1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal
31 ayat (3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanat
tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
1
2. pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian
tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang
kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2017/2018
memenuhi kedua dimensi tersebut.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia.
Kurikulum 2013 SDN 2 Sinanggul UPT Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga, dikembangkan sebagai perwujudan dari kurikulum
pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini disusun oleh satu tim
penyusun yang terdiri atas unsur sekolah dan komite sekolah di bawah
koordinasi dan supervisi Kepala dengan bimbingan nara sumber dari Kasi
Dikdas, Kepala UPT Pendidikan, dan para Pengawas SD UPT Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Jepara.
Pengembangan Dokumen Kurikulum Sekolah Dasar yang beragam
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian
2
3. tujuan pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar
isi, proses, kelulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan
standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Kelulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Kewenangan sekolah dalam menyusun Dokumen Kurikulum
memungkinkan sekolah meneyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa,
keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah dan atau
sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-
hal yang diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, metode, pendekatan,
model pembelajaran, dan penilaian keberhasilan belajar siswa serta
supervisi keberhasilan guru dalam mengajar.
B. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan
dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
3
4. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia
tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65
tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini
dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki
kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat
di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC),
dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait
dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
4
5. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International
Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa
capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali
laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain
banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat
dalam kurikulum Indonesia.
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut:
1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan
terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-
lingkungan alam, sumber/ media lainnya);
3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring
(peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja
yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains);
5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
5
6. 6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia;
7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan
(users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap peserta didik;
8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai
daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan
pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan
tata kelola sebagai berikut:
1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang
bersifat kolaboratif;
2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan
(educational leader); dan
3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan
proses pembelajaran.
6
7. e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan
materi yang relevan bagi peserta didik.
C. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual
dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar;
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti;
7
8. 7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched)
antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).
D. Landasan Penyusunan Kurikulum
1. UU. No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
1.1 Pasal 36 ayat 2:
“Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik.”
1.2 Pasal 38 ayat 2:
“Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai
dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan
dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota
untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.”
2. Permen Diknas No. 6 tahun 2007 : Perubahan Permen No. 24 tahun
2006 yang berbunyi :
“Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model
kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah yang
disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional bersama dengan unit terkait. ”
8
9. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia
Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
IndonesiaNomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur
Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
E. KERANGKA DASAR KURIKULUM
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum,
proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar,
hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di
sekitarnya.
9
10. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat
digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat
menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut,
Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
a) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini
menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya
bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan
bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum,
hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan
pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa
menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan
kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan
luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa
10
11. depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang
peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan
di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi
kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah
suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna
terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya
dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan
fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam
kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya,
dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual
dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi
ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan
pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
11
12. Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang
sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan
intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan
berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan
filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi
peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi
penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di
atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam
beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi
inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
2. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
12
13. standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta
didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru
(taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2)
pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta
didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi
hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik
menjadi hasil kurikulum.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan
13
14. yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional; dan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
F. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Dokumen Kurikulum SDN 2 Sinanggul dikembangkan dengan mengacu
pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), berpedoman
pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BNSP, serta
memperhatikan pertimbangan komite sekolah. Berdasarkan ketentuan
tersebut, Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi serta
Panduan Penyusunan Kurikulum 2013 yang disusun oleh Kemendikbud.
maka prinsip pengembangan Kurikulum adalah sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan
kepentingan peserta didik dilingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dan
berkarakter. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
14
15. pengembangan potensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuahan, dan kepentingan peserta didik, serta
tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan
pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan bertagam karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni
Kurikulum dikembangan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis.
Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman
belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembang kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholder) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan
15
16. kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademin, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antar unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan
daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi dan memperdayakan sejalan dengan motto
Bhinika Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
16
17. Sedangkang prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum
baru 2013 di SDN 2 Sinanggul adalah sebagai berikut :
1. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajarmenjadi belajar
berbasis aneka sumberbelajar;
3. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah;
4. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
5. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. daripembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills);
9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan Dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjanghayat;
10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11. pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
17
18. masyarakat;
12. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
14. Pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang
budayapesertadidik.
18
19. BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dna keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
B. Tujuan Pendidikan Dasar
Adapun tujuan umum pendidikan dasar adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sejalan dengan
tujuan tersebut, maka pada tanggal 16 Juni 2012, berdasarkan rapat dewan
guru beserta komite sekolah SDN 2 Sinanggul, dan koordinasi dengan
19
20. pihak-pihak terkait (Stake holder) merumuskan visi sekolah. Untuk
selanjutnya, semua pemegang kepentingan dapat memegang komitmen
terhadap visi yang telah disepakati bersama.
C. Visi Sekolah
“UNGGUL DALAM PRESTASI, BERPIJAK PADA IMTAQ DAN IPTEK”
Untuk mencapai visi sebagaimana tertuang di atas, juga dirumuskan
misi dan pelaksanaannya untuk jangka pendek dan jangka menengah,
supaya pelaksanaannya lebih sistematik dan terarah.
D. Misi Sekolah
Menjalankan sistem pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan melalui bimbingan yang terpadu sehingga lulusannya
mempunyai daya saing yang tinggi
Menumbuh kembangkan penghayatan dan pengalaman agama sebagai
landasan berpikir, berucap, dan bertindak
Menerapkan manajemen partisipasi dengan mengembangkan jaringan
kemitraan, yang melibatkan warga sekolah dan masyarakat ( Komite
Sekolah, Toga, Toma, Toda, Pemerintah )
Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya,
sehingga dapat dikembangkan secara sempurna.
E. Tujuan Sekolah
20
21. 1. Meningkatkan output yang dapat diterima di sekolah harapan siswa dan
orang tua
2. Membantu siswa yang keluar dapat membaca tahlil sesuai budaya
lingkungan sekitar
3. Membiasakan diri hidup yang berkepribadian luhur sesuai harapan ke
dua oorang tua, masyarakat, dan agama
4. Mengantar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai usia anak
5. Mengantarkan anak memiliki kepercayaan diri dalam segala hal
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. STRUKTUR KURIKULUM
21
22. 1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik
pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan;
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 1: Kompetensi Inti Kelas I, II, dan III Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
KOMPETENSI INTI
KELAS I
KOMPETENSI INTI
KELAS II
KOMPETENSI INTI
KELAS III
1. Menerima dan
menjalankan ajaran
agama yang
dianutnya
1. Menerima dan
menjalankan ajaran
agama yang
dianutnya
1. Menerima dan
menjalankan ajaran
agama yang
dianutnya
2. Memiliki perilaku
jujur, disiplin,
tanggung jawab,
santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman,
2. Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin,
tanggung jawab,
santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan
2. Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru
dan tetangganya
22
23. KOMPETENSI INTI
KELAS I
KOMPETENSI INTI
KELAS II
KOMPETENSI INTI
KELAS III
dan guru guru
3. Memahami
pengetahuan faktual
dengan cara
mengamati
[mendengar,
melihat, membaca]
dan menanya
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di
rumah dan di
sekolah
3. Memahami
pengetahuan faktual
dengan cara
mengamati
[mendengar, melihat,
membaca] dan
menanya
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di rumah
dan di sekolah
3. Memahami
pengetahuan faktual
dengan cara
mengamati
[mendengar, melihat,
membaca] dan
menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di rumah
dan di sekolah
23
24. KOMPETENSI INTI
KELAS I
KOMPETENSI INTI
KELAS II
KOMPETENSI INTI
KELAS III
4. Menyajikan
pengetahuan faktual
dalam bahasa yang
jelas dan logis,
dalam karya yang
estetis, dalam
gerakan yang
mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan
perilaku anak
beriman dan
berakhlak mulia
4. Menyajikan
pengetahuan faktual
dalam bahasa yang
jelas dan logis, dalam
karya yang estetis,
dalam gerakan yang
mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan
perilaku anak
beriman dan
berakhlak mulia
4. Menyajikan
pengetahuan faktual
dalam bahasa yang
jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia
Tabel 2: Kompetensi Inti Kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
KOMPETENSI INTI
KELAS IV
KOMPETENSI INTI
KELAS V
KOMPETENSI INTI
KELAS VI
1. Menerima,
menjalankan, dan
menghargai ajaran
agama yang
dianutnya
1. Menerima,
menjalankan, dan
menghargai ajaran
agama yang
dianutnya.
1. Menerima,
menjalankan, dan
menghargai ajaran
agama yang dianutnya.
24
25. KOMPETENSI INTI
KELAS IV
KOMPETENSI INTI
KELAS V
KOMPETENSI INTI
KELAS VI
2. Menunjukkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, santun,
peduli, dan percaya
diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman,
guru, dan
tetangganya
2. Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin,
tanggung jawab,
santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman,
guru, dan
tetangganya serta
cinta tanah air.
2. Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru,
dan tetangganya serta
cinta tanah air.
3. Memahami
pengetahuan faktual
dengan cara
mengamati dan
menanya
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di
rumah, di sekolah
dan tempat bermain
3. Memahami
pengetahuan faktual
dan konseptual
dengan cara
mengamati,
menanya dan
mencoba
berdasarkan rasa
ingin tentang dirinya,
makhluk ciptaan
Tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di
rumah, di sekolah
dan tempat bermain
3. Memahami
pengetahuan faktual
dan konseptual dengan
cara mengamati,
menanya dan mencoba
berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di rumah,
di sekolah dan tempat
bermain
25
26. KOMPETENSI INTI
KELAS IV
KOMPETENSI INTI
KELAS V
KOMPETENSI INTI
KELAS VI
4. Menyajikan
pengetahuan faktual
dalam bahasa yang
jelas, sistematis dan
logis, dalam karya
yang estetis, dalam
gerakan yang
mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan
perilaku anak
beriman dan
berakhlak mulia
4. Menyajikan
pengetahuan faktual
dan konseptual dalam
bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan
kritis, dalam karya
yang estetis, dalam
gerakan yang
mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan
perilaku anak
beriman dan
berakhlak mulia
4. Menyajikan
pengetahuan faktual
dan konseptual dalam
bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan
kritis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia
Keterangan: Pada tahun pelajaran 2017/2018 yang melaksanakan kurikulum
2013 (baru) adalah kelas I, II, IV dan kelas V
2. Struktur Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata Pelajaran dan alokasi waktu
yang sesuai dengan karakteristik SDN 2 Sinanggul. Susunan matapelajaran
dan alokasi waktu untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana
tabel berikut.
Tabel 3: Mata pelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
MATAPELAJARAN ALOKASI WAKTU PER
MINGGU
I II III IV V VI
Kelompok A
26
27. 1. Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti
4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaran
5 5 6 4 4 4
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
4 4 4 4 4 4
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER
MINGGU
30 32 34 36 36 36
Keterangan:
• Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah.
• Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur
kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan
Sekolah, dan Palang Merah Remaja.
• Kegiatan ekstra kurikuler seperti Pramuka (terutama), Unit Kesehatan
Sekolah, Palang Merah Remaja, dan yang lainnya adalah dalam rangka
mendukung pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik,
terutamanya adalah sikap peduli. Disamping itu juga dapat dipergunakan
sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan
maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam
ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat
27
28. dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler. Matapelajaran Kelompok
A adalah kelompok matapelajaran yang kontennya dikembangkan oleh
pusat. Matapelajaran Kelompok B yang terdiri atas matapelajaran Seni
Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
adalah kelompok matapelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat
dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.
• Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi
dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara
terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan
pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
• Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per
minggu untuk tiap matapelajaran adalah relatif. Guru dapat
menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik dalam pencapaian
kompetensi yang diharapkan.
• Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah
minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
• Khusus untuk matapelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Ibtidaiyah
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh
Kementerian Agama.
• Pembelajaran Tematik-Terpadu
28
29. B. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum SDN 2 Sinanggul meliputi sebagai berikut.
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil.
Untuk kurikulum SD/MI organisasi Kompetensi Dasar kurikulum
dilakukan melalui pendekatan terintegrasi (integrated curriculum).
Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi
Dasar mata pelajaran yang mengintegrasikan konten mata pelajaran
IPA dan IPS di kelas I, II, dan III ke dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini
maka struktur Kurikulum SD/MI menjadi lebih sederhana karena jumlah
mata pelajaran berkurang.
Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat
diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar
muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya dan keterampilan,
serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan
dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran,
penyederhanaan dilakukan juga terhadap Kompetensi Dasar setiap
29
30. mata pelajaran. Penyederhanaan dilakukan dengan menghilangkan
Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan
antarmata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak
sesuai dengan usia perkembangan psikologis peserta didik.
Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum
dan memiliki Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses
pembelajaran Kompetensi Dasar IPA dan IPS, sebagaimana
Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam
berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua
Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam
berbagai tema.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya pada kurikulum 2013
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran seni budaya dan prakarya,
tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada,
sedangkan pelaksanaannya menggunakan materi berdasarkan SK
Gubernur Jawa Tengah Nomor: 895.5/01.2005 tanggal 23 Februari
2005 tentang Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa tahun 2004 untuk
jenjang Pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs dan
SMA/SMALB/SMK/MA Negeri atau Swasta sebagai Mulok wajib di
30
31. Provinsi Jawa tengah adalah Bahasa Jawa. Sekolah diberi keleluasaan
menambah Mulok lain selama tidak melebihi beban mengajar
maksimal.
Kurikulum SDN 2 Sinanggul memuat 3 (tiga) muatan lokal, yaitu:
a. Muatan Lokal Bahasa Jawa (Mulok Provinsi);
Pembelajaran Bahasa Jawa dilaksanakan bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa Jawa;
2) Memiliki kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra Jawa;
3) Memiliki tanggung jawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya
Jawa sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional;
4) Mengembangkan keterampilan sesuai karakteristik daerah Jawa
Tengah sebagai daerah industri dan wisata.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Muatan Lokal Lokal Bahasa Jawa meliputi aspek-
aspek sebagai berikut:
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
b. Muatan Lokal Bahhasa Inggris (Mulok Kabupaten).
31
32. Muatan Lokal Bahasa Inggris bertujuan untuk mengem-bangkan
kompetensi dan membekali siswa dalam berkomunikasi dengan
bahasa inggris sebagai bahasa Internasional di era global.
c. Tata Boga ( Mulok Sekolah )
Keunggulan lokal dan global pada SD Negeri 2 Sinanggul memilih
tata boga sebagai materi keunggulan atau Mulok Sekolah yang
harus dikuasai siswa. Pemilihan tata boga ini didasarkan pada
banyaknya pengrajin rumahan untuk mendirikan catering sebagai
usaha tambahan penghasilan, sehingga pengetahuan dasar tentang
tata boga sebagai muatan lokal sekolah diajarkan untuk bekal hidup
dikemudian hari dan mampu menghadapi tantangan global di bidang
boga.
Tujuan :
a. Memperkenalkan kepada siswa tentang Tata boga
b. Membekali siswa menghadapi tantangan global di bidang boga
c. Memberikan pengetahuan penggalian tentang tata boga
Kompetensi :
Kompetensi siswa yang berkaitan dengan tata boga dalam
pengembangan keunggulan lokal dan global sebagaimana tercantum
dalam tabel 5.
Tabel 5
Standar Kompetensi Keunggulan Lokal dan Global
( Tata Boga )
32
33. N
o
Kelas
Semeste
r
Kompetensi Minimal
1 I 1 Mengenal boga .
2 Menyebutkan nama nama boga
2 II 1 Menyebut manfaat boga
2 Membuat kliping boga
3 III 1 Mengenal boga Nusantara
2 Melakukan Praktik boga
4 IV 1
Mengenal dan membedakan macam-macam
boga Nusantara
2 Mengenal dan membedakan boga dunia
5 V 1 Mempraktekan boga Nusantara
2 Mempraktekan boga dunia
6 VI 1 Pemasaran boga
2 Managemen boga
C. Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang
harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan di SD Negeri 02
Pekiringanalit sebagai berikut.
a. Pengembangan Diri
Bidang Agama Islam (PDBAI)
33
34. Pengembangan Diri Bidang Agama Islam bertujuan untuk:
1) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami
agama Islam;
2) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pengamalan agama
Islam;
3) Membiasakan peserta didik untuk bersikap sesuai dengan norma-
norma agama Islam;
4) Melatih peserta didik untuk melaksanakan dan melestarikan tradisi
ritualitas agama di tingkat lokal.
Cakupan materi pengembangan diri bidang agama Islam, meliputi:
Pengayaan dan penajaman materi yang terdapat dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (berorientasi pada Kompetensi
Konseptual/Kognitif)
Peragaan/praktik keagamaan secara intensif (berorientasi pada
Kompetensi Kinestetik/Psikomotor)
Pembiasaan nilai-nilai keagamaan yang berorientasi pada
performance dan kepribadian siswa, seperti cara berpakaian secara
islami bagi siswa muslim setiap hari (berorientasi pada Kompetensi
Sikap/Afektif)
Pembiasaan sholat berjamaah, membaca Al quran, membaca
Asmaul Husna.
b. Kepramukaan
Pengembangan diri kepramukaan bertujuan:
34
35. 1. Melatih peserta didik berorganisasi;
2. Melatih peserta didik menjadi pemimpin yang handal;
3. Melatih peserta didik hidup mandiri;
4. Melatih peserta didik untuk terampil dan memiliki jiwa solidaritas
yang tinggi;
5. Melatih peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang cepat dan
tepat serta beresiko minimal.
c. Olahraga
Pengembangan diri bidang olahraga bertujuan:
1. Mengembangkan minat dan bakat dalam cabang olahraga;
2. Meningkatkan prestasi olahraga.
d. Seni Rebana
Pengembangan diri bidang ini bertujuan:
1) Melatih siswa memainkan Alat Musik Rebana
2) Mengembangkan minat dan bakat siswa pada Musik Islami
3) Melatih siswa berkolaborasi dalam menampilkan berbagai alat musik
rebama.
Mekanisme pelaksanaan
Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan di luar jam pembelajaran
(ekstrakurikuler), dibimbing dan dibina oleh guru-guru.
Jadwal kegiatan
No Nama Kegiatan Hari Waktu
1 Pengembangan Diri Bidang
Agama Islam
Kamis Pukul 12.25 – 13.00
WIB
35
36. 2 Pramuka Jumat Pukul 14.30 – 17.00
WIB
3 Olah Raga Kamis, Jumat Pukul 14.30 – 17.00
WIB
4 Kesenian Selasa, Sabtu Pukul 14.30 – 17.00
WIB
Kegiatan Pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada
sekolah dan orang tua dalam bentuk kualitatif seperti berikut:
Kategori Keterangan
A Sangat Baik
B Baik
C Cukup
D Kurang
Kegiatan Pengembangan Diri Tidak Terprogram
Kelas I sampai dengan kelas VI
Kegiatan Rutin
Kegiatan Spontan
:
:
Melaksanakan upacara bendera di hari Senin.
Membaca Asmaul husna setiap pagi
Melaksanakan kegiatan senam bersama setiap
hari Sabtu.
Melaksanakan kegiatan jumat bersih dan jumat
sehat tiap hari Jumat.
Melaksanakan kegiatan gosok gigi secara rutin
setiap selesai pelajaran penjaskes.
Melaksanakan kebersihan lingkungan kelas,
halaman setiap hari.
Melaksanakan 4 S ( Senyum, Salam, Sapa dan
Salaman ) dengan senyuman, mengucapkan
36
37. Kegiatan
Keteladanan :
salam, menyapa dengan sopan santun dan
bersalaman kepada Guru dan sesama siswa .
Pemakaian seragam secara lengkap dan tutur
kata yang sopan sesama teman dan dengan
guru atau karyawan.
Kegiatan Pengembangan Diri Terprogram
Kelas I, II dan III
Kelas IV, V dan VI
:
:
Mengadakan kegiatan ekstra kurikuler diantaranya:
Seni Tari, Seni Lukis.
Mengadakan kegiatan ekstra kurikuler diantaranya:
Seni Tari, Seni Lukis, Rebana, Pramuka, Olah
Raga dan MTQ.
D. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta
didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan dalam
jam pembelajaran per minggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pembelajaran.
37
38. b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pembelajaran.
c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pembelajaran.
d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam
pembelajaran.
Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling
sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu.
4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu
dan paling banyak 16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan
paling banyak 40 minggu.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah
Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk
mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif.
Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari
proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu
latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi.
Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru
dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan
mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di
lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya
38
39. jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil
belajar.
E. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran ditentukan oleh semua guru kelas
dan guru mata pelajaran dengan mempertimbangkan materi esensial,
kompleksitas, intake siswa, dan daya dukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Ketuntasan belajar masing-masing mata pelajaran yang
dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada kurikulum
2013 diatur dengan cara menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat
Kompetensi dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata
pelajaran;
Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SD Negeri 02 Pekiringanalit
tahun 2017/2018 khusus pada kelas I, II, IV, dan V ditentukan sesuai
dengan tema yang ada di kelas I, II, IV, dan Kelas V:
F. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Kenaikan kelas dan kelulusan dilaksanakan pada setiap akhir tahun
pelajaran.
1. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun belajar. Kriteria
kenaikan oleh masing-masing direktorat teknis terkait.
a. Kriteria Kenaikan Kelas
39
40. • Nilai rapor diambil dari nilai pengamatan, nilai ulangan harian, nilai
tugas atau pekerjaan rumah, ulangan tengah semester dan nilai
ulangan akhir semester dijumlahkan untuk mencari nilai rata-rata
setiap siswa dalam satu mata pelajaran, yang sesuai dengan
Standard Ketuntasan Belajar (SKB) atau KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) di SDN 2 Sinanggul.
• Memiliki rapor di kelasnya masing-masing.
b. Penentuan Kenaikan Kelas
• Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam
suatu rapat dewan guru dengan mempertimbangkan nilai yang
diperoleh, dengan nilai KKM, dan penilaian sikap, budi pekerti
serta kehadiran siswa yang bersangkutan.
• Siswa dinyatakan naik kelas bila nilai semua mata pelajaran lebih
besar atau sama dengan KKM setiap mata pelajaran.
• Siswa dinyatakan naik kelas bersyarat bila ada maksimal 3 mata
pelajaran memiliki nilai dibawah KKM.
• Siswa dinyatakan tidak naik kelas bila memiliki nilai dibawah KKM
lebih dari 3 mata pelajaran.
• Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik ke
kelas ......
• Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang di kelasnya.
2. Kelulusan dan Penentuan Kelulusan
a. Kelulusan.
40
41. Sesuai dengan ketentuan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 72 ayat (1),
peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada
pendidikan dasar dan menengah setelah:
• Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
• Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok
mata pelajaran estetika dan. kelompok mata pelajaran jasmani,
olah raga, dan kesehatan.
• Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi.
• Lulus Ujian Sekolah dan Ujian Nasional.
b. Penentuan Kelulusan.
• Kriteria Kelulusan.
Hasil ujian dituangkan ke dalam blanko daftar nilai hasil ujian,
dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan
kelulusan dengan kriteria sebagai berikut:
Memiliki rapor kelas VI.
Telah mengikuti ujian dan memiliki nilai untuk seluruh mata
palajaran yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata
pelajaran sama dengan kriteria kelulusan.
• Penentuan Kelulusan.
41
42. Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam
suatu rapat dewan guru dengan mempertimbangkan nilai
rapor, nilai ujian sekolah, sikap / perilaku / budi pekerti siswa
yang bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan minimal
sama dengan kriteria kelulusan yang sudah ditentukan.
Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk
seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian,
kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata
pelajaran jasmani,olah raga dan kesehatan.
Lulus ujian sekolah untuk semua mata pelajaran, dan
Lulus Ujian Nasional untuk mata pelajaran yang di UN kan.
Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah dan rapor sampai
dengan semester 2 kelas VI Sekolah Dasar.
Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan
mengulang di kelas akhir.
c. Standar minimal kelulusan
1. Standar minimal kelulusan SDN 2 Sinanggul Ujian Nasional (UN)
sebagai berikut:
Angka Huruf
1 Bahasa Indonesia 3,75 Tiga koma tujuh lima
2 Matematika 2,25 Dua koma dua lima
3 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 3,50 Tiga koma lima puluh
Rata-rata 3,17 Empat koma lima tiga
Standar Minimal Kelulusan
No Mata Pelajaran
42
43. Catatan: Bila Ujian Nasional masih dilaksanakan oleh Pemerintah
2. Standar miimal kelulusan SDN 2 Sinanggul Ujian Akhir Sekolah (US)
sebagai berikut:
Angka Huruf
Pendidikan Agama 70,00 Tujuh puluh koma nol nol
Pendidikan Kewarganegaraan 70,00 Tujuh puluh koma nol nol
Bahasa Indonesia 70,00 Tujuh puluh koma nol nol
Matematika 65,00 Enam puluh lima koma nol nol
I P A 70,00 Tujuh puluh koma nol nol
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 70,00 Tujuh puluh koma nol nol
Seni Budaya dan Keterampilan 75,00 Tujuh puluh lima koma nol nol
Pendidikan Jasmani dan Olahraga 75,00 Tujuh puluh lima koma nol nol
Bahasa Jawa 65,00 Enam puluh lima koma nol nol
Bahasa Inggris 65,00 Enam puluh lima koma nol nol
Tata Boga 70,00 tujuh puluh koma nol nol
Rata-rata 69,55 Enam koma s em bilan s atu
Mata Pelajaran
3. Strategi Penanganan Siswa yang Tinggal Kelas dan Belum Lulus
Siswa yang tinggal kelas dan belum lulus ditangani dengan cara:
• Mengulang di kelas lama dengan diberi materi tambahan pelajaran
secara mandiri, dan disarankan mengikuti bimbingan belajar di
rumah.
• Mengulang di kelas lama (VI) atau berusaha mengikuti kejar paket A
dan atau pelayanan lain secara khusus.
G. Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan Kecakapan Hidup adalah pendidikan menyangkut tentang
kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan atau
kecakapan vokasional. Pendidikan Kecakapan Hidup yang diterapkan di
SDN 2 Sinanggul merupakan integrasi dari pendidikan semua mata
pelajaran dan atau pemberian paket, modul yang disampaikan secara
khusus. Pendidikan Kecakapan Hidup dapat juga diperoleh peserta didik
dari suatu pendidikan formal lain atau dari non formal. Pelaksanaan
43
44. Pendidikan Kecakapan Hidup di SDN 2 Sinanggul lebih cenderung ke materi
Pendidikan Lingkungan Hidup (kerindangan), yang cenderung mengarah ke
kecakapan sosial, yang disampaikan dengan cara integrasi.
H. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global adalah pendidikan
yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global
dalam aspek Ekonomi, Budaya, Bahasa, Teknologi Informasi dan
Komunikasi, Ekologi, dan lainnya yang semua bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik.
Adapun Pendidikan Berbasis keunggulan lokal dan global
pelaksanaannya di SDN 2 Sinanggul adalah :
1. Melatih kepekaan terhadap sikap sosial kemasyarakatan.
2. Melatih anak mengembangkan imajinasi.
3. Melatih mengenal keunggulan-keunggulan lokal yang ada di wilayah
kabupaten Jepara.
4. Melatih keterampilan siswa menemukan bakat keahliannya.
5. Melatih kepedulian, merawat, memelihara dan melestarikan lingkungan.
6. Melatih anak menjelajahi dunia maya / internet untuk mencari informasi
global yang positif.
I. Pendidikan Karakter Bangsa
Pendidikan karakter bangsa di SDN 2 Sinangguldi integrasikan pada
semua pembelajaran, diantaranya :
44
45. KELA
S
Karakter Siswa Yang di harapkan
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
Dapat dipercaya, Rasa Hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung
Jawab, Berani, Integritas,Peduli, Jujur, dan kewarganegaraan
Dapat dipercaya, Rasa Hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung
Jawab, Berani, Integritas,Peduli, Jujur, dan kewarganegaraan
Dapat dipercaya, Rasa Hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung
Jawab, Berani, Integritas,Peduli, Jujur, dan kewarganegaraan
Dapat dipercaya, Rasa Hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung
Jawab, Berani, Integritas,Peduli, Jujur, dan kewarganegaraan
Dapat dipercaya, Rasa Hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung
Jawab, Berani, Integritas,Peduli, Jujur, dan kewarganegaraan
Dapat dipercaya, Rasa Hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung
Jawab, Berani, Integritas,Peduli, Jujur, dan kewarganegaraan
45
46. BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender Pendidikan kami susun berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia dan Keputusan Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jepara sebagai berikut.
1) Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
125/U/2002 tentang Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar Efektif di
Sekolah;
2) Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Nomor 420/02945/2017 tentang
Pedoman Penyususnan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2017/2018;
Kurikulum tingkat satuan pendidikan SDN 2 Sinanggul diselenggarakan
dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun pelajaran. Kalender
Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup antara lain : (1) Minggu
46
47. Efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan, (2) Jam Efektif adalah jumlah jam
pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh
mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri, (3) Hari Libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak
diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang
dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar
semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum
termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
A. Alokasi Waktu
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera
pada tabel berikut:
No
.
Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1
Minggu efektif
belajar
Minimum 34 minggu
dan
Maksimum 38
minggu
Digunakan untuk kegiatan
pembelajaran efektif pada setiap
satuan pendidikan
2
Jeda tengah
semester
- -
3 Jeda antar semester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II
4
Libur akhir tahun
pelajaran
Maksimum 3
minggu
Digunakan untuk penyiapan
kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun pelajaran
5 Hari libur
keagamaan
2 - 4 hari Daerah khusus yang memerlukan
libur keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif
47
48. No
.
Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
belajar dan waktu pembelajaran
efektif
6
Hari libur umum/
nasional
Maksimum 2 hari
Disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah
7 Hari libur khusus Maksimum 1 hari
Untuk satuan pendidikan sesuai
dengan ciri kekhususan masing-
masing
B. Penetapan Kalender Pendidikan
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir
pada bulan Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional, dan atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari
raya keagamaan, Kepala Daerah Kabupaten atau Kota, dan atau
organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur
khusus.
3. Pemerintah Pusat atau Provinsi atau Kabupaten atau Kota dapat
menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
4. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh
masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu
sebagaimana tersebut pada dokumen ini dengan memperhatikan
ketentuan dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
Mengacu pada Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar Efektif
Tahun Pelajaran 2017/2018 yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan
48
49. Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, maka Kalender Pendidikan yang
berlaku di SDN 2 Sinanggul ditetapkan sebagai berikut:
KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Bulan
Hari
Juli 2017
Keterangan10
Minggu 2 9 16 13 30 3 – 8 PPDB TP. 2017 / 2018
Senin 3 10 17 24 31 10 – 15 Libur semester genap
Selasa 4 11 18 25 TP. 2016 / 2017
Rabu 5 12 19 26 17 – 19 Masa Orientasi peserta
Kamis 6 13 20 27 Didik baru
Jum’at 7 14 21 28
Sabtu 1 8 15 22 29
Bulan
Hari
Agustus 2017
Keterangan26
Minggu 6 13 20 27 17 Upacara HUT RI
Senin 7 14 21 28
Selasa 1 8 15 22 29
Rabu 2 9 16 23 30
Kamis 3 10 17 24 31
Jum’at 4 11 18 25
Sabtu 5 12 19 26
Bulan
Hari
September 2017
Keterangan19
Minggu 3 10 17 24 21 Perkiraan libur umum
Senin 4 11 18 25 25 – 30 Ulangan Tengah Semester
49
50. Selasa 5 12 19 26
Rabu 6 13 20 27
Kamis 7 14 21 28
Jum’at 1 8 15 22 29
Sabtu 2 9 16 23 30
Bulan
Hari
Oktober 2017
Keterangan26
Minggu 1 8 15 22 29 2 – 5 Jeda Tengah Semester
Senin 2 9 16 23 30 28 Upacara Hari Besar Nasional
Selasa 3 10 17 24 31
Rabu 4 11 18 25
Kamis 5 12 19 26
Jum’at 6 13 20 27
Sabtu 7 14 21 28
Bulan
Hari
November 2017
Keterangan25
Minggu 5 12 19 26 10 Upacara Hari Besar Nasional
Senin 6 13 20 27
Selasa 7 14 21 28
Rabu 1 8 15 22 29
Kamis 2 9 16 23 30
Jum’at 3 10 17 24
Sabtu 4 11 18 25
Bulan
Hari
Desember 2017
Keterangan8
Minggu 3 10 17 24 31 1 Libur hari besar keagamaan
50
55. BAB V
PENUTUP
Dokumen Kurikulum baru (2013) SDN 2 Sinanggul merupakan
implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54,
65, 66, dan 67 Tahun 2013, dan merupakan tindak lanjut dari Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Berkaitan dengan hal tersebut, Dokumen Kurikulum baru (2013)
SDN 2 Sinanggul telah selesai disusun oleh Tim Pengembangan
Kurikulum. Berdasarkan panduan-panduan yang berlaku dan hasil
musyawarah bersama antara warga sekolah dan komite sekolah. Dengan
selesainya penyusunan dokumen Kurikulum ini besar harapan kami
semua pemangku kepentingan di SDN 2 Sinanggul dapat dan mau
menjadikannya sebagai pedoman untuk semua komponen pendidikan,
agar tujuan pendidikan bisa tercapai.
Tentunya dalam penyusunan dokumen Kurikulum ini masih sangat
banyak kekurangan-kekurangannya, untuk itu kami selalu mengharapkan
masukan, saran, kritik, dan teguran dari semua pihak yang memiliki
kepedulian terhadap dunia pendidikan, sehingga dapat kami jadikan
55
56. sebagai bahan perbaikan untuk menyusun dokumen Kurikulum di masa-
masa mendatang.
Akhirnya kami selalu berharap semoga kami bisa mewujudkan
generasi Indonesia masa depan yang cerdas secara intelektual,
emosional, spiritual, sosial, serta mampu menghadapi tantangan pada era
global tanpa meninggalkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa.
Jepara, 17 Juli 2017
Kepala Sekolah
H. WAHID, S.IP, S.Pd.
NIP. 19650814 198508 1 001
56