SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memberi pendidikan untuk anak adalah bagaikan menorehkan tinta di atas
lembaran kosong. Kalau orang tua menorehkannya dengan tinta berkualitas jelek,
dengan asal-asalan, maka jangan harap akan mendapatkan hasil yang baik. Lain
halnya jika menorehkannya dengan tinta emas dan dengan penuh kecermatan serta
kehati-hatian, insya Allah akan mendapat hasil yang memuaskan. Oleh karena itu,
banyak orang tua menyadari bahwa pendidikan berkualitas sangat penting untuk
masa depan anak-anaknya, seperti dalam firman-Nya:
‫َو‬‫ل‬َْ‫ل‬‫خ‬ْ‫ش‬َْْ‫َّل‬ْ ِ‫َوَّوي‬‫ل‬‫خ‬ِ ْ‫ش‬ََََُّْ ‫م‬َِ‫ش‬َْْ‫ل‬َّ‫َو‬‫ل‬ُ‫ْم‬ َّ‫م‬‫ر‬ُ‫م‬َّْ ‫م‬
ًَّ‫ر‬َِِ ‫م‬‫ف‬ً‫ل‬ ََّ ‫م‬ِ‫م‬‫ا‬ََْ َّ َْ‫م‬َِّ‫َو‬‫ل‬َََّْْْ َََّْْ َْْ‫م‬َِْ‫َّو‬ ْ‫ي‬َ‫ق‬ْ‫ش‬َْْ‫َّل‬
َََّْْ‫رو‬ َ‫م‬ ْ‫ي‬َّ ‫ر‬
‫ا‬
Artinya: “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya
mereka meninggalkan keturunanan yang lemah di belakang mereka yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan
tutur kata yang benar.”(An Nisa, 4: 9) 1
Pada dasarnya pendidikan itu bermula dari rumah, yang dikenal dengan
istilah Al Ummahaat madrasatul uula lil abnaa’ yaitu para ibu adalah tempat
pendidikan pertama untuk sang anak, atau secara umum bahwa kedua orang
tuanya merupakan sarana pendidikan pertama. Seiring dengan bertambahnya usia
dari anak-anak tentunya mereka membutuhkan sarana untuk mengembangkan
wawasannya serta pengenal lingkungan lebih luas, oleh karenanya membutuhkan
1 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya Dilengkapi dengan
Asbabun Nuzul dan Hadits Shahih (Bandung: Syamil Quran, 2013), h. 78
2
proses pendidikan berlanjut ke lembaga-lembaga pendidikan formal ataupun non
formal. Ini menjadi tugas sebagai orang tua untuk mencari lembaga pendidikan
atau sekolah yang baik untuk anak demi masa depan dunia dan akhiratnya.
Sekolah sebagai lembaga sosial yang diselenggarakan dan dimiliki oleh
masyarakat, tidak dapat dipisahkan dari masyarakat lingkungannya, sebaliknya
masyarakat pun tidak dapat dipisahkan dari sekolah. Dikatakan demikian, karena
keduanya memiliki kepentingan, sekolah merupakan lembaga formal yang
diserahi mandat untuk mendidik, melatih dan membimbing generasi muda bagi
peranannya di masa depan, sementara masyarakat merupakan pengguna jasa
pendidikan itu.
Sekolah sebagai tempat belajar sedangkan lingkungan masyarakat
merupakan tempat implikasi dari proses pendidikan dan pengajaran disekolah.
Apa dan bagaimana belajar disekolah selalu dikaitkan dengan kegunaanya bagi
peningkatan hidup dan kehidupan dimasyarakat. Masyarakat sebagai salah satu
pemilik sekolah mendukung dan berpartisipasi dalam meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah. Sekolah dan masyarakat seharusnya mengadakan kontak
yang sangat erat secara kontinyu.
Sekolah mempunyai kewajiban secara legal dan moral untuk selalu
memberikan penerangan kepada masyarakat tentang tujuan-tujuan, program-
program, kebutuhan dan keadaannya, dan sebaliknya sekolah harus mengetahui
dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat. Makin majunya
pengertian masyarakat akan pentingnya pendidikan anak-anaknya, maka
merupakan kebutuhan vital bagi sekolah dan masyarakat untuk menjalin
3
kerjasama. Kerjasama tersebut dimaksudkan demi kelancaran pendidikan di
sekolah pada dan juga untuk meningkatkan mutu sekolah yang secara tidak
langsung dapat meningkatkan mutu pendidikan di daerah tersebut. Masyarakat
juga menginginkan sekolah memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan
masyarakat baik secara langsung atau tidak langsung. Untuk maksud ini
masyarakat mendukung usaha-usaha sekolah yang ada di daerahnya.2
Dari sudut pemerataan, pendidikan dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu
demensi kualitas dan dimensi kuantitas. Penekanan pada aspek kualitas seringkali
mengabaikan aspek kuantitas, dan demikian sebaliknya.3 Pemerataan kuantitas
dan kualitas pendidikan adalah upaya untuk mengurangi urbanisasi anak usia
sekolah (berangkatnya anak usia sekolah dari desa ke kota) disebabkan oleh
pendidikan yang belum merata di pedesaan, baik kuantitas dan lebih-lebih
kualitasnya. Untuk mewujudkan hal ini, sangat diperlukan dukungan masyarakat
setempat. Tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan adalah suatu
keharusan. Masalahnya rendahnya tanggung jawab terhadap pendidikan dari
semua kalangan ini, menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan itu sendiri.4
Peningkatan mutu sekolah dapat tercipta jika ada kerjasama yang baik
antara pihak sekolah dengan orangtua/masyarakat. Tetapi nampaknya di lapangan
kurang terlihat adanya kerjasama yang baik antara orangtua siswa dengan pihak
sekolah dalam hal peningkatan mutu sekolah. Bagaimana tidak, peran serta
orangtua dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah saja sangat
2 Made Vidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h. 320
3 Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), h. 136
4 Silfia Hanani, SosiologiPendidikan Keindonesiaan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013),
h. 74
4
memprihatinkan. hal ini dapat kita lihat dalam hal yang sederhana, yaitu dari
seberapa sering orangtua di undang atau mengunjungi sekolah. mungkin dalam
setahun dapat dihitung dengan jari yaitu berkisar antara dua sampai tiga kali,
itupun hanya sebatas untuk mengambil rapot dan tabungan saat kenaikan kelas
saja, adapun hal lain yaitu saat sekolah meminta pemungutan biaya maka akan
mengundang orangtua. Jadi masyarakat sudah mencap terlebih dahulu jika skolah
mengundang orangtua siswa pasti soal biaya dan biaya lagi, sungguh ironis
memang. Hal ini disebabkan adanya persepsi bahwa peningkatan mutu sekolah
dan peningkatan proses pembelajaran cukup dilakukan oleh pihak sekolah atau
pihak pemerintah saja secara sepihak. Sedangkan pihak masyarakat dan orang tua
siswa cukup dimintakan bantuannya dalam bentuk keuangan saja, atau ada
semacam persepsi seolah-olah sekolah yang bertanggung jawab dalam
peningkatan mutu. Sedangkan orang tua tidak perlu terlibat dalam upaya
peningkatan mutu di sekolah.
Pada kenyataannya, sekolah dalam hal ini SMPN 2 Bengkalis senantiasa
membangun hubungan sekolah dengan masyarakat melalui komite sekolah, yang
merupakan badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka
meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan
pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun
jalur pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas nomor 044/U/ 2002). Tujuan
pembentukan komite sekolah adalah untuk mewadahi prakarsa masyarakat dalam
melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan,
meningkatkan tanggung jawab dan peras serta masyarakat dalam penyelenggaraan
5
pendidikan di satuan pendidikan, dan menciptakan suasana dan kondisi
transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan
pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.
Keterlibatan orang tua/ masyarakat sering diinterpretasikan atau dipersepsi
sebagai bentuk intervensi yang terlalu jauh memasuki kawasan otonomi sekolah.
Keadaan ini juga turut berpengaruh terhadap terciptanya hubungan yang akrab
antar sekolah dengan pihak orangtua. Persepsi yang salah ini sebagai akibat dari
kurangnya pemahaman masyarakat tentang pendidikan dan juga pemahaman
warga sekolah tentang apa dan bagaimana harusnya pengelolaan hubungan
sekolah dengan masyarakat dibangun. Di samping itu pemberdayaan masyarakat
masih cenderung pada aspek pembiayaan.
Di sisi lain, banyak warga masyarakat yang belum paham terhadap
eksistensi sekolah dalam masyarakat, lebih-lebih bila kondisi sosial ekonomi
mereka rendah, menjadikan pusat perhatian mereka adalah kepada kebutuhan
dasar kehidupan mereka sehari-hari dan lupa akan peran sertanya dalam
memajukan dalam sekolah. Masyarakat terutama banyak orang tua siswa
menganggap sekolah adalah tempat penitipan anak-anak dan beranggapan bahwa
sekolah adalah satu-satunya lembaga yang bertanggung jawab terhadap
pendidikan anak. Kecenderungan seperti ini pun mulai tampak di masyakat kita,
dimana orang tua mulai kurang peduli terhadap mutu pendidikan dan keadaan
anak-anak di sekolah.
6
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMPN 2 Bengkalis, peneliti
melihat ada beberapa masalah yang berkaitan dengan mutu sekolah dengan gejala-
gejala sebagai berikut:
1. Sekolah tidak memiliki ruangan dan peralatan kantor khusus untuk melayani
masyarakat
2. Sekolah tidak memiliki standar pelayanan yang jelas
3. Sekolah kurang tanggap terhadap keinginan dan kebutuhan masyarakat
4. Sekolah tidak dapat memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan
sekolah
5. Pendidik dan tenaga kependidikan kurang ramah dalam memberikan
pelayanan di sekolah
Hubungan sekolah masyarakat merupakan bentuk komunikasi ekstern yang
dilakukan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan. Masyarakat
merupakan kelompok dan individu-individu yang berusaha menyelenggarakan
pendidikan atau membantu usaha-usaha pendidikan. Keterlibatan partisipasi
masyarakat pada sekolah sangat penting. Tanpa partisipasi masyarakat, sekolah
hanya akan merupakan oraganisasi yang kering dan tidak dapat memenuhi
kebutuhan dan tujuan masyarakat. Perlu diingat bahwasanya partisipasi
masyarakat memiliki kewenangan dalam segala aspeknya.
Atas dasar pemikiran di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian
eksperimenَّ yangَّ berjudul:َّ “PENGARUH HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN
MASYARAKAT TERHADAP MUTU SEKOLAH DI SMPNَّ2َّBENGKALIS”.
7
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhi mutu sekolah. Menurut Sudarwan Danim, ada dua faktor
yang mempengaruhi mutu sekolah, yaitu internal dan factor eksternal (hubungan
sekolah dengan masyarakat). Untuk lebih jelasnya, dapat dipaparkan sebagai
berikut:
a. Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan, baik itu Departemen
pendidikanNasional, Dinas pendidikan daerah, dan juga sekolah yang berada
di haris depan. Dalam hal ini, intervensi dari pihak-pihak yang terkait
sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik.
b. Faktor eksternal, yaitu masyarakat pada umumnya. Dimana masyarakat
merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan
yaitu sebagai objek pendidikan. Kebutuhan dan harapan masyarakat akan
mutu pelayanan pendidikan yang baik tampaknya menjadi faktor pemicu
utama inovasi manajemen pendidikan, Keputusan institusional yang dibuat
kepala sekolah dan staf untuk meningkatkan pelayanan internal (di dalam
lembaga) dan eksternal (hubungan sekolah dengan masyarakat) akan
mempengaruhi proses pembuatan keputusan inovatif di bidang manajemen
pendidikan.
2. Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang meluas, maka peneliti membatasi
masalah yang akan dibahas. Adapun faktor yang mempengaruhi mutu sekolah ada
8
dua, namun dalam hal ini peneliti membatasi masalah hanya pada satu faktor
eksternal saja yakni hubungan sekolah dengan masyarakat dan pengaruhnya
terhadap mutu sekolah di SMPN 2 Bengkalis.
3. Rumusan Masalah
Rumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana hubungan sekolah dengan masyarakat di SMPN 2 Bengkalis?
b. Bagaimana mutu sekolah di SMPN 2 Bengkalis?
c. Apakah ada pengaruh hubungan sekolah dengan masyarakat terhadap mutu
sekolah di SMPN 2 Bengkalis?
B. Alasan Pemilihan Judul
Peneliti merasa tertarik untuk meneliti dengan judul di atas karena:
1. Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan bagian penting dalam
manajemen pendidikan sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan mutu.
sekolah yang ujungnya menghasilkan siswa yang berkualitas.
2. Melihat realitas di SMPN 2 Bengkalis menunjukkan fakta bahwa peran serta
masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan
selama ini sangat minim. Partisipasi masyarakat selama ini umumnya bersifat
dukunan input (dana), bukan pada proses pendidikan. Padahal peran serta dan
dukungan masyarakat, baik dalam pengelolaan dan penyelenggaraan
pendidikan sangat dibutuhkan.
9
Dari kedua poin tersebut di atas, penulis menganggap hal ini layak untuk
diteliti sehingga pengaruh hubungan sekolah dengan masyarakat terhadap mutu
sekolah menjadi dasar utama penulis untuk memilih judul ini.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui hubungan sekolah dengan masyarakat di SMPN 2
Bengkalis
b. Untuk mengetahui mutu sekolah di SMPN 2 Bengkalis
c. Untuk mengetahui pengaruh hubungan sekolah denan masyarakat terhadap
mutu sekolah di SMPN 2 Bengkalis
2. Kegunaan Penelitian
Dari setiap penelitian yang dilakukan dipastikan dapat memberi manfaat baik
bagi objek atau peniliti khususnya dan juga bagi seluruh komponen yang terlibat
didalamnya. Manfaat atau guna yang bisa diambil dari hasil penelitian ini adalah:
a. Secara Teoritis
1) Memperluas wawasan dan pengetahuan tentang hubungan sekolah dengan
masyarakat dan mutu sekolah.
2) Penelitian ini dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran atau
ide untuk mengembangkan teori-teori mengenai tentang hubungan sekolah
dengan masyarakat dan mutu sekolah serta pengaruh diantara keduanya.
10
b. Secara Praktis
1) Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
melakukan penelitian lebih mendalam mengenai pengaruh tentang
hubungan sekolah dengan masyarakat dan mutu sekolah.
2) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai refleksi untuk
meningkatkan mutu sekolah terutama dalam proses pembelajaran.
3) Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
melakukan pengawasan guna meningkatkan mutu sekolah.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari adanya salah penafsiran terhadap penelitian ini, maka
perlu dijelaskan beberapa istilah berkaitan dengan judul, yaitu:
1. Hubungan sekolah dan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang
diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat
untuk mendapatkan aspirasi, dan simpati dari masyarakat, serta
mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik untuk kebaikan bersama.5
2. Mutu sekolah adalah mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Mutu
dapat berarti superiority atau excellence yaitu melebihi standar. Sesuatu dapat
dikatakan bermutu jika terdapat kecocokan antara syarat yang dimiliki oleh
benda yang dikehendaki dengan maksud dari orang yang menghendaki..6
5
Abdul Rahmat, Manajemen Humas Sekolah (Yogyakarta: Media Akademi,
2016), h. 119
6
Alwan Efendi, Manajemen Mutu Pendidikan (Yogyakarta: Media Akademi,
2017), h. 9

More Related Content

Similar to Nona bab 1.docx

Materi umum 1.7 peran keluarga dalam pembelajaran siswa
Materi umum 1.7 peran keluarga dalam pembelajaran siswaMateri umum 1.7 peran keluarga dalam pembelajaran siswa
Materi umum 1.7 peran keluarga dalam pembelajaran siswaEko Supriyadi
 
Makalah manajemen sekolah revisi
Makalah manajemen sekolah revisiMakalah manajemen sekolah revisi
Makalah manajemen sekolah revisiDikha Wijanarko
 
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...sakuramochi
 
PPT Pak Syarwani.pptx
PPT Pak Syarwani.pptxPPT Pak Syarwani.pptx
PPT Pak Syarwani.pptxfirdiansyah92
 
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN imam shofwan
 
konsep permuafakatan sekolah dan komuniti
konsep permuafakatan sekolah dan komunitikonsep permuafakatan sekolah dan komuniti
konsep permuafakatan sekolah dan komunitiPT0623KrishanAlThiva
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptxUMN AL WASHLIYAH
 
Kondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di IndonesiaKondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di IndonesiaGlorya Sidabutar
 
Model hubungan sekolah dan komuniti bagi peningkatan p&p
Model hubungan sekolah dan komuniti bagi peningkatan p&pModel hubungan sekolah dan komuniti bagi peningkatan p&p
Model hubungan sekolah dan komuniti bagi peningkatan p&pnazrysaiden
 
Tri Pusat Pendidikan
Tri Pusat PendidikanTri Pusat Pendidikan
Tri Pusat PendidikanLia Oktafiani
 
32. PERAN MASYARAKAT DAN KOMITE SEKOLAH.docx
32. PERAN MASYARAKAT DAN KOMITE SEKOLAH.docx32. PERAN MASYARAKAT DAN KOMITE SEKOLAH.docx
32. PERAN MASYARAKAT DAN KOMITE SEKOLAH.docxgandurejo2004
 
PPT WAWASAN WIYATA MANDALA .pptx
PPT WAWASAN WIYATA MANDALA .pptxPPT WAWASAN WIYATA MANDALA .pptx
PPT WAWASAN WIYATA MANDALA .pptxSuyatnoGanteng
 
Wiyata mandala
Wiyata mandalaWiyata mandala
Wiyata mandalaAfrils
 
Pendidikan nasional yang bermoral
Pendidikan nasional yang bermoralPendidikan nasional yang bermoral
Pendidikan nasional yang bermoralahargun
 
Administrasi Pendidikan Bidang Garapan Hubungan Masyarakat
Administrasi Pendidikan Bidang Garapan Hubungan MasyarakatAdministrasi Pendidikan Bidang Garapan Hubungan Masyarakat
Administrasi Pendidikan Bidang Garapan Hubungan MasyarakatWahyu Prihatin
 

Similar to Nona bab 1.docx (20)

Materi umum 1.7 peran keluarga dalam pembelajaran siswa
Materi umum 1.7 peran keluarga dalam pembelajaran siswaMateri umum 1.7 peran keluarga dalam pembelajaran siswa
Materi umum 1.7 peran keluarga dalam pembelajaran siswa
 
Makalah manajemen sekolah revisi
Makalah manajemen sekolah revisiMakalah manajemen sekolah revisi
Makalah manajemen sekolah revisi
 
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
 
administrasi pendidikan
administrasi pendidikanadministrasi pendidikan
administrasi pendidikan
 
Parenting
ParentingParenting
Parenting
 
PPT Pak Syarwani.pptx
PPT Pak Syarwani.pptxPPT Pak Syarwani.pptx
PPT Pak Syarwani.pptx
 
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
 
konsep permuafakatan sekolah dan komuniti
konsep permuafakatan sekolah dan komunitikonsep permuafakatan sekolah dan komuniti
konsep permuafakatan sekolah dan komuniti
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptx
 
Kondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di IndonesiaKondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di Indonesia
 
Model hubungan sekolah dan komuniti bagi peningkatan p&p
Model hubungan sekolah dan komuniti bagi peningkatan p&pModel hubungan sekolah dan komuniti bagi peningkatan p&p
Model hubungan sekolah dan komuniti bagi peningkatan p&p
 
Tri Pusat Pendidikan
Tri Pusat PendidikanTri Pusat Pendidikan
Tri Pusat Pendidikan
 
LPJ posdaya KKN
LPJ posdaya KKNLPJ posdaya KKN
LPJ posdaya KKN
 
32. PERAN MASYARAKAT DAN KOMITE SEKOLAH.docx
32. PERAN MASYARAKAT DAN KOMITE SEKOLAH.docx32. PERAN MASYARAKAT DAN KOMITE SEKOLAH.docx
32. PERAN MASYARAKAT DAN KOMITE SEKOLAH.docx
 
PPT WAWASAN WIYATA MANDALA .pptx
PPT WAWASAN WIYATA MANDALA .pptxPPT WAWASAN WIYATA MANDALA .pptx
PPT WAWASAN WIYATA MANDALA .pptx
 
Wiyata mandala
Wiyata mandalaWiyata mandala
Wiyata mandala
 
Ppt ap
Ppt apPpt ap
Ppt ap
 
Pendidikan nasional yang bermoral
Pendidikan nasional yang bermoralPendidikan nasional yang bermoral
Pendidikan nasional yang bermoral
 
Laporan akhir individu
Laporan akhir individuLaporan akhir individu
Laporan akhir individu
 
Administrasi Pendidikan Bidang Garapan Hubungan Masyarakat
Administrasi Pendidikan Bidang Garapan Hubungan MasyarakatAdministrasi Pendidikan Bidang Garapan Hubungan Masyarakat
Administrasi Pendidikan Bidang Garapan Hubungan Masyarakat
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Nona bab 1.docx

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memberi pendidikan untuk anak adalah bagaikan menorehkan tinta di atas lembaran kosong. Kalau orang tua menorehkannya dengan tinta berkualitas jelek, dengan asal-asalan, maka jangan harap akan mendapatkan hasil yang baik. Lain halnya jika menorehkannya dengan tinta emas dan dengan penuh kecermatan serta kehati-hatian, insya Allah akan mendapat hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, banyak orang tua menyadari bahwa pendidikan berkualitas sangat penting untuk masa depan anak-anaknya, seperti dalam firman-Nya: ‫َو‬‫ل‬َْ‫ل‬‫خ‬ْ‫ش‬َْْ‫َّل‬ْ ِ‫َوَّوي‬‫ل‬‫خ‬ِ ْ‫ش‬ََََُّْ ‫م‬َِ‫ش‬َْْ‫ل‬َّ‫َو‬‫ل‬ُ‫ْم‬ َّ‫م‬‫ر‬ُ‫م‬َّْ ‫م‬ ًَّ‫ر‬َِِ ‫م‬‫ف‬ً‫ل‬ ََّ ‫م‬ِ‫م‬‫ا‬ََْ َّ َْ‫م‬َِّ‫َو‬‫ل‬َََّْْْ َََّْْ َْْ‫م‬َِْ‫َّو‬ ْ‫ي‬َ‫ق‬ْ‫ش‬َْْ‫َّل‬ َََّْْ‫رو‬ َ‫م‬ ْ‫ي‬َّ ‫ر‬ ‫ا‬ Artinya: “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunanan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”(An Nisa, 4: 9) 1 Pada dasarnya pendidikan itu bermula dari rumah, yang dikenal dengan istilah Al Ummahaat madrasatul uula lil abnaa’ yaitu para ibu adalah tempat pendidikan pertama untuk sang anak, atau secara umum bahwa kedua orang tuanya merupakan sarana pendidikan pertama. Seiring dengan bertambahnya usia dari anak-anak tentunya mereka membutuhkan sarana untuk mengembangkan wawasannya serta pengenal lingkungan lebih luas, oleh karenanya membutuhkan 1 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Hadits Shahih (Bandung: Syamil Quran, 2013), h. 78
  • 2. 2 proses pendidikan berlanjut ke lembaga-lembaga pendidikan formal ataupun non formal. Ini menjadi tugas sebagai orang tua untuk mencari lembaga pendidikan atau sekolah yang baik untuk anak demi masa depan dunia dan akhiratnya. Sekolah sebagai lembaga sosial yang diselenggarakan dan dimiliki oleh masyarakat, tidak dapat dipisahkan dari masyarakat lingkungannya, sebaliknya masyarakat pun tidak dapat dipisahkan dari sekolah. Dikatakan demikian, karena keduanya memiliki kepentingan, sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi mandat untuk mendidik, melatih dan membimbing generasi muda bagi peranannya di masa depan, sementara masyarakat merupakan pengguna jasa pendidikan itu. Sekolah sebagai tempat belajar sedangkan lingkungan masyarakat merupakan tempat implikasi dari proses pendidikan dan pengajaran disekolah. Apa dan bagaimana belajar disekolah selalu dikaitkan dengan kegunaanya bagi peningkatan hidup dan kehidupan dimasyarakat. Masyarakat sebagai salah satu pemilik sekolah mendukung dan berpartisipasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Sekolah dan masyarakat seharusnya mengadakan kontak yang sangat erat secara kontinyu. Sekolah mempunyai kewajiban secara legal dan moral untuk selalu memberikan penerangan kepada masyarakat tentang tujuan-tujuan, program- program, kebutuhan dan keadaannya, dan sebaliknya sekolah harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat. Makin majunya pengertian masyarakat akan pentingnya pendidikan anak-anaknya, maka merupakan kebutuhan vital bagi sekolah dan masyarakat untuk menjalin
  • 3. 3 kerjasama. Kerjasama tersebut dimaksudkan demi kelancaran pendidikan di sekolah pada dan juga untuk meningkatkan mutu sekolah yang secara tidak langsung dapat meningkatkan mutu pendidikan di daerah tersebut. Masyarakat juga menginginkan sekolah memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan masyarakat baik secara langsung atau tidak langsung. Untuk maksud ini masyarakat mendukung usaha-usaha sekolah yang ada di daerahnya.2 Dari sudut pemerataan, pendidikan dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu demensi kualitas dan dimensi kuantitas. Penekanan pada aspek kualitas seringkali mengabaikan aspek kuantitas, dan demikian sebaliknya.3 Pemerataan kuantitas dan kualitas pendidikan adalah upaya untuk mengurangi urbanisasi anak usia sekolah (berangkatnya anak usia sekolah dari desa ke kota) disebabkan oleh pendidikan yang belum merata di pedesaan, baik kuantitas dan lebih-lebih kualitasnya. Untuk mewujudkan hal ini, sangat diperlukan dukungan masyarakat setempat. Tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan adalah suatu keharusan. Masalahnya rendahnya tanggung jawab terhadap pendidikan dari semua kalangan ini, menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan itu sendiri.4 Peningkatan mutu sekolah dapat tercipta jika ada kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan orangtua/masyarakat. Tetapi nampaknya di lapangan kurang terlihat adanya kerjasama yang baik antara orangtua siswa dengan pihak sekolah dalam hal peningkatan mutu sekolah. Bagaimana tidak, peran serta orangtua dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah saja sangat 2 Made Vidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h. 320 3 Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 136 4 Silfia Hanani, SosiologiPendidikan Keindonesiaan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 74
  • 4. 4 memprihatinkan. hal ini dapat kita lihat dalam hal yang sederhana, yaitu dari seberapa sering orangtua di undang atau mengunjungi sekolah. mungkin dalam setahun dapat dihitung dengan jari yaitu berkisar antara dua sampai tiga kali, itupun hanya sebatas untuk mengambil rapot dan tabungan saat kenaikan kelas saja, adapun hal lain yaitu saat sekolah meminta pemungutan biaya maka akan mengundang orangtua. Jadi masyarakat sudah mencap terlebih dahulu jika skolah mengundang orangtua siswa pasti soal biaya dan biaya lagi, sungguh ironis memang. Hal ini disebabkan adanya persepsi bahwa peningkatan mutu sekolah dan peningkatan proses pembelajaran cukup dilakukan oleh pihak sekolah atau pihak pemerintah saja secara sepihak. Sedangkan pihak masyarakat dan orang tua siswa cukup dimintakan bantuannya dalam bentuk keuangan saja, atau ada semacam persepsi seolah-olah sekolah yang bertanggung jawab dalam peningkatan mutu. Sedangkan orang tua tidak perlu terlibat dalam upaya peningkatan mutu di sekolah. Pada kenyataannya, sekolah dalam hal ini SMPN 2 Bengkalis senantiasa membangun hubungan sekolah dengan masyarakat melalui komite sekolah, yang merupakan badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas nomor 044/U/ 2002). Tujuan pembentukan komite sekolah adalah untuk mewadahi prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan, meningkatkan tanggung jawab dan peras serta masyarakat dalam penyelenggaraan
  • 5. 5 pendidikan di satuan pendidikan, dan menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan. Keterlibatan orang tua/ masyarakat sering diinterpretasikan atau dipersepsi sebagai bentuk intervensi yang terlalu jauh memasuki kawasan otonomi sekolah. Keadaan ini juga turut berpengaruh terhadap terciptanya hubungan yang akrab antar sekolah dengan pihak orangtua. Persepsi yang salah ini sebagai akibat dari kurangnya pemahaman masyarakat tentang pendidikan dan juga pemahaman warga sekolah tentang apa dan bagaimana harusnya pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun. Di samping itu pemberdayaan masyarakat masih cenderung pada aspek pembiayaan. Di sisi lain, banyak warga masyarakat yang belum paham terhadap eksistensi sekolah dalam masyarakat, lebih-lebih bila kondisi sosial ekonomi mereka rendah, menjadikan pusat perhatian mereka adalah kepada kebutuhan dasar kehidupan mereka sehari-hari dan lupa akan peran sertanya dalam memajukan dalam sekolah. Masyarakat terutama banyak orang tua siswa menganggap sekolah adalah tempat penitipan anak-anak dan beranggapan bahwa sekolah adalah satu-satunya lembaga yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak. Kecenderungan seperti ini pun mulai tampak di masyakat kita, dimana orang tua mulai kurang peduli terhadap mutu pendidikan dan keadaan anak-anak di sekolah.
  • 6. 6 Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMPN 2 Bengkalis, peneliti melihat ada beberapa masalah yang berkaitan dengan mutu sekolah dengan gejala- gejala sebagai berikut: 1. Sekolah tidak memiliki ruangan dan peralatan kantor khusus untuk melayani masyarakat 2. Sekolah tidak memiliki standar pelayanan yang jelas 3. Sekolah kurang tanggap terhadap keinginan dan kebutuhan masyarakat 4. Sekolah tidak dapat memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan sekolah 5. Pendidik dan tenaga kependidikan kurang ramah dalam memberikan pelayanan di sekolah Hubungan sekolah masyarakat merupakan bentuk komunikasi ekstern yang dilakukan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan. Masyarakat merupakan kelompok dan individu-individu yang berusaha menyelenggarakan pendidikan atau membantu usaha-usaha pendidikan. Keterlibatan partisipasi masyarakat pada sekolah sangat penting. Tanpa partisipasi masyarakat, sekolah hanya akan merupakan oraganisasi yang kering dan tidak dapat memenuhi kebutuhan dan tujuan masyarakat. Perlu diingat bahwasanya partisipasi masyarakat memiliki kewenangan dalam segala aspeknya. Atas dasar pemikiran di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian eksperimenَّ yangَّ berjudul:َّ “PENGARUH HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT TERHADAP MUTU SEKOLAH DI SMPNَّ2َّBENGKALIS”.
  • 7. 7 B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi mutu sekolah. Menurut Sudarwan Danim, ada dua faktor yang mempengaruhi mutu sekolah, yaitu internal dan factor eksternal (hubungan sekolah dengan masyarakat). Untuk lebih jelasnya, dapat dipaparkan sebagai berikut: a. Faktor internal meliputi jajaran dunia pendidikan, baik itu Departemen pendidikanNasional, Dinas pendidikan daerah, dan juga sekolah yang berada di haris depan. Dalam hal ini, intervensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik. b. Faktor eksternal, yaitu masyarakat pada umumnya. Dimana masyarakat merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai objek pendidikan. Kebutuhan dan harapan masyarakat akan mutu pelayanan pendidikan yang baik tampaknya menjadi faktor pemicu utama inovasi manajemen pendidikan, Keputusan institusional yang dibuat kepala sekolah dan staf untuk meningkatkan pelayanan internal (di dalam lembaga) dan eksternal (hubungan sekolah dengan masyarakat) akan mempengaruhi proses pembuatan keputusan inovatif di bidang manajemen pendidikan. 2. Batasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang meluas, maka peneliti membatasi masalah yang akan dibahas. Adapun faktor yang mempengaruhi mutu sekolah ada
  • 8. 8 dua, namun dalam hal ini peneliti membatasi masalah hanya pada satu faktor eksternal saja yakni hubungan sekolah dengan masyarakat dan pengaruhnya terhadap mutu sekolah di SMPN 2 Bengkalis. 3. Rumusan Masalah Rumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana hubungan sekolah dengan masyarakat di SMPN 2 Bengkalis? b. Bagaimana mutu sekolah di SMPN 2 Bengkalis? c. Apakah ada pengaruh hubungan sekolah dengan masyarakat terhadap mutu sekolah di SMPN 2 Bengkalis? B. Alasan Pemilihan Judul Peneliti merasa tertarik untuk meneliti dengan judul di atas karena: 1. Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan bagian penting dalam manajemen pendidikan sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan mutu. sekolah yang ujungnya menghasilkan siswa yang berkualitas. 2. Melihat realitas di SMPN 2 Bengkalis menunjukkan fakta bahwa peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi masyarakat selama ini umumnya bersifat dukunan input (dana), bukan pada proses pendidikan. Padahal peran serta dan dukungan masyarakat, baik dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan sangat dibutuhkan.
  • 9. 9 Dari kedua poin tersebut di atas, penulis menganggap hal ini layak untuk diteliti sehingga pengaruh hubungan sekolah dengan masyarakat terhadap mutu sekolah menjadi dasar utama penulis untuk memilih judul ini. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui hubungan sekolah dengan masyarakat di SMPN 2 Bengkalis b. Untuk mengetahui mutu sekolah di SMPN 2 Bengkalis c. Untuk mengetahui pengaruh hubungan sekolah denan masyarakat terhadap mutu sekolah di SMPN 2 Bengkalis 2. Kegunaan Penelitian Dari setiap penelitian yang dilakukan dipastikan dapat memberi manfaat baik bagi objek atau peniliti khususnya dan juga bagi seluruh komponen yang terlibat didalamnya. Manfaat atau guna yang bisa diambil dari hasil penelitian ini adalah: a. Secara Teoritis 1) Memperluas wawasan dan pengetahuan tentang hubungan sekolah dengan masyarakat dan mutu sekolah. 2) Penelitian ini dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran atau ide untuk mengembangkan teori-teori mengenai tentang hubungan sekolah dengan masyarakat dan mutu sekolah serta pengaruh diantara keduanya.
  • 10. 10 b. Secara Praktis 1) Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai pengaruh tentang hubungan sekolah dengan masyarakat dan mutu sekolah. 2) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai refleksi untuk meningkatkan mutu sekolah terutama dalam proses pembelajaran. 3) Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan pengawasan guna meningkatkan mutu sekolah. E. Penegasan Istilah Untuk menghindari adanya salah penafsiran terhadap penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah berkaitan dengan judul, yaitu: 1. Hubungan sekolah dan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, dan simpati dari masyarakat, serta mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik untuk kebaikan bersama.5 2. Mutu sekolah adalah mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Mutu dapat berarti superiority atau excellence yaitu melebihi standar. Sesuatu dapat dikatakan bermutu jika terdapat kecocokan antara syarat yang dimiliki oleh benda yang dikehendaki dengan maksud dari orang yang menghendaki..6 5 Abdul Rahmat, Manajemen Humas Sekolah (Yogyakarta: Media Akademi, 2016), h. 119 6 Alwan Efendi, Manajemen Mutu Pendidikan (Yogyakarta: Media Akademi, 2017), h. 9