SlideShare a Scribd company logo
PENGANTAR KE STATISTIKA
Dalam Penelitian Ekonomi dan Bisnis

Disusun oleh
Drs. Fikron Al Choir MM., M.Pd
Team Teaching

UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2012
DAFTAR ISI
BAB I, PENGAR KEARAH STATISTIK
A. Kajian tentang Penelitian
1. Pengertian Penelitian
2. Ragam Penelitian
3. Variabel penelitian
4. Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel)
5. Prosedur Penelitian
B. Kajian tentang Data
1. Pengertian Data
2. Ragam Data
3. Fungsi Data
4. Pengumpulan Data
C. Kajian tentang Statistika
1. Pengertian Statistika
2. Peranan Statistika
3. Ragam Statistika
4. Pembulatan Angka
BAB II, STATISTIK DESKRIPTIF
A. Penyajian Data: Tabel dan Grafik
B. Tabel Distribusi Frekwensi
C. Histogram, Poligon Frekwensi dan Ogive
D. Ukuran Pusat dan Letak: Mean, Modus dan Median
1. Untuk Data Tunggal
2. Untuk Data Berkelompok
E. Ukuran Simpangan: Rentang Data, Varians, dan Simpangan Baku
1. Untuk Data Tunggal
2. Untuk Data Berkelompok
F. Model Populasi
1. Kemencengan
2. Keruncinan
BAB III, DISTRIBUSI POPULASI
A. Kejadian dan Peluang Kejadian
B. Ekspektasi (Harapan)
C. Distribusi Peluang (Distribusi Variabel Acak Diskrit)
1. Distribus Binom
2. Distribusi Multinom
3. Distribusi Hipergeometrik
4. Distribusi Poisson
D. Distribusi Variabel Acak Kontinum
1. Distribusi Normal
2. Distribusi Student (Distribusi t)
3. Distribusi Chi Kuadrat
4. Distribusi F
BAB IV, PENGUJIAN PERSYARATAN ANALISIS
A. Uji Normalitas
1. Ogive dalam Kertas Peluang Normal
2. Koefisien Tingkat Kemencengan
3. Uji Liliefors
4. Uji Chi-Kuadrat
B. Uji Homogenitas
1. Uji F (Perbandingan Varians Terbesar dengan Varians Terkecil)
2. Uji Bartlet
C. Uji Kelinieran Regresi
D. Menaikan Data Ordinal Menjadi Data Interval
BAB V, PENGUJIAN HIPOTESIS KORELASI
A. Konsep Korelasi
B. Korelai Sederhana (Korelasi Bivariat)
C. Pengujian Regresi Linier Sederhana
D. Korelasi dan Regresi Ganda
1. Korelasi dan Regresi Ganda Dua Variabel Bebas
2. Korelasi dan Regresi Ganda Lanjutan (3 atau lebih Variabel Bebas)
E. Analisis Jalur
BAB VI, PENGUJIAN HIPOTESIS KOMPARASI
A.
Uji Beda Rerata
1. Uji-t untuk Uji Beda Rerata dari Satu Kelompok Sampel
2. Uji-t untuk Uji Beda Rerata dari Dua kelompok Sampel
3. Uji Tukey
B. Analisis Varians (ANOVA) Satu Jalur
C. Analisis Varians (ANOVA) Multi Jalur
1. ANOVA Dua Jalur
2. ANOVA Tiga Jalur
D. Analisis Covarians (ANCOVA)
BAB VII, VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN
A. Pengujian Validasi Instrumen Tes
1. Tingkat Kesukaran Butir Soal
2. Daya Beda Butir Soal
3. Validitas Butir Soal Pilihan Ganda
4. Validitas Butir Soal Essay
5. Keberfungsian Pengecoh (alternatif jawaban) soal Pilihan Ganda
6. Reliabilitas Instrumen Tes
B. Pengujian Validasi Instrumen Angket/Skala
1. Validitas Butir Angket
2. Reliablitas Instrumen Angket/Skala
BAB I
PENGANTAR KEARAH STATISTIK
A. Pengertian Statistika dan Statistik
Kata statistik berasal dari kata status (bahasa latin) atau kata staat
(bahasa Belanda); dalam bahasa Indonesia kata tersebut diterjemahkan
menjadi negara. Dalam kamus Bahasa Indonesia, statistik di artikan dalam dua
arti: pertama, statistik sebagai ”ilmu statistik”, dan kedua, statistik di artikan
sebagai ”ukuran yang diperoleh atau berasal dari sampel,” yaitu sebagai lawan
dari kata ”parameter” yang berarti ukuran yang diperoleh atau berasal dari
populasi.
Statistik, diartikan sebagai kumpulan fakta yang berbentuk angkaangka yang disusun dalam bentuk daftar atau tabel yang menggambarkan
suatu persoalan. Menurut Sudjana, kata statistik dipakai untuk menyatakan
kumpulan data bilangan, maupun bilangan yang disusun dalam tabel atau
diagram yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan.
Disamping istilah statistik, dikenal juga dengan istilah statistika.
Sudjana (1986:3) mendefinisikan statistika sebagai ”pengetahuan yang
berhubungan dengan cara-cara mengumpulkan data, pengolahan atau
penganalisisannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan
penganalisisan yang telah dilakukan. Statistics menunjuk pada suatu metode
untuk menerik kesipmpulan data, sehingga dalam pengertian ini, statistik
menunjuk suatu disiplin ilmu dan seni (Muis 1986: 1-2)
Keginaan Statistika menurut Harun Al Rasyid dalam “Statistika
Sosial” adalah seperangkat metode yang membahas : 1) bagaimana cara
mengumpulkan data yang dapat memberikan infromasi yang optimal, 2)
bagaimana cara meringkas, mengolah dan menyajikan data, 3) bagaimana cara
melakukan analisis terhadap sekumpulan data, sehingga dari analisis itu
timbul strategi-strategi tertentu, 4) bagaimana cara mengambil kesimpulan dan
menyarankan keputusan yang sebaiknya diambil, atas dasar strategi yang ada,
dan 5) bagaimana menentukan besarnya resiko kekeliruan yang mungkin
terjadi jika mengambil keputusan atas dasar strategi tersebut.
1.
Klasifikasi Statistika
Statistik dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan
berdasarkan :
a. Pembagian Statistik Berdasarkan Cara Pengolahan Data, statistik
dibedakan menjadi statistik deskriptif dan statistik inferensi.
1
2
1. Statistik Deskripitif
Statistik deskriptif atau statistik deduktif adalah bagian dari
statistik yang mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data
sehingga mudah dipahami. hal menguraikan atau memberikan keteranganketeranagn mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata
lain, statistik deskriptif hanya berfungsi menerangkan keadaan, gejala,
atau persoalan. Berikut ini contoh-contoh pernyataan yang termasuk dalam
cakupan statistik deskriptif.
1)
Sekurang-kurangnya 5 % dari semua kebakaran di
Tambora dilaporkan tahun diakibatkan oleh tindakan-tindakan sengaja
yang tidak bertanggungjawab.
2)
Sebanyak 45 % diantara semua pasien yang menerima
suntikan obat tertentu, ternyata kemudian menderita efek samping obat
itu.
Penarikan kesimpulan pada statistik deskriptif (jika ada) hanya
ditunjukkan berdasar data yang ada. Didasarkan atas ruang lingkup
bahasnnya, statistik deskriptif mencakup hal berikut :
a.
Distribusi frekuensi beserta bagian-bagiannya,
seperti :
1). Grafik distribusi (histogram, poligon, frekuensi, dan ogif);
2). Ukuran nilai pusat-pusat (rata-rata, median, modus, varians,
simpangan baku, kuartil, desil, persentil dan sebagainya);
3). Ukuran dispersi (jangkauan, simpangan rata-rata, variasi,
simpangan baku, dan sebagainya);
4). Kemencengan dan keruncingan kurva.
b.
Angka indeks
c.
Time series/deret waktu atau data berkala
d.
Korelasi dan regresi sederhana
2. Statistik Inferensi
Statistik inferensi atau statistik induktif adalah bagian dari statistik
yang mempelajari mengenai penafsiran dan penarikan kesimpulan yang
berlaku secara umum dari data yang telah tersedia. Statistik inferensi
berhubungan dengan pendugaan populasi dan pengujian hipotesis dari
suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata lain, statistik
inferensi berfungsi meramalkan dan mengontrol keadaan atau kejadian.
Berikut ini contoh-contoh pernyataan yang termasuk dalam cakupan
statistik inferensi.
1)
Akibat penurunan produksi minyak oleh negara-
negara penghasil minyak dunia, diramalkan harga minyak akan
menjadi dua kali lipat pada tahun-tahun yang akan datang.
3
2)
Dengan mengasumsikan bahwa kerusakan
tanaman kopi jenis arabica kurang dari 30% akibat musim dingin yang
lalu maka harga kopi jenis terbut di akhir tahun nanti tidak akan lebih
dari 50 sen per satu kilogramnya.
Penarikan kesimpulan pada statistik inferensi ini merupakan generalisasi
dari suatu populasi berdasarkan data (sampel) yang ada. Didasarkan atas
ruang lingkup bahasannya, maka statistik inferensi mencakup :
a)
probabilitas atau teori kemungkinan,
b)
distribusi teoritis,
c)
sampling dan distribusi sampling,
d)
pendugaan populasi atau teori populasi,
e)
uji persyaratan analisis data yang
meliputi uji normalitas dan uji homogenitas,
f)
uji hipotesis,
g)
analisis korelasi yang meliputi uji
signifikansi dan interpretasi,
h)
analisis regresi yang meliputi uji
linieritas dan uji signifikansi untuk peramalan.
b. Pembagian Statistik Berdasarkan Ruang Lingkup Penggunaannya
Berdasarkan ruang lingkup penggunaannya atau berdasarkan
disiplin ilmu yang menggunakannya, statistik dapat dibagi menjadi
beberapa macam :
1.
Statistik Pendidikan
Statistik pendidikan adalah statistik yang digunakan atau diterapkan
pada bidang atau disiplin ilmu pendidikan.
2.
Statistik Sosial
Statistik sosial adalah statistik yang digunakan atau diterapkan pada
bidang atau disiplin ilmu sosial.
3.
Statistik Kesehatan
Statistik kesehatan adalah statistik yang digunakan atau diterapkan
pada bidang atau disiplin ilmu kesehatan.
4.
Statistik Ekonomi
Statistik ekonomi adalah statistik yang digunakan atau diterapkan pada
bidang atau disiplin ilmu ekonomi.
5.
Statistik Pertanian
Statistik pertanian adalah statistik yang digunakan atau diterapkan
pada bidang atau disiplin ilmu pertanian.
6. Statistik Wisatawan, hotel, tenaga kerja, personalia, kecelakaan dan
masih banyak lagi.

c. Pembagian Statistik Berdasarkan Bentuk Parameter
Berdasarkan parameternya (data yang sebenarnya) statistik dapat
dibedakan menjadi data parametrik dan statistik non parametrik.
1.

Statistik Parametrik
Statistik Parametrik adalah bagian statistik yang parameter
populasinya harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti syarat
berdistribusi normal atau normalitas dan syarat memiliki varians yang
homogen atau homogenitas.
2.
Statistik Non Parametrik
Statistik Non Parametrik adalah bagian statistik yang parameter
populasinya bebas dari terpenuhinya syarat-syarat tertentu seperti
syarat berdistribusi normal atau normalitas dan syarat memiliki varians
yang homogen atau homogenitas.
2.
Karakteristik Statistika
Sebagai ilmu pengetahuan, statistik mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
a. Statistik selalu bekerja dengan angka atau bilangan yang disebut dengan
data kuantitatif. Hal ini dimaksudkan apabila statistik dipergunakan
sebagai alat analisa bagi data kualitatif (bahan keterangan yang tidak
berwujud angka atau bilangan), maka data kualitatif tersebut harus diubah
atau dikonversikan menjadi data kuantitatif, proses ini disebut kuantifikan.
b. Statistik bersifat obyektif
Kesimpulan dan ramalan yang dihasilkan oleh statistik didasarkan pada
angka yang diolah (obyektif) dan tidak didasarkan pengaruh dari luar
(subyektif).
c. Statistik bersifat universal
Ruang lingkup statistik tidaklah sempit, ruang lingkupnya sangat luas
dalam kehidupan manusia baik dibidang perdagangan, pertanian,
kependudukan, pendidikan, dan sebagainya.
3.
Peranan, Fungsi dan Kegunaan Statistika
a.
Peranan Statistika
Pada era globalisasi, hampir semua bidang tidak terlepas dengan
menggunakan angka, data dan fakta, hal ini menunjukkan bahwa pelajaran
statistika sangat dibutuhkan. Statistika sebagai sarana mengembangkan
cara berpikir logis, lebih dari itu statistika mengembangkan berpikir secara
ilmiah untuk merencanakan (forcasting) penyelidikan, menyimpulkan dan
membuat keputusan yang teliti dan meyakinkan. Baik disadari atau tidak,
statistika merupakan bagian substansi dari latihan profesional dan menjadi
landasan dari kegiatan-kegiatan penelitian.
Statistik berperan dalam berbagai kegiatan hidup manusia, antara lain :
1. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan pada
berbagai keterangan serta bahan-bahan yang berbentuk angkaangka yang perlu ditafsirkan dan alat bantu yang berperan dalam
menafsirkan bahan keterangan dan bahan-bahan yang berbentuk
angka tersebut adalah statistik.
2. Dalam ilmu pengetahuan
Dalam ilmu pengetahuan akan didapati penyajian data-data dalam
bentuk angka-angka, sehingga diperlukan statistik dalam
menafsirkan dan menyimpulkan data tersebut.
3. Dalam aktivitas penelitian ilmiah
Dalam aktivitas penelitian ilmiah statistik berperan dalam
mengemukakan, menjelaskan, menafsirkan, dan menyimpulkan
data-data yang tersembunyi dibalik angka-angka.
b.
Fungsi Statistika
Statistika membantu seseorang untuk mengumpulkan, mengolah,
menganalisa dan menyimpulkan hasil yang telah dicapai dalam kegiatan
tertentu, berarti statistika disini merupakan alat bantu. Sedangkan menurut
Iqbal Hasan (2003:4) statistik berfungsi sebagai :
1. Bank data, yaitu menyediakan data untuk diolah dan diinterpretasikan
agar dapat dipakai untuk menerangkan keadaan yang perlu diketahui
atau diungkap.
2. Alat quality kontrol, yaitu sebagai alat pembantu standarisasi dan
sekaligus sebagai alat pengawas.
3. Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, sebagai dasar
penetapan kebijakan dan langkah lebih lanjut untuk mempertahankan,
mengembangkan, lembaga pendidikan dalam pemberian pelayanan
pendidikan.

c.

Kegunaan Statistik
Menurut Anas Sudiono, banyak manfaat atau keguanaan dari
statistik diantaranya :
1. Memperoleh gambaran, baik gambaran secara umum maupun secara
khusus tentang suatu gejala, peristiwa/obyek.
2. Mengikuti perkembangan/pasang surut mengenai gejala, keadaan atau
peristiwa dari waktu ke waktu.
3. Melakukan pengujian, apakah gejala yang satu berbeda dengan gejala
yang lainnya ataukah tidak; jika terdapat perbedaan apakah perbedaan
itu merupakan perbedaan yang berarti (meyakinkan) ataukah
perbedaan itu terjadi hanya karena kebetulan.
4. Mengetahui apakah gejala yang satu ada hubungan dengan gejala yang
lainnya.
5. Menyusun laporan yang berupa data kuantitatif dengan teratur,
ringkas, dan jelas.
6. Menarik kesimpulan secara logis, mengambil keputusan secara tepat
dan mantap, serta dapat memperkirakan atau meramalkan hal-hal yang
mungkin terjadi dimasa mendatang.
B.

Kajian tentang Data
D. Pengertian Data
Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keteranganketerangan tentang suatu hal, dapat berupa sesutau yang diketahui atau
dianggap. Jadi, data dapat diartikan sebagai sesuatu yang diketahui atau
yang dianggap atau anggapan.
Sesuatu yang diketahui biasanya didapat dari hasil pengamatan
atau percobaan dan hal itu berkaitan dengan waktu dan tempat. Anggapan
atau asumsi merupakan suatu perkiraan atau dugaan yang sifatnya masih
sementara, sehingga belum tentu benar. Oleh karena itu, anggapan atau
asumsi perlu diuji kebenarannya.
Data menurut Suharsimi Arikunto dalam “Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek” yang dikutip dari Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (1997), merupakan segala fakta dan angka
yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan
informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu
keperluan.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa data merupakan sejumlah informasi
yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan, atau masalah
baik yang berbentuk angka-angka maupun yang berbentuk kategori.
E. Penggolongan Data
Sesuai dengan macam atau jenis variabel, maka data atau hasil
pencatatannya juga mempunyai jenis sebanyak variabel. Data dapat dibagi
dalam kelompok tertentu berdasarkan kriteria yang menyertainya,
misalnya menurut susunan, sifat, waktu pengumpulan, dan sumber
pengambilan.
1. Pembagian Data Menurut Susunannya
Menurut susunannya, data dibagia atas data acak atau tunggal dan data
berkelompok.
a.
Data Acak atau Data Tunggal
Data acak atau tunggal adalah data yang belum tersusun atau
dikelompokkan kedalam kelas-kelas interval.
Contoh :
Data hasil pengukuran berat siswa kelas VIII (dalam kg) ialah
sebagai berikut :
35
37
30
40
38
30
33
31
32
40
39
37
35
34
33
32
36
36
34
34
32
36
38
39
40
35
30
32
33
32
30
34
39
40
38
37
29
35
38
37
29
29
38
35
27
b.
Data Berkelompok
Data berkelompok adalah data yang sudah tersusun atau
dikelompokkan kedalam kelas-kelas interval. Data kelompok
disusun dalam bentuk dist ribusi frekuensi atau tabel frekuensi.
Contoh :
Data nilai dan jumlah anak yang memperolehnya untuk pelajaran
matematika kelas VIII ialah sebagai berikut :
Nilai
1–2
3–4
5–6
7–8
9 - 10

Turus
III
IIII
IIII
IIII
IIII

Frekuensi

IIII
IIII
II

3
5
10
15
7

IIII

2. Pembagian Data Menurut Sifatnya
Menurut sifatnya, data dibagi atas data kualitatif dan data kuantitatif.
a.
Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan.
Contoh :
Warna, jenis kelamin, status perkawinan.
b.
Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan.
Contoh :
Tinggi, umur, jenis, jumlah.
3. Pembagian Data Menurut Waktu Pengumpulannya
Menurut waktu pengumpulannya, data dibagi atas data berkala dan
data cross section.
a.
Data Berkala
Data berkala adalah data yang terkumpul dari waktu ke waktu
untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan.
Contoh :
Data perkembangan harga 9 macam bahan pokok selama 10 bulan
terakhir yang dikumpulkan setiap bulan.
b.
Data Cross Section
Data cross section adalah data yang terkumpul pada suatu waktu
tertentu untuk memberikan gambaran perkembangan keadaan atau
kegiatan pada waktu itu.
Contoh :
Data sensus penduduk 1990
4. Pembagian Data Menurut Sumber Pengambilannya
Menurut sumber pengambilannya, data dapat dibedakan atas dua, yaitu
data primer dan data sekunder.
a.
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru.
b.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari
sumber-sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari
perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti yang terdahulu.
Data sekunder disebut juga data tersedia.
5. Pembagian Data Menurut Skala Pengukurannya
Skala pengukuran adalah peraturan penggunaan notasi bilangan dalam
pengukuran. Menurut skala pengukurannya, data dapat dibedakan atas
empat, yaitu data nominal, data ordinal, data interval, dan data rasio.
a.

Data Nominal
Data nominal adalah data yang diberikan pada objek atau kategori
yang tidak menggambarkan kedudukan objek atau kategori
tersebut terhadap objek atau kategori lainnya, tetapi hanya sekedar
label atau kode saja. Data ini hanya mengelompokkan
objek/kategori kedalam kelompok tertentu.
Data ini mempunyai dua ciri, yaitu :
1. Kategori data bersifat saling lepas (satu objek hanya masuk
pada satu kelompok saja).
2. Kategori data tidak disusun secara logis.
b.
Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang penomoran objek atau kategorinya
disusun menurut besarnya, yaitu dari tingkat terendah ke tingkat
tertinggi atau sebaliknya dengan jarak/rentang yang tidak harus
sama. Data ini memiliki ciri seperti pada ciri data nominal
ditambahm satu ciri lagi, yaitu kategori data dapat disusun
berdasarkan urutan logis dan sesuai dengan besarnya karakteristik
yang dimiliki.
c.
Data Interval
Data interval adalah data dimana objek/kategori dapat diurutkan
berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang
interval antara tiap objek/kategori sama. Besarnya interval dapat
ditambah atau dikurangi. Data ini memiliki ciri sama dengan ciri
pada data ordinal ditambah satu ciri lagi, yaitu urutan kategori data
mempunyai jarak yang sama.
d.
Data Rasio
Data rasio adalah data yang memiliki sifat-sifat data nominal, data
ordinal, dan data interval, dilengkapi dengan titik nol absolut
dengan makna empiris.
F. Pengumpulan Data
Untuk statistik induktif diperlukan statistik deskriptif yang benar
dan untuk hal terakhir ini diperlukan data. Data harus betul-betul “jujur”,
yakni kebenarannya harus dapat dipercaya. Proses pengumpulan data
dapat dilakukan dengan jalan sensus atau sampling. Sensus adalah
pengumpulan data dengan mencatat dan meneliti seluruh elemen obyek
penelitian (populasi). Keuntungan sensus adalah mendapatkan data yang
akurat (true value) dan kelemahannya adalah memakan waktu yang lama
dengan biaya yng tidak sedikit. Sampling adalah pengumpulan data
dengan cara mencatat dan meneliti sebagian elemen yang menjadi obyek
penelitian (sampel). Keuntungan sampling adalah tidak memakan waktu
lama dan biaya sedikit, sedangkan kelemahannya adalah nilai yang
dihasilkan merupakan hasil perkiraan (estimate value). Untuk kedua hal,
sensus maupun sampling, banyak langkah yang dapat ditempuh dalam
usaha mengumpulkan data, antara lain :
a)
Menghimpun data selengkap-lengkapnya (bukan sebanykbanyaknya).
b)
Ketepatan
data
(jenis
data,
waktu
pengumpulan,
kegunaan/relevansinya sesuai tujuan dan alat/instrumen yang
dipergunakan.
c)

Kebenaran data (data yang dapat dipercaya kebenarannya baik
sumbernya maupun data itu sendiri).
G. Instrumen Pengumpul Data
Instrumen adalah alat yang digunakan pada saat peneliti menggunakan
suatu metode. Metode adalah cara yang digunakan dalam penelitian. Adapun
instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu
penelitian adalah :
1.
Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
2.
Questionare (angket)
Daftar pertanyaan yang setiap pertanyaannya sudah disediakan
jawabannya untuk dipilih, atau di sediakan tempat untuk mengisi jawabannya.
3.
Interview (wawancara)
Sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara.
4.
Observasi (pengamatan)
Kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan
menggunakan seluruh alat indera.
5.
Rating Scale (skala bertingkat)
Suatu ukuran subyektif yang dibuat berskala.
6.
Dokumentasi
Dokumentasi berarti barang-barang tertulis. Dalam penelitian peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.
H. Fungsi Data
Fungsi data adalah untuk menghasilkan hasil pengukuran yang
akurat.
C.

Kajian tentang Penelitian
1.
Pengertian Penelitian
Penelitian adalah proses ilmiah untuk mendapatkan data dalam rangka
memecahkan masalah dengan tujuan dan keguanaan tertentu.
2.
Klasifikasi Penelitian
Secara umum terdapat dua metode dalam penelitian, yaitu metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Masing-masing metode memiliki
kelebihan dan kelemahan, namun keberadaannya saling melengkapi. Metode
penelitian kuantitatif lebih cocok digunakan untuk meneliti bila permasalahan
sudah jelas, datanya teramati dan terukur, peneliti bermaksud menguji
hipotesis dan membuat generalisasi. Sedangkan metode penelitian kualitatif
lebih cocok digunakan untuk meneliti bila permasalahan dalam situasi sosial
masih remang-remang, kompleks, dinamis, peneliti bermaksud memahami
situasi sosial secara lebih mendalam, serta menemukan hipotesis atau teori.
Dengan memahami kedua metode tersebut, maka peneliti akan lebih
mudah untuk memilih mana permasalahan yang cocok diteliti dengan metode
kualitatif dan mana yang cocok dengan metode kuantitatif. Jangan sampai
memilih menggunakan metode kualitatif hanya karena tidak tahu atau tidak
senang menggunakan statistik. Bila ditinjau dari tingkat kesulitan, maka
sebenarnya metode kualitatif lebih sulit bila dibandingkan dengan metode
kuantitatif. Seperti dinyatakan oleh Borg and Gall 1988 bahwa “Qualitative
research because the much more difficultto do well than quantitative research
because the data collected are usually subjective and the main measurement
tool for collecting data is the investigator himself”.
Metode kualitatif dan kuantitatif tidak bisa digunakan secara
bersamaan, karena paradigmanya berbeda. Dalam hal ini Thomas D Cook and
Charles S Reichardt, (1978) menyatakan “To the conclusion that qualitative
and quantitative methods themselves can never be used together. Since the
methods are linked to different paradigms and since one must choose between
mutually exclusive and antagonistic world views, one must also choose
between the methods type”. Kesimpulannya, metode kualitatif dan kuantitatif
tidak akan pernah dipakai bersama-sama, karena kedua metode tersebut
memiliki paradigma yang berbeda dan perbedaannya bersifat mutually
exclusive, sehingga dalam penelitian hanya dapat memilih salah satu metode.
Seperti telah dikemukakan perbedaan kedua metode meliputi tiga hal, yaitu
perbedaan dalam aksioma, proses penelitian dan karakteristik penelitiannya itu
sendiri.
Namun demikian, kedua metode dapat digunakan bersama untuk
meneliti pada obyek yang sama, tetapi tujuan yang berbeda. Kedua metode
dapat digunakan secara bergantian pada obyek yang sama, pada tahap pertama
menggunakan metode kualitatif, sehingga ditemukan hipotesis, dan
selanjutnya hipotesis tersebut diuji dengan metode kuantitatif.
3.
Variabel penelitian
Yang dimaksud dengan variabel adalah karakteristik yang akan
diobservasi dari satuan pengamatan. Karakteristik yang dimiliki satuan
pengamatan keadaannya berbeda-beda (berubah-ubah) atau memiliki gejala
yang bervariasi dari satu satuan pengamatan ke satu satuan pengamatan
lainnya, atau, untuk satuan pengamatan yang sama, karakteristiknya berubah
menurut waktu dan tempat.
Harun Al Rasyid lebih tegas menyebutkan bahwa variabel adalah
karakteristis yang dapat diklasifikasikan kedalam sekurang-kurangnya dua
buah klasifikasi (kategori) yang berbeda atau yang dapat memberikan
sekurang-kurangnya dua hasil pengukuran atau perhitungan yang nilai
numeriknya berbeda. Contoh : Jender diklasifikasikan kedalam dua klasifikasi,
yaitu laki-laki dan perempuan; Pekerjaan diklasifikasikan kedalam beberapa
kategori, yaitu PNS, Petani, Pedagang, dan sebagainya.
Variabel diklasifikasikan menjadi dua yaitu : variabel kualitatif dan
variabel kuantitatif. Variabel kualitatif (qualitative variable) merupakan
variabel kategori. Misalnya : Jenis pekerjaan orang (sopir, bisnisman, guru),
disiplin karyawan (bagus, jelek, sedang), jabatan dalam perusahaan
(supervisor, manajer, kepala bagian). Yang termasuk dalam variabel kualitatif
adalah variabel nominal dan ordinal.
Variabel kuantitatif (quantitative variable) diklasifikasikan menjadi
dua jenis, yaitu : variabel diskret (discrete variable) dan variabel kontinu
(continous variable). Variabel diskret merupakan variabel yang besarannya
tidak dapat menempati semua nilai. Nilai variabel diskret selalu berupa
bilangan bulat dan umumnya diperoleh dari hasil pencacahan. Contoh :
Jumlah kantor pos yang ada di Jakarta tahun 2008 berjumlah 175 kantor pos,
jumlah yang melahirkan di Kota Bogor tahun 2005 adalah 100.000 orang.
Variabel kontinu merupakan variabel yang besarannya dapat
menempati semua nilai yang ada diantara dua titik dan umumnya diperoleh
dari hasil pengukuran. Sehingga pada variabel kontinu dapat dijumpai nilainilai pecahan atau nilai-nilai bulat. Contoh tinggi badan Ari adalah 170,50 cm.
(untuk lebih jelas, perhatikan tabel 1.1).

Gambar 1.1
Klasifikasi Data
DATA (EMPIRICAL EVIDENCE)

Kualitatif Bentuknya
Klasifikasi (kategori)
Klasifikasi tanpa
peringkat

Nomiminal Dichotomous
Polytomous

Klasifikasi dengan
peringkat

Ordinal

Kuantitatif Bentuknya
Numerik (bilangan)
Diskrit (selalu
bilangan bulat

Kontinu (bilangan
bulat atau desimal)

Interval atau Ratio
Persyaratan Distribusi

Statistika Nonparametrik
Statistika Parametrik

Jenis-jenis variabel penelitian :

Variabel Kriteria/dependent (terikat), yaitu yang keberadaannya
dipengaruhi variabel lain.

Variabel Independent (Bebas), yaitu yang menjadi penyebab timbulnya
variabel lain.

Variabel
Moderator
(bebas
kedua),
yaitu
yang
memperkuat/memperlemah hubungan variabel bebas dengan variabel
terikat.

Variabel Intervening, yaitu yang membuat hubungan variabel bebas
dengan variabel terikat menjadi hubungan tidak langsung.

Variabel Kontrol, yaitu yang dikendalikan atau dibuat konstan,
sehingga tidak berpengaruh pada variabel yang diteliti.
4.

Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel)
1. Populasi
Terdapat perbedaan yang mendasar dalam pengertian antara pengertian
“populasi dan sampel” dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam
penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono (1997:57) memberikan pengertian
bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Nazir
(1983:327) mengatakan bahwa, “Populasi adalah berkenaan dengan data,
bukan orang atau bendanya.” Nawawi (1985:141) menyebutkan bahwa,
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung
ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik
tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap.” Sedangkan Riduwan dan
Tita Lestari (1997:3) mengatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan dari
karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi obyek penelitian.”
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
“Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena
penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial
tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi
ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan
dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.
2. Sampel
Suharsimi Arikunto (1998:117) mengatakan bahwa : “Sampel adalah
bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel
penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan
dapat mewakili seluruh populasi (representatif).” Sugiyono (1997:57)
memberikan pengertian bahwa : “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.”
Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :
“Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti.
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden tetapi
sebagai nara sumber atau partisipan, informan, teman, dan guru dalam
penelitian.
Ada beberapa keuntungan menggunakan sampel, antara lain :
a)
Memudahkan peneliti karena jumlah sampel lebih
sedikit dibandingkan dengan menggunakan populasi, selain itu bila
populasinya terlalu besar dikhwatirkan akan terlewati.
b)
Penelitian lebih efektif dan efesien.
c)
Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data,
artinya jika subyeknya banyak dikhawatirkan adanya bahaya bias dari
orang yang mengumpulkan data, karena sering dialami oleh staf bagian
pengumpul data mengalami kelelahan sehingga pencatatan data tidak
akurat.
5.

Prosedur Penelitian
Yang dibutuhkan dalam penelitian adalah adanya prosedur secara
sistematis, yaitu sebagai langkah-langkah untuk memudahkan melakukan
penelitian. Langkah-langkah ini paling strategis dalam penelitian, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Perencanaan penelitian
Pengumpulan data atau fakta
Pengolahan dan penataan data
Penyajian data kedalam bentuk tabel maupun grafik
Analisa dan interpretasi data.

BAB II
STATISTIK DESKRIPTIF
A.

Penyajian Data
Data yang berasal dari populasi maupun sampel yang sudah terkumpul,
baik untuk keperluan laporan dan atau analisis selanjutnya dalam penelitian
hendaknya diatur, disusun, disajikan dalam bentuk yang jelas dan baik sehingga
penyajian data labih menarik publik.
Secara umum ada dua cara penyajian data yang sering dipakai ialah tabel
atau daftar dan grafik atau diagram. Penyajian data dapat digambarkan :
PENYAJIAN DATA

TABEL/DAFTAR

Tabel Biasa
Tabel Kontingensi
Tabel Distribusi
Frekuensi

GRAFIK/DIAGRAM

Batang
Garis
Pencar
Lingkaran
Lambang (piktogram)
Peta (kartogram)
Histogram dan Poligon
Ogive
1.

TABEL
Yang dimaksud dengan tabel (tables) adalah angka yang disusun
sedemikian rupa menurut kategori tertentu sehingga memudahkan pembahasan
dan analisisnya.
a.
Tabel Biasa
Tabel biasa sering digunakan untuk bermacam keperluan baik bidang
ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain untuk menginformasikan data dari hasil
penelitian.
JUDUL DAFTAR
judul kolom

sel

judul baris

badan daftar

sel
sel

CATATAN
SUMBER

Judul daftar, ditulis diatas simetris sumbu Y dengan huruf kapital tanpa
penggalan kata secara singkat dan jelas tentang apa, macam atau klasifikasi,
dimana, kapan dan apabila ada satuan atau unit data yang digunakan maka
cantumkan.
Judul kolom, ditulis singkat, jelas, dan diusahakankan jangan melakukan
pemutusan kata. Demikian juga halnya dengan judul baris. Sel daftar adalah
tempat penulisan nilai-nilai data.
Catatan ditulis dibagaian kiri bawah untuk mencatat hal-hal penting atau
perlu diberikan. Sumber untuk menjelaskan dari mana data tersebut dikutip,
kalau tidak ada biasanya dianggap bahwa pelopor ikut didalamnya.
Contoh :
Tabel
PEMBELIAN BARANG-BARANG OLEH PERUSAHAAN A
DALAM RIBUAN UNIT DAN JUTAAN RUPIAH
2002-2004
Barang
A
B
Jumlah

2002
Banyak
8,3
10,8
19,2

Catatan : Data fiktif

2003
Harga
234,4
81,4
315,8

Banyak
12,7
9,4
22,1

2004
Harga
307,8
80,5
388,3

Banyak
11,0
13,0
24,0

Harga
290,5
92,1
382,4
b.

Tabel Kontingensi
Tabel kontingensi digunakan khusus data yang terletak antara baris dan
kolom berjenis variabel kategori. Contoh :
Tabel
KINERJA EKONOMI MAKRO INDONESIA
Indikator

1997
Soeharto

1998
Habibie

1999
Habibie

2000
Gus Dur

1. LPE (%)
7,82
-13,68
0,02
4,80
2. Penganggur (juta)
2,7
8,5
˃10
˃12
3. Inflasi (%)
6,7
67,7
4,00
9,35
4. Nilai Tukar Rp ($)
4,460
8.025
7,085
9,675
5. Ekspor (Milyar $)
53.44
48.85
48.67
61.32
6. Impor (..)
41.69
27.34
24.00
32.89
7. Neraca Berjalan (..)
4.89
4.10
5.79
5.00
8. Cad Devisa (..)
21.40
24.00
29.00
29.40
9. Utang LN (..)
136.17
146.80
147.60
149.80
10. Debt. Service (..)
23.83
24.67
25.20
27.00
11. DSR (%)
44.60
50.50
51.77
44.03
12. Defisit APBN (Tri l)
-3.578
-21.224
-44.214
-44.133
13. Daya Saing Ekspor
39
41
46
47
14. CAR Bank (%)
- Pemerintah
7.8
-21.4
-11.3
na
- Swasta
9.6
-16.2
-14.1
na
15. Kredit Macet (%)
Na
38.0
32.8
32.4
Sumber : Bank Indonesia, BPS, Kompas, dll.; Diolah H. Soeharsono Sagir.

2001
Gusdur
Projeksir
3,00
˃15
˃11
11.500
68.00
37.82
4.40
25.00
150.00
28.50
41.23
-54.319
49
?
?
35.4

c.

Tabel Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi adalah data yang disusun dalam bentuk kelompok
berdasarkan kelas-kelas interval dan menurut kategori tertentu. Kegunaan data
yang masuk dalam distribusi frekuensi adalah untuk memudahkan data dalam
penyajian dan supaya lebih sederhana. Berdasarkan pembagian kelasnya tabel
dibentuk menjadi dua. Pertama yaitu distribusi frekuensi kualitatif (kategori)
dan distribusi frekuensi kuantitatif (numerik). Pada distribusi kualitatif
pembagian kelasnya didasarkan pada kategori tertentu dan banyak digunakan
untuk data berskala ukur nominal.
Tabel
Contoh Tabel Distribusi Frekuensi Kualitatif
MAHASISWA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
1989/1990 – 1992/1993
IAIN
1. Sunan Kalijaga (Yogyakarta)
2. Syarif Hidayatullah (Jakarta)
3. Ar-Raniry (Banda Aceh)
4. Raden Fatah (Palembang)
5. Antasari (Banjarmasin)

1989/1990
7.729
6.039
4.795
4.697
3.065

1990/1991
7.726
6.052
5.176
5.269
2.409

1991/1992
9.583
6.052
5.007
5.269
2.409

1992/1993
9.525
7.423
5.999
6.197
4.299
6. Sunan Ampel (Surabaya)
7. Alaudin (Ujung Pandang)
8. Imam Bonjol (Padang)
9. Sultan Thahasaefuddin (Jambi)
10. Sunan Gunung Jati (bandung)
11. Raden Intan (bandar Lampung)
12. Walisanga (Semarang)
13. Sultan Syarif Qasim (Pekan Baru)
14. Sumatera Utara (Medan)

11.124
12.570
3.753
2.900
10.592
3.331
6.098
2.455
4.848

11.007
14.054
4.261
2.346
9.808
4.203
6.059
3.222
4.765

11.997
16.326
4.522
2.371
9.583
4.203
6.517
3.222
3.471

13.952
15.155
4.941
3.582
12.653
4.436
7.941
3.188
6.310

Sumber : Statistik Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam tahun 1993,
Departemen Agama RI

Sedangkan ketegori kelas dalam tabel distribusi frekuensi kuantitatif
adalah distribusi frekuensi yang penyatuan kelas-kelasnya (disusun secara
interval) didasarkan pada angka-angka, distribusi frekuensi kuantitatif terdapat
dua macam, yaitu kategori data tunggal dan kategori data berkelompok
(bergolong).
Tabel
Contoh Tabel Distribusi Frekuensi Kuantitatif
untuk Kategori Kelas Tunggal
IMPOR BARANG-BARANG MODAL 1985 – 1990
Tahun

Jumlah Barang
Modal

1985
1986
1987
1988
1989
1990

303,7
336,1
394,4
343,1
613,6
1.055,0

Barang Modal Kecuali
Alat Angkutan

Mobil
Penumpang

Berat bersih : 000 M. Ton
247,3
297,6
365,9
323,6
553,6
698,6

Alat Angkutan
untuk Industri
Transport

0,0
0,0
0,2
0,1
13,5
23,1

56,4
38,5
28,3
19,4
46,2
333,3

Sumber : Statistik Indonesia 1994, Biro Pusat Statistik, Jakarta : Indonesia

Tabel
Contoh Tabel Distribusi Frekuensi Kuantitatif
untuk Kategori Kelas Tunggal
Golongan Umur
(1)
10 – 14
15 – 19
20 – 24
25 – 29
30 – 34

Kota
(2)
0,95
0,87
1,23
2,83
4,46

Pedesaan
(3)
2,81
2,98
5,37
10,42
13,73

Kota + Pedesaan
(4)
2,21
2,19
3,72
7,70
10,51
35 – 39
40 – 44
45 – 49
50 +
Tak Terjawab
Jumlah

5,29
7,06
10,90
19,94
29,87
7,20

17,32
21,72
28,88
50,30
67,74
17,95

13,25
19,79
23,15
44,31
54,96
14,28

Sumber : Statistik Indonesia 1994, Biro Pusat Statistik, Jakarta : Indonesia

Pada tabel distribusi frekuensi kuantitatif berkelompok, menurut aturan
Sturges, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam menentukan
kategori kelas, diantaranya :
1.
Urutkan data dari terkecil sampai terbesar.
2.
Hitung jarak atau rentangan (R)
Rumus : R = data tertinggi – data terendah
3.

Hitung jumlah kelas (K)
Rumus : Jumlah kelas (K) = 1 + 3,3 log n
n = jumlah data

4.

Hitung panjang interval (P)
Re n tan g ( R)
Rumus : P =
JumlahKelas ( K )

5.

Tentukan batas data terendah atau ujung data pertama,
dilanjutkan menghitung kelas interval, caranya menjumlahkan ujung
bawah kelas sampai pada data akhir.
6.
Buat tabel sementara (tabulasi data) dengan cara dihitung
satu demi satu yang sesuai dengan urutan interval kelas.
Tabel
Contoh Tabulasi Data
Interval

Rincian

Frekuensi (f)

Jumlah

7.

Membuat tabel distribusi frekuensi degan cara
memindahkan semua angka frekuensi (f).
Contoh Distribusi Frekuensi :
Diketahui nilai Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Statistika di
Universita Indraprasta (PGRI) tahun 2009 yang diikuti 70 mahasiswa,
diperoleh data :
70
66
77
71
75
78
85

70
66
80
72
75
78
85

71
67
80
72
75
78
87

60
67
80
72
75
79
90

63
67
80
72
75
79
93

80
68
73
83
75
81
94

81
67
73
84
75
82
94

81
67
74
84
75
82
87

74
77
74
84
78
83
87

74
77
74
84
78
89
89

67
73
75
78
81
84
94

68
73
75
78
81
85
94

1. Urutkan data dari terkecil sampai terbesar
60
70
74
75
78
81
85

63
70
74
75
79
82
87

66
71
74
75
79
82
87

66
71
74
77
80
83
87

67
72
74
77
80
83
89

67
72
75
77
80
84
89

67
72
75
78
80
84
90

67
72
75
78
80
84
93

2. Hitung jarak atau rentangan (R)
R = data tertinggi – data terendah
= 94 – 60 = 34
3. Hitung jumlah kelas (K) dengan Sturges :
K = 1 + 3,3 log. 70
= 1 + 3,3 . 1,845
= 1 + 6,0885 = 7,0887 ≈ 7
4. Hitung panjang kelas interval (P)
Re n tan gan( R) 34
P=
=
= 4,857 ≈ 5
JumlahKelas ( K 7
5. Tentukan batas kelas interval panjang kelas (P)
60
65
70
75
80
85
90

+ 5) = 65 – 1 =
+ 5) = 70 – 1 =
+ 5) = 75 – 1 =
+ 5) = 80 – 1 =
+ 5) = 85 – 1 =
+ 5) = 90 – 1 =
+ 5) = 95 – 1 =

64
69
74
79
84
89
94

6. Buat tabel sementara dengan cara dihitung satu demi satu yang sesuai
dengan urutan interval kelas.
Tabel
Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI
Nilai Interval
60 – 64
65 – 69
70 – 74
75 – 79
80 – 84
85 – 89
90 – 94

Rincian
II
IIII I
IIII IIII IIII
IIII IIII IIII IIII
IIII IIII IIII I
IIII II
IIII
Jumlah

Frekuensi (f)
2
6
15
20
16
7
4
70

7. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan cara memindahkan semua
angka frekuensi.
Tabel
DISTRIBUSI FREKUENSI
Nilai Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI
Nilai Interval
60 – 64
65 – 69
70 – 74
75 – 79
80 – 84
85 – 89
90 – 94
Jumlah

Frekuensi (f)
2
6
15
20
16
7
4
70

Berdasarkan bentuknya distribusi frekuensi terbagi menjadi beberapa
bentuk, yaitu :
1.
Distribusi Frekuensi Relatif.
2.
Distribusi Frekuensi Kumulatif.
a.
Distribusi Frekuensi Kumulatif (Kurang
Dari), dan
b.
Distribusi Frekuensi Kumulatif (Atau
lebih)
3.
Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif.
a.
Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif
(Kurang Dari), dan
b.
Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif
(Atau Lebih)
1. Distribusi Frekuensi Relatif
Distribusi frekuensi relatif adalah distribusi frekuensi yang nilai
frekuensinya tidak dinyatakan dalam bentuk angka mutlak atau nilai mutlak,
akan tetapi setiap kelasnya dinyatakan dalam bentuk angka persentase (%)
atau angka relatif (%) atau angka relatif. Teknik perhitungan distribusi
frekuensi relatif yaitu dengan cara membagi angka distribusi frekuensi mutlak
dengan jumlah keseluruhan distribusi frekuensi (n) dikalikan 100% atau
dengan rumus : f relatifkelas −i =

f ( mutlak ) kelas −i
n

x100%

Frelatif kelas-1 = 2/70 x 100% = 2,857%
Frelatif kelas-1 = 6/70 x 100% = 2,571%
Frelatif kelas-1 = 15/70 x 100% = 21,429%
Frelatif kelas-1 = 20/70 x 100% = 28,571%
Frelatif kelas-1 = 16/70 x 100% = 22,857%
Frelatif kelas-1 = 7/70 x 100% = 10,000%
Frelatif kelas-1 = 4/70 x 100% = 5,714%

Dari hasil perhitungan diatas, dimasukkan kedalam tabel distribusi
frekuensi relatif dibawah ini.
Tabel
DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF
Nilai Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI
Nilai Interval
60 – 64
65 – 69
70 – 74
75 – 79
80 – 84
85 – 89
90 – 94
Jumlah

Frekuensi (frelatif)
2,857%
2,571%
21,429%
28,571%
22,857%
10,000%
5,714%
100,00%

Jika digabungkan tabel distribusi frekuensi dengan tabel distribusi
frekuensi relatif, maka didapat :

Tabel
DISTRIBUSI FREKUENSI DENGAN DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF
Nilai Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI
Nilai Interval
60 – 64
65 – 69
70 – 74
75 – 79

Frekuensi (f)
2
6
15
20

Frekuensi (frelatif)
2,857%
2,571%
21,429%
28,571%
80 – 84
85 – 89
90 – 94
Jumlah

16
7
4
70

22,857%
10,000%
5,714%
100,00%

2. Distribusi Frekuensi Kumulatif.
Distribusi frekuensi kumulatif (fkum) ialah distribusi frekuensi yang nilai
frekuensinya (f) diperoleh dengan cara menjumlahkan frekuensi demi
frekuensi.
Tabel distribusi frekuensi kumulatif (fkum) bisa dibuat berdasarkan tabel
distribusi frekuensi mutlak. Distribusi frekuensi kumulatif (fkum) dibagi
menjadi dua, yaitu : (1) distribusi frekuensi kumulatif (kurang dari) dan (2)
distribusi kumulatif (atau lebih).
Contoh : Distribusi frekuensi kumulatif (fkum)
Tabel
DISTRIBUSI FREKUENSI
Nilai Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI

Nilai
Kurang dari 60
Kurang dari 65
Kurang dari 70
Kurang dari 75
Kurang dari 80
Kurang dari 85
Kurang dari 90
Kurang dari 95

Tabel
DISTRIBUSI FREKUENSI
Nilai Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI

(fkum)
0
2
8
23
43
59
66
70

Nilai Interval
60 atau lebih
65 atau lebih
70 atau lebih
75 atau lebih
80 atau lebih
85 atau lebih
90 atau lebih
95 atau lebih

3. Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif
Distribusi frekuensi relatif kumulatif

{f

kum ( % )

(fkum)
70
68
62
47
27
11
4
0

} ialah distribusi frekuensi

yang mana nilai frekuensi kumulatif diubah menjadi nilai frekuensi relatif atau
dalam bentuk persentase (%) atau dengan :
f
Rumus : f kum( % ) kelas −i = ( kum ) kelas −i x100%
n
Tabel distribusi frekuensi kumulatif relatif dibagi menjadi dua, yaitu : (1)
distribusi frekuensi kumulatif relatif (kurang dari) dan (2) distribusi frekuensi
kumulatif relatif (atau lebih).
Contoh :
(1)
Hitungan diambil dari tabel
distributif kumulatif (kurang dari), langkah-langkah membuat distribusi
frekuensi kumulatif relatif kurang dari :
Fkum (%) = 0/70 x 100% = 0,000 %
Fkum (%) = 2/70 x 100% = 2,000 %
Fkum (%) = 8/70 x 100% = 11,429 %
Fkum (%) = 23/70 x 100% = 32,857 %
Fkum (%) = 43/70 x 100% = 61,429 %
Fkum (%) = 59/70 x 100% = 84,266 %
Fkum (%) = 66/70 x 100% = 94,286 %
Fkum (%) = 70/70 x 100% = 100,000 %

(2)

Hitungan diambil dari tabel
distributif kumulatif (atau lebih), langkah-langkah membuat distribusi
frekuensi kumulatif relatif atau lebih :
Fkum (%) = 70/70
Fkum (%) = 68/70
Fkum (%) = 62/70
Fkum (%) = 47/70
Fkum (%) = 27/70
Fkum (%) = 11/70
Fkum (%) = 4/70
Fkum (%) = 0/70

x 100% = 100,000 %
x 100% = 97,143 %
x 100% = 88,571 %
x 100% = 67,143 %
x 100% = 38,571 %
x 100% = 15,714 %
x 100% =
5,714 %
x 100% =
0,000 %

Dari hasil perhitungan diatas, dimasukkan kedalam tabel distribusi
frekuensi kumulatif relatif kurang dari dan distribusi frekuensi kumulatif
relatif atau lebih sebagai berikut :
Tabel
DISTRIBUSI KUMULATIF RELATIF
(KURANG DARI)
Nilai Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI

Nilai
Kurang dari 60
Kurang dari 65
Kurang dari 70
Kurang dari 75
Kurang dari 80
Kurang dari 85
Kurang dari 90
Kurang dari 95

2.

(fkum)
0,000 %
2,857 %
11,429 %
32,857 %
61,429 %
84,286 %
94,286 %
100,000 %

Tabel
DISTRIBUSI KUMULATIF
(ATAU LEBIH)
Nilai Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI

Nilai Interval
60 atau lebih
65 atau lebih
70 atau lebih
75 atau lebih
80 atau lebih
85 atau lebih
90 atau lebih
95 atau lebih

(fkum)
100,000 %
97,143 %
88,571 %
67,143 %
38,571 %
15,714 %
5,714 %
0,000 %

GRAFIK
Maksud dan tujuan menyajikan data statistik dalam grafik adalah untuk
memudahkan pemberian informasi secara visual. Beberapa jenis grafik
diantaranya adalah histogram, poligon frekuensi dan ogive.
a.
Histogram
Histogram ialah grafik yang menggambarkan suatu distribusi frekuensi
dengan bentuk beberapa segi empat. Langkah-langkah membuat histogram :
1) Buatlah absis dan ordinat.
Absis ialah sumbu mendatar (X) menyatakan nilai.
Ordinat ialah sumbu tegak (Y) menyatakan frekuensi
2) Berilah nama pada masing-masing sumbu dengan cara, sumbu absis diberi
nama nilai dan ordinat diberi nama frekuensi.
3) Buatlah skala absis dan ordinat
4) Buatlah batas kelas dengan cara :
a.
Ujung bawah interval kelas dikurangi 0,5
b.
Ujung atas interval kelas pertama ditambah ujung bawah interval
kelas kedua dan dikalikan setengah.
c.
Ujung kelas atas ditambah 0,5. Perhitungannya sebagai berikut :
60 – 0,5
= 59,5
(64 + 65) x ½
= 64,5
(69 + 70) x ½
= 69,5
(74 + 75) x ½
= 74,5
(79 + 80) x ½
= 79,5
(84 + 85) x ½
= 84,5
(89 + 90) x ½
= 89,5
(94 + 95) x ½
= 95,5
5) Membuat tabel distribusi frekuensi untuk membuat histogram sebagai
berikut :

Tabel
DISTRIBUSI FREKUENSI
Nilai Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI
Nilai

Batas Kelas

Frekuensi (f)
60 – 64
65 – 69
70 – 74
75 – 79
80 – 84
85 – 89
90 – 94

59,5
64,5
69,5
74,9
79,5
84,9
89,5
95,5

2
6
15
20
16
7
4
Jumlah

70

6) Membuat grafik histogram, sebagai berikut :
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
59,9 64,5 69,5 74,5 79,5 84,5 89,5 94,5
Gambar : Histogram
Nilai Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI

b.

Poligon frekuensi
Poligon frekuensi adalah grafik garis yang menghubungkan nilai tengah
tiap sisi atas yang berdekatan dengan nilai tengah jarak frekuensi mutlak
masing-masing. Pada dasarnya pembuatan grafik poligon sama dengan
histogram, hanya cara membuat batas-batasnya yang berbeda. Perbedaan
antara histogram dan poligon adalah :
1. Histogram menggunakan batas kelas sedangkan poligon menggunakan
titik tengah.
2. Grafik histogram berwujud segi empat sedangkan grafik poligon berwujud
garis-garis atau kurva yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka langkah-langkah pembuatan poligon
frekuensi adalah sebagai berikut :
1)
Buatlah titik tengah kelas dengan cara : Nilai yang terdapat
ditengah interval kelas atau nilai ujung bawah kelas ditambah nilai ujung
atau kelas dikalikan setengah, sebagai berikut :
(61 + 64) x ½ = 62
(65 + 69) x ½ = 67
(70 + 74) x ½ = 72
(75 + 79) x ½ = 77
(80 + 84) x ½ = 82
(85 + 89) x ½ = 87
(90 + 94) x ½ = 92
2)

Buatlah tabel distribusi frekuensi untuk membuat poligon.
Tabel
DISTRIBUSI FREKUENSI
Nilai Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI
Nilai Interval
60 – 64
65 – 69
70 – 74
75 – 79
80 – 84
85 – 89
90 – 94
Jumlah

3)

Titik Tengah Kelas
62
67
72
77
82
87
92

Frekuensi (f)
2
6
15
20
16
7
4
70

Buatlah grafik poligon frekuensi dan keterangan lengkap.
20
20
15
10
5
0
57

62

67

72

77

82

87

92

98

Gambar
Nilai Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI

Ogive
Ogive adalah distribusi frekuensi kumulatif yang menggambarkan
diagramnya dalam sumbu tegak dan mendatar atau eksponensial.
3.

DIAGRAM
Diagram adalah gambaran untuk memperlihatkan atau menerangkan
sesutu data yang akan disajikan.
a.
Diagram Batang
Penyajian data jika berbentuk gambar akan lebih menarik dan lebih
menjelaskan lagi segala permasalahan yang akan disajikan secara visual.
Kegunaan diagram batang adalah untuk menyajikan data bersifat kategori
atau data distribusi. Dalam diagram batang, lebar batang diambil dari selang kelas
distribusi frekuensinya, sedangkan frekuensi masing-masing kelas ditunjukkan
oleh tinggi batang.
b.
Diagram Garis
Diagram garis digunakan untuk menggambarkan keadaan yang
berkesinambungan yaitu dengan memplotkan frekuensi kelas terhadap titik tengah
kelas dan kemudian menghubungkan titik-titiknya yang berurutan. Misalnya
pergerakkan indeks bursa saham, bursa komoditas dunia, grafik kurs valuta dan
lain-lain.

c.

Diagram Pencar
Diagram pencar atau disebut juga dengan diagram titik (diagram sebaran)
ialah diagram yang menunjukkan gugusan titik-titik setelah garis koordinat
sebagai penghubung diputus. Diagram ini cocok untuk kumpulan data yang terdiri
atas dua variabel, dengan nilai kuantitatif, diagramnya dapat dibuat dalam sistem
sumbu koordinat.
d.
Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran digunakan untuk menyatakan perbandingan jika data
tersebut terdiri atas beberapa kelompok atau kategori, misalnya persentase tingkat
pendidikan penduduk Kecamatan Jagakarsa tahun 2007.
e.
Diagram Lambang (piktogram)
Diagram lambang atau dikenal dengan diagram simbol adalah suatu
diagram yang menggambarkan simbol-simbol dari data sebagai alat visual untuk
orang awam. Misalnya data angkatan kerja digambarkan orang, hutan produksi
digambarkan pohon, untuk data bangunan gedung sekolah dibuat gambar gedung
dan lain-lain.
f.
Diagram Peta (kartogram)
Diagram peta (kartogram) yaitu diagram yang melukiskan fenomena atau
keadaan dihubungkan dengan tempat kejadian itu berada. Teknik pembuatannya
digunakan peta geografis sebagai dasar untuk menerangkan data dan fakta yang
terjadi. Misalnya membuka buku peta bumi, negara-negara nuklir dan lain-lain.

B.

Ukuran Nilai Pusat
Ukuran nilai pusat atau yang biasa disebut sebagai ukuran rata-rata adalah
suatu nilai yang dipandang representatif dapat memberikan gambaran secara
umum mengenai keadaan nilai tersebut.
Ada beberapa jenis ukuran nilai pusat yaitu :
1.
Rata-rata Hitung (Mean)
Rata-rata hitung atau lebih dikenal dengan rata-rata, merupakan ukuran
pusat data yang paling sering digunakan, karena mudah dimengerti dan
perhitungannya juga mudah. Penggunaan rata-rata hitung untuk sampel bersimbol
( X ) dibaca : eks bar atau eks garis dan untuk populasi bersimbol ( µ ) dibaca :
myu atau mu. Menghitung rata-rata yaitu dengan cara jumlah dari keseluruhan
angka (bilangan) yang ada dibagi dengan banyaknya angka (bilangan ) tersebut.
2.
Median (Me)
Median (Me) adalah nilai tengah dari gugusan data yang telah diurutkan
(disusun) dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya dari data terbesar
sampai data terkecil.
3.
Modus (Mo)
Modus (Mo) adalah nilai dari beberapa data yang mempunyai frekuensi
tertinggi baik data tunggal maupun data yang berbentuk distribusi atau nilai yang
sering muncul dalam kelompok data.

4.

Quartil (Q)
Quarti (Q) adalah nilai atau angka yang membagi data dalam empat bagian
yang sama, setelah disusun dari data yang terkecil sampai data terbesar atau
sebaliknya dari data terbesar sampai data terkecil. Ada tiga bentuk kuartil, yaitu :
(i)
Kuartil Pertama ialah nilai dala distribusi yang membatasi
25% frekuensi dibagian atas dan 75% frekuensi dibagian bawah distribusi.
(ii)
Kuartil Kedua ialah nilai dalam distribusi yang membatasi
50% frekuensi dibagian atas dan 50% dibawahnya.
(iii)
Kuartil Ketiga ialah nilai dalam distribusi yang membatasi
75% frekuensi dibagian atas dan 25% frekuensi bagian bawah.
Ketiga Kuartil ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Nilai
Frekuensi
Keterangan
25%
Posisi K1

75%

50%

Angka kecil

25%

Angka besar

K1
Posisi K2

K2
K3

Posisi K3

75%

50%

5.

Desil (D)
Desil (D) ialah nilai atau angka yang membagi data yang menjadi 10
bagian yang sama, setelah disusun dari data terkecil sampai data terbesar atau
sebaliknya. Cara mencari desil hampir sama dengan mencari nilai kuartil, bedanya
hanya apda pembagian saja. Kalau kuartil data dibagi empat bagian yang sama,
sedangkan desil data dibagi 10 bagian yang sama. Harga-harga desil ada sembilan
bagian, yaitu D1 sampai D9.
6.

Persentil (P)
Persentil (P) ialah nilai yang membagi data menjadi 100 bagian yang
sama, setelah disusun dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya. Cara
mencari persentil hampir sama dengan mencari nilai Desil, bedanya kalau Desil
data dibagi 10 bagian yang sama, sedangkan Persentil data dibagi 100 bagian
yang sama. Harga-harga Persentil ada 99 bagian, yaitu P1 sampai P99.
Beberapa jenis ukuran nilai pusat ini perhitungannnya dibagi dua yaitu :
1.
Untuk Data Tunggal
a.
Rata-rata Hitung (Mean)
Menghitung rata-rata data tunggal dibedakan antara data tunggal yang
berfrekuensi satu dengan data tunggal yang berfrekuensi lebih dari satu.

Menghitung rata-rata yang berfrekuensi satu dengan rumus :
∑ Xi
X=
n
dimana :
X

= Mean (rata-rata)

∑X

i

n

= Jumlah tiap data
= Jumlah data

Contoh :
Tabel
Distribusi Frekuensi Nilai Statistik dari 7 Mahasiswa
X
4
5
6
7
8
9
10
∑ X i = 49
Meannya adalah : X =


∑X
n

i

=

f
1
1
1
1
1
1
1
n=7

49
=7
7

Menghitung rata-rata yang berfrekuensi lebih dari satu dengan rumus :
∑ ( xi ni )
X=
∑ ni

Dimana :
X

= Mean (rata-rata)

∑X
∑n
i

i

= Jumlah rata-rata data
= Jumlah data

Contoh :
Tabel
Wartel CJDW Kalianyar

No

Kota

Jumlah Wartel (
ni )

Rata-rata
penghasilan
pertahun dalam
jutaan rupiah ( xi )

Jumlah (Jutaan
Rupiah) ( xi ni )
1
2
3
4

Menado
Bandung
Bangil
Makasar
Total

2
4
4
5
∑ ni = 15

Meannya adalah : X =

10
15
20
25

∑( x n ) =
∑n
i i
i

b.

20
60
80
125
∑ ( xi ni ) = 285

285
= Rp. 19 juta/tahun
15

Median (Me)
Mencari median data tunggal dengan cara mengurutkan data tersebut dari
data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya dari data terbesar sampai data
terkecil, dengan rumus :
Me = ½ (n + 1), dimana n = jumlah data
Menghitung median data tunggal dibedakan menjadi median data tunggal
dengan data ganjil dan median data tunggal dengan data genap.
Contoh : Data Ganjil
Diketahui data : 65, 70, 90, 40, 35, 45, 70, 80, dan 50
Langkah-langkah menjawab :
i)
Urutkan data dari data terkecil sampai data terbesar
35, 40, 45, 50, 65, 70, 70, 80, 90
ii)
Carilah posisi median dengan rumus : Me = ½ (n +
1)
Me = ½ (9 + 1) = 5 (posisi pada data ke-5)
Jadi, Me = 65
Contoh : Data Genap
Diketahui data : 50, 65, 70, 90, 40, 35, 45, 70, 80, dan 50
Langkah-langkah menjawab :
i)
Urutkan data dari data terkecil sampai
data terbesar
35, 40, 45, 50, 50, 65, 70, 70, 80, 90
ii)
Carilah
posisi
median
dengan rumus : Me = ½ (n + 1)
Me = ½ (10 + 1) = 5,5 (posisi pada data ke-5,5)
Jadi, Me = ½ (50 + 65) = 57,5
c.
Modus (Mo)
Menghitung modus dengan data tunggal dilakukan sangat sederhana, yaitu
dengan cara mencari nilai yang sering muncul diantara sebaran data. Penggunaan
modus bagi data kualitatif maupun kuantitatif dengan cara menentukan frekuensi
terbanyak diantara data yang ada.
Contoh :
Diketahui nilai Ujian Akhir Semester (UAS) untuk pelajaran statistika
bagi 10 mahasiswa, data sebagai berikut : 40, 60, 60, 65, 72, 60, 70, 60, 80, dan
90.
Jawab : Modus nilai UAS pelajaran Statistika, yaitu pada nilai 60, karena muncul
4 kali.
d.
Quartil (Q)
Mencari kuartil data tunggal dengan cara pertama menyusun atau
mengurutkan data tersebut dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya,
kemudian posisi kuartil dicari dengan rumus :
i (n + 1)
Qi =
4
Dimana :
i = 1, 2, 3
n = jumlah data
Contoh :
Berikut ini adalah data nilai Satistik dari 13 mahasiswa, yaitu : 40, 30, 50, 65, 45,
55, 70, 60, 80, 35, 85, 95, 100. Carilah nilai Q1 , Q2 , dan Q3 .
Langkah-langkah menjawab :
i)
Urutkan data dari data terkecil sampai data
terbesar
30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 70, 80, 85, 95, 100
ii)
Cari nilai Q1 , Q2 , dan Q3 dengan rumus :
i (n + 1)
4
1(13 + 1)
= nilai ke
4
1
1
= nilai ke- 3 (nilai yang ke- 3 , berarti rata-rata dari X 3 dan X 4 )
2
2
Jadi :
1
Q1 = ( X 3 + X 4 )
2
1
= (40 + 45)
2
= 42,5
2(13 + 1)
Q2 = nilai ke
4
= nilai ke-7, nilai X7
Jadi :
Qi = nilai yang ke
Q2 = X7 = 60
3(13 + 1)
4
1
1
= nilai ke-10 (nilai yang ke-10 , berarti rata-rata dari X 10 dan X 11 )
2
2

Q3 = nilai ke

Jadi :
1
( X 10 + X 11 )
2
1
= (80 + 85)
2
= 82,5 (nilai kuartil tidak perlu sesuai dengan nilai data yang asli)

Q3 =

e.

Desil (D)
Mencari desil data tunggal dengan cara mengurutkan data tersebut dari
data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya, kemudian posisi kuartil dicari
dengan rumus :
i ( n + 1)
Di = nilai yang ke
, i = 1, 2, ..., 9
10
Contoh :
Berdasarkan data pada contoh desil, hitunglah D1 , D2 , dan D3 .
Jawab :
1( 13 + 1)
D1 = nilai ke
10
4
4
= nilai ke-1 , berarti X 1 + ( X 2 − X1 )
10
10
2
= 30 +
( 35 − 30 )
10
= 31
2 ( 13 + 1)
D2 = nilai ke
10
8
8
= nilai ke-2 , berarti X 2 + ( X 3 − X 2 )
10
10
8
= 35 +
( 40 − 35)
10
= 39
9 ( 13 + 1)
D3 = nilai ke
10
= nilai ke-12
= 95 +

6
6
, berarti X 12 + ( X 13 − X 12 )
10
10

6
( 100 − 95 )
10

= 98
f.

Persentil (P)
Mencari persentil data tunggal dengan cara mengurutkan data tersebut dari
data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya, kemudian posisi persentil dicari
dengan rumus :
i (n + 1)
Pi = nilai yang ke
, i = 1, 2, ..., 100
100
Contoh :
Diketahui data : 65, 70, 90, 40, 35, 45, 70, 80, 75, dan 50
Carilah letak pada posisi ( P20 dan P80 )
Langkah-langkah menjawab :
i)
Urutkan data terkecil sampai data
terbesar.
35, 40, 45, 50, 65, 70,70, 75, 80, 90
ii)

Hitunglah dan cari posisi persentil (
P20 dan P80 ) dengan rumus :
20(n + 1)
Posisi P20 =
100
20(10 + 1)
=
100
= 2,2

artinya persentil 2,2 terletak pada posisi data ke 2,2.

Jadi :
P20 = data ke 2 + data 0,2 (data ke-3 – data ke-2)
= 40 + 0,2 (45 – 40)
= 41
Jadi, posisi P20 berada pada nilai 41
80(n + 1)
100
80(10 + 1)
=
100
= 8,8 artinya persentil 8,8 terletak pada posisi data ke-8,8.

Posisi P80 =
Jadi :
P80 = data ke 8 + data 0,8 (data ke-8 – data ke-7)
= 75 + 0,8 (80 -75)
= 79
Jadi : posisi P80 berada pada nilai 79
2.

Untuk Data Berkelompok
a.
Rata-rata Hitung (Mean)
Jika data sudah dikelompokkan dalam distribusi frekuensi, maka data
tersebut akan berbaur sehingga keaslian data itu akan hilang bercampur dengan
data lain menurut kelasnya, hanya dalam perhitungan mean kelompok diambil
titik tengahnya yaitu setengah dari jumlah ujung bawah kelas dan ujung atas kelas
untuk mewakili setiap kelas interval. Hal ini menunjukkan untuk menghindari
kemungkinan data yang ada disetiap interval mempunyai nilai yang lebih besar
atau lebih kecil dari titik tengah. Perhitungan data mean kelompok dapat dicari
dengan rumus :
∑ fi X i
X=
∑ fi
Contoh :
Misalkan upah karyawan per bulan dalam ribuan rupiah, dan f adalah banyaknya
karyawan yang menerima upah X, yang disusun pada tabel :
X 55 65 75 85 95 110 150
f
8 10 16 15 10
8
3
Jawab :
∑ fi X i
X=
∑ fi
8(55) + 10(65) + K + 3(150)
8 + 10 + K + 3
= 83,50
Jadi rata-rata upah karyawan per bulan adalah Rp. 83.500,=

b.

Median (Me)
Untuk data yang berkelompok, nilai median dapat dicari dengan
interpolasi yang rumusnya adalah sebagai berikut :
1

 2n−F ÷
Me = b + P 
÷
f

÷


dimana :
b = tepi batas bawah kelas median
P = panjang kelas/interval
F = jumlah frekuensi sebelum kelas median
F = frekuensi kelas median
n = jumlah seluruh frekuensi

Contoh :
Diketahui tabel distribusi frekuensi dibawah ini :
Kelas interval
31 – 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 – 100

∑

f
1
2
5
15
20
25
5
f = 73

Kelas Median

Berdasarkan tabel diatas, kelas mediannya adalah :
73/2 = 36,5 (angka 36,5 terletak dikelas interval ke 5) sehingga
didapat : b = 70, 5 p = 10 F = 23 f = 20 n = 73
Jadi :
1

 2n−F ÷
Me = b + P 
÷
f

÷


1

 2 73 − 23 ÷
= 70,5 + 10 
÷= 77,25
20 ÷



c.
Modus (Mo)
Apabila data sudah dikelompokkan dan disajikan dalam tabel frekuensi,
maka dalam mencari modus digunakan rumus :
b
Mo = b + P 1
b1 + b2
Dimana :
b = tepi batas bawah kelas modus
P = panjang kelas/interval
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya

Contoh :
Diketahui tabel distribusi frekuensi dibawah ini :
Kelas interval
31 – 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 – 100
Jawab :
Berdasarkan tabel diatas, didapat :
b1 = 25 – 20 = 5
b2 = 25 – 5 = 20
b = 80,5
P = 10

∑

Sehingga modusnya adalah : Mo = 80,5 + 10
d.

f
1
2
5
15
20
25
5
f = 73

Kelas Modus

5
= 82,5
5 + 20

Kuartil (Q)
Rumus untuk mencari nilai kuartil untuk data yang telah dikelompokkan
dalam distribusi frekuensi adalah :
i

 4n−F ÷
Qi = b + P 
÷
f

÷


Dimana :
Qi = kuartil ke i
i = 1, 2, 3
b = batas bawah kelas kuartil ke i
P = interval kelas
F = jumlah frekuensi sebelum kelas kuartil ke i
f = jumlah frekuensi
n = banyaknya data
Contoh :
Cari letak dan nilai Q1 , Q2 , dan Q3 dari data sebagai berikut :
Kelas interval
31 – 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 – 100
Jawab :
Berdasarkan tabel diatas didapat :
Letak Q1 = (k/4).n
= ¼ x 80 = 20
Letak Q2 = 2/4 x 80 = 40

f
1
2
5
15
20
25
12
∑ f = 80

Kelas Modus

Letak Q3 = ¾ x 80 = 60
Untuk Q1 : i = 1, F = 8, b = 60,5, p = 10, f = 15, n = 80
 20 − 8 
Q1 = 60,5 + 10 
÷ = 68,5
 15 
Untuk Q2 : i = 2, F = 23, b = 70,5, p = 10, f = 20, n = 80
 40 − 23 
Q2 = 70,5 + 10 
÷ = 79
 20 
Untuk Q3 : i = 1, F = 48, b = 80,5, p = 10, f = 25, n = 80
 60 − 43 
Q3 = 80,5 + 10 
÷ = 87,3
 25 
e.
Desil
Jika kelompok suatu data dapat dibagi menjadi 10 bagian yang sama
didapat 9 pembagi dan tiap pembagi disebut desil.
Mencari desil berbentuk data kelompok dibuat susunan distribusi frekuensi
terlebih dahulu, supaya mempermudah perhitungan. Proses mencari desil hampir
sama dengan proses mencari kuartil, kalau kuartil mencari nilai yang membagi
data kelompok dalam empat bagian yang sama, sedangkan desil mencari nilai
yang membagi data kelompok dalam 10 bagian yang sama.
Caranya urutkan terlebih dahulu mulai dari data terkecil sampai data
terbesar atau sebaliknya. Rumus untuk mencari nilai Desil untuk data yang telah
dikelompokkan dalam distribusi frekuensi adalah :
 in

 10 − F ÷
Di = b + p 
÷
 f ÷


Dimana :
Di = Desil ke-i
b = batas bawah kelas Di, ialah kelas interval dimana Di akan terletak
p = panjang kelas Di
F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas Di
f = frekuensi kelas Di
Contoh :
Tentukan letak dan nilai D4 dari tabel diatas.
Jawab :
40% x 80 = 32 data, dapat dilihat bahwa D4 berimpit dengan kelas interval
ke-5. Sehingga b = 70,5, p = 10, f = 25, F = 23, i = 4, n = 80
Jadi :
 4.80

 10 − 23 ÷
Di = 70,5 + 10 
÷ = 28,98
25

÷


f.
Persentil
Rumus untuk mencari nilai Desil untuk data yang telah dikelompokkan
dalam distribusi frekuensi adalah :
 in

 100 − F ÷
Pi = b + p 
÷
f

÷


Contoh :
Cari letak dan nilai P50 dan P75 dari data berikut :
f
Kelas interval
31 – 40
1
41 – 50
2
51 – 60
5
61 – 70
15
71 – 80
20
Kelas Modus
81 – 90
25
91 – 100

12
∑ f = 80

Penyelesaian :
Letak P50 (50 x 80)/100 = 40
Sehingga b = 70,5, p = 10, F = 23, f = 20, i = 50, n = 80
Jadi :
 50.80

 100 − 23 ÷
Pi = 70,5 + 10 
÷ = 68,4
20

÷


Letak P75 = (75 x 80)/100 = 60
Sehingga b = 80,5, p = 10, F = 43, f = 25, i = 75, n = 80
Jadi :
 75.80

 100 − 43 ÷
Pi = 80,5 + 10 
÷= 61,54
25

÷


C. Ukuran Simpangan
Ukuran simpangan yaitu suatu ukuran yang menunjukkan tinggi
rendahnya perbedaan data yang diperoleh dari rata-ratanya.

1.

Rentangan (Range), Rentangan antar Kuartil, dan Simpangan
Kuartil
Rentangan adalah data tertinggi dikurangi data terbesar, dengan rumus :
R = data tertinggi – data terkecil

Contoh :
Data nilai UAS Statistika 90, 80, 70, 90, 70, 100, 80, 50, 75, 70
Maka rentangnya = 100 – 50 = 50.
Rentang antar Kuartil adalah selisih antar kuartil ketiga dengan kuartil pertama,
dengan rumus :
RAK = K3 – K1
Dimana :
RAK = rentang antar kuartil
K3 = kuartil ketiga
K1 = kuartil pertama
Contoh :
Diketahui data pada contoh kuartil berkelompok, maka didapat :
K1 = 68,5
K3 = 87,3
Jadi : RAK = 87,3 – 68,5 = 18,8
Simpangan Kuartil adalah setengah dari RAK, dengan rumus :
SK = ½ RAK

atau

SK = ½ (K3 – K1)

Contoh :
Diketahui data pada contoh kuartil berkelompok, maka didapat :
K1 = 68,5
K3 = 87,3
Jadi :
SK = ½ (87,3 – 68,5) = 9,4

2.

Varians
Varians adalah kuadrat dari standar deviasi. Simbol varans untuk populasi

2
2
= σ 2 atau σ n sedangkan untuk sampel σ n −1 atau (S2) atau S.

a.

Rumus varians (S) untuk data tunggal :
Sampel





σ 2 n −1 = 





2

∑

2
( ∑ fx ) 
2
÷
fx −
2
∑ f − 1 ÷ atau S =  ∑ x 2 
÷

 n −1 ÷
÷
∑ f −1 ÷


÷
÷

Populasi



σ 2n




=




∑x

( ∑x )
−

2 2

2

n

n


÷
2
 ∑ x2 
÷
2
÷ atau σ = 
 n ÷
÷


÷
÷


Contoh :
Jika (standar deviasi) : s = 12,12 (data sampel)
Maka (varians) : S = (12,12)2 = 146,89
b.

Rumus varians (S) untuk data distribusi (dikelompokkan) :
Sampel


 ∑ f .x 2 
S =
 ∑ f −1÷
÷



2

Populasi



 ∑ f .x 2 
=
 ∑f ÷
÷



2

σ

2
n

Contoh :
Jika (standar deviasi) : s = 7,016 (data sampel)
Maka (varians) : S = (7,016)2 = 49,22
3.

Simpangan Baku (Standar Deviasi)
Standar deviasi adalah suatu nilai yang menunjukkan tingkat atau derajat

variasi kelompok data atau ukuran standar penyimpangan dari meannya.
a.

Standar Deviasi untuk Data Tunggal


Sampel
σ n −1 =

∑x

2

( ∑ x)
−
n −1

2

atau

∑x

atau

n

s=

σ=

∑x

2

n −1

Populasi



σn =

∑x

2

( ∑ x)
−

2

n

2

n

n

Contoh :
Diketahui nilai UTS Statistika Mahasiswa Unindra
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
n = 10

b.

X
75
70
80
85
60
75
100
90
95
75
∑ X = 805

X2
5625
4900
6400
7225
3600
5625
10000
8100
9025
5625
∑ X 2 = 66125

s=

s=

∑X2 −

(∑X)

n −1

( ∑ f .x )
∑ f .x − f − 1
∑
∑ f −1

s = 146,9 = 12,12

2

σ n −1 =


Populasi

∑ f .x
∑ f −1
2

atau

=

s=

( 805 )

10 − 1

2

10

648025
10 = 66125 − 64802,5 = 1322,5
9
9
9

Sampel

2

66125 −

66125 −

Standar Deviasi untuk Data Berkelompok


n

2

(data sampel)
( ∑ f .x )
∑ f .x −
∑f
∑f

2

2

σn =

atau

σ=

∑ f .x
∑f

2

Contoh :
Diketahui data distribusi sebagai berikut :
Nilai
60 – 64
65 – 69
70 – 74
75 – 79
80 – 84
85 – 89
90 – 94
Jumlah

X=

∑X
n

f
2
6
15
20
16
7
4
70

=

∑ f .x
∑ f −1

X

79,5

( X −X)

X2

f .X 2

-15
-10
-5
0
5
10
15
0

225
100
25
0
25
100
225
700

450
600
375
0
400
700
900
3425

556,5
= 79,5
7

2

s=

Batas kelas
atas
64,5
69,5
74,5
79,5
84,5
89,5
94,5
556,5

=

3425
3425
=
=
70 − 1
69

49, 64 = 7,045 (sampel)

Jadi, standar deviasi nilai statistika dari 70 mahasiswa sebesar 7,045.
D.

Model Populasi
Model populasi ini biasanya didekati oleh atau diturunkan dari kurva

frekuensi yang diperoleh dari sampel representatif yang diambil dari populasi.

1.

Kemencengan
Kurva halus atau model yang bentuknya bisa positif, negatif atau simetrik.

Model positif terjadi bila kurvanya mempunyai ekor yang memanjang kesebelah
kanan. Sebaliknya, jika memanjang kesesebelah kiri didapat model negatif. Dalam
kedua hal terjadi sifat taksimetri. Untuk mengetahui derajat taksimetri sebuah
model, digunakan ukuran kemiringan yang ditentukan oleh :
Kemiringan =

Rata − rata mod us
Simpanganbaku

Rumus empirik untuk kemiringan adalah :
Kemiringan =

3 ( rata − rata − median )
simpanganbaku

Dikatakan bahwa model positif jika kemiringan positif, negatif jika
kemiringan negatif dan simetrik jika kemiringan sama dengan nol.

Contoh :
Dari data berikut didapat X =76,62,

Me = 77,3

Mo = 77,17 dan simpangan

baku s = 13,07.
Nilai Ujian
31 – 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 – 100
Jumlah

2.

fi
1
2
5
15
25
20
12
80

Kemiringan =

76, 62 − 77,17
= −0, 04
13, 07

Karena kemiringan negatif dan dekat kepada nol
maka modelnya sedikit miring ke kiri.

Keruncingan
Bertitik tolak dari kurva model normal atau distribusi normal, tinggi

rendahnya atau runcing datanya bentuk kurva disebut kurtosis, dapat ditentukan.
Kurva distribusi normal, yang tidak terlalu runcing atau tidak terlalu datar,
dinamakan mesokurtik. Kurva yang runcing dinamakan leptokurtik sedangkan
yang datar disebut platikurtik.
Salah satu ukuran kurtosis ialah koefesien kurtosis, diberi simbol a 4,
dengan rumus :
a4 = (m4/m22)

Kriteria yang didapat dari rumus diatas adalah :
a) a4 = 3

distribusi normal

b) a4 ˃ 3

distribusi leptokurtik

c) a4 < 3

distribusi platikurtik

Untuk menyelidiki apakah distribusi normal atau tidak, sering pula dipakai
koefesien kurtosis persentil, diberi simbol κ , yang rumusnya :

κ=

1/ 2 ( K 3 − K1 )
SK
=
P90 − P
P90 − P
10
10

dimana :
SK = rentang semi antar kuartil
K1 = kuartil kesatu
K3 = kuartil ketiga
P10 = persentil kesepuluh
P90 = persentil ke-90
P90 – P10 = rentang 10 – rentang 90
Untuk model distribusi normal, harga κ = 0,263
ANGKA INDEKS
1.

PENGERTIAN ANGKA INDEKS

Angka indeks adalah suatu nilai yang menggambarkan nilai dalam data
berkala dengan cara mengkonversi data / ukuran aktual ke dalam bentuk
relatife. Angka indeks dinyatakan dalam bentuk persentase (%) biasanya tidak
ditulis.

Angka Indeks mengukur pergerakan data / nilai berkala relatif dari harga,
kuantitas, nilai, atau beberapa item lainya atas tahun besar.

Angka indeks pada tahun dasar sama dengan 100

Contoh 1.1
Panon Mama Tour (PMT) telah mencatat indeks total penjualan bulanan untuk
beberapa tahun terakhir. Pada saat memulai indeks, bulan januari 1995
ditetapkan sebagai tahun dasar. Untuk tahun itu, indeks penjualan harus bernilai
sama dengan 100. Pada tahun terakhir, manajemen PMT menghitung indeks
penjualan dan mencapai 275. Ini berarti, penjualan pada tahun itu adalah 275%
atau meningkat 175% dari tahun dasar.

Dalam menentukan angka indeks, hal-hal penting yang harus
diperhatikan adalah: pemilihan periode tahun dasar, periode tahun berjalan, dan
komponen penimbang .
Pada tahun dasar, angka indeks selalu bernilai 100, yang biasanya di tulis
tahun dasar sama dengan seratus---misalnya 1990 = 100, artinya tahun 1990
sebagai tahun dasar. Dalam pembahasan angka indeks dikenal pula istilah
tahun berjalan, yaitu periode atau waktu yang diperbandingkan dengan tahun
dasar.
Periode tahun dasar adalah periode atau waktu yang digunakan sebagai dasar
untuk membandingkan data yang akan dibuat indeks.
Komponen Penimbang adalah komponen penting yang digunakan
dalam menghitung angka indeks. Komponen ini di gunakan untuk
membandingkan hal-hal yang tidak seimbang, dan berlainan satuan atau
musim.
Misalnya, seseorang dalam satu bulan mengkonsumsi tiga jenis
makanan, misalnya: nasi,roti, dan mangga, tentu akan diperoleh proporsi
mangga, mangga sangat tergantung pada musim. Oleh karena itu diperlukan
pembobotan atau penimbangan untuk menentukan angka indeks dari tiga
barang itu.

2. JENIS-JENIS ANGKA INDEKS

Berdasarkan penggunaanya dalam kegiatan ekonomi, terdapat beberapa
jenis angka indeks yaitu: indeks harga (price index), indeks kuantitas (quantity
index), indeks nilai (value index), dan indeks rantai (chain index).
Indeks harga atau price index (OI) adalah suatu angka yang dipakai
dalam mengukur perubahaan harga dari satu jenis barang atau lebih.
Indeks Kuantitas atau quantity index (QI) adalah angka indeks yang di
gunakan untuk mengukur kuantitas satu jenis barang atau lebih yang diproduksi,
dikonsumsi, maupun di jual.
Indeks Nilai atau value indeks (VI) adalah angka indeks yang di gunakan
untuk mengukur perubahaan nilai dari satu atau sekelompok barang yang
dikonsumsi, diproduksi, maupun dijual.
Berdasarkan cara penentuannya, terdapat tiga jenis indeks, yaitu: indeks
tidak tertimbangan, indeks tertimbangan ,dan indeks rantai.
Indeks tidak tertimbangan yaitu indeks yang di tentukan dengan tidak
mempertimbangkan aspek-aspek pembobotan.
Indeks tertimbangan yaitu cara penentuan angka indeks dengan
mempertimbangkan aspek pembobotan.
3. INDEKS HARGA

Indeks harga adalah salah satu angka indeks yang paling sering
digunakan. Indeks ini mengukur tigkat harga barang dan jasa tertentu
dalam jangka waktu tertentu.
Indeks Harga mengukur perubahan harga barang dan jasa tertentu
pada periode tertentu.
Untuk menghitung indeks harga, dapat digunakan berbagai
metode, antara lain: metode tak rertimbang sederhana, metode tak
tertimbang agregatif, metode rata-rata relatif, metode tertimbang
Laspeyres, metode tertimbang paasche, dan metode tertimbang Fisher.
3.1 Indeks Harga dengan Metode Tak Tertimbang Sederhana dan
Agregatif

Indeks harga dapat dihitung mengguanakan metode tak tertimbang
sederhana dan tak tertimbang agresif. Metode tak tertimbang sederhana
digunakan untuk menghitung angka indeks harga barang secara
individual,dengan rumus:
PI= Error: Reference source not found x 100
PI = price index (indeks harga0
Pt = harga pada periode tahun t
Pb = harga pada periode tahun dasar
Contoh 3.1
Harga perkilogramgula pasir telah dipantau Assosiasi Pengusaha Gula
Indonesia ( APGI). APgi telah membaca laporan akhir tahun 2001 yang
menunjukkan penurunan harga gula karena membanjirnya gula impor di
pasar gelap yang berasal dari Vietnam. APGI, kemudian menghitung
indeks harga untuk memantau perkembanganya. Tahun dasar indeks
harga dipilih bulan maret 1996 dalam kondisi normal, dengan harga Rp
1.500 /kg
Pada bulan maret 2001, harga gula mencapai Rp 3,000 /kg, maka indeks
harga untuk bulan itu adalah:
PI = Error: Reference source not found x 100%

= Error: Reference source not foundx 100%
= 200
Berdasarkan indeks itu, dapat disimpulkan bahwa harga gula pada bulan
Maret 2001 telah mengalami Petingkatan sebesar 200-100= 100% dari
tahun 1996
Contoh 3.2
Untuk memenuhi kebutuhanya, yohanah catering mencatat beberapa
harga eceran beberapa kebutuhan pokok:
Tabel 1.1 Daftar Harga Barang Kebutuhan Yohanah Catering tahun 2001
dan 2002
Barang
Beras
Gula Pasir
Minyak goring
Telur ayam
Daging sapi
Kecap

Satuan
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Botol

Harga barang
2001
2.250
2.000
4.500
6.750
30.000
6.500
52.000

2002
2.500
1.800
4.000
8.000
35.000
6.250
57.550

Berdasarkan table di atas,indeks harga gabungannya:
Error: Reference source not found x 100%
= Error: Reference source not found x 100 = 11067
Jadi, indeks harga gabungannya adalah 110,67, artinya harga gabungan
kelompok bahan makanan pada tahun 2002 mengalami kenaikan 10,67
persen dari 2001
3.2 Indeks Harga Tak Tertimbang dengan metode Rata-Rata relatif

Indeks harga tak tertimbang dengan metode rata-rata relative pada
periode tahun berjalan Pt, dan periode tahun dasar Pb di rumuskan:

Error: Reference source not found
Di mana:
PIr = price index (indeks harga) dengan rata-rata relative
Pt = harga pada periode tahun t
Pb = harga pada periode tahun dasar
N = banyaknya item barang
Berdasarkan rumus di atas dapat dilakukan tahapan penghitungan, yaitu
terlebih dahulu harus menyelesaikan indeks harga setiap item barang, kemudian
menjumlahkan dan membaginya dengan banyak item.

Contoh 3.3
Bisrot café adalah salah satu café terlaris yang berada di sekitar pusat kesibukan
bisnis di Jakarta. Selama empat tahun, Henry Padma Negara selaku Manager
Operasional melakukan pencatatan harga brbagai jenis minuman. Ia ingin
membandingkan harga lima jenis minuman yang paling banyak dibeli selama
periode 1999-2002. Ia menetap tahun 1999 sebagai periode tahun dasar dan
tahun 2002 sebagai periode tahun berjalan. Ia ingin membandingkan cara
menghitung dengan menggunakan metode agregatif dengan rata-rata relatif.
Data daftar harga kelima jenis minuman tersebut dicatat pada table berikut:

Table 1.2 Harga Lima Jenis Minuman yang Dicatat Bisrot Cafr antara tahun 1999
s;d 2002
No Jenis
Minuman

Satuan

1999

2000

2001

2002

1

Pocari Sweet

Kaleng

2.500

2.750

3.500

4.500

2

Fanta

Kaleng

1.500

1.750

1.750

2.250

3

Greensand

Kaleng

3.000

3.500

3.450

4.250

4

Geraldine

Botol

4.750

5.000

5.350

5.500

5

Lemonate

Botol

4.850

5.100

5.100

6.000

Pertanyaan :
1. Tentukan indeks harga agregatif tahun 2002 (1999 = 100) !
2. Tentukan indeks harga rata-rata relatif keseluruhan barang pada tahun
2002 (1999 =100)
3. Apakah makna indeks harga diatas !

Untuk menentukan indeks harga agregatif tahun 2002 atas tahun
dasar 1999, adalah sebagai berikut;


Langkah 1. Jumlahkan setiap harga barang pada tahun 1999 dan
tahun 2002 untuk mencari Error: Reference source not found dan
Error: Reference source not found Gunakan table kerja berikut untuk
menghitungnya!

Jenis Minuman

Satuan

Harga (RP)
1999

2000
1.
2.
3.
4.
5.

Pocari sweet
Fanta
Greensand
Geraldine
Lemonade

Jumlah
Table 1.3


Kaleng
Kaleng
Kaleng
Botol
Botol

2.500
1.500
3.000
4.750
4.850
16.600

4.500
2.250
4.250
5.500
6.000
22.500

Langkah 2. Masukan hasil perjumlahan harga tiap jenis barang
kedalam rumus :

PI = Error: Reference source not foundx Error: Reference
source not found x 100 = 135,54
Indeks harga agregatif lima jenis minuman adalah 135,54, artinya
harga kelima jenis minuman pada tahun 2002 mengalami kenaikan
sebesar 35,54% dari tahun 1999.
Dengan rata-rata yang relative, indeks harga minuman itu dapat
dihitung dengan menggunakan langkah-langkah berikut:
 Langkah 1. Tentukan indeks harga kelima jenis minuman itu.
Gunakan table berikut untuk alat bantu perhitungan !

Jenis
Indeks harga
Minuman
Satuan
1999
2002
(1999=100)
Pocari sweet Kaleng
2.500
4.500
180,00
Fanta
Kaleng
1.500
2.250
150,00
Greensand
Kaleng
3.000
4.250
141,67
Geraldine
Botol
4.750
5.500
115,79
Lemonate
Botol
4.850
6.000
123,71
Jumlah
16.600
22.500
711,17
Table 1.4
Dari table itu, indeks harga untuk setiap jenis minuman dimasukkan pada
kolom terakhir, dihitung menggunakan rumus :
Error: Reference source not found x 100.Error: Reference source not
found x 100 adalaah 711,17 dan banyaknya item (n=5).
 Langkah 2 . Masukan kedalam rumus :

Error: Reference source not found = Error: Reference source not found=
=Error: Reference source not found= 142,23
Dari kedua perhitungan yang menggunakan dua metode itu, dijumpai
perbedaan yang cukup besar. Namun jika menggunakan rata-rata relatif
indeks harga dari kelima jenis minuman itu basilnya lebih akurat.
Makna indeks harga sebesar 142,23% pada tahun 2002 bila dibandingkan
dengan tahun 1999.
Apabila diperhatikan, teknik penentuan indeks harga di atas tidak
memperhatikan factor-faktor penimbangan, sehingga variasi di antara
harga dari kelompok barang yang dicari angka indeksnya tidak
diperhatikan.
3.3 Indeks Harga Agregatif Tertimbangan Laspeyres

Pada akhir abad ke-18, Etienne Laspeyres memperkenalkan metode
untuk menentukan angka indeks tertimbang mengguanakan jumlah
barang yang dikonsumsi pada periode dasar sebagai pembobot.
Penerapan dalam penentuan indeks harga dengan indeks laspeeyres
disajikan pada rumus berikut :
Error: Reference source not found = Error: Reference source not foundx
100
Di mana :
PIL = price index (indeks harga0 laspeyres
PT = harga pada periode tahun t
Pn = harga pada periode tahun dasar
Qn = kuantitas barang yang dikonsumsi pada periode dasar
Contoh 3.4
Henry Padmanagara, sebagai Majaner Bisrot Café, mencoba
menggunakan jumlah minuman yang dikonsumsi sebagai pembobot
dalam menghitung indeks harga.
Table 1.5 Tabel kerja Menentukan Indeks Harga Laspeyres

Jenis Minuman
1.
2.
3.
4.
5.

Pocari Sweet
Fanta
Greemdsand
Geraldine
Lemonate
Jumlah

Satuan
Kaleng
Kaleng
Kaleng
Botol
Botol

Harga
1999
(Pn)
2.500
1.500
3.000
4.750
4.850

Jumlah
Dikonsumsi
1999 (Qn)
150
300
100
150
75

Harga
2002
(Pt)
4.500
2.250
4.250
5.500
6.000

Pb Qb
375.000
450.000
300.000
712.500
363750
2.201.250

Langkah-langkah untuk menentukan indeks harga dengan metode
Laspeyres adalah :


Langkah 1. Tentukan pembobot, yaitu barang yang dikonsumsi pada
periode tahun dasar.



Langkah 2. Tentukan Error: Reference source not found dengan
mengalikan setiap harga minuman dan jumlah minuman yang
dikonsumsi pada tahun dasar.



Langkah 3. Tentukan Error: Reference source not found dengan

PtQb
675.00
675.00
425.00
825.00
450.00
3.050.0
mengalikan setiap harga minuman pada tahun berjalan dengan
jumlah barang yang dikonsumsi pada periode tahun dasar.


Langkah 4. Jumlahkan setiap nilai pada kolom Error: Reference
source not found dan setiap nilai pada kolom Error: Reference source
not found. Hasilnya adalahError: Reference source not found dan
Error: Reference source not found



Langkah 5. Masukan ke dalam rusmus Lapeyres. Diketahui : Error:
Reference source not found= 2.201.250 dan Error: Reference source
not found = 3050.000
Error: Reference source not found = Error: Reference source not
found x 100 = Error: Reference source not foundx 100 = 138,56

Dengan pembobotan, indeks harga menjadi lebih moderat yaitu, berada di
antara penghitungan yang menggunakan indeks harga sederhana dan
agregatif tak tertimbang.
Maka diketahui bahwa harga kelima minuman itu mengalami kenaikan
sebesar 38,56% pada tahun 2002 dibandingkan dengan periode tahun
1999
3.4 Indeks Harga Agregatif Tertimbang Paasche
Berbeda dengan Laspeyres, Paasche menetapkan jumlah yang
dikonsumsi pada tahun berjalan sebagai pembobot, sehingga penentuan indeks
harga tidak jauh berbeda dengan indeks Laspeyres. Indeks Paasche di
rumuskan sebagai berikut:
Error: Reference source not found = Error: Reference source not
found x 100

Di mana :
Error: Reference source not found = price index (indeks harga) Paasche
Error: Reference source not found = harga pada periode tahun t
Error: Reference source not found = harga pada periode tahun dasar
Error: Reference source not found = kuantitas barang yang dikonsumsi
pada periode tahun berjalan
Contoh 3.5
Henry Padmanagara, Lemudian mencoba menggunakanindeks Paasche
untuk menghitung perubahan harga. Ia mencatat, jumlah yang di
konsumsi tidak mengalami perubahan, namun harganya berubah,
sehingga data analisisnya seperti pada tabel berikut
Harga
Harga
Jumlah
1999
Jenis Minuman

1.
2.
3.
4.
5.

Pocari Sweet
Fanta
Greemdsand
Geraldine
Lemonate
Jumlah

Satuan

Kaleng
Kaleng
Kaleng
Botol
Botol

2002

(Error:
Referenc
e source
not found)
2.500
1.500
3.000
4.750
4.850

(Error:
Reference
source not
found)
4.500
2.250
4.250
5.500
6.000

Dikonsumsi
2002
(Error:
Reference
source not
found)
150
300
100
150
75

675.000
675.000
425.000
825.000
450.000
3.050.000

Langkah-langkah dalam menentukan indeks harga dengan metode
Oaasche adalah :


LANGKAH 1. Tentukan pembobot, yaitu jumlah barang yang dikonsumsi
pada periode tahun berjalan.



LANGKAH 2. Tentukan Error: Reference source not found dengan
mengalikan setiap harga minimum dengan jumlah minuman yang
dikonsumsi pada tahun berjalan.



LANGKAH 3. Tentukan Error: Reference source not found dengan
mengalikan setiap harga miniman pada tahun dasar dengan jumlah
minuman yang dikonsumsi pada periode tahun berjalan.



LANGKAH 4. Jumlahkan setiap nilai pada kolom Error: Reference source
not found dan setiap nilai pada kolom Error: Reference source not found,
hasilnya Error: Reference source not founddan Error: Reference source
not found



LANGKAH 5. Masukkan ke dalam rumus Paasche. DIketahui: Error:
Reference source not found= 3.0.50.000 Error: Reference source not
founddan = 2.201.250

Error: Reference source not found = Error: Reference source not found x
100 = Error: Reference source not found x 100 = 138,56
Indeks Harga gabungan Fisher
Irving fisher mengoreksi kedua indeks laspeyres dan Paasche
menggunakan rata-rata ukur dari hasih indeks keduanya. Rumus yang
digunakan adalah seperti rumus berikut
Error: Reference source not found = Error: Reference source not found x
Error: Reference source not found x 100
Atau
Error: Reference source not found= Error: Reference source not found

375.00
450.00
300.00
712.50
363750
2.201.2
Dimana :
Error: Reference source not found = indeks harga laspeyres
Error: Reference source not found = indeks harga paache
Indeks Fisher dinamakan indeks ideal karena merupakan koreksi
bias positif indeks Laspeyres dan bias negative indeks Paasche. Fisher
mendefinisikan indeks harga komposit sebagai rata-rata geometric dari
dua jenis indeks
Contoh 3.5
Dengan mengguanakan dua indeks yang sudah diketahui, yaitu indeks
Laspeyres senilai 138,56 dan indeks Paasche sebesar 138,56, maka
indeks Fishernya :
Error: Reference source not found = Error: Reference source not found =
Error: Reference source not found = 13856
Indeks harga Fisher sebesar 138,56 menunjukkan bahwa tekah terjadi
kenaikan sebesar 38,56% dalam harga minuman pada tahun 2002
4. INDEKS KUANTITAS

Tehnik penghitungan indeks kuantitas dapat mengikuti prosedur yang
sama dengan indeks harga, hanya data yang digunakan berupa kuantitas
suatu produk atau jasa.
4.1 Indeks Kuantitas Sederhana dan agregat
Indeks kuantitas (Quantity index) adalah angka yang dapat digunakan
untuk melihat perubahan satu jenis atau satu kelompok barang atau jasa
pada kurun waktu tertentu. Indeks kuantitas dirumuskan :
Error: Reference source not found = Error: Reference source not found x
100
Di mana :
QI= indeks kuantitas
Error: Reference source not found = kuantitas produk/ jasa pada periode
tahun t
Error: Reference source not found = kuantitas produk / jasa pada periode
tahun dasar
Penggunaan tanda Error: Reference source not found di dalam
rumus menunjukkan kuantitas barang yang dihitung ,dan indeksnya lebih
dari satu. Sebaliknya, tanda Error: Reference source not founddiabaikan
bila menghitung satu item saja. Indeks ini dinamakan indeks agregatif atau
gabungan
Indeks Kuantitas (Quantity index) adalah angka yang dapat digunakan
untuk melihat perubahan satu jenis atau satu kelompok barang atau jasa
pada kurun waktu tertentu.
Contoh 3.6
Hotel Hanjuang Kamelang adalah salah satu hotel di daerah tujuan wisata
bandung Timur, yang memiliki 250 buah kamar. Perkembangan penjualan
kamar sejak tahun 2000 dicatat pada tabel 1.6 Marlyn Sudarsa CHF,
sebagai Marketing Director, ingin memangtau perkembangan jumlah
kamar yang terjual dan ingin mengubahnya kelam bentuk indeks.
Tabel 1.6 menunjukkan jumlah kamar yang terjual selama beberapa bulan
dan angka indeks kuantitas untuk setiap bulan . Masing-masing jumlah
kamar yang terjual dari tabel berikut dibagi dengan 195 dan dikalikan
100%. Angka itu merupakan banyaknya kamar yang terjual pada periode
tahun dasar Januari 2001.
Rumus di gunakan untuk menghitung indeks kuantitas. Tanda sigma tidak
disertakan dalam penghitungan karena hanya satu item yang dicari
indeksnya, yaitu jumlah kamar
Contohnya, pada bulan Desember 2001, indeks kuantitas kamar yang
terjual adalah:
Error: Reference source not found x 100% = 107,69
Tabel 1.6 Data Jumlah Kamar Hotel Hangjuang Kamelang yang Terjual
Pada periode 2000/2001
Tahun
2000

2001

Bulan
Juni
Juli
Agustus
Sepember
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
desember

Rooms sold
149
150
150
200
180
195
205
195
135
136
149
153
119
155
200
203
202
203
210

Indeks kuantitas
76,41
76,92
76,92
102,56
92,31
100,00
105,13
100,00
69,23
69,74
76,41
78,46
61,03
79,49
102,56
104,10
103,59
104,10
107,69

Marlyn yakin,indeks kuantitas itu akan menjadikan manajemen lebih
mudah menggunakan jumlah kamar dalam bentuk angka indeks yang
mengalami perubahan relative terhadap tahun dasar.
4.2 Indeks Kuantitas Tertimbangan Laspeyres,Paasche, dan
Fisher
Untuk mengoreksi kekurangn, dalam menghitung indeks tak
tertimbang, indeks Laspeyres, Paasche, serta Fisher, digunakan seperti
pada menghitung indeks harga. Rumus ketiga indeks itu :
a. Indeks Laspeyres
Indeks kuantitas Laspeyres dirumuskan :

Error: Reference source not found =Error: Reference source not found x
100
Error: Reference source not found = indeks kuantitas Laspeyres
Error: Reference source not found = kuantitas pada periode tahun t
(tahun berjalan)
Error: Reference source not found = kuantitas pada tahun dasar
Error: Reference source not found = harga barang pada tahun dasar
Perbedaannya dengan indeks harga Laspeyres adalah dalam
indeks kuantitas, harga pada tahun dasar sebagai pembobot, sedangkan
pada indeks harga jumlah barang yang dikonsumsi pada tahun dasar
sebagai pembobot.
b. Indeks Kuantitas Paasche

Indeks kuantiatas Paasche menetapkan harga pada periode tahun
berjalan sebagai pembobot. Indeks tertimbang ini di rumuskan
Error: Reference source not found = Error: Reference source not
found x 100
Dimana :
Error: Reference source not found = indeks kuantitas Paasch
Error: Reference source not found = kuantitas pada periode tahun t (tahun
berjalan)
Error: Reference source not found = kuantitas pada tahun dasar
Error: Reference source not found = harga barang pada periode tahun t
(tahun berjalan)
Yang membedakan rumus indeks kuantitas dengan indeks harga
Paasche adalah dalam indeks kuantitas, harga pada tahun berjalan
sebagai pembobot, sedangkan pembobot dalam menentukan indeks
harga Paasch adalah jumlah barang yang dikonsumsi pada periode tahun
berjalan
c. Indeks Fisher

Adalah indeks idieal karena menggunakan rata-rata dari kedua indeks
yang cenderung mengandung kelemahan. Indeks kuantitas yang
digunakan adalah rata-rata geometric untuk kedua indeks. Indeks
Fisher dirumuska sbb :
Error: Reference source not found= Error: Reference source not
foundxError: Reference source not found x 100
Error: Reference source not found:
Error: Reference source not found = indeks kuantitas Fisher
Error: Reference source not found x 100 = Indeks kuantitas Laspeyres
Error: Reference source not found x 100 = Indeks kuantitas Paasche
Contoh ketiga indeks itu akan sebagai berikut :
Harga barang dan jasa di daerah tujuan wisata puncak dan cipanas selalu
berubah setiap saat dalam hitungang hari, bahkan setiap orng yang
membeli. Namun, pola pergerakan harga ini tergantung pada hari dan
musim. Ir.Halim Senjaya, kepala pengamat pasar dinas Pertanian Puncak
dan Cipanas mencatat rata-rata harga untukbeberapa jenis komoditi yang
diperdagangkan dikawasan wisata itu selama periode 2000 dan 2001.
Cuplikan sebagian data disajikan paa tabel berikut:
Harga Beberapa Komoditi Didaerah tujuan wisata Puncakdan Cipanas
Tahun 2000
Tahun 2001
Komoditi
Komoditi
Harga
/ Komoditi
Harga
/
terjual (00)
satuan (00) terjual (00)
satuan (00)
Wortel (ikat)
Pisang
(tandan)
Bunga (pot)
Terubuk (ikat)
Kelinci (ekor)
Bengkuang
(kg)
Ubi Cilembu
(kg)
Jumlah

13,2
42,0

4,5
150,0

25,0
35,0

42,5
145,0

30,0
12,5
6,0
35,2

22,5
5,0
30,0
12,5

25,0
17,5
7,5
45,0

30,0
7,5
31,2
15,0

50,2

3,8

62,0

40,0

188,9

217,0

Berdasarkan tabel diatas, dengan tahun 2000 sebagai tahun dasar
(2000 = 100 ) tentukan :
1. Indeks kuantitas pisang pada tahun 2001 !
2. Indeks kuangtitas agregatif tahun 2001 !
3. Indeks kuantitas rata-rata relatif tahun 2001 !
4. Indeks kuantitas Laspeyres !
5. Indeks kuantitas Paasche !
6. Indeks kuantitas Fisher

Penyelesaian
1. Indeks kuantitas pisang pada tahun 2001.

Error: Reference source not found x 100 = Error: Reference source not
found x 100 = 83,33
Artinya, pada tahun 2001 telah terjadi penurunan kuantitas penjualan
pisang sebesar 16,67% dibandingkan dengan periode tahun 2000.
2. Indeks kuantitas agregatif tahun 2001.
Error: Reference source not found x 100 = Error: Reference source not
found x 100 =114,88
Artinya, secara keseluruhan telah terjadi peningkatan kuantitas
penjualan komoditi sebesar 14,88% dibandingkan dengan komoditi yang
terjual pada tahun 2000.
3. Indeks kuantitas rata-rata relative tahun 2001.

Untuk menghitung indeks kuantitas relative, gunakan tabel berikut :
Komodit terjual
Indeks
(00)
Komoditi
2000
Error: 2001
Error: Error: Reference
Reference
Reference
source not found
source not found source
not x 100
found
Wortel (ikat)
13,2
25,0
189,39
Pisang (tandan)
42,0
35,0
83,33
Bunga (pot)
30,0
25,0
83,33
Terubuk (ikat)
12,5
17,5
140,00
Kelinci (ekor)
6,0
7,5
125,00
Bengkuang (kg)
35,2
45,0
127,84
Ubi Cilembu (kg) 50,2
62,0
124,00
Jumlah
188,9
217,0
872,90
Indeks kuantitas rata-rata relatifnya :
Error: Reference source not found = Error: Reference source not found x
100 = Error: Reference source not found = 124,79
Jadi, berdasarkan metode rata-rata relative, kenaikan beberapa
komoditi teryata 24,79% dari tahun 2000
4. Indeks kuantitas Laspeyres.
Untuk menghitung indeks kuantitas Laspeyres, gunakan tabel kerja
berikut :
2000
Komoditi

Jumlah

2001
Harga

Jumlah

Harga

Error:
Reference
source not
found
.Error:
Reference
source not
found

Error:
Reference
source not
found
.Error:
Reference
source not
found
ni

Wortel (ikat)

13,2

4,5

25,0

42,5

112,5

59,4

Pisang (tandan)

42,0

150,0

35,0

145,0

5.250,0

6.300,0

Bunga (pot)

30,0

22,5

25,0

30,0

562,5

675,0

Terubuk (ikat)

12,5

5,0

17,5

7,5

87,5

62,5

Kelinci (ekor)

6,0

30,0

7,5

31,2

225,0

180,0

Bengkuang (kg)

35,2

12,5

45,0

15,0

562,5

440,0

Ubi Cilembu (kg)

50,0

3,8

62,0

40,0

235,6

190,0

jumlah

188,9

7.035,6

7.906,9

217,0

Dari tabel itu diketahui :
Error: Reference source not found = 30.035,60, Error: Reference
source not found = 7.906,90, maka indeksnya :
Error: Reference source not found = Error: Reference source not
found = Error: Reference source not found = 88,98
Artinya, pada tahun 2001 telah terjadi penurunan jumlah komoditi yang
terjual sebesar 11,02%
5. Indeks kuantitas Paasche.

Untuk menghitung indeks kuantitas Paasche gunakan tabel kerja berikut:
Tabel Kerja Menghitung Indeks Kuantitas Paasche.
2000
Komoditi

Jumlah

2001
Harga

Jumlah

Harga

Error:
Reference
source not
found
.Error:
Reference
source not
found

Error:
Reference
source not
found
.Error:
Reference
source not
found

ni

Wortel (ikat)

13,2

4,5

25,0

42,5

1.062,5

561,00

Pisang (tandan)

42,0

150,0

35,0

145,0

5.075,0

6.090,0

Bunga (pot)

30,0

22,5

25,0

30,0

750,0

900,0
Terubuk (ikat)

12,5

5,0

17,5

7,5

131,25

93,75

Kelinci (ekor)

6,0

30,0

7,5

31,2

234,0

187,0

Bengkuang (kg)

35,2

12,5

45,0

15,0

675,0

528,0

Ubi Cilembu (kg)

50,0

3,8

62,0

40,0

2.480,0

2.000,0

jumlah

188,9

10.407,5

10.359,95

217,0

Dari tabel itu, diketahui :
Error: Reference source not found = 10.407,75, Error: Reference source
not found = 103.359,95
Maka, indeks ya adalah :
Error: Reference source not found = Error: Reference source not found =
Error: Reference source not found = 100%
Artinya, pada tahun 2001, telah terjadi kenaikan jumlah komoditi yang
terjual sebesar 0,46%
Catatan:
Perbedaan kedua indeks itu adalah pada pembobot,yaitu harga tahun
dasar untuk indeks Laspeyres dan harga pada tahun berjalan untuk
indeks Paasche. Sehingga terjadi bias negatif pada indeks Laspeyres dan
bias positif pada indeks Paasche. Untuk mengoreksinya, gunakanlah
indeks ideal dari Fisher .
6. Ideks kuantitas Fisher
Indeks ini merupakan rata-rata geometri dari indeks Laspeyres dan
indeks Paasche.
Error: Reference source not found

= Error: Reference source not found

= Error: Reference source not found
= Error: Reference source not found = 94,55

Perhatikan! Hasil perhitungan dengan menggunakan indeks Fisher
berbeda di antara indeks Lspeyres dan indeks Paasche, artinya indeks ini
dapat mengoreksi bias negative dan bias positif dari kedua indeks itu.
5. INDEKS NILAI (VALUE INDEKS ATAU vi)

Indeks nilai adalah angka yang digunakan untuk melihat perubahan nilai
uang dari satu kelompok barang atau jasa. Indeks nilai dirumuskan
Error: Reference source not found = Error: Reference source not found x
100
Di mana :
Error: Reference source not found = Indeks nilai
Error: Reference source not found = harga pada periode tahun t
Error: Reference source not found = harga pada periode tahun dasar
Error: Reference source not found =kuantitas barang / jasa pada periode
tahun
Error: Reference source not found = kuantitas barang / jasa pada periode
tahun dasar
Dari rumus itu diketahui bahwa indeks nilai merupakan hasil
perkalian antara harga dan kuantitas, contohnya : nilai produksi adalah
perkalian antara harga barang dan jumlah barang yang diproduksi. Conoh
lain adalah nilai biaya hidup di Jakarta yang merupakan perkalian antara
harga / biaya pengeluaran dan barang / jasa di konsumsi

ANGKA INDEKS
4.

PENGERTIAN ANGKA INDEKS

Angka indeks adalah suatu nilai yang menggambarkan nilai dalam data
berkala dengan cara mengkonversi data / ukuran aktual ke dalam bentuk
relatife. Angka indeks dinyatakan dalam bentuk persentase (%) biasanya tidak
ditulis.

Angka Indeks mengukur pergerakan data / nilai berkala relatif dari harga,
kuantitas, nilai, atau beberapa item lainya atas tahun besar.

Angka indeks pada tahun dasar sama dengan 100

Contoh 1.1
Panon Mama Tour (PMT) telah mencatat indeks total penjualan bulanan untuk
beberapa tahun terakhir. Pada saat memulai indeks, bulan januari 1995
ditetapkan sebagai tahun dasar. Untuk tahun itu, indeks penjualan harus bernilai
sama dengan 100. Pada tahun terakhir, manajemen PMT menghitung indeks
penjualan dan mencapai 275. Ini berarti, penjualan pada tahun itu adalah 275%
atau meningkat 175% dari tahun dasar.
Dalam menentukan angka indeks, hal-hal penting yang harus
diperhatikan adalah: pemilihan periode tahun dasar, periode tahun berjalan, dan
komponen penimbang .
Pada tahun dasar, angka indeks selalu bernilai 100, yang biasanya di tulis
tahun dasar sama dengan seratus---misalnya 1990 = 100, artinya tahun 1990
sebagai tahun dasar. Dalam pembahasan angka indeks dikenal pula istilah
tahun berjalan, yaitu periode atau waktu yang diperbandingkan dengan tahun
dasar.
Periode tahun dasar adalah periode atau waktu yang digunakan sebagai dasar
untuk membandingkan data yang akan dibuat indeks.
Komponen Penimbang adalah komponen penting yang digunakan
dalam menghitung angka indeks. Komponen ini di gunakan untuk
membandingkan hal-hal yang tidak seimbang, dan berlainan satuan atau
musim.
Misalnya, seseorang dalam satu bulan mengkonsumsi tiga jenis
makanan, misalnya: nasi,roti, dan mangga, tentu akan diperoleh proporsi
mangga, mangga sangat tergantung pada musim. Oleh karena itu diperlukan
pembobotan atau penimbangan untuk menentukan angka indeks dari tiga
barang itu.

5. JENIS-JENIS ANGKA INDEKS

Berdasarkan penggunaanya dalam kegiatan ekonomi, terdapat beberapa
jenis angka indeks yaitu: indeks harga (price index), indeks kuantitas (quantity
index), indeks nilai (value index), dan indeks rantai (chain index).
Indeks harga atau price index (OI) adalah suatu angka yang dipakai
dalam mengukur perubahaan harga dari satu jenis barang atau lebih.
Indeks Kuantitas atau quantity index (QI) adalah angka indeks yang di
gunakan untuk mengukur kuantitas satu jenis barang atau lebih yang diproduksi,
dikonsumsi, maupun di jual.
Indeks Nilai atau value indeks (VI) adalah angka indeks yang di gunakan
untuk mengukur perubahaan nilai dari satu atau sekelompok barang yang
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2

More Related Content

What's hot

F.PFungsi pembangkit-momen-final
F.PFungsi pembangkit-momen-finalF.PFungsi pembangkit-momen-final
F.PFungsi pembangkit-momen-final
Didi Agus
 
Statistik 2 mean,median,modus data kelompok
Statistik 2 mean,median,modus data kelompokStatistik 2 mean,median,modus data kelompok
Statistik 2 mean,median,modus data kelompokUlil Ay
 
Analisis Diskriminan (2)
Analisis Diskriminan (2)Analisis Diskriminan (2)
Analisis Diskriminan (2)
Rani Nooraeni
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Arif Windiargo
 
Korelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaKorelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaDia Cahyawati
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Jamil Sirman
 
Analisis tabel-kontingensi
Analisis tabel-kontingensiAnalisis tabel-kontingensi
Analisis tabel-kontingensi
Dwi Mardiani
 
Statistik deskriptif
Statistik deskriptifStatistik deskriptif
Statistik deskriptif
UFDK
 
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSSUJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
EDI RIADI
 
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan
Ria Defti Nurharinda
 
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOMMakalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Nila Aulia
 
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
reno sutriono
 
Pengujian Hipotesis
Pengujian HipotesisPengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis
Septi Ratnasari
 
Makalah Statistika Dasar
Makalah Statistika DasarMakalah Statistika Dasar
Makalah Statistika Dasar
silvia kuswanti
 
Ukuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaranUkuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaran
Sriwijaya University
 
manova-dan-anakova.pdf
manova-dan-anakova.pdfmanova-dan-anakova.pdf
manova-dan-anakova.pdf
AhmadRiduanRiduan
 
Bahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbsBahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbs
Judianto Nugroho
 
Power Point Himpunan
Power Point HimpunanPower Point Himpunan
Power Point Himpunan
Sriwijaya University
 

What's hot (20)

F.PFungsi pembangkit-momen-final
F.PFungsi pembangkit-momen-finalF.PFungsi pembangkit-momen-final
F.PFungsi pembangkit-momen-final
 
Statistik 2 mean,median,modus data kelompok
Statistik 2 mean,median,modus data kelompokStatistik 2 mean,median,modus data kelompok
Statistik 2 mean,median,modus data kelompok
 
Analisis Diskriminan (2)
Analisis Diskriminan (2)Analisis Diskriminan (2)
Analisis Diskriminan (2)
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
 
Korelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaKorelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhana
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah
 
Analisis tabel-kontingensi
Analisis tabel-kontingensiAnalisis tabel-kontingensi
Analisis tabel-kontingensi
 
Statistik deskriptif
Statistik deskriptifStatistik deskriptif
Statistik deskriptif
 
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSSUJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
 
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan
 
Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2
 
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOMMakalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
 
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
 
Distribusi teoretis
Distribusi teoretisDistribusi teoretis
Distribusi teoretis
 
Pengujian Hipotesis
Pengujian HipotesisPengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis
 
Makalah Statistika Dasar
Makalah Statistika DasarMakalah Statistika Dasar
Makalah Statistika Dasar
 
Ukuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaranUkuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaran
 
manova-dan-anakova.pdf
manova-dan-anakova.pdfmanova-dan-anakova.pdf
manova-dan-anakova.pdf
 
Bahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbsBahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbs
 
Power Point Himpunan
Power Point HimpunanPower Point Himpunan
Power Point Himpunan
 

Similar to Materi satatistik 2

Makalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaMakalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaSiti_Rita_Anita
 
Makalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaMakalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaSiti_Rita_Anita
 
Statistik pendidikan. AFI PARNAWI, M.Pd
Statistik pendidikan. AFI PARNAWI, M.PdStatistik pendidikan. AFI PARNAWI, M.Pd
Statistik pendidikan. AFI PARNAWI, M.Pd
Dr. Afi Parnawi, M.Pd
 
1 s.d 4
1 s.d 41 s.d 4
Slide1 statistika
Slide1 statistikaSlide1 statistika
Slide1 statistika
weny maniez
 
pertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdfpertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdf
AliHasan950219
 
Pertemuan 2 (statistik, statistika, macam data)
Pertemuan 2 (statistik, statistika, macam data)Pertemuan 2 (statistik, statistika, macam data)
Pertemuan 2 (statistik, statistika, macam data)
reno sutriono
 
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)afifsalim
 
Ranum Putri Salsabila PAI 3 C. Statistika Pendidikan.pptx
Ranum Putri Salsabila PAI 3 C. Statistika Pendidikan.pptxRanum Putri Salsabila PAI 3 C. Statistika Pendidikan.pptx
Ranum Putri Salsabila PAI 3 C. Statistika Pendidikan.pptx
munaazkia
 
Tugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalahTugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalahNurdiana Diana
 
Tugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalahTugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalahNurdiana Diana
 
Materi Statistika
Materi Statistika Materi Statistika
Materi Statistika
Potpotya Fitri
 
Tugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalahTugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalah
Nurdiana Diana
 
Unit 1 stat pend
Unit 1 stat pendUnit 1 stat pend
Unit 1 stat pendkelasrs12a
 
makalah statistik, statistika, macam data
makalah statistik, statistika, macam datamakalah statistik, statistika, macam data
makalah statistik, statistika, macam data
Aisyah Turidho
 
Ppt analisa data
Ppt analisa dataPpt analisa data
Ppt analisa data
syaiful17
 

Similar to Materi satatistik 2 (20)

01 statistika 12
01 statistika 1201 statistika 12
01 statistika 12
 
Makalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaMakalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistika
 
Makalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaMakalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistika
 
Statistik pendidikan. AFI PARNAWI, M.Pd
Statistik pendidikan. AFI PARNAWI, M.PdStatistik pendidikan. AFI PARNAWI, M.Pd
Statistik pendidikan. AFI PARNAWI, M.Pd
 
1 s.d 4
1 s.d 41 s.d 4
1 s.d 4
 
Slide1 statistika
Slide1 statistikaSlide1 statistika
Slide1 statistika
 
pertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdfpertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdf
 
Pertemuan 2 (statistik, statistika, macam data)
Pertemuan 2 (statistik, statistika, macam data)Pertemuan 2 (statistik, statistika, macam data)
Pertemuan 2 (statistik, statistika, macam data)
 
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
 
Ranum Putri Salsabila PAI 3 C. Statistika Pendidikan.pptx
Ranum Putri Salsabila PAI 3 C. Statistika Pendidikan.pptxRanum Putri Salsabila PAI 3 C. Statistika Pendidikan.pptx
Ranum Putri Salsabila PAI 3 C. Statistika Pendidikan.pptx
 
Tugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalahTugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalah
 
Tugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalahTugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalah
 
Materi Statistika
Materi Statistika Materi Statistika
Materi Statistika
 
01 statistika 12
01 statistika 1201 statistika 12
01 statistika 12
 
1. pengantar statistik
1. pengantar statistik1. pengantar statistik
1. pengantar statistik
 
Tugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalahTugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalah
 
Unit 1 stat pend
Unit 1 stat pendUnit 1 stat pend
Unit 1 stat pend
 
Unit 1 stat pend
Unit 1 stat pendUnit 1 stat pend
Unit 1 stat pend
 
makalah statistik, statistika, macam data
makalah statistik, statistika, macam datamakalah statistik, statistika, macam data
makalah statistik, statistika, macam data
 
Ppt analisa data
Ppt analisa dataPpt analisa data
Ppt analisa data
 

Recently uploaded

ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 

Recently uploaded (20)

ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 

Materi satatistik 2

  • 1. PENGANTAR KE STATISTIKA Dalam Penelitian Ekonomi dan Bisnis Disusun oleh Drs. Fikron Al Choir MM., M.Pd Team Teaching UNIVERSITAS PAMULANG TANGERANG SELATAN 2012
  • 2. DAFTAR ISI BAB I, PENGAR KEARAH STATISTIK A. Kajian tentang Penelitian 1. Pengertian Penelitian 2. Ragam Penelitian 3. Variabel penelitian 4. Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel) 5. Prosedur Penelitian B. Kajian tentang Data 1. Pengertian Data 2. Ragam Data 3. Fungsi Data 4. Pengumpulan Data C. Kajian tentang Statistika 1. Pengertian Statistika 2. Peranan Statistika 3. Ragam Statistika 4. Pembulatan Angka BAB II, STATISTIK DESKRIPTIF A. Penyajian Data: Tabel dan Grafik B. Tabel Distribusi Frekwensi C. Histogram, Poligon Frekwensi dan Ogive D. Ukuran Pusat dan Letak: Mean, Modus dan Median 1. Untuk Data Tunggal 2. Untuk Data Berkelompok E. Ukuran Simpangan: Rentang Data, Varians, dan Simpangan Baku 1. Untuk Data Tunggal 2. Untuk Data Berkelompok F. Model Populasi 1. Kemencengan 2. Keruncinan BAB III, DISTRIBUSI POPULASI A. Kejadian dan Peluang Kejadian B. Ekspektasi (Harapan) C. Distribusi Peluang (Distribusi Variabel Acak Diskrit) 1. Distribus Binom 2. Distribusi Multinom 3. Distribusi Hipergeometrik 4. Distribusi Poisson D. Distribusi Variabel Acak Kontinum 1. Distribusi Normal 2. Distribusi Student (Distribusi t)
  • 3. 3. Distribusi Chi Kuadrat 4. Distribusi F BAB IV, PENGUJIAN PERSYARATAN ANALISIS A. Uji Normalitas 1. Ogive dalam Kertas Peluang Normal 2. Koefisien Tingkat Kemencengan 3. Uji Liliefors 4. Uji Chi-Kuadrat B. Uji Homogenitas 1. Uji F (Perbandingan Varians Terbesar dengan Varians Terkecil) 2. Uji Bartlet C. Uji Kelinieran Regresi D. Menaikan Data Ordinal Menjadi Data Interval BAB V, PENGUJIAN HIPOTESIS KORELASI A. Konsep Korelasi B. Korelai Sederhana (Korelasi Bivariat) C. Pengujian Regresi Linier Sederhana D. Korelasi dan Regresi Ganda 1. Korelasi dan Regresi Ganda Dua Variabel Bebas 2. Korelasi dan Regresi Ganda Lanjutan (3 atau lebih Variabel Bebas) E. Analisis Jalur BAB VI, PENGUJIAN HIPOTESIS KOMPARASI A. Uji Beda Rerata 1. Uji-t untuk Uji Beda Rerata dari Satu Kelompok Sampel 2. Uji-t untuk Uji Beda Rerata dari Dua kelompok Sampel 3. Uji Tukey B. Analisis Varians (ANOVA) Satu Jalur C. Analisis Varians (ANOVA) Multi Jalur 1. ANOVA Dua Jalur 2. ANOVA Tiga Jalur D. Analisis Covarians (ANCOVA) BAB VII, VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN A. Pengujian Validasi Instrumen Tes 1. Tingkat Kesukaran Butir Soal 2. Daya Beda Butir Soal 3. Validitas Butir Soal Pilihan Ganda 4. Validitas Butir Soal Essay 5. Keberfungsian Pengecoh (alternatif jawaban) soal Pilihan Ganda 6. Reliabilitas Instrumen Tes B. Pengujian Validasi Instrumen Angket/Skala 1. Validitas Butir Angket 2. Reliablitas Instrumen Angket/Skala
  • 4. BAB I PENGANTAR KEARAH STATISTIK A. Pengertian Statistika dan Statistik Kata statistik berasal dari kata status (bahasa latin) atau kata staat (bahasa Belanda); dalam bahasa Indonesia kata tersebut diterjemahkan menjadi negara. Dalam kamus Bahasa Indonesia, statistik di artikan dalam dua arti: pertama, statistik sebagai ”ilmu statistik”, dan kedua, statistik di artikan sebagai ”ukuran yang diperoleh atau berasal dari sampel,” yaitu sebagai lawan dari kata ”parameter” yang berarti ukuran yang diperoleh atau berasal dari populasi. Statistik, diartikan sebagai kumpulan fakta yang berbentuk angkaangka yang disusun dalam bentuk daftar atau tabel yang menggambarkan suatu persoalan. Menurut Sudjana, kata statistik dipakai untuk menyatakan kumpulan data bilangan, maupun bilangan yang disusun dalam tabel atau diagram yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan. Disamping istilah statistik, dikenal juga dengan istilah statistika. Sudjana (1986:3) mendefinisikan statistika sebagai ”pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara mengumpulkan data, pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang telah dilakukan. Statistics menunjuk pada suatu metode untuk menerik kesipmpulan data, sehingga dalam pengertian ini, statistik menunjuk suatu disiplin ilmu dan seni (Muis 1986: 1-2) Keginaan Statistika menurut Harun Al Rasyid dalam “Statistika Sosial” adalah seperangkat metode yang membahas : 1) bagaimana cara mengumpulkan data yang dapat memberikan infromasi yang optimal, 2) bagaimana cara meringkas, mengolah dan menyajikan data, 3) bagaimana cara melakukan analisis terhadap sekumpulan data, sehingga dari analisis itu timbul strategi-strategi tertentu, 4) bagaimana cara mengambil kesimpulan dan menyarankan keputusan yang sebaiknya diambil, atas dasar strategi yang ada, dan 5) bagaimana menentukan besarnya resiko kekeliruan yang mungkin terjadi jika mengambil keputusan atas dasar strategi tersebut. 1. Klasifikasi Statistika Statistik dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan berdasarkan : a. Pembagian Statistik Berdasarkan Cara Pengolahan Data, statistik dibedakan menjadi statistik deskriptif dan statistik inferensi. 1
  • 5. 2 1. Statistik Deskripitif Statistik deskriptif atau statistik deduktif adalah bagian dari statistik yang mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami. hal menguraikan atau memberikan keteranganketeranagn mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata lain, statistik deskriptif hanya berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan. Berikut ini contoh-contoh pernyataan yang termasuk dalam cakupan statistik deskriptif. 1) Sekurang-kurangnya 5 % dari semua kebakaran di Tambora dilaporkan tahun diakibatkan oleh tindakan-tindakan sengaja yang tidak bertanggungjawab. 2) Sebanyak 45 % diantara semua pasien yang menerima suntikan obat tertentu, ternyata kemudian menderita efek samping obat itu. Penarikan kesimpulan pada statistik deskriptif (jika ada) hanya ditunjukkan berdasar data yang ada. Didasarkan atas ruang lingkup bahasnnya, statistik deskriptif mencakup hal berikut : a. Distribusi frekuensi beserta bagian-bagiannya, seperti : 1). Grafik distribusi (histogram, poligon, frekuensi, dan ogif); 2). Ukuran nilai pusat-pusat (rata-rata, median, modus, varians, simpangan baku, kuartil, desil, persentil dan sebagainya); 3). Ukuran dispersi (jangkauan, simpangan rata-rata, variasi, simpangan baku, dan sebagainya); 4). Kemencengan dan keruncingan kurva. b. Angka indeks c. Time series/deret waktu atau data berkala d. Korelasi dan regresi sederhana 2. Statistik Inferensi Statistik inferensi atau statistik induktif adalah bagian dari statistik yang mempelajari mengenai penafsiran dan penarikan kesimpulan yang berlaku secara umum dari data yang telah tersedia. Statistik inferensi berhubungan dengan pendugaan populasi dan pengujian hipotesis dari suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata lain, statistik inferensi berfungsi meramalkan dan mengontrol keadaan atau kejadian. Berikut ini contoh-contoh pernyataan yang termasuk dalam cakupan statistik inferensi. 1) Akibat penurunan produksi minyak oleh negara-
  • 6. negara penghasil minyak dunia, diramalkan harga minyak akan menjadi dua kali lipat pada tahun-tahun yang akan datang. 3 2) Dengan mengasumsikan bahwa kerusakan tanaman kopi jenis arabica kurang dari 30% akibat musim dingin yang lalu maka harga kopi jenis terbut di akhir tahun nanti tidak akan lebih dari 50 sen per satu kilogramnya. Penarikan kesimpulan pada statistik inferensi ini merupakan generalisasi dari suatu populasi berdasarkan data (sampel) yang ada. Didasarkan atas ruang lingkup bahasannya, maka statistik inferensi mencakup : a) probabilitas atau teori kemungkinan, b) distribusi teoritis, c) sampling dan distribusi sampling, d) pendugaan populasi atau teori populasi, e) uji persyaratan analisis data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas, f) uji hipotesis, g) analisis korelasi yang meliputi uji signifikansi dan interpretasi, h) analisis regresi yang meliputi uji linieritas dan uji signifikansi untuk peramalan. b. Pembagian Statistik Berdasarkan Ruang Lingkup Penggunaannya Berdasarkan ruang lingkup penggunaannya atau berdasarkan disiplin ilmu yang menggunakannya, statistik dapat dibagi menjadi beberapa macam : 1. Statistik Pendidikan Statistik pendidikan adalah statistik yang digunakan atau diterapkan pada bidang atau disiplin ilmu pendidikan. 2. Statistik Sosial Statistik sosial adalah statistik yang digunakan atau diterapkan pada bidang atau disiplin ilmu sosial. 3. Statistik Kesehatan Statistik kesehatan adalah statistik yang digunakan atau diterapkan pada bidang atau disiplin ilmu kesehatan. 4. Statistik Ekonomi Statistik ekonomi adalah statistik yang digunakan atau diterapkan pada bidang atau disiplin ilmu ekonomi. 5. Statistik Pertanian Statistik pertanian adalah statistik yang digunakan atau diterapkan pada bidang atau disiplin ilmu pertanian.
  • 7. 6. Statistik Wisatawan, hotel, tenaga kerja, personalia, kecelakaan dan masih banyak lagi. c. Pembagian Statistik Berdasarkan Bentuk Parameter Berdasarkan parameternya (data yang sebenarnya) statistik dapat dibedakan menjadi data parametrik dan statistik non parametrik. 1. Statistik Parametrik Statistik Parametrik adalah bagian statistik yang parameter populasinya harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti syarat berdistribusi normal atau normalitas dan syarat memiliki varians yang homogen atau homogenitas. 2. Statistik Non Parametrik Statistik Non Parametrik adalah bagian statistik yang parameter populasinya bebas dari terpenuhinya syarat-syarat tertentu seperti syarat berdistribusi normal atau normalitas dan syarat memiliki varians yang homogen atau homogenitas. 2. Karakteristik Statistika Sebagai ilmu pengetahuan, statistik mempunyai karakteristik sebagai berikut : a. Statistik selalu bekerja dengan angka atau bilangan yang disebut dengan data kuantitatif. Hal ini dimaksudkan apabila statistik dipergunakan sebagai alat analisa bagi data kualitatif (bahan keterangan yang tidak berwujud angka atau bilangan), maka data kualitatif tersebut harus diubah atau dikonversikan menjadi data kuantitatif, proses ini disebut kuantifikan. b. Statistik bersifat obyektif Kesimpulan dan ramalan yang dihasilkan oleh statistik didasarkan pada angka yang diolah (obyektif) dan tidak didasarkan pengaruh dari luar (subyektif). c. Statistik bersifat universal Ruang lingkup statistik tidaklah sempit, ruang lingkupnya sangat luas dalam kehidupan manusia baik dibidang perdagangan, pertanian, kependudukan, pendidikan, dan sebagainya. 3. Peranan, Fungsi dan Kegunaan Statistika a. Peranan Statistika Pada era globalisasi, hampir semua bidang tidak terlepas dengan menggunakan angka, data dan fakta, hal ini menunjukkan bahwa pelajaran statistika sangat dibutuhkan. Statistika sebagai sarana mengembangkan cara berpikir logis, lebih dari itu statistika mengembangkan berpikir secara
  • 8. ilmiah untuk merencanakan (forcasting) penyelidikan, menyimpulkan dan membuat keputusan yang teliti dan meyakinkan. Baik disadari atau tidak, statistika merupakan bagian substansi dari latihan profesional dan menjadi landasan dari kegiatan-kegiatan penelitian. Statistik berperan dalam berbagai kegiatan hidup manusia, antara lain : 1. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan pada berbagai keterangan serta bahan-bahan yang berbentuk angkaangka yang perlu ditafsirkan dan alat bantu yang berperan dalam menafsirkan bahan keterangan dan bahan-bahan yang berbentuk angka tersebut adalah statistik. 2. Dalam ilmu pengetahuan Dalam ilmu pengetahuan akan didapati penyajian data-data dalam bentuk angka-angka, sehingga diperlukan statistik dalam menafsirkan dan menyimpulkan data tersebut. 3. Dalam aktivitas penelitian ilmiah Dalam aktivitas penelitian ilmiah statistik berperan dalam mengemukakan, menjelaskan, menafsirkan, dan menyimpulkan data-data yang tersembunyi dibalik angka-angka. b. Fungsi Statistika Statistika membantu seseorang untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyimpulkan hasil yang telah dicapai dalam kegiatan tertentu, berarti statistika disini merupakan alat bantu. Sedangkan menurut Iqbal Hasan (2003:4) statistik berfungsi sebagai : 1. Bank data, yaitu menyediakan data untuk diolah dan diinterpretasikan agar dapat dipakai untuk menerangkan keadaan yang perlu diketahui atau diungkap. 2. Alat quality kontrol, yaitu sebagai alat pembantu standarisasi dan sekaligus sebagai alat pengawas. 3. Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, sebagai dasar penetapan kebijakan dan langkah lebih lanjut untuk mempertahankan, mengembangkan, lembaga pendidikan dalam pemberian pelayanan pendidikan. c. Kegunaan Statistik Menurut Anas Sudiono, banyak manfaat atau keguanaan dari statistik diantaranya : 1. Memperoleh gambaran, baik gambaran secara umum maupun secara khusus tentang suatu gejala, peristiwa/obyek.
  • 9. 2. Mengikuti perkembangan/pasang surut mengenai gejala, keadaan atau peristiwa dari waktu ke waktu. 3. Melakukan pengujian, apakah gejala yang satu berbeda dengan gejala yang lainnya ataukah tidak; jika terdapat perbedaan apakah perbedaan itu merupakan perbedaan yang berarti (meyakinkan) ataukah perbedaan itu terjadi hanya karena kebetulan. 4. Mengetahui apakah gejala yang satu ada hubungan dengan gejala yang lainnya. 5. Menyusun laporan yang berupa data kuantitatif dengan teratur, ringkas, dan jelas. 6. Menarik kesimpulan secara logis, mengambil keputusan secara tepat dan mantap, serta dapat memperkirakan atau meramalkan hal-hal yang mungkin terjadi dimasa mendatang. B. Kajian tentang Data D. Pengertian Data Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keteranganketerangan tentang suatu hal, dapat berupa sesutau yang diketahui atau dianggap. Jadi, data dapat diartikan sebagai sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Sesuatu yang diketahui biasanya didapat dari hasil pengamatan atau percobaan dan hal itu berkaitan dengan waktu dan tempat. Anggapan atau asumsi merupakan suatu perkiraan atau dugaan yang sifatnya masih sementara, sehingga belum tentu benar. Oleh karena itu, anggapan atau asumsi perlu diuji kebenarannya. Data menurut Suharsimi Arikunto dalam “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek” yang dikutip dari Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1997), merupakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. Jadi dapat disimpulkan, bahwa data merupakan sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan, atau masalah baik yang berbentuk angka-angka maupun yang berbentuk kategori. E. Penggolongan Data Sesuai dengan macam atau jenis variabel, maka data atau hasil pencatatannya juga mempunyai jenis sebanyak variabel. Data dapat dibagi dalam kelompok tertentu berdasarkan kriteria yang menyertainya, misalnya menurut susunan, sifat, waktu pengumpulan, dan sumber pengambilan.
  • 10. 1. Pembagian Data Menurut Susunannya Menurut susunannya, data dibagia atas data acak atau tunggal dan data berkelompok. a. Data Acak atau Data Tunggal Data acak atau tunggal adalah data yang belum tersusun atau dikelompokkan kedalam kelas-kelas interval. Contoh : Data hasil pengukuran berat siswa kelas VIII (dalam kg) ialah sebagai berikut : 35 37 30 40 38 30 33 31 32 40 39 37 35 34 33 32 36 36 34 34 32 36 38 39 40 35 30 32 33 32 30 34 39 40 38 37 29 35 38 37 29 29 38 35 27 b. Data Berkelompok Data berkelompok adalah data yang sudah tersusun atau dikelompokkan kedalam kelas-kelas interval. Data kelompok disusun dalam bentuk dist ribusi frekuensi atau tabel frekuensi. Contoh : Data nilai dan jumlah anak yang memperolehnya untuk pelajaran matematika kelas VIII ialah sebagai berikut : Nilai 1–2 3–4 5–6 7–8 9 - 10 Turus III IIII IIII IIII IIII Frekuensi IIII IIII II 3 5 10 15 7 IIII 2. Pembagian Data Menurut Sifatnya Menurut sifatnya, data dibagi atas data kualitatif dan data kuantitatif. a. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan. Contoh : Warna, jenis kelamin, status perkawinan. b. Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan. Contoh : Tinggi, umur, jenis, jumlah. 3. Pembagian Data Menurut Waktu Pengumpulannya
  • 11. Menurut waktu pengumpulannya, data dibagi atas data berkala dan data cross section. a. Data Berkala Data berkala adalah data yang terkumpul dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan. Contoh : Data perkembangan harga 9 macam bahan pokok selama 10 bulan terakhir yang dikumpulkan setiap bulan. b. Data Cross Section Data cross section adalah data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu untuk memberikan gambaran perkembangan keadaan atau kegiatan pada waktu itu. Contoh : Data sensus penduduk 1990 4. Pembagian Data Menurut Sumber Pengambilannya Menurut sumber pengambilannya, data dapat dibedakan atas dua, yaitu data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti yang terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia. 5. Pembagian Data Menurut Skala Pengukurannya Skala pengukuran adalah peraturan penggunaan notasi bilangan dalam pengukuran. Menurut skala pengukurannya, data dapat dibedakan atas empat, yaitu data nominal, data ordinal, data interval, dan data rasio. a. Data Nominal Data nominal adalah data yang diberikan pada objek atau kategori yang tidak menggambarkan kedudukan objek atau kategori tersebut terhadap objek atau kategori lainnya, tetapi hanya sekedar label atau kode saja. Data ini hanya mengelompokkan objek/kategori kedalam kelompok tertentu. Data ini mempunyai dua ciri, yaitu : 1. Kategori data bersifat saling lepas (satu objek hanya masuk pada satu kelompok saja).
  • 12. 2. Kategori data tidak disusun secara logis. b. Data Ordinal Data ordinal adalah data yang penomoran objek atau kategorinya disusun menurut besarnya, yaitu dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya dengan jarak/rentang yang tidak harus sama. Data ini memiliki ciri seperti pada ciri data nominal ditambahm satu ciri lagi, yaitu kategori data dapat disusun berdasarkan urutan logis dan sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki. c. Data Interval Data interval adalah data dimana objek/kategori dapat diurutkan berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval antara tiap objek/kategori sama. Besarnya interval dapat ditambah atau dikurangi. Data ini memiliki ciri sama dengan ciri pada data ordinal ditambah satu ciri lagi, yaitu urutan kategori data mempunyai jarak yang sama. d. Data Rasio Data rasio adalah data yang memiliki sifat-sifat data nominal, data ordinal, dan data interval, dilengkapi dengan titik nol absolut dengan makna empiris. F. Pengumpulan Data Untuk statistik induktif diperlukan statistik deskriptif yang benar dan untuk hal terakhir ini diperlukan data. Data harus betul-betul “jujur”, yakni kebenarannya harus dapat dipercaya. Proses pengumpulan data dapat dilakukan dengan jalan sensus atau sampling. Sensus adalah pengumpulan data dengan mencatat dan meneliti seluruh elemen obyek penelitian (populasi). Keuntungan sensus adalah mendapatkan data yang akurat (true value) dan kelemahannya adalah memakan waktu yang lama dengan biaya yng tidak sedikit. Sampling adalah pengumpulan data dengan cara mencatat dan meneliti sebagian elemen yang menjadi obyek penelitian (sampel). Keuntungan sampling adalah tidak memakan waktu lama dan biaya sedikit, sedangkan kelemahannya adalah nilai yang dihasilkan merupakan hasil perkiraan (estimate value). Untuk kedua hal, sensus maupun sampling, banyak langkah yang dapat ditempuh dalam usaha mengumpulkan data, antara lain : a) Menghimpun data selengkap-lengkapnya (bukan sebanykbanyaknya). b) Ketepatan data (jenis data, waktu pengumpulan, kegunaan/relevansinya sesuai tujuan dan alat/instrumen yang dipergunakan.
  • 13. c) Kebenaran data (data yang dapat dipercaya kebenarannya baik sumbernya maupun data itu sendiri). G. Instrumen Pengumpul Data Instrumen adalah alat yang digunakan pada saat peneliti menggunakan suatu metode. Metode adalah cara yang digunakan dalam penelitian. Adapun instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian adalah : 1. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. 2. Questionare (angket) Daftar pertanyaan yang setiap pertanyaannya sudah disediakan jawabannya untuk dipilih, atau di sediakan tempat untuk mengisi jawabannya. 3. Interview (wawancara) Sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. 4. Observasi (pengamatan) Kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. 5. Rating Scale (skala bertingkat) Suatu ukuran subyektif yang dibuat berskala. 6. Dokumentasi Dokumentasi berarti barang-barang tertulis. Dalam penelitian peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. H. Fungsi Data Fungsi data adalah untuk menghasilkan hasil pengukuran yang akurat. C. Kajian tentang Penelitian 1. Pengertian Penelitian Penelitian adalah proses ilmiah untuk mendapatkan data dalam rangka memecahkan masalah dengan tujuan dan keguanaan tertentu. 2. Klasifikasi Penelitian Secara umum terdapat dua metode dalam penelitian, yaitu metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemahan, namun keberadaannya saling melengkapi. Metode penelitian kuantitatif lebih cocok digunakan untuk meneliti bila permasalahan sudah jelas, datanya teramati dan terukur, peneliti bermaksud menguji
  • 14. hipotesis dan membuat generalisasi. Sedangkan metode penelitian kualitatif lebih cocok digunakan untuk meneliti bila permasalahan dalam situasi sosial masih remang-remang, kompleks, dinamis, peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara lebih mendalam, serta menemukan hipotesis atau teori. Dengan memahami kedua metode tersebut, maka peneliti akan lebih mudah untuk memilih mana permasalahan yang cocok diteliti dengan metode kualitatif dan mana yang cocok dengan metode kuantitatif. Jangan sampai memilih menggunakan metode kualitatif hanya karena tidak tahu atau tidak senang menggunakan statistik. Bila ditinjau dari tingkat kesulitan, maka sebenarnya metode kualitatif lebih sulit bila dibandingkan dengan metode kuantitatif. Seperti dinyatakan oleh Borg and Gall 1988 bahwa “Qualitative research because the much more difficultto do well than quantitative research because the data collected are usually subjective and the main measurement tool for collecting data is the investigator himself”. Metode kualitatif dan kuantitatif tidak bisa digunakan secara bersamaan, karena paradigmanya berbeda. Dalam hal ini Thomas D Cook and Charles S Reichardt, (1978) menyatakan “To the conclusion that qualitative and quantitative methods themselves can never be used together. Since the methods are linked to different paradigms and since one must choose between mutually exclusive and antagonistic world views, one must also choose between the methods type”. Kesimpulannya, metode kualitatif dan kuantitatif tidak akan pernah dipakai bersama-sama, karena kedua metode tersebut memiliki paradigma yang berbeda dan perbedaannya bersifat mutually exclusive, sehingga dalam penelitian hanya dapat memilih salah satu metode. Seperti telah dikemukakan perbedaan kedua metode meliputi tiga hal, yaitu perbedaan dalam aksioma, proses penelitian dan karakteristik penelitiannya itu sendiri. Namun demikian, kedua metode dapat digunakan bersama untuk meneliti pada obyek yang sama, tetapi tujuan yang berbeda. Kedua metode dapat digunakan secara bergantian pada obyek yang sama, pada tahap pertama menggunakan metode kualitatif, sehingga ditemukan hipotesis, dan selanjutnya hipotesis tersebut diuji dengan metode kuantitatif. 3. Variabel penelitian Yang dimaksud dengan variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan pengamatan. Karakteristik yang dimiliki satuan pengamatan keadaannya berbeda-beda (berubah-ubah) atau memiliki gejala yang bervariasi dari satu satuan pengamatan ke satu satuan pengamatan lainnya, atau, untuk satuan pengamatan yang sama, karakteristiknya berubah menurut waktu dan tempat. Harun Al Rasyid lebih tegas menyebutkan bahwa variabel adalah
  • 15. karakteristis yang dapat diklasifikasikan kedalam sekurang-kurangnya dua buah klasifikasi (kategori) yang berbeda atau yang dapat memberikan sekurang-kurangnya dua hasil pengukuran atau perhitungan yang nilai numeriknya berbeda. Contoh : Jender diklasifikasikan kedalam dua klasifikasi, yaitu laki-laki dan perempuan; Pekerjaan diklasifikasikan kedalam beberapa kategori, yaitu PNS, Petani, Pedagang, dan sebagainya. Variabel diklasifikasikan menjadi dua yaitu : variabel kualitatif dan variabel kuantitatif. Variabel kualitatif (qualitative variable) merupakan variabel kategori. Misalnya : Jenis pekerjaan orang (sopir, bisnisman, guru), disiplin karyawan (bagus, jelek, sedang), jabatan dalam perusahaan (supervisor, manajer, kepala bagian). Yang termasuk dalam variabel kualitatif adalah variabel nominal dan ordinal. Variabel kuantitatif (quantitative variable) diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu : variabel diskret (discrete variable) dan variabel kontinu (continous variable). Variabel diskret merupakan variabel yang besarannya tidak dapat menempati semua nilai. Nilai variabel diskret selalu berupa bilangan bulat dan umumnya diperoleh dari hasil pencacahan. Contoh : Jumlah kantor pos yang ada di Jakarta tahun 2008 berjumlah 175 kantor pos, jumlah yang melahirkan di Kota Bogor tahun 2005 adalah 100.000 orang. Variabel kontinu merupakan variabel yang besarannya dapat menempati semua nilai yang ada diantara dua titik dan umumnya diperoleh dari hasil pengukuran. Sehingga pada variabel kontinu dapat dijumpai nilainilai pecahan atau nilai-nilai bulat. Contoh tinggi badan Ari adalah 170,50 cm. (untuk lebih jelas, perhatikan tabel 1.1). Gambar 1.1 Klasifikasi Data
  • 16. DATA (EMPIRICAL EVIDENCE) Kualitatif Bentuknya Klasifikasi (kategori) Klasifikasi tanpa peringkat Nomiminal Dichotomous Polytomous Klasifikasi dengan peringkat Ordinal Kuantitatif Bentuknya Numerik (bilangan) Diskrit (selalu bilangan bulat Kontinu (bilangan bulat atau desimal) Interval atau Ratio Persyaratan Distribusi Statistika Nonparametrik Statistika Parametrik Jenis-jenis variabel penelitian :  Variabel Kriteria/dependent (terikat), yaitu yang keberadaannya dipengaruhi variabel lain.  Variabel Independent (Bebas), yaitu yang menjadi penyebab timbulnya variabel lain.  Variabel Moderator (bebas kedua), yaitu yang memperkuat/memperlemah hubungan variabel bebas dengan variabel terikat.  Variabel Intervening, yaitu yang membuat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat menjadi hubungan tidak langsung.  Variabel Kontrol, yaitu yang dikendalikan atau dibuat konstan, sehingga tidak berpengaruh pada variabel yang diteliti. 4. Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel) 1. Populasi Terdapat perbedaan yang mendasar dalam pengertian antara pengertian “populasi dan sampel” dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono (1997:57) memberikan pengertian bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Nazir (1983:327) mengatakan bahwa, “Populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya.” Nawawi (1985:141) menyebutkan bahwa, Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung
  • 17. ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap.” Sedangkan Riduwan dan Tita Lestari (1997:3) mengatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi obyek penelitian.” Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. 2. Sampel Suharsimi Arikunto (1998:117) mengatakan bahwa : “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi (representatif).” Sugiyono (1997:57) memberikan pengertian bahwa : “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa : “Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden tetapi sebagai nara sumber atau partisipan, informan, teman, dan guru dalam penelitian. Ada beberapa keuntungan menggunakan sampel, antara lain : a) Memudahkan peneliti karena jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan populasi, selain itu bila populasinya terlalu besar dikhwatirkan akan terlewati. b) Penelitian lebih efektif dan efesien. c) Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, artinya jika subyeknya banyak dikhawatirkan adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data, karena sering dialami oleh staf bagian pengumpul data mengalami kelelahan sehingga pencatatan data tidak akurat. 5. Prosedur Penelitian Yang dibutuhkan dalam penelitian adalah adanya prosedur secara sistematis, yaitu sebagai langkah-langkah untuk memudahkan melakukan penelitian. Langkah-langkah ini paling strategis dalam penelitian, yaitu :
  • 18. 1. 2. 3. 4. 5. Perencanaan penelitian Pengumpulan data atau fakta Pengolahan dan penataan data Penyajian data kedalam bentuk tabel maupun grafik Analisa dan interpretasi data. BAB II STATISTIK DESKRIPTIF A. Penyajian Data Data yang berasal dari populasi maupun sampel yang sudah terkumpul, baik untuk keperluan laporan dan atau analisis selanjutnya dalam penelitian hendaknya diatur, disusun, disajikan dalam bentuk yang jelas dan baik sehingga penyajian data labih menarik publik. Secara umum ada dua cara penyajian data yang sering dipakai ialah tabel atau daftar dan grafik atau diagram. Penyajian data dapat digambarkan : PENYAJIAN DATA TABEL/DAFTAR Tabel Biasa Tabel Kontingensi Tabel Distribusi Frekuensi GRAFIK/DIAGRAM Batang Garis Pencar Lingkaran Lambang (piktogram) Peta (kartogram) Histogram dan Poligon Ogive
  • 19. 1. TABEL Yang dimaksud dengan tabel (tables) adalah angka yang disusun sedemikian rupa menurut kategori tertentu sehingga memudahkan pembahasan dan analisisnya. a. Tabel Biasa Tabel biasa sering digunakan untuk bermacam keperluan baik bidang ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain untuk menginformasikan data dari hasil penelitian. JUDUL DAFTAR judul kolom sel judul baris badan daftar sel sel CATATAN SUMBER Judul daftar, ditulis diatas simetris sumbu Y dengan huruf kapital tanpa penggalan kata secara singkat dan jelas tentang apa, macam atau klasifikasi, dimana, kapan dan apabila ada satuan atau unit data yang digunakan maka cantumkan. Judul kolom, ditulis singkat, jelas, dan diusahakankan jangan melakukan pemutusan kata. Demikian juga halnya dengan judul baris. Sel daftar adalah tempat penulisan nilai-nilai data. Catatan ditulis dibagaian kiri bawah untuk mencatat hal-hal penting atau perlu diberikan. Sumber untuk menjelaskan dari mana data tersebut dikutip, kalau tidak ada biasanya dianggap bahwa pelopor ikut didalamnya. Contoh : Tabel PEMBELIAN BARANG-BARANG OLEH PERUSAHAAN A DALAM RIBUAN UNIT DAN JUTAAN RUPIAH 2002-2004 Barang A B Jumlah 2002 Banyak 8,3 10,8 19,2 Catatan : Data fiktif 2003 Harga 234,4 81,4 315,8 Banyak 12,7 9,4 22,1 2004 Harga 307,8 80,5 388,3 Banyak 11,0 13,0 24,0 Harga 290,5 92,1 382,4
  • 20. b. Tabel Kontingensi Tabel kontingensi digunakan khusus data yang terletak antara baris dan kolom berjenis variabel kategori. Contoh : Tabel KINERJA EKONOMI MAKRO INDONESIA Indikator 1997 Soeharto 1998 Habibie 1999 Habibie 2000 Gus Dur 1. LPE (%) 7,82 -13,68 0,02 4,80 2. Penganggur (juta) 2,7 8,5 ˃10 ˃12 3. Inflasi (%) 6,7 67,7 4,00 9,35 4. Nilai Tukar Rp ($) 4,460 8.025 7,085 9,675 5. Ekspor (Milyar $) 53.44 48.85 48.67 61.32 6. Impor (..) 41.69 27.34 24.00 32.89 7. Neraca Berjalan (..) 4.89 4.10 5.79 5.00 8. Cad Devisa (..) 21.40 24.00 29.00 29.40 9. Utang LN (..) 136.17 146.80 147.60 149.80 10. Debt. Service (..) 23.83 24.67 25.20 27.00 11. DSR (%) 44.60 50.50 51.77 44.03 12. Defisit APBN (Tri l) -3.578 -21.224 -44.214 -44.133 13. Daya Saing Ekspor 39 41 46 47 14. CAR Bank (%) - Pemerintah 7.8 -21.4 -11.3 na - Swasta 9.6 -16.2 -14.1 na 15. Kredit Macet (%) Na 38.0 32.8 32.4 Sumber : Bank Indonesia, BPS, Kompas, dll.; Diolah H. Soeharsono Sagir. 2001 Gusdur Projeksir 3,00 ˃15 ˃11 11.500 68.00 37.82 4.40 25.00 150.00 28.50 41.23 -54.319 49 ? ? 35.4 c. Tabel Distribusi Frekuensi Distribusi frekuensi adalah data yang disusun dalam bentuk kelompok berdasarkan kelas-kelas interval dan menurut kategori tertentu. Kegunaan data yang masuk dalam distribusi frekuensi adalah untuk memudahkan data dalam penyajian dan supaya lebih sederhana. Berdasarkan pembagian kelasnya tabel dibentuk menjadi dua. Pertama yaitu distribusi frekuensi kualitatif (kategori) dan distribusi frekuensi kuantitatif (numerik). Pada distribusi kualitatif pembagian kelasnya didasarkan pada kategori tertentu dan banyak digunakan untuk data berskala ukur nominal. Tabel Contoh Tabel Distribusi Frekuensi Kualitatif MAHASISWA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI 1989/1990 – 1992/1993 IAIN 1. Sunan Kalijaga (Yogyakarta) 2. Syarif Hidayatullah (Jakarta) 3. Ar-Raniry (Banda Aceh) 4. Raden Fatah (Palembang) 5. Antasari (Banjarmasin) 1989/1990 7.729 6.039 4.795 4.697 3.065 1990/1991 7.726 6.052 5.176 5.269 2.409 1991/1992 9.583 6.052 5.007 5.269 2.409 1992/1993 9.525 7.423 5.999 6.197 4.299
  • 21. 6. Sunan Ampel (Surabaya) 7. Alaudin (Ujung Pandang) 8. Imam Bonjol (Padang) 9. Sultan Thahasaefuddin (Jambi) 10. Sunan Gunung Jati (bandung) 11. Raden Intan (bandar Lampung) 12. Walisanga (Semarang) 13. Sultan Syarif Qasim (Pekan Baru) 14. Sumatera Utara (Medan) 11.124 12.570 3.753 2.900 10.592 3.331 6.098 2.455 4.848 11.007 14.054 4.261 2.346 9.808 4.203 6.059 3.222 4.765 11.997 16.326 4.522 2.371 9.583 4.203 6.517 3.222 3.471 13.952 15.155 4.941 3.582 12.653 4.436 7.941 3.188 6.310 Sumber : Statistik Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam tahun 1993, Departemen Agama RI Sedangkan ketegori kelas dalam tabel distribusi frekuensi kuantitatif adalah distribusi frekuensi yang penyatuan kelas-kelasnya (disusun secara interval) didasarkan pada angka-angka, distribusi frekuensi kuantitatif terdapat dua macam, yaitu kategori data tunggal dan kategori data berkelompok (bergolong). Tabel Contoh Tabel Distribusi Frekuensi Kuantitatif untuk Kategori Kelas Tunggal IMPOR BARANG-BARANG MODAL 1985 – 1990 Tahun Jumlah Barang Modal 1985 1986 1987 1988 1989 1990 303,7 336,1 394,4 343,1 613,6 1.055,0 Barang Modal Kecuali Alat Angkutan Mobil Penumpang Berat bersih : 000 M. Ton 247,3 297,6 365,9 323,6 553,6 698,6 Alat Angkutan untuk Industri Transport 0,0 0,0 0,2 0,1 13,5 23,1 56,4 38,5 28,3 19,4 46,2 333,3 Sumber : Statistik Indonesia 1994, Biro Pusat Statistik, Jakarta : Indonesia Tabel Contoh Tabel Distribusi Frekuensi Kuantitatif untuk Kategori Kelas Tunggal Golongan Umur (1) 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 Kota (2) 0,95 0,87 1,23 2,83 4,46 Pedesaan (3) 2,81 2,98 5,37 10,42 13,73 Kota + Pedesaan (4) 2,21 2,19 3,72 7,70 10,51
  • 22. 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 + Tak Terjawab Jumlah 5,29 7,06 10,90 19,94 29,87 7,20 17,32 21,72 28,88 50,30 67,74 17,95 13,25 19,79 23,15 44,31 54,96 14,28 Sumber : Statistik Indonesia 1994, Biro Pusat Statistik, Jakarta : Indonesia Pada tabel distribusi frekuensi kuantitatif berkelompok, menurut aturan Sturges, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam menentukan kategori kelas, diantaranya : 1. Urutkan data dari terkecil sampai terbesar. 2. Hitung jarak atau rentangan (R) Rumus : R = data tertinggi – data terendah 3. Hitung jumlah kelas (K) Rumus : Jumlah kelas (K) = 1 + 3,3 log n n = jumlah data 4. Hitung panjang interval (P) Re n tan g ( R) Rumus : P = JumlahKelas ( K ) 5. Tentukan batas data terendah atau ujung data pertama, dilanjutkan menghitung kelas interval, caranya menjumlahkan ujung bawah kelas sampai pada data akhir. 6. Buat tabel sementara (tabulasi data) dengan cara dihitung satu demi satu yang sesuai dengan urutan interval kelas. Tabel Contoh Tabulasi Data Interval Rincian Frekuensi (f) Jumlah 7. Membuat tabel distribusi frekuensi degan cara memindahkan semua angka frekuensi (f). Contoh Distribusi Frekuensi : Diketahui nilai Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Statistika di Universita Indraprasta (PGRI) tahun 2009 yang diikuti 70 mahasiswa,
  • 23. diperoleh data : 70 66 77 71 75 78 85 70 66 80 72 75 78 85 71 67 80 72 75 78 87 60 67 80 72 75 79 90 63 67 80 72 75 79 93 80 68 73 83 75 81 94 81 67 73 84 75 82 94 81 67 74 84 75 82 87 74 77 74 84 78 83 87 74 77 74 84 78 89 89 67 73 75 78 81 84 94 68 73 75 78 81 85 94 1. Urutkan data dari terkecil sampai terbesar 60 70 74 75 78 81 85 63 70 74 75 79 82 87 66 71 74 75 79 82 87 66 71 74 77 80 83 87 67 72 74 77 80 83 89 67 72 75 77 80 84 89 67 72 75 78 80 84 90 67 72 75 78 80 84 93 2. Hitung jarak atau rentangan (R) R = data tertinggi – data terendah = 94 – 60 = 34 3. Hitung jumlah kelas (K) dengan Sturges : K = 1 + 3,3 log. 70 = 1 + 3,3 . 1,845 = 1 + 6,0885 = 7,0887 ≈ 7 4. Hitung panjang kelas interval (P) Re n tan gan( R) 34 P= = = 4,857 ≈ 5 JumlahKelas ( K 7 5. Tentukan batas kelas interval panjang kelas (P) 60 65 70 75 80 85 90 + 5) = 65 – 1 = + 5) = 70 – 1 = + 5) = 75 – 1 = + 5) = 80 – 1 = + 5) = 85 – 1 = + 5) = 90 – 1 = + 5) = 95 – 1 = 64 69 74 79 84 89 94 6. Buat tabel sementara dengan cara dihitung satu demi satu yang sesuai dengan urutan interval kelas. Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI
  • 24. Nilai Interval 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 – 94 Rincian II IIII I IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII I IIII II IIII Jumlah Frekuensi (f) 2 6 15 20 16 7 4 70 7. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan cara memindahkan semua angka frekuensi. Tabel DISTRIBUSI FREKUENSI Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI Nilai Interval 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 – 94 Jumlah Frekuensi (f) 2 6 15 20 16 7 4 70 Berdasarkan bentuknya distribusi frekuensi terbagi menjadi beberapa bentuk, yaitu : 1. Distribusi Frekuensi Relatif. 2. Distribusi Frekuensi Kumulatif. a. Distribusi Frekuensi Kumulatif (Kurang Dari), dan b. Distribusi Frekuensi Kumulatif (Atau lebih) 3. Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif. a. Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif (Kurang Dari), dan b. Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif (Atau Lebih) 1. Distribusi Frekuensi Relatif Distribusi frekuensi relatif adalah distribusi frekuensi yang nilai frekuensinya tidak dinyatakan dalam bentuk angka mutlak atau nilai mutlak,
  • 25. akan tetapi setiap kelasnya dinyatakan dalam bentuk angka persentase (%) atau angka relatif (%) atau angka relatif. Teknik perhitungan distribusi frekuensi relatif yaitu dengan cara membagi angka distribusi frekuensi mutlak dengan jumlah keseluruhan distribusi frekuensi (n) dikalikan 100% atau dengan rumus : f relatifkelas −i = f ( mutlak ) kelas −i n x100% Frelatif kelas-1 = 2/70 x 100% = 2,857% Frelatif kelas-1 = 6/70 x 100% = 2,571% Frelatif kelas-1 = 15/70 x 100% = 21,429% Frelatif kelas-1 = 20/70 x 100% = 28,571% Frelatif kelas-1 = 16/70 x 100% = 22,857% Frelatif kelas-1 = 7/70 x 100% = 10,000% Frelatif kelas-1 = 4/70 x 100% = 5,714% Dari hasil perhitungan diatas, dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi relatif dibawah ini. Tabel DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI Nilai Interval 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 – 94 Jumlah Frekuensi (frelatif) 2,857% 2,571% 21,429% 28,571% 22,857% 10,000% 5,714% 100,00% Jika digabungkan tabel distribusi frekuensi dengan tabel distribusi frekuensi relatif, maka didapat : Tabel DISTRIBUSI FREKUENSI DENGAN DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI Nilai Interval 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 – 79 Frekuensi (f) 2 6 15 20 Frekuensi (frelatif) 2,857% 2,571% 21,429% 28,571%
  • 26. 80 – 84 85 – 89 90 – 94 Jumlah 16 7 4 70 22,857% 10,000% 5,714% 100,00% 2. Distribusi Frekuensi Kumulatif. Distribusi frekuensi kumulatif (fkum) ialah distribusi frekuensi yang nilai frekuensinya (f) diperoleh dengan cara menjumlahkan frekuensi demi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi kumulatif (fkum) bisa dibuat berdasarkan tabel distribusi frekuensi mutlak. Distribusi frekuensi kumulatif (fkum) dibagi menjadi dua, yaitu : (1) distribusi frekuensi kumulatif (kurang dari) dan (2) distribusi kumulatif (atau lebih). Contoh : Distribusi frekuensi kumulatif (fkum) Tabel DISTRIBUSI FREKUENSI Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI Nilai Kurang dari 60 Kurang dari 65 Kurang dari 70 Kurang dari 75 Kurang dari 80 Kurang dari 85 Kurang dari 90 Kurang dari 95 Tabel DISTRIBUSI FREKUENSI Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI (fkum) 0 2 8 23 43 59 66 70 Nilai Interval 60 atau lebih 65 atau lebih 70 atau lebih 75 atau lebih 80 atau lebih 85 atau lebih 90 atau lebih 95 atau lebih 3. Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif Distribusi frekuensi relatif kumulatif {f kum ( % ) (fkum) 70 68 62 47 27 11 4 0 } ialah distribusi frekuensi yang mana nilai frekuensi kumulatif diubah menjadi nilai frekuensi relatif atau dalam bentuk persentase (%) atau dengan : f Rumus : f kum( % ) kelas −i = ( kum ) kelas −i x100% n Tabel distribusi frekuensi kumulatif relatif dibagi menjadi dua, yaitu : (1) distribusi frekuensi kumulatif relatif (kurang dari) dan (2) distribusi frekuensi kumulatif relatif (atau lebih). Contoh : (1) Hitungan diambil dari tabel distributif kumulatif (kurang dari), langkah-langkah membuat distribusi
  • 27. frekuensi kumulatif relatif kurang dari : Fkum (%) = 0/70 x 100% = 0,000 % Fkum (%) = 2/70 x 100% = 2,000 % Fkum (%) = 8/70 x 100% = 11,429 % Fkum (%) = 23/70 x 100% = 32,857 % Fkum (%) = 43/70 x 100% = 61,429 % Fkum (%) = 59/70 x 100% = 84,266 % Fkum (%) = 66/70 x 100% = 94,286 % Fkum (%) = 70/70 x 100% = 100,000 % (2) Hitungan diambil dari tabel distributif kumulatif (atau lebih), langkah-langkah membuat distribusi frekuensi kumulatif relatif atau lebih : Fkum (%) = 70/70 Fkum (%) = 68/70 Fkum (%) = 62/70 Fkum (%) = 47/70 Fkum (%) = 27/70 Fkum (%) = 11/70 Fkum (%) = 4/70 Fkum (%) = 0/70 x 100% = 100,000 % x 100% = 97,143 % x 100% = 88,571 % x 100% = 67,143 % x 100% = 38,571 % x 100% = 15,714 % x 100% = 5,714 % x 100% = 0,000 % Dari hasil perhitungan diatas, dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi kumulatif relatif kurang dari dan distribusi frekuensi kumulatif relatif atau lebih sebagai berikut : Tabel DISTRIBUSI KUMULATIF RELATIF (KURANG DARI) Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI Nilai Kurang dari 60 Kurang dari 65 Kurang dari 70 Kurang dari 75 Kurang dari 80 Kurang dari 85 Kurang dari 90 Kurang dari 95 2. (fkum) 0,000 % 2,857 % 11,429 % 32,857 % 61,429 % 84,286 % 94,286 % 100,000 % Tabel DISTRIBUSI KUMULATIF (ATAU LEBIH) Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI Nilai Interval 60 atau lebih 65 atau lebih 70 atau lebih 75 atau lebih 80 atau lebih 85 atau lebih 90 atau lebih 95 atau lebih (fkum) 100,000 % 97,143 % 88,571 % 67,143 % 38,571 % 15,714 % 5,714 % 0,000 % GRAFIK Maksud dan tujuan menyajikan data statistik dalam grafik adalah untuk memudahkan pemberian informasi secara visual. Beberapa jenis grafik diantaranya adalah histogram, poligon frekuensi dan ogive. a. Histogram
  • 28. Histogram ialah grafik yang menggambarkan suatu distribusi frekuensi dengan bentuk beberapa segi empat. Langkah-langkah membuat histogram : 1) Buatlah absis dan ordinat. Absis ialah sumbu mendatar (X) menyatakan nilai. Ordinat ialah sumbu tegak (Y) menyatakan frekuensi 2) Berilah nama pada masing-masing sumbu dengan cara, sumbu absis diberi nama nilai dan ordinat diberi nama frekuensi. 3) Buatlah skala absis dan ordinat 4) Buatlah batas kelas dengan cara : a. Ujung bawah interval kelas dikurangi 0,5 b. Ujung atas interval kelas pertama ditambah ujung bawah interval kelas kedua dan dikalikan setengah. c. Ujung kelas atas ditambah 0,5. Perhitungannya sebagai berikut : 60 – 0,5 = 59,5 (64 + 65) x ½ = 64,5 (69 + 70) x ½ = 69,5 (74 + 75) x ½ = 74,5 (79 + 80) x ½ = 79,5 (84 + 85) x ½ = 84,5 (89 + 90) x ½ = 89,5 (94 + 95) x ½ = 95,5 5) Membuat tabel distribusi frekuensi untuk membuat histogram sebagai berikut : Tabel DISTRIBUSI FREKUENSI Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI Nilai Batas Kelas Frekuensi (f)
  • 29. 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 – 94 59,5 64,5 69,5 74,9 79,5 84,9 89,5 95,5 2 6 15 20 16 7 4 Jumlah 70 6) Membuat grafik histogram, sebagai berikut : 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 59,9 64,5 69,5 74,5 79,5 84,5 89,5 94,5 Gambar : Histogram Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI b. Poligon frekuensi Poligon frekuensi adalah grafik garis yang menghubungkan nilai tengah tiap sisi atas yang berdekatan dengan nilai tengah jarak frekuensi mutlak masing-masing. Pada dasarnya pembuatan grafik poligon sama dengan histogram, hanya cara membuat batas-batasnya yang berbeda. Perbedaan
  • 30. antara histogram dan poligon adalah : 1. Histogram menggunakan batas kelas sedangkan poligon menggunakan titik tengah. 2. Grafik histogram berwujud segi empat sedangkan grafik poligon berwujud garis-garis atau kurva yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut, maka langkah-langkah pembuatan poligon frekuensi adalah sebagai berikut : 1) Buatlah titik tengah kelas dengan cara : Nilai yang terdapat ditengah interval kelas atau nilai ujung bawah kelas ditambah nilai ujung atau kelas dikalikan setengah, sebagai berikut : (61 + 64) x ½ = 62 (65 + 69) x ½ = 67 (70 + 74) x ½ = 72 (75 + 79) x ½ = 77 (80 + 84) x ½ = 82 (85 + 89) x ½ = 87 (90 + 94) x ½ = 92 2) Buatlah tabel distribusi frekuensi untuk membuat poligon. Tabel DISTRIBUSI FREKUENSI Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI Nilai Interval 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 – 94 Jumlah 3) Titik Tengah Kelas 62 67 72 77 82 87 92 Frekuensi (f) 2 6 15 20 16 7 4 70 Buatlah grafik poligon frekuensi dan keterangan lengkap. 20 20 15 10 5
  • 31. 0 57 62 67 72 77 82 87 92 98 Gambar Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Statistik di UNINDRA PGRI Ogive Ogive adalah distribusi frekuensi kumulatif yang menggambarkan diagramnya dalam sumbu tegak dan mendatar atau eksponensial. 3. DIAGRAM Diagram adalah gambaran untuk memperlihatkan atau menerangkan sesutu data yang akan disajikan. a. Diagram Batang Penyajian data jika berbentuk gambar akan lebih menarik dan lebih menjelaskan lagi segala permasalahan yang akan disajikan secara visual. Kegunaan diagram batang adalah untuk menyajikan data bersifat kategori atau data distribusi. Dalam diagram batang, lebar batang diambil dari selang kelas distribusi frekuensinya, sedangkan frekuensi masing-masing kelas ditunjukkan oleh tinggi batang. b. Diagram Garis Diagram garis digunakan untuk menggambarkan keadaan yang berkesinambungan yaitu dengan memplotkan frekuensi kelas terhadap titik tengah kelas dan kemudian menghubungkan titik-titiknya yang berurutan. Misalnya pergerakkan indeks bursa saham, bursa komoditas dunia, grafik kurs valuta dan lain-lain. c. Diagram Pencar Diagram pencar atau disebut juga dengan diagram titik (diagram sebaran) ialah diagram yang menunjukkan gugusan titik-titik setelah garis koordinat sebagai penghubung diputus. Diagram ini cocok untuk kumpulan data yang terdiri atas dua variabel, dengan nilai kuantitatif, diagramnya dapat dibuat dalam sistem sumbu koordinat. d. Diagram Lingkaran
  • 32. Diagram lingkaran digunakan untuk menyatakan perbandingan jika data tersebut terdiri atas beberapa kelompok atau kategori, misalnya persentase tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Jagakarsa tahun 2007. e. Diagram Lambang (piktogram) Diagram lambang atau dikenal dengan diagram simbol adalah suatu diagram yang menggambarkan simbol-simbol dari data sebagai alat visual untuk orang awam. Misalnya data angkatan kerja digambarkan orang, hutan produksi digambarkan pohon, untuk data bangunan gedung sekolah dibuat gambar gedung dan lain-lain. f. Diagram Peta (kartogram) Diagram peta (kartogram) yaitu diagram yang melukiskan fenomena atau keadaan dihubungkan dengan tempat kejadian itu berada. Teknik pembuatannya digunakan peta geografis sebagai dasar untuk menerangkan data dan fakta yang terjadi. Misalnya membuka buku peta bumi, negara-negara nuklir dan lain-lain. B. Ukuran Nilai Pusat Ukuran nilai pusat atau yang biasa disebut sebagai ukuran rata-rata adalah suatu nilai yang dipandang representatif dapat memberikan gambaran secara umum mengenai keadaan nilai tersebut. Ada beberapa jenis ukuran nilai pusat yaitu : 1. Rata-rata Hitung (Mean) Rata-rata hitung atau lebih dikenal dengan rata-rata, merupakan ukuran pusat data yang paling sering digunakan, karena mudah dimengerti dan perhitungannya juga mudah. Penggunaan rata-rata hitung untuk sampel bersimbol ( X ) dibaca : eks bar atau eks garis dan untuk populasi bersimbol ( µ ) dibaca : myu atau mu. Menghitung rata-rata yaitu dengan cara jumlah dari keseluruhan angka (bilangan) yang ada dibagi dengan banyaknya angka (bilangan ) tersebut. 2. Median (Me) Median (Me) adalah nilai tengah dari gugusan data yang telah diurutkan (disusun) dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya dari data terbesar sampai data terkecil. 3. Modus (Mo) Modus (Mo) adalah nilai dari beberapa data yang mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data yang berbentuk distribusi atau nilai yang sering muncul dalam kelompok data. 4. Quartil (Q)
  • 33. Quarti (Q) adalah nilai atau angka yang membagi data dalam empat bagian yang sama, setelah disusun dari data yang terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya dari data terbesar sampai data terkecil. Ada tiga bentuk kuartil, yaitu : (i) Kuartil Pertama ialah nilai dala distribusi yang membatasi 25% frekuensi dibagian atas dan 75% frekuensi dibagian bawah distribusi. (ii) Kuartil Kedua ialah nilai dalam distribusi yang membatasi 50% frekuensi dibagian atas dan 50% dibawahnya. (iii) Kuartil Ketiga ialah nilai dalam distribusi yang membatasi 75% frekuensi dibagian atas dan 25% frekuensi bagian bawah. Ketiga Kuartil ini dapat digambarkan sebagai berikut : Nilai Frekuensi Keterangan 25% Posisi K1 75% 50% Angka kecil 25% Angka besar K1 Posisi K2 K2 K3 Posisi K3 75% 50% 5. Desil (D) Desil (D) ialah nilai atau angka yang membagi data yang menjadi 10 bagian yang sama, setelah disusun dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya. Cara mencari desil hampir sama dengan mencari nilai kuartil, bedanya hanya apda pembagian saja. Kalau kuartil data dibagi empat bagian yang sama, sedangkan desil data dibagi 10 bagian yang sama. Harga-harga desil ada sembilan bagian, yaitu D1 sampai D9. 6. Persentil (P) Persentil (P) ialah nilai yang membagi data menjadi 100 bagian yang sama, setelah disusun dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya. Cara mencari persentil hampir sama dengan mencari nilai Desil, bedanya kalau Desil data dibagi 10 bagian yang sama, sedangkan Persentil data dibagi 100 bagian yang sama. Harga-harga Persentil ada 99 bagian, yaitu P1 sampai P99. Beberapa jenis ukuran nilai pusat ini perhitungannnya dibagi dua yaitu : 1. Untuk Data Tunggal a. Rata-rata Hitung (Mean) Menghitung rata-rata data tunggal dibedakan antara data tunggal yang berfrekuensi satu dengan data tunggal yang berfrekuensi lebih dari satu.  Menghitung rata-rata yang berfrekuensi satu dengan rumus : ∑ Xi X= n
  • 34. dimana : X = Mean (rata-rata) ∑X i n = Jumlah tiap data = Jumlah data Contoh : Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Statistik dari 7 Mahasiswa X 4 5 6 7 8 9 10 ∑ X i = 49 Meannya adalah : X =  ∑X n i = f 1 1 1 1 1 1 1 n=7 49 =7 7 Menghitung rata-rata yang berfrekuensi lebih dari satu dengan rumus : ∑ ( xi ni ) X= ∑ ni Dimana : X = Mean (rata-rata) ∑X ∑n i i = Jumlah rata-rata data = Jumlah data Contoh : Tabel Wartel CJDW Kalianyar No Kota Jumlah Wartel ( ni ) Rata-rata penghasilan pertahun dalam jutaan rupiah ( xi ) Jumlah (Jutaan Rupiah) ( xi ni )
  • 35. 1 2 3 4 Menado Bandung Bangil Makasar Total 2 4 4 5 ∑ ni = 15 Meannya adalah : X = 10 15 20 25 ∑( x n ) = ∑n i i i b. 20 60 80 125 ∑ ( xi ni ) = 285 285 = Rp. 19 juta/tahun 15 Median (Me) Mencari median data tunggal dengan cara mengurutkan data tersebut dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya dari data terbesar sampai data terkecil, dengan rumus : Me = ½ (n + 1), dimana n = jumlah data Menghitung median data tunggal dibedakan menjadi median data tunggal dengan data ganjil dan median data tunggal dengan data genap. Contoh : Data Ganjil Diketahui data : 65, 70, 90, 40, 35, 45, 70, 80, dan 50 Langkah-langkah menjawab : i) Urutkan data dari data terkecil sampai data terbesar 35, 40, 45, 50, 65, 70, 70, 80, 90 ii) Carilah posisi median dengan rumus : Me = ½ (n + 1) Me = ½ (9 + 1) = 5 (posisi pada data ke-5) Jadi, Me = 65 Contoh : Data Genap Diketahui data : 50, 65, 70, 90, 40, 35, 45, 70, 80, dan 50 Langkah-langkah menjawab : i) Urutkan data dari data terkecil sampai data terbesar 35, 40, 45, 50, 50, 65, 70, 70, 80, 90 ii) Carilah posisi median dengan rumus : Me = ½ (n + 1) Me = ½ (10 + 1) = 5,5 (posisi pada data ke-5,5) Jadi, Me = ½ (50 + 65) = 57,5 c. Modus (Mo) Menghitung modus dengan data tunggal dilakukan sangat sederhana, yaitu dengan cara mencari nilai yang sering muncul diantara sebaran data. Penggunaan modus bagi data kualitatif maupun kuantitatif dengan cara menentukan frekuensi terbanyak diantara data yang ada.
  • 36. Contoh : Diketahui nilai Ujian Akhir Semester (UAS) untuk pelajaran statistika bagi 10 mahasiswa, data sebagai berikut : 40, 60, 60, 65, 72, 60, 70, 60, 80, dan 90. Jawab : Modus nilai UAS pelajaran Statistika, yaitu pada nilai 60, karena muncul 4 kali. d. Quartil (Q) Mencari kuartil data tunggal dengan cara pertama menyusun atau mengurutkan data tersebut dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya, kemudian posisi kuartil dicari dengan rumus : i (n + 1) Qi = 4 Dimana : i = 1, 2, 3 n = jumlah data Contoh : Berikut ini adalah data nilai Satistik dari 13 mahasiswa, yaitu : 40, 30, 50, 65, 45, 55, 70, 60, 80, 35, 85, 95, 100. Carilah nilai Q1 , Q2 , dan Q3 . Langkah-langkah menjawab : i) Urutkan data dari data terkecil sampai data terbesar 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 70, 80, 85, 95, 100 ii) Cari nilai Q1 , Q2 , dan Q3 dengan rumus : i (n + 1) 4 1(13 + 1) = nilai ke 4 1 1 = nilai ke- 3 (nilai yang ke- 3 , berarti rata-rata dari X 3 dan X 4 ) 2 2 Jadi : 1 Q1 = ( X 3 + X 4 ) 2 1 = (40 + 45) 2 = 42,5 2(13 + 1) Q2 = nilai ke 4 = nilai ke-7, nilai X7 Jadi : Qi = nilai yang ke
  • 37. Q2 = X7 = 60 3(13 + 1) 4 1 1 = nilai ke-10 (nilai yang ke-10 , berarti rata-rata dari X 10 dan X 11 ) 2 2 Q3 = nilai ke Jadi : 1 ( X 10 + X 11 ) 2 1 = (80 + 85) 2 = 82,5 (nilai kuartil tidak perlu sesuai dengan nilai data yang asli) Q3 = e. Desil (D) Mencari desil data tunggal dengan cara mengurutkan data tersebut dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya, kemudian posisi kuartil dicari dengan rumus : i ( n + 1) Di = nilai yang ke , i = 1, 2, ..., 9 10 Contoh : Berdasarkan data pada contoh desil, hitunglah D1 , D2 , dan D3 . Jawab : 1( 13 + 1) D1 = nilai ke 10 4 4 = nilai ke-1 , berarti X 1 + ( X 2 − X1 ) 10 10 2 = 30 + ( 35 − 30 ) 10 = 31 2 ( 13 + 1) D2 = nilai ke 10 8 8 = nilai ke-2 , berarti X 2 + ( X 3 − X 2 ) 10 10 8 = 35 + ( 40 − 35) 10 = 39 9 ( 13 + 1) D3 = nilai ke 10
  • 38. = nilai ke-12 = 95 + 6 6 , berarti X 12 + ( X 13 − X 12 ) 10 10 6 ( 100 − 95 ) 10 = 98 f. Persentil (P) Mencari persentil data tunggal dengan cara mengurutkan data tersebut dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya, kemudian posisi persentil dicari dengan rumus : i (n + 1) Pi = nilai yang ke , i = 1, 2, ..., 100 100 Contoh : Diketahui data : 65, 70, 90, 40, 35, 45, 70, 80, 75, dan 50 Carilah letak pada posisi ( P20 dan P80 ) Langkah-langkah menjawab : i) Urutkan data terkecil sampai data terbesar. 35, 40, 45, 50, 65, 70,70, 75, 80, 90 ii) Hitunglah dan cari posisi persentil ( P20 dan P80 ) dengan rumus : 20(n + 1) Posisi P20 = 100 20(10 + 1) = 100 = 2,2 artinya persentil 2,2 terletak pada posisi data ke 2,2. Jadi : P20 = data ke 2 + data 0,2 (data ke-3 – data ke-2) = 40 + 0,2 (45 – 40) = 41 Jadi, posisi P20 berada pada nilai 41 80(n + 1) 100 80(10 + 1) = 100 = 8,8 artinya persentil 8,8 terletak pada posisi data ke-8,8. Posisi P80 =
  • 39. Jadi : P80 = data ke 8 + data 0,8 (data ke-8 – data ke-7) = 75 + 0,8 (80 -75) = 79 Jadi : posisi P80 berada pada nilai 79 2. Untuk Data Berkelompok a. Rata-rata Hitung (Mean) Jika data sudah dikelompokkan dalam distribusi frekuensi, maka data tersebut akan berbaur sehingga keaslian data itu akan hilang bercampur dengan data lain menurut kelasnya, hanya dalam perhitungan mean kelompok diambil titik tengahnya yaitu setengah dari jumlah ujung bawah kelas dan ujung atas kelas untuk mewakili setiap kelas interval. Hal ini menunjukkan untuk menghindari kemungkinan data yang ada disetiap interval mempunyai nilai yang lebih besar atau lebih kecil dari titik tengah. Perhitungan data mean kelompok dapat dicari dengan rumus : ∑ fi X i X= ∑ fi Contoh : Misalkan upah karyawan per bulan dalam ribuan rupiah, dan f adalah banyaknya karyawan yang menerima upah X, yang disusun pada tabel : X 55 65 75 85 95 110 150 f 8 10 16 15 10 8 3 Jawab : ∑ fi X i X= ∑ fi 8(55) + 10(65) + K + 3(150) 8 + 10 + K + 3 = 83,50 Jadi rata-rata upah karyawan per bulan adalah Rp. 83.500,= b. Median (Me) Untuk data yang berkelompok, nilai median dapat dicari dengan interpolasi yang rumusnya adalah sebagai berikut : 1   2n−F ÷ Me = b + P  ÷ f  ÷  
  • 40. dimana : b = tepi batas bawah kelas median P = panjang kelas/interval F = jumlah frekuensi sebelum kelas median F = frekuensi kelas median n = jumlah seluruh frekuensi Contoh : Diketahui tabel distribusi frekuensi dibawah ini : Kelas interval 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100 ∑ f 1 2 5 15 20 25 5 f = 73 Kelas Median Berdasarkan tabel diatas, kelas mediannya adalah : 73/2 = 36,5 (angka 36,5 terletak dikelas interval ke 5) sehingga didapat : b = 70, 5 p = 10 F = 23 f = 20 n = 73 Jadi : 1   2n−F ÷ Me = b + P  ÷ f  ÷   1   2 73 − 23 ÷ = 70,5 + 10  ÷= 77,25 20 ÷    c. Modus (Mo) Apabila data sudah dikelompokkan dan disajikan dalam tabel frekuensi, maka dalam mencari modus digunakan rumus : b Mo = b + P 1 b1 + b2 Dimana :
  • 41. b = tepi batas bawah kelas modus P = panjang kelas/interval b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya Contoh : Diketahui tabel distribusi frekuensi dibawah ini : Kelas interval 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100 Jawab : Berdasarkan tabel diatas, didapat : b1 = 25 – 20 = 5 b2 = 25 – 5 = 20 b = 80,5 P = 10 ∑ Sehingga modusnya adalah : Mo = 80,5 + 10 d. f 1 2 5 15 20 25 5 f = 73 Kelas Modus 5 = 82,5 5 + 20 Kuartil (Q) Rumus untuk mencari nilai kuartil untuk data yang telah dikelompokkan dalam distribusi frekuensi adalah : i   4n−F ÷ Qi = b + P  ÷ f  ÷   Dimana : Qi = kuartil ke i i = 1, 2, 3 b = batas bawah kelas kuartil ke i P = interval kelas F = jumlah frekuensi sebelum kelas kuartil ke i f = jumlah frekuensi
  • 42. n = banyaknya data Contoh : Cari letak dan nilai Q1 , Q2 , dan Q3 dari data sebagai berikut : Kelas interval 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100 Jawab : Berdasarkan tabel diatas didapat : Letak Q1 = (k/4).n = ¼ x 80 = 20 Letak Q2 = 2/4 x 80 = 40 f 1 2 5 15 20 25 12 ∑ f = 80 Kelas Modus Letak Q3 = ¾ x 80 = 60 Untuk Q1 : i = 1, F = 8, b = 60,5, p = 10, f = 15, n = 80  20 − 8  Q1 = 60,5 + 10  ÷ = 68,5  15  Untuk Q2 : i = 2, F = 23, b = 70,5, p = 10, f = 20, n = 80  40 − 23  Q2 = 70,5 + 10  ÷ = 79  20  Untuk Q3 : i = 1, F = 48, b = 80,5, p = 10, f = 25, n = 80  60 − 43  Q3 = 80,5 + 10  ÷ = 87,3  25  e. Desil Jika kelompok suatu data dapat dibagi menjadi 10 bagian yang sama didapat 9 pembagi dan tiap pembagi disebut desil. Mencari desil berbentuk data kelompok dibuat susunan distribusi frekuensi terlebih dahulu, supaya mempermudah perhitungan. Proses mencari desil hampir sama dengan proses mencari kuartil, kalau kuartil mencari nilai yang membagi data kelompok dalam empat bagian yang sama, sedangkan desil mencari nilai yang membagi data kelompok dalam 10 bagian yang sama. Caranya urutkan terlebih dahulu mulai dari data terkecil sampai data
  • 43. terbesar atau sebaliknya. Rumus untuk mencari nilai Desil untuk data yang telah dikelompokkan dalam distribusi frekuensi adalah :  in   10 − F ÷ Di = b + p  ÷  f ÷   Dimana : Di = Desil ke-i b = batas bawah kelas Di, ialah kelas interval dimana Di akan terletak p = panjang kelas Di F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas Di f = frekuensi kelas Di Contoh : Tentukan letak dan nilai D4 dari tabel diatas. Jawab : 40% x 80 = 32 data, dapat dilihat bahwa D4 berimpit dengan kelas interval ke-5. Sehingga b = 70,5, p = 10, f = 25, F = 23, i = 4, n = 80 Jadi :  4.80   10 − 23 ÷ Di = 70,5 + 10  ÷ = 28,98 25  ÷   f. Persentil Rumus untuk mencari nilai Desil untuk data yang telah dikelompokkan dalam distribusi frekuensi adalah :  in   100 − F ÷ Pi = b + p  ÷ f  ÷   Contoh : Cari letak dan nilai P50 dan P75 dari data berikut : f Kelas interval 31 – 40 1 41 – 50 2 51 – 60 5 61 – 70 15 71 – 80 20 Kelas Modus 81 – 90 25
  • 44. 91 – 100 12 ∑ f = 80 Penyelesaian : Letak P50 (50 x 80)/100 = 40 Sehingga b = 70,5, p = 10, F = 23, f = 20, i = 50, n = 80 Jadi :  50.80   100 − 23 ÷ Pi = 70,5 + 10  ÷ = 68,4 20  ÷   Letak P75 = (75 x 80)/100 = 60 Sehingga b = 80,5, p = 10, F = 43, f = 25, i = 75, n = 80 Jadi :  75.80   100 − 43 ÷ Pi = 80,5 + 10  ÷= 61,54 25  ÷   C. Ukuran Simpangan Ukuran simpangan yaitu suatu ukuran yang menunjukkan tinggi rendahnya perbedaan data yang diperoleh dari rata-ratanya. 1. Rentangan (Range), Rentangan antar Kuartil, dan Simpangan Kuartil Rentangan adalah data tertinggi dikurangi data terbesar, dengan rumus : R = data tertinggi – data terkecil Contoh : Data nilai UAS Statistika 90, 80, 70, 90, 70, 100, 80, 50, 75, 70 Maka rentangnya = 100 – 50 = 50. Rentang antar Kuartil adalah selisih antar kuartil ketiga dengan kuartil pertama, dengan rumus :
  • 45. RAK = K3 – K1 Dimana : RAK = rentang antar kuartil K3 = kuartil ketiga K1 = kuartil pertama Contoh : Diketahui data pada contoh kuartil berkelompok, maka didapat : K1 = 68,5 K3 = 87,3 Jadi : RAK = 87,3 – 68,5 = 18,8 Simpangan Kuartil adalah setengah dari RAK, dengan rumus : SK = ½ RAK atau SK = ½ (K3 – K1) Contoh : Diketahui data pada contoh kuartil berkelompok, maka didapat : K1 = 68,5 K3 = 87,3 Jadi : SK = ½ (87,3 – 68,5) = 9,4 2. Varians Varians adalah kuadrat dari standar deviasi. Simbol varans untuk populasi 2 2 = σ 2 atau σ n sedangkan untuk sampel σ n −1 atau (S2) atau S. a. Rumus varians (S) untuk data tunggal : Sampel     σ 2 n −1 =      2 ∑ 2 ( ∑ fx )  2 ÷ fx − 2 ∑ f − 1 ÷ atau S =  ∑ x 2  ÷   n −1 ÷ ÷ ∑ f −1 ÷   ÷ ÷ 
  • 46. Populasi  σ 2n    =    ∑x ( ∑x ) − 2 2 2 n n  ÷ 2  ∑ x2  ÷ 2 ÷ atau σ =   n ÷ ÷   ÷ ÷  Contoh : Jika (standar deviasi) : s = 12,12 (data sampel) Maka (varians) : S = (12,12)2 = 146,89 b. Rumus varians (S) untuk data distribusi (dikelompokkan) : Sampel   ∑ f .x 2  S =  ∑ f −1÷ ÷   2 Populasi   ∑ f .x 2  =  ∑f ÷ ÷   2 σ 2 n Contoh : Jika (standar deviasi) : s = 7,016 (data sampel) Maka (varians) : S = (7,016)2 = 49,22 3. Simpangan Baku (Standar Deviasi) Standar deviasi adalah suatu nilai yang menunjukkan tingkat atau derajat variasi kelompok data atau ukuran standar penyimpangan dari meannya. a. Standar Deviasi untuk Data Tunggal  Sampel
  • 47. σ n −1 = ∑x 2 ( ∑ x) − n −1 2 atau ∑x atau n s= σ= ∑x 2 n −1 Populasi  σn = ∑x 2 ( ∑ x) − 2 n 2 n n Contoh : Diketahui nilai UTS Statistika Mahasiswa Unindra No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 n = 10 b. X 75 70 80 85 60 75 100 90 95 75 ∑ X = 805 X2 5625 4900 6400 7225 3600 5625 10000 8100 9025 5625 ∑ X 2 = 66125 s= s= ∑X2 − (∑X) n −1 ( ∑ f .x ) ∑ f .x − f − 1 ∑ ∑ f −1 s = 146,9 = 12,12 2 σ n −1 =  Populasi ∑ f .x ∑ f −1 2 atau = s= ( 805 ) 10 − 1 2 10 648025 10 = 66125 − 64802,5 = 1322,5 9 9 9 Sampel 2 66125 − 66125 − Standar Deviasi untuk Data Berkelompok  n 2 (data sampel)
  • 48. ( ∑ f .x ) ∑ f .x − ∑f ∑f 2 2 σn = atau σ= ∑ f .x ∑f 2 Contoh : Diketahui data distribusi sebagai berikut : Nilai 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 – 94 Jumlah X= ∑X n f 2 6 15 20 16 7 4 70 = ∑ f .x ∑ f −1 X 79,5 ( X −X) X2 f .X 2 -15 -10 -5 0 5 10 15 0 225 100 25 0 25 100 225 700 450 600 375 0 400 700 900 3425 556,5 = 79,5 7 2 s= Batas kelas atas 64,5 69,5 74,5 79,5 84,5 89,5 94,5 556,5 = 3425 3425 = = 70 − 1 69 49, 64 = 7,045 (sampel) Jadi, standar deviasi nilai statistika dari 70 mahasiswa sebesar 7,045. D. Model Populasi Model populasi ini biasanya didekati oleh atau diturunkan dari kurva frekuensi yang diperoleh dari sampel representatif yang diambil dari populasi. 1. Kemencengan Kurva halus atau model yang bentuknya bisa positif, negatif atau simetrik. Model positif terjadi bila kurvanya mempunyai ekor yang memanjang kesebelah kanan. Sebaliknya, jika memanjang kesesebelah kiri didapat model negatif. Dalam kedua hal terjadi sifat taksimetri. Untuk mengetahui derajat taksimetri sebuah model, digunakan ukuran kemiringan yang ditentukan oleh :
  • 49. Kemiringan = Rata − rata mod us Simpanganbaku Rumus empirik untuk kemiringan adalah : Kemiringan = 3 ( rata − rata − median ) simpanganbaku Dikatakan bahwa model positif jika kemiringan positif, negatif jika kemiringan negatif dan simetrik jika kemiringan sama dengan nol. Contoh : Dari data berikut didapat X =76,62, Me = 77,3 Mo = 77,17 dan simpangan baku s = 13,07. Nilai Ujian 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100 Jumlah 2. fi 1 2 5 15 25 20 12 80 Kemiringan = 76, 62 − 77,17 = −0, 04 13, 07 Karena kemiringan negatif dan dekat kepada nol maka modelnya sedikit miring ke kiri. Keruncingan Bertitik tolak dari kurva model normal atau distribusi normal, tinggi rendahnya atau runcing datanya bentuk kurva disebut kurtosis, dapat ditentukan. Kurva distribusi normal, yang tidak terlalu runcing atau tidak terlalu datar, dinamakan mesokurtik. Kurva yang runcing dinamakan leptokurtik sedangkan yang datar disebut platikurtik.
  • 50. Salah satu ukuran kurtosis ialah koefesien kurtosis, diberi simbol a 4, dengan rumus : a4 = (m4/m22) Kriteria yang didapat dari rumus diatas adalah : a) a4 = 3 distribusi normal b) a4 ˃ 3 distribusi leptokurtik c) a4 < 3 distribusi platikurtik Untuk menyelidiki apakah distribusi normal atau tidak, sering pula dipakai koefesien kurtosis persentil, diberi simbol κ , yang rumusnya : κ= 1/ 2 ( K 3 − K1 ) SK = P90 − P P90 − P 10 10 dimana : SK = rentang semi antar kuartil K1 = kuartil kesatu K3 = kuartil ketiga P10 = persentil kesepuluh P90 = persentil ke-90 P90 – P10 = rentang 10 – rentang 90 Untuk model distribusi normal, harga κ = 0,263
  • 51. ANGKA INDEKS 1. PENGERTIAN ANGKA INDEKS Angka indeks adalah suatu nilai yang menggambarkan nilai dalam data berkala dengan cara mengkonversi data / ukuran aktual ke dalam bentuk relatife. Angka indeks dinyatakan dalam bentuk persentase (%) biasanya tidak ditulis. Angka Indeks mengukur pergerakan data / nilai berkala relatif dari harga, kuantitas, nilai, atau beberapa item lainya atas tahun besar. Angka indeks pada tahun dasar sama dengan 100 Contoh 1.1 Panon Mama Tour (PMT) telah mencatat indeks total penjualan bulanan untuk beberapa tahun terakhir. Pada saat memulai indeks, bulan januari 1995 ditetapkan sebagai tahun dasar. Untuk tahun itu, indeks penjualan harus bernilai sama dengan 100. Pada tahun terakhir, manajemen PMT menghitung indeks penjualan dan mencapai 275. Ini berarti, penjualan pada tahun itu adalah 275% atau meningkat 175% dari tahun dasar. Dalam menentukan angka indeks, hal-hal penting yang harus diperhatikan adalah: pemilihan periode tahun dasar, periode tahun berjalan, dan komponen penimbang . Pada tahun dasar, angka indeks selalu bernilai 100, yang biasanya di tulis tahun dasar sama dengan seratus---misalnya 1990 = 100, artinya tahun 1990 sebagai tahun dasar. Dalam pembahasan angka indeks dikenal pula istilah tahun berjalan, yaitu periode atau waktu yang diperbandingkan dengan tahun dasar.
  • 52. Periode tahun dasar adalah periode atau waktu yang digunakan sebagai dasar untuk membandingkan data yang akan dibuat indeks. Komponen Penimbang adalah komponen penting yang digunakan dalam menghitung angka indeks. Komponen ini di gunakan untuk membandingkan hal-hal yang tidak seimbang, dan berlainan satuan atau musim. Misalnya, seseorang dalam satu bulan mengkonsumsi tiga jenis makanan, misalnya: nasi,roti, dan mangga, tentu akan diperoleh proporsi mangga, mangga sangat tergantung pada musim. Oleh karena itu diperlukan pembobotan atau penimbangan untuk menentukan angka indeks dari tiga barang itu. 2. JENIS-JENIS ANGKA INDEKS Berdasarkan penggunaanya dalam kegiatan ekonomi, terdapat beberapa jenis angka indeks yaitu: indeks harga (price index), indeks kuantitas (quantity index), indeks nilai (value index), dan indeks rantai (chain index). Indeks harga atau price index (OI) adalah suatu angka yang dipakai dalam mengukur perubahaan harga dari satu jenis barang atau lebih. Indeks Kuantitas atau quantity index (QI) adalah angka indeks yang di gunakan untuk mengukur kuantitas satu jenis barang atau lebih yang diproduksi, dikonsumsi, maupun di jual. Indeks Nilai atau value indeks (VI) adalah angka indeks yang di gunakan untuk mengukur perubahaan nilai dari satu atau sekelompok barang yang dikonsumsi, diproduksi, maupun dijual. Berdasarkan cara penentuannya, terdapat tiga jenis indeks, yaitu: indeks tidak tertimbangan, indeks tertimbangan ,dan indeks rantai. Indeks tidak tertimbangan yaitu indeks yang di tentukan dengan tidak mempertimbangkan aspek-aspek pembobotan. Indeks tertimbangan yaitu cara penentuan angka indeks dengan mempertimbangkan aspek pembobotan.
  • 53. 3. INDEKS HARGA Indeks harga adalah salah satu angka indeks yang paling sering digunakan. Indeks ini mengukur tigkat harga barang dan jasa tertentu dalam jangka waktu tertentu. Indeks Harga mengukur perubahan harga barang dan jasa tertentu pada periode tertentu. Untuk menghitung indeks harga, dapat digunakan berbagai metode, antara lain: metode tak rertimbang sederhana, metode tak tertimbang agregatif, metode rata-rata relatif, metode tertimbang Laspeyres, metode tertimbang paasche, dan metode tertimbang Fisher. 3.1 Indeks Harga dengan Metode Tak Tertimbang Sederhana dan Agregatif Indeks harga dapat dihitung mengguanakan metode tak tertimbang sederhana dan tak tertimbang agresif. Metode tak tertimbang sederhana digunakan untuk menghitung angka indeks harga barang secara individual,dengan rumus: PI= Error: Reference source not found x 100 PI = price index (indeks harga0 Pt = harga pada periode tahun t Pb = harga pada periode tahun dasar Contoh 3.1 Harga perkilogramgula pasir telah dipantau Assosiasi Pengusaha Gula Indonesia ( APGI). APgi telah membaca laporan akhir tahun 2001 yang menunjukkan penurunan harga gula karena membanjirnya gula impor di pasar gelap yang berasal dari Vietnam. APGI, kemudian menghitung indeks harga untuk memantau perkembanganya. Tahun dasar indeks harga dipilih bulan maret 1996 dalam kondisi normal, dengan harga Rp 1.500 /kg Pada bulan maret 2001, harga gula mencapai Rp 3,000 /kg, maka indeks harga untuk bulan itu adalah: PI = Error: Reference source not found x 100% = Error: Reference source not foundx 100% = 200 Berdasarkan indeks itu, dapat disimpulkan bahwa harga gula pada bulan Maret 2001 telah mengalami Petingkatan sebesar 200-100= 100% dari tahun 1996 Contoh 3.2 Untuk memenuhi kebutuhanya, yohanah catering mencatat beberapa harga eceran beberapa kebutuhan pokok: Tabel 1.1 Daftar Harga Barang Kebutuhan Yohanah Catering tahun 2001
  • 54. dan 2002 Barang Beras Gula Pasir Minyak goring Telur ayam Daging sapi Kecap Satuan Kg Kg Kg Kg Kg Botol Harga barang 2001 2.250 2.000 4.500 6.750 30.000 6.500 52.000 2002 2.500 1.800 4.000 8.000 35.000 6.250 57.550 Berdasarkan table di atas,indeks harga gabungannya: Error: Reference source not found x 100% = Error: Reference source not found x 100 = 11067 Jadi, indeks harga gabungannya adalah 110,67, artinya harga gabungan kelompok bahan makanan pada tahun 2002 mengalami kenaikan 10,67 persen dari 2001 3.2 Indeks Harga Tak Tertimbang dengan metode Rata-Rata relatif Indeks harga tak tertimbang dengan metode rata-rata relative pada periode tahun berjalan Pt, dan periode tahun dasar Pb di rumuskan: Error: Reference source not found Di mana: PIr = price index (indeks harga) dengan rata-rata relative Pt = harga pada periode tahun t Pb = harga pada periode tahun dasar N = banyaknya item barang Berdasarkan rumus di atas dapat dilakukan tahapan penghitungan, yaitu terlebih dahulu harus menyelesaikan indeks harga setiap item barang, kemudian menjumlahkan dan membaginya dengan banyak item. Contoh 3.3
  • 55. Bisrot café adalah salah satu café terlaris yang berada di sekitar pusat kesibukan bisnis di Jakarta. Selama empat tahun, Henry Padma Negara selaku Manager Operasional melakukan pencatatan harga brbagai jenis minuman. Ia ingin membandingkan harga lima jenis minuman yang paling banyak dibeli selama periode 1999-2002. Ia menetap tahun 1999 sebagai periode tahun dasar dan tahun 2002 sebagai periode tahun berjalan. Ia ingin membandingkan cara menghitung dengan menggunakan metode agregatif dengan rata-rata relatif. Data daftar harga kelima jenis minuman tersebut dicatat pada table berikut: Table 1.2 Harga Lima Jenis Minuman yang Dicatat Bisrot Cafr antara tahun 1999 s;d 2002 No Jenis Minuman Satuan 1999 2000 2001 2002 1 Pocari Sweet Kaleng 2.500 2.750 3.500 4.500 2 Fanta Kaleng 1.500 1.750 1.750 2.250 3 Greensand Kaleng 3.000 3.500 3.450 4.250 4 Geraldine Botol 4.750 5.000 5.350 5.500 5 Lemonate Botol 4.850 5.100 5.100 6.000 Pertanyaan : 1. Tentukan indeks harga agregatif tahun 2002 (1999 = 100) ! 2. Tentukan indeks harga rata-rata relatif keseluruhan barang pada tahun 2002 (1999 =100) 3. Apakah makna indeks harga diatas ! Untuk menentukan indeks harga agregatif tahun 2002 atas tahun dasar 1999, adalah sebagai berikut;  Langkah 1. Jumlahkan setiap harga barang pada tahun 1999 dan tahun 2002 untuk mencari Error: Reference source not found dan Error: Reference source not found Gunakan table kerja berikut untuk menghitungnya! Jenis Minuman Satuan Harga (RP) 1999 2000
  • 56. 1. 2. 3. 4. 5. Pocari sweet Fanta Greensand Geraldine Lemonade Jumlah Table 1.3  Kaleng Kaleng Kaleng Botol Botol 2.500 1.500 3.000 4.750 4.850 16.600 4.500 2.250 4.250 5.500 6.000 22.500 Langkah 2. Masukan hasil perjumlahan harga tiap jenis barang kedalam rumus : PI = Error: Reference source not foundx Error: Reference source not found x 100 = 135,54 Indeks harga agregatif lima jenis minuman adalah 135,54, artinya harga kelima jenis minuman pada tahun 2002 mengalami kenaikan sebesar 35,54% dari tahun 1999. Dengan rata-rata yang relative, indeks harga minuman itu dapat dihitung dengan menggunakan langkah-langkah berikut:  Langkah 1. Tentukan indeks harga kelima jenis minuman itu. Gunakan table berikut untuk alat bantu perhitungan ! Jenis Indeks harga Minuman Satuan 1999 2002 (1999=100) Pocari sweet Kaleng 2.500 4.500 180,00 Fanta Kaleng 1.500 2.250 150,00 Greensand Kaleng 3.000 4.250 141,67 Geraldine Botol 4.750 5.500 115,79 Lemonate Botol 4.850 6.000 123,71 Jumlah 16.600 22.500 711,17 Table 1.4 Dari table itu, indeks harga untuk setiap jenis minuman dimasukkan pada kolom terakhir, dihitung menggunakan rumus : Error: Reference source not found x 100.Error: Reference source not found x 100 adalaah 711,17 dan banyaknya item (n=5).  Langkah 2 . Masukan kedalam rumus : Error: Reference source not found = Error: Reference source not found= =Error: Reference source not found= 142,23 Dari kedua perhitungan yang menggunakan dua metode itu, dijumpai perbedaan yang cukup besar. Namun jika menggunakan rata-rata relatif indeks harga dari kelima jenis minuman itu basilnya lebih akurat. Makna indeks harga sebesar 142,23% pada tahun 2002 bila dibandingkan dengan tahun 1999. Apabila diperhatikan, teknik penentuan indeks harga di atas tidak memperhatikan factor-faktor penimbangan, sehingga variasi di antara
  • 57. harga dari kelompok barang yang dicari angka indeksnya tidak diperhatikan. 3.3 Indeks Harga Agregatif Tertimbangan Laspeyres Pada akhir abad ke-18, Etienne Laspeyres memperkenalkan metode untuk menentukan angka indeks tertimbang mengguanakan jumlah barang yang dikonsumsi pada periode dasar sebagai pembobot. Penerapan dalam penentuan indeks harga dengan indeks laspeeyres disajikan pada rumus berikut : Error: Reference source not found = Error: Reference source not foundx 100 Di mana : PIL = price index (indeks harga0 laspeyres PT = harga pada periode tahun t Pn = harga pada periode tahun dasar Qn = kuantitas barang yang dikonsumsi pada periode dasar Contoh 3.4 Henry Padmanagara, sebagai Majaner Bisrot Café, mencoba menggunakan jumlah minuman yang dikonsumsi sebagai pembobot dalam menghitung indeks harga. Table 1.5 Tabel kerja Menentukan Indeks Harga Laspeyres Jenis Minuman 1. 2. 3. 4. 5. Pocari Sweet Fanta Greemdsand Geraldine Lemonate Jumlah Satuan Kaleng Kaleng Kaleng Botol Botol Harga 1999 (Pn) 2.500 1.500 3.000 4.750 4.850 Jumlah Dikonsumsi 1999 (Qn) 150 300 100 150 75 Harga 2002 (Pt) 4.500 2.250 4.250 5.500 6.000 Pb Qb 375.000 450.000 300.000 712.500 363750 2.201.250 Langkah-langkah untuk menentukan indeks harga dengan metode Laspeyres adalah :  Langkah 1. Tentukan pembobot, yaitu barang yang dikonsumsi pada periode tahun dasar.  Langkah 2. Tentukan Error: Reference source not found dengan mengalikan setiap harga minuman dan jumlah minuman yang dikonsumsi pada tahun dasar.  Langkah 3. Tentukan Error: Reference source not found dengan PtQb 675.00 675.00 425.00 825.00 450.00 3.050.0
  • 58. mengalikan setiap harga minuman pada tahun berjalan dengan jumlah barang yang dikonsumsi pada periode tahun dasar.  Langkah 4. Jumlahkan setiap nilai pada kolom Error: Reference source not found dan setiap nilai pada kolom Error: Reference source not found. Hasilnya adalahError: Reference source not found dan Error: Reference source not found  Langkah 5. Masukan ke dalam rusmus Lapeyres. Diketahui : Error: Reference source not found= 2.201.250 dan Error: Reference source not found = 3050.000 Error: Reference source not found = Error: Reference source not found x 100 = Error: Reference source not foundx 100 = 138,56 Dengan pembobotan, indeks harga menjadi lebih moderat yaitu, berada di antara penghitungan yang menggunakan indeks harga sederhana dan agregatif tak tertimbang. Maka diketahui bahwa harga kelima minuman itu mengalami kenaikan sebesar 38,56% pada tahun 2002 dibandingkan dengan periode tahun 1999 3.4 Indeks Harga Agregatif Tertimbang Paasche Berbeda dengan Laspeyres, Paasche menetapkan jumlah yang dikonsumsi pada tahun berjalan sebagai pembobot, sehingga penentuan indeks harga tidak jauh berbeda dengan indeks Laspeyres. Indeks Paasche di rumuskan sebagai berikut: Error: Reference source not found = Error: Reference source not found x 100 Di mana : Error: Reference source not found = price index (indeks harga) Paasche Error: Reference source not found = harga pada periode tahun t Error: Reference source not found = harga pada periode tahun dasar Error: Reference source not found = kuantitas barang yang dikonsumsi pada periode tahun berjalan Contoh 3.5 Henry Padmanagara, Lemudian mencoba menggunakanindeks Paasche untuk menghitung perubahan harga. Ia mencatat, jumlah yang di konsumsi tidak mengalami perubahan, namun harganya berubah, sehingga data analisisnya seperti pada tabel berikut Harga Harga Jumlah
  • 59. 1999 Jenis Minuman 1. 2. 3. 4. 5. Pocari Sweet Fanta Greemdsand Geraldine Lemonate Jumlah Satuan Kaleng Kaleng Kaleng Botol Botol 2002 (Error: Referenc e source not found) 2.500 1.500 3.000 4.750 4.850 (Error: Reference source not found) 4.500 2.250 4.250 5.500 6.000 Dikonsumsi 2002 (Error: Reference source not found) 150 300 100 150 75 675.000 675.000 425.000 825.000 450.000 3.050.000 Langkah-langkah dalam menentukan indeks harga dengan metode Oaasche adalah :  LANGKAH 1. Tentukan pembobot, yaitu jumlah barang yang dikonsumsi pada periode tahun berjalan.  LANGKAH 2. Tentukan Error: Reference source not found dengan mengalikan setiap harga minimum dengan jumlah minuman yang dikonsumsi pada tahun berjalan.  LANGKAH 3. Tentukan Error: Reference source not found dengan mengalikan setiap harga miniman pada tahun dasar dengan jumlah minuman yang dikonsumsi pada periode tahun berjalan.  LANGKAH 4. Jumlahkan setiap nilai pada kolom Error: Reference source not found dan setiap nilai pada kolom Error: Reference source not found, hasilnya Error: Reference source not founddan Error: Reference source not found  LANGKAH 5. Masukkan ke dalam rumus Paasche. DIketahui: Error: Reference source not found= 3.0.50.000 Error: Reference source not founddan = 2.201.250 Error: Reference source not found = Error: Reference source not found x 100 = Error: Reference source not found x 100 = 138,56 Indeks Harga gabungan Fisher Irving fisher mengoreksi kedua indeks laspeyres dan Paasche menggunakan rata-rata ukur dari hasih indeks keduanya. Rumus yang digunakan adalah seperti rumus berikut Error: Reference source not found = Error: Reference source not found x Error: Reference source not found x 100 Atau Error: Reference source not found= Error: Reference source not found 375.00 450.00 300.00 712.50 363750 2.201.2
  • 60. Dimana : Error: Reference source not found = indeks harga laspeyres Error: Reference source not found = indeks harga paache Indeks Fisher dinamakan indeks ideal karena merupakan koreksi bias positif indeks Laspeyres dan bias negative indeks Paasche. Fisher mendefinisikan indeks harga komposit sebagai rata-rata geometric dari dua jenis indeks Contoh 3.5 Dengan mengguanakan dua indeks yang sudah diketahui, yaitu indeks Laspeyres senilai 138,56 dan indeks Paasche sebesar 138,56, maka indeks Fishernya : Error: Reference source not found = Error: Reference source not found = Error: Reference source not found = 13856 Indeks harga Fisher sebesar 138,56 menunjukkan bahwa tekah terjadi kenaikan sebesar 38,56% dalam harga minuman pada tahun 2002 4. INDEKS KUANTITAS Tehnik penghitungan indeks kuantitas dapat mengikuti prosedur yang sama dengan indeks harga, hanya data yang digunakan berupa kuantitas suatu produk atau jasa. 4.1 Indeks Kuantitas Sederhana dan agregat Indeks kuantitas (Quantity index) adalah angka yang dapat digunakan untuk melihat perubahan satu jenis atau satu kelompok barang atau jasa pada kurun waktu tertentu. Indeks kuantitas dirumuskan : Error: Reference source not found = Error: Reference source not found x 100 Di mana : QI= indeks kuantitas Error: Reference source not found = kuantitas produk/ jasa pada periode tahun t Error: Reference source not found = kuantitas produk / jasa pada periode tahun dasar Penggunaan tanda Error: Reference source not found di dalam rumus menunjukkan kuantitas barang yang dihitung ,dan indeksnya lebih dari satu. Sebaliknya, tanda Error: Reference source not founddiabaikan bila menghitung satu item saja. Indeks ini dinamakan indeks agregatif atau gabungan Indeks Kuantitas (Quantity index) adalah angka yang dapat digunakan untuk melihat perubahan satu jenis atau satu kelompok barang atau jasa pada kurun waktu tertentu. Contoh 3.6 Hotel Hanjuang Kamelang adalah salah satu hotel di daerah tujuan wisata bandung Timur, yang memiliki 250 buah kamar. Perkembangan penjualan kamar sejak tahun 2000 dicatat pada tabel 1.6 Marlyn Sudarsa CHF,
  • 61. sebagai Marketing Director, ingin memangtau perkembangan jumlah kamar yang terjual dan ingin mengubahnya kelam bentuk indeks. Tabel 1.6 menunjukkan jumlah kamar yang terjual selama beberapa bulan dan angka indeks kuantitas untuk setiap bulan . Masing-masing jumlah kamar yang terjual dari tabel berikut dibagi dengan 195 dan dikalikan 100%. Angka itu merupakan banyaknya kamar yang terjual pada periode tahun dasar Januari 2001. Rumus di gunakan untuk menghitung indeks kuantitas. Tanda sigma tidak disertakan dalam penghitungan karena hanya satu item yang dicari indeksnya, yaitu jumlah kamar Contohnya, pada bulan Desember 2001, indeks kuantitas kamar yang terjual adalah: Error: Reference source not found x 100% = 107,69 Tabel 1.6 Data Jumlah Kamar Hotel Hangjuang Kamelang yang Terjual Pada periode 2000/2001 Tahun 2000 2001 Bulan Juni Juli Agustus Sepember Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November desember Rooms sold 149 150 150 200 180 195 205 195 135 136 149 153 119 155 200 203 202 203 210 Indeks kuantitas 76,41 76,92 76,92 102,56 92,31 100,00 105,13 100,00 69,23 69,74 76,41 78,46 61,03 79,49 102,56 104,10 103,59 104,10 107,69 Marlyn yakin,indeks kuantitas itu akan menjadikan manajemen lebih mudah menggunakan jumlah kamar dalam bentuk angka indeks yang mengalami perubahan relative terhadap tahun dasar. 4.2 Indeks Kuantitas Tertimbangan Laspeyres,Paasche, dan Fisher Untuk mengoreksi kekurangn, dalam menghitung indeks tak tertimbang, indeks Laspeyres, Paasche, serta Fisher, digunakan seperti pada menghitung indeks harga. Rumus ketiga indeks itu : a. Indeks Laspeyres
  • 62. Indeks kuantitas Laspeyres dirumuskan : Error: Reference source not found =Error: Reference source not found x 100 Error: Reference source not found = indeks kuantitas Laspeyres Error: Reference source not found = kuantitas pada periode tahun t (tahun berjalan) Error: Reference source not found = kuantitas pada tahun dasar Error: Reference source not found = harga barang pada tahun dasar Perbedaannya dengan indeks harga Laspeyres adalah dalam indeks kuantitas, harga pada tahun dasar sebagai pembobot, sedangkan pada indeks harga jumlah barang yang dikonsumsi pada tahun dasar sebagai pembobot. b. Indeks Kuantitas Paasche Indeks kuantiatas Paasche menetapkan harga pada periode tahun berjalan sebagai pembobot. Indeks tertimbang ini di rumuskan Error: Reference source not found = Error: Reference source not found x 100 Dimana : Error: Reference source not found = indeks kuantitas Paasch Error: Reference source not found = kuantitas pada periode tahun t (tahun berjalan) Error: Reference source not found = kuantitas pada tahun dasar Error: Reference source not found = harga barang pada periode tahun t (tahun berjalan) Yang membedakan rumus indeks kuantitas dengan indeks harga Paasche adalah dalam indeks kuantitas, harga pada tahun berjalan sebagai pembobot, sedangkan pembobot dalam menentukan indeks harga Paasch adalah jumlah barang yang dikonsumsi pada periode tahun berjalan c. Indeks Fisher Adalah indeks idieal karena menggunakan rata-rata dari kedua indeks yang cenderung mengandung kelemahan. Indeks kuantitas yang digunakan adalah rata-rata geometric untuk kedua indeks. Indeks Fisher dirumuska sbb : Error: Reference source not found= Error: Reference source not foundxError: Reference source not found x 100 Error: Reference source not found: Error: Reference source not found = indeks kuantitas Fisher Error: Reference source not found x 100 = Indeks kuantitas Laspeyres Error: Reference source not found x 100 = Indeks kuantitas Paasche Contoh ketiga indeks itu akan sebagai berikut : Harga barang dan jasa di daerah tujuan wisata puncak dan cipanas selalu
  • 63. berubah setiap saat dalam hitungang hari, bahkan setiap orng yang membeli. Namun, pola pergerakan harga ini tergantung pada hari dan musim. Ir.Halim Senjaya, kepala pengamat pasar dinas Pertanian Puncak dan Cipanas mencatat rata-rata harga untukbeberapa jenis komoditi yang diperdagangkan dikawasan wisata itu selama periode 2000 dan 2001. Cuplikan sebagian data disajikan paa tabel berikut: Harga Beberapa Komoditi Didaerah tujuan wisata Puncakdan Cipanas Tahun 2000 Tahun 2001 Komoditi Komoditi Harga / Komoditi Harga / terjual (00) satuan (00) terjual (00) satuan (00) Wortel (ikat) Pisang (tandan) Bunga (pot) Terubuk (ikat) Kelinci (ekor) Bengkuang (kg) Ubi Cilembu (kg) Jumlah 13,2 42,0 4,5 150,0 25,0 35,0 42,5 145,0 30,0 12,5 6,0 35,2 22,5 5,0 30,0 12,5 25,0 17,5 7,5 45,0 30,0 7,5 31,2 15,0 50,2 3,8 62,0 40,0 188,9 217,0 Berdasarkan tabel diatas, dengan tahun 2000 sebagai tahun dasar (2000 = 100 ) tentukan : 1. Indeks kuantitas pisang pada tahun 2001 ! 2. Indeks kuangtitas agregatif tahun 2001 ! 3. Indeks kuantitas rata-rata relatif tahun 2001 ! 4. Indeks kuantitas Laspeyres ! 5. Indeks kuantitas Paasche ! 6. Indeks kuantitas Fisher Penyelesaian 1. Indeks kuantitas pisang pada tahun 2001. Error: Reference source not found x 100 = Error: Reference source not found x 100 = 83,33 Artinya, pada tahun 2001 telah terjadi penurunan kuantitas penjualan pisang sebesar 16,67% dibandingkan dengan periode tahun 2000. 2. Indeks kuantitas agregatif tahun 2001.
  • 64. Error: Reference source not found x 100 = Error: Reference source not found x 100 =114,88 Artinya, secara keseluruhan telah terjadi peningkatan kuantitas penjualan komoditi sebesar 14,88% dibandingkan dengan komoditi yang terjual pada tahun 2000. 3. Indeks kuantitas rata-rata relative tahun 2001. Untuk menghitung indeks kuantitas relative, gunakan tabel berikut : Komodit terjual Indeks (00) Komoditi 2000 Error: 2001 Error: Error: Reference Reference Reference source not found source not found source not x 100 found Wortel (ikat) 13,2 25,0 189,39 Pisang (tandan) 42,0 35,0 83,33 Bunga (pot) 30,0 25,0 83,33 Terubuk (ikat) 12,5 17,5 140,00 Kelinci (ekor) 6,0 7,5 125,00 Bengkuang (kg) 35,2 45,0 127,84 Ubi Cilembu (kg) 50,2 62,0 124,00 Jumlah 188,9 217,0 872,90 Indeks kuantitas rata-rata relatifnya : Error: Reference source not found = Error: Reference source not found x 100 = Error: Reference source not found = 124,79 Jadi, berdasarkan metode rata-rata relative, kenaikan beberapa komoditi teryata 24,79% dari tahun 2000 4. Indeks kuantitas Laspeyres. Untuk menghitung indeks kuantitas Laspeyres, gunakan tabel kerja berikut : 2000 Komoditi Jumlah 2001 Harga Jumlah Harga Error: Reference source not found .Error: Reference source not found Error: Reference source not found .Error: Reference source not found
  • 65. ni Wortel (ikat) 13,2 4,5 25,0 42,5 112,5 59,4 Pisang (tandan) 42,0 150,0 35,0 145,0 5.250,0 6.300,0 Bunga (pot) 30,0 22,5 25,0 30,0 562,5 675,0 Terubuk (ikat) 12,5 5,0 17,5 7,5 87,5 62,5 Kelinci (ekor) 6,0 30,0 7,5 31,2 225,0 180,0 Bengkuang (kg) 35,2 12,5 45,0 15,0 562,5 440,0 Ubi Cilembu (kg) 50,0 3,8 62,0 40,0 235,6 190,0 jumlah 188,9 7.035,6 7.906,9 217,0 Dari tabel itu diketahui : Error: Reference source not found = 30.035,60, Error: Reference source not found = 7.906,90, maka indeksnya : Error: Reference source not found = Error: Reference source not found = Error: Reference source not found = 88,98 Artinya, pada tahun 2001 telah terjadi penurunan jumlah komoditi yang terjual sebesar 11,02% 5. Indeks kuantitas Paasche. Untuk menghitung indeks kuantitas Paasche gunakan tabel kerja berikut: Tabel Kerja Menghitung Indeks Kuantitas Paasche. 2000 Komoditi Jumlah 2001 Harga Jumlah Harga Error: Reference source not found .Error: Reference source not found Error: Reference source not found .Error: Reference source not found ni Wortel (ikat) 13,2 4,5 25,0 42,5 1.062,5 561,00 Pisang (tandan) 42,0 150,0 35,0 145,0 5.075,0 6.090,0 Bunga (pot) 30,0 22,5 25,0 30,0 750,0 900,0
  • 66. Terubuk (ikat) 12,5 5,0 17,5 7,5 131,25 93,75 Kelinci (ekor) 6,0 30,0 7,5 31,2 234,0 187,0 Bengkuang (kg) 35,2 12,5 45,0 15,0 675,0 528,0 Ubi Cilembu (kg) 50,0 3,8 62,0 40,0 2.480,0 2.000,0 jumlah 188,9 10.407,5 10.359,95 217,0 Dari tabel itu, diketahui : Error: Reference source not found = 10.407,75, Error: Reference source not found = 103.359,95 Maka, indeks ya adalah : Error: Reference source not found = Error: Reference source not found = Error: Reference source not found = 100% Artinya, pada tahun 2001, telah terjadi kenaikan jumlah komoditi yang terjual sebesar 0,46% Catatan: Perbedaan kedua indeks itu adalah pada pembobot,yaitu harga tahun dasar untuk indeks Laspeyres dan harga pada tahun berjalan untuk indeks Paasche. Sehingga terjadi bias negatif pada indeks Laspeyres dan bias positif pada indeks Paasche. Untuk mengoreksinya, gunakanlah indeks ideal dari Fisher . 6. Ideks kuantitas Fisher Indeks ini merupakan rata-rata geometri dari indeks Laspeyres dan indeks Paasche. Error: Reference source not found = Error: Reference source not found = Error: Reference source not found = Error: Reference source not found = 94,55 Perhatikan! Hasil perhitungan dengan menggunakan indeks Fisher berbeda di antara indeks Lspeyres dan indeks Paasche, artinya indeks ini dapat mengoreksi bias negative dan bias positif dari kedua indeks itu. 5. INDEKS NILAI (VALUE INDEKS ATAU vi) Indeks nilai adalah angka yang digunakan untuk melihat perubahan nilai uang dari satu kelompok barang atau jasa. Indeks nilai dirumuskan Error: Reference source not found = Error: Reference source not found x 100 Di mana :
  • 67. Error: Reference source not found = Indeks nilai Error: Reference source not found = harga pada periode tahun t Error: Reference source not found = harga pada periode tahun dasar Error: Reference source not found =kuantitas barang / jasa pada periode tahun Error: Reference source not found = kuantitas barang / jasa pada periode tahun dasar Dari rumus itu diketahui bahwa indeks nilai merupakan hasil perkalian antara harga dan kuantitas, contohnya : nilai produksi adalah perkalian antara harga barang dan jumlah barang yang diproduksi. Conoh lain adalah nilai biaya hidup di Jakarta yang merupakan perkalian antara harga / biaya pengeluaran dan barang / jasa di konsumsi ANGKA INDEKS 4. PENGERTIAN ANGKA INDEKS Angka indeks adalah suatu nilai yang menggambarkan nilai dalam data berkala dengan cara mengkonversi data / ukuran aktual ke dalam bentuk relatife. Angka indeks dinyatakan dalam bentuk persentase (%) biasanya tidak ditulis. Angka Indeks mengukur pergerakan data / nilai berkala relatif dari harga, kuantitas, nilai, atau beberapa item lainya atas tahun besar. Angka indeks pada tahun dasar sama dengan 100 Contoh 1.1 Panon Mama Tour (PMT) telah mencatat indeks total penjualan bulanan untuk beberapa tahun terakhir. Pada saat memulai indeks, bulan januari 1995 ditetapkan sebagai tahun dasar. Untuk tahun itu, indeks penjualan harus bernilai sama dengan 100. Pada tahun terakhir, manajemen PMT menghitung indeks penjualan dan mencapai 275. Ini berarti, penjualan pada tahun itu adalah 275% atau meningkat 175% dari tahun dasar.
  • 68. Dalam menentukan angka indeks, hal-hal penting yang harus diperhatikan adalah: pemilihan periode tahun dasar, periode tahun berjalan, dan komponen penimbang . Pada tahun dasar, angka indeks selalu bernilai 100, yang biasanya di tulis tahun dasar sama dengan seratus---misalnya 1990 = 100, artinya tahun 1990 sebagai tahun dasar. Dalam pembahasan angka indeks dikenal pula istilah tahun berjalan, yaitu periode atau waktu yang diperbandingkan dengan tahun dasar. Periode tahun dasar adalah periode atau waktu yang digunakan sebagai dasar untuk membandingkan data yang akan dibuat indeks. Komponen Penimbang adalah komponen penting yang digunakan dalam menghitung angka indeks. Komponen ini di gunakan untuk membandingkan hal-hal yang tidak seimbang, dan berlainan satuan atau musim. Misalnya, seseorang dalam satu bulan mengkonsumsi tiga jenis makanan, misalnya: nasi,roti, dan mangga, tentu akan diperoleh proporsi mangga, mangga sangat tergantung pada musim. Oleh karena itu diperlukan pembobotan atau penimbangan untuk menentukan angka indeks dari tiga barang itu. 5. JENIS-JENIS ANGKA INDEKS Berdasarkan penggunaanya dalam kegiatan ekonomi, terdapat beberapa jenis angka indeks yaitu: indeks harga (price index), indeks kuantitas (quantity index), indeks nilai (value index), dan indeks rantai (chain index). Indeks harga atau price index (OI) adalah suatu angka yang dipakai dalam mengukur perubahaan harga dari satu jenis barang atau lebih. Indeks Kuantitas atau quantity index (QI) adalah angka indeks yang di gunakan untuk mengukur kuantitas satu jenis barang atau lebih yang diproduksi, dikonsumsi, maupun di jual. Indeks Nilai atau value indeks (VI) adalah angka indeks yang di gunakan untuk mengukur perubahaan nilai dari satu atau sekelompok barang yang