Makalah ini membahas tentang sikap generasi muda terhadap bahasa daerah dan upaya pelestariannya. Generasi muda cenderung meninggalkan bahasa daerah karena pengaruh globalisasi, teknologi, dan pendidikan formal. Untuk melestarikan bahasa daerah perlu kesadaran akan identitas budaya dan dukungan berbagai pihak.
1. ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
OLEH:
IDA AYU SINTHA DEVI 1508505003
QURROTUL AINI SHODIQUNA 1508505004
PUTU PRADNYA PRAMITA DEWI 1508505005
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya, adapun judul dari makalah ini adalah “Generasi Muda yang
Cenderung Meninggalkan Bahasa Daerahnya”. Makalah ini berisikan tentang materi
bahasa daerah yang telah ditinggalkan oleh generasi muda, yang dibahas secara dalam
mengenai faktor yang mempengaruhi hal tersebut sehingga mendapatkan solusi dari
masalah tersebut dan dihubungan dengan kearifan lokal yang ada di Bali.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga dari
makalah ini, kita dapat menambah rasa cinta dan kebanggaan kita terhadap bahasa
nasional maupun bahasa daerah yang kita miliki secara turun temurun.
Denpasar, Maret 2016
Penyusun
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan
memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita
sebut kebudayaan. Kebudayaan adalah keseluruhan dari hasil cipta, rasa, dan karsa
manusia dalam kehidupan masyarakat. Kebudayaan daerah merupakan faktor utama
berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan
nasional. Kebudayaan nasional yang bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat
berpengaruh pula terhadap kebudayaan daerah atau kebudayaan lokal. Kebudayaan
merupakan suatu kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan ciri khas
dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah.
Kekayaan budaya Indonesia sangat terkait dengan keanekaragaman bahasa
daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Karena kearifan lokal tercermin
dari bahasa daerah. Tapi saat ini bahasa daerah di Indonesia semakin terdesak.
Sejumlah bahasa daerah terancam bahkan telah punah akibat jarangnya hingga tidak
adanya penutur atau yang menggunakan bahasa daerah. Perkembangan industri
media massa yang pesat saat ini turut berperan dalam mempengaruhi semakin
terdesaknya bahasa daerah.
Bahasa adalah bagian penting dari budaya. Sebagai alat komunikasi dalam
masyarakat ia memiliki peran penting dalam mempertahankan budaya suatu
masyarakat. Karena bahasa memanfaatkan tanda-tanda yang ada di lingkungan suatu
masyarakat. Kearifan lokal suatu daerah bisa tercermin dari bahasa yang digunakan.
Oleh karena itu setiap bahasa daerah memiliki nilai luhur untuk menciptakan
masyarakatnya berkehidupan lebih baik menurut mereka. Fenomena ditinggalkannya
bahasa daerah sebagai bahasa ibu harus diakui sudah terjadi saat ini. Generasi muda
yang menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi pada kehidupan sehari-
hari. Begitu pula dengan komunikasi pada lingkungan bermasyarakat maupun
lingkungan sekolah. Bahasa Indonesia di Yogjakarta telah menjadi pilihan pertama
dibandingkan bahasa daerah terutama di perkotaan. Apabila ini terus terjadi maka
akan menghilangan identitas yang kita miliki dari berbagai daerah. Berdasarkan
4. uraian tersebut penulis tertarik untuk membahas mengenai bahasa daerah yang
ditinggalkan oleh generasi muda.
2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan dan dikaji
permasalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sikap generasi muda terhadap bahasa daerah ?
2. Apa solusi untuk menghadapi hilangnya bahasa daerah ?
3. Bagaimana hubungannya dengan kearifan lokal di Bali ?
2.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hal-hal
sebagaimana yang disebutkan di bawah ini:
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan bahasa daerah dan
hal-hal yang menyebabkan ditinggalkannya bahasa daerah oleh generasi
muda
2. Mahasiswa dapat mengetahui solusi dan memecahkan masalah budaya
mengenai ditinggalkannya bahasa daerah
3. Mahasiswa dapat mengetahui nilai-nilai kearifan lokal dan juga mengetahui
tentang bagaimana hubungan antara masalah budaya dengan nilai-nilai
kearifan lokal yang ada di Bali.
2.4 Manfaat
Makalah ini memiliki manfaat. Manfaat dari pembuatan makalah ini dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Manfaat bagi pembaca
Untuk mengetahui masalah budaya yang terjadi di Indonesia mengenai
generasi muda yang meninggalkan bahasa daerah.
2. Manfaat untuk penulis
- Menambah wawasan dan kepribadian agar memperoleh wawasan yang
luas dalam tingkah laku manusia menghadapi manusia lain
- Meningkatkan pola pikir yang kritis terhadap masalah sosial dan budaya.
5. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sikap Generasi Muda terhadap Bahasa Daerah
Indonesia memiliki sekitar 600 bahasa daerah (BD) yang berperan sebagai
bahasa ibu, dengan jumlah penutur yang sangat beragam dari puluhan ribu sampai
puluhan juta. Di antara semua bahasa daerah tersebut, hanya delapan bahasa daerah
yang dikategorikan bahasa daerah utama, yaitu bahasa Jawa, Sunda, Madura,
Minangkabau, Bugis, Batak, Banjar, dan Bali. Bahasa daerah adalah suatu bahasa
yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan, pada suatu daerah
kecil, negara bagian federal atau provinsi, atau daerah yang lebih luas. Sedangkan
defenisi Bahasa Daerah dalam hukum Internasional yang termuat dalam rumusan
Piagam Eropa untuk Bahasa-Bahasa Regional atau Minoritas diartkan bahwa
"bahasa-bahasa daerah atau minoritas" adalah bahasa-bahasa yang secara tradisional
digunakan dalam wilayah suatu negara, oleh warga negara dari negara tersebut, yang
secara numerik membentuk kelompok yang lebih kecil dari populasi lainnya di
negara tersebut dan berbeda dari bahasa dari negara tersebut. Ada beberapa
pengertian bahasa menurut para ahli yaitu
Menurut Fodor (1974), Bahasa adalah system simbol dan tanda. Yang dimaksud
dengan system simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat
konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan system tanda adalah bahwa
hubungan tanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau
ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud.
Menurut Bolinger (1981), Bahasa memiliki system fonem, yang terbentuk
dari distinctive features bunyi, system morfem dan sintaksis. Untuk
mengungkapkan makna bahasa harus berhubungan dengan dunia luar. Yang
dimaksud dengan dunia luar adalah dunia diluar bahasa termasuk dunia dalam diri
penutur bahasa. Dunia dalam pengertian seperti ini disebut realita.
Menurut Felicia (2001:1), Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk
berkomunikasi sehari-hari, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis.
( Tumanggor dkk., 2010 ).
Bahasa daerah baik lisan maupun tulisan merupakan kekayaan budaya daerah
yang kelestariannya ditentukan oleh pendukung budaya daerah yang bersangkutan.
Bahasa daerah menyimpan nilai-nilai kedaerahan dan akan memberikan sumbangsih
6. yang sangat besar bagi perkembangan bahasa di daerah dan Indonesia pada
umumnya. Dengan bahasa daerah, kita dapat mengetahui asal-usul suatu daerah
dengan berbagai kearifan yang dicurahkan lewat berbagai mitos, legenda, dongeng,
dan riwayat termasuk di dalamnya permainan rakyat dan nyanyian lokal. Masalah
yang ada saat ini adalah kurangnya perhatian masyarakat terutama oleh generasi
muda terhadap bahasa daerah. Bahasa daerah telah berada di ambang kepunahan
karena hanya segelintir orang yang punya kepedulian terhadapnya. Perlu kita ketahui,
bahwa tanpa adanya dukungan dari masyarakat, bahasa daerah akan hilang tanpa
bekas dan masyarakat akan kehilangan identitas budaya. Budaya luar yang dengan
mudah diperoleh dari media cetak maupun elektronik juga sangat mempengaruhi
perkembangan bahasa daerah.
Berbicara mengenai bahasa daerah, tentunya tidak dapat terlepas dari bahasa
yang menjadi akar dari bahasa daerah itu sendiri. Selain itu, bahasa juga menjadi
simbol suatu peradaban bangsa. Kematian bahasa daerah, mengakibatkan hilangnya
suatu kebudayaan dan musnahnya suatu peradaban. Bahasa daerah merupakan salah
satu unsur kebudayaan nasional yang dilindungi oleh negara dan dijamin dengan
undang-undang.
Pada era globalisasi ini mendorong perkembangan bahasa secara cepat. Banyak
bahasa yang datang dari luar terutama bahasa Inggris turut memengaruhi
perkembangan bahasa di Indonesia. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional
yang digunakan sebagai pengantar dalam berkomunikasi antar bangsa. Dengan
ditetapkanya bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, maka orang akan
cenderung memilih untuk menguasai bahasa Inggris agar mereka tidak kalah dalam
persaingan di dunia internasional sehingga tidak buta akan informasi dunia.
Perkembangan bahasa Inggris di Indonesia telah menyelimuti bahasa di negeri kita
ini. Bahasa pemersatu kita yaitu bahasa Indonesia dapat dibilang masih “kacau”
dalam masyarakat. Masyarakat Indonesia khususnya generasi muda jarang atau
bahkan tidak mengenal atau tidak tahu sama sekali bahasa daerah mereka masing-
masing. Anak-anak muda cenderung untuk lebih tertarik dengan hal yang sedang
marak-maraknya atau senang mengikuti perkembangan zaman. Seperti kita ketahui
anak-anak muda zaman sekarang lebih suka belajar bahasa Inggris bahkan mereka
belajar bahasa korea, jepang, jerman dan lain-lain. Mereka lebih senang dan
menikmati belajar bahasa asing daripada belajar bahasa di negeri mereka sendiri.
Keadaan ini sungguh menyedihkan. Kondisi masyarakat Indonesia khususnya
7. generasi penerus bangsa tidak dapat melestarikan budaya bangsa yaitu bahasa daerah
mereka sendiri. Hal ini jika dibiarkan saja dapat mengakibatkan bahasa daerah akan
semakin pudar atau bahkan hilang seiring perkembangan zaman.
Dahulu bahasa daerah banyak digunakan dalam pertunjukan kesenian-kesenian
daerah, upacara-upacara adat, serta dalam pembicaraan sehari-hari di daerah-daerah
tertentu. Cerita-cerita rakyat atau cerita pada masa lampau mengenai kehidupan
masyarakat daerah ditungakan dalam bentuk kesenian daerah melalui bahasa-bahasa
daerah yang telah ada dari para leluhur. Dalam upacara adat pun, bahasa daerah tetap
digunakan seperti pada perayaaan atau upacara pernikahan dalam adat suatu daerah.
Bahasa daerah ini telah hidup dan menyatu dengan masyarakat yang hidup di daerah
pedalaman atau kota-kota kecil dan mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari
seperti berkomunikasi satu sama lain. Namun beda hal nya dengan masyarakat yang
tinggal di kota-kota besar.
Para generasi muda atau remaja suka memandang bahasa daerah sebagai suatu
hal yang kuno, dan tidak penting dalam kehidupan sehari-hari. Padahal seharusnya
para generasi muda inilah yang sudah seharusnya mempelajari bahasa daerah yang
ada di negeri kita ini, karena generesi muda ialah penerus bangsa yang dapat
melestrarikan bahasa daerah tersebut. Generasi muda seharusnya mau mempelajari
dan senang dengan budaya daerahnya serta dapat menyebarkan, memperluas
penggunaan bahasa daerah, dan menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Tujuanya agar bahasa daerah tidak pudar dan tidak tertutupi oleh bahasa
asing yang datang dari luar.
Adanya bahasa asing terutama bahasa Inggris memang penting dalam
kehidupan kita. Terlebih lagi karena bahasa Inggris merupakan bahasa pemersatu
dalam dunia internasional. Namun sebagai generasi muda tidak boleh melupakan
bahasa daerah. Masyarakat khususnya generasi muda juga tidak boleh mempelajari
sesuatu hanya karena gengsi atau agar dianggap keren dan mengikuti perkembangan
zaman namun seharusnya malu dan prihatin terhadap keadaan bahasa daerah di
Indonesia. Bahasa daerah yang justru menjadi ciri khas sudah mulai dilupakan dan
diabaikan. Bahasa daerah merupakan lambang identitas dan lambang jati diri setiap
bangsa, setiap etnik, dan setiap masyarakat yang perlu dijaga, dilestarikan dan
dikembangkan agar tidak punah terutama oleh generasi muda sebagai penerus
kebudayaan bangsa. Karena apabila sebuah bahasa daerah punah maka adalah sebuah
8. kerugian besar. Untuk itu adanya perhatian dan partisipasi dari berbagai pihak akan
sangat mendukung tercapainya usaha untuk tetap melestarikan bahasa daerah.
Faktor- faktor penyebab kurangnya minat remaja terhadap bahasa daerah dapat
disebabkan oleh pengaruh dari luar maupun dari dalam yaitu :
1. Remaja saat ini sedang asik berlomba dalam mempelajari teknologi.
2. Kurangnya informasi tentang bahasa daerah.
3. Lingkungan sekitar yang mempengaruhi bahasa komunikasi remaja.
4. Pendidikan formal yang kurang menggunakan pengantar bahasa daerah.
5. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap pentingnya bahasa daerah.
6. Pengaruh orang tua yang dari awal tidak memperkenalkan bahasa daerah kepada
anak-anaknya sejak kecil.
7. Adanya sifat gengsi di dalam diri remaja ketika berkomunikasi terhadap teman
sebayanya.
2.2 Solusi untuk Menghadapi Hilangnya Bahasa Daerah
Apabila generasi muda secara berkelanjutan tidak menggunakan dan tidak
bangga terhadap bahasanya sendiri maka suatu saat nanti bahasa daerah yang kita
miliki bisa saja punah dan hilang begitu saja. Untuk menghindari hal tersebut mas
hal-hal yang dapat dilakukan yaitu :
1. Bahasa daerah diajarkan sejak dini oleh orang tua
Bagi beberapa orang, bahasa daerah juga dinilai kurang memasyarakat. Tidak
semua orang bisa memahami bahasa yang merupakan asli dari daerah ini.
Bahkan, penggunaaan bahasa daerah dengan halus, banyak dilakukan dalam
kegiatan upacara atau resmi (formal), seperti pengantin. Hal tersebut salah
satunya disebabkan karena anak-anak tidak mengenal bahasa daerahnya
sendiri sehingga hingga dewasa juga mereka tidak menau tentang apa bahasa
daerah yang mereka miliki. Oleh sebab itu diharapkan para orang tua
setidaknya mengenalkan dan mengajarkan bahasa daerah kepada anaknya
sejak usia dini.
2. Bahasa daerah dimasukkan ke dalam kurikulum pembelajaran di sekolah
Anak-Anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah. Apabila
orang tua di rumah tidak dapat mengajarkan atau mengenalkan bahasa daerah
9. maka sekolah melalui kurikulum pembelajaran dapat menjadi media
pengenalan bahasa daerah untuk anak-anak.
3. Bahasa daerah digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari
Saat ini penggunaan bahasa daerah kurang diminati. Hal itu dimungkinkan,
sudah mulai ada penjajahan dari kapitalis, dengan masuknya bahasa asing,
sehingga masyarakat lebih suka menggunakan bahasa asing, ketimbang
mengakui identitas budaya sendiri. Bahasa asing boleh saja digunakan namun
kita juga tetap harus dapat menggunakan bahasa daerah yang merupakan
bahasa Ibu. Tidak ada salahnya menggunakan bahasa daerah untuk
berkomunikasi, yang terpenting adalah apa yang ingin kita sampaikan melalui
bahasa dapat diterima oleh lawan bicara kita.
2.3 Hubungan dengan Kearifan Lokal
Menurut bahasa, keafiran lokal terdiri dari dua kata, yaitu kearifan dan
lokal. Di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kearifan artinya bijaksana,
sedangkan local artinya setempat. Dengan demikian pengertian kearifan
lokal menurut tinjauan bahasa merupakan gagasan-gagasan atau nilai-nilai
setempat atau (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang
tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya di tempat tersebut. Kearifan lokal
terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi
geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang
patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup.
Dari definisi itu, kita dapat memahami bahwa kearifan lokal adalah
pengetahuan yang dikembangkan oleh para leluhur dalam mensiasati lingkungan
hidup sekitar mereka, menjadikan pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya dan
memperkenalkan serta meneruskan itu dari generasi ke generasi. Beberapa bentuk
pengetahuan tradisional itu muncul lewat cerita-cerita, legenda-legenda, nyanyian-
nyanyian, ritual-ritual, dan juga aturan atau hukum setempat. Kearifan lokal
menjadi penting dan bermanfaat hanya ketika masyarakat lokal yang mewarisi
sistem pengetahuan itu mau menerima dan mengklaim hal itu sebagai bagian dari
kehidupan mereka. Dengan cara itulah, kearifan lokal dapat disebut sebagai jiwa
dari budaya lokal. Bahasa merupakan salah satu bentuk budaya. Sehingga bahasa
daerah memiliki kaitan yang erat dengan kearifan lokal daerah itu sendiri. Tanpa
10. bahasa, khususnya bahasa daerah kearifan lokal tidak mungkin ada. Karena bahasa
merupakan media penyampaiannya.
11. BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bahasa daerah baik lisan maupun tulisan merupakan kekayaan budaya daerah
yang kelestariannya ditentukan oleh pendukung budaya daerah yang bersangkutan.
Bahasa daerah menyimpan nilai-nilai kedaerahan dan akan memberikan sumbangsih
yang sangat besar bagi perkembangan bahasa di daerah dan Indonesia pada
umumnya. Dengan bahasa daerah, kita dapat mengetahui asal-usul suatu daerah
dengan berbagai kearifan yang dicurahkan lewat berbagai mitos, legenda, dongeng,
dan riwayat termasuk di dalamnya permainan rakyat dan nyanyian lokal. Namun
bahasa daerah telah dilupakan karena banyak faktor sehingga kita harus tetap
menjaga dan melestarikan bahasa daerah agar tidak punah.
3.2 Saran
Adapun yang dapat kami sarankan yaitu kita bersama menjalankan solusi yang
telah diberikan oleh penulis, setidaknya kita berusaha untuk mempertahankan apa
yang telah kita dapatkan sehingga tidak hilang begitu saja ditelan masa.
12. DAFTAR PUSTAKA
Adeney, Bernard. 2000. Etika Sosial Lintas Budaya. Yogjakarta: Kanisius
Tumanggor, Rusmin., dkk.. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group