- Resusitasi neonatus bertujuan menyediakan ventilasi, oksigenasi, dan output jantung yang memadai
- Tindakan paling penting adalah pemberian ventilasi paru-paru dengan atau tanpa oksigen
- Rekomendasi terbaru menganjurkan penggunaan oksigen 21% untuk resusitasi dan pengaturan oksigen berdasarkan pulse oximetry
2. Resusitasi Neonatal
Resusitasi di kamar bersalin meliputi kemampuan
penolong untuk berespons terhadap bayi :
Dalam keadaan distres,
Secara kompeten,
Tepat waktu untuk,
Mencegah morbiditas dan
mortalitas
3. Resusitasi
Tujuan resusitasi :
Menyediakan:
• Ventilasi adekuat
• Oksigenasi
• Cardiac output
Tindakan yang paling penting dan efektif
pada resusitasi neonatus adalah pemberian
ventilasi paru-paru dengan / tanpa oksigen
Memastikan oksigen dalam jumlah
cukup ke :
• Otak
• Jantung
• Organ vital lain
4. Rekomendasi terbaru (AAP 2010)
Penilaian pada tiap tahap berdasarkan 2
karakteristik vital :
Denyut jantung
Laju napas
Resusitasi dengan 21% lebih dipilih daripada
oksigen 100%
Suplementasi oksigen diatur oleh
pencampuran oksigen dan air, dipandu
dengan pulse oximetry
5. Rekomendasi terbaru
(AAP 2010)
Bukti tidak mendukung atau menolak penghisapan
endotrakeal rutin pada bayi lahir dengan ketuban
bercampur mekoneum, bahkan pada keadaan bayi
depresi / tidak bugar.
Pertimbangkan menghentikan resusitasi bila denyut
jantung tidak terdeteksi selama 10 menit.
Banyak faktor perlu dipertimbangkan untuk
melanjutkan > 10 menit.
Klem tali pusat sebaiknya ditunda paling sedikit 1
menit pada bayi yang tidak memerlukan resusitasi.
Rekomendasi waktu klem tali pusat pada bayi yang
membutuhkan resusitasi bukti tidak cukup.
6. Menilai reaksi bayi saat lahir
Usahakan tetap hangat, posisi yang benar,
bersihkan jalan napas, rangsang napas dengan
mengeringkan, dan beri O2 (bila perlu)
Berikan ventilasi efektif
Balon dan sungkup
Intubasi endotrakeal
Lakukan kompresi dada
Pemberian
obat-obatan
Diagram Prosedur Resusitasi
Selalu
diperlukan bayi
baru lahir
Diperlukan lebih jarang
Kadang-kadang diperlukan
bayi baru lahir
7. Pencegahan Hipotermi
Ruangan dan alat yang
optimal
Suhu ruangan : 260C.
AC jangan di atas tempat tidur
bayi dan angin tidak kencang.
Nyalakan infant warmer sebelum
bayi lahir
Siapkan kain hangat dan kering
Gunakan plastik pembungkus bayi
Topi bayi
Incubator transport yang sudah
dihangatkan
Metoda Kanguru bila tidak
tersedia inkubator
8. Kontrol Temperatur
Neonatus < 28 minggu :
Dibungkus dalam plastik polietilen
sampai ke leher segera setelah lahir,
tanpa dikeringkan, diletakkan di
bawah infant warmer dan dilakukan
resusitasi / stabilisasi
• Tetap dalam plastik sampai di unit perawatan dan
diukur suhunya. Cegah hipertermi.
9. Perawatan pasca
resusitasi
Cukup bulan?
Bernapas atau
menangis?
Tonus otot baik?
DJ < 100 kali/menit,
megap-megap, atau
apnu?
DJ < 100
kali/menit
Kesulitan
bernapas ataau
sianosis
persisten?
Hangatkan, bersihkan jalan napas bila
perlu, keringkan, rangsang
VTP,
Pemantauan SpO2
Pemantauan SpO2
Pertimbangkan CPAP
Menjamin ventilasi adekuat
Pertimbangkan intubasi
Perawatan rutin
Berikan kehangatan
Jamin jalan napas terbuka
Keringkan
Pemantauan lanjut
DJ < 60
kali/menit?
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Lahir
30 detik
60 detik
Ya
Ya
Ya
Ya –
tetap dengan ibu
Tidak
Kompresi dada
Terkoordinasi dengan VTP
10. DJ < 60
kali/menit?
Epinephrine IV
Kompresi dada
Terkoordinasi dengan VTP
Ya
Lakukan langkah-
langkah koreksi
ventilasi intubasi jika
dada tidak
mengembang
Pertimbangkan :
• Hipovolemi
• Pneumotoraks
11. RINGKASAN
• Penilaian pada tiap tahap :
– Denyut jantung
– Frekuensi napas
• Resusitasi diawali dengan oksigen 21%
• Supplementasi oksigen diatur oleh
pencampuran oksigen dan air yang dipandu
dengan pulse oximetry
12. RINGKASAN…..
• Pengisapan endotrakeal pada bayi lahir
dengan ketuban bercampur mekoneum
tidak rutin
• Pertimbangkan menghentikan resusitasi bila
denyut jantung tidak terdeteksi selama 10
menit
15. Praktek resusitasi bila bayi tidak
segera pink ??
Selang oksigen di dalam
genggaman tangan (1 cm
di atas wajah)
memberikan FiO2 ≥ 90%
Apakah perlu untuk
semua bayi ??
20. …kotak A
Berikan oksigen aliran bebas bila perlu
O2 mask held close to the
baby’s face to give close to
100% O2
O2 delivered by tubing held in
cupped hand over baby’s face
21. Bila dengan pemberian obat epinefrin, frekuensi jantung masih <
60 x/mnt :
FDJ < 60 x/mnt atau sianosis menetap atau kegagalan ventilasi
22. MEKONEUM DALAM AIR KETUBAN
MEKONIUM DALAM AIR KETUBAN
ENCER1 HIJAU KENTAL2
KENTAL SEPERTI LUMPUR3
BAYI BUGAR BAYI DEPRESI
OBSERVASI PENGISAPAN
TRAKEA4
BAYI BUGAR BAYI DEPRESI
BERSIHKAN
JALAN NAPAS5
PENGISAPAN
TRAKEA4
KETERANGAN :
1. Ketuban hijau encer : bila cairan ketuban tersebut ditumpahkan di atas kertas koran, maka tulisan pada kertas korang
masih terbaca
3. Ketuban hijau kental : bila cairan ketuban tersebut ditumpahkan di atas kertas koran, maka tulisan pada kertas koran
tidak terbaca. Cairan ketuban tampak keruh tanpa partikel
4. Ketuban hijau kental seperti lumpur / dengan partikel
5. Jika tersedia, lakukan intubasi dan gunakan mekonium aspirator
6. Bersihkan sisa cairan ketuban di mulut dan kosongkan lambung untuk mencegah aspirasi
23. Peralatan/Bahan yang disiapkan
Perlengkapan Pengisapan
Bulb Syringe/ penghisap balon
Kateter pengisap, ukuran 5 (atau 6), 8, 10 Fr
Aspirator mekonium
Pengisapan mekanik
Selang pemberian makan ukuran 8 Fr dan spuit 20 cc
Perlengkapan Balon dan Sungkup/Masker
Oral airway, neonatus cukup bulan dan prematur
Balon resusitasi neonatus dengan katup pelepas tekanan
Reservoar oksigen untuk memberikan O2 90-100%
Oksigen dengan pengukur aliran (flowmeter) dan pipa oksigen
Sungkup wajah dengan bantalan pinggir, ukuran untuk neonatus
cukup bulan dan prematur
Kanul hidung atau kateter hidung
24. Peralatan intubasi
Laringoskop dengan daun lurus, No. O (prematur) dan No. 1 (neonatus
cukup bulan)
Lampu dan baterai cadangan untuk laringoskop
Pipa ET: 2, 2,5, 3, 3,5, 4,0 mm
Gunting
Sarung tangan
Obat-obatan
Epinefrin 1:10.000
Cairan pengganti volume/plasma expander, satu atau lebih dari bahan
di bawah ini:
Salin normal
Larutan Ringer laktat
Darah utuh (whole blood) golongan darah O positif
Natrium bikarbonat 4,2%
Dekstrosa 10%
Nalokson
Aqua steril
24
25. Kotak B (breathing)
Bantu usaha napas bayi dengan pemberian
ventilasi tekanan positif (VTP) selama 30 detik.
26. Balon dan sungkup resusitasi
Sebelum melakukan resusitasi :
Pilih sungkup dengan ukuran yang sesuai
Pastikan jalan napas terbuka
Posisikan kepala bayi
Posisikan diri penolong di sisi meja
resusitasi
Meletakkan posisi sungkup tepat pada
wajah, memantapkan lekatan antara
sungkup dan wajah
27. … balon dan sungkup resusitasi
Kapan memulai VTP dengan balon dan
sungkup resusitasi :
Bila bayi tetap tidak bernapas atau napas
tidak adekuat, FJ < 100/menit
Bila warna kulit tetap sianosis walau telah
diberi oksigen 100%
31. O2 40% ke pasien
Tanpa reservoar O2
Udara
kamar
O2 21%
O2 100%
Dengan reservoar O2
O2 100%
Reservoar O2
O2 90% - 100% ke pasien
Pengaturan
oksigen dan
tekanan dalam
balon
mengembang
sendiri
…balon resusitasi
33. …kotak B
Frekuensi meremas balon : 40 – 60 x/menit
Pompa … Dua ... Tiga … Pompa … Dua … Tiga (remas)
(lepas……..) (remas) (lepas)
VTP dihentikan bila :
Frekuensi jantung meningkat
Perbaikan warna kulit
Adanya napas spontan
34. … balon dan sungkup resusitasi
• Naikkan tekanan sampai tampak gerakan naik
turun dada yang mudah
• Apakah udara dalam lambung mengganggu
pengembangan dada
• Pertimbangkan intubasi endotrakeal
Tidak cukup tekanan
• Reposisi kepala
• Periksa sekresi, hisap bila ada
• Lakukan ventilasi dengan mulut sedikit
terbuka
Jalan napas tersumbat
• Pasang kembali sungkup ke wajah
Lekatan tidak adekuat
Tindakan
Kondisi
Bila dada tidak mengembang adekuat
35. … balon dan sungkup resusitasi
Bila bayi tidak menunjukkan perbaikan :
Apakah oksigen 100% diberikan
• Apakah pipa oksigen tersambung pada balon dan ke
sumber oksigen ?
• Apakah gas mengalir melalui pengatur aliran ?
• Bila memakai balon mengembang sendiri, apakah
reservoar oksigen terpasang ?
• Bila menggunakan tangki oksigen, apakah tangki berisi
oksigen ?
36. … balon dan sungkup resusitasi
Bila ventilasi balon dan
sungkup lebih dari
beberapa menit
harus dipasang pipa
orogastrik
Panjang pipa
orogastrik : jarak dari
pangkal tulang hidung
ke telinga dan dari
telinga ke prosesus
sifoid
37. Kenali dan tentukan lokasi glotis, letak pipa endotrakea yang benar : antara pita suara
dan karina masukkan pipa sampai garis pedoman pita suara berada sebatas pita
suara
Menekan krikoid ke bawah dengan jari kelingking, dapat membantu visualisasi glotis
Setiap tindakan pemasangan ETT dibatasi hanya dalam 20 detik
Glotis
Epiglotis
Pita suara
Esofagus
INTUBASI ENDOTRAKEA…
Garis batas pita suara
38. Kedalaman pipa endotrakea (intubasi dari mulut)
Jarak ujung bawah pipa endotrakea ke bibir = berat lahir (kg) + 6
INTUBASI ENDOTRAKEA…
Berat Badan (g) Kedalaman ETT (cm)
< 1000 6.5 – 7
1000 – 2000 7 – 8
2000 - 3000 8 – 9
3000 - 4000 > 9
39. Masalah Petunjuk Tindakan koreksi
Laringoskop
kurang dalam
Lidah di sekitar
daun
Masukkan daun
laringoskop lebih
dalam
KESALAHAN SAAT INTUBASI ENDOTRAKEA
40. Laringoskop terlalu
dalam
Dinding esofagus di
sekitar daun
Tarik daun laringoskop
perlahan sampai terlihat
epiglotis dan glotis
KESALAHAN SAAT INTUBASI ENDOTRAKEA…
Masalah Petunjuk Tindakan koreksi
41. Geser daun laringoskop ke
tengah dengan perlahan.
Kemudian masukkan atau
cabut, tergantung pada
petunjuk yang terlihat
Laringoskop miring ke
satu sisi
Bagian glotis terletak
miring di satu sisi
daun
KESALAHAN SAAT INTUBASI ENDOTRAKEA…
Masalah Petunjuk Tindakan koreksi
42. Rekatkan plester dimulai
dari sudut bibir sebelah
kanan, melingkari pipa
endotrakea dengan ujung
satunya berada di sudut
bibir sebelah kiri
FIKSASI PIPA
ENDOTRAKEA…
44. .... pipa endotrakea
Tekan pipa endotrakea ke arah langit-langit untuk mencegah
terekstubasi, cek berapa cm kedalaman pipa di bibir
Cek suara napas di kedua lapang paru dan perhatikan
kembang dada
Potong pipa endotrakea 4 cm di atas bibir kemudian
dihubungkan ke connector
Pasang pipa orogastrik untuk dekompresi lambung
45. Kotak C (circulation)
Bantu sirkulasi dengan memulai kompresi
dada sambil tetap melakukan ventilasi
selama 30 detik.
Indikasi untuk memulai kompresi dada : bila
frekuensi jantung < 60/menit setelah 30 detik
dilakukan VTP yang efektif
Lebih baik dilakukan intubasi endotrakeal
untuk menjamin ventilasi yang adekuat dan
memudahkan koordinasi VTP dan kompresi
dada
46. … kompresi dada
Butuh 2 penolong :
• Teknik ibu jari
• Teknik dua jari
Teknik ibu jari
Teknik dua jari
47. …kompresi dada
Posisi jari : 1/3 bawah tulang dada/sternum
Penekanan : ± 1/3 diameter anterior-
posterior dada
Kecepatan : satu siklus terdiri dari 3
kompresi + 1 ventilasi (waktu 2 detik) 90
kompresi & 30 ventilasi per menit
Satu - Dua - Tiga - Pompa - Satu - Dua -Tiga
- Pompa
Hentikan bila FJ > 60 /menit
48. …kompresi dada
Bagaimana bila tidak ada perbaikan klinis
bayi ?
Apakah gerakan dada adekuat (apakah telah
dipertimbangkan intubasi endotrakeal) ?
Apakah oksigen 100% telah diberikan ?
Apakah kedalaman penekanan 1/3 dari
diameter dada ?
Apakah kompresi dada dan ventilasi dilakukan
secara terkoordinasi baik ?
49. Kotak D (drug)
Berikan epineprin sambil terus melanjutkan
kompresi dada dan ventilasi.
A. Epinefrin :
kontraksi jantung
Fase konstriksi perifer aliran darah ke
arteri koronaria dan ke otak.
Jalur : melalui endotrakeal atau IV
Dosis : 0,1 – 0,3 mL/kg larutan 1 : 10.000
(0,01 – 0,03 mg/kg)
Kecepatan : secepat – cepatnya
50. …kotak D
B. NaCl 0,9%
Solusio plasenta
Plasenta previa
Kehilangan darah tali pusat
Syok hipovolemik pucat, nadi lemah beri
garam fisiologis 10 mL/kg IV selama 5 – 10
menit.
51. SIRKULASI
Pada bayi yang tidak bugar
pikirkan pemasangan infus
Sentral / Perifer
Posisi kateter umbilikal “ sementara “
Kalau perlu berikan bolus Nacl 0,9% 10 cc/kg selama 30 menit
lanjutkan dengan rumatan Dextrose 10% 60 – 80 ml/kg/hari
53. Ventilation Strategies
Examined from 4 perspectivesri 4 perspektif:
Characteristics of the initial assisted breaths & role of
positive end-expiratory pressure (PEEP)
1
2
3
4
Continuous positive airway pressure (CPAP) during or
following resuscitation
Devices to assist ventilation
Strategies when resources are limited
54. Initial Breath, Pressure & PEEP
Rekomendasi
To establish initial lung inflation in apneic newborn infants,
initiation of intermittent PPV at birth with shorter or longer
inspiratory times
Initial peak inflating pressures to give increase in HR or
movement of the chest variable , & should be individualized
with each breath
if pressure being monitored Initial inflation pressure :
Preterm : 20 cm H2O , Term : 30-40 cm H2O
If pressure not being monitored minimal inflation to achieve
increase in HR
Avoid creation of excessive chest wall movement during ventilation
of preterm infants immediately after birth
55. Initial Breath, Pressure & PEEP
Monitoring of inflation pressure may help provider
consistent inflations & avoid unnecessarily high pressures
If PPV required preterm : 20-25 cm H2O is adequate
If HR improvement & best movement not obtain
high pressure needed
PEEP likely to be beneficial during initial stabilization
of apneic preterm infants needed PPV used if
equipment available
58. Continuous Positive Airway Pressure
(CPAP)
Treatment Recommendation
Spontaneously breathing preterm
infants with respiratory distress
may be supported with CPAP
or intubation & mechanical
ventilation
The most appropriate choice
maybe guided by local expertise
& preferences
61. Laryngeal Mask airway
(LMA)
Tratment Recommendation
Consider LMA if face mask ventilation & tracheal
intubation uncessfull or not feasible
Laryngeal mask airway:
Alternative to face mask for PPV newborn > 2000 g or ≥ 34
weeks’ gestation
Alternative to endotracheal intubation as secondary airway
for newborn > 2000 g or ≥ 34 weeks’ gestation
Not been evaluated in setting of meconeum-stained
amniotic fluid, during chest compression or for
administration of emergency intratracheal medications
62. Upper Airway Interface Devices
Recommendation
Nasal prongs alternative way
of giving respiratory support
A providers should ensure that
they are skilled in using the
interface devices available at the
institution
Held different mask in
different ways to appropriately
reduce leak
63. Resusitasi dengan oksigen 100% vs 21%
Beberapa studi menunjukkan efek samping
pemberian O2 100% pada neonatus selama
dilakukan resusitasi
Pada beberapa RCT , resusitasi neonatus
dengan udara vs O2 100% menunjukkan
penurunan angka kematian dan tidak terbukti
membahayakan
64. ... oksigen 100% vs 21%
Bayi prematur mempunyai sistem
antioksidan imatur kenaikan saturasi
oksigen mendadak saat lahir menimbulkan
stres oksidatif.
Oksigen 100% oxygen memperlambat
mulainya usaha bernapas spontan dan
menyebabkan kerusakan oksidatif pada
paru-paru, otak, mata dan perubahan
aliran darah otak
65. ... oksigen 100% vs 21%
Rekomendasi WHO
Ventilasi harus dimulai dengan
udara dan O2 dipersiapkan untuk
bayi dengan kondisi tidak
membaik
66. ... oksigen 100% vs 21%
1. Gunakan pulse oximeter
2. Mulai dengan FiO2 21%
3. Titrasi FiO2 dan SpO2
67. Pedoman resusitasi
Mulai dengan udara (21%) dan berikan O2
sesuai kebutuhan
Berikan O2 100% jika :
SpO2 < 70% saat 5 menit atau < 90% saat 10
menit
Denyut jantung tidak meningkat > 100 x/menit
setelah 60 detik dilakukan ventilasi efektif
Denyut jantung setelah kompresi dada < 60
x/menit
FiO2 disesuaikan saat SpO2 > 90%
RWH, Melbourne Policy 2005
70. Keadaan di Indonesia
O2 40%
Without O2
reservoir
Room
air
Tanpa O2
reservoir
Dengan O2
reservoir
O2
100%
O2 90% - 100%
O2 reservoir
Fasilitas terbatas :
Tidak ada blender
Laerdal bag tanpa PEEP
Tidak ada Neopuff
O2 21%
Tanpa
sumber O2
O2 21%
74. Positive End Expiratory Pressure (PEEP)
PEEP mempertahankan functional residual
capasity (FRC) dan meningkatkan oksigenasi
Probyn et al:
Pada menit-menit pertama kehidupan lamb yang
sangat prematur yang mendapat ventilasi
dengan self inflating bag tanpa PEEP
oksigenasi buruk
Bila diberi PEEP oksigenasi membaik
75. .... PEEP
Hillman, dkk bayi lamb amat prematur
pada saat lahir diberi CPAP/PEEP
menunjukkan volume paru yang lebih baik
pada usia 2 jam dan cedera paru akibat
barotrauma/volutrauma lebih rendah
dibandingkan bayi yang diventilasi
76. Manfaat CPAP
Membuka jalan napas
Meningkatkan pengembangan paru
Meningkatkan volume residual paru
Mencegah alveolus kolaps
Menghemat surfaktan endogen
Mengurangi ventilation perfusion mismatch
Meningkatkan oksigenasi
Meningkatkan compliance paru
Mengurangi resistensi saluran napas
Mengurangi work of breathing
Menstabilkan pola napas
Morley CJ & Davis PG, Curr Opin Pediatr 2008
77. Pemberian CPAP di kamar bersalin
Pemberian CPAP dini di kamar bersalin dapat
menurunkan angka kejadian penyakit paru kronik
tanpa meningkatkan morbiditas
Di kamar bersalin CPAP dapat diberikan dengan T- Piece
resuscitator dengan berbagai interfaces:
Face mask
Single nasal prong
Short binasal prongs (eg Argyle prongs)