Petunjuk teknis pelaksanaan PIS-PK merupakan pedoman kegiatan PIS-PK di Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan Institusi lain yang terkait
Petunjuk teknis pelaksanaan PIS-PK merupakan pedoman kegiatan PIS-PK di Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan Institusi lain yang terkait
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Â
resusitasi&pemfis neonatal.pptx
1. R E S U S I TA S I D A N P E M E R I K S A A N
F I S I K N E O N AT U S
F C P D E P A R T E M E N B A Y I D A N A N A K
F A K U L T A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S P A L A N G K A R A Y A
2 0 2 1
Narasumber: dr. Ni Made Yuliari, Sp. A
3. PRA-RESUSITASI Informasi mengenai ibu:
i.Riwayat kehamilan
ii. Riwayat kesehatan dan medikasi
iii. Hasil pemeriksaan ultrasonografi
antenatal
iv. Riwayat pemeriksaan kesehatan janin
dalam kandungan
v. Risiko infeksi
b. Informasi mengenai janin
i. Usia gestasi
ii. Perkiraan jumlah janin (tunggal, kembar)
iii. Janin risiko tinggi dan kemungkinan
memerlukan resusitasi
iv. Mekoneum pada cairan ketuban
v. Variasi denyut jantung
vi. Kelainan kongenital
Koordinasi
TIM &
Pembagia
n tugas
yang jelas
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI.
3
4. PERALATAN
⢠Penghangat/ infant Warmer
- Kain pengering dan topi
- Handuk hangat/ pembungkus
- Kantung plastik untuk neonatus < 1500 gram
â˘Airway
Pengisap / Suction
- Suction dengan tekanan negatif (tidak boleh > 100
mmHg)
- Kateter suction
- Aspirator mekoneum
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI.
4
5. PERALATAN
⢠Ventilasi/Breathing
-Self-initiating bag
-T-piece resuscitator
-Flow-initiating bag
-Peralatan intubasi (laringoskop, pipa endotrakeal, stilet)
-Sungkup laring / Laryngeal Mask Airway (LMA)
-Sungkup wajah
⢠Circulation
-Obat-obatan
-Cairan
-Akses Vaskuler
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI.5
6. Konsultasi Antenatal
Briefing tim resusitasi
Mempersiapkan peralatan
Observasi kembali nafas dan LDJ
Bernafas Spontan
Tidak bernafas/megap, dan atau LDJ <
100x/menit
Langkah Awal : (nyalakan pencatat waktu)
ď§ Jaga kehangatan
ď§ Atur posisi dan bersihkan jalan nafas
ď§ Keringkan** dan stimulasi
ď§ Posisikan kembali
Bernafas/menangis?
Tonus baik?
Sianosis sentral persisten
Tanpa distress nafas
Distres Nafas
(Takipneu, retraksi atau
merintih)
Pada bayi usia < 32 minggu, bayi
langsung dibungkus plastik bening
tanpa dikeringkan terlebih dahulu
kecuali wajahnya, kemudian dipasang
topi. Bayi tetap distimulasi walau
dibungkus plastik.
Ya
Bayi Lahir
ALUR RESUSITASI NEONATUS IDAI 2018
6
0
D
E
T
I
K
Routine care
⢠Hangatkan
⢠Keringkan bayi
⢠Lanjutkan observasi
pernafasan, laju denyut
jantung, dan tonus
⢠IMD
Tidak
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan
Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI. 2018.
6
7. Tidak bernafas/megap, dan atau
LDJ < 100x/menit
LDJ
> 100/menit
Evaluasi awal VTP
Penilaian kedua VTP
LDJ
60-99/menit
Sianosis sentral persisten
Tanpa distress nafas
Distres Nafas
(Takipneu, retraksi atau
merintih)
Pertimbangkan suplementasi oksigen
Pemantauan SpO2
Continuous Positive Airway
Pressure (CPAP)
PEEP 5-8 cm H20
Pemantauan SpO2
Gagal CPAP
PEEP 8 cm H2O
FiO2 > 40%
Dengan distress nafas
Pertimbangkan intubasi
Dada Mengembang adekuat
Namun LDJ < 60x/menit
Lakukan intubasi atau LMA
VTP (O2 100%) + kompresi dada
(3 kompresi tiap 1 nafas)
Observasi LDJ dan usaha nafas tiap
60 detik
LDJ < 60/menit
Pertimbangkan hipovolemi
(pemberian obat dan
cairan intravena)
Pikirkan pneumotoraks
Ventilasi tekanan positif (VTP)
Monitoring SpO2
Pertimbangkan EKG
Evaluasi VTP
6
0
D
E
T
I
K
Waktu dari
Lahir
Target SpO2
preduktal
1 menit 60-65%
2 menit 65-70%
3 menit 70-75%
4 menit 75-80%
5 menit 80-55%
10 menit 85-95%
Tidak efektif ?
MRSOPA / SRIBTA
7
8. >100x/m 60-90 x/menit
Evaluasi ventilasi
<60x/menit
⢠Evaluasi ventilasi
⢠Pertimbangkan
intubasi
⢠VTP (O2 100%) +
kompresi dada**
⢠Observasi LDJ dan
usaha napas tiap
60 detik
**kompresi dilakukan
setelah bayi diintubasi
LDJ <60/menit
Pertimbangkan
⢠Pertimbangkan
obat dan cairan IV
⢠Pneumotoraks?
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI.
8
9. Keterangan
Apabila LDJ > 100 x/menit dan target saturasi
oksigen tercapai :
⢠Tanpa alat bantu napas = lanjutkan keperawatan
observasi
⢠Dengan alat bantu napas = lanjutkan keperawatan
pasca resusitasi
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI.
9
10. PENCEGAHAN HIPOTERMIA
⢠Suhu ruangan 24-260C
⢠Tidak meletakkan bayi di bawah pendingin ruangan
⢠Infant warmer dihangatkan sebelum bayi lahir (matras, kain, topi, selimut)
⢠Keringkan bayi dengan kain hangat
⢠Plastik bening untuk membungkus bayi
⢠Inkubator transport dihangatkan atau metode Kangguru
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI.
10
11. KONTROL TEMPERATUR
⢠Neonatus < 28 minggu sebaiknya dibungkus dalam plastik polietilen sampai ke leher segera
setelah lahir, tanpa dikeringkan, diletakkan di bawah infant warmer dan dilakukan resusitasi /
stabilisasi
⢠Bayi tetap dibiarkan di dalam plastik sampai tiba di unit perawatan dan diukur suhunya. Cegah
hipertermi.
⢠Suhu ruang persalinan untuk bayi < 28 minggu setidaknya 260C.
Plastik
Polietilen
Berat Bayi Suhu Inkubator (0C) menurut umur
35 34 33 32
< 1500 g 1-10 hari 11 hari â 3 minggu 3-5 minggu > 5 minggu
1500-2000 g 1-10 hari 11 hr â 4 minggu > 4 minggu
2100 â 2500 g 1-2 hari 3 hari â 3 minggu > 3 minggu
ď 2500 g 1-2 hari > 2 minggu
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Pedoman Pelayanan Medis IDAI Jilid 1. 2010.
11
12. Penundaan Pemotongan Tali Pusar
Pada bayi stabil : sebaiknya tunda pemotongan umbilical paling cepat selama 30 detik
2 menit
Keuntungan : mengurangi insiden
Anemia
Perdarahan intracranial
Hipotensi
Untuk Bayi yang memerlukan resusitasi : belum cukup bukti ilmiah untuk merekomendasikan
delayed cord clamping
Tidak boleh ditunda bila :
Solutio Plasenta
Prolaps Tali Pusat
update
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Pedoman Pelayanan Medis IDAI Jilid 1. 2010.
12
13. LANGKAH AWAL
30 detik pertama sebagai langkah awal kemudian dievaluasi ď dihilangkan karena tidak
realistis
⢠Tujuan : dalam 1 menit pertama ď langkah awal, evaluasi sampai bayi mendapat
bantuan penafasan harus sudah diberikan SECARA EFEKTIF.
⢠Lakukan maneuver resusitasi yang dibutuhkan (bahkan bila perlu intubasi endotracheal
dalam 1 menit pertama)
update
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI.
13
14. LANGKAH AWAL
⢠Berikan kehangatan
⢠Posisikan, bersihkan jalan napas
Penghisapan mulut dan hidung: Mulut - Hidung
Then nose
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI. 2018.
14
15. ⢠Keringkan, merangsang pernapasan dan meletakkan pada posisi
yang benar
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI. 2018.
15
16. ⢠Berikan oksigen aliran bebas bila perlu
O2 mask held close to the
babyâs face to give close to
100% O2
O2 delivered by tubing held in
cupped hand over babyâs face
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI. 2018.
16
17. TATALAKSANA MEKONEUM
Terdapat Mekoneum
Lakukan Penghisapan Mulut Hidung
Tidak
ď§ Lakukan Tindakan Langkah Awal
ď§ Bersihkan sekresi dari mulut dan hidung
ď§ Keringkan, rangsang pernafasan, posisikan lagi
Ya
Bayi Bugar ?
Ya
Ya
17
18. VENTILASI TEKANAN POSITIF
â Cara meletakkan balon dan sungkup pada
wajah
PIP
PEEP
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP
18
19. O2 40% ke pasien
Tanpa reservoar O2
Udara
kamar O2 21%
O2 100%
Dengan reservoar O2
O2 100%
Reservoar O2
O2 90% - 100% ke pasien
Pengaturan oksigen dan tekanan dalam balon
mengembang sendiri (self-inflating bag)
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP
19
21. â Frekuensi meremas balon : 40 â 60 x/menit
Pompa ⌠Dua ... Tiga ⌠Pompa ⌠Dua ⌠Tiga (remas)
(lepasâŚâŚ..) (remas) (lepas)
â VTP dihentikan bila :
⢠Frekuensi jantung meningkat
⢠Perbaikan warna kulit
⢠Adanya napas spontan
21
22. EVALUASI HEART RATE
Setelah VTP 15 detik lakukan penilaian Heart Rate :
⢠Ucapkan âHeart Rate
Meningkatâ
⢠Lanjutkan VTP
⢠Hitung ulang HR setelah VTP
15 detik
HR Meningkat
HR Tidak Meningkat namun
Dada Mengembang
HR Tidak Meningkat
Dada Tidak Mengembang
⢠Ucapkan âHeart Rate tidak
Meningkatâ
⢠Lanjutkan VTP
⢠Hitung ulang HR setelah VTP
15 detik
⢠Ucapkan âHeart Rate tidak meningkatâ,
Dada Tidak Bergerakâ
⢠Lakukan langkah koreksi ventilasi
hingga dada mengembang
⢠Hitung ulang HR setelah VTP 15 detik
⢠Ucapkan bila dada telah
mengembang
⢠Lanjutkan VTP bila dada
mengembang
⢠Hitung ulang HR setelah VTP 15 detik
update 22
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI. 2018.
23. ⢠Naikkan Pressure/Tekanan sampai tampak gerakan naik
turun dada yang mudah
⢠Apakah udara dalam lambung mengganggu pengembangan
dada
⢠Pertimbangkan Airway Alternatif intubasi endotrakeal
Tidak cukup tekanan
⢠Reposition/Reposisi kepala
⢠Suction/Isap lendir
⢠Open mouth/mulut sedikit terBuka
Jalan napas tersumbat
⢠Pasang kembali Mask/Sungkup ke wajah
Lekatan tidak adekuat
Tindakan
Kondisi
Bila dada tidak mengembang adekuat
MRSOPA/SRI - BTA
23
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI. 2018.
24. Bila bayi tidak menunjukkan perbaikan :
⢠Apakah oksigen 100% diberikan
⢠Apakah pipa oksigen tersambung pada balon dan ke sumber
oksigen ?
⢠Apakah gas mengalir melalui pengatur aliran ?
⢠Bila memakai balon mengembang sendiri, apakah reservoar
oksigen terpasang ?
⢠Bila menggunakan tangki oksigen, apakah tangki berisi oksigen
?
24
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI. 2018.
25. KOMPRESI DADA
⢠Bantu sirkulasi dengan memulai kompresi dada sambil tetap
melakukan ventilasi selama 30 detik.
⢠Indikasi untuk memulai kompresi dada : bila frekuensi jantung
< 60/menit setelah 30 detik dilakukan VTP yang efektif
⢠Lebih baik dilakukan intubasi endotrakeal untuk menjamin
ventilasi yang adekuat dan memudahkan koordinasi VTP dan
kompresi dada
25
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI. 2018.
26. Butuh 2 penolong :
⢠Teknik ibu jari
⢠Teknik dua jari
Teknik Ibu Jari
Teknik Dua Jari
26
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI. 2018.
27. ⢠Posisi jari : 1/3 bawah tulang dada/sternum
⢠Penekanan : ¹ 1/3 diameter anterior-posterior dada
⢠Kecepatan : satu siklus terdiri dari 3 kompresi + 1 ventilasi
(waktu 2 detik) ď 90 kompresi & 30 ventilasi per menit
⢠Satu - Dua - Tiga - Pompa - Satu - Dua -Tiga - Pompa
⢠Hentikan bila FJ > 60 /menit
27
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI. 2018.
28. Bagaimana bila tidak ada perbaikan klinis bayi ?
⢠Apakah gerakan dada adekuat (apakah telah dipertimbangkan
intubasi endotrakeal) ?
⢠Apakah oksigen 100% telah diberikan ?
⢠Apakah kedalaman penekanan ďą 1/3 dari diameter dada ?
⢠Apakah kompresi dada dan ventilasi dilakukan secara terkoordinasi
baik ?
28
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI. 2018.
29. OBAT - OBATAN
⢠Berikan epineprin sambil terus melanjutkan kompresi dada dan ventilasi.
A. Epinefrin :
⢠ď kontraksi jantung
⢠Fase konstriksi perifer ď ď aliran darah ke arteri koronaria dan ke
otak.
⢠Jalur : melalui endotrakeal atau IV
⢠Dosis : 0,1 â 0,3 mL/kg larutan 1 : 10.000
(0,01 â 0,03 mL/kg)
⢠Kecepatan : secepat â cepatnya
29
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI. 2018.
30. B. NaCl 0,9%
Solusio plasenta
Plasenta previa
Kehilangan darah tali pusat
Syok hipovolemik ď pucat, nadi lemah ď beri
garam fisiologis 10 mL/kg IV selama 5 â 10 menit.
30
Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kumpulan Panduan Pelayanan Neonatal UKK Neonatologi PP IDAI. 2018.
31. PEMERIKSAAN FISIK NEONATAL
1.PEMERIKSAAN FISIK PADA SAAT LAHIR
2.PEMERISAAN FISIK LENGKAP DALAM 24 JAM PERTAMA
3.PEMERIKSAAN FISIK SAAT PULANG
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014.
Didahului: anamnesis riwayat terdapat penyakit turunan, riwayat
kehamilan sebelumnya, riwayat kemahilan sekarang dan riwayat
persalinan sekarang
31
32. PEMERIKSAAN FISIK NEONATATUS
⢠Bayi telanjang
⢠Lampu terang
⢠Tangan dan alat yang digunkanan harus bersih
dan hangat
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014. 32
33. ⢠menilai adaptasi neonatus
dari kehidupan intrauterine
ke ektrauterin
⢠mencari kelainanan
I. PEMERIKSAAN PADA SAAT LAHIR
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014. 33
34. P E N I L A I A N A D A P TA S I N E O N AT U S
Dilakukan dengan menghitung nilai Apgar.
⢠Penilaian Apgar perlu diulang setelah 5 menit untuk mengevaluasi tindakan resusitasi sudah
adekuat.
⢠Nilai Apgar 5 menit memiliki nilai prognosis karena berhubungan dengan morbiditas neonatal
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Interpretasi:
7-10: neonatus dapat
beradaptasi baik
4-6: asfiksia ringan-
sedang
0-3: asfiksia berat
Tanda 0 1 2
Laju jantung Tidak ada <100 âĽ100
Usaha bernafas Tidak ada lambat Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Ekstremitas fleksi
sedikit
Gerakan aktif
Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan
Warna kulit Seluruh tubuh
biru/pucat
Tubuh
kemerahan,
ekstremitas biru
Seluruh tubuh
kemerahan
34
35. PENILAIAN DENGAN SKOR DOWNES
Dilakukan apabila terdapat gangguan nafas
Sumber: Rusmawati A, Ekawati L, Haksari, Naning R. Downes Score As Clinical
Assessment For Hypoxemia In Neonates With Respiratory Distress. Pediatrica
Indonesia. 2008:48(6);343.
Interpretasi:
<4: no respiratory distress
4-7: presence of respiratory distress
>7: threat of respiratory distress
35
36. MENCARI KELAINAN KONGENITAL
â˘Pada anamnesis dapat ditanyakan apakah
ibu menggunakan obat-obatan
teratogenic, terkena radiasi, atau infeksi
virus pada trimester 1
â˘Kelainan pada keluarga?
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014.
36
37. CAIRAN AMNION, TALI PUSAT DAN
PLASENTA
⢠Cairan amnion:
-polihidroamnion, >2000 ml: biasa
terdapat pada bayi dg obstruksi pd
tractus intestinalis bag. atas,
anensefalus, bayi dari ibu
DM/ekslamsia
-oligohidnoambion, <500 ml: biasa
terdapat pd bayi CTEV
Sebelum melakukan pemeriksaan pada bayi dilakukan
pemeriksaan cairan amnion, tali pusat, dan plasenta
⢠Tali pusat
-kesegaran tali pusat
-ada tidaknya simpul pada tali pusat
-2 arteri dan 1 vena
⢠Plasenta
-plasenta harus ditimbang
-ada perkapuran, nekrosis?
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014.
37
38. BERAT LAHIR DAN MASA
KEHAMILAN
â˘Kejadian kelainan kongenital pada bayi kurang
bulan 2x lebih banyak di banding pada bayi
cukup bulan, dan bayi kecil untuk masa
kehamilan kejadian kelainan kongenital 10x
lebih besar.
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014. 38
41. KELAINAN PADA GARIS TENGAH
â˘Spina bifida?
â˘Meningomiokel?
â˘Sinus pilonidalis?
â˘Genitalia yang ambigus?
â˘dll
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014. 41
42. JENIS KELAMIN
â˘Keraguan? Pembesaran klitoris pada
bayi perempuan atau terdapat
hipospadia atau epispadia pada bayi
laki-laki-> pemeriksaan kromosom
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014.
42
43. II. PEMERIKSAAN LANJUTAN
a. Warna Kulit
⢠Normal: kemerahan,
kadang terlihat sianosis
pada ujung-ujung jari
pd hari pertama
⢠Pucat: pada anemia
berat atau afiksia
⢠Kuning, krn
peningkatan kadar
bilirubin yang tinggi
dalam serum darah
Pemeriksaan Umum
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
b. Keaktifan
⢠Dinilai dengan melihat
posisi dan gerakan
tungkai dan lengan.
⢠Neonatus cukup bulan
yang sehat, ekstremitas
dalam keadaan fleksi,
sdangkan gerakan
tungkai dan lenganya
aktif dan simetris
43
44. c. Tangis bayi
⢠Tangis bayi melengking:
kelainan neurologis (TIK
meningkat)
⢠Tangis bayi lemah atau
merintih: kesukaran
bernafas
d. Wajah neonates
Ex: khas pada S. Down
e. Keadaan Gizi
⢠Dinilai dengan BB
dan PB, disesuaikan
dengan masa
kehamilan, tebal
lapisan subkutan,
serta kerutan pada
kulit.
f. Suhu
⢠Pada neonates
diukur pada rectum
⢠Suhu normal: 36,5-
37,5 derajat celcius.
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014.
44
45. -Kulit neonatus ditutupi oleh semacam zat yang bersifat lemak: verniks
kaseosa.
-Tebal jaringan subkutan pada neonates cukup bulan sudah sekitar 0,25-
0,5cm
-Edema, sering pada daerah presentasi
-Lanugo: rambut halus pd punggung bayi
-Ekimosis
-Tumor
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014.
KULIT
PEMERIKSAAN SECARA RINCI
45
46. -Kepala
1. Kaput suksedaneum (A)
2. Hematoma sefal (B)
3. Perdarahan subaponeurotic (C)
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014.
KEPALA DAN LEHER
-Wajah
Dapat menunjukkan kelainan yang khas,
misalnya sindrom Down, sindrom Pierre-Robin,
dll
-Mata
Glaukoma kongenital?
Mikroftalmia kongenital?
Katarak kongenital?
-Telinga
Perhatikan letak daun telinga-> law set ears?
Biasa pd Sindrom Pierre-Robin
-Hidung
Napas cuping hidung, mukus dan secret?
46
47. -Mulut
Inspeksi: gigi/ranula?
Palpasi: reflek hisap?
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014.
-Leher
Keterbatasan
pergerakan?
47
48. -Inspeksi
Neonatus, spt tong.
Retraksi saat inspirasi?
Simetris?
Laju nafas?
Kelenjar payudara?
Supernumary nipple?
-Palpasi
Fraktur klavikula?
Ictus cordis teraba?
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014.
DADA
-Perkusi
Jarang dilakukan
-Auskultasi
Laju jantung
dihitung penuh dg
stetoskop.
N=120-160x/menit
Bunyi nafas:
bronkovesikuler
48
49. â˘dinding perut neonates lebih datar dari
dadanya
â˘hepar biasanya teraba 2-3 cm di bawah
arcus kosta kanan
â˘limpa biasanya teraba1 cm di bawah arcus
kosta kiri
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014.
ABDOMEN
49
50. GENITALIA EKSTERNA
⢠Pada bayi perempuan : labia minora tertutup oleh
labia mayora, lubang uretra terpisah dari lubang
vagina
⢠Pada bayi laki-laki sering terdapat fimosis,perhatikan
juga ada hipospadia atau epispadia.
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014. 50
51. ANUS
â˘Atresia ani?
â˘Pengeluaran meconium harus diperhatikan,
biasanya dalam 24 jam pertama.
â˘Bila >48 jam pasca lahir belum keluar
meconiumâ meconium plug syndrome?
Megakolon? Obstruksi saluran pencernaan?
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014. 51
52. TULANG BELAKANG DAN
EKSTREMITAS
â˘Skoliosis, meniokel, spina bifida?
â˘Pergerakan ekstremitas simetris?
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014. 52
53. UKURAN ANTROPOMETRI
â˘Neonatus yang cukup bulan untuk masa
kehamilan:
ďźBB: 2500-4000GR
ďźPB: 45-54cm
ďźLingkar Kepala: 22-37cm
ďźLingkar Dada: 2cm lebih kecil dr lingkar kepala
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014. 53
54. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
â˘Inspeksi
Kejang?
â˘Pemeriksaan Kepala
Ubun-ubun dan
sutura di raba lembut
⢠Pemeriksaan Saraf
Otak
N. I-N.XII
⢠Pemeriksaan
motor
-tonus fasik
-tonus postural
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014. 54
55. PEMERIKSAAN REFLEKS NEONATAL
PRIMER
Refleks Moro : Refleks berusaha
menangkap
Refleks Hisap : Refleks Kecap
Refleks Pegang : Refleks memegang sesuatu
Refleks Rooting : Refleks mengejar rangsang
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014. 55
56. PEMERIKSAAN USIA KEHAMILAN
⢠Dapat dinilai dengan
HPHT, USG
⢠Dubowitz â kurang
praktis
⢠Ballard
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014.
56
57. III. PEMERIKSAAN WAKTU
MEMULANGKAN
â˘Susunan syaraf pusat : aktivitas bayi,ketegangan
ubun-ubun
â˘Kulit : adanya ikterus, pioderma
â˘Jantung : adannya bising yang baru timbul
kemudian
â˘Abdomen : adanya tumor
â˘Tali pusat : adanya infeksi
Sumber: Wahidiyat S, Sastroasmoro S. Pemeriksaan Klinis Pada Bayi Dan Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2014.
57