Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal TankerHaqiqi Muchammad
Laporan ini membahas perancangan rencana garis untuk sebuah kapal. Dijelaskan definisi-definisi penting seperti panjang kapal, lebar, dan tinggi. Juga dijelaskan potongan-potongan badan kapal yang diperlukan dalam perancangan rencana garis. Langkah-langkah perhitungan dan penggambaran rencana garis akan dilakukan, termasuk perhitungan kurva luas potongan dan garis air.
Dokumen tersebut menjelaskan perhitungan beban pada kapal yang terdiri dari beban geladak, sisi, alas, dan alas dalam. Beban geladak dihitung dengan mempertimbangkan koefisien blok, jarak pusat beban dari garis dasar, sarat, dan tinggi kapal. Beban sisi dihitung dengan mempertimbangkan jarak pusat beban dari garis dasar, koefisien, dan apakah berada di atas atau di bawah garis
Dokumen tersebut membahas proses pembuatan gambar rencana garis kapal, meliputi penentuan koefisien kapal, perencanaan kurva luas penampang, penggambaran garis air, shape control, body plan, dan proyeksi ke rencana lainnya. Langkah-langkahnya diawali dengan menentukan data kapal, menghitung koefisien, melukis kurva dan garis, serta melakukan koreksi sampai memenuhi toleransi.
Tugas ini membahas perencanaan propeler dan sistem poros untuk kapal tanker minyak bernama MT. Rhein. Langkah-langkahnya meliputi perhitungan tahanan kapal, daya mesin, pemilihan propeler dan sistem poros. Tahanan kapal dihitung menggunakan metode Harvald untuk menentukan daya mesin yang dibutuhkan. Propeler dan sistem poros dirancang untuk menyesuaikan daya mesin tersebut agar kapal dapat menc
Dokumen tersebut membahas rencana umum untuk kapal full container dengan kapasitas 504 TEUs. Mencakup penentuan letak ruang-ruang seperti ruang muat, mesin, dan akomodasi awak kapal, serta peralatan keselamatan. Juga membahas perhitungan bobot kapal, spesifikasi mesin, dan perencanaan jumlah dan letak sekat kedap air.
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal TankerHaqiqi Muchammad
Laporan ini membahas perancangan rencana garis untuk sebuah kapal. Dijelaskan definisi-definisi penting seperti panjang kapal, lebar, dan tinggi. Juga dijelaskan potongan-potongan badan kapal yang diperlukan dalam perancangan rencana garis. Langkah-langkah perhitungan dan penggambaran rencana garis akan dilakukan, termasuk perhitungan kurva luas potongan dan garis air.
Dokumen tersebut menjelaskan perhitungan beban pada kapal yang terdiri dari beban geladak, sisi, alas, dan alas dalam. Beban geladak dihitung dengan mempertimbangkan koefisien blok, jarak pusat beban dari garis dasar, sarat, dan tinggi kapal. Beban sisi dihitung dengan mempertimbangkan jarak pusat beban dari garis dasar, koefisien, dan apakah berada di atas atau di bawah garis
Dokumen tersebut membahas proses pembuatan gambar rencana garis kapal, meliputi penentuan koefisien kapal, perencanaan kurva luas penampang, penggambaran garis air, shape control, body plan, dan proyeksi ke rencana lainnya. Langkah-langkahnya diawali dengan menentukan data kapal, menghitung koefisien, melukis kurva dan garis, serta melakukan koreksi sampai memenuhi toleransi.
Tugas ini membahas perencanaan propeler dan sistem poros untuk kapal tanker minyak bernama MT. Rhein. Langkah-langkahnya meliputi perhitungan tahanan kapal, daya mesin, pemilihan propeler dan sistem poros. Tahanan kapal dihitung menggunakan metode Harvald untuk menentukan daya mesin yang dibutuhkan. Propeler dan sistem poros dirancang untuk menyesuaikan daya mesin tersebut agar kapal dapat menc
Dokumen tersebut membahas rencana umum untuk kapal full container dengan kapasitas 504 TEUs. Mencakup penentuan letak ruang-ruang seperti ruang muat, mesin, dan akomodasi awak kapal, serta peralatan keselamatan. Juga membahas perhitungan bobot kapal, spesifikasi mesin, dan perencanaan jumlah dan letak sekat kedap air.
Geladak adalah permukaan datar di atas ruangan kapal yang berfungsi untuk menjaga kekedapan, menempatkan kargo dan awak kapal, serta menambah kekuatan kapal. Konstruksi geladak terdiri dari balok, penumpu, dan pelat geladak yang disatukan. Ada beberapa jenis geladak seperti utama, antara, dan kekuatan, yang dibedakan berdasarkan letaknya.
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)Yogga Haw
Dokumen tersebut merupakan bagian dari tugas merancang kapal container 7000 DWT yang membahas latar belakang, tujuan, batasan, prinsip perancangan, dan karakteristik kapal yang akan dirancang. Kapal container ini akan mengangkut muatan dalam bentuk peti kemas sepanjang rute pelayaran Tg. Priok - Tenau.
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)Yogga Haw
Dokumen tersebut membahas perhitungan beban konstruksi kapal untuk full container ship dengan kapasitas 504 TEUs. Terdapat perhitungan beban geladak cuaca, beban sisi kapal di bawah dan di atas garis air dengan mempertimbangkan lokasi daerah buritan, tengah, dan haluan kapal berdasarkan rumus-rumus yang ditetapkan.
Dokumen ini menjelaskan perhitungan tebal minimum plat kulit (shell plating) untuk berbagai bagian kapal seperti plat alas, bilga, lunas datar, dan sisi sesuai dengan SNI 06-1747-2002. Perhitungan mempertimbangkan faktor beban, jarak antar rangka (frame space), panjang kapal, dan faktor material dan korosi. Tebal minimum ditentukan berdasarkan rumus yang melibatkan beban alas dan faktor-faktor tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem penilaian mahasiswa dan pengertian pelabuhan serta jenis-jenisnya, termasuk definisi kapal dan jenis-jenis kapal. Dokumen ini memberikan gambaran mengenai unsur-unsur penting dalam perencanaan pelabuhan seperti penilaian mahasiswa, definisi pelabuhan, jenis pelabuhan, kapal dan jenisnya.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis pelabuhan yang diklasifikasikan berdasarkan aspek penyelenggaraan, pengusahaan, teknis pembangunan, penggunaan, dan luas kegiatan. Pelabuhan dapat berupa umum, khusus, yang diusahakan, tidak diusahakan, alam, buatan, semi alam, ikan, minyak, barang, penumpang, campuran, dan militer.
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIMYogga Haw
Dokumen tersebut membahas perhitungan stabilitas kapal untuk kapal kontainer 504 TEU. Terdapat penjelasan mengenai pengertian stabilitas kapal, tujuan perhitungan, batasan masalah, data awal kapal, dan langkah-langkah pembuatan kurva silang untuk menentukan stabilitas kapal dalam empat kondisi berbeda.
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPALYogga Haw
The document discusses the strength calculations of a ship. It explains that floating structures experience bending moments due to differences in the ship's weight distribution and buoyancy experienced in different parts. The critical condition occurs when the ship encounters a "trochoid" wave with a length equal to the ship's length, causing hogging and sagging conditions. It then provides tables calculating the trochoid wave profile for the sagging condition, as the ship's engine room is at the stern. Further calculations determine the wave height by matching it to the ship's displacement.
(1) Dokumen tersebut membahas tentang aliran air pada saluran terbuka dan tertutup, termasuk klasifikasi, jenis, dan kondisi aliran. (2) Secara khusus, dibahas tentang aliran seragam pada saluran terbuka dan rumus Chezy untuk menentukan kecepatan aliran. (3) Contoh soal juga diberikan untuk mengaplikasikan rumus tersebut.
The document outlines the ship design process in three main stages: pre-contract design, contract design, and detail design. Pre-contract design includes concept design, preliminary design, and basic design to establish parameters and feasibility. Contract design involves evaluation and testing to define specifications. Detail design refines the lines plan, structures, weights and capacities through models, calculations and manuals. The design process is iterative with each stage informing improvements in subsequent stages.
Geladak adalah permukaan datar di atas ruangan kapal yang berfungsi untuk menjaga kekedapan, menempatkan kargo dan awak kapal, serta menambah kekuatan kapal. Konstruksi geladak terdiri dari balok, penumpu, dan pelat geladak yang disatukan. Ada beberapa jenis geladak seperti utama, antara, dan kekuatan, yang dibedakan berdasarkan letaknya.
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)Yogga Haw
Dokumen tersebut merupakan bagian dari tugas merancang kapal container 7000 DWT yang membahas latar belakang, tujuan, batasan, prinsip perancangan, dan karakteristik kapal yang akan dirancang. Kapal container ini akan mengangkut muatan dalam bentuk peti kemas sepanjang rute pelayaran Tg. Priok - Tenau.
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)Yogga Haw
Dokumen tersebut membahas perhitungan beban konstruksi kapal untuk full container ship dengan kapasitas 504 TEUs. Terdapat perhitungan beban geladak cuaca, beban sisi kapal di bawah dan di atas garis air dengan mempertimbangkan lokasi daerah buritan, tengah, dan haluan kapal berdasarkan rumus-rumus yang ditetapkan.
Dokumen ini menjelaskan perhitungan tebal minimum plat kulit (shell plating) untuk berbagai bagian kapal seperti plat alas, bilga, lunas datar, dan sisi sesuai dengan SNI 06-1747-2002. Perhitungan mempertimbangkan faktor beban, jarak antar rangka (frame space), panjang kapal, dan faktor material dan korosi. Tebal minimum ditentukan berdasarkan rumus yang melibatkan beban alas dan faktor-faktor tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem penilaian mahasiswa dan pengertian pelabuhan serta jenis-jenisnya, termasuk definisi kapal dan jenis-jenis kapal. Dokumen ini memberikan gambaran mengenai unsur-unsur penting dalam perencanaan pelabuhan seperti penilaian mahasiswa, definisi pelabuhan, jenis pelabuhan, kapal dan jenisnya.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis pelabuhan yang diklasifikasikan berdasarkan aspek penyelenggaraan, pengusahaan, teknis pembangunan, penggunaan, dan luas kegiatan. Pelabuhan dapat berupa umum, khusus, yang diusahakan, tidak diusahakan, alam, buatan, semi alam, ikan, minyak, barang, penumpang, campuran, dan militer.
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIMYogga Haw
Dokumen tersebut membahas perhitungan stabilitas kapal untuk kapal kontainer 504 TEU. Terdapat penjelasan mengenai pengertian stabilitas kapal, tujuan perhitungan, batasan masalah, data awal kapal, dan langkah-langkah pembuatan kurva silang untuk menentukan stabilitas kapal dalam empat kondisi berbeda.
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPALYogga Haw
The document discusses the strength calculations of a ship. It explains that floating structures experience bending moments due to differences in the ship's weight distribution and buoyancy experienced in different parts. The critical condition occurs when the ship encounters a "trochoid" wave with a length equal to the ship's length, causing hogging and sagging conditions. It then provides tables calculating the trochoid wave profile for the sagging condition, as the ship's engine room is at the stern. Further calculations determine the wave height by matching it to the ship's displacement.
(1) Dokumen tersebut membahas tentang aliran air pada saluran terbuka dan tertutup, termasuk klasifikasi, jenis, dan kondisi aliran. (2) Secara khusus, dibahas tentang aliran seragam pada saluran terbuka dan rumus Chezy untuk menentukan kecepatan aliran. (3) Contoh soal juga diberikan untuk mengaplikasikan rumus tersebut.
The document outlines the ship design process in three main stages: pre-contract design, contract design, and detail design. Pre-contract design includes concept design, preliminary design, and basic design to establish parameters and feasibility. Contract design involves evaluation and testing to define specifications. Detail design refines the lines plan, structures, weights and capacities through models, calculations and manuals. The design process is iterative with each stage informing improvements in subsequent stages.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara menghitung beberapa kurva hidrostatis yang berkaitan dengan stabilitas kapal seperti luas bidang garis air, volume, dan deplasemen."
Dokumen ini membahas tentang rencana garis kapal, yang merupakan representasi grafis dari bentuk lambung kapal. Rencana garis menunjukkan potongan lambung kapal pada tiga bidang ortogonal yaitu buttock planes, water planes, dan transverse section. Dokumen ini juga menjelaskan tabel offset yang berisi ukuran-ukuran bagian melintang kapal yang digunakan untuk mengetahui dimensi sebenarnya kapal.
This document discusses key ship measurements and dimensions. It defines terms like LOA, LWL, LBP, draft, beam, depth, displacement, and various coefficient metrics used to characterize a ship's shape such as block coefficient. The document is a lecture on basic ship dimensions and was presented by Adi Wirawan Husodo in 2012. Key dimensions discussed include length, width, depth, draft locations, and coefficients used to quantify properties like waterplane area and midship section.
Dokumen ini membahas sejarah perkembangan kapal, dimulai dari perahu pertama yang terbuat dari batang kayu sekitar 6000 tahun lalu, kemudian perkembangan rakit dan perahu rongga, serta perahu-perahu tradisional bangsa Polinesia dan Mesir yang terbuat dari gelagah dan batang papyrus. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah untuk berbagai jenis kapal dalam bahasa asing.
This document discusses different plans used to represent the hull form of a ship, including the half-breadth plan, sheer plan, and body plan. The body plan is mentioned twice, suggesting it is a key component in representing the hull form.
Dokumen tersebut membahas tentang desain lambung kapal, termasuk definisi istilah-istilah yang digunakan dalam desain lambung kapal seperti panjang antara garis tegak, lebar kapal, tinggi kapal, sarat kapal, dan istilah geometri lainnya. Dokumen juga menjelaskan proses desain lambung kapal yang mempertimbangkan karakteristik seperti tahanan, manuverabilitas, stabilitas, dan volume di bawah geladak
The stern tube is a hollow tube running through the bottom of a ship that contains the propeller shaft. It connects the main engine to the propeller and supports the large weight of the propeller. Stern tubes are designed to keep water from leaking into the ship while allowing the propeller shaft to rotate freely. They contain bearings lubricated with oil or water to reduce friction and prevent leakage between the stern tube and propeller shaft. Modern systems aim to improve lubrication and reduce contamination of lubricants with water for more efficient propulsion.
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Yahya M Aji
Fungsi jaringan distribusi adalah menyalurkan air bersih dari tendon ke rumah tangga atau konsumen.
Ada 2 jenis system distribusi, yaitu :
1. Sistem berkelanjutan (continuous)
Pada system ini, air akan disuplai dan didistribusikan selama 24 jam kepada konsumen. Sistem ini dipakai bila kuantitas air baku dapat mensuplai kebutuhan yang ada.
Keuntungannya:
Air tersedia setiap saat
Air selalu berada dalam keadaan segar
Kerugiannya:
Pemakaian air cenderung boros
Jika ada sedikit kebocoran, maka akumulasinya akan sangat besar
2. System intermitten
Pada system ini, air tidak diproduksi secara terus menerus, melainkan beberapa jam saja dalam satu hari. Sistem ini dipakai bila kuanititas dan tekanan yang diperlukan tidak terpenuhi.
Keuntungannya:
Pemakaian air cenderung lebih hemat
Jika ada kebocoran, maka jumlah yang terbuang tidak akan besar
Kerugiannya:
Air tidak tersedia setiap saat, sehingga sangat merepotkan bila pada saat-saat tersebut air dibutuhkan
Setiap rumah harus memiliki tempat penyimpanan air untuk memenuhi kebutuhannya
Dokumen tersebut membahas tentang ketentuan perhitungan kapasitas jalan bebas hambatan, meliputi definisi istilah, ruang lingkup, acuan normatif, ketentuan umum dan teknis perhitungan kapasitas, serta prosedur analisis kapasitas."
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4MOSES HADUN
Laporan praktikum ini membahas tentang pengukuran aliran melalui pintu air dengan variasi debit. Tujuannya adalah untuk menganalisis besaran koefisien pengaliran, loncatan air, kecepatan aliran, tekanan air, dan debit yang melalui pintu air. Mahasiswa melakukan pengukuran dan menganalisis sifat aliran secara perhitungan dan visual.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara menghitung beberapa kurva hidrostatis yang berkaitan dengan stabilitas kapal seperti luas bidang garis air, volume, dan deplasemen."
Kajian Daya Tampung Beban Pencemar Laut Kabupaten Bangka TengahDianora Didi
Perhitungan kemampuan laut untuk menampung beban pencemar limbah tambak udang yang menggunakan metode volume perairan, per segmen kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2023
Kajian Daya Tampung Beban Pencemar Laut Kabupaten Bangka TengahDianora Didi
Perhitungan kemampuan laut untuk menampung beban pencemar limbah tambak udang yang menggunakan metode volume perairan, per segmen kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2023
Proyeksi peta berarti cara untuk menggambarkan bumi yang berbentuk bulat ke atas media yang datar, seperti kertas. Dari segi bentuk, mungkin representasi terbaik bagi bumi adalah globe. Pada globe, arah, bentuk, luas, serta jarak memiliki nilai perbandingan yang benar dengan kondisi sesungguhnya.
Namun globe memiliki keterbatasan di sisi dimensi, sebab tak mungkin membuat globe yang berisi informasi secara detil karena skalanya terlalu kecil. Lagipula, globe tidak nyaman untuk dibawa-bawa, disamping ongkos pembuatan dalam skala massal yang relatif mahal.
--
Please contact me trough lailiaidi at gmail.com for further corespondency
Tugas besar ini membahas perencanaan geometrik jalan raya yang mencakup perhitungan awal, alinyemen horizontal, diagram super elevasi, dan alinyemen vertikal untuk merancang jalan yang aman dan nyaman bagi pengguna.
Dokumen tersebut membahas analisis alinyemen horizontal pada jalan di tikungan Ngawen, Gamping, Yogyakarta. Terdapat penjelasan mengenai berbagai jenis alinyemen horizontal seperti lengkung penuh, spiral-circle-spiral, dan spiral-spiral beserta rumus-rumus yang terkait. Dokumen ini bertujuan untuk menganalisis kelengkungan dan besar lengkungan pada lokasi tersebut sesuai dengan standar.
Dokumen ini membahas kriteria perencanaan jaringan irigasi, mulai dari tingkat-tingkat jaringan irigasi hingga pengukuran dan penyelidikan yang dibutuhkan untuk perencanaan. Jaringan dibedakan menjadi irigasi sederhana, semiteknis, dan teknis berdasarkan kompleksitasnya. Kriteria perencanaan mencakup unsur jaringan seperti petak, saluran, bangunan, serta standar penamaan. Dokumen ini juga
Modul ini membahas tentang perhitungan haluan pedoman dan haluan magnet. Terdapat penjelasan tentang utara sejati, utara magnet, dan utara pedoman. Juga dibahas tentang variasi, deviasi, dan sembir. Modul ini berisi contoh soal perhitungan haluan sejati, haluan magnet, dan haluan pedoman beserta penjelasan rumus-rumus yang digunakan. Gambar-gambar dipergunakan untuk memperjelas konsep-konsep yang dibahas.
Buku ini membahas teori dan contoh perhitungan struktur bawah pondasi dan batok sloof untuk bangunan gedung yang tahan gempa. Struktur bawah meliputi pondasi, batok sloof, dan tiang pondasi. Buku ini menjelaskan jenis-jenis pondasi dan batok sloof, serta cara perhitungan daya dukung tanah, beban-beban yang mempengaruhi perancangan struktur bawah, dan contoh perhitungan struktur."
Pelayanan lumpur tinja merupakan bagian penting dalam program Sanitasi Perdesaan untuk mendukung keberfungsian dan keberlanjutan sarana sanitasi yang telah dibangun. Rencana pelayanan lumpur tinja perlu mempertimbangkan tujuan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan dan perilaku sanitasi masyarakat serta menghindari pengurasan dan pembuangan lumpur secara manual dan ilegal.
Dokumen ini membahas ketentuan perhitungan kapasitas Simpang APILL untuk perencanaan dan evaluasi kinerja lalu lintas, mencakup penetapan waktu isyarat, kapasitas, dan kinerja lalu lintas seperti derajat kejenuhan, tundaan, panjang antrian, dan rasio kendaraan berhenti untuk Simpang APILL 3 dan 4 lengan di perkotaan dan semi perkotaan. Acuan yang digunakan adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Dokumen tersebut membahas mengenai penilaian kapal bekas dengan menggunakan metode Risk Based Inspection (RBI). Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi risiko pada bagian-bagian kapal yang dapat mempengaruhi harga jual kapal bekas. Langkah-langkah penilaian meliputi inspeksi dokumen, identifikasi risiko, dan penentuan biaya mitigasi risiko untuk mengurangi nilai kapal. Metode ini diharapkan dapat menjadi
Dokumen ini membahas tentang pedoman perencanaan kawasan budi daya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Pedoman ini memberikan panduan operasional dan teknis untuk perencanaan kawasan budi daya agar dapat merealisasikan Rencana Tata Ruang Wilayah di tingkat kabupaten/kota. Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan oleh pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya d
1. Page 1
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan
petunjukNya kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Rencana Garis sebagai bagian dari
mata kuliah Tugas Rencana Garis (MS 141308) dengan lancar.
Pada kesempatan kali ini kami juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak DR. Ing.
Ir. Setyo Nugroho sebagai dosen pembimbing dan Bapak Erik Sugianto S.T M.T sebagai
asisten dosen pembimbing kami dalam mengerjakan mata kuliah Tugas Rencana Garis.
Kami menyadari dalam laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan masukan yang membangun demi masa depan yang lebih baik.
Semoga laporan ini memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan manfaat bagi kita semua.
Penyusun,
Nisa’Ur Rofiah
NRP. 4413 100 004
2. Page 2
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
LEMBAR PENGESAHAN
(TUGAS RENCANA GARIS & KURVA HIDROSTATIK)
Nama : Nisa’Ur Rofiah
NRP : 4413.100.004
Dosen Pembimbing : DR. Ing. Ir. Setyo Nugroho
Dengan ini dinyatakan telah menyelesaikan “Tugas Rencana Garis & Kurva Hidrostatik”
dan disetujui oleh dosen pembimbing pada :
Dosen Pembimbing,
DR. Ing. Ir. Setyo Nugroho
NIP : 132147120
Mahasiswa yang bersangkutan,
Nisa’Ur Rofiah
NRP : 4413 100 004
3. Page 3
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
ABSTRAK
Tugas Rencana Garis merupakan awal dari Tugas Merancang yang
menitikberatkan karakteristik dari “mono hull floating structure” dalam hal ini adalah berupa
Kapal General Cargo. Tugas Rencana Garis adalah tugas rancang dengan masalah pokok
yaitu membuat lines plan dan kurva hidrostatik.
Kurva Hidrostatik adalah kurva-kurva yang menjelaskan bentuk dan sifat karakteristik
dari badan kapal yang berada di bawah garis air sampai muatan penuh dalam air laut maupun
air tawar. Cara yang paling umum dalam menggambarkan kurva lengkungan hidrostatik
adalah dengan membuat dua sumbu saling tegak lurus. Sumbu mendatar adalah garis dasar
kapal (base line) sedangkan garis vertikal menunjukkan sarat tiap waterline yang dipakai
sebagai titik awal pengukuran lengkung-lengkung hidrostatik. Ada 19 kurva dalam kurva
hidrostatik.
4. Page 4
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................2
ABSTRAK.............................................................................................................3
DAFTAR ISI .........................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Data Umum Kapal......................................................................................8
1.2 Latar Belakang............................................................................................8
1.3 Tujuan.........................................................................................................8
1.4 Sistematika Laporan ...................................................................................9
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Rencana Garis............................................................................................10
2.1.1 Bidang-Bidang yang Memotong Kapal .............................................12
2.1.2 Ukuran-Ukuran Utama Kapal............................................................14
2.2 Kurva Hidrostatik ......................................................................................18
2.3 Koefisien-Koefisien Bentuk Kapal.............................................................19
BAB III
METODOLOGI
3.1 Pengambilan Tugas.....................................................................................27
3.2 Pengerjaan Gambar Rencana Garis ............................................................27
3.3 Flow Chart Tugas Rencana Garis ...............................................................32
5. Page 5
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
BAB IV
HASIL PERHITUNGAN………………………………………………………...30
BAB V
KESIMPULAN …………………………………………………………………. 41
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................42
LAMPIRAN...........................................................................................................43
6. Page 6
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Half Breadth Plans........................................................................11
Gambar 2.4 Bidang Diametral .........................................................................11
Gambar 2.5 Bidang Midship.............................................................................12
Gambar 2.6 Bidang Garis Air Muatan Penuh................................................12
Gambar 2.7 Garis Tegak...................................................................................13
Gambar 2.8 Ukuran Panjang Kapal................................................................13
Gambar 2.9 Lebar Kapal (B)............................................................................14
Gambar 2.10 Tinggi Kapal (H).........................................................................14
Gambar 2.11 Sarat Kapal (T)...........................................................................14
Gambar 2.12 Koefisien Garis Air.....................................................................17
Gambar 2.14 Koefisien Blok.............................................................................18
Gambar 2.15 Koefisien Prismatik....................................................................18
Gambar 2.16 Longitudinal center of keel to metacenter (LKM)....................21
Gambar 2.17 Transverse center of Buoyancy to Metacenter (TBM) ...........21
Gambar 2.18 Ton Per Centimeter Immersion (TPC) ....................................22
Gambar 2.19 Moment to Change Trim One Centimeter (MTC)..................22
Gambar 2.20 Displacement Due Trim One Centimeter (DDT) ....................23
Gambar 3.1 Contoh Penentuan Letak Gambar..............................................24
Gambar 3.2 Menentukan Chamber..................................................................25
Gambar 3.3 Chamber dan bulwark...................................................................26
Gambar 3.4 Menggambar Sent Lines ..............................................................27
Gambar 3.5 Menggambar Transom................................................................28
Gambar 3.6 Flow Chart Tugas Rencana Garis ...............................................29
7. Page 7
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Data Umum Kapal
NAMA KAPAL : MV. WICKED WERRICK
TIPE KAPAL : GENERAL CARGO
UKURAN UKURAN UTAMA :
1. Length of over all (Loa) : 110.563 m
2. Length of perpendiculars (Lpp) : 102.340 m
3. Lebar (B) : 18.06 m
4. Sarat Air (T) : 6,02 m
5. Tinggi (H) : 8,7892 m
6. Block Coefficient (Cb) : 0.689
7. Kecepatan Dinas (Vs) : 12 knot
1.2 Latar Belakang
Program Studi Transportasi Laut (Marine Transportation) merupakan disiplin ilmu
yang masih mempelajari perancangan kapal dan pembangunan kapal. Dalam kaitannya
dengan Perancangan kapal maka mahasiswa Program Studi Transportasi Laut perlu untuk
mengerti dasar-dasar dan karakteristik kapal. Dalam merencanakan kapal, pertama kali yang
harus diperhatikan adalah membuat perencanaan garis (Linesplan) terlebih dahulu, lalu
membuat kurva hidrostatik (Hydrostatic Curves).
Dalam Tugas Rencana Garis ini hal yang dipermasalahkan meliputi perhitungan
besaran-besaran dalam kapal, yang mana data-data utama yaitu pembagian garis air (Water
Lines) ditentukan oleh dosen pembimbing Tugas Rencana Garis, serta penggambaran kurva
hidrostatik. Untuk lebih detailnya dapat dibaca pada laporan ini.
1.3 Tujuan
Tujuan dalam Tugas Rencana Garis ini adalah agar mahasiswa mampu dalam:
Mampu menggambar Lines Plan dengan baik dan rapi secara manual.
Memahami tentang Lines Plan.
8. Page 8
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
Memahami pembuatan kurva hidrostatik
1.4 Sistematika Laporan
Laporan Tugas Rencana Garis ini tersusun atas:
a. Lembar pengesahan tugas
b. Abstrak
c. Daftar Isi
d. Daftar Gambar
e. Daftar Tabel
f. Pendahuluan
g. Dasar Teori
h. Metodologi
i. Hasil Perhitungan
j. Kesimpulan
k. Daftar Pustaka
l. Lampiran
9. Page 9
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Rencana Garis
Rencana garis merupakan langkah dasar dari sebuah tahap perancanaan kapal.
Dimana fungsinya untuk memberikan gambaran umum bentuk tiga dimensi badan kapal. Di
dalam gambar tersebut terdapat tiga proyeksi badan kapal yang meliputi proyeksi tampak
depan (body plans), tampak samping (sheer pans) dan tampak atas (half breadht plans).
Setiap proyeksi menggambarkan badan kapal yang terpotong pada arah tertentu dengan jarak
yang secara umum konstan.
Body plans menggambarkan bentuk lambung kapal tampak depan dengan dua sisi
untuk bagian kapal yang berbeda, sebelah kanan center line (garis tengah kapal pada
pandangan depan dan atas) menunnjukan bagian kapal di depan midship, sedangkan sebelah
kiri center line untuk bagian kapal dari midship ke belakang. Apabila kapal di potong pada
arah melintang-vertikal dengan jarak tertentu sepanjang kapal, kemudian garis potong
terhadap lambung diproyeksikan ke midship akan didapatkan garis-garis station. Demikian
pula sheer plans menunjukkan proyeksi garis potong lambung terhadap center line apabila
kapal dipotong memanjang-vertikal setengah lebar kapal. Untuk half breadth plans, kapal
dipotong pada jarak tertentu memanjang-horisontal dari base line (dasar kapal) sampai deck
kapal sepanjang tinggi kapal, dan kemudian diproyeksikan tegak lurus terhadap base line.
Akan di dapat water lines.
Dengan menggunakan acuan tabel buttock line (BL) dan water line (WL) yang berisi
koordinat-koordinat titik, dapat digambarkan diagram garis-garis potongan kapal. Tabel
buttok line berisi koordinat yang memberikan besar tinggi titik-titik terhadap BL sedangkan
tabel WL menunjukkan jarak titik-titik terhadap center line.
Lines Plan merupakan gambar pandangan atau gambar proyeksi badan kapal yang
dipotong secara melintang (pandangan depan), secara memanjang (pandangan samping), dan
vertikal memanjang (pandangan atas). Lines plan berguna untuk melihat perubahan bentuk
badan kapal dan mengetahui apakah kapal yang dibuat streamline atau tidak.
10. Page 10
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
AP st 1 st 2 st 3 st 4 st 5 st 6 st 7 st 8 st 9 st 10 st 11 st 12 st 13 st 14 st 15 st 16 st 17 st 18 st 19 FP
Baseline
0.5 m WL
1.0 m WL
1.5 m WL
2.0 m WL
3.0 m WL
4.0 m WL
5.0 m WL
6.0 m WL
DRAFT
UPPER DECK
POOP DECK
UPPER DECK
FORECASTLE DECK
BULWARK
BL 7
BL 6
BL 5
BL 4
BL 3 BL 2
BL 1
BL 7
BL 6
BL 5
BL 4
BL 3
BL 2BL 1
BL1BL2BL3BL4BL5BL6BL7
Baseline
0.5 m WL
1.0 m WL
1.5 m WL
2.0 m WL
3.0 m WL
4.0 m WL
5.0 m WL
6.0 m WL
BL1 BL2 BL3 BL4 BL5 BL6 BL7
DRAFTFP
AP
19
18
17
1
2
3
4
5
6,7,8,9,10
POOP DECK FORECASTLE DECK
UPPER DECK
BULWARK
16,15,14,13,12,11
SENT
2
SENT
2
SENT 1
SENT3
SENT 1
SENT
3
Baseline
0.5 m WL
1.0 m WL
1.5 m WL
2.0 m WL
3.0 m WL
4.0 m WL
5.0 m WL
6.0 m WL
DRAFT
Gambar 2.1 Body Plans
Body Plans adalah gambar pandangan atau proyeksi badan kapal yang dipotong
secara melintang (pandangan dari arah depan). Body Plans dibagi oleh garis Center Line
menjadi dua bagian kiri dan kanan. Sisi sebelah kanan menunjukkan proyeksi badan kapal
dari bagian depan kapal sampai bagian midship kapal sampai Parallel Middle Body.
Sedangkan sisi sebelah kiri menunjukkan proyeksi badan kapal dari bagian midship Parallel
Middle Body sampai bagian belakang kapal.
Pada Body Plans yang digunakan sebagai sumbu vertikalnya adalah garis Center Line
dan sumbu horizontalnya adalah garis base lines. Sedangkan untuk garis pembagi horizontal
adalah garis WL dan garis pembagi vertikal adalah garis BL.
Gambar 2.2 Sheer Plans
Sheer Plans adalah gambar proyeksi badan kapal yang dipotong secara memanjang
(pandangan dari arah samping). Panjang dari gambar Sheer Plans adalah Length of
Perpendicular dari kapal (Lpp), dimana selanjutnya panjang keseluruhan kapal (LoA) dapat
dicari dengan melakukan penambahan panjang pada Lpp sesuai keinginan perancang. Pada
Sheer Plans, Lpp dibagi menjadi beberapa bagian yang sama oleh garis-garis station secara
vertikal sedangkan secara horizontal dibagi oleh garis base lines dan garis water lines. Data
yang digunakan dalam pengerjaan Sheer plans adalah data dari Height Above Base Line dan
kurva yang dihasilkan adalah kurva-kurva dari BL.
11. Page 11
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
AP st 1 st 2 st 3 st 4 st 5 st 6 st 7 st 8 st 9 st 10 st 11 st 12 st 13 st 14 st 15 st 16 st 17 st 18 st 19 FP
BL 1
BL 2
BL 3
BL 4
BL 5
BL 6
BL 7
SENT 2
L
BL 1
BL 2
BL 3
BL 4
BL 5
BL 6
BL 7
L
Baseline
0.5 m WL
1.0 m WL
1.5 m WL
2.0 m WL
3.0 m WL
4.0 m WL
5.0 m WL
6.0 m WL
DRAFT
UPPER
DECK
POOP DECK
UPP
ER
DEC
K
FO
RECAST
LE
DEC
K
SENT 1
SENT 3
BULW
ARK
Baseline
0.5 m WL
1.0 m WL
1.5 m WL
2.0 m WL
3.0 m WL
4.0 m WL
5.0 m WL
6.0 m WL
DRAFTDRAFTDRAFT
Gambar 2.3 Half Breadth Plans
Half Breadth Plans merupakan pandangan atas dari kapal. Half Beadth Plan
merupakan potongan-potongan horizontal dari badan kapal yang berupa kurva-kurva WL.
Pada Half Breadth Plans yang dapat kita lihat adalah perubahan bentuk badan kapal tiap-tiap
garis air.
2.1.1 Bidang-Bidang yang Memotong Kapal
Untuk memudahkan memahami bentuk badan kapal, terutama yang berada dibawah
peremukaan air (tercelup dalam air), berikut ini kita lihat bidang bidang datar utama yang
memotong badan kapal. Disini dikenal 3 (tiga) bidang utama, yaitu Bidang Diametral, Bidang
Tengah Kapal dan Bidang Garis Air.
a) Bidang Diametral
Bidang Diametral adalah bidang tegak memanjang yang melalui sumbu kapal (centre
line), Bidang ini akan memotong kapal tepat ditengah-tengahnya dan akan menunjukkan
garis tepi bentuk kapal apabila dipandang dari samping. Bila kita buat bidang-bidang yang
sejajar dengan bidang diametral ini, maka akan kita peroleh garis-garis bentuk lengkungan
badan kapal yang terlihat dari samping, yang keseluruhannya berada didalam lingkup bidang
pandangan samping kapal. Garis-garis ini biasa disebut sebagai garis-garis BL.
Gambar 2.4 Bidang Diametral
12. Page 12
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
b) Bidang Tengah Kapal (midship)
Midship adalah bidang tegak melintang yang melalui pertengahan panjang Lpp,
Bidang ini akan memotong kapal tepat ditengah-tengah panjangnya dan akan menunjukkan
garis tepi bentuk kapal apabila dipandang dari depan. Bila kita buat bidang-bidang yang
sejajar dengan bidang tengah ini, maka akan kita peroleh garis-garis bentuk lengkungan
badan kapal yang terlihat dari depan, yang keseluruhannya berada didalam lingkup bidang
pandangan depan kapal. Garis-garis ini biasa disebut garis-garis body plan.
Gambar 2.5 Bidang Midship
c) Bidang Garis Air
Bidang Garis Air adalah bidang horizontal yang melalui permukaan air pada saat
kapal muatan penuh, Bidang ini akan memotong kapal dan akan menunjukkan garis tepi
bentuk kapal apabila dipandang dari atas. Bila kita buat bidang-bidang yang sejajar dengan
bidang garis air ini, maka akan kita peroleh garis-garis bentuk lengkungan badan kapal yang
terlihat dari atas pada tinggi permukaan air yang berbeda-beda, yang keseluruhannya berada
didalam lingkup bidang pandangan atas kapal. Garis-garis ini biasa disebut sebagai garis-
garis WL.
Gambar 2.6 Bidang Garis Air Muatan Penuh
13. Page 13
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
2.1.2 Ukuran-Ukuran Utama Kapal
Sebelum membahas ukuran-ukuran utama kapal, sebaiknya kita mengenal terlebih
dahulu apa yang dimaksud dengan garis tegak haluan (FP) dan garis tegak buritan (AP) agar
memudahkan kita untuk mengenal ukuran-ukuran utama kapal, dalam hal ini panjang kapal
a) Garis tegak haluan dan Garis tegak buritan:
FP adalah garis tegak yang dibuat tepat pada perpotongan antara garis air muatan
penuh dengan sisi luar linggi haluan. Sedangkan AP adalah garis tegak yang dibuat tepat
pada sisi belakang linggi kemudi atau pada sumbu poros kemudi apabila kapal tidak
mempunyai linggi kemudi.
Gambar 2.7 Garis Tegak
b) Ukuran Panjang Kapal:
Ukuran panjang kapal yang biasa dipergunakan dalam perkapalan ada 3 (tiga) macam,
yaitu: Panjang Keseluruhan (Length Over All), Panjang Garis Air (Length Water Line), dan
Panjang antara Garis Tegak (Length between Perpendicular). LoA adalah panjang kapal yang
diukur dari ujung belakang sampai keujung depan kapal. Lwl adalah panjang kapal yang
diukur pada bidang garis air, dari ujung belakang ke ujung depan kapal. Lpp adalah panjang
kapal yang diukur dari garis tegak belakang sampai garis tegak depan.
Gambar 2.8 Ukuran Panjang Kapal
c) Ukuran Lebar Kapal
Lebar kapal (Breadth moulded) adalah lebar kapal yang diukur ditengah panjang
kapal (lebar terbesar) pada sisi dalam kulit.
14. Page 14
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
Gambar 2.9 Lebar Kapal (B)
d) Ukuran Tinggi Kapal:
Tinggi kapal (Height moulded) adalah tinggi kapal yang diukur ditengah
panjang kapal dibagian sisi, dari atas lunas sampai sisi bawah geladak.
H
Gambar 2.10 Tinggi Kapal (H)
e) Ukuran Sarat Kapal
Sarat kapal adalah jarak antara permukaan air pada saat muatan penuh sampai sisi atas
lunas.
Gambar 2.11 Sarat Kapal (T)
f) Perbandingan Ukuran Utama Kapal
Perbandingan ukuran utama kapal adalah:
15. Page 15
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
L/16 (Untuk pelayaran terbatas dan pelayaran samudera)
L/18 (Untuk pelayaran pantai)
L/19 (Untuk pelayaran air tenang/sungai)
Dibawah ini diberikan uraian secara singkat ukuran utama dan pengaruhnya terhadap
perencanaan kapal. Panjang kapal (L), terutama mempunyai pengaruh pada kecepatan kapal
dan pada kekuatan memanjang kapal.
Perbandingan L/B yang besar terutama sesuai untuk kapal-kapal dengan kecepatan
yang tinggi dan mempunyai perbandingan ruangan yang baik, akan tetapi mengurangi
kemampuan oleh gerak kapal dan mengurangi pula Stabilitas Kapal. Perbandingan L/B yang
kecil memberikan kemampuan stabilitas yang baik akan tetapi dapat juga menambah tahanan
kapal.
Perbandingan L/H terutama mempunyai pengaruh terhadap kekuatan memanjang
kapal. Untuk harga L/H yang besar akan mengurangi kekuatan memanjang kapal sebaliknya.
Untuk harga L/H yang kecil akan menambah kekuatan memanjang kapal.
Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) 2006 pada Volume 2 Bab 1 mensyaratkan sebagai
berikut:
Dari ketentuan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa daerah yang mempunyai gelombang
besar atau pengaruh-pengaruh luar lainnya yang lebih besar sebuah kapal mempunya
persyaratan harga perbandingan L/H yang kecil. Penyimpangan-penyimpangan dari
ketentuan di atas masih dimungkinkan atas dasar bukti perhitungan kekuatan yang dapat di
pertanggung jawabkan. Lebar kapal (B), terutama mempunyai pengaruh pada tinggi
metasentra melintang. Kapal dengan displacement yang sama, yang mempunyai B besar akan
memiliki tinggi metasentra (KM) yang lebih besar.
Perbandingan B/T terutama mempunyai pengaruh pada Stabilitas Kapal. Harga
perbandingan B/T yang rendah akan mengurangi Stabilitas Kapal. Untuk kapal-kapal sungai
harga perbandingan B/T dapat di ambil T sangat besar, Karena harga T dibatasi oleh
kedalaman sungai yang pada umumnya sudah tertentu. Tinggi geladak (H), terutama
mempunyai pengaruh pada tinggi titik berat kapal (KG) atau Center of Gravity dan juga pada
kekuatan kapal serta ruangan dalam kapal. Pada umumnya kapal barang mempunyai harga
KG sebesar 0,6 H. Sarat air (T), terutama mempunyai pengaruh pada tinggi Center of
Bouyancy (KB).
Perbandingan H/T terutama berhubungan dengan reserve displacement atau daya
apung cadangan. Harga H/T yang besar dapat dijumpai pada kapal-kapal penumpang. Harga
16. Page 16
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
H-T disebut lambung timbul (Free Board), dimana secara sederhana apat disebutkan bahwa
lambung timbul adalah tinggi tepi geladak dari permukaan air.
g) Chamber
Chamber merupakan geladak utama yang berbentuk cembung ke atas menuju kedua
sisi lambung kapal dan melengkung cekung ke bawah dari haluan sampai buritan kapal.
Berfungsi untuk mengalirkan air yang masuk ke deck keluar kapal.
h) Sent Lines
Sent lines merupakan garis yang digunakan untuk mengecek kemulusan lambung
kapal secara diagonal dari dasar ujung depan dan belakang kapal menuju midship. Apabila
saat digambar di half breadth menghasilkan garis yang mulus, maka dapat diketahui bahwa
kapal memiliki lambung yang mulus.
2.2 Kurva Hidrostatik
Kurva Hidrostatik adalah kurva-kurva yang menjelaskan bentuk dan karakteristik dari
badan kapal yang berada di bawah garis air sampai muatan penuh dalam air laut ataupun air
tawar. Dalam kurva Hidrostatik tersebut terdapat sembilan belas kurva yaitu:
1. Displacement Moulded dan Displacement Extrim (including shell) (ton).
2. Koefisien midship, koefisien garis air, koefisien blok dan koefisien prismatik memanjang
dengan notasi Cw, CM, Cb dan Cp (tanpa satuan).
3. Luas bidang midship, luas bidang garis air dan luas permukaan basah (MSA), (WPA) dan
(WSA) (m2).
4. Jarak titik pusat buoyancy terhadap midship dan dasar kapal, dengan notasi φB dan KB
(m).
5. Jarak titik berat luasan bidang garis air terhadap midship, dengan notasi φF (m).
6. Jari-jari metasenter melintang dan memanjang, dengan notasi TBM dan LBM (m).
7. Tinggi metasenter terhadap dasar kapal, dengan notasi TKM dan LKM (m).
8. Ton per centimeter imersion, yaitu jumlah ton yang dibutuhkan untuk melakukan
perubahan sarat sebesar satu centimeter, dengan notasi TPC (ton).
9. Displacement due trim one centimeter, koreksi displacement karena trim satu centimeter,
dengan notasi DDT (ton).
10. Moment to change trim one centimeter, momen pengembali yang dibutuhkan saat kapal
trim satu centimeter, dengan notasi MTC (ton m).
17. Page 17
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
𝐶𝑚 =
Am
B T
2.3 Koefisien-Koefisien Bentuk Kapal
a. Koefisien garis air (Water Plane area coefficient) dengan notasi Cw.
Gambar 2.12 Koefisien Garis Air
Cw adalah perbandingan antara luas bidang garis air muat (Awl) dengan luas sebuah
empat persegi panjang dengan lebar B.
Dimana: Awl = Luas bidang garis air.
Lwl = Panjang garis air.
B = Lebar kapal (lebar garis air).
Pada umumnya harga Cw terletak antara 0,70 ~ 0,90
b. Koefisien gading besar (Midship Coefficient) dengan notasi Cm.
Gambar 2.13 Koefisien Gading Besar
Cm adalah perbandingan antara luas penampang gading besar yang terendam air
dengan luas suatu penampang yang lebarnya = B dan tingginya = T.
Penampang gading besar (midship) yang besar terutama dijumpai pada
kapal sungai den kapal-kapal barang sesuai dengan keperluan ruangan
muatan yang besar. Sedang bentuk penampang gading besar yang tajam
pada umumnya didapatkan pada kapal tunda sedangkan yang terakhir didapatkan pada kapal-
kapal pedalaman. Harga Cm terletak antara 0,50 ~ 0,995 dimana harga yang pertama di
dapatkan pada kapal tunda sedangkan yang terakhir di dapatkan pada kapal-kapal pedalaman.
Bentuk penampang melintang yang sama pada bagian tengah dari panjang kapal dinamakan
dengan Parallel Middle Body.
𝐶𝑤
=
Awl
Lwl B
18. Page 18
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
c. Koefisien blok (Block Coeficient) dengan notasi Cb.
Gambar 2.14 Koefisien Blok
Koefisien blok adalah merupakan perbandingan antara volume displacement dengan
isi suatu balok dengan panjang = Lwl, lebar = B dan tinggi = T.
Dimana: V = Volume displacement.
Lwl = Panjang garis air.
B = Lebar kapal.
T = Sarat kapal.
Dari harga Cb dapat dilihat apakah badan kapal mempunyai bentuk yang gemuk atau
ramping. Pada umumnya kapal cepat mempunyai harga Cb yang kecil dan sebaliknya kapal-
kapal lambat mempunyai harga Cb yang besar. Harga Cb terletak antara 0,20 ~ 0,84 Lwl
d. Koefisien Prismatik (Prismatik Coefficient) dengan notasi Cp.
Gambar 2.15 Koefisien Prismatik
e. Koefisien Prismatik Memanjang (Longitudinal Prismatic Coeficient) dengan notasi Cp.
Koefisien prismatik memanjang adalah perbandingan antara volume badan kapal yang
ada di bawah permukaan air dengan volume sebuah prisma dengan luas penampang midship
(Am) dan panjang Lwl
Dimana:
V = Volume displacement.
Am = Luas penampang gading besar (luas midship)
Lwl = Panjang garis air.
Kalau dijabarkan lebih lanjut rumus tersebut menjadi ,seperti dijabarkan berikut
ini.
𝐶𝑏 =
V
Lwl B T
𝐶𝑝 =
V
Am Lwl
𝐶𝑝
=
Cb
Cm
19. Page 19
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
Kalau (2) dan (3) dimasukkan pada (1), maka diperoleh:
Jadi koefisien prismatik memanjang sama dengan koefisien balok dibagi koefisien
midship. Harga Cp pada umumnya menunjukkan kelangsingan bentuk dari kapal.
Harga Cp yang besar terutama menunjukkan adanya perubahan yang kecil dari bentuk
penampang melintang disepanjang panjang Lwl. Pada umumnya kapal mempunyai harga Cp
yang terletak antara 0,50 dan 0,92.
f. Koefisien Prismatik Tegak (Vertical Prismatic Coeficient) dengan notasi Cpv.
Koefisien Prismatik tegak adalah perbandingan antara volume displacement badan
kapal yang ada dibawah permukaan air dengan volume sebuah prisma yang berpenampang
Awl dengan tinggi = T.
,Dimana : V = Volume displacement.
Awl = Luas penampang garis air.
T = Sarat air.
Kalau dijabarkan lebih lanjut dengan mengganti harga V = Lwl.B.T.Cb dan Awl =
Lwl.B.Cwl, maka di peroleh
Harga :
𝐶𝑝 =
V
Am Lwl
……………(1)
𝐶𝑏 =
V
Lwl B T
V = Lwl B T Cb ……………(2)
𝐶𝑚 =
Am
B T
Am = B T Cm …………....(3)
𝐶𝑝
=
Lwl B T Cb
Lwl B T Cm
𝐶𝑝 =
Cb
Cm
𝐶𝑝𝑣
=
V
Awl T
𝐶𝑝𝑑 =
V
Awl T
𝐶𝑝𝑣
=
Lwl B T Cb
Lwl B T Cwl
𝐶𝑝𝑣 =
Cb
Cwl
20. Page 20
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
g. Displacement Extrim (including shell)
Displacement adalah berat air yang dipindahkan karena volume kapal yang berada di
bawah sarat kapal (kapal mempunyai kulit) satuan dalam ton. Tiap-tiap WL kita hitung
displacemennya dengan cara:
kita hitung luas tiap WL (Awl) dengan simpson. Setelah ketemu luasnya lalu kita kali
lagi dengan menggunakan simpson, dan terakhir dikali denga berat jenis air sehingga
diperoleh displacement.
SYSxxxxx
SYSxx
3
1
3
1
2
'
3
1
ntDisplaceme
h. Displacement ()
Berat air yang dipindahkan oleh volume badan kapal yang tercelup dalm air.
Displacement kapal dapt diperoleh dari prinsip hukum Archimedes dengan mengalikan
volume badan kapal yang tercelup air dengan massa jenis air :
= L . B . T . CB . ρ ….. ( Ton ), dimana
Dimana : L = Panjang kapal ( m )
B = Lebar kapal ( m )
T = Sarat kapal ( m )
ρ = Massa jenis air laut = 1,025 ton / m³
i. Lengkung Luas Permukaan Basah (WSA)
Dari sebuah kapal yang terapung di air sampai suatu garis air dimana terdapat
permukaan badan kapal yang tercelup. Luas dari permukaan badan kapal yang berhubungan
langsung dengan air tersebut, disebut luas permukaan basah.
j. Water Plane Area (WPA)
WPA adalah luas bidang garis air yang telah kita rencanakan dalam lines plan dari tiap-
tiap water line. Kemungkinan-kemungkinan bentuk WPA ditinjau dari bentuk alas kapal
antara lain:
Kapal dengan rise of floor : pada 0 mWL luas garis air adalah nol karena luasan
water line hanya berupa garis-garis lurus (base line), sehingga lengkung WPA dimulai
dari titik (0,0).
21. Page 21
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
Kapal tanpa rise of floor : pada 0 mWL ada luasan yang terbentuk dari garis dasar
sehingga luas garis air tidak sama dengan nol.
k. Midship Sectional Area (MSA)
MSA adalah luas dari bagian tengah kapal untuk tiap-tiap sarat kapal. Skala yang
digunakan biasanya sama dengan skala sarat air.
l. Longitudinal center of buoyancy to metacenter (LBM)
LBM adalah jarak memanjang antara titik metacenter terhadap titik tekan buoyancy.
m. Longitudinal center of keel to metacenter (LKM)
LKM adalah jarak memanjang antara titik metacenter terhadap lunas kapal untuk tiap-
tiap sarat kapal.
Gambar 2.16 Longitudinal center of keel to metacenter (LKM)
n. Tranverse center of Keel to Metacenter (TKM)
TKM adalah jarak melintang antara titik metacenter terhadap lunas kapal untuk tiap-
tiap sarat kapal.
o. Transverse center of Buoyancy to Metacenter (TBM)
TBM adalah jarak melintang antara titik metacenter terhadap titik tekan buoyancy.
Gambar 2.17 Transverse center of Buoyancy to Metacenter (TBM)
22. Page 22
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
p. Keel Center of Buoyancy (KB)
KB adalah jarak antara titik tekan buoyancy ke lunas kapal.
q. Ton Per Centimeter Immersion (TPC)
Penambahan atau pengurangan displacement yang mengakibatkan penambahan atau
pengurangan sarat kapal sebesar 1 cm pada bidang garis air.
Penambahan atau pengurangan Vol. Displ. = (Aw/100) m3
TPC = (Aw/100) Y (ton)
Gambar 2.18 Ton Per Centimeter Immersion (TPC)
r. Moment to Change Trim One Centimeter (MTC)
Besar moment yang diperlukan untuk mengubah trim kapal sebesar 1 cm.
MTC = (.GM1)/100.
Gambar 2.19 Moment to Change Trim One Centimeter (MTC)
s. Displacement Due Trim One Centimeter (DDT)
Koreksi terhadap displacement kapal yang mengalami trim sebesar 1cm untuk
mendapatkan besar displacement yang sesungguhnya. Maka besar displacement
sesungguhnya setelah trim 1cm: = WL + LCF t/L.TPC
G’
B’
B
G
F
23. Page 23
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
Gambar 2.20 Displacement Due Trim One Centimeter (DDT)
t. Midship F (LCF)
Merupakan titik pusat atau titik berat dari luasan bidang air. Bila bidang garis air
berbentuk segi empat dengan panjang L dan lebar B, maka letak titik F ada pada perpotongan
diagonalnya atau ditengah tengah L. Kapal yang tidak berbentuk segi empat, maka letak titik
F di centerline, bisa di belakang midship, di depan midship atau tepat di midship.
u. Midship B (LCB)
Merupakan titik tekan atau titik berat ke atas dari volume air yang dipindahkan oleh badan
kapal yang terbenam dalam air. Jika bagian belakang lebih gemuk , maka letak B di bawah.
Bila diukur dari bagian midship, maka jarak titik B diukur dari dasar kapal KB.
24. Page 24
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
BAB III
METODOLOGI
3.1 Pengambilan Tugas
Pada tahap ini pengambilan tugas rencana garis kepada dosen pembimbing yang di
dalamnya sudah disertakan ukuran dasar kapal yang akan dihitung.
3.2 Pengerjaan Gambar Rencana Garis
a) Penentuan Letak Gambar
Kertas gambar yang digunakan untuk menggambar lines plan adalah kertas Ao yang
memiliki ukuran 1189 x 841 mm. Untuk area gambar masih harus dikurangi 2 kali lebar garis
tepi. garis tepi yang dipakai adalah standar gambar sebesar 2cm. Gambar sedapat mungkin
diletakkan di tengah halaman dalam artian gambar tidak terlalu ke pinggir atau ke atas
bawah. Untuk menentukan besar kecilnya gambar harus perlu diperhatikan skala gambar
yang digunakan. Sebab apabila skala terlalu besar dan gambarnya akan kecil maka akan
banyak menyisakan ruang gambar yang masih kosong. Dan sebaliknya untuk skala yang
terlalu kecil akan dikhawatirkan area gambar yang disediakan dikertas tersebut tidak cukup.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka penggunaan skala yang paling dianggap tepat
adalah 1:100. Contoh penentuan gambar adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1 Contoh Penentuan Letak Gambar
25. Page 25
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
b) Menggambar Body Plan
Langkah awal dalam menggambar body plans adalah membuat garis WL dan BL,
garis WL dimulai dari base line ke atas sampai WL 7, dengan jarak setiap 1 garis water line
1,242 cm dengan skala yang digunakan 1:100. Pemilihan ini didasarkan karena lekukan-
lekukan kapal cukup tergambar secara detail pada jarak tersebut. Namun tidak demikian pada
daerah bawah geladak mendekati base line. Karena daerah tersebut mengalami perubahan
lekukan pelat yang cukup tajam sehingga untuk daerah di bawah water line 2 dirapatkan
dengan menyisipkan garis water line bantuan diantara water line lama sebanyak 3 garis
yaitu, z
- Garis waterline 0.5 setinggi 0.5 x 1.242 cm dari base line dan
- Garis waterline 1.5 setinggi 1.5 1.242 cm dari base line.
Penambahan ini ditujukan untuk mendapatkan bentuk yang akurat di daerah bawah.
Setelah semua garis tergambar. Tahap selanjutnya adalah menggambarkan garis BL dari
center line ke samping kanan kiri, dengan jarak setiap BL adalah 1,242 cm. Seperti tahap
sebelumnya, perapatan garis diperlukan pada daerah yang memiliki perubahan bentuk yang
cukup tajam. Pada bidang proyeksi pandangan depan bagian samping kapal terlihat
mengalami daerah perubahan lebar yang cukup besar sehingga diperlukan satu tambahan
garis BL bantuan yaitu BL 7.5 yang jaraknya 7.5 x 1.242 cm dari center line.
Apabila garis WL dan BL selesai, maka langkah menggambar station dapat
dilakukan, untuk menggambar station dipakai acuan dari tabel setengah lebar kapal, nilai ini
menunjukkan jarak titik dari center line. Setelah semua titik dari tabel ditemukan, dilanjutkan
dengan menghubungkan menjadi garis yang mulus, ini adalah langkah untuk mendapatkan
satu station. Station-station lain didapakan dengan cara yang sama.
c) Menggambar chamber pada body plan
Kelengkungan chamber di midship dihitung 1/50 lebar kapal. Kemudian pada
setengah lebar kapal di bagi 3 bagian sama panjang dan untuk bagian terdekat center line
digambar garis 1/50 B dengan kemiringan 60o dari deck dan bagian lain 30o. Kemudian
dihubungkan menjadi garis mulus.
Gambar 3.2 Menentukan Chamber
26. Page 26
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
5.0 m WL
6.0 m WL
DRAFTFP
AP
1
POOP DECK FORECASTLE DECK
UPPER DECK
BULWARK
SENT 1
SENT 1
5.0 m WL
6.0 m WL
DRAFT
d) Menggambar Bulwark
Bulwark digambar dengan membaca tabel Buttock lines secara vertical pada kolom
bulwark, kolom tersebut memiliki nilai angka pada setiap stasionnya, nilai tersebut
menunjukkan ketinggian suatu titik terhadap base lines. Titik tersebut diletakkan berhimpit
dengan stasion yang dimaksud dengan tetap memperhatikan posisi tingginya terhadap base
line. Kemudian titik yang dihasilkan dihubungkan menjadi garis yang mulus.
Gambar 3.3 Chamber dan Bulwark
e) Menggambar Half Breadth Plans
Sebelum menggambar water line, dibuat terlebih dahulu station sepanjang kapal
sebanyak 20 stasion yang masing-masing berjarak Lpp/20. pada empat stasion dibelakang FP
dan didepan AP jarak stasion dipersempit karena pada bagian ini bentuk badan kapal
mengalami perubahan yang cukup curam sehingga diperlukan merapatkan station untuk
mendapat bentuk kapal yang lebih akurat.
Dengan membaca secara vertikal tabel water line dapat dibuat gambar half breadth
plan. Untuk satu garis water line akan terbaca jarak titik-titik pada terhadap center line setiap
station. Untuk mencari water line yang lain dapat dilakukan dengan cara yang sama. Gambar
half breadth plan cukup digambar untuk salah satu sisi kapal saja, sebab simetri antara sisi
kanan dan kiri.
Untuk bagian ujung-ujung water line tidak dapat digambar langsung, melainkan harus
menggambar sheer plan terlebih dahulu, sebab bagian ujung dari waterline (termasuk
transom) merupakan hasil proyeksi dari ujung-ujung sheer plan.
CHAMBER
27. Page 27
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
f) Menggambar Sent Lines
Untuk menggambarkannya di half breadth plans dapat digunakan cara mengukur
panjang garis sent lines pada body plans dari center lines sampai station yang diinginkan.
Kemudian panjang garis ini digambarkan pada half breadth secara tegak lurus dengan center
lines pada stasion sesuai yang diukur pada body plans.
Gambar 3.4 Menggambar Sent Lines
g) Menggambar Sheer Plans
Sheer plans diawali dengan membuat station dengan cara sama dengan pada station
half breadth plan. Kemudian dengan membaca table buttock line secara vertical akan
didapatkan titik pada setiap stasion, namun titik tersebut tidak cukup akurat untuk
menggambarkan bentuk kapal secara benar, sehingga diperlukan titik tambahan dari hasil
proyeksi dari garis waterline pada half breadth plans. Titik-titik tersebut berada diantara
stasion-station, dan didapatkan dengan cara melihat titik perpotongan antara WL dan BL di
half breadth plan. Titik perpotongan tersebut harus sejajar dengan perpotongan garis WL dan
BL yang sama di sheer plans, yaitu sejajar terhadap station. Misalnya potongan WL4 dan
BL2 di half breadth plans harus sejajar dengan potongan WL4 dan BL2 di sheer plans.
Perpotongan setiap WL dan BL disejajarkan (diproyeksikan) antara half breadth dan sheer
plans. Sehingga garis BL pada sheer plans dapat lebih akurat.
h) Menggambar transom pada sheer plan
28. Page 28
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
Dengan kembali membaca tabel waterline dapat ditentukan gambar bagian ujung
kapal yang pada half breadth semula tidak dapat ditentukan. Dapat dilihat pada baris transom
yang berisi nilai-niai pada setiap BL-nya, nilai tersebut merupakan ketinggian suatu titik
terhadap garis dasar kapal. Titik tersebut digeser-geser pada garis horisontal (untuk
mempertahankan ketingian terhadap base lines) sampai berimpit dengan garis BL yang
dimksudkan tabel. Seteah titik-titik pada setiap BL digambar, maka ditarik garis lurus yang
menghubungkan setiap titik yang telah diperoleh sehingga diperoleh garis yang belakang
kapal yang memiliki kemirinan kurang lebih 50.
Gambar 3.5 Menggambar Transom
Setelah ujung-ujung kapal di sheer plan didapat maka kembali proyeksi perpotongan
BL di bagian ujung depan dan belakang kapal (base line) dengan waterline-waterline yang
ada pada sheer plans di proyeksikan pada half breadth plans dan diperoleh bentuk rounded
pada ujung pandangan atas kapal.
29. Page 29
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
Lines Plans
3.3 Flow Chart Tugas Rencana Garis
Secara umum, metode yang digunakan untuk mengerjakan gambar rencana garis
dapat dijelaskan dengan bagan berikut ini:
Gambar 3.6 Flow Chart Tugas Rencana Garis
*Station *Water Lines *Buttock Lines
Tabel Offset
Body
Plans
Sheer
Plans
Half
Breadth
Plans
Hidrostatic
Calculations
Main Part
Hidrostatic
Curves
Main Dimensions
Output Hidrostatic
Curves
Lines
Plans
30. Page 30
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
BAB IV
HASIL PERHITUNGAN
4.1 Perhitungan Kurva Hidrostatik
TABEL A
- Tabel A dan Tabel B merupakan tabel perhitungan untuk mainpart.
- Tabel A dibuat untuk tiap interval water line, Interval tersebut dibagi 2 bagian yang
sama besar sehingga terdapat 3 waterline yang ditinjau pada tiap tabel A.
Data-data yang dimasukkan dalam tabel A adalah sebagai berikut :
y half breadth pada station dan waterline yang ditinjau
n faktor momen memanjang kapal ditinjau dari midship
S faktor simpson memanjang kapal
n’ faktor momen vertikal ditinjau dari water line tengah
S’ faktor simpson vertikal
g panjang kurva body plans dari midship sampai dengan center line yang
ditinjau pada setiap station.
TABEL B
Pada tabel B dilakukan perhitungan berdasarkan hasil yang didapat dari tabel A, meliputi :
Lwl panjang garis air
B lebar garis air paling atas
d tinngi garis air paling atas
jarak station
jarak tiap water line
t tebal pelat
Σ1 Total luas gabungan
Σ2 Total momen secara transversal
Σ3 Total momen secara longitudinal
Σ4 Total luasan garis air pada sarat
Σ5 Total momen secara transversal
Σ6 Total momen terhadap midship
Σ7 Total momen dari WP
Σ8 Total half girth area
Σ9 Luas midship (Am)
31. Page 31
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
Volume displacement
Volume displacement dari 0 mWL s/d garis air teratas.
Vol. Displacement
= 2*(1/3)*(1/3)* * *[1]
Displacement
= 1.025* Vol. Displacement
KB = tinggi titik berat volume interval tersebut
= tinggi waterline tengah
Kb= ’ ([Σ2]* )/[Σ1])
B = jarak titik berat volume interval tersebut ke belakang midship
B =([ Σ 3]* )/[ Σ 1]
WPA = luas garis air paling atas
WPA = 2*(1/3)* *[ Σ 4]
Cw = koefisien garis air teratas
Cw = WPA/(Lpp*B)
MSA = luas midship station pada interval tersebut
msa = 2*(1/3)* *[ Σ 9]
MSA / WL = luas midship station dari 0m WL s/d garis air teratas
Cm = koefisien midship station
Cm = MSA per WL /(B*d)
32. Page 32
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
Cb = koefisien blok
cb= vol disp’/ (Lwl*B*d)
IT = momen inersia melintang garis air teratas
= 2*(1/3)*(1/3)* *[ Σ 5]
TBM = jari jari metesenter melintang
TBM= IT/ Vol.disp’
Midship F = jarak titik berat luas garis air teratas terhadap midship
midship f= ([Σ 6]* )/[ Σ 4]
LBM = jari jari metasenter memanjang
lbm= IL/ Vol.disp’
WSA = luas permukaan basah pada interval tersebut
WSA= 2*(1/3)* *[ Σ 8]
Differrent of WSA
Luas permukaan basah dari 0 mWL s/d garis air terbawah
WSA per WL = luas permukaan basah dari 0 mWL s/d garis air teratas
Shell Displacement = volume kulit pada interval tersebut
shell disp= (1.025/1.000)*T*WSA
Different of shell disp
Volume kulit dari 0m WL s/d garis air terbawah
Total shell disp
Volume kulit dari 0m WL s/d garis air teratas
33. Page 33
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
Tabel G
Setelah perhitungan pada tabel F, kita lanjutkan dengan perhitungan LCB dan KB
pada tabel G, yang dihitung mulai WL 0 sampai dengan WL 6,2 meter dengan variabel
moulded displacement tiap WL.
34. Page 34
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
BAB V
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat di ambil dalam pengerjaan Tugas Rencana Garis
dan Hidrostatik ini antara lain:
1. Tugas rencana garis (lines plan) terdiri dari gambar body plan, sheer plan dan half breadth
plan.
2. Kurva hidrostatik menggambarkan bentuk dan karakteristik dari badan kapal yang berada
dibawah garis air sampai muatan penuh.
3. Terdapat 19 lengkungan dalam kurva hidrostatik yang menjelaskan bentuk dan sifat
karakteristik kapal.
4. Proses menggambar lines plan secara manual memungkinkan terjadinya kesalahan karena
ketidaktepatan meletakkan titik koordinat dan kurang terampil dalam menggambar.
35. Page 35
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
DAFTAR PUSTAKA
BKI.
Lewis, Edward V.1988. Principles of Naval Architechture Second Revision. Jarsey City, NJ :
The Society of Naval Architects and Marine Engineers 601 Pavonia Avenue.
Panunggal, P. Eko. 2009. Diktat Teori Bangunan Kapal I. Surabaya : ITS, FTK, Jurusan
Teknik Perkapalan.
36. Page 36
TUGAS RENCANAGARIS “M.V. HAMSWORTH”
NISA’ UR ROFIAH 4413.100.004
2014/2015
LAMPIRAN
TABEL OFFSET BUTTOCK LINE
TABEL OFFSET WATER LINE
PERHITUNGAN HALF GRITH
TABEL A PERHITUNGAN MAIN PART
TABEL B PERHITUNGAN MAIN PART
TABEL G MOULDED DISPLACEMENT AND CENTRE OF BOUYANCY
TABEL H RESULT OF HIDROSTATIC CALCULATION
KURVA HIDROSTATIK