SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Download to read offline
1

KEMITRAAN SEKOLAH
DENGAN KELUARGA
DAN MASYARAKAT
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
2

3
KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
Tim Penyusun
Pengarah
Ir. Harris Iskandar, Ph.D.
Dr. Sukiman, M.Pd.
Ketua
Dra. Palupi Raraswati, M.AP.
Penyunting
Agus Mohamad Solihin, S.E., M.Pd.
Yuwono Tri Prabowo, S.H., M.M.
Muhammad Husnil
Penulis
Dr. Nandang Hidayat
Dr. Untung, M.Pd.
Yoanita Pusparani, S.Pd.
Dra. Nurmiyati
Sri Lestari Yuniarti, S.Pd. M.Ed.
Nugroho Eko Prasetyo, S.T., M.Si.
Mohamad Roland Zakaria, S.S., M.A.
Lilis Hayati, S.S., M.Pd.
Narahubung
Surel 	 : sahabatkeluarga@kemdikbud.go.id
Telp	 : 021 5703336
Fax	 : 021 57946131
Sila hubungi salah satu kanal informasi di atas untuk memberikan masukan atau
pengayaan atas materi ini.
4
KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
5
KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
Kata Sambutan
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Sejak 1935 Ki Hajar Dewantara mencetuskan bahwa keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat
merupakan tri sentra pendidikan. Kemitraan yang baik di antara ketiganya diharapkan dapat
mendukung terciptanya ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi.
Dalam kemitraan itu, pelaku pendidikan di satuan pendidikan dan orang tua di rumah mempunyai
peran sangat menentukan. Untuk menguatkan kemitraan ini, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) membentuk Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga di bawah
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kebijakan dan program untuk menguatkan kemitraan antara satuan pendidikan dengan keluarga
dan masyarakat juga merupakan salah satu respons atas semakin maraknya aksi kekerasan dan
perilaku menyimpang lainnya. Kondisi ini dapat menghambat terbangunnya lingkungan belajar
yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi anak-anak. Jika dibiarkan kondisi ini membuat
perkembangan potensi mereka tidak berkembang secara optimal.
Karena itu saya menyambut baik diterbitkannya petunjuk teknis ini sebagai acuan bagi satuan
pendidikan dalam upaya meningkatkan layanan pendidikan melalui kemitraan dengan keluarga dan
masyarakat. Ucapan terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada semua pihak yang
telah berkontribusi terwujudnya petunjuk teknis ini.
Jakarta, Januari 2016
Direktur Jenderal,
Ir. Harris Iskandar, Ph.D.
NIP. 196204291986011001
6
KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
7
KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
Kata Pengantar
Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga
Keluarga adalah pendidik yang pertama dan utama. Keterlibatan keluarga dalam pendidikan
anak adalah sebuah keniscayaan. Berbagai studi menunjukkan bahwa keterlibatan keluarga
dalam pendidikan dapat meningkatkan prestasi belajar anak. Selain prestasi belajar, penumbuhan
karakter juga membutuhkan peran keluarga. Kerjasama dan keselarasan antara pendidikan
yang dilakukan di satuan pendidikan dan di lingkungan keluarga merupakan kunci keberhasilan
pendidikan.
Keberhasilan akan semakin tinggi apabila kemitraan diperkuat dengan melibatkan unsur
masyarakat. Keterlibatan ketiga unsur ini diharapkan dimotori oleh penyelenggara satuan
pendidikan.
Petunjuk teknis ini dimaksudkan sebagai acuan bagi satuan pendidikan dalam melakukan
kemitraan tersebut sehingga terbangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan
budaya prestasi.
Dalam melaksanakan kemitraan tersebut, satuan pendidikan dapat memodifikasi atau
melaksanakan secara bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing. Pada prinsipnya
ekosistem pendidikan perlu terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Demikian pula
petunjuk teknis ini akan terus disempurnakan mengikuti perkembangan kebutuhan. Ucapan
terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada semua pihak yang
telah memberikan sumbangsih dalam penyusunan petunjuk teknis ini. Semoga upaya yang kita
lakukan ini menjadi amal kebajikan dalam rangka menyiapkan generasi emas Indonesia di masa
depan.
Jakarta, Januari 2016
Direktur,
Dr. Sukiman, M.Pd.
NIP 196006151981021001
8
KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
9
KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
Daftar Isi
Kemitraan Sekolah dengan Keluarga
dan Masyarakat
Kata Sambutan	 5
Kata Pengantar	 7
Daftar Isi	 9
Daftar Tabel	 11
Daftar Infografis	 11
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang	 13
B. Dasar Hukum			 14
C. Tujuan	 14
D. Sasaran	 15
Bab II Konsep dan Bentuk Kemitraan
A. Pengertian	 17
B. Tujuan Program Kemitraan	 17
C. Model Kemitraan	 18
D. Prinsip Kemitraan	 19
E. Bentuk Kemitraan	 20
F. Peran Pelaku Kemitraan	 21
Bab III Strategi Pelaksanaan Kemitraan
A. Perencanaan Program Kemitraan	 23
B. Pengorganisasian Program Kemitraan	 24
C. Pelaksanaan Program Kemitraan	 25
D. Supervisi dan Evaluasi Program Kemitraan	 32
Bab IV Pembinaan Kemitraan
A. Pembinaan oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota Provinsi	 37
B. Pembinaan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaani	 37
Bab V Penutup
	 39
10
KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
11
KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
Daftar Tabel
Daftar
Infografis
3.1 Program Kegiatan	 24
3.2 Agenda Pertemuan Wali Kelas dengan Orang Tua Pada Hari
Pertama Masuk Sekolah	 27
3.3 Daftar Hadir Pertemuan Wali Kelas dengan Orang tua/Wali	 28
3.4 Data Orang tua/Wali	 28
3.5 Kegiatan yang Dilakukan di Rumah	 29
3.6 Agenda Pertemuan Ke...Wali Kelas dengan Orang tua/Wali	 30
3.7 Indikator Perlibatan Keluarga di Sekolah	 31
3.8 Indikator Penumbuhan Budi Pekerti	 33
1.1 Dampak Pelibatan Keluarga dalam Pendidikan Anan	 14
1.2 Sasaran Pendidikan Keluarga	 15
1.3 Model Operasional Kemitraan Sekolah, Keluarga,
dan Masyarakat	 18
Kemitraan Sekolah dengan Keluarga
dan Masyarakat
12
KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
13
BAB I: PENDAHULUAN
Latar Belakang
Orang tua adalah pendidik utama dan terpenting, namun juga yang paling tak tersiapkan.
Pasalnya, mereka harus mencari sendiri informasi dan pengetahuan tentang bagaimana
menumbuhkan dan mendukung pendidikan anak-anak mereka dalam kondisi positif. Selama ini,
jika berbicara pendidikan maka fokus pembicaraan hanya kerap jatuh kepada siswa dan guru.
Sementara orang tua seperti diabaikan dalam pendidikan.
Padahal, orang tua memiliki peran sangat besar dalam pendidikan anak. Keberhasilan pendidikan
anak bergantung kepada keterlibatan keluarga. Banyak penelitian menunjukan bahwa keterlibatan
orang tua di sekolah bermanfaat, antara lain: (1) bagi peserta didik mendukung prestasi akademik,
meningkatkan kehadiran, kesadaran terhadap kehidupan yang sehat, dan meningkatkan perilaku
positif; (2) bagi orang tua memperbaiki pandangan terhadap sekolah, meningkatkan kepuasan
terhadap guru, dan mempererat hubungan dengan anak; dan (3) bagi sekolah memperbaiki iklim
sekolah, meningkatkan kualitas sekolah, dan mengurangi masalah kedisiplinan (detail lebih lengkap
sila lihat di infografis 1.1).
Sekolah tidak dapat memberikan semua kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan peserta
didiknya, sehingga diperlukan keterlibatan bermakna dari orang tua/keluarga dan anggota
masyarakat. Anak-anak belajar dengan lebih baik jika lingkungan sekitarnya mendukung, yakni
orang tua, guru, dan anggota keluarga lainnya serta masyarakat sekitar. Artinya, sekolah, keluarga,
dan masyarakat merupakan pilar yang sangat penting untuk dapat menjamin pertumbuhan anak
secara optimal. Untuk itu, perlu dibangun kemitraan di antara mereka.
Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dalam membangun ekosistem
pendidikan sejalan dengan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu “Terbentuknya
insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong
royong”. Oleh karena itu, diharapkan kemitraan pendidikan tersebut dapat berjalan dengan baik
dan bermakna.
Sebagai unsur dalam ekosistem yang terdekat dengan anak, keluarga mempunyai banyak
kesempatan melalui interaksi dan komunikasi sehari-hari. Bentuk dan cara-cara interaksi dengan
anak di dalam keluarga akan memengaruhi pertumbuhan karakter anak. Proses interaksi yang
diterima anak dari keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk proses
perkembangan selanjutnya di luar rumah, termasuk di sekolah dan masyarakat.
Petunjuk teknis ini ditulis untuk memberikan panduan kepada satuan pendidikan dalam menjalin
kemitraan dengan keluarga dan masyarakat.
A.
14
BAB I: PENDAHULUAN
Infografis 1.1
Dampak Pelibatan Keluarga dalam Pendidikan Anak
Dasar Hukum
1.	 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2.	 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pembagian Urusan
Pendidikan antara Pemerintah Pusat dengan Daerah;
3.	 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
4.	 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
5.	 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dan
6.	 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Tujuan
Tujuan petunjuk teknis ini adalah memberikan panduan bagi kepala sekolah, guru, dan semua
pemangku kepentingan dalam melaksanakan program kemitraan sekolah dengan keluarga dan
masyarakat.
B.
C.
Meningkatkan kecenderungan orang tua melanjutkan pendidikan11
Meningkatkan keinginan anak untuk melanjutkan sekolah10
Meningkatkan kebiasaan belajar anak9
Meningkatkan ekspektasi orang tua pada anak8
Orang tua merasa berhasil7
Meningkatkan kepuasan orang tua terhadap sekolah6
Meningkatkan kepercayaan diri orang tua5
Mengurangi perilaku disruptif anak4
Meningkatkan kehadiran siswa di sekolah3
Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak2
Meningkakan prestasi akademik anak1
12 Sikap dan perilaku anak yang lebih positif
13 Meningkatkan moral guru
14 Mendukung iklim sekolah yang lebih baik
15 Mendukung kemajuan sekolah secara keseluruhan
15
BAB I: PENDAHULUAN
D. Sasaran
1.	 Kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya dalam melaksanakan kemitraan
dengan keluarga dan masyarakat;
2.	 Komite sekolah sebagai mitra kerja satuan pendidikan dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi program-program sekolah;
3.	 Organisasi mitra yang berkaitan dengan pelaksanaan program pendidikan keluarga; dan
4.	 Dinas Pendidikan Provinsi sebagai pembina teknis satuan pendidikan menengah dan
pendidikan khusus.
5.	 Dinas pendidikan kabupaten/kota sebagai pembina teknis satuan pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan non-formal.
Singkatan:
PAUD	 : Pendidikan Anak Usia Dini
SD		 : Sekolah Dasar
SMP	 : Sekolah Menengah Pertama
SMA/K	 : Sekolah Menengah Atas/Kejuruan
SKB		 : Sanggar Kegiatan Belajar
LKP		 : Lembaga Kursus dan Pelatihan
PKBM	 : Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
190.161
12.905.699
8.388.704
PAUD
148.272
18.583.269
SD
35.488
12.891.887
7.735.132
SMP
24.135
9.830.286
6.586.292
SMA/K SKB LKP PKBM
Satuan Pendidikan
Siswa
Keluarga
429.768
Satuan
Pendidikan
67.891.533Siswa
42.972.397Keluarga
To ta l
29.973.015
441
49.731
32.325
18.892
1.900.794
1.425.596
12.409
340.121
221.079
Infografis 1.2
Sasaran Pendidikan Keluarga
16
BAB I: PENDAHULUAN
17
BAB II: KONSEP DAN BENTUK KEMITRAAN
BAB II: KONSEP DAN BENTUK KEMITRAAN
Pengertian
1.	 Kemitraan pendidikan adalah kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat
yang berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling
menghormati, dan kesediaan untuk berkorban dalam membangun ekosistem pendidikan yang
menumbuhkan karakter dan budaya prestasi peserta didik.
2.	 Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
3.	Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari beberapa orang yang terikat
hubungan darah dan pernikahan, berkumpul dan tinggal di satu tempat/atap dalam keadaan
saling ketergantungan dan bertanggung jawab terhadap pengasuhan, perawatan dan
pendidikan anak-anak mereka.
4.	Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem di mana sebagian
besar interaksi terjadi antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut dan
merupakan pemangku kepentingan sekolah.
5.	 Komite sekolah adalah organisasi mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik,
komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.
6.	Ekosistem pendidikan adalah tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh dari semua unsur
pendidikan sehingga menghasilkan lingkungan belajar yang kondusif bagi tumbuh-kembang
anak secara optimal.
7.	Karakter adalah akhlak/adab, budi perkerti yang mengacu pada nilai-nilai dan norma agama,
hukum, dan sosial yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah,
keluarga, dan masyarakat, yang mencakup sikap religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
sosial, dan tanggung jawab.
8.	 Budaya prestasi adalah tatanan nilai, kebiasaan, kesepakatan-kesepakatan yang direfleksikan
dalam tingkah laku sehari-hari warga sekolah yang terkait dengan pencapaian prestasi sekolah
sebagai institusi maupun prestasi individu peserta didik sesuai bakat, minat, dan potensi
masing-masing.
Tujuan Program Kemitraan
Tujuan Umum
Program kemitraan ini bertujuan untuk menjalin kerjasama dan keselarasan program pendidikan di
sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan yang kondusif untuk
menumbuhkembangkan karakter dan budaya berprestasi pada peserta didik.
Tujuan Khusus
Secara khusus, berikut ini tujuan program kemitraan satuan pendidikan dengan keluarga dan
masyarakat untuk:
1.	 Menguatkan jalinan kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam mendukung
lingkungan belajar yang dapat mengembangkan potensi anak secara utuh;
2.	 meningkatkan keterlibatan orang tua/wali dalam mendukung keberhasilan pendidikan anak di
rumah dan di sekolah; dan
3.	 meningkatkan peran serta masyarakat dalam mendukung program pendidikan di sekolah dan
di masyarakat.
A.
B.
18
BAB II: KONSEP DAN BENTUK KEMITRAAN
Model Kemitraan
Model kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat secara konseptual dapat digambarkan
seperti tampak pada infografis 2.1. Sedangkan secara operasional model ini dapat dikembangkan
atas dasar pendayagunaan potensi dan sumber daya keluarga dan masyarakat secara kolaboratif.
Kemitraan dibangun di atas dasar kebutuhan anak sehingga orang tua/wali dan masyarakat
diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang berkaitan dengan sekolah. Model
kemitraan melibatkan jejaring yang luas dan melibatkan peserta didik, orang tua, guru, tenaga
kependidikan, masyarakat, kalangan pengusaha, dan organisasi mitra di bidang pendidikan.
Model operasional kemitraan ini dikembangkan dengan mendayagunakan semua potensi sumber
daya yang dimiliki sekolah, keluarga dan masyarakat secara kolaboratif. Pihak sekolah bertindak
sebagai:
C.
Orangtua
Peduli
Sadar pendidikan, aktif
memberi stimulus,
tekun mendampingi.
Warga
Peduli
Konsisten memantau,
aktif berkontribusi.
Pemerintah
Peduli
Menyediakan akses dan jaminan,
menyederhanakan birokrasi,
memiliki tata kelola yang baik.
Guru
Penyemangat
Peduli pada murid, berkompeten,
belajar berkelanjutan.
Anak Mandiri Dan
Berbudi Pekerti
Industri
Suportif
Menyusun kurikulum khusus,
aktif berkontribusi.
Organisasi
Profesi Suportif
Menyusun kurikulum khusus,
menjadi narasumber.
Sekolah
Kondusif
Tersedia, terjangkau, berkualitas,
memiliki tata kelola yang baik.
Infografis 2.1
Model Operasional Kemitraan Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat
19
BAB II: KONSEP DAN BENTUK KEMITRAAN
(1) pemrakarsa dalam kemitraan, yaitu pihak yang mengawali untuk membangun kemitraan.
Misalnya pada hari pertama masuk sekolah. Pada kegiatan itu sekolah, diwakili wali kelas,
memimpin pertemuan dengan orang tua/wali untuk membahas program sekolah dan agenda
pertemuan orang tua/wali.
(2) fasilitator kemitraan, yaitu pihak yang memfasilitasi terwujudnya kemitraan dengan keluarga dan
masyarakat. Misalnya dengan menyediakan tempat penyelenggaraan kelas orang tua/wali; dan
(3) pengendali kemitraan, yaitu pihak yang mengendalikan secara proaktif sehingga kemitraan
terus berjalan semakin baik. Misalnya melakukan evaluasi perubahan perilaku orang tua/wali dalam
keterlibatannya mendukung proses pendidikan anak di rumah.
Selain itu, pihak sekolah membangun kapasitas warganya untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam bidang pendidikan keluarga serta berbagi pengetahuan dengan orang tua
terkait dengan pola pengasuhan anak.
Keluarga atau orang tua diharapkan membantu dan mendukung anak melalui bimbingan, arahan,
motivasi, dan tindakan mendidik lainnya yang selaras dengan program pendidikan yang dilaksanakan
pihak sekolah. Misalnya, ketika guru di sekolah mengajarkan agar anak selalu menjaga kebersihan
lingkungan sekolah, di rumah orang tua juga mengajarkan untuk menjaga kebersihan rumah.
Masyarakat sesuai kapasitasnya dapat mendukung program pendidikan keluarga di sekolah
melalui berbagai cara. Misalnya, salah satu tokoh masyarakat menjadi narasumber dalam kegiatan
kelas orang tua/wali, menjadi guru model, atau menjadi konsultan bagi pihak sekolah.
Pemberdayaan, pendayagunaan, dan kolaborasi pendidikan tersebut diharapkan dapat
membentuk ekosistem sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan, sehingga bisa menjamin
tumbuh kembang fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.
Prinsip Kemitraan
Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dirancang agar terbentuk ekosistem
pendidikan yang dapat mendorong tumbuhnya karakter dan budaya prestasi semua warga
sekolah. Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka kemitraan dilaksanakan dengan mengacu
pada prinsip-prinsip berikut.
1. Kesamaan Hak, Kesejajaran, dan Saling Menghargai
Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dapat terjalin secara dinamis dan
harmonis apabila semua unsur yang terlibat memiliki kesamaan hak, kesejajaran, dan saling
menghargai sesuai dengan peran dan fungsinya. Prinsip ini akan mendorong peran aktif dan
sukarela dari semua pihak untuk terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
program kemitraan.
2. Semangat Gotong Royong dan Kebersamaan
Kemitraan dibangun atas dasar semangat gotong royong dan kebersamaan. Prinsip ini akan
terjadi jika semua pihak merasakan ada kebutuhan dan kepentingan yang sama terkait dengan
pendidikan anak atau peserta didik. Prinsip ini akan menumbuhkankan keinginan dari semua
pihak untuk berkolaborasi dan bersinergi untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang dapat
memberi pengalaman belajar yang kaya kepada peserta didik.
3. Saling Melengkapi dan Memperkuat
Pihak sekolah tak mungkin mampu melayani semua kebutuhan belajar peserta didiknya.
Sekolah juga memiliki keterbatasan. Untuk itu, perlu dijalin kemitraan dengan orang tua dan
masyarakat sehingga tercipta kolaborasi pendidikan yang saling melengkapi dan memperkuat
sesuai perannya masing-masing.
D.
20
BAB II: KONSEP DAN BENTUK KEMITRAAN
4. Saling Asah, Saling Asih, dan Saling Asuh
Prinsip saling asah, saling asih, dan saling asuh diharapkan dapat mewujudkan terjadinya
proses berbagi pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan nilai/norma antara satu dengan
lainnya. Serta terjadi proses saling belajar antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat yang
dilandasi rasa cinta dan kasih sayang dalam rangka menciptakan ekosistem pendidikan yang
baik bagi peserta didik.
Bentuk Kemitraan
Bentuk-bentuk kemitraan sekolah, keluarga, dan masyarakat dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Penguatan Komunikasi Dua Arah
Komunikasi dua arah bertujuan untuk mendapat informasi dan masukan tentang
perkembangan peserta didik, baik dari keluarga kepada sekolah maupun sebaliknya.
Komunikasi sekolah dengan keluarga dan masyarakat dapat dilakukan dalam beragam bentuk
dan media. Misalnya, informasi yang dituliskan rutin melalui buku penghubung, pertemuan rutin
wali kelas dengan orang tua/wali, komunikasi dalam wadah paguyuban orang tua per kelas,
komunikasi melalui media komunikasi seperti melalui pesan singkat (SMS), dan lain-lain yang
sesuai.
2. Pendidikan Orang Tua
Bentuk kemitraan ini ingin membantu orang tua/wali dalam membangun kesadaran akan
pendidikan anak, di antaranya dengan mengembangkan lingkungan belajar di rumah yang
kondusif (aman, nyaman dan menyenangkan).
Pendidikan orang tua ini bisa berupa kelas orang tua/wali yang dilakukan rutin oleh sekolah
atau masyarakat (komite sekolah, organisasi mitra dan komponen masyarakat lain).
Kelas ini diharapkan dapat membantu orang tua/wali untuk:
a.	 memperoleh pemahaman yang benar tentang kondisi anak dan upaya-upaya yang dapat
dilakukan;
b.	 meningkatkan peran positif dan tanggung jawab sebagai orang tua/wali dalam mengatasi
permasalahan anak; dan
c.	 meningkatkan kerja sama yang lebih harmonis antara orang tua/wali dan sekolah dalam
membantu permasalahan anak.
3. Kegiatan Sukarela
Kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan aspirasi masing-masing pihak dalam mendukung dan
membantu kemajuan pendidikan anak. Kegiatan ini bisa berupa makan bersama orang tua, guru/
wali kelas, dan anak.
4. Belajar di Rumah
Sekolah mengkomunikasikan orang tua/wali mengenai materi yang sebaiknya diperkaya dan
diperdalam kembali di rumah.
5. Kolaborasi dengan Masyarakat
Kemitraan ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran masyarakat dalam mendukung
pencapaian tujuan pendidikan anak. Masyarakat dalam hal ini adalah tokoh masyarakat,
tokoh agama, ahli pendidikan atau lainnya, pengusaha, profesional, dan lembaga yang relevan
dengan program kemitraan yang dapat dijadikan narasumber, baik bagi sekolah maupun bagi
peserta didik.
E.
21
BAB II: KONSEP DAN BENTUK KEMITRAAN
Peran Pelaku Kemitraan
1. Peran Sekolah
Sebagai penyelenggara pendidikan sekolah perlu melakukan sejumlah hal berikut:
a. melakukan analisis kebutuhan;
b. menyusun program tahunan pendidikan keluarga;
c. melakukan pertemuan dengan orang tua/wali peserta didik;
d. melaksanakan program pendidikan keluarga; dan
e. melakukan supervisi dan evaluasi.
Unsur-unsur yang memiliki peran utama dalam program pendidikan keluarga di sekolah adalah:
a. 	Kepala Sekolah
1)	Menetapkan kebijakan yang mendukung penyelenggaraan program pendidikan
keluarga;
2)	Menyusun rancangan kegiatan program pendidikan keluarga;
3)	Mengelola warga sekolah dan anggaran yang ada di sekolah maupun dari pihak mitra
untuk mendukung pencapaian tujuan program;
4)	Menjalin hubungan dengan keluarga dan masyarakat untuk menunjang pelaksanaan
program; dan
5)	Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dengan melibatkan seluruh
mitra.
b.	 Wali kelas
1)	Mendukung kebijakan program pendidikan keluarga;
2)	Menjadi fasilitator antara pihak sekolah dengan orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat;
3)	Menjadi motivator dan inisiator dalam kegiatan pendidikan karakter dan budaya prestasi
bagi peserta didik; dan
4)	Mengevaluasi pencapaian hasil belajar peserta didik yang mencakup pencapaian
prestasi akademik dan non-akademik (karakter).
c.	 Komite Sekolah
1)	Mendukung kebijakan program kemitraan yang ditetapkan sekolah;
2)	Memantau pelaksanaan program kemitraan yang ditetapkan bersama pihak sekolah;
3)	Memberi saran perbaikan atas pelaksanaan program kemitraan; dan
4)	Melakukan evaluasi program kemitraan yang dilaksanakan di sekolah.
2. Peran Orang Tua/Wali
a.	 Menciptakan lingkungan belajar di rumah yang menyenangkan dan mendorong
perkembangan budaya prestasi anak;
b.	 Menjalin interaksi dan komunikasi yang hangat dan penuh kasih sayang dengan anak;
c.	 Memberikan motivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada anak;
d.	 Menjalin hubungan dan komunikasi yang aktif dengan pihak sekolah untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif;
e.	 Berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler yang
dilakukan anak di sekolah; dan
f.	 Memiliki inisiatif untuk menggerakan orang tua/wali lain agar terlibat dalam pengambilan
keputusan di sekolah dan masyarakat.
3. Peran Masyarakat
a.	 Mengembangkan dan menjaga keberlangsungan penyelenggaraan proses pendidikan yang
menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga; dan
b.	 Menyelenggarakan dan mengendalikan mutu layanan pendidikan, baik dilakukan secara
perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, dunia usaha, maupun organisasi
kemasyarakatan.
F.
22
BAB II: KONSEP DAN BENTUK KEMITRAAN
23
BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
Perencanaan Program Kemitraan
Perencanaan merupakan hal penting yang harus dilakukan agar program-program yang terkait
dengan kemitraan pendidikan dapat terlaksana dengan baik dan tujuan yang direncanakan dapat
tercapai. Tahapan perencanaan yang sebaiknya dilakukan di sekolah adalah sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan
Sekolah harus bertindak sebagai pemegang inisiatif kemitraan antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat. Sekolah memulai kemitraan dengan menganalisis kebutuhan sebagai berikut:
a.	 Analisis kebutuhan program pendidikan keluarga ditinjau dari peserta didik, orang tua/wali,
sekolah, dan masyarakat. Analisis kebutuhan ini dapat dilakukan melalui kegiatan jajak
pendapat yang melibatkan unsur-unsur dari pihak sekolah, peserta didik, keluarga, dan
masyarakat. Kegiatan jajak pendapat dapat dilakukan melalui pertemuan khusus dan/atau
melalui angket/kuesioner;
b.	 Identifikasi kemitraan yang pernah dilakukan sebelumnya antara sekolah, orang tua/wali,
dan masyarakat, sehingga dapat menjadi acuan pada kegiatan selanjutnya;
c.	 Identifikasi potensi orang tua/wali, dan masyarakat sebagai mitra sekolah. Potensi yang
dimaksud bisa dari berbagai sudut pandang, antara lain ekonomi, pekerjaan, keahlian dan
pengalaman, kepentingan, minat, kegemaran, dan lain sebagainya;
d.	 Temukan kesamaan kebutuhan di antara peserta didik, orang tua/wali, sekolah, dan
masyarakat sebagai dasar yang baik untuk memulai kemitraan;
e.	 Atas dasar hasil analisis kebutuhan tersebut, rancang program kemitraan yang akan
dilakukan; dan
f.	 Tetapkan program kemitraan yang akan dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan skala
prioritas.
2. Penyusunan Rencana Aksi Program Kemitraan
Atas dasar hasil analisis kebutuhan, selanjutnya rancang program kemitraan yang akan
dikembangkan dan disusun dalam bentuk Rencana Aksi Program Kemitraan (RAPK).
Penyusunan RAPK dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
a.	 Adakan musyawarah yang melibatkan pihak sekolah, keluarga/orang tua/wali, dan
masyarakat/komite sekolah;
b.	 Rumuskan tujuan kemitraan yang dibangun berbasis pada data dan fakta hasil analisis
kebutuhan dan penentuan skala prioritas. Rumusan tersebut harus dipahami dan disepakati
oleh semua pihak;
c.	 Rumuskan program dan kegiatan kemitraan yang mengacu pada tujuan kemitraan yang
sudah disepakati;
d.	 Susun draf RAPK dalam format yang sederhana dan mudah dipahami.
	 Format draf RAPK terdiri atas:
A.
24
BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
B.
1)	Latar Belakang;
2)	Rumusan tujuan kemitraan; dan
3)	Program dan kegiatan yang disajikan dalam bentuk tabel seperti berikut:
No.
Program dan
Kegiatan
Tujuan
Waktu
Pelaksanaan
Tempat
Kegiatan
Penanggung
Jawab
Keterangan
Keterangan: Ini hanya contoh, untuk keperluan dilapangan sila buat dalam halaman tersendiri.
e. 	Bahas draf RAPK dalam kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun; dan
f. 	 Buatlah RAPK yang sudah disepakati dalam bentuk buku saku dan masing-masing pihak
harus memilikinya.
Pengorganisasian Program
Kemitraan
Pengorganisasian program kemitraan adalah proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan
bermacam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan program kemitraan,
menempatkan orang-orang pada setiap kegiatan, menyediakan alat-alat yang diperlukan,
menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan
melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.
Pengorganisasian program kemitraan dapat diawali dengan kegiatan yang dikemas secara informal
agar orang tua/wali dan masyarakat merasa nyaman dan tergerak untuk berpartisipasi secara aktif.
Secara perlahan pola kemitraan diarahkan kepada bentuk kegiatan yang formal. Media organisasi
yang dapat dikembangkan di sekolah, di antaranya:
1. Paguyuban Orang Tua/Wali di Tingkat Kelas
Paguyuban orang tua/wali di tingkat kelas dibentuk agar semua orang tua/wali peserta didik
dapat terlibat aktif dalam berbagai kegiatan kemitraan. Melalui media paguyuban ini pihak
sekolah berfungsi sebagai inisiator, fasilitator, dan pengendali kemitraan untuk dapat:
a.	 mensosialisasikan program dan kegiatan kemitraan kepada semua orang tua sehingga
mereka dapat memahaminya dan tergugah untuk berpartiispasi aktif;
b.	 mengidentifikasi orang tua mana yang aktif dan tidak dengan berbagai alasannya, sehingga
dapat mendiskusikan dengan orang tua lain yang aktif untuk mencari solusinya;
c.	 memulai program dan kegiatan kemitraan dan berkomunikasi dengan orang tua tentang
perkembangan peserta didik;
d.	 membangun komunikasi agar terjadi keselarasan dalam pola pendidik, pengasuhan,
pengarahan, motivasi antara sekolah dengan keluarga/orang tua; dan
e.	 mendiskusikan untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi peserta
didik dalam belajar, baik pihak sekolah maupun orang tua.
Tabel 3.1
Program Kegiatan
25
BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
2. Membentuk Jaringan Komunikasi dan Informasi
Komunikasi dan informasi merupakan kunci keberhasilan dalam menjalin kemitraan antara
sekolah, keluarga, dan masyarakat. Karena itu, perlu dirancang media-media yang dapat
dimanfaatkan sebagai jaringan komunikasi antara ketiga pihak tersebut. Media komunikasi dan
informasi yang perlu dibentuk, di antaranya:
a. 	Dokumen RAPK;
b. 	Buku penguhubung antara pihak sekolah dengan orang tua;
c. 	Pertemuan tatap muka antara pihak sekolah dengan orang tua:
1) Pertemuan yang melibatkan semua orang tua, jika ada informasi yang perlu diketahui oleh
semua orang tua.
2) Pertemuan antara guru/wali kelas atau kepala sekolah dengan orang tua tertentu, jika ada
permasalahan khusus menyangkut seorang peserta didik.
d. Surat menyurat dan/atau surat edaran;
e. Leaflet, booklet, banner, dan lainnya; dan
f. Media sosial: Facebook, pesan pendek, Whatsapp, Twitter, laman, dan lainnya.
Pelaksanaan Program Kemitraan
Pelaksanaan program kemitraan merupakan proses menjalankan kegiatan yang telah
diprogramkan dan diorganisasikan. Berikut adalah rangkaian pelaksanaan program kemitraan
pendidikan yang dilakukan di sekolah.
1. Pengembangan Kapasitas Warga Sekolah
Hal terpenting dalam membangun kemitraan antara sekolah, orang tua, dan masyarakat agar
dapat berjalan dengan baik dan benar adalah pemahaman semua warga sekolah tentang
hakikat kemitraan yang meliputi tujuannya, program/kegiatan, dan dampak yang diharapkan
sebagai muara akhir dari kemitraan tersebut, yaitu terciptanya ekosistem pendidikan yang
dapat membangun karakter dan budaya berprestasi bagi semua warga sekolah khususnya
peserta didik.
Pengembangan kapasitas warga sekolah tentang kemitraan antara sekolah, orang tua dan
masyarakat, di antaranya:
a. 	diskusi tentang hakikat kemitraan pendidikan yang melibatkan narasumber ahli;
b. 	pelibatan semua komponen warga sekolah dalam penyusunan RAPK; dan
c. 	sosialisasi tentang kemitraan di lingkungan warga sekolah.
C.
26
BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
2. Pertemuan Wali Kelas dengan Orang Tua/Wali
Wali kelas berperan penting dalam menjalin kemitraan dengan orang tua/wali murid. Pertemuan
wali kelas dengan orang tua/wali murid dilaksanakan minimal 2 kali per semester atau 4 kali
dalam 1 tahun ajaran, yakni: (1) pada hari pertama masuk sekolah di bulan Juli; (2) menjelang
ujian tengah semester 1 di bulan September; (3) awal semester 2 di bulan Januari; dan (4)
Menjelang ujian tengah semester 2 di bulan Maret. Tahapan pertemuan tersebut dijelaskan
dalam infografis berikut:
a. 	Pertemuan Pertama: Sosialisasi dan Orientasi Orang Tua/Wali pada Hari Pertama Masuk
Sekolah
	 Hari pertama masuk sekolah merupakan waktu yang sangat penting untuk menjalin
kemitraan sekolah dengan seluruh orang tua/wali peserta didik. Pihak sekolah, dalam hal ini
diwakili wali kelas, melakukan pertemuan ini dengan tahapan sebagai berikut:
1)	 menyediakan daftar hadir orang tua/wali, data orang tua/wali, dan agenda pertemuan
(tabel 3.2, 3.3, dan 3.4);
2)	 memperkenalkan diri yang mencakup nama, alamat dan, nomor telepon seluler (jika
ada);
3)	 menginformasikan nama kepala sekolah dan ketua komite sekolah serta nomor
teleponnya;
4)	 menjelaskan aturan sekolah serta hak dan kewajiban orang tua/wali;
5)	 menjelaskan aturan sekolah serta hak dan kewajiban oranngtua/wali;
6)	 menyampaikan harapan sekolah kepada orang tua/wali dalam mendukung kegiatan
belajar anak di rumah dan di sekolah;
7)	 menyepakati teknik komunikasi dengan orang tua/wali, misalnya:
a) orang tua/wali wajib memberitahu wali kelas, apabila anaknya berhalangan hadir
dengan disertai alasannya. Informasi ini dapat disampaikan melalui telepon/sms atau
cara lain;
b) mengundang orang tua/wali sewaktu-waktu jika diperlukan; dan
c) menerima kehadiran orang tua/wali untuk berkonsultasi.
8) 	 menerima kegiatan positif usulan orang tua/wali untuk dapat dijadikan agenda kelas atau
sekolah;
9) 	 menyepakati agenda pertemuan dengan orang tua/wali;
10) mempersilakan orang tua/wali untuk mengisi daftar isian (ceklis) hal-hal yang telah
dilakukan di rumah (Tabel 3.5):
Infografis 3.1
Contoh Jadwal Pelibatan Orang Tua/Wali (Keluarga) di Sekolah
27
BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
11) membentuk paguyuban orang tua/wali di masing-masing kelas. Tujuan dari
paguyuban kelas (nama diserahkan pada masing-masing sekolah/kelas) adalah untuk
mempermudah komunikasi antara orang tua/wali per kelas. Sementara koordinator
paguyuban kelas akan menjadi penghubung komunikasi dengan pihak sekolah dan
komite sekolah.
12) mempersilakan paguyuban orang tua/wali untuk mengatur agenda pertemuan kelas
orang tua sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun. Pelaksanaannya dapat
dilakukan bersamaan dengan hari pertemuan dengan wali kelas.
Hari/Tgl Pertemuan 	: ………………………………………………………
Tempat Pertemuan 	 : ………………………………………………………
Agenda Pertemuan 	: ............................................................................
No. Kegiatan Wali Kelas
Keterlaksanaan
Ya Tidak
1 Menyiapkan daftar hadir dan blanko data orang tua yang mencakup:
nama orang tua/wali, nama anak, No. Tlp/HP orang tua/wali atau
kerabat yang bisa dihubungi untuk dikopi dan dibagikan kepada semua
orang tua.
2 Memulai pertemuan dengan memperkenalkan diri yang mencakup
nama dan No. Tlp/HP yang bisa dihubungi untuk dicatat oleh orang tua
3 Menginformasikan nomor-nomor Tlp/HP penting antara lain sekolah,
kepala sekolah, dan ketua komite sekolah untuk dicatat oleh orang tua
4 Menginformasikan program sekolah dan agenda kelas
5 Menginformasikan aturan tata tertib sekolah
6 Menginformasikan keterlibatan orang tua di rumah
7 Menginformasikan keterlibatan orang tua di sekolah
8 Meminta orang tua untuk mengisi kegiatan di rumah yang telah
rutin dilakukan dengan menggunakan blanko yang tersedia di paket
penduan orang tua.
9 Menyepakati hari dan tanggal pertemuan wali kelas dengan orang tua
selama satu tahun.
10 Menyepakati cara komunikasi dengan orang tua. Misalnya: disampaikan
melalui SMS atau telpon; orang tua wajib memberitahu wali kelas jika
anaknya berhalangan hadir; sebaliknya wali kelas akan menanyakan
kepada orang tua jika anak tidak hadir tanpa pemberitahuan
11 Memfasilitasi pembentukan paguyuban orang tua tingkat kelas yang
terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi kelas orang tua (kelas
parenting), dan seksi pentas kelas akhir tahun
12 Mempersilakan ketua paguyuban orang tua untuk meminpin rencana
kegiatan orang tua yang terdiri dari kelas orang tua (minimal 2 kali) dan
acara pentas kelas pada akhir tahun ajaran.
Tabel 3.2
Agenda Pertemuan Wali Kelas dengan Orang Tua pada Hari Pertama Masuk Sekolah
28
BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
Hari/Tanggal Pertemuan	 : ………………………………………………………
Tempat Pertemuan		 : ………………………………………………………
Agenda pertemuan 		 : ………………………………………………………
No. Nama anak Nama orang tua/wali Tanda tangan
Kelas	 : ………………………………………………………
Tahun Ajaran	 : ………………………………………………………
No. Nama anak Nama orang tua/Wali Alamat Narahubung
Tabel 3.3
Daftar Hadir Pertemuan Wali Kelas dengan Orang tua/Wali
Tabel 3.4
Data Orang tua/Wali
29
BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
Nama Anak		 : ………………………………………………………
Nama Orang tua/Wali	 : ………………………………………………………
No. Kegiatan di keluarga
Keterlaksanaan sampai saat
pertemuan dengan Wali Kelas
Ke-1 Ke-2 Ke-2 Ke-4
1 Keluarga terbiasa menjalankan ibadah sesuai
dengan tuntunan agama yang dianutnya.
2 Anak terbiasa sarapan/makan sebelum
berangkat sekolah
3 Anak terbiasa berpamitan saat mau berangkat
sekolah
4 Orang tua selalu memberitahu wali kelas saat
anak tidak masuk sekolah (dapat melalui telpon/
SMS atau cara lain)
5 Keluarga memiliki aturan yang disepakati
bersama, misalnya memberitahu saat pulang
terlambat, menentukan jam belajar, dan lain
sebagainya.
6 Orang tua memiliki nomo kontak kepala
sekolah, guru/wali kelas, dan ketua komite,
yang memungkinkan orang tua segera
menghubungi pihak sekolah jika ada sesuatu
yang diperlukan.
7 Orang tua menjalin komunikasi positif dengan
anak.
8 Keluarga memberi dukungan yang
memungkinkan anak belajar di rumah dengan
nyaman
9 Keluarga terbiasa melakukan kegiatan bersama.
10 Orang tua selalu hadir pada kegiatan di sekolah.
Keterangan:
Bubuhi tanda contreng (√) pada kolom kegiatan yang sudah terlaksana dan tanda (⎯) pada kolom
kegiatan yang belum terlaksana.
b. Pertemuan Lanjutan Wali Kelas dengan Orang Tua/Wali
	 Ini merupakan kelanjutan dari pertemuan wali kelas dengan orang tua/wali pada hari
pertama masuk sekolah. Tujuan pertemuan ini adalah memberikan informasi tentang
perkembangan anak di sekolah dan juga mengetahui tingkat pemahaman orang tua/wali
dalam pengasuhan dan pembimbingan anak di rumah.
Tabel 3.5
Kegiatan yang Dilakukan di Rumah
30
BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
	 Pihak sekolah, dalam hal ini diwakili wali kelas, melakukan pertemuan ini sesuai dengan
tabel 3.6.
Hari/tanggal pertemuan	 : ………………………………………………………
Tempat pertemuan	 : ………………………………………………………
Agenda pertemuan	 : ………………………………………………………
No. Kegiatan Guru Kelas
Keterlaksanaan
Ya Tidak
1 Menyiapkan daftar hadir orang tua
2 Memulai pertemuan dengan mengucap salam
3 Menanyakan kabar para orang tua dan mengucapkan terima kasih
atas kehadirannya.
4 Menginformasikan perkembangan program sekolah
5 Menanyakan perkembangan dukungan orang tua di rumah
6 Mendiskusikan permasalahan yang dialami para orang tua dalam
memberikan dukungan di rumah
7 Memberikan saran kepada orang tua sesuai hasil diskusi
8 Menginformasikan jadwal pertemuan berikutnya
9 Lain-lain
Setelah pertemuan dengan wali kelas, jika dimungkinkan, orang tua dapat melanjutkan dengan
kegiatan kelas orang tua.
3. Kelas Orang Tua/Wali
a. Kelas orang tua adalah wadah bagi orang tua/wali baik orang tua/wali per kelas maupun
satu sekolah untuk menambah pengetahuan atau ketrampilan mendidik anak. Kelas orang
tua/wali dilaksanakan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun.
b. Pertemuan ini diharapkan dapat dihadiri oleh seluruh orang tua/wali
c. Pada pertemuan pertama membahas tentang pengasuhan positif dan pada pertemuan
kedua membahas tentang mendidik anak di era digital.
d. Pada pertemuan selanjutnya, tema dan teknis pelaksanaan dapat disepakati bersama orang
tua/wali, sedangkan narasumbernya dapat berasal dari orang tua/wali atau narasumber lain
sesuai kesepakatan.
e. Tema-tema pendidikan keorangtuaan dapat dilihat di laman sahabat keluarga
(sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id)
f. Kegiatan pendidikan keorangtua/kewalian dapat dilakukan dalam bentuk seminar, arisan,
diskusi mengenai pendidikan orang tua/wali, dan lain-lain yang sesuai dengan kondisi
satuan pendidikan yang bersangkutan.
4. 	Pelibatan Orang Tua/Wali Sebagai Motivator/Inspirator bagi Peserta 	
Didik
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong orang tua/wali yang terpilih untuk hadir memberikan
motivasi/inspirasi kepada peserta didik. Orang tua/wali yang terpilih diharapkan dapat
membuka pintu interaksi positif antara orang tua/wali terpilih dengan peserta didik.
Tabel 3.6
Agenda Pertemuan Ke…Wali Kelas dengan Orang tua/Wali
31
BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian dan kesadaran para orang tua/wali akan peran
sentralnya dalam pendidikan anak. Kegiatan ini dapat dijadwalkan pada waktu yang strategis,
seperti pada upacara bendera atau pada waktu yang telah disepaketi bersama. Jadwal
kegiatan ini dapat disepakati bersama diantara pihak sekolah dan orang tua/wali. Kegiatan ini
dapat dijadwalkan satu kali dalam sebulan.
5. Pentas Kelas Akhir Tahun
Pentas akhir tahun merupakan ajang unjuk kreativitas peserta didik yang dilaksanakan di akhir
tahun ajaran sekolah. Pentas akhir tahun ini dirancang dan dilaksanakan oleh paguyuban orang
tua/wali baik di tingkat kelas maupun tingkat sekolah. Kegiatan ini dapat dilakukan setelah
selesai ujian akhir semester, pada saat para guru sedang sibuk mengerjakan rapor peserta
didik.
Tujuan dari pentas akhir tahun adalah: (1) untuk menggembirakan anak setelah mereka
selesai ujian; (2) menjadi ajang untuk memberikan apresiasi atas prestasi non-akademik anak,
misalnya: peserta didik yang memiliki tingkat kehadiran terbaik, berpakaian paling rapih,
menjadi ketua kelas atau pengurus organisasi sekolah lainnya. (untuk mendukung penumbuhan
budi pekerti anak); (3) memberikan penghargaan kepada orang tua/wali yang berperan aktif
sebagai penggerak dalam kegiatan di sekolah; dan (4) memberikan penghargaan atas kiat
hebat orang tua/wali dalam mendukung kemajuan belajar anaknya di rumah.
6. Kegiatan dan/atau Pelibatan Orang Tua/Wali Lainnya
Keterlibatan orang tua/wali, antara lain: a) keterlibatan di kelompok/kelas adalah kegiatan yang
melibatkan orang tua/wali untuk mengamati kegiatan anak sekaligus membantu pendidik
dalam proses pembelajaran di kelompok/kelas. Jenis kegiatan dalam keterlibatan orang tua/
wali antara lain:
1. 	Melibatkan orang tua/wali untuk ikut serta dalam kegiatan pembelajaran,
2. 	Melibatkan orang tua/wali untuk memantau pembelajaran;
3. 	Keterlibatan orang tua/wali dalam program sukarela, belajar di rumah dan lain-lain yang
sesuai;
4. 	Keterlibatan dalam program belajar di rumah.
No Indikator
Keterlaksanaan
Ya Tidak
1 Wali kelas menyelenggarakan pertemuan dengan orang tua/wali
sekurang-kurangnya 2 kali setiap semester
2 Wali kelas menghubungi orang tua/wali jika peserta didik tidak hadir
tanpa informasi
3 Wali kelas menghubungi orang tua/wali untuk menginformasikan
pencapaian positif peserta didik
4 Wali kelas menghubungi orang tua/wali untuk memberikan informasi
masalah yang terjadi pada peserta didik
5 Sekolah mendukung dan memfasilitasi kegiatan kelas orang tua/wali
6 Sekolah menyediakan buku bacaan untuk orang tua/wali di
perpustakaan/ menyediakan sudut keluarga.
32
BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
D.
No Indikator
Keterlaksanaan
Ya Tidak
7 Sekolah mengundang orang tua/wali yang berkompeten menjadi
narasumber untuk memberi motivasi/inspirasi kepada peserta didik
pada upacara bendera atau waktu yang disepakati
8 Sekolah mendukung dan memfasilitasi penyelenggaraan pentas
kelas pada akhir tahun ajaran.
9 Wali kelas menginformasikan prestasi non-akademik peserta didik
yang layak memperoleh penghargaan dari paguyuban orang tua
pada acara pentas kelas akhir tahun.
Supervisi dan Evaluasi Program
Kemitraan
1. Supervisi
Supervisi program kemitraan sekolah, keluarga, dan masyarakat adalah kegiatan yang dilakukan
dalam rangka memastikan efektivitas pelaksanaan program pendidikan keluarga di sekolah.
2. Evaluasi
Evaluasi program kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dilakukan untuk
mengetahui efektivitas implementasi program dan kemitraan terhadap pencapaian tujuan, baik
di tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat atau komite sekolah.
Untuk itu, pihak sekolah sebagai pengendali kemitraan perlu mengembangkan instrumen
berdasarkan indikator-indikator yang relevan untuk mengukur ketercapaian tujuan kemitraan
yang telah ditetapkan bersama. Selanjutnya dilakukan evaluasi diri mencakup keluarga dan
sekolah (Tabel 3.8).
a. 	Evaluasi Diri Keluarga
	 Perubahan perilaku yang diharapkan dari keluarga, khususnya orang tua/wali/wali adalah
sebagai berikut:
1) 	 keluarga terbiasa menjalankan ibadah sesuai dengan tuntunan agama yang dianutnya;
2) 	 anak terbiasa sarapan/makan sebelum berangkat sekolah;
3) 	 anak terbiasa berpamitan saat mau berangkat sekolah;
4) 	 orang tua menghubungi wali kelas saat anak tidak dapat masuk sekolah (dapat melalui
telpon/SMS atau cara lain);
5) 	 keluarga memiliki aturan yang disepakati bersama (misalnya: memberi tahu saat pulang
terlambat, menentukan jam belajar, dll.).
6) 	 orang tua memiliki nomor HP Kepala Sekolah, Wali Kelas, dan Ketua Komite sehingga
dapat menghubungi sewaktu-waktu diperlukan);
7) 	 orang tua menjalin komunikasi positif dengan anak;
8) 	 keluarga memberi dukungan yang memungkinkan anak belajar di rumah dengan
nyaman (tidak melakukan aktivitas yang mengganggu);
9) 	 keluarga terbiasa melakukan kegiatan bersama (ibadah, makan, olahraga, rekreasi);
10) orang tua hadir pada kegiatan di sekolah (sesuai program yang disepakati).
Tabel 3.7
Indikator Perlibatan Keluarga di Sekolah
33
BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
b. Evaluasi Diri Satuan Pendidikan
	 Evaluasi diri ini dilakukan secara jujur sesuai kondisi yang terjadi di sekolah karena hasilnya
bermanfaat untuk kepentingan sekolah sebagai dasar pembinaan. Evaluasi diri yang
dilakukan satuan pendidikan terdiri dari evaluasi pelaksanaan pendidikan keluarga dan
penumbuhan budi pekerti.
	 Instrumen evaluasi diri dapat dilengkapi dengan keterangan faktor pendukung dan
penghambat dalam prosesnya, sehingga dapat ditelaah apa hal yang mendukung atau
menghambat terhadap keterlaksanaan program pendidikan keluarga. Hasilnya digunakan
sebagai bahan evaluasi untuk penetapan target dan rencana kerja untuk periode
selanjutnya.
	 Indikator pelaksanaan pendidikan keluarga ditinjau dari perubahan yang diharapkan terjadi di
satuan pendidikan adalah sebagai berikut:
1) 	 sekolah menyelenggarakan pertemuan dengan orang tua/wali sekurang-kurangnya 2
(dua) kali setiap semester;
2) 	 wali kelas menghubungi orang tua/wali saat diketahui anak tidak hadir tanpa informasi
(melalui SMS atau media lainnya);
3) 	 wali kelas menghubungi orang tua/wali untuk menginformasikan pencapaian positif anak
(melalui SMS atau media lainnya);
4) 	 wali kelas menghubungi orang tua/wali untuk memberikan informasi masalah yang
terjadi pada anak (melalui SMS atau media lainnya);
5) 	 sekolah mendukung dan memfasilitasi kegiatan kelas orang tua;
6) 	 sekolah menyediakan buku bacaan untuk orang tua/wali di perpustakaan (menyediakan
sudut keluarga);
7) 	 sekolah mengundang orang tua/wali tertentu untuk menjadi narasumber yang memberi
motivasi/inspirasi kepada anak pada upacara bendera sebulan sekali;
8) 	 sekolah mendukung dan memfasilitasi penyelenggaraan pentas kelas pada akhir tahun
ajaran; dan
9) 	 wali kelas memberikan informasi kepada paguyuban orang tua/wali tentang prestasi
non-akademik anak yang pantas memperoleh penghargaan pada acara pentas kelas
akhir tahun ajaran.
Sekolah dapat meningkatkan dan menggubah pelibatan keluarga sesuai kondisi masing-masing.
Sedangkan satuan pendidikan non-formal dapat menyesuaikan dengan jenis program dan layanan
pendidikan yang diberikan.
No. Indikator
Keterlaksanaan
Ya Tidak
1 Penyambutan kedatangan peserta didik
2 Orang tua/wali mengantar pada hari pertama masuk sekolah
3 Berdoa sebelum dan sesudah hari pembelajaran
4 Menyanyikan lagu wajib sesudah berdoa sebelum memulai hari
pelajaran
5 Menyanyikan lagu daerah sebelum berdoa mengakhiri hari
pembelajaran
6 Pembiasaan beribadah bersama sesuai agamanya
7 Peringatan hari-hari besar keagamaan
8 Upacara bendera setiap hari senin
9 Upacara bendera pada hari besar nasional
10 Turut berpartisipasi dalam peringatan hari keluarga nasional
34
BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
No. Indikator
Keterlaksanaan
Ya Tidak
11 Mengucapkan salam, senyum, atau sapaan saat bertemu orang di
satuan pendidikan
12 Melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah minimal
sebulan sekali
13 Tersedia kotak sampah di setiap ruang kelas atau dekat ruang kelas
14 Tersedia sanitasi air bersih dan fasilitas MCK
15 Peserta didik melaksanakan piket kebersihan kelas
16 Pembiasaan antre
17 Memiliki taman yang terawatt
18 Memiliki system pengelolaan sampah
19 Memiliki kantin sehat
20 Memiliki prosedur keselamatan dalam kondisi darurat
21 Ceramah dari narasumber berbagai profesi, minimal sebulan sekali
yang diadakan setelah upacara bendera.
Tabel 3.8
Indikator Penumbuhan Budi Pekerti
35
BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
36
BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
37
BAB IV: PEMBINAAN KEMITRAAN
BAB IV: PEMBINAAN KEMITRAAN
Pembinaan secara berjenjang dan struktural dilakukan dinas pendidikan kabupaten/kota, dinas
pendidikan provinsi dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sedangkan secara non-
struktural dapat dilakukan oleh organisasi pegiat pendidikan dan masyarakat.
Pembinaan oleh Dinas Pendidikan
Kab/Kota dan Provinsi
Dalam konteks pembinaan pendidikan dasar dan menengah, dinas pendidikan kabupaten/
kota melakukan pembinaan program kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat pada
pendidikan dasar (sekolah dasar dan sekolah menengah pertama). Sedangkan dinas pendidikan
provinsi melakukan pembinaan program kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat pada
jenjang pendidikan menengah (sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan.
Dinas pendidikan kabupaten/kota dan provinsi melakukan supervisi untuk memberikan bimbingan,
arahan dan pembinaan, serta pendampingan terhadap sekolah untuk meningkatkan kinerja,
khususnya berkaitan dengan kemitraan, dengan memanfaatkan data hasil pengisian instrumen
evaluasi diri yang dilaporkan pihak sekolah. Berdasarkan data tersebut, dinas pendidikan
kabupaten/kota dan provinsi melakukan evaluasi guna menyusun rencana pembinaan ke depan.
Evaluasi pelaksanaan pembinaan sekurang-kurangnya dilakukan satu kali dalam satu tahun
pembelajaran. Pembinaan dilakukan melalui proses pengawasan yang dalam hal ini dilakukan oleh
pengawas sekolah serta pejabat dan staf dinas pendidikan kabupaten/kota dan provinsi.
Pembinaan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam hal ini Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga,
Ditjen PAUD dan Dikmas, mempunyai tugas dan fungsi untuk menyusun Norma, Standar, Prosedur,
dan Kriteria (NSPK) penyelenggaraan pendidikan keluarga di satuan pendidikan pada setiap jalur,
jenis dan jenjang pendidikan, kecuali pendidikan tinggi.
Kebijakan berupa NSPK tersebut disosialisasikan melalui berbagai bentuk dan tahapan kegiatan,
mulai dari tingkat provinsi sampai dengan tingkat satuan pendidikan. Bentuk dan tahapan kegiatan
yang dilakukan, antara lain:
1. Pelatihan calon pelatih tingkat kabupaten/kota dan provinsi; dan
2. Bimbingan teknis penyelenggaraan pendidikan keluarga bagi pelaku pendidikan.
Semua kegiatan tersebut dipantau secara berkala dan dievaluasi pada setiap akhir tahun berjalan.
A.
B.
38
BAB IV: PEMBINAAN KEMITRAAN
39
BAB V: PENUTUP
BAB V: PENUTUP
Petunjuk Teknis Kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat ini disusun sebagai acuan
dalam menyelenggarakan program kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat
agar penyelenggaraannya dapat dilaksanakan sesuai dengan rambu-rambu yang telah
dirumuskan.
Pada akhirnya, dengan menerapkan pendidikan keluarga di sekolah, berbagai permasalahan
tentang anak diharapkan dapat difasilitasi dan dipecahkan dengan baik melalui keterlibatan semua
unsur. Hal ini dapat mendorong orang tua dan masyarakat untuk lebih terlibat dalam pendidikan
yang baik bagi anak.

More Related Content

What's hot

Kurikulum baru (2013)
Kurikulum baru (2013)Kurikulum baru (2013)
Kurikulum baru (2013)Gus Fendi
 
Kurikulum dokumen 1 sd
Kurikulum dokumen 1 sdKurikulum dokumen 1 sd
Kurikulum dokumen 1 sdwahidinnoor
 
Dokumen 1 KTSP SMPN 3 Cibadak Tahun 2013/2014
Dokumen 1 KTSP SMPN 3 Cibadak Tahun 2013/2014Dokumen 1 KTSP SMPN 3 Cibadak Tahun 2013/2014
Dokumen 1 KTSP SMPN 3 Cibadak Tahun 2013/2014Iwan Sumantri
 
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian Infografis
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian InfografisGerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian Infografis
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian InfografisIWAN SUKMA NURICHT
 
Panduan gerakan literasi sekolah di SMP
Panduan gerakan literasi sekolah di SMPPanduan gerakan literasi sekolah di SMP
Panduan gerakan literasi sekolah di SMPFajar Baskoro
 
Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013LiFluor
 
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan PendidikanKebijakan Pendidikan
Kebijakan PendidikanAbdau Qur'ani
 
Dokumen 1 sdn 1 pamoyanan 201617
Dokumen 1 sdn 1 pamoyanan 201617Dokumen 1 sdn 1 pamoyanan 201617
Dokumen 1 sdn 1 pamoyanan 201617Endin Salahudin
 
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi GuruModul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi GuruIWAN SUKMA NURICHT
 
kebijakan penguatan pendidikan karkter
kebijakan penguatan pendidikan karkterkebijakan penguatan pendidikan karkter
kebijakan penguatan pendidikan karkterkecuktp
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Amrizal Ahmad
 
Dokumen kurikulum-2013
Dokumen kurikulum-2013Dokumen kurikulum-2013
Dokumen kurikulum-2013ZeroCool Yono
 

What's hot (19)

Panduan penilaian ppk
Panduan penilaian ppkPanduan penilaian ppk
Panduan penilaian ppk
 
Kurikulum baru (2013)
Kurikulum baru (2013)Kurikulum baru (2013)
Kurikulum baru (2013)
 
Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013
 
Kurikulum dokumen 1 sd
Kurikulum dokumen 1 sdKurikulum dokumen 1 sd
Kurikulum dokumen 1 sd
 
Dokumen 1 KTSP SMPN 3 Cibadak Tahun 2013/2014
Dokumen 1 KTSP SMPN 3 Cibadak Tahun 2013/2014Dokumen 1 KTSP SMPN 3 Cibadak Tahun 2013/2014
Dokumen 1 KTSP SMPN 3 Cibadak Tahun 2013/2014
 
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian Infografis
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian InfografisGerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian Infografis
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian Infografis
 
Panduan gerakan literasi sekolah di SMP
Panduan gerakan literasi sekolah di SMPPanduan gerakan literasi sekolah di SMP
Panduan gerakan literasi sekolah di SMP
 
Konsep kurikulum 2013 smp
Konsep kurikulum 2013  smpKonsep kurikulum 2013  smp
Konsep kurikulum 2013 smp
 
Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013
 
Modul ppk bagi_guru
Modul ppk bagi_guruModul ppk bagi_guru
Modul ppk bagi_guru
 
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan PendidikanKebijakan Pendidikan
Kebijakan Pendidikan
 
Dokumen 1 sdn 1 pamoyanan 201617
Dokumen 1 sdn 1 pamoyanan 201617Dokumen 1 sdn 1 pamoyanan 201617
Dokumen 1 sdn 1 pamoyanan 201617
 
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi GuruModul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
 
Modul ppk bagi_komite
Modul ppk bagi_komiteModul ppk bagi_komite
Modul ppk bagi_komite
 
Modul ppk bagi_kepsek
Modul ppk bagi_kepsekModul ppk bagi_kepsek
Modul ppk bagi_kepsek
 
kebijakan penguatan pendidikan karkter
kebijakan penguatan pendidikan karkterkebijakan penguatan pendidikan karkter
kebijakan penguatan pendidikan karkter
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
 
Dokumen kurikulum-2013
Dokumen kurikulum-2013Dokumen kurikulum-2013
Dokumen kurikulum-2013
 
Standar pengelola pkbm
Standar pengelola pkbmStandar pengelola pkbm
Standar pengelola pkbm
 

Similar to Kemitraan Sekolah Keluarga Masyarakat

Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-filePedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-fileSamsul Ziljian
 
PENGERTIAN ANAK USIA DINI TUGAS MANAJEMEN PENDIDIKAN KEL 1.pptx
PENGERTIAN ANAK USIA DINI TUGAS MANAJEMEN PENDIDIKAN KEL 1.pptxPENGERTIAN ANAK USIA DINI TUGAS MANAJEMEN PENDIDIKAN KEL 1.pptx
PENGERTIAN ANAK USIA DINI TUGAS MANAJEMEN PENDIDIKAN KEL 1.pptxJandaPirang
 
Panduan Pelaksanaan Hari Pertama Msuk Sekolah - Cetak Final OK.pdf
Panduan Pelaksanaan Hari Pertama Msuk Sekolah - Cetak Final OK.pdfPanduan Pelaksanaan Hari Pertama Msuk Sekolah - Cetak Final OK.pdf
Panduan Pelaksanaan Hari Pertama Msuk Sekolah - Cetak Final OK.pdfasrianto9
 
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...sakuramochi
 
2702131415 panduan adiwiyata-2012
2702131415 panduan adiwiyata-20122702131415 panduan adiwiyata-2012
2702131415 panduan adiwiyata-2012Aldon Samosir
 
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN imam shofwan
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptxUMN AL WASHLIYAH
 
Pedoman_SRA_Update.pdf
Pedoman_SRA_Update.pdfPedoman_SRA_Update.pdf
Pedoman_SRA_Update.pdfssuser638382
 
Pedoman_SRA_Update.pdf
Pedoman_SRA_Update.pdfPedoman_SRA_Update.pdf
Pedoman_SRA_Update.pdfArifPriyanto9
 
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdfeBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdfleni narulita
 
Juknis-SEKOLAH_RAMAH_ANAK__SAFIN_PRESENTASI.pdf
Juknis-SEKOLAH_RAMAH_ANAK__SAFIN_PRESENTASI.pdfJuknis-SEKOLAH_RAMAH_ANAK__SAFIN_PRESENTASI.pdf
Juknis-SEKOLAH_RAMAH_ANAK__SAFIN_PRESENTASI.pdfMEffendi5
 
Modul ppk bagi guru 2017
Modul ppk bagi guru 2017Modul ppk bagi guru 2017
Modul ppk bagi guru 2017Nia Piliang
 
Profil Sanitasi Madrasah 2020
Profil Sanitasi Madrasah 2020Profil Sanitasi Madrasah 2020
Profil Sanitasi Madrasah 2020Reza Hendrawan
 
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...Paulus Robert Tuerah
 
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dini
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dinibuku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dini
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dininunungnurajizah
 
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-file
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-fileKurikulum pendidikan-anak-usia-dini-file
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-fileSukronSoedimara
 

Similar to Kemitraan Sekolah Keluarga Masyarakat (20)

Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-filePedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
 
Kpf individu
Kpf individuKpf individu
Kpf individu
 
PENGERTIAN ANAK USIA DINI TUGAS MANAJEMEN PENDIDIKAN KEL 1.pptx
PENGERTIAN ANAK USIA DINI TUGAS MANAJEMEN PENDIDIKAN KEL 1.pptxPENGERTIAN ANAK USIA DINI TUGAS MANAJEMEN PENDIDIKAN KEL 1.pptx
PENGERTIAN ANAK USIA DINI TUGAS MANAJEMEN PENDIDIKAN KEL 1.pptx
 
Panduan Pelaksanaan Hari Pertama Msuk Sekolah - Cetak Final OK.pdf
Panduan Pelaksanaan Hari Pertama Msuk Sekolah - Cetak Final OK.pdfPanduan Pelaksanaan Hari Pertama Msuk Sekolah - Cetak Final OK.pdf
Panduan Pelaksanaan Hari Pertama Msuk Sekolah - Cetak Final OK.pdf
 
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
 
2702131415 panduan adiwiyata-2012
2702131415 panduan adiwiyata-20122702131415 panduan adiwiyata-2012
2702131415 panduan adiwiyata-2012
 
Nona bab 1.docx
Nona bab 1.docxNona bab 1.docx
Nona bab 1.docx
 
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptx
 
Pedoman_SRA_Update.pdf
Pedoman_SRA_Update.pdfPedoman_SRA_Update.pdf
Pedoman_SRA_Update.pdf
 
Pedoman_SRA_Update.pdf
Pedoman_SRA_Update.pdfPedoman_SRA_Update.pdf
Pedoman_SRA_Update.pdf
 
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdfeBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
 
Juknis-SEKOLAH_RAMAH_ANAK__SAFIN_PRESENTASI.pdf
Juknis-SEKOLAH_RAMAH_ANAK__SAFIN_PRESENTASI.pdfJuknis-SEKOLAH_RAMAH_ANAK__SAFIN_PRESENTASI.pdf
Juknis-SEKOLAH_RAMAH_ANAK__SAFIN_PRESENTASI.pdf
 
Panduan SRA.pdf
Panduan SRA.pdfPanduan SRA.pdf
Panduan SRA.pdf
 
Modul ppk bagi guru 2017
Modul ppk bagi guru 2017Modul ppk bagi guru 2017
Modul ppk bagi guru 2017
 
Profil Sanitasi Madrasah 2020
Profil Sanitasi Madrasah 2020Profil Sanitasi Madrasah 2020
Profil Sanitasi Madrasah 2020
 
Konsep dan pedoman_ppk
Konsep dan pedoman_ppkKonsep dan pedoman_ppk
Konsep dan pedoman_ppk
 
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...
 
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dini
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dinibuku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dini
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dini
 
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-file
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-fileKurikulum pendidikan-anak-usia-dini-file
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-file
 

More from Eko Supriyadi

Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )Eko Supriyadi
 
Bahan evaluasi pembelajarann 2
Bahan evaluasi pembelajarann   2Bahan evaluasi pembelajarann   2
Bahan evaluasi pembelajarann 2Eko Supriyadi
 
Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data TunggalPenyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data TunggalEko Supriyadi
 
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5Eko Supriyadi
 
Volume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan BalokVolume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan BalokEko Supriyadi
 
Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5Eko Supriyadi
 
Kecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit airKecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit airEko Supriyadi
 
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5Eko Supriyadi
 
2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkap2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkapEko Supriyadi
 
2. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 20172. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 2017Eko Supriyadi
 
Rpp smk agustus 2019
Rpp  smk agustus  2019Rpp  smk agustus  2019
Rpp smk agustus 2019Eko Supriyadi
 
Ppt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas viPpt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas viEko Supriyadi
 
Ppt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas viPpt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas viEko Supriyadi
 
Penilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapPenilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapEko Supriyadi
 
Soal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi PrajabSoal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi PrajabEko Supriyadi
 
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakatPola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakatEko Supriyadi
 

More from Eko Supriyadi (20)

Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
 
Bahan evaluasi pembelajarann 2
Bahan evaluasi pembelajarann   2Bahan evaluasi pembelajarann   2
Bahan evaluasi pembelajarann 2
 
Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data TunggalPenyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
 
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
 
Volume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan BalokVolume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan Balok
 
Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5
 
Kecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit airKecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit air
 
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
 
Penilaian hots sd
Penilaian hots sdPenilaian hots sd
Penilaian hots sd
 
2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkap2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkap
 
2. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 20172. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 2017
 
Rpp smk agustus 2019
Rpp  smk agustus  2019Rpp  smk agustus  2019
Rpp smk agustus 2019
 
Ppt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas viPpt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas vi
 
Ppt darah kelas vi
Ppt darah kelas viPpt darah kelas vi
Ppt darah kelas vi
 
Ppt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas viPpt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas vi
 
Penilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapPenilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkap
 
Soal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi PrajabSoal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi Prajab
 
Soal pretest revisi
Soal pretest revisiSoal pretest revisi
Soal pretest revisi
 
Pre tes prajab
Pre tes prajabPre tes prajab
Pre tes prajab
 
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakatPola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakat
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 

Kemitraan Sekolah Keluarga Masyarakat

  • 1. 1  KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
  • 3. 3 KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT Tim Penyusun Pengarah Ir. Harris Iskandar, Ph.D. Dr. Sukiman, M.Pd. Ketua Dra. Palupi Raraswati, M.AP. Penyunting Agus Mohamad Solihin, S.E., M.Pd. Yuwono Tri Prabowo, S.H., M.M. Muhammad Husnil Penulis Dr. Nandang Hidayat Dr. Untung, M.Pd. Yoanita Pusparani, S.Pd. Dra. Nurmiyati Sri Lestari Yuniarti, S.Pd. M.Ed. Nugroho Eko Prasetyo, S.T., M.Si. Mohamad Roland Zakaria, S.S., M.A. Lilis Hayati, S.S., M.Pd. Narahubung Surel : sahabatkeluarga@kemdikbud.go.id Telp : 021 5703336 Fax : 021 57946131 Sila hubungi salah satu kanal informasi di atas untuk memberikan masukan atau pengayaan atas materi ini.
  • 4. 4 KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
  • 5. 5 KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT Kata Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Sejak 1935 Ki Hajar Dewantara mencetuskan bahwa keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat merupakan tri sentra pendidikan. Kemitraan yang baik di antara ketiganya diharapkan dapat mendukung terciptanya ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi. Dalam kemitraan itu, pelaku pendidikan di satuan pendidikan dan orang tua di rumah mempunyai peran sangat menentukan. Untuk menguatkan kemitraan ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membentuk Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kebijakan dan program untuk menguatkan kemitraan antara satuan pendidikan dengan keluarga dan masyarakat juga merupakan salah satu respons atas semakin maraknya aksi kekerasan dan perilaku menyimpang lainnya. Kondisi ini dapat menghambat terbangunnya lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi anak-anak. Jika dibiarkan kondisi ini membuat perkembangan potensi mereka tidak berkembang secara optimal. Karena itu saya menyambut baik diterbitkannya petunjuk teknis ini sebagai acuan bagi satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan layanan pendidikan melalui kemitraan dengan keluarga dan masyarakat. Ucapan terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi terwujudnya petunjuk teknis ini. Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal, Ir. Harris Iskandar, Ph.D. NIP. 196204291986011001
  • 6. 6 KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
  • 7. 7 KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT Kata Pengantar Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Keluarga adalah pendidik yang pertama dan utama. Keterlibatan keluarga dalam pendidikan anak adalah sebuah keniscayaan. Berbagai studi menunjukkan bahwa keterlibatan keluarga dalam pendidikan dapat meningkatkan prestasi belajar anak. Selain prestasi belajar, penumbuhan karakter juga membutuhkan peran keluarga. Kerjasama dan keselarasan antara pendidikan yang dilakukan di satuan pendidikan dan di lingkungan keluarga merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Keberhasilan akan semakin tinggi apabila kemitraan diperkuat dengan melibatkan unsur masyarakat. Keterlibatan ketiga unsur ini diharapkan dimotori oleh penyelenggara satuan pendidikan. Petunjuk teknis ini dimaksudkan sebagai acuan bagi satuan pendidikan dalam melakukan kemitraan tersebut sehingga terbangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi. Dalam melaksanakan kemitraan tersebut, satuan pendidikan dapat memodifikasi atau melaksanakan secara bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing. Pada prinsipnya ekosistem pendidikan perlu terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Demikian pula petunjuk teknis ini akan terus disempurnakan mengikuti perkembangan kebutuhan. Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangsih dalam penyusunan petunjuk teknis ini. Semoga upaya yang kita lakukan ini menjadi amal kebajikan dalam rangka menyiapkan generasi emas Indonesia di masa depan. Jakarta, Januari 2016 Direktur, Dr. Sukiman, M.Pd. NIP 196006151981021001
  • 8. 8 KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
  • 9. 9 KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT Daftar Isi Kemitraan Sekolah dengan Keluarga dan Masyarakat Kata Sambutan 5 Kata Pengantar 7 Daftar Isi 9 Daftar Tabel 11 Daftar Infografis 11 Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang 13 B. Dasar Hukum 14 C. Tujuan 14 D. Sasaran 15 Bab II Konsep dan Bentuk Kemitraan A. Pengertian 17 B. Tujuan Program Kemitraan 17 C. Model Kemitraan 18 D. Prinsip Kemitraan 19 E. Bentuk Kemitraan 20 F. Peran Pelaku Kemitraan 21 Bab III Strategi Pelaksanaan Kemitraan A. Perencanaan Program Kemitraan 23 B. Pengorganisasian Program Kemitraan 24 C. Pelaksanaan Program Kemitraan 25 D. Supervisi dan Evaluasi Program Kemitraan 32 Bab IV Pembinaan Kemitraan A. Pembinaan oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota Provinsi 37 B. Pembinaan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaani 37 Bab V Penutup 39
  • 10. 10 KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
  • 11. 11 KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT Daftar Tabel Daftar Infografis 3.1 Program Kegiatan 24 3.2 Agenda Pertemuan Wali Kelas dengan Orang Tua Pada Hari Pertama Masuk Sekolah 27 3.3 Daftar Hadir Pertemuan Wali Kelas dengan Orang tua/Wali 28 3.4 Data Orang tua/Wali 28 3.5 Kegiatan yang Dilakukan di Rumah 29 3.6 Agenda Pertemuan Ke...Wali Kelas dengan Orang tua/Wali 30 3.7 Indikator Perlibatan Keluarga di Sekolah 31 3.8 Indikator Penumbuhan Budi Pekerti 33 1.1 Dampak Pelibatan Keluarga dalam Pendidikan Anan 14 1.2 Sasaran Pendidikan Keluarga 15 1.3 Model Operasional Kemitraan Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat 18 Kemitraan Sekolah dengan Keluarga dan Masyarakat
  • 12. 12 KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
  • 13. 13 BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Orang tua adalah pendidik utama dan terpenting, namun juga yang paling tak tersiapkan. Pasalnya, mereka harus mencari sendiri informasi dan pengetahuan tentang bagaimana menumbuhkan dan mendukung pendidikan anak-anak mereka dalam kondisi positif. Selama ini, jika berbicara pendidikan maka fokus pembicaraan hanya kerap jatuh kepada siswa dan guru. Sementara orang tua seperti diabaikan dalam pendidikan. Padahal, orang tua memiliki peran sangat besar dalam pendidikan anak. Keberhasilan pendidikan anak bergantung kepada keterlibatan keluarga. Banyak penelitian menunjukan bahwa keterlibatan orang tua di sekolah bermanfaat, antara lain: (1) bagi peserta didik mendukung prestasi akademik, meningkatkan kehadiran, kesadaran terhadap kehidupan yang sehat, dan meningkatkan perilaku positif; (2) bagi orang tua memperbaiki pandangan terhadap sekolah, meningkatkan kepuasan terhadap guru, dan mempererat hubungan dengan anak; dan (3) bagi sekolah memperbaiki iklim sekolah, meningkatkan kualitas sekolah, dan mengurangi masalah kedisiplinan (detail lebih lengkap sila lihat di infografis 1.1). Sekolah tidak dapat memberikan semua kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya, sehingga diperlukan keterlibatan bermakna dari orang tua/keluarga dan anggota masyarakat. Anak-anak belajar dengan lebih baik jika lingkungan sekitarnya mendukung, yakni orang tua, guru, dan anggota keluarga lainnya serta masyarakat sekitar. Artinya, sekolah, keluarga, dan masyarakat merupakan pilar yang sangat penting untuk dapat menjamin pertumbuhan anak secara optimal. Untuk itu, perlu dibangun kemitraan di antara mereka. Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan sejalan dengan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu “Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong”. Oleh karena itu, diharapkan kemitraan pendidikan tersebut dapat berjalan dengan baik dan bermakna. Sebagai unsur dalam ekosistem yang terdekat dengan anak, keluarga mempunyai banyak kesempatan melalui interaksi dan komunikasi sehari-hari. Bentuk dan cara-cara interaksi dengan anak di dalam keluarga akan memengaruhi pertumbuhan karakter anak. Proses interaksi yang diterima anak dari keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk proses perkembangan selanjutnya di luar rumah, termasuk di sekolah dan masyarakat. Petunjuk teknis ini ditulis untuk memberikan panduan kepada satuan pendidikan dalam menjalin kemitraan dengan keluarga dan masyarakat. A.
  • 14. 14 BAB I: PENDAHULUAN Infografis 1.1 Dampak Pelibatan Keluarga dalam Pendidikan Anak Dasar Hukum 1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pembagian Urusan Pendidikan antara Pemerintah Pusat dengan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dan 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Tujuan Tujuan petunjuk teknis ini adalah memberikan panduan bagi kepala sekolah, guru, dan semua pemangku kepentingan dalam melaksanakan program kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat. B. C. Meningkatkan kecenderungan orang tua melanjutkan pendidikan11 Meningkatkan keinginan anak untuk melanjutkan sekolah10 Meningkatkan kebiasaan belajar anak9 Meningkatkan ekspektasi orang tua pada anak8 Orang tua merasa berhasil7 Meningkatkan kepuasan orang tua terhadap sekolah6 Meningkatkan kepercayaan diri orang tua5 Mengurangi perilaku disruptif anak4 Meningkatkan kehadiran siswa di sekolah3 Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak2 Meningkakan prestasi akademik anak1 12 Sikap dan perilaku anak yang lebih positif 13 Meningkatkan moral guru 14 Mendukung iklim sekolah yang lebih baik 15 Mendukung kemajuan sekolah secara keseluruhan
  • 15. 15 BAB I: PENDAHULUAN D. Sasaran 1. Kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya dalam melaksanakan kemitraan dengan keluarga dan masyarakat; 2. Komite sekolah sebagai mitra kerja satuan pendidikan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program sekolah; 3. Organisasi mitra yang berkaitan dengan pelaksanaan program pendidikan keluarga; dan 4. Dinas Pendidikan Provinsi sebagai pembina teknis satuan pendidikan menengah dan pendidikan khusus. 5. Dinas pendidikan kabupaten/kota sebagai pembina teknis satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan non-formal. Singkatan: PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini SD : Sekolah Dasar SMP : Sekolah Menengah Pertama SMA/K : Sekolah Menengah Atas/Kejuruan SKB : Sanggar Kegiatan Belajar LKP : Lembaga Kursus dan Pelatihan PKBM : Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat 190.161 12.905.699 8.388.704 PAUD 148.272 18.583.269 SD 35.488 12.891.887 7.735.132 SMP 24.135 9.830.286 6.586.292 SMA/K SKB LKP PKBM Satuan Pendidikan Siswa Keluarga 429.768 Satuan Pendidikan 67.891.533Siswa 42.972.397Keluarga To ta l 29.973.015 441 49.731 32.325 18.892 1.900.794 1.425.596 12.409 340.121 221.079 Infografis 1.2 Sasaran Pendidikan Keluarga
  • 17. 17 BAB II: KONSEP DAN BENTUK KEMITRAAN BAB II: KONSEP DAN BENTUK KEMITRAAN Pengertian 1. Kemitraan pendidikan adalah kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan untuk berkorban dalam membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi peserta didik. 2. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. 3. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari beberapa orang yang terikat hubungan darah dan pernikahan, berkumpul dan tinggal di satu tempat/atap dalam keadaan saling ketergantungan dan bertanggung jawab terhadap pengasuhan, perawatan dan pendidikan anak-anak mereka. 4. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem di mana sebagian besar interaksi terjadi antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut dan merupakan pemangku kepentingan sekolah. 5. Komite sekolah adalah organisasi mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. 6. Ekosistem pendidikan adalah tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh dari semua unsur pendidikan sehingga menghasilkan lingkungan belajar yang kondusif bagi tumbuh-kembang anak secara optimal. 7. Karakter adalah akhlak/adab, budi perkerti yang mengacu pada nilai-nilai dan norma agama, hukum, dan sosial yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat, yang mencakup sikap religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. 8. Budaya prestasi adalah tatanan nilai, kebiasaan, kesepakatan-kesepakatan yang direfleksikan dalam tingkah laku sehari-hari warga sekolah yang terkait dengan pencapaian prestasi sekolah sebagai institusi maupun prestasi individu peserta didik sesuai bakat, minat, dan potensi masing-masing. Tujuan Program Kemitraan Tujuan Umum Program kemitraan ini bertujuan untuk menjalin kerjasama dan keselarasan program pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan yang kondusif untuk menumbuhkembangkan karakter dan budaya berprestasi pada peserta didik. Tujuan Khusus Secara khusus, berikut ini tujuan program kemitraan satuan pendidikan dengan keluarga dan masyarakat untuk: 1. Menguatkan jalinan kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam mendukung lingkungan belajar yang dapat mengembangkan potensi anak secara utuh; 2. meningkatkan keterlibatan orang tua/wali dalam mendukung keberhasilan pendidikan anak di rumah dan di sekolah; dan 3. meningkatkan peran serta masyarakat dalam mendukung program pendidikan di sekolah dan di masyarakat. A. B.
  • 18. 18 BAB II: KONSEP DAN BENTUK KEMITRAAN Model Kemitraan Model kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat secara konseptual dapat digambarkan seperti tampak pada infografis 2.1. Sedangkan secara operasional model ini dapat dikembangkan atas dasar pendayagunaan potensi dan sumber daya keluarga dan masyarakat secara kolaboratif. Kemitraan dibangun di atas dasar kebutuhan anak sehingga orang tua/wali dan masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang berkaitan dengan sekolah. Model kemitraan melibatkan jejaring yang luas dan melibatkan peserta didik, orang tua, guru, tenaga kependidikan, masyarakat, kalangan pengusaha, dan organisasi mitra di bidang pendidikan. Model operasional kemitraan ini dikembangkan dengan mendayagunakan semua potensi sumber daya yang dimiliki sekolah, keluarga dan masyarakat secara kolaboratif. Pihak sekolah bertindak sebagai: C. Orangtua Peduli Sadar pendidikan, aktif memberi stimulus, tekun mendampingi. Warga Peduli Konsisten memantau, aktif berkontribusi. Pemerintah Peduli Menyediakan akses dan jaminan, menyederhanakan birokrasi, memiliki tata kelola yang baik. Guru Penyemangat Peduli pada murid, berkompeten, belajar berkelanjutan. Anak Mandiri Dan Berbudi Pekerti Industri Suportif Menyusun kurikulum khusus, aktif berkontribusi. Organisasi Profesi Suportif Menyusun kurikulum khusus, menjadi narasumber. Sekolah Kondusif Tersedia, terjangkau, berkualitas, memiliki tata kelola yang baik. Infografis 2.1 Model Operasional Kemitraan Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat
  • 19. 19 BAB II: KONSEP DAN BENTUK KEMITRAAN (1) pemrakarsa dalam kemitraan, yaitu pihak yang mengawali untuk membangun kemitraan. Misalnya pada hari pertama masuk sekolah. Pada kegiatan itu sekolah, diwakili wali kelas, memimpin pertemuan dengan orang tua/wali untuk membahas program sekolah dan agenda pertemuan orang tua/wali. (2) fasilitator kemitraan, yaitu pihak yang memfasilitasi terwujudnya kemitraan dengan keluarga dan masyarakat. Misalnya dengan menyediakan tempat penyelenggaraan kelas orang tua/wali; dan (3) pengendali kemitraan, yaitu pihak yang mengendalikan secara proaktif sehingga kemitraan terus berjalan semakin baik. Misalnya melakukan evaluasi perubahan perilaku orang tua/wali dalam keterlibatannya mendukung proses pendidikan anak di rumah. Selain itu, pihak sekolah membangun kapasitas warganya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pendidikan keluarga serta berbagi pengetahuan dengan orang tua terkait dengan pola pengasuhan anak. Keluarga atau orang tua diharapkan membantu dan mendukung anak melalui bimbingan, arahan, motivasi, dan tindakan mendidik lainnya yang selaras dengan program pendidikan yang dilaksanakan pihak sekolah. Misalnya, ketika guru di sekolah mengajarkan agar anak selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah, di rumah orang tua juga mengajarkan untuk menjaga kebersihan rumah. Masyarakat sesuai kapasitasnya dapat mendukung program pendidikan keluarga di sekolah melalui berbagai cara. Misalnya, salah satu tokoh masyarakat menjadi narasumber dalam kegiatan kelas orang tua/wali, menjadi guru model, atau menjadi konsultan bagi pihak sekolah. Pemberdayaan, pendayagunaan, dan kolaborasi pendidikan tersebut diharapkan dapat membentuk ekosistem sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan, sehingga bisa menjamin tumbuh kembang fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik. Prinsip Kemitraan Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dirancang agar terbentuk ekosistem pendidikan yang dapat mendorong tumbuhnya karakter dan budaya prestasi semua warga sekolah. Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka kemitraan dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip-prinsip berikut. 1. Kesamaan Hak, Kesejajaran, dan Saling Menghargai Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dapat terjalin secara dinamis dan harmonis apabila semua unsur yang terlibat memiliki kesamaan hak, kesejajaran, dan saling menghargai sesuai dengan peran dan fungsinya. Prinsip ini akan mendorong peran aktif dan sukarela dari semua pihak untuk terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kemitraan. 2. Semangat Gotong Royong dan Kebersamaan Kemitraan dibangun atas dasar semangat gotong royong dan kebersamaan. Prinsip ini akan terjadi jika semua pihak merasakan ada kebutuhan dan kepentingan yang sama terkait dengan pendidikan anak atau peserta didik. Prinsip ini akan menumbuhkankan keinginan dari semua pihak untuk berkolaborasi dan bersinergi untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang dapat memberi pengalaman belajar yang kaya kepada peserta didik. 3. Saling Melengkapi dan Memperkuat Pihak sekolah tak mungkin mampu melayani semua kebutuhan belajar peserta didiknya. Sekolah juga memiliki keterbatasan. Untuk itu, perlu dijalin kemitraan dengan orang tua dan masyarakat sehingga tercipta kolaborasi pendidikan yang saling melengkapi dan memperkuat sesuai perannya masing-masing. D.
  • 20. 20 BAB II: KONSEP DAN BENTUK KEMITRAAN 4. Saling Asah, Saling Asih, dan Saling Asuh Prinsip saling asah, saling asih, dan saling asuh diharapkan dapat mewujudkan terjadinya proses berbagi pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan nilai/norma antara satu dengan lainnya. Serta terjadi proses saling belajar antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat yang dilandasi rasa cinta dan kasih sayang dalam rangka menciptakan ekosistem pendidikan yang baik bagi peserta didik. Bentuk Kemitraan Bentuk-bentuk kemitraan sekolah, keluarga, dan masyarakat dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Penguatan Komunikasi Dua Arah Komunikasi dua arah bertujuan untuk mendapat informasi dan masukan tentang perkembangan peserta didik, baik dari keluarga kepada sekolah maupun sebaliknya. Komunikasi sekolah dengan keluarga dan masyarakat dapat dilakukan dalam beragam bentuk dan media. Misalnya, informasi yang dituliskan rutin melalui buku penghubung, pertemuan rutin wali kelas dengan orang tua/wali, komunikasi dalam wadah paguyuban orang tua per kelas, komunikasi melalui media komunikasi seperti melalui pesan singkat (SMS), dan lain-lain yang sesuai. 2. Pendidikan Orang Tua Bentuk kemitraan ini ingin membantu orang tua/wali dalam membangun kesadaran akan pendidikan anak, di antaranya dengan mengembangkan lingkungan belajar di rumah yang kondusif (aman, nyaman dan menyenangkan). Pendidikan orang tua ini bisa berupa kelas orang tua/wali yang dilakukan rutin oleh sekolah atau masyarakat (komite sekolah, organisasi mitra dan komponen masyarakat lain). Kelas ini diharapkan dapat membantu orang tua/wali untuk: a. memperoleh pemahaman yang benar tentang kondisi anak dan upaya-upaya yang dapat dilakukan; b. meningkatkan peran positif dan tanggung jawab sebagai orang tua/wali dalam mengatasi permasalahan anak; dan c. meningkatkan kerja sama yang lebih harmonis antara orang tua/wali dan sekolah dalam membantu permasalahan anak. 3. Kegiatan Sukarela Kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan aspirasi masing-masing pihak dalam mendukung dan membantu kemajuan pendidikan anak. Kegiatan ini bisa berupa makan bersama orang tua, guru/ wali kelas, dan anak. 4. Belajar di Rumah Sekolah mengkomunikasikan orang tua/wali mengenai materi yang sebaiknya diperkaya dan diperdalam kembali di rumah. 5. Kolaborasi dengan Masyarakat Kemitraan ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran masyarakat dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan anak. Masyarakat dalam hal ini adalah tokoh masyarakat, tokoh agama, ahli pendidikan atau lainnya, pengusaha, profesional, dan lembaga yang relevan dengan program kemitraan yang dapat dijadikan narasumber, baik bagi sekolah maupun bagi peserta didik. E.
  • 21. 21 BAB II: KONSEP DAN BENTUK KEMITRAAN Peran Pelaku Kemitraan 1. Peran Sekolah Sebagai penyelenggara pendidikan sekolah perlu melakukan sejumlah hal berikut: a. melakukan analisis kebutuhan; b. menyusun program tahunan pendidikan keluarga; c. melakukan pertemuan dengan orang tua/wali peserta didik; d. melaksanakan program pendidikan keluarga; dan e. melakukan supervisi dan evaluasi. Unsur-unsur yang memiliki peran utama dalam program pendidikan keluarga di sekolah adalah: a. Kepala Sekolah 1) Menetapkan kebijakan yang mendukung penyelenggaraan program pendidikan keluarga; 2) Menyusun rancangan kegiatan program pendidikan keluarga; 3) Mengelola warga sekolah dan anggaran yang ada di sekolah maupun dari pihak mitra untuk mendukung pencapaian tujuan program; 4) Menjalin hubungan dengan keluarga dan masyarakat untuk menunjang pelaksanaan program; dan 5) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dengan melibatkan seluruh mitra. b. Wali kelas 1) Mendukung kebijakan program pendidikan keluarga; 2) Menjadi fasilitator antara pihak sekolah dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat; 3) Menjadi motivator dan inisiator dalam kegiatan pendidikan karakter dan budaya prestasi bagi peserta didik; dan 4) Mengevaluasi pencapaian hasil belajar peserta didik yang mencakup pencapaian prestasi akademik dan non-akademik (karakter). c. Komite Sekolah 1) Mendukung kebijakan program kemitraan yang ditetapkan sekolah; 2) Memantau pelaksanaan program kemitraan yang ditetapkan bersama pihak sekolah; 3) Memberi saran perbaikan atas pelaksanaan program kemitraan; dan 4) Melakukan evaluasi program kemitraan yang dilaksanakan di sekolah. 2. Peran Orang Tua/Wali a. Menciptakan lingkungan belajar di rumah yang menyenangkan dan mendorong perkembangan budaya prestasi anak; b. Menjalin interaksi dan komunikasi yang hangat dan penuh kasih sayang dengan anak; c. Memberikan motivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada anak; d. Menjalin hubungan dan komunikasi yang aktif dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif; e. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan anak di sekolah; dan f. Memiliki inisiatif untuk menggerakan orang tua/wali lain agar terlibat dalam pengambilan keputusan di sekolah dan masyarakat. 3. Peran Masyarakat a. Mengembangkan dan menjaga keberlangsungan penyelenggaraan proses pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga; dan b. Menyelenggarakan dan mengendalikan mutu layanan pendidikan, baik dilakukan secara perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, dunia usaha, maupun organisasi kemasyarakatan. F.
  • 22. 22 BAB II: KONSEP DAN BENTUK KEMITRAAN
  • 23. 23 BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN Perencanaan Program Kemitraan Perencanaan merupakan hal penting yang harus dilakukan agar program-program yang terkait dengan kemitraan pendidikan dapat terlaksana dengan baik dan tujuan yang direncanakan dapat tercapai. Tahapan perencanaan yang sebaiknya dilakukan di sekolah adalah sebagai berikut: 1. Analisis Kebutuhan Sekolah harus bertindak sebagai pemegang inisiatif kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Sekolah memulai kemitraan dengan menganalisis kebutuhan sebagai berikut: a. Analisis kebutuhan program pendidikan keluarga ditinjau dari peserta didik, orang tua/wali, sekolah, dan masyarakat. Analisis kebutuhan ini dapat dilakukan melalui kegiatan jajak pendapat yang melibatkan unsur-unsur dari pihak sekolah, peserta didik, keluarga, dan masyarakat. Kegiatan jajak pendapat dapat dilakukan melalui pertemuan khusus dan/atau melalui angket/kuesioner; b. Identifikasi kemitraan yang pernah dilakukan sebelumnya antara sekolah, orang tua/wali, dan masyarakat, sehingga dapat menjadi acuan pada kegiatan selanjutnya; c. Identifikasi potensi orang tua/wali, dan masyarakat sebagai mitra sekolah. Potensi yang dimaksud bisa dari berbagai sudut pandang, antara lain ekonomi, pekerjaan, keahlian dan pengalaman, kepentingan, minat, kegemaran, dan lain sebagainya; d. Temukan kesamaan kebutuhan di antara peserta didik, orang tua/wali, sekolah, dan masyarakat sebagai dasar yang baik untuk memulai kemitraan; e. Atas dasar hasil analisis kebutuhan tersebut, rancang program kemitraan yang akan dilakukan; dan f. Tetapkan program kemitraan yang akan dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan skala prioritas. 2. Penyusunan Rencana Aksi Program Kemitraan Atas dasar hasil analisis kebutuhan, selanjutnya rancang program kemitraan yang akan dikembangkan dan disusun dalam bentuk Rencana Aksi Program Kemitraan (RAPK). Penyusunan RAPK dilakukan melalui langkah-langkah berikut: a. Adakan musyawarah yang melibatkan pihak sekolah, keluarga/orang tua/wali, dan masyarakat/komite sekolah; b. Rumuskan tujuan kemitraan yang dibangun berbasis pada data dan fakta hasil analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas. Rumusan tersebut harus dipahami dan disepakati oleh semua pihak; c. Rumuskan program dan kegiatan kemitraan yang mengacu pada tujuan kemitraan yang sudah disepakati; d. Susun draf RAPK dalam format yang sederhana dan mudah dipahami. Format draf RAPK terdiri atas: A.
  • 24. 24 BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN B. 1) Latar Belakang; 2) Rumusan tujuan kemitraan; dan 3) Program dan kegiatan yang disajikan dalam bentuk tabel seperti berikut: No. Program dan Kegiatan Tujuan Waktu Pelaksanaan Tempat Kegiatan Penanggung Jawab Keterangan Keterangan: Ini hanya contoh, untuk keperluan dilapangan sila buat dalam halaman tersendiri. e. Bahas draf RAPK dalam kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun; dan f. Buatlah RAPK yang sudah disepakati dalam bentuk buku saku dan masing-masing pihak harus memilikinya. Pengorganisasian Program Kemitraan Pengorganisasian program kemitraan adalah proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan program kemitraan, menempatkan orang-orang pada setiap kegiatan, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Pengorganisasian program kemitraan dapat diawali dengan kegiatan yang dikemas secara informal agar orang tua/wali dan masyarakat merasa nyaman dan tergerak untuk berpartisipasi secara aktif. Secara perlahan pola kemitraan diarahkan kepada bentuk kegiatan yang formal. Media organisasi yang dapat dikembangkan di sekolah, di antaranya: 1. Paguyuban Orang Tua/Wali di Tingkat Kelas Paguyuban orang tua/wali di tingkat kelas dibentuk agar semua orang tua/wali peserta didik dapat terlibat aktif dalam berbagai kegiatan kemitraan. Melalui media paguyuban ini pihak sekolah berfungsi sebagai inisiator, fasilitator, dan pengendali kemitraan untuk dapat: a. mensosialisasikan program dan kegiatan kemitraan kepada semua orang tua sehingga mereka dapat memahaminya dan tergugah untuk berpartiispasi aktif; b. mengidentifikasi orang tua mana yang aktif dan tidak dengan berbagai alasannya, sehingga dapat mendiskusikan dengan orang tua lain yang aktif untuk mencari solusinya; c. memulai program dan kegiatan kemitraan dan berkomunikasi dengan orang tua tentang perkembangan peserta didik; d. membangun komunikasi agar terjadi keselarasan dalam pola pendidik, pengasuhan, pengarahan, motivasi antara sekolah dengan keluarga/orang tua; dan e. mendiskusikan untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam belajar, baik pihak sekolah maupun orang tua. Tabel 3.1 Program Kegiatan
  • 25. 25 BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN 2. Membentuk Jaringan Komunikasi dan Informasi Komunikasi dan informasi merupakan kunci keberhasilan dalam menjalin kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Karena itu, perlu dirancang media-media yang dapat dimanfaatkan sebagai jaringan komunikasi antara ketiga pihak tersebut. Media komunikasi dan informasi yang perlu dibentuk, di antaranya: a. Dokumen RAPK; b. Buku penguhubung antara pihak sekolah dengan orang tua; c. Pertemuan tatap muka antara pihak sekolah dengan orang tua: 1) Pertemuan yang melibatkan semua orang tua, jika ada informasi yang perlu diketahui oleh semua orang tua. 2) Pertemuan antara guru/wali kelas atau kepala sekolah dengan orang tua tertentu, jika ada permasalahan khusus menyangkut seorang peserta didik. d. Surat menyurat dan/atau surat edaran; e. Leaflet, booklet, banner, dan lainnya; dan f. Media sosial: Facebook, pesan pendek, Whatsapp, Twitter, laman, dan lainnya. Pelaksanaan Program Kemitraan Pelaksanaan program kemitraan merupakan proses menjalankan kegiatan yang telah diprogramkan dan diorganisasikan. Berikut adalah rangkaian pelaksanaan program kemitraan pendidikan yang dilakukan di sekolah. 1. Pengembangan Kapasitas Warga Sekolah Hal terpenting dalam membangun kemitraan antara sekolah, orang tua, dan masyarakat agar dapat berjalan dengan baik dan benar adalah pemahaman semua warga sekolah tentang hakikat kemitraan yang meliputi tujuannya, program/kegiatan, dan dampak yang diharapkan sebagai muara akhir dari kemitraan tersebut, yaitu terciptanya ekosistem pendidikan yang dapat membangun karakter dan budaya berprestasi bagi semua warga sekolah khususnya peserta didik. Pengembangan kapasitas warga sekolah tentang kemitraan antara sekolah, orang tua dan masyarakat, di antaranya: a. diskusi tentang hakikat kemitraan pendidikan yang melibatkan narasumber ahli; b. pelibatan semua komponen warga sekolah dalam penyusunan RAPK; dan c. sosialisasi tentang kemitraan di lingkungan warga sekolah. C.
  • 26. 26 BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN 2. Pertemuan Wali Kelas dengan Orang Tua/Wali Wali kelas berperan penting dalam menjalin kemitraan dengan orang tua/wali murid. Pertemuan wali kelas dengan orang tua/wali murid dilaksanakan minimal 2 kali per semester atau 4 kali dalam 1 tahun ajaran, yakni: (1) pada hari pertama masuk sekolah di bulan Juli; (2) menjelang ujian tengah semester 1 di bulan September; (3) awal semester 2 di bulan Januari; dan (4) Menjelang ujian tengah semester 2 di bulan Maret. Tahapan pertemuan tersebut dijelaskan dalam infografis berikut: a. Pertemuan Pertama: Sosialisasi dan Orientasi Orang Tua/Wali pada Hari Pertama Masuk Sekolah Hari pertama masuk sekolah merupakan waktu yang sangat penting untuk menjalin kemitraan sekolah dengan seluruh orang tua/wali peserta didik. Pihak sekolah, dalam hal ini diwakili wali kelas, melakukan pertemuan ini dengan tahapan sebagai berikut: 1) menyediakan daftar hadir orang tua/wali, data orang tua/wali, dan agenda pertemuan (tabel 3.2, 3.3, dan 3.4); 2) memperkenalkan diri yang mencakup nama, alamat dan, nomor telepon seluler (jika ada); 3) menginformasikan nama kepala sekolah dan ketua komite sekolah serta nomor teleponnya; 4) menjelaskan aturan sekolah serta hak dan kewajiban orang tua/wali; 5) menjelaskan aturan sekolah serta hak dan kewajiban oranngtua/wali; 6) menyampaikan harapan sekolah kepada orang tua/wali dalam mendukung kegiatan belajar anak di rumah dan di sekolah; 7) menyepakati teknik komunikasi dengan orang tua/wali, misalnya: a) orang tua/wali wajib memberitahu wali kelas, apabila anaknya berhalangan hadir dengan disertai alasannya. Informasi ini dapat disampaikan melalui telepon/sms atau cara lain; b) mengundang orang tua/wali sewaktu-waktu jika diperlukan; dan c) menerima kehadiran orang tua/wali untuk berkonsultasi. 8) menerima kegiatan positif usulan orang tua/wali untuk dapat dijadikan agenda kelas atau sekolah; 9) menyepakati agenda pertemuan dengan orang tua/wali; 10) mempersilakan orang tua/wali untuk mengisi daftar isian (ceklis) hal-hal yang telah dilakukan di rumah (Tabel 3.5): Infografis 3.1 Contoh Jadwal Pelibatan Orang Tua/Wali (Keluarga) di Sekolah
  • 27. 27 BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN 11) membentuk paguyuban orang tua/wali di masing-masing kelas. Tujuan dari paguyuban kelas (nama diserahkan pada masing-masing sekolah/kelas) adalah untuk mempermudah komunikasi antara orang tua/wali per kelas. Sementara koordinator paguyuban kelas akan menjadi penghubung komunikasi dengan pihak sekolah dan komite sekolah. 12) mempersilakan paguyuban orang tua/wali untuk mengatur agenda pertemuan kelas orang tua sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun. Pelaksanaannya dapat dilakukan bersamaan dengan hari pertemuan dengan wali kelas. Hari/Tgl Pertemuan : ……………………………………………………… Tempat Pertemuan : ……………………………………………………… Agenda Pertemuan : ............................................................................ No. Kegiatan Wali Kelas Keterlaksanaan Ya Tidak 1 Menyiapkan daftar hadir dan blanko data orang tua yang mencakup: nama orang tua/wali, nama anak, No. Tlp/HP orang tua/wali atau kerabat yang bisa dihubungi untuk dikopi dan dibagikan kepada semua orang tua. 2 Memulai pertemuan dengan memperkenalkan diri yang mencakup nama dan No. Tlp/HP yang bisa dihubungi untuk dicatat oleh orang tua 3 Menginformasikan nomor-nomor Tlp/HP penting antara lain sekolah, kepala sekolah, dan ketua komite sekolah untuk dicatat oleh orang tua 4 Menginformasikan program sekolah dan agenda kelas 5 Menginformasikan aturan tata tertib sekolah 6 Menginformasikan keterlibatan orang tua di rumah 7 Menginformasikan keterlibatan orang tua di sekolah 8 Meminta orang tua untuk mengisi kegiatan di rumah yang telah rutin dilakukan dengan menggunakan blanko yang tersedia di paket penduan orang tua. 9 Menyepakati hari dan tanggal pertemuan wali kelas dengan orang tua selama satu tahun. 10 Menyepakati cara komunikasi dengan orang tua. Misalnya: disampaikan melalui SMS atau telpon; orang tua wajib memberitahu wali kelas jika anaknya berhalangan hadir; sebaliknya wali kelas akan menanyakan kepada orang tua jika anak tidak hadir tanpa pemberitahuan 11 Memfasilitasi pembentukan paguyuban orang tua tingkat kelas yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi kelas orang tua (kelas parenting), dan seksi pentas kelas akhir tahun 12 Mempersilakan ketua paguyuban orang tua untuk meminpin rencana kegiatan orang tua yang terdiri dari kelas orang tua (minimal 2 kali) dan acara pentas kelas pada akhir tahun ajaran. Tabel 3.2 Agenda Pertemuan Wali Kelas dengan Orang Tua pada Hari Pertama Masuk Sekolah
  • 28. 28 BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN Hari/Tanggal Pertemuan : ……………………………………………………… Tempat Pertemuan : ……………………………………………………… Agenda pertemuan : ……………………………………………………… No. Nama anak Nama orang tua/wali Tanda tangan Kelas : ……………………………………………………… Tahun Ajaran : ……………………………………………………… No. Nama anak Nama orang tua/Wali Alamat Narahubung Tabel 3.3 Daftar Hadir Pertemuan Wali Kelas dengan Orang tua/Wali Tabel 3.4 Data Orang tua/Wali
  • 29. 29 BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN Nama Anak : ……………………………………………………… Nama Orang tua/Wali : ……………………………………………………… No. Kegiatan di keluarga Keterlaksanaan sampai saat pertemuan dengan Wali Kelas Ke-1 Ke-2 Ke-2 Ke-4 1 Keluarga terbiasa menjalankan ibadah sesuai dengan tuntunan agama yang dianutnya. 2 Anak terbiasa sarapan/makan sebelum berangkat sekolah 3 Anak terbiasa berpamitan saat mau berangkat sekolah 4 Orang tua selalu memberitahu wali kelas saat anak tidak masuk sekolah (dapat melalui telpon/ SMS atau cara lain) 5 Keluarga memiliki aturan yang disepakati bersama, misalnya memberitahu saat pulang terlambat, menentukan jam belajar, dan lain sebagainya. 6 Orang tua memiliki nomo kontak kepala sekolah, guru/wali kelas, dan ketua komite, yang memungkinkan orang tua segera menghubungi pihak sekolah jika ada sesuatu yang diperlukan. 7 Orang tua menjalin komunikasi positif dengan anak. 8 Keluarga memberi dukungan yang memungkinkan anak belajar di rumah dengan nyaman 9 Keluarga terbiasa melakukan kegiatan bersama. 10 Orang tua selalu hadir pada kegiatan di sekolah. Keterangan: Bubuhi tanda contreng (√) pada kolom kegiatan yang sudah terlaksana dan tanda (⎯) pada kolom kegiatan yang belum terlaksana. b. Pertemuan Lanjutan Wali Kelas dengan Orang Tua/Wali Ini merupakan kelanjutan dari pertemuan wali kelas dengan orang tua/wali pada hari pertama masuk sekolah. Tujuan pertemuan ini adalah memberikan informasi tentang perkembangan anak di sekolah dan juga mengetahui tingkat pemahaman orang tua/wali dalam pengasuhan dan pembimbingan anak di rumah. Tabel 3.5 Kegiatan yang Dilakukan di Rumah
  • 30. 30 BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN Pihak sekolah, dalam hal ini diwakili wali kelas, melakukan pertemuan ini sesuai dengan tabel 3.6. Hari/tanggal pertemuan : ……………………………………………………… Tempat pertemuan : ……………………………………………………… Agenda pertemuan : ……………………………………………………… No. Kegiatan Guru Kelas Keterlaksanaan Ya Tidak 1 Menyiapkan daftar hadir orang tua 2 Memulai pertemuan dengan mengucap salam 3 Menanyakan kabar para orang tua dan mengucapkan terima kasih atas kehadirannya. 4 Menginformasikan perkembangan program sekolah 5 Menanyakan perkembangan dukungan orang tua di rumah 6 Mendiskusikan permasalahan yang dialami para orang tua dalam memberikan dukungan di rumah 7 Memberikan saran kepada orang tua sesuai hasil diskusi 8 Menginformasikan jadwal pertemuan berikutnya 9 Lain-lain Setelah pertemuan dengan wali kelas, jika dimungkinkan, orang tua dapat melanjutkan dengan kegiatan kelas orang tua. 3. Kelas Orang Tua/Wali a. Kelas orang tua adalah wadah bagi orang tua/wali baik orang tua/wali per kelas maupun satu sekolah untuk menambah pengetahuan atau ketrampilan mendidik anak. Kelas orang tua/wali dilaksanakan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun. b. Pertemuan ini diharapkan dapat dihadiri oleh seluruh orang tua/wali c. Pada pertemuan pertama membahas tentang pengasuhan positif dan pada pertemuan kedua membahas tentang mendidik anak di era digital. d. Pada pertemuan selanjutnya, tema dan teknis pelaksanaan dapat disepakati bersama orang tua/wali, sedangkan narasumbernya dapat berasal dari orang tua/wali atau narasumber lain sesuai kesepakatan. e. Tema-tema pendidikan keorangtuaan dapat dilihat di laman sahabat keluarga (sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id) f. Kegiatan pendidikan keorangtua/kewalian dapat dilakukan dalam bentuk seminar, arisan, diskusi mengenai pendidikan orang tua/wali, dan lain-lain yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan yang bersangkutan. 4. Pelibatan Orang Tua/Wali Sebagai Motivator/Inspirator bagi Peserta Didik Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong orang tua/wali yang terpilih untuk hadir memberikan motivasi/inspirasi kepada peserta didik. Orang tua/wali yang terpilih diharapkan dapat membuka pintu interaksi positif antara orang tua/wali terpilih dengan peserta didik. Tabel 3.6 Agenda Pertemuan Ke…Wali Kelas dengan Orang tua/Wali
  • 31. 31 BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian dan kesadaran para orang tua/wali akan peran sentralnya dalam pendidikan anak. Kegiatan ini dapat dijadwalkan pada waktu yang strategis, seperti pada upacara bendera atau pada waktu yang telah disepaketi bersama. Jadwal kegiatan ini dapat disepakati bersama diantara pihak sekolah dan orang tua/wali. Kegiatan ini dapat dijadwalkan satu kali dalam sebulan. 5. Pentas Kelas Akhir Tahun Pentas akhir tahun merupakan ajang unjuk kreativitas peserta didik yang dilaksanakan di akhir tahun ajaran sekolah. Pentas akhir tahun ini dirancang dan dilaksanakan oleh paguyuban orang tua/wali baik di tingkat kelas maupun tingkat sekolah. Kegiatan ini dapat dilakukan setelah selesai ujian akhir semester, pada saat para guru sedang sibuk mengerjakan rapor peserta didik. Tujuan dari pentas akhir tahun adalah: (1) untuk menggembirakan anak setelah mereka selesai ujian; (2) menjadi ajang untuk memberikan apresiasi atas prestasi non-akademik anak, misalnya: peserta didik yang memiliki tingkat kehadiran terbaik, berpakaian paling rapih, menjadi ketua kelas atau pengurus organisasi sekolah lainnya. (untuk mendukung penumbuhan budi pekerti anak); (3) memberikan penghargaan kepada orang tua/wali yang berperan aktif sebagai penggerak dalam kegiatan di sekolah; dan (4) memberikan penghargaan atas kiat hebat orang tua/wali dalam mendukung kemajuan belajar anaknya di rumah. 6. Kegiatan dan/atau Pelibatan Orang Tua/Wali Lainnya Keterlibatan orang tua/wali, antara lain: a) keterlibatan di kelompok/kelas adalah kegiatan yang melibatkan orang tua/wali untuk mengamati kegiatan anak sekaligus membantu pendidik dalam proses pembelajaran di kelompok/kelas. Jenis kegiatan dalam keterlibatan orang tua/ wali antara lain: 1. Melibatkan orang tua/wali untuk ikut serta dalam kegiatan pembelajaran, 2. Melibatkan orang tua/wali untuk memantau pembelajaran; 3. Keterlibatan orang tua/wali dalam program sukarela, belajar di rumah dan lain-lain yang sesuai; 4. Keterlibatan dalam program belajar di rumah. No Indikator Keterlaksanaan Ya Tidak 1 Wali kelas menyelenggarakan pertemuan dengan orang tua/wali sekurang-kurangnya 2 kali setiap semester 2 Wali kelas menghubungi orang tua/wali jika peserta didik tidak hadir tanpa informasi 3 Wali kelas menghubungi orang tua/wali untuk menginformasikan pencapaian positif peserta didik 4 Wali kelas menghubungi orang tua/wali untuk memberikan informasi masalah yang terjadi pada peserta didik 5 Sekolah mendukung dan memfasilitasi kegiatan kelas orang tua/wali 6 Sekolah menyediakan buku bacaan untuk orang tua/wali di perpustakaan/ menyediakan sudut keluarga.
  • 32. 32 BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN D. No Indikator Keterlaksanaan Ya Tidak 7 Sekolah mengundang orang tua/wali yang berkompeten menjadi narasumber untuk memberi motivasi/inspirasi kepada peserta didik pada upacara bendera atau waktu yang disepakati 8 Sekolah mendukung dan memfasilitasi penyelenggaraan pentas kelas pada akhir tahun ajaran. 9 Wali kelas menginformasikan prestasi non-akademik peserta didik yang layak memperoleh penghargaan dari paguyuban orang tua pada acara pentas kelas akhir tahun. Supervisi dan Evaluasi Program Kemitraan 1. Supervisi Supervisi program kemitraan sekolah, keluarga, dan masyarakat adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka memastikan efektivitas pelaksanaan program pendidikan keluarga di sekolah. 2. Evaluasi Evaluasi program kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dilakukan untuk mengetahui efektivitas implementasi program dan kemitraan terhadap pencapaian tujuan, baik di tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat atau komite sekolah. Untuk itu, pihak sekolah sebagai pengendali kemitraan perlu mengembangkan instrumen berdasarkan indikator-indikator yang relevan untuk mengukur ketercapaian tujuan kemitraan yang telah ditetapkan bersama. Selanjutnya dilakukan evaluasi diri mencakup keluarga dan sekolah (Tabel 3.8). a. Evaluasi Diri Keluarga Perubahan perilaku yang diharapkan dari keluarga, khususnya orang tua/wali/wali adalah sebagai berikut: 1) keluarga terbiasa menjalankan ibadah sesuai dengan tuntunan agama yang dianutnya; 2) anak terbiasa sarapan/makan sebelum berangkat sekolah; 3) anak terbiasa berpamitan saat mau berangkat sekolah; 4) orang tua menghubungi wali kelas saat anak tidak dapat masuk sekolah (dapat melalui telpon/SMS atau cara lain); 5) keluarga memiliki aturan yang disepakati bersama (misalnya: memberi tahu saat pulang terlambat, menentukan jam belajar, dll.). 6) orang tua memiliki nomor HP Kepala Sekolah, Wali Kelas, dan Ketua Komite sehingga dapat menghubungi sewaktu-waktu diperlukan); 7) orang tua menjalin komunikasi positif dengan anak; 8) keluarga memberi dukungan yang memungkinkan anak belajar di rumah dengan nyaman (tidak melakukan aktivitas yang mengganggu); 9) keluarga terbiasa melakukan kegiatan bersama (ibadah, makan, olahraga, rekreasi); 10) orang tua hadir pada kegiatan di sekolah (sesuai program yang disepakati). Tabel 3.7 Indikator Perlibatan Keluarga di Sekolah
  • 33. 33 BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN b. Evaluasi Diri Satuan Pendidikan Evaluasi diri ini dilakukan secara jujur sesuai kondisi yang terjadi di sekolah karena hasilnya bermanfaat untuk kepentingan sekolah sebagai dasar pembinaan. Evaluasi diri yang dilakukan satuan pendidikan terdiri dari evaluasi pelaksanaan pendidikan keluarga dan penumbuhan budi pekerti. Instrumen evaluasi diri dapat dilengkapi dengan keterangan faktor pendukung dan penghambat dalam prosesnya, sehingga dapat ditelaah apa hal yang mendukung atau menghambat terhadap keterlaksanaan program pendidikan keluarga. Hasilnya digunakan sebagai bahan evaluasi untuk penetapan target dan rencana kerja untuk periode selanjutnya. Indikator pelaksanaan pendidikan keluarga ditinjau dari perubahan yang diharapkan terjadi di satuan pendidikan adalah sebagai berikut: 1) sekolah menyelenggarakan pertemuan dengan orang tua/wali sekurang-kurangnya 2 (dua) kali setiap semester; 2) wali kelas menghubungi orang tua/wali saat diketahui anak tidak hadir tanpa informasi (melalui SMS atau media lainnya); 3) wali kelas menghubungi orang tua/wali untuk menginformasikan pencapaian positif anak (melalui SMS atau media lainnya); 4) wali kelas menghubungi orang tua/wali untuk memberikan informasi masalah yang terjadi pada anak (melalui SMS atau media lainnya); 5) sekolah mendukung dan memfasilitasi kegiatan kelas orang tua; 6) sekolah menyediakan buku bacaan untuk orang tua/wali di perpustakaan (menyediakan sudut keluarga); 7) sekolah mengundang orang tua/wali tertentu untuk menjadi narasumber yang memberi motivasi/inspirasi kepada anak pada upacara bendera sebulan sekali; 8) sekolah mendukung dan memfasilitasi penyelenggaraan pentas kelas pada akhir tahun ajaran; dan 9) wali kelas memberikan informasi kepada paguyuban orang tua/wali tentang prestasi non-akademik anak yang pantas memperoleh penghargaan pada acara pentas kelas akhir tahun ajaran. Sekolah dapat meningkatkan dan menggubah pelibatan keluarga sesuai kondisi masing-masing. Sedangkan satuan pendidikan non-formal dapat menyesuaikan dengan jenis program dan layanan pendidikan yang diberikan. No. Indikator Keterlaksanaan Ya Tidak 1 Penyambutan kedatangan peserta didik 2 Orang tua/wali mengantar pada hari pertama masuk sekolah 3 Berdoa sebelum dan sesudah hari pembelajaran 4 Menyanyikan lagu wajib sesudah berdoa sebelum memulai hari pelajaran 5 Menyanyikan lagu daerah sebelum berdoa mengakhiri hari pembelajaran 6 Pembiasaan beribadah bersama sesuai agamanya 7 Peringatan hari-hari besar keagamaan 8 Upacara bendera setiap hari senin 9 Upacara bendera pada hari besar nasional 10 Turut berpartisipasi dalam peringatan hari keluarga nasional
  • 34. 34 BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN No. Indikator Keterlaksanaan Ya Tidak 11 Mengucapkan salam, senyum, atau sapaan saat bertemu orang di satuan pendidikan 12 Melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah minimal sebulan sekali 13 Tersedia kotak sampah di setiap ruang kelas atau dekat ruang kelas 14 Tersedia sanitasi air bersih dan fasilitas MCK 15 Peserta didik melaksanakan piket kebersihan kelas 16 Pembiasaan antre 17 Memiliki taman yang terawatt 18 Memiliki system pengelolaan sampah 19 Memiliki kantin sehat 20 Memiliki prosedur keselamatan dalam kondisi darurat 21 Ceramah dari narasumber berbagai profesi, minimal sebulan sekali yang diadakan setelah upacara bendera. Tabel 3.8 Indikator Penumbuhan Budi Pekerti
  • 35. 35 BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
  • 36. 36 BAB III: STRATEGI PELAKSANAAN KEMITRAAN
  • 37. 37 BAB IV: PEMBINAAN KEMITRAAN BAB IV: PEMBINAAN KEMITRAAN Pembinaan secara berjenjang dan struktural dilakukan dinas pendidikan kabupaten/kota, dinas pendidikan provinsi dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sedangkan secara non- struktural dapat dilakukan oleh organisasi pegiat pendidikan dan masyarakat. Pembinaan oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota dan Provinsi Dalam konteks pembinaan pendidikan dasar dan menengah, dinas pendidikan kabupaten/ kota melakukan pembinaan program kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat pada pendidikan dasar (sekolah dasar dan sekolah menengah pertama). Sedangkan dinas pendidikan provinsi melakukan pembinaan program kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat pada jenjang pendidikan menengah (sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan. Dinas pendidikan kabupaten/kota dan provinsi melakukan supervisi untuk memberikan bimbingan, arahan dan pembinaan, serta pendampingan terhadap sekolah untuk meningkatkan kinerja, khususnya berkaitan dengan kemitraan, dengan memanfaatkan data hasil pengisian instrumen evaluasi diri yang dilaporkan pihak sekolah. Berdasarkan data tersebut, dinas pendidikan kabupaten/kota dan provinsi melakukan evaluasi guna menyusun rencana pembinaan ke depan. Evaluasi pelaksanaan pembinaan sekurang-kurangnya dilakukan satu kali dalam satu tahun pembelajaran. Pembinaan dilakukan melalui proses pengawasan yang dalam hal ini dilakukan oleh pengawas sekolah serta pejabat dan staf dinas pendidikan kabupaten/kota dan provinsi. Pembinaan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam hal ini Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Ditjen PAUD dan Dikmas, mempunyai tugas dan fungsi untuk menyusun Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) penyelenggaraan pendidikan keluarga di satuan pendidikan pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan, kecuali pendidikan tinggi. Kebijakan berupa NSPK tersebut disosialisasikan melalui berbagai bentuk dan tahapan kegiatan, mulai dari tingkat provinsi sampai dengan tingkat satuan pendidikan. Bentuk dan tahapan kegiatan yang dilakukan, antara lain: 1. Pelatihan calon pelatih tingkat kabupaten/kota dan provinsi; dan 2. Bimbingan teknis penyelenggaraan pendidikan keluarga bagi pelaku pendidikan. Semua kegiatan tersebut dipantau secara berkala dan dievaluasi pada setiap akhir tahun berjalan. A. B.
  • 38. 38 BAB IV: PEMBINAAN KEMITRAAN
  • 39. 39 BAB V: PENUTUP BAB V: PENUTUP Petunjuk Teknis Kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat ini disusun sebagai acuan dalam menyelenggarakan program kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat agar penyelenggaraannya dapat dilaksanakan sesuai dengan rambu-rambu yang telah dirumuskan. Pada akhirnya, dengan menerapkan pendidikan keluarga di sekolah, berbagai permasalahan tentang anak diharapkan dapat difasilitasi dan dipecahkan dengan baik melalui keterlibatan semua unsur. Hal ini dapat mendorong orang tua dan masyarakat untuk lebih terlibat dalam pendidikan yang baik bagi anak.