SlideShare a Scribd company logo
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum. Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat-Nya dan
hidayah-Nyalah kami masih diberi kesehatan untuk dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “PERKEMBANGAN BAKAT DAN IMPLIKASINYA
DALAM KEHIDUPAN” ini dapat diselesaikan oleh kami dengan tepat waktu.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bpk. Drs. ROMLI
MENARUS, S.PD., M.U selaku dosen perkembangan peserta didik dan kepada
semua pihak yang mendukung dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat kami
harapkan untuk pembelajaran kami ke depan. Selanjutnya, semoga makalah ini
dapat menjadi bahan pembelajaran dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Inderalaya, April 2013

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………........1
DAFTAR ISI……………………………………………………………......2
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG…………………………………………...3
1.2. RUMUSAN MASALAH………………………………………...3
1.3. TUJUAN....……………………………………………………....3
BAB II. PEMBAHASAN ....…………………………………………….....5
2.1. PENGERTIAN BAKAT.........………………………………......4
2.2. PENYALURAN BAKAT....…………………………………....10
2.3. JENIS-JENIS BAKAT KHUSUS....…………………………….11
2.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN BAKAT......................................................12
2.5. IMPLIKASI PENGEMBANGAN BAKAT KHUSUS REMAJA
TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN……….12
2.6. KAITAN ANTARA BAKAT DAN PRESTASI.................……13
2.7. PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS PESERTA DIDIK
REMAJA (USIA SEKOLAH MENEGAH)....………................16
2.8. PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS....................................17
BAB IV. PENUTUP
3.1. KESIMPULAN……………………………………….………..24
3.2. SARAN………………………………………………………...24
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………25

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
TUNJUKKAN BAKATMU!! Setiap orang di dunia ini pasti mempunyai
bakat. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Dan bakat yang dimilikinya
pun bermacam-macam. Alangkah senangnya jika orang lain bisa memuji bakat
yang kita punya. Tapi ingat ya, janganlah kita nanti menjadi sombong dan pamer
kalau bakat kita mengundang perhatian banyak orang. Sebenarnya apa sich bakat
itu? Bakat adalah pemberian dari Tuhan yang berupa keahlian atau kelebihan
yang dimiliki oleh seseorang, yang orang lain belum tentu bisa melakukan dan
memilikinya. Dan biasanya banyak orang yang tidak menyadari kalau ia
memiliki bakat yang hebat. Jadi memiliki bakat bisa dibilang sebuah anugerah
tersendiri yang sepatutnya kita syukuri. Namun, darimana asalnya bakat, serta
bagaimana perkembangan dan implikasinya dalam kehidupan?

1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan bakat dalam kehidupan?
2. Apa implikasi bakat dalam kehidupan sehari-hari?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian bakat.
2.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bakat
Perkembangan Bakat Khusus
Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan
potensi ( potential ability) yang masih perlu dikembangkan melalui latihan. Bakat
juga merupakan kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau
keterampilan yang relatif bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau
khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus disebut juga talenta.
Bakat pada awalnya merupakan hal yang amat penting sehubungan dengan
bidang pekerjaan atau tugas. Kemudian pada bidang pendidikan juga
memperhatikan masalah bakat tersebut, mengingat fungsi pendidikan itu adalah
untuk mempersiapkan peserta didik dalam memasuki dunia kerja. Dalam proses
pendidikan, bakat merupakan faktor penting untuk mendapatkan perhatian cara
mendidik.
Apakah bakat itu? Untuk menjawab pertanyaan ini telah muncul
bermacam-macam pendapat yang satu sama lain mempunyai perbedaanperbedaan. Menurut William B. Michael (Sumadi Suryabrata, 1991 : 168) bakat
diartikan sebagai berikut :
“An abtitude may be defined as a person„s capacity, or nypothetical potential, for
acequisition of a certain more or less well defined pattern or behavior in folved in
the performance of a task respect to which the individual has had little or no
previous training”.
Michael meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan individu untuk
melakukan sesuatu tugas yang sedikit sekali atau tidak tergantung pada latihan
sebelumnya.
Selanjutnya Bingham memberikan definisi bakat sebagai berikut :
“ An aptitude... as a condition or set characteristics regarded as symptomatic of an
individual‟s abillity to acquire with training some (ussually specified)

4
knowledge,skill,or set of responses such as the ability to speak a language, to
produce music, ... etc. (Sumadi Suryabrata, 1991 : 168-169).
Dari definisi itu, Bingham menitikberatkan pada kondisi atau seperangjat
sifat-sifat yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima
latihan, atau sepangkat respon seperti kemampuan berbahasa, musik dan
sebagainya.
Pengertian bakat menurut para ahli:
1. William B.M,ichael
Kemampuan individu melakukan tugas, sedikit atau tidak tergantung pada
latihan sebelumnya.
2. Bingham
Kondisi atau seperangkat sifat-sifat yang dianggap sebagai tanda
kemampuan individu untuk menerima latihan(respon).
3. Guilford
Bakat mencakup tiga demensi psikologis(persetual, psikomotor, dan intelektual).

Bakat memungkinkan,pengetahuan,pengalaman dan dorongan atau motivasi agar
bakat dapat terwujud.
Selain itu bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan
potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Kemampuan adalah daya
untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan latihan.
kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang,
sedangkan “bakat” memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat
dilakukan di masa yang akan datang. Kapasitas sering digunakan sebagai sinonim
untuk

“kemampuan” dan bisanya diartikan sebagai kemampuan yang dapat

dikembangkan sepenuhnya di masa mendatang apabila latihan dilakukan secara
optimal. Dalam praktek, kapasitas seseorang jarang tercapai. Insting umumnya
terdapat pada hewan, dimana dengan insting itu hewan dapat melakukan sesuatu
tanpa latihan sebelumnya.
Jadi bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan
atau keterampilan yang relatif bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum)
atau khusus (bakat akademik khusus).

5
Bakat khusus disebut juga talent. (Conny Semiawan, dkk., 1987 : 2).
Pengertian bakat khusus atau talent disini dimaksudkan seseorang yang
mempunyai kemampuan bawaan untuk bidang tertentu, misalnya bakat
menggambar, sebagaimana dikemukakan oleh Webster (1957 : 1486), sebagai
berikut :
“ Talent implies a native abillity for a spesific pursuit and connotes other that it is
or can be cultivated by the one possessing it (a talent for drawing).
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh
seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan. Kemampuan
itu dapat berkembang dengan baik Sumadi Suryabrata (1984) menyimpulkan
bahwa pengertian tentang bakat yang dikemukakan oleh para ahli memang belum
seragam. Diakui bahwa adanya perbedaan dalam tiap-tiap definisi bersifat saling
melengkapi. Diantara berbagai definisi tentag bakat, Sumadi tampak lebih
mengikuti defini yang dikemukakan oleh Guilford. Didalam definisi bakat yang
dikemukakan oleh Guilford (Sumadi : 1984), bakat mencakup 3 dimensi :
1. Dimensi Perseptual
Dimensi Perseptual meliputi kemampuan dalam mengadakan persepsi, dan
ini meliputi faktor-faktor antara lain :
a. Kepekaan Indera
b. Perhatian
c. Orientasi waktu
d. Luasnya daerah persepsi
e. Kecepatan persepsi

2. Dimensi Psikomotor
Dimensi psikomotor mencakup 6 faktor, yaitu :
a. Kekuatan
b. Impuls
c. Kecepatan gerak
d. Ketelitian yang terdiri atas 2 macam, yaitu :
1. Faktor kecepatan statis, yang menitikberatkan pada
posisi.

6
2. Faktor kecepatan dinamis, yang menitikberatkan pada
gerakan.
e. Koordinasi
f. Keluesan ( Fleksibillity)

3. Dimensi Intelektual
Dimensi inilah yang umumnya mendapat sorotan luas, karena memang
dimensi inilah yang mempunyai implikasi sangat luas. Dimensi ini meliputi 5
faktor, yaitu :
a. Faktor ingatan,
yang mencakup faktor ingatan yaitu mengenai :
1. Substansi
2. Relasi
3. Sistem

b.Faktor Ingatan, menganai pengenalan terhadap :
1. Keseluruhan informasi
2. Golongan (kelas)
3. Hubungan-hubungan
4. Bentuk atau struktur
5. Kesimpulan

c. Faktor Evaluatif, yang meliputi evaluasi mengenai :
1. Identitas
2. Relasi
3. Sistem
4. Penting tidaknya problem (kepekaan terhadap problem yang dihadapi).

d. Faktor berpikir konvergen, yang meliputi faktor untuk menghasilkan :
1. Nama-nama
2. Hubungan-hubungan
3. Sistem-sistem

7
4. Transformasi
5. Implikasi-implikasi yang unik

e. Faktor berpikir Divergen, yang meliputi faktor :
1. untuk menghasilkan unit-unit seperti :
Word fluency, Ideational fluency.
2. untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan.
3. kelancaran dalam mengahasilkan hubungan-hubungan.
4. untuk menghasilkan sistem-sistem, seperti : expressional fluency.
5. untuk transformasi divergen.
6. untuk menyusun bagian-bagianmenjadi garis besar atau kerangka.

Ketiga dimensi tersebut diatas menggambarkan bahwa bakat tersebut
mencakup kemampuan dalam pengindraan, ketepatan, dan kecepatan menangkap
makna, kecepatan, dan ketepatan bertindak, serta kemampuan berpikir inteligen.
Atas dasar bakat yang dimilikinya maka seorang individu akan mampu
menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan menguasai serta memecahkan
masalh dibandingkan dengan orang lain. Seorang yang memiliki bakat akan cepat
dapat diamati, sebab kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat
dan menonjol. Bakat khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang
tertentu seperti dalam bidang seni, olahraga, atau keterampilan.
Bakat khusus merupakan kenyataan yang berlaku dimana-mana bahwa manusia
berbeda satu sama lain dalam berbagai hal, antara lain dalam inteligensi, bakat,
minat, kepribadian, keadaan jasmani, dan perilaku sosial.
Ada kalanya seseorang lebih cekatan dalam satu bidang kegiatan
dibandingkan dengan orang lain. Dalam bidang tertentu, ia mungkin menunjukkan
keunggulannya dibandingkan dengan orang lain.
Tidak dapat dipungkiri pula bahwa ada perbedaan antara individu yang
satu dengan yang lain dalam tingkat kemampuan atau prestasi mereka dalam
bidang musik, seni, mekanik, pidato, kepemimpinan, dan olahraga, serta bidangbidang lain. Sejauh mana perbedaan-perbedaan itu dibawa sejak lahir atau hasil

8
dari latihan atau pengalaman, akan merupakan topik yang menarik dan sangat
penting.
Program pendidikan hendaknya dirancang tidak hanya memperhatikan
kemampuan untuk belajar tetapi juga perlu mempertimbangkan kecakapan khusus
atau bakat yang dimiliki siswa.
Dari ilustrasi diatas pula, menujukkan bahwa betapa rumitnya kualitas
manusia yang disebut bakat, jadi apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan
istilah “bakat” (aptitude) ?
Apakah bedanya dengan kemampuan (Abillity), dan dengan “ kapasitas
(capacity) serta insting”?

Tidak ada yang tahu persis darimana asalnya bakat, karena bakat adalah
sesuatu yang tidak bisa dilihat secara kasat mata tapi kita bisa merasakannya.
Bakat yang kamu punya mungkin sudah ada sejak kamu dilahirkan, tapi karena
waktu kamu bayi belum mengerti apa-apa jadi kamu baru tahu mempunyai bakat
setelah usiamu menginjak balita. Dan orangtua kita biasanya adalah orang yang
pertama kali menyaksikan bakat kita. Jenis-jenis bakat Bakat alam. Kamu pasti
sering mendengar bakat yang satu ini.
Ya, menurut banyak orang bakat alam adalah bakat yang sudah ada sejak
kita dilahirkan. Dan perlahan mulai kelihatan ketika usia kita beranjak sedikit
besar. Bakat alam juga terjadi karena kamu bisa melakukan suatu hal dengan
begitu cepat, tentunya dengan proses latihan juga. Tapi tidak membutuhkan
waktu yang lama agar kamu bisa menguasai suatu bakat. Bakat turunan. Kalau
yang ini sedikit berbeda. Bakat turunan adalah bakat yang kamu dapatkan dari
turunan orangtuamu atau keluargamu.
Contohnya, ayahmu pandai sekali bermain gitar. Ternyata saat kamu
beranjak besar kamu sangat suka musik dan mencoba untuk bermain gitar juga.
Tanpa disangka-sangka akhirnya kamu pun juga pandai bermain gitar. Jadi wajar
saja kalau nanti ada yang bilang kepadamu, “wah pintar ya main gitarnya, pasti
nurunin bakat bapaknya nih”. Bakat kebiasaan. Bakat ini timbul karena
kebiasaan yang kamu lakukan secara terus-menerus. Tanpa kamu sadari kamu
telah mengasah kemampuan yang mungkin selama ini terpendam. Misalnya,

9
kamu sering membantu ibu membuat kue kering. Awalnya kamu hanya
membantu mengocok telur atau memanggangnya di oven. Tapi karena kamu
sering membantu ibu, lama-kelamaan kamu menjadi hapal bahan-bahan kue dan
cara membuatnya. Lalu akhirnya kamu pun jadi pandai membuat kue sendiri.

2.2. Penyaluran Bakat
Bagaimana caranya menyalurkan bakat yang kita miliki? Ada beberapa
cara yang bisa kamu lakukan, yaitu :
1.Masuk ke dalam sanggar atau kursus. Sekarang ini banyak sekali
sanggar-sanggar atau tempat kursus yang bisa dijadikan wadah untuk
menyalurkan bakat kamu. Ada sanggar menari untuk kamu yang senang
menari, ada kursus vokal untuk kamu yang gemar menyanyi, dan
sebagainya. Dengan masuk ke dalam sanggar atau tempat kursus, kamu
jadi bisa melatih kemampuan yang kamu punya sehingga bakat kamu pun
akan lebih terasah lagi.
2.Mengikuti ajang pencarian bakat. Kita semua tahu, akhir-akhir ini di
televisi sering sekali diadakan sebuah ajang pencarian bakat. Nah kamu
pun juga bisa mencobanya sesuai dengan bakat yang kamu punya.
Mengikuti cara yang satu ini juga bisa untuk melatih kepercayaan diri kita
agar berani menghadapi orang-orang baru yang tidak kita kenal
sebelumnya. Tapi berbeda dengan cara sebelumnya, untuk ikut sebuah
ajang pencarian bakat, perlu pengorbanan yang besar ya. Yaitu kita harus
mengikuti sebuah audisi dan sabar mengantri dengan ratusan bahkan
ribuan orang yang ikut juga. Dan harus berlapang dada jika ternyata kita
gagal untuk lanjut ke tahap berikutnya.
3.Jika kamu mempunyai bakat di bidang tulis-menulis, janganlah
dipendam. Kamu bisa mengirimkan tulisan-tulisanmu ke berbagai surat
kabar ataupun majalah. Tidak perlu minder jika tulisanmu tidak dimuat.
Itu bukan berarti tulisanmu buruk kok.
Ada kalanya tulisan yang kamu kirim tidak selalu dimuat, dan itu berarti
kamu harus selalu mencoba untuk terus mengirimkan karyamu. Ingat ya,
kalau ingin jadi seorang penulis kamu jangan pernah bosan untuk

10
menulis. Anggap saja, semakin kamu sering menulis, semakin bagus hasil
tulisanmu kelak. Sebenarnya masih banyak cara yang bisa kamu lakukan
untuk menyalurkan bakat yang kamu punya. Kamu juga bisa mencoba
dengan caramu sendiri, supaya kamu bisa mendapatkan hasil yang
terbaik. Tapi ada satu hal yang harus kamu ingat ya, bahwa sebuah bakat
tidak akan bisa berkembang kalau kita malas untuk mengasahnya. Ingat
kepada sebuah pepatah yaitu sebuah pisau jika sering diasah maka akan
semakin tajam. Semakin kamu sering mengasah bakatmu maka semakin
baik pula bakat yang dihasilkan. Jangan sampai jika kamu memiliki
ribuan bakat hebat tapi kamu tidak mau mengembangkannya, sama saja
bakatmu tidak akan keluar dan akhirnya mengendap begitu saja. Sia-sia
kan jadinya? Karena bakat adalah sebuah anugerah dari Tuhan, jadi
jangan diabaikan begitu saja. Kalau kita berani untuk mengembangkan
bakat kita, berarti kita sudah mensyukuri dan berterima kasih kepada
Tuhan atas anugerah yang telah diberikannya. Dan jangan takut atau
minder menunjukkan bakatmu. Teruslah menggali bakatmu dengan
banyak latihan, bertanya, dan tidak malu-malu. Jadi teman..Ayo
tunjukkan bakatmu!!

2.3. Jenis-Jenis Bakat Khusus
Setiap individu memiliki bakat khusus yang berbeda-beda. Usaha
pengenalan bakat khusus ini mula-mula terjadi pada bidang pekerjaan, tetapi
kemudian dalam bidang pendidikan. Hampir semua ahli psikologi yang
menyusun tes untuk mengungkap bakat khusus bertolak dari dasar pemikiran
analisis faktor. Menurut Guilford, pada setiap aktivitas diperlukan berfungsinya
faktor-faktor khusus.
Pemberian nama terhadap jenis-jenis bakat khusus biasanya dilakukan
berdasarkan bidang apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat matematika, olah
raga, seniPerkembangan Islam Pada Masa Dinasti Bani Umayyah. Read more ...
», musik, bahasa, teknik, dan sebagainya. Dengan demikian, bakat khusus ini
sangat bergantung pada konteks kebudayaan tempat seorang individu hidup dan
11
dibesarkan.

Faktor pengalaman atau lingkungan

sangat

mempengaruhi

pengembangan bakat khusus ini.
Menurut ilmu pengetahuan terdapat dua jenis bakat khusus yang dimiliki
remaja:
1. Bakat khusus/vocation aptitude yaitu mengenai bidang pekerjaan khusus.
2. Bakat akedemis(pendidikan) /schoolastic aptitude yaitu mengenai pendidikan
khusus.

2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat terletak pada anak
itu sendiri dan lingkungan anak.
1. Anak itu sendiri : misal, anak kurang berminat, kurang termotivasi,
mempunyai, hambatan pribadi.
2. Lingkungan anak : orang tua kurang mampu menyediakan sarana dan
kesempatan.

2.5. Implikasi Pengembangan Bakat Khusus Remaja terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan

1. Dalam suasana yang aman secara psikologis, anak akan merasa nyaman untuk
mengungkapkan dan mengekspresikan bakatnya.
2. Pendidikan hendaknya berfungsi sebagai media pangembangan dan pembinaan
bakat anak.
3. Pengenalan bakat dan upaya pengembangannya membantu remaja untuk
menentukan pilihan yang tepat dan menyaiapkan dirinya untukmacapai tujuan
dan karier kehidupannya.
Pengenalan terhadap bakat anak sangat bermanfaat bagi orangtua dan
guru agar memahami dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Dengan
mengenal ciri-ciri anak berbakat, orangtua dapat menyediakan lingkungan
12
pendidikan yang sesuai dengan bakat anak tersebut. Selain itu, dapat membantu
anak-anak dalam memahami potensi dirinya, serta tidak melihatnya sebagai suatu
beban, tetapi sebagai anugerah yang harus dihargai dan dikembangkan.
Manfaat lain dari kemampuan orangtua untuk mengenal bakat anak ialah
orangtua dapat membantu sekolah dalm menyusun program dan prosedur
pemanduan anak-anak berbakat, dengan memberikan informasi yang dibutuhkan
tentang ciri-ciri dan keadaan mereka.

2.6. Kaitan Antara Bakat Dan Prestasi

1. Dengan adanya bakat, seseorang dapat mencapai prestasi dalam
bidang tertentu.
2. Bakat yang tersalurkan + orangtua menyadari dan berupaya agar anak
mendapatkan pengalamanyang baik untuk pengembangan bakatnya +
minat dari anak yang bersangkutan = prestasi yang unggul
Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang
tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan dorongan
atau motivasi agar bakat itu dapat terwujud. Misalnya seseorang mempunyai
bakat

menggambar,

jika

ia

tidak

pernah

diberi

kesempatan

untuk

mengembangkan, maka bakat tersebut tidak akan tampak. Jika orang tuanya
menyadari jika ia mempunyai bakat menggambar dan mengusahakan agar ia
mendapat pengalaman yang sebaik-baiknya untuk mengembangkan bakatnya dan
anak itu juga menunjukkan minat yang besar untuk mengikuti pendidikan
menggambar, maka ia akan dapat mencapai prestasi yang unggul bahkan dapat
menjadi pelukis terkenal. Sebaliknya,

seorang anak yang mendapatkan

pendidikan menggambar dengan baik, namun tidak memiliki bakat menggambar,
maka tidak akan pernah mencapai prestasi unggul untuk bidang tersebut.
Dalam kehidupan di sekolah sering tampak bahwa seseorang yang bakat
dalam olahraga, umumnya prestasi mata pelajaran lainnya juga baik, tetapi
sebaliknya dapat terjadi prestasi semua pelajarannya tidak baik. Keunggulan
dalam salah satu bidang apakah bidang sastra, matematika, atau seni, merupakan

13
hasil interaksi dari bakat yang dibawa sejak lahir dan faktor lingkungan yang
menunjang, termasuk minat dan dorongan pribadi.
Sampai sekarang boleh dikatakan belum ada tes bakat yang cukup luas
daerah pemakainnya (seperti misalnya tes inteligensi) :
Berbagai tes bakat yang sudah ada misalnya FACT (flanagen Aptitude Clasification Test) yang disusun oleh Flanagen, DAT (Differential Aptitude Test) yang
disusun oleh Binnet, M-Ttest (mathematical and Technical Test) yang disusun
oleh Luningprak masih sangat terbatas daerah berlakunya. Hal ini disebabkan tes
bakat sangat terikat kepada konteks kebudayaan dimana tes itu disusun sedang
macam-macam bakat juga terikat pada konteks kebudayaan dimana klasifikasi
bakat itu dibuat.
Yang harus diukur oleh alat identifikasi adalah baik potensi (bakat
pembawaan) maupun bakat yang sudah terwujud dalam prestasi yang tinggi. Alat
ukur atau tes yang dipakai tentu saja tergantung pada macam bakat yang dicari.

Bagaimana orang tua dapat mengenal bakat khusus anak?
Bakat anak dapat dikenali dengan observasi terhadap apa yang selalu
dikerjakan anak, kesungguhan bakat anak bermanfaat bagi orang tua agar mereka
dapat memahami dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak. Dengan mengenal
ciri-ciri anak berbakat orang tua dapat menyediakan lingkungan pendidikan yang
sesuai dengan bakat anak. Mereka dpat membantu anak memahami dirinya agar
tidak melihat bakat seebagai suatu beban tetapi suatu anugrah yang harus dihargai
dan dikembangkan.
Manfaat lain dari kemampuan orang tua mengenal bakat anak ialah agar
orang tua dapat membantu sekolah dalam prosedur pemanduan anak berbakat,
dengan memberikan informasi yang dibutuhkan tentang ciri-ciri dan keadaan anak
mereka.
Sekolah mengirim daftar atau ciri-ciri perilaku kepada orang tua dengan
penjelasan bahwa sekolah perlu mengetahui sifat-sifat siswa agar dapat
merencanakan pengalaman pendidikan yang sesuai baginya. Sebagai contoh,
orang tua diminta memberi keterangan tentang butir-butir berikut ini :

14
1. Hobi dan minat-minat anak yang khusus.
2. Jenis buku yang disenangi.
3. Masalah dan kebutuhan khusus.
4. Prestasi unggul yang pernah dicapai.
5. Pengalaman-pengalaman khusus.
6. Kegiatan kelompok yang disenangi.
7. Kegiatan mandiri yang disenangi.
8. Sikap anak terhadap sekolah atau guru.
9. Cita-cita untuk masa depan.

Adapun kondisi-kondisi lingkungan yang bersifat memupuk bakat anak
adalah keamanan psikologis dan kebebasan psikologis.
Anak akan merasa aman secara psikologis apabila :
1. Pendidik dapat menerimanya sebagaimana adanya, tanpa syarat dengan
segala kekuatan dan kelemahannya, serta memberi kepercayaan padanya bahwa
pada dasarnya ia baik dan mampu.
2. Pendidik mengusahakan suasana dimana anak tidak merasa “dinilai”
oleh orang lain. Memberi penilaian terhadap seseorang dapat dirasakan sebagai
ancaman sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan diri.
3. Pendidikan memberikan pengertian dalam arti dapat memahami
pemikiran , perasaan, dan perilaku anak, dapat menempatkan diri dalam situasi
anak dan melihat dari sudut pandang anak. Dalam suasana ini anak merasa aman
untuk mengungkapkan bakatnya.
Anak akan merasakan kebebasan psikologi apabila orang tua dan guru
memberi kesempatan padanya untuk mengungkapkan pikiran-pikiran dan
perasaan-perasaannya.

Kecuali

itu

pendidikan

hendaknya

berfungsi

mengembangkan bakat anak, jangan semata-mata menyajikan kumpulankumpulan pengatahuan yang bersufat skolastik.
Pada akhir masa remaja anak sudah banyak memikirkan tentang apa yang
ingin ia lakukan dan apa yang mampu ia lakukan. Makin banyak mendegar
tentang macam-macam kemungkinan, baik dalam bidang pendidikan maupun
dalam pekerjaan, dapat membuatnya ragu-ragu mengenai apa yang sebetulnya

15
paling cocok baginya. Dengan pengenalan bakat yang dimilikinya dan upaya
pengembangannya dapat membantu remaja untuk dapat menentukan pilihan yang
tepat dan menyiapkan dirinya untuk dapat mencapai tujuan-tujuannya.

2.7. PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS PESERTA DIDIK REMAJA
(USIA SEKOLAH MENEGAH)

Perbedaan Individu juga bergantung pada tingkat kemampuan / prestasi.
Bakat adalah bawaan sejak lahir.

Pendidikan Anak Berbakat di Indonesia
Kurikulum yang terpusat (secara umum sama di seluruh NKRI) --> mulai
dari TK, SD, SLTP, SLTA. Sehingga bersifat terbatas.
Pendidika anak berbakat serupa dengan pendidikan pada umumnya, hanya
saja jika dilihat dari sistem pengajaran meliputi program, fasilitas, guru, masukan,
dan tujuan.

Pengertian anak berbakat
Adalah anak yang mempunyai potensi unggul di atas potensi yang dimiliki
oleh anak-anak normal. Sementara itu, kepribadian merupakan sumbangan yang
dapat di berikan oleh anak / orang berbakat. Dengan dasaar keribadian yang baik
akan lahir karya yang baik pula.

Karakteristik anak berbakat
Ada bnyak faktor yang mempengaruhi karakteristik / watak dari anak
berbakat, diantaranya : pertumbuhan dan perkembangan, budaya, agama.
Untuk mengenali karakteristik bisa di lihat dari beberapa segi:
1. Potensi
2. Cara menghadapi masalah
3. Prestasi

16
Menangani anak berbakat
Membiarkan anak berkembang sendiri akan mengakibatkan perkembangan
tidak sempurna dan bakat yang sebetulnya dimiliki menjadi tidak berfungsi.
Dalam upayanya ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan agar mencapai hasil
yang di harapkan.
1. Faktor yang ada pada anak itu sendiri.
2. Faktor kurikulum yang meliputi.
Pelaksanaan pendidikan anak berbakat
1. Meloncatkan anak pada kelas yang lebih tinggi
2. Pendidikan dalam kelas khusus
3. Kegiatan dalam implementasi kurikulum bidang studi tetentu
4. Metode belajar dan guru

2.8. Perkembangan bakat khusus
Pada akhir masa remaja anak sudah banyak memikirkan tentang apa yang
ingin ia lakukan dan apa yang mampu ia lakukan. Makin banyak mendengar
tentang macam-macam kemungkinan,baik dalam bidang pendidikan maupun dalm
pekerjaan dan membuatnya ragu-ragu mengenai apa yang sebetulnya paling cocok
baginya.

Dengan

pengenalan

bakat

yang

dimilikinya

dan

upaya

pengembangannya dapat membantu remaja untuk dapat menentukan pilihan yang
tepat dan menyiapkan dirinya umtuk dapat mencapai tujuan-tujuannya. Bakat atau
aptitute merupakan potensi dalam diri seseorang yang dengan adanya rangsangan
tertentu memungkinkan orang tersebut mencapai sesuatu tingkat kecakapan.
Perbedaan Individu dalam Bakat Khusus
Setiap orang mempunyai bakat-bakat tertentu hanya perbedaan dalm jenis
dan derajatnya orang berbakat ailah orang yang mempunyai bakat-bakat derajat
tinggi dan bakat yang unggul ada yang berbakat intelektual umum dan berbakat
akedemis khusus masalah bakat meliputi macam-macan bidang.
Upaya Pengembangan Bakat Khusus
1. Memperkaya remaja dengan berbagai pengalaman.

17
2. Mendorong dan merangsang remaja mengembangkan minat.
3. Memberikan pujian dan hadiah/ganjaran terhadap hasil usaha remaja.
4. Menyediakan sarana dan prasarana untuk mengaktualisasikan bakat remaja
5. Dukungan dari orang tua.
Kondisi Lingkungan yang Bersifat Memupuk Bakat
Psikologis apabila:
1. Pendidik dapat menerima sebagai mana adanya.
2. Pendidik mengusahakan agar anak tidak merasa dinilai oleh orang lain.
3. Pendidik memahami pemikiran,perasaan dan perilaku anak,,menempatkan diri
dalam situasi anak,dan melihat dari sudut pandang anak.
4. Kebebasan psikologis.
5. Orang tua dan guru memberi kesempatan pada anak untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaannya.
6. Anak berhak menentukan pilihan yang tepat untuk perkembangan bakatnya.
Manajemen Peserta Didik dalam Menghadapi Kreativitas Anak
Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika proses belajarmengajar berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat
belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses
pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu dan
relevan dengan pembangunan. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan
efisien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu
membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas
pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai keunggulan sumber daya
manusia yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas diperlukan manajemen
pendidikan yang dapat memobilisasi segala sumber daya pendidikan. Manajemen
pendidikan itu terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya merupakan
pengelolaan dan juga pelaksanaannya. Fakta-fakta dilapangan ditemukan sistem

18
pengelolaan anak didik masih menggunakan cara-cara konvensional dan lebih
menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang
memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta didik. Padahal
Kreativitas disamping bermanfaat untuk pengembangan diri anak didik juga
merupakan kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling
tinggi bagi manusia. Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya
masalah, membuat dugaan tentang kekurangan, menilai dan meguji dugaan atau
hipotesis, kemudian mengubahnya dan mengujinya lagi sampai pada akhirnya
menyampaikan hasilnya.
Dengan

adanya

kreativitas

yang diimplementasiakan dalam sistem

pembelajaran, peserta didik nantinya diharapkan dapat menemukan ide-ide yang
berbeda dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga ide-ide kaya yang
progresif dan divergen pada nantinya dapat bersaing dalam kompetisi global yang
selalu berubah. Perkembangan anak didik yang baik adalah perubahan kualitas
yang seimbang baik fisik maupun mental. Tidak ada satu aspek perkembangan
dalam diri anak didik yang dinilai lebih penting dari yang lainnya. Oleh karena
itu, teori kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh psikolog asal Amerika
Serikat, Gardner dinilai dapat memenuhi kecenderungan perkembangan anak
didik yang bervariasi.
Penyelenggaraan pendidikan saat ini harus diupayakan untuk memberikan
pelayanan khusus kepada peserta didik yang mempunyai kreativitas dan juga
keberbakatan yang berbeda agar tujuan pendidikan dapat diarahkan menjadi lebih
baik. Muhibbin Syah menjelaskan bahwa akar kata dari pendidikan adalah “didik”
atau “mendidik” yang secara harfiah diartikan memelihara dan memberi latihan.
Sedangkan “pendidikan”, merupakan tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap
dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pelatihan dan
pengajaran. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan tidak dapat lepas dari
pengajaran. Kegiatan dari pengajaran ini melibatkan peserta didik sebagai
penerima bahan ajar dengan maksud akhir dari semua hal ini sesuai yang
diamanatkan dalam undang-undang no. 20 tentang sisdiknas tahun 2003; agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

19
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam pendidikan, peserta didik merupakan titik fokus yang strategis karena
kepadanyalah bahan ajar melalui sebuah proses pengajaran diberikan. Sebagai
seorang manusia menjadi sebuah aksioma bahwa peserta didik mempunyai
kelebihan dan kekurangannya masing-masing, mereka unik dengan seluruh
potensi dan kapasitas yang ada pada diri mereka dan keunikan ini tidak dapat
diseragamkan dengan satu aturan yang sama antara peserta didik yang satu dengan
peserta didik yang lain, para pendidik dan lembaga sekolah harus menghargai
perbedaan yang ada pada diri mereka. Keunikan yang terjadi pada peserta didik
memang menimbulkan satu permasalahan tersendiri yang harus diketahui dan
dipecahkan sehingga pengelolaan murid (peserta didik) dalam satu kerangka kerja
yang terpadu mutlak diperhatikan, terutama pertimbangan pada pengembangan
kreativitas, hal ini harus menjadi titik perhatian karena sistem pendidikan memang
masih diakui lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang
sempit dan kurang memberikan perhatian kepada pengembangan kreatif peserta
didik. Hal ini terjadi dari konsep kreativitas yang masih kurang dipahami secara
holistic, juga filsafat pendidikan yang sejak zaman penjajahan bermazhabkan azas
tunggal seragam dan berorientasi pada kepentingan-kepentingan, sehingga pada
akhirnya berdampak pada cara mengasuh, mendidik dan mengelola pembelajaran
peserta didik. Kebutuhan akan kreativitas tampak dan dirasakan pada semua
kegiatan manusia. Perkembangan akhir dari kreativitas akan terkait dengan empat
aspek, yaitu: aspek pribadi, pendorong, proses dan produk. Kreativitas akan
muncul dari interaksi yang unik dengan lingkungannya.
Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah,
membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan mengujinya.
Proses kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan (motivasi
intristik) maupun dorongan eksternal. Motivasi intrinstik ini adalah intelegensi,
memang secara historis kretivitas dan keberbakatan diartikan sebagai mempunyai
intelegensi yang tinggi, dan tes intellejensi tradisional merupakan ciri utama untuk
mengidentifikasikan anak berbakat intelektual tetapi pada akhirnya hal inipun

20
menjadi masalah karena apabila kreativitas dan keberbakatan dilihat dari
perspektif intelejensi berbagai talenta khusus yang ada pada peserta didik kurang
diperhatikan yang akhirnya melestarikan dan mengembang biakkan Pendidikan
tradisional konvensional yang berorientasi dan sangat menghargai kecerdasan
linguistik dan logika matematik. Padahal, Teori psikologi pendidikan terbaru yang
menghasilkan revolusi paradigma pemikiran tentang konsep kecerdasan diajukan
oleh Prof. Gardner yang mengidentifikasikan bahwa dalam diri setiap anak
apabila dirinya terlahir dengan otak yang normal dalam arti tidak ada kerusakan
pada susunan syarafnya, maka setidaknya terdapat delapan macam kecerdasan
yang dimiliki oleh mereka.
Salah satu cara dalam memecahkan masalah ini adalah pengelolaan
pelayanan khusus bagi anak-anak yang punya bakat dan kreativitas yang tinggi,
hal ini memang telah diamanatkan pemerintah dalam undang-undang No.20
tentang sistem pendidikan nasional 2003, perundangan itu berbunyi ” warga
negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau
sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”. Pengertian dari pendidikan khusus
disini merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang
berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang
diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan-pendidikan khusus
pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Pada akhirnya memang diperlukan
adanya suatu usaha rasional dalam mengatur persoalan-persoalan yang timbul dari
peserta didik karena itu adanya suatu manajemen peserta didik merupakan hal
yang sangat penting untuk diperhatikan. Siswa berbakat di dalam kelas mungkin
sudah menguasai materi pokok bahasan sebelum diberikan. Mereka memiliki
kemampuan untuk belajar keterampilan dan konsep pembelajaran yang lebih
maju.
Untuk menunjang kemajuan peserta didik diperlukan modifikasi kurikulum.
Kurikulum secara umum mencakup semua pengalaman yang diperoleh peserta
didik di sekolah, di rumah, dan di dalam masyarakat dan yang membantunya
mewujudkan potensi-potensi dirinya. Jika kurikulum umum bertujuan untuk dapat
memenuhi kebutuhan pendidikan pada umumnya, maka saat ini haruslah

21
diupayakan penyelenggaraan kurikulum yang berdiferensi untuk memberikan
pelayanan terhadap perbedaan dalam minat dan kemampuan peserta didik. Dalam
melakukan kurikulum yang berbeda terhadap peserta didik yang mempunyai
potensi keberbakatan yang tinggi, guru dapat merencanakan dan menyiapkan
materi yang lebih kompleks, menyiapkan bahan ajar yang berbeda, atau mencari
penempatan alternatif bagi siswa. Sehingga setiap peserta didik dapat belajar
menurut kecepatannya sendiri.
Dalam paradigma berpikir masyarakat Indonesia tentang kreativitas, cukup
banyak orangtua dan guru yang mempunyai pandangan bahwa kreativitas itu
memerlukan iklim keterbukaan dan kebebasan, sehingga menimbulkan konflik
dalam pembelajaran atau pengelolaan pendidikan, karena bertentangan dengan
disiplin. Cara pandang ini sangatlah tidak tepat. Kreativitas justru menuntut
disiplin agar dapat diwujudkan menjadi produk yang nyata dan bermakna. Displin
disini terdiri dari disiplin dalam suatu bidang ilmu tertentu karena bagaimanapun
kreativitas seseorang selalu terkait dengan bidang atau domain tertentu, dan
kreativitas juga menuntut sikap disiplin internal untuk tidak hanya mempunyai
gagasan tetapi juga dapat sampai pada tahap mengembangkan dan memperinci
suatu gagasan atau tanggungjawab sampai tuntas.
Masa depan membutuhkan generasi yang memiliki kemampuan menghadapi
tantangan dan perubahan yang terjadi dalam era yang semakin mengglobal. Tetapi
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia saat ini belum mempersiapkan para
peserta didik dengan kemampuan berpikir dan sikap kreatif yang sangat
menentukan keberhasilan mereka dalam memecahkan masalah. Kebutuhan akan
kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini dirasakan merupakan
kebutuhan setiap peserta didik. Dalam masa pembangunan dan era yang semakin
mengglobal dan penuh persaingan

ini

setiap individu

dituntut untuk

mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa
depan. Oleh karena itu, pengembangan potensi kreatif yang pada dasarnya ada
pada setiap manusia terlebih pada mereka yang memiliki kemampuan dan
kecerdasan luar biasa perlu dimulai sejak usia dini, Baik itu untuk perwujudan diri

22
secara pribadi maupun untuk kelangsungan kemajuan bangsa.
Dalam pengembangan bakat dan kreativitas haruslah bertolak dari
karakteristik keberbakatan dan juga kreativitas yang perlu dioptimalkan pada
peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi
internal ditumbuhkan dengan memperhatikan bakat dan kreativitas individu serta
menciptakan iklim yang menjamin kebebasan psikologis untuk ungkapan kreatif
peserta didik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Merupakan suatu
tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia untuk dapat membina
serta mengembangkan secara optimal bakat, minat, dan kemampuan setiap peserta
didik sehingga dapat mewujudkan potensi diri sepenuhnya agar nantinya dapat
memberikan sumbangan yang bermakna bagi pembangunan masyarakat dan
negara. Teknik kreatif ataupun taksonomi belajar pada saat ini haruslah berfokus
pada pengembangan bakat dan kreativitas yang diterapkan secara terpadu dan
berkesinambungan pada semua mata pelajaran sesuai dengan konsep kurikulum
berdiferensi untuk siswa berbakat. Dengan demikian diharapkan nantinya akan
dihasilkan produk-produk dari kreativitas itu sendiri dalam bidang sains,
teknologi, olahraga, seni dan budaya. (by Khumaidi Tohar)

23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

24
DAFTAR PUSTAKA
http://zahuri.wordpress.com/perkembangan-bakat-khusus/
http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah%20Awal/Per
kembangan%20Peserta%20Didik/BAC/PerkemBeljrPsrtDidik_Unit5.pdf
http://books.google.co.id/books?id=cMn5UtUwjAC&pg=PA94&lpg=PA94&dq=definisi+bakat&source=bl&ots=AfF
PRiazi9&sig=pZhFt491IJIROEqVaZkPLIy8MEo&hl=id&sa=X&ei=mNhJUYzx
PIfzrQeo-YE4&sqi=2&redir_esc=y#v=onepage&q=definisi%20bakat&f=false
http://adf.ly/1477046/banner/http://www.sekolahoke.com/2011/11/pengertianbakat-dan-cara-menyalurkan.html
http://shoffrijal.blogspot.com/2012/09/makalah-implikasi-perkembangandan.html (20.03.2013)

Penulis: Riza Falina F - Bandung Editor: Fadli Eha Ilustrasi: Uniqpost.com
http://contohmakalah.web.id/makalah-psikokogi-pendidikan/
http://shoffrijal.blogspot.com/2012/09/makalah-implikasi-perkembangandan.html (20.03.2013)
http://shoffrijal.blogspot.com/2012/09/makalah-implikasi-perkembangandan.html (20.03.2013)

25
MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
“PERKEMBANGAN BAKAT DAN IMPLIKASINYA
DALAM KEHIDUPAN”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3:
1. TRI ROSI HANDAYANI

06121011003

2. FITRI KURNIATI

06121011016

3. YULIANA PUSPITASARI

06121011025

DOSEN PENGASUH : DRS. ROMLI MENARUS, S.PD., M.U

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDERALAYA 2012

26

More Related Content

What's hot

Kurikulum tahun 1984
Kurikulum tahun 1984Kurikulum tahun 1984
Kurikulum tahun 1984
alexandria iskandar
 
CONTOH Handout
CONTOH HandoutCONTOH Handout
CONTOH Handout
Tatik prisnamasari
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Tatimatus Solihah
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Soal Universitas Terbuka
 
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Wulan Yulian
 
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Syaidah Ahnur
 
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013
NYAK MAULANA
 
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifMakalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Universitas Negeri Semarang
 
Modul matematika-teori-belajar-polya
Modul matematika-teori-belajar-polyaModul matematika-teori-belajar-polya
Modul matematika-teori-belajar-polya
Cha Aisyah
 
Makalah Kurikulum Pendidikan
Makalah Kurikulum PendidikanMakalah Kurikulum Pendidikan
Makalah Kurikulum Pendidikan
Ela Suryani
 
Lembar penilaian simulasi pembelajaran terpadu
Lembar penilaian simulasi pembelajaran terpaduLembar penilaian simulasi pembelajaran terpadu
Lembar penilaian simulasi pembelajaran terpadu
Andi Inv
 
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sdMakalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
hanazawa Herozui
 
Soal ujian ut pgsd pdgk4106 pendidikan ips di sd
Soal ujian ut pgsd pdgk4106 pendidikan ips di sdSoal ujian ut pgsd pdgk4106 pendidikan ips di sd
Soal ujian ut pgsd pdgk4106 pendidikan ips di sd
SDN 1 JUGLANGAN
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
vina serevina
 
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Dadang DjokoKaryanto
 
MODEL PEMBELAJARAN BERGMAN AND MOORE.pptx
MODEL PEMBELAJARAN BERGMAN AND MOORE.pptxMODEL PEMBELAJARAN BERGMAN AND MOORE.pptx
MODEL PEMBELAJARAN BERGMAN AND MOORE.pptx
RyzalRiniChannel
 
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumrasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
Tohir Haliwaza
 
Perkembangan Masa Kanak-Kanak
Perkembangan Masa Kanak-KanakPerkembangan Masa Kanak-Kanak
Perkembangan Masa Kanak-Kanak
Anggiani Qodariah
 
Presentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulumPresentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulumgreen_sarijo
 

What's hot (20)

Kurikulum tahun 1984
Kurikulum tahun 1984Kurikulum tahun 1984
Kurikulum tahun 1984
 
Soal baru
Soal baruSoal baru
Soal baru
 
CONTOH Handout
CONTOH HandoutCONTOH Handout
CONTOH Handout
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
 
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
 
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
 
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013
 
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifMakalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
 
Modul matematika-teori-belajar-polya
Modul matematika-teori-belajar-polyaModul matematika-teori-belajar-polya
Modul matematika-teori-belajar-polya
 
Makalah Kurikulum Pendidikan
Makalah Kurikulum PendidikanMakalah Kurikulum Pendidikan
Makalah Kurikulum Pendidikan
 
Lembar penilaian simulasi pembelajaran terpadu
Lembar penilaian simulasi pembelajaran terpaduLembar penilaian simulasi pembelajaran terpadu
Lembar penilaian simulasi pembelajaran terpadu
 
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sdMakalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
 
Soal ujian ut pgsd pdgk4106 pendidikan ips di sd
Soal ujian ut pgsd pdgk4106 pendidikan ips di sdSoal ujian ut pgsd pdgk4106 pendidikan ips di sd
Soal ujian ut pgsd pdgk4106 pendidikan ips di sd
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
 
MODEL PEMBELAJARAN BERGMAN AND MOORE.pptx
MODEL PEMBELAJARAN BERGMAN AND MOORE.pptxMODEL PEMBELAJARAN BERGMAN AND MOORE.pptx
MODEL PEMBELAJARAN BERGMAN AND MOORE.pptx
 
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumrasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
 
Perkembangan Masa Kanak-Kanak
Perkembangan Masa Kanak-KanakPerkembangan Masa Kanak-Kanak
Perkembangan Masa Kanak-Kanak
 
Presentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulumPresentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulum
 

Viewers also liked

Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikUlanJegeg
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
Erik Kuswanto
 
Makalah Perkembangan Peserta Didik
Makalah Perkembangan Peserta DidikMakalah Perkembangan Peserta Didik
Makalah Perkembangan Peserta Didik
Arina Latifah
 
Pertumbuhan dan Perkembangan peserta didik
Pertumbuhan dan Perkembangan peserta didikPertumbuhan dan Perkembangan peserta didik
Pertumbuhan dan Perkembangan peserta didik
tianachris
 
Memahami peserta didik
Memahami peserta didikMemahami peserta didik
Memahami peserta didikDhek Prasetya
 
02 penghambat dan pendorong kreatifitas
02 penghambat dan pendorong kreatifitas02 penghambat dan pendorong kreatifitas
02 penghambat dan pendorong kreatifitasImansyah Lubis
 
03 penghambat dan pendorong kreatifitas
03 penghambat dan pendorong kreatifitas03 penghambat dan pendorong kreatifitas
03 penghambat dan pendorong kreatifitasImansyah Lubis
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
PutriMeka
 
Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta DidikPerkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik
yuliartiramli
 
Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitifPerkembangan kognitif
Perkembangan kognitif
kekasiih
 
Hakekat Pendidik dan Perserta didik
Hakekat Pendidik dan Perserta didikHakekat Pendidik dan Perserta didik
Hakekat Pendidik dan Perserta didikArif Al Swei
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
unwidha
 
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...
RAFITA AL QORNY
 
Penilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajarPenilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajarSheila Drew
 
04 penghambat dan pendorong kreativitas
04 penghambat dan pendorong kreativitas04 penghambat dan pendorong kreativitas
04 penghambat dan pendorong kreativitasImansyah Lubis
 
Multidimensi perkembangan peserta didik
Multidimensi perkembangan peserta didikMultidimensi perkembangan peserta didik
Multidimensi perkembangan peserta didikasriss
 
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyahpengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
Diyach Ashfye
 
Makalah pengelolaan peserta didik
Makalah pengelolaan peserta didik Makalah pengelolaan peserta didik
Makalah pengelolaan peserta didik
linda_rosalina
 
Makalah karakteristik aud
Makalah karakteristik audMakalah karakteristik aud
Makalah karakteristik audMitha Ye Es
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikayu_melati01
 

Viewers also liked (20)

Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
 
Makalah Perkembangan Peserta Didik
Makalah Perkembangan Peserta DidikMakalah Perkembangan Peserta Didik
Makalah Perkembangan Peserta Didik
 
Pertumbuhan dan Perkembangan peserta didik
Pertumbuhan dan Perkembangan peserta didikPertumbuhan dan Perkembangan peserta didik
Pertumbuhan dan Perkembangan peserta didik
 
Memahami peserta didik
Memahami peserta didikMemahami peserta didik
Memahami peserta didik
 
02 penghambat dan pendorong kreatifitas
02 penghambat dan pendorong kreatifitas02 penghambat dan pendorong kreatifitas
02 penghambat dan pendorong kreatifitas
 
03 penghambat dan pendorong kreatifitas
03 penghambat dan pendorong kreatifitas03 penghambat dan pendorong kreatifitas
03 penghambat dan pendorong kreatifitas
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
 
Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta DidikPerkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik
 
Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitifPerkembangan kognitif
Perkembangan kognitif
 
Hakekat Pendidik dan Perserta didik
Hakekat Pendidik dan Perserta didikHakekat Pendidik dan Perserta didik
Hakekat Pendidik dan Perserta didik
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...
 
Penilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajarPenilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajar
 
04 penghambat dan pendorong kreativitas
04 penghambat dan pendorong kreativitas04 penghambat dan pendorong kreativitas
04 penghambat dan pendorong kreativitas
 
Multidimensi perkembangan peserta didik
Multidimensi perkembangan peserta didikMultidimensi perkembangan peserta didik
Multidimensi perkembangan peserta didik
 
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyahpengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
 
Makalah pengelolaan peserta didik
Makalah pengelolaan peserta didik Makalah pengelolaan peserta didik
Makalah pengelolaan peserta didik
 
Makalah karakteristik aud
Makalah karakteristik audMakalah karakteristik aud
Makalah karakteristik aud
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 

Similar to Makalah perkembangan peserta didik

PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYAPERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYAWayan Permadi
 
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1JsHomeIndustry
 
Perkembangan bakat khusus dan proses pembelajaran
Perkembangan bakat khusus dan proses pembelajaranPerkembangan bakat khusus dan proses pembelajaran
Perkembangan bakat khusus dan proses pembelajaranDedi Yulianto
 
Tugas makalah tik
Tugas makalah tikTugas makalah tik
Tugas makalah tik
drmwnhilal
 
Makalah Motivasi
Makalah MotivasiMakalah Motivasi
Makalah Motivasi
Sintya M
 
16 kali Pertemuan dalam pembelajaran profesi keguruan
16 kali Pertemuan dalam pembelajaran profesi keguruan16 kali Pertemuan dalam pembelajaran profesi keguruan
16 kali Pertemuan dalam pembelajaran profesi keguruan
SarifudinZee
 
perkembangan peserta didik
perkembangan peserta didikperkembangan peserta didik
perkembangan peserta didik
acerputri
 
Modul kegiatan-1
Modul kegiatan-1Modul kegiatan-1
Modul kegiatan-1
EVAMEINORAFITRI
 
29769739-Fungsi-Media-Pembelajaran.pdf
29769739-Fungsi-Media-Pembelajaran.pdf29769739-Fungsi-Media-Pembelajaran.pdf
29769739-Fungsi-Media-Pembelajaran.pdf
ns8778555
 
5 subsistem manajemen-tenaga-kerja-2
5 subsistem manajemen-tenaga-kerja-25 subsistem manajemen-tenaga-kerja-2
5 subsistem manajemen-tenaga-kerja-2muhamad nawawi
 
Pendidikan Berkarakter
Pendidikan BerkarakterPendidikan Berkarakter
Pendidikan Berkarakter
puspa anggia
 
Tema 1 Mengenal Diri.pdf
Tema 1 Mengenal Diri.pdfTema 1 Mengenal Diri.pdf
Tema 1 Mengenal Diri.pdf
AndreasEkaSuryanta1
 
CONTOH RPL POP
CONTOH RPL POPCONTOH RPL POP
CONTOH RPL POP
Nur Arifaizal Basri
 
Makalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina bMakalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina b
Septian Muna Barakati
 
Revolusi pembelajaran ppt
Revolusi pembelajaran pptRevolusi pembelajaran ppt
Revolusi pembelajaran pptWARGA SALAPAN
 
Revolusi Pembelajaran Ppt
Revolusi Pembelajaran PptRevolusi Pembelajaran Ppt
Revolusi Pembelajaran PptWARGA SALAPAN
 
Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikan
Narendra
 

Similar to Makalah perkembangan peserta didik (20)

PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYAPERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA
PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA PENGUKURANNYA
 
G/LD dan AUTIS
G/LD dan AUTISG/LD dan AUTIS
G/LD dan AUTIS
 
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
 
Perkembangan bakat khusus dan proses pembelajaran
Perkembangan bakat khusus dan proses pembelajaranPerkembangan bakat khusus dan proses pembelajaran
Perkembangan bakat khusus dan proses pembelajaran
 
Makalah ppd
Makalah ppdMakalah ppd
Makalah ppd
 
Tugas makalah tik
Tugas makalah tikTugas makalah tik
Tugas makalah tik
 
Makalah Motivasi
Makalah MotivasiMakalah Motivasi
Makalah Motivasi
 
16 kali Pertemuan dalam pembelajaran profesi keguruan
16 kali Pertemuan dalam pembelajaran profesi keguruan16 kali Pertemuan dalam pembelajaran profesi keguruan
16 kali Pertemuan dalam pembelajaran profesi keguruan
 
perkembangan peserta didik
perkembangan peserta didikperkembangan peserta didik
perkembangan peserta didik
 
Modul kegiatan-1
Modul kegiatan-1Modul kegiatan-1
Modul kegiatan-1
 
Teori belajar gagne
Teori belajar gagneTeori belajar gagne
Teori belajar gagne
 
29769739-Fungsi-Media-Pembelajaran.pdf
29769739-Fungsi-Media-Pembelajaran.pdf29769739-Fungsi-Media-Pembelajaran.pdf
29769739-Fungsi-Media-Pembelajaran.pdf
 
5 subsistem manajemen-tenaga-kerja-2
5 subsistem manajemen-tenaga-kerja-25 subsistem manajemen-tenaga-kerja-2
5 subsistem manajemen-tenaga-kerja-2
 
Pendidikan Berkarakter
Pendidikan BerkarakterPendidikan Berkarakter
Pendidikan Berkarakter
 
Tema 1 Mengenal Diri.pdf
Tema 1 Mengenal Diri.pdfTema 1 Mengenal Diri.pdf
Tema 1 Mengenal Diri.pdf
 
CONTOH RPL POP
CONTOH RPL POPCONTOH RPL POP
CONTOH RPL POP
 
Makalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina bMakalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina b
 
Revolusi pembelajaran ppt
Revolusi pembelajaran pptRevolusi pembelajaran ppt
Revolusi pembelajaran ppt
 
Revolusi Pembelajaran Ppt
Revolusi Pembelajaran PptRevolusi Pembelajaran Ppt
Revolusi Pembelajaran Ppt
 
Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikan
 

Makalah perkembangan peserta didik

  • 1. KATA PENGANTAR Assalamu‟alaikum. Wr.Wb. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat-Nya dan hidayah-Nyalah kami masih diberi kesehatan untuk dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERKEMBANGAN BAKAT DAN IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN” ini dapat diselesaikan oleh kami dengan tepat waktu. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bpk. Drs. ROMLI MENARUS, S.PD., M.U selaku dosen perkembangan peserta didik dan kepada semua pihak yang mendukung dalam proses pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk pembelajaran kami ke depan. Selanjutnya, semoga makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran dan bermanfaat bagi kita semua. Amin. Inderalaya, April 2013 Penyusun 1
  • 2. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………........1 DAFTAR ISI……………………………………………………………......2 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG…………………………………………...3 1.2. RUMUSAN MASALAH………………………………………...3 1.3. TUJUAN....……………………………………………………....3 BAB II. PEMBAHASAN ....…………………………………………….....5 2.1. PENGERTIAN BAKAT.........………………………………......4 2.2. PENYALURAN BAKAT....…………………………………....10 2.3. JENIS-JENIS BAKAT KHUSUS....…………………………….11 2.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAKAT......................................................12 2.5. IMPLIKASI PENGEMBANGAN BAKAT KHUSUS REMAJA TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN……….12 2.6. KAITAN ANTARA BAKAT DAN PRESTASI.................……13 2.7. PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS PESERTA DIDIK REMAJA (USIA SEKOLAH MENEGAH)....………................16 2.8. PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS....................................17 BAB IV. PENUTUP 3.1. KESIMPULAN……………………………………….………..24 3.2. SARAN………………………………………………………...24 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………25 2
  • 3. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang TUNJUKKAN BAKATMU!! Setiap orang di dunia ini pasti mempunyai bakat. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Dan bakat yang dimilikinya pun bermacam-macam. Alangkah senangnya jika orang lain bisa memuji bakat yang kita punya. Tapi ingat ya, janganlah kita nanti menjadi sombong dan pamer kalau bakat kita mengundang perhatian banyak orang. Sebenarnya apa sich bakat itu? Bakat adalah pemberian dari Tuhan yang berupa keahlian atau kelebihan yang dimiliki oleh seseorang, yang orang lain belum tentu bisa melakukan dan memilikinya. Dan biasanya banyak orang yang tidak menyadari kalau ia memiliki bakat yang hebat. Jadi memiliki bakat bisa dibilang sebuah anugerah tersendiri yang sepatutnya kita syukuri. Namun, darimana asalnya bakat, serta bagaimana perkembangan dan implikasinya dalam kehidupan? 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perkembangan bakat dalam kehidupan? 2. Apa implikasi bakat dalam kehidupan sehari-hari? 1.3. Tujuan 1. Mengetahui pengertian bakat. 2. 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Bakat Perkembangan Bakat Khusus Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi ( potential ability) yang masih perlu dikembangkan melalui latihan. Bakat juga merupakan kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relatif bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus disebut juga talenta. Bakat pada awalnya merupakan hal yang amat penting sehubungan dengan bidang pekerjaan atau tugas. Kemudian pada bidang pendidikan juga memperhatikan masalah bakat tersebut, mengingat fungsi pendidikan itu adalah untuk mempersiapkan peserta didik dalam memasuki dunia kerja. Dalam proses pendidikan, bakat merupakan faktor penting untuk mendapatkan perhatian cara mendidik. Apakah bakat itu? Untuk menjawab pertanyaan ini telah muncul bermacam-macam pendapat yang satu sama lain mempunyai perbedaanperbedaan. Menurut William B. Michael (Sumadi Suryabrata, 1991 : 168) bakat diartikan sebagai berikut : “An abtitude may be defined as a person„s capacity, or nypothetical potential, for acequisition of a certain more or less well defined pattern or behavior in folved in the performance of a task respect to which the individual has had little or no previous training”. Michael meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan individu untuk melakukan sesuatu tugas yang sedikit sekali atau tidak tergantung pada latihan sebelumnya. Selanjutnya Bingham memberikan definisi bakat sebagai berikut : “ An aptitude... as a condition or set characteristics regarded as symptomatic of an individual‟s abillity to acquire with training some (ussually specified) 4
  • 5. knowledge,skill,or set of responses such as the ability to speak a language, to produce music, ... etc. (Sumadi Suryabrata, 1991 : 168-169). Dari definisi itu, Bingham menitikberatkan pada kondisi atau seperangjat sifat-sifat yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan, atau sepangkat respon seperti kemampuan berbahasa, musik dan sebagainya. Pengertian bakat menurut para ahli: 1. William B.M,ichael Kemampuan individu melakukan tugas, sedikit atau tidak tergantung pada latihan sebelumnya. 2. Bingham Kondisi atau seperangkat sifat-sifat yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan(respon). 3. Guilford Bakat mencakup tiga demensi psikologis(persetual, psikomotor, dan intelektual). Bakat memungkinkan,pengetahuan,pengalaman dan dorongan atau motivasi agar bakat dapat terwujud. Selain itu bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan latihan. kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan “bakat” memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang. Kapasitas sering digunakan sebagai sinonim untuk “kemampuan” dan bisanya diartikan sebagai kemampuan yang dapat dikembangkan sepenuhnya di masa mendatang apabila latihan dilakukan secara optimal. Dalam praktek, kapasitas seseorang jarang tercapai. Insting umumnya terdapat pada hewan, dimana dengan insting itu hewan dapat melakukan sesuatu tanpa latihan sebelumnya. Jadi bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relatif bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademik khusus). 5
  • 6. Bakat khusus disebut juga talent. (Conny Semiawan, dkk., 1987 : 2). Pengertian bakat khusus atau talent disini dimaksudkan seseorang yang mempunyai kemampuan bawaan untuk bidang tertentu, misalnya bakat menggambar, sebagaimana dikemukakan oleh Webster (1957 : 1486), sebagai berikut : “ Talent implies a native abillity for a spesific pursuit and connotes other that it is or can be cultivated by the one possessing it (a talent for drawing). Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan. Kemampuan itu dapat berkembang dengan baik Sumadi Suryabrata (1984) menyimpulkan bahwa pengertian tentang bakat yang dikemukakan oleh para ahli memang belum seragam. Diakui bahwa adanya perbedaan dalam tiap-tiap definisi bersifat saling melengkapi. Diantara berbagai definisi tentag bakat, Sumadi tampak lebih mengikuti defini yang dikemukakan oleh Guilford. Didalam definisi bakat yang dikemukakan oleh Guilford (Sumadi : 1984), bakat mencakup 3 dimensi : 1. Dimensi Perseptual Dimensi Perseptual meliputi kemampuan dalam mengadakan persepsi, dan ini meliputi faktor-faktor antara lain : a. Kepekaan Indera b. Perhatian c. Orientasi waktu d. Luasnya daerah persepsi e. Kecepatan persepsi 2. Dimensi Psikomotor Dimensi psikomotor mencakup 6 faktor, yaitu : a. Kekuatan b. Impuls c. Kecepatan gerak d. Ketelitian yang terdiri atas 2 macam, yaitu : 1. Faktor kecepatan statis, yang menitikberatkan pada posisi. 6
  • 7. 2. Faktor kecepatan dinamis, yang menitikberatkan pada gerakan. e. Koordinasi f. Keluesan ( Fleksibillity) 3. Dimensi Intelektual Dimensi inilah yang umumnya mendapat sorotan luas, karena memang dimensi inilah yang mempunyai implikasi sangat luas. Dimensi ini meliputi 5 faktor, yaitu : a. Faktor ingatan, yang mencakup faktor ingatan yaitu mengenai : 1. Substansi 2. Relasi 3. Sistem b.Faktor Ingatan, menganai pengenalan terhadap : 1. Keseluruhan informasi 2. Golongan (kelas) 3. Hubungan-hubungan 4. Bentuk atau struktur 5. Kesimpulan c. Faktor Evaluatif, yang meliputi evaluasi mengenai : 1. Identitas 2. Relasi 3. Sistem 4. Penting tidaknya problem (kepekaan terhadap problem yang dihadapi). d. Faktor berpikir konvergen, yang meliputi faktor untuk menghasilkan : 1. Nama-nama 2. Hubungan-hubungan 3. Sistem-sistem 7
  • 8. 4. Transformasi 5. Implikasi-implikasi yang unik e. Faktor berpikir Divergen, yang meliputi faktor : 1. untuk menghasilkan unit-unit seperti : Word fluency, Ideational fluency. 2. untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan. 3. kelancaran dalam mengahasilkan hubungan-hubungan. 4. untuk menghasilkan sistem-sistem, seperti : expressional fluency. 5. untuk transformasi divergen. 6. untuk menyusun bagian-bagianmenjadi garis besar atau kerangka. Ketiga dimensi tersebut diatas menggambarkan bahwa bakat tersebut mencakup kemampuan dalam pengindraan, ketepatan, dan kecepatan menangkap makna, kecepatan, dan ketepatan bertindak, serta kemampuan berpikir inteligen. Atas dasar bakat yang dimilikinya maka seorang individu akan mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan menguasai serta memecahkan masalh dibandingkan dengan orang lain. Seorang yang memiliki bakat akan cepat dapat diamati, sebab kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti dalam bidang seni, olahraga, atau keterampilan. Bakat khusus merupakan kenyataan yang berlaku dimana-mana bahwa manusia berbeda satu sama lain dalam berbagai hal, antara lain dalam inteligensi, bakat, minat, kepribadian, keadaan jasmani, dan perilaku sosial. Ada kalanya seseorang lebih cekatan dalam satu bidang kegiatan dibandingkan dengan orang lain. Dalam bidang tertentu, ia mungkin menunjukkan keunggulannya dibandingkan dengan orang lain. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa ada perbedaan antara individu yang satu dengan yang lain dalam tingkat kemampuan atau prestasi mereka dalam bidang musik, seni, mekanik, pidato, kepemimpinan, dan olahraga, serta bidangbidang lain. Sejauh mana perbedaan-perbedaan itu dibawa sejak lahir atau hasil 8
  • 9. dari latihan atau pengalaman, akan merupakan topik yang menarik dan sangat penting. Program pendidikan hendaknya dirancang tidak hanya memperhatikan kemampuan untuk belajar tetapi juga perlu mempertimbangkan kecakapan khusus atau bakat yang dimiliki siswa. Dari ilustrasi diatas pula, menujukkan bahwa betapa rumitnya kualitas manusia yang disebut bakat, jadi apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan istilah “bakat” (aptitude) ? Apakah bedanya dengan kemampuan (Abillity), dan dengan “ kapasitas (capacity) serta insting”? Tidak ada yang tahu persis darimana asalnya bakat, karena bakat adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat secara kasat mata tapi kita bisa merasakannya. Bakat yang kamu punya mungkin sudah ada sejak kamu dilahirkan, tapi karena waktu kamu bayi belum mengerti apa-apa jadi kamu baru tahu mempunyai bakat setelah usiamu menginjak balita. Dan orangtua kita biasanya adalah orang yang pertama kali menyaksikan bakat kita. Jenis-jenis bakat Bakat alam. Kamu pasti sering mendengar bakat yang satu ini. Ya, menurut banyak orang bakat alam adalah bakat yang sudah ada sejak kita dilahirkan. Dan perlahan mulai kelihatan ketika usia kita beranjak sedikit besar. Bakat alam juga terjadi karena kamu bisa melakukan suatu hal dengan begitu cepat, tentunya dengan proses latihan juga. Tapi tidak membutuhkan waktu yang lama agar kamu bisa menguasai suatu bakat. Bakat turunan. Kalau yang ini sedikit berbeda. Bakat turunan adalah bakat yang kamu dapatkan dari turunan orangtuamu atau keluargamu. Contohnya, ayahmu pandai sekali bermain gitar. Ternyata saat kamu beranjak besar kamu sangat suka musik dan mencoba untuk bermain gitar juga. Tanpa disangka-sangka akhirnya kamu pun juga pandai bermain gitar. Jadi wajar saja kalau nanti ada yang bilang kepadamu, “wah pintar ya main gitarnya, pasti nurunin bakat bapaknya nih”. Bakat kebiasaan. Bakat ini timbul karena kebiasaan yang kamu lakukan secara terus-menerus. Tanpa kamu sadari kamu telah mengasah kemampuan yang mungkin selama ini terpendam. Misalnya, 9
  • 10. kamu sering membantu ibu membuat kue kering. Awalnya kamu hanya membantu mengocok telur atau memanggangnya di oven. Tapi karena kamu sering membantu ibu, lama-kelamaan kamu menjadi hapal bahan-bahan kue dan cara membuatnya. Lalu akhirnya kamu pun jadi pandai membuat kue sendiri. 2.2. Penyaluran Bakat Bagaimana caranya menyalurkan bakat yang kita miliki? Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan, yaitu : 1.Masuk ke dalam sanggar atau kursus. Sekarang ini banyak sekali sanggar-sanggar atau tempat kursus yang bisa dijadikan wadah untuk menyalurkan bakat kamu. Ada sanggar menari untuk kamu yang senang menari, ada kursus vokal untuk kamu yang gemar menyanyi, dan sebagainya. Dengan masuk ke dalam sanggar atau tempat kursus, kamu jadi bisa melatih kemampuan yang kamu punya sehingga bakat kamu pun akan lebih terasah lagi. 2.Mengikuti ajang pencarian bakat. Kita semua tahu, akhir-akhir ini di televisi sering sekali diadakan sebuah ajang pencarian bakat. Nah kamu pun juga bisa mencobanya sesuai dengan bakat yang kamu punya. Mengikuti cara yang satu ini juga bisa untuk melatih kepercayaan diri kita agar berani menghadapi orang-orang baru yang tidak kita kenal sebelumnya. Tapi berbeda dengan cara sebelumnya, untuk ikut sebuah ajang pencarian bakat, perlu pengorbanan yang besar ya. Yaitu kita harus mengikuti sebuah audisi dan sabar mengantri dengan ratusan bahkan ribuan orang yang ikut juga. Dan harus berlapang dada jika ternyata kita gagal untuk lanjut ke tahap berikutnya. 3.Jika kamu mempunyai bakat di bidang tulis-menulis, janganlah dipendam. Kamu bisa mengirimkan tulisan-tulisanmu ke berbagai surat kabar ataupun majalah. Tidak perlu minder jika tulisanmu tidak dimuat. Itu bukan berarti tulisanmu buruk kok. Ada kalanya tulisan yang kamu kirim tidak selalu dimuat, dan itu berarti kamu harus selalu mencoba untuk terus mengirimkan karyamu. Ingat ya, kalau ingin jadi seorang penulis kamu jangan pernah bosan untuk 10
  • 11. menulis. Anggap saja, semakin kamu sering menulis, semakin bagus hasil tulisanmu kelak. Sebenarnya masih banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk menyalurkan bakat yang kamu punya. Kamu juga bisa mencoba dengan caramu sendiri, supaya kamu bisa mendapatkan hasil yang terbaik. Tapi ada satu hal yang harus kamu ingat ya, bahwa sebuah bakat tidak akan bisa berkembang kalau kita malas untuk mengasahnya. Ingat kepada sebuah pepatah yaitu sebuah pisau jika sering diasah maka akan semakin tajam. Semakin kamu sering mengasah bakatmu maka semakin baik pula bakat yang dihasilkan. Jangan sampai jika kamu memiliki ribuan bakat hebat tapi kamu tidak mau mengembangkannya, sama saja bakatmu tidak akan keluar dan akhirnya mengendap begitu saja. Sia-sia kan jadinya? Karena bakat adalah sebuah anugerah dari Tuhan, jadi jangan diabaikan begitu saja. Kalau kita berani untuk mengembangkan bakat kita, berarti kita sudah mensyukuri dan berterima kasih kepada Tuhan atas anugerah yang telah diberikannya. Dan jangan takut atau minder menunjukkan bakatmu. Teruslah menggali bakatmu dengan banyak latihan, bertanya, dan tidak malu-malu. Jadi teman..Ayo tunjukkan bakatmu!! 2.3. Jenis-Jenis Bakat Khusus Setiap individu memiliki bakat khusus yang berbeda-beda. Usaha pengenalan bakat khusus ini mula-mula terjadi pada bidang pekerjaan, tetapi kemudian dalam bidang pendidikan. Hampir semua ahli psikologi yang menyusun tes untuk mengungkap bakat khusus bertolak dari dasar pemikiran analisis faktor. Menurut Guilford, pada setiap aktivitas diperlukan berfungsinya faktor-faktor khusus. Pemberian nama terhadap jenis-jenis bakat khusus biasanya dilakukan berdasarkan bidang apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat matematika, olah raga, seniPerkembangan Islam Pada Masa Dinasti Bani Umayyah. Read more ... », musik, bahasa, teknik, dan sebagainya. Dengan demikian, bakat khusus ini sangat bergantung pada konteks kebudayaan tempat seorang individu hidup dan 11
  • 12. dibesarkan. Faktor pengalaman atau lingkungan sangat mempengaruhi pengembangan bakat khusus ini. Menurut ilmu pengetahuan terdapat dua jenis bakat khusus yang dimiliki remaja: 1. Bakat khusus/vocation aptitude yaitu mengenai bidang pekerjaan khusus. 2. Bakat akedemis(pendidikan) /schoolastic aptitude yaitu mengenai pendidikan khusus. 2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat terletak pada anak itu sendiri dan lingkungan anak. 1. Anak itu sendiri : misal, anak kurang berminat, kurang termotivasi, mempunyai, hambatan pribadi. 2. Lingkungan anak : orang tua kurang mampu menyediakan sarana dan kesempatan. 2.5. Implikasi Pengembangan Bakat Khusus Remaja terhadap Penyelenggaraan Pendidikan 1. Dalam suasana yang aman secara psikologis, anak akan merasa nyaman untuk mengungkapkan dan mengekspresikan bakatnya. 2. Pendidikan hendaknya berfungsi sebagai media pangembangan dan pembinaan bakat anak. 3. Pengenalan bakat dan upaya pengembangannya membantu remaja untuk menentukan pilihan yang tepat dan menyaiapkan dirinya untukmacapai tujuan dan karier kehidupannya. Pengenalan terhadap bakat anak sangat bermanfaat bagi orangtua dan guru agar memahami dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Dengan mengenal ciri-ciri anak berbakat, orangtua dapat menyediakan lingkungan 12
  • 13. pendidikan yang sesuai dengan bakat anak tersebut. Selain itu, dapat membantu anak-anak dalam memahami potensi dirinya, serta tidak melihatnya sebagai suatu beban, tetapi sebagai anugerah yang harus dihargai dan dikembangkan. Manfaat lain dari kemampuan orangtua untuk mengenal bakat anak ialah orangtua dapat membantu sekolah dalm menyusun program dan prosedur pemanduan anak-anak berbakat, dengan memberikan informasi yang dibutuhkan tentang ciri-ciri dan keadaan mereka. 2.6. Kaitan Antara Bakat Dan Prestasi 1. Dengan adanya bakat, seseorang dapat mencapai prestasi dalam bidang tertentu. 2. Bakat yang tersalurkan + orangtua menyadari dan berupaya agar anak mendapatkan pengalamanyang baik untuk pengembangan bakatnya + minat dari anak yang bersangkutan = prestasi yang unggul Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan dorongan atau motivasi agar bakat itu dapat terwujud. Misalnya seseorang mempunyai bakat menggambar, jika ia tidak pernah diberi kesempatan untuk mengembangkan, maka bakat tersebut tidak akan tampak. Jika orang tuanya menyadari jika ia mempunyai bakat menggambar dan mengusahakan agar ia mendapat pengalaman yang sebaik-baiknya untuk mengembangkan bakatnya dan anak itu juga menunjukkan minat yang besar untuk mengikuti pendidikan menggambar, maka ia akan dapat mencapai prestasi yang unggul bahkan dapat menjadi pelukis terkenal. Sebaliknya, seorang anak yang mendapatkan pendidikan menggambar dengan baik, namun tidak memiliki bakat menggambar, maka tidak akan pernah mencapai prestasi unggul untuk bidang tersebut. Dalam kehidupan di sekolah sering tampak bahwa seseorang yang bakat dalam olahraga, umumnya prestasi mata pelajaran lainnya juga baik, tetapi sebaliknya dapat terjadi prestasi semua pelajarannya tidak baik. Keunggulan dalam salah satu bidang apakah bidang sastra, matematika, atau seni, merupakan 13
  • 14. hasil interaksi dari bakat yang dibawa sejak lahir dan faktor lingkungan yang menunjang, termasuk minat dan dorongan pribadi. Sampai sekarang boleh dikatakan belum ada tes bakat yang cukup luas daerah pemakainnya (seperti misalnya tes inteligensi) : Berbagai tes bakat yang sudah ada misalnya FACT (flanagen Aptitude Clasification Test) yang disusun oleh Flanagen, DAT (Differential Aptitude Test) yang disusun oleh Binnet, M-Ttest (mathematical and Technical Test) yang disusun oleh Luningprak masih sangat terbatas daerah berlakunya. Hal ini disebabkan tes bakat sangat terikat kepada konteks kebudayaan dimana tes itu disusun sedang macam-macam bakat juga terikat pada konteks kebudayaan dimana klasifikasi bakat itu dibuat. Yang harus diukur oleh alat identifikasi adalah baik potensi (bakat pembawaan) maupun bakat yang sudah terwujud dalam prestasi yang tinggi. Alat ukur atau tes yang dipakai tentu saja tergantung pada macam bakat yang dicari. Bagaimana orang tua dapat mengenal bakat khusus anak? Bakat anak dapat dikenali dengan observasi terhadap apa yang selalu dikerjakan anak, kesungguhan bakat anak bermanfaat bagi orang tua agar mereka dapat memahami dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak. Dengan mengenal ciri-ciri anak berbakat orang tua dapat menyediakan lingkungan pendidikan yang sesuai dengan bakat anak. Mereka dpat membantu anak memahami dirinya agar tidak melihat bakat seebagai suatu beban tetapi suatu anugrah yang harus dihargai dan dikembangkan. Manfaat lain dari kemampuan orang tua mengenal bakat anak ialah agar orang tua dapat membantu sekolah dalam prosedur pemanduan anak berbakat, dengan memberikan informasi yang dibutuhkan tentang ciri-ciri dan keadaan anak mereka. Sekolah mengirim daftar atau ciri-ciri perilaku kepada orang tua dengan penjelasan bahwa sekolah perlu mengetahui sifat-sifat siswa agar dapat merencanakan pengalaman pendidikan yang sesuai baginya. Sebagai contoh, orang tua diminta memberi keterangan tentang butir-butir berikut ini : 14
  • 15. 1. Hobi dan minat-minat anak yang khusus. 2. Jenis buku yang disenangi. 3. Masalah dan kebutuhan khusus. 4. Prestasi unggul yang pernah dicapai. 5. Pengalaman-pengalaman khusus. 6. Kegiatan kelompok yang disenangi. 7. Kegiatan mandiri yang disenangi. 8. Sikap anak terhadap sekolah atau guru. 9. Cita-cita untuk masa depan. Adapun kondisi-kondisi lingkungan yang bersifat memupuk bakat anak adalah keamanan psikologis dan kebebasan psikologis. Anak akan merasa aman secara psikologis apabila : 1. Pendidik dapat menerimanya sebagaimana adanya, tanpa syarat dengan segala kekuatan dan kelemahannya, serta memberi kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya ia baik dan mampu. 2. Pendidik mengusahakan suasana dimana anak tidak merasa “dinilai” oleh orang lain. Memberi penilaian terhadap seseorang dapat dirasakan sebagai ancaman sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan diri. 3. Pendidikan memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran , perasaan, dan perilaku anak, dapat menempatkan diri dalam situasi anak dan melihat dari sudut pandang anak. Dalam suasana ini anak merasa aman untuk mengungkapkan bakatnya. Anak akan merasakan kebebasan psikologi apabila orang tua dan guru memberi kesempatan padanya untuk mengungkapkan pikiran-pikiran dan perasaan-perasaannya. Kecuali itu pendidikan hendaknya berfungsi mengembangkan bakat anak, jangan semata-mata menyajikan kumpulankumpulan pengatahuan yang bersufat skolastik. Pada akhir masa remaja anak sudah banyak memikirkan tentang apa yang ingin ia lakukan dan apa yang mampu ia lakukan. Makin banyak mendegar tentang macam-macam kemungkinan, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam pekerjaan, dapat membuatnya ragu-ragu mengenai apa yang sebetulnya 15
  • 16. paling cocok baginya. Dengan pengenalan bakat yang dimilikinya dan upaya pengembangannya dapat membantu remaja untuk dapat menentukan pilihan yang tepat dan menyiapkan dirinya untuk dapat mencapai tujuan-tujuannya. 2.7. PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS PESERTA DIDIK REMAJA (USIA SEKOLAH MENEGAH) Perbedaan Individu juga bergantung pada tingkat kemampuan / prestasi. Bakat adalah bawaan sejak lahir. Pendidikan Anak Berbakat di Indonesia Kurikulum yang terpusat (secara umum sama di seluruh NKRI) --> mulai dari TK, SD, SLTP, SLTA. Sehingga bersifat terbatas. Pendidika anak berbakat serupa dengan pendidikan pada umumnya, hanya saja jika dilihat dari sistem pengajaran meliputi program, fasilitas, guru, masukan, dan tujuan. Pengertian anak berbakat Adalah anak yang mempunyai potensi unggul di atas potensi yang dimiliki oleh anak-anak normal. Sementara itu, kepribadian merupakan sumbangan yang dapat di berikan oleh anak / orang berbakat. Dengan dasaar keribadian yang baik akan lahir karya yang baik pula. Karakteristik anak berbakat Ada bnyak faktor yang mempengaruhi karakteristik / watak dari anak berbakat, diantaranya : pertumbuhan dan perkembangan, budaya, agama. Untuk mengenali karakteristik bisa di lihat dari beberapa segi: 1. Potensi 2. Cara menghadapi masalah 3. Prestasi 16
  • 17. Menangani anak berbakat Membiarkan anak berkembang sendiri akan mengakibatkan perkembangan tidak sempurna dan bakat yang sebetulnya dimiliki menjadi tidak berfungsi. Dalam upayanya ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan agar mencapai hasil yang di harapkan. 1. Faktor yang ada pada anak itu sendiri. 2. Faktor kurikulum yang meliputi. Pelaksanaan pendidikan anak berbakat 1. Meloncatkan anak pada kelas yang lebih tinggi 2. Pendidikan dalam kelas khusus 3. Kegiatan dalam implementasi kurikulum bidang studi tetentu 4. Metode belajar dan guru 2.8. Perkembangan bakat khusus Pada akhir masa remaja anak sudah banyak memikirkan tentang apa yang ingin ia lakukan dan apa yang mampu ia lakukan. Makin banyak mendengar tentang macam-macam kemungkinan,baik dalam bidang pendidikan maupun dalm pekerjaan dan membuatnya ragu-ragu mengenai apa yang sebetulnya paling cocok baginya. Dengan pengenalan bakat yang dimilikinya dan upaya pengembangannya dapat membantu remaja untuk dapat menentukan pilihan yang tepat dan menyiapkan dirinya umtuk dapat mencapai tujuan-tujuannya. Bakat atau aptitute merupakan potensi dalam diri seseorang yang dengan adanya rangsangan tertentu memungkinkan orang tersebut mencapai sesuatu tingkat kecakapan. Perbedaan Individu dalam Bakat Khusus Setiap orang mempunyai bakat-bakat tertentu hanya perbedaan dalm jenis dan derajatnya orang berbakat ailah orang yang mempunyai bakat-bakat derajat tinggi dan bakat yang unggul ada yang berbakat intelektual umum dan berbakat akedemis khusus masalah bakat meliputi macam-macan bidang. Upaya Pengembangan Bakat Khusus 1. Memperkaya remaja dengan berbagai pengalaman. 17
  • 18. 2. Mendorong dan merangsang remaja mengembangkan minat. 3. Memberikan pujian dan hadiah/ganjaran terhadap hasil usaha remaja. 4. Menyediakan sarana dan prasarana untuk mengaktualisasikan bakat remaja 5. Dukungan dari orang tua. Kondisi Lingkungan yang Bersifat Memupuk Bakat Psikologis apabila: 1. Pendidik dapat menerima sebagai mana adanya. 2. Pendidik mengusahakan agar anak tidak merasa dinilai oleh orang lain. 3. Pendidik memahami pemikiran,perasaan dan perilaku anak,,menempatkan diri dalam situasi anak,dan melihat dari sudut pandang anak. 4. Kebebasan psikologis. 5. Orang tua dan guru memberi kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. 6. Anak berhak menentukan pilihan yang tepat untuk perkembangan bakatnya. Manajemen Peserta Didik dalam Menghadapi Kreativitas Anak Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika proses belajarmengajar berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu dan relevan dengan pembangunan. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efisien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai keunggulan sumber daya manusia yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas diperlukan manajemen pendidikan yang dapat memobilisasi segala sumber daya pendidikan. Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya. Fakta-fakta dilapangan ditemukan sistem 18
  • 19. pengelolaan anak didik masih menggunakan cara-cara konvensional dan lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta didik. Padahal Kreativitas disamping bermanfaat untuk pengembangan diri anak didik juga merupakan kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi bagi manusia. Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan, menilai dan meguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubahnya dan mengujinya lagi sampai pada akhirnya menyampaikan hasilnya. Dengan adanya kreativitas yang diimplementasiakan dalam sistem pembelajaran, peserta didik nantinya diharapkan dapat menemukan ide-ide yang berbeda dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga ide-ide kaya yang progresif dan divergen pada nantinya dapat bersaing dalam kompetisi global yang selalu berubah. Perkembangan anak didik yang baik adalah perubahan kualitas yang seimbang baik fisik maupun mental. Tidak ada satu aspek perkembangan dalam diri anak didik yang dinilai lebih penting dari yang lainnya. Oleh karena itu, teori kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh psikolog asal Amerika Serikat, Gardner dinilai dapat memenuhi kecenderungan perkembangan anak didik yang bervariasi. Penyelenggaraan pendidikan saat ini harus diupayakan untuk memberikan pelayanan khusus kepada peserta didik yang mempunyai kreativitas dan juga keberbakatan yang berbeda agar tujuan pendidikan dapat diarahkan menjadi lebih baik. Muhibbin Syah menjelaskan bahwa akar kata dari pendidikan adalah “didik” atau “mendidik” yang secara harfiah diartikan memelihara dan memberi latihan. Sedangkan “pendidikan”, merupakan tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pelatihan dan pengajaran. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan tidak dapat lepas dari pengajaran. Kegiatan dari pengajaran ini melibatkan peserta didik sebagai penerima bahan ajar dengan maksud akhir dari semua hal ini sesuai yang diamanatkan dalam undang-undang no. 20 tentang sisdiknas tahun 2003; agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki 19
  • 20. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam pendidikan, peserta didik merupakan titik fokus yang strategis karena kepadanyalah bahan ajar melalui sebuah proses pengajaran diberikan. Sebagai seorang manusia menjadi sebuah aksioma bahwa peserta didik mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, mereka unik dengan seluruh potensi dan kapasitas yang ada pada diri mereka dan keunikan ini tidak dapat diseragamkan dengan satu aturan yang sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain, para pendidik dan lembaga sekolah harus menghargai perbedaan yang ada pada diri mereka. Keunikan yang terjadi pada peserta didik memang menimbulkan satu permasalahan tersendiri yang harus diketahui dan dipecahkan sehingga pengelolaan murid (peserta didik) dalam satu kerangka kerja yang terpadu mutlak diperhatikan, terutama pertimbangan pada pengembangan kreativitas, hal ini harus menjadi titik perhatian karena sistem pendidikan memang masih diakui lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang memberikan perhatian kepada pengembangan kreatif peserta didik. Hal ini terjadi dari konsep kreativitas yang masih kurang dipahami secara holistic, juga filsafat pendidikan yang sejak zaman penjajahan bermazhabkan azas tunggal seragam dan berorientasi pada kepentingan-kepentingan, sehingga pada akhirnya berdampak pada cara mengasuh, mendidik dan mengelola pembelajaran peserta didik. Kebutuhan akan kreativitas tampak dan dirasakan pada semua kegiatan manusia. Perkembangan akhir dari kreativitas akan terkait dengan empat aspek, yaitu: aspek pribadi, pendorong, proses dan produk. Kreativitas akan muncul dari interaksi yang unik dengan lingkungannya. Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan mengujinya. Proses kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan (motivasi intristik) maupun dorongan eksternal. Motivasi intrinstik ini adalah intelegensi, memang secara historis kretivitas dan keberbakatan diartikan sebagai mempunyai intelegensi yang tinggi, dan tes intellejensi tradisional merupakan ciri utama untuk mengidentifikasikan anak berbakat intelektual tetapi pada akhirnya hal inipun 20
  • 21. menjadi masalah karena apabila kreativitas dan keberbakatan dilihat dari perspektif intelejensi berbagai talenta khusus yang ada pada peserta didik kurang diperhatikan yang akhirnya melestarikan dan mengembang biakkan Pendidikan tradisional konvensional yang berorientasi dan sangat menghargai kecerdasan linguistik dan logika matematik. Padahal, Teori psikologi pendidikan terbaru yang menghasilkan revolusi paradigma pemikiran tentang konsep kecerdasan diajukan oleh Prof. Gardner yang mengidentifikasikan bahwa dalam diri setiap anak apabila dirinya terlahir dengan otak yang normal dalam arti tidak ada kerusakan pada susunan syarafnya, maka setidaknya terdapat delapan macam kecerdasan yang dimiliki oleh mereka. Salah satu cara dalam memecahkan masalah ini adalah pengelolaan pelayanan khusus bagi anak-anak yang punya bakat dan kreativitas yang tinggi, hal ini memang telah diamanatkan pemerintah dalam undang-undang No.20 tentang sistem pendidikan nasional 2003, perundangan itu berbunyi ” warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”. Pengertian dari pendidikan khusus disini merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan-pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Pada akhirnya memang diperlukan adanya suatu usaha rasional dalam mengatur persoalan-persoalan yang timbul dari peserta didik karena itu adanya suatu manajemen peserta didik merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Siswa berbakat di dalam kelas mungkin sudah menguasai materi pokok bahasan sebelum diberikan. Mereka memiliki kemampuan untuk belajar keterampilan dan konsep pembelajaran yang lebih maju. Untuk menunjang kemajuan peserta didik diperlukan modifikasi kurikulum. Kurikulum secara umum mencakup semua pengalaman yang diperoleh peserta didik di sekolah, di rumah, dan di dalam masyarakat dan yang membantunya mewujudkan potensi-potensi dirinya. Jika kurikulum umum bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan pada umumnya, maka saat ini haruslah 21
  • 22. diupayakan penyelenggaraan kurikulum yang berdiferensi untuk memberikan pelayanan terhadap perbedaan dalam minat dan kemampuan peserta didik. Dalam melakukan kurikulum yang berbeda terhadap peserta didik yang mempunyai potensi keberbakatan yang tinggi, guru dapat merencanakan dan menyiapkan materi yang lebih kompleks, menyiapkan bahan ajar yang berbeda, atau mencari penempatan alternatif bagi siswa. Sehingga setiap peserta didik dapat belajar menurut kecepatannya sendiri. Dalam paradigma berpikir masyarakat Indonesia tentang kreativitas, cukup banyak orangtua dan guru yang mempunyai pandangan bahwa kreativitas itu memerlukan iklim keterbukaan dan kebebasan, sehingga menimbulkan konflik dalam pembelajaran atau pengelolaan pendidikan, karena bertentangan dengan disiplin. Cara pandang ini sangatlah tidak tepat. Kreativitas justru menuntut disiplin agar dapat diwujudkan menjadi produk yang nyata dan bermakna. Displin disini terdiri dari disiplin dalam suatu bidang ilmu tertentu karena bagaimanapun kreativitas seseorang selalu terkait dengan bidang atau domain tertentu, dan kreativitas juga menuntut sikap disiplin internal untuk tidak hanya mempunyai gagasan tetapi juga dapat sampai pada tahap mengembangkan dan memperinci suatu gagasan atau tanggungjawab sampai tuntas. Masa depan membutuhkan generasi yang memiliki kemampuan menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi dalam era yang semakin mengglobal. Tetapi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia saat ini belum mempersiapkan para peserta didik dengan kemampuan berpikir dan sikap kreatif yang sangat menentukan keberhasilan mereka dalam memecahkan masalah. Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini dirasakan merupakan kebutuhan setiap peserta didik. Dalam masa pembangunan dan era yang semakin mengglobal dan penuh persaingan ini setiap individu dituntut untuk mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Oleh karena itu, pengembangan potensi kreatif yang pada dasarnya ada pada setiap manusia terlebih pada mereka yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa perlu dimulai sejak usia dini, Baik itu untuk perwujudan diri 22
  • 23. secara pribadi maupun untuk kelangsungan kemajuan bangsa. Dalam pengembangan bakat dan kreativitas haruslah bertolak dari karakteristik keberbakatan dan juga kreativitas yang perlu dioptimalkan pada peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi internal ditumbuhkan dengan memperhatikan bakat dan kreativitas individu serta menciptakan iklim yang menjamin kebebasan psikologis untuk ungkapan kreatif peserta didik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Merupakan suatu tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia untuk dapat membina serta mengembangkan secara optimal bakat, minat, dan kemampuan setiap peserta didik sehingga dapat mewujudkan potensi diri sepenuhnya agar nantinya dapat memberikan sumbangan yang bermakna bagi pembangunan masyarakat dan negara. Teknik kreatif ataupun taksonomi belajar pada saat ini haruslah berfokus pada pengembangan bakat dan kreativitas yang diterapkan secara terpadu dan berkesinambungan pada semua mata pelajaran sesuai dengan konsep kurikulum berdiferensi untuk siswa berbakat. Dengan demikian diharapkan nantinya akan dihasilkan produk-produk dari kreativitas itu sendiri dalam bidang sains, teknologi, olahraga, seni dan budaya. (by Khumaidi Tohar) 23
  • 25. DAFTAR PUSTAKA http://zahuri.wordpress.com/perkembangan-bakat-khusus/ http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah%20Awal/Per kembangan%20Peserta%20Didik/BAC/PerkemBeljrPsrtDidik_Unit5.pdf http://books.google.co.id/books?id=cMn5UtUwjAC&pg=PA94&lpg=PA94&dq=definisi+bakat&source=bl&ots=AfF PRiazi9&sig=pZhFt491IJIROEqVaZkPLIy8MEo&hl=id&sa=X&ei=mNhJUYzx PIfzrQeo-YE4&sqi=2&redir_esc=y#v=onepage&q=definisi%20bakat&f=false http://adf.ly/1477046/banner/http://www.sekolahoke.com/2011/11/pengertianbakat-dan-cara-menyalurkan.html http://shoffrijal.blogspot.com/2012/09/makalah-implikasi-perkembangandan.html (20.03.2013) Penulis: Riza Falina F - Bandung Editor: Fadli Eha Ilustrasi: Uniqpost.com http://contohmakalah.web.id/makalah-psikokogi-pendidikan/ http://shoffrijal.blogspot.com/2012/09/makalah-implikasi-perkembangandan.html (20.03.2013) http://shoffrijal.blogspot.com/2012/09/makalah-implikasi-perkembangandan.html (20.03.2013) 25
  • 26. MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK “PERKEMBANGAN BAKAT DAN IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN” DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3: 1. TRI ROSI HANDAYANI 06121011003 2. FITRI KURNIATI 06121011016 3. YULIANA PUSPITASARI 06121011025 DOSEN PENGASUH : DRS. ROMLI MENARUS, S.PD., M.U PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDERALAYA 2012 26