Dispersan kimiawi merupakan teknik memecah lapisan minyak menjadi tetesan kecil (droplet),
sehingga mengurangi kemungkinan terperangkapnya hewan ke dalam tumpahan minyak. Dispersan
kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif yang disebut surfaktan.
Washing oil yaitu kegiatan membersihkan minyak dari pantai.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Pengolahan minyak mentah (crude oil) oleh PT.PERTAMINA menghasilkan 3 macam limbah
diantaranya :
1. Limbah padat
Upaya untuk mengolah limbah padat dengan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi ramah
terhadap lingkungan dan perlu adanya pemanfaatan zat sisa ini agar memiliki nilai guna dan
meminimalisir zat sisa pada area pembuangan
2. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan industri minyak bumi umumnya mengandung logam-logam berat
maupun senyawa yang berbahaya . Oleh karena itu limbah cair diolah melalui 3 tahapan yaitu i:
1. Air Floatation Section
2. Activated Oil Sludge
3. Dehydrator dan Incenerator section
3. Limbah Gas
Limbah gas dari kilang ini diolah agar meminimalisir zat karbon yang di hasilkan yaitu dengan
diolah di sulfur recovery unit dan sisanya dibakar di incinerator (untuk gas berupa H2S dan CO)
maupun flare (gas hidrokarbon)
REFERENSI
http://sofieshoby.blogspot.co.id/2012/04/makalah-pencemaran-air-di-daerah-kilang.html
http://letshare17.blogspot.co.id/2010/12/bab-iv-pengolahan-limbah-pertamina.html
https://juanpsaying.wordpress.com/2014/10/02/dampak-positif-negatif-teknologi-terhadap-4-
aspek-ekonomi-sosial-budaya-dan-politik/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6126/1/09E01804.pdf

More Related Content

What's hot

Pengelolaan Limbah
Pengelolaan LimbahPengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
Christian indrajaya, ST, MT
 
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWITBIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
keffin arighi
 
Penanganan limbah
Penanganan  limbahPenanganan  limbah
Penanganan limbah
salmafirda
 
Limbah b3
Limbah b3Limbah b3
Limbah b3
Diny Setyanti
 
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green IndustryPencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Rindi Sulistyani
 
Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3
Nur Chawhytz
 
Proses pengolahan limbah cair di pt.ppli
Proses pengolahan limbah cair di pt.ppliProses pengolahan limbah cair di pt.ppli
Proses pengolahan limbah cair di pt.ppliindrijago
 
1. identifikasi sumber pencemar limbah (pdf standar) compressed
1. identifikasi sumber pencemar limbah (pdf standar) compressed1. identifikasi sumber pencemar limbah (pdf standar) compressed
1. identifikasi sumber pencemar limbah (pdf standar) compressed
agung sanjaya
 
Penanganan limbah
Penanganan limbahPenanganan limbah
Penanganan limbah
Purwati Tspn
 
Pengolahan jeli gamat luxor
Pengolahan jeli gamat luxorPengolahan jeli gamat luxor
Pengolahan jeli gamat luxor
jenal sobari
 
11. tindakan k3 l dalam operasional (pdf standar) compressed
11. tindakan k3 l dalam operasional (pdf standar) compressed11. tindakan k3 l dalam operasional (pdf standar) compressed
11. tindakan k3 l dalam operasional (pdf standar) compressed
agung sanjaya
 
Eco Industrial dalam Industri Kelapa
Eco Industrial dalam Industri KelapaEco Industrial dalam Industri Kelapa
Eco Industrial dalam Industri Kelapa
Agung Firdausi Ahsan
 
Penanganan Limbah Cair
Penanganan Limbah CairPenanganan Limbah Cair
Penanganan Limbah Cair
Aprillia P
 
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industriguest150909
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
Hezitripangestu
 
Pengolahan limbah
Pengolahan limbahPengolahan limbah
Pengolahan limbah
misteribnu
 
3 teknik dasar pengolahan limbah cair
3 teknik dasar pengolahan limbah cair3 teknik dasar pengolahan limbah cair
3 teknik dasar pengolahan limbah cair
Anggi Nurbana Wahyudi
 
Saniter
SaniterSaniter
Saniter
dina febriana
 
Pengolahan limbah industri
Pengolahan limbah industriPengolahan limbah industri
Pengolahan limbah industri
Alleya Hanifa
 

What's hot (20)

Pengelolaan Limbah
Pengelolaan LimbahPengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
 
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWITBIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
 
Penanganan limbah
Penanganan  limbahPenanganan  limbah
Penanganan limbah
 
Limbah b3
Limbah b3Limbah b3
Limbah b3
 
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green IndustryPencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
 
Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3
 
Proses pengolahan limbah cair di pt.ppli
Proses pengolahan limbah cair di pt.ppliProses pengolahan limbah cair di pt.ppli
Proses pengolahan limbah cair di pt.ppli
 
1. identifikasi sumber pencemar limbah (pdf standar) compressed
1. identifikasi sumber pencemar limbah (pdf standar) compressed1. identifikasi sumber pencemar limbah (pdf standar) compressed
1. identifikasi sumber pencemar limbah (pdf standar) compressed
 
Penanganan limbah
Penanganan limbahPenanganan limbah
Penanganan limbah
 
Pengolahan jeli gamat luxor
Pengolahan jeli gamat luxorPengolahan jeli gamat luxor
Pengolahan jeli gamat luxor
 
11. tindakan k3 l dalam operasional (pdf standar) compressed
11. tindakan k3 l dalam operasional (pdf standar) compressed11. tindakan k3 l dalam operasional (pdf standar) compressed
11. tindakan k3 l dalam operasional (pdf standar) compressed
 
Eco Industrial dalam Industri Kelapa
Eco Industrial dalam Industri KelapaEco Industrial dalam Industri Kelapa
Eco Industrial dalam Industri Kelapa
 
Penanganan Limbah Cair
Penanganan Limbah CairPenanganan Limbah Cair
Penanganan Limbah Cair
 
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Pengolahan limbah
Pengolahan limbahPengolahan limbah
Pengolahan limbah
 
3 teknik dasar pengolahan limbah cair
3 teknik dasar pengolahan limbah cair3 teknik dasar pengolahan limbah cair
3 teknik dasar pengolahan limbah cair
 
Saniter
SaniterSaniter
Saniter
 
Ppt kimia sawit
Ppt kimia sawitPpt kimia sawit
Ppt kimia sawit
 
Pengolahan limbah industri
Pengolahan limbah industriPengolahan limbah industri
Pengolahan limbah industri
 

Similar to May nurhayati k2315048 tugas 2

Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Rista Uyul
 
Studi Kasus PBI Limbah Cair
Studi Kasus PBI Limbah CairStudi Kasus PBI Limbah Cair
Studi Kasus PBI Limbah Cair
Nyak Nisa Ul Khairani
 
61 200-1-pb
61 200-1-pb61 200-1-pb
61 200-1-pb
Byox Olii
 
Makalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrikMakalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrikayu larissa
 
Ringkasan tahu
Ringkasan tahuRingkasan tahu
Ringkasan tahu
Reza Nuari
 
PENCEMARAN LINGKUNGAN DISEBABKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT
PENCEMARAN LINGKUNGAN DISEBABKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWITPENCEMARAN LINGKUNGAN DISEBABKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT
PENCEMARAN LINGKUNGAN DISEBABKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT
DoniHermawan11
 
Pengolahan limbah
Pengolahan limbahPengolahan limbah
Pengolahan limbah
RATNATRI
 
Indsutri kelapa sawit
Indsutri kelapa sawitIndsutri kelapa sawit
Indsutri kelapa sawit
Tjoetnyak Izzatie
 
pert-1 penanganan dan pengolahan limbah industri perikanan.pptx
pert-1 penanganan dan pengolahan limbah industri perikanan.pptxpert-1 penanganan dan pengolahan limbah industri perikanan.pptx
pert-1 penanganan dan pengolahan limbah industri perikanan.pptx
UswatunHasanah337
 
Makalah aerob anaerob
Makalah aerob anaerobMakalah aerob anaerob
Makalah aerob anaerob
Yusra Yuliana
 
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)Norma Asrika
 
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakitTeknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Muhammad Solihin
 
Ipal tahu.
Ipal tahu.Ipal tahu.
Ipal tahu.
jokorahmaddianto
 
04. PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2021.pdf
04. PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2021.pdf04. PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2021.pdf
04. PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2021.pdf
HENINGWIIDA
 
Makalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapraMakalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapra
Budinta Lubizz
 
05.2 bab 2 (1).pdf
05.2 bab 2 (1).pdf05.2 bab 2 (1).pdf
05.2 bab 2 (1).pdf
AhmadAryadi4
 
05.2 bab 2 (1).pdf
05.2 bab 2 (1).pdf05.2 bab 2 (1).pdf
05.2 bab 2 (1).pdf
AhmadAryadi4
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
wahyufajar30
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
Novriadi10
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
YusufGanteng2
 

Similar to May nurhayati k2315048 tugas 2 (20)

Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
 
Studi Kasus PBI Limbah Cair
Studi Kasus PBI Limbah CairStudi Kasus PBI Limbah Cair
Studi Kasus PBI Limbah Cair
 
61 200-1-pb
61 200-1-pb61 200-1-pb
61 200-1-pb
 
Makalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrikMakalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrik
 
Ringkasan tahu
Ringkasan tahuRingkasan tahu
Ringkasan tahu
 
PENCEMARAN LINGKUNGAN DISEBABKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT
PENCEMARAN LINGKUNGAN DISEBABKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWITPENCEMARAN LINGKUNGAN DISEBABKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT
PENCEMARAN LINGKUNGAN DISEBABKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT
 
Pengolahan limbah
Pengolahan limbahPengolahan limbah
Pengolahan limbah
 
Indsutri kelapa sawit
Indsutri kelapa sawitIndsutri kelapa sawit
Indsutri kelapa sawit
 
pert-1 penanganan dan pengolahan limbah industri perikanan.pptx
pert-1 penanganan dan pengolahan limbah industri perikanan.pptxpert-1 penanganan dan pengolahan limbah industri perikanan.pptx
pert-1 penanganan dan pengolahan limbah industri perikanan.pptx
 
Makalah aerob anaerob
Makalah aerob anaerobMakalah aerob anaerob
Makalah aerob anaerob
 
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)
71817177 pengolahan-limbah-cair-tahu-secara-anaerob-dan-aerob (1)
 
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakitTeknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakit
 
Ipal tahu.
Ipal tahu.Ipal tahu.
Ipal tahu.
 
04. PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2021.pdf
04. PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2021.pdf04. PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2021.pdf
04. PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2021.pdf
 
Makalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapraMakalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapra
 
05.2 bab 2 (1).pdf
05.2 bab 2 (1).pdf05.2 bab 2 (1).pdf
05.2 bab 2 (1).pdf
 
05.2 bab 2 (1).pdf
05.2 bab 2 (1).pdf05.2 bab 2 (1).pdf
05.2 bab 2 (1).pdf
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
 

More from MAY NURHAYATI

LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I
LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG ILAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I
LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I
MAY NURHAYATI
 
FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIA
FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIAFEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIA
FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIA
MAY NURHAYATI
 
Fismat chapter 4
Fismat chapter 4Fismat chapter 4
Fismat chapter 4
MAY NURHAYATI
 
Uas fismat 2
Uas fismat 2Uas fismat 2
Uas fismat 2
MAY NURHAYATI
 
Tugas fisika untuk matematika 2
Tugas fisika untuk matematika 2Tugas fisika untuk matematika 2
Tugas fisika untuk matematika 2
MAY NURHAYATI
 
LAPORAN OBSERVASI EKSISTENSI PERPUSTAKAAN
LAPORAN OBSERVASI EKSISTENSI PERPUSTAKAANLAPORAN OBSERVASI EKSISTENSI PERPUSTAKAAN
LAPORAN OBSERVASI EKSISTENSI PERPUSTAKAAN
MAY NURHAYATI
 
May nurhayati k2315048 tugas
May nurhayati   k2315048 tugasMay nurhayati   k2315048 tugas
May nurhayati k2315048 tugas
MAY NURHAYATI
 

More from MAY NURHAYATI (7)

LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I
LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG ILAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I
LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI MAGANG I
 
FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIA
FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIAFEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIA
FEDERASI GURU INDEPENDEN INDONESIA
 
Fismat chapter 4
Fismat chapter 4Fismat chapter 4
Fismat chapter 4
 
Uas fismat 2
Uas fismat 2Uas fismat 2
Uas fismat 2
 
Tugas fisika untuk matematika 2
Tugas fisika untuk matematika 2Tugas fisika untuk matematika 2
Tugas fisika untuk matematika 2
 
LAPORAN OBSERVASI EKSISTENSI PERPUSTAKAAN
LAPORAN OBSERVASI EKSISTENSI PERPUSTAKAANLAPORAN OBSERVASI EKSISTENSI PERPUSTAKAAN
LAPORAN OBSERVASI EKSISTENSI PERPUSTAKAAN
 
May nurhayati k2315048 tugas
May nurhayati   k2315048 tugasMay nurhayati   k2315048 tugas
May nurhayati k2315048 tugas
 

Recently uploaded

1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 

Recently uploaded (20)

1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 

May nurhayati k2315048 tugas 2

  • 1. DAMPAK NEGATIF PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM PEMBANGUNAN Disusun oleh: May Nurhayati Pendidikan Fisika 2015 K2315048 DASAR DASAR PENDIDIKAN MIPA
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pesatnya kemajuan industri tidak dapat di pungkiri merupakan salah satu efek dari pada kemajuan teknologi. Aktifitas manusia yang dinamik dan cenderung berkembang tanpa batas sangat mempengaruhi keadaan lingkungan hidup. Industri yang mengalami laju pertumbuhan relatif cepat merupakan bagian dari teknologi. Teknologi industri sebagai teknologi yang modern memiliki andil besar dalam proses perubahan panas bumi (Global Warming). Meski demikian Potensi industri telah memberikan sumbangan bagi perekonomian Indonesia melalui barang produk dan jasa yang dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan industri telah menimbulkan masalah lingkungan yang cukup serius. PT PERTAMINA(Persatuan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional) (PERSERO) Unit Pengolahan IV Cilacap merupakan salah satu industri dari 7 jajaran unit pengolahan di tanah air, yang memiliki kapasitas produksi terbesar yakni 348.000 barrel/hari, dan terlengkap fasilitasnya. Kilang ini bernilai strategis karena memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Pengolahan minyak mentah (crude oil) sangat membutuhkan energi yang merupakan bahan baku sumber daya alam sangat berpotensi terjadinya kerusakan/pencemaran lingkungan, disamping melalui proses fisik dan kimia dalam pengolahan bahan baku cenderung menghasilkan polusi seperti : partikel, gas karbon monoksida (CO), gas karbon dioksida (CO2), gas belerang oksida (SO2), dan uap air. Sesuai dengan jenis produksinya, maka kilang minyak tidak dapat lepas dari masalah limbah dan polusi yang timbul terutama pada lingkungan yaitu pencemaran air, tanah, dan udara. 1.2 TUJUAN Mengetahui dan memberikan penyelesaian masalah pencmaran lingkungan oleh Persatuan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PERTAMINA) RU IV Cilacap 1.3 RUMUSAN MASALAH A. Apa saja dampak negatif dari perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi nasional terhadap lingkungan? B. Bagaimana cara untuk mengurangi masalah pencemaran pada daerah perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi nasional.?
  • 3. BAB II II.1 DAMPAK NEGATIF PERTAMINA Salah satu dampak negatif dari Pertamina adalah timbulnya pencemaran lingkungan oleh limbah yang berbentuk gas, padatan atau cairan yang timbul pada proses dan hasil pengolahan minyak tersebut. Limbah ini akan mencemari daerah kilang minyak dan lingkungannya, sehingga pekerja maupun masyarakat disekitar kilang minyak dapat terpapar oleh limbah. Limbah gas, padat maupun cair dapat berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan manusia bila tidak ditangani dengan baik dan benar. Kegiatan eksploitasi yang meliputi pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemumian minyak bumi sering mengakibatkan terjadinya pencemaran minyak pada lahan-lahan di area sekitar aktivitas tersebut berlangsung. Minyak pencemar tersebut mengandung hidrokarbon bercampur dengan air dan bahan-bahan anorganik maupun organik yang terkandung di dalam tanah. Pencemaran udara yang di dikeluarkan cerobong asap maupun kebocoran kilang sering kali mengotori udara pada daerah industri. Selain pencemaran pada daerah kilang , pertamina juga menyumbangkan pencemaran pada air laut. Tak jarang minyak hasil pertambangan tersebut tumpah ke perairan menyebabkan terganggunya ekosistem laut . II.2 LIMBAH INDUSTRI Limbah industri dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan dan memberikan efek yang buruk bagi manusia. Limbah dalam konotasi sederhana dapat diartikan sebagai sampah. Limbah atau dalam bahasa ilmiahnya disebut juga dengan polutan. Limbah dapat digolongkan berdasarkan pada jenis, sifat dan sumbernya. Berdasarkan pada jenis, limbah dikelompokkan menjadi limbah padat dan limbah cair. Berdasarkan pada sifat yang dibawanya, limbah dikelompokkan menjadi limbah organik dan limbah an-organik. Sedangkan bila berdasarkan pada sumbernya, limbah dikelompokkan menjadi limbah rumah tangga atau limbah domestik dan limbah industri. Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil suatu proses industri. Limbah padat dari suatu industri adalah semua bahan sisa atau bahan buangan yang tak berguna dan berbentuk padat. Sedangkan limbah cair adalah semua jenis bahan sisa yang dibuang dalam bentuk larutan atau berupa zat cair. (Heryando Palar, 2008). Limbah padat (oil sludge) yang merupakan limbah yang sangat berbahaya dan dianggap sebagai limbah yang tak bermanfaat dan harus dimusnahkan. Oil Sludge merupakan salah satu dampak negatifnya karena limbah pertamina merupakan B3 (bahan berbahaya beracun) sisa suatu usaha atau kegiatan sebagai hasil pencampuran bahan kimia pada saat pengolahan tetapi sifatnya (toxicity, flammability, reactivity dan corrositivity) serta konsentrasinya dapat mencemarkan lingkungan hidup yang mengakibatkan membahayakan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung (Dian Shofinita, 2009). Dan selama ini oil sludge hanya dibiarkan
  • 4. menumpuk dan tertimbun di 12 gudang besar pertamina. Apabila keadaan ini dibiarkan terus-menerus maka semakin lama pabrik akan kekurangan lahan penimbunan. Oleh karena itu, harus ada aplikasi teknik pengolahan limbah atau daur ulang yang tepat dan murah untuk menangani masalah limbah sludge pertamina sehingga tidak terlalu membahayakan. Industri minyak mempunyai nilai strategis dan merupakan tulang punggung pembangunan sehingga industri minyak perlu dikelola secara baik dan efisien sehingga diperoleh manfaat semaksimal mungkin, namun demikian di samping manfaat positif tersebut, ada juga dampak negatifnya. II.3 PENGOLAHAN LIMBAH Pengolahan limbah pertamina dilakukan karena berorientasi pada akibat yang ditimbulkan dalam lingkungan terutama pada daerah sekitar industri maupun efek keseluruhan untuk semua lingkungan. Dengan prinsip pencegahan dan penanggulangan pencemaran harus dapat menjamin terpeliharanya kepentingan umum dan keseimbangan lingkungan, dengan tetap memperhatikan kepentingan pihak industri. Limbah PT. PERTAMINA RU- VI yang dihasilkan ada 3 jenis yaitu : 1. Limbah padat, 2. Limbah gas 3. Limbah cair. A.. Pengolahan Limbah Cair Limbah yang dihasilkan industri minyak bumi umumnya mengandung logam-logam berat maupun senyawa yang berbahaya. Selain logam berat, limbah, atau air buangan industri, minyak bumi juga mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon yang sangat rawan terhadap bahaya kebakaran. Dalam setiap kegiatan industri, air buangan yang keluar dari kawasan industri minyak bumi harus diolah terlebih dahulu dalam unit pengolahan limbah, sehingga air buangan yang telah diproses dapat memenuhi spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Secara garis besar effluent water treatment di PT. PERTAMINA (Persero) RU - VI dibagi menjadi dua, yaitu treatment oily water dan treatment air buangan proses. Treatment oily water dilakukan di rangkaian separator sedangkan treatment air buangan proses dilakukan menggunakan lumpur aktif (activated sludge) yang merupakan campuran dari koloni mikroba aerobik. Unit pengolah air buangan terdiri dari: 1. Air Floatation Section Air hujan yang bercampur minyak dari unit proses dipisahkan oleh CPI separator sedangkan air ballast dipisahkan di API separator kemudian mengalir ke seksi ini secara gravitasi. Campuran dari separator mengalir ke bak DAF Feed Pump dan dipompakan ke bak floatation, sebagian campuran dipompakan ke pressurize vessel. Dalam pressurize vessel udara dari plant air atau DAF compressor udara dilarutkan dalam pressurize waste water. Bilamana pressurize waste water dihembuskan ke pipa inlet floatation pada tekanan atmosfir, udara yang terlarut disebarkan
  • 5. dalam bentuk gelembung dan minyak yang tersuspensi dalam waste water terangkat ke permukaan air. Minyak yang mengapung diambil dengan skimmer dan dialirkan ke bak floatation oil. Minyak di dalam bak floatation oil dipompakan ke tangki recovery oil. Air bersih dari bak floatation mengalir ke bak impounding basin. 2. Activated Oil Sludge Aliran proses penjernian air dengan CPI Separator dan aliran sanitary dengan pompa dialirkan secara gravitasi ke seksi activated sluge. Air hasil proses CPI dan filtrate dehydotator dicampurkan dalam bak proses effluent dan campuran air ini dipompakan ke pit aeration pada operasi normal dan pada emergency ke pit clarifier melalui rapid mixing pit dan Flocculation pit. Apabila kualitas air off spec, maka air tersebut dikembalikan ke bak effluent sedikit demi sedikit untuk dibersihkan dengan normal proses. Ferri Chlorida (FeCl3) dan Caustic Soda (NaOH) diinjeksikan ke bak flocculation. Air yang tersuspensi, minyak dan sulfide dalam air kotor dihilangkan dalam unit ini. Lumpur yang mengendap dalam bak clarifier dipompakan ke bak thickener. Pemisahan permukaan dari bak clarifier dilakukan secara over flow ke bak aeration. Air kotor dari sanitary mengalir secara langsung ke bak aeration. Dalam bak aeration ditambahkan nutrient. Selain itu, untuk menciptakan lingkungan aerobic bak ini dilengkapi pula dengan aerator. Treatment dengan biological ini mengirangi dan menghilangkan benda-benda organic (BOD dan COD). Setelah treatment dengan biological, air kotor bersama lumpur dikirim ke bak aeration kembali, sebagai lumpur dikirim ke bak thickener. Pemisahan pemurnian air dari bak sedimentasi mengalir dari atas ke Impounding Basin. Unit Sewage and Effluent Water Treatment dirancang untuk system waste water treatment yang bertujuan memproses buangan seluruh kegiatan dari unit proses dan area pertangkian dalam batas- batas effluent yang ditetapkan air bersih. Kapasitas unit ini sebesar 600m3/jam dimana kecepatan effluent didesain untuk penyesuaian kapasitas 180 mm/hari curah hujan di area proses dan utilitas. Unit penjernian buangan air ini memiliki beberapa proses, yaitu: 1. Proses fisik Pada proses ini diusahakan agar minyak maupun buangan padat dipisahkan secara fisik. Setelah melalui proses fisik tersebut, kandungan minyak dalam buangan air hanya diperbolehkan ±25 ppm. 2. Proses kimia Proses ini dilakukan dengan menggunakan bahan penolong seperti koagulan, flokulan, penetrasi, pengoksidasi dan sebagainya, yang dimaksudkan untuk menetralkan zat kimia berbahaya dalam air limbah. Senyawa yang tidak diinginkan diikat menjadi padat dalam bentuk endapan lumpur yang selanjutnya dikeringkan. 3. Proses mikrobiologi, Proses mikrobiologi merupakan proses akhir dan berlangsung lama dan hanya dapat mengolah senyawa yang sangat sedikit mengandung senyawa logam berbahaya. Pada dasarnya proses ini memanfatkan mahluk hidup(mikroba) untuk mengolah bahan organik. Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Tujuannya untuk
  • 6. mengumpulkan dan memisahkan zat padat koloidal yang tidak mengendap serta menstabikan senyawa-senyawa organic. Sebagai pengolahan sekunder, penglahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan ynag paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan limbah secara biologi dengan segala modifikasinya. Konsep yang digunakan dalam proses pengolahan limbah secara biologi adalah eksploitasi kemampuan mikroba dalam mendegradasi senyawa-senyawa polutan dalam air limbah. Pada proses degradasi, senyawa-senyawa tersebut akan berubah menjadi senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Hasil perubahan tersebut sangat tergantung pada kondisi lingkungan saat berlangsungnya proses pengolahan limbah. Oleh karena itu, eksolitasi kemampuan mikroba untuk mengubah senyawa polutan biasanya dilakukan dengan cara mengoptimalkan kondisi lingkungan untuk pertumbuhan mikroba sehingga tercapai efisiensi yang maksimum. 3. Dehydrator dan Incenerator section Padatan berupa lumpur yang terkumpul dari floatation section dan activated sludge ditampung pada sebuah bak. Selanjutnya lumpur tersebut dipisahkan airnya dengan bantuan bahan kimia dan alat mekanis berupa (alat yang bekerja memisahkan cairan-padatan dan dengan memutarnya pada kecepatan tinggi). B. Pengolahan Limbah Gas Minyak adalah istilah umum yang digunakan untuk menyatakan produk petroleum yang penyusun utamanya terdiri dari hidrokarbon. Minyak mentah dibuat dari hidrokarbon berspektrum lebar yang berkisar dari sangat mudah menguap, material ringan seperti propana dan benzena sampai pada komposisi berat seperti bitumen, aspalten, resin dan wax. Produk pengilangan seperti petrol atau bahan bakar terdiri dari komposisi hidrokarbon yang lebih kecil dan kisarannya lebih spesifik. Struktur kimia petroleum terdiri atas rantai hidrokarbon dalam ukuran panjang yang berbeda. Perbedaan kimia hidrokarbon ini dipisahkan oleh distilasi pada penyulingan minyak untuk menghasilkan gasoline, bahan bakat jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Formula umum untuk hidrokarbon ini adalah CnH2n+2. Contohnya 2,2,4-Trimethylpentane, banyak digunakan pada gasoline, memiliki formula kimia C8H18 yang bereaksi dengan oksigen. C8H18(aq) + 12.5O2(g) → 8CO2(g) + 9H2O(g) + panas Pembakaran tidak sempurna pada petroleum atau gasoline menghasilkan emisi gas beracun seperti karbon monooksida dan/atau nitrit oksida. Contohnya: C8H18(aq) + 12.5O2(g) + N2(g) → 6CO2(g) + 2CO(g) + 2NO(g) + 9H2O(g) + panas
  • 7. Formasi petroleum kebanyakan terjadi dalam bermacam reaksi endotermik pada tekanan dan/atau suhu tinggi. Contohnya, kerosin dapat pecah menjadi hidrokarbon dalam panjang yang berbeda. CH1.45(s) + heat → .663CH1.6(aq) + .076CH2(aq) + .04CH2.6(g) + .006CH4(g) + .012CH2.6(s) + .018CH4.0(s) + .185CH.25(s) Limbah gas dari kilang ini diolah di sulfur recovery unit dan sisanya dibakar di incinerator (untuk gas berupa H2S dan CO) maupun flare (gas hidrokarbon). C. Pengolahan Limbah Padat Sludge merupakan suatu limbah yang dihasilkan dalam industri minyak yang tidak dapat dibuang begitu saja ke alam bebas, karena akan mencemari lingkungan. Pada sludge selain mengandung lumpur, pasir, dan air juga masih mengandung hidrokarbon fraksi berat yang tidak dapat di-recovery ke dalam proses. Sludge ini juga tidak dapat di buang ke lingkungan sebab tidak terurai secara alamiah dalam waktu singkat.Pemusnahan hidrokarbon perlu dilakukan untuk menghindari pencemaran lingkungan. Dalam upaya tersebut, sludge dibakar dalam suatu ruang pembakar (incinerator) pada temperature 800ºC. Lumpur/pasir yang tidak terbakar dapat digunakan untuk landfill atau dibuang di suatu area, sehingga pencemaran lingkungan dapat dihindari. Selain pengolahan oil sludge agar menjadi ramah lingkungan, perlu juga adanya pengolahan atau pemanfaatan oil sludge ini menjadi bahan yang memiliki nilai guna sehingga dapat meminimalisir zat sisa yang di buang ke area pembuangan. Limbah oil sludge dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuat paving block, semir sepatu, dan bahan aspal. D. Pengolahan Tumpahan Minyak di Laut Secara umum beberapa teknik penanggulangan tumpahan minyak yang menjadi limbah diantaranya in-situ burning, penyisihan secara mekanis, bioremediasi, penggunaan sorbent, penggunaan bahan kimia dispersan, dan washing oil N-Situ Burning adalah pembakaran minyak pada permukaan laut, sehingga mengatasi kesulitan pemompaan minyak dari permukaan laut, penyimpanan dan pewadahan minyak serta air laut yang terasosiasi. Teknik ini membutuhkan booms (pembatas untuk mencegah penyebaran minyak) atau barrier yang tahan api. Namun, pada peristiwa tumpahan minyak dalam jumlah besar sulit untuk mengumpulkan minyak yang dibakar. Selain itu, penyebaran api sering tidak terkontrol. Penyisihan Minyak Secara Mekanis melalui 2 tahap, yaitu melokalisir tumpahan dengan menggunakan booms dan melakukan pemindahan minyak ke dalam wadah dengan menggunakan peralatan mekanis yang disebut skimmer. Bioremediasi yaitu proses pendaurulangan seluruh material organik. Bakteri pengurai spesifik dapat diisolasi dengan menebarkannya pada daerah yang terkontaminasi. Selain itu, teknik bioremediasi dapat menambahkannutrisi dan oksigen, sehingga mempercepat penurunan polutan. Penggunaan sorbent dilakukan dengan menyisihkan minyak melalui mekanisme adsorpsi(penempelan minyak pad permukaan sorbent) danabsorpsi (penyerapan minyak ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi mengubah fasa minyak dari cair menjadi padat, sehingga
  • 8. mudah dikumpulkan dan disisihkan. Sorbent harus memiliki karakteristik hidrofobik, oleofobik, mudah disebarkan di permukaan minyak, dapat diambil kembali dan digunakan ulang. Ada 3 jenis sorbent yaitu organik alami (kapas, jerami, rumput kering, serbuk gergaji), anorganik alami (lempung, vermiculite, pasir) dan sintetis (busa poliuretan, polietilen, polipropilen dan serat nilon). Dispersan kimiawi merupakan teknik memecah lapisan minyak menjadi tetesan kecil (droplet), sehingga mengurangi kemungkinan terperangkapnya hewan ke dalam tumpahan minyak. Dispersan kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif yang disebut surfaktan. Washing oil yaitu kegiatan membersihkan minyak dari pantai. BAB III PENUTUP III.1 KESIMPULAN Pengolahan minyak mentah (crude oil) oleh PT.PERTAMINA menghasilkan 3 macam limbah diantaranya : 1. Limbah padat Upaya untuk mengolah limbah padat dengan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi ramah terhadap lingkungan dan perlu adanya pemanfaatan zat sisa ini agar memiliki nilai guna dan meminimalisir zat sisa pada area pembuangan 2. Limbah Cair Limbah cair yang dihasilkan industri minyak bumi umumnya mengandung logam-logam berat maupun senyawa yang berbahaya . Oleh karena itu limbah cair diolah melalui 3 tahapan yaitu i: 1. Air Floatation Section 2. Activated Oil Sludge 3. Dehydrator dan Incenerator section 3. Limbah Gas Limbah gas dari kilang ini diolah agar meminimalisir zat karbon yang di hasilkan yaitu dengan diolah di sulfur recovery unit dan sisanya dibakar di incinerator (untuk gas berupa H2S dan CO) maupun flare (gas hidrokarbon) REFERENSI http://sofieshoby.blogspot.co.id/2012/04/makalah-pencemaran-air-di-daerah-kilang.html http://letshare17.blogspot.co.id/2010/12/bab-iv-pengolahan-limbah-pertamina.html https://juanpsaying.wordpress.com/2014/10/02/dampak-positif-negatif-teknologi-terhadap-4- aspek-ekonomi-sosial-budaya-dan-politik/ http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6126/1/09E01804.pdf