SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
SENYAWA BERIKATAN ION
Nama Kelompok :
1. L.G. Dwi Karyani (1313031019)
2. I Gusti Ayu Suryani (1313031026)
3. Made Enny Budi Astuti (1313031027)
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015
SENYAWA BERIKATAN ION
Ikatan kovalen terjadi dengan cara pemilikan bersama pasangan elektron (electron
sharing), ikatan ion terjadi dengan cara transfer elektron, ikatan logam terjadi dengan cara
atom masing-masing menyumbangkan elektron untuk membentuk awan elektron yang
menggikat atom-atom, sedangkan ikatan van der waaals adalah ikatan yang terjadi karena
interaksi antar molekul dengan gaya-gaya ikat seperti, gaya orientasi, gaya induksi, dan
gaya london.
Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dengan ion negatif dengan gaya ikat
elektrostatis (gaya Coulomb). Ion positif dan negatif terbentuk melalui transfer elektron
antara atom. Atom yang melepaskan elektron menjadi ion positif sedangkan yang
menerima elektron menjadi ion negatif.
Pada kenyataannya, padatan kristal senyawa ion tidak berupa pasangan-pasangan
ion yang bisa terbedakan atau terpisah satu dengan yang lain, melainkan berupa suatu
ikatan elektrostatik antara keseluruhan ion, baik antara muatan yang berlawanan maupun
antara muatan yang sama, antara ion tetangga maupun yang bukan tetangga. Gaya
elektrostatik antara ion yang bukan tetangga lebih lemah dari yang bertetangga.
Rumus gaya elektrostatis :
2
2
2
r
e
Fc  dimana, r = jarak inti ion dalam kesetimbangan
Kecenderungan Atom Membentuk Ion
Kecenderungan atom berubah menjadi ion berhubungan dengan konfigurasi
elektron. Konfigurasi elektron yang tingkat energi utamanya atau kulitnya penuh
(konfigurasi elektron gas mulia) adalah konfigurasi elektron yang stabil. Disamping
konfigurasi elektron gas mulia, ditemukan pula beberapa ion cukup stabil dengan
konfigurasi elektron subkulit terluar yang penuh (kestabilan sub kulit penuh).
Cu+, Zn2+, Ga3+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10
Ag+, Cd2+, In3+, Sn4+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 4d10
Au+, Hg2+,Tl3+,Pb4+: : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 4f14 5d10
In+, Sn2+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 4d10 5s2
Tl+, Pb2+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 4f14 5d10 6s2
Dari diagram orbital terlihat jelas bahwa terisinya subkulit setengah penuh dan
penuh memberikan kebolehjadian menemukan electron yang simetris di sekitar inti.
Sebagai contoh, subkulit 2p terdiri dari 3 orbital, yaitu 2px, 2py, dan 2pz yang masing-
masing orientasinya di sumbu x, y, dan z. Apabila seluruh orbital di subkulit tersebut terisi
elektron yang seimbang, maka peluang menemukan elektron akan simetris di sekitar inti.
Atom yang tidak mempunyai kedekatan konfigurasi elektron dengan gas mulia,
ataupun tidak mempunyai kedekatan dengan konfigurasi stabil subkulit penuh, dapat
membentuk ion stabil dengan konfigurasi yang tidak sesuai dengan kecenderungan yang
telah diuraikan di atas. Beberapa contoh ion dari logam transisi yang termasuk kelompok
ini adalah:
Fe2+ Co3+ : [Ne] 3s2, 3d6
Ni2+ : [Ne] 3s2, 3d7
Cr3+ : [Ne] 3s2, 3d2
Hukum Fajans
Secara kualitatif, Fajans membuat aturan tentang kemudahan membentuk ion, yang
sering disebut dengan hukum Fajans, yaitu ion akan terbentuk dengan mudah apabila:
- struktur ion (konfigurasi elektronnya) stabil.
- untuk struktur ion yang sama (isoelektronik), ion semakin mudah terbentuk apabila
muatanya kecil.
- atom yang membentuk anion kecil atau atom yang membentuk kation besar, maka ion
mudah terbentuk.
Afinitas elektron (A) adalah besarnya energi yang terlibat (umumnya energi yang
dilepaskan) apabila atom dalam wujud gas menangkap elektron.
O(g)+e → O-(g) ..............................A1.
O-(g)+e → O2-(g) ............................A2.
Semakin kecil ukuran atom, semakin besar afinitas elektron (afinitas elektron berharga
lebih negatif), semakin besar muatan negatifnya semakin kecil afinitas elektronnya.
Afinitas elektron bisa berharga negatif artinya diperlukan energi bila atom
menerima elektron. Hal ini terjadi pada atom yang menerima lebih dari satu elektron
karena ada tolakan elektron yang kedua oleh elektron yang pertama. Seperti potensial
ionisasi, afinitas elektron ditentukan secara spektroskopi dan dinyatakan dalam satuan
elektron volt/atom atau kkal/mol.
Keelektronegatifan
Selain dengan afinitas elektron, kemudahan membentuk ion negatif (anion) juga
dapat dinyatakan dalam bentuk yang lebih praktis, yaitu dalam bentuk skala
keelektronegatifan yang menyatakan ukuran kemudahan atom menerima elektron
membentuk anion.Fakta bahwa energi ikatan kovalen ataupun jari-jari kovalen kurang
sempurna memenuhi sifat aditif (sifat yang bisa dijumlahkan) menunjukkan bahwa atom-
atom mempunyai beda keelektronegatifan.
Persaman XA-XB= √Δ/23 mengisyaratkan bahwa Δ tidak boleh berharga negatip
karena akan menghasilkan bilangan yang imaginer. Perhitungan selisih energi (Δ)
menggunakan persaman di atas,
Δ=D(A-B)-½{D(A-A)+D(B-B)}
Tidak menjamin Δ > 0 ( positip). Apabila dilakukan pencermatan tentang proses
yang terjadi yang berhubungan dengan harga Δ (sesuai dengan persamaan di atas), ternyata
Δ berkaitan dengan kalor yang dibebaskan untuk reaksi :
½A2(g)+½B2(g) → AB(g) + Δ, (ΔH=-). Dengan demikian, Δ berharga positif bila reaksi
eksoterm (ΔH=-), dan berharga negatif bila reaksi adalah endoterm ((ΔH= +). Untuk lebih
mengurangi resiko harga negatif dari Δ, maka Δ tidak dihitung menggunakan rata-rata
hitung, melainkan menggunakan rata-rata geometri (kuadrat rata-rata).
)()()( . BBAABA DDD  
Energi Kisi Kristal, Ukuran Kekuatan Ikatan Ion
Energi kisi adalah energi yang dilepaskan bila ion positip dan ion negatip dalam
keadaan gas membentuk padatan kristal ion. Energi kisi dapat dianggap sebagai ukuran
kekuatan ikatan ion. Energi kisi (U) dapat ditentukan secara eksperimen tidak langsung
menggunakan siklus Born-Haber.
Berdasarkan hukum Hess :
ΔHf = ΔH1+ΔH2+ΔH3+ΔH4+ΔH5
Ion-ion berada pada jarak tertentu dimana terjadi keseimbangan gaya tarik dan gaya
tolakan coulomb. Pengaruh jarak antara ion terhadap energi potensial tarikan dan tolakan
adalah sebagai berikut :
r
ANezz
Uc
2
21

nR
r
NB
U 
Jari-Jari Ion
Pengertian tentang jari-jari sudah diuraikan sebelumnya, dimana jari-jari tidak bisa
ditentukan dari atom atau ion bebas. Secara eksperimen, yang dapat ditentukan adalah jarak
dua atom atau ion.
Jarak dua ion dalam kristal dapat ditentukan dengan defraksi sinar X. Karena
senyawa ion terbentuk dari dua spesi (ion) yang berbeda, maka jari-jari ion bukanlah
setengah dari jarak dua ion, melainkan dihitung dengan cara-cara tertentu.
Pauling berasumsi bahwa ion berupa bola pejal, dimana antara ion positip dengan
negatip saling bersinggungan . Dengan demikian,
R= Rk + rA
Pauling menyatakan bahwa jari-jari ion berbanding terbalik dengan muatan efektif. Untuk
deret isoelektronik (konfigurasi elektron sama) berlaku :
)( SZ
Cn
r


Harga S untuk elektron tertentu bisa diperoleh menggunakan pendekatan Slater.
Slater mengelompokkan subkulit untuk menentukan pengaruh penabiran (shielding)
elektron dalam terhadap elektron lebih luar.
(1s) (2s, 2p) (3s,3p) (4s,4p) (4d) (4f) (5s,5p) dst.
Aturan Slater dalam menentukan efek shielding adalah sebagai berikut:
a. hanya elektron dalam yang menabir elektron luar, tidak sebaliknya
b. untuk setiap elektron valensi pada subkulit yang sama, yaitu ns dan np menabir sebesar
0,35, kecuali pada subkulit 1s hanya menabir 0,3 untuk setiap elektron
c. setiap elektron pada tingkat n-1 (s dan p) menabir 0,85
d. setiap elektron pada tingkat n-2 dan lebih rendah (s dan p) menabir 1
e. untuk setiap elektron valensi pada subkulit yang sama, yaitu nd dan nf menambir 0,35
f. elektron pada tingkat n-1 dan lebih rendah (d dan f) menabir 1.
PROBLEM
1. Yang mana lebih besarsifat paramagnetik antara unsur 24Cr dengan 25Mn, jelaskan
mengapa demikian?
Jawab:
a. 24Cr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s1
Diagram orbital 24Cr:
↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿ ↿ ↿ ↿ ↿ ↿
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s1
b. 25Mn : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5
Diagram orbital 25Mn :
↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿ ↿ ↿ ↿ ↿
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5
Berdasarkan diagram orbital di atas, dapat dilihat bahwa unsur Cr memiliki elektron tidak
berpasangan sejumlah 6, Mn memiliki elektron tidak berpasangan sejumlah 5. Unsur Cr
mempunyai elektron tidak berpasangan yang lebih banyak daripada Mn sehingga Cr lebih
bersifat paramagnetik dibandingkan Mn.
2. Bila Perubahan entalpi pembentukan standar gas HB adalah 100 kkal/mol, tentukan
keelektronegatifan atom B. Diketahui keelektronegatifan H adalah 2,1!
Jawab:
Diketahui: XH = 2,1
∆HB = 100 kkal/mol
Ditanya: XB = ...?
XH - XB = 0,208 √∆
2,1- XB = 0,208 √100 kkal/mol
2,1- XB = 0,208 x 10
2,1- XB = 2,08
XB = 2,1-2,08 = 0,02
3. Dari defraksi sinar X diketahui jarak antara dua inti ion pada kristal ionik KA
adalah 3 A., dimana K+ dan A- adalah isoelektronik dengan konfigurasi elektron
sama dengan Ar (SE=8,0). (a) Hitunglah jari-jari K+ dan A- , (b) Ramalkan Bilangan
koordinasi kation
Jawab:
a. Jari-jari ion :
𝑟 𝐾+ =
𝐶𝑛
(18−8,0)
; 𝑟𝐴− =
𝐶𝑛
(18−8,0)
𝑟 𝐾+
𝑟𝐴−
=
(18 − 8,0)
(18 − 8,0)
=
10
10
𝑟𝐴− = 𝑟 𝐾+ .
10
10
𝑟𝐴− = 𝑟 𝐾+. 1
R = 𝑟 𝐾+ + 𝑟𝐴−
3 = 𝑟 𝐾+ + 1𝑟 𝐾+
3 = 2𝑟 𝐾+
𝑟 𝐾+ =
3
2
= 1,5
𝑟𝐴− = 1,5
b. Bilangan koordinasi kation
4. Jelaskan dengan singkat tentang : (a) Proses pembentukan ikatan ion, (b) potensial
ionisasi, afinitas elektron, dan energi kisi, (c) jari-jari ion dan jari-jari kovalen.
Jawab:
a. Ikatan ion terbentuk karena adanya gaya elektrostatis antara ion positif dan ion negatif.
Ion positif dan negatif terbentuk melalui transfer elektron antara atom. Atom yang
melepaskan elektron menjadi ion positif sedangkan yang menerima elektron menjadi
ion negatif. Terbentuknya sepasang ion diilustrasikan sebagai berikut.
Ao + B .... A+ Bo-  AB
b. Potensial ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari atom
dalam wujud gas. Semakin kecil potensial ionisasi suatu atom, semakin mudah
terbentuk ion positif. Besarnya potensial ionisasi ditentukan oleh konfigurasi elektron,
ukuran atom, dimana semakin besar ukuran atom, maka potensial ionisasi semakin
kecil. Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dilepaskan apabila atom
menangkap elektron dalam wujud gas. Semakin kecil ukuran atom, semakin besar
afinitas elekttron, semakin besar muatan negatifnya, semakin kecil afinitas elektronnya.
Afinitas elektron berharga negatif artinya diperlukan energi bila atom menerima
elektron. Hal ini terjadi pada atom yang menerima lebih dari satu elektron karena ada
tolakan elektron yang kedua oleh elektron yang pertama. Energi kisi adalah energi
yang dilepaskan bila ion positif dan ion negatif dalam keadaan gas membentuk padatan
kristal ion.
c. Jari-jari ion adalah jarak inti dengan elektron terluar setelah mengalami ionisasi. Ada
beberapa cara perhitungan dalam menentukan jari-jari ion, salah satunya yang paling
sering digunakan adalah cara Pauling. Pauling berasumsi bahwa ion berupa bola pejal,
dimana antara ion positip dengan negatip saling bersinggungan . Dengan demikian,
R=rK+rA (dinama R=jarak antara ion, rK=jari-jari kation, rA=jari-jari anion). Jari-jari
kovalen adalah ½ jarak dua atom yang sama yang berikatan kovalen. Besarnya jari-jari
kovalen tergantung pada jenis ikatannya, apakah ikatannya tunggal atau ganda, dan
juga steriokimianya, apakah tetrahedral, oktahedral, dll.
5. Gambarkan Lingkar Born Haber reaksi pembentukan MgCl2 dan tuliskan
persamaan energi kisinya.
Jawab:
Energi kisi (U) dapat ditentukan secara eksperimen tidak langsung dari siklus Born-Haber.
Contoh:
Mg(s) + Cl2(g) MgCl2(s)
2Cl(g) + 2e- 2Cl-
(g)
Mg(g) Mg 2+
(g)
Energi kisi :
∆𝐻5 = 𝑈 = ∆𝐻𝑓 − (∆𝐻1 + ∆𝐻2 + ∆𝐻3 + ∆𝐻4)
∆𝐻𝑓= energi pembentukan standar NaCl
∆𝐻1= energi sublimasi Na
∆𝐻2= ½ energi dissosiasi Cl2(g)
∆𝐻3= energi ionisasi Na
∆𝐻𝑓
∆𝐻2
∆𝐻1
∆𝐻3
∆𝐻5
2e- +
∆𝐻4
∆𝐻4= energi afinitas elektron Cl
∆𝐻5= U = energi kisi
6. Energi pembentukan standar dari AF adalah seperti persamaan termokimia
berikut:
A2(g) + F2(g) → 2 AF(g), ΔHf = -66,47 kkal/mol
Bila diketahui keelektronegatifan F adalah 4,0, energi dissosiasi ikatan A-A dan F-F
adalah masing-masing 81,100 dan 113 kkal/mol, hitunglah keelekronegatifan Unsur
A dan energi dissosiasi ikatan AF.
Jawab:
a. ∆𝐻𝑓 = 23( 𝑋𝐴 − 𝑋 𝐹)2
−66,47 = 23( 𝑋𝐴 − 4)2
−66,47 = 23(𝑋𝐴
2
− 16)
−66,47 = 23𝑋𝐴
2
− 368
−66,47 + 368 = 23𝑋𝐴
2
301,53 = 23𝑋𝐴
2
𝑋𝐴
2
= 13,11
𝑋𝐴 = √13,11 = 3,621
b. ∆= 𝐷( 𝐴−𝐹) − √ 𝐷( 𝐴−𝐴). 𝐷( 𝐹−𝐹)
−66,47 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙 = 𝐷(𝐴−𝐹) − √81,100 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙. 113 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙
−66,47 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙 = 𝐷(𝐴−𝐹) − √9164,3 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙
−66,47 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙 = 𝐷( 𝐴−𝐹) − 95,73 𝑘𝑘𝑎𝑙
𝐷( 𝐴−𝐹) = 95,73 𝑘𝑘𝑎𝑙 − 66,47 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙 = 29,26𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙
7. a) Apa yang dimaksud dengan energi kisi kristal dan jelaskan bagaimana cara
menentukan besarnya energi kisi suatu kristal. (b) Hitunglah harga terendah
perbandingan jari-jari kation dengan anion dari kristal Zinkblende, dimana
bilangan koordinasi kationnya adalah 4.
Jawab:
a. Energi kisi kristal adalah energi yang dilepaskan bila ion positip dan ion negatip dalam
keadaan gas membentuk padatan kristal. Energi kisi (U) dapat ditentukan secara
eksperimen tidak langsung menggunakan siklus Born-Haber. Secara teoritis, energi
kisi (U) dapat diturunkan dari interaksi gaya Coulomb antara ion positif dan negatif
dalam kristal. Di dalam kristal ion terjadi gaya tarik antara ion positif dengan ion
negatif dan gaya tolak dari muatan yang sama. Ion-ion berada pada jarak tertentu
dimana terjadi keseimbangan gaya tarik dan gaya tolakan coulomb. Pengaruh jarak
antara ion terhadap energi potensial tarikan dan tolakan adalah sebagai berikut.
𝑈𝑐 = −
𝑧1 𝑧2 𝐴𝑁𝑒2
𝑟
𝑈 𝑅 =
𝑁𝐵
𝑟 𝑛
U = Uc + UR
Energi kisi kristal adalah total dari keseluruhan interaksi coulomb ion-ion yang
menyusun kristal.
𝑈 = −
𝑧1 𝑧2 𝐴𝑁𝑒2
4𝜋𝐷𝑟0
(1 −
1
𝑛
)
b. Harga terendah perbandingan jari-jari kation dengan anion dari kristal Zinkblende:
𝑟𝐴 = ( 𝑟𝐴 + 𝑟𝐾 ) cos35,250
= ( 𝑟𝐴 + 𝑟𝐾 )0,817
= 𝑟𝐴 0,817 + 𝑟𝐾 0,817
(1 − 0,817) 𝑟𝐴 = 𝑟𝐾 0,817
𝑟𝐾
𝑟𝐴
=
(1 − 0,817)
0,817
= 0,225
8. Energi potensial karena gaya tarik antar ion yang muatannya berbeda (Uc) dalam
suatu kristal ion dinyatakan dengan :
𝑼𝒄 = −
𝒛 𝟏 𝒛 𝟐 𝑨𝑵𝒆 𝟐
𝒓
dan energi potensial karena gaya tolak dari muatan yang sama (Ur)
adalah 𝑼 𝑹 =
𝑵𝑩
𝒓 𝒏 , dimana N, n, A, B adalah konstanta. (a) Gambarkan grafik
hubungan antara U (energi kisi) dengan r, dan (b) Buktikan bahwa 𝑩 =
−
𝒁 𝟏 𝒁 𝟐 𝑨𝒆 𝟐
𝒏
𝒓 𝒐
(𝒏−𝟏)
.
Jawab:
a. Grafik hubungan antara U (energi kisi) dengan r :
b. Tetapan B dapat ditentukan dari titik balik kurva di atas. Pada r = r0 yaitu titik balik
kurva, harga dU/dr = 0
𝑑𝑈
𝑑𝑟
=
𝑧1 𝑧2 𝐴𝑁𝑒2
𝑟0
2
−
𝑛𝑁𝐵
𝑟𝑜
(𝑛−1) = 0
𝑧1 𝑧2 𝐴𝑁𝑒2
𝑟0
2
=
𝑛𝑁𝐵
𝑟𝑜
(𝑛−1)
𝐵 = −
𝑍1 𝑍2 𝐴𝑒2
𝑛
𝑟𝑜
(𝑛−1)
9. (a). Perak (Z=47) dalam senyawaannya hanya ditemukan sebagai satu jenis ion stabil,
sedangkan Stannum, Sn(Z=50) ditemukan dalam lebih dari satu jenis ion stabil. Bagaimana
fenomena ini bisa dijelaskan dan berapa muatan-muatan dari ion Ag dan ion Sn tersebut.
(b) Berdasarkan konfigurasi elektronnya, jelaskan apakah mungkin ion In+ (Z=49) sebagai
reduktor?
Jawab:
10. Apabila ada suatu kristal ion berbentuk lembaran (dua dimensi) dengan bilangan
koordinasi 4:4, hitunglan tetapan madelung secara teoritik?
Jawab:

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Jurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksJurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksnurul limsun
 
TEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GASTEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GASNisaUlFitri
 
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)Nurmalina Adhiyanti
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprakpraditya_21
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaasterias
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prkhurrymuamala
 
rpp kimia kelas x bab 2 struktur atom
rpp kimia kelas x bab 2 struktur atomrpp kimia kelas x bab 2 struktur atom
rpp kimia kelas x bab 2 struktur atommegalestarieffendi
 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamikaHabibur Rohman
 
KIMIA DASAR-stoikiometri
KIMIA DASAR-stoikiometriKIMIA DASAR-stoikiometri
KIMIA DASAR-stoikiometriArdian Muhtar
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
kimia analitik
kimia analitikkimia analitik
kimia analitikM Tamam
 
laporan praktikum pembuatan Propilena
laporan praktikum pembuatan Propilenalaporan praktikum pembuatan Propilena
laporan praktikum pembuatan Propilenawd_amaliah
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriqlp
 
Makalah elektrokimia
Makalah elektrokimiaMakalah elektrokimia
Makalah elektrokimiaCaks Munn
 
anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang Fera Fajrin
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Jurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksJurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoks
 
TEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GASTEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GAS
 
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
 
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
Spektrometri massa
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
rpp kimia kelas x bab 2 struktur atom
rpp kimia kelas x bab 2 struktur atomrpp kimia kelas x bab 2 struktur atom
rpp kimia kelas x bab 2 struktur atom
 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika
 
KIMIA DASAR-stoikiometri
KIMIA DASAR-stoikiometriKIMIA DASAR-stoikiometri
KIMIA DASAR-stoikiometri
 
Distilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasiDistilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasi
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
kimia analitik
kimia analitikkimia analitik
kimia analitik
 
laporan praktikum pembuatan Propilena
laporan praktikum pembuatan Propilenalaporan praktikum pembuatan Propilena
laporan praktikum pembuatan Propilena
 
4 teori kinetika gas
4 teori kinetika gas4 teori kinetika gas
4 teori kinetika gas
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 
Makalah elektrokimia
Makalah elektrokimiaMakalah elektrokimia
Makalah elektrokimia
 
anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang
 

Similar to Senyawa Ion

Strukturatom 100309064931-phpapp01
Strukturatom 100309064931-phpapp01Strukturatom 100309064931-phpapp01
Strukturatom 100309064931-phpapp01irp1001
 
S T R U K T U R A T O M
S T R U K T U R  A T O MS T R U K T U R  A T O M
S T R U K T U R A T O MIwan Setiawan
 
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2Hanarsp
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energiElika Bafadal
 
1c. model model ikatan kimia_basrib.Kimia
1c. model model ikatan kimia_basrib.Kimia1c. model model ikatan kimia_basrib.Kimia
1c. model model ikatan kimia_basrib.Kimiabaskimia
 
Ppt model ikatan kimia
Ppt model ikatan kimiaPpt model ikatan kimia
Ppt model ikatan kimiaKira R. Yamato
 
Ikatan kimia-resonansi1
Ikatan kimia-resonansi1Ikatan kimia-resonansi1
Ikatan kimia-resonansi1harry indrah
 
Bab-2 Struktur Atom SPU dan Ikatan Kimia.pptx
Bab-2 Struktur Atom SPU dan Ikatan Kimia.pptxBab-2 Struktur Atom SPU dan Ikatan Kimia.pptx
Bab-2 Struktur Atom SPU dan Ikatan Kimia.pptxrevipermatasari1
 
Kuliah ke 5_Struktur Atom.ppt
Kuliah ke 5_Struktur Atom.pptKuliah ke 5_Struktur Atom.ppt
Kuliah ke 5_Struktur Atom.pptHarrisSilitonga3
 
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiastruktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiamfebri26
 

Similar to Senyawa Ion (20)

Strukturatom 100309064931-phpapp01
Strukturatom 100309064931-phpapp01Strukturatom 100309064931-phpapp01
Strukturatom 100309064931-phpapp01
 
S T R U K T U R A T O M
S T R U K T U R  A T O MS T R U K T U R  A T O M
S T R U K T U R A T O M
 
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi
 
7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi7.bab vii -pita_energi
7.bab vii -pita_energi
 
Model ikatan kimia
Model ikatan kimia Model ikatan kimia
Model ikatan kimia
 
Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8
 
Atom Berelektron Banyak
Atom Berelektron BanyakAtom Berelektron Banyak
Atom Berelektron Banyak
 
1c. model model ikatan kimia_basrib.Kimia
1c. model model ikatan kimia_basrib.Kimia1c. model model ikatan kimia_basrib.Kimia
1c. model model ikatan kimia_basrib.Kimia
 
Ppt model ikatan kimia
Ppt model ikatan kimiaPpt model ikatan kimia
Ppt model ikatan kimia
 
Ikatan kimia-resonansi1
Ikatan kimia-resonansi1Ikatan kimia-resonansi1
Ikatan kimia-resonansi1
 
Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12
 
Bab-2 Struktur Atom SPU dan Ikatan Kimia.pptx
Bab-2 Struktur Atom SPU dan Ikatan Kimia.pptxBab-2 Struktur Atom SPU dan Ikatan Kimia.pptx
Bab-2 Struktur Atom SPU dan Ikatan Kimia.pptx
 
Struktur atom 2
Struktur atom 2Struktur atom 2
Struktur atom 2
 
Struktur atom 2
Struktur atom 2Struktur atom 2
Struktur atom 2
 
Struktur atom 2
Struktur atom 2Struktur atom 2
Struktur atom 2
 
Struktur atom 2
Struktur atom 2Struktur atom 2
Struktur atom 2
 
Struktur atom 2
Struktur atom 2Struktur atom 2
Struktur atom 2
 
Kuliah ke 5_Struktur Atom.ppt
Kuliah ke 5_Struktur Atom.pptKuliah ke 5_Struktur Atom.ppt
Kuliah ke 5_Struktur Atom.ppt
 
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiastruktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
 

More from Dwi Karyani

Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (2)Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (2)Dwi Karyani
 
Materi dan Perubahannya (1)
Materi dan Perubahannya (1)Materi dan Perubahannya (1)
Materi dan Perubahannya (1)Dwi Karyani
 
Peta konsep struktur atom
Peta konsep struktur atomPeta konsep struktur atom
Peta konsep struktur atomDwi Karyani
 
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxMapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxDwi Karyani
 
model model pengembangan media pembelajaran
 model model pengembangan media pembelajaran  model model pengembangan media pembelajaran
model model pengembangan media pembelajaran Dwi Karyani
 
media berbasis ict
 media berbasis ict  media berbasis ict
media berbasis ict Dwi Karyani
 
jenis-jenis media
jenis-jenis mediajenis-jenis media
jenis-jenis mediaDwi Karyani
 
peta konsep pemanfaatan program media
peta konsep pemanfaatan program mediapeta konsep pemanfaatan program media
peta konsep pemanfaatan program mediaDwi Karyani
 
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019Dwi Karyani
 
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vibTugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vibDwi Karyani
 
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vibTugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vibDwi Karyani
 
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vibTugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vibDwi Karyani
 
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vibTugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vibDwi Karyani
 
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhuJurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhuDwi Karyani
 
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutanJurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutanDwi Karyani
 
Jurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan ii kalorimeterJurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan ii kalorimeterDwi Karyani
 
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulJurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulDwi Karyani
 

More from Dwi Karyani (20)

Doll
DollDoll
Doll
 
Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (2)Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (2)
 
Materi dan Perubahannya (1)
Materi dan Perubahannya (1)Materi dan Perubahannya (1)
Materi dan Perubahannya (1)
 
Rpp kimia unsur
Rpp kimia unsurRpp kimia unsur
Rpp kimia unsur
 
Peta konsep struktur atom
Peta konsep struktur atomPeta konsep struktur atom
Peta konsep struktur atom
 
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxMapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
 
model model pengembangan media pembelajaran
 model model pengembangan media pembelajaran  model model pengembangan media pembelajaran
model model pengembangan media pembelajaran
 
multimedia
 multimedia  multimedia
multimedia
 
media berbasis ict
 media berbasis ict  media berbasis ict
media berbasis ict
 
jenis-jenis media
jenis-jenis mediajenis-jenis media
jenis-jenis media
 
peta konsep pemanfaatan program media
peta konsep pemanfaatan program mediapeta konsep pemanfaatan program media
peta konsep pemanfaatan program media
 
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
 
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vibTugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
 
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vibTugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
 
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vibTugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
 
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vibTugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
 
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhuJurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutanJurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
 
Jurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan ii kalorimeterJurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan ii kalorimeter
 
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulJurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

Senyawa Ion

  • 1. SENYAWA BERIKATAN ION Nama Kelompok : 1. L.G. Dwi Karyani (1313031019) 2. I Gusti Ayu Suryani (1313031026) 3. Made Enny Budi Astuti (1313031027) JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015
  • 2. SENYAWA BERIKATAN ION Ikatan kovalen terjadi dengan cara pemilikan bersama pasangan elektron (electron sharing), ikatan ion terjadi dengan cara transfer elektron, ikatan logam terjadi dengan cara atom masing-masing menyumbangkan elektron untuk membentuk awan elektron yang menggikat atom-atom, sedangkan ikatan van der waaals adalah ikatan yang terjadi karena interaksi antar molekul dengan gaya-gaya ikat seperti, gaya orientasi, gaya induksi, dan gaya london. Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dengan ion negatif dengan gaya ikat elektrostatis (gaya Coulomb). Ion positif dan negatif terbentuk melalui transfer elektron antara atom. Atom yang melepaskan elektron menjadi ion positif sedangkan yang menerima elektron menjadi ion negatif. Pada kenyataannya, padatan kristal senyawa ion tidak berupa pasangan-pasangan ion yang bisa terbedakan atau terpisah satu dengan yang lain, melainkan berupa suatu ikatan elektrostatik antara keseluruhan ion, baik antara muatan yang berlawanan maupun antara muatan yang sama, antara ion tetangga maupun yang bukan tetangga. Gaya elektrostatik antara ion yang bukan tetangga lebih lemah dari yang bertetangga. Rumus gaya elektrostatis : 2 2 2 r e Fc  dimana, r = jarak inti ion dalam kesetimbangan Kecenderungan Atom Membentuk Ion Kecenderungan atom berubah menjadi ion berhubungan dengan konfigurasi elektron. Konfigurasi elektron yang tingkat energi utamanya atau kulitnya penuh (konfigurasi elektron gas mulia) adalah konfigurasi elektron yang stabil. Disamping konfigurasi elektron gas mulia, ditemukan pula beberapa ion cukup stabil dengan konfigurasi elektron subkulit terluar yang penuh (kestabilan sub kulit penuh). Cu+, Zn2+, Ga3+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 Ag+, Cd2+, In3+, Sn4+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 4d10 Au+, Hg2+,Tl3+,Pb4+: : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 4f14 5d10 In+, Sn2+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 4d10 5s2
  • 3. Tl+, Pb2+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 4f14 5d10 6s2 Dari diagram orbital terlihat jelas bahwa terisinya subkulit setengah penuh dan penuh memberikan kebolehjadian menemukan electron yang simetris di sekitar inti. Sebagai contoh, subkulit 2p terdiri dari 3 orbital, yaitu 2px, 2py, dan 2pz yang masing- masing orientasinya di sumbu x, y, dan z. Apabila seluruh orbital di subkulit tersebut terisi elektron yang seimbang, maka peluang menemukan elektron akan simetris di sekitar inti. Atom yang tidak mempunyai kedekatan konfigurasi elektron dengan gas mulia, ataupun tidak mempunyai kedekatan dengan konfigurasi stabil subkulit penuh, dapat membentuk ion stabil dengan konfigurasi yang tidak sesuai dengan kecenderungan yang telah diuraikan di atas. Beberapa contoh ion dari logam transisi yang termasuk kelompok ini adalah: Fe2+ Co3+ : [Ne] 3s2, 3d6 Ni2+ : [Ne] 3s2, 3d7 Cr3+ : [Ne] 3s2, 3d2 Hukum Fajans Secara kualitatif, Fajans membuat aturan tentang kemudahan membentuk ion, yang sering disebut dengan hukum Fajans, yaitu ion akan terbentuk dengan mudah apabila: - struktur ion (konfigurasi elektronnya) stabil. - untuk struktur ion yang sama (isoelektronik), ion semakin mudah terbentuk apabila muatanya kecil. - atom yang membentuk anion kecil atau atom yang membentuk kation besar, maka ion mudah terbentuk. Afinitas elektron (A) adalah besarnya energi yang terlibat (umumnya energi yang dilepaskan) apabila atom dalam wujud gas menangkap elektron. O(g)+e → O-(g) ..............................A1. O-(g)+e → O2-(g) ............................A2. Semakin kecil ukuran atom, semakin besar afinitas elektron (afinitas elektron berharga lebih negatif), semakin besar muatan negatifnya semakin kecil afinitas elektronnya. Afinitas elektron bisa berharga negatif artinya diperlukan energi bila atom menerima elektron. Hal ini terjadi pada atom yang menerima lebih dari satu elektron karena ada tolakan elektron yang kedua oleh elektron yang pertama. Seperti potensial
  • 4. ionisasi, afinitas elektron ditentukan secara spektroskopi dan dinyatakan dalam satuan elektron volt/atom atau kkal/mol. Keelektronegatifan Selain dengan afinitas elektron, kemudahan membentuk ion negatif (anion) juga dapat dinyatakan dalam bentuk yang lebih praktis, yaitu dalam bentuk skala keelektronegatifan yang menyatakan ukuran kemudahan atom menerima elektron membentuk anion.Fakta bahwa energi ikatan kovalen ataupun jari-jari kovalen kurang sempurna memenuhi sifat aditif (sifat yang bisa dijumlahkan) menunjukkan bahwa atom- atom mempunyai beda keelektronegatifan. Persaman XA-XB= √Δ/23 mengisyaratkan bahwa Δ tidak boleh berharga negatip karena akan menghasilkan bilangan yang imaginer. Perhitungan selisih energi (Δ) menggunakan persaman di atas, Δ=D(A-B)-½{D(A-A)+D(B-B)} Tidak menjamin Δ > 0 ( positip). Apabila dilakukan pencermatan tentang proses yang terjadi yang berhubungan dengan harga Δ (sesuai dengan persamaan di atas), ternyata Δ berkaitan dengan kalor yang dibebaskan untuk reaksi : ½A2(g)+½B2(g) → AB(g) + Δ, (ΔH=-). Dengan demikian, Δ berharga positif bila reaksi eksoterm (ΔH=-), dan berharga negatif bila reaksi adalah endoterm ((ΔH= +). Untuk lebih mengurangi resiko harga negatif dari Δ, maka Δ tidak dihitung menggunakan rata-rata hitung, melainkan menggunakan rata-rata geometri (kuadrat rata-rata). )()()( . BBAABA DDD   Energi Kisi Kristal, Ukuran Kekuatan Ikatan Ion Energi kisi adalah energi yang dilepaskan bila ion positip dan ion negatip dalam keadaan gas membentuk padatan kristal ion. Energi kisi dapat dianggap sebagai ukuran kekuatan ikatan ion. Energi kisi (U) dapat ditentukan secara eksperimen tidak langsung menggunakan siklus Born-Haber. Berdasarkan hukum Hess : ΔHf = ΔH1+ΔH2+ΔH3+ΔH4+ΔH5 Ion-ion berada pada jarak tertentu dimana terjadi keseimbangan gaya tarik dan gaya tolakan coulomb. Pengaruh jarak antara ion terhadap energi potensial tarikan dan tolakan adalah sebagai berikut :
  • 5. r ANezz Uc 2 21  nR r NB U  Jari-Jari Ion Pengertian tentang jari-jari sudah diuraikan sebelumnya, dimana jari-jari tidak bisa ditentukan dari atom atau ion bebas. Secara eksperimen, yang dapat ditentukan adalah jarak dua atom atau ion. Jarak dua ion dalam kristal dapat ditentukan dengan defraksi sinar X. Karena senyawa ion terbentuk dari dua spesi (ion) yang berbeda, maka jari-jari ion bukanlah setengah dari jarak dua ion, melainkan dihitung dengan cara-cara tertentu. Pauling berasumsi bahwa ion berupa bola pejal, dimana antara ion positip dengan negatip saling bersinggungan . Dengan demikian, R= Rk + rA Pauling menyatakan bahwa jari-jari ion berbanding terbalik dengan muatan efektif. Untuk deret isoelektronik (konfigurasi elektron sama) berlaku : )( SZ Cn r   Harga S untuk elektron tertentu bisa diperoleh menggunakan pendekatan Slater. Slater mengelompokkan subkulit untuk menentukan pengaruh penabiran (shielding) elektron dalam terhadap elektron lebih luar. (1s) (2s, 2p) (3s,3p) (4s,4p) (4d) (4f) (5s,5p) dst. Aturan Slater dalam menentukan efek shielding adalah sebagai berikut: a. hanya elektron dalam yang menabir elektron luar, tidak sebaliknya b. untuk setiap elektron valensi pada subkulit yang sama, yaitu ns dan np menabir sebesar 0,35, kecuali pada subkulit 1s hanya menabir 0,3 untuk setiap elektron c. setiap elektron pada tingkat n-1 (s dan p) menabir 0,85 d. setiap elektron pada tingkat n-2 dan lebih rendah (s dan p) menabir 1 e. untuk setiap elektron valensi pada subkulit yang sama, yaitu nd dan nf menambir 0,35 f. elektron pada tingkat n-1 dan lebih rendah (d dan f) menabir 1.
  • 6. PROBLEM 1. Yang mana lebih besarsifat paramagnetik antara unsur 24Cr dengan 25Mn, jelaskan mengapa demikian? Jawab: a. 24Cr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s1 Diagram orbital 24Cr: ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿ ↿ ↿ ↿ ↿ ↿ 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s1 b. 25Mn : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5 Diagram orbital 25Mn : ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿ ↿ ↿ ↿ ↿ 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5 Berdasarkan diagram orbital di atas, dapat dilihat bahwa unsur Cr memiliki elektron tidak berpasangan sejumlah 6, Mn memiliki elektron tidak berpasangan sejumlah 5. Unsur Cr mempunyai elektron tidak berpasangan yang lebih banyak daripada Mn sehingga Cr lebih bersifat paramagnetik dibandingkan Mn. 2. Bila Perubahan entalpi pembentukan standar gas HB adalah 100 kkal/mol, tentukan keelektronegatifan atom B. Diketahui keelektronegatifan H adalah 2,1! Jawab: Diketahui: XH = 2,1 ∆HB = 100 kkal/mol Ditanya: XB = ...? XH - XB = 0,208 √∆ 2,1- XB = 0,208 √100 kkal/mol 2,1- XB = 0,208 x 10 2,1- XB = 2,08 XB = 2,1-2,08 = 0,02 3. Dari defraksi sinar X diketahui jarak antara dua inti ion pada kristal ionik KA adalah 3 A., dimana K+ dan A- adalah isoelektronik dengan konfigurasi elektron
  • 7. sama dengan Ar (SE=8,0). (a) Hitunglah jari-jari K+ dan A- , (b) Ramalkan Bilangan koordinasi kation Jawab: a. Jari-jari ion : 𝑟 𝐾+ = 𝐶𝑛 (18−8,0) ; 𝑟𝐴− = 𝐶𝑛 (18−8,0) 𝑟 𝐾+ 𝑟𝐴− = (18 − 8,0) (18 − 8,0) = 10 10 𝑟𝐴− = 𝑟 𝐾+ . 10 10 𝑟𝐴− = 𝑟 𝐾+. 1 R = 𝑟 𝐾+ + 𝑟𝐴− 3 = 𝑟 𝐾+ + 1𝑟 𝐾+ 3 = 2𝑟 𝐾+ 𝑟 𝐾+ = 3 2 = 1,5 𝑟𝐴− = 1,5 b. Bilangan koordinasi kation 4. Jelaskan dengan singkat tentang : (a) Proses pembentukan ikatan ion, (b) potensial ionisasi, afinitas elektron, dan energi kisi, (c) jari-jari ion dan jari-jari kovalen. Jawab: a. Ikatan ion terbentuk karena adanya gaya elektrostatis antara ion positif dan ion negatif. Ion positif dan negatif terbentuk melalui transfer elektron antara atom. Atom yang melepaskan elektron menjadi ion positif sedangkan yang menerima elektron menjadi ion negatif. Terbentuknya sepasang ion diilustrasikan sebagai berikut. Ao + B .... A+ Bo-  AB b. Potensial ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari atom dalam wujud gas. Semakin kecil potensial ionisasi suatu atom, semakin mudah terbentuk ion positif. Besarnya potensial ionisasi ditentukan oleh konfigurasi elektron, ukuran atom, dimana semakin besar ukuran atom, maka potensial ionisasi semakin kecil. Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dilepaskan apabila atom menangkap elektron dalam wujud gas. Semakin kecil ukuran atom, semakin besar afinitas elekttron, semakin besar muatan negatifnya, semakin kecil afinitas elektronnya.
  • 8. Afinitas elektron berharga negatif artinya diperlukan energi bila atom menerima elektron. Hal ini terjadi pada atom yang menerima lebih dari satu elektron karena ada tolakan elektron yang kedua oleh elektron yang pertama. Energi kisi adalah energi yang dilepaskan bila ion positif dan ion negatif dalam keadaan gas membentuk padatan kristal ion. c. Jari-jari ion adalah jarak inti dengan elektron terluar setelah mengalami ionisasi. Ada beberapa cara perhitungan dalam menentukan jari-jari ion, salah satunya yang paling sering digunakan adalah cara Pauling. Pauling berasumsi bahwa ion berupa bola pejal, dimana antara ion positip dengan negatip saling bersinggungan . Dengan demikian, R=rK+rA (dinama R=jarak antara ion, rK=jari-jari kation, rA=jari-jari anion). Jari-jari kovalen adalah ½ jarak dua atom yang sama yang berikatan kovalen. Besarnya jari-jari kovalen tergantung pada jenis ikatannya, apakah ikatannya tunggal atau ganda, dan juga steriokimianya, apakah tetrahedral, oktahedral, dll. 5. Gambarkan Lingkar Born Haber reaksi pembentukan MgCl2 dan tuliskan persamaan energi kisinya. Jawab: Energi kisi (U) dapat ditentukan secara eksperimen tidak langsung dari siklus Born-Haber. Contoh: Mg(s) + Cl2(g) MgCl2(s) 2Cl(g) + 2e- 2Cl- (g) Mg(g) Mg 2+ (g) Energi kisi : ∆𝐻5 = 𝑈 = ∆𝐻𝑓 − (∆𝐻1 + ∆𝐻2 + ∆𝐻3 + ∆𝐻4) ∆𝐻𝑓= energi pembentukan standar NaCl ∆𝐻1= energi sublimasi Na ∆𝐻2= ½ energi dissosiasi Cl2(g) ∆𝐻3= energi ionisasi Na ∆𝐻𝑓 ∆𝐻2 ∆𝐻1 ∆𝐻3 ∆𝐻5 2e- + ∆𝐻4
  • 9. ∆𝐻4= energi afinitas elektron Cl ∆𝐻5= U = energi kisi 6. Energi pembentukan standar dari AF adalah seperti persamaan termokimia berikut: A2(g) + F2(g) → 2 AF(g), ΔHf = -66,47 kkal/mol Bila diketahui keelektronegatifan F adalah 4,0, energi dissosiasi ikatan A-A dan F-F adalah masing-masing 81,100 dan 113 kkal/mol, hitunglah keelekronegatifan Unsur A dan energi dissosiasi ikatan AF. Jawab: a. ∆𝐻𝑓 = 23( 𝑋𝐴 − 𝑋 𝐹)2 −66,47 = 23( 𝑋𝐴 − 4)2 −66,47 = 23(𝑋𝐴 2 − 16) −66,47 = 23𝑋𝐴 2 − 368 −66,47 + 368 = 23𝑋𝐴 2 301,53 = 23𝑋𝐴 2 𝑋𝐴 2 = 13,11 𝑋𝐴 = √13,11 = 3,621 b. ∆= 𝐷( 𝐴−𝐹) − √ 𝐷( 𝐴−𝐴). 𝐷( 𝐹−𝐹) −66,47 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙 = 𝐷(𝐴−𝐹) − √81,100 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙. 113 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙 −66,47 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙 = 𝐷(𝐴−𝐹) − √9164,3 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙 −66,47 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙 = 𝐷( 𝐴−𝐹) − 95,73 𝑘𝑘𝑎𝑙 𝐷( 𝐴−𝐹) = 95,73 𝑘𝑘𝑎𝑙 − 66,47 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙 = 29,26𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙 7. a) Apa yang dimaksud dengan energi kisi kristal dan jelaskan bagaimana cara menentukan besarnya energi kisi suatu kristal. (b) Hitunglah harga terendah perbandingan jari-jari kation dengan anion dari kristal Zinkblende, dimana bilangan koordinasi kationnya adalah 4. Jawab: a. Energi kisi kristal adalah energi yang dilepaskan bila ion positip dan ion negatip dalam keadaan gas membentuk padatan kristal. Energi kisi (U) dapat ditentukan secara eksperimen tidak langsung menggunakan siklus Born-Haber. Secara teoritis, energi
  • 10. kisi (U) dapat diturunkan dari interaksi gaya Coulomb antara ion positif dan negatif dalam kristal. Di dalam kristal ion terjadi gaya tarik antara ion positif dengan ion negatif dan gaya tolak dari muatan yang sama. Ion-ion berada pada jarak tertentu dimana terjadi keseimbangan gaya tarik dan gaya tolakan coulomb. Pengaruh jarak antara ion terhadap energi potensial tarikan dan tolakan adalah sebagai berikut. 𝑈𝑐 = − 𝑧1 𝑧2 𝐴𝑁𝑒2 𝑟 𝑈 𝑅 = 𝑁𝐵 𝑟 𝑛 U = Uc + UR Energi kisi kristal adalah total dari keseluruhan interaksi coulomb ion-ion yang menyusun kristal. 𝑈 = − 𝑧1 𝑧2 𝐴𝑁𝑒2 4𝜋𝐷𝑟0 (1 − 1 𝑛 ) b. Harga terendah perbandingan jari-jari kation dengan anion dari kristal Zinkblende: 𝑟𝐴 = ( 𝑟𝐴 + 𝑟𝐾 ) cos35,250 = ( 𝑟𝐴 + 𝑟𝐾 )0,817 = 𝑟𝐴 0,817 + 𝑟𝐾 0,817 (1 − 0,817) 𝑟𝐴 = 𝑟𝐾 0,817 𝑟𝐾 𝑟𝐴 = (1 − 0,817) 0,817 = 0,225 8. Energi potensial karena gaya tarik antar ion yang muatannya berbeda (Uc) dalam suatu kristal ion dinyatakan dengan : 𝑼𝒄 = − 𝒛 𝟏 𝒛 𝟐 𝑨𝑵𝒆 𝟐 𝒓 dan energi potensial karena gaya tolak dari muatan yang sama (Ur) adalah 𝑼 𝑹 = 𝑵𝑩 𝒓 𝒏 , dimana N, n, A, B adalah konstanta. (a) Gambarkan grafik hubungan antara U (energi kisi) dengan r, dan (b) Buktikan bahwa 𝑩 = − 𝒁 𝟏 𝒁 𝟐 𝑨𝒆 𝟐 𝒏 𝒓 𝒐 (𝒏−𝟏) .
  • 11. Jawab: a. Grafik hubungan antara U (energi kisi) dengan r : b. Tetapan B dapat ditentukan dari titik balik kurva di atas. Pada r = r0 yaitu titik balik kurva, harga dU/dr = 0 𝑑𝑈 𝑑𝑟 = 𝑧1 𝑧2 𝐴𝑁𝑒2 𝑟0 2 − 𝑛𝑁𝐵 𝑟𝑜 (𝑛−1) = 0 𝑧1 𝑧2 𝐴𝑁𝑒2 𝑟0 2 = 𝑛𝑁𝐵 𝑟𝑜 (𝑛−1) 𝐵 = − 𝑍1 𝑍2 𝐴𝑒2 𝑛 𝑟𝑜 (𝑛−1) 9. (a). Perak (Z=47) dalam senyawaannya hanya ditemukan sebagai satu jenis ion stabil, sedangkan Stannum, Sn(Z=50) ditemukan dalam lebih dari satu jenis ion stabil. Bagaimana fenomena ini bisa dijelaskan dan berapa muatan-muatan dari ion Ag dan ion Sn tersebut. (b) Berdasarkan konfigurasi elektronnya, jelaskan apakah mungkin ion In+ (Z=49) sebagai reduktor? Jawab: 10. Apabila ada suatu kristal ion berbentuk lembaran (dua dimensi) dengan bilangan koordinasi 4:4, hitunglan tetapan madelung secara teoritik? Jawab: