SlideShare a Scribd company logo
BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FEBRUARI 2016
Di susun Oleh :
Halfian Syam HS
Supervisor :
Dr. dr. Ronald E. Lusikooy, Sp.B-KBD
Manajemen Pankreatitis Akut
Pendahuluan
Pankreatitis akut (AP) merupakan salah satu penyakit traktus
gastrointestinal yang paling banyak terjadi, menyebabkan terjadinya
beban emosional, fisik, dan finansial yang berat pada manusia. Insidens
AP bervariasi antara 4.9 hingga 73.4 kasus per 100.000 orang di seluruh
dunia
Secara klinis dikaitkan dengan rasa nyeri kuadran kiri atas abdomen
yang muncul mendadak disertai peningkatan marker biokimiawi serum
Patofisiologi yang mendasari adalah adanya inaktivasi dini dan tidak
tepat dari enzim digestif di dalam sel-sel asinar pancreas
PANKREATITIS
AKUT
1. DIAGNOSIS 2. ETIOLOGI
3. PENILAIAN
AWAL-RISIKO
4. TATA
LAKSANA AWAL
5. ERCP
8. OPERASI7. NUTRISI6. ANTIBIOTIK
DIAGNOSIS
1. Diagnosis AP ditegakkan dengan adanya 2 dari 3 kriteria berikut :
Presentasi klinis : Nyeri abdomen yang konsisten dengan AP,
Laboratorium : Serum amilase dan/atau lipase 3 kali lebih tinggi dari
nilai batas normal, dan/atau
Radiologi : Temuan dari imaging abdominal (USG Abdomen)
2. Penggunaan Contrast-enhanced computed tomography (CECT) dan/atau
Magnetic resonance imaging (MRI) pancreas, HANYA untuk pasien yang
diagnosisnya belum jelas atau keadaan klinisnya tidak membaik dalam
waktu 48-72 jam pertama atau untuk mengevaluasi adanya komplikasi.
… diagnosis …
 Nyeri
Pada AP, nyeri biasanya pada epigastrium atau nyeri pada
kuadran kiri atas. Nyeri bersifat tetap, tumpul dengan dengan
penjalaran ke belakang, dada, atau pinggang.
Intensitas nyeri biasanya berat, tetapi dapat bervariasi.
Intensitas dan lokasi nyeri tidak berhubungan dengan
keparahan penyakit.
… diagnosis …
 Serum Amilase
Umumnya meningkat dalam beberapa jam setelah gejala dan
kembali ke nilai normal dalam waktu 3-5 hari; pada 1/5 pasien,
nilai serum amilase tersebut tetap dalam batas normal.
Kadar serum amilase dapat normal pada AP akibat alkohol dan
hipertrigliseridemia.
Kadar amilase serum dpt tinggi walau tidak ada AP pada keadaan
makroamilasemia, pada GFR, pada penyakit kelenjar ludah, dan
pada penyakit abdomen ekstrapankreas yang berhubungan dengan
inflamasi : appendisitis akut, cholecystitis, obstruksi atau iskemik
pada usus, ulkus peptikum, dan penyakit ginekologis.
… diagnosis …
 Serum Lipase
Serum lipase sifatnya lebih spesifik dan kadarnya tetap
meningkat lebih lama daripada amilase setelah munculnya
gejala penyakit.
Lipase juga dapat tinggi pada makrolipasemia dan berbagai
penyakit nonpankreas seperti penyakit ginjal, appendisitis,
cholecystitis, dan lain sebagainya.
Pada pasien diabetes, dibutuhkan nilai ambang batas 3-5 kali
lipat lebih tinggi jika dibandingkan dengan pasien non-
diabetik.
… diagnosis …
 Imaging Abdominal
USG dilakukan pada semua pasien AP.
CECT tidak rutin, hanya pada pasien yang gagal membaik
setelah 48-72 jam (nyeri persisten, demam, mual, tidak dapat
memulai pemberian makanan secara oral) dan untuk menilai
adanya komplikasi lokal seperti nekrosis pancreas. Sensitifitas
dan spesifitas CECT lebih dari 90%.
MRI berguna pada pasien yang alergi terhadap kontras dan
menderita insufisiensi ginjal. MRI, dengan menambahkan
magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP)
memiliki keuntungan untuk mendeteksi choledocholithiasis
hingga yang berdiameter 3 mm.
PERAN ERCP PADA AP
1.Pasien penderita AP yang disertai dengan cholangitis akut
harus menjalani endoscopic retrograde
cholangiopancreatography (ERCP) dalam waktu 24 jam
setelah masuk ke rumah sakit
2.ERCP tidak dibutuhkan pada kebanyakan pasien yang
menderita pankreatitis batu empedu yang tidak memiliki
tanda-tanda klinis atau laboratorium bahwa sedang terjadi
obstruksi biliar
… peran ERCP pada AP …
3. Jika tidak terdapat cholangitis dan/atau jaundice, lebih
dipilih menggunakan MRCP atau USG endoskopik (EUS)
daripada ERCP untuk skrining choledocholithiasis jika sangat
dicurigai
4. Stent duktus pankreatikus dan/atau suppositoria rektal obat
anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) postprosedur harus
diberikan untuk mengurangi risiko pankreatitis berat post-
ERCP pada pasien berisiko tinggi
ETIOLOGI
1.USG transabdominal dapat dilakukan pada semua pasien yang
menderita AP
2.Pada keadaan tidak adanya batu empedu dan/atau riwayat
konsumsi alkohol yang signifikan, harus diperiksa serum
trigliserida dan mempertimbangkan Sebagai etiologi jika >
1.000 mg/dL
3.Pada pasien yang berusia > 40 tahun, dapat dipertimbangkan
diagnosis tumor pankreas sebagai kemungkinan penyebab AP
… etiologi …
4.Pemeriksaan endoskopik untuk etiologi yang sulit ditentukan
pada pasien penderita AP harus dibatasi, karena
perbandingan risiko dan keuntungan pemeriksaan pada
pasien tersebut masih tidak jelas.
5.Pasien penderita AP idopatik (IAP) harus dirujuk ke pusat
pelayanan ahli
6.Dapat dipertimbangkan melakukan tes genetik pada pasien
berusia muda (< 30 tahun) jika tidak ada penyebab yang jelas
dan terdapat riwayat penyakit pankreas dalam keluarga
… etiologi …
Batu Empedu (40-70 %)
seringkali menyebabkan pankreatitis akut yang dapat sembuh
spontan bila sumbatan terbuka
Alkohol (25-35 %)
Bermanifestasi luas, sebagai pankreatitis akut maupun kronik yang
ireversibel
Diagnosis hanya bila pasien memiliki riwayat konsumsi alcohol
berat (>50 gr/hari) lebih dari 5 tahun
Hipertrigliseridemia primer dan sekunder (1-4 %)
Dieprtimbangkan sebagai penyebab AP bila kadar > 1000 mg/dl
… etiologi …
Penyebab lain :
- Hiperkalsemia
- Hiperparatiroidisme
- Obat-obatan
- Keganasan
- Kelainan anatomis
- Genetik
- Idiopatik
PENILAIAN AWAL & RISIKO
1.Status hemodinamik harus langsung dinilai setelah pasien
masuk ke rumah sakit dan langkah-langkah resusitatif harus
segera dimulai jika diperlukan
2.Harus dilakukan penilaian risiko untuk membagi pasien
menjadi kategori risiko tinggi atau risiko rendah untuk
membantu triase, seperti pada keadaan yang membutuhkan
unit perawatan intensif
3.Pasien yang mengalami gagal organ harus dimasukkan ke unit
perawatan intensif atau perawatan intermediate jika
memungkinkan
… penilaian awal dan risiko …
Pankreatitis akut dapat ringan dan berat
AP ringan didefinisikan sebagai tidak adanya kegagalan organ dan/atau
nekrosis pancreas, 48 jam setelah masuk ke rumah sakit, pasien biasanya
telah membaik dan bisa mulai makan.
AP berat terjadi pada sekitar 15-20% pasien. AP berat didefinisikan
sebagai adanya gagal organ persisten (tidak berhasil sembuh dalam
waktu 48 jam) dan/atau kematian. Dahulu, adanya kegagalan organ,
komplikasi lokal akibat pankreatitis seperti nekrosis pankreas juga
dianggap sebagai penyakit berat. Namun, komplikasi lokal tersebut
(termasuk nekrosis pankreas dengan atau tanpa kegagalan organ
sementara) didefinisikan sebagai AP sedang berat (revisi kriteria Atlanta)
Ada 2 fase AP berat :
Fase dini (dalam waktu 1 minggu) yang dikarakteristikkan
dengan sindrom respon inflamasi sistemik (SIRS) dan/atau
kegagalan organ; dan
Fase lanjut (> 1 minggu) yang dikarakteristikkan dengan
adanya komplikasi lokal. Komplikasi lokal didefinisikan
sebagai adanya penumpukan cairan peripankreatik, nekrosis
pankreas dan peripankreatik (steril atau terinfeksi),
pseudokista, dan nekrosis walled-off (steril atau terinfeksi)
… penilaian awal dan risiko …
… penilaian awal dan risiko …
Penilaian keparahan AP dapat dengan sistem skoring :
Kriteria Atlanta revisi 2013
Skor BISAP
Kriteria Ranson
Sistem skoring keparahan penyakit semuanya tidak praktis, umumnya
membutuhkan 48 jam agar dapat akurat, dan ketika skor tersebut
menunjukkan adanya penyakit berat, kondisi pasien sudah jelas walaupun
tanpa menggunakan skor tersebut.
Sistem skoring yang baru (BISAP) tidak lebih akurat dari system yang
sudah ada
Kriteria Atlanta (1993) Revisi Atlanta (2013)
Pankreatitis akut ringan Pankreatitis akut ringan
Tidak adanya gagal organ Tidak adanya gagal organ
Tidak adanya komplikasi lokal Tidak adanya komplikasi lokal
Pankreatitis akut berat Pankreatitis akut sedang berat
1. Komplikasi lokal DAN/ATAU 1. Komplikasi lokal DAN/ATAU
2. Gagal organ 2. Gagal organ sementara (< 48 jam)
Perdarahan gastrointestinal (> 500 cc /
24 jam)
Pankreatitis akut berat
Syok – SBP ≤ 90 mmHg Gagal organ persisten > 48 jam *
PaO2 ≤ 60%
Kreatinin ≥ 2 mg/dl
GI, gastrointestinal; SBP, tekanan darah sistolik.
* Gagal organ persisten sekarang didefinisikan berdasarkan skor Modified Marshall
Kriteria Ranson
Karakteristik pasien berisiko AP berat
Usia > 55 tahun
Obesitas (BMI > 30 kg/m2)
Perubahan status mental
Penyakit komorbid
Sindrom respon inflamasi sistemik (SIRS)
Adanya > 2 kriteria berikut :
• Denyut nadi > 90 kali/menit
• Respirasi > 20 kali/menit atau PaCO2 > 32 mmHg
• Suhu > 38 ˚C atau < 36 ˚C
• Jumlah WBC > 12.000 atau < 4.000 sel/mm3 atau
> 10 neutrofil immatur (bands)
Pemeriksaan laboratorium :
• Peningkatan BUN
BUN > 20 mg/dl
• Peningkatan HCT
HCT > 44%
• Peningkatan kreatinin
Pemeriksaan radiologi :
• Efusi pleura
• Infiltrat pulmonal
• Penumpukan cairan multiple atau
ekstrapankreas ekstensif
BMI : indeks massa tubuh; BUN: nitrogen urea darah; HCT:
hematokrit; WBC: sel darah putih.
* Adanya gagal organ dan/atau nekrosis pankreas
menunjukkan pankreatitis akut berat
PENATALAKSANAAN AWAL
1.Hidrasi agresif, didefinisikan sebagai pemberian cairan
kristaloid isotonik sebanyak 250-500 ml per jam, harus
diberikan pada semua pasien kecuali terdapat faktor
komorbid kardiovaskular, ginjal, atau faktor komorbid lainnya
2.Pada pasien dengan penurunan volume berat yang
termanifestasi sebagai hipotensi dan takikardi, mungkin
dibutuhkan penggantian cairan yang lebih cepat (bolus)
… penatalaksanaan awal …
3.Larutan Ringer Lactat merupakan cairan kristaloid
isotonik pengganti pilihan utama
4.Kebutuhan cairan harus dinilai ulang dengan interval
sering dalam waktu 6 jam setelah masuk ke rumah
sakit dan selama 24-48 jam berikutnya. Tujuan dari
hidrasi agresif adalah harus dapat menurunkan BUN
PERAN ANTIBIOTIK PADA AP
1. Antibiotik harus diberikan untuk infeksi ekstrapankreas
seperti cholangitis, infeksi akibat kateter, bakteremia, infeksi
traktus urinarius, pneumonia
2. Tidak direkomendasikan penggunaan antibiotik profilaksis
rutin pada pasien penderita pankreatitis akut berat
3. Tidak direkomendasikan penggunaan antibiotik pada pasien
penderita nekrosis steril untuk mencegah timbulnya nekrosis
yang terinfeksi
… peran antibiotic pada AP …
4.Harus dianggap telah terjadi nekrosis yang terinfeksi pada
pasien penderita nekrosis pankreas atau ekstrapankreas yang
mengalami penurunan keadaan klinis atau gagal sembuh
setelah 7-10 hari perawatan di rumah sakit. Pada pasien
tersebut, harus diberikan
Aspirasi jarum halus (FNA) dengan bantuan CT untuk
pewarnaan Gram dan kultur untuk mengarahkan
penggunaan antibiotik yang tepat atau
Penggunaan antibiotik empirik tanpa CT FNA
… peran antibiotic pada AP …
5. Pada pasien dengan nekrosis yang terinfeksi, antibiotik yang
dapat mempenetrasi nekrosis pankreas seperti carbapenem,
kuinolon, dan metronidazole, dapat berguna untuk menunda
atau kadang-kadang betul-betul menghindari intervensi
sehingga menurunkan morbiditas serta mortalitas
6. Tidak direkomendasikan pemberian obat-obatan antijamur
secara rutin bersamaan dengan antibiotik profilaksis /
terapeutik
NUTRISI
1.Pada AP ringan, pemberian makanan oral dapat
langsung dimulai jika tidak ada mual dan muntah,
dan nyeri abdomen telah berkurang
2.Pada AP ringan, dimulainya pemberian makanan
dengan diet padat rendah lemak nampaknya sama
amannya dengan diet cairan jernih
… nutrisi …
3. Pada AP berat, direkomendasikan pemberian nutrisi enteral
untuk mencegah komplikasi infeksi. Nutrisi parenteral harus
dihindari kecuali rute enteral tidak tersedia, tidak dapat
ditoleransi, atau tidak memenuhi kebutuhan kalorinya
4. Pemberian makanan enteral melalui pipa nasogastrik dan
nasojejunal memiliki efektifitas dan keamanan yang sama
OPERASI
1. Pada pasien penderita AP ringan yang memiliki batu
empedu pada kantung empedunya, harus dilakukan
cholecystectomy sebelum pasien dipulangkan untuk
mencegah rekurensi AP
2. Pada pasien penderita necrotizing biliary AP, untuk
mencegah infeksi, maka cholecystectomy ditunda hingga
inflamasi aktif mereda dan penumpukan cairan
berkurang atau stabil
… operasi …
3.Adanya pseudokista dan nekrosis pankreas dan/atau
ekstrapankreas YANG asimptomatik tidak
membutuhkan intervensi berapapun ukurannya,
lokasi, dan/atau ekstensinya
… operasi …
4.Pada pasien stabil dengan nekrosis yang terinfeksi,
drainase operatif, radiologis, dan/atau endoskopik
harus ditunda, dipilih selama lebih dari 4 minggu,
untuk memungkinkan terjadinya pengenceran isi dan
terbentuknya dinding fibrosis disekitar area nekrosis
(walled-off necrosis)
… operasi …
5.Pada pasien simptomatik dengan nekrosis yang
terinfeksi, lebih dipilih menggunaan metode
necrostomy minimal invasif daripada open
necrostomy
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhfDwi Andini
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Aris Rahmanda
 
P 4a gerd
P 4a gerdP 4a gerd
P 4a gerd
fikri asyura
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
Encepal Cere
 
Keseimbangan asam basa br
Keseimbangan asam basa brKeseimbangan asam basa br
Keseimbangan asam basa br
fikri asyura
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
Referat skleroderma
Referat sklerodermaReferat skleroderma
Referat skleroderma
Usqi Krizdiana
 
Diare akut
Diare akutDiare akut
Diare akut
Budi Iswan
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
fikri asyura
 
Lapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaidLapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaid
Annisa Ocha Pratiwi
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
Fais PPT
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismeKANDA IZUL
 
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofreniaAnamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Phil Adit R
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
fikri asyura
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
Laporan kasus sirosis hepatis, diana
Laporan kasus sirosis hepatis, dianaLaporan kasus sirosis hepatis, diana
Laporan kasus sirosis hepatis, dianaDiana Arwati
 
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifCrohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratif
Alex Susanto
 

What's hot (20)

Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhf
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
 
P 4a gerd
P 4a gerdP 4a gerd
P 4a gerd
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
 
Keseimbangan asam basa br
Keseimbangan asam basa brKeseimbangan asam basa br
Keseimbangan asam basa br
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darah
 
Referat skleroderma
Referat sklerodermaReferat skleroderma
Referat skleroderma
 
Diare akut
Diare akutDiare akut
Diare akut
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Lapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaidLapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaid
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidisme
 
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofreniaAnamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Laporan kasus sirosis hepatis, diana
Laporan kasus sirosis hepatis, dianaLaporan kasus sirosis hepatis, diana
Laporan kasus sirosis hepatis, diana
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifCrohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratif
 
Laporan kasus ppok
Laporan kasus ppokLaporan kasus ppok
Laporan kasus ppok
 

Viewers also liked

Enzim dan Penyakit
Enzim dan PenyakitEnzim dan Penyakit
Enzim dan Penyakit
Izhar Ibrahim
 
Amilase dan gama gt
Amilase dan gama gtAmilase dan gama gt
Amilase dan gama gt
Arini Utami
 
Kerja Enzim
Kerja Enzim Kerja Enzim
Kerja Enzim
fitri_rizkiyah
 
akut pankreatit
akut pankreatitakut pankreatit
akut pankreatit
htyanar
 
Pankreas ppt
Pankreas pptPankreas ppt
Pankreas ppt
usgaile
 
PANKREATITIS
PANKREATITISPANKREATITIS
PANKREATITIS
Muhammad Nasrullah
 
Amylase
AmylaseAmylase
Amylase
Namit Sethi
 
Acute pancreatitis.ppt
Acute pancreatitis.pptAcute pancreatitis.ppt
Acute pancreatitis.ppt
Ibrahim Odeh
 

Viewers also liked (9)

Enzim dan Penyakit
Enzim dan PenyakitEnzim dan Penyakit
Enzim dan Penyakit
 
Amilase dan gama gt
Amilase dan gama gtAmilase dan gama gt
Amilase dan gama gt
 
Kerja Enzim
Kerja Enzim Kerja Enzim
Kerja Enzim
 
akut pankreatit
akut pankreatitakut pankreatit
akut pankreatit
 
Pankreas ppt
Pankreas pptPankreas ppt
Pankreas ppt
 
PANKREATITIS
PANKREATITISPANKREATITIS
PANKREATITIS
 
Amylase
AmylaseAmylase
Amylase
 
Acute pancreatitis.ppt
Acute pancreatitis.pptAcute pancreatitis.ppt
Acute pancreatitis.ppt
 
Pancreatitis
PancreatitisPancreatitis
Pancreatitis
 

Similar to Manajemen pankreatitis akut

Asites pada ca colon
Asites pada ca colonAsites pada ca colon
Asites pada ca colon
arie setyawan
 
kmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptxkmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptx
ekopurwanto876739
 
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptxdr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
pudjo3
 
8 8 pankreas
8 8 pankreas8 8 pankreas
8 8 pankreas
yunjaeyoosumin
 
pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdfpdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdf
JieFebHot
 
materi modul intervensi biopsi ginj.pptx
materi modul intervensi biopsi ginj.pptxmateri modul intervensi biopsi ginj.pptx
materi modul intervensi biopsi ginj.pptx
YuyunRasulong1
 
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderlyCbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Devina Ciayadi
 
Penyakit yang menyertai persalinan 3
Penyakit yang menyertai persalinan 3Penyakit yang menyertai persalinan 3
Penyakit yang menyertai persalinan 3
089633666
 
PPT_CRF.pptx
PPT_CRF.pptxPPT_CRF.pptx
PPT_CRF.pptx
savitrigemini
 
PREEKLAMPSIA.pptx
PREEKLAMPSIA.pptxPREEKLAMPSIA.pptx
PREEKLAMPSIA.pptx
YoshiRiantyoko
 
Gagal ginjal kronis 2(1)
Gagal ginjal kronis 2(1)Gagal ginjal kronis 2(1)
Gagal ginjal kronis 2(1)Khusny Kamal
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptx
SarahShadiqa
 
3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx
setiaji6
 
Pankreatitis
PankreatitisPankreatitis
Pankreatitis
Ansalum
 
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-beratNia Aprianti
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Dessycis
 
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptxKelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
nandananda776342
 
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
JudiEndjun Ultrasound
 
210654275 case-pre-eklampsi-berat
210654275 case-pre-eklampsi-berat210654275 case-pre-eklampsi-berat
210654275 case-pre-eklampsi-berat
homeworkping8
 

Similar to Manajemen pankreatitis akut (20)

Asites pada ca colon
Asites pada ca colonAsites pada ca colon
Asites pada ca colon
 
kmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptxkmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptx
 
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptxdr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
 
8 8 pankreas
8 8 pankreas8 8 pankreas
8 8 pankreas
 
pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdfpdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdf
 
materi modul intervensi biopsi ginj.pptx
materi modul intervensi biopsi ginj.pptxmateri modul intervensi biopsi ginj.pptx
materi modul intervensi biopsi ginj.pptx
 
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderlyCbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
 
KKD etika.pptx
KKD etika.pptxKKD etika.pptx
KKD etika.pptx
 
Penyakit yang menyertai persalinan 3
Penyakit yang menyertai persalinan 3Penyakit yang menyertai persalinan 3
Penyakit yang menyertai persalinan 3
 
PPT_CRF.pptx
PPT_CRF.pptxPPT_CRF.pptx
PPT_CRF.pptx
 
PREEKLAMPSIA.pptx
PREEKLAMPSIA.pptxPREEKLAMPSIA.pptx
PREEKLAMPSIA.pptx
 
Gagal ginjal kronis 2(1)
Gagal ginjal kronis 2(1)Gagal ginjal kronis 2(1)
Gagal ginjal kronis 2(1)
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptx
 
3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx
 
Pankreatitis
PankreatitisPankreatitis
Pankreatitis
 
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
 
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptxKelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
 
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
 
210654275 case-pre-eklampsi-berat
210654275 case-pre-eklampsi-berat210654275 case-pre-eklampsi-berat
210654275 case-pre-eklampsi-berat
 

Recently uploaded

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (20)

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 

Manajemen pankreatitis akut

  • 1. BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN FEBRUARI 2016 Di susun Oleh : Halfian Syam HS Supervisor : Dr. dr. Ronald E. Lusikooy, Sp.B-KBD Manajemen Pankreatitis Akut
  • 2. Pendahuluan Pankreatitis akut (AP) merupakan salah satu penyakit traktus gastrointestinal yang paling banyak terjadi, menyebabkan terjadinya beban emosional, fisik, dan finansial yang berat pada manusia. Insidens AP bervariasi antara 4.9 hingga 73.4 kasus per 100.000 orang di seluruh dunia Secara klinis dikaitkan dengan rasa nyeri kuadran kiri atas abdomen yang muncul mendadak disertai peningkatan marker biokimiawi serum Patofisiologi yang mendasari adalah adanya inaktivasi dini dan tidak tepat dari enzim digestif di dalam sel-sel asinar pancreas
  • 3. PANKREATITIS AKUT 1. DIAGNOSIS 2. ETIOLOGI 3. PENILAIAN AWAL-RISIKO 4. TATA LAKSANA AWAL 5. ERCP 8. OPERASI7. NUTRISI6. ANTIBIOTIK
  • 4. DIAGNOSIS 1. Diagnosis AP ditegakkan dengan adanya 2 dari 3 kriteria berikut : Presentasi klinis : Nyeri abdomen yang konsisten dengan AP, Laboratorium : Serum amilase dan/atau lipase 3 kali lebih tinggi dari nilai batas normal, dan/atau Radiologi : Temuan dari imaging abdominal (USG Abdomen) 2. Penggunaan Contrast-enhanced computed tomography (CECT) dan/atau Magnetic resonance imaging (MRI) pancreas, HANYA untuk pasien yang diagnosisnya belum jelas atau keadaan klinisnya tidak membaik dalam waktu 48-72 jam pertama atau untuk mengevaluasi adanya komplikasi.
  • 5. … diagnosis …  Nyeri Pada AP, nyeri biasanya pada epigastrium atau nyeri pada kuadran kiri atas. Nyeri bersifat tetap, tumpul dengan dengan penjalaran ke belakang, dada, atau pinggang. Intensitas nyeri biasanya berat, tetapi dapat bervariasi. Intensitas dan lokasi nyeri tidak berhubungan dengan keparahan penyakit.
  • 6. … diagnosis …  Serum Amilase Umumnya meningkat dalam beberapa jam setelah gejala dan kembali ke nilai normal dalam waktu 3-5 hari; pada 1/5 pasien, nilai serum amilase tersebut tetap dalam batas normal. Kadar serum amilase dapat normal pada AP akibat alkohol dan hipertrigliseridemia. Kadar amilase serum dpt tinggi walau tidak ada AP pada keadaan makroamilasemia, pada GFR, pada penyakit kelenjar ludah, dan pada penyakit abdomen ekstrapankreas yang berhubungan dengan inflamasi : appendisitis akut, cholecystitis, obstruksi atau iskemik pada usus, ulkus peptikum, dan penyakit ginekologis.
  • 7. … diagnosis …  Serum Lipase Serum lipase sifatnya lebih spesifik dan kadarnya tetap meningkat lebih lama daripada amilase setelah munculnya gejala penyakit. Lipase juga dapat tinggi pada makrolipasemia dan berbagai penyakit nonpankreas seperti penyakit ginjal, appendisitis, cholecystitis, dan lain sebagainya. Pada pasien diabetes, dibutuhkan nilai ambang batas 3-5 kali lipat lebih tinggi jika dibandingkan dengan pasien non- diabetik.
  • 8. … diagnosis …  Imaging Abdominal USG dilakukan pada semua pasien AP. CECT tidak rutin, hanya pada pasien yang gagal membaik setelah 48-72 jam (nyeri persisten, demam, mual, tidak dapat memulai pemberian makanan secara oral) dan untuk menilai adanya komplikasi lokal seperti nekrosis pancreas. Sensitifitas dan spesifitas CECT lebih dari 90%. MRI berguna pada pasien yang alergi terhadap kontras dan menderita insufisiensi ginjal. MRI, dengan menambahkan magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP) memiliki keuntungan untuk mendeteksi choledocholithiasis hingga yang berdiameter 3 mm.
  • 9. PERAN ERCP PADA AP 1.Pasien penderita AP yang disertai dengan cholangitis akut harus menjalani endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) dalam waktu 24 jam setelah masuk ke rumah sakit 2.ERCP tidak dibutuhkan pada kebanyakan pasien yang menderita pankreatitis batu empedu yang tidak memiliki tanda-tanda klinis atau laboratorium bahwa sedang terjadi obstruksi biliar
  • 10. … peran ERCP pada AP … 3. Jika tidak terdapat cholangitis dan/atau jaundice, lebih dipilih menggunakan MRCP atau USG endoskopik (EUS) daripada ERCP untuk skrining choledocholithiasis jika sangat dicurigai 4. Stent duktus pankreatikus dan/atau suppositoria rektal obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) postprosedur harus diberikan untuk mengurangi risiko pankreatitis berat post- ERCP pada pasien berisiko tinggi
  • 11. ETIOLOGI 1.USG transabdominal dapat dilakukan pada semua pasien yang menderita AP 2.Pada keadaan tidak adanya batu empedu dan/atau riwayat konsumsi alkohol yang signifikan, harus diperiksa serum trigliserida dan mempertimbangkan Sebagai etiologi jika > 1.000 mg/dL 3.Pada pasien yang berusia > 40 tahun, dapat dipertimbangkan diagnosis tumor pankreas sebagai kemungkinan penyebab AP
  • 12. … etiologi … 4.Pemeriksaan endoskopik untuk etiologi yang sulit ditentukan pada pasien penderita AP harus dibatasi, karena perbandingan risiko dan keuntungan pemeriksaan pada pasien tersebut masih tidak jelas. 5.Pasien penderita AP idopatik (IAP) harus dirujuk ke pusat pelayanan ahli 6.Dapat dipertimbangkan melakukan tes genetik pada pasien berusia muda (< 30 tahun) jika tidak ada penyebab yang jelas dan terdapat riwayat penyakit pankreas dalam keluarga
  • 13. … etiologi … Batu Empedu (40-70 %) seringkali menyebabkan pankreatitis akut yang dapat sembuh spontan bila sumbatan terbuka Alkohol (25-35 %) Bermanifestasi luas, sebagai pankreatitis akut maupun kronik yang ireversibel Diagnosis hanya bila pasien memiliki riwayat konsumsi alcohol berat (>50 gr/hari) lebih dari 5 tahun Hipertrigliseridemia primer dan sekunder (1-4 %) Dieprtimbangkan sebagai penyebab AP bila kadar > 1000 mg/dl
  • 14. … etiologi … Penyebab lain : - Hiperkalsemia - Hiperparatiroidisme - Obat-obatan - Keganasan - Kelainan anatomis - Genetik - Idiopatik
  • 15. PENILAIAN AWAL & RISIKO 1.Status hemodinamik harus langsung dinilai setelah pasien masuk ke rumah sakit dan langkah-langkah resusitatif harus segera dimulai jika diperlukan 2.Harus dilakukan penilaian risiko untuk membagi pasien menjadi kategori risiko tinggi atau risiko rendah untuk membantu triase, seperti pada keadaan yang membutuhkan unit perawatan intensif 3.Pasien yang mengalami gagal organ harus dimasukkan ke unit perawatan intensif atau perawatan intermediate jika memungkinkan
  • 16. … penilaian awal dan risiko … Pankreatitis akut dapat ringan dan berat AP ringan didefinisikan sebagai tidak adanya kegagalan organ dan/atau nekrosis pancreas, 48 jam setelah masuk ke rumah sakit, pasien biasanya telah membaik dan bisa mulai makan. AP berat terjadi pada sekitar 15-20% pasien. AP berat didefinisikan sebagai adanya gagal organ persisten (tidak berhasil sembuh dalam waktu 48 jam) dan/atau kematian. Dahulu, adanya kegagalan organ, komplikasi lokal akibat pankreatitis seperti nekrosis pankreas juga dianggap sebagai penyakit berat. Namun, komplikasi lokal tersebut (termasuk nekrosis pankreas dengan atau tanpa kegagalan organ sementara) didefinisikan sebagai AP sedang berat (revisi kriteria Atlanta)
  • 17. Ada 2 fase AP berat : Fase dini (dalam waktu 1 minggu) yang dikarakteristikkan dengan sindrom respon inflamasi sistemik (SIRS) dan/atau kegagalan organ; dan Fase lanjut (> 1 minggu) yang dikarakteristikkan dengan adanya komplikasi lokal. Komplikasi lokal didefinisikan sebagai adanya penumpukan cairan peripankreatik, nekrosis pankreas dan peripankreatik (steril atau terinfeksi), pseudokista, dan nekrosis walled-off (steril atau terinfeksi) … penilaian awal dan risiko …
  • 18. … penilaian awal dan risiko … Penilaian keparahan AP dapat dengan sistem skoring : Kriteria Atlanta revisi 2013 Skor BISAP Kriteria Ranson Sistem skoring keparahan penyakit semuanya tidak praktis, umumnya membutuhkan 48 jam agar dapat akurat, dan ketika skor tersebut menunjukkan adanya penyakit berat, kondisi pasien sudah jelas walaupun tanpa menggunakan skor tersebut. Sistem skoring yang baru (BISAP) tidak lebih akurat dari system yang sudah ada
  • 19. Kriteria Atlanta (1993) Revisi Atlanta (2013) Pankreatitis akut ringan Pankreatitis akut ringan Tidak adanya gagal organ Tidak adanya gagal organ Tidak adanya komplikasi lokal Tidak adanya komplikasi lokal Pankreatitis akut berat Pankreatitis akut sedang berat 1. Komplikasi lokal DAN/ATAU 1. Komplikasi lokal DAN/ATAU 2. Gagal organ 2. Gagal organ sementara (< 48 jam) Perdarahan gastrointestinal (> 500 cc / 24 jam) Pankreatitis akut berat Syok – SBP ≤ 90 mmHg Gagal organ persisten > 48 jam * PaO2 ≤ 60% Kreatinin ≥ 2 mg/dl GI, gastrointestinal; SBP, tekanan darah sistolik. * Gagal organ persisten sekarang didefinisikan berdasarkan skor Modified Marshall
  • 20.
  • 22. Karakteristik pasien berisiko AP berat Usia > 55 tahun Obesitas (BMI > 30 kg/m2) Perubahan status mental Penyakit komorbid Sindrom respon inflamasi sistemik (SIRS) Adanya > 2 kriteria berikut : • Denyut nadi > 90 kali/menit • Respirasi > 20 kali/menit atau PaCO2 > 32 mmHg • Suhu > 38 ˚C atau < 36 ˚C • Jumlah WBC > 12.000 atau < 4.000 sel/mm3 atau > 10 neutrofil immatur (bands)
  • 23. Pemeriksaan laboratorium : • Peningkatan BUN BUN > 20 mg/dl • Peningkatan HCT HCT > 44% • Peningkatan kreatinin Pemeriksaan radiologi : • Efusi pleura • Infiltrat pulmonal • Penumpukan cairan multiple atau ekstrapankreas ekstensif BMI : indeks massa tubuh; BUN: nitrogen urea darah; HCT: hematokrit; WBC: sel darah putih. * Adanya gagal organ dan/atau nekrosis pankreas menunjukkan pankreatitis akut berat
  • 24. PENATALAKSANAAN AWAL 1.Hidrasi agresif, didefinisikan sebagai pemberian cairan kristaloid isotonik sebanyak 250-500 ml per jam, harus diberikan pada semua pasien kecuali terdapat faktor komorbid kardiovaskular, ginjal, atau faktor komorbid lainnya 2.Pada pasien dengan penurunan volume berat yang termanifestasi sebagai hipotensi dan takikardi, mungkin dibutuhkan penggantian cairan yang lebih cepat (bolus)
  • 25. … penatalaksanaan awal … 3.Larutan Ringer Lactat merupakan cairan kristaloid isotonik pengganti pilihan utama 4.Kebutuhan cairan harus dinilai ulang dengan interval sering dalam waktu 6 jam setelah masuk ke rumah sakit dan selama 24-48 jam berikutnya. Tujuan dari hidrasi agresif adalah harus dapat menurunkan BUN
  • 26. PERAN ANTIBIOTIK PADA AP 1. Antibiotik harus diberikan untuk infeksi ekstrapankreas seperti cholangitis, infeksi akibat kateter, bakteremia, infeksi traktus urinarius, pneumonia 2. Tidak direkomendasikan penggunaan antibiotik profilaksis rutin pada pasien penderita pankreatitis akut berat 3. Tidak direkomendasikan penggunaan antibiotik pada pasien penderita nekrosis steril untuk mencegah timbulnya nekrosis yang terinfeksi
  • 27. … peran antibiotic pada AP … 4.Harus dianggap telah terjadi nekrosis yang terinfeksi pada pasien penderita nekrosis pankreas atau ekstrapankreas yang mengalami penurunan keadaan klinis atau gagal sembuh setelah 7-10 hari perawatan di rumah sakit. Pada pasien tersebut, harus diberikan Aspirasi jarum halus (FNA) dengan bantuan CT untuk pewarnaan Gram dan kultur untuk mengarahkan penggunaan antibiotik yang tepat atau Penggunaan antibiotik empirik tanpa CT FNA
  • 28.
  • 29. … peran antibiotic pada AP … 5. Pada pasien dengan nekrosis yang terinfeksi, antibiotik yang dapat mempenetrasi nekrosis pankreas seperti carbapenem, kuinolon, dan metronidazole, dapat berguna untuk menunda atau kadang-kadang betul-betul menghindari intervensi sehingga menurunkan morbiditas serta mortalitas 6. Tidak direkomendasikan pemberian obat-obatan antijamur secara rutin bersamaan dengan antibiotik profilaksis / terapeutik
  • 30. NUTRISI 1.Pada AP ringan, pemberian makanan oral dapat langsung dimulai jika tidak ada mual dan muntah, dan nyeri abdomen telah berkurang 2.Pada AP ringan, dimulainya pemberian makanan dengan diet padat rendah lemak nampaknya sama amannya dengan diet cairan jernih
  • 31. … nutrisi … 3. Pada AP berat, direkomendasikan pemberian nutrisi enteral untuk mencegah komplikasi infeksi. Nutrisi parenteral harus dihindari kecuali rute enteral tidak tersedia, tidak dapat ditoleransi, atau tidak memenuhi kebutuhan kalorinya 4. Pemberian makanan enteral melalui pipa nasogastrik dan nasojejunal memiliki efektifitas dan keamanan yang sama
  • 32. OPERASI 1. Pada pasien penderita AP ringan yang memiliki batu empedu pada kantung empedunya, harus dilakukan cholecystectomy sebelum pasien dipulangkan untuk mencegah rekurensi AP 2. Pada pasien penderita necrotizing biliary AP, untuk mencegah infeksi, maka cholecystectomy ditunda hingga inflamasi aktif mereda dan penumpukan cairan berkurang atau stabil
  • 33. … operasi … 3.Adanya pseudokista dan nekrosis pankreas dan/atau ekstrapankreas YANG asimptomatik tidak membutuhkan intervensi berapapun ukurannya, lokasi, dan/atau ekstensinya
  • 34. … operasi … 4.Pada pasien stabil dengan nekrosis yang terinfeksi, drainase operatif, radiologis, dan/atau endoskopik harus ditunda, dipilih selama lebih dari 4 minggu, untuk memungkinkan terjadinya pengenceran isi dan terbentuknya dinding fibrosis disekitar area nekrosis (walled-off necrosis)
  • 35. … operasi … 5.Pada pasien simptomatik dengan nekrosis yang terinfeksi, lebih dipilih menggunaan metode necrostomy minimal invasif daripada open necrostomy