Pendidikan adalah suatu proses belajar-mengajar yang dilakukan dengan sengaja, sadar dan berencana yang membiasakan para warga masyarakat sedini mungkin untuk menggali, mengenal, memahami, menyadari, menguasai, menghayati serta mengamalkan nilai-nilai yang disepakati bersama sebagai terpuji, dikehendaki serta berguna bagi kehidupan dan perkembangan pribadi masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan adalah suatu proses belajar-mengajar yang dilakukan dengan sengaja, sadar dan berencana yang membiasakan para warga masyarakat sedini mungkin untuk menggali, mengenal, memahami, menyadari, menguasai, menghayati serta mengamalkan nilai-nilai yang disepakati bersama sebagai terpuji, dikehendaki serta berguna bagi kehidupan dan perkembangan pribadi masyarakat, bangsa dan negara.
Konsep Dasar dan Pengertian Profesi, Profesional, Profesionalisasi, Profesion...Mu'tiah Silmi
Bismillahirrahmanirrahim :) selamat belajar
1. Pengertian Profesi
Menurut Yeni, 2006:
Dalam arti sempit: Profesi berarti kegiatan yg dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan se-kaligus dituntut daripadanya pelaksa-naan norma-norma sosial dengan baik. Profesi berasal dari kata Latin: Proffessio yg mempunyai dua arti: yaitu janji/ikrar dan pekerjaan Dalam arti Luas: Profesi berarti kegiatan apa saja dan siapa saja utk memperoleh nafkah yg dilakukan dgn suatu keahlian tertentu
PENGERTIAN PROFESI: Profesi adlh bidang pekerjaan yg dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, Kejuruan, dsb). Dalam kamus besar bahasa Indonesia Profesi biasa diartikan sbg suatu bidang pekerjaan yg didasarkan pada keahlian tertentu Secara Istilah Profesi adlh merupakan pekerjaan yg menuntut kemampuan intelektual khusus yg diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yg bertujuan utk menguasai keterampilan atau keahlian dlm melayani atau memberikan advis pada orang lain dgn menerima upah atau gaji dlm jumlah tertentu Sudarwan Danim dgn merujuk pendapat Howard M. Vollmer dan Donald Mills.
Kata Profesi dapat diketahui dari tiga sumber makna:
1. Makna ETIMOLOGI: secara etimologi berasal dari bhs Inggris Profesion atau bhs Latin Profecus/professio; yg berarti mengakui, pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dlm mengerjakan pekerjaan tertentu. Sumber makna Profesi
2. Makna TERMINOLOGI: berarti sebagai suatu pekerjaan yg mensyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yg ditekankan pd pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Yaitu pekerjaan yg mensyaratkan pengetahuan teoretis sebagai instrumen utk melakukan pekerjaan praktis.
3. Makna SOSIOLOGI: Profesi menunjukkan suatu kepercayaan, bahkan suatu keyakinan, atas suatu kebenaran, atau kredibilitas seseorang, dan menunjukan suatu pekerjaan atau urusan tertentu.
2. Pengertian Profesional
Menurut UU RI No. 14/2005 Pasal 1 Ayat 4, profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Profesional berarti persyaratan yang memadai sebagai suatu profesi. Pekerjaan professional berbeda dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan keahlian dan keterampilan khusus dalam melaksanakan profesinya.
Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Sudjana, 1988).
Pengertian professional dikatakan sebagai sesuatu yang bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalakannya, dan mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan amatir) (Tilaar, 1999).
Profesional berasal dari kata sifat yang berarti sangat mampu melakukan suatu pekerjaan. Sebagai kata benda, lanjutan di download aja :)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Tiap ahli psikologi memberikan batasan yang berbeda tentang belajar dan terdapat keragaman dalam hal menjelaskan atau mendefinisikan belajar itu sendiri. Belajar merupakan hal yang paling penting sekali dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia akan mengalami proses ke arah yang lebih baik lagi.
Dalam kaitannya dengan belajar ini, banyak sekali para ahli psikologi yang membahas tentang belajar. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada kerangka konseptual yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi. Dalam makalah ini akan dibahas teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif, serta teori sosial kognitif.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif ?
2. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran sosial kognitif ?
1.3 TUJUAN
Dengan adanya makalah pendekatan belajar pemprosesan informasi dan sosial kognitif ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca berkaitan dengan teori belajar.
Konsep Dasar dan Pengertian Profesi, Profesional, Profesionalisasi, Profesion...Mu'tiah Silmi
Bismillahirrahmanirrahim :) selamat belajar
1. Pengertian Profesi
Menurut Yeni, 2006:
Dalam arti sempit: Profesi berarti kegiatan yg dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan se-kaligus dituntut daripadanya pelaksa-naan norma-norma sosial dengan baik. Profesi berasal dari kata Latin: Proffessio yg mempunyai dua arti: yaitu janji/ikrar dan pekerjaan Dalam arti Luas: Profesi berarti kegiatan apa saja dan siapa saja utk memperoleh nafkah yg dilakukan dgn suatu keahlian tertentu
PENGERTIAN PROFESI: Profesi adlh bidang pekerjaan yg dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, Kejuruan, dsb). Dalam kamus besar bahasa Indonesia Profesi biasa diartikan sbg suatu bidang pekerjaan yg didasarkan pada keahlian tertentu Secara Istilah Profesi adlh merupakan pekerjaan yg menuntut kemampuan intelektual khusus yg diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yg bertujuan utk menguasai keterampilan atau keahlian dlm melayani atau memberikan advis pada orang lain dgn menerima upah atau gaji dlm jumlah tertentu Sudarwan Danim dgn merujuk pendapat Howard M. Vollmer dan Donald Mills.
Kata Profesi dapat diketahui dari tiga sumber makna:
1. Makna ETIMOLOGI: secara etimologi berasal dari bhs Inggris Profesion atau bhs Latin Profecus/professio; yg berarti mengakui, pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dlm mengerjakan pekerjaan tertentu. Sumber makna Profesi
2. Makna TERMINOLOGI: berarti sebagai suatu pekerjaan yg mensyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yg ditekankan pd pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Yaitu pekerjaan yg mensyaratkan pengetahuan teoretis sebagai instrumen utk melakukan pekerjaan praktis.
3. Makna SOSIOLOGI: Profesi menunjukkan suatu kepercayaan, bahkan suatu keyakinan, atas suatu kebenaran, atau kredibilitas seseorang, dan menunjukan suatu pekerjaan atau urusan tertentu.
2. Pengertian Profesional
Menurut UU RI No. 14/2005 Pasal 1 Ayat 4, profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Profesional berarti persyaratan yang memadai sebagai suatu profesi. Pekerjaan professional berbeda dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan keahlian dan keterampilan khusus dalam melaksanakan profesinya.
Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Sudjana, 1988).
Pengertian professional dikatakan sebagai sesuatu yang bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalakannya, dan mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan amatir) (Tilaar, 1999).
Profesional berasal dari kata sifat yang berarti sangat mampu melakukan suatu pekerjaan. Sebagai kata benda, lanjutan di download aja :)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Tiap ahli psikologi memberikan batasan yang berbeda tentang belajar dan terdapat keragaman dalam hal menjelaskan atau mendefinisikan belajar itu sendiri. Belajar merupakan hal yang paling penting sekali dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia akan mengalami proses ke arah yang lebih baik lagi.
Dalam kaitannya dengan belajar ini, banyak sekali para ahli psikologi yang membahas tentang belajar. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada kerangka konseptual yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi. Dalam makalah ini akan dibahas teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif, serta teori sosial kognitif.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif ?
2. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran sosial kognitif ?
1.3 TUJUAN
Dengan adanya makalah pendekatan belajar pemprosesan informasi dan sosial kognitif ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca berkaitan dengan teori belajar.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
1. TUGAS ILMU PENDIDIKAN
MENJADI SOSOK GURU YANG IDEAL DAN INOVATIF
MAKALAH
OLEH:
M. HARIS WIJAYA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
1
2. BAB I
PENDAHULUAN
2
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan pada hakikatnya merupakan hal yang sangat penting untuk
menjamin perkembangan kelangsungan kehidupan bangsa. Tanpa pendidikan
yang memadai suatu bangsa akan mengalami ketertinggalan dari bangsa lain di
segala bidang. Oleh karena itu tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan
kehidupan dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
berkepribadian mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Keberhasilan proses pendidikan dalam rangka menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
ditentukan oleh komponen-komponen pendidikan, yaitu tujuan pendidikan,
pendidik, peserta didik, isi/ materi pendidikan, alat pendidikan dan lingkungan
pendidikan. Komponen-komponen tersebut salig berkaitan dan saling menunjang
satu sama lainnya. Salah satu komponen penting adalah guru atau pendidik.
Peran guru sangat vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita, dan visi
misi yang menjadi impian hidup anak didiknya di masa depan. Di balik
kesuksesan murid, selalu ada guru yang memberikan inspirasi dan motivasi besar
pada dirinya sebagai sumber stamina dan energi untuk selalu belajar dan bergerak
mengejar ketertinggalan, menggapai kemajuan, menorehkan prestasi spektakuler
dan prestisius dalam panggung sejarah kehidupan manusia.
Di sinilah urgensi melahirkan guru-guru berkualitas, guru-guru yang ideal
dan inovatif yang mampu membangkitkan semangat besar dalam diri anak didik
untuk menjadi aktor perubahan peradaban dunia di era global ini.
3. Kalau guru-guru yang berinteraksi langsung dengan murid kurang
profesional, kreatif, dan produktif, maka anak didik akan lahir sebagai kader
penerus bangsa yang malas, suka mengeluh, dan pesimis dalam menghadapi masa
depan. Tidak ada etos dan spirit perjuangan yang membara dalam dadanya. Ia
lebih suka menikmati hidup yang hedonis dan konsumtif dari pada capek-capek
belajar dan mengejar cita-cita mulia yang melelahkan dan membutuhkan
perjalanan panjang yang berliku.
Karena kita menyadari bahwa guru yang profesional dapat melahirkan
generasi-generasi yang berkualitas sebagaimana yang menjadi tujuan pendidikan
nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD 1945.
Untuk itu sikap profesional sangat dibutuhkan bila ingin membangun sikap
mental diri dan bangsa ini menjadi lebih maju dan lebih berkualitas terhadap
pekerjaan yang dilakukan.
3
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja kompetensi menjadi guru yang ideal dan inovatif?
2. Apa saja peranan sebagai seorang guru?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa saja yang harus dimiliki untuk menjadi
seorang guru yang ideal dan inovatif.
2. Untuk mengetahui peranan-peranan menjadi seorang guru yang
ideal dan inovatif.
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Kompetensi Guru yang Ideal dan Inovatif
Profesi menuarut Orstein dan Levine (1985) adalah jabatan yang melayani
masyarakat, merupakan karir yang akan dilakukan sepanjang hayat (tidak
berganti-ganti pekerjaan) memerlukan bidang ikmu dan keterampilan diluar
jangkauan khalayak ramai (tidak setiap orang dapat melakukannya). Jadi, profesi
menunjuk pada satu pekerjaan/jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab
dan kesetiaan pekerjaan tersebut. Professional menunjuk pada dua hal yaitu orang
dan kinerja (unjuk kerja) dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
Professional menunjuk pada profesi dan professional yaitu tingkat kinerja dan
bangga terhadap pekejaannya itu. Sedangkan professional yaituusaha untuk
pemenuhan menjadi professional. Dibidang pendidikan telah dijelaskan dalam PP
No. 39 Tahun 1992, tentang tenaga kependidikan yang dibentuk melalui
pendidikan. Proses pertumbuhan proses di mulai sejak guru mulai mengajar dan
berlanngsung seumur hidup dan sepangjang kinerja hidup. Proses pertumbuhan,
perawatan dan pemeliharaan untuk mencapai tingkat profesi yang optimal ini
yang disebut profesionalisasi jabatan guru.
Proses ini melalui proses dari guru itu sendiri atau doronngan untuk
memperbaiki diri (self improvement) dan dari pihak luar misalnya atasan
langsung.
Usaha untuk dapat mewujudkan dan mengembangkan sikap
profesionalisme seorang guru adalah dengan mengetahui kompetensi yang ideal
bagi seorang guru yang terdiri atas:
4
a. Pengetahuan
Seorang guru harus memiliki pengetahuan yang banyak dan mendalam
terhadap pekerjaan serta bidanng pengetahuan yang diajarkannya. Untuk
5. menghindarinya dalam kekeliruan dalam mentransfer informasi pengetahuan
kepada peserta didik. Dalam rangka untuk memperoleh pengetahuan yang banyak,
seorang guru dapat berusaha belajar sendiri dalam bertumbuh dalam jabatan.
Profesionalisme itu melalui belajar terus menerus amat penting untuk mengasah
diri dan meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya.
5
b. Etika dan sikap guru
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu kata “ethos” yang berarti suatu
kehendak atau kebiasaan baik yang tetap. Yang pertama kali menggunakan kata-kata
itu adalah seorang filosof Yunani yang bernama Aris Toteles ( 384 - 322 SM
).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Etika / moral adalah ajaran tentang
baik dan buruk mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya.
Menurut K. Bertenes, Etika adalah nilai-nilai atau norma-norma yang
menjadi pegangan bagi seseorang dalam mengatur tingkah lakunya.
Dari pengertian di atas, disimpulkan bahwa Etika merupakan ajaran baik
dan buruk tentang perbuatan dan tingkah laku ( akhlak ). Jadi, Etika
membicarakan tingkah laku manusia yang dilakukan dengan sadar di pandang dari
sudut baik dan buruk sebagai suatu hasil penilaian.
Adapun yang dibicarakan dalam makalah ini, yaitu etika profesi, yang
menyangkut hubungan manusia dengan sesamanya dalam satu lingkup profesi
serta bagaimana mereka harus menjalankannya profesinya secara profesional agar
diterima oleh masyarakat yang menggunakan jasa profesi tersebut. Dengan etika
profesi diharapkan kaum profesional dapat bekerja sebaik mungkin, serta dapat
mempertanggung jawabkan tugas yang dilakukannya dari segi tuntutan
pekerjaannya.
Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai
dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik, sistematik
dalam suatu system yang utuh dan bulat.
Kita menyadari bahwa setiap profesi, harus mempunyai kode etik profesi,
termasuk diantaranya adalah pada profesi guru. Guru merupakan bidang pekerjaan
6. profesi yang juga mempunyai kode etik. Dalam pidato pembukaan kongres PGRI
ke XIII, Basuni sebagai Ketua Umum menyatakan bahwa kode etik guru
Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI
dalam melaksanakan panggilan pengabdiannya bekerja sebagai guru.
Adapun teks kode etik guru Indonesia yang telah disempurnakan tersebut
6
terdiri atas:
a) Guru berbakti membimbing peserta didik, untuk membentuk manusia
Indonesia yang seutuhnya yang berjiwa pancasila.
b) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
c) Guru memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
d) Guru menciptakan suasana sekolah yang sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya prosesbelajar mengajar.
e) Guru memelihara hubunngan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina pesan serta rasa tanggung jawab
bersama terhadap pendidikan.
f) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Guru memelihara hubungan
se-profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan social.
g) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organi8sasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
h) Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan.
Pengertian sikap adalah perbuatan guru itu sehari-hari dalam
melaksanakan tugasnya baik disekolah maupun diluar sekolah yang merupakan
penilaian masyarakat.
Sikap guru yang dimaksud adalah perilaku guru yang berhubungan dengan
profesinya. Bagaimana pola tingkah laku dalam memahami, menghayati serta
mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya.
7. Beberapa pola tingkah laku guru yang berhubungan dengan itu sesuai
dengan sasarannya, yakni sikap antara lain :
a) Sikap terhadap peraturan perundang-undangan
Setiap guru Indonesia wajib tunduk dan taat kepada pemerintah
Indonesia, dalam menjalankan tugas pengabdiaannya, sehingga guru tidak
mendapat pengaruh yang bersifat negative dari pihak luar, yang ingin
memaksakan idenya melalui dunia pendidikan.
b) Sikap terhadap organisasi profesi
Usaha peningkatan mutu profesi dapat dilakukan secara
perorangan oleh para anggotanya, ataupun juga dapat dilakukan secara
bersama, atau berkelompok.
c) Sikap terhadap pekerjaan
Profesi guru berhubungan dengan anak didik, secara alami
mempunyai persamaan dan perbedaan pada setiap anak didik baik jasmani
lebih-lebih aspek rohani. Berbeda dalam keinginan, kemauan dan
sebagainya. Tugas melayani orang beragam sangat memerlukan kesabaran
dan ketelatenan yang tinggi, terutama bila berhubungan bila berhubungan
dengan anak didik yang masih kecil. Barang kali tidak semua orang
dikarunai sifat seperti itu, namun bila seorang telah memilih untuk
memasuki profesi guru, ia dituntut untuk belajar dan berlaku seperti itu.
d) Sikap terhadap anak didik
Tujuan pendidikan nasainal dengan jelas dapat dibaca dalam UU
No. 2 Tahun 1989 tentang system pendidikan nasional, yakni membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila. Prinsip yang lain
adalah membimbing peserta didik, bukan hanya mengejar atau mendidik
saja. Pengertian membimbing yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara
dalam “system amongnya”. Tiga kalimat padat yang terkenal dari system
itu adalah “ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tutwuri
handayani” . ketiga kalimat itu mempunyai arti bahwa pendidikan harus
dapat memberi contoh, harus dapat memberi pengaruh dan harus
mengendalikan peserta didik. Dalam tutwuri terkandung maksud
7
8. membiarkan peserta didik menuruti bakat dan kodratnya sementara guru
memperhatikannya. Dalam handayani berarti guru mempunyai anak didik
dalam arti membimbing atau mengajarnya. Dengan demikian
membimbing mengandung arti bersikap mwnwntukan kearah
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila, dan
bukanlah mendikte peserta didik. Motto “tutwuri handayani” sekarang
telah menjadi mmotto dari departemen pendidikan nasional.
Dalam proses belajar mengajar, guru memegang peran sebagai sutradara
sekaligus actor, artinya pada gurulah letak keberhasilan prosesw belajar mengajar.
Untuk itu guru merupakan factor yang sangat dominant dalam menentukan
keberhasilan proses belajar mengajar disamping factor-factor lainnya.
Kemampuan pribadi guru dalam proses belajar mengajar secara rinci dapat
8
diuraikan sebagai berikut:
a) Kemantapan dan integritas pribadi
Seorang guru dituntut untuk dapat bekerja teratur dan konsisten,
tetapi kreatif dalam menghadapi pekerjaannya.
b) Peka terhadap perubahan dan pembaharuan
Guru harus peka baik terhadap apa yang sedang berlangsung
disekitarnya, ataupun sekolah. Agar apa yang terjadi disekolah tetap
konsisten dengan kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman.
c) Berpikir alternative
Guru harus mampu memberikan berbagai alternative jawaban dan
memilih salah satu alternative untuk kelancaran proses belajar mengajar
dan peningkatan mutu pendidikan, atau guru jarus memilih jalan tertentu
untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya demi ketenanan dan
aktivitas belajar-mengajar yang berkadar tinggi sehingga proses belajar-mengajar
tersebut berhasil dengan baik.
9. 9
d) Adil, juju, dan objektif
Adalah sifat yang harus dimiliki dalam memperlakukan dan juga
menilai siswa dalam proses belajar-mengajar, sifat ini harus ditunjang
dengan penghayatan dan pengalaman nilai-nilai dan moral, sosial budaya
yang diperoleh dari kehidupan masyarakat dan bernegara serta
pengalaman belajar yang diperolehnya.
e) Berdisiplin dalam melaksanakan tugas
Guru memerlukan pemahaman tentang landasan ilmu kependidikan
dan keguruan, serta sopan santun dan emosi disiplin dalam melaksanakan
proses pendidikan.
f) Ulet dan tekun bekerja
Guru harus ulet dan tekun dalam bekerja sehingga program
pendidikan yang telah digariskan dalam kurikulum (silabus) dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
g) Simpatik dan menarik, luwes, biijaksana dalam bertindak
Sifat ini memerlukan kematangan pribadi, kedewasaan sosial dan
emosional. Sifat demikian ini tumbuh dan merupakan pengalaman hidup
bermasyarakat dan pengalaman belajar yang memadai. Dan harus
simpatik, dengan sifat itu ia akan disenangi oleh para siswa.
h) Berifat terbuka
Kesiapan mendiskusikan apapun dengan lingkungan tempat ia
bekerja, baik dengan siswa, orang tua, teman kerja ataupun dengan
masyarakat sekitar sekolah, merupakan salah satu tuntunan terhadap guru.
i) Kreatif
Ketika terjadi ketidak harmonisan antara guru dan siswa, maka
guru perlu kekreativitasan. Maka dari itu, guru harus mampu melihat
berbagai kemungkinan yang menurut perkiraan dapat mengharmoniskan
sesuai hubungan antara guru dan siswa.
j) Berwibawa
10. Dengan kewibawaan proses belajar mengajar akan terlaksana
10
dengan baik, disiplin dan tertib.
B. Peranan sebagai Seorang Guru
Selain sebagai aktor utama kesuksesan pendidikan yang dicanangkan, ada
beberapa fungsi atau peranan lain seorang guru, antara lain:
a. Educator (pendidik)
Tugas utama guru adalah mendidik murid-murid sesuai degan materi
pelajaran yang diberikan kepadanya. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti
informasi, dan responsif terhadap masalah kekinian sangat menunjang
peningkatan kualitas ilmu guru.
b. Leader (pemimpin)
Seorang guru harus bisa menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan
kelasnya menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai
seorang pemimpin, guru harus terbuka, demokratis, egaliter, dan menghindari
cara-cara kekerasan.
c. Fasilitator
Guru bertugas memfasilitasi murid untuk menemukan dan
mengembangkan bakatnya secara pesat.
Terdapat sembilan resep yang harus diperhatikan dan diamalkan seorang
guru, agar pembelajaran berhasil membedakan kapasitas intelektual anak didik:
a) Kurangi metode ceramah.
b) Berikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik.
c) Kelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuannya.
d) Perkaya bahan dari berbagai sumber aktual dan menarik.
e) Hubungi spesialis bila ada peserta didik yang mempunyai kelainan.
f) Gunakan prosedur yang bervariasi dalam penilain.
g) Pahami perkembangan peserta didik.
h) Kembangkan situasi belajar yang memungkinkan setiap peserta didik
bekerja dengan kemampuan masing-masing pada tiap pembelajaran.
i) Libatkan peserta didik dalam berbagai kegiatan seoptimal mungkin.
11. 11
d. Motivator
Seorang guru harus mampu membangkitkan semangat dan mengubur
kelemahan anak didik bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya,
bagaimana kelam masa lalunya, dan bagaimanapun berat tantangannya.
e. Administrator
Sebagai seorang guru, tugas administrasi sudah melekat dalam dirinya.
Urusan yang ada di lingkup pendidikan formal biasanya memakai prosedur
administrasi yang rapi dan tertib.
f. Evaluator
Sebaik apapun kualitas pembelajaran, pasti ada kelemahan yang perlu
dibenahi dan disempurnakan. Disinilah pentingnya evaluasi seorang guru. Guru
bisa memakai banyaj cara, dengan merenungkan proses pembelajaran yang
diterapkan, meneliti kelemahan dan kelebihan, atau dengan cara meminta
pendapat orang lain.
g. Tanggung Jawab Guru
Dalam melakukan fungsi dan tugas mulianya yang diatas, seorang guru
harus melandasinya dengan tanggung jawab yang besar dalam dirinya, tanggung
jawab yang tidak didasari oleh kebutuhan finansial belaka, tapi tanggung jawab
yang besar bagi kemajuan negeri tercinta, Indonesia.
12. BAB III
PENUTUP
12
1. Kesimpulan
Kemampuan pribadi guru dalam proses belajar mengajar secara rinci dapat
diuraikan sebagai berikut:
a) Kemantapan dan integritas pribadi
Seorang guru dituntut untuk dapat bekerja teratur dan konsisten,
tetapi kreatif dalam menghadapi pekerjaannya.
b) Peka terhadap perubahan dan pembaharuan
Guru harus peka baik terhadap apa yang sedang berlangsung
disekitarnya, ataupun sekolah. Agar apa yang terjadi disekolah tetap
konsisten dengan kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman.
c) Berpikir alternative
Guru harus mampu memberikan berbagai alternative jawaban dan
memilih salah satu alternative untuk kelancaran proses belajar mengajar
dan peningkatan mutu pendidikan, atau guru jarus memilih jalan tertentu
untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya demi ketenanan dan
aktivitas belajar-mengajar yang berkadar tinggi sehingga proses belajar-mengajar
tersebut berhasil dengan baik.
d) Adil, juju, dan objektif
Adalah sifat yang harus dimiliki dalam memperlakukan dan juga
menilai siswa dalam proses belajar-mengajar, sifat ini harus ditunjang
dengan penghayatan dan pengalaman nilai-nilai dan moral, sosial budaya
yang diperoleh dari kehidupan masyarakat dan bernegara serta
pengalaman belajar yang diperolehnya.
13. e) Berdisiplin dalam melaksanakan tugas
Guru memerlukan pemahaman tentang landasan ilmu kependidikan
dan keguruan, serta sopan santun dan emosi disiplin dalam melaksanakan
proses pendidikan.
f) Ulet dan tekun bekerja
Guru harus ulet dan tekun dalam bekerja sehingga program
pendidikan yang telah digariskan dalam kurikulum (silabus) dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
g) Simpatik dan menarik, luwes, biijaksana dalam bertindak
Sifat ini memerlukan kematangan pribadi, kedewasaan sosial dan
emosional. Sifat demikian ini tumbuh dan merupakan pengalaman hidup
bermasyarakat dan pengalaman belajar yang memadai. Dan harus
simpatik, dengan sifat itu ia akan disenangi oleh para siswa.
h) Berifat terbuka
Kesiapan mendiskusikan apapun dengan lingkungan tempat ia
bekerja, baik dengan siswa, orang tua, teman kerja ataupun dengan
masyarakat sekitar sekolah, merupakan salah satu tuntunan terhadap guru.
i) Kreatif
Ketika terjadi ketidak harmonisan antara guru dan siswa, maka
guru perlu kekreativitasan. Maka dari itu, guru harus mampu melihat
berbagai kemungkinan yang menurut perkiraan dapat mengharmoniskan
sesuai hubungan antara guru dan siswa.
j) Berwibawa
Dengan kewibawaan proses belajar mengajar akan terlaksana
13
dengan baik, disiplin dan tertib.
2. Daftar Pustaka
Asmani, Ma’mur, Jamal. (2011). Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif,
dan Inovatif. Jogjakarta: Diva Press.
Mulyasa, E. (2010). Menjadi Guru Profesional (Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan). Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.