Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
Pelatihan Pelaksanaan Konstruksi atau Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi, (B) Tahap Pra Konstruksi, (C) Pelaksanaan Konstruksi/Pembangunan, dan (D) Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstruksi. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...Anggi Nurbana Wahyudi
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Kubota Kasui Indonesia (Perusahaan Ahli Pengolahan Limbah dan Kontraktor EPC WWTP/IPAL)
Adopsi sistem biologi dalam IPAL untuk mengolah Nitrogen, Amonia, Ammonium, Nitrit, Nitrat dalam Air
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
Pelatihan Pelaksanaan Konstruksi atau Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi, (B) Tahap Pra Konstruksi, (C) Pelaksanaan Konstruksi/Pembangunan, dan (D) Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstruksi. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...Anggi Nurbana Wahyudi
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Kubota Kasui Indonesia (Perusahaan Ahli Pengolahan Limbah dan Kontraktor EPC WWTP/IPAL)
Adopsi sistem biologi dalam IPAL untuk mengolah Nitrogen, Amonia, Ammonium, Nitrit, Nitrat dalam Air
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPAOswar Mungkasa
Bahan Disiapkan oleh Enri Damanhuri dan disampaikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh Jejaring AMPL
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman menjelaskan aspek-aspek peraturan dan perundangan yang mendasari, strategi dan kebijakan pengelolaan air llimbah permukiman, berbagai opsi teknologi penanganan air limbah. Disajikan oleh Direktorat PPLP, Cipta Karya, Kementrian PU.
Aspek Teknis dan Operasional dalam Pengelolaan Sampah.Dasar-dasar Sistem Pengelolaan Sampah. Pokok bahasan : sumber sampah, timbulan sampah, komposisi sampah, sistem pengelolaan sampah, dll.
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Proses Aerobik & Anaerobik Serta Pemanfaatannya
Makalah Ini Di Tunjukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dasar Satuan Proses
Dosen Pengampu
Bpk. Agus Riyadi, S.T., M.Sc.
Oleh:
Kelas:
TL.20.F3
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERITAS PELITA BANGSA
BEKASI
AEROBIK DAN ANAEROBIK
Pengolahan air limbah yang tepat adalah persyaratan penting untuk mencegah penyakit yang ditularkan melalui air dan menjaga lingkungan yang sehat bagi organisme. Proses pengolahan yang melibatkan mikroba atau organisme hidup disebut sebagai pengolahan air limbah biologis.
Ada dua jenis pengolahan air limbah biologis yaitu pengolahan air limbah aerobik dan pengolahan air limbah anaerob.
Pengolahan air limbah aerobik dilakukan oleh mikroorganisme aerob. Mikroorganisme aerob membutuhkan oksigen; karenanya, oksigen disuplai untuk tangki pengolahan air limbah aerobik.
Pengolahan air limbah anaerob dilakukan oleh mikroorganisme anaerob. Dengan demikian, proses pengolahan air limbah anaerob terjadi tanpa pasokan oksigen.
Perbedaan antara pengolahan air limbah aerob dan anaerob dalam pengolahan air limbah aerobik, tangki pengolahan terus-menerus dipasok dengan oksigen sementara, dalam pengolahan air limbah anaerob, oksigen gas dicegah masuk ke dalam sistem.
Proses Pengolahan secara Aerobik
yaitu proses pengolahan limbah yang memanfaatkan mikroorganisme aerobik, dengan menggunakan oksigen sebagai energi untuk metabolisme dari bakteri tersebut. Polutan-polutan organik tersebut diurai oleh bakteribakteri aerobik, menjadi karbon dioksida, air, dan energi serta sel baru. Proses aerobik ini umumnya digunakan untuk limbah dengan beban polutan organik yang tidak terlalu tinggi.
Tangki pengolahan air limbah aerobik secara konstan disuplai dengan oksigen. Ini dilakukan dengan mengedarkan udara melalui tangki. Untuk berfungsinya organisme aerob secara efektif, jumlah oksigen yang cukup harus ada dalam tangki aerob setiap saat. Oleh karena itu, aerasi dipertahankan dengan baik selama perawatan aerobik.
Gambar 01: Metode Lumpur Aktif
Dua jenis utama pengolahan air limbah aerobik:
Sistem kultur terpasang atau reaktor film tetap.
Sistem kultur suspensi.
Proses Pengolahan secara Anaerobik
Proses pengolahan limbah secara anaerobik adalah suatu metabolisme tanpa menggunakan oksigen yang dilakukan oleh bakteri anaerobik. Ciri khas dari proses secara anaerobik adalah terbentuknya gas metan (CH4). Metana adalah biogas. Oleh karena itu, proses pencernaan anaerob dapat digunakan untuk menghasilkan biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai listrik. Di dalam proses anaerobik yang sangat berperan adalah aktifitas mikroorganisme anaerob.
Gambar 02: Pengolahan Air Limbah Anaerob
Proses pengolahan air limbah anaerob terjadi melalui empat langkah utama bernama hidrolisis, asidogenesis, asetogenesis, dan metanogenesis. Semua langkah ini diatur oleh mikroorganisme anaerob, terutama bakteri dan archaea.
Kelebihan proses anaerobik adalah :
Derajat stabilitas yang tinggi.
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPAOswar Mungkasa
Bahan Disiapkan oleh Enri Damanhuri dan disampaikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh Jejaring AMPL
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman menjelaskan aspek-aspek peraturan dan perundangan yang mendasari, strategi dan kebijakan pengelolaan air llimbah permukiman, berbagai opsi teknologi penanganan air limbah. Disajikan oleh Direktorat PPLP, Cipta Karya, Kementrian PU.
Aspek Teknis dan Operasional dalam Pengelolaan Sampah.Dasar-dasar Sistem Pengelolaan Sampah. Pokok bahasan : sumber sampah, timbulan sampah, komposisi sampah, sistem pengelolaan sampah, dll.
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Proses Aerobik & Anaerobik Serta Pemanfaatannya
Makalah Ini Di Tunjukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dasar Satuan Proses
Dosen Pengampu
Bpk. Agus Riyadi, S.T., M.Sc.
Oleh:
Kelas:
TL.20.F3
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERITAS PELITA BANGSA
BEKASI
AEROBIK DAN ANAEROBIK
Pengolahan air limbah yang tepat adalah persyaratan penting untuk mencegah penyakit yang ditularkan melalui air dan menjaga lingkungan yang sehat bagi organisme. Proses pengolahan yang melibatkan mikroba atau organisme hidup disebut sebagai pengolahan air limbah biologis.
Ada dua jenis pengolahan air limbah biologis yaitu pengolahan air limbah aerobik dan pengolahan air limbah anaerob.
Pengolahan air limbah aerobik dilakukan oleh mikroorganisme aerob. Mikroorganisme aerob membutuhkan oksigen; karenanya, oksigen disuplai untuk tangki pengolahan air limbah aerobik.
Pengolahan air limbah anaerob dilakukan oleh mikroorganisme anaerob. Dengan demikian, proses pengolahan air limbah anaerob terjadi tanpa pasokan oksigen.
Perbedaan antara pengolahan air limbah aerob dan anaerob dalam pengolahan air limbah aerobik, tangki pengolahan terus-menerus dipasok dengan oksigen sementara, dalam pengolahan air limbah anaerob, oksigen gas dicegah masuk ke dalam sistem.
Proses Pengolahan secara Aerobik
yaitu proses pengolahan limbah yang memanfaatkan mikroorganisme aerobik, dengan menggunakan oksigen sebagai energi untuk metabolisme dari bakteri tersebut. Polutan-polutan organik tersebut diurai oleh bakteribakteri aerobik, menjadi karbon dioksida, air, dan energi serta sel baru. Proses aerobik ini umumnya digunakan untuk limbah dengan beban polutan organik yang tidak terlalu tinggi.
Tangki pengolahan air limbah aerobik secara konstan disuplai dengan oksigen. Ini dilakukan dengan mengedarkan udara melalui tangki. Untuk berfungsinya organisme aerob secara efektif, jumlah oksigen yang cukup harus ada dalam tangki aerob setiap saat. Oleh karena itu, aerasi dipertahankan dengan baik selama perawatan aerobik.
Gambar 01: Metode Lumpur Aktif
Dua jenis utama pengolahan air limbah aerobik:
Sistem kultur terpasang atau reaktor film tetap.
Sistem kultur suspensi.
Proses Pengolahan secara Anaerobik
Proses pengolahan limbah secara anaerobik adalah suatu metabolisme tanpa menggunakan oksigen yang dilakukan oleh bakteri anaerobik. Ciri khas dari proses secara anaerobik adalah terbentuknya gas metan (CH4). Metana adalah biogas. Oleh karena itu, proses pencernaan anaerob dapat digunakan untuk menghasilkan biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai listrik. Di dalam proses anaerobik yang sangat berperan adalah aktifitas mikroorganisme anaerob.
Gambar 02: Pengolahan Air Limbah Anaerob
Proses pengolahan air limbah anaerob terjadi melalui empat langkah utama bernama hidrolisis, asidogenesis, asetogenesis, dan metanogenesis. Semua langkah ini diatur oleh mikroorganisme anaerob, terutama bakteri dan archaea.
Kelebihan proses anaerobik adalah :
Derajat stabilitas yang tinggi.
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Ibarat pisau bermata dua rumah sakit memiliki dua sisi yang berbeda. Sisi baiknya adalah peran penting rumah sakit dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat utamanya pada upaya kuratif. Sisi buruknya adalah dampak negatif dari berbagai bahan buangan yang ditimbulkan oleh aktivitas rumah sakit berupa limbah. Menurut Permenkes RI No.1204/Menkes/SK/X/2004, limbah rumah sakit yaitu semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
Kegiatan rumah sakit yang beragam seperti penanganan orang sakit, laboratorium, pengobatan serta pelayanan penunjang lainnya. Beragamnya kegiatan rumah sakit dapat menimbulkan limbah yang beragam pula. Limbah rumah sakit pada umumnya terdiri dari limbah medis (layanan kesehatan) dan limbah domestik (umum). Menurut Pruss dkk (2005), karakteristik limbah layanan kesehatan terdiri dari limbah infeksius, limbah pathologis, benda tajam, limbah farmasi, limbah genotoksik, limbah kimia, logam berat, wadah bertekanan, radioaktif dan limbah umum. Limbah infeksius, benda tajam, genotoksik, kimia, farmasi, wadah bertekanan dan radioaktif dapat menjadi risiko timbulnya ganguan kesehatan ataupun bahaya bagi masyarakat yang terpapar oleh limbah tersebut.
Hasil kajian terhadap 100 rumah sakit di Jawa dan Bali menunjukkan bahwa rata-rata produksi sampah sebesar 3,2 kg/tempat tidur/hari. Analisis lebih jauh menunjukkan, produksi sampah berupa sampah domestik sebesar 76,8 % dan berupa sampah infeksius sebesar 23,2 %. Diperkirakan secara nasional produksi sampah rumah sakit sebesar 376.089 ton/hari. Dari gambaran tersebut dapat dibayangkan betapa besar potensi rumah sakit untuk mencemari lingkungan dan kemungkinannya menimbulkan kecelakaan serta penularan penyakit. (Depkes 1997, dalam Hapsari 2010). Hasil penelitian mengenai kualitas mikrobiologis efluen limbah cair beberapa rumah sakit yang terangkum dalam Makka (2011) menunjukkan bahwa kualitasnya belum memenuhi syarat baku mutu. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa efluen limbah cair rumah sakit yang dibuang ke lingkungan masih berisiko terhadap kesehatan masyarakat yang akan terpapar.
Limbah rumah sakit (limbah cair) bisa saja menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia. Salah satu dampak yang mungkin timbul adalah penularan penyakit yang ditularkan melalui limbah cair. “Penyakit-penyakit yang bisa ditimbulkan oleh limbah cair antara lain ; polio, kolera, Typhus abdominalis, Disentry basiler, Antraks, Brusellosis, Tubercolosis, Weil (leptospira), Schistosomiasis, cacing pita, dll.” (Daud, 2005). Disamping itu pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan adalah sebagai berikut : Gangguan kenyamanan dan estetika; Kerusakan harta benda ; Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang; Gangguan terhadap kesehatan manusia; Gangguan genetik dan reproduksi (Wisaksono, 2008).
Adanya potensi risiko kesehatan dari limbah rumah sakit
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
5. PRINSIP PENGENDALIAN
SETELAH PROSES PRODUKSI DIMAKSUDKAN UNTUK
MENURUNKAN KADAR BAHAN PENCEMAR
SEHINGGA PADA AKHIRNYA AIR TERSEBUT
MEMENUHI BAKU MUTU YANG SUDAH DITETAPKAN.
PT. LINGKUNGAN LESTARI JAYA
IN-PIPE POLLUTION PREVENTION END-PIPE POLLUTION PREVENTION
BERTUJUAN UNTUK MEMINIMALKAN VOLUME
LIMBAH YANG DITIMBULKAN, KONSENTRASI
DAN TOKSISITAS KONTAMINANNYA.
Hal. 5
6. Air limbah (wastewater) : sisa dari suatu usaha
dan/atau kegiatan yang berwujud cair
AIR LIMBAH
PT. LINGKUNGAN LESTARI JAYA
Air limbah merupakan sisa air yang dibuang
yang berasal dari rumah tangga, industri
maupun tempat-tempat umum lainnya, dan
pada umumnya mengandung bahan-bahan
atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi
kesehatan manusia serta menggangu
lingkungan.
Hal. 6
7. MENGAPA
LIMBAH
HARUS
DIOLAH/
KELOLA ?
Limbah harus dikelola dengan alasan lingkungan,
bahwa limbah dapat (berpotensi) mencemari lingkungan
kehidupan manusia
Limbah harus dikelola dengan proses dan pendekatan
untuk memperkecil dampak melalui upaya
memperpanjang nilai tambah sebagai produk/produk
sampingan sebelum nantinya limbah diolah
Upaya yang dilakukan adalah melalui pendekatan 3R
(reuse, recycle dan recovery) dengan bertambahnya nilai
manfaat limbah maka pemakaian sumberdaya dapat
diefesiensikan pemanfaatannya
Pengolahan limbah sendiri harus menggunakan proses
dan pendekatan teknologi yang akrab lingkungan
PT. LINGKUNGAN LESTARI JAYA
Hal. 7
9. LIMBAH CAIR INDUSTRI
Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil samping suatu
proses perindustrian.
Limbah industri dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia. Air
limbah industri umumnya terjadi sebagai akibat adanya pemakaian air dalam proses produksi.
Limbah industri bersumber dari kegiatan industri baik karena proses secara langsung maupun proses
secara tidak langsung. Limbah yang bersumber langsung dari kegiatan industri yaitu limbah yang
terproduksi bersamaan dengan proses produksi sedang berlangsung, dimana produk dan limbah hadir
pada saat yang sama. Sedangkan limbah tidak langsung terproduksi sebelum proses maupun sesudah
proses produksi.
Limbah yang dihasilkan harus memenuhi standar baku mutu limbah dan sesuai dengan baku mutu
lingkungan yang berlaku bagi kondisi lingkungan dimana kegiatan industri sedang berlangsung. Karena
itu setiap parameter harus tersedia nilainya sebelum masuk sistem pengolahan dan setelah
limbah keluar sistem pengolahan harus diterapkan nilai-nilai parameter kunci yang harus dicapai.
PT. LINGKUNGAN LESTARI JAYA
Hal. 9
10. Air limbah yang diidentifikasi sebagai potensi limbah cair dari kegiatan di Industri akan berasal dari
seluruh kegiatan industri (Limbah proses produksi; Limbah domestik; Limbah utilitas).
Potensi Penghasil Limbah Cair di Industri
Limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan/atau kegiatan pemukiman rumah makan,
perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama; seperti pada kegiatan di kantin industri, pembersihan
lantai, kamar mandi/ toilet dan sebagainya.
Limbah utilitas adalah air limbah yang berasal dari unit pendukung proses produksi seperti limbah yang berasal
dari kegiatan pengolahan air, boiler, pencucian peralatan, dan air pendingin dll.
Limbah proses produksi meliputi limbah yang dihasilkan mulai dari kegiatan penerimaan bahan baku hingga
pendistribusian produk. Misalnya , pencucian bahan baku, pewarnaan, pencampuran bahan kimia, kebocoran
dari suatu peralatan, tumpahan dan sebagainya.
PT.
LINGKUNGAN
LESTARI
JAYA
Hal. 10
12. Identifikasi Sumber Air Limbah
2.Lakukan analisis, kegiatan apa saja yang
mengeluarkan air limbah pada proses produksi,
kegiatan utilitas dan domestik. Lakukan
pengamatan volume atau debit air limbahnya.
3.Amati karakteristik air limbah secara
visual, misal: warna air limbahnya, bau,
kekentalan/kepekatan, beracun atau tidak.
Lakukan pengukuran pH air limbah dengan
kertas lakmus.
4.Lakukan pengelompokan air limbahvsesuai
dengan potensi pencemarannya, misal yang
pH-nya asam dikelompokkan sendiri, begitu
pula air limbah yang pH-nya basa.
PT. LINGKUNGAN LESTARI JAYA
1.Pelajari diagram alir proses produksi.
Hal. 12
15. Identifikasi Sumber Pencemaran Air Limbah
PT. LINGKUNGAN LESTARI JAYA
Proses Produksi, terutama
yang menghasilkan air limbah.
Contohnya: pengecetan,
pencucian bahan baku,
pencampuran bahan kimia
Unit Utilitas (kondensat boiler,
demin water, dll)
Unit Produksi Penunjang
yang menghasilkan air
limbah
Unit kegiatan yang
menghasilkan air limbah
domestik. Contohnya kantin
industri, pembersihan lantai
dsb
Saluran-saluran air limbah
dan drainase
Instalasi Pengolahan Air
Limbah
Titik Penaatan
Hal. 15
16. Neraca Masa
Merupakan perkiraan yang tepat
dari input dan output operasi di
suatu pabrik, suatu proses atau
suatu operasi unit
Data input suatu proses atau operasi
unit dapat meliputi bahan
mentah/bahan baku, bahan kimia, air,
udara, energi dan lain lain.
Neraca massa merupakan perhitungan
aliran bahan dan perubahan inventaris
bahan untuk sebuah sistem. Sebelum
membuat neraca massa dari suatu proses,
sistem dan batasan harus ditentukan
terlebih dahulu. Adapun prinsip dari neraca
massa (Himmelblau, 1994)
Massa yang masuk ke dalam
sistem = Massa yang keluar dari sistem +
Massa yang terakumulasi dalam sistem
PT. LINGKUNGAN LESTARI JAYA
Hal. 16
17. Neraca Masa
Dari neraca ini seluruh unit
operasi dan proses dapat
diketahui beberapa hal,
antara lain :
Sumber utama
limbah
Penyimpangan
proses yang
berhubungan dengan
terbentuknya limbah
Penyebab
kehilangan
bahan baku
Unit yang
menghasilkan limbah
dan melebihi
peraturan yang
berlaku.
PT. LINGKUNGAN LESTARI JAYA
Hal. 17
18. Identifikasi
Sumber Air
Limbah
Dari
Kegiatan
Industri
Pelajari diagram alir, lay out atau tata letak kegiatan di
Kegiatan perusahaan bapak/ibu.
Tuliskan kegiatan apa saja yang mengeluarkan air limbah pada
kegiatan proses produksi, kegiatan utilitas dan domestik pada
kegiatan di perusahaan bapak (misal: pencucian alat atau
kegiatan lainnya. Tulis perkiraan volume atau debit air
limbahnya
Bagaimana karakteristik air limbah secara visual, misal:
warna air limbahnya, bau, kekentalan/kepekatan, beracun
atau tidak. pH nya asam atau basa?
Tuliskan pengelompokan air limbah sesuai dengan potensi
pencemarannya, misal yang pH-nya asam dikelompokkan
sendiri, begitu pula air limbah yang pH-nya basa atau limbah
yang berasal dari proses produksi, dari, utilitas dan dari
kegiatan dometik.
PT. LINGKUNGAN LESTARI JAYA
Hal. 18
20. Dasar Hukum Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 20 ayat :
Setiap orang diperbolehkan lingkungan hidup dengan persyaratan :
Memenuhi baku mutu lingkungan hidup
Mendapat Izin
PT. LINGKUNGAN LESTARI JAYA Hal. 20
30. Talk to Us
Mailing Address
Jalan Raden Inten II No 79 Duren Sawit, Jakarta Timur
Phone Number
+ 62 812-9643-4720
E-mail Address
lingkunganjaya.office@gmail.com
cs.lingkunganlestari@gmail.com
PT. Lingkungan Lestari Jaya