SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015
SEJARAH DAN PENGANTAR ILMU HADITS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
.............................................................................................................................
SEJARAH DAN PENGANTAR ILMU HADITS
1. Ta’rif Hadits
Hadits menurut bahasa adalah:
• Jadid, lawan qadim artinya yang baru
• Qarib : yang dekat, yang belum lama terjadi
• Khabar : warta atau berita, sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang
kepada seseorang
Hadits menurut istilah adalah
• Hadits itu meliputi sabda nabi saw, meliputi perkataan, perbuatan dan takrir sahabat,
termasuk pula perkataan, perbuatan dan takrir tabi’in.
Hadits yang dalam periwayatannya sanad
marfu’, hadits yang hanya sampai kepada s
tabi’in saja dinamakan maqthu. Muradif (persamaan kata)
Hadits menurut ahli ushul hadits
• Segala perkatataan, perbuatan dan takrir nabi yang bersangkutan dengan hukum, jadi
tidak termasuk ke dalam hadits, sesuatu yang tidak bersangkut paut dengan hukum,
seperti urusan model pakaian.
2. Ta’rif Sunah
Sunah menurut istilah bermakna jalan yang dijalani, baik terpuji ataupun tidak.
Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015
1
RANGKUMAN
SEJARAH DAN PENGANTAR ILMU HADITS
Oleh
Nama : Muhamad Anugrah
NIM : 20010015002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2015
.............................................................................................................................
RANGKUMAN
SEJARAH DAN PENGANTAR ILMU HADITS
BAGIAN PERTAMA
PENDAHULUAN
Hadits menurut bahasa adalah:
Jadid, lawan qadim artinya yang baru
Qarib : yang dekat, yang belum lama terjadi
Khabar : warta atau berita, sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang
Hadits menurut istilah adalah
meliputi sabda nabi saw, meliputi perkataan, perbuatan dan takrir sahabat,
termasuk pula perkataan, perbuatan dan takrir tabi’in.
Hadits yang dalam periwayatannya sanad-nya sampai kepada nabi saw, dinamakan hadits
marfu’, hadits yang hanya sampai kepada sahabat dinamakan mauquf dan yang sampai kepada
tabi’in saja dinamakan maqthu. Muradif (persamaan kata)-nya, sunah, khabar dan atsar.
Hadits menurut ahli ushul hadits
Segala perkatataan, perbuatan dan takrir nabi yang bersangkutan dengan hukum, jadi
ermasuk ke dalam hadits, sesuatu yang tidak bersangkut paut dengan hukum,
seperti urusan model pakaian.
Sunah menurut istilah bermakna jalan yang dijalani, baik terpuji ataupun tidak.
Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015
......................................................................................................................................................
Khabar : warta atau berita, sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang
meliputi sabda nabi saw, meliputi perkataan, perbuatan dan takrir sahabat,
nya sampai kepada nabi saw, dinamakan hadits
ahabat dinamakan mauquf dan yang sampai kepada
nya, sunah, khabar dan atsar.
Segala perkatataan, perbuatan dan takrir nabi yang bersangkutan dengan hukum, jadi
ermasuk ke dalam hadits, sesuatu yang tidak bersangkut paut dengan hukum,
Sunah menurut istilah bermakna jalan yang dijalani, baik terpuji ataupun tidak.
Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015
2
Secara istilah sunah artinya segala yang dinukilkan dari Nabi saw, baik berupa perkataan,
perbuatan, mapun takrir, pengajaran, sifat, perilaku, perjalanan hidup Nabi saw. Sebelum diangkat
menjadi rasul ataupun sesudahnya.
3. Contoh-Contoh Hadits/sunah
‫ﺑﺎﻟﻨﻴﺎﺕ‬ ‫ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ‬ ‫ﺇﳕﺎ‬
Segala amalan itu mengikuti niat (orang yang meniatkan). HR. Bukhari dan Muslim
‫ﺃﺻﻠﻲ‬ ‫ﺭﺃﻳﺘﻤﻮﱐ‬ ‫ﻛﻢ‬ ‫ﺻﻠﻮﺍ‬
Bershalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku bershalat. HR. Bkhari dan Muslim
4. Sebab-Sebab Hadits Dinamakan “Hadits”
Beberapa sebab hadits dinamakan hadits, yaitu :
• Karena dalam periwayatan hadits banyak disebutkan “haddatsani annan nabiya qala …”
• Dinamakan hadits karena dilihat dari sifat kebaruannya, dan karena kedudukannya
dihadapkan dengan al-Quran. Al-Quran itu qadim sedangkan hadits itu baru
5. Ta’rif Khabar
Khabar secara bahasa artinya berita (warta) yang disampaikan dari seseorang kepada
seseorang.
Menurut istilah khabar artinya meliputi warta dari Nabi saw, maupun dari sahabat, ataupun
dari thabi’in.
6. Ta’rif Atsar
Menurut bahasa atsar artinya bekasan sesuatu atau sisa sesuatu, berarti pula nukilan (yang
dinukilkan)
Menurut istilah atsar sama artinya dengan khabar dan hadits.
7. Sebab-Sebab Ulama Berbeda Pendapat Dalam Menta’rifkan Hadits (Sunah)
Sebab-sebab ulama berbeda pendapat dalam menta’rifkan hadits karena, yaitu :
• Ulama hadits membahas pribadi Nabi saw sebagai orang yang dijadikan uswan
hasanah. Karena itu ulama hadits pada umumnya menukilkan segala yang berpautan
dengan Nabi saw, baik mengenai riwayat perjalanannya, mengenai budi pekertinya,
keutamaannya, keistimewaannya, tutur katanya, perbuatannya dan hal ikhwalnya;
baik mewujudkan hukum syar’i ataupun tidak.
Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015
3
• Ulama ushul hadits membahas Nabi saw sebagai pengatur undang-undang yang
menciptakan dasar-dasar ijtihad bagi para mujtahidin yang dating sesudahnya, dan
menerangkan kepada umat dustur (Peraturan) hidup.
• Para fuqaha membahas pribadi Nabi saw, sebagai seseorang yang seluruh
perbuatannya atau perkataannya menunjuk kepada sesutau hukum syar’i.
8. Perkembangan Kata Hadits
Hadits pada hakikatnya adalah khabar dan kisah, baik yang baru ataupun yang lama.
Kemudian pemakaian kata ini berkembang, maka dipakailah untuk khabar saja, yaitu khabar-khabar
yang berkembang dalam masyarakat keagamaan, tanpa memindahkan kata dari maknanya yang
umum. Pad akhirnya kata jadits dipergunakan untuk hadits-hadits rasul saw saja.
9. Perkembangan Kata Sunah
Kata sunah dikhusukan untuk sunah Nabi saw. Penyempitan makna ini muncul di abad ke-2
hijriah. Sunah menurut bahasa adalah khiththah, tariqat (jalan) yang diikuti bersama. Maka sunah
rasul adalah thariqat yang dilalui rasul dalam melaksanakan amal, perbuatannya atau amalan umum.
10. Hakikat Sunah Dan Hadits
Hadits adalah segala peristiwa yang disndarkan kepada Nabi saw. Walaupun hanya satu kali
saja terjadinya dalam sepanjang hidupnya, dan walaupun hanya diriwayatkan oleh seorang saja.
Sunah adalah sebutan bagi amaliyah mutawatir, yakni cara Nabi saw melaksanakan suatu
ibadah yang dinukilkan kepada kita dengan amaliyah yang mutawatir pula.
11. Perbedaan Antara Hadits Umum Dan Hadits Qudsi
Hadits qudsi ialah perkataan-perkataan yang disabdakan Nabi saw. Menurut At-Thiby, hadits
qudsi ialah titah Allah yang disampaikan kepada Nabi saw di dalam mimpi atau dengan jalan ilham,
lalu Nabi menerangkan apa yang diimpikannya itu dengan perkataannya sendiri serta
menyandarkannya kepada Allah SWT.
BAGIAN KEDUA
SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PEMBUKUAN HADITS
BAB PERTAMA
ILMU DAN SEJARAH
1. Perpautan Ilmu Dan Sejarahnya
Mempelajari sejarah perkembangan hadits, baik perkembangan riwayat-riwayatnya maupun
pembukuannya amat diperlukan, karena dipandang satu bagian dari pelajaran hadits yang tidak
boleh dipisahkan.
Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015
4
2. Permasalahan Dalam Mempelajari Ilmu Hadits
Mempelajari sejarh ilmu hadits harus memperhatikan dua hal, yaitu :
• Mempelajari periode-periode dan nazariyah-nazariyah ilmu hadits, serta
memperhatikan keadaan masyarakat yang telah mendukung nazhariyah-nazhariyah
itu dilapangan-lapangan yang telah ditempuh olehnya.
• Mempelajari secara mendalam pemuka-pemuka ilmu hadits. Dalam bagian ini
dipelajari kesungguhan yang telah diberikan oleh para ahli dalam mendirikan sendi-
sendi ilmu dan kadar bekasan yang ditinggalkan oleh para ahli dalam menegakan asas-
asas itu.
BAB KEDUA
HADITS DALAM PERIODE PERTAMA (MASA RASULULLAH)
1. Masa Pertumbuhan Hadits Dan Cara Para Sahabat Memperolehnya
Nabi saw hidup di tengah-tengah masyarakat sahabatnya. Mereka dapat bertemu dan bergaul
dengan beliau secara bebas. Tidak ada ketentuan protocol yang menghalngi mereka untuk bergaul
dengan Nabi saw. Yang tidak dibenarkan adalah mereka memasuki rumah Nabi saw ketika beliau
tidak ada di rumah, atau berbicara dengan istri Nabi saw tanpa hijab.
Seluruh perbuatan Nabi saw, demikian juga seluruh ucapan dan tutur kata beliau menjadi
sasaran pehatian para sahabat. Segala gerak-gerik Nabi saw dijadikan pedoman hidup. Karena
kesungguhan untuk meneladani beliau, para sahabat yang rumahnya jauh dari masjid, silih berganti
mendatangi majelis-majelis Nabi saw.
2. Para Sahabat Tidak Sederajat Dalam Mengetahui Keadaan Rasul
Semua sahabat, umumnya menerima hadits dari Nabi saw. Namun, dalam hal ini, para
sahabat tidak sederajat dalam mengetahui keadaan Nabi saw. Ada yang tinggal di kota, ada pula
yang sering bepergian, ada yang terus menerus beribadat, tinggal di masjid tidak bekerja. Nabi p[un
tidak selalu mengadakan ceramah terbuka, kadang-kadang saja beliau melakukan yang demikian.
Ceramah terbuka diberikan beliau hanya tiap-tiap jumat, hari raya dan waktu-waktu yang
tidak ditentukan, jika keadaan menghendaki.
3. Para Sahabat Yang Banyak Menerima Pelajaran Dari Nabi Saw
• Yang mula-mula masuk islam (as-sabiqunal awwalun)
• Yang selalu berada di samping Nabi saw, dan bersungguh-sungguh menghafalnya
seperti Abu Hurairah dan Abdullah Bin Amr Bin Ash.
• Yang hidupnya sesudah Nabi saw, dapat menerima hadits dari sesama sahabat,
seperti Anas Ibn Malik dan Abdullah Ibn Abbas.
• Yang erat hubungannya dengan nabi, seperti Ummahatul Mukminin, seperti Aisyah
dan Ummu Salamah.
4. Sebab-Sebab Hadits Tidak Ditulis Setiap Kali Nabi Saw Menyampaikannya
Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015
5
• Membukukan ucapan, amalan serta muamalah Nabi adalah hal yang sukar, karena
memerlukan segolongan sahabat yang terus menerus menyertai Nabi saw. Sedangkan
yang mampu menulis saat itu masih sedikit dan dikerahkan sepenuhnya untuk
penulisan Al-Quran.
• Karena orang Arab tidak pandai baca tulis dan lebih menkankan pentingnya
menghafal.
• Dikhawatirkan akan bercampur dengan Al-Quran dengan tidak sengaja.
5. Kedudukan Usaha Menulis Hadits Di Masa Nabi Saw
Ada beberapa sahabat yang menulis lembaran-lembaran hadist diantaranya Abdullah Ibn Amr
Ibn Ash yang dinamakan shahifah ash-shadiqah. Ali bin Abi Thalib dan Anas bin Malik pun diceritakan
memiliki shahifah.
6. Pembatalan Larangan Menulis Hadits
Kebanyakan ulama berpendapat bahwa larangan menulis hadits yang di-nasakh-kan oleh
hadist Abu Said, di mansukh dengan izin yang datang sesudahnya. Dengan pertimbangan, yaitu :
• Dikhawatirkan campur aduk dengan al-Quran
• Izin diberikan kepada mereka yang telah hafal dan faham quran sehingga tidak
mungkin tercampur dengan hadits.
• Keizinan itu diberikan kepad mereka yang hanya menulis sunah untuk dirinya sendiri.
• Sesudah al-Quran dibukukan, ditulis dengan sempurna dan telah lengkap pula
turunnya, barlah dikeluarkan izin menulis sunah.
BAB KETIGA
HADITS DALAM PERIODE KEDUA (MASA KHULAFA’ RASYIDIN – MASA MEMBATASI RIWAYAT)
1. Sikap Sahabat Terhadap Usaha Mengembangkan Hadits Sebelum Dan Sesudah Nabi Saw
Wafat
• Perintah mentablighkan hadits
• Ancaman terhadap pendustaan dalam mentablighkan hadits
2. Hadits Di Masa Abu Bakar Dan Umar
Periwayatan hadits masih sangat terbatas dan hanya disampaikan bagi yang memerlukannya
saja. Masa ini para sahabat berkonsentrasi dalam menyebarkan al-Quran.
3. Sebab-Sebab Pada Masa Abu Bakar Dan Umar Hadits Tidak Tersebar Dengan Pesat
Dengan tegas sejarah menerangkan bahwa Umar Bin Khattab ketika memegang tampuk
kekhalifahan meminta dengan keras supaya para sahabat menyelidiki riwayat. Beliau tidak
membenarkan orang mengembangkan periwayatan hadits, dan lebih fokus kepada Al-Quran.
4. Cara-Cara Para Sahabat Meriwayatkan Hadits
• Dengan lafal asli
Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015
6
• Dengan maknanya saja
5. Lafal-Lafal Yang Dipakai Para Sahabat Dalam Meriwayatkan Hadits Dan Derajatnya
• Derajat pertama, “saya mendengar Rasulullah saw bersabda ...”
• Derajat kedua, “bersabda Rasulullah saw begini, atau mengabarkan Rasulullah saw
begini, dsb.
• Derajat ketiga, “Rasul saw menyuruh begini, atau melarang ini”
• Derajat keempat, “kami diperintahkan begini atau dilarang begini”
• Derajat kelima, “kami para sahabat berbuat begini”
6. Ketelitian Para Sahabat Dalam Menerima Hadits Dari Sesama Sahabat
Para sahabat sangat berhati-hati dalam menerima hadits dan tidak menerimanya dari siapa
saja, mereka memperhatian rawi dan marwi. Mereka tidak membanyakkan penerimaan hadits,
sebagaimana tidak pula membanyakkan riwayat.
7. Syarat-Syarat Yang Ditetapkan Abu Bakar, Umar Dan Ali Ketika Menerima Hadits
• Tidak diterima hadits apabila tidak disaksikan kebenarannya oleh seseorang yang lain.
• Ali bin abi thalib meminiat yang menyampaihakn hadits untuk disumpah
• Hal dua diatas tidak bersifat mutlak bergantung keyakinan sahabat itu sendiri
terhadap penyampai hadits.
8. Hadits Di Masa Utsman Dan Ali
Sahabat-sahabat kecil mulai mencari hadits dari sahabat-sahabat besar dan mulailah mereka
meninggalkan kediamannya untuk mencari hadits.
9. Sebab-Sebab Para Sahabat Tidak Membukukan Hadits Dan Mengmpulkannya Dalam Sebuah
Buku
• Ahli-ahli sunah menyerahkan perihal penukilan hadits kepada hafalan-hafalan mereka
saja.
• Lafal-lafa sunah tidak terjamin kesempurnaannya.
• Para sahabat berselisih dalam lafal-lafal sunah dan penukilan susunan
pembicaraannya. Karena itu, tidaklah sah mereka membukukan yang mereka
perselisihkan itu.
BAB KEEMPAT
HADITS DALAM PERIODE KETIGA (MASA SAHABAT KECIL DAN TABI’IN BESAR)
1. Masa Keseimbangan Dan Meluas Periwayatan Hadits
Sesudah masa Utsman dan Ali, timbullah usaha yang lebih serius dalam mencari dan
menghafal hadits serta menyebarkannya kepada masyarakat luas dengan jalan mengadakan
perjalan-perjalan dalam mencari hadits. Hal ini juga didorong mulai berkembangnya islam ke jazirah
arab, Afrika dan Spanyol.
2. Lawatan Para Sahabat Untuk Mencari Hadits
Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015
7
Pada fase ini banyak sahabat/thabiin yang mulai mencari ke daerah yang jauh hanya untuk
mencari hadits, contohnya :
• Jabir pernah pergi ke Syam melakukan perlawatan sebulan lamanya untuk menemui
Abdullah Ibnu Unais AL-Anshari, dalam rangka menanyakan sebuah hadits.
• Abu Ayyub al-Anshari pernah ke Mesir untuk menanyakan sebuah hadits kepada
Uqbah Ibn Amr
3. Sahabat-Sahabat Yang Mendapat Julukan “Bendaharawan” Hadits
Banyak diantara para sahabat yang sangat hafal terhadap Hadits Nabi saw, dikarenakan hal-
hal berikut, yaitu :
• Paling awal masuk islam. Ex. As-sabiqunal awwalun
• Mendengar dari sahabat lain disaamping mendengar sendiri, ditambah panjang umur.
Ex. Anas Ibn Malik
• Lama menyertai Nabi saw, karena bergaul erat dengan Nabi saw. Ex. Ummu Salamah
dan Aisyah Binti Abi Bakar.
• Berusaha untuk mencatatnya, ex. Abdullah bin Amr Bin Ash
Diantara para sahabat yang sangat banyak menghafal hadits adalah sebagai berikut, yaitu :
• Abu Hurairah
• Aisyah
• Anas Ibn Malik (2276/2236 Hadits)
• Abdullah Ibn Abbas (1660 Hadits)
• Jabir Ibn Abdillah (1540 Hadits)
• Abu Said Al-Khudry (1170 Hadits)
• Ibnu Mas’ud
• Abdullah Ibn Amr Bin Ash (2.630
hadits)
4. Mulai Timbul Pemalsuan Hadits
Sejak kematian Khalifah Ustaman Bin Affan, umat islam terpecah menjadi beberapa golongan,
dinataranya syiah, khawarij dan pendukung pemerintahan yang berkuasa, yang masing-masing
golongan bersaing membuat hadits palsu yang mengunggulkan golongannya sendiri. Disinyalir pusat
dari pembuatan hadits palsu ini adalah kota Baghdad tempat berkembangnya syiah.
BAB KELIMA
HADITS DALAM PERIODE KEEMPAT (MASA PENGUMPULAN DAN PEMBUKUAN HADITS)
1. Permulaan Masa Pembukuan Hadits
• Pada masa dinasti Umayyah, khalifah Umar Bin Abdul Aziz meminta gubernur
Madinah, Abu Bakar Ibn Muhammad Ibn Amr Ibn Hazmin supaya membukukan hadits
dari Amrah binti abd ar-rahman ibn sa’ad ibn Zurarah Ibn Ades dan hadits yang berada
pada al-Qasim Ibn Muhammad Ibn Abi Bakar Ash-Shidiq.
• khalifah Umar Bin Abdul Aziz juga meminta semua gubernur untuk membukukan
hadits, diantara ulama yang mengikuti anjurannya adalah al-imam muhammad ibn
Muslim Ibn Syihab az-Zuhry.
Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015
8
• Kitab hadits yang tertua dipegang umat Muslim adalah kitab al-Muwaththa susunan
Imam Malik atas perintah khalifah al-Mansur Masa dinasti Abbasiyah, karena kitab
karangan az-Zuhri tidak berhasil ditemukan.
2. Sistem Ulama Abad Ke-2 Hijrah Membukukan Hadits
Ulama abad ke-2 membukukan hadits dengan tidak menyaringnya. Mereka tidak
membukukan hadits saja, fatwa-fatwa sahabat, bahkan fatwa-fatwa thabi’in, semua itu dibukukan
bersama-sama. Maka dalam kitab-kitab itu terdapat hadits-hadits marfu’, mauquf dan hadits
maqthu.
3. Kitab-Kitab Hadits Yang Terkenal Dalam Abad Ke-2 Hijriah
• Al-Muwaththa karangan Imam Malik (95 – 179 H)
• Al-Musnad susunan Abu Hanifah (150 H)
• Al-Musnad susunan imam asy-syafi’i (204 H)
4. Kedudukan Dan Keadaan Kitab-Kitab Hadits Abad Ke-2 Hijriah
Diantara kitab-kitab yang terkenal abad ke-2 adalah al-Muwaththa karya Imam Malik, Al-
Musnad dan Mukhtalif al-Hadits karya imam Syafi’i dan As-Sirah an-Nabawiyah karya Ibnu Ishaq.
5. Pemisahan Hadits-Hadits Tafsir Dan Hadits-Hadits Sirah
Dalam abad ini mulai dipisahkan hadits-hadits tafsir dari umum hadits, dan mulai dipisahkan
pula hadits-hadit sirah dan maghazinya. Ulama yang pertama-tama melakukan ini adalah
Muhammad Ibn Ishaq Ibn Yassar al-Muthalliby (151 H). Kitab ini diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam
(151-213 H) dan terkenal dengan nama sirah Ibnu Hisyam.
6. Bertambah Luasnya Pemalsuan Hadits
• Muncul propaganda menggulingkan Bani Umayyah dengan pembuatan hadits-hadits
palsu.
• Muncul golongan zindiq (pura-pura Islam), tukang kisah yang menarik pemintanya
dengan hadits-hadits palsu.
7. Sebab-Sebab Seorang Tabi’iy Dan Tabi’it Tabi’iy Banyak Dapat Meriwayatkan Hadits
Para thabi’in menerima hadits dari banyak sahabat dan dari sesamanya, karena itu jumlah
riwayat seorang thabi’iy biasanya lebih banyak dari sahabat, riwayat tabi’it tabi’iy lebih banyak dari
thabi’in dan sterusnya.
BAB KEENAM
HADITS DALAM PERIODE KELIMA (MASA PENTASHHIHAN DAN PENYUSUNAN KAIDAH-
KAIDAHNYA)
1. Masa Pembukuan Hadits Semata-Mata (Hadits Dalam Abad Ke-3 Hijriah)
Pada masa ini hadits mulai dipisahkan dari fatwa-fatawa shahabat dan thabi’in. Tetapi mereka
masih mencampur adkan anatara hadits shahih, hasan dan dhaif.
Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015
9
2. Bertambah Meluas Lawatan, Penyusunan Kaidah Dan Pentashhihan Hadits yang
diproklamirkan oleh Imam al-Bukhari, diman beliau mengunjungi berbagai daerah, khusus
untuk menerima hadits.
3. Imam Yang Mula-Mula Membukukan Hadits Yang Dipandang Shahih Saja, dipelopori oleh
Ishaq Ibn Rahawaih, kemudian disempurnakan oleh muridnya yaitu Al-Bukhari dengan
kitabnya al-Jami’ ash-shahih.
4. Dasar-Dasar Pentashhihan Hadits
Untuk mentashhihkan hadits dibutuhkan pengetahuan yang luas tentang tarikh rijal al-hadits,
sejarah perawi hadits, tanggal lahir dan wafat para perawi, agar dapat diketahui apakah dia bertemu
dengan orang yang dia riwayatkan haditsnya atau tidak. Mengetahui tingkat kebenaran dan
kepercayaan rawi-rawi tersebut, nilai-nilai hafalan mereka, siapa yang benar dapat dipercaya, siapa
yang tertutup keadaan, siap yang dusta dan siapa ayang lalai.
5. Langkah-Langkah Yang Diambil Untuk Memelihara Hadits
• Mengisnadkan hadits
• Memeriksa benar tidaknya hadits yang diterima
• Mengkritik rawi dan menerangkan keadaan-keadaan mereka, tentang kebenaran
ataupun kedustaannya.
• Membuat kaidah umum untuk membedakan derajat-derajat hadits.
• Menerapkan kriteria hadits-hadits maudhu
6. Tokoh-Tokoh Hadits Yang Lahir Dalam Masa Ini
Tokoh-tokoh yang lahir pada abad ini diantaranya adalah sebagai berikut, yaitu :
• Ali Ibnu Al-Madiny
• Abu Hatim Ar-Razi
• Muhammad Ibnu Jari Ath-
Thabary
• Ishaq Ibnu Rahawaih
• Ahmad
• Al-Bukhary
• Muslim
• An-Nasai
• Abu Daud
• At-Tirmidzi
• Ibnu Majah
• Ibnu Qutaibah
• Ad-Dainury
7. Kitab-Kitab Sunnah Yang Tersusun Dalam Abad Ke-3 Hijriah
• Kitab shahih, kitab yang hanya berisi hadits shahih saja.
• Kitab sunan, (kecuali sunan Ibn Majah) ialah kitab-kitab yang oleh penulisnya tidak
dimasukan kedalamnya hadits-hadits yang mungkar dan yang sepertinya.
• Kitab musnad, kitab-kitab yang penyusunannya memasukan ke dalamnya segala rupa
hadits-hadits yang diterima, dengan tidak menyaring dan tidak menerangkan derajat-
derajatnya.
BAGIAN KETIGA
ILMU-ILMU HADITS
BAB PERTAMA
Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015
10
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU-ILMU HADITS
1. Macam-Macam Ilmu Hadits
Secara umum ilmu hadits terbagi dua, yaitu ilmu hadits dirayah dan ilmu hadits riwayah.
2. Ta’rif Ilmu Hadits Riwayah Dan Dirayah
Ilmu hadits riwayah adalah suatu ilmu untuk mengetahui sabda-sabda Nabi saw, perbuatan,
taqrir-taqrir dan sifat-sifatnya.
Ilmu hadits dirayah adalah ilmu untuk mengetahui keadaan sanad dan matan dari jurusan
diterima atau ditolak dan yang bersangkut-paut dengan itu.
BAB KEDUA
CABANG-CABANG ILMU HADITS
1. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Rijalul Hadits
Ilmu rijalil hadits adalah ilmu yang membahas para perawi hadits, baik dari sahabat, thabi’in
maupun dari angkatan-angkatan sesudahnya.
Dengan ilmu ini kita dapat mengetahui, yaitu :
• Keadaan perawi
• Sejarah ringkas para perawi
• Madzhab yang dipegang oleh rawi
• Keadaan-keadaan para perawi menerima hadits
2. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Jarh Wa Ta’dil
Ilmu jarh wa ta’dil adalah ilmu yang menerangkan tentang hal cacat-cacat yang dihadapkan
para perawi dan tentang penta’dilannya(memandang ‘adil para perawi) dengan memakai kata-kata
yang khusus dan tentang martabat-martabat kata-kata itu.
3. Kitab-Kitab Jarh Dan Ta’dil
• Kitab-kitab yang berisi tentang orang-orang terpercaya dan orang-orang lemah
• Kitab-kitab yang menrangkan orang-orang yang dapat dipercaya saja
• Kitab yang menarangkan orang-orang lemah saja
• Kitab-kitab yang menerangkan orang-orang yang mentadliskan hadits
• Kitab-kitab yang disusun mengenai perawi-perawi dalam suatu kitab tertentu
• Kitab-kitab yang menerangkan tanggal-tanggal wafat para muhadditsin
• Kitab-kitab yang menerangkan nama-nama, kuniah-kuniah dan laqab-laqab
• Kitab-kitab yang menerangkan penghafal yang rusak pikirannya karena tua
4. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Fann Al-Mubhanat
Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015
11
Ilmu untuk mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut di dalam matan atau di dalam
sanad.
5. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Tashhif Wa At-Tahrif
Ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah diubah titiknya (yang dinamai mushahhaf)
dan bentuknya yang dinamai Muharraf.
6. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu ‘Ilal Al-Hadits
Ilmu yang menerangkan sebab-sebab yang tersembunyi, tidak nyata, yang dapat merusakkan
hadits.
7. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Gharib Al-Hadits
Ilmu yang menerangkan makna kalimat yang terdapat dalam matan hadits yang sukar
diketahui maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum.
8. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Nasikh Wal Mansukh
Ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah di mansukhkan dan yang menarikhkannya.
9. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Asbab Wurud Al-Hadits
Ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi menuturkan sabdanya dan masa-masnya Nabi
menuturkan itu.
10. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Talfiq Al-Hadits
Ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan antara hadits-hadits yang berlawanan
zhahirnya.
11. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Musthalah Ahli Hadits
Ilmu yang menerangkan pengertian-pengertian (istilah-istilah yang dipakai oleh ahli-ahli
hadits)
BAGIAN KEEMPAT
BEBERAPA MASALAH POKOK TENTANG HADITS
BAB PERTAMA
DALIL WAJIB MENGIKUTI RASUL DAN HADITS (SUNNAH)
1. Seluruh Umat Wajib Mengikuti Hadits
Ahli aql dan ahli naql dalam islam telah ber-ijma’ bahwa al-hadits dasar bagi hukum-hukum
islam, dan umat diperintahkan mengikuti al-hadits sebagaimana mengikuti al-Quran.
Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015
12
2. Pengertian Mengikuti Rasul
Mengikuti Rasul ialah mengikuti sunahnya (haditsnya). Titah-titah yang mewajibkan kita
mengikutinya, secara umum mencakup seluruh masa dan tempat. Tidak ditentukan dengan
masanya, tidak untuk sahabatnya atau untuk masyarakat Arab saja.
BAB KEDUA
RUTBAH DAN DERAJAT (KEDUDUKAN) HADITS
1. Rutbah Al-Hadits Dalam Dasar-Dasar Tasyri’
Al-Quran adalah dasar pertama dan al-hadits dasar kedua. Haruslah dipandang bahwa rutbah
(derajat) al-Quran lebih tinggi dari rutbah (derajat) al-Hadits.
2. Sebab-Sebab Rutbah Al-Quran Lebih Tinggi Dari Al-Hadits
• Al-Quran adalah kitab Allah set, yang diurunkan kepada Nabi saw. Lafal dan maknanya
kita terima dari Nabi Muhammad saw.
• Al-Quran didengar dan dihafal sejumlah sahabat.
• Al-Quran ditulis atas perintah Nabi saw.
• Al-Quran dikumpulkan dalam mushaf dan disampaikan dalam keadaan aslinya,
sehurufpun tidak hilang atau berubah.
Sedangkan hadits tidak demikian, hadits qauli sedikit sekali yang mutawatir. Sebagian besar
hadits mutawatir adalah mengenai amal praktek sehari hari, semisal shalat lima waktu, bilangan
rakaat shalat, tata cara shalat, puasa Ramadhan dan haji.
3. Kedudukan Al-Hadits (As-Sunah) Terhadap Al-Quran (Fungsi Hadits/Sunah)
• Sebagai sumber kedua setelah al-Quran
• Menerangkan keumuman dari al-Quran, penjelas, pensyarah, penafsir dan yang
mempertanggungkan kepada yang zhahirnya.
BAB KETIGA
PENJELASAN SEKITAR AL-HADITS
1. Batas Penjelasan Hadits
Menurut pendapat ahl ar-ra’yi, penerangan al-hadits terhadap al-Quran itu terbagi tiga, yaitu :
• Bayan taqrir, keterangan yang diberikan oleh al-Hadits untuk menambah kokoh apa
yang telah diterangkan oleh al-Quran.
• Bayan tafsir, menerangkan apa yang kira-kira tidak mudah diketahui (tersembunyi
pengertiannya) seperti ayat-ayat yang mujmal dan yang musytarak fihi.
• Bayan tabdil, bayan naskah, yaitu mengganti suatu hukum atau menasakhkannya.
Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015
13
Menurut imam Malik, bayan (penerangan) al-Hadits terhadap al-Quran adalah sebagi berikut,
yaitu :
• Bayan at-taqrir, menetapkan dan mengokohkan hukum-hukum al-Quran.
• Bayan at-taudhih (tafsir), menerangkan maksud-maksud ayat al-Quran.
• Bayan at-tafshil, menjelaskan mujmal al-Quran.
• Bayan al-Basthy (tabsith bayan ta’wil), memanjangkan keterangan bagi apa yang
diringkas keterangannya oleh al-Quran.
• Bayan tasyri’, mewujudkan sesuatu hukum yang tidak tersebut dalam al-Quran.
2. Sandaran-Sandaran Ulama Ahl Ar-Ra’yi
• Menolak segala hadits yang bertentangan dengan al-Quran
• Ulama ahl ar-ra’yi tidak menerima suatu hadits sebelum mengemukakah keterangan-
keterangan al-Quran yang tidak memerlukan penjelasan apa-apa (muhkam). Mereka
dalam hal ini mengikuti fatwa Abu Bakar, Umar Bin Khattab dan Aisyah Binti Abi Bakar.
Referensi
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, (Semarang : Pustaka
Rizki Putra, 2009)

More Related Content

What's hot

tasawwuf dan ummah
tasawwuf dan ummahtasawwuf dan ummah
tasawwuf dan ummah
ana amnah
 
Qunut merupakan doa yang dilakukan pada shalat subuh atau shalat withir
Qunut merupakan doa yang dilakukan pada shalat subuh atau shalat withirQunut merupakan doa yang dilakukan pada shalat subuh atau shalat withir
Qunut merupakan doa yang dilakukan pada shalat subuh atau shalat withir
Dwi Yanto
 
Presentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaPresentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agama
Marhamah Saleh
 
Durhaka kepada orangtua
Durhaka kepada orangtuaDurhaka kepada orangtua
Durhaka kepada orangtua
23398
 
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Marhamah Saleh
 
PPT Sholat fardhu
PPT Sholat fardhuPPT Sholat fardhu
PPT Sholat fardhu
iiema
 
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Riezal Bintan
 

What's hot (20)

Aquran dan hadis adalah pedoman hidup
Aquran dan hadis adalah pedoman hidupAquran dan hadis adalah pedoman hidup
Aquran dan hadis adalah pedoman hidup
 
Konsep nasakh & mansukh
Konsep nasakh & mansukhKonsep nasakh & mansukh
Konsep nasakh & mansukh
 
Quran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyasQuran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyas
 
tasawwuf dan ummah
tasawwuf dan ummahtasawwuf dan ummah
tasawwuf dan ummah
 
Power point makkiyah madaniyah
Power point makkiyah madaniyahPower point makkiyah madaniyah
Power point makkiyah madaniyah
 
Al Mutazilah
Al MutazilahAl Mutazilah
Al Mutazilah
 
Qunut merupakan doa yang dilakukan pada shalat subuh atau shalat withir
Qunut merupakan doa yang dilakukan pada shalat subuh atau shalat withirQunut merupakan doa yang dilakukan pada shalat subuh atau shalat withir
Qunut merupakan doa yang dilakukan pada shalat subuh atau shalat withir
 
Turunnya al quran
Turunnya al quranTurunnya al quran
Turunnya al quran
 
Kassim Ahmad: Anti Hadis
Kassim Ahmad: Anti HadisKassim Ahmad: Anti Hadis
Kassim Ahmad: Anti Hadis
 
Presentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaPresentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agama
 
Durhaka kepada orangtua
Durhaka kepada orangtuaDurhaka kepada orangtua
Durhaka kepada orangtua
 
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
 
1.1.4.08.080 hukum shalat
1.1.4.08.080 hukum shalat1.1.4.08.080 hukum shalat
1.1.4.08.080 hukum shalat
 
Adzan dan iqomat
Adzan dan iqomatAdzan dan iqomat
Adzan dan iqomat
 
PPT Sholat fardhu
PPT Sholat fardhuPPT Sholat fardhu
PPT Sholat fardhu
 
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
 
NASIKH MANSUKH POWERPOINT
NASIKH MANSUKH POWERPOINTNASIKH MANSUKH POWERPOINT
NASIKH MANSUKH POWERPOINT
 
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail FiqhiyahPernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
 
Adab Berpakaian Menurut ISLAM
Adab Berpakaian Menurut ISLAMAdab Berpakaian Menurut ISLAM
Adab Berpakaian Menurut ISLAM
 
Sejarah Perkembangan Islam di Malaysia
Sejarah Perkembangan Islam di MalaysiaSejarah Perkembangan Islam di Malaysia
Sejarah Perkembangan Islam di Malaysia
 

Similar to Pengantar ilmu hadits

Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
juniska efendi
 

Similar to Pengantar ilmu hadits (20)

Ilmu jarh wa tadil
Ilmu jarh wa tadilIlmu jarh wa tadil
Ilmu jarh wa tadil
 
Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1
 
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-SunnahMakalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
 
Sejarah hadits
Sejarah  haditsSejarah  hadits
Sejarah hadits
 
Meluasnya perbedaan dalam fiqh
Meluasnya perbedaan dalam fiqhMeluasnya perbedaan dalam fiqh
Meluasnya perbedaan dalam fiqh
 
Hadist 2 b 22222
Hadist 2 b 22222Hadist 2 b 22222
Hadist 2 b 22222
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
Kelompok 1 -- ulumul hadits
Kelompok 1  -- ulumul haditsKelompok 1  -- ulumul hadits
Kelompok 1 -- ulumul hadits
 
ppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptx
ppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptxppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptx
ppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptx
 
Studi hadis (revisi)
Studi hadis (revisi)Studi hadis (revisi)
Studi hadis (revisi)
 
Makalah aik (hadits)
Makalah aik (hadits)Makalah aik (hadits)
Makalah aik (hadits)
 
Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulul...
Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulul...Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulul...
Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulul...
 
Asbabul wurud
Asbabul wurudAsbabul wurud
Asbabul wurud
 
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docxMAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR.docx
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
 
Tugas Al Hadis Ulviana Dewi Santika. SM I PMI-B FDK UINSU 2019
Tugas Al Hadis Ulviana Dewi Santika. SM I PMI-B FDK UINSU 2019Tugas Al Hadis Ulviana Dewi Santika. SM I PMI-B FDK UINSU 2019
Tugas Al Hadis Ulviana Dewi Santika. SM I PMI-B FDK UINSU 2019
 
1 makalah studi islam
1 makalah studi islam1 makalah studi islam
1 makalah studi islam
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
6. KEDUDUKAN HADIS DAN INGKAR SUNAH.docx
6. KEDUDUKAN HADIS DAN INGKAR SUNAH.docx6. KEDUDUKAN HADIS DAN INGKAR SUNAH.docx
6. KEDUDUKAN HADIS DAN INGKAR SUNAH.docx
 
MAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida Namoradocx
MAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida NamoradocxMAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida Namoradocx
MAKALAH ILMU HADIS KEL.1.Asmida Namoradocx
 

More from Muhamad Anugrah

More from Muhamad Anugrah (20)

Selayang pandang sekolah
Selayang pandang sekolahSelayang pandang sekolah
Selayang pandang sekolah
 
sejarah total quality management
sejarah total quality managementsejarah total quality management
sejarah total quality management
 
masuknya islam di indonesia
masuknya islam di indonesiamasuknya islam di indonesia
masuknya islam di indonesia
 
ayat-ayat supervisi pendidikan
ayat-ayat supervisi pendidikanayat-ayat supervisi pendidikan
ayat-ayat supervisi pendidikan
 
perspektif filsafat pendidikan Islam terhadap pendidik dan peserta didik
perspektif filsafat pendidikan Islam terhadap pendidik dan peserta didikperspektif filsafat pendidikan Islam terhadap pendidik dan peserta didik
perspektif filsafat pendidikan Islam terhadap pendidik dan peserta didik
 
Sistem informasi manajemen kesiswaan di mts baiturrahim kota cimahi
Sistem informasi manajemen kesiswaan di mts baiturrahim kota cimahiSistem informasi manajemen kesiswaan di mts baiturrahim kota cimahi
Sistem informasi manajemen kesiswaan di mts baiturrahim kota cimahi
 
Penerapan spmi di sd negeri padasuka mandiri 1
Penerapan spmi di sd negeri padasuka mandiri 1Penerapan spmi di sd negeri padasuka mandiri 1
Penerapan spmi di sd negeri padasuka mandiri 1
 
Rencana pengawasan-manajerial-2014
Rencana pengawasan-manajerial-2014Rencana pengawasan-manajerial-2014
Rencana pengawasan-manajerial-2014
 
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smk
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smkProgram supervisi kepala sekolah contoh untuk smk
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smk
 
Observasi kelas
Observasi kelasObservasi kelas
Observasi kelas
 
Instrumen supervisi-manajerial
Instrumen supervisi-manajerialInstrumen supervisi-manajerial
Instrumen supervisi-manajerial
 
Instrumen supervisi-akademik-versi-word
Instrumen supervisi-akademik-versi-wordInstrumen supervisi-akademik-versi-word
Instrumen supervisi-akademik-versi-word
 
Instrumen supervisi (k13)
Instrumen supervisi (k13)Instrumen supervisi (k13)
Instrumen supervisi (k13)
 
Download instrumen supervisi_kbm_guru_kepalasekolah.org
Download instrumen supervisi_kbm_guru_kepalasekolah.orgDownload instrumen supervisi_kbm_guru_kepalasekolah.org
Download instrumen supervisi_kbm_guru_kepalasekolah.org
 
11 pembobotan-dokumen
11 pembobotan-dokumen11 pembobotan-dokumen
11 pembobotan-dokumen
 
10 pembobotan-kinerja
10 pembobotan-kinerja10 pembobotan-kinerja
10 pembobotan-kinerja
 
9 instrumen-dokumen
9 instrumen-dokumen9 instrumen-dokumen
9 instrumen-dokumen
 
8 instrumen-standar-penilaian1
8 instrumen-standar-penilaian18 instrumen-standar-penilaian1
8 instrumen-standar-penilaian1
 
7 instrumen-standar-pembiayaan
7 instrumen-standar-pembiayaan7 instrumen-standar-pembiayaan
7 instrumen-standar-pembiayaan
 
6 instrumen-standar-pengelolaan
6 instrumen-standar-pengelolaan6 instrumen-standar-pengelolaan
6 instrumen-standar-pengelolaan
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 

Pengantar ilmu hadits

  • 1. Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015 SEJARAH DAN PENGANTAR ILMU HADITS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ............................................................................................................................. SEJARAH DAN PENGANTAR ILMU HADITS 1. Ta’rif Hadits Hadits menurut bahasa adalah: • Jadid, lawan qadim artinya yang baru • Qarib : yang dekat, yang belum lama terjadi • Khabar : warta atau berita, sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada seseorang Hadits menurut istilah adalah • Hadits itu meliputi sabda nabi saw, meliputi perkataan, perbuatan dan takrir sahabat, termasuk pula perkataan, perbuatan dan takrir tabi’in. Hadits yang dalam periwayatannya sanad marfu’, hadits yang hanya sampai kepada s tabi’in saja dinamakan maqthu. Muradif (persamaan kata) Hadits menurut ahli ushul hadits • Segala perkatataan, perbuatan dan takrir nabi yang bersangkutan dengan hukum, jadi tidak termasuk ke dalam hadits, sesuatu yang tidak bersangkut paut dengan hukum, seperti urusan model pakaian. 2. Ta’rif Sunah Sunah menurut istilah bermakna jalan yang dijalani, baik terpuji ataupun tidak. Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015 1 RANGKUMAN SEJARAH DAN PENGANTAR ILMU HADITS Oleh Nama : Muhamad Anugrah NIM : 20010015002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2015 ............................................................................................................................. RANGKUMAN SEJARAH DAN PENGANTAR ILMU HADITS BAGIAN PERTAMA PENDAHULUAN Hadits menurut bahasa adalah: Jadid, lawan qadim artinya yang baru Qarib : yang dekat, yang belum lama terjadi Khabar : warta atau berita, sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang Hadits menurut istilah adalah meliputi sabda nabi saw, meliputi perkataan, perbuatan dan takrir sahabat, termasuk pula perkataan, perbuatan dan takrir tabi’in. Hadits yang dalam periwayatannya sanad-nya sampai kepada nabi saw, dinamakan hadits marfu’, hadits yang hanya sampai kepada sahabat dinamakan mauquf dan yang sampai kepada tabi’in saja dinamakan maqthu. Muradif (persamaan kata)-nya, sunah, khabar dan atsar. Hadits menurut ahli ushul hadits Segala perkatataan, perbuatan dan takrir nabi yang bersangkutan dengan hukum, jadi ermasuk ke dalam hadits, sesuatu yang tidak bersangkut paut dengan hukum, seperti urusan model pakaian. Sunah menurut istilah bermakna jalan yang dijalani, baik terpuji ataupun tidak. Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015 ...................................................................................................................................................... Khabar : warta atau berita, sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang meliputi sabda nabi saw, meliputi perkataan, perbuatan dan takrir sahabat, nya sampai kepada nabi saw, dinamakan hadits ahabat dinamakan mauquf dan yang sampai kepada nya, sunah, khabar dan atsar. Segala perkatataan, perbuatan dan takrir nabi yang bersangkutan dengan hukum, jadi ermasuk ke dalam hadits, sesuatu yang tidak bersangkut paut dengan hukum, Sunah menurut istilah bermakna jalan yang dijalani, baik terpuji ataupun tidak.
  • 2. Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015 2 Secara istilah sunah artinya segala yang dinukilkan dari Nabi saw, baik berupa perkataan, perbuatan, mapun takrir, pengajaran, sifat, perilaku, perjalanan hidup Nabi saw. Sebelum diangkat menjadi rasul ataupun sesudahnya. 3. Contoh-Contoh Hadits/sunah ‫ﺑﺎﻟﻨﻴﺎﺕ‬ ‫ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ‬ ‫ﺇﳕﺎ‬ Segala amalan itu mengikuti niat (orang yang meniatkan). HR. Bukhari dan Muslim ‫ﺃﺻﻠﻲ‬ ‫ﺭﺃﻳﺘﻤﻮﱐ‬ ‫ﻛﻢ‬ ‫ﺻﻠﻮﺍ‬ Bershalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku bershalat. HR. Bkhari dan Muslim 4. Sebab-Sebab Hadits Dinamakan “Hadits” Beberapa sebab hadits dinamakan hadits, yaitu : • Karena dalam periwayatan hadits banyak disebutkan “haddatsani annan nabiya qala …” • Dinamakan hadits karena dilihat dari sifat kebaruannya, dan karena kedudukannya dihadapkan dengan al-Quran. Al-Quran itu qadim sedangkan hadits itu baru 5. Ta’rif Khabar Khabar secara bahasa artinya berita (warta) yang disampaikan dari seseorang kepada seseorang. Menurut istilah khabar artinya meliputi warta dari Nabi saw, maupun dari sahabat, ataupun dari thabi’in. 6. Ta’rif Atsar Menurut bahasa atsar artinya bekasan sesuatu atau sisa sesuatu, berarti pula nukilan (yang dinukilkan) Menurut istilah atsar sama artinya dengan khabar dan hadits. 7. Sebab-Sebab Ulama Berbeda Pendapat Dalam Menta’rifkan Hadits (Sunah) Sebab-sebab ulama berbeda pendapat dalam menta’rifkan hadits karena, yaitu : • Ulama hadits membahas pribadi Nabi saw sebagai orang yang dijadikan uswan hasanah. Karena itu ulama hadits pada umumnya menukilkan segala yang berpautan dengan Nabi saw, baik mengenai riwayat perjalanannya, mengenai budi pekertinya, keutamaannya, keistimewaannya, tutur katanya, perbuatannya dan hal ikhwalnya; baik mewujudkan hukum syar’i ataupun tidak.
  • 3. Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015 3 • Ulama ushul hadits membahas Nabi saw sebagai pengatur undang-undang yang menciptakan dasar-dasar ijtihad bagi para mujtahidin yang dating sesudahnya, dan menerangkan kepada umat dustur (Peraturan) hidup. • Para fuqaha membahas pribadi Nabi saw, sebagai seseorang yang seluruh perbuatannya atau perkataannya menunjuk kepada sesutau hukum syar’i. 8. Perkembangan Kata Hadits Hadits pada hakikatnya adalah khabar dan kisah, baik yang baru ataupun yang lama. Kemudian pemakaian kata ini berkembang, maka dipakailah untuk khabar saja, yaitu khabar-khabar yang berkembang dalam masyarakat keagamaan, tanpa memindahkan kata dari maknanya yang umum. Pad akhirnya kata jadits dipergunakan untuk hadits-hadits rasul saw saja. 9. Perkembangan Kata Sunah Kata sunah dikhusukan untuk sunah Nabi saw. Penyempitan makna ini muncul di abad ke-2 hijriah. Sunah menurut bahasa adalah khiththah, tariqat (jalan) yang diikuti bersama. Maka sunah rasul adalah thariqat yang dilalui rasul dalam melaksanakan amal, perbuatannya atau amalan umum. 10. Hakikat Sunah Dan Hadits Hadits adalah segala peristiwa yang disndarkan kepada Nabi saw. Walaupun hanya satu kali saja terjadinya dalam sepanjang hidupnya, dan walaupun hanya diriwayatkan oleh seorang saja. Sunah adalah sebutan bagi amaliyah mutawatir, yakni cara Nabi saw melaksanakan suatu ibadah yang dinukilkan kepada kita dengan amaliyah yang mutawatir pula. 11. Perbedaan Antara Hadits Umum Dan Hadits Qudsi Hadits qudsi ialah perkataan-perkataan yang disabdakan Nabi saw. Menurut At-Thiby, hadits qudsi ialah titah Allah yang disampaikan kepada Nabi saw di dalam mimpi atau dengan jalan ilham, lalu Nabi menerangkan apa yang diimpikannya itu dengan perkataannya sendiri serta menyandarkannya kepada Allah SWT. BAGIAN KEDUA SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PEMBUKUAN HADITS BAB PERTAMA ILMU DAN SEJARAH 1. Perpautan Ilmu Dan Sejarahnya Mempelajari sejarah perkembangan hadits, baik perkembangan riwayat-riwayatnya maupun pembukuannya amat diperlukan, karena dipandang satu bagian dari pelajaran hadits yang tidak boleh dipisahkan.
  • 4. Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015 4 2. Permasalahan Dalam Mempelajari Ilmu Hadits Mempelajari sejarh ilmu hadits harus memperhatikan dua hal, yaitu : • Mempelajari periode-periode dan nazariyah-nazariyah ilmu hadits, serta memperhatikan keadaan masyarakat yang telah mendukung nazhariyah-nazhariyah itu dilapangan-lapangan yang telah ditempuh olehnya. • Mempelajari secara mendalam pemuka-pemuka ilmu hadits. Dalam bagian ini dipelajari kesungguhan yang telah diberikan oleh para ahli dalam mendirikan sendi- sendi ilmu dan kadar bekasan yang ditinggalkan oleh para ahli dalam menegakan asas- asas itu. BAB KEDUA HADITS DALAM PERIODE PERTAMA (MASA RASULULLAH) 1. Masa Pertumbuhan Hadits Dan Cara Para Sahabat Memperolehnya Nabi saw hidup di tengah-tengah masyarakat sahabatnya. Mereka dapat bertemu dan bergaul dengan beliau secara bebas. Tidak ada ketentuan protocol yang menghalngi mereka untuk bergaul dengan Nabi saw. Yang tidak dibenarkan adalah mereka memasuki rumah Nabi saw ketika beliau tidak ada di rumah, atau berbicara dengan istri Nabi saw tanpa hijab. Seluruh perbuatan Nabi saw, demikian juga seluruh ucapan dan tutur kata beliau menjadi sasaran pehatian para sahabat. Segala gerak-gerik Nabi saw dijadikan pedoman hidup. Karena kesungguhan untuk meneladani beliau, para sahabat yang rumahnya jauh dari masjid, silih berganti mendatangi majelis-majelis Nabi saw. 2. Para Sahabat Tidak Sederajat Dalam Mengetahui Keadaan Rasul Semua sahabat, umumnya menerima hadits dari Nabi saw. Namun, dalam hal ini, para sahabat tidak sederajat dalam mengetahui keadaan Nabi saw. Ada yang tinggal di kota, ada pula yang sering bepergian, ada yang terus menerus beribadat, tinggal di masjid tidak bekerja. Nabi p[un tidak selalu mengadakan ceramah terbuka, kadang-kadang saja beliau melakukan yang demikian. Ceramah terbuka diberikan beliau hanya tiap-tiap jumat, hari raya dan waktu-waktu yang tidak ditentukan, jika keadaan menghendaki. 3. Para Sahabat Yang Banyak Menerima Pelajaran Dari Nabi Saw • Yang mula-mula masuk islam (as-sabiqunal awwalun) • Yang selalu berada di samping Nabi saw, dan bersungguh-sungguh menghafalnya seperti Abu Hurairah dan Abdullah Bin Amr Bin Ash. • Yang hidupnya sesudah Nabi saw, dapat menerima hadits dari sesama sahabat, seperti Anas Ibn Malik dan Abdullah Ibn Abbas. • Yang erat hubungannya dengan nabi, seperti Ummahatul Mukminin, seperti Aisyah dan Ummu Salamah. 4. Sebab-Sebab Hadits Tidak Ditulis Setiap Kali Nabi Saw Menyampaikannya
  • 5. Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015 5 • Membukukan ucapan, amalan serta muamalah Nabi adalah hal yang sukar, karena memerlukan segolongan sahabat yang terus menerus menyertai Nabi saw. Sedangkan yang mampu menulis saat itu masih sedikit dan dikerahkan sepenuhnya untuk penulisan Al-Quran. • Karena orang Arab tidak pandai baca tulis dan lebih menkankan pentingnya menghafal. • Dikhawatirkan akan bercampur dengan Al-Quran dengan tidak sengaja. 5. Kedudukan Usaha Menulis Hadits Di Masa Nabi Saw Ada beberapa sahabat yang menulis lembaran-lembaran hadist diantaranya Abdullah Ibn Amr Ibn Ash yang dinamakan shahifah ash-shadiqah. Ali bin Abi Thalib dan Anas bin Malik pun diceritakan memiliki shahifah. 6. Pembatalan Larangan Menulis Hadits Kebanyakan ulama berpendapat bahwa larangan menulis hadits yang di-nasakh-kan oleh hadist Abu Said, di mansukh dengan izin yang datang sesudahnya. Dengan pertimbangan, yaitu : • Dikhawatirkan campur aduk dengan al-Quran • Izin diberikan kepada mereka yang telah hafal dan faham quran sehingga tidak mungkin tercampur dengan hadits. • Keizinan itu diberikan kepad mereka yang hanya menulis sunah untuk dirinya sendiri. • Sesudah al-Quran dibukukan, ditulis dengan sempurna dan telah lengkap pula turunnya, barlah dikeluarkan izin menulis sunah. BAB KETIGA HADITS DALAM PERIODE KEDUA (MASA KHULAFA’ RASYIDIN – MASA MEMBATASI RIWAYAT) 1. Sikap Sahabat Terhadap Usaha Mengembangkan Hadits Sebelum Dan Sesudah Nabi Saw Wafat • Perintah mentablighkan hadits • Ancaman terhadap pendustaan dalam mentablighkan hadits 2. Hadits Di Masa Abu Bakar Dan Umar Periwayatan hadits masih sangat terbatas dan hanya disampaikan bagi yang memerlukannya saja. Masa ini para sahabat berkonsentrasi dalam menyebarkan al-Quran. 3. Sebab-Sebab Pada Masa Abu Bakar Dan Umar Hadits Tidak Tersebar Dengan Pesat Dengan tegas sejarah menerangkan bahwa Umar Bin Khattab ketika memegang tampuk kekhalifahan meminta dengan keras supaya para sahabat menyelidiki riwayat. Beliau tidak membenarkan orang mengembangkan periwayatan hadits, dan lebih fokus kepada Al-Quran. 4. Cara-Cara Para Sahabat Meriwayatkan Hadits • Dengan lafal asli
  • 6. Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015 6 • Dengan maknanya saja 5. Lafal-Lafal Yang Dipakai Para Sahabat Dalam Meriwayatkan Hadits Dan Derajatnya • Derajat pertama, “saya mendengar Rasulullah saw bersabda ...” • Derajat kedua, “bersabda Rasulullah saw begini, atau mengabarkan Rasulullah saw begini, dsb. • Derajat ketiga, “Rasul saw menyuruh begini, atau melarang ini” • Derajat keempat, “kami diperintahkan begini atau dilarang begini” • Derajat kelima, “kami para sahabat berbuat begini” 6. Ketelitian Para Sahabat Dalam Menerima Hadits Dari Sesama Sahabat Para sahabat sangat berhati-hati dalam menerima hadits dan tidak menerimanya dari siapa saja, mereka memperhatian rawi dan marwi. Mereka tidak membanyakkan penerimaan hadits, sebagaimana tidak pula membanyakkan riwayat. 7. Syarat-Syarat Yang Ditetapkan Abu Bakar, Umar Dan Ali Ketika Menerima Hadits • Tidak diterima hadits apabila tidak disaksikan kebenarannya oleh seseorang yang lain. • Ali bin abi thalib meminiat yang menyampaihakn hadits untuk disumpah • Hal dua diatas tidak bersifat mutlak bergantung keyakinan sahabat itu sendiri terhadap penyampai hadits. 8. Hadits Di Masa Utsman Dan Ali Sahabat-sahabat kecil mulai mencari hadits dari sahabat-sahabat besar dan mulailah mereka meninggalkan kediamannya untuk mencari hadits. 9. Sebab-Sebab Para Sahabat Tidak Membukukan Hadits Dan Mengmpulkannya Dalam Sebuah Buku • Ahli-ahli sunah menyerahkan perihal penukilan hadits kepada hafalan-hafalan mereka saja. • Lafal-lafa sunah tidak terjamin kesempurnaannya. • Para sahabat berselisih dalam lafal-lafal sunah dan penukilan susunan pembicaraannya. Karena itu, tidaklah sah mereka membukukan yang mereka perselisihkan itu. BAB KEEMPAT HADITS DALAM PERIODE KETIGA (MASA SAHABAT KECIL DAN TABI’IN BESAR) 1. Masa Keseimbangan Dan Meluas Periwayatan Hadits Sesudah masa Utsman dan Ali, timbullah usaha yang lebih serius dalam mencari dan menghafal hadits serta menyebarkannya kepada masyarakat luas dengan jalan mengadakan perjalan-perjalan dalam mencari hadits. Hal ini juga didorong mulai berkembangnya islam ke jazirah arab, Afrika dan Spanyol. 2. Lawatan Para Sahabat Untuk Mencari Hadits
  • 7. Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015 7 Pada fase ini banyak sahabat/thabiin yang mulai mencari ke daerah yang jauh hanya untuk mencari hadits, contohnya : • Jabir pernah pergi ke Syam melakukan perlawatan sebulan lamanya untuk menemui Abdullah Ibnu Unais AL-Anshari, dalam rangka menanyakan sebuah hadits. • Abu Ayyub al-Anshari pernah ke Mesir untuk menanyakan sebuah hadits kepada Uqbah Ibn Amr 3. Sahabat-Sahabat Yang Mendapat Julukan “Bendaharawan” Hadits Banyak diantara para sahabat yang sangat hafal terhadap Hadits Nabi saw, dikarenakan hal- hal berikut, yaitu : • Paling awal masuk islam. Ex. As-sabiqunal awwalun • Mendengar dari sahabat lain disaamping mendengar sendiri, ditambah panjang umur. Ex. Anas Ibn Malik • Lama menyertai Nabi saw, karena bergaul erat dengan Nabi saw. Ex. Ummu Salamah dan Aisyah Binti Abi Bakar. • Berusaha untuk mencatatnya, ex. Abdullah bin Amr Bin Ash Diantara para sahabat yang sangat banyak menghafal hadits adalah sebagai berikut, yaitu : • Abu Hurairah • Aisyah • Anas Ibn Malik (2276/2236 Hadits) • Abdullah Ibn Abbas (1660 Hadits) • Jabir Ibn Abdillah (1540 Hadits) • Abu Said Al-Khudry (1170 Hadits) • Ibnu Mas’ud • Abdullah Ibn Amr Bin Ash (2.630 hadits) 4. Mulai Timbul Pemalsuan Hadits Sejak kematian Khalifah Ustaman Bin Affan, umat islam terpecah menjadi beberapa golongan, dinataranya syiah, khawarij dan pendukung pemerintahan yang berkuasa, yang masing-masing golongan bersaing membuat hadits palsu yang mengunggulkan golongannya sendiri. Disinyalir pusat dari pembuatan hadits palsu ini adalah kota Baghdad tempat berkembangnya syiah. BAB KELIMA HADITS DALAM PERIODE KEEMPAT (MASA PENGUMPULAN DAN PEMBUKUAN HADITS) 1. Permulaan Masa Pembukuan Hadits • Pada masa dinasti Umayyah, khalifah Umar Bin Abdul Aziz meminta gubernur Madinah, Abu Bakar Ibn Muhammad Ibn Amr Ibn Hazmin supaya membukukan hadits dari Amrah binti abd ar-rahman ibn sa’ad ibn Zurarah Ibn Ades dan hadits yang berada pada al-Qasim Ibn Muhammad Ibn Abi Bakar Ash-Shidiq. • khalifah Umar Bin Abdul Aziz juga meminta semua gubernur untuk membukukan hadits, diantara ulama yang mengikuti anjurannya adalah al-imam muhammad ibn Muslim Ibn Syihab az-Zuhry.
  • 8. Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015 8 • Kitab hadits yang tertua dipegang umat Muslim adalah kitab al-Muwaththa susunan Imam Malik atas perintah khalifah al-Mansur Masa dinasti Abbasiyah, karena kitab karangan az-Zuhri tidak berhasil ditemukan. 2. Sistem Ulama Abad Ke-2 Hijrah Membukukan Hadits Ulama abad ke-2 membukukan hadits dengan tidak menyaringnya. Mereka tidak membukukan hadits saja, fatwa-fatwa sahabat, bahkan fatwa-fatwa thabi’in, semua itu dibukukan bersama-sama. Maka dalam kitab-kitab itu terdapat hadits-hadits marfu’, mauquf dan hadits maqthu. 3. Kitab-Kitab Hadits Yang Terkenal Dalam Abad Ke-2 Hijriah • Al-Muwaththa karangan Imam Malik (95 – 179 H) • Al-Musnad susunan Abu Hanifah (150 H) • Al-Musnad susunan imam asy-syafi’i (204 H) 4. Kedudukan Dan Keadaan Kitab-Kitab Hadits Abad Ke-2 Hijriah Diantara kitab-kitab yang terkenal abad ke-2 adalah al-Muwaththa karya Imam Malik, Al- Musnad dan Mukhtalif al-Hadits karya imam Syafi’i dan As-Sirah an-Nabawiyah karya Ibnu Ishaq. 5. Pemisahan Hadits-Hadits Tafsir Dan Hadits-Hadits Sirah Dalam abad ini mulai dipisahkan hadits-hadits tafsir dari umum hadits, dan mulai dipisahkan pula hadits-hadit sirah dan maghazinya. Ulama yang pertama-tama melakukan ini adalah Muhammad Ibn Ishaq Ibn Yassar al-Muthalliby (151 H). Kitab ini diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam (151-213 H) dan terkenal dengan nama sirah Ibnu Hisyam. 6. Bertambah Luasnya Pemalsuan Hadits • Muncul propaganda menggulingkan Bani Umayyah dengan pembuatan hadits-hadits palsu. • Muncul golongan zindiq (pura-pura Islam), tukang kisah yang menarik pemintanya dengan hadits-hadits palsu. 7. Sebab-Sebab Seorang Tabi’iy Dan Tabi’it Tabi’iy Banyak Dapat Meriwayatkan Hadits Para thabi’in menerima hadits dari banyak sahabat dan dari sesamanya, karena itu jumlah riwayat seorang thabi’iy biasanya lebih banyak dari sahabat, riwayat tabi’it tabi’iy lebih banyak dari thabi’in dan sterusnya. BAB KEENAM HADITS DALAM PERIODE KELIMA (MASA PENTASHHIHAN DAN PENYUSUNAN KAIDAH- KAIDAHNYA) 1. Masa Pembukuan Hadits Semata-Mata (Hadits Dalam Abad Ke-3 Hijriah) Pada masa ini hadits mulai dipisahkan dari fatwa-fatawa shahabat dan thabi’in. Tetapi mereka masih mencampur adkan anatara hadits shahih, hasan dan dhaif.
  • 9. Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015 9 2. Bertambah Meluas Lawatan, Penyusunan Kaidah Dan Pentashhihan Hadits yang diproklamirkan oleh Imam al-Bukhari, diman beliau mengunjungi berbagai daerah, khusus untuk menerima hadits. 3. Imam Yang Mula-Mula Membukukan Hadits Yang Dipandang Shahih Saja, dipelopori oleh Ishaq Ibn Rahawaih, kemudian disempurnakan oleh muridnya yaitu Al-Bukhari dengan kitabnya al-Jami’ ash-shahih. 4. Dasar-Dasar Pentashhihan Hadits Untuk mentashhihkan hadits dibutuhkan pengetahuan yang luas tentang tarikh rijal al-hadits, sejarah perawi hadits, tanggal lahir dan wafat para perawi, agar dapat diketahui apakah dia bertemu dengan orang yang dia riwayatkan haditsnya atau tidak. Mengetahui tingkat kebenaran dan kepercayaan rawi-rawi tersebut, nilai-nilai hafalan mereka, siapa yang benar dapat dipercaya, siapa yang tertutup keadaan, siap yang dusta dan siapa ayang lalai. 5. Langkah-Langkah Yang Diambil Untuk Memelihara Hadits • Mengisnadkan hadits • Memeriksa benar tidaknya hadits yang diterima • Mengkritik rawi dan menerangkan keadaan-keadaan mereka, tentang kebenaran ataupun kedustaannya. • Membuat kaidah umum untuk membedakan derajat-derajat hadits. • Menerapkan kriteria hadits-hadits maudhu 6. Tokoh-Tokoh Hadits Yang Lahir Dalam Masa Ini Tokoh-tokoh yang lahir pada abad ini diantaranya adalah sebagai berikut, yaitu : • Ali Ibnu Al-Madiny • Abu Hatim Ar-Razi • Muhammad Ibnu Jari Ath- Thabary • Ishaq Ibnu Rahawaih • Ahmad • Al-Bukhary • Muslim • An-Nasai • Abu Daud • At-Tirmidzi • Ibnu Majah • Ibnu Qutaibah • Ad-Dainury 7. Kitab-Kitab Sunnah Yang Tersusun Dalam Abad Ke-3 Hijriah • Kitab shahih, kitab yang hanya berisi hadits shahih saja. • Kitab sunan, (kecuali sunan Ibn Majah) ialah kitab-kitab yang oleh penulisnya tidak dimasukan kedalamnya hadits-hadits yang mungkar dan yang sepertinya. • Kitab musnad, kitab-kitab yang penyusunannya memasukan ke dalamnya segala rupa hadits-hadits yang diterima, dengan tidak menyaring dan tidak menerangkan derajat- derajatnya. BAGIAN KETIGA ILMU-ILMU HADITS BAB PERTAMA
  • 10. Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015 10 SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU-ILMU HADITS 1. Macam-Macam Ilmu Hadits Secara umum ilmu hadits terbagi dua, yaitu ilmu hadits dirayah dan ilmu hadits riwayah. 2. Ta’rif Ilmu Hadits Riwayah Dan Dirayah Ilmu hadits riwayah adalah suatu ilmu untuk mengetahui sabda-sabda Nabi saw, perbuatan, taqrir-taqrir dan sifat-sifatnya. Ilmu hadits dirayah adalah ilmu untuk mengetahui keadaan sanad dan matan dari jurusan diterima atau ditolak dan yang bersangkut-paut dengan itu. BAB KEDUA CABANG-CABANG ILMU HADITS 1. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Rijalul Hadits Ilmu rijalil hadits adalah ilmu yang membahas para perawi hadits, baik dari sahabat, thabi’in maupun dari angkatan-angkatan sesudahnya. Dengan ilmu ini kita dapat mengetahui, yaitu : • Keadaan perawi • Sejarah ringkas para perawi • Madzhab yang dipegang oleh rawi • Keadaan-keadaan para perawi menerima hadits 2. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Jarh Wa Ta’dil Ilmu jarh wa ta’dil adalah ilmu yang menerangkan tentang hal cacat-cacat yang dihadapkan para perawi dan tentang penta’dilannya(memandang ‘adil para perawi) dengan memakai kata-kata yang khusus dan tentang martabat-martabat kata-kata itu. 3. Kitab-Kitab Jarh Dan Ta’dil • Kitab-kitab yang berisi tentang orang-orang terpercaya dan orang-orang lemah • Kitab-kitab yang menrangkan orang-orang yang dapat dipercaya saja • Kitab yang menarangkan orang-orang lemah saja • Kitab-kitab yang menerangkan orang-orang yang mentadliskan hadits • Kitab-kitab yang disusun mengenai perawi-perawi dalam suatu kitab tertentu • Kitab-kitab yang menerangkan tanggal-tanggal wafat para muhadditsin • Kitab-kitab yang menerangkan nama-nama, kuniah-kuniah dan laqab-laqab • Kitab-kitab yang menerangkan penghafal yang rusak pikirannya karena tua 4. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Fann Al-Mubhanat
  • 11. Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015 11 Ilmu untuk mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut di dalam matan atau di dalam sanad. 5. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Tashhif Wa At-Tahrif Ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah diubah titiknya (yang dinamai mushahhaf) dan bentuknya yang dinamai Muharraf. 6. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu ‘Ilal Al-Hadits Ilmu yang menerangkan sebab-sebab yang tersembunyi, tidak nyata, yang dapat merusakkan hadits. 7. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Gharib Al-Hadits Ilmu yang menerangkan makna kalimat yang terdapat dalam matan hadits yang sukar diketahui maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum. 8. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Nasikh Wal Mansukh Ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah di mansukhkan dan yang menarikhkannya. 9. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Asbab Wurud Al-Hadits Ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi menuturkan sabdanya dan masa-masnya Nabi menuturkan itu. 10. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Talfiq Al-Hadits Ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan antara hadits-hadits yang berlawanan zhahirnya. 11. Ta’rif Dan Sejarah Ilmu Musthalah Ahli Hadits Ilmu yang menerangkan pengertian-pengertian (istilah-istilah yang dipakai oleh ahli-ahli hadits) BAGIAN KEEMPAT BEBERAPA MASALAH POKOK TENTANG HADITS BAB PERTAMA DALIL WAJIB MENGIKUTI RASUL DAN HADITS (SUNNAH) 1. Seluruh Umat Wajib Mengikuti Hadits Ahli aql dan ahli naql dalam islam telah ber-ijma’ bahwa al-hadits dasar bagi hukum-hukum islam, dan umat diperintahkan mengikuti al-hadits sebagaimana mengikuti al-Quran.
  • 12. Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015 12 2. Pengertian Mengikuti Rasul Mengikuti Rasul ialah mengikuti sunahnya (haditsnya). Titah-titah yang mewajibkan kita mengikutinya, secara umum mencakup seluruh masa dan tempat. Tidak ditentukan dengan masanya, tidak untuk sahabatnya atau untuk masyarakat Arab saja. BAB KEDUA RUTBAH DAN DERAJAT (KEDUDUKAN) HADITS 1. Rutbah Al-Hadits Dalam Dasar-Dasar Tasyri’ Al-Quran adalah dasar pertama dan al-hadits dasar kedua. Haruslah dipandang bahwa rutbah (derajat) al-Quran lebih tinggi dari rutbah (derajat) al-Hadits. 2. Sebab-Sebab Rutbah Al-Quran Lebih Tinggi Dari Al-Hadits • Al-Quran adalah kitab Allah set, yang diurunkan kepada Nabi saw. Lafal dan maknanya kita terima dari Nabi Muhammad saw. • Al-Quran didengar dan dihafal sejumlah sahabat. • Al-Quran ditulis atas perintah Nabi saw. • Al-Quran dikumpulkan dalam mushaf dan disampaikan dalam keadaan aslinya, sehurufpun tidak hilang atau berubah. Sedangkan hadits tidak demikian, hadits qauli sedikit sekali yang mutawatir. Sebagian besar hadits mutawatir adalah mengenai amal praktek sehari hari, semisal shalat lima waktu, bilangan rakaat shalat, tata cara shalat, puasa Ramadhan dan haji. 3. Kedudukan Al-Hadits (As-Sunah) Terhadap Al-Quran (Fungsi Hadits/Sunah) • Sebagai sumber kedua setelah al-Quran • Menerangkan keumuman dari al-Quran, penjelas, pensyarah, penafsir dan yang mempertanggungkan kepada yang zhahirnya. BAB KETIGA PENJELASAN SEKITAR AL-HADITS 1. Batas Penjelasan Hadits Menurut pendapat ahl ar-ra’yi, penerangan al-hadits terhadap al-Quran itu terbagi tiga, yaitu : • Bayan taqrir, keterangan yang diberikan oleh al-Hadits untuk menambah kokoh apa yang telah diterangkan oleh al-Quran. • Bayan tafsir, menerangkan apa yang kira-kira tidak mudah diketahui (tersembunyi pengertiannya) seperti ayat-ayat yang mujmal dan yang musytarak fihi. • Bayan tabdil, bayan naskah, yaitu mengganti suatu hukum atau menasakhkannya.
  • 13. Nama : Muhamad Anugrah, NIM : 20010015002, Program Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung, 2015 13 Menurut imam Malik, bayan (penerangan) al-Hadits terhadap al-Quran adalah sebagi berikut, yaitu : • Bayan at-taqrir, menetapkan dan mengokohkan hukum-hukum al-Quran. • Bayan at-taudhih (tafsir), menerangkan maksud-maksud ayat al-Quran. • Bayan at-tafshil, menjelaskan mujmal al-Quran. • Bayan al-Basthy (tabsith bayan ta’wil), memanjangkan keterangan bagi apa yang diringkas keterangannya oleh al-Quran. • Bayan tasyri’, mewujudkan sesuatu hukum yang tidak tersebut dalam al-Quran. 2. Sandaran-Sandaran Ulama Ahl Ar-Ra’yi • Menolak segala hadits yang bertentangan dengan al-Quran • Ulama ahl ar-ra’yi tidak menerima suatu hadits sebelum mengemukakah keterangan- keterangan al-Quran yang tidak memerlukan penjelasan apa-apa (muhkam). Mereka dalam hal ini mengikuti fatwa Abu Bakar, Umar Bin Khattab dan Aisyah Binti Abi Bakar. Referensi Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2009)