SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gastropati adalah terjadinya kerusakan sel epitel mukosa lambung dan
gangguan regenerasi sel epitel tanpa adanya proses inflamasi. Gastropati timbul
akibat adanya iritasi oleh zat kimia ( seperti obat anti inflamasi non steroid dan
alkohol ), refluks cairan empedu, hipovolemik dan bendungan kronik.1
NSAID merupakan salah satu golongan obat yang paling banyak dan paling
sering diresepkan di Indonesia maupun di negara-negara lain. Obat ini dianggap
sebagai first line therapy untuk arthritis dan digunakan secara luas pada kasus
trauma, nyeri paska pembedahan dan nyeri lainnya.2,3,4 Sebagian besar efek
samping NSAID pada saluran cerna bersifat ringan dan reversibel.Hanya sebagian
kecil menjadi berat yakni tukak peptik, perdarahan saluran cerna dan perforasi.4
Di Eropa dan Amerika Serikat, NSAID merupakan penyebab utama
perdarahan saluran cerna dengan total hampir 50% dari seluruh kasus perdarahan
saluran cerna.2 Di Indonesia sendiri, penyebab utama perdarahan saluran cerna
bagian atas adalah pecahnya varises gastroesofagus sekitar 50% - 60%, gastritis
erosifa hemoragika sekitar 25% - 30%, tukak peptik sekitar 10% - 15% dan
karena sebab lainnya < 5%.5,6
Diagnosis gastropati NSAID dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis dapat ditemukan
gejala gastrointestinal seperti dispepsia, heartburn, abdominal discomfort, dan
nafsu makan menurun, perut kembung dan perasaan penuh di perut, mual, muntah
dan bersendawa. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pada daerah
epigastrium dan dapat ditemukan distensi abdomen pada gejala yang berat.4.7
Untuk pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan EGD
(Esofagogastroduedenoscopy) dan pemeriksaan histopatologi. Pada EGD dapat
dijumpai kongesti mukosa, erosi-erosi kecil dan kadang-kadang disertai
pendarahan kecil. Lesi seperi ini dapat sembuh sendiri. Lesi yang lebih berat dapat
berupa erosi dan tukak multiple, pendarahan luas dan perforasi saluran cerna.4,5,7
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Gastropati NSAID
Gastropati adalah terjadinya kerusakan sel epitel mukosa lambung dan
gangguan regenerasi sel epitel tanpa adanya proses inflamasi. Gastropati timbul
akibat adanya iritasi oleh zat kimia ( seperti obat anti inflamasi non steroid dan
alkohol ), refluks cairan empedu, hipovolemik dan bendungan kronik.1
2.2 Epidemiologi / Insiden Kasus
Penyakit ini tersebar diseluruh dunia dengan prevelensi berbeda tergantung
pada sosial ekonomi, demografi dan dijumpai lebih banyak pada pria usia lanjut
dan kelompok sosial ekonomi rendah dengan puncak pada dekade keenam. Di
Amerika Serikat, diperkirakan 13 juta orang menggunakan NSAID secara teratur.
Sekitar 70 juta resep ditulis setiap tahun, dan 30 miliar NSAID dijual setiap tahun.
Dengan meluasnya penggunaan NSAID telah mengakibatkan peningkatan
prevalensi terjadi gastropati NSAID.7
Di Indonesia sendiri, penyebab utama perdarahan saluran cerna bagian atas
adalah pecahnya varises esofagus yaitu lebih dari 30% dari seluruh kasus
perdarahan saluran cerna bagian atas. Sementara itu, perdarahan saluran cerna atas
yang disebabkan oleh gastropati OAINS hanya sekitar 20%.5,6
2.3 Faktor Risiko
- Usia lanjut >60 tahun
- Riwayat pernah menderita tukak
- Riwayat perdarahan saluran cerna
- Dosis tinggi atau menggunakan 2 jenis NSAID
- Menderita penyakit sistemik yang berat
- Bersama-sama dengan infeksi Helicobacter pylory
- Merokok
- Meminum alcohol.4
3
2.4 Patomekanisme Gastropati NSAID
Meskipun hingga kini patogenesis terjadinya Gastropati NSAID masih
belum diketahui secara pasti, secara umum NSAID merusak mukosa lambung
melalui 2 mekanisme yaitu tropikal dan sistemik. Kerusakan mukosa secara
tropikal terjadi karena NSAID bersifat asam dan lipofilik, sehingga
mempermudah trapping ion hydrogen masuk mukosa dan menimbulkan
kerusakan. Efek sistemik NSAID lebih penting yaitu kerusakan mukosa terjadi
akibat produksi prostaglandin menurun secara bermakna. Seperti diketahui
prostaglandin merupakan substansi sitoprotektif yang amat penting bagi mukosa
lambung. Efek sitoproteksi itu dilakukan dengan cara menjaga aliran darah
mukosa, meningkatkan produksi mukus, bikarbonat, transportasi ion untuk
mempertahankan pH, dan membuat ikatan antar sel. Bila pertahanan preepitelial
bisa dilewati akan segera terjadi restitusi, sel sekeliling mukosa yang rusak terjadi
migrasi dan mengganti sel-sel epitel yang rusak. Pada umumnya sel epitel yang
rusak akan sembuh dan mengalami regenerasi selama 3 sampai 5 hari.4,9
Gambar 1. Mekanisme NSAID merusak lambung
4
Elemen kompleks yang melindungi mukosa gastroduodenal merupakan
prostaglandin endogenous yang di sintesis di mukosa traktus gastrointestinal
bagian atas. COX (siklooksigenase) merupakan tahap katalitikator dalam produksi
prostaglandin. Sampai saat ini dikenal ada dua bentuk COX, yakni COX-1 dan
COX-2. COX-1 ditemukan terutama dalam gastrointestinal, ginjal, endotelin, otak
dan trombosit dan berperan penting dalam pembentukan prostaglandin dari asam
arakidonat. COX-2 pula ditemukan dalam otak dan ginjal yag juga
bertanggungjawab dalam respon inflamasi. Endotel vaskular secara terus-menerus
menghasilkan vasodilator prostaglandin E dan I yang apabila terjadi gangguan
atau hambatan (COX-1) akan timbul vasokonstriksi sehingga aliran darah
menurun dan menyebabkan nekrosis epitel.8
Sebagai konsekuensi inhibitor COX, sintesis leukotrien mengalami
peningkatan melalui perubahan metabolisme arakidonat ke 5-lipoxygenase (5-
LOX0). Leukotrien terlibat dalam proses kerusakan mukosa lambung karena
menyebabkan inflamasi dan iskemik jaringan.3
Gambar 2. Mekanisme NSAID mempengaruhi mukosa lambung
5
2.5 Diagnosis
Diagnosis gastropati NSAID dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis manifestasi klinis
gastritis bervariasi dari tanpa gejala, gejala ringan dengan manifestasi tersering
yaitu heartburn, dispepsia, abdominal discomfort dan nausea, hingga gejala berat
seperti tukak peptik, perdarahan, dan perforasi. Manifestasi klinis lain yang biasa
dirasakan pasien adalah mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas
berupa nafsu makan menurun, perut kembung dan perasaan penuh di perut,
muntah, mual dan bersendawa. Jika terdapat pendarahan aktif, dapat terjadi
hematemesis dan melena.3 Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan
pada daerah epigastrium dan dapat ditemukan distensi abdomen pada gejala yang
berat.7
Untuk pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan EGD
(Esofagogastroduedenoscopy) dan pemeriksaan histopatologi. Tes ini dilakukan
dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui
mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Pada
EGD dapat dijumpai kongesti mukosa, erosi-erosi kecil dan kadang-kadang
disertai pendarahan kecil. Lesi seperi ini dapat sembuh sendiri. Lesi yang lebih
berat dapat berupa erosi dan tukak multiple, pendarahan luas dan perforasi saluran
cerna.7,8
Untuk mengevaluasi gangguan mukosa dapat menggunakan Modified Lanza
Skor (MLS) kriteria. Sistem grading ini menurut MLS adalah sebagai berikut:
• Grade 0 : Tidak ada erosi atau perdarahan
• Grade 1 : Erosi dan perdarahan di satu wilayah atau jumlah lesi ≤  2
• Grade 2 : Erosi dan perdarahan di satu daerah atau ada 3-5 lesi
• Grade 3 : Erosi dan perdarahan di dua daerah atau ada 6-10 lesi
• Grade 4 : Erosi dan perdarahan> 3 daerah atau lebih dalam lambung
• Grade 5 : Sudah ada tukak lambung
6
Secara histopatologis tidak khas. Dapat dijumpai regenerasi epitelial,
hiperplasia foveolar, edema lamina propia dan ekspansi serabut otot polos ke arah
mukosa. Ekspansi dianggap abnormal bila sudah mencapai kira-kira sepertiga
bagian atas. Namun, tanpa informasi yang jelas tentang konsumsi NSAID
gambaran histopatologis seperti ini sering disebut sebagai gastropati reaktif.8
Gambar 3. Gambaran Endoskopi dan Histologi pada Gastropati NSAID
Feces dapat diambil setiap hari sampai laporan laboratorium adalah negatif
terhadap darah samar.8 Pemeriksaan sekretori lambung merupakan nilai yang
menentukan dalam mendiagnosis aklorhidria (tidak terdapat asam hdroklorida
dalam getah lambung) dan sindrom zollinger-ellison. Nyeri yang hilang dengan
makanan atau antasida, dan tidak adanya nyeri yang timbul juga
mengidentifikasikan adanya ulkus.8
Selain itu, adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan histology
melalui kultur, meskipun hal ini merupakan tes laboratorium khusus serta tes
serologis terhadap antibody pada antigen H. Pylori.8
7
2.6 Penatalaksanaan
2.6.1 Non-medikamentosa
Pada terapi non-medikametosa, yakni berupa istirahat, diet dan jika
memungkinkan, penghentian penggunaan NSAID. Secara umum, pasien dapat
dianjurkan pengobatan rawat jalan, bila kurang berhasil atau ada komplikasi baru
dianjurkan rawat inap di rumah sakit.8
Pada pasien dengan disertai tukak, dapat diberikan diet lambung yang
bertujuan untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak
memberatkan lambung, mencegah dan menetralkan asam lambung yang
berlebihan serta mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin. Adapun syarat diet
lambung yakni:
1. Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan.
2. Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan pasien untuk
menerima
3. Rendah lemak, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang
ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara
bertahap.
5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah
6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara
termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima
perseorangan)
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak
dianjurkan minum susu terlalu banyak.
8. Makan secara perlahan
9. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48
jam untuk memberikan istirahat pada lambung.8
8
2.6.2 Medikamentosa
Penanganan perlukaan mukosa karena NSAID terdiri dari penanganan
terhadap ulkus aktif dan pencegahan primer terhadap perlukaan dikemudian hari.
Idealnya, NSAID dihentikan sebagai langkah pertama terapi ulkus. Selanjutnya,
pada penderita diberikan obat penghambat sekresi asam (penghambat H2, PPIs).7
Evaluasi sangat penting karena sebagian besar gastropati NSAID ringan
dapat sembuh sendiri walaupun NSAID tetap diteruskan. Antagonis reseptor H2
(ARH2) atau PPI dapat mengatasi rasa sakit dengan baik. Pasien yang dapat
menghentikan NSAID, obat-obat tukak seperti golongan sitoproteksi, ARH2 dan
PPI dapat diberikan dengan hasil yang baik. Sedangkan pasien yang tidak
mungkin menghentikan NSAID dengan berbagai pertimbangan sebaiknya
menggunakan PPI. Mereka yang mempunyai faktor risiko untuk mendapat
komplikasi berat, sebaiknya dberikan terapi pencegahan mengunakan PPI atau
analog prostaglandin.8
 Misoprostol
Misoprostol adalah analog prostaglandin yang digunakan untuk
menggantikan secara lokal pembentukan prostaglandin yang dihambat oleh
NSAID. Dalam studi aplikasi mukosa misoprostol 200 mg empat kali sehari
terbukti mengurangi tingkat keseluruhan komplikasi NSAID sekitar
40%. Namun, penggunaan misoprostol dosis tinggi dibatasi karena efek
samping terhadap GI. Selain itu, penggunaan misoprostol tidak berhubungan
dengan pengurangan gejala dispepsia.
 Sukralfat / antasida
Selain mengurangi paparan asam pada epitel yang rusak dengan membentuk
gel pelindung (sucralfate) atau dengan netralisasi asam lambung (antasida),
kedua regimen telah ditunjukkan untuk mendorong berbagai mekanisme
gastroprotektif. Sukralfat dapat menghambat hidrolisis protein mukosa oleh
pepsin. Sukralfat masih dapat digunakan pada pencegahan tukak akibar stress,
meskipun kurang efektif. Karena diaktivasi oleh asam, maka sukralfat
digunakan pada kondisi lambung kosong. Efek samping yang paling banyak
terjadi yaitu konstipasi.
9
Antasida diberikan untuk menetralkan asam lambung dengan
mempertahankan PH cukup tinggi sehingga pepsin tidak diaktifkan, sehingga
mukosa terlindungi dan nyeri mereda. Preparat antasida yang paling banyak
digunakan adalah campuran dari alumunium hidroksida dengan magnesium
hidroksida. Efek samping yang sering terjadi adalah konstipasi dan diare
 H2-reseptor antagonis
H 2 reseptor antagonis (H2RA) merupakan standar pengobatan ulkus sampai
pengembangan PPI. Dengan struktur serupa dengan histamin, antagonis
reseptor H2 tersedia dalam empat macam obat yaitu simetidin, ranitidin,
famotidin, dan nizatidin. Dua kali sehari dengan dosis standard dapat
menurunkan angka kejadian ulkus gaster. Selain itu obat ini dapat
menurunkan risiko tukak duodenum tetapi perlindungan terhadap tukak
lambung rendah. Dosis malam yang sesuai adalah ranitidin 300 mg, famotidin
40 mg dan nizatidin 300 mg.
 Proton-pump inhibitor
Merupakan pilihan komedikasi untuk mencegah gastropati NSAID. Obat ini
efektif untuk penyembuhan ulkus melalui mekanisme penghambatan HCl,
menghambat pengasaman fagolisosom dari aktivasi neutrofil, dan melindungi
sel epitel serta endotel dari stress oksidatif melalui induksi haem oxygenase-1
(HO-1).
Enzim HO-1 adalah enzim pelindung jaringan dengan fungsi vasodilatasi,
anti inflamasi, dan antioksidan. Jika diberikan dalam dosis yang cukup,
produksi asam harian dapat dikurangi hingga lebih dari 95%. Waktu paruh
PPIs adalah 18 jam dan dibutuhkan 2-5 hari untuk menormalkan kembali
sekresi asam lambung setelah pemberian obat dihentikan. Efikasi maksimal
didapatkan pada pemberian sebelum makan. Obat PPI menyebabkan
pengurangan gejala klinis dispepsia karena NSAID dibanding antagonis
reseptor H2 maupun misoprostol.
10
2.6.3 Pembedahan
Tindakan operasi saat ini frekuensinya menurun akibat keberhasilan terapi
medikamentosa. Indikasi operasi terbagi 3 yaitu :
 Elektip (tukakak refrakter/gagal pengobatan)
 Darurat ( komplikasi : perdarahan massif, perforasi, senosis polorik)
 Tukak gaster dengan sangkutan keganasan.8
2.7 Komplikasi Gastropati NSAID
Jika tidak tertangani dengan baik, komplikasi gastropati NSAID dapat
muncul pada penderita. Komplikasi tersebut meliputi perdarahan gastrointestinal
(hematemesis, melena), perforasi, striktura, syok hipovolemik, dan kematian.7
11
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Sri Purwana
Umur : 72 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Agama : Budha
Alamat : Jl. Siak No 07 A
Tanggal Masuk : 30-04-2017
3.2 ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Nyeri ulu hati sejak ± 1 minggu ini
2. Riwayat Penyakit sekarang :
Pasien datang ke poli internis dengan keluhan nyeri ulu hati sejak ± 1
minggu yang lalu dan memberat dalam 3 hari ini. Nyeri dirasakan seperti
ditusuk-tusuk benda tumpul dan tidak menjalar. Nyeri dirasakan semakin
hari semakin berat sehingga mengganggu aktivitas pasien. Rasa nyeri tidak
berkurang setelah pasien makan dan minum obat. Keluhan juga disertai
dengan mual dan muntah, muntah warna hitam seperti bercak kopi sejak 1
hari yang lalu. Selama sakit ini pasien tidak nafsu makan, badan terasa
lemas dan kepala pusing. Pasien mengaku mempunyai riwayat penyakit
maag selama 5 tahun ini dan sering rutin kontrol berobat ke malaka. Selain
itu juga pasien mengatakan selama 20 tahun ini rutin minum obat
penghilang rasa sakit yang diberi dokter malaka untuk penghilang sakit
lututnya. Riwayat BAB hitam dijumpai 1 hari yang lalu.
3. Riwayat penyakit dahulu :
Hipertensi, Osteoarthritis, Vertigo, Dyspepsia
4. Riwayat pemakaian obat-obatan :
Amlodipin, clopidogrel, betahistin, antasida, omeprazole, sucralfat,
etoricoxib
12
3.3 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Kompos mentis
Tekanan darah : 86/54 mmHg
Nadi : 88x/i
Pernapasan : 22x/i
Suhu : 36,7 0C
3.4 PEMERIKSAAN GENERALISATA
Kepala : Kesan Normochepali
Mata : Pupil jernih dan Isokor ¢ (3mm/3mm), Conjungtiva palpebra
inferior pucat
(-/-), Sklera Ikterik (-/-)
Telinga : normal, sekret (-)
Hidung : NCH (-), Sekret (-), Obstruksi (-), sekret (-/-)
Mulut : Sianosis (-), kering (+)
Leher : Perbesaran KGB (-), dan tiroid (-/-) TVJ R±2CmH2O
Thoraks : Inspeksi : Retraksi (-), Simetris statis dan dinamis
Palpasi : Nyeri Tekan (-), sf kanan = kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler (+/+) Rh (-/-), whez (-/-)
Jantung :Inspeksi : Ictus Cordis (-)
Palpasi : Ictus Cordis (-)
Perkusi : Batas Jantung Normal
Askultasi : BJ I > BJ II, Bising (-)
Abdomen : Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel, nyeri tekan epigastrium (+)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Ekstremitas : Hangat, CRT < 3”, Edema (-/-)
Genitalia : Perempuan
13
3.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin :
- Hemoglobin : 14,4 gr%
- Hematokrit : 40 %
- Leukosit : 11.720 rb/mm
- Trombosit : 247.000 rb/mm
GDS : 137 mg/dl
RFT
- Ureum : 66 mg/dl
- Kreatinin : 0,9 mg/dl
LFT
- SGOT : 31 u/l
- SGPT : 21 u/l
Elektrolit
- Natrium : 139 mmol
- Kalium : 3,9 mmol
- Clorida : 107 mmol
3.6 DIAGNOSIS
Hematemesis ec Gastropati NSAID
3.7 PENATALAKSANAAN
Puasa
NGT  100 cc warna hitam (alirkan)
IVFD D5% : RL 8 jam / kolf
Drip Omeprazole 8 mg / jam
Inj. Transamin 500 mg/8 jam
Sucralfat syr 3 x CI
Alinamin F 2 x 1 tab
14
FOLLOW UP
01 Mei 2019
S O A P
- Nyeri perut
berkurang
- Muntah (-)
- BAB hitam (+)
- Susah tidur (+)
KU : Lemah
TD : 130/85 mmHg
HR : 92 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,8 oC
Abdomen : Nyeri
tekan epigastrium (+)
Hematemesis
ec Gastropati
NSAID
-NGT  Bersih  aff
- DL II
- IVFD D5% : RL 8
jam / kolf
- Inj. Omeprazole 40
mg / 12 jam / iv
- Sucralfat syr 3 x CI
- Alinamin F 2 x 1 tab
- Alprazolam 1 x 0,5
mg (k/P)
02 Mei 2019
S O A P
- Nyeri perut (+)
- BAB hitam (+)
KU : Sakit ringan
TD : 135/80 mmHg
HR : 86 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,7 oC
Abdomen : Nyeri
tekan epigastrium (+)
Hematemesis
ec Gastropati
NSAID
- DL II
- IVFD D5% : RL 8
jam / kolf
- Inj. Omeprazole 40
mg / 12 jam / iv
- Sucralfat syr 3 x CI
- Alinamin F 2 x 1 tab
15
03 Mei 2019
S O A P
- Nyeri perut (-)
- BAB hitam (+)
sedikit
KU : Baik
TD : 110/70 mmHg
HR : 85 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,6 oC
Abdomen : Nyeri
tekan epigastrium (-)
Hematemesis
ec Gastropati
NSAID
Acc Pulang
OBM :
- Omeprazole 1 x 20
mg tab
- Sucralfat syr 3 x CI
- Asam traneksamat 3
x 500 mg tab
16
BAB IV
KESIMPULAN
Gastropati NSAID adalah gejala gastropati yang mengacu kepada
spektrum komplikasi saluran cerna bagian atas yang dihubungkan oleh
penggunaan obat anti inflamasi non steroid dengan durasi waktu tertentu, dan
biasanya disebabkan oleh penggunaan jangka panjang NSAID.
Penggunaan OAINS sebagai obat penekan nyeri dapat mempengaruhi
terjadinya gastritis melalui dua mekanisme yaitu mekanisme lokal dan sistemik.
Pada mekanisme lokal gastritis terjadi karena OAINS bersifat lipofilikdan asam,
sehingga mempermudah penangkapan ion hidrogen masuk mukosa lambungdan
menimbulkan kerusakan. Pada mekanisme sistemik, gastritis terjadi karena
kerusakan mukosa akibat produksi PG yang menurun secara bermakna, dimana
PG khususnya PGE merupakan substansi sitoproteksi yang amat penting bagi
mukosa lambung.
Diagnosis gastropati NSAID dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis dapat ditemukan
gejala gastrointestinal seperti dispepsia, heartburn, abdominal discomfort, dan
nafsu makan menurun, perut kembung dan perasaan penuh di perut, mual, muntah
dan bersendawa. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pada daerah
epigastrium dan dapat ditemukan distensi abdomen pada gejala yang berat. Untuk
pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan EGD
(Esofagogastroduedenoscopy) dan pemeriksaan histopatologi.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Amir. A. 2016. Gastropati Obat Anti Inflamasi Non Steroid
Patofisiologi Dan Penatalaksanaan. https://elfizonamir.blogspot.
com/2016/06/gastropati-obat-anti-inflamasi-non.html
2. Mardhiyah.R., Fauzi.A. & Fahrial.A. 2015. Diagnosis dan Tata Laksana
Enteropati akibat Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS). Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia Vol 2 No 3. http://jurnalpenyakitdalam.
ui.ac.id/index.php/jpdi/article/download/84/80
3. Amrulloh FM & Utami N. 2016. Hubungan konsumsi OAINS terhadap
Gastritis. Majoryti Vol 5 No 5. http://juke.kedokteran.unila.
ac.id/index.php/majority/article/download/917/731
4. Hirlan. 2014. ‘Gastritis’ in Setiati dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi Keenam Jilid I. Jakarta : Interna Publishing.
5. Fadila MN. 2015. Hematemesis Melena Et Causa Gastritis Erosif
Dengan Riwayat Penggunaan Obat Nsaid Pada Pasien Laki-Laki Lanjut
Usia. Medula, Volume 1, Nomor 1. http://juke.kedokteran.
unila.ac.id/index.php/medula/article/download/795/pdf
6. Alfino, F., Miro, S & Iryani, D. 2016. Gambaran
Esofagogastroduodenoskopi Pasien Hematemesis dan atau Melena di
RSUP M Djamil Padang Periode Januari 2010 - Desember 2013.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/429
7. Rao. VG. 2015. Tanda dan Gejala Gastropati NSAID. ISM, Volume 5
Nomor 1, Januari - April, Hal 64 – 69 https://isainsmedis.id/index.
php/ism/article/viewFile/37/37
8. Muhibbah F. 2015. Gastropati NSAID. https://id.scribd.com/doc/
57433319/gastropati-NSAID
9. Sari, AN. 2018. Gastritis Erosif.https://www.scribd.com/document
/237216840/Gastritis-Erosif.

More Related Content

What's hot

Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Tenri Ashari Wanahari
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilAgus Gunardi
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
Kharima SD
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
Wahyu Purnama
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Woro Nugroho
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Aris Rahmanda
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothoraxListiana Dewi
 
Kolesistitis
KolesistitisKolesistitis
Kolesistitis
fikri asyura
 
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofreniaAnamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Phil Adit R
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
Ariesta Mp
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
Rindang Abas
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukJoni Iswanto
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
Teo Wijaya
 

What's hot (20)

Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
 
Peri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltratPeri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltrat
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
Kolesistitis
KolesistitisKolesistitis
Kolesistitis
 
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofreniaAnamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi buruk
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 

Similar to Lapkas gastropati nsaid

Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptxKelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
nandananda776342
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
fikri asyura
 
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambungPeradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
AnisaDwiAyuFebriani
 
Sindrom Dispepsia Organik_Achmad Rifaldi Triatmojo_1710211123.pdf
Sindrom Dispepsia Organik_Achmad Rifaldi Triatmojo_1710211123.pdfSindrom Dispepsia Organik_Achmad Rifaldi Triatmojo_1710211123.pdf
Sindrom Dispepsia Organik_Achmad Rifaldi Triatmojo_1710211123.pdf
AchmadRifaldiTriatmo1
 
Mekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntahMekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntah
Nde Java
 
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptx
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptxPPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptx
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptx
NurRohmahTriaRomadho
 
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcerPEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
SofiaNofianti
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritisf' yagami
 
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIAKasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Dyah Ervy
 
Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3
ardiners
 
Tugas busugijati ulkus peptikum
Tugas busugijati ulkus peptikumTugas busugijati ulkus peptikum
Tugas busugijati ulkus peptikum
Tutara Maifa
 
Paper gastritis
Paper gastritisPaper gastritis
Paper gastritis
Yuni Ambarwati
 

Similar to Lapkas gastropati nsaid (20)

Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptxKelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Makalah gastritis (2)
Makalah gastritis (2)Makalah gastritis (2)
Makalah gastritis (2)
 
Makalah gastritis (3)
Makalah gastritis (3)Makalah gastritis (3)
Makalah gastritis (3)
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambungPeradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Sindrom Dispepsia Organik_Achmad Rifaldi Triatmojo_1710211123.pdf
Sindrom Dispepsia Organik_Achmad Rifaldi Triatmojo_1710211123.pdfSindrom Dispepsia Organik_Achmad Rifaldi Triatmojo_1710211123.pdf
Sindrom Dispepsia Organik_Achmad Rifaldi Triatmojo_1710211123.pdf
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Mekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntahMekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntah
 
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptx
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptxPPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptx
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptx
 
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcerPEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIAKasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
 
Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3
 
Tugas busugijati ulkus peptikum
Tugas busugijati ulkus peptikumTugas busugijati ulkus peptikum
Tugas busugijati ulkus peptikum
 
Paper gastritis
Paper gastritisPaper gastritis
Paper gastritis
 

Recently uploaded

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
Pemdes Wonoyoso
 
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
MhdFadliansyah1
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
Ekhwan2
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
renprogarksd3
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
AssyifaFarahDiba1
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
acehirfan
 
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasiAnalisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
afaturooo
 
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
mtsarridho
 
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdfModul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
MiliaSumendap
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
Pemdes Wonoyoso
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
AjrunAzhiima
 
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera PendidikanTransformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
deamardiana1
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
subbidtekinfo813
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
BanjarMasin4
 

Recently uploaded (14)

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
 
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
 
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasiAnalisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
 
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
 
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdfModul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera PendidikanTransformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
 

Lapkas gastropati nsaid

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gastropati adalah terjadinya kerusakan sel epitel mukosa lambung dan gangguan regenerasi sel epitel tanpa adanya proses inflamasi. Gastropati timbul akibat adanya iritasi oleh zat kimia ( seperti obat anti inflamasi non steroid dan alkohol ), refluks cairan empedu, hipovolemik dan bendungan kronik.1 NSAID merupakan salah satu golongan obat yang paling banyak dan paling sering diresepkan di Indonesia maupun di negara-negara lain. Obat ini dianggap sebagai first line therapy untuk arthritis dan digunakan secara luas pada kasus trauma, nyeri paska pembedahan dan nyeri lainnya.2,3,4 Sebagian besar efek samping NSAID pada saluran cerna bersifat ringan dan reversibel.Hanya sebagian kecil menjadi berat yakni tukak peptik, perdarahan saluran cerna dan perforasi.4 Di Eropa dan Amerika Serikat, NSAID merupakan penyebab utama perdarahan saluran cerna dengan total hampir 50% dari seluruh kasus perdarahan saluran cerna.2 Di Indonesia sendiri, penyebab utama perdarahan saluran cerna bagian atas adalah pecahnya varises gastroesofagus sekitar 50% - 60%, gastritis erosifa hemoragika sekitar 25% - 30%, tukak peptik sekitar 10% - 15% dan karena sebab lainnya < 5%.5,6 Diagnosis gastropati NSAID dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis dapat ditemukan gejala gastrointestinal seperti dispepsia, heartburn, abdominal discomfort, dan nafsu makan menurun, perut kembung dan perasaan penuh di perut, mual, muntah dan bersendawa. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pada daerah epigastrium dan dapat ditemukan distensi abdomen pada gejala yang berat.4.7 Untuk pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan EGD (Esofagogastroduedenoscopy) dan pemeriksaan histopatologi. Pada EGD dapat dijumpai kongesti mukosa, erosi-erosi kecil dan kadang-kadang disertai pendarahan kecil. Lesi seperi ini dapat sembuh sendiri. Lesi yang lebih berat dapat berupa erosi dan tukak multiple, pendarahan luas dan perforasi saluran cerna.4,5,7
  • 2. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gastropati NSAID Gastropati adalah terjadinya kerusakan sel epitel mukosa lambung dan gangguan regenerasi sel epitel tanpa adanya proses inflamasi. Gastropati timbul akibat adanya iritasi oleh zat kimia ( seperti obat anti inflamasi non steroid dan alkohol ), refluks cairan empedu, hipovolemik dan bendungan kronik.1 2.2 Epidemiologi / Insiden Kasus Penyakit ini tersebar diseluruh dunia dengan prevelensi berbeda tergantung pada sosial ekonomi, demografi dan dijumpai lebih banyak pada pria usia lanjut dan kelompok sosial ekonomi rendah dengan puncak pada dekade keenam. Di Amerika Serikat, diperkirakan 13 juta orang menggunakan NSAID secara teratur. Sekitar 70 juta resep ditulis setiap tahun, dan 30 miliar NSAID dijual setiap tahun. Dengan meluasnya penggunaan NSAID telah mengakibatkan peningkatan prevalensi terjadi gastropati NSAID.7 Di Indonesia sendiri, penyebab utama perdarahan saluran cerna bagian atas adalah pecahnya varises esofagus yaitu lebih dari 30% dari seluruh kasus perdarahan saluran cerna bagian atas. Sementara itu, perdarahan saluran cerna atas yang disebabkan oleh gastropati OAINS hanya sekitar 20%.5,6 2.3 Faktor Risiko - Usia lanjut >60 tahun - Riwayat pernah menderita tukak - Riwayat perdarahan saluran cerna - Dosis tinggi atau menggunakan 2 jenis NSAID - Menderita penyakit sistemik yang berat - Bersama-sama dengan infeksi Helicobacter pylory - Merokok - Meminum alcohol.4
  • 3. 3 2.4 Patomekanisme Gastropati NSAID Meskipun hingga kini patogenesis terjadinya Gastropati NSAID masih belum diketahui secara pasti, secara umum NSAID merusak mukosa lambung melalui 2 mekanisme yaitu tropikal dan sistemik. Kerusakan mukosa secara tropikal terjadi karena NSAID bersifat asam dan lipofilik, sehingga mempermudah trapping ion hydrogen masuk mukosa dan menimbulkan kerusakan. Efek sistemik NSAID lebih penting yaitu kerusakan mukosa terjadi akibat produksi prostaglandin menurun secara bermakna. Seperti diketahui prostaglandin merupakan substansi sitoprotektif yang amat penting bagi mukosa lambung. Efek sitoproteksi itu dilakukan dengan cara menjaga aliran darah mukosa, meningkatkan produksi mukus, bikarbonat, transportasi ion untuk mempertahankan pH, dan membuat ikatan antar sel. Bila pertahanan preepitelial bisa dilewati akan segera terjadi restitusi, sel sekeliling mukosa yang rusak terjadi migrasi dan mengganti sel-sel epitel yang rusak. Pada umumnya sel epitel yang rusak akan sembuh dan mengalami regenerasi selama 3 sampai 5 hari.4,9 Gambar 1. Mekanisme NSAID merusak lambung
  • 4. 4 Elemen kompleks yang melindungi mukosa gastroduodenal merupakan prostaglandin endogenous yang di sintesis di mukosa traktus gastrointestinal bagian atas. COX (siklooksigenase) merupakan tahap katalitikator dalam produksi prostaglandin. Sampai saat ini dikenal ada dua bentuk COX, yakni COX-1 dan COX-2. COX-1 ditemukan terutama dalam gastrointestinal, ginjal, endotelin, otak dan trombosit dan berperan penting dalam pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. COX-2 pula ditemukan dalam otak dan ginjal yag juga bertanggungjawab dalam respon inflamasi. Endotel vaskular secara terus-menerus menghasilkan vasodilator prostaglandin E dan I yang apabila terjadi gangguan atau hambatan (COX-1) akan timbul vasokonstriksi sehingga aliran darah menurun dan menyebabkan nekrosis epitel.8 Sebagai konsekuensi inhibitor COX, sintesis leukotrien mengalami peningkatan melalui perubahan metabolisme arakidonat ke 5-lipoxygenase (5- LOX0). Leukotrien terlibat dalam proses kerusakan mukosa lambung karena menyebabkan inflamasi dan iskemik jaringan.3 Gambar 2. Mekanisme NSAID mempengaruhi mukosa lambung
  • 5. 5 2.5 Diagnosis Diagnosis gastropati NSAID dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis manifestasi klinis gastritis bervariasi dari tanpa gejala, gejala ringan dengan manifestasi tersering yaitu heartburn, dispepsia, abdominal discomfort dan nausea, hingga gejala berat seperti tukak peptik, perdarahan, dan perforasi. Manifestasi klinis lain yang biasa dirasakan pasien adalah mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas berupa nafsu makan menurun, perut kembung dan perasaan penuh di perut, muntah, mual dan bersendawa. Jika terdapat pendarahan aktif, dapat terjadi hematemesis dan melena.3 Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pada daerah epigastrium dan dapat ditemukan distensi abdomen pada gejala yang berat.7 Untuk pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan EGD (Esofagogastroduedenoscopy) dan pemeriksaan histopatologi. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Pada EGD dapat dijumpai kongesti mukosa, erosi-erosi kecil dan kadang-kadang disertai pendarahan kecil. Lesi seperi ini dapat sembuh sendiri. Lesi yang lebih berat dapat berupa erosi dan tukak multiple, pendarahan luas dan perforasi saluran cerna.7,8 Untuk mengevaluasi gangguan mukosa dapat menggunakan Modified Lanza Skor (MLS) kriteria. Sistem grading ini menurut MLS adalah sebagai berikut: • Grade 0 : Tidak ada erosi atau perdarahan • Grade 1 : Erosi dan perdarahan di satu wilayah atau jumlah lesi ≤  2 • Grade 2 : Erosi dan perdarahan di satu daerah atau ada 3-5 lesi • Grade 3 : Erosi dan perdarahan di dua daerah atau ada 6-10 lesi • Grade 4 : Erosi dan perdarahan> 3 daerah atau lebih dalam lambung • Grade 5 : Sudah ada tukak lambung
  • 6. 6 Secara histopatologis tidak khas. Dapat dijumpai regenerasi epitelial, hiperplasia foveolar, edema lamina propia dan ekspansi serabut otot polos ke arah mukosa. Ekspansi dianggap abnormal bila sudah mencapai kira-kira sepertiga bagian atas. Namun, tanpa informasi yang jelas tentang konsumsi NSAID gambaran histopatologis seperti ini sering disebut sebagai gastropati reaktif.8 Gambar 3. Gambaran Endoskopi dan Histologi pada Gastropati NSAID Feces dapat diambil setiap hari sampai laporan laboratorium adalah negatif terhadap darah samar.8 Pemeriksaan sekretori lambung merupakan nilai yang menentukan dalam mendiagnosis aklorhidria (tidak terdapat asam hdroklorida dalam getah lambung) dan sindrom zollinger-ellison. Nyeri yang hilang dengan makanan atau antasida, dan tidak adanya nyeri yang timbul juga mengidentifikasikan adanya ulkus.8 Selain itu, adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan histology melalui kultur, meskipun hal ini merupakan tes laboratorium khusus serta tes serologis terhadap antibody pada antigen H. Pylori.8
  • 7. 7 2.6 Penatalaksanaan 2.6.1 Non-medikamentosa Pada terapi non-medikametosa, yakni berupa istirahat, diet dan jika memungkinkan, penghentian penggunaan NSAID. Secara umum, pasien dapat dianjurkan pengobatan rawat jalan, bila kurang berhasil atau ada komplikasi baru dianjurkan rawat inap di rumah sakit.8 Pada pasien dengan disertai tukak, dapat diberikan diet lambung yang bertujuan untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung, mencegah dan menetralkan asam lambung yang berlebihan serta mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin. Adapun syarat diet lambung yakni: 1. Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan. 2. Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan pasien untuk menerima 3. Rendah lemak, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan. 4. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap. 5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah 6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perseorangan) 7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak. 8. Makan secara perlahan 9. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberikan istirahat pada lambung.8
  • 8. 8 2.6.2 Medikamentosa Penanganan perlukaan mukosa karena NSAID terdiri dari penanganan terhadap ulkus aktif dan pencegahan primer terhadap perlukaan dikemudian hari. Idealnya, NSAID dihentikan sebagai langkah pertama terapi ulkus. Selanjutnya, pada penderita diberikan obat penghambat sekresi asam (penghambat H2, PPIs).7 Evaluasi sangat penting karena sebagian besar gastropati NSAID ringan dapat sembuh sendiri walaupun NSAID tetap diteruskan. Antagonis reseptor H2 (ARH2) atau PPI dapat mengatasi rasa sakit dengan baik. Pasien yang dapat menghentikan NSAID, obat-obat tukak seperti golongan sitoproteksi, ARH2 dan PPI dapat diberikan dengan hasil yang baik. Sedangkan pasien yang tidak mungkin menghentikan NSAID dengan berbagai pertimbangan sebaiknya menggunakan PPI. Mereka yang mempunyai faktor risiko untuk mendapat komplikasi berat, sebaiknya dberikan terapi pencegahan mengunakan PPI atau analog prostaglandin.8  Misoprostol Misoprostol adalah analog prostaglandin yang digunakan untuk menggantikan secara lokal pembentukan prostaglandin yang dihambat oleh NSAID. Dalam studi aplikasi mukosa misoprostol 200 mg empat kali sehari terbukti mengurangi tingkat keseluruhan komplikasi NSAID sekitar 40%. Namun, penggunaan misoprostol dosis tinggi dibatasi karena efek samping terhadap GI. Selain itu, penggunaan misoprostol tidak berhubungan dengan pengurangan gejala dispepsia.  Sukralfat / antasida Selain mengurangi paparan asam pada epitel yang rusak dengan membentuk gel pelindung (sucralfate) atau dengan netralisasi asam lambung (antasida), kedua regimen telah ditunjukkan untuk mendorong berbagai mekanisme gastroprotektif. Sukralfat dapat menghambat hidrolisis protein mukosa oleh pepsin. Sukralfat masih dapat digunakan pada pencegahan tukak akibar stress, meskipun kurang efektif. Karena diaktivasi oleh asam, maka sukralfat digunakan pada kondisi lambung kosong. Efek samping yang paling banyak terjadi yaitu konstipasi.
  • 9. 9 Antasida diberikan untuk menetralkan asam lambung dengan mempertahankan PH cukup tinggi sehingga pepsin tidak diaktifkan, sehingga mukosa terlindungi dan nyeri mereda. Preparat antasida yang paling banyak digunakan adalah campuran dari alumunium hidroksida dengan magnesium hidroksida. Efek samping yang sering terjadi adalah konstipasi dan diare  H2-reseptor antagonis H 2 reseptor antagonis (H2RA) merupakan standar pengobatan ulkus sampai pengembangan PPI. Dengan struktur serupa dengan histamin, antagonis reseptor H2 tersedia dalam empat macam obat yaitu simetidin, ranitidin, famotidin, dan nizatidin. Dua kali sehari dengan dosis standard dapat menurunkan angka kejadian ulkus gaster. Selain itu obat ini dapat menurunkan risiko tukak duodenum tetapi perlindungan terhadap tukak lambung rendah. Dosis malam yang sesuai adalah ranitidin 300 mg, famotidin 40 mg dan nizatidin 300 mg.  Proton-pump inhibitor Merupakan pilihan komedikasi untuk mencegah gastropati NSAID. Obat ini efektif untuk penyembuhan ulkus melalui mekanisme penghambatan HCl, menghambat pengasaman fagolisosom dari aktivasi neutrofil, dan melindungi sel epitel serta endotel dari stress oksidatif melalui induksi haem oxygenase-1 (HO-1). Enzim HO-1 adalah enzim pelindung jaringan dengan fungsi vasodilatasi, anti inflamasi, dan antioksidan. Jika diberikan dalam dosis yang cukup, produksi asam harian dapat dikurangi hingga lebih dari 95%. Waktu paruh PPIs adalah 18 jam dan dibutuhkan 2-5 hari untuk menormalkan kembali sekresi asam lambung setelah pemberian obat dihentikan. Efikasi maksimal didapatkan pada pemberian sebelum makan. Obat PPI menyebabkan pengurangan gejala klinis dispepsia karena NSAID dibanding antagonis reseptor H2 maupun misoprostol.
  • 10. 10 2.6.3 Pembedahan Tindakan operasi saat ini frekuensinya menurun akibat keberhasilan terapi medikamentosa. Indikasi operasi terbagi 3 yaitu :  Elektip (tukakak refrakter/gagal pengobatan)  Darurat ( komplikasi : perdarahan massif, perforasi, senosis polorik)  Tukak gaster dengan sangkutan keganasan.8 2.7 Komplikasi Gastropati NSAID Jika tidak tertangani dengan baik, komplikasi gastropati NSAID dapat muncul pada penderita. Komplikasi tersebut meliputi perdarahan gastrointestinal (hematemesis, melena), perforasi, striktura, syok hipovolemik, dan kematian.7
  • 11. 11 BAB III LAPORAN KASUS 3.1 IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. Sri Purwana Umur : 72 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT Agama : Budha Alamat : Jl. Siak No 07 A Tanggal Masuk : 30-04-2017 3.2 ANAMNESIS 1. Keluhan Utama : Nyeri ulu hati sejak ± 1 minggu ini 2. Riwayat Penyakit sekarang : Pasien datang ke poli internis dengan keluhan nyeri ulu hati sejak ± 1 minggu yang lalu dan memberat dalam 3 hari ini. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk benda tumpul dan tidak menjalar. Nyeri dirasakan semakin hari semakin berat sehingga mengganggu aktivitas pasien. Rasa nyeri tidak berkurang setelah pasien makan dan minum obat. Keluhan juga disertai dengan mual dan muntah, muntah warna hitam seperti bercak kopi sejak 1 hari yang lalu. Selama sakit ini pasien tidak nafsu makan, badan terasa lemas dan kepala pusing. Pasien mengaku mempunyai riwayat penyakit maag selama 5 tahun ini dan sering rutin kontrol berobat ke malaka. Selain itu juga pasien mengatakan selama 20 tahun ini rutin minum obat penghilang rasa sakit yang diberi dokter malaka untuk penghilang sakit lututnya. Riwayat BAB hitam dijumpai 1 hari yang lalu. 3. Riwayat penyakit dahulu : Hipertensi, Osteoarthritis, Vertigo, Dyspepsia 4. Riwayat pemakaian obat-obatan : Amlodipin, clopidogrel, betahistin, antasida, omeprazole, sucralfat, etoricoxib
  • 12. 12 3.3 PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Lemah Kesadaran : Kompos mentis Tekanan darah : 86/54 mmHg Nadi : 88x/i Pernapasan : 22x/i Suhu : 36,7 0C 3.4 PEMERIKSAAN GENERALISATA Kepala : Kesan Normochepali Mata : Pupil jernih dan Isokor ¢ (3mm/3mm), Conjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), Sklera Ikterik (-/-) Telinga : normal, sekret (-) Hidung : NCH (-), Sekret (-), Obstruksi (-), sekret (-/-) Mulut : Sianosis (-), kering (+) Leher : Perbesaran KGB (-), dan tiroid (-/-) TVJ R±2CmH2O Thoraks : Inspeksi : Retraksi (-), Simetris statis dan dinamis Palpasi : Nyeri Tekan (-), sf kanan = kiri Perkusi : Sonor Auskultasi : Vesikuler (+/+) Rh (-/-), whez (-/-) Jantung :Inspeksi : Ictus Cordis (-) Palpasi : Ictus Cordis (-) Perkusi : Batas Jantung Normal Askultasi : BJ I > BJ II, Bising (-) Abdomen : Inspeksi : Simetris Palpasi : Soepel, nyeri tekan epigastrium (+) Perkusi : Timpani Auskultasi : Peristaltik (+) normal Ekstremitas : Hangat, CRT < 3”, Edema (-/-) Genitalia : Perempuan
  • 13. 13 3.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah Rutin : - Hemoglobin : 14,4 gr% - Hematokrit : 40 % - Leukosit : 11.720 rb/mm - Trombosit : 247.000 rb/mm GDS : 137 mg/dl RFT - Ureum : 66 mg/dl - Kreatinin : 0,9 mg/dl LFT - SGOT : 31 u/l - SGPT : 21 u/l Elektrolit - Natrium : 139 mmol - Kalium : 3,9 mmol - Clorida : 107 mmol 3.6 DIAGNOSIS Hematemesis ec Gastropati NSAID 3.7 PENATALAKSANAAN Puasa NGT  100 cc warna hitam (alirkan) IVFD D5% : RL 8 jam / kolf Drip Omeprazole 8 mg / jam Inj. Transamin 500 mg/8 jam Sucralfat syr 3 x CI Alinamin F 2 x 1 tab
  • 14. 14 FOLLOW UP 01 Mei 2019 S O A P - Nyeri perut berkurang - Muntah (-) - BAB hitam (+) - Susah tidur (+) KU : Lemah TD : 130/85 mmHg HR : 92 x/i RR : 20 x/i T : 36,8 oC Abdomen : Nyeri tekan epigastrium (+) Hematemesis ec Gastropati NSAID -NGT  Bersih  aff - DL II - IVFD D5% : RL 8 jam / kolf - Inj. Omeprazole 40 mg / 12 jam / iv - Sucralfat syr 3 x CI - Alinamin F 2 x 1 tab - Alprazolam 1 x 0,5 mg (k/P) 02 Mei 2019 S O A P - Nyeri perut (+) - BAB hitam (+) KU : Sakit ringan TD : 135/80 mmHg HR : 86 x/i RR : 20 x/i T : 36,7 oC Abdomen : Nyeri tekan epigastrium (+) Hematemesis ec Gastropati NSAID - DL II - IVFD D5% : RL 8 jam / kolf - Inj. Omeprazole 40 mg / 12 jam / iv - Sucralfat syr 3 x CI - Alinamin F 2 x 1 tab
  • 15. 15 03 Mei 2019 S O A P - Nyeri perut (-) - BAB hitam (+) sedikit KU : Baik TD : 110/70 mmHg HR : 85 x/i RR : 20 x/i T : 36,6 oC Abdomen : Nyeri tekan epigastrium (-) Hematemesis ec Gastropati NSAID Acc Pulang OBM : - Omeprazole 1 x 20 mg tab - Sucralfat syr 3 x CI - Asam traneksamat 3 x 500 mg tab
  • 16. 16 BAB IV KESIMPULAN Gastropati NSAID adalah gejala gastropati yang mengacu kepada spektrum komplikasi saluran cerna bagian atas yang dihubungkan oleh penggunaan obat anti inflamasi non steroid dengan durasi waktu tertentu, dan biasanya disebabkan oleh penggunaan jangka panjang NSAID. Penggunaan OAINS sebagai obat penekan nyeri dapat mempengaruhi terjadinya gastritis melalui dua mekanisme yaitu mekanisme lokal dan sistemik. Pada mekanisme lokal gastritis terjadi karena OAINS bersifat lipofilikdan asam, sehingga mempermudah penangkapan ion hidrogen masuk mukosa lambungdan menimbulkan kerusakan. Pada mekanisme sistemik, gastritis terjadi karena kerusakan mukosa akibat produksi PG yang menurun secara bermakna, dimana PG khususnya PGE merupakan substansi sitoproteksi yang amat penting bagi mukosa lambung. Diagnosis gastropati NSAID dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis dapat ditemukan gejala gastrointestinal seperti dispepsia, heartburn, abdominal discomfort, dan nafsu makan menurun, perut kembung dan perasaan penuh di perut, mual, muntah dan bersendawa. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pada daerah epigastrium dan dapat ditemukan distensi abdomen pada gejala yang berat. Untuk pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan EGD (Esofagogastroduedenoscopy) dan pemeriksaan histopatologi.
  • 17. 17 DAFTAR PUSTAKA 1. Amir. A. 2016. Gastropati Obat Anti Inflamasi Non Steroid Patofisiologi Dan Penatalaksanaan. https://elfizonamir.blogspot. com/2016/06/gastropati-obat-anti-inflamasi-non.html 2. Mardhiyah.R., Fauzi.A. & Fahrial.A. 2015. Diagnosis dan Tata Laksana Enteropati akibat Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS). Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol 2 No 3. http://jurnalpenyakitdalam. ui.ac.id/index.php/jpdi/article/download/84/80 3. Amrulloh FM & Utami N. 2016. Hubungan konsumsi OAINS terhadap Gastritis. Majoryti Vol 5 No 5. http://juke.kedokteran.unila. ac.id/index.php/majority/article/download/917/731 4. Hirlan. 2014. ‘Gastritis’ in Setiati dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam Jilid I. Jakarta : Interna Publishing. 5. Fadila MN. 2015. Hematemesis Melena Et Causa Gastritis Erosif Dengan Riwayat Penggunaan Obat Nsaid Pada Pasien Laki-Laki Lanjut Usia. Medula, Volume 1, Nomor 1. http://juke.kedokteran. unila.ac.id/index.php/medula/article/download/795/pdf 6. Alfino, F., Miro, S & Iryani, D. 2016. Gambaran Esofagogastroduodenoskopi Pasien Hematemesis dan atau Melena di RSUP M Djamil Padang Periode Januari 2010 - Desember 2013. http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/429 7. Rao. VG. 2015. Tanda dan Gejala Gastropati NSAID. ISM, Volume 5 Nomor 1, Januari - April, Hal 64 – 69 https://isainsmedis.id/index. php/ism/article/viewFile/37/37 8. Muhibbah F. 2015. Gastropati NSAID. https://id.scribd.com/doc/ 57433319/gastropati-NSAID 9. Sari, AN. 2018. Gastritis Erosif.https://www.scribd.com/document /237216840/Gastritis-Erosif.