2. Miqat
Miqat Zamani
• Miqat Zamani ialah
ketentuan batas waktu
untuk mengerjkan haji,
yaitu tanggal 1 Syawal
sampai terbit fajar tanggal
10 Dzulhijjah.
Miqat Makani
• Miqat Makani ialah
ketentuan batas tempat
memulai ihram haji
umrah.
3. Ihram
Sunat sebelum berihram
1) Mandi. 2) Memakai minyak wangi. 3) Menyisir rambut. 4)
Memotong kuku.
Larangan ihram
1) Bagi pria dilarang :
a) Memakai pakain berjahit (bertangkup).
b) Memakai sepatu/alas kaki yang menutupi mata kaki.
c) Menutup kepala (seperti dengan topi).
2) Bagi wanita dilarang:
a) Berkaos tangan (menutup telapak tangan)
b) Menutup muka (cadar)
3) Bagi kedua-duanya dilarang :
a) Memakai wangi-wangian kecuali yang dipakai sebelum
berihram.
b) Memotong kuku dan mencukur atau mencabut bulu badan.
c) Berburu atau mengganggu/membunuh binatang dengan cara
apapun.
d) Nikah, menikahkan atau meminang wanita untuk dinikahi.
e) Bercumbu atau bersetubuh (rafas).
f) Mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata-kata kotor (fusuq
dan Jidal).
g) Memotong pepohonan di tanah haram.
Ihram ialah niat mulai
mengerjakan haji/umrah.
Pakaian ihram ialah pakaian
yang dipakai oleh orang yang
melakukan ibadah haji dan
umrah dengan ketentuan:
1) Bagi pria memakai dua helai kain
yang tidak berjahit satu
diselendangkan (sandangkan) di
bahu dan satu disarungkan
menutup pusar sampai dengan
lutut pada waktu melaksanakan
tawaf, disunatkan kain ihram
berwarna putih dikenakan
dengan cara idtiba’, yaitu
membuka bahu sebelah kanan
dengan membiarkan bahu
sebelah kiri tertutup kain ihram.
Tidak boleh memakai baju,
celana atau kain biasa.
Diperbolehkan memakai ikat
pinggang, jam tangan dan alas
kaki yang tidak menutup mata
kaki ketika Shalat. Sunatnya
diselendangkan di atas kedua
bahu hingga dada sehingga
kedua pundaknya tertutup.
2) Bagi wanita memakai pakaian
yang menutup seluruh tubuh
kecuali muka dan kedua telapak
tangan.
4. Thawaf
• Thawaf ialah mengelilingi Ka’bah dalam
Masjidil Haram sebanyak 7 (tujuh)
putaran dengan niat thawaf.
5. • Macam-
macam Thawaf
a. Thawaf Qudum (thawaf selamat
datang). Thawaf ini dilakukan oleh orang
yang melakukan haji ifrad atau qiran setelah
tiba di Masjidil Haram. Orang yang
berhaji tamattu’, mengerjakan thawaf umrah.
b. Thawaf Ifadlah (thawaf ziarah). Thawaf in
dikerjakan pada tanggal 10 Dzulhijjah atau
sesudahnya. Thawaf ini harus dikerjakan
dan merupakan tahallul tsani bagi orang
yang ber-ihram haji.
c. Thawaf Wada’ (thawaf selamat
tinggal). Thawaf ini dikerjakan pada saat
orang akan
meninggalkan Makkah . Thawaf ini
harus dikerjakan, kecuali bagi wanita yang
sedang haid.
d. Thawaf
Tattawwu’ (thawaf sunnah). Thawaf ini
bisa dikerjakan setiap waktu (siang dan
malam).
• Syarat-
syarat Thawaf
a. Bersuci dan menutup aurat
seperti dalam shalat, hanya
dalam thawaf diperbolehkan
berbicara, asal
pembicaraannya yang baik.
b. Thawaf dimulai dan sudut
Hajar Aswad dan juga
berakhir di situ.
c. Ka’bah berada di sebelah
kiri orang yang
melakukan thawaf, tidak
melewati fondasi Ka’bah
atau dalam Hijir Ismail, (Hijir
Ismail adalah bagian dari
Ka’bah).
6. Cara Mengerjakan Thawaf
1. Bagi orang laki-laki meletakkan bagian tengah kain ihramnya di bawah ketiak kanan
dan menaruh ujung kain di atas pundak sebelah kiri tertutup, sedang pundak kanan
terbuka. Ini berlaku hanya pada waktu melakukan thawaf qudum/thawaf umrah bagi
haji tamattu’. Rida (kain/selendang) boleh dikalungkan seperti pada waktu melakukan
shalat.
2. Sesampainya di sudut Hajar Aswad (di lantai ditandai dengan garis besar berwarna
coklat), menghadap Hajar Aswad lalu menciumnya atau menjamahnya dengan
tangan lalu mencium tangan atau menyentuhnya dengan tongkat itu atau berisyarah
kepadanya dengan tangan. Hal ini dilakukan setiap kali putaran thawaf. Hal ini
dilakukan setiap kali putaran thawaf.
3. Membaca takbir, yaitu Bismillahi wallahu akbar, artinya dengan nama Allah, dan Allah
Maha Besar.
4. Kemudian berpaling ke kanan sehingga Ka’bah berada di sebelah kiri orang thawaf.
Untuk thawaf qudum (thawaf umrah) supaya berlari-lari kecil 3 kali putaran dan
berjalan biasa 4 kali putaran berikutnya.
5. Sesampai di sudut yang disebut Rukun Yamani (sebelum sudut Hajar Aswad),
mengusap sudut itu dengan tangan dan tidak menciumnya. Dua sudut
sebelum Rukun Yamani itu tidak diusap.
6. Di antara Rukun Yamani dan sudut Hajar Aswad membaca:
Rabbana atina fid-dunya khasanah wafil-akhirati khasanah waqina ‘adzaban-
nar (Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan diakhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka).
7. Thawaf berakhir sesudah putaran ketujuh. Dalam thawaf tidak ada ketentuan
membaca do’a-do’a tertentu untuk setiap kali putaran. Boleh berdo’a sesuai
keinginannya.
7. Saí
• Sa’i adalah berjalan antara Shafa dan
Marwah sebanyak tujuh kali dimulai dari
Shafa dan diakhiri di Marwah. Sa’i
dilakukan setelah thawaf,
baik thawaf umrah maupun thawaf
ifadlah (pada saat ini, tempat Sa’i telah
menyatu dengan bangunan Masjidil
Haram).
8. Cara Mengerjakan Sa’i
1. Sesudah mendekati Safa, membaca:
Innash-shafa wal-marwata min sya‘aa-irilliahi, abda‘u bima bada ‘allahu
bihi (Sesungguhnya Safa dan Marwah termasuk tanda-tanda (peribadatan
kepada) Allah. Aku mulai dan apa yang Allah memulai dengannya).
2. Naik ke atas bukit Shafa, kemudian menghadap ke Ka’bah, lalu
meng-angkat kedua tangan dan membaca:
Allahu akbar, la ilaha ilallahu wahdahu la syarika lah, lahul-mulku wa lahul-
hamdu, wa huwa ‘ala kulli syai in qadir. La ilaha illallahu wahdah, anjaza
wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzaba wahdah.
3. Turun dari Shafa menuju Marwah. Sesampainya di batas tiang hijau
hendaknya laki-laki berlari-lari kecil, sedang perempuan berjalan
biasa sampai ke batas tiang hijau berikutnya, lalu berjalan biasa
menuju Marwah.
4. Di atas Marwah seperti dilakukan pada Nomor 2, menghadap ke
Ka’bah dan membaca bacaan seperti dalam nomor dua di atas.
5. Kemudian berangkat lagi ke Shafa sampai cukup tujuh kali yang
berakhir di Marwah.
Di dalam sa’i ini selain bacaan dalam butir satu dan dua di atas, tidak ada
do’a khusus. Boleh berdo’a dengan do’a apa saja yang diinginkan.
9. PRAKTIK UMROH BAGI
LANSIA
IHROM (Bagi lansia diamjurkan pada saat niat Ihram Umroh disertai
isytirat (ihram bersyarat) untuk mengantisipasi apabila terjadi halangan/
kesulitan)
Niat Isytirat :
THOWAF (Lansia dianjurkan memilih waktu yang strategis dan kondusif
agar tidak berdesakan- Boleh menggunakan kursi roda/ jasa dorong)
SAÍ (Sama halnya dengan Thowaf, bagi Lansia bisa menggunakan jasa
dorong/ kursi roda walaupun sebenarnya disunnahkan berjalan kaki)
NIAT DAN DOÁ bagi Lansia sama dengan orang yang tidak Lansia (masih
muda)