Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantationsKetut Swandana
Dokumen tersebut membahas tentang 3 jenis limbah yang dihasilkan oleh PT Gunung Madu Plantations yaitu limbah cair, padat, dan gas serta pengelolaannya. Limbah cair diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah sebelum dibuang, limbah padat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk atau bahan bakar, sedangkan limbah gas dikendalikan emisinya.
Dokumen ini membahas instalasi penanganan limbah cair dan padat dari industri tapioka. Terdapat beberapa proses pengolahan limbah yaitu proses mekanik (penyaringan, pengambilan endapan), biologi (pemisahan bakteri), fisika (penyortiran zat padat), dan kimia (penghilangan asam sianida). Limbah akan dialirkan melalui proses sedimentasi, fermentasi, dan pengkomposan sebelum dibuang ke perairan. Proses ini
Proses pengolahan limbah cair dalam industri pengolahan gasYeni Hardika
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas proses pengolahan limbah cair dalam industri pengolahan gas secara umum dan khususnya di PT Badak NGL.
2. Metode pengolahan limbah cair secara umum meliputi pengolahan fisika, kimia, dan biologi. PT Badak NGL menerapkan proses pemisahan cairan dari zat pencemar, pemberian oksigen, dan penetralan pH untuk mengolah limbahnya.
3
Paragraf ini memberikan ringkasan tentang proses produksi deterjen dan diagram alirnya. Deterjen dibuat dari bahan dasar seperti dodekil benzena yang direaksikan dengan asam oleum untuk membentuk alkil aril sulfonat. Proses selanjutnya adalah netralisasi dengan NaOH. Deterjen jenis lain seperti kationik dan nonionik dibuat melalui proses alkilasi dan oksidasi. Diagram alir memperlihatkan tahapan-tahapan produksi deterjen mulai
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantationsKetut Swandana
Dokumen tersebut membahas tentang 3 jenis limbah yang dihasilkan oleh PT Gunung Madu Plantations yaitu limbah cair, padat, dan gas serta pengelolaannya. Limbah cair diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah sebelum dibuang, limbah padat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk atau bahan bakar, sedangkan limbah gas dikendalikan emisinya.
Dokumen ini membahas instalasi penanganan limbah cair dan padat dari industri tapioka. Terdapat beberapa proses pengolahan limbah yaitu proses mekanik (penyaringan, pengambilan endapan), biologi (pemisahan bakteri), fisika (penyortiran zat padat), dan kimia (penghilangan asam sianida). Limbah akan dialirkan melalui proses sedimentasi, fermentasi, dan pengkomposan sebelum dibuang ke perairan. Proses ini
Proses pengolahan limbah cair dalam industri pengolahan gasYeni Hardika
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas proses pengolahan limbah cair dalam industri pengolahan gas secara umum dan khususnya di PT Badak NGL.
2. Metode pengolahan limbah cair secara umum meliputi pengolahan fisika, kimia, dan biologi. PT Badak NGL menerapkan proses pemisahan cairan dari zat pencemar, pemberian oksigen, dan penetralan pH untuk mengolah limbahnya.
3
Paragraf ini memberikan ringkasan tentang proses produksi deterjen dan diagram alirnya. Deterjen dibuat dari bahan dasar seperti dodekil benzena yang direaksikan dengan asam oleum untuk membentuk alkil aril sulfonat. Proses selanjutnya adalah netralisasi dengan NaOH. Deterjen jenis lain seperti kationik dan nonionik dibuat melalui proses alkilasi dan oksidasi. Diagram alir memperlihatkan tahapan-tahapan produksi deterjen mulai
Teks tersebut membahas tentang pengelolaan limbah, termasuk limbah padat, cair, dan gas. Metode pengelolaan limbah padat yang dijelaskan adalah pembuangan, daur ulang, insinerasi, dan pembuatan kompos. Metode pengelolaan limbah cair meliputi pengolahan primer, sekunder, tersier, desinfeksi, dan pengolahan lumpur. Sedangkan pengelolaan limbah gas mencakup pengendalian emisi gas buang dan penghilangan partikel dari ud
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWITkeffin arighi
Dokumen tersebut membahas tentang bioremediasi limbah pabrik kelapa sawit dengan menggunakan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai bahan baku. TKKS merupakan limbah padat yang berlimpah dari industri kelapa sawit dan dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos atau bioetanol melalui proses fermentasi oleh mikroba. Proses bioremediasi limbah TKKS menghasilkan produk bermanfaat seperti pupuk organ
Pengelolaan limbah merupakan hal penting untuk mengurangi dampak negatif dari limbah terhadap lingkungan dan kesehatan. Terdapat berbagai cara pengelolaan limbah seperti pengurangan, penggunaan kembali, daur ulang, pengolahan, dan pembuangan yang sesuai. Prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) perlu diterapkan dalam pengelolaan limbah.
1. Limbah B3 adalah limbah berbahaya dan beracun yang dapat mencemari lingkungan.
2. Sumber limbah B3 berasal dari rumah tangga, rumah sakit, pabrik dan lainnya.
3. Metode pengolahan limbah B3 meliputi chemical conditioning, solidification/stabilization, dan incineration.
Dokumen tersebut membahas penanganan limbah gas dan limbah B3 secara umum. Terdapat beberapa metode untuk menangani limbah gas seperti mengontrol emisi, menghilangkan partikulat, dan memanfaatkan limbah gas. Sedangkan untuk limbah B3, dibahas metode pengolahan secara kimia, fisika, biologi, dan pembuangan seperti sumur dalam, kolam penyimpanan, dan landfill khusus.
Pengolahan jeli gamat Luxor melibatkan beberapa tahap, dimulai dari seleksi teripang hasil tangkapan nelayan, perebusan daging teripang untuk membersihkannya, penyimpanan air rebusan selama beberapa bulan, dan penyaringan beruntun menggunakan peralatan canggih untuk memisahkan zat-zat tak diinginkan sehingga menghasilkan larutan putih bersih yang kemudian disterilisasi dan diisi ke dalam botol untuk
Dokumen tersebut membahas integrasi industri minyak kelapa, nata de coco, dan vinegar sebagai implementasi konsep Eco Industrial Park. Integrasi industri ini memanfaatkan limbah dari proses produksi minyak kelapa menjadi bahan baku nata de coco dan vinegar, sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan mengurangi limbah.
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan limbah cair yang meliputi 3 tahapan yaitu pengolahan primer, sekunder, dan tersier. Pada tahap primer dilakukan proses fisika seperti penyaringan, pengendapan, dan pengapungan untuk memisahkan zat padat. Tahap sekunder menggunakan bakteri untuk mendegradasi zat organik melalui metode trickling filter, activated sludge, atau treatment ponds. Tahap tersier digunakan untuk men
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat atau kurang:
Pabrik Tahu DUTA membutuhkan desain IPAL untuk mengolah limbah cairnya sebesar 17,745 m3 per hari agar memenuhi baku mutu. Desain IPAL yang diusulkan menggunakan sistem kombinasi anaerobik-aerobik dengan bak pemisah minyak, bak ekualisasi, bak anaerobik, bak aerobik dan biofilter, serta bak penjernih.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis limbah dan cara pengolahannya. Terdapat tiga jenis limbah utama yaitu limbah padat, cair, dan gas. Limbah padat dapat diolah dengan penimbunan, sanitary landfill, atau daur ulang. Limbah cair melalui proses pengolahan primer, sekunder, tersier, dan desinfeksi. Sedangkan limbah gas dikendalikan emisinya. Limbah B3 (berbahaya) diolah secar
Dokumen tersebut membahas tentang sanitasi dan higiene, termasuk definisi sanitizer, tujuan penggunaannya, jenis-jenis sanitizer baik non kimia maupun kimia, serta tahapan-tahapan higiene dan sanitasi dalam membersihkan peralatan makanan.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis limbah industri seperti limbah B3, limbah cair, padat, dan gas serta cara pengolahan limbah industri seperti pemisahan, penyusutan ukuran, pengomposan, dan alat pemisah debu seperti pemisah Brown dan pengendap elektrostatik agar tidak mencemari lingkungan.
Tugas Kuliah MK PBI (Pengolahan Buangan Industri) untuk limbah cairnya mengenai studi kasus analisis pengolahan limbah cair PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA SUNTER I.
Teks tersebut membahas tentang pengelolaan limbah, termasuk limbah padat, cair, dan gas. Metode pengelolaan limbah padat yang dijelaskan adalah pembuangan, daur ulang, insinerasi, dan pembuatan kompos. Metode pengelolaan limbah cair meliputi pengolahan primer, sekunder, tersier, desinfeksi, dan pengolahan lumpur. Sedangkan pengelolaan limbah gas mencakup pengendalian emisi gas buang dan penghilangan partikel dari ud
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWITkeffin arighi
Dokumen tersebut membahas tentang bioremediasi limbah pabrik kelapa sawit dengan menggunakan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai bahan baku. TKKS merupakan limbah padat yang berlimpah dari industri kelapa sawit dan dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos atau bioetanol melalui proses fermentasi oleh mikroba. Proses bioremediasi limbah TKKS menghasilkan produk bermanfaat seperti pupuk organ
Pengelolaan limbah merupakan hal penting untuk mengurangi dampak negatif dari limbah terhadap lingkungan dan kesehatan. Terdapat berbagai cara pengelolaan limbah seperti pengurangan, penggunaan kembali, daur ulang, pengolahan, dan pembuangan yang sesuai. Prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) perlu diterapkan dalam pengelolaan limbah.
1. Limbah B3 adalah limbah berbahaya dan beracun yang dapat mencemari lingkungan.
2. Sumber limbah B3 berasal dari rumah tangga, rumah sakit, pabrik dan lainnya.
3. Metode pengolahan limbah B3 meliputi chemical conditioning, solidification/stabilization, dan incineration.
Dokumen tersebut membahas penanganan limbah gas dan limbah B3 secara umum. Terdapat beberapa metode untuk menangani limbah gas seperti mengontrol emisi, menghilangkan partikulat, dan memanfaatkan limbah gas. Sedangkan untuk limbah B3, dibahas metode pengolahan secara kimia, fisika, biologi, dan pembuangan seperti sumur dalam, kolam penyimpanan, dan landfill khusus.
Pengolahan jeli gamat Luxor melibatkan beberapa tahap, dimulai dari seleksi teripang hasil tangkapan nelayan, perebusan daging teripang untuk membersihkannya, penyimpanan air rebusan selama beberapa bulan, dan penyaringan beruntun menggunakan peralatan canggih untuk memisahkan zat-zat tak diinginkan sehingga menghasilkan larutan putih bersih yang kemudian disterilisasi dan diisi ke dalam botol untuk
Dokumen tersebut membahas integrasi industri minyak kelapa, nata de coco, dan vinegar sebagai implementasi konsep Eco Industrial Park. Integrasi industri ini memanfaatkan limbah dari proses produksi minyak kelapa menjadi bahan baku nata de coco dan vinegar, sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan mengurangi limbah.
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan limbah cair yang meliputi 3 tahapan yaitu pengolahan primer, sekunder, dan tersier. Pada tahap primer dilakukan proses fisika seperti penyaringan, pengendapan, dan pengapungan untuk memisahkan zat padat. Tahap sekunder menggunakan bakteri untuk mendegradasi zat organik melalui metode trickling filter, activated sludge, atau treatment ponds. Tahap tersier digunakan untuk men
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat atau kurang:
Pabrik Tahu DUTA membutuhkan desain IPAL untuk mengolah limbah cairnya sebesar 17,745 m3 per hari agar memenuhi baku mutu. Desain IPAL yang diusulkan menggunakan sistem kombinasi anaerobik-aerobik dengan bak pemisah minyak, bak ekualisasi, bak anaerobik, bak aerobik dan biofilter, serta bak penjernih.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis limbah dan cara pengolahannya. Terdapat tiga jenis limbah utama yaitu limbah padat, cair, dan gas. Limbah padat dapat diolah dengan penimbunan, sanitary landfill, atau daur ulang. Limbah cair melalui proses pengolahan primer, sekunder, tersier, dan desinfeksi. Sedangkan limbah gas dikendalikan emisinya. Limbah B3 (berbahaya) diolah secar
Dokumen tersebut membahas tentang sanitasi dan higiene, termasuk definisi sanitizer, tujuan penggunaannya, jenis-jenis sanitizer baik non kimia maupun kimia, serta tahapan-tahapan higiene dan sanitasi dalam membersihkan peralatan makanan.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis limbah industri seperti limbah B3, limbah cair, padat, dan gas serta cara pengolahan limbah industri seperti pemisahan, penyusutan ukuran, pengomposan, dan alat pemisah debu seperti pemisah Brown dan pengendap elektrostatik agar tidak mencemari lingkungan.
Tugas Kuliah MK PBI (Pengolahan Buangan Industri) untuk limbah cairnya mengenai studi kasus analisis pengolahan limbah cair PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA SUNTER I.
PENCEMARAN LINGKUNGAN DISEBABKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWITDoniHermawan11
Makalah ini membahas tentang pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri kelapa sawit. Definisi limbah dan pencemaran lingkungan dijelaskan, serta karakteristik dan jenis limbah dari industri kelapa sawit. Konsep pencemaran lingkungan oleh limbah industri kelapa sawit pun dibatasi.
Pengolahan limbah bertujuan untuk menghilangkan padatan dan bahan organik serta mikroba patogen. Pengolahan dapat dilakukan secara alami menggunakan kolam atau dengan peralatan meliputi pengolahan primer, sekunder, dan tersier. Pengolahan excreta bertujuan mengurangi risiko penyakit dengan mengolahnya di septic tank atau fasilitas kolektif.
Dokumen tersebut membahas tentang pabrik pengolahan minyak kelapa sawit, meliputi: (1) proses pengolahan TBS menjadi CPO melalui tahapan perebusan, perontokan buah, pengolahan minyak dari daging buah, dan pemurnian minyak; (2) dampak lingkungan dari limbah cair pabrik; (3) upaya pengolahan limbah cair menjadi biogas.
Teks tersebut membahas tentang industri tahu skala kecil yang umumnya beroperasi sebagai industri rumah tangga. Walaupun memberikan kontribusi ekonomi, industri ini menghasilkan limbah cair yang dapat mencemari lingkungan jika tidak ditangani dengan baik. Teks tersebut juga menjelaskan sistem pengolahan limbah cair industri tahu dengan menggunakan proses biofilter anaerob-aerob yang dianggap efektif untuk mengurangi kontaminan organik
04. PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2021.pdfHENINGWIIDA
Dokumen tersebut membahas proses pengolahan air limbah secara konvensional yang meliputi pra pengolahan, pengolahan primer, sekunder, tersier, desinfeksi, dan pembuangan lumpur. Proses-proses tersebut dijelaskan secara rinci mulai dari tujuan, prinsip kerja, dan contoh teknologi yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian limbah dan jenis-jenisnya, pengelolaan limbah termasuk syarat-syarat pembuangan limbah menurut peraturan perundang-undangan. Dibahas pula tentang larangan dan kewajiban pemilik usaha atau kegiatan dalam memperoleh izin pembuangan limbah cair.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengertian, karakteristik, dan teknik pengolahan limbah cair. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa limbah cair harus diolah untuk mencegah pencemaran lingkungan, keterbatasan sumber air bersih, dan peraturan pemerintah. Ada beberapa tahapan pengolahan limbah cair yakni pretreatment, primary treatment, secondary treatment, dan tertiary treatment yang masing-masing menggunakan prinsip fisika, k
The document provides solutions to physics problems for chapter 4 of mathematics 2. It includes solutions for determining derivatives and differentials of various functions with respect to variables like x, y, r, and θ. The highest level of mathematics involved includes taking second order derivatives and solving simultaneous equations. Sample problems include determining derivatives of functions that define relationships between polar and Cartesian coordinates.
Dokumen tersebut merangkum sejarah pendirian Perpustakaan Kampung Mojosongo pada tahun 2009 berdasarkan program Pemerintah Kota Surakarta untuk membangun 18 perpustakaan dan 5 taman cerdas di 5 kecamatan. Perpustakaan Kampung Mojosongo didirikan untuk mencerdaskan masyarakat dan menumbuhkan budaya gemar membaca.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pesatnya kemajuan industri tidak dapat di pungkiri merupakan salah satu efek dari pada
kemajuan teknologi. Aktifitas manusia yang dinamik dan cenderung berkembang tanpa batas sangat
mempengaruhi keadaan lingkungan hidup. Industri yang mengalami laju pertumbuhan relatif cepat
merupakan bagian dari teknologi. Teknologi industri sebagai teknologi yang modern memiliki andil
besar dalam proses perubahan panas bumi (Global Warming). Meski demikian Potensi industri
telah memberikan sumbangan bagi perekonomian Indonesia melalui barang produk dan jasa yang
dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan industri telah menimbulkan masalah lingkungan yang
cukup serius.
PT PERTAMINA(Persatuan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional)
(PERSERO) Unit Pengolahan IV Cilacap merupakan salah satu industri dari 7 jajaran unit
pengolahan di tanah air, yang memiliki kapasitas produksi terbesar yakni 348.000 barrel/hari, dan
terlengkap fasilitasnya. Kilang ini bernilai strategis karena memasok 34% kebutuhan BBM nasional
atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa.
Pengolahan minyak mentah (crude oil) sangat membutuhkan energi yang merupakan bahan
baku sumber daya alam sangat berpotensi terjadinya kerusakan/pencemaran lingkungan, disamping
melalui proses fisik dan kimia dalam pengolahan bahan baku cenderung menghasilkan polusi
seperti : partikel, gas karbon monoksida (CO), gas karbon dioksida (CO2), gas belerang oksida
(SO2), dan uap air. Sesuai dengan jenis produksinya, maka kilang minyak tidak dapat lepas dari
masalah limbah dan polusi yang timbul terutama pada lingkungan yaitu pencemaran air, tanah, dan
udara.
1.2 TUJUAN
Mengetahui dan memberikan penyelesaian masalah pencmaran lingkungan oleh Persatuan
Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PERTAMINA) RU IV Cilacap
1.3 RUMUSAN MASALAH
A. Apa saja dampak negatif dari perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi nasional
terhadap lingkungan?
B. Bagaimana cara untuk mengurangi masalah pencemaran pada daerah perusahaan
pertambangan minyak dan gas bumi nasional.?
3. BAB II
II.1 DAMPAK NEGATIF PERTAMINA
Salah satu dampak negatif dari Pertamina adalah timbulnya pencemaran lingkungan oleh limbah
yang berbentuk gas, padatan atau cairan yang timbul pada proses dan hasil pengolahan minyak
tersebut. Limbah ini akan mencemari daerah kilang minyak dan lingkungannya, sehingga pekerja
maupun masyarakat disekitar kilang minyak dapat terpapar oleh limbah. Limbah gas, padat maupun
cair dapat berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan manusia bila tidak ditangani dengan
baik dan benar.
Kegiatan eksploitasi yang meliputi pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana
pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemumian minyak bumi sering
mengakibatkan terjadinya pencemaran minyak pada lahan-lahan di area sekitar aktivitas tersebut
berlangsung. Minyak pencemar tersebut mengandung hidrokarbon bercampur dengan air dan
bahan-bahan anorganik maupun organik yang terkandung di dalam tanah. Pencemaran udara yang
di dikeluarkan cerobong asap maupun kebocoran kilang sering kali mengotori udara pada daerah
industri.
Selain pencemaran pada daerah kilang , pertamina juga menyumbangkan pencemaran pada air
laut. Tak jarang minyak hasil pertambangan tersebut tumpah ke perairan menyebabkan
terganggunya ekosistem laut .
II.2 LIMBAH INDUSTRI
Limbah industri dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan dan memberikan efek
yang buruk bagi manusia. Limbah dalam konotasi sederhana dapat diartikan sebagai sampah.
Limbah atau dalam bahasa ilmiahnya disebut juga dengan polutan. Limbah dapat digolongkan
berdasarkan pada jenis, sifat dan sumbernya. Berdasarkan pada jenis, limbah dikelompokkan
menjadi limbah padat dan limbah cair. Berdasarkan pada sifat yang dibawanya, limbah
dikelompokkan menjadi limbah organik dan limbah an-organik. Sedangkan bila berdasarkan pada
sumbernya, limbah dikelompokkan menjadi limbah rumah tangga atau limbah domestik dan limbah
industri.
Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil suatu
proses industri. Limbah padat dari suatu industri adalah semua bahan sisa atau bahan buangan yang
tak berguna dan berbentuk padat. Sedangkan limbah cair adalah semua jenis bahan sisa yang
dibuang dalam bentuk larutan atau berupa zat cair. (Heryando Palar, 2008). Limbah padat (oil
sludge) yang merupakan limbah yang sangat berbahaya dan dianggap sebagai limbah yang tak
bermanfaat dan harus dimusnahkan. Oil Sludge merupakan salah satu dampak negatifnya karena
limbah pertamina merupakan B3 (bahan berbahaya beracun) sisa suatu usaha atau kegiatan sebagai
hasil pencampuran bahan kimia pada saat pengolahan tetapi sifatnya (toxicity, flammability,
reactivity dan corrositivity) serta konsentrasinya dapat mencemarkan lingkungan hidup yang
mengakibatkan membahayakan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya baik secara
langsung maupun tidak langsung (Dian Shofinita, 2009). Dan selama ini oil sludge hanya dibiarkan
4. menumpuk dan tertimbun di 12 gudang besar pertamina. Apabila keadaan ini dibiarkan terus-menerus
maka semakin lama pabrik akan kekurangan lahan penimbunan. Oleh karena itu, harus ada aplikasi
teknik pengolahan limbah atau daur ulang yang tepat dan murah untuk menangani masalah limbah
sludge pertamina sehingga tidak terlalu membahayakan.
Industri minyak mempunyai nilai strategis dan merupakan tulang punggung pembangunan
sehingga industri minyak perlu dikelola secara baik dan efisien sehingga diperoleh manfaat
semaksimal mungkin, namun demikian di samping manfaat positif tersebut, ada juga dampak
negatifnya.
II.3 PENGOLAHAN LIMBAH
Pengolahan limbah pertamina dilakukan karena berorientasi pada akibat yang ditimbulkan
dalam lingkungan terutama pada daerah sekitar industri maupun efek keseluruhan untuk semua
lingkungan. Dengan prinsip pencegahan dan penanggulangan pencemaran harus dapat menjamin
terpeliharanya kepentingan umum dan keseimbangan lingkungan, dengan tetap memperhatikan
kepentingan pihak industri.
Limbah PT. PERTAMINA RU- VI yang dihasilkan ada 3 jenis yaitu :
1. Limbah padat,
2. Limbah gas
3. Limbah cair.
A.. Pengolahan Limbah Cair
Limbah yang dihasilkan industri minyak bumi umumnya mengandung logam-logam berat maupun
senyawa yang berbahaya. Selain logam berat, limbah, atau air buangan industri, minyak bumi juga
mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon yang sangat rawan terhadap bahaya kebakaran.
Dalam setiap kegiatan industri, air buangan yang keluar dari kawasan industri minyak bumi harus
diolah terlebih dahulu dalam unit pengolahan limbah, sehingga air buangan yang telah diproses
dapat memenuhi spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Secara garis besar effluent water treatment di PT. PERTAMINA (Persero) RU - VI dibagi menjadi
dua, yaitu treatment oily water dan treatment air buangan proses. Treatment oily water dilakukan
di rangkaian separator sedangkan treatment air buangan proses dilakukan menggunakan lumpur
aktif (activated sludge) yang merupakan campuran dari koloni mikroba aerobik.
Unit pengolah air buangan terdiri dari:
1. Air Floatation Section
Air hujan yang bercampur minyak dari unit proses dipisahkan oleh CPI separator sedangkan air
ballast dipisahkan di API separator kemudian mengalir ke seksi ini secara gravitasi.
Campuran dari separator mengalir ke bak DAF Feed Pump dan dipompakan ke bak floatation,
sebagian campuran dipompakan ke pressurize vessel. Dalam pressurize vessel udara dari plant air
atau DAF compressor udara dilarutkan dalam pressurize waste water. Bilamana pressurize waste
water dihembuskan ke pipa inlet floatation pada tekanan atmosfir, udara yang terlarut disebarkan
5. dalam bentuk gelembung dan minyak yang tersuspensi dalam waste water terangkat ke permukaan
air.
Minyak yang mengapung diambil dengan skimmer dan dialirkan ke bak floatation oil. Minyak di
dalam bak floatation oil dipompakan ke tangki recovery oil. Air bersih dari bak floatation mengalir
ke bak impounding basin.
2. Activated Oil Sludge
Aliran proses penjernian air dengan CPI Separator dan aliran sanitary dengan pompa dialirkan
secara gravitasi ke seksi activated sluge. Air hasil proses CPI dan filtrate dehydotator dicampurkan
dalam bak proses effluent dan campuran air ini dipompakan ke pit aeration pada operasi normal
dan pada emergency ke pit clarifier melalui rapid mixing pit dan Flocculation pit. Apabila kualitas
air off spec, maka air tersebut dikembalikan ke bak effluent sedikit demi sedikit untuk dibersihkan
dengan normal proses.
Ferri Chlorida (FeCl3) dan Caustic Soda (NaOH) diinjeksikan ke bak flocculation. Air yang
tersuspensi, minyak dan sulfide dalam air kotor dihilangkan dalam unit ini. Lumpur yang
mengendap dalam bak clarifier dipompakan ke bak thickener.
Pemisahan permukaan dari bak clarifier dilakukan secara over flow ke bak aeration. Air kotor dari
sanitary mengalir secara langsung ke bak aeration. Dalam bak aeration ditambahkan nutrient.
Selain itu, untuk menciptakan lingkungan aerobic bak ini dilengkapi pula dengan aerator.
Treatment dengan biological ini mengirangi dan menghilangkan benda-benda organic (BOD dan
COD). Setelah treatment dengan biological, air kotor bersama lumpur dikirim ke bak aeration
kembali, sebagai lumpur dikirim ke bak thickener.
Pemisahan pemurnian air dari bak sedimentasi mengalir dari atas ke Impounding Basin. Unit
Sewage and Effluent Water Treatment dirancang untuk system waste water treatment yang
bertujuan memproses buangan seluruh kegiatan dari unit proses dan area pertangkian dalam batas-
batas effluent yang ditetapkan air bersih. Kapasitas unit ini sebesar 600m3/jam dimana kecepatan
effluent didesain untuk penyesuaian kapasitas 180 mm/hari curah hujan di area proses dan utilitas.
Unit penjernian buangan air ini memiliki beberapa proses, yaitu:
1. Proses fisik
Pada proses ini diusahakan agar minyak maupun buangan padat dipisahkan secara fisik. Setelah
melalui proses fisik tersebut, kandungan minyak dalam buangan air hanya diperbolehkan ±25 ppm.
2. Proses kimia
Proses ini dilakukan dengan menggunakan bahan penolong seperti koagulan, flokulan, penetrasi,
pengoksidasi dan sebagainya, yang dimaksudkan untuk menetralkan zat kimia berbahaya dalam air
limbah. Senyawa yang tidak diinginkan diikat menjadi padat dalam bentuk endapan lumpur yang
selanjutnya dikeringkan.
3. Proses mikrobiologi,
Proses mikrobiologi merupakan proses akhir dan berlangsung lama dan hanya dapat mengolah
senyawa yang sangat sedikit mengandung senyawa logam berbahaya. Pada dasarnya proses ini
memanfatkan mahluk hidup(mikroba) untuk mengolah bahan organik.
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Tujuannya untuk
6. mengumpulkan dan memisahkan zat padat koloidal yang tidak mengendap serta menstabikan
senyawa-senyawa organic. Sebagai pengolahan sekunder, penglahan secara biologi dipandang
sebagai pengolahan ynag paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang
berbagai metode pengolahan limbah secara biologi dengan segala modifikasinya.
Konsep yang digunakan dalam proses pengolahan limbah secara biologi adalah eksploitasi
kemampuan mikroba dalam mendegradasi senyawa-senyawa polutan dalam air limbah. Pada
proses degradasi, senyawa-senyawa tersebut akan berubah menjadi senyawa-senyawa lain yang
lebih sederhana dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Hasil perubahan tersebut sangat tergantung
pada kondisi lingkungan saat berlangsungnya proses pengolahan limbah. Oleh karena itu,
eksolitasi kemampuan mikroba untuk mengubah senyawa polutan biasanya dilakukan dengan cara
mengoptimalkan kondisi lingkungan untuk pertumbuhan mikroba sehingga tercapai efisiensi yang
maksimum.
3. Dehydrator dan Incenerator section
Padatan berupa lumpur yang terkumpul dari floatation section dan activated sludge ditampung
pada sebuah bak. Selanjutnya lumpur tersebut dipisahkan airnya dengan bantuan bahan kimia dan
alat mekanis berupa (alat yang bekerja memisahkan cairan-padatan dan dengan memutarnya pada
kecepatan tinggi).
B. Pengolahan Limbah Gas
Minyak adalah istilah umum yang digunakan untuk menyatakan produk petroleum yang
penyusun utamanya terdiri dari hidrokarbon. Minyak mentah dibuat dari hidrokarbon berspektrum
lebar yang berkisar dari sangat mudah menguap, material ringan seperti propana dan benzena
sampai pada komposisi berat seperti bitumen, aspalten, resin dan wax. Produk pengilangan seperti
petrol atau bahan bakar terdiri dari komposisi hidrokarbon yang lebih kecil dan kisarannya lebih
spesifik.
Struktur kimia petroleum terdiri atas rantai hidrokarbon dalam ukuran panjang yang
berbeda. Perbedaan kimia hidrokarbon ini dipisahkan oleh distilasi pada penyulingan minyak
untuk menghasilkan gasoline, bahan bakat jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Formula umum
untuk hidrokarbon ini adalah CnH2n+2. Contohnya 2,2,4-Trimethylpentane, banyak digunakan
pada gasoline, memiliki formula kimia C8H18 yang bereaksi dengan oksigen.
C8H18(aq) + 12.5O2(g) → 8CO2(g) + 9H2O(g) + panas
Pembakaran tidak sempurna pada petroleum atau gasoline menghasilkan emisi gas beracun
seperti karbon monooksida dan/atau nitrit oksida. Contohnya:
C8H18(aq) + 12.5O2(g) + N2(g) → 6CO2(g) + 2CO(g) + 2NO(g) + 9H2O(g) + panas
7. Formasi petroleum kebanyakan terjadi dalam bermacam reaksi endotermik pada tekanan
dan/atau suhu tinggi. Contohnya, kerosin dapat pecah menjadi hidrokarbon dalam panjang yang
berbeda.
CH1.45(s) + heat → .663CH1.6(aq) + .076CH2(aq) + .04CH2.6(g) + .006CH4(g) +
.012CH2.6(s) + .018CH4.0(s) + .185CH.25(s)
Limbah gas dari kilang ini diolah di sulfur recovery unit dan sisanya dibakar di incinerator (untuk
gas berupa H2S dan CO) maupun flare (gas hidrokarbon).
C. Pengolahan Limbah Padat
Sludge merupakan suatu limbah yang dihasilkan dalam industri minyak yang tidak dapat
dibuang begitu saja ke alam bebas, karena akan mencemari lingkungan. Pada sludge selain
mengandung lumpur, pasir, dan air juga masih mengandung hidrokarbon fraksi berat yang tidak
dapat di-recovery ke dalam proses. Sludge ini juga tidak dapat di buang ke lingkungan sebab tidak
terurai secara alamiah dalam waktu singkat.Pemusnahan hidrokarbon perlu dilakukan untuk
menghindari pencemaran lingkungan. Dalam upaya tersebut, sludge dibakar dalam suatu ruang
pembakar (incinerator) pada temperature 800ºC. Lumpur/pasir yang tidak terbakar dapat digunakan
untuk landfill atau dibuang di suatu area, sehingga pencemaran lingkungan dapat dihindari.
Selain pengolahan oil sludge agar menjadi ramah lingkungan, perlu juga adanya pengolahan
atau pemanfaatan oil sludge ini menjadi bahan yang memiliki nilai guna sehingga dapat
meminimalisir zat sisa yang di buang ke area pembuangan. Limbah oil sludge dapat dimanfaatkan
sebagai bahan utama pembuat paving block, semir sepatu, dan bahan aspal.
D. Pengolahan Tumpahan Minyak di Laut
Secara umum beberapa teknik penanggulangan tumpahan minyak yang menjadi limbah
diantaranya in-situ burning, penyisihan secara mekanis, bioremediasi, penggunaan sorbent,
penggunaan bahan kimia dispersan, dan washing oil
N-Situ Burning adalah pembakaran minyak pada permukaan laut, sehingga mengatasi
kesulitan pemompaan minyak dari permukaan laut, penyimpanan dan pewadahan minyak serta air
laut yang terasosiasi. Teknik ini membutuhkan booms (pembatas untuk mencegah penyebaran
minyak) atau barrier yang tahan api. Namun, pada peristiwa tumpahan minyak dalam jumlah besar
sulit untuk mengumpulkan minyak yang dibakar. Selain itu, penyebaran api sering tidak terkontrol.
Penyisihan Minyak Secara Mekanis melalui 2 tahap, yaitu melokalisir tumpahan dengan
menggunakan booms dan melakukan pemindahan minyak ke dalam wadah dengan menggunakan
peralatan mekanis yang disebut skimmer.
Bioremediasi yaitu proses pendaurulangan seluruh material organik. Bakteri pengurai spesifik
dapat diisolasi dengan menebarkannya pada daerah yang terkontaminasi. Selain itu, teknik
bioremediasi dapat menambahkannutrisi dan oksigen, sehingga mempercepat penurunan polutan.
Penggunaan sorbent dilakukan dengan menyisihkan minyak melalui
mekanisme adsorpsi(penempelan minyak pad permukaan sorbent) danabsorpsi (penyerapan minyak
ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi mengubah fasa minyak dari cair menjadi padat, sehingga
8. mudah dikumpulkan dan disisihkan. Sorbent harus memiliki karakteristik hidrofobik, oleofobik,
mudah disebarkan di permukaan minyak, dapat diambil kembali dan digunakan ulang. Ada 3 jenis
sorbent yaitu organik alami (kapas, jerami, rumput kering, serbuk gergaji), anorganik alami
(lempung, vermiculite, pasir) dan sintetis (busa poliuretan, polietilen, polipropilen dan serat nilon).
Dispersan kimiawi merupakan teknik memecah lapisan minyak menjadi tetesan kecil (droplet),
sehingga mengurangi kemungkinan terperangkapnya hewan ke dalam tumpahan minyak. Dispersan
kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif yang disebut surfaktan.
Washing oil yaitu kegiatan membersihkan minyak dari pantai.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Pengolahan minyak mentah (crude oil) oleh PT.PERTAMINA menghasilkan 3 macam limbah
diantaranya :
1. Limbah padat
Upaya untuk mengolah limbah padat dengan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi ramah
terhadap lingkungan dan perlu adanya pemanfaatan zat sisa ini agar memiliki nilai guna dan
meminimalisir zat sisa pada area pembuangan
2. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan industri minyak bumi umumnya mengandung logam-logam berat
maupun senyawa yang berbahaya . Oleh karena itu limbah cair diolah melalui 3 tahapan yaitu i:
1. Air Floatation Section
2. Activated Oil Sludge
3. Dehydrator dan Incenerator section
3. Limbah Gas
Limbah gas dari kilang ini diolah agar meminimalisir zat karbon yang di hasilkan yaitu dengan
diolah di sulfur recovery unit dan sisanya dibakar di incinerator (untuk gas berupa H2S dan CO)
maupun flare (gas hidrokarbon)
REFERENSI
http://sofieshoby.blogspot.co.id/2012/04/makalah-pencemaran-air-di-daerah-kilang.html
http://letshare17.blogspot.co.id/2010/12/bab-iv-pengolahan-limbah-pertamina.html
https://juanpsaying.wordpress.com/2014/10/02/dampak-positif-negatif-teknologi-terhadap-4-
aspek-ekonomi-sosial-budaya-dan-politik/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6126/1/09E01804.pdf