SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terpujilah Wahai Engkau Ibu Bapak Guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
S'bagai prasasti t'rima kasihku `tuk pengabdianmu dst.
Syair lagu Hymne Guru ini sudah sering sekali kita dengar dan nyanyikan.
Seandainya kita coba mengkaji lebih dalam akan arti/makna dari lagu tersebut,
maka tampaklah sebuah gambaran keseharian seorang guru, dengan loyalitasnya,
ketekunan serta pengor-banan dalam mendidik siswa untuk mencapai suatu
proses perkembangan yang optimal. Namun, dibalik itu semua juga tersirat suatu
dilema profesi ini dimana seringkali guru tidak menerima penghargaan ataupun
perlakuan yang sebanding dengan apa yang telah dikorbankan. Sebagai seorang
yang berprofesi sebagai seorang guru apakah yang harus kita lakukan? Bagaimana
pula sebaiknya kita menyikapi hal ini dengan lebih arif dan bijaksana? Karangan
ini hanyalah sebuah tulisan dari pemikiran dan diskusi yang teoritis ini, namun
dengan yang teoritis ini, penulis bisa berharap dapat memberikan masukan untuk merefleksikan kembali pilihan kita.
B. Tujuan
Sesuai dengan kenyataan yang melatar belakangi, resume ini bertujuan :
1 Untuk mengetahui pengertian dan Profesi Guru.
2 Untuk mengetahui profesi guru.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan tujuan di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah arti profesi guru.
2. Bagaimanakah menjadi guru yang profesional
D. Lingkup Penelitian
Pembahasan makalah ini hanya terbatas pada Guru profesi
BAB II
ANALISIS

A. Pengertian Profesi
Profesi berasal dari bahasa latin "Proffesio" yang mempunyai dua pengertian
yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih
luas menjadi: kegiatan "apa saja" dan "siapa saja" untuk memperoleh nafkah yang
dilakukan dengan suatu keah-lian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi
berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus
dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial de-ngan baik.
Menurut Dr. B. Kieser Jabatan guru dapat dikatakan sebuah profesi karena
menjadi seorang guru dituntut suatu keahlian tertentu (mengajar, mengelola
kelas, merancang pengajaran) dan dari pekerjaan ini seseorang dapat memiliki
nafkah bagi kehidupan selanjutnya. Hal ini berlaku sama pada pekerjaan lain.
Namun dalam perjalanan selanjutnya, mengapa profesi guru menjadi berbeda dari
pekerjaan lain, profesi guru termasuk ke dalam profesi khusus selain dokter,
penasihat hukum, pastur. Kekhususannya adalah bahwa hakekatnya terjadi dalam
suatu bentuk pelayanan manusia atau masyarakat. Orang yang menjalankan
profesi ini hendaknya menyadari bahwa ia hidup dari padanya, itu haknya; ia dan
keluarga-nya harus hidup akan tetapi hakikat profesinya menuntut agar bukan
nafkah hidup itulah yang menjadi motivasi utamanya, melainkan kese- diaannya
untuk melayani sesama.
Di lain pihak profesi guru juga disebut sebagai profesi yang luhur. Dalam hal ini,
perlu disadari bahwa seorang guru dalam melaksanakan profesinya dituntut
adanya budi luhur dan akhlak yang tinggi. Mereka (guru) dalam ke-adaan darurat
dianggap wajib juga membantu tanpa imbalan yang cocok. Atau dengan kata lain
hakikat profesi luhur adalah pengabdian kemanusiaan.
B. Dua Prinsip Etika Profesi Luhur
Tuntutan dasar etika profesi luhur yang pertama ialah agar profesi itu dijalankan
tanpa pamrih. Dr. B. Kieser menuliskan:
"Seluruh ilmu dan usahanya hanya demi kebaikan pasien/klien. Menurut keyakinan
orang dan menurut aturan-aturan kelompok (profesi luhur), para profesional
wajib membaktikan keahlinan mereka semata-mata kepada kepentingan yang
mereka layani, tanpa menghitung untung ruginya sendiri. Sebaliknya, dalam semua
etika profesi, cacat jiwa pokok dari seorang profe-sional ialah bahwa ia
mengutamakan kepentingannya sendiri di atas kepen-tingan klien."
Yang kedua adalah bahwa para pelaksana profesi luhur ini harus memiliki
pegangan atau pedoman yang ditaati dan diperlukan oleh para anggota profesi,
agar kepercayaan para klien tidak disalahgunakan. Selanjutnya hal ini kita kenal
sebagai kode etik. Mengingat fungsi dari kode etik itu, maka profesi luhur
menuntut seseorang untuk menjalankan tugasnya dalam ke-adaan apapun tetap
menjunjung tinggi tuntutan profesinya.
Kesimpulannya adalah jabatan guru juga merupakan sebuah profesi. Namun
demikian profesi ini tidak sama seperti profesi-profesi pada umumnya. Bahkan
boleh dikatakan bahwa profesi guru adalah profesi khusus luhur. Mereka yang
memilih profesi ini wajib menginsafi dan menyadari bahwa daya dorong dalam
bekerja adalah keinginan untuk mengabdi kepada sesama serta menjalankan dan
menjunjung tinggi kode etik yang telah diikrarkannya, bu-kan semata-mata segi
materinya belaka.
C. Professional
Professional yaitu seorang guru, yang ahli dalam bidang keilmuan yang
dikuasainya dituntut bukan hanya sekedar mampu mentransfer keilmuan ke dalam
diri anak didik, tetapi juga mampu mengembangkan potensi yang ada dalam diri
poserta didik. Maka, bentuk pembelajaran kongkret dan penilaian secara
komprehensif diperlukan untuk bisa melihat siswa dari berbagai perspektif.
Persiapan pembelajaran menjadi sesuatu yang wajib dikerjakan, dan pelaksanaan
aplikasi dalam kelas berpijak kepada persiapan yang telah dibuat dengan
menyesuaikan terhadap kondisi setempat atau kelas yang berbeda. Kepedulian
untuk mengembangkan kemampuan afektif, emosional, social dan spiritual siswa,
sesuatu yang vital untuk bisa melihat kelebihan atau keungulan yang terdapat
dalam diri anak. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dan
menemukan aktualisasi sehingga tumbuh rasa percaya diri.
Di atas telah dijelaskan tentang mengapa profesi guru sebagai profesi khusus
dan luhur. Berikut akan diuraikan tentang 2 tuntutan yang harus dipilih dan
dilaksanakan guru dalam upaya mendewasakan anak didik. Tuntutan itu ada-lah:
1. Mengembangkan visi anak didik tentang apa yang baik dan mengembangkan self
esteem anak didik.
2. Mengembangkan potensi umum sehingga dapat bertingkah laku secara kritis
terhadap pilihan-pilihan. Secara konkrit anak didik mampu mengambil keputusan
untuk menentukan mana yang baik atau ti-dak baik.
Apabila seorang guru dalam kehidupan pekerjaannya menjadikan pokok satu
sebagai tuntutan yang dipenuhi maka yang terjadi pada anak didik adalah suatu
pengembangan konsep manusia terhadap apa yang baik dan bersifat eks-klusif.
Maksudnya adalah bahwa konsep manusia terhadap apa yang baik hanya
dikembangkan dari sudut pandang yang sudah ada pada diri siswa sehingga tak
terakomodir konsep baik secara universal. Dalam hal ini, anak didik tidak diajarkan bahwa untuk mengerti akan apa yang baik tidak hanya bertitik tolak pada
diri siswa sendiri tetapi perlu mengerti konsep ini dari orang lain atau lingkungan
sehingga menutup kemung-kinan akan timbulnya visi bersama (ke-lompok) akan
hal yang baik.
Berbeda dengan tujuan yang pertama, tujuan yang kedua lebih menekankan akan
kemampuan dan peranan lingkungan dalam menentukan apa yang baik tidak hanya
berdasarkan pada diri namun juga pada orang lain berikut akibatnya. Di lain pihak
guru mempersiapkan anak didik untuk melaksanakan kebebasannya dalam
mengem- bangkan visi apa yang baik secara kon-krit dengan penuh rasa tanggung
jawab di tengah kehidupan bermasya-rakat sehingga pada akhirnya akan
terbentuklah dalam diri anak sense of justice dan sense of good.
Komitmen guru dalam mengajar guna pencapaian tujuan mengajar yang kedua
lebih lanjut diuraikan bahwa guru harus memiliki loyalitas terhadap apa yang
ditentukan oleh lembaga (sekolah). Sekolah selanjutnya akan mengatur guru,
KBM dan siswa supaya mengalami proses belajar mengajar yang berlangsung
dengan baik dan supaya tidak terjadi penyalahgunaan jabatan. Namun demikian,
sekolah juga perlu memberikan kebebasan bagi guru untuk mengembangkan,
memvariasikan, kreativitas dalam merencanakan, membuat dan mengevaluasi
sesuatu proses yang baik (guru mempunyai oto-nomi). Hal ini menjadi perlu bagi
se- orang yang profesional dalam pekerjaannya.
Masyarakat umum juga dapat membantu guru dalam proses kegiatan belajar
mengajar. Hal ini dimungkinkan karena masyarakat ikut bertanggung jawab
terhadap `proses' anak didik. Ma-syarakat dapat mengajukan saran, kritik bagi
lembaga (sekolah). Lembaga (sekolah) boleh saja mempertimbangkan atau
menggunakan masukan dari masyarakat untuk mengembangkan pendidikan tetapi
lembaga (sekolah) atau guru tidak boleh bertindak sesuai dengan kehendak
masyarakat karena hal ini menyebabkan hilangnya profesionalitas guru dan
otonomi lembaga (sekolah) atau guru.
Dengan demikian, pemahaman akan visi pekerjaan sesuai dengan etika moral
profesi perlu dipahami agar tuntutan yang diberikan kepada guru bukan dianggap
sebagai beban melainkan visi yang akan dicapai guru melalui pro-ses belajar
mengajar. Guru perlu diberikan otonomi untuk mengembangkan dan mencapai
tuntutan tersebut
D. Kode Etik Guru
KODE ETIK GURU INDONESIA
Cara indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap
tuhan yang maha esa bangsa dan negara kemanusiaan pada umumnya guru
indonesia yang berjiwa pancasila dan setia p[ada undang-undang turut
bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan repoblik
indonesia oleh sebab itu guru indinesia terpanggil untuk menunaikan karyanya
dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia
seutuhnya berjiwa Pancasila
2. Guru memiliki dan melaksanakan kewjujuran professional
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya
proses belajar mengajar
5. guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap
pendidikan
6. guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu da martabat profesinya
7. guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanana nasional
8. guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organiosasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian
9. guru melaksanaakn segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Manusia modern dihadapkan pada pekerjaan yang dilatarbelakangi oleh
pendidikan apa yang dia capai. Lulusan fakultas teknik akan menjalani profesi
sebagai Insinyur, Lulusan fakultas Kedokteran akan menjalani profesi sebagai
dokter, Fakultas Ekonomi akan menjalani profesi sebagai Akuntan, Ekonom, atau
seorang Lulusan Pendidikan Keguruan, akhirnya menjadi seorang guru yang dalam
undang-undang No. 14/2005 tentang guru dan dosen sebagai Profesi Guru.
Profesi memiliki konsekuensi, bukan saja kompetensi akademik, sosial, atau
kompetensi kompetensi lainnya. Melainkan juga melekat apa yang disebut sebagai
kaum profesional. Guru adalah sebutan akhir yang kita kategorikan sebagai
golongan kaum profesional. Nasib profesional guru tidaklah secepat cemerlang
profesi yang telah ada dulu. Mengapa demikian ?
Secara historis, keberadaan kaum pendidik di Indonesia memang telah ada sejak
zaman "baheula" atawa zaman penjajahan Belanda. Belanda menyekolahkan kaum
priyai, untuk menghindari penggunaan guru-guru asal Belanda dalam mendidik
para siswa di tanah jajahannya. Bisa dibayangkan berapa besar dana yang
dikeluarkan jika Kaum Londo harus "mengimpor" langsung dari Belanda. Anggaran
untuk bayar gaji, penginapan, transportasi dll akan menguras kas Belanda. Kondisi
demikian lantas "diakali" dengan memilih pribadi dan warga terbaik untuk
menjadi guru

B. Saran
Sesuai ajaran ki hajar dewantara, pendiri perguruan taman siswa yang juga tokoh
pendidikan nasional, guru harus bersikap ing ngarsa sung tulada, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani. Artinya, guru harus mampu memberi contoh di
depan bagi siswanya, mampu menciptakan peluang bagi siswanya untuk berkreasi,
dan di belakang ia mampu memberikan dorongan bagi siswanya untuk maju dan
berkembang sesuai dengan potensi diri.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hand Out "Etika Profesi," Unika Atmajaya.
2. Bernhard Kieser "Etika Profesi," Tantangan untuk menjadi hati nurani rakyat",
1986.
3. Franz Magnus Sureno "Etika Dasar," 1986.
Catatan Etika Khusus Dosen Bapak Andre Ata Udjan, Unika Atmajaya

More Related Content

What's hot

Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiacandrajelek
 
KODE ETIK PROFESI GURU
KODE ETIK PROFESI GURUKODE ETIK PROFESI GURU
KODE ETIK PROFESI GURUsukrino
 
Kata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimrKata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimrAl Hafidh Anas
 
Artikel GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEAL
Artikel GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEALArtikel GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEAL
Artikel GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEALAfifah Asra
 
Profesi Kependidikan
Profesi KependidikanProfesi Kependidikan
Profesi Kependidikan
Millathina Puji Utami
 
Gambaran umum tentang guru (by m.faizal)
Gambaran umum tentang guru (by m.faizal)Gambaran umum tentang guru (by m.faizal)
Gambaran umum tentang guru (by m.faizal)
PT.kebahagia an hidup dunia akhirat
 
Hak guru profesional (1)
Hak guru profesional (1)Hak guru profesional (1)
Hak guru profesional (1)iskawia
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranRizki septa wiratna
 
Hakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi KependidikanHakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi Kependidikan
Michelle Rumawir
 
Resuman Materi Profesi Keguruan
Resuman Materi Profesi KeguruanResuman Materi Profesi Keguruan
Resuman Materi Profesi Keguruan
Erik Kuswanto
 

What's hot (18)

Silabus profesi keguruan
Silabus profesi keguruanSilabus profesi keguruan
Silabus profesi keguruan
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
 
Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3
 
Makalah guru profesional
Makalah guru profesionalMakalah guru profesional
Makalah guru profesional
 
KODE ETIK PROFESI GURU
KODE ETIK PROFESI GURUKODE ETIK PROFESI GURU
KODE ETIK PROFESI GURU
 
Kata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimrKata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimr
 
Artikel GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEAL
Artikel GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEALArtikel GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEAL
Artikel GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEAL
 
Konsep guru
Konsep guruKonsep guru
Konsep guru
 
Hak dan kewajiban guru
Hak dan kewajiban guruHak dan kewajiban guru
Hak dan kewajiban guru
 
Profesi Kependidikan
Profesi KependidikanProfesi Kependidikan
Profesi Kependidikan
 
Gambaran umum tentang guru (by m.faizal)
Gambaran umum tentang guru (by m.faizal)Gambaran umum tentang guru (by m.faizal)
Gambaran umum tentang guru (by m.faizal)
 
Hak guru profesional (1)
Hak guru profesional (1)Hak guru profesional (1)
Hak guru profesional (1)
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
 
Makalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruanMakalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruan
 
Hakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi KependidikanHakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi Kependidikan
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
 
Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2
 
Resuman Materi Profesi Keguruan
Resuman Materi Profesi KeguruanResuman Materi Profesi Keguruan
Resuman Materi Profesi Keguruan
 

Similar to Makalah profesi dan profesional guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA

Makalah profesi dan profesional guru
Makalah profesi dan profesional guruMakalah profesi dan profesional guru
Makalah profesi dan profesional guru
Septian Muna Barakati
 
guru profesional.pptx
guru profesional.pptxguru profesional.pptx
guru profesional.pptx
Bundajaisy
 
Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3
Septian Muna Barakati
 
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional copy
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional   copySang aktor dan sang emansipator yang profesional   copy
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional copyNur Jaya
 
Makalah profesionalisme dunia pendidikan
Makalah profesionalisme dunia pendidikanMakalah profesionalisme dunia pendidikan
Makalah profesionalisme dunia pendidikan
Septian Muna Barakati
 
artikel jurnal profesi kependidikan .pdf
artikel jurnal profesi kependidikan .pdfartikel jurnal profesi kependidikan .pdf
artikel jurnal profesi kependidikan .pdf
FransiskusWidarto2
 
profesi pendidikan
profesi pendidikan profesi pendidikan
profesi pendidikan AisAisyah
 
116232424 soal-uts
116232424 soal-uts116232424 soal-uts
116232424 soal-utsBeni Irvan
 
Menjadi Guru Profesional
Menjadi Guru ProfesionalMenjadi Guru Profesional
Menjadi Guru Profesional
iqbalmayzun
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Rosida Marasabessy
 
Pengertian profesi pendidikan
Pengertian profesi pendidikanPengertian profesi pendidikan
Pengertian profesi pendidikan
ronald valther
 
Tugas filsafat tema 3.docx
Tugas filsafat tema 3.docxTugas filsafat tema 3.docx
Tugas filsafat tema 3.docx
ssuser7e718f
 
makalah perkembangan peserta didik
makalah perkembangan peserta didikmakalah perkembangan peserta didik
makalah perkembangan peserta didikEka Rahayu
 
KODE ETIK - PPT.pptx
KODE ETIK - PPT.pptxKODE ETIK - PPT.pptx
KODE ETIK - PPT.pptx
DanielEllo4
 
Makalah kompetensi guru
Makalah kompetensi guruMakalah kompetensi guru
Makalah kompetensi guru
Septian Muna Barakati
 
Kompetensi Guru
Kompetensi GuruKompetensi Guru
Kompetensi Guru
Fajar Daulay
 
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Makalah profesi dan profesional guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA (20)

Makalah profesi dan profesional guru
Makalah profesi dan profesional guruMakalah profesi dan profesional guru
Makalah profesi dan profesional guru
 
guru profesional.pptx
guru profesional.pptxguru profesional.pptx
guru profesional.pptx
 
Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3
 
Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3
 
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional copy
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional   copySang aktor dan sang emansipator yang profesional   copy
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional copy
 
Makalah profesionalisme dunia pendidikan
Makalah profesionalisme dunia pendidikanMakalah profesionalisme dunia pendidikan
Makalah profesionalisme dunia pendidikan
 
artikel jurnal profesi kependidikan .pdf
artikel jurnal profesi kependidikan .pdfartikel jurnal profesi kependidikan .pdf
artikel jurnal profesi kependidikan .pdf
 
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOREKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
 
profesi pendidikan
profesi pendidikan profesi pendidikan
profesi pendidikan
 
116232424 soal-uts
116232424 soal-uts116232424 soal-uts
116232424 soal-uts
 
Menjadi Guru Profesional
Menjadi Guru ProfesionalMenjadi Guru Profesional
Menjadi Guru Profesional
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
 
Pengertian profesi pendidikan
Pengertian profesi pendidikanPengertian profesi pendidikan
Pengertian profesi pendidikan
 
Tugas filsafat tema 3.docx
Tugas filsafat tema 3.docxTugas filsafat tema 3.docx
Tugas filsafat tema 3.docx
 
makalah perkembangan peserta didik
makalah perkembangan peserta didikmakalah perkembangan peserta didik
makalah perkembangan peserta didik
 
KODE ETIK - PPT.pptx
KODE ETIK - PPT.pptxKODE ETIK - PPT.pptx
KODE ETIK - PPT.pptx
 
Makalah kompetensi guru
Makalah kompetensi guruMakalah kompetensi guru
Makalah kompetensi guru
 
Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2
 
Kompetensi Guru
Kompetensi GuruKompetensi Guru
Kompetensi Guru
 
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Makalah profesi dan profesional guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terpujilah Wahai Engkau Ibu Bapak Guru Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku S'bagai prasasti t'rima kasihku `tuk pengabdianmu dst. Syair lagu Hymne Guru ini sudah sering sekali kita dengar dan nyanyikan. Seandainya kita coba mengkaji lebih dalam akan arti/makna dari lagu tersebut, maka tampaklah sebuah gambaran keseharian seorang guru, dengan loyalitasnya, ketekunan serta pengor-banan dalam mendidik siswa untuk mencapai suatu proses perkembangan yang optimal. Namun, dibalik itu semua juga tersirat suatu dilema profesi ini dimana seringkali guru tidak menerima penghargaan ataupun perlakuan yang sebanding dengan apa yang telah dikorbankan. Sebagai seorang yang berprofesi sebagai seorang guru apakah yang harus kita lakukan? Bagaimana pula sebaiknya kita menyikapi hal ini dengan lebih arif dan bijaksana? Karangan ini hanyalah sebuah tulisan dari pemikiran dan diskusi yang teoritis ini, namun dengan yang teoritis ini, penulis bisa berharap dapat memberikan masukan untuk merefleksikan kembali pilihan kita. B. Tujuan Sesuai dengan kenyataan yang melatar belakangi, resume ini bertujuan : 1 Untuk mengetahui pengertian dan Profesi Guru. 2 Untuk mengetahui profesi guru. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan tujuan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah arti profesi guru. 2. Bagaimanakah menjadi guru yang profesional D. Lingkup Penelitian Pembahasan makalah ini hanya terbatas pada Guru profesi
  • 2. BAB II ANALISIS A. Pengertian Profesi Profesi berasal dari bahasa latin "Proffesio" yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi: kegiatan "apa saja" dan "siapa saja" untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keah-lian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial de-ngan baik. Menurut Dr. B. Kieser Jabatan guru dapat dikatakan sebuah profesi karena menjadi seorang guru dituntut suatu keahlian tertentu (mengajar, mengelola kelas, merancang pengajaran) dan dari pekerjaan ini seseorang dapat memiliki nafkah bagi kehidupan selanjutnya. Hal ini berlaku sama pada pekerjaan lain. Namun dalam perjalanan selanjutnya, mengapa profesi guru menjadi berbeda dari pekerjaan lain, profesi guru termasuk ke dalam profesi khusus selain dokter, penasihat hukum, pastur. Kekhususannya adalah bahwa hakekatnya terjadi dalam suatu bentuk pelayanan manusia atau masyarakat. Orang yang menjalankan profesi ini hendaknya menyadari bahwa ia hidup dari padanya, itu haknya; ia dan keluarga-nya harus hidup akan tetapi hakikat profesinya menuntut agar bukan nafkah hidup itulah yang menjadi motivasi utamanya, melainkan kese- diaannya untuk melayani sesama. Di lain pihak profesi guru juga disebut sebagai profesi yang luhur. Dalam hal ini, perlu disadari bahwa seorang guru dalam melaksanakan profesinya dituntut adanya budi luhur dan akhlak yang tinggi. Mereka (guru) dalam ke-adaan darurat dianggap wajib juga membantu tanpa imbalan yang cocok. Atau dengan kata lain hakikat profesi luhur adalah pengabdian kemanusiaan. B. Dua Prinsip Etika Profesi Luhur Tuntutan dasar etika profesi luhur yang pertama ialah agar profesi itu dijalankan tanpa pamrih. Dr. B. Kieser menuliskan: "Seluruh ilmu dan usahanya hanya demi kebaikan pasien/klien. Menurut keyakinan orang dan menurut aturan-aturan kelompok (profesi luhur), para profesional wajib membaktikan keahlinan mereka semata-mata kepada kepentingan yang mereka layani, tanpa menghitung untung ruginya sendiri. Sebaliknya, dalam semua
  • 3. etika profesi, cacat jiwa pokok dari seorang profe-sional ialah bahwa ia mengutamakan kepentingannya sendiri di atas kepen-tingan klien." Yang kedua adalah bahwa para pelaksana profesi luhur ini harus memiliki pegangan atau pedoman yang ditaati dan diperlukan oleh para anggota profesi, agar kepercayaan para klien tidak disalahgunakan. Selanjutnya hal ini kita kenal sebagai kode etik. Mengingat fungsi dari kode etik itu, maka profesi luhur menuntut seseorang untuk menjalankan tugasnya dalam ke-adaan apapun tetap menjunjung tinggi tuntutan profesinya. Kesimpulannya adalah jabatan guru juga merupakan sebuah profesi. Namun demikian profesi ini tidak sama seperti profesi-profesi pada umumnya. Bahkan boleh dikatakan bahwa profesi guru adalah profesi khusus luhur. Mereka yang memilih profesi ini wajib menginsafi dan menyadari bahwa daya dorong dalam bekerja adalah keinginan untuk mengabdi kepada sesama serta menjalankan dan menjunjung tinggi kode etik yang telah diikrarkannya, bu-kan semata-mata segi materinya belaka. C. Professional Professional yaitu seorang guru, yang ahli dalam bidang keilmuan yang dikuasainya dituntut bukan hanya sekedar mampu mentransfer keilmuan ke dalam diri anak didik, tetapi juga mampu mengembangkan potensi yang ada dalam diri poserta didik. Maka, bentuk pembelajaran kongkret dan penilaian secara komprehensif diperlukan untuk bisa melihat siswa dari berbagai perspektif. Persiapan pembelajaran menjadi sesuatu yang wajib dikerjakan, dan pelaksanaan aplikasi dalam kelas berpijak kepada persiapan yang telah dibuat dengan menyesuaikan terhadap kondisi setempat atau kelas yang berbeda. Kepedulian untuk mengembangkan kemampuan afektif, emosional, social dan spiritual siswa, sesuatu yang vital untuk bisa melihat kelebihan atau keungulan yang terdapat dalam diri anak. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dan menemukan aktualisasi sehingga tumbuh rasa percaya diri. Di atas telah dijelaskan tentang mengapa profesi guru sebagai profesi khusus dan luhur. Berikut akan diuraikan tentang 2 tuntutan yang harus dipilih dan dilaksanakan guru dalam upaya mendewasakan anak didik. Tuntutan itu ada-lah: 1. Mengembangkan visi anak didik tentang apa yang baik dan mengembangkan self esteem anak didik. 2. Mengembangkan potensi umum sehingga dapat bertingkah laku secara kritis terhadap pilihan-pilihan. Secara konkrit anak didik mampu mengambil keputusan
  • 4. untuk menentukan mana yang baik atau ti-dak baik. Apabila seorang guru dalam kehidupan pekerjaannya menjadikan pokok satu sebagai tuntutan yang dipenuhi maka yang terjadi pada anak didik adalah suatu pengembangan konsep manusia terhadap apa yang baik dan bersifat eks-klusif. Maksudnya adalah bahwa konsep manusia terhadap apa yang baik hanya dikembangkan dari sudut pandang yang sudah ada pada diri siswa sehingga tak terakomodir konsep baik secara universal. Dalam hal ini, anak didik tidak diajarkan bahwa untuk mengerti akan apa yang baik tidak hanya bertitik tolak pada diri siswa sendiri tetapi perlu mengerti konsep ini dari orang lain atau lingkungan sehingga menutup kemung-kinan akan timbulnya visi bersama (ke-lompok) akan hal yang baik. Berbeda dengan tujuan yang pertama, tujuan yang kedua lebih menekankan akan kemampuan dan peranan lingkungan dalam menentukan apa yang baik tidak hanya berdasarkan pada diri namun juga pada orang lain berikut akibatnya. Di lain pihak guru mempersiapkan anak didik untuk melaksanakan kebebasannya dalam mengem- bangkan visi apa yang baik secara kon-krit dengan penuh rasa tanggung jawab di tengah kehidupan bermasya-rakat sehingga pada akhirnya akan terbentuklah dalam diri anak sense of justice dan sense of good. Komitmen guru dalam mengajar guna pencapaian tujuan mengajar yang kedua lebih lanjut diuraikan bahwa guru harus memiliki loyalitas terhadap apa yang ditentukan oleh lembaga (sekolah). Sekolah selanjutnya akan mengatur guru, KBM dan siswa supaya mengalami proses belajar mengajar yang berlangsung dengan baik dan supaya tidak terjadi penyalahgunaan jabatan. Namun demikian, sekolah juga perlu memberikan kebebasan bagi guru untuk mengembangkan, memvariasikan, kreativitas dalam merencanakan, membuat dan mengevaluasi sesuatu proses yang baik (guru mempunyai oto-nomi). Hal ini menjadi perlu bagi se- orang yang profesional dalam pekerjaannya. Masyarakat umum juga dapat membantu guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini dimungkinkan karena masyarakat ikut bertanggung jawab terhadap `proses' anak didik. Ma-syarakat dapat mengajukan saran, kritik bagi lembaga (sekolah). Lembaga (sekolah) boleh saja mempertimbangkan atau menggunakan masukan dari masyarakat untuk mengembangkan pendidikan tetapi lembaga (sekolah) atau guru tidak boleh bertindak sesuai dengan kehendak masyarakat karena hal ini menyebabkan hilangnya profesionalitas guru dan otonomi lembaga (sekolah) atau guru. Dengan demikian, pemahaman akan visi pekerjaan sesuai dengan etika moral
  • 5. profesi perlu dipahami agar tuntutan yang diberikan kepada guru bukan dianggap sebagai beban melainkan visi yang akan dicapai guru melalui pro-ses belajar mengajar. Guru perlu diberikan otonomi untuk mengembangkan dan mencapai tuntutan tersebut D. Kode Etik Guru KODE ETIK GURU INDONESIA Cara indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap tuhan yang maha esa bangsa dan negara kemanusiaan pada umumnya guru indonesia yang berjiwa pancasila dan setia p[ada undang-undang turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan repoblik indonesia oleh sebab itu guru indinesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut: 1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila 2. Guru memiliki dan melaksanakan kewjujuran professional 3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan 4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar 5. guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan 6. guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu da martabat profesinya 7. guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan kesetiakawanana nasional 8. guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organiosasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian 9. guru melaksanaakn segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan
  • 6. BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan Manusia modern dihadapkan pada pekerjaan yang dilatarbelakangi oleh pendidikan apa yang dia capai. Lulusan fakultas teknik akan menjalani profesi sebagai Insinyur, Lulusan fakultas Kedokteran akan menjalani profesi sebagai dokter, Fakultas Ekonomi akan menjalani profesi sebagai Akuntan, Ekonom, atau seorang Lulusan Pendidikan Keguruan, akhirnya menjadi seorang guru yang dalam undang-undang No. 14/2005 tentang guru dan dosen sebagai Profesi Guru. Profesi memiliki konsekuensi, bukan saja kompetensi akademik, sosial, atau kompetensi kompetensi lainnya. Melainkan juga melekat apa yang disebut sebagai kaum profesional. Guru adalah sebutan akhir yang kita kategorikan sebagai golongan kaum profesional. Nasib profesional guru tidaklah secepat cemerlang profesi yang telah ada dulu. Mengapa demikian ? Secara historis, keberadaan kaum pendidik di Indonesia memang telah ada sejak zaman "baheula" atawa zaman penjajahan Belanda. Belanda menyekolahkan kaum priyai, untuk menghindari penggunaan guru-guru asal Belanda dalam mendidik para siswa di tanah jajahannya. Bisa dibayangkan berapa besar dana yang dikeluarkan jika Kaum Londo harus "mengimpor" langsung dari Belanda. Anggaran untuk bayar gaji, penginapan, transportasi dll akan menguras kas Belanda. Kondisi demikian lantas "diakali" dengan memilih pribadi dan warga terbaik untuk menjadi guru B. Saran Sesuai ajaran ki hajar dewantara, pendiri perguruan taman siswa yang juga tokoh pendidikan nasional, guru harus bersikap ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Artinya, guru harus mampu memberi contoh di depan bagi siswanya, mampu menciptakan peluang bagi siswanya untuk berkreasi, dan di belakang ia mampu memberikan dorongan bagi siswanya untuk maju dan berkembang sesuai dengan potensi diri.
  • 7. DAFTAR PUSTAKA 1. Hand Out "Etika Profesi," Unika Atmajaya. 2. Bernhard Kieser "Etika Profesi," Tantangan untuk menjadi hati nurani rakyat", 1986. 3. Franz Magnus Sureno "Etika Dasar," 1986. Catatan Etika Khusus Dosen Bapak Andre Ata Udjan, Unika Atmajaya