Matriks adalah salah satu konsep fundamental dalam matematika yang memiliki aplikasi luas di berbagai bidang seperti ilmu komputer, ilmu ekonomi, fisika, dan teknik. Materi dasar matriks membentuk fondasi yang kuat bagi pemahaman lebih lanjut tentang topik-topik yang lebih kompleks dalam aljabar linear dan matematika terapan. Dalam pembahasan ini, kita akan menjelajahi definisi matriks, operasi dasar seperti penjumlahan dan perkalian, determinan, invers, serta beberapa aplikasi penting dalam sistem persamaan linear dan pemetaan geometris.
2. Definisi Matriks
Matriks : susunan bilangan-bilangan yang terdiri atas baris-baris dan kolom-kolom
Dinotasikan dengan aij
• i = banyaknya baris
• j = banyaknya kolom
• i x j = dimensi / ordo /
ukuran matriks
3. Jenis – jenis matriks
Berdasarkan
susunan
elemen matriks
Berdasarkan
sifat operasi
matriks
13. Determinan Matriks
Determinan suatu matriks adalah penulisan unsur-unsur sebuah matriks bujur
sangkar dalam sebuah garis tegak lurus. Determinan matriks A dinotasikan
dengan 𝐴
Determinan Matriks 2 x 2
= ad – bc
Determinan Matriks 3 x 3
a. Cara Sarrus
b. Cara Laplaca Explanation
14. a. Determinan Cara Sarrus
Jika A = , maka determinan A adalah
= a.e.i + b.f.g + c.d.h – g.e.c – h.f.a – f.d.b
16. b. Determinan Cara Laplace
Explanation
Laplace explanation menggunakan bantuan
determinan matriks 2 x 2. Metode Laplace
menggunakan ekspansi dari salah satu baris atau
kolom dalam matriks tersebut.
Untuk menggunakan Laplace Explanation maka harus
mencari minor dan kofaktor.
17. Minor
adalah suatu elemen yang
yang didefinisikan sebagai
determinan submatrik yang
tinggal setelah baris ke-a dan
setelah kolom ke-b
Tentukan minor A11, A12, dan
A13 dari matriks
Penyelesaian
Kofaktor
adalah hasil perkalian
minor dengan suatu angka
yang besarnya menuruti
suatu aturan yaitu dimana i
adalah baris dan j adalah
kolom. Untuk memudahkan
digambar tanda kofaktor
= 24 – 21 = 3
= 20 – 6 = 14
= 35 – 12 = 13
18. Contoh Determinan Cara Laplace
Explanation
Tentukan determinan matriks A =
Penyelesaian
Dengan mengambil ekspansi pada baris ke-3 maka diperoleh
det(A) =
= 3 – 2 + 2
= 3(48-0) – 2(0-0) + 2(0-48)
= 144 – 0 – 96
= 48
23. Persamaan Linear 3 Variabel
Langkah
1. Ketahui determinan utama, determinan x,
determinan y, dan determinan z.
2. Tentukan nilai x, y, z dengan rumus:
X =
𝐷𝑥
𝐷
Y =
𝐷𝑦
𝐷
Z =
𝐷𝑧
𝐷
24. Contoh Soal
Tentukan nilai x, y, dan z dari persamaan:
2x + y + z = 12
X + 2y – z = 3
3x – y + z = 11
Penyelesaian
Bentuk matriksnya
30. Matriks Teknologi
Rumus koefisien teknologi : Aij =
𝑋𝑖𝑗
𝑋𝑗
Koefisien teknologi adalah suatu rasio yang menjelaskan
jumlah atau nilai keluaran sektor i yang diperlukan sebagai
masukan untuk menghasilkan satu unit keluaran di sektor j.
Bentuk umum matriks teknologi
31. Contoh Soal Analisis Masukan –
Keluaran
Matriks Koefisiennya
Untuk kasus Negara
Kertagama di atas,
hitunglah keluaran
total masing – masing
sektor dan niali
tambahnya jika
ditargetkan
permintaan akhir
terhadap sektor
pertanian, industri,
dan jasa masing –
masing 100, 300, dan
200. Susunlah matriks
transaksi yang baru.
32. Menurut rumus X = (I – A)-1
U
= -1
= -1
Determinan =
(0,80)(0,72)(0,77) + (-0,12)(-0,26)(-0,10) + (-0,02)(-0,17)(-0,15) – (-0,10)(0,72)(-
0,02) – (-0,15)(-0,12)(0,77) – (0,80)(-0,26)(-0,17) = 0,38923
34. Keluaran total masing – masing sektor
Pertanian = 228,33
Industri = 618,02
Jasa = 425,83
Nilai tambah masing – masing sektor
Pertanian = 228,33 x 0,55 = 125,58
Industri = 618,02 x 0,43 = 265,06
Jasa = 425,83 x 0,49 = 208,66
Koefisien nilai tambah :
Vi (nilai tambah awal)
Xi (keluaran total)
Nilai tambah sektor : Vi.Xi
35. Nilai masing-masing sektor : aij . Xij (nilai tambah
baru)
Keluaran
Masukan
Pertanian Industri Jasa Permintaan
akhir
Keluaran
total
Pertanian
Industri
Jasa
45,67
34,25
22,83
74,16
173,05
105,75
8,51
110,72
97,94
100
300
200
228,33
618,02
425,83
Nilai tambah 125,58 265,06 208,66
Keluaran
total
228,33 618,02 425,83
TABEL INPUT – OUTPUT BARU
36. Programasi Linear
Metode
Aljabar
Metode
Simplex
Programasi linear : suatu model optimisasi persamaan linear
berkenaan dengan kendala kendala linear yang dihadapinya.
• Masalah programasi linear : masalah pencarian nilai nilai
optimum (maksimum atau minimum) sebuah fungsi linear pada
suatu system atau sehimpun kendala linear
38. Metode Aljabar
Andaikan masalah yang dihadapi oleh PT “Double X”
dalam kasus 81 di depan, yakni:
Maksimumkan z = 25x1 + 15x2
terhadap 3x1 + 3x2 24 ..............(kendala masukan K)
2x1 + 4x2 20 ……...(kendala masukan L)
3x1 21 ……...(kendala masukan M)
x1x2 0
39. Penyelesaian
Standarisasi model
Memaksimumkan z = 25x1 + 15x2 (I)
Terhadap
3x1 + 3x2 + s1 = 24 atau s1 = 24 – 3x1 – 3x2 (II)
2x1 + 4x2 + s2 = 20 atau s2 = 20 – 2x1 – 4x2 (III)
3x1 + s3 = 21 atau s3 = 21 – 3x1 (IV)
40. Penyelesaian tahap pertama : x1 = 0, x2 = 0
Karena x1 = 0
x2 = 0
maka berdasarkan (I), (II), (III), (IV) : z = 0, s1 = 24, s2 = 20, s3 = 21
Pilih X yang mendatangkan profit terbesar, X yang lebih kecil
dinolkan. X1 = 25 dan X2 = 15, maka X2 harus dinolkan.
Menurut (II) : x1 = 24/3 = 8 taklaik
Menurut (III) : x1 = 20/2 = 10 taklaik
Menurut (IV): x1 = 21/3 = 7 laik
s1 = 24 – 3x1 – 3x2 (II)
s2 = 20 – 2x1 – 4x2 (III)
s3 = 21 – 3x1 (IV)
3x1 + 3x2 24 ..........(kendala masukan K)
2x1 + 4x2 20 ……...(kendala masukan L)
3x1 21 ……...(kendala masukan M)
41. Penyelesaian tahap kedua : x1 = 7, x2 = 0
Karena x1 = 7 dan x2 = 0 maka berdasarkan
(I) z = 25(7) + 15(0) = 175
(II) : s1 = 24 – 3(7) – 3(7) – 3(0) = 3
(III) : s2 = 20 – 2(7) – 4(0) = 6
(IV) : s3 = 21 – 3(7) = 0
Menurut (IV): 3x1 + s3 = 21
Berarti 3x1= 21 – s3 x1 = 7 – 1/3 s3
z = 25x1 + 15x2 (I)
3x1 + 3x2 + s1 = 24 atau s1 = 24 – 3x1 – 3x2 (II)
2x1 + 4x2 + s2 = 20 atau s2 = 20 – 2x1 – 4x2 (III)
3x1 + s3 = 21 atau s3 = 21 – 3x1 (IV)
42. Subtitusikan persamaan (V) ke dalam persamaan
fungsi tujuan yang asli (I), diperoleh persamaan fungsi
tujuan baru.
z = 25x1 + 15x2
z = 25 (7 – 1/3 s3) + 15x2
z = 175 – 25/3 s3 + 15x2
43. Sekarang cari persamaan X2 yang optimal, caranya
dengan menggunakan rumus seperti mencari X1
Jika x1 = 7 dan semua masukan terpakai habis (s1 = s2 =
s3 = 0), maka
Menurut (II) : x2 = 3/3 = 1 laik
Menurut (III) : x2 = 6/4 = 1,5 taklaik
Menurut (IV): x2 tidak dapat dinyatakan, karena
persamaan ini tidak mengandung variabel x2.
s1 = 24 – 3x1 – 3x2 (II)
s2 = 20 – 2x1 – 4x2 (III)
s3 = 21 – 3x1 (IV)
Karena x1 = 7 dan x2 = 0 maka berdasarkan
(I) z = 25(7) + 15(0) = 175
(II) : s1 = 24 – 3(7) – 3(7) – 3(0) = 3
(III) : s2 = 20 – 2(7) – 4(0) = 6
(IV) : s3 = 21 – 3(7) = 0
51. Tablo II
Karena baris Z masih terdapat angka negatif, maka
belum optimal. Oleh karena itu, harus dicari mencari
entering variabel dan leaving variabelnya lagi.
VD Z X1 X2 S1 S2 S3 S
Z 1 0 -15 0 0 25/3 175
S1
S2
S3
0
0
0
0 3 1 0 -1
0 4 0 1 -2/3
1 0 0 0 1/3
3
6
7