SlideShare a Scribd company logo
1
MAKALAH USHUL FIQH
“AS-SUNNAH”
Disusun oleh
Indah Pertiwi
Anis Puspita Sari
Dosen Pembimbing
DR. Toha Andiko, M.Ag
PRODI MUAMALAH
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
2
PENDAHULUAN
Penulis akan membicarakan tentang pentingnya menghubungkan antara fiqh
dan hadis, setelah penulis menemukan banyak orang yang menekuni ilmu fiqh dan
ushul fiqh, namun tidak mendalami pengetahuan tentang hadis, bahkan mereka
mengabaikan kitab-kitab dalam ilmu tersebut dan rujukan-rujukan yang kuat.
Mereka mengambil hadis yang palsu , tidak jelas asal-usulnya.
Demikin juga, penulis menemukan banyak orang yang menekuni hadis,
namun tidak mendalami pengetahuan mengenai fiqh dan ushul-ushul fiqh. Mereka
tidak menghayati keutamaan-keutamaannya, dan tidak memahami maksud-
maksudnya. Bahkan banyak diantara mereka yang berhenti pada zhahir hadist-hadist
dan tidak mendalaminya sampai ke shahihan dan kehasanan hadis tersebut.
Al-Quran adalah landasan ajaran, tiang akidah serta syariat dan jiwa
kehidupan Islam. Sedangkan sunnah Nabi Muhammad merupakan penjelasan atas
Al–Quran. Sunnah dengan kata-katanya, perbuatannya dan pernyataannya
merupakan semacam penjelsan konseptul dan praktik tindakan bagi kitab Allah.1
1
Yusuf Al-Qaradhawi, Fikih Taysir,(Jakarta:Maktabah Wahbah Kairo,2001) cet ke-1, h.51
3
PEMBAHASAN
A. Pengertian As-Sunnah
Kata sunnah berasal dari kata ‫.سن‬ Secara etimologis bearti cara yang
bisa dilakukan, apakah cara itu sesuatu yang baik, atau buruk2. Pengunaan
kata Sunnah dalam arti ini terlihat dalam sabda Nabi dengan arti sebagai
berikut : siapa yang membuat Sunnah yang baik maka baginya pahala serta
pahala orang yang mengerjakannya dan siapa yang membuat Sunnah yang
buruk, maka baginya siksaan dan siksaan orang yang mengerjakannya sampai
hari kiamat.
Dalam al-Quran terdapat kata Sunnah dalam 16 tempat yang tersebar
dlam beberapa surat dengan arti “kebiasaan yang berlaku” dan “jalan yang
diikuti”. Umpamanya dalam firman Allah dalam surat Al-Imran ayat 137




Artinya : Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah
karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Kemudian dalam surah al-Isra ayat 77



Artinya : (kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan
terhadap Rasul-rasul Kami yang Kami utus sebelum kamu dan tidak akan
kamu dapati perobahan bagi ketetapan Kami itu.
Kata Sunnah sering diindetikkn dengn kata hadis. Kata hadist ini
sering digunakan oleh ahli hadist dengan maksud yang sama dengan kata
Sunnah, menurut pengertin yang digunakan kalangan ulama ushul.
2 Amir Syarifudin, Ushul Fiqh,( Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 1997) cet ke-1, jilid 1, h. 73
4
Menurut istilah terdapat tiga termonologi yang memberikan tekanan
yang berbeda satu sama lain. Menurut istilah fuqaha sunnah adalah suatu
amalan yang diterima dari Nabi yang bukan wajib. Menurut istilah
muhadditsin, sunnah ialah segala sesuatu yang diterima dari Nabi baik,
berupa ucapan, perbuatan, maupun penetapan dan sifat-sifat Nabi, baik yang
kaitannya dengan penjelsan hukum, maupun bukan. Sedangkan menurut
istilah Ushuliyyah adalah segala sesuatu yang diterima Nabi selain Alquran,
baik berupa ucapan, perbuatan, maupun penetapan. Dalam hal ini sunnah
adalah sumber hukum kedua setelah Alquran3.
B. Kehujjahan As-Sunnah
Kedudukan Sunnah sebagai sumber dan dalil hukum kedua setelah
Alquran dijelaskan oleh Alqurn, ijma dan akal. Di antara ayat Alquran
dapat disebutkan antara lain ayat yang menjelaskan bahwa apa yang
dikatakan Nabi itu tidak lain adalah wahyu. (QS. Al-Najm : 3-4), ayat
yang menjelsakan tugas Nabi sebagai penjelas Alquran (QS. Al-Nahl:
44), ayat yang mewajibkan kita mengikuti apa yang diperintahkan Nabi
dan menjauhi apa yang dilarang Nabi.
Umat islam sejak masa Nabi hingga sekarang telah sepakat (ijma) tentang
wajibnya mengikuti hukum-hukum yang dikandung oleh Sunnah dan
merujuk Sunnah dalam menemukan hukum.
Menurut logika, Muhammad adalah Rasul Allah. Ini bearti kedudukan ia
adalah sebagai penyampai wahyu dari Allah. Apa yang disampaikannya
kepada umat, pada hakekatnya merupakan wahyu Allah, baik yang
dibacakan, maupun yang tidak dibacakan. Konsekwensi dari keimanan
kita kepada kerasulan Muhammad adalah menaatinya dan mengikuti
hukum-hukum yang dibawanya. sebab, keimanan tanpa disertai dengan
mengikuti ajarannya tidaklah ada artinya. Demikian juga, tidaklah
mungkin terjadi ketaatan kepada Allah jika pada saat yang bersamaan
mengingkari ajaran Rasul-Nya.4
3 Suwarjin, Ushul Fiqh (Yogyakarta : Teras, 2012) h. 62
4
Ibid, h. 62-63
5
C. Macam-Macam Sunnah
Macam-macam sunnah menurut pengertian ahli Ushul yang
sebagaimana disebutkan diatas terbagi menjadi tiga macam yaitu5 :
1. Sunnah Qauliyah
Sunnah qauliyah adalah ucapan lisan dari Nabi Muhammad Saw
yang didengar dan dinukilkan oleh sahabatnya, namun yang
diucapkan Nabi itu bukan wahyu Alquran juga lahir dari lisan
Nabi yang juga didengar oleh sahabat dan disiarkannya kepada
orang lain sehingga kemudian diketahui orang banyak.
Dengan demikian, menurut lahirnya Alquran dan Sunnah qauliyah
sama-sama muncul dari lisan Nabi. Namun para sahabat yang
mendengarnya dari Nabi dapat memisah-misahkan mana yang
wahyu dan mana yang hanya ucapan biasa dari Nabi. Perbedaan
tersebut dapat dilihat dengan beberapa cara, antara lain :
a. Bila yang lahir dari lisan Nabi itu adalah wahyu Alquran
selalu mendapat perhtian khusu dari Nabi dan menyuruh orang
lain untuk menghafal dan menuliskannya serta
mengurutkannya sesuai dengan petunjuk Allah. Sedangkan
Sunnah qauliyah bila muncul dari lisan Nabi itu tidak mendpat
perhatikan khusus yang diminta Nabi, bahkan Nabi melarang
untuk menuliskannya karena takut akan bercampur dengan
Alquran.
b. Penukilan Alquran selalu dalam bentuk mutawatir, baik dalam
bentuk hafalan maupun tulisan. Sedangkan sunnah pada
umumnya diriwayatkan secara perorangan; tidak banyak yang
diriwayatkan seara mutawatir.
c. Penukilan Alquran selalu dalam bentuk penukilan lafaz
dengan arti sesuai dengan teks aslinya yang didengar dari
Nabi. Sedangkan ucapakan Nabi dalam bentuk sunnah sering
dinukilkan secara ma’nawi, dalam pengertian : disampingkan
5
Amir Syarifudin, op.cit., h. 77-82
6
kepada orang lain dengan redaksi dan ibarat yang berbeda
meskipun dalam maksud yang berbeda.
d. Apa yang diucapkan Nabi dalam bentuk ayat Alquran
mempunyai pesona mu’jizat bagi pendengarnya. Hal seperti
ini tifsk mereka temukan bila yang diucpkan Nabi itu hanya
ucapan bisasa dari Nabi atau Sunnah qauliyah.
2. Sunnah Fi’ilyah
Semua perbuatan dan tingkah laku Nabi yan dilihat, diperhatiakan
oleh Sahabat Nabi kemudian disampaikan dan disebarluaskan oleh
orang yang mengetahuinya. Tentang apakah semua yang
dinukilkan itu mempunyai kekuatan untuk di teladani dan
mengikat untuk semua umat Islam, para ulama memilah
perbuatam Nabi itu menjadi tiga bentuk :
a. Perbuatan dan tingkah laku Nabi dalam kedudukannya sebagai
seorang manusia biasa atau berupa adat kebiasaan yang
berlaku di temoat beliau sperti makan, minum, berdiri, duduk,
cara berpakaian, memelihara jenggot dan lain.
b. Perbuatan Nabi yang memiliki petunjuk yang menjelaskan
bahwa perbuatan tersebut khusus berlaku untuk Nabi dan
orang lain tidak boleh berbuat seperti apa yang dilakukan
Nabi. Seperti mengenai perbuatan Nabi berupa masuk Mekah
tanpa ihram dan kawin lebih dari empat orang. Hal terakhir ini
bukan sunnah yang wajib diikuti, bahkan haram hukumnya
bagi umat melakukan seperti apa yang dilakukan Nabi
tersebut.
c. Perbuatan dan tingkah laku Nabi yang berhubungn dengan
penjelasan hukum, sperti shalat, puasa, cara Nabi melakukan
jual beli, utang piutang dan lain sebagainya yang berhubungan
dengan agama. Perbutan Nabi yang merupakan penjelasan
hukum ini terbagi dua :
7
1) Perbuatan Nabi yang merupaka penjelasan terhadap aoa-
apa yang terdapat dalam Alquran namun masih
memerlkukan penjelasan.
2) Perbuatan Nabi yang memberi petunjuk kepada umat
bahwa perbuatan tersebut boleh dilakukan oleh umat.
3. Sunnah Taqririyah
Bila seseorang melakukan suatu perbuatan atau mengemukakan
suatu ucapan di hadapan Nabi atau pada Masa Nabi, Nabi
mengetahui apa yang dilakukan orang itu dan mampu
menyanggahnya, namun Nabi diam dan tidak menyanggahnya,
maka hal itu merupakan pengakuan dari Nabi. Keadaan diamnya
Nabi itu dibedakan pada dua bentuk :
Pertama, Nabi mengetahui bahwa perbuatan itu pernah dibenci
dan dilarang oleh Nabi. Dalam hal ini kadang-kadang Nabi
mengetahui bahwa si pelaku berterusan melakukan perbuatan
yang pernah dibenci dan dilarang itu. Diamnya Nabi dalam bentuk
ini tidaklagg menunjukkan bahwa perbuatan tersebut boleh
dilakukannya. Dalam bentuk lain, Nabi tidak mengetahui
berketerusannya si pelaku itu melakukan perbuatan yang pernah
dibenci dan dilarang sebelumnya. Diamnya Nabi dalam bentuk ini
menunjukkan pencabutan larangan sebelumnya.
Kedua, nabi belum pernah melarang perbuatan itu sebelumnya
dan tidak diketahui pula haramnya. Diamnya Nabi dalam hal ini
menunjukkan hukumnya adalah ibahah atau meniadakan
keberatan untuk diperbuat. Karena seandinya perbuatan itu
dilarang, tetapi Nabi mendiamkannya padahal ia mampu untuk
mencengahnya, bearti Nabi berbuat kesalahan, sedangkan Nabi
Nabi bersifat ma’shum (terhindar dari kesalahan).
Macam-macam sunnah dari segi periwayatan sebagai berikut6 :
6 Basiq Djalil, Ilmu Ushul Fiqih, (Jakarta: Kencana,2010) h.149-151
8
a. Mutawatir
Sunnah atau hadis mutawatir menurut bahasa adalah
berbaris,berderek, mutawatir yang dimaksudkan Ahli Hadis
adalah :
Khabaran (sunnah) yang diterima oleh orang banyak.
(menurut perhitungan) mustahil manusia sejumlah itu
berkumpul untuk membuat satu dusta, dilihat dari segi
banyaknya mereka itu.
b. Ahad
Ahad artinya satu atau seorang. Hadis ahad yng
dimaksudkan oleh ahli hadis adalag hadis yang
diriwayatkan dengan satu jalur riwayat saja atau yang
diriwayatkan dengan beberapa jalur tetapi pada setiap jalur
terdapat orang yang sama.
D. Fungsi As-Sunnah terhadap Alquran
Fungsi Sunnah terhadap Alquran secara umum adalah untuk menjelaskan
makna kandungn Alquran yang sangat dalam dan global atau li al-bayan
(menjelaskan)7 sebagaimna firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 44 :





44. keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan
kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa
yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,.
7 Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, (Jakarta:Amzah,2009) Ed. 1., cet ke-2, h. 16
9
Hanya penjelasan itu kemudian oleh para ulama diperinci ke berbagai
bentuk penjelasan. Secara gris besar ada empat makna fungsi penjelasan
(bayan) sunnah terhadap Alquran sebagai berikut :
1. Menguatkan dan menegaskan hukum-hukum yang tersebut dalam
Alquran atau disebut fungsi ta’kid dan taqrir. .Dalam bentuk ini
Sunnah hanya seperti mengulangi apa-apa yang tersebut dalam
Alquran. Umpamanya firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 110.


Artinya : dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.
Ayat itu di kuatkan oleh sabda Nabi :
َ‫ق‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫ْس‬‫ي‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫ل‬‫ي‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫س‬ِ‫إ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫ْر‬‫ي‬َ‫م‬ُ‫ن‬ ُ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬َ‫ل‬‫ا‬
ِ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ُ‫ن‬ْ‫ب‬ ُ‫ير‬ ِ‫ر‬َ‫ج‬‫ال‬ ِ‫ام‬َ‫ق‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ُ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ي‬‫ا‬َ‫ب‬ َِّ‫اَّلل‬ِ‫َاء‬‫ت‬‫ي‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬ َ‫َل‬َّ‫ص‬
ِ ٍ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ّ‫ل‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ ِ‫ح‬ْ‫ص‬ُّ‫ن‬‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair berkata, telah
menceritakan bapakku kepadaku, telah menceritakan kepada kami Isma'il
dari Qais berkata; Jarir bin 'Abdullah berkata,: Aku berbai'at kepada Nabi
Shallallahu'alaihiwasallam untuk mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
untuk selalu setia (loyal) kepada setiap muslim.
2. Sebagai bayan tafsir, yaitu, penjelas terhadap Alquran dan fungsi ini
lah yang terbanyak pada umumnya. Penjelasan yang diberikan ada 3
macam yaitu8 :
a. Tafsil Al-Mujmal
Sunnah yang menjelaskan makana lafaz yang maknanya masih samar
di dalam Alquran, seperti Sunnah Nabi yang menjelaskan tata cara
shalat yang di dalam Alquran disebutkan secara samar. Ketika ada
perintah shalat, para sahabat bertanya-tanya tentang apa dan
bagaimana shalat itu dilakukan, lalu Nabi menjelaskan dengan
perbuatan dan ucapannya9. Dengan sabda nabi :
8 Ibid, h. 17
9 Suwarjin, Ushul Fiqh , op.cit, h. 68
10
‫أ‬ ‫ر‬ ‫كما‬ ‫صلؤا‬‫صل‬ ‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ ْ‫يتمو‬
Artinya : shalatlah sebagaimana engkau melihat aku shalat. (HR. Al-
Bukhari).
b. Takhsish Al-‘Amm
Hadis mengkhususkan ayat-ayat Alquran yang umum, seperti
ayat-aat tentang waris dalam surah An-nisa ayat 11 :


..
Artinya Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian
pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki
sama dengan bagahian dua orang anak perempuan.
Kadungan ayat di atas mejelaskan pembagian harta pustaka
terhadap ahli waris, baik laki-laki, anak perempuan, satu, dan atau
banyak orang tua (bapak dan ibu) jika da anak atau tidak ada anak,
jika saudara atau tidak ada dan seterusnya. Ayat harta warisan ini
bersifat umum, kemudian dikhususkan dengan hadis Nabi yang
melarang mewarisi harta peninggalan para Nabi, berlainan agama,
dan pembunuh. Misalnya sabda Nabi :
‫لقا‬ ‫ا‬ ُ‫ث‬ ِ‫ير‬ ‫ال‬‫ت‬ُ‫ل‬
Pembunuh tidak dapat mewarisi (harta pustaka) (HR. At-Tirmidzi)
c. Taqyid Al-Muthlaq
Sunnah membatasi kemutlakkan ayat-ayat Alquran. Artinya Alqurn
keterangannya secara mutlak, kemudian di takhshish dengan hadis yang
khusus. Misalnya firman Allah dalam Surah Al-Maidah : 38


Artinya : laki-laki yang mencuri dan perempuan yang
mencuri, potonglah tangan keduanya .
11
Pemotongan tangan pencuri dalam ayat di atas secara mutlak
nama tangan tanpa dijelaskan batas tangan yang harus
dipotong apakah dari pundak, sikut, lengan dan sampai telapak
tangan. Kemudian pembatasan itu baru dijelaskan dengan
hadis ketika seorang pencuri datang ke hadapan Nabi dan
diputuskan hukuman dengan pemotongan tangan, maka
dipotong pada pergelangan tangan.
3. Bayan Nasakhi
Sunnah menghapus (nasakh) hukum yang diterangakan dalam
Alquran. Misalanya kewajiban wasiat yang diterangkan dalam Surah
Al-Baqarah ayat 180 :






diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan
(tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak,
Berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf. (ini
adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.
Ayat diatas di-nasakh dengan hadis Nabi :
Sesungguhnya Allah memberikan hak kepada setiap yang mempunyai
hak dn tidak ada wasiat itu wajib bagi waris. ( HR. An-Nasa’i)
4. Membuat aturan tambahan yang bersifat teknis atas sesuatu kewajiban
yang disebutkan pokok-pokoknya di dalam Alquran. Misalnya
masalah Li’ian, bilamana seorang suami menuduh istrinya berzina
tetapi tidak mampu mengajukan empat orang saksi padahal istrinya
itu tidak mengakuinya, maka jalan keluarnya adalah dengan cara
12
li’an. Lian adalah sumpah empat kali dari pihak suami bahwa
tuduhannya adalah benar dan pada kali yang kelima ia berkata :
“La’nat (kutukan) Allah atasku jika aku termasuk ke dalam orang-
orang yang berdusta”. Setelah itu istri pula mnegadakan lima kali
sumpah membantah tuduhan tersebut sebagaimana dijelaskan dalam
firman Allah :















Artinya dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), Padahal
mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, Maka
persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah,
Sesungguhnya Dia adalah Termasuk orang-orang yang benar. dan
(sumpah) yang kelima: bahwa la'nat Allah atasnya, jika Dia Termasuk
orang-orang yang berdusta. Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh
sumpahnya empat kali atas nama Allah Sesungguhnya suaminya itu
benar-benar Termasuk orang-orang yang dusta.dan (sumpah) yang
kelima: bahwa laknat Allah atasnya jika suaminya itu Termasuk orang-
orang yang benar.
Didalam Alquran tidak dijelaskan apakah hubungan suami istri antara
keduanya masih lanjut atau terputus. Sunnah Rasulullah menjelaskan hal
13
itu yaitu bahwa diantara keduanya dipisahkan buat selamanya10. (HR.
Ahmad dan Abu Daud)
5. Menetapkan hukum yang belum disinggung dalam Alquran. Contohnya :
hadis riwayat al-Nasai dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda
mengenai keharaman memakan binatang buruan yang mempunyai taring
dan burung yang mempunyai cakar.11
E. Problematika As-sunnah
Dalam menetapkan Sunnah sebagai sumber kedua bagi umat muslim
sangat membutuhkan perjuangan para ulama-ulama terdahulu dalam
membukukannya, serta menjaga kemurnian dari sunnah tersebut. Seperti
halnya problematika sunnah banyak terjadi karena pembukuan sunnah
diaksanakan hampir satu abad setelah Rasulullah wafat, maka banyak dari
umat muslim tidak percaya adanya sunnah karena takut, bukan dari
Rasullulah, hanya karangan para ulama-ulama, serta ada juga yang tidak
mengakui sunnah sebagai sumber ajaran islam, ia hanya percaya pada
Alquran saja, adapun golongan yang tidak percaya akan kenabian
Muhammad Saw. Maka golongan tersebut disebut sebagai ingkar Sunnah.
Problematika lainnya yang dihadapi para ulama hadis yaitu dalam
memurnikan dan memelihara sunnah dari golongan-golongan yang sering
membuat hadis palsu atau sering disebut hadis mawdhu Awalnya umat
islam terpecah-pecah menjadi beberapa golongan akibat masalah politik,
tetapi lama-kelamaan merambah pada persoalan agama. Mereka membuat
hadis palsu untuk kepentingan golongan mereka masing-masing.
Seperti halnya golongan syiah membuat hadis mawdhu yang dikutip oleh
Abdul Majid Khon pada buku Shalih Uwaydhah, Al-Hadist Al-
Maudhu’ah h. 17712 sebagai berikut :
10 Satria Effendi, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2009), Ed ke-1 , Cet ke- 3, h. 124
11 Ibid, h. 125
12 Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, op.cit, h. 202
14
Artinya: wasiatku, tepat rahasiaku, khalifahku pada keluargaku, dan
sebaik-baik orang yang menjadi khalifah setelah ku adalah Ali.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qaradhawi, Yusuf, Fikih Taysir, Jakarta:Maktabah Wahbah Kairo,2001,Cet ke-1,
Syarifudin, Amir, Ushul Fiqh, Jakarta: Logos, 2009, cet ke-1, jilid 1
Suwarjin, Ushul Fiqh ,Yogyakarta : Teras, 2012
Djalil, Basiq, Ilmu Ushul Fiqih, Jakarta: Kencana,2010
Majid ,Khon, Abdul, Ulumul Hadis, Jakarta:Amzah,2009 Ed. 1., cet ke-2
Effendi ,Satria, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2009), Ed ke-1 , Cet ke- 3
.

More Related Content

What's hot

HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATMutiara permatasari
 
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anNur Alfiyatur Rochmah
 
PPT Makiyah dan Madaniyah
PPT Makiyah dan MadaniyahPPT Makiyah dan Madaniyah
PPT Makiyah dan Madaniyahrismariszki
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARIarfian kurniawan
 
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalamSejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalamoonx
 
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5NavenAbsurd
 
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranPengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranMarhamah Saleh
 
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Khusnul Kotimah
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiFakhri Cool
 
Muhkam Mutasyabih
Muhkam MutasyabihMuhkam Mutasyabih
Muhkam Mutasyabihqoida malik
 
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)annisa berliana
 
Makalah Qashash Al qur'an
Makalah Qashash Al qur'anMakalah Qashash Al qur'an
Makalah Qashash Al qur'anLutfyHikmah
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahjuniska efendi
 
Kodifikasi al quran
Kodifikasi al quranKodifikasi al quran
Kodifikasi al quranNisa Ell
 
ppt hadits tentang menuntut ilmu
ppt hadits tentang menuntut ilmuppt hadits tentang menuntut ilmu
ppt hadits tentang menuntut ilmuUsmawatidewi
 

What's hot (20)

HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
 
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
 
PPT Makiyah dan Madaniyah
PPT Makiyah dan MadaniyahPPT Makiyah dan Madaniyah
PPT Makiyah dan Madaniyah
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalamSejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
 
Ppt tasawuf
Ppt tasawufPpt tasawuf
Ppt tasawuf
 
Karakteristik islam
Karakteristik islamKarakteristik islam
Karakteristik islam
 
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
 
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranPengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
 
Keotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'anKeotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'an
 
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
 
Muhkam Mutasyabih
Muhkam MutasyabihMuhkam Mutasyabih
Muhkam Mutasyabih
 
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 
Makalah Qashash Al qur'an
Makalah Qashash Al qur'anMakalah Qashash Al qur'an
Makalah Qashash Al qur'an
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
 
Nuzul al qur’an ppt
Nuzul al qur’an pptNuzul al qur’an ppt
Nuzul al qur’an ppt
 
Kodifikasi al quran
Kodifikasi al quranKodifikasi al quran
Kodifikasi al quran
 
ppt hadits tentang menuntut ilmu
ppt hadits tentang menuntut ilmuppt hadits tentang menuntut ilmu
ppt hadits tentang menuntut ilmu
 

Viewers also liked

Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMuli Bluelovers
 
Macam-Macam Sunnah Nabi saw
Macam-Macam Sunnah Nabi sawMacam-Macam Sunnah Nabi saw
Macam-Macam Sunnah Nabi sawRona Atikah
 
Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Mawadah Warohmah
 
Sunnah nabi muhammad
Sunnah nabi muhammadSunnah nabi muhammad
Sunnah nabi muhammadIzzah Ros
 
Bab i, bab v, daftar pustaka
Bab i, bab v, daftar pustakaBab i, bab v, daftar pustaka
Bab i, bab v, daftar pustakaFajar Syafar
 
Ebook 16 sunnah rasulullah s.a.w. melayan bayi.
Ebook 16 sunnah rasulullah s.a.w. melayan bayi.Ebook 16 sunnah rasulullah s.a.w. melayan bayi.
Ebook 16 sunnah rasulullah s.a.w. melayan bayi.Haziqah Hussein
 
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWI
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWIHADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWI
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWInuzulLaa
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaRiana Arum
 
Pengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaifPengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaifYunus Muzakki
 
Makalah tentang islam
Makalah tentang islamMakalah tentang islam
Makalah tentang islamAis elkirami
 
Pendidikan pancasila pancasila sakti
Pendidikan pancasila pancasila saktiPendidikan pancasila pancasila sakti
Pendidikan pancasila pancasila saktiElfan Elfan
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAbulkhair Abdullah
 
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an Dyra Yunilaili
 
Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhindah pertiwi
 

Viewers also liked (20)

Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
 
Makalah usul fiqih
Makalah usul fiqihMakalah usul fiqih
Makalah usul fiqih
 
Macam-Macam Sunnah Nabi saw
Macam-Macam Sunnah Nabi sawMacam-Macam Sunnah Nabi saw
Macam-Macam Sunnah Nabi saw
 
Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)
 
Sunnah nabi muhammad
Sunnah nabi muhammadSunnah nabi muhammad
Sunnah nabi muhammad
 
Makalah al qur'an
Makalah al qur'anMakalah al qur'an
Makalah al qur'an
 
Hadist atau Sunnah ppt
Hadist atau Sunnah pptHadist atau Sunnah ppt
Hadist atau Sunnah ppt
 
Makalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiMakalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besi
 
Bab i, bab v, daftar pustaka
Bab i, bab v, daftar pustakaBab i, bab v, daftar pustaka
Bab i, bab v, daftar pustaka
 
Ebook 16 sunnah rasulullah s.a.w. melayan bayi.
Ebook 16 sunnah rasulullah s.a.w. melayan bayi.Ebook 16 sunnah rasulullah s.a.w. melayan bayi.
Ebook 16 sunnah rasulullah s.a.w. melayan bayi.
 
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWI
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWIHADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWI
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWI
 
Silabus fiqih 1
Silabus fiqih 1Silabus fiqih 1
Silabus fiqih 1
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 
Pengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaifPengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaif
 
Makalah tentang islam
Makalah tentang islamMakalah tentang islam
Makalah tentang islam
 
Pendidikan pancasila pancasila sakti
Pendidikan pancasila pancasila saktiPendidikan pancasila pancasila sakti
Pendidikan pancasila pancasila sakti
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Ushul fiqh
Ushul fiqhUshul fiqh
Ushul fiqh
 
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
 
Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqh
 

Similar to Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah

Similar to Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah (20)

Kelompok 1 -- ulumul hadits
Kelompok 1  -- ulumul haditsKelompok 1  -- ulumul hadits
Kelompok 1 -- ulumul hadits
 
5 sumber hukum islam-5
5 sumber hukum islam-55 sumber hukum islam-5
5 sumber hukum islam-5
 
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAMPAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
 
Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
Sumber dan Karakteristik Islam
Sumber dan Karakteristik IslamSumber dan Karakteristik Islam
Sumber dan Karakteristik Islam
 
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docxMAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
 
alquran dan sunnah.pptx
alquran dan sunnah.pptxalquran dan sunnah.pptx
alquran dan sunnah.pptx
 
lima sumber hukum islam muttafaq dan mukhtalaf.pptx
lima sumber hukum islam muttafaq dan mukhtalaf.pptxlima sumber hukum islam muttafaq dan mukhtalaf.pptx
lima sumber hukum islam muttafaq dan mukhtalaf.pptx
 
Ushul fiqh bab hadis sebagai hujjah
Ushul fiqh bab hadis sebagai hujjahUshul fiqh bab hadis sebagai hujjah
Ushul fiqh bab hadis sebagai hujjah
 
ppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptx
ppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptxppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptx
ppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptx
 
Hukum Islam :)
Hukum Islam :)Hukum Islam :)
Hukum Islam :)
 
Bab v-sumber-hukum-islam
Bab v-sumber-hukum-islamBab v-sumber-hukum-islam
Bab v-sumber-hukum-islam
 
agama.pptx
agama.pptxagama.pptx
agama.pptx
 
Sumber ajaran islam
Sumber ajaran islamSumber ajaran islam
Sumber ajaran islam
 
Revisi pid klmpk 5
Revisi pid klmpk 5Revisi pid klmpk 5
Revisi pid klmpk 5
 
Hukum dalam islam
Hukum dalam islamHukum dalam islam
Hukum dalam islam
 
Pengantar ilmu hadits
Pengantar ilmu haditsPengantar ilmu hadits
Pengantar ilmu hadits
 
Resume aika @@@@@
Resume aika @@@@@Resume aika @@@@@
Resume aika @@@@@
 
Sumber sumber-hukum-islam-new
Sumber sumber-hukum-islam-newSumber sumber-hukum-islam-new
Sumber sumber-hukum-islam-new
 

Recently uploaded

Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxnawasenamerta
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfindrawatiahmad62
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)saritharamadhani03
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt xjohan199969
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxGallantryW
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxAhmadBarkah2
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnalrepyjayanti
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdferlita3
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxd2spdpnd9185
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfTarkaTarka
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...AgusRahmat39
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufalKhawariz
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxaristasaputri46
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGEviRohimah3
 
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARAKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARcakrasyid
 
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis JurnalLidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis JurnalCloudybblz
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024SABDA
 
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfnorazizahnaa21
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdfZulkhaidirZulkhaidir
 

Recently uploaded (20)

Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARAKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
 
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis JurnalLidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
 

Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah

  • 1. 1 MAKALAH USHUL FIQH “AS-SUNNAH” Disusun oleh Indah Pertiwi Anis Puspita Sari Dosen Pembimbing DR. Toha Andiko, M.Ag PRODI MUAMALAH FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
  • 2. 2 PENDAHULUAN Penulis akan membicarakan tentang pentingnya menghubungkan antara fiqh dan hadis, setelah penulis menemukan banyak orang yang menekuni ilmu fiqh dan ushul fiqh, namun tidak mendalami pengetahuan tentang hadis, bahkan mereka mengabaikan kitab-kitab dalam ilmu tersebut dan rujukan-rujukan yang kuat. Mereka mengambil hadis yang palsu , tidak jelas asal-usulnya. Demikin juga, penulis menemukan banyak orang yang menekuni hadis, namun tidak mendalami pengetahuan mengenai fiqh dan ushul-ushul fiqh. Mereka tidak menghayati keutamaan-keutamaannya, dan tidak memahami maksud- maksudnya. Bahkan banyak diantara mereka yang berhenti pada zhahir hadist-hadist dan tidak mendalaminya sampai ke shahihan dan kehasanan hadis tersebut. Al-Quran adalah landasan ajaran, tiang akidah serta syariat dan jiwa kehidupan Islam. Sedangkan sunnah Nabi Muhammad merupakan penjelasan atas Al–Quran. Sunnah dengan kata-katanya, perbuatannya dan pernyataannya merupakan semacam penjelsan konseptul dan praktik tindakan bagi kitab Allah.1 1 Yusuf Al-Qaradhawi, Fikih Taysir,(Jakarta:Maktabah Wahbah Kairo,2001) cet ke-1, h.51
  • 3. 3 PEMBAHASAN A. Pengertian As-Sunnah Kata sunnah berasal dari kata ‫.سن‬ Secara etimologis bearti cara yang bisa dilakukan, apakah cara itu sesuatu yang baik, atau buruk2. Pengunaan kata Sunnah dalam arti ini terlihat dalam sabda Nabi dengan arti sebagai berikut : siapa yang membuat Sunnah yang baik maka baginya pahala serta pahala orang yang mengerjakannya dan siapa yang membuat Sunnah yang buruk, maka baginya siksaan dan siksaan orang yang mengerjakannya sampai hari kiamat. Dalam al-Quran terdapat kata Sunnah dalam 16 tempat yang tersebar dlam beberapa surat dengan arti “kebiasaan yang berlaku” dan “jalan yang diikuti”. Umpamanya dalam firman Allah dalam surat Al-Imran ayat 137     Artinya : Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). Kemudian dalam surah al-Isra ayat 77    Artinya : (kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan terhadap Rasul-rasul Kami yang Kami utus sebelum kamu dan tidak akan kamu dapati perobahan bagi ketetapan Kami itu. Kata Sunnah sering diindetikkn dengn kata hadis. Kata hadist ini sering digunakan oleh ahli hadist dengan maksud yang sama dengan kata Sunnah, menurut pengertin yang digunakan kalangan ulama ushul. 2 Amir Syarifudin, Ushul Fiqh,( Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 1997) cet ke-1, jilid 1, h. 73
  • 4. 4 Menurut istilah terdapat tiga termonologi yang memberikan tekanan yang berbeda satu sama lain. Menurut istilah fuqaha sunnah adalah suatu amalan yang diterima dari Nabi yang bukan wajib. Menurut istilah muhadditsin, sunnah ialah segala sesuatu yang diterima dari Nabi baik, berupa ucapan, perbuatan, maupun penetapan dan sifat-sifat Nabi, baik yang kaitannya dengan penjelsan hukum, maupun bukan. Sedangkan menurut istilah Ushuliyyah adalah segala sesuatu yang diterima Nabi selain Alquran, baik berupa ucapan, perbuatan, maupun penetapan. Dalam hal ini sunnah adalah sumber hukum kedua setelah Alquran3. B. Kehujjahan As-Sunnah Kedudukan Sunnah sebagai sumber dan dalil hukum kedua setelah Alquran dijelaskan oleh Alqurn, ijma dan akal. Di antara ayat Alquran dapat disebutkan antara lain ayat yang menjelaskan bahwa apa yang dikatakan Nabi itu tidak lain adalah wahyu. (QS. Al-Najm : 3-4), ayat yang menjelsakan tugas Nabi sebagai penjelas Alquran (QS. Al-Nahl: 44), ayat yang mewajibkan kita mengikuti apa yang diperintahkan Nabi dan menjauhi apa yang dilarang Nabi. Umat islam sejak masa Nabi hingga sekarang telah sepakat (ijma) tentang wajibnya mengikuti hukum-hukum yang dikandung oleh Sunnah dan merujuk Sunnah dalam menemukan hukum. Menurut logika, Muhammad adalah Rasul Allah. Ini bearti kedudukan ia adalah sebagai penyampai wahyu dari Allah. Apa yang disampaikannya kepada umat, pada hakekatnya merupakan wahyu Allah, baik yang dibacakan, maupun yang tidak dibacakan. Konsekwensi dari keimanan kita kepada kerasulan Muhammad adalah menaatinya dan mengikuti hukum-hukum yang dibawanya. sebab, keimanan tanpa disertai dengan mengikuti ajarannya tidaklah ada artinya. Demikian juga, tidaklah mungkin terjadi ketaatan kepada Allah jika pada saat yang bersamaan mengingkari ajaran Rasul-Nya.4 3 Suwarjin, Ushul Fiqh (Yogyakarta : Teras, 2012) h. 62 4 Ibid, h. 62-63
  • 5. 5 C. Macam-Macam Sunnah Macam-macam sunnah menurut pengertian ahli Ushul yang sebagaimana disebutkan diatas terbagi menjadi tiga macam yaitu5 : 1. Sunnah Qauliyah Sunnah qauliyah adalah ucapan lisan dari Nabi Muhammad Saw yang didengar dan dinukilkan oleh sahabatnya, namun yang diucapkan Nabi itu bukan wahyu Alquran juga lahir dari lisan Nabi yang juga didengar oleh sahabat dan disiarkannya kepada orang lain sehingga kemudian diketahui orang banyak. Dengan demikian, menurut lahirnya Alquran dan Sunnah qauliyah sama-sama muncul dari lisan Nabi. Namun para sahabat yang mendengarnya dari Nabi dapat memisah-misahkan mana yang wahyu dan mana yang hanya ucapan biasa dari Nabi. Perbedaan tersebut dapat dilihat dengan beberapa cara, antara lain : a. Bila yang lahir dari lisan Nabi itu adalah wahyu Alquran selalu mendapat perhtian khusu dari Nabi dan menyuruh orang lain untuk menghafal dan menuliskannya serta mengurutkannya sesuai dengan petunjuk Allah. Sedangkan Sunnah qauliyah bila muncul dari lisan Nabi itu tidak mendpat perhatikan khusus yang diminta Nabi, bahkan Nabi melarang untuk menuliskannya karena takut akan bercampur dengan Alquran. b. Penukilan Alquran selalu dalam bentuk mutawatir, baik dalam bentuk hafalan maupun tulisan. Sedangkan sunnah pada umumnya diriwayatkan secara perorangan; tidak banyak yang diriwayatkan seara mutawatir. c. Penukilan Alquran selalu dalam bentuk penukilan lafaz dengan arti sesuai dengan teks aslinya yang didengar dari Nabi. Sedangkan ucapakan Nabi dalam bentuk sunnah sering dinukilkan secara ma’nawi, dalam pengertian : disampingkan 5 Amir Syarifudin, op.cit., h. 77-82
  • 6. 6 kepada orang lain dengan redaksi dan ibarat yang berbeda meskipun dalam maksud yang berbeda. d. Apa yang diucapkan Nabi dalam bentuk ayat Alquran mempunyai pesona mu’jizat bagi pendengarnya. Hal seperti ini tifsk mereka temukan bila yang diucpkan Nabi itu hanya ucapan bisasa dari Nabi atau Sunnah qauliyah. 2. Sunnah Fi’ilyah Semua perbuatan dan tingkah laku Nabi yan dilihat, diperhatiakan oleh Sahabat Nabi kemudian disampaikan dan disebarluaskan oleh orang yang mengetahuinya. Tentang apakah semua yang dinukilkan itu mempunyai kekuatan untuk di teladani dan mengikat untuk semua umat Islam, para ulama memilah perbuatam Nabi itu menjadi tiga bentuk : a. Perbuatan dan tingkah laku Nabi dalam kedudukannya sebagai seorang manusia biasa atau berupa adat kebiasaan yang berlaku di temoat beliau sperti makan, minum, berdiri, duduk, cara berpakaian, memelihara jenggot dan lain. b. Perbuatan Nabi yang memiliki petunjuk yang menjelaskan bahwa perbuatan tersebut khusus berlaku untuk Nabi dan orang lain tidak boleh berbuat seperti apa yang dilakukan Nabi. Seperti mengenai perbuatan Nabi berupa masuk Mekah tanpa ihram dan kawin lebih dari empat orang. Hal terakhir ini bukan sunnah yang wajib diikuti, bahkan haram hukumnya bagi umat melakukan seperti apa yang dilakukan Nabi tersebut. c. Perbuatan dan tingkah laku Nabi yang berhubungn dengan penjelasan hukum, sperti shalat, puasa, cara Nabi melakukan jual beli, utang piutang dan lain sebagainya yang berhubungan dengan agama. Perbutan Nabi yang merupakan penjelasan hukum ini terbagi dua :
  • 7. 7 1) Perbuatan Nabi yang merupaka penjelasan terhadap aoa- apa yang terdapat dalam Alquran namun masih memerlkukan penjelasan. 2) Perbuatan Nabi yang memberi petunjuk kepada umat bahwa perbuatan tersebut boleh dilakukan oleh umat. 3. Sunnah Taqririyah Bila seseorang melakukan suatu perbuatan atau mengemukakan suatu ucapan di hadapan Nabi atau pada Masa Nabi, Nabi mengetahui apa yang dilakukan orang itu dan mampu menyanggahnya, namun Nabi diam dan tidak menyanggahnya, maka hal itu merupakan pengakuan dari Nabi. Keadaan diamnya Nabi itu dibedakan pada dua bentuk : Pertama, Nabi mengetahui bahwa perbuatan itu pernah dibenci dan dilarang oleh Nabi. Dalam hal ini kadang-kadang Nabi mengetahui bahwa si pelaku berterusan melakukan perbuatan yang pernah dibenci dan dilarang itu. Diamnya Nabi dalam bentuk ini tidaklagg menunjukkan bahwa perbuatan tersebut boleh dilakukannya. Dalam bentuk lain, Nabi tidak mengetahui berketerusannya si pelaku itu melakukan perbuatan yang pernah dibenci dan dilarang sebelumnya. Diamnya Nabi dalam bentuk ini menunjukkan pencabutan larangan sebelumnya. Kedua, nabi belum pernah melarang perbuatan itu sebelumnya dan tidak diketahui pula haramnya. Diamnya Nabi dalam hal ini menunjukkan hukumnya adalah ibahah atau meniadakan keberatan untuk diperbuat. Karena seandinya perbuatan itu dilarang, tetapi Nabi mendiamkannya padahal ia mampu untuk mencengahnya, bearti Nabi berbuat kesalahan, sedangkan Nabi Nabi bersifat ma’shum (terhindar dari kesalahan). Macam-macam sunnah dari segi periwayatan sebagai berikut6 : 6 Basiq Djalil, Ilmu Ushul Fiqih, (Jakarta: Kencana,2010) h.149-151
  • 8. 8 a. Mutawatir Sunnah atau hadis mutawatir menurut bahasa adalah berbaris,berderek, mutawatir yang dimaksudkan Ahli Hadis adalah : Khabaran (sunnah) yang diterima oleh orang banyak. (menurut perhitungan) mustahil manusia sejumlah itu berkumpul untuk membuat satu dusta, dilihat dari segi banyaknya mereka itu. b. Ahad Ahad artinya satu atau seorang. Hadis ahad yng dimaksudkan oleh ahli hadis adalag hadis yang diriwayatkan dengan satu jalur riwayat saja atau yang diriwayatkan dengan beberapa jalur tetapi pada setiap jalur terdapat orang yang sama. D. Fungsi As-Sunnah terhadap Alquran Fungsi Sunnah terhadap Alquran secara umum adalah untuk menjelaskan makna kandungn Alquran yang sangat dalam dan global atau li al-bayan (menjelaskan)7 sebagaimna firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 44 :      44. keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,. 7 Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, (Jakarta:Amzah,2009) Ed. 1., cet ke-2, h. 16
  • 9. 9 Hanya penjelasan itu kemudian oleh para ulama diperinci ke berbagai bentuk penjelasan. Secara gris besar ada empat makna fungsi penjelasan (bayan) sunnah terhadap Alquran sebagai berikut : 1. Menguatkan dan menegaskan hukum-hukum yang tersebut dalam Alquran atau disebut fungsi ta’kid dan taqrir. .Dalam bentuk ini Sunnah hanya seperti mengulangi apa-apa yang tersebut dalam Alquran. Umpamanya firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 110.   Artinya : dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Ayat itu di kuatkan oleh sabda Nabi : َ‫ق‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫ْس‬‫ي‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫ل‬‫ي‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫س‬ِ‫إ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫ْر‬‫ي‬َ‫م‬ُ‫ن‬ ُ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬َ‫ل‬‫ا‬ ِ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ُ‫ن‬ْ‫ب‬ ُ‫ير‬ ِ‫ر‬َ‫ج‬‫ال‬ ِ‫ام‬َ‫ق‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ُ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ي‬‫ا‬َ‫ب‬ َِّ‫اَّلل‬ِ‫َاء‬‫ت‬‫ي‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬ َ‫َل‬َّ‫ص‬ ِ ٍ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ّ‫ل‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ ِ‫ح‬ْ‫ص‬ُّ‫ن‬‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ Artinya : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair berkata, telah menceritakan bapakku kepadaku, telah menceritakan kepada kami Isma'il dari Qais berkata; Jarir bin 'Abdullah berkata,: Aku berbai'at kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam untuk mendirikan shalat, menunaikan zakat dan untuk selalu setia (loyal) kepada setiap muslim. 2. Sebagai bayan tafsir, yaitu, penjelas terhadap Alquran dan fungsi ini lah yang terbanyak pada umumnya. Penjelasan yang diberikan ada 3 macam yaitu8 : a. Tafsil Al-Mujmal Sunnah yang menjelaskan makana lafaz yang maknanya masih samar di dalam Alquran, seperti Sunnah Nabi yang menjelaskan tata cara shalat yang di dalam Alquran disebutkan secara samar. Ketika ada perintah shalat, para sahabat bertanya-tanya tentang apa dan bagaimana shalat itu dilakukan, lalu Nabi menjelaskan dengan perbuatan dan ucapannya9. Dengan sabda nabi : 8 Ibid, h. 17 9 Suwarjin, Ushul Fiqh , op.cit, h. 68
  • 10. 10 ‫أ‬ ‫ر‬ ‫كما‬ ‫صلؤا‬‫صل‬ ‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ن‬ ْ‫يتمو‬ Artinya : shalatlah sebagaimana engkau melihat aku shalat. (HR. Al- Bukhari). b. Takhsish Al-‘Amm Hadis mengkhususkan ayat-ayat Alquran yang umum, seperti ayat-aat tentang waris dalam surah An-nisa ayat 11 :   .. Artinya Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan. Kadungan ayat di atas mejelaskan pembagian harta pustaka terhadap ahli waris, baik laki-laki, anak perempuan, satu, dan atau banyak orang tua (bapak dan ibu) jika da anak atau tidak ada anak, jika saudara atau tidak ada dan seterusnya. Ayat harta warisan ini bersifat umum, kemudian dikhususkan dengan hadis Nabi yang melarang mewarisi harta peninggalan para Nabi, berlainan agama, dan pembunuh. Misalnya sabda Nabi : ‫لقا‬ ‫ا‬ ُ‫ث‬ ِ‫ير‬ ‫ال‬‫ت‬ُ‫ل‬ Pembunuh tidak dapat mewarisi (harta pustaka) (HR. At-Tirmidzi) c. Taqyid Al-Muthlaq Sunnah membatasi kemutlakkan ayat-ayat Alquran. Artinya Alqurn keterangannya secara mutlak, kemudian di takhshish dengan hadis yang khusus. Misalnya firman Allah dalam Surah Al-Maidah : 38   Artinya : laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya .
  • 11. 11 Pemotongan tangan pencuri dalam ayat di atas secara mutlak nama tangan tanpa dijelaskan batas tangan yang harus dipotong apakah dari pundak, sikut, lengan dan sampai telapak tangan. Kemudian pembatasan itu baru dijelaskan dengan hadis ketika seorang pencuri datang ke hadapan Nabi dan diputuskan hukuman dengan pemotongan tangan, maka dipotong pada pergelangan tangan. 3. Bayan Nasakhi Sunnah menghapus (nasakh) hukum yang diterangakan dalam Alquran. Misalanya kewajiban wasiat yang diterangkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 180 :       diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, Berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf. (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. Ayat diatas di-nasakh dengan hadis Nabi : Sesungguhnya Allah memberikan hak kepada setiap yang mempunyai hak dn tidak ada wasiat itu wajib bagi waris. ( HR. An-Nasa’i) 4. Membuat aturan tambahan yang bersifat teknis atas sesuatu kewajiban yang disebutkan pokok-pokoknya di dalam Alquran. Misalnya masalah Li’ian, bilamana seorang suami menuduh istrinya berzina tetapi tidak mampu mengajukan empat orang saksi padahal istrinya itu tidak mengakuinya, maka jalan keluarnya adalah dengan cara
  • 12. 12 li’an. Lian adalah sumpah empat kali dari pihak suami bahwa tuduhannya adalah benar dan pada kali yang kelima ia berkata : “La’nat (kutukan) Allah atasku jika aku termasuk ke dalam orang- orang yang berdusta”. Setelah itu istri pula mnegadakan lima kali sumpah membantah tuduhan tersebut sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah :                Artinya dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), Padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, Maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, Sesungguhnya Dia adalah Termasuk orang-orang yang benar. dan (sumpah) yang kelima: bahwa la'nat Allah atasnya, jika Dia Termasuk orang-orang yang berdusta. Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya empat kali atas nama Allah Sesungguhnya suaminya itu benar-benar Termasuk orang-orang yang dusta.dan (sumpah) yang kelima: bahwa laknat Allah atasnya jika suaminya itu Termasuk orang- orang yang benar. Didalam Alquran tidak dijelaskan apakah hubungan suami istri antara keduanya masih lanjut atau terputus. Sunnah Rasulullah menjelaskan hal
  • 13. 13 itu yaitu bahwa diantara keduanya dipisahkan buat selamanya10. (HR. Ahmad dan Abu Daud) 5. Menetapkan hukum yang belum disinggung dalam Alquran. Contohnya : hadis riwayat al-Nasai dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda mengenai keharaman memakan binatang buruan yang mempunyai taring dan burung yang mempunyai cakar.11 E. Problematika As-sunnah Dalam menetapkan Sunnah sebagai sumber kedua bagi umat muslim sangat membutuhkan perjuangan para ulama-ulama terdahulu dalam membukukannya, serta menjaga kemurnian dari sunnah tersebut. Seperti halnya problematika sunnah banyak terjadi karena pembukuan sunnah diaksanakan hampir satu abad setelah Rasulullah wafat, maka banyak dari umat muslim tidak percaya adanya sunnah karena takut, bukan dari Rasullulah, hanya karangan para ulama-ulama, serta ada juga yang tidak mengakui sunnah sebagai sumber ajaran islam, ia hanya percaya pada Alquran saja, adapun golongan yang tidak percaya akan kenabian Muhammad Saw. Maka golongan tersebut disebut sebagai ingkar Sunnah. Problematika lainnya yang dihadapi para ulama hadis yaitu dalam memurnikan dan memelihara sunnah dari golongan-golongan yang sering membuat hadis palsu atau sering disebut hadis mawdhu Awalnya umat islam terpecah-pecah menjadi beberapa golongan akibat masalah politik, tetapi lama-kelamaan merambah pada persoalan agama. Mereka membuat hadis palsu untuk kepentingan golongan mereka masing-masing. Seperti halnya golongan syiah membuat hadis mawdhu yang dikutip oleh Abdul Majid Khon pada buku Shalih Uwaydhah, Al-Hadist Al- Maudhu’ah h. 17712 sebagai berikut : 10 Satria Effendi, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2009), Ed ke-1 , Cet ke- 3, h. 124 11 Ibid, h. 125 12 Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, op.cit, h. 202
  • 14. 14 Artinya: wasiatku, tepat rahasiaku, khalifahku pada keluargaku, dan sebaik-baik orang yang menjadi khalifah setelah ku adalah Ali. DAFTAR PUSTAKA Al-Qaradhawi, Yusuf, Fikih Taysir, Jakarta:Maktabah Wahbah Kairo,2001,Cet ke-1, Syarifudin, Amir, Ushul Fiqh, Jakarta: Logos, 2009, cet ke-1, jilid 1 Suwarjin, Ushul Fiqh ,Yogyakarta : Teras, 2012 Djalil, Basiq, Ilmu Ushul Fiqih, Jakarta: Kencana,2010 Majid ,Khon, Abdul, Ulumul Hadis, Jakarta:Amzah,2009 Ed. 1., cet ke-2 Effendi ,Satria, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2009), Ed ke-1 , Cet ke- 3 .