2. DEFINISI
Gastroenteritis
(GE) adalah peradangan
("-itis") pada saluran pencernaan (mukosa)
("gastro"-) lambung
("entero"-) dan usus kecil
Gastroenteritis ditandai dengan buang air besar encer
sebanyak >3 kali dalam waktu 24 jam.
Gastroenteritis yang terjadi dalam waktu kurang dari
14 hari disebut akut dan jika lebih dari 30 hari maka
disebut kronis.
3. PATOFISIOLOGI GASTROENTERITIS
Gangguan osmotik
Kondisi ini berhubungan dengan
asupan makanan atau zat yang sulit
diserap oleh mukosa intestinal dan
menyebabkan peningkatan tekanan
osmotik dalam rongga usus sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit
ke dalam rongga usus. Isi rongga
usus yang berlebih akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
Respons inflamasi mukosa
Hal ini terjadi pada seluruh
permukaan intestinal akibat
produksi enterotoksin dari agen
infeksi sehingga memberikan
respons peningkatan aktivitas
sekresi air dan elektrolit oleh
dinding usus ke dalam rongga
usus yang selanjutnya
menimbulkan diare akibat
peningkatan isi rongga usus.
Gangguan motilitas usus.
Ketika peristaltik usus
meningkat, kesempatan usus
untuk menyerap makanan
berkurang sehingga
menimbulkan diare.
Sebaliknya, ketika peristaltik
usus menurun menyebabkan
bakteri timbul berlebihan yang
selanjutnya dapat
menimbulkan diare juga.
Secara umum kondisi peradangan pada gastrointestinal disebabkan oleh infeksi
pada mukosa.
Dengan melakukan invasi serta memproduksi sitotoksin dan enterotoksin.
Mekanisme ini menghasilkan peningkatan sekresi cairan dan atau menurunkan
absorpsi cairan sehingga terjadi kekurangan zat gizi dan elektrolit. Mekanisme
dasar yang menyebabkan diare, meliputi hal- hal sebagai berikut :
4. ETIOLOGI GASTROENTERITIS
infeksi virus.
Sekitar 50-70% dari seluruh kasus gastroenteritis. Rotavirus, norovirus,
adenovirus, dan astrovirus merupakan penyebab utama gastroenteritis
akibat infeksi virus.
Infeksi bakteri.
Sekitar 15-20% dari seluruh kasus gastroenteritis. Campylobacter jejuni
menjadi penyebab utama gastroenteritis akibat bakteri.
Infeksi parasit.
Sekitar 10-15% dari seluruh kasus gastroenteritis. Protozoa yang paling
sering mengakibatkan gastroenteritis adalah Giardia lamblia.
Toksisitas makanan.
Toksisitas dapat disebabkan oleh toksin yang dihasilkan mikroba (S.
aureus, B. cereus) dan post kolonisasi kuman/mikroba (V. cholera, C.
perfringens, enterotoxigenic, E. coli, Aeromonas).
Obat atau bahan makanan
tambahan
Meliputi koligernik, quinidine, sorbitol, laksatif (termasuk magnesium
pada antasida), antibiotik (berkaitan dengan flora normal).
Kondisi kelaparan atau perut
kosong
Kondisi kelaparan atau perut kosong dalam waktu lama, kemudian perut
diisi dengan makanan dan minuman dalam jumlah banyak, terutama
makanan yang mengandung lemak, banyak serat, atau terlalu manis
sehingga meningkatkan respon saluran gastrointestinal dan terjadi
peradangan.
5. TANDA DAN GEJALA
Gastroenteritis ditandai dengan buang air besar encer sebanyak >3 kali dalam waktu 24
jam.
Gastroenteritis biasanya disertai dengan mual, muntah, dan kejang perut. Tanda dan
gejala biasanya muncul 12–72 jam setelah terjangkit agen penginfeksi.
Jika disebabkan oleh virus, kondisi ini biasanya membaik dalam satu minggu.
Beberapa gejala yang diakibatkan oleh virus yaitu demam, letih, sakit kepala, dan nyeri
otot.
Jika feses mengandung darah, lebih besar gastroenteritis tersebut disebabkan oleh
bakteri.
Beberapa gejala yang diakibatkan oleh infeksi bakteri yaitu nyeri perut akut.
Hal ini dapat bertahan selama beberapa minggu. Infeksi berulang biasanya ditemukan di
tempat-tempat dengan sanitasi buruk.
Kondisi gizi kurang dan gizi buruk dapat memperparah kondisi gastroenteritis.
6. Diare yang berlangsung kurang dari 14
hari dengan pengeluaran feses lunak
atau cair, tidak mengandung darah,
serta terkadang disertai panas dan
muntah.
Diare persisten adalah diare yang
berlangsung lebih dari 14 hari. Diare
persisten tidak disebabkan oleh
penyebab mikroba tunggal, namun
gabungan dari beberapa mikroba.
KLASIFIKASI GASTROENTERITIS DENGAN
MANIFESTASI DIARE YAITU :
DIARE AKUT
(GASTROENTERITIS).
DIARE PERSISTEN.
DISENTRI.
Disentri adalah diare yang disertai
darah dalam feses. Penyebab utama
disentri akut yaitu Shigella.
7. Faktor perilaku
yang meliputi
1. Tidak terbiasa cuci tangan
menggunakan sabun sebelum
makan
2. Tidak ASI eksklusif dan bayi
diberi MP ASI terlalu dini.
3. Penggunaan botol susu yang
tidak higienis. Penyimpanan
makanan tidak higienis.
FAKTOR RISIKO
Kecenderungan
untuk diare
penyakit imunodefisiensi atau
imunosupresi, penderita campak,
serta kondisi gizi buruk.
Faktor lingkungan
yang meliputi
1. Kebersihan lingkungan
(sanitasi) yang buruk.
2. Ketersediaan air bersih
yang tidak memadai.
3. Fasilitas jamban kurang
baik atau tidak ada