SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
KESINONIMAN KATA DALAM BAHASA MUNA DIALEK GULAMAS # 
NAMA : ARIFIN BAGEA 
NOMOR STAMBUK :A1D1 07 018 
PROGRAM STUDI :PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 
DAN DAERAH 
JUDUL PENELITIAN :KESINONIMAN KATA DALAM BAHASA MUNA 
DIALEK GULAMAS 
DOSEN PEMBIMBING:Drs. La Yani Konisi, M.Hum. 
Dr. H. Hilaluddin Hanafi, M.Pd. 
Tahun skripsi :2011 
ABSTRAK 
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk kesinoniman kata dalam 
bahasa Muna dialek Gulamas. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk 
mendeskripsikan bentuk kesinoniman kata dalam bahasa Muna dialek Gulamas. 
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan 
dan penguasaan bahasa Muna dialek Gulamas, sehingga pengguna bahsa Mawasangka 
lebih terampil dalam berbahasa seperti diksi yang tepat diantara kata-kata yang 
bersinonim. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat Muna khususnya yang 
berbahasa ibu bahasa Muna dialek Gulamas, sebagai sumbangan pemikiran dalam 
pembinaan dan pengembangan bahsa Muna dialek gulamas. Ruang lingkup dalam 
penelitian ini adalah kesinoniman antara kata yang berkategori verba, kesinoniman 
kata yang berkategori nomina, dan kesinoniman yang berkategorikanadjektiva. 
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriktif kualitatif. 
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan. Data yang 
digunakan dalam penelitian ini adalah data lisan yang berupa tuturan kata atau frasa 
yang bersumber dari informan yang berkaitan dengan masalah peneltian. Sumber data 
dalam penelitian ini adalah informan penutur asli bahasa Muna dialek gulamas yang 
berdomidili di Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten Buton. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rekam dan 
teknik catat. Setelah data terkumpul melalui pengumpulan data, maka data tersebut 
dianalisis dengan menggunakan pendekatan semantik. 
Hasil penel;itian menujjukan hal-hal sebagai berikut. Kesinoniman Verba yang 
menyatakan makna ‘tanam’ adalah ladu, tano,hoo ‘kencing’ totolea, ooha, ‘makan’ 
fomaa, febaku, poantoki, kantolo ‘pergi’ lao, kala ‘naik’ ende, foni, kamponea ‘tarik’ 
hinta, tonda ‘belah’ kela, weta, solo ‘pukul’ bebe, hambi, wandu, wangku ‘cuci’ 
fewaniu, tofa ‘beli’ oli, balanda, ‘memasak’ metoofi, mefounda, medada, ‘bicara’ 
pogau, bisaha, ‘pikul’ suu, tongku, ‘tutup’ onto, songko, dapo, ‘potong’ keba, tumpo, 
dodo, ‘ikat’ boke, tapu, ‘buka’ lengka, wula, ‘tiup’ buso, utu, punto. Kesinoniman 
nomina yang menyatakan makna ‘wanita/perempuan’ hobine, kalambe, kabua-bua, 
‘korek api’ colo, katikia, ‘rumah’ lambu, mbohu, ‘kalung’ kalo, hante, ‘ dayung’ bose, 
dao, ‘buah labu’ labu, wule. Kesinoniman adjektiva yang menyatakan makna ‘malu’ 
noambano, kailili, ‘panas’ nosodo, nopana ‘lambat’ noluntu, nemau, ‘pendek’ 
nepanda, neubu, ‘pandai’ nopande, nomakida, ‘longgar’ luo, loba, ‘cepat’ magala, 
nehimba, ‘marah’ amaha, pamuhu.
1. PENDAHULUAN 
1.1 latar belakang 
Dalam kedudukanya sebagai bahasa daerah,bahasa Muna dialek gulamas merupakan 
salah satu bahasa daerah yang terdapatdi Sulawesi Tenggara yang tetap hidup dan 
dipelihara secara turun temurun oleh masyarakat pendukungnya. 
Bahasa Muna dialek Gulamas adalah salah satu bahasa daerah yang terdapat di 
Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Propinsi Sulawesi 
Tenggara.Jumlah penuturnya tersebar di 9desa. 
Dalam penelitian ini, dititik beratkan pada bahsa Muna dialek Gulamas oleh 
penuturnya masih sangat kuat dan berperan dalam berbagai perwujudan berbagai 
bentuk kebudayaan daerah, seperti upacara adat maupun kesenian. Dukungan terhadap 
bahasa Muna dialek Gulamas oleh penuturnya sampai sekarang masih sangat kuat dan 
tetap berperan dalam komunikasi social kemasyarakatan. Pada pengajaran tingkat SD, 
khususnya pada kelas pemula dialek gulamas bahasa Muna dialek Gulamas bahasa 
Muna digunakan sebagai bahasa pengantar agar murid-murid yang memiliki bahasa 
Muna dialek gulamas memahami kegiatan yang harus dilakukan. 
Penelittian keseninoniman kata dalam bahasa Muna dialek Gulamas perlu dilakukan 
dengan maksud untuk meningkatkan untuk meninggkatkan pengetahuan dan 
penguasaan kosa kata bahasa Muna, sehingga mereka lebih terampil berbahasa Muna, 
dengan diksi yang tepatdiantara kata-kata yang bersinonim. 
Masalah sinonim termasuk didalam bidang kajian semantic yang yang sendirinya juga 
merupakan lapangan yang juga merupakan lapangan yang masih terbuka bagi 
penelitian kebahasaan. Disamping itu, khusus untuk bahasa muna dialek Gulamas 
sepanjang pengetahuan penulis,penelitian dibidang semantik khususnya kesinoniman 
dalam bahasa Muna dialek Gulamas belum banyak dilakukan. Penelitian tentang 
kesisnoniman kata yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yakni harus 
dilakukan oleh peneliti sebelumnya yakni dilakukan oleh Nertin (1996) yang 
membahas “Kesinoniman Kata dalam Bahasa Tolaki dialek Konawe”, Seham (1999) 
yang membahas “Kesinoniman Kata dalam Bahasa Kepulauan Tukang Besi dialek 
Wanci”, dan Haryawati (2002) yang membahas “Kesinoniman Kata dalam Bahasa
Kulisusu”. 
Penelitian terhadap bahasa Muna dialek Gulamas pernah dilakukan antara lain 
”Struktur Bahasa Gu Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara” oleh lagoasi,etal (1983), 
“Sistem Morfologi dan Sintaksis Bahasa Muna dialek Gu, oleh Sailan (1990) dengan 
judul “Morfologi dan Sintaksis Bahasa Mawasangka”, serta Mursalin, et al. (1992) 
dengan judul “Struktur Bahasa Mawasangka”. 
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik ingin mengkaji kesinoniman kata 
dalam bahasa Muna dialek Gulamas, karena setiap bahasa khususnya bahasa daerah 
yang ada di Sulawesi Tenggara memilioki kesinoniman yang berbeda-beda. Demikian 
halnya dengan bahasa Muna dialek Gulamas dapat digunakan dengan pilihan kata 
yang sesuai dengan konteks kalimat. 
2. KAJIAN PUSTAKA 
semantik adalah ilmu makna, membicarakan makna, bagaimana mula adanya makna 
sesuatu (misalnya, sejarah kata, dalam arti bagaimana arti kata itu muncul), bagaimana 
perkembanganya dan mengapa terjadi perubahan makna dalam sejarah bahasa. 
Semantik adalah telaah makna. Semantik menelaah lambing lambang atau tanda tanda 
yang menyatakan makna hubungan makna yang satu dengan makna yang lain, dan 
pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat. Oleh karena itu, semantic mencakup 
makna-makna kata, perkembangan dan perubahanya. 
Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa Indonesia, seringkali kita temui adanya 
hubungan kemaknaan atau realsi semantik antara sebuah kata atau suatu bahasa lainya 
dengan kata atau satuan bahasa lainya. Hubungan atau relasi makna ini menyangkut 
hal kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan makna 
(polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimi), kelebihan makna 
(redudansi), dan sebagainya. Namun dalam penelitian ini hanya akan membahas 
tentang kesamaan makna atau sinonim. 
Pateda (2001) menyatakan bahwa untuk mendefinisikan sinonim, ada tiga batasan 
yang dapat dikemukakan yaitu: (1) kata-kata dengan acuan ekstra linguistik yang 
sama, misalnya kata mati dan mampus ; (2) kata yang mengandung makna yang sama
misalnya kata memberitahukan dan kata menyampaikan; dan (3) kata-kata yang 
disubtitusikan dalam konteks yang sama, misalnya “kami berusaha agar pembagunan 
jalan terus”, “kami berupaya agar pembagunan berjalan terus”. Kata berupaya 
bersinonim dengan berusaha. 
Berdasarkan contoh-contoh kata tersebut, apabila direalisasikan dalam bahasa Muna 
dialek Gulamas yaitu (1) kata-kata dengan acuan ekstra linguistik yang sama, 
misalnya kata mate ‘mati’ dan tatasi ‘mampus’; (2) kata yang mengandung makna 
yang sama, misalnya kata fomaa ‘makan’dan kata febaku ‘makan’; dan (3) kata-kata 
yang dapat di distribusikan dalam konteks yang sama, misalnya lao ‘pergi’ dan kata 
kala ‘pergi’. 
Secara semantik, Verhar (1986 :32) mengatakan bahwa sinonim adalah ungkapan 
(biasanya berupa sebuah kata tetapi dapat pula frasa atau malah kalimat) yang kurang 
lebih sama maknaya dengan suatu ungkapan lain. Contoh: (1) dapat dan bisa, (2) ibu 
bapak dan orang tua (3) Ege melihat Ego dan Ego dilihat Ege. 
Dari beberapa teori diatas, peneliti lebih terpengaruh pada teorinya Verhar yang 
menyatakan bahwa kesinoniman merupakan sebuah ungkapan (biasa berupa kata, 
frase, atau kalimat) yang kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. 
Berhubungan dengan pernyataaan di atas, adanya penekanan tentang sinonim 
dikatakan “kurang lebih” sama maknaya. Pengertian ini sangat beralasan karena 
kesamaan makna tidak beerlaku secara sempurna. Artinya meskipun maknaya sama, 
tetapi memperlihatkan perbedaan-perbedaan, apalagi jika berhubungan dengan 
pemakaian-pemakaian kata-kata tersebut. 
Hal yang perlu dijelaskan dari defenisi diatas ialah pernyataan bahwa kesinoniman 
dapat terjadi pada kata, frasa , klausa, atau bahkan pada kalimat. Penelitian ini 
mengkaji kesinoniman kata secara leksikal menurut makna leksikalnya, dan tidak 
membicarakan kesinoniman pada frasa, klausa atau kalimat secara gramatikal. 
Dengan pengertian tersebut, pasangan-pasangan sinonim dalam bahasa Muna dialek 
Gulamas dikumpulkan seebagai data penelitian. Misalnya pada kata “fuma” dan 
“kantolo” artinya ‘makan’ tidak bisa menggantikan. Ini merupakan bukti yang jelas 
bahwa kata-kata bersinonim itu sebagian besar tidak memiliki makna yang persis 
sama.
Namun perlu diingat bahwa menurut Pateda (2001 : 84)menyatakan bahwa memang 
sulit memerikan batasan tentang makna. Tiap linguis memberikan batasan makna 
sesuai dengan bidang ilmu yang merupakan keahlianya. Itu tidak mengherankan jika 
kata dan kalimat yang mengandung makna ialah milik pemakai bahasa. Oleh karena 
itu, dikatakan selanjutnya bahwa pemakai bahasa bersifat dinamis yang kadang-kadang 
memperluas makna suatu kata ketika ia berkomunikasi sehingga makna kata 
dapat saja berubah. 
Kesulitan memberi batasan seperti yang dinyatakan diatas, tidak menutup 
kemungkinan bahwa suatu analisis yang diharapkan dalam sustu data dengan hasil 
yang memuaskan tetap dilaksanakan. Masalah peneliti yang menjadi garapan dalam 
penelitian adalah masalah makna kata. Komponen makna dalam setiap 
pasangansinonim dikembangkan secara terbuka. Artinya komponen makna itu dapat 
diperluas menurut kebutuhan analisis sehingga relasi kesinoniman antara tiap anggota 
pasangan sinonim semakin jelas. Penjelasan dalam bentuk lainya misalnya penjelasan 
dalam pemakaian kata tersebut dapat ditambah apabila diperlukan. 
3. METODE PENELITIAN 
3.1 Metode dan Jenis Penelitian 
3.1.1 Metode penelitian 
Merujuk pada tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka metode yang akan 
digunakan dalam metode ini adalah metode deskriktif kualitatif. Metode ini 
merupakan penggambaran atau penyajian data berdasarkan kenyataan-kenyataan 
secara obyektif, sistematis dan akurat mengenai data sifat-sifat serta hubunganya 
dengan masalah penelitian. 
3.1.2 Jenis Penelitian 
Penelitian ini tergolong penelitian lapangan, yakni menyajikan data dan fenomena-fenomena 
berdasarkan fakta yang ditemukan oleh peneliti di lapangan sesuai dengan 
masalah penelitian. 
3.2 Data dan Sumber Data 
3.2.1 Data Penelitian 
Data penelitian ini adalah data lisan yang berupa tuturan kata atau frasa yang
bersumber dari informan yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data diperoleh 
berupa tuturan-tuturan kata-kata para penutur asli bahasa Muna dialek Gulamas. 
3.2.2 Sumber Data Penelitian 
Sumber data penelitian ini berasal dari informan asli bahasa Muna dialek Gulamas di 
Kecamatan Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton. 
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 
Penelitian ini tergolong penelitian lapangan, sehingga dalam mengumpulkan data 
peneliti langsung ke lokasi penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam 
pengumpulan data adalah metode cakap dan metode simak. 
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik libat, cakap, teknik 
rekam, serta teknik catat. 
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data 
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan referensi. Metode 
padan referensi adalah metode padan dengan alat penentunya adalah kenyataan yang 
ditunjukan bahasa atau referensi bahasa. 
Setelah data terkumpul,selanjutnya data tersebut akan dianalisis. Dalam menganalisis 
data penelitian ini,peneliti menggunakan pendekatan semantik. Pendekatan ini sesuai 
dengan objek penelitian yaitu kesinoniman kata dalam bahasa Muna dialek Gulamas 
yang dapat dikaji berdasarkan aspek makna. 
4. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 
4.1 Kesinoniman Verba 
4.1.1 Verba yang Menyatakan Makna Makan 
Verba tersebut dalam bahasa Muna dialek Gulamas ada 4 macam, yaitu kata fuma, 
febaku, poantoki, dan kantolo ‘makan’ meskipun pada kata-kata tersebut 
mempunyaibeberapa perbedaan pada komponen tingkat tutur, nilai rasa, dan pelaku, 
tetapi keempat kata tersebut bersinonim. 
4.1.2 Verba yang Menyatakan Makna Tarik 
Kesinoniman verba yang menyatakan makna tarik dalam bahasa Muna dialek 
Gulamas lazim menggunakan kata tonda dan hinta ‘tarik’, tetapi kedu kata tersebut 
cara melakukanya yang berbeda. Verba hinta ‘tarik’ digunakan untuk menarik sesuatu
yang arahnya bisa dari depan, samping, atas, bawah, dan juga saling beerlawanan. 
Verba tonda ‘tarik’ digunakan untuk menarik benda yang ada di bagian belakang dan 
searah. 
4.1.3 Verba yang Menyatakan Makna Beli 
Kesinoniman verba yang menyatakan makna beli dalam bahasa Muna dialek Gulamas 
adalah oli dan balanda ‘beli’. Kedua kata tersebut memiliki makna yang sama yaitu 
melakukan suatu kegiatan menukarkan barang dengan menggunakan nilai uang atau 
yang disebut dengan beli, baik dalam jumlah yang banyak maupun dalam jumlahh 
yang sedikit. 
4.1.4 Verba yang Menyatakan Makna Cuci 
Kesinoniman verba yang menyatakan makna cuci dalam bahasa Muna dialek Gulamas 
lazim menggunakan kata fewainu dan tofa ‘cuci’. Kedua kata tersebutmemiliki arti 
yang sama yaitu membersihkan suatu benda dengan menggunakan air, tetapi memiliki 
kolokasi yang berbeda. 
4.1.5 Verba yang Menyatakan Makna Memasak 
Kesinoniman verba yang menyatakan makna memasak dalam bahasa Muna dialek 
Gulamas lazim menggunakan kata dada, founda, dan toofi, ‘memasak’. Kata-kata 
tersebut bersinonim namun memiliki komponen makna yang berbeda-beda. 
4.1.6 Verba yang Menyatakan Makna Pikul 
Verba yang menyatakan makna pikul dalam bahsa Muna dialek Gulamas lazim 
menggunakan kata suu dan tongku ‘pikul’ serta mempunyai komponen makna dasar 
yang sama yaitu meletakkan suatu beban di bahu. 
4.1.7 Verba yang Menyatakan Makna Tanam 
Verba yang menyatakan makna tanam dalam bahsa Muna dialek Gulamas adalah hoo, 
ladu, dan tano ‘tanam’. Ketiga kata tersebut mempunyai makna dasar yang sama, 
yaitu menyimpan atau menanam suatu didalam tanah, tetapi lokasinya berbeda. 
4.1.8 Verba yang Menyatakan Makna Kencing 
Kesinoniman verba yang menyatakan makna kencing dalam bahasa Muna dialek 
Gulamas lazim menggunakan kata totolea dan ooha ‘kencing’. Kedua kata tersebut 
memiliki makna dasar yang sama yaitu kencing tetapi lokasinya berbeda. 
4.1.9 Verba yang Menyatakan Makna Pulang
Kesinoniman verba yang menyatakan makna pulang dalam bahasa Muna dialek 
Gulamas lazim menggunakan kata suli dan awo ‘pulang’. Tetapi kedua kata tersebut 
memiliki makna yang sama dan bisa saling menggantikan dalam satu kalimat tanpa 
mengubah makna kalimat tersebut. 
4.1.10 Verba yang Menyatakan Makna Tutup 
Kesinoniman verba yang menyatakan makna tutup dalam bahasa Muna dialek 
Gulamas lazim menggunakan kata onto, songko, dan dapo ‘tutup’. Ketiga kata 
tersebut memiliki makna yang sama, tetapi tidak bisa saling menggantikan dalam 
penggunaan sebuah kalimat. 
4.1.11 Verba yang Menyatakan Makna Potong 
Verba yang menyatakan memisahkan suatu benda dalam bahasa Muna dialek 
Gulamas lazim menggunakan kata keba, tumpo, dan dodo ‘potong’. Kata-kata tersebut 
memiliki makna yang sama yaitu memisahkan atau membagi suatu benda menjadi dua 
bagian. 
4.1.12 Verba yang Menyatakan Makna Ikat 
Kesinoniman verba yang menyatakan makna ikat dalam bahasa Muna dialek Gulamas 
lazim menggunakan kata boke dan tapu ‘ikat’. Kedua kata tersebut bersinonim, tetapi 
memiliki komponen makna yang berbeda-beda. 
4.1.13 Verba yang Menyatakan Makna Tiup 
Verba yang menyatakan makna tiup dalam bahasa Muna dialek Gulamas dapat 
dinyatakan dengan menggunakan kata-kata antara lain buso, utu, dan punto ‘tiup’. 
Ketiga kata tersebut bersinonim namun memiliki komponen makna yang berbeda-beda. 
4.1.14 Verba yang Menyatakan Makna Buka 
Verba yang menyatakan makna buka dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim 
menggunakan kata lengka dan wula ‘buka’. Kedua kata tersebut memiliki makna yang 
sama yaitu membuka sesuatu dari tertutup menjadi Nampak terbuka. 
4.1.15 Verba yang Menyatakan Makna Pergi 
Verba yang menyatakan makna pergi dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim 
menggunakan kata lao dan kala ‘pergi’. Kata lao dan kala bisa saling bersubtitusi 
dalam penggunaanya.
4.1.16 Verba yang Menyatakan Makna Naik 
Kesinoniman verba yang menyatakan makna naik dalam bahasa Muna dialek Gulamas 
lazim menggunakan kata ende, foni, dan kamponea ‘naik’. Kata-kata tersebut 
memiliki makna dasar naik atau dari bagian bawah menuju keatas dan dari bagian 
lebih rendah menjadi lebih tinggi. 
4.1.17 Verba yang Menyatakan Makna Belah 
Kesinoniman verba yang menyatakan makna belah dalam bahasa Muna dialek 
Gulamas adalah kelah, wengka, dan solo ‘belah’. Ketiga kata tersebut mempunyai 
makna dasar yaitu membelah sesuatu menurut panjangnya benda yang dibagi menjadi 
dua bagian. 
4.1.18 Verba yang Menyatakan Makna Pukul 
Verba yang menyatakan makna pukul dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim 
menggunakan kata bebe, hambi, wandu, dan wangku ‘pukul’. Kata-kata tersebut dapat 
memilki makna yang sama dan dapat bersubtitusi dalam penggunaanya. 
4.1.19 Verba yang Menyatakan Makna Bicara 
Kesinoniman verba yang menyatakan makna bicara dalam bahasa Muna dialek 
Gulamas lazim menggunakan kata pogau dan bisaha ‘bicara’. Namun kedua kata 
tersebut bisa saling bersubtitusi dalam sebuah kalimat. 
4.2 Kesinoniman Nomina 
4.2.1 Nomina yang Menyatakan Makna korek Api 
Kesinoniman nomina yang menyatakan makna korek api dalam bahasa Muna dialek 
Gulamas lazim mengunakan kata colo dan katikia ‘korek api’. Kedua kata tersebut 
bersinonim namun rujukan bendanya berbeda. Nomina colo ‘korek api’ bentuk 
bendanya adalah berupa kayu yang diperoduksi sedemikian rupa, seperti potongan lidi 
atau terbuat dari potongan-potongan kayu yang diperkecil serta ujungnya mengandung 
bahan bakar. Cara menyalakan apinya yaitu dengan cara mengorek. Kata ini memiliki 
nilai rasa yang netral. Nomina katikia ‘korek api’ bendanya berbentuk utuh atau 
permanen, dan biasanya memiliki roda atau istilah yang digunakan sekarang adalah 
korek gas. 
4.2.2 Nomina yang Menyatakan Makna Wanita/Perempuan
Nomina yang mengandung makna orang yang berjenis kelamin perempuan dalam 
bahasa Muna dialek Gulamas ada beberapa macam, antara lain hobine, kalambe dan 
kabua-bua. 
4.2.3 Nomina yang Menyatakan Makna Rumah 
Nomina yang menyatakan makna rumah dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim 
menggunakan kata lambu dan kambohu-mbohu ‘rumah’. Kedua kata tersebut 
memiliki makna dasar yang sama yaitu tempat tinggal manusia yang berbentuk rumah 
baik di dalamnya memiliki fasilitas yang lengkap maupun tidak lengkap. 
4.2.4 Nomina yang Menyatakan Makna Dayung 
Nomina yang menyatakan makna dayung dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim 
menggunakan kata bose dan dao ‘dayung’. Kedua kata dasar tersebut memiliki makna 
dasar yang sama yaitu alat untuk menggerakkan perahu dengan cara mendayung. 
4.2.5 Nomina yang Menyatakan Makna Kalung 
Nomina yang menyatakan makna kalung dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim 
menggunakan kata hante dan kalo ‘kalung’. Kedua kata tersebut memiliki tujuan yang 
sama yaitu untuk menghiasi leher, tetapi memiliki jenis benda yang berbeda. 
4.2.6 Nomina yang Menyatakan Makna Buah Labu 
Nomina yang menyatakan makna buah labu dalam bahasa Muna dialek Gulamas 
lazim menggunakan kata labu dan wule ‘labu’. Kedua kata tersebut bersinonim, tetapi 
memiliki komponen makna yang berbeda. 
4.3 Kesinoniman Adjektiva 
4.3.1 kesinoniman Adjektiva yang Menyatakan Makna Pendek 
Adjektiva yang menyatakan makna pendek dalam bahasa Muna dialek Gulamas 
adalah panda dan ubu ‘pendek’.kedua kata tersebut bersinonim, tetapi memiliki lokasi 
yang berbeda. 
4.3.2 kesinoniman Adjektiva yang Menyatakan Makna lambat 
Kesinoniman adjektiva yang menyatakan makna lambat dalam bahasa Muna dialek 
Gulamas lazim menggunakan luntu dan mau ‘lambat’. Kedua kata tersebut 
bersinonim, tetapi memiliki kolokasi yang berbeda sehingga tidak dapat saling 
menggantikan dalam konteks kalimat.
4.3.3 kesinoniman Adjektiva yang Menyatakan Makna Panas 
Kesinoniman adjektiva yang menyatakan makna Panas dalam bahasa Muna dialek 
Gulamas lazim menggunakan kata sodo dan pana ‘panas’. Kedua kata tersebut 
bersinonim tetapi memilkii kolokasi yang berbeda. 
4.3.4 kesinoniman Adjektiva yang Menyatakan Makna Malu 
Kesinoniman adjektiva yang menyatakan makna malu dalam bahasa Muna dialek 
Gulamas menggunakan kata kaili dan noambano ‘malu’. Kedua kata tersebut memiliki 
kesamaan makna, tetapi memiliki kolokasi yang berbeda-beda. 
4.3.5 kesinoniman Adjektiva yang Menyatakan Makna Longgar 
Kesinoniman adjektiva yang menyatakan makna longgar dalam bahasa Muna dialek 
Gulamas lazim menggunakan kata luo dan luba ‘longgar’. Kedua kata tersebut 
memiliki persamaan makna, tetapi tidak saling menggantikan dalam satu konteks 
kalimat. 
4.3.6 kesinoniman Adjektiva yang Menyatakan Makna Pandai 
Adjektiva yang menyatakan makna pandai atau mampu melaksanakan sesuatu dengan 
menggunakan akal atau pikiran dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim 
menggunakan kata pande dan makida ‘pintar’. Kedua kata tersebut memiliki 
kesamaan makna, tetapi memilki kolokasi y7ang berbeda-beda. 
4.3.7 kesinoniman Adjektiva yang Menyatakan Makna Cepat 
Kesinoniman adjektiva yang menyatakan makna cepatt dalam bahasa Muna dialek 
Gulamas lazim menggunakan kata magala dan himba ‘cepat’. Kedua kata tersebut 
memiliki makna dasar yang sama yaitu dapat menempuh suatu jarak dengan waktu 
yang singkat tetapi kolokasinya berbeda. 
4.3.8 kesinoniman Adjektiva yang Menyatakan Makna Marah 
Adjektiva yang menyatakan makna marah dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim 
menggunakan kata amaha dan pamuhu ‘marah’. Kata amaha memiliki nilai rasa yang 
netral sedangkan kata pamuhu memilki nilai rasa yang kasar.
DAFTAR PUSTAKA 
Aminuddin. 1998. Semantik : Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung : CV Sinar 
Baru. 
Berg, Rene Van Den. 1989. A Grammar of Muna Languange. Dordechi Holland : 
Foris Publication. 
Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. 
Djajasudarma, Fatimah. 1999. Semantik I (Pengantar ke Arah Ilmu Makna). Bandung 
: PT. Refika Aditama.

More Related Content

What's hot

Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...rachelianto
 
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikTugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikAhmad NazRi
 
52462393 makalah-bahasa-gaul
52462393 makalah-bahasa-gaul52462393 makalah-bahasa-gaul
52462393 makalah-bahasa-gaulKatarina Yuliana
 
Dampak bahasa gaul terhadap bahasa indonesia
Dampak bahasa gaul terhadap bahasa indonesiaDampak bahasa gaul terhadap bahasa indonesia
Dampak bahasa gaul terhadap bahasa indonesiaArdhy Danu
 
Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final
Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos finalSistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final
Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos finaljuniato
 
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)roviantoelieser
 
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...rachelianto
 
Tugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuTugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuElyn Eveline
 
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalmakalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalManshur Changean
 
Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1zhu ma
 
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswaHakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswaMaya Sy
 

What's hot (17)

Proposal penelitian kebahasaan dan sosial
Proposal penelitian kebahasaan dan sosialProposal penelitian kebahasaan dan sosial
Proposal penelitian kebahasaan dan sosial
 
Disain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian KebahasaanDisain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian Kebahasaan
 
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
 
Penelitian kebahasaan Fransiskus
Penelitian kebahasaan FransiskusPenelitian kebahasaan Fransiskus
Penelitian kebahasaan Fransiskus
 
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikTugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
 
52462393 makalah-bahasa-gaul
52462393 makalah-bahasa-gaul52462393 makalah-bahasa-gaul
52462393 makalah-bahasa-gaul
 
tugas individu
tugas individutugas individu
tugas individu
 
Dampak bahasa gaul terhadap bahasa indonesia
Dampak bahasa gaul terhadap bahasa indonesiaDampak bahasa gaul terhadap bahasa indonesia
Dampak bahasa gaul terhadap bahasa indonesia
 
Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final
Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos finalSistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final
Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (sfbbb) kelompok jun, adral, yos final
 
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
 
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...
 
Politik bahasa indonesia
Politik bahasa indonesiaPolitik bahasa indonesia
Politik bahasa indonesia
 
Tugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuTugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayu
 
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalmakalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
 
Doc 1
Doc 1Doc 1
Doc 1
 
Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1
 
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswaHakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
 

Viewers also liked

Viewers also liked (6)

Kamus bahasa muna
Kamus bahasa munaKamus bahasa muna
Kamus bahasa muna
 
Kamus bahasa mun
Kamus bahasa munKamus bahasa mun
Kamus bahasa mun
 
Makalah kesinoniman kata dalam bahasa muna
Makalah kesinoniman kata dalam bahasa munaMakalah kesinoniman kata dalam bahasa muna
Makalah kesinoniman kata dalam bahasa muna
 
Aktiviti membaca suku kata terbuka
Aktiviti membaca   suku kata terbukaAktiviti membaca   suku kata terbuka
Aktiviti membaca suku kata terbuka
 
Pemerintahan transisi kabupaten muna
Pemerintahan transisi kabupaten munaPemerintahan transisi kabupaten muna
Pemerintahan transisi kabupaten muna
 
Membaca kata berakhiran ai
Membaca kata berakhiran  aiMembaca kata berakhiran  ai
Membaca kata berakhiran ai
 

Similar to Kesinoniman Muna

semantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiasemantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiaNUR DIANA
 
Perkembangan Bahasa Melayu dari Aspek Leksikon & Etimologi
Perkembangan Bahasa Melayu dari Aspek Leksikon & EtimologiPerkembangan Bahasa Melayu dari Aspek Leksikon & Etimologi
Perkembangan Bahasa Melayu dari Aspek Leksikon & EtimologiMohamed Saddiq
 
Perkembangan Bahasa Melayu dari Aspek Leksikon & Etimologi
Perkembangan Bahasa Melayu dari Aspek Leksikon & EtimologiPerkembangan Bahasa Melayu dari Aspek Leksikon & Etimologi
Perkembangan Bahasa Melayu dari Aspek Leksikon & EtimologiMohamed Saddiq
 
Diglosia by klp. 6 (ibi, cecep, lulu)
Diglosia by klp. 6 (ibi, cecep, lulu)Diglosia by klp. 6 (ibi, cecep, lulu)
Diglosia by klp. 6 (ibi, cecep, lulu)Ibi E
 
Cover campur kode bahasa pada warga dusun teladan keutapang dua
Cover campur kode bahasa  pada warga dusun teladan keutapang duaCover campur kode bahasa  pada warga dusun teladan keutapang dua
Cover campur kode bahasa pada warga dusun teladan keutapang duaShinta Villa
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word documentFajar Pambudi
 
Disain Dani Apriyanto
Disain Dani ApriyantoDisain Dani Apriyanto
Disain Dani Apriyantorachelianto
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSaliza M. Ali
 
Hakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docxHakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docxDivaSafitri7
 
Miskomunikasi di Kalangan Mahasiswa Akibat Perbedaan Latar Belakang Budaya
Miskomunikasi di Kalangan Mahasiswa Akibat Perbedaan Latar Belakang BudayaMiskomunikasi di Kalangan Mahasiswa Akibat Perbedaan Latar Belakang Budaya
Miskomunikasi di Kalangan Mahasiswa Akibat Perbedaan Latar Belakang BudayaRizkiMagfirah
 

Similar to Kesinoniman Muna (20)

Makalah kesinoniman kata dalam bahasa muna
Makalah kesinoniman kata dalam bahasa munaMakalah kesinoniman kata dalam bahasa muna
Makalah kesinoniman kata dalam bahasa muna
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
 
semantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiasemantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesia
 
Perkembangan Bahasa Melayu dari Aspek Leksikon & Etimologi
Perkembangan Bahasa Melayu dari Aspek Leksikon & EtimologiPerkembangan Bahasa Melayu dari Aspek Leksikon & Etimologi
Perkembangan Bahasa Melayu dari Aspek Leksikon & Etimologi
 
Perkembangan Bahasa Melayu dari Aspek Leksikon & Etimologi
Perkembangan Bahasa Melayu dari Aspek Leksikon & EtimologiPerkembangan Bahasa Melayu dari Aspek Leksikon & Etimologi
Perkembangan Bahasa Melayu dari Aspek Leksikon & Etimologi
 
Makalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa munaMakalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa muna
 
Makalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa munaMakalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa muna
 
Makalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa munaMakalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa muna
 
Diglosia by klp. 6 (ibi, cecep, lulu)
Diglosia by klp. 6 (ibi, cecep, lulu)Diglosia by klp. 6 (ibi, cecep, lulu)
Diglosia by klp. 6 (ibi, cecep, lulu)
 
Semantik makna
Semantik maknaSemantik makna
Semantik makna
 
Cover campur kode bahasa pada warga dusun teladan keutapang dua
Cover campur kode bahasa  pada warga dusun teladan keutapang duaCover campur kode bahasa  pada warga dusun teladan keutapang dua
Cover campur kode bahasa pada warga dusun teladan keutapang dua
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word document
 
Disain Dani Apriyanto
Disain Dani ApriyantoDisain Dani Apriyanto
Disain Dani Apriyanto
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahan
 
Hakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docxHakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docx
 
linguistik historis komparatif
linguistik historis komparatiflinguistik historis komparatif
linguistik historis komparatif
 
Linguistik
LinguistikLinguistik
Linguistik
 
Miskomunikasi di Kalangan Mahasiswa Akibat Perbedaan Latar Belakang Budaya
Miskomunikasi di Kalangan Mahasiswa Akibat Perbedaan Latar Belakang BudayaMiskomunikasi di Kalangan Mahasiswa Akibat Perbedaan Latar Belakang Budaya
Miskomunikasi di Kalangan Mahasiswa Akibat Perbedaan Latar Belakang Budaya
 
Bahasa dan faktor luar bahasa
Bahasa dan faktor luar bahasaBahasa dan faktor luar bahasa
Bahasa dan faktor luar bahasa
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 

Recently uploaded (17)

Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 

Kesinoniman Muna

  • 1. KESINONIMAN KATA DALAM BAHASA MUNA DIALEK GULAMAS # NAMA : ARIFIN BAGEA NOMOR STAMBUK :A1D1 07 018 PROGRAM STUDI :PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JUDUL PENELITIAN :KESINONIMAN KATA DALAM BAHASA MUNA DIALEK GULAMAS DOSEN PEMBIMBING:Drs. La Yani Konisi, M.Hum. Dr. H. Hilaluddin Hanafi, M.Pd. Tahun skripsi :2011 ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk kesinoniman kata dalam bahasa Muna dialek Gulamas. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kesinoniman kata dalam bahasa Muna dialek Gulamas. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan penguasaan bahasa Muna dialek Gulamas, sehingga pengguna bahsa Mawasangka lebih terampil dalam berbahasa seperti diksi yang tepat diantara kata-kata yang bersinonim. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat Muna khususnya yang berbahasa ibu bahasa Muna dialek Gulamas, sebagai sumbangan pemikiran dalam pembinaan dan pengembangan bahsa Muna dialek gulamas. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah kesinoniman antara kata yang berkategori verba, kesinoniman kata yang berkategori nomina, dan kesinoniman yang berkategorikanadjektiva. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriktif kualitatif. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data lisan yang berupa tuturan kata atau frasa yang bersumber dari informan yang berkaitan dengan masalah peneltian. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan penutur asli bahasa Muna dialek gulamas yang berdomidili di Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten Buton. Metode
  • 2. pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rekam dan teknik catat. Setelah data terkumpul melalui pengumpulan data, maka data tersebut dianalisis dengan menggunakan pendekatan semantik. Hasil penel;itian menujjukan hal-hal sebagai berikut. Kesinoniman Verba yang menyatakan makna ‘tanam’ adalah ladu, tano,hoo ‘kencing’ totolea, ooha, ‘makan’ fomaa, febaku, poantoki, kantolo ‘pergi’ lao, kala ‘naik’ ende, foni, kamponea ‘tarik’ hinta, tonda ‘belah’ kela, weta, solo ‘pukul’ bebe, hambi, wandu, wangku ‘cuci’ fewaniu, tofa ‘beli’ oli, balanda, ‘memasak’ metoofi, mefounda, medada, ‘bicara’ pogau, bisaha, ‘pikul’ suu, tongku, ‘tutup’ onto, songko, dapo, ‘potong’ keba, tumpo, dodo, ‘ikat’ boke, tapu, ‘buka’ lengka, wula, ‘tiup’ buso, utu, punto. Kesinoniman nomina yang menyatakan makna ‘wanita/perempuan’ hobine, kalambe, kabua-bua, ‘korek api’ colo, katikia, ‘rumah’ lambu, mbohu, ‘kalung’ kalo, hante, ‘ dayung’ bose, dao, ‘buah labu’ labu, wule. Kesinoniman adjektiva yang menyatakan makna ‘malu’ noambano, kailili, ‘panas’ nosodo, nopana ‘lambat’ noluntu, nemau, ‘pendek’ nepanda, neubu, ‘pandai’ nopande, nomakida, ‘longgar’ luo, loba, ‘cepat’ magala, nehimba, ‘marah’ amaha, pamuhu.
  • 3. 1. PENDAHULUAN 1.1 latar belakang Dalam kedudukanya sebagai bahasa daerah,bahasa Muna dialek gulamas merupakan salah satu bahasa daerah yang terdapatdi Sulawesi Tenggara yang tetap hidup dan dipelihara secara turun temurun oleh masyarakat pendukungnya. Bahasa Muna dialek Gulamas adalah salah satu bahasa daerah yang terdapat di Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Propinsi Sulawesi Tenggara.Jumlah penuturnya tersebar di 9desa. Dalam penelitian ini, dititik beratkan pada bahsa Muna dialek Gulamas oleh penuturnya masih sangat kuat dan berperan dalam berbagai perwujudan berbagai bentuk kebudayaan daerah, seperti upacara adat maupun kesenian. Dukungan terhadap bahasa Muna dialek Gulamas oleh penuturnya sampai sekarang masih sangat kuat dan tetap berperan dalam komunikasi social kemasyarakatan. Pada pengajaran tingkat SD, khususnya pada kelas pemula dialek gulamas bahasa Muna dialek Gulamas bahasa Muna digunakan sebagai bahasa pengantar agar murid-murid yang memiliki bahasa Muna dialek gulamas memahami kegiatan yang harus dilakukan. Penelittian keseninoniman kata dalam bahasa Muna dialek Gulamas perlu dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan untuk meninggkatkan pengetahuan dan penguasaan kosa kata bahasa Muna, sehingga mereka lebih terampil berbahasa Muna, dengan diksi yang tepatdiantara kata-kata yang bersinonim. Masalah sinonim termasuk didalam bidang kajian semantic yang yang sendirinya juga merupakan lapangan yang juga merupakan lapangan yang masih terbuka bagi penelitian kebahasaan. Disamping itu, khusus untuk bahasa muna dialek Gulamas sepanjang pengetahuan penulis,penelitian dibidang semantik khususnya kesinoniman dalam bahasa Muna dialek Gulamas belum banyak dilakukan. Penelitian tentang kesisnoniman kata yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yakni harus dilakukan oleh peneliti sebelumnya yakni dilakukan oleh Nertin (1996) yang membahas “Kesinoniman Kata dalam Bahasa Tolaki dialek Konawe”, Seham (1999) yang membahas “Kesinoniman Kata dalam Bahasa Kepulauan Tukang Besi dialek Wanci”, dan Haryawati (2002) yang membahas “Kesinoniman Kata dalam Bahasa
  • 4. Kulisusu”. Penelitian terhadap bahasa Muna dialek Gulamas pernah dilakukan antara lain ”Struktur Bahasa Gu Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara” oleh lagoasi,etal (1983), “Sistem Morfologi dan Sintaksis Bahasa Muna dialek Gu, oleh Sailan (1990) dengan judul “Morfologi dan Sintaksis Bahasa Mawasangka”, serta Mursalin, et al. (1992) dengan judul “Struktur Bahasa Mawasangka”. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik ingin mengkaji kesinoniman kata dalam bahasa Muna dialek Gulamas, karena setiap bahasa khususnya bahasa daerah yang ada di Sulawesi Tenggara memilioki kesinoniman yang berbeda-beda. Demikian halnya dengan bahasa Muna dialek Gulamas dapat digunakan dengan pilihan kata yang sesuai dengan konteks kalimat. 2. KAJIAN PUSTAKA semantik adalah ilmu makna, membicarakan makna, bagaimana mula adanya makna sesuatu (misalnya, sejarah kata, dalam arti bagaimana arti kata itu muncul), bagaimana perkembanganya dan mengapa terjadi perubahan makna dalam sejarah bahasa. Semantik adalah telaah makna. Semantik menelaah lambing lambang atau tanda tanda yang menyatakan makna hubungan makna yang satu dengan makna yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat. Oleh karena itu, semantic mencakup makna-makna kata, perkembangan dan perubahanya. Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa Indonesia, seringkali kita temui adanya hubungan kemaknaan atau realsi semantik antara sebuah kata atau suatu bahasa lainya dengan kata atau satuan bahasa lainya. Hubungan atau relasi makna ini menyangkut hal kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan makna (polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimi), kelebihan makna (redudansi), dan sebagainya. Namun dalam penelitian ini hanya akan membahas tentang kesamaan makna atau sinonim. Pateda (2001) menyatakan bahwa untuk mendefinisikan sinonim, ada tiga batasan yang dapat dikemukakan yaitu: (1) kata-kata dengan acuan ekstra linguistik yang sama, misalnya kata mati dan mampus ; (2) kata yang mengandung makna yang sama
  • 5. misalnya kata memberitahukan dan kata menyampaikan; dan (3) kata-kata yang disubtitusikan dalam konteks yang sama, misalnya “kami berusaha agar pembagunan jalan terus”, “kami berupaya agar pembagunan berjalan terus”. Kata berupaya bersinonim dengan berusaha. Berdasarkan contoh-contoh kata tersebut, apabila direalisasikan dalam bahasa Muna dialek Gulamas yaitu (1) kata-kata dengan acuan ekstra linguistik yang sama, misalnya kata mate ‘mati’ dan tatasi ‘mampus’; (2) kata yang mengandung makna yang sama, misalnya kata fomaa ‘makan’dan kata febaku ‘makan’; dan (3) kata-kata yang dapat di distribusikan dalam konteks yang sama, misalnya lao ‘pergi’ dan kata kala ‘pergi’. Secara semantik, Verhar (1986 :32) mengatakan bahwa sinonim adalah ungkapan (biasanya berupa sebuah kata tetapi dapat pula frasa atau malah kalimat) yang kurang lebih sama maknaya dengan suatu ungkapan lain. Contoh: (1) dapat dan bisa, (2) ibu bapak dan orang tua (3) Ege melihat Ego dan Ego dilihat Ege. Dari beberapa teori diatas, peneliti lebih terpengaruh pada teorinya Verhar yang menyatakan bahwa kesinoniman merupakan sebuah ungkapan (biasa berupa kata, frase, atau kalimat) yang kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Berhubungan dengan pernyataaan di atas, adanya penekanan tentang sinonim dikatakan “kurang lebih” sama maknaya. Pengertian ini sangat beralasan karena kesamaan makna tidak beerlaku secara sempurna. Artinya meskipun maknaya sama, tetapi memperlihatkan perbedaan-perbedaan, apalagi jika berhubungan dengan pemakaian-pemakaian kata-kata tersebut. Hal yang perlu dijelaskan dari defenisi diatas ialah pernyataan bahwa kesinoniman dapat terjadi pada kata, frasa , klausa, atau bahkan pada kalimat. Penelitian ini mengkaji kesinoniman kata secara leksikal menurut makna leksikalnya, dan tidak membicarakan kesinoniman pada frasa, klausa atau kalimat secara gramatikal. Dengan pengertian tersebut, pasangan-pasangan sinonim dalam bahasa Muna dialek Gulamas dikumpulkan seebagai data penelitian. Misalnya pada kata “fuma” dan “kantolo” artinya ‘makan’ tidak bisa menggantikan. Ini merupakan bukti yang jelas bahwa kata-kata bersinonim itu sebagian besar tidak memiliki makna yang persis sama.
  • 6. Namun perlu diingat bahwa menurut Pateda (2001 : 84)menyatakan bahwa memang sulit memerikan batasan tentang makna. Tiap linguis memberikan batasan makna sesuai dengan bidang ilmu yang merupakan keahlianya. Itu tidak mengherankan jika kata dan kalimat yang mengandung makna ialah milik pemakai bahasa. Oleh karena itu, dikatakan selanjutnya bahwa pemakai bahasa bersifat dinamis yang kadang-kadang memperluas makna suatu kata ketika ia berkomunikasi sehingga makna kata dapat saja berubah. Kesulitan memberi batasan seperti yang dinyatakan diatas, tidak menutup kemungkinan bahwa suatu analisis yang diharapkan dalam sustu data dengan hasil yang memuaskan tetap dilaksanakan. Masalah peneliti yang menjadi garapan dalam penelitian adalah masalah makna kata. Komponen makna dalam setiap pasangansinonim dikembangkan secara terbuka. Artinya komponen makna itu dapat diperluas menurut kebutuhan analisis sehingga relasi kesinoniman antara tiap anggota pasangan sinonim semakin jelas. Penjelasan dalam bentuk lainya misalnya penjelasan dalam pemakaian kata tersebut dapat ditambah apabila diperlukan. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Jenis Penelitian 3.1.1 Metode penelitian Merujuk pada tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka metode yang akan digunakan dalam metode ini adalah metode deskriktif kualitatif. Metode ini merupakan penggambaran atau penyajian data berdasarkan kenyataan-kenyataan secara obyektif, sistematis dan akurat mengenai data sifat-sifat serta hubunganya dengan masalah penelitian. 3.1.2 Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian lapangan, yakni menyajikan data dan fenomena-fenomena berdasarkan fakta yang ditemukan oleh peneliti di lapangan sesuai dengan masalah penelitian. 3.2 Data dan Sumber Data 3.2.1 Data Penelitian Data penelitian ini adalah data lisan yang berupa tuturan kata atau frasa yang
  • 7. bersumber dari informan yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data diperoleh berupa tuturan-tuturan kata-kata para penutur asli bahasa Muna dialek Gulamas. 3.2.2 Sumber Data Penelitian Sumber data penelitian ini berasal dari informan asli bahasa Muna dialek Gulamas di Kecamatan Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton. 3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini tergolong penelitian lapangan, sehingga dalam mengumpulkan data peneliti langsung ke lokasi penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode cakap dan metode simak. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik libat, cakap, teknik rekam, serta teknik catat. 3.4 Metode dan Teknik Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan referensi. Metode padan referensi adalah metode padan dengan alat penentunya adalah kenyataan yang ditunjukan bahasa atau referensi bahasa. Setelah data terkumpul,selanjutnya data tersebut akan dianalisis. Dalam menganalisis data penelitian ini,peneliti menggunakan pendekatan semantik. Pendekatan ini sesuai dengan objek penelitian yaitu kesinoniman kata dalam bahasa Muna dialek Gulamas yang dapat dikaji berdasarkan aspek makna. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Kesinoniman Verba 4.1.1 Verba yang Menyatakan Makna Makan Verba tersebut dalam bahasa Muna dialek Gulamas ada 4 macam, yaitu kata fuma, febaku, poantoki, dan kantolo ‘makan’ meskipun pada kata-kata tersebut mempunyaibeberapa perbedaan pada komponen tingkat tutur, nilai rasa, dan pelaku, tetapi keempat kata tersebut bersinonim. 4.1.2 Verba yang Menyatakan Makna Tarik Kesinoniman verba yang menyatakan makna tarik dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata tonda dan hinta ‘tarik’, tetapi kedu kata tersebut cara melakukanya yang berbeda. Verba hinta ‘tarik’ digunakan untuk menarik sesuatu
  • 8. yang arahnya bisa dari depan, samping, atas, bawah, dan juga saling beerlawanan. Verba tonda ‘tarik’ digunakan untuk menarik benda yang ada di bagian belakang dan searah. 4.1.3 Verba yang Menyatakan Makna Beli Kesinoniman verba yang menyatakan makna beli dalam bahasa Muna dialek Gulamas adalah oli dan balanda ‘beli’. Kedua kata tersebut memiliki makna yang sama yaitu melakukan suatu kegiatan menukarkan barang dengan menggunakan nilai uang atau yang disebut dengan beli, baik dalam jumlah yang banyak maupun dalam jumlahh yang sedikit. 4.1.4 Verba yang Menyatakan Makna Cuci Kesinoniman verba yang menyatakan makna cuci dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata fewainu dan tofa ‘cuci’. Kedua kata tersebutmemiliki arti yang sama yaitu membersihkan suatu benda dengan menggunakan air, tetapi memiliki kolokasi yang berbeda. 4.1.5 Verba yang Menyatakan Makna Memasak Kesinoniman verba yang menyatakan makna memasak dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata dada, founda, dan toofi, ‘memasak’. Kata-kata tersebut bersinonim namun memiliki komponen makna yang berbeda-beda. 4.1.6 Verba yang Menyatakan Makna Pikul Verba yang menyatakan makna pikul dalam bahsa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata suu dan tongku ‘pikul’ serta mempunyai komponen makna dasar yang sama yaitu meletakkan suatu beban di bahu. 4.1.7 Verba yang Menyatakan Makna Tanam Verba yang menyatakan makna tanam dalam bahsa Muna dialek Gulamas adalah hoo, ladu, dan tano ‘tanam’. Ketiga kata tersebut mempunyai makna dasar yang sama, yaitu menyimpan atau menanam suatu didalam tanah, tetapi lokasinya berbeda. 4.1.8 Verba yang Menyatakan Makna Kencing Kesinoniman verba yang menyatakan makna kencing dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata totolea dan ooha ‘kencing’. Kedua kata tersebut memiliki makna dasar yang sama yaitu kencing tetapi lokasinya berbeda. 4.1.9 Verba yang Menyatakan Makna Pulang
  • 9. Kesinoniman verba yang menyatakan makna pulang dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata suli dan awo ‘pulang’. Tetapi kedua kata tersebut memiliki makna yang sama dan bisa saling menggantikan dalam satu kalimat tanpa mengubah makna kalimat tersebut. 4.1.10 Verba yang Menyatakan Makna Tutup Kesinoniman verba yang menyatakan makna tutup dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata onto, songko, dan dapo ‘tutup’. Ketiga kata tersebut memiliki makna yang sama, tetapi tidak bisa saling menggantikan dalam penggunaan sebuah kalimat. 4.1.11 Verba yang Menyatakan Makna Potong Verba yang menyatakan memisahkan suatu benda dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata keba, tumpo, dan dodo ‘potong’. Kata-kata tersebut memiliki makna yang sama yaitu memisahkan atau membagi suatu benda menjadi dua bagian. 4.1.12 Verba yang Menyatakan Makna Ikat Kesinoniman verba yang menyatakan makna ikat dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata boke dan tapu ‘ikat’. Kedua kata tersebut bersinonim, tetapi memiliki komponen makna yang berbeda-beda. 4.1.13 Verba yang Menyatakan Makna Tiup Verba yang menyatakan makna tiup dalam bahasa Muna dialek Gulamas dapat dinyatakan dengan menggunakan kata-kata antara lain buso, utu, dan punto ‘tiup’. Ketiga kata tersebut bersinonim namun memiliki komponen makna yang berbeda-beda. 4.1.14 Verba yang Menyatakan Makna Buka Verba yang menyatakan makna buka dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata lengka dan wula ‘buka’. Kedua kata tersebut memiliki makna yang sama yaitu membuka sesuatu dari tertutup menjadi Nampak terbuka. 4.1.15 Verba yang Menyatakan Makna Pergi Verba yang menyatakan makna pergi dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata lao dan kala ‘pergi’. Kata lao dan kala bisa saling bersubtitusi dalam penggunaanya.
  • 10. 4.1.16 Verba yang Menyatakan Makna Naik Kesinoniman verba yang menyatakan makna naik dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata ende, foni, dan kamponea ‘naik’. Kata-kata tersebut memiliki makna dasar naik atau dari bagian bawah menuju keatas dan dari bagian lebih rendah menjadi lebih tinggi. 4.1.17 Verba yang Menyatakan Makna Belah Kesinoniman verba yang menyatakan makna belah dalam bahasa Muna dialek Gulamas adalah kelah, wengka, dan solo ‘belah’. Ketiga kata tersebut mempunyai makna dasar yaitu membelah sesuatu menurut panjangnya benda yang dibagi menjadi dua bagian. 4.1.18 Verba yang Menyatakan Makna Pukul Verba yang menyatakan makna pukul dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata bebe, hambi, wandu, dan wangku ‘pukul’. Kata-kata tersebut dapat memilki makna yang sama dan dapat bersubtitusi dalam penggunaanya. 4.1.19 Verba yang Menyatakan Makna Bicara Kesinoniman verba yang menyatakan makna bicara dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata pogau dan bisaha ‘bicara’. Namun kedua kata tersebut bisa saling bersubtitusi dalam sebuah kalimat. 4.2 Kesinoniman Nomina 4.2.1 Nomina yang Menyatakan Makna korek Api Kesinoniman nomina yang menyatakan makna korek api dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim mengunakan kata colo dan katikia ‘korek api’. Kedua kata tersebut bersinonim namun rujukan bendanya berbeda. Nomina colo ‘korek api’ bentuk bendanya adalah berupa kayu yang diperoduksi sedemikian rupa, seperti potongan lidi atau terbuat dari potongan-potongan kayu yang diperkecil serta ujungnya mengandung bahan bakar. Cara menyalakan apinya yaitu dengan cara mengorek. Kata ini memiliki nilai rasa yang netral. Nomina katikia ‘korek api’ bendanya berbentuk utuh atau permanen, dan biasanya memiliki roda atau istilah yang digunakan sekarang adalah korek gas. 4.2.2 Nomina yang Menyatakan Makna Wanita/Perempuan
  • 11. Nomina yang mengandung makna orang yang berjenis kelamin perempuan dalam bahasa Muna dialek Gulamas ada beberapa macam, antara lain hobine, kalambe dan kabua-bua. 4.2.3 Nomina yang Menyatakan Makna Rumah Nomina yang menyatakan makna rumah dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata lambu dan kambohu-mbohu ‘rumah’. Kedua kata tersebut memiliki makna dasar yang sama yaitu tempat tinggal manusia yang berbentuk rumah baik di dalamnya memiliki fasilitas yang lengkap maupun tidak lengkap. 4.2.4 Nomina yang Menyatakan Makna Dayung Nomina yang menyatakan makna dayung dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata bose dan dao ‘dayung’. Kedua kata dasar tersebut memiliki makna dasar yang sama yaitu alat untuk menggerakkan perahu dengan cara mendayung. 4.2.5 Nomina yang Menyatakan Makna Kalung Nomina yang menyatakan makna kalung dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata hante dan kalo ‘kalung’. Kedua kata tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghiasi leher, tetapi memiliki jenis benda yang berbeda. 4.2.6 Nomina yang Menyatakan Makna Buah Labu Nomina yang menyatakan makna buah labu dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata labu dan wule ‘labu’. Kedua kata tersebut bersinonim, tetapi memiliki komponen makna yang berbeda. 4.3 Kesinoniman Adjektiva 4.3.1 kesinoniman Adjektiva yang Menyatakan Makna Pendek Adjektiva yang menyatakan makna pendek dalam bahasa Muna dialek Gulamas adalah panda dan ubu ‘pendek’.kedua kata tersebut bersinonim, tetapi memiliki lokasi yang berbeda. 4.3.2 kesinoniman Adjektiva yang Menyatakan Makna lambat Kesinoniman adjektiva yang menyatakan makna lambat dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan luntu dan mau ‘lambat’. Kedua kata tersebut bersinonim, tetapi memiliki kolokasi yang berbeda sehingga tidak dapat saling menggantikan dalam konteks kalimat.
  • 12. 4.3.3 kesinoniman Adjektiva yang Menyatakan Makna Panas Kesinoniman adjektiva yang menyatakan makna Panas dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata sodo dan pana ‘panas’. Kedua kata tersebut bersinonim tetapi memilkii kolokasi yang berbeda. 4.3.4 kesinoniman Adjektiva yang Menyatakan Makna Malu Kesinoniman adjektiva yang menyatakan makna malu dalam bahasa Muna dialek Gulamas menggunakan kata kaili dan noambano ‘malu’. Kedua kata tersebut memiliki kesamaan makna, tetapi memiliki kolokasi yang berbeda-beda. 4.3.5 kesinoniman Adjektiva yang Menyatakan Makna Longgar Kesinoniman adjektiva yang menyatakan makna longgar dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata luo dan luba ‘longgar’. Kedua kata tersebut memiliki persamaan makna, tetapi tidak saling menggantikan dalam satu konteks kalimat. 4.3.6 kesinoniman Adjektiva yang Menyatakan Makna Pandai Adjektiva yang menyatakan makna pandai atau mampu melaksanakan sesuatu dengan menggunakan akal atau pikiran dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata pande dan makida ‘pintar’. Kedua kata tersebut memiliki kesamaan makna, tetapi memilki kolokasi y7ang berbeda-beda. 4.3.7 kesinoniman Adjektiva yang Menyatakan Makna Cepat Kesinoniman adjektiva yang menyatakan makna cepatt dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata magala dan himba ‘cepat’. Kedua kata tersebut memiliki makna dasar yang sama yaitu dapat menempuh suatu jarak dengan waktu yang singkat tetapi kolokasinya berbeda. 4.3.8 kesinoniman Adjektiva yang Menyatakan Makna Marah Adjektiva yang menyatakan makna marah dalam bahasa Muna dialek Gulamas lazim menggunakan kata amaha dan pamuhu ‘marah’. Kata amaha memiliki nilai rasa yang netral sedangkan kata pamuhu memilki nilai rasa yang kasar.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Aminuddin. 1998. Semantik : Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung : CV Sinar Baru. Berg, Rene Van Den. 1989. A Grammar of Muna Languange. Dordechi Holland : Foris Publication. Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. Djajasudarma, Fatimah. 1999. Semantik I (Pengantar ke Arah Ilmu Makna). Bandung : PT. Refika Aditama.