SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
1. Latar Belakang
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome)
adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya system
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV; atau infeksi virus virus lain yang mirip yang
menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan Iain-lain). Virusnya sendiri bernama Human
Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada
tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik
ataupun mudah terkena rumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit
dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti
darah, air mani, cairan vagina, cairan presemmal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi
melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang
terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk
kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut. Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan
terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi
tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh
unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada
penderita AIDS. HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko
lebih besar menderita kanker seperti sarkoma kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem
kekebalan yang disebut limfoma. Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik;
seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan,
merasa lemah, serta penurunan berat badan. Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien
AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis
tempat hidup pasien.
Virus HIV diklasifikasikan ke dalam golongan lentivirus atau retroviridae. Virus ini secara
material genetik adalah virus RNA yang tergantung pada enzim reverse transcriptase untuk dapat
menginfeksi sel mamalia, termasuk manusia, dan menimbulkan kelainan patologi secara lambat.
Virus ini terdiri dari 2 grup, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing grup mempunyai lagi
berbagai subtipe, dan masing-masing subtipe secara evolusi yang cepat mengalami mutasi.
Diantara kedua grup tersebut, yang paling banyak menimbulkan kelainan dan lebih ganas di
seluruh dunia adalah grup HIV-1. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dianggap sebagai
virus penyebab AIDS. Virus ini termaksuk dalam retrovirus anggota subfamili lentivirinae. Ciri
khas morfologi yang unik dari HIV adalah adanya nukleoid yang berbentuk silindris dalam
virion matur. Virus ini mengandung 3 gen yang dibutuhkan untuk replikasi retrovirus yaitu gag,
pol, env. Terdapat lebih dari 6 gen tambahan pengatur ekspresi virus yang penting dalam
patogenesis penyakit. Satu protein replikasi fase awal yaitu protein Tat, berfungsi dalam
transaktivasi dimana produk gen virus terlibat dalam aktivasi transkripsional dari gen virus
lainnya. Transaktivasi pada HIV sangat efisien untuk menentukan virulensi dari infeksi HIV.
Protein Rev dibutuhkan untuk ekspresi protein struktural virus. Rev membantu keluarnya
transkrip virus yang terlepas dari nukleus. Protein Nef menginduksi produksi khemokin oleh
makrofag, yang dapat menginfeksi sel yang lain.
Dari tahun muncul 1980an telah banyak korban dikarenakan jaman dahulu belum mempunyai
teknologi yang mendukung HIV/AIDS di dunia mencapai 33juta orang tapi berikut data spesifik
yang berhasil dihimpun dari beberapa sumber, menurut WHO Global Summary of the AIDS
epidemic 2009 mengatakan bahwa jumlah orang yang terjangkit virus HIV mencapai 33,3 juta
orang dan yang meninggal akibat penyakit AIDS pada tahun 2009 mencapai 1,8 juta orang.
Menurut Ditjen PPM & PL Depkes RI Statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia Secara kumulatif
kasus AIDS 1 Januari 1987 s.d. 31 Maret 2010, adalah berjumlah 20564 orang dan yang
meninggal dunia berjumlah 3936 orang.
1. Rumusan Masalah
2. Apa host, agen, dan environment penyakit HIV/AIDS?
3. Bagaimana riwayat alamiah penyakit HIV/AIDS?
4. Bagaimana cara pencegahan penyakit HIV/AIDS?
1. Tujuan
2. Mengetahui dan mengidentifikasi host, agen, dan environment penyakit HIV/AIDS
3. Mengetahui dan mengidentifikasi riwayat alamiah penyakit HIV/AIDS
4. Mengetahui cara pencegahan penyakit HIV/AIDS
BAB II
PEMBAHASAN
1. HOST, AGENT, ENVIRONMENT
2. Pengertian host, agent, environment
Proses terjadinya penyakit di sebabkan adanya interaksi antara “agent” atau factor penyebab
penyakit, manusia sebagai “host” dan factor lingkungan “environment” yang mendukung. Ketiga
factor tersebut dikenal sebagai trias penyebab penyakit. Ketidak seimbangan antara ketiga factor
tersebut dapat menimbulkan terjadinya penyakit.
1. Faktor host
Host atau pejamu adalah keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi factor resiko
untuk terjadinya penyakit. Factor ini disebut factor intrinsic. Host biasanya berupa manusia atau
hewan yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah penyakit.
1. Faktor agent
Agen merupakan semua unsur atau elemen hidup maupun tidak hidup yang kehadirannya atau
ketidakhadirannya bila diikuti dengan kontak yang efektif dengan pejamu (host) yang rentan
dalam keadaan yang memungkinkan akan menjadi stimuli untuk menyebabkan terjadinya proses
penyakit. Faktor agent antara lain:
 Agent biologis : virus, bakteri, jamur, protozoa, dan lain-lain
 Agent kimia : pestisida, obat-obatan, limbah industry dan lain-lain
 Agent nutrisi : karbohidrat, protein, vitamin, dan lain-lain
 Agent mekanik : kecelakaan jalan raya
 Agent fisik : suhu, radiasi, tekanan udara, suhu dan lain-lain
1. Faktor environment
Factor environment di sebut juga sebagai factor ekstrinsik. Faktor lingkungan adalah segala
sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi di luar manusia atau hewan yang menyebabkan atau
memungkinkan penularan penyakit. Secara garis besar dapat dibagi dalam tiga bagian utama
yaitu :
 Lingkungan fisik
Lingkungan fisik merupakan keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia
baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia.
Lingkungan fisik meliputi :
 Udara, keadaan cuaca, geografis dan geologis
 Air sebagai sumber kehidupan
 Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air radiasi dan lain sebagainya.
 Lingkungan sosial
Lingkungan sosial merupakan semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistim
organisasi, serta institusi peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk
masyarakat tersebut. Meliputi :
 Sistem hukum, administrasi, kehidupan sosial politik, serta sistem ekonomi yang berlaku
 Pekerjaan
 Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat
 Kepadatan penduduk, serta kepadatan rumah tangga
 Perkembangan ekonomi
 Lingkungan Biologis
Merupakan semua mahluk hidup yang berada disekitar manusia yaitu flora dan fauna dan
memegang peranan penting dalam interaksi antara manusia (pejamu) dengan unsur penyebab
(agen).
2. Host, Agent, dan Environment Penyakit HIV/AIDS
 Factor Host
Factor host atau factor pejamu dari penyakit HIV/AIDS adalah manusia. Manusia yang menjadi
korban penyakit ini tidak menentu bisa laki-laki bisa juga perempuan. Namun biasanya penyakit
ini menyerang lebih banyak pada perempuan karena faktor anatomis biologis dan faktor
sosiologis gender. Perempuan cenderung menjadi korban tindakan asusila seperti pemerkosaan,
selain itu banyak kaum wanita yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial. Salah satu situs
berita internet “dream.co.id” pernah memberitakan seorang pria playboy yang meninggal karena
HIV memiliki mantan kekasih sebanyak 40 orang, kemungkinan tertularnya HIV pada 40 wanita
tersebut sangatlah besar. Sangat jelas wanita lebih rentan terkenan penyakit HIV/AIDS. Ratio
jenis kelamin pria dan wanita di negara pola I adalah 10 :1. karena sebagian besar penderita
adalah kaum homoseksual sedangkan di negara pola II rationya adalah 1 : 1.
Dari segi umur remaja lebih rentan terjangkit virus HIV dibandingkan dengan anak-anak ataupun
orang dewasa, hal ini disebabkan karena pergaulan bebas. Perilaku yang penuh dengan
kebebasan seringkali mengarah pada kenakalan yang sangat mencemaskan dan Sangat
menyedihkan saat perilaku ini mengakibatkan tingginya jumlah penyimpangan dikalangan
remaja. Penyimpangan-penyimpangan yang kasusnya makin marak adalah pergaulan bebas atau
lebih spesifiknya disebut seks bebas. Sedangkan distribusi golongan umur penderita AIDS Di
Amerika Serikat Eropah, Afrika dan Asia tidak jauh berbeda. Kelompok terbesar berada pada
umur 30-39 tahun. Mereka termasuk kelompok umur yang aktif melakukan bubungan seksual.
Hal ini membuktikan bahwa transmisi seksual baik homo maupun heteseksual merupakan pola
transmisi utama. Mengingat masa inkubasi AIDS yang berkisar dari 5 tahun ke atas maka infeksi
terbesar terjadi pada kelompok umur muda/seksual paling aktif yaitu 20-30 tahun. Pada tahun
2000 diperkirakan Virus AIDS menular pada 110 juta orang dewasa dan 110 juta anak-anak.
Hampir 50% dari 110 juta orang itu adalah remaja dan dewasa muda usia 13 -25 tahun.
Informasi yang diperoleh dari Pusat AIDS International fakultas Kesehatan Masyarakatat
Universitas Harvard, Amerika Serikat sejumlah orang yang terinfeksi virus AIDS yang telah
berkembang secara penuh akan meningkat 10 kali lipat.
Kelompok masyarakat beresiko tinggi adalah mereka yang melakukan hubungan seksual dengan
banyak mitra seks (promiskuitas). kaum homoseksual/biseksual. kaum heteroseksual golongan
pernyalahguna narkotik suntik. Penerima transfusi darah termasuk penderita hemofilia dan
penyakit-penyakit darah, anak dan bayi yang lahir dari ibu pengidap HIV. Kelompok
homoseksual/biseksual adalah kelompok terbesar pengidap HIV di Amerika Serikat. Prevalensi
HIV dikalangan ini terus meningkat dengan pesat.Di SanFransisco pada tahun 1978 hanya 4%
kaum homoseksual yang mengidap HIV. 3 tahun kemudian menjadi 24% dan 8 tahun kemudian
menjadi 80%. Kelompok heteroseksual lebih menonjol di Afrika dimana prevalensi. HIV pada
kaum laki-laki dan wanita hamil di Afrika pada tahun 1981 mencapai 18%. Kelompok
penyalahguna narkotik suntik di Eropah meliputi 11% dan di Amerika Serikat 25% dari seluruh
kasus AIDS. 2) Factor Agent
HIV merupakan virus penyebab AIDS termasuk Retrovirus yang mudah mengalami mutasi
sehingga sulit untuk membuat obat yang dapat membunuh virus tersebut. Daya penularan
pengidap HIV tergantung pada sejumlah virus yang ada didalam darahnya, semakin
tinggi/semakin banyak virus dalam darahnya semakin tinggi daya penularannya sehingga
penyakitnya juga semakin parah. Virus HIV atau virus AIDS, sebagaimana Virus lainnya
sebenarnya sangat lemah dan mudah mati di luar tubuh. Virus akan mati bila dipanaskan sampai
temperatur 60° selama 30 menit, dan lebih cepat dengan mendidihkan air. Seperti kebanyakan
virus lain, virus AIDS ini dapat dihancurkan dengan detergen yang dikonsentrasikan dan dapat
dinonaktifkan dengan radiasi yang digunakan untuk mensterilkan peralatan medis atau peralatan
lain.
Faktor pembawa dari penyakit AIDS adalah virus HIV (Immunodeficiency Virus). Virus ini
dapat ditularkan melalui hubungan badan dengan seorang yang telah positif terjangkit virus HIV
sebelumnya, dapat pula ditularkan melalui jarum suntik yang tidak steril dan melalui transfuse
darah.
 Factor Enviroment
Lingkungan biologis, sosial, ekonomi, budaya dan agama sangat menentukan penyebaran AIDS.
Lingkungan biologis adanya riwata ulkus genitalis, Herpes Simpleks dan STS (Serum Test for
Sypphilis) yang positip akan meningkatkan prevalensi HIV karena luka-luka ini menjadi tempat
masuknya HIV. Faktor biologis lainnya adalah penggunaan obat KB. Pada para WTS di Nairobi
terbukti bahwa kelompok yang menggunakan obat KB mempunyai prevalensi HIV lebih tinggi
Lingkungan sosial yang buruk seperti pergaulan bebas dapat meningkatkan resiko terkena
HIV/AIDS. Pergaulan bebas di pengaruhi oleh laju budaya yang berpindah, yaitu budaya barat
termasuk seks bebas yang masuk ke budaya timuran termasuk Indonesia atau di sebut juga
globalisasi.
lingkungan agama sangat mempengaruhi penyebaran HIV. Orang yang pengetahuan agamanya
rendah biasanya suka melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang di dalam ajaran agama
seperti zina, maksiat dan lain-lain. di Indonesia penyakit HIV/AIDS dipandang sebagai penyakit
akibat dosa.
Lingkungan sosial ekonomi seperti pekerjaan juga ikut andil dalam penyebaran HIV. Pekerja
seks komersial atau PSK cenderung mudah terkena penyakit ini karena seringnya bergonta-ganti
pasangan seksual.
Faktor sosial, ekonomi, budaya dan agama sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual
masyarakat. Bila faktor-faktor ini mendukung pada perilaku seksual yang bebas akan
meningkatkan penularan HIV dalam masyarakat.
1. RIWAYAT ALAMIYAH PENYAKIT HIV/AIDS
Setiap orang yang menderita penyakit tertentu mempunyai riwayat perjalanan penyakitnya,
terutama penyakit kronis yang berlangsung bertahun-tahun.
Riwayat perjalanan penyakit alamiah merupakan proses perkembangan suatu penyakit tanpa
adanya intervensi yang dilakukan oleh manusia dengan sengaja dan terencana. Perjalanan
penyakit alamiah atau riwayat alamiah penyakit sebenarnya merupakan suatu “eksperimen”
dengan intervensi yang dilakukan oleh alam. “eksperimen” yang dilakuakn oleh ala mini
dianggap sebagai suatu eksperimen karena intervensi tidak dilakukan oleh peneliti secara sengaja
dan terencana.
1. Tahapan Riwayat Alamaiyah Penyakit HIV/AIDS
1) Tahap Pre Patogenesis
Tahap pre patogenesis tidak terjadi pada penyakit HIV AIDS. Hal ini karena penularan penyakit
HIV terjadi secara langsung (kontak langsung dengan penderita). HIV dapat menular dari suatu
satu manusia ke manusia lainnya melalui kontak cairan pada alat reproduksi, kontak darah
(misalnya trafusi darah, kontak luka, dll), penggunaan jarum suntik secara bergantian dan
kehamilan.
2) Tahap Patogenesis
Pada fase ini virus akan menghancurkan sebagian besar atau keseluruhan sistem imun penderita
dan penderita dapat dinyatakan positif mengidap AIDS. Gejala klinis pada orang dewasa ialah
jika ditemukan dua dari tiga gejala utama dan satu dari lima gejala minor. Gejala utamanya
antara lain demam berkepanjangan, penurunan berat badan lebih dari 10% dalam kurun waktu
tiga bulan, dan diare kronis selama lebih dari satu bulan secara berulang-ulang maupun terus
menerus. Gejala minornya yaitu batuk kronis selama lebih dari 1 bulan, munculnya Herpes
zoster secara berulang-ulang, infeksi pada mulut dan tenggorokan yang disebabkan oleh Candida
albicans, bercak-bercak gatal di seluruh tubuh, serta pembengkakan kelenjar getah bening secara
menetap di seluruh tubuh. Akibat rusaknya sistem kekebalan, penderita menjadi mudah terserang
penyakit-penyakit yang disebut penyakit oportunitis. Penyakit yang biasa menyerang orang
normal seperti flu, diare, gatal-gatal, dan lain-lain. Bisa menjadi penyakit yang mematikan di
tubuh seorang penderita AIDS.
1. Tahap Inkubasi
Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV sampai dengan
menunjukkan gejala-gejala AIDS. Waktu yang dibutuhkan rata-rata cukup lama dan dapat
mencapai kurang lebih 12 tahun dan semasa inkubasi penderita tidak menunjukkan gejala-gejala
sakit.Selama masa inkubasi ini penderita disebut penderita HIV. Pada fase ini terdapat masa
dimana virus HIV tidak dapat tedeteksi dengan pemeriksaan laboratorium kurang lebih 3 bulan
sejak tertular virus HIV. Selama masa inkubasi penderita HIV sudah berpotensi untuk
menularkan virus HIV kepada orang lain dengan berbagai cara sesuai pola transmisi virus HIV.
Mengingat masa inkubasi yang relatif lama, dan penderita HIV tidak menunjukkan gejala-gejala
sakit, maka sangat besar kemungkinan penularan terjadi pada fase inkubasi ini.
1. Tahap Penyakit Dini
Penderita mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat
mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV
akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebalan tubuhnya menurun/ lemah hingga
jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah
dengan menjalani uji antibody HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas
yang beresiko terkena virus HIV.
1. Tahap Penyakit Lanjut
Pada tahap ini penderita sudah tidak bisa melakukan aktivitas apa-apa. Penderita mengalami
nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk serta nyeri dada. Penderita mengalami jamur pada
rongga mulut dan kerongkongan.Terjadinya gangguan pada persyarafan central mengakibatkan
kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon
anggota gerak melambat. Pada sistem persyarafan ujung (peripheral) akan menimbulkan nyeri
dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang selalu mengalami tensi
darah rendah dan impotent.Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau
cacar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada
jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (folliculities), kulit
kering berbercak-bercak.
3) Tahap Post Patogenesis (Tahap Penyakit Akhir)
Fase ini merupakan fase terakhir dari perjalanan penyakit AIDS pada tubuh penderita. Fase akhir
dari penderita penyakit AIDS adalah meninggal dunia. Hampir tidak ada yang bisa sembuh dari
penyakit AIDS.
1. PENCEGAHAN PENYAKIT HIV/AIDS
“Mencegah lebih baik dari pada mengobati” memang sangat tepat saat membicarakan masalah
AIDS sebab sampai saat ini belum juga ditemukan cara perawatan, vaksin, maupun obat-obatan
yang dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh manusia. Oleh karenanya, mencegah penularan
HIV merupakan cara yang paling efektif untuk menghindari AIDS.
Pencegahan penyakit HIV/AIDS menekankan pada kebiasaaan hidup masyarakat agar tehindar
dari prilaku beresiko terjangkit virus HIV. Dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
menghindari HIV/AIDS adalah sebagai berikut:
1. Membiasakan Diri dengan Perilaku Seks yang Sehat
Sebagian besar penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual. Oleh karena itu, membiasakan
diri dengan perilaku seks yang sehat dapat menjauhkan diri dari penularan HIV. Misalnya,
dengan tidak berhubungan seks di luar nikah, tidak berganti-ganti pasangan, dan menggunakan
pengaman (terutama pada kelompok perilaku beresiko tinggi) sewaktu melakukan aktivitas
seksual.
2. Menggunakan Jarum Suntik dan Alat-alat Medis yang Steril
Para tenaga medis hendaknya memperhatikan alat-alat kesehatan yang mereka gunakan. Jarum
suntik yang digunakan harus terjamin sterilitasnya dan sebaiknya hanya sekali pakai. Jadi, setiap
kali menyuntik pasien, seorang tenaga medis harus memakai jarum suntik yang haru. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah penularan HIV melalui jarum suntik. Selain itu, penggunaan
sarung tangan lateks setiap kontak dengan cairan tubuh juga dapat memperkecil peluang
penularan HIV.
3. Menjauhi Segala Bentuk Penggunaan Narkoba
Para pangguna narkoba sangat rentan tertular HIV, terutama pengguna narkoba suntik. Fakta
menunjukkan bahwa penyebaran HIV di kalangan pengguna narkoba suntik tiga sampai lima kali
lebih cepat dibanding perilaku resiko lainnya.
4. Tidak Terima Transfusi Darah dari Orang yang Mengidap HIV
Pemeriksaan medis yang ketat pada setiap transfusi darah dapat mencegah penularan HIV.
Sebelum transfusi darah berlangsung, para ahli kesehatan sebaiknya melakukan tes HIV untuk
memastikan bahwa darah yang akan didonorkan bebas dari HIV.
5. Menganjurkan Wanita Pengidap HIV untuk Tidak Hamil
Meskipun hamil adalah hak setiap wanita, namun bagi wanita pengidap HIV dianjurkan untuk
tidak hamil. Sebab, wanita hamil pengidap HIV dapat menularkan virus kepada janin yang
dikandungnya. Jika ingin hamil, sebaiknya mereka selalu berkonsultasi dengan dokter.
Pencegahan menurut 3 pola penyebaran virus HIV :
1. Pencegahan Infeksi HIV Melaui Hubungan Seksual
HIV terdapat pada semua cairan tubuh penderita tetapi yang terbukti berperan dalam penularan
AIDS adalah mani, cairan vagina dan darah. HIV dapat menyebar melalui hubungan seksual pria
ke wanita, dari wanita ke pria dan dari pria ke pria. Setelah mengetahui cara penyebaran HIV
melaui hubungan seksual maka upaya pencegahan adalah dengan cara :
 Tidak melakukan hubungan seksual. Walaupun cara ini sangat efektif, namun tidak
mungkin dilaksanakan sebab seks merupakan kebutuhan biologis.
 Melakukan hubungan seksual hanya dengan seorang mitra seksual yang setia dan tidak
terinfeksi HIV (homogami)
 Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin
 Hindari hubungan seksual dengan kelompok rediko tinggi tertular AIDS.
 Tidak melakukan hubungan anogenital.
 Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual dengan kelompok
resiko tinggi tertular AIDS dan pengidap HIV.
2. Pencegahan Infeksi HIV Melalui Darah
Darah merupakan media yang cocok untuk hidup virus AIDS. Penularan AIDS melalui darah
terjadi dengan transfusi darah yang mengandung HIV, jarum suntik atau alat tusuk lainnya
(akupuntur, tato, tindik) bekas pakai orang yang mengidap HIV tanpa disterilkan dengan baik,
pisau cukur, gunting kuku atau sikat gigi bekas pakai orang yang mengidap virus HIV. Langkah-
langkah untuk mencegah terjadinya penularan melalui darah adalah:
 Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas HIV dengan jalan memeriksa
darah donor. Hal ini masih belum dapat dilaksanakan sebab memerlukan biaya yang tingi
serta peralatan canggih karena prevalensi HIV di Indonesia masih rendah, maka
pemeriksaan donor darah hanya dengan uji petik.
 Menghimbau kelompok resiko tinggi tertular AIDS untuk tidak menjadi donor darah.
Apabila terpaksa karena menolak, menjadi donor menyalahi kode etik, maka darah yang
dicurigai harus di buang.
 Jarum suntik dan alat tusuk yang lain harus disterilisasikan secara baku setiap kali habis
dipakai.
 Semua alat yang tercemar dengan cairan tubuh penderita AIDS harus disterillisasikan
secara baku.
 Kelompok penyalahgunaan narkotik harus menghentikan kebiasaan penyuntikan obat ke
dalam badannya serta menghentikan kebiasaan mengunakan jarum suntik bersama.
 Gunakan jarum suntik sekali pakai (disposable)
 Membakar semua alat bekas pakai pengidap HIV.
3. Pencegahan Infeksi HIV Melalui Ibu
Ibu hamil yang mengidap HIV dapat memindahkan virus tersebut kepada janinnya. Penularan
dapat terjadi pada waktu bayi di dalam kandungan, pada waktu persalinan dan sesudah bayi di
lahirkan. Upaya untuk mencegah agar tidak terjadi penularan hanya dengan himbauan agar ibu
yang terinfeksi HIV tidak hamil.
BAB III
KESIMPULAN
1. Proses terjadinya penyakit di sebabkan adanya interaksi antara “agent” atau factor
penyebab penyakit, manusia sebagai “host” dan factor lingkungan “environment” yang
mendukung.
2. Faktor host atau factor pejamu dari penyakit HIV/AIDS adalah manusia.
 Dari segi umur remaja dan orang dewasa yang paling beresiko
 Dari jenis kelamin wanita yang lebih beresiko
 Kelompok masyarakat beresiko tinggi adalah mereka yang melakukan hubungan seksual
dengan banyak mitra seks (promiskuitas)
3. Faktor pembawa atau faktor agent dari penyakit AIDS adalah virus HIV
(Immunodeficiency Virus)
4. Factor environment meliputi lingkungan biologis, sosial, ekonomi, budaya dan agama
sangat menentukan penyebaran AIDS.
5. Tahapan riwayat alamaiyah penyakit HIV/AIDS :
1) Tahap Pre Patogenesis
2) Tahap Patogenesis
3) Tahap Post Patogenesis (Tahap Penyakit Akhir)
6. Pencegahan penyakit HIV/AIDS terdiri dari :
7. Membiasakan diri dengan perilaku seks yang sehat
8. Menggunakan jarum suntik dan alat-alat medis yang steril
9. Menjauhi segala bentuk penggunaan narkoba
10. Tidak terima transfusi darah dari orang yang mengidap HIV
11. Menganjurkan wanita pengidap HIV untuk tidak hamil
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, eko. Anggraeni, dewi. 2002. Pengantar Epidemiologi. EGC : Jakarta
Bustan, M. Najib. 2012. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta : Jakarta
Ditjen PPM & PL Depkes RI. Data Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. 2010 Avaiable from
: http://www.aidsindonesia.or.id/repo/LT1Menkes2010.pdf ( 9 November 2014)
Noor. 1997. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Rineka Cipta : Jakarta
Notoatmojo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar. Rineka Cipta : Jakarta
WHO. Data AIDS International. 2011. Available from :
http://www.who.int/hiv/data/2009_global_summary.png ( 9 November 2014)

More Related Content

Similar to triad epid HIV.docx (20)

Askep_AIDS_Pd_Anak_Klp_1[1].doc
Askep_AIDS_Pd_Anak_Klp_1[1].docAskep_AIDS_Pd_Anak_Klp_1[1].doc
Askep_AIDS_Pd_Anak_Klp_1[1].doc
 
Makalah hiv
Makalah hivMakalah hiv
Makalah hiv
 
Makalah hiv aids
Makalah hiv aidsMakalah hiv aids
Makalah hiv aids
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
HIV AIDS
HIV AIDSHIV AIDS
HIV AIDS
 
Epid kelompok 1
Epid kelompok 1Epid kelompok 1
Epid kelompok 1
 
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARBAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
 
Hiv bumil
Hiv bumilHiv bumil
Hiv bumil
 
Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aids
 
Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aids
 
Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aids
 
Makalah penyakit menular
Makalah penyakit menularMakalah penyakit menular
Makalah penyakit menular
 
Makalah penyakit menular
Makalah penyakit menularMakalah penyakit menular
Makalah penyakit menular
 
HIV/AIDS
HIV/AIDSHIV/AIDS
HIV/AIDS
 
Makalah penjaskes
Makalah penjaskesMakalah penjaskes
Makalah penjaskes
 
Makalah hiv STIP WUNA
Makalah hiv STIP WUNA Makalah hiv STIP WUNA
Makalah hiv STIP WUNA
 
Makalah hiv
Makalah hivMakalah hiv
Makalah hiv
 
Ginekologi hiv aids
Ginekologi   hiv aidsGinekologi   hiv aids
Ginekologi hiv aids
 
tugas aplikom
tugas aplikomtugas aplikom
tugas aplikom
 
Lp dan askep hiv
Lp dan askep hivLp dan askep hiv
Lp dan askep hiv
 

Recently uploaded

PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

triad epid HIV.docx

  • 1. 1. Latar Belakang AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya system kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV; atau infeksi virus virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan Iain-lain). Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena rumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan presemmal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut. Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS. HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma. Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan. Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien. Virus HIV diklasifikasikan ke dalam golongan lentivirus atau retroviridae. Virus ini secara material genetik adalah virus RNA yang tergantung pada enzim reverse transcriptase untuk dapat menginfeksi sel mamalia, termasuk manusia, dan menimbulkan kelainan patologi secara lambat. Virus ini terdiri dari 2 grup, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing grup mempunyai lagi berbagai subtipe, dan masing-masing subtipe secara evolusi yang cepat mengalami mutasi. Diantara kedua grup tersebut, yang paling banyak menimbulkan kelainan dan lebih ganas di seluruh dunia adalah grup HIV-1. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dianggap sebagai virus penyebab AIDS. Virus ini termaksuk dalam retrovirus anggota subfamili lentivirinae. Ciri khas morfologi yang unik dari HIV adalah adanya nukleoid yang berbentuk silindris dalam virion matur. Virus ini mengandung 3 gen yang dibutuhkan untuk replikasi retrovirus yaitu gag, pol, env. Terdapat lebih dari 6 gen tambahan pengatur ekspresi virus yang penting dalam patogenesis penyakit. Satu protein replikasi fase awal yaitu protein Tat, berfungsi dalam transaktivasi dimana produk gen virus terlibat dalam aktivasi transkripsional dari gen virus lainnya. Transaktivasi pada HIV sangat efisien untuk menentukan virulensi dari infeksi HIV. Protein Rev dibutuhkan untuk ekspresi protein struktural virus. Rev membantu keluarnya transkrip virus yang terlepas dari nukleus. Protein Nef menginduksi produksi khemokin oleh makrofag, yang dapat menginfeksi sel yang lain.
  • 2. Dari tahun muncul 1980an telah banyak korban dikarenakan jaman dahulu belum mempunyai teknologi yang mendukung HIV/AIDS di dunia mencapai 33juta orang tapi berikut data spesifik yang berhasil dihimpun dari beberapa sumber, menurut WHO Global Summary of the AIDS epidemic 2009 mengatakan bahwa jumlah orang yang terjangkit virus HIV mencapai 33,3 juta orang dan yang meninggal akibat penyakit AIDS pada tahun 2009 mencapai 1,8 juta orang. Menurut Ditjen PPM & PL Depkes RI Statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia Secara kumulatif kasus AIDS 1 Januari 1987 s.d. 31 Maret 2010, adalah berjumlah 20564 orang dan yang meninggal dunia berjumlah 3936 orang. 1. Rumusan Masalah 2. Apa host, agen, dan environment penyakit HIV/AIDS? 3. Bagaimana riwayat alamiah penyakit HIV/AIDS? 4. Bagaimana cara pencegahan penyakit HIV/AIDS? 1. Tujuan 2. Mengetahui dan mengidentifikasi host, agen, dan environment penyakit HIV/AIDS 3. Mengetahui dan mengidentifikasi riwayat alamiah penyakit HIV/AIDS 4. Mengetahui cara pencegahan penyakit HIV/AIDS
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 1. HOST, AGENT, ENVIRONMENT 2. Pengertian host, agent, environment Proses terjadinya penyakit di sebabkan adanya interaksi antara “agent” atau factor penyebab penyakit, manusia sebagai “host” dan factor lingkungan “environment” yang mendukung. Ketiga factor tersebut dikenal sebagai trias penyebab penyakit. Ketidak seimbangan antara ketiga factor tersebut dapat menimbulkan terjadinya penyakit. 1. Faktor host Host atau pejamu adalah keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi factor resiko untuk terjadinya penyakit. Factor ini disebut factor intrinsic. Host biasanya berupa manusia atau hewan yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah penyakit. 1. Faktor agent
  • 4. Agen merupakan semua unsur atau elemen hidup maupun tidak hidup yang kehadirannya atau ketidakhadirannya bila diikuti dengan kontak yang efektif dengan pejamu (host) yang rentan dalam keadaan yang memungkinkan akan menjadi stimuli untuk menyebabkan terjadinya proses penyakit. Faktor agent antara lain:  Agent biologis : virus, bakteri, jamur, protozoa, dan lain-lain  Agent kimia : pestisida, obat-obatan, limbah industry dan lain-lain  Agent nutrisi : karbohidrat, protein, vitamin, dan lain-lain  Agent mekanik : kecelakaan jalan raya  Agent fisik : suhu, radiasi, tekanan udara, suhu dan lain-lain 1. Faktor environment Factor environment di sebut juga sebagai factor ekstrinsik. Faktor lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi di luar manusia atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit. Secara garis besar dapat dibagi dalam tiga bagian utama yaitu :  Lingkungan fisik Lingkungan fisik merupakan keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik meliputi :  Udara, keadaan cuaca, geografis dan geologis  Air sebagai sumber kehidupan  Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air radiasi dan lain sebagainya.  Lingkungan sosial Lingkungan sosial merupakan semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistim organisasi, serta institusi peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut. Meliputi :  Sistem hukum, administrasi, kehidupan sosial politik, serta sistem ekonomi yang berlaku  Pekerjaan  Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat  Kepadatan penduduk, serta kepadatan rumah tangga  Perkembangan ekonomi  Lingkungan Biologis
  • 5. Merupakan semua mahluk hidup yang berada disekitar manusia yaitu flora dan fauna dan memegang peranan penting dalam interaksi antara manusia (pejamu) dengan unsur penyebab (agen). 2. Host, Agent, dan Environment Penyakit HIV/AIDS  Factor Host Factor host atau factor pejamu dari penyakit HIV/AIDS adalah manusia. Manusia yang menjadi korban penyakit ini tidak menentu bisa laki-laki bisa juga perempuan. Namun biasanya penyakit ini menyerang lebih banyak pada perempuan karena faktor anatomis biologis dan faktor sosiologis gender. Perempuan cenderung menjadi korban tindakan asusila seperti pemerkosaan, selain itu banyak kaum wanita yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial. Salah satu situs berita internet “dream.co.id” pernah memberitakan seorang pria playboy yang meninggal karena HIV memiliki mantan kekasih sebanyak 40 orang, kemungkinan tertularnya HIV pada 40 wanita tersebut sangatlah besar. Sangat jelas wanita lebih rentan terkenan penyakit HIV/AIDS. Ratio jenis kelamin pria dan wanita di negara pola I adalah 10 :1. karena sebagian besar penderita adalah kaum homoseksual sedangkan di negara pola II rationya adalah 1 : 1. Dari segi umur remaja lebih rentan terjangkit virus HIV dibandingkan dengan anak-anak ataupun orang dewasa, hal ini disebabkan karena pergaulan bebas. Perilaku yang penuh dengan kebebasan seringkali mengarah pada kenakalan yang sangat mencemaskan dan Sangat menyedihkan saat perilaku ini mengakibatkan tingginya jumlah penyimpangan dikalangan remaja. Penyimpangan-penyimpangan yang kasusnya makin marak adalah pergaulan bebas atau lebih spesifiknya disebut seks bebas. Sedangkan distribusi golongan umur penderita AIDS Di Amerika Serikat Eropah, Afrika dan Asia tidak jauh berbeda. Kelompok terbesar berada pada umur 30-39 tahun. Mereka termasuk kelompok umur yang aktif melakukan bubungan seksual. Hal ini membuktikan bahwa transmisi seksual baik homo maupun heteseksual merupakan pola transmisi utama. Mengingat masa inkubasi AIDS yang berkisar dari 5 tahun ke atas maka infeksi terbesar terjadi pada kelompok umur muda/seksual paling aktif yaitu 20-30 tahun. Pada tahun 2000 diperkirakan Virus AIDS menular pada 110 juta orang dewasa dan 110 juta anak-anak. Hampir 50% dari 110 juta orang itu adalah remaja dan dewasa muda usia 13 -25 tahun. Informasi yang diperoleh dari Pusat AIDS International fakultas Kesehatan Masyarakatat
  • 6. Universitas Harvard, Amerika Serikat sejumlah orang yang terinfeksi virus AIDS yang telah berkembang secara penuh akan meningkat 10 kali lipat. Kelompok masyarakat beresiko tinggi adalah mereka yang melakukan hubungan seksual dengan banyak mitra seks (promiskuitas). kaum homoseksual/biseksual. kaum heteroseksual golongan pernyalahguna narkotik suntik. Penerima transfusi darah termasuk penderita hemofilia dan penyakit-penyakit darah, anak dan bayi yang lahir dari ibu pengidap HIV. Kelompok homoseksual/biseksual adalah kelompok terbesar pengidap HIV di Amerika Serikat. Prevalensi HIV dikalangan ini terus meningkat dengan pesat.Di SanFransisco pada tahun 1978 hanya 4% kaum homoseksual yang mengidap HIV. 3 tahun kemudian menjadi 24% dan 8 tahun kemudian menjadi 80%. Kelompok heteroseksual lebih menonjol di Afrika dimana prevalensi. HIV pada kaum laki-laki dan wanita hamil di Afrika pada tahun 1981 mencapai 18%. Kelompok penyalahguna narkotik suntik di Eropah meliputi 11% dan di Amerika Serikat 25% dari seluruh kasus AIDS. 2) Factor Agent HIV merupakan virus penyebab AIDS termasuk Retrovirus yang mudah mengalami mutasi sehingga sulit untuk membuat obat yang dapat membunuh virus tersebut. Daya penularan pengidap HIV tergantung pada sejumlah virus yang ada didalam darahnya, semakin tinggi/semakin banyak virus dalam darahnya semakin tinggi daya penularannya sehingga penyakitnya juga semakin parah. Virus HIV atau virus AIDS, sebagaimana Virus lainnya sebenarnya sangat lemah dan mudah mati di luar tubuh. Virus akan mati bila dipanaskan sampai temperatur 60° selama 30 menit, dan lebih cepat dengan mendidihkan air. Seperti kebanyakan virus lain, virus AIDS ini dapat dihancurkan dengan detergen yang dikonsentrasikan dan dapat dinonaktifkan dengan radiasi yang digunakan untuk mensterilkan peralatan medis atau peralatan lain. Faktor pembawa dari penyakit AIDS adalah virus HIV (Immunodeficiency Virus). Virus ini dapat ditularkan melalui hubungan badan dengan seorang yang telah positif terjangkit virus HIV sebelumnya, dapat pula ditularkan melalui jarum suntik yang tidak steril dan melalui transfuse darah.  Factor Enviroment Lingkungan biologis, sosial, ekonomi, budaya dan agama sangat menentukan penyebaran AIDS. Lingkungan biologis adanya riwata ulkus genitalis, Herpes Simpleks dan STS (Serum Test for Sypphilis) yang positip akan meningkatkan prevalensi HIV karena luka-luka ini menjadi tempat masuknya HIV. Faktor biologis lainnya adalah penggunaan obat KB. Pada para WTS di Nairobi terbukti bahwa kelompok yang menggunakan obat KB mempunyai prevalensi HIV lebih tinggi Lingkungan sosial yang buruk seperti pergaulan bebas dapat meningkatkan resiko terkena HIV/AIDS. Pergaulan bebas di pengaruhi oleh laju budaya yang berpindah, yaitu budaya barat termasuk seks bebas yang masuk ke budaya timuran termasuk Indonesia atau di sebut juga globalisasi.
  • 7. lingkungan agama sangat mempengaruhi penyebaran HIV. Orang yang pengetahuan agamanya rendah biasanya suka melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang di dalam ajaran agama seperti zina, maksiat dan lain-lain. di Indonesia penyakit HIV/AIDS dipandang sebagai penyakit akibat dosa. Lingkungan sosial ekonomi seperti pekerjaan juga ikut andil dalam penyebaran HIV. Pekerja seks komersial atau PSK cenderung mudah terkena penyakit ini karena seringnya bergonta-ganti pasangan seksual. Faktor sosial, ekonomi, budaya dan agama sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual masyarakat. Bila faktor-faktor ini mendukung pada perilaku seksual yang bebas akan meningkatkan penularan HIV dalam masyarakat. 1. RIWAYAT ALAMIYAH PENYAKIT HIV/AIDS Setiap orang yang menderita penyakit tertentu mempunyai riwayat perjalanan penyakitnya, terutama penyakit kronis yang berlangsung bertahun-tahun. Riwayat perjalanan penyakit alamiah merupakan proses perkembangan suatu penyakit tanpa adanya intervensi yang dilakukan oleh manusia dengan sengaja dan terencana. Perjalanan penyakit alamiah atau riwayat alamiah penyakit sebenarnya merupakan suatu “eksperimen” dengan intervensi yang dilakukan oleh alam. “eksperimen” yang dilakuakn oleh ala mini dianggap sebagai suatu eksperimen karena intervensi tidak dilakukan oleh peneliti secara sengaja dan terencana. 1. Tahapan Riwayat Alamaiyah Penyakit HIV/AIDS 1) Tahap Pre Patogenesis Tahap pre patogenesis tidak terjadi pada penyakit HIV AIDS. Hal ini karena penularan penyakit HIV terjadi secara langsung (kontak langsung dengan penderita). HIV dapat menular dari suatu satu manusia ke manusia lainnya melalui kontak cairan pada alat reproduksi, kontak darah (misalnya trafusi darah, kontak luka, dll), penggunaan jarum suntik secara bergantian dan kehamilan. 2) Tahap Patogenesis
  • 8. Pada fase ini virus akan menghancurkan sebagian besar atau keseluruhan sistem imun penderita dan penderita dapat dinyatakan positif mengidap AIDS. Gejala klinis pada orang dewasa ialah jika ditemukan dua dari tiga gejala utama dan satu dari lima gejala minor. Gejala utamanya antara lain demam berkepanjangan, penurunan berat badan lebih dari 10% dalam kurun waktu tiga bulan, dan diare kronis selama lebih dari satu bulan secara berulang-ulang maupun terus menerus. Gejala minornya yaitu batuk kronis selama lebih dari 1 bulan, munculnya Herpes zoster secara berulang-ulang, infeksi pada mulut dan tenggorokan yang disebabkan oleh Candida albicans, bercak-bercak gatal di seluruh tubuh, serta pembengkakan kelenjar getah bening secara menetap di seluruh tubuh. Akibat rusaknya sistem kekebalan, penderita menjadi mudah terserang penyakit-penyakit yang disebut penyakit oportunitis. Penyakit yang biasa menyerang orang normal seperti flu, diare, gatal-gatal, dan lain-lain. Bisa menjadi penyakit yang mematikan di tubuh seorang penderita AIDS. 1. Tahap Inkubasi Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV sampai dengan menunjukkan gejala-gejala AIDS. Waktu yang dibutuhkan rata-rata cukup lama dan dapat mencapai kurang lebih 12 tahun dan semasa inkubasi penderita tidak menunjukkan gejala-gejala sakit.Selama masa inkubasi ini penderita disebut penderita HIV. Pada fase ini terdapat masa dimana virus HIV tidak dapat tedeteksi dengan pemeriksaan laboratorium kurang lebih 3 bulan sejak tertular virus HIV. Selama masa inkubasi penderita HIV sudah berpotensi untuk menularkan virus HIV kepada orang lain dengan berbagai cara sesuai pola transmisi virus HIV. Mengingat masa inkubasi yang relatif lama, dan penderita HIV tidak menunjukkan gejala-gejala sakit, maka sangat besar kemungkinan penularan terjadi pada fase inkubasi ini. 1. Tahap Penyakit Dini Penderita mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebalan tubuhnya menurun/ lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani uji antibody HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang beresiko terkena virus HIV. 1. Tahap Penyakit Lanjut Pada tahap ini penderita sudah tidak bisa melakukan aktivitas apa-apa. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk serta nyeri dada. Penderita mengalami jamur pada rongga mulut dan kerongkongan.Terjadinya gangguan pada persyarafan central mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada sistem persyarafan ujung (peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang selalu mengalami tensi darah rendah dan impotent.Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau cacar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada
  • 9. jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (folliculities), kulit kering berbercak-bercak. 3) Tahap Post Patogenesis (Tahap Penyakit Akhir) Fase ini merupakan fase terakhir dari perjalanan penyakit AIDS pada tubuh penderita. Fase akhir dari penderita penyakit AIDS adalah meninggal dunia. Hampir tidak ada yang bisa sembuh dari penyakit AIDS. 1. PENCEGAHAN PENYAKIT HIV/AIDS “Mencegah lebih baik dari pada mengobati” memang sangat tepat saat membicarakan masalah AIDS sebab sampai saat ini belum juga ditemukan cara perawatan, vaksin, maupun obat-obatan yang dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh manusia. Oleh karenanya, mencegah penularan HIV merupakan cara yang paling efektif untuk menghindari AIDS. Pencegahan penyakit HIV/AIDS menekankan pada kebiasaaan hidup masyarakat agar tehindar dari prilaku beresiko terjangkit virus HIV. Dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari HIV/AIDS adalah sebagai berikut: 1. Membiasakan Diri dengan Perilaku Seks yang Sehat Sebagian besar penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual. Oleh karena itu, membiasakan diri dengan perilaku seks yang sehat dapat menjauhkan diri dari penularan HIV. Misalnya, dengan tidak berhubungan seks di luar nikah, tidak berganti-ganti pasangan, dan menggunakan pengaman (terutama pada kelompok perilaku beresiko tinggi) sewaktu melakukan aktivitas seksual. 2. Menggunakan Jarum Suntik dan Alat-alat Medis yang Steril Para tenaga medis hendaknya memperhatikan alat-alat kesehatan yang mereka gunakan. Jarum suntik yang digunakan harus terjamin sterilitasnya dan sebaiknya hanya sekali pakai. Jadi, setiap kali menyuntik pasien, seorang tenaga medis harus memakai jarum suntik yang haru. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penularan HIV melalui jarum suntik. Selain itu, penggunaan sarung tangan lateks setiap kontak dengan cairan tubuh juga dapat memperkecil peluang penularan HIV. 3. Menjauhi Segala Bentuk Penggunaan Narkoba
  • 10. Para pangguna narkoba sangat rentan tertular HIV, terutama pengguna narkoba suntik. Fakta menunjukkan bahwa penyebaran HIV di kalangan pengguna narkoba suntik tiga sampai lima kali lebih cepat dibanding perilaku resiko lainnya. 4. Tidak Terima Transfusi Darah dari Orang yang Mengidap HIV Pemeriksaan medis yang ketat pada setiap transfusi darah dapat mencegah penularan HIV. Sebelum transfusi darah berlangsung, para ahli kesehatan sebaiknya melakukan tes HIV untuk memastikan bahwa darah yang akan didonorkan bebas dari HIV. 5. Menganjurkan Wanita Pengidap HIV untuk Tidak Hamil Meskipun hamil adalah hak setiap wanita, namun bagi wanita pengidap HIV dianjurkan untuk tidak hamil. Sebab, wanita hamil pengidap HIV dapat menularkan virus kepada janin yang dikandungnya. Jika ingin hamil, sebaiknya mereka selalu berkonsultasi dengan dokter. Pencegahan menurut 3 pola penyebaran virus HIV : 1. Pencegahan Infeksi HIV Melaui Hubungan Seksual HIV terdapat pada semua cairan tubuh penderita tetapi yang terbukti berperan dalam penularan AIDS adalah mani, cairan vagina dan darah. HIV dapat menyebar melalui hubungan seksual pria ke wanita, dari wanita ke pria dan dari pria ke pria. Setelah mengetahui cara penyebaran HIV melaui hubungan seksual maka upaya pencegahan adalah dengan cara :  Tidak melakukan hubungan seksual. Walaupun cara ini sangat efektif, namun tidak mungkin dilaksanakan sebab seks merupakan kebutuhan biologis.  Melakukan hubungan seksual hanya dengan seorang mitra seksual yang setia dan tidak terinfeksi HIV (homogami)  Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin  Hindari hubungan seksual dengan kelompok rediko tinggi tertular AIDS.  Tidak melakukan hubungan anogenital.  Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS dan pengidap HIV. 2. Pencegahan Infeksi HIV Melalui Darah Darah merupakan media yang cocok untuk hidup virus AIDS. Penularan AIDS melalui darah terjadi dengan transfusi darah yang mengandung HIV, jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik) bekas pakai orang yang mengidap HIV tanpa disterilkan dengan baik,
  • 11. pisau cukur, gunting kuku atau sikat gigi bekas pakai orang yang mengidap virus HIV. Langkah- langkah untuk mencegah terjadinya penularan melalui darah adalah:  Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas HIV dengan jalan memeriksa darah donor. Hal ini masih belum dapat dilaksanakan sebab memerlukan biaya yang tingi serta peralatan canggih karena prevalensi HIV di Indonesia masih rendah, maka pemeriksaan donor darah hanya dengan uji petik.  Menghimbau kelompok resiko tinggi tertular AIDS untuk tidak menjadi donor darah. Apabila terpaksa karena menolak, menjadi donor menyalahi kode etik, maka darah yang dicurigai harus di buang.  Jarum suntik dan alat tusuk yang lain harus disterilisasikan secara baku setiap kali habis dipakai.  Semua alat yang tercemar dengan cairan tubuh penderita AIDS harus disterillisasikan secara baku.  Kelompok penyalahgunaan narkotik harus menghentikan kebiasaan penyuntikan obat ke dalam badannya serta menghentikan kebiasaan mengunakan jarum suntik bersama.  Gunakan jarum suntik sekali pakai (disposable)  Membakar semua alat bekas pakai pengidap HIV. 3. Pencegahan Infeksi HIV Melalui Ibu Ibu hamil yang mengidap HIV dapat memindahkan virus tersebut kepada janinnya. Penularan dapat terjadi pada waktu bayi di dalam kandungan, pada waktu persalinan dan sesudah bayi di lahirkan. Upaya untuk mencegah agar tidak terjadi penularan hanya dengan himbauan agar ibu yang terinfeksi HIV tidak hamil.
  • 12. BAB III KESIMPULAN 1. Proses terjadinya penyakit di sebabkan adanya interaksi antara “agent” atau factor penyebab penyakit, manusia sebagai “host” dan factor lingkungan “environment” yang mendukung. 2. Faktor host atau factor pejamu dari penyakit HIV/AIDS adalah manusia.  Dari segi umur remaja dan orang dewasa yang paling beresiko  Dari jenis kelamin wanita yang lebih beresiko  Kelompok masyarakat beresiko tinggi adalah mereka yang melakukan hubungan seksual dengan banyak mitra seks (promiskuitas) 3. Faktor pembawa atau faktor agent dari penyakit AIDS adalah virus HIV (Immunodeficiency Virus) 4. Factor environment meliputi lingkungan biologis, sosial, ekonomi, budaya dan agama sangat menentukan penyebaran AIDS. 5. Tahapan riwayat alamaiyah penyakit HIV/AIDS : 1) Tahap Pre Patogenesis 2) Tahap Patogenesis 3) Tahap Post Patogenesis (Tahap Penyakit Akhir) 6. Pencegahan penyakit HIV/AIDS terdiri dari : 7. Membiasakan diri dengan perilaku seks yang sehat 8. Menggunakan jarum suntik dan alat-alat medis yang steril 9. Menjauhi segala bentuk penggunaan narkoba 10. Tidak terima transfusi darah dari orang yang mengidap HIV 11. Menganjurkan wanita pengidap HIV untuk tidak hamil
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Budiarto, eko. Anggraeni, dewi. 2002. Pengantar Epidemiologi. EGC : Jakarta Bustan, M. Najib. 2012. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta : Jakarta Ditjen PPM & PL Depkes RI. Data Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. 2010 Avaiable from : http://www.aidsindonesia.or.id/repo/LT1Menkes2010.pdf ( 9 November 2014) Noor. 1997. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Rineka Cipta : Jakarta Notoatmojo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar. Rineka Cipta : Jakarta WHO. Data AIDS International. 2011. Available from : http://www.who.int/hiv/data/2009_global_summary.png ( 9 November 2014)