Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi pada korban yang tidak sadar. Terdapat penjelasan tentang diagnosa dan tindakan yang dapat dilakukan seperti pembukaan jalan napas, pernapasan buatan, bantuan pernapasan, dan kompresi dada eksternal untuk menjaga sirkulasi darah. Dokumen ini sangat bermanfaat untuk petugas medis dalam menangani korban yang mengalami gangguan jalan
Dokumen tersebut membahas tentang preeklampsia, yaitu hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria. Dokumen menjelaskan definisi, epidemiologi, faktor risiko, etiologi, gejala, diagnosis, pengelolaan, dan dampak preeklampsia bagi ibu dan janin. Preeklampsia dibedakan menjadi ringan dan berat, di mana preeklampsia berat membutuhkan penanganan medis segera untuk mencegah kompl
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan ante partum pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Mencakup kriteria diagnosis, pemeriksaan, diagnosis banding antara solusio plasenta, plasenta previa dan vasa previa, serta terapi yang diberikan sesuai dengan tingkat keparahan masing-masing kondisi."
Dokumen tersebut membahas tatalaksana gawat napas pada neonatus, meliputi tanda-tanda bahaya gawat napas, evaluasi menggunakan skor Down, pemeriksaan diagnostik, penyebab-penyebab umum, dan langkah-langkah tatalaksana mulai dari langkah awal hingga penggunaan alat bantu pernapasan seperti CPAP dan ventilasi tekanan positif.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi pada korban yang tidak sadar. Terdapat penjelasan tentang diagnosa dan tindakan yang dapat dilakukan seperti pembukaan jalan napas, pernapasan buatan, bantuan pernapasan, dan kompresi dada eksternal untuk menjaga sirkulasi darah. Dokumen ini sangat bermanfaat untuk petugas medis dalam menangani korban yang mengalami gangguan jalan
Dokumen tersebut membahas tentang preeklampsia, yaitu hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria. Dokumen menjelaskan definisi, epidemiologi, faktor risiko, etiologi, gejala, diagnosis, pengelolaan, dan dampak preeklampsia bagi ibu dan janin. Preeklampsia dibedakan menjadi ringan dan berat, di mana preeklampsia berat membutuhkan penanganan medis segera untuk mencegah kompl
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan ante partum pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Mencakup kriteria diagnosis, pemeriksaan, diagnosis banding antara solusio plasenta, plasenta previa dan vasa previa, serta terapi yang diberikan sesuai dengan tingkat keparahan masing-masing kondisi."
Dokumen tersebut membahas tatalaksana gawat napas pada neonatus, meliputi tanda-tanda bahaya gawat napas, evaluasi menggunakan skor Down, pemeriksaan diagnostik, penyebab-penyebab umum, dan langkah-langkah tatalaksana mulai dari langkah awal hingga penggunaan alat bantu pernapasan seperti CPAP dan ventilasi tekanan positif.
Transfer pasien dapat dilakukan intra atau antar rumah sakit dengan mempertimbangkan keselamatan dan keamanan pasien. Pengambilan keputusan transfer melibatkan dokter dan harus didasarkan pada manfaat yang melebihi risiko. Pasien perlu distabilisasi sebelum transfer dengan memastikan akses vena, tekanan darah, dan terapi yang diperlukan. Petugas transfer harus terlatih dan sesuai dengan tingkat kebutuhan perawatan pasien.
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Dokumen ini membahas 12 saraf kranial dan fungsi serta cara pemeriksaannya. Saraf-saraf kranial tersebut adalah saraf olfaktori (penciuman), optikus (penglihatan), okulomotorius (gerakan mata), trochlearis (gerakan mata), trigeminus (wajah dan gigi), abdusen (deviasi mata), fasialis (ekspresi wajah), vestibulocochlearis (pendengaran dan keseimbangan), glosofaringeus (rasa), vagus
USG penting untuk kehamilan karena aman, tidak invasif, dan dapat mendeteksi kelainan janin. USG 2D tetap menjadi standar untuk kehamilan sementara USG 3D dan 4D lebih bersifat hiburan. Tenaga kesehatan perlu memahami prinsip dan aplikasi USG untuk manajemen kehamilan dan deteksi dini kelainan.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen airway dan pernapasan dalam keadaan darurat. Airway dan pernapasan harus dijaga untuk memastikan suplai oksigen yang memadai ke seluruh tubuh. Gangguan airway dan pernapasan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti kegagalan mengenali airway tersumbat, keterlambatan menjaga airway, aspirasi, atau trauma dada. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain mengamati jalan napas
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosefalus, yang merupakan penumpukan cairan serebrospinal secara berlebihan di ventrikel otak yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel. Terdapat beberapa jenis hidrosefalus berdasarkan penyebabnya, seperti obstruksi, komunikasi, dan kongenital. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari kepala membesar, nistagmus, hingga gangguan perkembangan. Diagnosis didukung dengan
This document discusses difficult intubation and airways. It defines difficult airway as difficulty with facemask ventilation or tracheal intubation. The incidence is estimated between 3-18%. Optimal positioning for intubation is neck flexion with atlanto-axial extension. Several scales are used to evaluate difficulty, including LEMON, LM MAP, 4D, Wilson Risk Scale, and Magboul 4M. Preparations for difficult intubation include different sized laryngoscopes, ET tubes, introducers, airways, and LMAs. Special techniques discussed are awake intubation and awake tracheostomy under local anesthesia. The ASA algorithm provides guidance for recognized and unrecognized difficult airways.
Dokumen tersebut membahas tentang fetal distress dan asfiksia neonatorum. Fetal distress terjadi ketika janin mengalami hipoksia intrauterin yang berpotensi menyebabkan asfiksia pada saat kelahiran. Deteksi dini melalui pemantauan detak jantung janin dapat mencegah terjadinya asfiksia neonatorum yang berisiko menyebabkan kematian bayi baru lahir.
Indonesia memiliki angka kematian neonatus tertinggi di Asia Tenggara yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kompetensi tenaga kesehatan dan penyebab kematian utama seperti BBLR dan asfiksia. Algoritma resusitasi neonatus Indonesia direvisi setiap 5 tahun untuk meningkatkan kualitas pelayanan berdasarkan bukti ilmiah. Revisi terbaru pada 2022 mempertegas beberapa langkah kunci seperti penggunaan monitor EKG, target
Transfer pasien dapat dilakukan intra atau antar rumah sakit dengan mempertimbangkan keselamatan dan keamanan pasien. Pengambilan keputusan transfer melibatkan dokter dan harus didasarkan pada manfaat yang melebihi risiko. Pasien perlu distabilisasi sebelum transfer dengan memastikan akses vena, tekanan darah, dan terapi yang diperlukan. Petugas transfer harus terlatih dan sesuai dengan tingkat kebutuhan perawatan pasien.
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Dokumen ini membahas 12 saraf kranial dan fungsi serta cara pemeriksaannya. Saraf-saraf kranial tersebut adalah saraf olfaktori (penciuman), optikus (penglihatan), okulomotorius (gerakan mata), trochlearis (gerakan mata), trigeminus (wajah dan gigi), abdusen (deviasi mata), fasialis (ekspresi wajah), vestibulocochlearis (pendengaran dan keseimbangan), glosofaringeus (rasa), vagus
USG penting untuk kehamilan karena aman, tidak invasif, dan dapat mendeteksi kelainan janin. USG 2D tetap menjadi standar untuk kehamilan sementara USG 3D dan 4D lebih bersifat hiburan. Tenaga kesehatan perlu memahami prinsip dan aplikasi USG untuk manajemen kehamilan dan deteksi dini kelainan.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen airway dan pernapasan dalam keadaan darurat. Airway dan pernapasan harus dijaga untuk memastikan suplai oksigen yang memadai ke seluruh tubuh. Gangguan airway dan pernapasan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti kegagalan mengenali airway tersumbat, keterlambatan menjaga airway, aspirasi, atau trauma dada. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain mengamati jalan napas
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosefalus, yang merupakan penumpukan cairan serebrospinal secara berlebihan di ventrikel otak yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel. Terdapat beberapa jenis hidrosefalus berdasarkan penyebabnya, seperti obstruksi, komunikasi, dan kongenital. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari kepala membesar, nistagmus, hingga gangguan perkembangan. Diagnosis didukung dengan
This document discusses difficult intubation and airways. It defines difficult airway as difficulty with facemask ventilation or tracheal intubation. The incidence is estimated between 3-18%. Optimal positioning for intubation is neck flexion with atlanto-axial extension. Several scales are used to evaluate difficulty, including LEMON, LM MAP, 4D, Wilson Risk Scale, and Magboul 4M. Preparations for difficult intubation include different sized laryngoscopes, ET tubes, introducers, airways, and LMAs. Special techniques discussed are awake intubation and awake tracheostomy under local anesthesia. The ASA algorithm provides guidance for recognized and unrecognized difficult airways.
Dokumen tersebut membahas tentang fetal distress dan asfiksia neonatorum. Fetal distress terjadi ketika janin mengalami hipoksia intrauterin yang berpotensi menyebabkan asfiksia pada saat kelahiran. Deteksi dini melalui pemantauan detak jantung janin dapat mencegah terjadinya asfiksia neonatorum yang berisiko menyebabkan kematian bayi baru lahir.
Indonesia memiliki angka kematian neonatus tertinggi di Asia Tenggara yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kompetensi tenaga kesehatan dan penyebab kematian utama seperti BBLR dan asfiksia. Algoritma resusitasi neonatus Indonesia direvisi setiap 5 tahun untuk meningkatkan kualitas pelayanan berdasarkan bukti ilmiah. Revisi terbaru pada 2022 mempertegas beberapa langkah kunci seperti penggunaan monitor EKG, target
Dokumen tersebut memberikan panduan singkat tentang resusitasi neonatus, meliputi langkah awal seperti pemberian kehangatan dan penghisapan mulut serta hidung, ventilasi tekanan positif, koreksi posisi sungkup atau intubasi jika diperlukan, kompresi dada, hingga pemberian epinefrin bila frekuensi jantung masih rendah."
3. Djauhariah - Resusitasi Neonatal PIB FK UH 2012.pptMiMi468560
- Resusitasi neonatus bertujuan menyediakan ventilasi, oksigenasi, dan output jantung yang memadai
- Tindakan paling penting adalah pemberian ventilasi paru-paru dengan atau tanpa oksigen
- Rekomendasi terbaru menganjurkan penggunaan oksigen 21% untuk resusitasi dan pengaturan oksigen berdasarkan pulse oximetry
Dokumen tersebut membahas tentang kegawatdaruran neonatus. Beberapa poin penting yang dibahas adalah pentingnya deteksi dini kondisi berisiko pada neonatus, langkah-langkah dasar resusitasi neonatus seperti evaluasi, keputusan, dan tindakan, serta persiapan peralatan dan tim resusitasi."
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi Neonatus.pdfihsan398552
Perawatan neonatus dalam 1 jam pertama sangat penting untuk menurunkan komplikasi seperti hipotermi, IVH, CLD dan ROP. Kerja tim medis yang konsisten dan menerapkan praktik berdasarkan bukti dapat meningkatkan kualitas pelayanan untuk neonatus.
TTN (Transient Tachypneau of the Newborn) adalah gangguan pernapasan sementara yang umumnya terjadi pada bayi baru lahir akibat kesulitan membersihkan cairan paru-paru. Gejalanya meliputi laju pernapasan cepat, sianosis, dan retraksi. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah serta rontgen dada. Pengobatan utamanya meliputi CPAP dan hidrasi intravena jika diperlukan. Kondisi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir akibat hipoksia janin selama kehamilan atau persalinan
2. Penyebab asfiksia antara lain faktor ibu seperti preeklampsia, partus lama, dan infeksi berat, serta faktor bayi seperti prematuritas dan persalinan dengan tindakan
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan tidak teratur pada bayi baru lahir yang menyebabkan hipoksia, hiperkapnia, dan asidosis. Penanganannya meliputi resusitasi dengan ventilasi tekanan positif dan pemberian oksigen untuk memulihkan pernapasan dan sirkulasi darah serta mencegah komplikasi seperti edema otak dan perdarahan otak.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang pneumonia pada anak, mulai dari epidemiologi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosis, pendekatan MTBS, hingga tata lakana terapi oksigen dan antibiotik. Dokumen ini memberikan panduan lengkap tentang deteksi dini dan penanganan pneumonia pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang stabilisasi neonatus pasca resusitasi atau sebelum dirujuk. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam stabilisasi tersebut, yaitu suhu tubuh, kebutuhan gula darah, pernapasan, tekanan darah, pemeriksaan laboratorium, serta dukungan emosi bagi orangtua dan petugas kesehatan."
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
3. Latar Belakang
• Indonesia menduduki peringkat ke-
7 dalam AKN (WHO, 2020)
• AKB sebesar 24/1.000 kelahiran
hidup (SDKI, 2017)
• AKN sebesar 15/1.000 kelahiran
hidup (Profil Kesehatan Indonesia,
2019)
Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang angka kematian bayi tertinggi,
terutama neonatus
*AKN: Angka KematianNeonatus
*AKB: Angka Kematian Bayi
4. KegagalanTransisi Neonatus
• Apnea
• Napas Irreguler
• Takipnea
• Bradikardia
• Takikardia
• T
onus otot buruk
• Pucat
• Sianosis
• SpO2 tidak
mencapai
target
• Hipotensi
Sistem Adaptasi fisiologis
Kardiovask
ular
Tekanan darah
sistemik
meningkat Laju
jantung > 100x/mnt
Respirasi Alveolus terbuka
Tekanan darah
pulmonal
menurun Volume
tidal
Neuromusk
uler
Tonus otot aktif
Responsif terhadap
lingkungan
Termoregul
asi
Suhu permukaan 36-37 C
5. ResusitasiNeonatus
• Langkah langkah tindakan sistematis, berurutan yang bila
secara efektif terbukti dapat mengembalikan fungsi sistem
kardiovaskular neonatus menjadi lebih baik sehingga neonatus
terhindar dari kematian.
• Stabilisasi adalah evaluasi klinis terhadap fungsi vital kehidupan
dan segenap usaha memperbaikinya yang dilakukan pasca
resusitasi untuk memastikan bayi terhindar dari kematian
7. TimResusitasi
• Brea
• Tanggung jawab : Airway, sirkulasi, akses
vena dan alat
• Fokus pada kerjasama Tim
• Dipimpin seorang pemimpin dengan
spesifikasi provider tertinggi DAN
kemampuan memimpin
• Mampu mengumpulkan informasi
dan melakukan analisis
• Antisipatif dan terencana
fing dan debriefing
2 =
Circulation
1 =
Airway-
Breathin
3 obat dan alat
8. Persiapan Alat Resusitasi
Neonatus
• Alat-alat resusitasi sudah selalu stand by
• Gunakan check list --> pastikan selalu diganti.
• Diletakkan di tempat yang mudah dijangkau
• Boleh disesuaikan dengan kondisi
fasyankes masing masing.
9. Penilaian CepatBayiBaru Lahir
3 Pertanyaan :
• Prematur
• Usaha Napas
• T
onus Otot
3 issue :
• Kapan memulai
Timer?
• Menangis atau
Gasping ?
• Deleyed cord clamping
?
10. Langkah Awal
•Hangatkan , Keringkan , Stimulasi dan
buka jAlan napas. (H A K S A)
•Hati2 dengan Gasping
perlakukan seperti apnea
•Suction tidak rutin
•Boleh dilakukan secara simultan
dengan VTP pada bayi apnea
•Prinsip dalam 1 menit bayi harus
sudah bernapas
•Bayi < 32 minggu atau BL < 1500
langsung cover dengan plastik
polietilen
11. Respondari penilaian awal
•
Parameter Laju jantung
< 100 > 100
Apnea /Gasping VTP N/A
Mulai Bernapas VTP Observasi
Bernapas
nyaman+ Sianosis
N/A Free flow Oxygen
Merintih/ Retraksi N/A CPAP
Problem : Menilai laju jantung secara obyektif
(auskultasi prokordial, palpasi umbilikal, Pulse
oximetri, Monitor EKG)
12. Ventilasi T
ekananPositif
Peletakkan Masker yang
baik Posisi Menghidu
VTP Kecepatan 40-60x/menit
dan PIP 25-30 cmH2O, PEEP
5 cmH2O
Kembang
dada LDJ
meningkat
Langka
h
Koreks
Evaluasi
LDJ >
100
Npas
spontan
dan HR>
100x/mn
t
Usaha
< 60
dan
apnea
HR >60-
<100
dan apnea
CPAP
Intubasi/ Sungkup
Laring FiO2 100%
VTP + Kompresi Dada
Y
a
tdk
13. ALATVENTILASITEKANANPOSITIF
Courtesy of Sukarja
D
KOMPETENSI DOKTER UMUM DALAM RESUSITASI
NEONATUS
FASILITAS LENGKAP FASILITAS TERBATAS
VTP T-piece resuscitator BMS/BVM Mixsafe
CPAP Jackson Rees
O2
Oksigen blender Gas medis + O2 murni
(rumus 8)
Gasmedis
(oksigen
21%)
Oksigen
100 %
14. EvaluasiVTP
Keefektifan Ventilasi
TekananPositif
Laju jantung Kembang dada Langkah resusitasi
Tidak meningkat Tidak mengembang Lakukan langkah
koreksi
Tidak meningkat Mengembang Lanjutkan VTP 15
detik nilai ulang
Meningkat Dada mengembang Lanjutkan VTP sampai
30 detik
Meningkat tidak mengembang Lanjutkan VTP sampai
30 detik
Waktu Tujuan
15 detik Laju jantung meningkat
30 detik laju jantung > 100x/menit
15.
16. Continuous Positive Airway
Pressure
Device Start Evaluasi Lanjutan
T peace
resuscitator
Masker 2-5 menit Short Single Bi
- Nasalprong /
Naso faringeal
Balon tidak
mengembang
sendiri
Tekanan 7 cmH2O naikkan 8 cm
H20 jika
masih retraksi
Turunkan 6
cm H20 jika
bayi napas
nyaman
Pasang
Feeding
tube untuk
dekompresi
lambung
Klinis SpO2 Setting
Retraksi, takipena SpO2 < target CPAP 8 cmH20,
Apnea FiO2 > 40%
HR < 100x/menit Flow 8-10 Lpm
GAGAL CPAP intubasi dan VTP
17. Peletakkan Masker yang baik
Posisi Menghidu
VTP Kecepatan 40-60x/menit
dan PIP 25-30 cmH2O, PEEP
5 cmH2O
Langka
h
Koreks
Napas
spontan
dan HR>
100x/mn
t
Evaluasi
LDJ >
100
Usaha
< 60
dan
apnea
HR >60-
<100
dan apnea
CPAP
Kembang
dada LDJ
meningkat
Y
Intubasi/ Sungkup Laring
FiO2 100%
VTP + Kompresi Dada
a
tdk
Lanjutkan
VTP