ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembangunan kapal tipe/ jenis/ macam apa saja, hal pertama
yang kita butuhkan dan perlu untuk kita tanyakan adalah ukuran utama kapal
yang akan menjadi dasar dalam pembuatan kapal. Ukuran utama kapal
dibutuhkan data-data awal seperti Panjang Kapal, Lebar Kapal, Sarat Kapal,
Tinggi Kapal.
Perbandingan ukuran utama kapal adalah L/B, L/H, B/T dan H/T.
dibawah ini diberikan uraian secara singkat mengenai ukuran utama serta
perbandingan ukuran utama dan pengaruhnya terhadap perencanaan kapal.
Ukuran utama kapal merupakan landasan yang sangat penting dalam
pembuatan kapal. Dalam pembuatan kapal tugas perancang kapal bukan
hanya untuk menentukan besar kecilnya suatu ukuran kapal dan tidak
memikirkan aspek-aspek yang lainnya. Sebaliknya, sebagai perancang kapal
ukuran utama kapal digunakan untuk berbagai hal seperti untuk mengetahui
stabilitas kapal, daya apung kapal, kemampuan kapal dalam melakukan
manuver, kekuatan kapal, daya tahan kapal, dan lain sebagainya. Hal-hal
tersebut dapat dilihat melalui ukuran utama kapal sehingga kapal tidak
dirancang dengan ukuran yang asal-asalan saja.
Makalah ini dibuat untuk menambah wawasan dari pembaca agar
pembaca lebih tahu tentang seberapa pentingnya ukuran utama kapal, baik itu
dalam perencanaan maupun dalam pembuatan kapal itu tersendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan panjang kapal?
2. Apa yang dimaksud dengan lebar kapal?
3. Apa yang dimaksud dengan tinggi kapal?
4. Apa yang dimaksud dengan sarat kapal?
5. Bagaimana perbandingan ukuran utama kapal dan pengaruhnya
terhadap perencanaan kapal?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan panjang pada kapal.
2. Untuk mengetahui apa yang dinamakan lebar pada kapal.
3. Untuk mengetahui apa yang disebut tinggi pada kapal.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud sarat pada kapal.
5. Untuk mengetahui pengaruh perbandingan dari ukuran utama kapal
terhadap perencanaan kapal.
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum, bagian utama kapal seperti terlihat dalam ilustrasi berikut,
Dengan potongan memanjang kapal dapat dilihat dari gambar berikut,
Dan setengah potongan melintang kapal tampak seperti gambar di bawah ini,
Ukuran-ukuran utama kapal adalah untuk menentukan ukuran besar kecilnya
kapal. Seperti panjang, lebar maupun tinggi. Terdiri dari singkatan–singkatan dan
arti tertentu walaupun menggunakan istilah–istilah bahasa inggris. Ukuran utama
kapal sangat menentukan saat perancang kapal hendak mebuat kapal, karena dengan
ukuran utama tersebut banyak hal yang akan berkaitan dengannya agar kapal dapat
melaju dengan baik di laut.
3. 3
A. Panjang Kapal / L = Length
Pengertian panjang kapal dalam istilah perkapalan meliputi:
LOA (Length Over All)
Panjang keseluruhan dari kapal yang diukur dari ujung haluan hingga
buritan.
LPP (Length Between Perpendicular)
Panjang antara kedua garis tegak burutan dan garis tegak haluan yang
diukur pada garis air muat.
AP (After Perpendicular)
Garis tegak buritan yang diukur melalui linggi kemudi. Jika kapal tidak
memiliki linggi kemudi maka diukur pada garis sumbu poros kemudi.
FP (Fore Perpendicular)
Garis tegak yang dibuat melalui perpotongan antara linggi haluan dengan
garis air muat, sarat air kadang–kadang diukur dalam dua keadaan yaitu
pada keadaan kapal penuh muatan dan kapal pada keadaan kosong.
Midship
Titik tengah antara perpendiculars.
4. 4
LWL (Length of Water Line)
Jarak mendatar antara kedua ujung garis muat yang diukur dari titik
potong dengan linggi haluan sampai dengan titik perpotongan dengan
linggi buritan, diukur pada bagian luar linggi depan dan linggi belakang.
Jadi tidak termasuk tebal kulit lambung.
LC (Length of The Carene)
Panjang maksimum draft / sarat kapal yang diukur pada karis air muat,
termasuk kulit luar lambung kapal. Adalah panjang yang dijadikan
asumsi untuk mengisi carane / badan kapal yang tercelup air.
B. Lebar Kapal / B = Breath
B (Breath Moulded)
Lebar yang direncanakan, adalah jarak mendatar antar gading tengah
sebelah kanan dengan gading tengah sebelah kiri kapal yang diukur pada
bagian luar gading.
Bwl (Breath at The Water Line)
Lebar yang terbesar pada garis muat.
Boa (Breath Over All)
Lebar terbesar dari kapal, yang diukur dari kulit lambung kapal di
samping kiri sampai kulit lambung kapal di sampaing kanan. Jika ada
bagian geladak yang menonjol keluar , sampai melampaui lambung kapal
maka yang dipakai adalah adalah [B max] adalah lebar geladak yang
dimaksud.
5. 5
C. Tinggi Kapal / H = Depth
H (Tinggi Kapal)
Tinggi kapal yang dihitung dari jarak tegak dari garis dasar sampai garis
geladakterendah di tepi, diukur ditengah–tengah kapal (Midship)
H max (Tinggi Kapal maksimum)
Tinggi terbesar dari lambung kapal yang terendam didalam air yang
diukur daris garis air muat sampai bagian yang terendah pada saat even
keel / sarat rata maka sarat kapal berlaku untuk seluruh panjang kapal.
Pada saat kapal trim / beban tidak rata maka ada beberapa sarat.
D. Sarat Kapal / T = Draft
T (Sarat)
Sarat kapal yang diukur dari garis dasar sampai garis air muat
T max (Sarat maksimum)
Tinggi terbesar dari lambung kapal yang terendam di dalam air yang
diukur daris garis air muat sampai bagian yang terendah pada saat even
keel / sarat rata maka sarat kapal berlaku untuk seluruh panjang kapal.
Pada saat kapal trim / beban tidak rata maka ada beberapa sarat
TF (fore draft)
Merupakan sarat di haluan kapal yang diukur pada FP (forward
perpendicular).
TA (aft draft)
Merupakan sarat di buritan kapal yangdiukur padaAP (after
perpendicular).
6. 6
TM (mean draft)
Merupakan sarat rata‐rata (TF+TA)/2 dan selisih antara TF danTA disebut
Trim dari kapal.
Trim by bow
Trim haluan kapal dimana TF>TA
Trim by bow sedapatnya dihindari karena dapat memberi tambahan
tahanan kapal dan baling‐baling kapal keluar dari permukaan air.
Trim by stern
Trim buritan kapal dimana TF<TA
Trim by stern memberi freeboard yang lebih tinggi dibagian haluan
(bow) dan sesuai untuk kecepatan yang besar.
E. Perbandingan Ukuran Utama Kapal dan Pengaruhnya terhadap
Perencanaan Kapal
1. Panjang kapal (L)
Terutama mempunyai pengaruh pada kecepatan kapal dan pada
kekuatan memanjang kapal. Penambahan panjang L pada umumnya
akan,
a. Mengurangi tahanan yang diderita pada displacement tetap
b. Mengurangi kekuatan memanjang kapal.
c. Mengurangi kemampuan gerak kapal (manuver).
d. Mengurangi penggunaan fasilitas dok galangan dan terusan.
Pengurangan panjang L pada displacement tetap akan menyebabkan
ruangan badan kapal yang bertambah besar.
Perbandingan L/B yang besar terutama sesuai untuk kapal-
kapal dengan kecepatan yang tinggi dan mempunyai perbandingan
ruangan yang baik akan tetapi mengurangi kemampuan olah gerak
kapal dan mengurangi pula stabilitas kapal.
Perbandingan L/B yang kecil memberikan kemampuan
stabilitas yang lebih baik akan tetapi dapat juga menambah tahanan
kapal.
Perbandingan L/H terutama mempunyai pengaruh terhadap
kekuatan memanjang kapal. Untuk harga L/H yang besar akan
mengurangi kekuatan memanjang kapal sebaliknya untuk harga L/H
yang kecil akan menambah kekuatan memanjang kapal.
Oleh karena itu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) 1968
memberi persyaratan sebagai berikut: L/H = 14 untuk daerah
pelayaran Samudra, L/H = 15 untuk daerah pelayaran Pantai, L/H =
17 untuk daerah pelayaran Lokal, L/H = 18 untuk daerah pelayaran
Terbatas.
Dari ketentuan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa
daerah yang mempunyai gelombang besar atau pengaruh-pengaruh
luar lainnya yang lebih besar sebuah kapal mempunyai persyaratan
harga perbandingan L/H yang lebih kecil.
7. 7
2. Lebar kapal (B)
Terutama mempunyai pengaruh pada tinggi metasentra
(metancentre). Panjang kapal dan sarat kapal tetap akan menyebabkan
kenaikan tinggi matecentre MG. Penambahan lebar pada umumnya
digunakan untuk mendapatkan penambahan ruangan badan kapal.
Akan tetapi hal ini juga mempunyai kerugian karena dapat
mengurangi penggunaan fasilitas terusan, dok dan galangan.
Perbandingan B/T terutama mempunyai pengaruh pada
stabilitas kapal. Harga perbandingan B/T yang rendah terutama akan
mengurangi stabilitas kapal. Sebaliknya harga perbandingan B/T yang
tinggi akan membuat stabilitas kapal menjadi lebih baik. Untuk kapal-
kapal sungai harga perbandingan B/T dapat diambil sangat besar.
Karena harga T dibatasi oleh dalam sungai yang pada umumnya
sudah tertentu.
3. Tinggi dek (H)
Terutama mempunyai pengaruh pada tinggi titik berat kapal
centre of gravity (KG) dan juga pada kekuatan kapal kapal serta
ruangan dalam kapal.
Penambahan tinggi dek/H pada umumnya akan menyebabkan
kenaikan KG sehingga tinggi metacentre MG berkurang.
4. Sarat kapal (T)
Terutama mempunyai pengaruh pada tinggi centre of
buoyancy (KB). Panjang kapal dan lebar kapal tetap pada umumnya
menyebabkan kenaikan harga KB. Penambahan sarat selalu
dihindarkan karena dapat disinggahi. Daerah pelayaran menjadi
terbatas serta penggunaan fasilitas perbaikan, dok, galangan dan
terusan menjadi berkurang pula.
Perbandingan H/T, terutama berhubungan dengan reserve
displacement atau daya apung cadangan. Harga H/T yang besar dapat
dijumpai pada kapal-kapal penumpang. Harga H-T disebut lambung
timbul (freeboard), dimana secara sederhana dapat disebutkan bahwa
lambung timbul adalah tinggi tepi dek dari permukaan air.
8. 8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ukuran-ukuran utama kapal adalah untuk menentukan ukuran besar kecilnya
kapal dan digunakan sebagai dasar untuk perencanaan serta pembuatan kapal.
Ukuran utama kapal terdiri dari,
A. Panjang Kapal / L = Length
Pengertian panjang kapal dalam istilah perkapalan meliputi:
LOA (Length Over All)
LPP (Length Between Perpendicular)
AP (After Perpendicular)
FP (Fore Perpendicular)
LWL (Length of Water Line)
LC (Length of The Carene)
B. Lebar Kapal / B = Breath
Pengertian lebar kapal dalam istilah perkapalan meliputi:
B (Breath Moulded)
Bwl (Breath at The Water Line)
Boa (Breath Over All)
C. Tinggi Kapal / H = Depth
Pengertian tinggi kapal dalam istilah perkapalan meliputi:
H (Tinggi Kapal)
H max (Tinggi Kapal maksimum)
D. Sarat Kapal / T = Draft
Pengertian sarat kapal dalam istilah perkapalan meliputi:
T (Sarat)
T max (Sarat maksimum)
Dalam sebuah proses perencanaan kapal, perbandingan ukuran utama kapal
akan memiliki pengaruh terhadap berbagai hal.
a. Panjang kapal (L) dan perbandingannya dengan ukuran utama lain
mempunyai pengaruh pada kecepatan kapal, kekuatan memanjang kapal,
kemampuan olah gerak kapal dan stabilitas kapal.
b. Lebar kapal (B) dan perbandingannya dengan ukuran utama lain mempunyai
pengaruh pada tinggi metasentra, ruangan badan kapal, penggunaan fasilitas
terusan, dok dan galangan, stabilitas kapal.
c. Tinggi dek (H) dan perbandingannya dengan ukuran utama lain mempunyai
pengaruh pada tinggi titik berat kapal centre of gravity dan juga pada
kekuatan kapal kapal serta ruangan dalam kapal.
d. Sarat kapal (T) dan perbandingannya dengan ukuran utama lain mempunyai
pengaruh pada tinggi centre of buoyancy, daya apung cadangan.