SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
MEDIA MENGAJAR
Matematika
UNTUK SMP/MTs KELAS X
BENTUK ALJABAR DAN
OPERASINYASumber:
PETA KONSEP
Bentuk
Aljabar dan
Operasinya
Bentuk Aljabar dan
Unsur-Unsurnya
Operasi Bentuk
Aljabar
Suku Sejenis dan Tak Sejenis
Hasil Operasi Suku-Suku Bentuk Aljabar
Pecahan Bentuk Aljabar
Hasil Operasi Pecahan Bentuk Aljabar
Penjabaran Suku
Bentuk Aljabar
Hingga Suku Tiga
Penjabaran dan Pemfaktoran
Penyederhanaan
Pecahan Bentuk
Aljabar
Observasi
Aljabar merupakan
suatu kaidah
penghitungan di mana
bilangan yang digunakan
diperluas pengertiannya
menjadi bilangan tetap
(konstanta), koefi sien,
dan variabel (peubah)
sebagai pengganti dari
bilangan yang nilainya
tidak diketahui. Jadi,
aljabar digunakan dalam
penghitungan jika ada
nilai yang tidak
diketahui dalam suatu
operasi hitung.
Misalkan, Amir membeli 3 buah pensil dan membayar dengan selembar
uang Rp10.000,00 dan mendapat kembali Rp4.000,00. Berapa harga satu
buah pensil yang Amir beli? Atau bagaimana jika Amir membeli “x” buah
pensil dan membayar dengan uang Rp15.000,00 tanpa kembali?
Permasalahan seperti ini, dapat diselesaikan dengan kaidah aljabar. Pada
pertanyaan kedua, banyak pensil yang Amir beli adalah “x” buah.
Lambang “x” ini disebut sebagai variabel/peubah. Penggunaan
variabel/peubah digunakan dalam suatu penghitungan untuk mewakili
suatu nilai yang belum diketahui.
3.1 Mengenal Bentuk Aljabar
Mulai dari SMP/MTs kelas VII ini, kamu akan diperkenalkan dengan topik baru yang
dikenal dengan nama atau istilah aljabar. Dalam pelajaran selanjutnya kita akan sering
berhubungan dengan masalah-masalah yang pemecahannya menggunakan kaidah
aljabar. Jika di SD kita lebih banyak berhitung menggunakan bilangan-bilangan secara
langsung, maka pada aljabar ini kita banyak berhitung menggunakan bilangan yang
diperluas pengertiannya menjadi bilangan tetap (konstanta), koefisien, dan variabel
(peubah) sebagai pengganti dari bilangan yang nilainya belum diketahui. Sebagai
perkenalan untuk materi aljabar ini, materi yang akan disampaikan adalah bentuk
aljabar dan unsur-unsurnya dan operasi bentuk aljabar.
3.1 Mengenal Bentuk Aljabar
A. Tinjauan Kontekstual
Misalkan, kita akan mengisi sebuah kantong beras yang telah berisi 150 gram beras. Beras yang ada di
kantong tersebut akan ditambahkan sebanyak 2 gelas, 1 cangkir, dan 3 piring. Jika ukuran satu takar untuk
gelas, cangkir, dan piring berturut-turut adalah 200 gram, 100 gram, dan 250 gram, berapa gram isi kantong
itu sekarang?
Berdasarkan gambar, jika semua takaran itu
dimasukkan ke dalam kantong, isi kantong itu
seluruhnya adalah isi setiap takaran (2 gelas, 1
cangkir, dan 3 piring) ditambah isi dalam kantong
sebelumnya.
Dengan demikian, isi kantong sekarang adalah
1.400 gram atau sebanyak 1,4 kilogram.
3.2 Operasi Bentuk Aljabar
Operasi bentuk aljabar yang akan dibahas pada bagian ini adalah penjumlahan dan pengurangan
suku-suku sejenis, perkalian antara koefisien dengan variabel, dan pembagian dengan pembagi
bilangan real biasa (tanpa melibatkan variabel).
Secara umum, berlaku sebagai berikut.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa:
3.2 Operasi Bentuk Aljabar
A. Menyederhanakan Hasil Operasi Suku-Suku Bentuk Aljabar
Menyederhanakan operasi bentuk aljabar adalah menyatakan suatu kalimat
matematika dari hasil operasi bentuk aljabar ke dalam bentuk aljabar lain yang
paling sederhana. Tinjauan formal (tinjauan secara matematika) seperti yang
telah dicontohkan adalah salah satu contoh menyederhanakan operasi bentuk
aljabar, yakni menyatakan suatu kalimat matematika ke dalam bentuk aljabar
yang paling sederhana.
Contoh Soal
Sederhanakan 2a + b – 3c – 2(a – 2b – c) + 25.
Jawab:
2a + b – 3c – 2(a – 2b – c) + 25
= 2a + b – 3c – 2(a) – 2(–2b) – 2(–c) + 25 (sifat distributif)
= 2a + b – 3c – 2a + 4b + 2c + 25
= 2a – 2a + b + 4b – 3c + 2c + 25 (kumpulkan suku-suku yang sejenis)
= (2 – 2)a + (1 + 4)b + (–3 + 2)c + 25 (sifat distributif)
= 0 + 5b – c + 25
= 5b – c + 25
Kerjakan Latihan 2 halaman 118 – 119
3.2 Operasi Bentuk Aljabar
B. Menentukan Nilai Pecahan Bentuk Aljabar
Menentukan nilai pecahan bentuk aljabar dengan x sebagai variabel satuan utuh dapat dilakukan
dengan cara berikut. Bayangkan x adalah sebuah wadah kosong atau ruangan tak berpenghuni yang
memiliki kapasitas penuh jika diisi dengan jumlah tertentu.
Menentukan nilai pecahan bentuk aljabar dengan menerapkan sifat operasi hitung pecahan seperti
berikut.
Jika dua buah pecahan berpenyebut sama, maka penyebut hasil
penjumlahan dan pengurangannya tetap. Sementara pembilangnya
merupakan hasil penjumlahan atau pengurangan dari
pembilang-pembilang semula.
3.2 Operasi Bentuk Aljabar
C. Teknik Penghitungan Lainnya
Penjabaran dilakukan dengan sifat-sifat operasi hitung. Sifat-sifat operasi hitung, yakni sifat komutatif
(bolak-balik sama), asosiatif (pengelompokan), dan distributif (penyebaran).
3.2 Operasi Bentuk Aljabar
C. Teknik Penghitungan Lainnya
Secara formal, untuk menjawab permasalahan operasi hitung pada bilangan adalah menggunakan
aturan operasi hitung yang berlaku secara internasional. Aturan yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
3.2 Operasi Bentuk Aljabar
D. Menyederhanakan Hasil Operasi Pecahan Bentuk Aljabar
Menyederhanakan pecahan bentuk aljabar adalah menyatakan pecahan tersebut ke dalam bentuk
yang paling sederhana. Menyederhanakan suatu pecahan bentuk aljabar dilakukan dengan cara yang
sama seperti menghitung operasi pecahan. Cara yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Kerjakan Latihan 3 halaman 126
Contoh Soal
Jawab:
Samakan penyebut dengan mencari KPK dari kedua penyebut, yakni KPK 5 dan 10.
3.3 Penjabaran Suku Bentuk Aljabar
Bentuk aljabar ialah ungkapan matematika yang mengandung variabel/peubah. Sebagai contoh, suatu
persegi panjang dengan panjang 5 satuan lebih panjang dari dua kali lebarnya. Jika kita misalkan lebar
persegi panjang adalah x, maka panjangnya adalah 2x + 5. Bentuk 2x + 5 ini disebut ungkapan
matematika dalam bentuk suku dua. Jika ungkapan itu ditulis dalam satu suku, maka bentuknya
menjadi (2x + 5).
Sementara yang dimaksud dengan kalimat matematika ialah kalimat yang hanya memiliki nilai
kebenaran benar atau salah dan bukan sekaligus keduanya. Contohnya, ungkapan aljabar berbentuk 2x
+ 5 = 17. Jika peubah x kita ganti dengan 6, maka 2x + 5 = 17 akan menjadi kalimat yang bernilai benar,
seperti ditunjukkan sebagai berikut.
x = 6 ⇒ 2(6) + 5 = 17
⇔ 12 + 5 = 17
⇔ 17 = 17 (benar),
sebab ruas kiri = ruas kanan.
Contoh Soal
Pilih faktor yang jika dijumlahkan hasilnya sama dengan koefisien x, yaitu 5. Kedua suku
yang dimaksud adalah 2x dan 3x.
x2 + 5x + 6 = x2 + 2x + 3x + 6
= (x2 + 2x) + (3x + 6)
= x(x + 2) + 3(x + 2)
= (x + 3)(x + 2)
Dengan demikian, maka secara aljabar terbukti benar bahwa: x2 + 5x + 6 = (x + 3)(x + 2)
Kerjakan Latihan 4 halaman 130 – 131
3.4 Penyederhanaan Pecahan Bentuk Aljabar
Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya, pecahan pada bilangan menunjuk atau bersesuaian
dengan objek yang tidak utuh. Sebuah objek utuh itu selanjutnya disebut satuan sedangkan objek tak
utuhnya disebut pecahan.
Karena aljabar juga merupakan proses berhitung (berhitung yang melibatkan variabel/peubah), maka
semua kaidah yang berlaku pada proses berhitung juga berlaku pada aljabar, demikian pula
sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menyederhanakan pecahan bentuk aljabar, pembilang dan
penyebutnya harus dibagi dengan factor yang sama, asalkan ≠ 0. Mengapa tidak boleh sama dengan
nol? Sebab pembagian dengan bilangan 0 tidak ada (tidak terdefinisi).
Kerjakan Latihan 5 halaman 133 Kerjakan Latihan Ulangan Bab 3
halaman 135– 138
Contoh Soal
Jawab:

More Related Content

Similar to Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx.pptx

Operasi bilangan real
Operasi bilangan realOperasi bilangan real
Operasi bilangan realranz27
 
BAB 1 BILANGAN BULAT_fix.pptx
BAB 1 BILANGAN BULAT_fix.pptxBAB 1 BILANGAN BULAT_fix.pptx
BAB 1 BILANGAN BULAT_fix.pptxsurya974507
 
MATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VIIMATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VIIAbdul Rais P
 
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx (1).pdf
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx (1).pdfMatematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx (1).pdf
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx (1).pdfDodiSuherlan
 
Mep 20 math stat pert 1
Mep 20 math stat pert 1Mep 20 math stat pert 1
Mep 20 math stat pert 1Laksana Ambar
 
PERPANGKATAN/PENARIKAN AKAR PADA BILANGAN BULAT DAN SISTEM BILANGAN ROMAWI
PERPANGKATAN/PENARIKAN AKAR PADA BILANGAN BULAT DAN SISTEM BILANGAN ROMAWIPERPANGKATAN/PENARIKAN AKAR PADA BILANGAN BULAT DAN SISTEM BILANGAN ROMAWI
PERPANGKATAN/PENARIKAN AKAR PADA BILANGAN BULAT DAN SISTEM BILANGAN ROMAWIHannaFadhilla
 
BAB 1 Aljabar (Copy).ppt
BAB 1 Aljabar (Copy).pptBAB 1 Aljabar (Copy).ppt
BAB 1 Aljabar (Copy).pptIsbarAhmad
 
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 2
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 2Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 2
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 2Amphie Yuurisman
 
Ruang Lingkup Matematika Ekonomi dan Bisnis
Ruang Lingkup Matematika Ekonomi dan BisnisRuang Lingkup Matematika Ekonomi dan Bisnis
Ruang Lingkup Matematika Ekonomi dan BisnisMuhammad Khoirul Fuddin
 
Operasi hitung pada bilangan bulat
Operasi hitung pada bilangan bulatOperasi hitung pada bilangan bulat
Operasi hitung pada bilangan bulatfauziahadni
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaarif widyatma
 
Makalah matematika
Makalah matematikaMakalah matematika
Makalah matematikaIr Fandi
 
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptxSinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptxSiskaHidayati1
 

Similar to Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx.pptx (20)

Operasi bilangan real
Operasi bilangan realOperasi bilangan real
Operasi bilangan real
 
BAB 1 BILANGAN BULAT_fix.pptx
BAB 1 BILANGAN BULAT_fix.pptxBAB 1 BILANGAN BULAT_fix.pptx
BAB 1 BILANGAN BULAT_fix.pptx
 
MATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VIIMATERI ALJABAR KELAS VII
MATERI ALJABAR KELAS VII
 
Al-Jabar Dasar
Al-Jabar DasarAl-Jabar Dasar
Al-Jabar Dasar
 
Bilangan ral 1
Bilangan ral 1Bilangan ral 1
Bilangan ral 1
 
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx (1).pdf
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx (1).pdfMatematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx (1).pdf
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx (1).pdf
 
Mep 20 math stat pert 1
Mep 20 math stat pert 1Mep 20 math stat pert 1
Mep 20 math stat pert 1
 
PERPANGKATAN/PENARIKAN AKAR PADA BILANGAN BULAT DAN SISTEM BILANGAN ROMAWI
PERPANGKATAN/PENARIKAN AKAR PADA BILANGAN BULAT DAN SISTEM BILANGAN ROMAWIPERPANGKATAN/PENARIKAN AKAR PADA BILANGAN BULAT DAN SISTEM BILANGAN ROMAWI
PERPANGKATAN/PENARIKAN AKAR PADA BILANGAN BULAT DAN SISTEM BILANGAN ROMAWI
 
Tik riska 2d
Tik riska 2dTik riska 2d
Tik riska 2d
 
Aljabar Dasar.
Aljabar Dasar.Aljabar Dasar.
Aljabar Dasar.
 
Pecahan
PecahanPecahan
Pecahan
 
Aljabar smp
Aljabar smpAljabar smp
Aljabar smp
 
BAB 1 Aljabar (Copy).ppt
BAB 1 Aljabar (Copy).pptBAB 1 Aljabar (Copy).ppt
BAB 1 Aljabar (Copy).ppt
 
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 2
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 2Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 2
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 2
 
Indra mds
Indra mdsIndra mds
Indra mds
 
Ruang Lingkup Matematika Ekonomi dan Bisnis
Ruang Lingkup Matematika Ekonomi dan BisnisRuang Lingkup Matematika Ekonomi dan Bisnis
Ruang Lingkup Matematika Ekonomi dan Bisnis
 
Operasi hitung pada bilangan bulat
Operasi hitung pada bilangan bulatOperasi hitung pada bilangan bulat
Operasi hitung pada bilangan bulat
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
 
Makalah matematika
Makalah matematikaMakalah matematika
Makalah matematika
 
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptxSinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 

Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx.pptx

  • 3. PETA KONSEP Bentuk Aljabar dan Operasinya Bentuk Aljabar dan Unsur-Unsurnya Operasi Bentuk Aljabar Suku Sejenis dan Tak Sejenis Hasil Operasi Suku-Suku Bentuk Aljabar Pecahan Bentuk Aljabar Hasil Operasi Pecahan Bentuk Aljabar Penjabaran Suku Bentuk Aljabar Hingga Suku Tiga Penjabaran dan Pemfaktoran Penyederhanaan Pecahan Bentuk Aljabar
  • 4. Observasi Aljabar merupakan suatu kaidah penghitungan di mana bilangan yang digunakan diperluas pengertiannya menjadi bilangan tetap (konstanta), koefi sien, dan variabel (peubah) sebagai pengganti dari bilangan yang nilainya tidak diketahui. Jadi, aljabar digunakan dalam penghitungan jika ada nilai yang tidak diketahui dalam suatu operasi hitung. Misalkan, Amir membeli 3 buah pensil dan membayar dengan selembar uang Rp10.000,00 dan mendapat kembali Rp4.000,00. Berapa harga satu buah pensil yang Amir beli? Atau bagaimana jika Amir membeli “x” buah pensil dan membayar dengan uang Rp15.000,00 tanpa kembali? Permasalahan seperti ini, dapat diselesaikan dengan kaidah aljabar. Pada pertanyaan kedua, banyak pensil yang Amir beli adalah “x” buah. Lambang “x” ini disebut sebagai variabel/peubah. Penggunaan variabel/peubah digunakan dalam suatu penghitungan untuk mewakili suatu nilai yang belum diketahui.
  • 5. 3.1 Mengenal Bentuk Aljabar Mulai dari SMP/MTs kelas VII ini, kamu akan diperkenalkan dengan topik baru yang dikenal dengan nama atau istilah aljabar. Dalam pelajaran selanjutnya kita akan sering berhubungan dengan masalah-masalah yang pemecahannya menggunakan kaidah aljabar. Jika di SD kita lebih banyak berhitung menggunakan bilangan-bilangan secara langsung, maka pada aljabar ini kita banyak berhitung menggunakan bilangan yang diperluas pengertiannya menjadi bilangan tetap (konstanta), koefisien, dan variabel (peubah) sebagai pengganti dari bilangan yang nilainya belum diketahui. Sebagai perkenalan untuk materi aljabar ini, materi yang akan disampaikan adalah bentuk aljabar dan unsur-unsurnya dan operasi bentuk aljabar.
  • 6. 3.1 Mengenal Bentuk Aljabar A. Tinjauan Kontekstual Misalkan, kita akan mengisi sebuah kantong beras yang telah berisi 150 gram beras. Beras yang ada di kantong tersebut akan ditambahkan sebanyak 2 gelas, 1 cangkir, dan 3 piring. Jika ukuran satu takar untuk gelas, cangkir, dan piring berturut-turut adalah 200 gram, 100 gram, dan 250 gram, berapa gram isi kantong itu sekarang? Berdasarkan gambar, jika semua takaran itu dimasukkan ke dalam kantong, isi kantong itu seluruhnya adalah isi setiap takaran (2 gelas, 1 cangkir, dan 3 piring) ditambah isi dalam kantong sebelumnya. Dengan demikian, isi kantong sekarang adalah 1.400 gram atau sebanyak 1,4 kilogram.
  • 7. 3.2 Operasi Bentuk Aljabar Operasi bentuk aljabar yang akan dibahas pada bagian ini adalah penjumlahan dan pengurangan suku-suku sejenis, perkalian antara koefisien dengan variabel, dan pembagian dengan pembagi bilangan real biasa (tanpa melibatkan variabel). Secara umum, berlaku sebagai berikut. Secara umum dapat disimpulkan bahwa:
  • 8. 3.2 Operasi Bentuk Aljabar A. Menyederhanakan Hasil Operasi Suku-Suku Bentuk Aljabar Menyederhanakan operasi bentuk aljabar adalah menyatakan suatu kalimat matematika dari hasil operasi bentuk aljabar ke dalam bentuk aljabar lain yang paling sederhana. Tinjauan formal (tinjauan secara matematika) seperti yang telah dicontohkan adalah salah satu contoh menyederhanakan operasi bentuk aljabar, yakni menyatakan suatu kalimat matematika ke dalam bentuk aljabar yang paling sederhana.
  • 9. Contoh Soal Sederhanakan 2a + b – 3c – 2(a – 2b – c) + 25. Jawab: 2a + b – 3c – 2(a – 2b – c) + 25 = 2a + b – 3c – 2(a) – 2(–2b) – 2(–c) + 25 (sifat distributif) = 2a + b – 3c – 2a + 4b + 2c + 25 = 2a – 2a + b + 4b – 3c + 2c + 25 (kumpulkan suku-suku yang sejenis) = (2 – 2)a + (1 + 4)b + (–3 + 2)c + 25 (sifat distributif) = 0 + 5b – c + 25 = 5b – c + 25 Kerjakan Latihan 2 halaman 118 – 119
  • 10. 3.2 Operasi Bentuk Aljabar B. Menentukan Nilai Pecahan Bentuk Aljabar Menentukan nilai pecahan bentuk aljabar dengan x sebagai variabel satuan utuh dapat dilakukan dengan cara berikut. Bayangkan x adalah sebuah wadah kosong atau ruangan tak berpenghuni yang memiliki kapasitas penuh jika diisi dengan jumlah tertentu. Menentukan nilai pecahan bentuk aljabar dengan menerapkan sifat operasi hitung pecahan seperti berikut. Jika dua buah pecahan berpenyebut sama, maka penyebut hasil penjumlahan dan pengurangannya tetap. Sementara pembilangnya merupakan hasil penjumlahan atau pengurangan dari pembilang-pembilang semula.
  • 11. 3.2 Operasi Bentuk Aljabar C. Teknik Penghitungan Lainnya Penjabaran dilakukan dengan sifat-sifat operasi hitung. Sifat-sifat operasi hitung, yakni sifat komutatif (bolak-balik sama), asosiatif (pengelompokan), dan distributif (penyebaran).
  • 12. 3.2 Operasi Bentuk Aljabar C. Teknik Penghitungan Lainnya Secara formal, untuk menjawab permasalahan operasi hitung pada bilangan adalah menggunakan aturan operasi hitung yang berlaku secara internasional. Aturan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
  • 13. 3.2 Operasi Bentuk Aljabar D. Menyederhanakan Hasil Operasi Pecahan Bentuk Aljabar Menyederhanakan pecahan bentuk aljabar adalah menyatakan pecahan tersebut ke dalam bentuk yang paling sederhana. Menyederhanakan suatu pecahan bentuk aljabar dilakukan dengan cara yang sama seperti menghitung operasi pecahan. Cara yang dimaksud adalah sebagai berikut.
  • 14. Kerjakan Latihan 3 halaman 126 Contoh Soal Jawab: Samakan penyebut dengan mencari KPK dari kedua penyebut, yakni KPK 5 dan 10.
  • 15. 3.3 Penjabaran Suku Bentuk Aljabar Bentuk aljabar ialah ungkapan matematika yang mengandung variabel/peubah. Sebagai contoh, suatu persegi panjang dengan panjang 5 satuan lebih panjang dari dua kali lebarnya. Jika kita misalkan lebar persegi panjang adalah x, maka panjangnya adalah 2x + 5. Bentuk 2x + 5 ini disebut ungkapan matematika dalam bentuk suku dua. Jika ungkapan itu ditulis dalam satu suku, maka bentuknya menjadi (2x + 5). Sementara yang dimaksud dengan kalimat matematika ialah kalimat yang hanya memiliki nilai kebenaran benar atau salah dan bukan sekaligus keduanya. Contohnya, ungkapan aljabar berbentuk 2x + 5 = 17. Jika peubah x kita ganti dengan 6, maka 2x + 5 = 17 akan menjadi kalimat yang bernilai benar, seperti ditunjukkan sebagai berikut. x = 6 ⇒ 2(6) + 5 = 17 ⇔ 12 + 5 = 17 ⇔ 17 = 17 (benar), sebab ruas kiri = ruas kanan.
  • 16. Contoh Soal Pilih faktor yang jika dijumlahkan hasilnya sama dengan koefisien x, yaitu 5. Kedua suku yang dimaksud adalah 2x dan 3x. x2 + 5x + 6 = x2 + 2x + 3x + 6 = (x2 + 2x) + (3x + 6) = x(x + 2) + 3(x + 2) = (x + 3)(x + 2) Dengan demikian, maka secara aljabar terbukti benar bahwa: x2 + 5x + 6 = (x + 3)(x + 2) Kerjakan Latihan 4 halaman 130 – 131
  • 17. 3.4 Penyederhanaan Pecahan Bentuk Aljabar Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya, pecahan pada bilangan menunjuk atau bersesuaian dengan objek yang tidak utuh. Sebuah objek utuh itu selanjutnya disebut satuan sedangkan objek tak utuhnya disebut pecahan. Karena aljabar juga merupakan proses berhitung (berhitung yang melibatkan variabel/peubah), maka semua kaidah yang berlaku pada proses berhitung juga berlaku pada aljabar, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menyederhanakan pecahan bentuk aljabar, pembilang dan penyebutnya harus dibagi dengan factor yang sama, asalkan ≠ 0. Mengapa tidak boleh sama dengan nol? Sebab pembagian dengan bilangan 0 tidak ada (tidak terdefinisi).
  • 18. Kerjakan Latihan 5 halaman 133 Kerjakan Latihan Ulangan Bab 3 halaman 135– 138 Contoh Soal Jawab: