SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
No. Kode: DAR2/Profesional/170/02/2019
PENDALAMAN MATERI BAHASA JEPANG
MODUL 2
Nama Penulis:
Gede Satya Hermawan, S.S., M.Si
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2019
ii
DAFTAR ISI
Cover Dalam ..................................................... i
Daftar Isi ..................................................... ii
Daftar Tabel ..................................................... iii
KB 2 Diatesis
A Pendahuluan ..................................................... 1
1. Deskripsi Singkat ..................................................... 1
2. Relevansi ..................................................... 1
3. Petunjuk Belajar ..................................................... 2
B Inti ..................................................... 2
1. Capaian Pembelajaran ..................................................... 2
2. Pokok-pokok Materi ..................................................... 2
3. Uraian Materi ..................................................... 2
C Penutup ..................................................... 24
1. Rangkuman ..................................................... 24
Daftar Pustaka ..................................................... 25
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ichidan Doushi Menjadi Verba Kausatif .................................. 13
Tabel 2.2 Godan Doushi Menjadi Verba Kausatif .................................. 15
KB 2
DIATESIS
1
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Kegiatan Belajar 2 ini merupakan dasar memahami diatesis pada bahasa Jepang.
Dimulai dari hal yang mudah, sehingga konsep pemahaman terhadap kalimat
bahasa Jepang dapat diketahui. Pada modul 2 KB 2 ini akan mendeskripsikan
tentang kalimat pasif (ukemi) dan kalimat kausatif (shieki) bahasa Jepang pada
tingkat setara N3 atau level Chuukyu. Kemudian, pola-pola kalimat yang akan
dijelaskan pada modul KB1 ini adalah chokusetsu ukemi, kansetsu ukemi, kyousei
shieki dan kyoyou shieki. Sehingga diharapkan setelah mempelajari modul KB2
ini, dapat mengetahui dan memahami tentang kalimat pasif (ukemi) dan kalimat
kausatif (shieki).
Selain memahami tentang kalimat pasif (ukemi) dan kalimat kausatif
(shieki) diharapkan juga modul 2 KB 2 ini dapat membantu dalam memproduksi
kalimat bahasa Jepang, sehingga dapat digunakan dalam tuturan sesuai dengan
konteksnya. Penyajian modul ini dimulai dari menampilkan pola-pola kalimat, lalu
dilanjutkan dengan penjelasan materi, dan terakhir diberikan contoh-contoh yang
terkait.
2. Relevansi
Pada modul 2 KB 2 ini, pembelajar diharapkan sudah pernah mempelajari kalimat-
kalimat dasar bahasa Jepang, sehingga modul ini akan membantu untuk
mengembangkan pengetahuan dasar tersebut. Penguasaaan yang diharapkan
mampu dipelajari pada modul 2 KB 2 ini adalah kalimat pasif (ukemi) dan kalimat
kausatif (shieki). Dengan pola kalimat yang akan dipelajari adalah chokusetsu
ukemi, kansetsu ukemi, kyousei shieki dan kyoyou shieki. Sehingga konten materi
ini nantinya dapat membantu ketika pembelajar modul ini dalam berkomunikasi
bahasa Jepang. Pembelajar tahu bagaimana cara menggunakan bentuk pasif dalam
bahasa Jepang, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam berkomunikasi. Selain itu
dalam ranah pedagogik, materi modul 2 KB 2 ini diharapkan dapat membantu
2
B. Inti
A.Pendahuluan
dalam melakukan kegiatan mengajar baik dalam proses pembelajaran maupun
menjawab pertanyaan siswa.
3. Petunjuk Belajar
Mulailah dengan membaca capaian pembelajaran yang ingin dicapai dalam modul
2 KB 2 ini. Selanjutnya dipelajari dengan baik isi materi, jika terdapat konten materi
yang membingungkan dapat dibantu dengan penggunaan pembelajaran daring, baik
itu bertanya secara online ataupun mengakses media yang disediakan. Selanjutnya
kerjakan tes formatif untuk mengukur peningkatan kemampuan diri akan pola
kalimat dasar bahasa Jepang.
1. Capaian Pembelajaran
Menguasai kaidah-kaidah bahasa Jepang dari tingkat dasar sampai tingkat madya
atau setara dengan N3, Tes Kemampuan Bahasa Jepang (Nihongo Nouryoku
Shiken) yang terkait dengan Diatesis.
2. Pokok-pokok Materi
a. Diatesis
b. Kalimat Pasif
c. Kalimat Pasif Tak Langsung
d. Kalimat Kausatif
3. Uraian Materi
a. Diatesis
Diatesis (tai) merupakan satu cara bertutur dengan subjek sebagai tolok ukurnya
(Tjandra, 2014). Secara sederhana Santoso (2015) menjelaskan bahwa datesis
merupakan sebuah kategori gramatikal yang menunjukan hubungan antara subjek
atau agen atau pelaku dengan perbuatan yang dilakukannya.
Jika subjek yang menjadi tolok ukurnya merupakan pelaku dari kegiatan
verba maka akan menjadi diatesis aktif. Sebaliknya, jika subjek yang menjadi tolok
3
ukurnya merupakan penderita dari aktifitas verba maka akan menjadi diatesis pasif.
Diatesis aktif dan pasif ini akan membentuk satu pasangan verba (Tjandra, 2014).
Diatesis aktif sudah dijelaskan pada modul 2 KB 1 dengan ciri penggunaan verba
transitif. Kemudian untuk modul 2 KB 2 ini akan dijelaskan mengenai diatesis pasif.
Senada dengan pendapat Tjandra (2014), Ono (1973) juga memasukan
bentuk pasif ke dalam voice atau diatesis (tai). Akan tetapi Tjandra menambahkan
bahwa tidak semua kalimat pasif dalam bahasa Jepang termasuk ke dalam voice
atau diatesis (tai). Dari kedua pendapat ini, kita mengetahui jika kalimat pasif
bahasa Jepang ada yang terkategori diatesis (tai), dan ada pula kalimat pasif bahasa
Jepang yang tidak terkategori diatesis (tai). Dalam modul 2 KB 2 ini hanya akan
melihat kalimat pasif yang terkategori diatesis (tai) saja.
Selanjutnya, pada modul 2 KB 2 ini juga akan melihat bentuk kausatif
bahasa Jepang. Bentuk kausatif bahasa Jepang ini juga termasuk ke dalam diatesis
(tai), karena melihat subjek sebagai tolok ukurnya. Subjek yang menjadi tolok
ukurnya ini membuat objek sebagai penderita dari aktifitas verbanya.
b. Kalimat Pasif
Pada bahasa Jepang, kalimat pasif (ukemi) ditandai dengan adanya subjek yang
diposisikan sebagai penderita. Lalu, joshi ni dipergunakan untuk menandai pelaku.
Agar verba aktif berubah menjadi pasif, maka secara morfologis verba aktif tersebut
dilekatkan morfem pasif ~rareru. Ono (1973) menjelaskan kalimat pasif (ukemi)
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu.
1) Pasif langsung (chokusetsu ukemi) ketika kasus objektif pada diatesis aktif yang
ditandai dengan joshi o, diubah menjadi kasus nominatif yang ditandai dengan
joshi ni sehingga menjadi diatesis pasif.
Contoh:
1. お母さんは妹をほめます。(diatesis aktif)
Okaasan wa imouto o homemasu.
Ibu memuji adik perempuan.
2. 妹はお母さんにほめられます。(diatesis pasif –langsung-)
4
Imouto wa okaasan ni homeraremasu.
Adik perempuan dipuji oleh ibu.
Pada contoh 2, okaasan ni dapat pula diekspresikan menjadi okaasan kara. Baik
okaasan ni atau pun okaasan kara, mengindikasikan agen dari kegiatan pasif.
2) Pasif tak langsung (kansetsu ukemi) ketika kasus benefaktif yang ditandai dengan
joshi ni pada diatesis aktif diekspresikan menjadi subjek pada diatesis pasif.
Contoh:
1. 先生は学生に日本語を教えます。(diatesis aktif)
Sensei wa gakusei ni nihongo o oshiemasu.
Guru mengajarkan bahasa Jepang kepada siswa.
2. 学生は先生に日本語を教えられます。(diatesis pasif –tak langsung-)
Gakusei wa sensei ni nihongo o oshieraremasu.
Siswa diajarkan bahasa Jepang oleh guru.
Pada kalimat 1 kasus objektif terletak pada meishi gakusei dengan verba aktif
oshiemasu. Ketika kalimat 1 diubah menjadi pasif maka kasus objektif meishi
gakusei dipindahkan menjadi kasus subjektif dengan joshi wa sebagai penanda
subjek, dan verbanya pun diubah menjadi verba pasif oshieraremasu.
Selanjutnya penjelasan secara mendetil dari dua bagian diatesis pasif
tersebut akan dijelaskan pada sub bab yang berbeda.
a) Kalimat Pasif Langsung
Tjandra (2014) membagi pasif langsung (chokusetsu ukemi) menjadi enam bagian
dilihat dari unsur gramatikanya. Pembagian tersebut dijelaskan sebagai berikut.
(1). Objek penderita dari kegiatan verba dinyatakan dengan partikel akusatif (対
格) .
a. Jirou memukul Natsuko
Jirou ga Natsuko o nagutta
5
Natsuko ga Jirou ni nagurareta
Natsuko dipukul oleh Jirou
b. Dia (perempuan) mempercayai lelakinya
Kanojo wa kare o shinjimasu
Kare ga kanojo ni shinjiraremasu
Dia (laki-laki) dipercaya oleh wanitanya
c. Profesor membaca skripsi mahasiswa
Kyouju wa kono gakusei no sotsuron o yomimasu
Kono gakusei no ronbun ga kyouju ni yomaremasu
Skripsi mahasiswa dibaca oleh profesor
d. Pencuri mencuri uang
Dorobou ga okane o nusunda
Okane ga dorobou ni nusumareta
Uang dicuri oleh pencuri
6
e. Guru memarahi Adi
Sensei wa Adisan o shikatta
Adisan wa sensei ni shikarareta
Adi dimarahi oleh guru
(2). Tujuan atau sasaran dari kegiatan verba dinyatakan dengan partikel datif (与
格).
Pada bagian ini dapat dilihat jika tujuan dari perlakuan verbanya ditandai dengan
partikel ni yang berfungsi sebagai pelengkap yang terlibat dalam kegiatan verbanya.
a. Si kacamata mengajak bicara teman saya
Megane kun ga watashi no tomodachi ni hanashikaketa
Watashi no tomodachi ga megane kun ni hanashikakerareta
Teman saya diajak bicara oleh si kacamata
b. Maria memberi hadiah kepada Doni
Maria san wa Doni san ni purezento o okurimashita
Doni san ga Maria san ni purezento o okuraremashita
Doni diberi hadiah oleh Maria
Pada kalimat b ini objek dapat menjadi subjek sehingga bentuk pasifnya menjadi
seperti berikut ini.
Maria memberi hadiah kepada Doni
7
Maria san wa Doni san ni purezento o okurimashita
Purezento ga Maria san kara Doni san ni okuraremashita
Hadiah diberikan oleh Maria kepada Doni
(3). Pemilik dari objek dinyatakan dengan partikel genitif.
Ciri utama dari jenis ini adalah terdapatnya partikel no yang menyatakan
kepemilikan. Partikel no tersebut melekat pada objek yang dikenai perlakuan dari
verbanya.
a. Si kacamata telah menepuk bahu teman saya
Megane kun ga watashi no tomodachi no kata o tataita
Watashi no tomodachi ga megane kun ni kata o tatakareta
Teman saya ditepuk bahunya oleh si kacamata
Selanjutnya, Tjandra (2014) menjelaskan terdapat verba yang memungkinkan
partikel genitif (zokukaku) no dapat diganti dengan partikel ablatif (rikaku) kara
seperti verba ubau dan verba nusumu. Berikut contoh yang diberikan oleh Tjandra
(2014).
b. Pasukan sekutu telah merebut benteng musuh
Mikata wa teki no jinchi o ubatta
Teki wa mikata ni jinchi o ubawareta
Bentengnya musuh telah direbut oleh pasukan sekutu
(Tjandra, 2014 : 193)
8
Pasukan sekutu telah merebut benteng dari tangan musuh
Mikata wa teki kara jinchi o ubatta
Teki wa mikata ni jinchi o ubawareta
Bentengnya musuh telah direbut oleh pasukan sekutu
(Tjandra, 2014 : 194)
(4). Nomina tak bernyawa menjadi subjek kalimat pasif.
Di bagian 4 ini kita akan melihat tentang; pelaku kegiatan tidak dinyatakan oleh
frasa agentif bukan menggunakan sebuah joshi. Frasa agentif yang digunakan
memiliki pola ~ni yotte (Tjandra, 2014 : 195; Tsujimura, 2007 : 281). Tjandra
(2014) menambahkan jika frasa agentif ~ni yotte memiliki pasangan kalimat aktif.
Berikut dua contoh yang diberikan oleh Tjandra (2014).
a.1. アメリカ大陸はコロンブスによって発見された (pasif)
Ameriku tairiku wa korombusu ni yotte hakkensareta.
Benua Amerika ditemukan oleh Collombus.
Kalimat a.1. memiliki pasangan kalimat aktif yang diperlihatkan di kalimat a.2.
a.2. コロンブスがアメリカ大陸を発見した (aktif)
Korombusu ga amerika tairiku o hakkenshita.
Collombus menemukan benua Amerika.
(Tjandra, 2014 : 195)
b.1. 進化論はダーウィンによって提唱された (pasif)
Shinkaron wa da-win ni yotte teishou sareta.
Teori evolusi dikemukakan oleh Darwin.
Kalimat b.1. memiliki pasangan kalimat aktif yang diperlihatkan di kalimat b.2.
b.2. ダーウィンが進化論を提唱した (aktif)
9
Da-win ga shinkaron o teishou shita.
Darwin yang mengemukakan teori evolusi.
(Tjandra, 2014 : 195)
(5). Pelaku kegiatan tidak jelas.
Pada bagian 5 ini kalimat pasif tidak memperlihatkan pelaku dari kegiatan verba.
Kemudian karena tidak memperlihatkan pelaku maka kalimat pasif pada bagian ini
tidak memiliki pasangan kalimat aktif (Tjandra, 2014).
a. 憲法には戦争の放棄が明記されている(pasif)
Kenpou ni wa sensou no houki ga meiki sareteiru.
Di dalam konstitusi, bahwa Jepang tidak akan melakukan perang
tercantum dengan jelas.
(Tjandra, 2014 : 195)
b. 与謝野晶子は不忠者と見なされた (pasif)
Yosano Akiko wa fuchuusha to minasareta.
Yosano Akiko dianggap sebagai orang yang tidak setia.
(Tjandra, 2014 : 195)
(6). Kalimat pasif dari verba persepsi dan konsiderasi.
Tjandra (2014) menjelaskan jika verba persepsi dan konsiderasi merupakan verba
yang memiliki makna ‘merasakan’ dan ‘memikirkan’. Contoh dalam verba aktif
verba kanjiru (merasakan) atau omou (berpikir) dan sebagainya, memiliki
penggunaan dalam bentuk aktif.
a. 民族意識が高まってきたと思われる(pasif)
Minzoku ishiki ga takamatte kita to omowareru
Banyak yang berpendapat bahwa kesadaran nasional telah meningkat
(Tjandra, 2014 : 196)
b. 生活がいかに苦しいかと感じられる(pasif)
Seikatsu ga ikani kurushii ka to kanjirareru
Terasa bahwa betapa pahitnya hidup ini
10
(Tjandra, 2014 : 196)
Inti makna dari kalimat pasif langsung yaitu perlakuan dari verba secara langsung
dirasakan, tanpa melalui perantara.
b) Kalimat Pasif Tak Langsung
Kalimat pasif tidak langsung (kansetsu ukemi) merupakan kalimat pasif yang
subjeknya mendapat perlakuan dari verbanya secara tidak langsung. Verba pasif
pada kalimat ini menjadi bahan acuan terhadap subjeknya. Contoh dari kalimat
pasif tidak langsung (kansetsu ukemi) sebagai berikut.
a. 私はバスの中で足を踏まれた
Watashi wa basu no naka de ashi o fumareta.
Kaki saya terinjak di dalam bis.
Pada kalimat a, terlihat bahwa kalimat pasif tersebut hanya menginformasikan jika
kaki saya terinjak di dalam bis. Tetapi sebenarnya kalimat a juga bermakna secara
tidak langsung saya merasa menderita karena kejadian tersebut. Dari sini terlihat
bahwa kalimat a, menunjukan subjek mendapatkan perlakuan dari verbanya secara
tidak langsung.
b. 彼女は彼にダンスを申し込まれました
Kanojo wa kare ni dansu o moushikomaremashita.
Dia (perempuan) diminta menari oleh dia (laki-laki).
Pada kalimat b, terlihat bahwa kalimat pasif tersebut hanya menginformasikan
tentang seorang laki-laki yang meminta seorang wanita untuk menari. Pada kalimat
b juga mengungkapkan terdapat pihak penutur yang menjelaskan peristiwa bahwa
seorang wanita diminta untuk menari oleh seorang laki-laki.
c. 山田さん、先生に娘さんをほめられた
Yamada san, sensei ni musume san o homerareta.
Tuan Yamada, putrinya dipuji oleh guru.
Pada kalimat c, terlihat bahwa kalimat pasif tersebut menginformasikan tentang
putri dari Tuan Yamada dipuji oleh guru. Pada kalimat c juga mengungkapkan
11
bahwa terdapat penutur yang memberitakan Tuan Yamada mengalami hal yang
diungkapkan dalam kalimat.
c) Pasif Spontanitas
Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajari tentang kalimat pasif dari verba
persepsi dan konsiderasi. Pada saat membahas poin tersebut, terdapat kemungkinan
adanya makna spontanitas pada kasus pasif verba persepsi dan konsiderasi. Makna
spontanitas menurut Tjandra (2014) adalah makna yang mengacu kepada suatu
keadaan yang mencul begitu saja atau secara alami tanpa ada yang mengatur.
Kemudian, dari makna spontanitas tersebut lahirlah pasif spontanitas. Pasif
spontanitas adalah makna spontanitas yang muncul bersama dengan morfem pasif
yang dikemas oleh verba persepsi dan konsiderasi (Tjandra, 2014)
Contoh:
a. 生活がいかに苦しいかと感じられます
Seikatsu ga ika ni kurushii ka to kanjiru
Terasa betapa pahitnya hidup ini
(Tjandra, 2014 : 200)
b. 大学生活のころが思い出されます
Daigaku seikatsu no koro ga omoidasareru
Teringat akan masa kehidupan universitas
c. 妻の身が案じられます
Tsuma no mi ga anjirareru
Teringat akan diri sang istri
Pada contoh a, si penutur tiba-tiba merasakan pahitnya hidup. Lalu pada contoh b,
si penutur tiba-tiba terkenang kembali akan kehidupannya semasa kuliah dahulu.
Terakhir pada contoh c, si penutur tiba-tiba terkenang akan sosok istrinya.
Pasif spontanitas ini terjadi dari pemaknaan yang dilakukan oleh penutur
yang secara spontan teringat atau terpikirkan sesuatu dipemikirannya. Pengukuran
terhadap spontanitas penutur ini sifatnya subjektif. Bisa saja sebenarnya penutur
12
selalu teringat terhadap kehidupannya di kampus dulu (contoh b), sehingga makna
spontanitas itu pun menjadi surut.
Pembahasan mengenai kalimat pasif selesai sampai di sini, selanjutnya akan
dibahas jenis diatesis yang lain, yaitu kalimat kausatif.
b. Kalimat Kausatif
Kausatif (shieki) merupakan kategori yang mengungkapan ada suatu pihak yang
menyebabkan pihak lain menjadi melakukan kegiatan verba, dan makna kausatif
ini dinyatakan dengan penggunaan morfem ~ sase (Tjandra, 2014). Proses
morfologis pembentukan verba kausatif ini dengan cara pada verba dengan akhiran
e-ru dan i-ru, akhiran silabel -ru dibuang dan dilekatkan dengan ~saseru atau~
sasemasu (Ono, 1973).
Contoh:
いける=>いけさせます
見る=>見させます
Untuk lebih lengkap perubahannya dapat dilihat pada tabel contoh berikut ini.
NO Verba Ichidan Doushi
(Kata kerja Gol. II)
Verba Kausatif
1 tabemasu
(makan)
tabesasemasu
(meminta untuk makan)
2 mimasu
(melihat)
misasemasu
(meminta untuk lihat)
3 akemasu
(membuka)
akesasemasu
(meminta untuk buka)
4 abimasu
(mandi)
abisasemasu
(meminta untuk mandi)
5 iremasu
(memasukan)
iresasemasu
(meminta untuk memasukan)
6 imasu isasemasu
13
(ada) (membuat ada)
7 oshiemasu
(mengajar)
oshiesasemasu
(meminta untuk mengajar)
8 okimasu
(bangun)
okisasemasu
(meminta untuk bangun)
9 oboemasu
(ingat)
oboesasemasu
(membuat ingat)
10 orimasu
(turun)
orisasemasu
(meminta untuk turun)
11 sutemasu
(membuang)
sutesasemasu
(meminta untuk buang)
12 tarimasu
(cukup)
tarisasemasu
(membuat cukup)
13 shimemasu
(tutup)
shimesasemasu
(meminta tutup)
14 kimasu
(memakai)
kisasemasu
(meminta untuk memakai)
15 tsukemasu
(menyalakan)
tsukesasemasu
(meminta untuk menyalakan)
16 tomemasu
(berhenti)
tomesasemasu
(meminta berhenti)
17 nemasu
(tidur)
nesasemasu
(meminta untuk tidur)
18 hajimemasu
(memulai)
hajimesasemasu
(meminta untuk memulai)
19 makemasu
(kalah)
makesasemasu
(membuat kalah)
20 dekakemasu
(pergi keluar)
dekakesasemasu
(membuat pergi)
Tabel 2.1 Ichidan Doushi Menjadi Verba Kausatif
14
Lalu, untuk verba godan doushi (atau kata kerja golongan I), secara morfologis
pembentukan verba kausatif ini dengan cara mengubah verba ke dalam deret ~a
dan kemudian menambahkan dengan ~ saseru atau ~ sasemasu (Ono, 1973).
Contoh:
行く=>行か+せる=行かせる
なぐる=>なぐら+せます=なぐらせます
読む=>読ま+せる=読ませる
Untuk lebih lengkap perubahannya dapat dilihat pada tabel contoh berikut ini.
No Verba Godan Doushi
(Kata kerja Gol. I)
Verba Kausatif
1 aimasu
(bertemu)
awasemasu
(meminta untuk bertemu)
2 asobimasu
(bermain)
asobasemasu
(meminta untuk main)
3 kikimasu
(mendengar)
kikasemasu
(meminta untuk dengar)
4 okurimasu
(kirim)
okurasemasu
(meminta untuk kirim)
5 oyogimasu
(berenang)
oyogasemasu
(meminta untuk renang)
6 tachimasu
(berdiri)
tatasemasu
(meminta untuk berdiri)
7 nomimasu
(minum)
nomasemasu
(meminta untuk minum)
8 keshimasu
(memadamkan)
kesasemasu
(membuat padam)
9 suwarimasu suwarasemasu
15
(duduk) (meminta untuk duduk)
10 kakimasu
(menulis)
kakasemasu
(meminta untuk menulis)
11 araimasu
(mencuci)
arawasemasu
(meminta untuk cuci)
12 yobimasu
(memanggil)
yobasemasu
(meminta untuk memanggil)
13 hanashimasu
(bicara)
hanasasemasu
(membuat bicara)
14 mochimasu
(membawa)
motasemasu
(meminta untuk bawa)
15 magarimasu
(belok)
magarasemasu
(meminta untuk belok)
16 hairimasu
(masuk)
hairasemasu
(membuat masuk)
17 yasumimasu
(istirahat)
yasumasemasu
(meminta untuk istirahat)
18 kirimasu
(memotong)
kirasemasu
(meminta untuk memotong)
19 tsukaimasu
(menggunakan)
tsukawasemasu
(meminta untuk menggunakan)
20 tsukurimasu
(membuat)
tsukurasemasu
(meminta untuk membuat)
Tabel 2.2 Godan Doushi Menjadi Verba Kausatif
Kemudian untuk verba suru akan berubah menjadi saseru atau sasemasu; dan verba
kuru akan berubah menjadi kisaseru atau kisasemasu. Selanjutnya, Ono (1973)
menjelaskan bahwa tidak hanya verba aktif saja yang dapat berubah ke dalam
bentuk kausatif (shieki), bentuk pasif pun dapat berubah ke dalam bentuk kausatif
(shieki).
Contoh:
16
行かせる(aktif) – 行かせられる(pasif)
いけさせます (aktif) – いけさせられます (pasif)
させます (aktif) – させられます (pasif)
来させる (aktif) – 来させられる (pasif)
Selanjutnya, terdapat kategori kausatif bahasa Jepang yang dapat
diidentifikasi menjadi beberapa sub-kelompok , yaitu kausatif keras (kyousei shieki)
dan kausatif lemah (kyoyou shieki). Kausatif keras (kyousei shieki) merupakan
kausatif yang memiliki makna kausatif secara paksa, dan kausatif lemah (kyouyou
shieki) merupakan kausatif yang memiliki makna kausatif tidak secara memaksa
(Tjandra, 2014).
Contoh:
a. 先生は学生にレポートをつけさせた
Sensei wa gakusei ni repo-to o tsukesaseta
Guru menyuruh siswa untuk membuat laporan
b. 先生は学生に好きなことをやらせた
Sensei wa gakusei ni sukina koto o yaraseta
Guru membiarkan siswa mengerjakan hal yang disukai
Pada contoh a merupakan contoh dari kausatif kuat, karena ada makna memerintah
di dalamnya. Sedangkan pada contoh b merupakan contoh dari kausatif lemah,
karena secara makna tidak terlihat adanya unsur paksaan.
Tjandra (2014) memperlihatkan adanya perbedaan dari kausatif kuat dan
kausatif lemah dilihat dari penggunaan joshi. Contoh yang diberikan seperti berikut
ini.
c. 夫が妻を働かせた
Otto ga tsuma o hatarakaseta
17
Sang suami mempekerjakan istri
(Tjandra, 2014 : 203)
d. 夫が妻に働かせた
Otto ga tsuma ni hatarakaseta.
Sang suami membiarkan istrinya bekerja.
(Tjandra, 2014 : 203)
Pada contoh c, makna kausatif yang memaksa ditandai dengan joshi o, dan pada
contoh d makna kausatif tidak memaksa ditandai dengan joshi ni. Tjandra (2014)
lebih lanjut menjelaskan jika fenomena ini bukanlah hal yang mutlak. Dalam artian
tidak selamanya joshi o bermakna kausatif keras, begitupun sebaliknya.
Terdapat kalimat kausatif yang berasal dari verba transitif – intrasitif
berpasangan. Sebagai contoh verba okiru (bangun) dan verba okosu
(membangunkan).
e.1. 母親は転んだ子供に自分で起きさせた
Hahaoya wa koronda kodomo ni jibun de okisaseta.
Sang ibu menyuruh anak yang terjatuh bangun sendiri.
f.1. 母親は妹に兄を起こさせた
Hahaoya wa imouto ni ani o okosaseta.
Ibu menyuruh adik perempuan membangunkan kakak laki-laki,
Kedua kalimat e.1. dan f.1. berasal dari kalimat intransitif dan transitif.
Pada kalimat e.1. berasal dari kalimat intransitif berikut ini.
e.2. 転んだ子供が自分で起きた
Koronda kodomo ga jibun de okita.
Anak yang terjatuh bangun sendiri.
Pada kalimat f.1. berasal dari kalimat transitif berikut ini.
f.2. 妹が兄を起こした
18
Imouto ga ani o okoshita
Adik perempuan telah membangunkan kakak laki-laki
Selain terdapat kalimat kausatif yang berasal dari verba transitif dan intransitif
berpasangan, terdapat juga verba transitif dan intransitif yang hanya memiliki satu
kalimat kausatif. Sebagai contoh yaitu verba ugoku (bergerak) dan ugokasu
(menggerakan). Kedua verba tersebut hanya memiliki satu verba kausatif yaitu
ugokaseru yang berasal dari verba transitif ugokasu karena bentuk ugokaseru yang
semestinya merupakan kausatif dari verba transitif ugoku dipakai sebagai makna
bentuk potensial (Tjandra, 2014).
g. 医者は患者に手を動くさせた
Isha wa kanja ni te o ugokusaseta
Dokter meminta pasien untuk menggerakkan tangannya
Selanjutnya akan diperlihatkan bentuk struktur dari kalimat kausatif.
Struktur ini digunakan untuk melihat konstituen-konstiuen yang terlibat dalam
menyusun kalimat kausatif.
1) Struktur Kalimat Kausatif
Pada bagian ini akan diperlihatkan pola kalimat yang menggunakan verba kausatif.
Tujuan diperlihatkan pola kalimat ini untuk memperlihatkan perbedaan pola
kalimat dari kausatif yang berasal dari verba transitif dan intransitif.
a) Verba Intransitif
Pada verba intransitif, karena sifatnya yang tidak memerlukan objek langsung maka
ketika diubah ke dalam bentuk kausatif pelaku perbuatan aktifitas verba diikuti
dengan partikel o. Pola yang berlaku untuk untuk perubahan ini adalah.
Contoh:
a. アニさんはあの子を遊びに行かせました。
Ani san wa ano ko o asobi ni ikasemashita
Ani menyuruh anak itu untuk pergi bermain
文型:~を~使役動詞
19
b. 部長は山田さんをあさ 6 時に働かせた。
Buchou wa Yamada san o asa 6 ji ni hatarakaseta
Kepala bagian meminta Yamada untuk bekerja pada pukul 6 pagi
c. 私は弟を深いプールで泳がせました。
Watashi wa otouto o fukai pu-ru de oyogasemashita
Saya menyuruh adik laki-laki untuk berenang di kolam yang dalam
d. 山田先生は学生達を立たせました。
Yamada sensei wa gakuseitachi o tatasemashita
Yamada sensei meminta siswa untuk berdiri
e. 私は息子を二時間ぐらい休ませました。
Watashi wa musuko o nijikan gurai yasumasemashita
Saya meminta anak saya untuk istirahat sekitar 2 jam
f. 学部長は山田先生を大阪へ主張させます。
Gakubuchou wa Yamada sensei o oosaka e shucchou sasemasu
Dekan menyuruh Yamada sensei dinas ke Osaka
g. 私はミアさんを歩かせます。
Watashi wa mia san o arukasemasu
Saya meminta Mia untuk berjalan (saja)
h. 学部長はエリナ先生をゼミナールに出席させました。
Gakubuchou wa Erina sensei o zeminaaru ni shussheki sasemashita
Dekan meminta Erina sensei untuk menghadiri seminar
i. 僕は妹を泣かせました。
Boku wa imouto o nakasemashita
Saya membuat adik (perempuan) menangis
20
j. お母さんは妹を自由に遊ばせた。
Okaasan wa imouto o jiyuu ni asobaseta
Ibu membuat adik (perempuan) bermain dengan bebas
Dari kesepuluh contoh yang diperlihatkan menunjukan bahwa partikel o digunakan
untuk menunjukan arah dari siapa yang memerintah ke siapa yang diperintah, dan
juga menunjukan pelaku yang melakukan perbuatan verba. Sebagai catatan, Ono
(1973) mengatakan pada verba intransitif partikel o dapat digantikan dengan
partikel ni. Sedangkan untuk verba transitif yang berubah menjadi verba kausatif
hanya mempergunakan partikel ni. Selanjutnya akan dibahas mengenai verba
kausatif yang berasal dari verba transitif.
b). Verba Transitif
Pada verba kausatif yang berasal dari verba transitif menggunakan partikel ni untuk
menunjukan pelaku dari perbuatan verba. Hal ini disebabkan karena verba transitif
memerlukan objek yang ditandai dengan penggunaan partikel o. Pola yang berlaku
untuk untuk perubahan ini adalah.
Contoh:
a. 祖母は姉に花をいけさせます。
Sobo wa ane ni hana o ikesasemasu
Nenek meminta kakak perempuan untuk merangkai bunga
b. 先生は学生に作文を作らせました。
Sensei wa gakusei ni sakubun o tsukurasemashita
Guru menyuruh siswa untuk membuat karangan
c. 山田先生は小学生に一人ずつ話しを読ませました。
Yamada sensei wa shougakusei ni hitori jutsu hanashi o yomasemashita
Yamada sensei menyuruh siswa SD satu per satu untuk membaca cerita
d. 先生は留学生に日本語を習わせました。
文型:~に~を~使役動詞
21
Sensei wa ryuugakusei ni nihongo o narawasemashita
Guru meminta mahasiswa asing untuk belajar bahasa Jepang
e. 田中先生は生徒に聴解のテープを聞かせました。
Tanaka sensei wa seito ni choukai no te-pu o kikasemashita
Tanaka sensei meminta murid untuk mendengarkan kaset choukai
f. 彼は僕に手数をかけさせました。
Kare wa boku ni tekazu o kakesasemashita
Dia membuat saya tersangkut masalah
g.彼女は私に試験の準備をさせました。
Kanojo wa watashi ni shiken no junbi o sasemashita
Dia (perempuan) menyuruh saya melakukan persiapan untuk ujian
h.祖母は近所の子に牛乳を飲ませた。
Sobo wa kinjo no ko ni gyuunyuu o nomaseta
Nenek meminta anak tetangga untuk minum susu
i. おばちゃんが私に料理を作らせました。
Obachan ga watashi ni ryouri o tsukurasemashita
Bibi meminta saya untuk membuat masakan
j. 私は娘に部屋を掃除させた。
Watashi wa musume ni heya o souji saseta
Saya menyuruh anak perempuan (saya) untuk membersihkan kamar
Pada kalimat kausatif yang verbanya berasal dari verba transitif, objek yang
berpenanda partikel o bisa hilang dan pelakunya tetap menggunakan partikel ni.
Sebagai contoh, kalimat j akan dibuang objeknya sehingga menjadi seperti berikut.
j.1 私は娘に掃除させた。
Watashi wa musume ni souji saseta
Saya menyuruh anak perempuan (saya) untuk bersih-bersih
22
Sedangkan pada kalimat kausatif yang berasal dari verba intransitif, ketika
ditambahkan objek maka pelaku tidak lagi menggunakan partikel o tetapi
menggunakan partikel ni. Sebagai contoh kalimat g pada bagian A, jika
ditambahkan objek akan menjadi seperti berikut.
g.1 私はミアさんに左側を歩かせます。
Watashi wa mia san ni hidarigawa o arukasemasu
Saya meminta Mia untuk berjalan di sebelah kiri
Selanjutnya verba kausatif dapat juga berasal dari verba pasif. Perbedaan dengan
kalimat aktif baik itu transitif maupun intransitif adalah pelaku dari kegiatan
diletakan di depan kalimat sebagai subjek sedangkan orang yang memerintah
sebagai datif (nomina yang berkaitan langsung dengan aktifitas verbanya. Pola yang
berlaku untuk untuk perubahan ini adalah.
Contoh yang diberikan berasal dari contoh pada bagian B yang diubah ke dalam
bentuk pasif (perhatikanlah perubahan yang terjadi).
a.1. 姉は祖母に花をいけさせられます。
Ane wa Sobo ni hana o ikesaseraremasu
Kakak perempuan disuruh oleh nenek untuk merangkai bunga
b.1. 学生は先生に作文を作らせられました。
Gakusei wa sensei ni sakubun o tsukuraseraremashita
Siswa disuruh oleh guru untuk membuat karangan
c.1. 小学生は山田先生に一人ずつ話しを読ませられました。
Shougakusei wa Yamada sensei ni hitori jutsu hanashi o
yomaseraremashita
Siswa SD satu per satu disuruh membaca cerita oleh Yamada sensei
d.1. 留学生は先生に日本語を習わせられました。
Ryuugakusei wa sensei ni nihongo o narawaseraremashita
Mahasiswa asing disuruh oleh guru untuk belajar bahasa Jepang
文型:~に~を~使役動詞
23
C. Penutup
2) Kausatif Insidental
Pada kausatif terkandung makna menyebabkan, oleh karenanya kausatif merupakan
kategori yang mengungkapkan ada suatu pihak yang menyebabkan pihak lain
melakukan suatu kegiatan verba. Makna implisit menyebabkan ini menimbulkan
pemakaian kausatif lemah yang bersifat tidak disengaja. Kausatif seperti ini disebut
dengan Kausatif lemah insidental (fuhon’i no kyokyou shieki) (Tjandra, 2014).
Contoh:
a. 家庭不和が子供に非行を走らせた
Katei fuwa ga kodomo ni hikou o hashiraseta
Kehancuran rumah tangga menyebabkan anak-anak menjadi berbuat
nakal.
(Tjandra, 2014 : 204)
b.あの人はいつもみんなを笑わせる
Ano hito wa itsumo minna o warawaseru
Orang itu selalu membuat tertawa
c. 階段で足を滑らせた
Kaidan de ashi o suberaseta
Kaki saya terkilir di tangga
Pada contoh a, adalah hubungan sebab akibat yang bersifat implisit. Penyebabnya
adalah “ketidakharmonisan rumah tangga”, dan yang menjadi akibatnya adalah
“anak-anak menjadi nakal”. Lalu, pada contoh b, reaksi tertawa akibat ulah orang
itu adalah sesuatu hal yang tidak disengaja. Pada kalimat c memuat kausatif yang
memiliki makna secara tidak sengaja terkilir.
Kausatif insidental secara makna ada karena terdapat ketidaksengajaan dan
adanya makna hubungan sebab akibat. Kausatif insidental juga terjadi hanya pada
kausatif lemah saja, dan tidak terjadi pada kausatif kuat. Makna-makna implisit ini
terkadang susah dipahami bagi pembelajar bahasa Jepang, karena pembelajar hanya
melihat pemaknaan dipermukaannya saja.
24
1. Rangkuman
Pada modul 2 KB 2 ini dipelajari tentang diatesis (tai). Diatesis merupakan satu
cara bertutur dengan subjek sebagai tolok ukurnya (Tjandra, 2014). Pada bahasa
Jepang, kalimat pasif (ukemi) ditandai dengan adanya subjek yang diposisikan
sebagai penderita. Lalu, joshi ni dipergunakan untuk menandai pelaku. Agar verba
aktif berubah berubah menjadi pasif, maka secara morfologis verba aktif tersebut
dilekatkan morfem pasif ~rareu. Kemudian, Kausatif (shieki) merupakan kategori
yang mengungkapan ada suatu pihak yang menyebabkan pihak lain menjadi
melakukan kegiatan verba, dan makna kausatif ini dinyatakan dengan penggunaan
morfem ~sase.
25
Daftar Pustaka
Ono, Hideichi. 1973. Japanese Grammar.The Hokuseido Press: Tokyo
Santoso, Teguh. 2015. Dasar-dasar Morfologi Bahasa Jepang.Irsyadul Fikr:
Jogjakarta
Tjandra, Sheddy., N. 2015. Morfologi Jepang. Bina Nusantara Media & Publishing:
Jakarta
Tjandra, Sheddy., N. 2014. Sintaksis Jepang. Bina Nusantara Media & Publishing:
Jakarta
Tsujimura, Natsuko. 2007. An Introduction to Japanese Linguistics. Blackwell
Publishing: Inggris

More Related Content

What's hot

Strategi pembelajaran inkuiri (spi)
Strategi pembelajaran inkuiri (spi)Strategi pembelajaran inkuiri (spi)
Strategi pembelajaran inkuiri (spi)
Ig Fandy Jayanto
 
Komik 3 menyambut tahun baru islam-
Komik 3  menyambut tahun baru islam-Komik 3  menyambut tahun baru islam-
Komik 3 menyambut tahun baru islam-
Fppi Unila
 

What's hot (20)

PPT SURAT PPRIBADI DAN SURAT DINAS.pptx
PPT SURAT PPRIBADI DAN SURAT DINAS.pptxPPT SURAT PPRIBADI DAN SURAT DINAS.pptx
PPT SURAT PPRIBADI DAN SURAT DINAS.pptx
 
Kisi kisi b indo
Kisi  kisi b indoKisi  kisi b indo
Kisi kisi b indo
 
Modul bahasa inggris xi unit 2 narrative
Modul bahasa inggris xi unit 2 narrativeModul bahasa inggris xi unit 2 narrative
Modul bahasa inggris xi unit 2 narrative
 
KISI-KISI UAS GANJIL BAHASA INDONESIA KELAS XI
KISI-KISI UAS GANJIL BAHASA INDONESIA KELAS XIKISI-KISI UAS GANJIL BAHASA INDONESIA KELAS XI
KISI-KISI UAS GANJIL BAHASA INDONESIA KELAS XI
 
Strategi pembelajaran inkuiri (spi)
Strategi pembelajaran inkuiri (spi)Strategi pembelajaran inkuiri (spi)
Strategi pembelajaran inkuiri (spi)
 
Manajemen Sarana dan Prasana Pendidikan
Manajemen Sarana dan Prasana PendidikanManajemen Sarana dan Prasana Pendidikan
Manajemen Sarana dan Prasana Pendidikan
 
JENIS DAN FUNGSI PENILAIANi
JENIS DAN FUNGSI PENILAIANi JENIS DAN FUNGSI PENILAIANi
JENIS DAN FUNGSI PENILAIANi
 
Komik 3 menyambut tahun baru islam-
Komik 3  menyambut tahun baru islam-Komik 3  menyambut tahun baru islam-
Komik 3 menyambut tahun baru islam-
 
Media komputer
Media komputerMedia komputer
Media komputer
 
Ppt teks prosedur komplek
Ppt teks prosedur komplekPpt teks prosedur komplek
Ppt teks prosedur komplek
 
Merancang dan Menilai Pembelajaran Abad 21
Merancang dan Menilai Pembelajaran Abad 21Merancang dan Menilai Pembelajaran Abad 21
Merancang dan Menilai Pembelajaran Abad 21
 
4. ppt teks hikayat blog zuhri indonesia
4. ppt teks hikayat blog zuhri indonesia4. ppt teks hikayat blog zuhri indonesia
4. ppt teks hikayat blog zuhri indonesia
 
Konsep Belajar dan Kinerja
Konsep Belajar dan KinerjaKonsep Belajar dan Kinerja
Konsep Belajar dan Kinerja
 
Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran - AECT 1994
Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran - AECT 1994Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran - AECT 1994
Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran - AECT 1994
 
Teks ceramah
Teks ceramahTeks ceramah
Teks ceramah
 
Truyện doremon dài tập chiến thắng quỷ Kamat
Truyện doremon dài tập chiến thắng quỷ KamatTruyện doremon dài tập chiến thắng quỷ Kamat
Truyện doremon dài tập chiến thắng quỷ Kamat
 
Keputusan dan model model penerapan teknologi pendidikan di indonesia
Keputusan dan model model penerapan teknologi pendidikan di indonesiaKeputusan dan model model penerapan teknologi pendidikan di indonesia
Keputusan dan model model penerapan teknologi pendidikan di indonesia
 
English for Specific Purpose: Law
English for Specific Purpose: LawEnglish for Specific Purpose: Law
English for Specific Purpose: Law
 
PROPOSAL 1.pptx
PROPOSAL 1.pptxPROPOSAL 1.pptx
PROPOSAL 1.pptx
 
Sejarah Pendidikan Multikultural
Sejarah Pendidikan MultikulturalSejarah Pendidikan Multikultural
Sejarah Pendidikan Multikultural
 

Similar to M2KB2 - Diatesis

Bahasa Indonesia SMA Kelas 10
Bahasa Indonesia SMA Kelas 10Bahasa Indonesia SMA Kelas 10
Bahasa Indonesia SMA Kelas 10
sekolah maya
 
BSE Kelas xii sma bahasa bahasa indonesia_adi as
BSE Kelas xii sma bahasa bahasa indonesia_adi asBSE Kelas xii sma bahasa bahasa indonesia_adi as
BSE Kelas xii sma bahasa bahasa indonesia_adi as
Sellianova Ardhanella
 
Bahasa Indonesia kelas XII
Bahasa Indonesia kelas XIIBahasa Indonesia kelas XII
Bahasa Indonesia kelas XII
Yusuf AL-Rosyadi
 

Similar to M2KB2 - Diatesis (20)

Materi M2KB1- Kalimat Dasar Bahasa Jepang
Materi M2KB1- Kalimat Dasar Bahasa JepangMateri M2KB1- Kalimat Dasar Bahasa Jepang
Materi M2KB1- Kalimat Dasar Bahasa Jepang
 
Materi M2KB4 - Aspek & Bentuk Pengandaian
Materi M2KB4 - Aspek & Bentuk PengandaianMateri M2KB4 - Aspek & Bentuk Pengandaian
Materi M2KB4 - Aspek & Bentuk Pengandaian
 
Materi M2KB3 - Modalitas
Materi M2KB3 - ModalitasMateri M2KB3 - Modalitas
Materi M2KB3 - Modalitas
 
Materi M4KB3 - Sintaksis
Materi M4KB3 - SintaksisMateri M4KB3 - Sintaksis
Materi M4KB3 - Sintaksis
 
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docxCARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
 
Rpp 1 lembar kelas 2 semester 1
Rpp 1 lembar kelas 2 semester 1Rpp 1 lembar kelas 2 semester 1
Rpp 1 lembar kelas 2 semester 1
 
Rpp kelas xi questions tag
Rpp kelas xi questions tagRpp kelas xi questions tag
Rpp kelas xi questions tag
 
Bahasa Indonesia SMA Kelas 10
Bahasa Indonesia SMA Kelas 10Bahasa Indonesia SMA Kelas 10
Bahasa Indonesia SMA Kelas 10
 
BSE Kelas xii sma bahasa bahasa indonesia_adi as
BSE Kelas xii sma bahasa bahasa indonesia_adi asBSE Kelas xii sma bahasa bahasa indonesia_adi as
BSE Kelas xii sma bahasa bahasa indonesia_adi as
 
Materi M4KB2 - Linguistik Bahasa Jepang dan Cabang-Cabangnya
Materi M4KB2 - Linguistik Bahasa Jepang dan Cabang-CabangnyaMateri M4KB2 - Linguistik Bahasa Jepang dan Cabang-Cabangnya
Materi M4KB2 - Linguistik Bahasa Jepang dan Cabang-Cabangnya
 
Rpp kelas 7 semester ganjil
Rpp kelas 7 semester ganjilRpp kelas 7 semester ganjil
Rpp kelas 7 semester ganjil
 
Makalah clauses n refer to
Makalah clauses n refer toMakalah clauses n refer to
Makalah clauses n refer to
 
Bahasa Indonesia kelas XII
Bahasa Indonesia kelas XIIBahasa Indonesia kelas XII
Bahasa Indonesia kelas XII
 
Materi M6KB2 - Media Pembelajaran Huruf
Materi M6KB2 - Media Pembelajaran HurufMateri M6KB2 - Media Pembelajaran Huruf
Materi M6KB2 - Media Pembelajaran Huruf
 
Sma10bhsind aktif dankreatif
Sma10bhsind aktif dankreatifSma10bhsind aktif dankreatif
Sma10bhsind aktif dankreatif
 
Makalah kalimat efektiff
Makalah kalimat efektiffMakalah kalimat efektiff
Makalah kalimat efektiff
 
Kata baku dan tidak baku
Kata baku dan tidak bakuKata baku dan tidak baku
Kata baku dan tidak baku
 
Materi M3KB3 - Sakubun
Materi M3KB3 - SakubunMateri M3KB3 - Sakubun
Materi M3KB3 - Sakubun
 
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan Sakubun
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan SakubunMateri M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan Sakubun
Materi M3KB4 - Pengajaran Dokkai, Kaiwa, dan Sakubun
 
XII IPA B.Indonesia 5
XII IPA B.Indonesia 5XII IPA B.Indonesia 5
XII IPA B.Indonesia 5
 

More from PPGHybrid1

More from PPGHybrid1 (20)

Kelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lainKelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lain
 
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
 
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
 
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuPPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
 
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika BahanPPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis TertentuPPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
 
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan PembebananPPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
 
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
 
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
 
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTURPPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
 
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASIPPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
 
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiModul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
 
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan PekerjaanModul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
 
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan KonstruksiModul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
 
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaModul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNANMODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
 
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNGMODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 

M2KB2 - Diatesis

  • 1. No. Kode: DAR2/Profesional/170/02/2019 PENDALAMAN MATERI BAHASA JEPANG MODUL 2 Nama Penulis: Gede Satya Hermawan, S.S., M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2019
  • 2. ii DAFTAR ISI Cover Dalam ..................................................... i Daftar Isi ..................................................... ii Daftar Tabel ..................................................... iii KB 2 Diatesis A Pendahuluan ..................................................... 1 1. Deskripsi Singkat ..................................................... 1 2. Relevansi ..................................................... 1 3. Petunjuk Belajar ..................................................... 2 B Inti ..................................................... 2 1. Capaian Pembelajaran ..................................................... 2 2. Pokok-pokok Materi ..................................................... 2 3. Uraian Materi ..................................................... 2 C Penutup ..................................................... 24 1. Rangkuman ..................................................... 24 Daftar Pustaka ..................................................... 25
  • 3. iii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Ichidan Doushi Menjadi Verba Kausatif .................................. 13 Tabel 2.2 Godan Doushi Menjadi Verba Kausatif .................................. 15
  • 5. 1 A. Pendahuluan 1. Deskripsi Singkat Kegiatan Belajar 2 ini merupakan dasar memahami diatesis pada bahasa Jepang. Dimulai dari hal yang mudah, sehingga konsep pemahaman terhadap kalimat bahasa Jepang dapat diketahui. Pada modul 2 KB 2 ini akan mendeskripsikan tentang kalimat pasif (ukemi) dan kalimat kausatif (shieki) bahasa Jepang pada tingkat setara N3 atau level Chuukyu. Kemudian, pola-pola kalimat yang akan dijelaskan pada modul KB1 ini adalah chokusetsu ukemi, kansetsu ukemi, kyousei shieki dan kyoyou shieki. Sehingga diharapkan setelah mempelajari modul KB2 ini, dapat mengetahui dan memahami tentang kalimat pasif (ukemi) dan kalimat kausatif (shieki). Selain memahami tentang kalimat pasif (ukemi) dan kalimat kausatif (shieki) diharapkan juga modul 2 KB 2 ini dapat membantu dalam memproduksi kalimat bahasa Jepang, sehingga dapat digunakan dalam tuturan sesuai dengan konteksnya. Penyajian modul ini dimulai dari menampilkan pola-pola kalimat, lalu dilanjutkan dengan penjelasan materi, dan terakhir diberikan contoh-contoh yang terkait. 2. Relevansi Pada modul 2 KB 2 ini, pembelajar diharapkan sudah pernah mempelajari kalimat- kalimat dasar bahasa Jepang, sehingga modul ini akan membantu untuk mengembangkan pengetahuan dasar tersebut. Penguasaaan yang diharapkan mampu dipelajari pada modul 2 KB 2 ini adalah kalimat pasif (ukemi) dan kalimat kausatif (shieki). Dengan pola kalimat yang akan dipelajari adalah chokusetsu ukemi, kansetsu ukemi, kyousei shieki dan kyoyou shieki. Sehingga konten materi ini nantinya dapat membantu ketika pembelajar modul ini dalam berkomunikasi bahasa Jepang. Pembelajar tahu bagaimana cara menggunakan bentuk pasif dalam bahasa Jepang, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam berkomunikasi. Selain itu dalam ranah pedagogik, materi modul 2 KB 2 ini diharapkan dapat membantu
  • 6. 2 B. Inti A.Pendahuluan dalam melakukan kegiatan mengajar baik dalam proses pembelajaran maupun menjawab pertanyaan siswa. 3. Petunjuk Belajar Mulailah dengan membaca capaian pembelajaran yang ingin dicapai dalam modul 2 KB 2 ini. Selanjutnya dipelajari dengan baik isi materi, jika terdapat konten materi yang membingungkan dapat dibantu dengan penggunaan pembelajaran daring, baik itu bertanya secara online ataupun mengakses media yang disediakan. Selanjutnya kerjakan tes formatif untuk mengukur peningkatan kemampuan diri akan pola kalimat dasar bahasa Jepang. 1. Capaian Pembelajaran Menguasai kaidah-kaidah bahasa Jepang dari tingkat dasar sampai tingkat madya atau setara dengan N3, Tes Kemampuan Bahasa Jepang (Nihongo Nouryoku Shiken) yang terkait dengan Diatesis. 2. Pokok-pokok Materi a. Diatesis b. Kalimat Pasif c. Kalimat Pasif Tak Langsung d. Kalimat Kausatif 3. Uraian Materi a. Diatesis Diatesis (tai) merupakan satu cara bertutur dengan subjek sebagai tolok ukurnya (Tjandra, 2014). Secara sederhana Santoso (2015) menjelaskan bahwa datesis merupakan sebuah kategori gramatikal yang menunjukan hubungan antara subjek atau agen atau pelaku dengan perbuatan yang dilakukannya. Jika subjek yang menjadi tolok ukurnya merupakan pelaku dari kegiatan verba maka akan menjadi diatesis aktif. Sebaliknya, jika subjek yang menjadi tolok
  • 7. 3 ukurnya merupakan penderita dari aktifitas verba maka akan menjadi diatesis pasif. Diatesis aktif dan pasif ini akan membentuk satu pasangan verba (Tjandra, 2014). Diatesis aktif sudah dijelaskan pada modul 2 KB 1 dengan ciri penggunaan verba transitif. Kemudian untuk modul 2 KB 2 ini akan dijelaskan mengenai diatesis pasif. Senada dengan pendapat Tjandra (2014), Ono (1973) juga memasukan bentuk pasif ke dalam voice atau diatesis (tai). Akan tetapi Tjandra menambahkan bahwa tidak semua kalimat pasif dalam bahasa Jepang termasuk ke dalam voice atau diatesis (tai). Dari kedua pendapat ini, kita mengetahui jika kalimat pasif bahasa Jepang ada yang terkategori diatesis (tai), dan ada pula kalimat pasif bahasa Jepang yang tidak terkategori diatesis (tai). Dalam modul 2 KB 2 ini hanya akan melihat kalimat pasif yang terkategori diatesis (tai) saja. Selanjutnya, pada modul 2 KB 2 ini juga akan melihat bentuk kausatif bahasa Jepang. Bentuk kausatif bahasa Jepang ini juga termasuk ke dalam diatesis (tai), karena melihat subjek sebagai tolok ukurnya. Subjek yang menjadi tolok ukurnya ini membuat objek sebagai penderita dari aktifitas verbanya. b. Kalimat Pasif Pada bahasa Jepang, kalimat pasif (ukemi) ditandai dengan adanya subjek yang diposisikan sebagai penderita. Lalu, joshi ni dipergunakan untuk menandai pelaku. Agar verba aktif berubah menjadi pasif, maka secara morfologis verba aktif tersebut dilekatkan morfem pasif ~rareru. Ono (1973) menjelaskan kalimat pasif (ukemi) dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu. 1) Pasif langsung (chokusetsu ukemi) ketika kasus objektif pada diatesis aktif yang ditandai dengan joshi o, diubah menjadi kasus nominatif yang ditandai dengan joshi ni sehingga menjadi diatesis pasif. Contoh: 1. お母さんは妹をほめます。(diatesis aktif) Okaasan wa imouto o homemasu. Ibu memuji adik perempuan. 2. 妹はお母さんにほめられます。(diatesis pasif –langsung-)
  • 8. 4 Imouto wa okaasan ni homeraremasu. Adik perempuan dipuji oleh ibu. Pada contoh 2, okaasan ni dapat pula diekspresikan menjadi okaasan kara. Baik okaasan ni atau pun okaasan kara, mengindikasikan agen dari kegiatan pasif. 2) Pasif tak langsung (kansetsu ukemi) ketika kasus benefaktif yang ditandai dengan joshi ni pada diatesis aktif diekspresikan menjadi subjek pada diatesis pasif. Contoh: 1. 先生は学生に日本語を教えます。(diatesis aktif) Sensei wa gakusei ni nihongo o oshiemasu. Guru mengajarkan bahasa Jepang kepada siswa. 2. 学生は先生に日本語を教えられます。(diatesis pasif –tak langsung-) Gakusei wa sensei ni nihongo o oshieraremasu. Siswa diajarkan bahasa Jepang oleh guru. Pada kalimat 1 kasus objektif terletak pada meishi gakusei dengan verba aktif oshiemasu. Ketika kalimat 1 diubah menjadi pasif maka kasus objektif meishi gakusei dipindahkan menjadi kasus subjektif dengan joshi wa sebagai penanda subjek, dan verbanya pun diubah menjadi verba pasif oshieraremasu. Selanjutnya penjelasan secara mendetil dari dua bagian diatesis pasif tersebut akan dijelaskan pada sub bab yang berbeda. a) Kalimat Pasif Langsung Tjandra (2014) membagi pasif langsung (chokusetsu ukemi) menjadi enam bagian dilihat dari unsur gramatikanya. Pembagian tersebut dijelaskan sebagai berikut. (1). Objek penderita dari kegiatan verba dinyatakan dengan partikel akusatif (対 格) . a. Jirou memukul Natsuko Jirou ga Natsuko o nagutta
  • 9. 5 Natsuko ga Jirou ni nagurareta Natsuko dipukul oleh Jirou b. Dia (perempuan) mempercayai lelakinya Kanojo wa kare o shinjimasu Kare ga kanojo ni shinjiraremasu Dia (laki-laki) dipercaya oleh wanitanya c. Profesor membaca skripsi mahasiswa Kyouju wa kono gakusei no sotsuron o yomimasu Kono gakusei no ronbun ga kyouju ni yomaremasu Skripsi mahasiswa dibaca oleh profesor d. Pencuri mencuri uang Dorobou ga okane o nusunda Okane ga dorobou ni nusumareta Uang dicuri oleh pencuri
  • 10. 6 e. Guru memarahi Adi Sensei wa Adisan o shikatta Adisan wa sensei ni shikarareta Adi dimarahi oleh guru (2). Tujuan atau sasaran dari kegiatan verba dinyatakan dengan partikel datif (与 格). Pada bagian ini dapat dilihat jika tujuan dari perlakuan verbanya ditandai dengan partikel ni yang berfungsi sebagai pelengkap yang terlibat dalam kegiatan verbanya. a. Si kacamata mengajak bicara teman saya Megane kun ga watashi no tomodachi ni hanashikaketa Watashi no tomodachi ga megane kun ni hanashikakerareta Teman saya diajak bicara oleh si kacamata b. Maria memberi hadiah kepada Doni Maria san wa Doni san ni purezento o okurimashita Doni san ga Maria san ni purezento o okuraremashita Doni diberi hadiah oleh Maria Pada kalimat b ini objek dapat menjadi subjek sehingga bentuk pasifnya menjadi seperti berikut ini. Maria memberi hadiah kepada Doni
  • 11. 7 Maria san wa Doni san ni purezento o okurimashita Purezento ga Maria san kara Doni san ni okuraremashita Hadiah diberikan oleh Maria kepada Doni (3). Pemilik dari objek dinyatakan dengan partikel genitif. Ciri utama dari jenis ini adalah terdapatnya partikel no yang menyatakan kepemilikan. Partikel no tersebut melekat pada objek yang dikenai perlakuan dari verbanya. a. Si kacamata telah menepuk bahu teman saya Megane kun ga watashi no tomodachi no kata o tataita Watashi no tomodachi ga megane kun ni kata o tatakareta Teman saya ditepuk bahunya oleh si kacamata Selanjutnya, Tjandra (2014) menjelaskan terdapat verba yang memungkinkan partikel genitif (zokukaku) no dapat diganti dengan partikel ablatif (rikaku) kara seperti verba ubau dan verba nusumu. Berikut contoh yang diberikan oleh Tjandra (2014). b. Pasukan sekutu telah merebut benteng musuh Mikata wa teki no jinchi o ubatta Teki wa mikata ni jinchi o ubawareta Bentengnya musuh telah direbut oleh pasukan sekutu (Tjandra, 2014 : 193)
  • 12. 8 Pasukan sekutu telah merebut benteng dari tangan musuh Mikata wa teki kara jinchi o ubatta Teki wa mikata ni jinchi o ubawareta Bentengnya musuh telah direbut oleh pasukan sekutu (Tjandra, 2014 : 194) (4). Nomina tak bernyawa menjadi subjek kalimat pasif. Di bagian 4 ini kita akan melihat tentang; pelaku kegiatan tidak dinyatakan oleh frasa agentif bukan menggunakan sebuah joshi. Frasa agentif yang digunakan memiliki pola ~ni yotte (Tjandra, 2014 : 195; Tsujimura, 2007 : 281). Tjandra (2014) menambahkan jika frasa agentif ~ni yotte memiliki pasangan kalimat aktif. Berikut dua contoh yang diberikan oleh Tjandra (2014). a.1. アメリカ大陸はコロンブスによって発見された (pasif) Ameriku tairiku wa korombusu ni yotte hakkensareta. Benua Amerika ditemukan oleh Collombus. Kalimat a.1. memiliki pasangan kalimat aktif yang diperlihatkan di kalimat a.2. a.2. コロンブスがアメリカ大陸を発見した (aktif) Korombusu ga amerika tairiku o hakkenshita. Collombus menemukan benua Amerika. (Tjandra, 2014 : 195) b.1. 進化論はダーウィンによって提唱された (pasif) Shinkaron wa da-win ni yotte teishou sareta. Teori evolusi dikemukakan oleh Darwin. Kalimat b.1. memiliki pasangan kalimat aktif yang diperlihatkan di kalimat b.2. b.2. ダーウィンが進化論を提唱した (aktif)
  • 13. 9 Da-win ga shinkaron o teishou shita. Darwin yang mengemukakan teori evolusi. (Tjandra, 2014 : 195) (5). Pelaku kegiatan tidak jelas. Pada bagian 5 ini kalimat pasif tidak memperlihatkan pelaku dari kegiatan verba. Kemudian karena tidak memperlihatkan pelaku maka kalimat pasif pada bagian ini tidak memiliki pasangan kalimat aktif (Tjandra, 2014). a. 憲法には戦争の放棄が明記されている(pasif) Kenpou ni wa sensou no houki ga meiki sareteiru. Di dalam konstitusi, bahwa Jepang tidak akan melakukan perang tercantum dengan jelas. (Tjandra, 2014 : 195) b. 与謝野晶子は不忠者と見なされた (pasif) Yosano Akiko wa fuchuusha to minasareta. Yosano Akiko dianggap sebagai orang yang tidak setia. (Tjandra, 2014 : 195) (6). Kalimat pasif dari verba persepsi dan konsiderasi. Tjandra (2014) menjelaskan jika verba persepsi dan konsiderasi merupakan verba yang memiliki makna ‘merasakan’ dan ‘memikirkan’. Contoh dalam verba aktif verba kanjiru (merasakan) atau omou (berpikir) dan sebagainya, memiliki penggunaan dalam bentuk aktif. a. 民族意識が高まってきたと思われる(pasif) Minzoku ishiki ga takamatte kita to omowareru Banyak yang berpendapat bahwa kesadaran nasional telah meningkat (Tjandra, 2014 : 196) b. 生活がいかに苦しいかと感じられる(pasif) Seikatsu ga ikani kurushii ka to kanjirareru Terasa bahwa betapa pahitnya hidup ini
  • 14. 10 (Tjandra, 2014 : 196) Inti makna dari kalimat pasif langsung yaitu perlakuan dari verba secara langsung dirasakan, tanpa melalui perantara. b) Kalimat Pasif Tak Langsung Kalimat pasif tidak langsung (kansetsu ukemi) merupakan kalimat pasif yang subjeknya mendapat perlakuan dari verbanya secara tidak langsung. Verba pasif pada kalimat ini menjadi bahan acuan terhadap subjeknya. Contoh dari kalimat pasif tidak langsung (kansetsu ukemi) sebagai berikut. a. 私はバスの中で足を踏まれた Watashi wa basu no naka de ashi o fumareta. Kaki saya terinjak di dalam bis. Pada kalimat a, terlihat bahwa kalimat pasif tersebut hanya menginformasikan jika kaki saya terinjak di dalam bis. Tetapi sebenarnya kalimat a juga bermakna secara tidak langsung saya merasa menderita karena kejadian tersebut. Dari sini terlihat bahwa kalimat a, menunjukan subjek mendapatkan perlakuan dari verbanya secara tidak langsung. b. 彼女は彼にダンスを申し込まれました Kanojo wa kare ni dansu o moushikomaremashita. Dia (perempuan) diminta menari oleh dia (laki-laki). Pada kalimat b, terlihat bahwa kalimat pasif tersebut hanya menginformasikan tentang seorang laki-laki yang meminta seorang wanita untuk menari. Pada kalimat b juga mengungkapkan terdapat pihak penutur yang menjelaskan peristiwa bahwa seorang wanita diminta untuk menari oleh seorang laki-laki. c. 山田さん、先生に娘さんをほめられた Yamada san, sensei ni musume san o homerareta. Tuan Yamada, putrinya dipuji oleh guru. Pada kalimat c, terlihat bahwa kalimat pasif tersebut menginformasikan tentang putri dari Tuan Yamada dipuji oleh guru. Pada kalimat c juga mengungkapkan
  • 15. 11 bahwa terdapat penutur yang memberitakan Tuan Yamada mengalami hal yang diungkapkan dalam kalimat. c) Pasif Spontanitas Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajari tentang kalimat pasif dari verba persepsi dan konsiderasi. Pada saat membahas poin tersebut, terdapat kemungkinan adanya makna spontanitas pada kasus pasif verba persepsi dan konsiderasi. Makna spontanitas menurut Tjandra (2014) adalah makna yang mengacu kepada suatu keadaan yang mencul begitu saja atau secara alami tanpa ada yang mengatur. Kemudian, dari makna spontanitas tersebut lahirlah pasif spontanitas. Pasif spontanitas adalah makna spontanitas yang muncul bersama dengan morfem pasif yang dikemas oleh verba persepsi dan konsiderasi (Tjandra, 2014) Contoh: a. 生活がいかに苦しいかと感じられます Seikatsu ga ika ni kurushii ka to kanjiru Terasa betapa pahitnya hidup ini (Tjandra, 2014 : 200) b. 大学生活のころが思い出されます Daigaku seikatsu no koro ga omoidasareru Teringat akan masa kehidupan universitas c. 妻の身が案じられます Tsuma no mi ga anjirareru Teringat akan diri sang istri Pada contoh a, si penutur tiba-tiba merasakan pahitnya hidup. Lalu pada contoh b, si penutur tiba-tiba terkenang kembali akan kehidupannya semasa kuliah dahulu. Terakhir pada contoh c, si penutur tiba-tiba terkenang akan sosok istrinya. Pasif spontanitas ini terjadi dari pemaknaan yang dilakukan oleh penutur yang secara spontan teringat atau terpikirkan sesuatu dipemikirannya. Pengukuran terhadap spontanitas penutur ini sifatnya subjektif. Bisa saja sebenarnya penutur
  • 16. 12 selalu teringat terhadap kehidupannya di kampus dulu (contoh b), sehingga makna spontanitas itu pun menjadi surut. Pembahasan mengenai kalimat pasif selesai sampai di sini, selanjutnya akan dibahas jenis diatesis yang lain, yaitu kalimat kausatif. b. Kalimat Kausatif Kausatif (shieki) merupakan kategori yang mengungkapan ada suatu pihak yang menyebabkan pihak lain menjadi melakukan kegiatan verba, dan makna kausatif ini dinyatakan dengan penggunaan morfem ~ sase (Tjandra, 2014). Proses morfologis pembentukan verba kausatif ini dengan cara pada verba dengan akhiran e-ru dan i-ru, akhiran silabel -ru dibuang dan dilekatkan dengan ~saseru atau~ sasemasu (Ono, 1973). Contoh: いける=>いけさせます 見る=>見させます Untuk lebih lengkap perubahannya dapat dilihat pada tabel contoh berikut ini. NO Verba Ichidan Doushi (Kata kerja Gol. II) Verba Kausatif 1 tabemasu (makan) tabesasemasu (meminta untuk makan) 2 mimasu (melihat) misasemasu (meminta untuk lihat) 3 akemasu (membuka) akesasemasu (meminta untuk buka) 4 abimasu (mandi) abisasemasu (meminta untuk mandi) 5 iremasu (memasukan) iresasemasu (meminta untuk memasukan) 6 imasu isasemasu
  • 17. 13 (ada) (membuat ada) 7 oshiemasu (mengajar) oshiesasemasu (meminta untuk mengajar) 8 okimasu (bangun) okisasemasu (meminta untuk bangun) 9 oboemasu (ingat) oboesasemasu (membuat ingat) 10 orimasu (turun) orisasemasu (meminta untuk turun) 11 sutemasu (membuang) sutesasemasu (meminta untuk buang) 12 tarimasu (cukup) tarisasemasu (membuat cukup) 13 shimemasu (tutup) shimesasemasu (meminta tutup) 14 kimasu (memakai) kisasemasu (meminta untuk memakai) 15 tsukemasu (menyalakan) tsukesasemasu (meminta untuk menyalakan) 16 tomemasu (berhenti) tomesasemasu (meminta berhenti) 17 nemasu (tidur) nesasemasu (meminta untuk tidur) 18 hajimemasu (memulai) hajimesasemasu (meminta untuk memulai) 19 makemasu (kalah) makesasemasu (membuat kalah) 20 dekakemasu (pergi keluar) dekakesasemasu (membuat pergi) Tabel 2.1 Ichidan Doushi Menjadi Verba Kausatif
  • 18. 14 Lalu, untuk verba godan doushi (atau kata kerja golongan I), secara morfologis pembentukan verba kausatif ini dengan cara mengubah verba ke dalam deret ~a dan kemudian menambahkan dengan ~ saseru atau ~ sasemasu (Ono, 1973). Contoh: 行く=>行か+せる=行かせる なぐる=>なぐら+せます=なぐらせます 読む=>読ま+せる=読ませる Untuk lebih lengkap perubahannya dapat dilihat pada tabel contoh berikut ini. No Verba Godan Doushi (Kata kerja Gol. I) Verba Kausatif 1 aimasu (bertemu) awasemasu (meminta untuk bertemu) 2 asobimasu (bermain) asobasemasu (meminta untuk main) 3 kikimasu (mendengar) kikasemasu (meminta untuk dengar) 4 okurimasu (kirim) okurasemasu (meminta untuk kirim) 5 oyogimasu (berenang) oyogasemasu (meminta untuk renang) 6 tachimasu (berdiri) tatasemasu (meminta untuk berdiri) 7 nomimasu (minum) nomasemasu (meminta untuk minum) 8 keshimasu (memadamkan) kesasemasu (membuat padam) 9 suwarimasu suwarasemasu
  • 19. 15 (duduk) (meminta untuk duduk) 10 kakimasu (menulis) kakasemasu (meminta untuk menulis) 11 araimasu (mencuci) arawasemasu (meminta untuk cuci) 12 yobimasu (memanggil) yobasemasu (meminta untuk memanggil) 13 hanashimasu (bicara) hanasasemasu (membuat bicara) 14 mochimasu (membawa) motasemasu (meminta untuk bawa) 15 magarimasu (belok) magarasemasu (meminta untuk belok) 16 hairimasu (masuk) hairasemasu (membuat masuk) 17 yasumimasu (istirahat) yasumasemasu (meminta untuk istirahat) 18 kirimasu (memotong) kirasemasu (meminta untuk memotong) 19 tsukaimasu (menggunakan) tsukawasemasu (meminta untuk menggunakan) 20 tsukurimasu (membuat) tsukurasemasu (meminta untuk membuat) Tabel 2.2 Godan Doushi Menjadi Verba Kausatif Kemudian untuk verba suru akan berubah menjadi saseru atau sasemasu; dan verba kuru akan berubah menjadi kisaseru atau kisasemasu. Selanjutnya, Ono (1973) menjelaskan bahwa tidak hanya verba aktif saja yang dapat berubah ke dalam bentuk kausatif (shieki), bentuk pasif pun dapat berubah ke dalam bentuk kausatif (shieki). Contoh:
  • 20. 16 行かせる(aktif) – 行かせられる(pasif) いけさせます (aktif) – いけさせられます (pasif) させます (aktif) – させられます (pasif) 来させる (aktif) – 来させられる (pasif) Selanjutnya, terdapat kategori kausatif bahasa Jepang yang dapat diidentifikasi menjadi beberapa sub-kelompok , yaitu kausatif keras (kyousei shieki) dan kausatif lemah (kyoyou shieki). Kausatif keras (kyousei shieki) merupakan kausatif yang memiliki makna kausatif secara paksa, dan kausatif lemah (kyouyou shieki) merupakan kausatif yang memiliki makna kausatif tidak secara memaksa (Tjandra, 2014). Contoh: a. 先生は学生にレポートをつけさせた Sensei wa gakusei ni repo-to o tsukesaseta Guru menyuruh siswa untuk membuat laporan b. 先生は学生に好きなことをやらせた Sensei wa gakusei ni sukina koto o yaraseta Guru membiarkan siswa mengerjakan hal yang disukai Pada contoh a merupakan contoh dari kausatif kuat, karena ada makna memerintah di dalamnya. Sedangkan pada contoh b merupakan contoh dari kausatif lemah, karena secara makna tidak terlihat adanya unsur paksaan. Tjandra (2014) memperlihatkan adanya perbedaan dari kausatif kuat dan kausatif lemah dilihat dari penggunaan joshi. Contoh yang diberikan seperti berikut ini. c. 夫が妻を働かせた Otto ga tsuma o hatarakaseta
  • 21. 17 Sang suami mempekerjakan istri (Tjandra, 2014 : 203) d. 夫が妻に働かせた Otto ga tsuma ni hatarakaseta. Sang suami membiarkan istrinya bekerja. (Tjandra, 2014 : 203) Pada contoh c, makna kausatif yang memaksa ditandai dengan joshi o, dan pada contoh d makna kausatif tidak memaksa ditandai dengan joshi ni. Tjandra (2014) lebih lanjut menjelaskan jika fenomena ini bukanlah hal yang mutlak. Dalam artian tidak selamanya joshi o bermakna kausatif keras, begitupun sebaliknya. Terdapat kalimat kausatif yang berasal dari verba transitif – intrasitif berpasangan. Sebagai contoh verba okiru (bangun) dan verba okosu (membangunkan). e.1. 母親は転んだ子供に自分で起きさせた Hahaoya wa koronda kodomo ni jibun de okisaseta. Sang ibu menyuruh anak yang terjatuh bangun sendiri. f.1. 母親は妹に兄を起こさせた Hahaoya wa imouto ni ani o okosaseta. Ibu menyuruh adik perempuan membangunkan kakak laki-laki, Kedua kalimat e.1. dan f.1. berasal dari kalimat intransitif dan transitif. Pada kalimat e.1. berasal dari kalimat intransitif berikut ini. e.2. 転んだ子供が自分で起きた Koronda kodomo ga jibun de okita. Anak yang terjatuh bangun sendiri. Pada kalimat f.1. berasal dari kalimat transitif berikut ini. f.2. 妹が兄を起こした
  • 22. 18 Imouto ga ani o okoshita Adik perempuan telah membangunkan kakak laki-laki Selain terdapat kalimat kausatif yang berasal dari verba transitif dan intransitif berpasangan, terdapat juga verba transitif dan intransitif yang hanya memiliki satu kalimat kausatif. Sebagai contoh yaitu verba ugoku (bergerak) dan ugokasu (menggerakan). Kedua verba tersebut hanya memiliki satu verba kausatif yaitu ugokaseru yang berasal dari verba transitif ugokasu karena bentuk ugokaseru yang semestinya merupakan kausatif dari verba transitif ugoku dipakai sebagai makna bentuk potensial (Tjandra, 2014). g. 医者は患者に手を動くさせた Isha wa kanja ni te o ugokusaseta Dokter meminta pasien untuk menggerakkan tangannya Selanjutnya akan diperlihatkan bentuk struktur dari kalimat kausatif. Struktur ini digunakan untuk melihat konstituen-konstiuen yang terlibat dalam menyusun kalimat kausatif. 1) Struktur Kalimat Kausatif Pada bagian ini akan diperlihatkan pola kalimat yang menggunakan verba kausatif. Tujuan diperlihatkan pola kalimat ini untuk memperlihatkan perbedaan pola kalimat dari kausatif yang berasal dari verba transitif dan intransitif. a) Verba Intransitif Pada verba intransitif, karena sifatnya yang tidak memerlukan objek langsung maka ketika diubah ke dalam bentuk kausatif pelaku perbuatan aktifitas verba diikuti dengan partikel o. Pola yang berlaku untuk untuk perubahan ini adalah. Contoh: a. アニさんはあの子を遊びに行かせました。 Ani san wa ano ko o asobi ni ikasemashita Ani menyuruh anak itu untuk pergi bermain 文型:~を~使役動詞
  • 23. 19 b. 部長は山田さんをあさ 6 時に働かせた。 Buchou wa Yamada san o asa 6 ji ni hatarakaseta Kepala bagian meminta Yamada untuk bekerja pada pukul 6 pagi c. 私は弟を深いプールで泳がせました。 Watashi wa otouto o fukai pu-ru de oyogasemashita Saya menyuruh adik laki-laki untuk berenang di kolam yang dalam d. 山田先生は学生達を立たせました。 Yamada sensei wa gakuseitachi o tatasemashita Yamada sensei meminta siswa untuk berdiri e. 私は息子を二時間ぐらい休ませました。 Watashi wa musuko o nijikan gurai yasumasemashita Saya meminta anak saya untuk istirahat sekitar 2 jam f. 学部長は山田先生を大阪へ主張させます。 Gakubuchou wa Yamada sensei o oosaka e shucchou sasemasu Dekan menyuruh Yamada sensei dinas ke Osaka g. 私はミアさんを歩かせます。 Watashi wa mia san o arukasemasu Saya meminta Mia untuk berjalan (saja) h. 学部長はエリナ先生をゼミナールに出席させました。 Gakubuchou wa Erina sensei o zeminaaru ni shussheki sasemashita Dekan meminta Erina sensei untuk menghadiri seminar i. 僕は妹を泣かせました。 Boku wa imouto o nakasemashita Saya membuat adik (perempuan) menangis
  • 24. 20 j. お母さんは妹を自由に遊ばせた。 Okaasan wa imouto o jiyuu ni asobaseta Ibu membuat adik (perempuan) bermain dengan bebas Dari kesepuluh contoh yang diperlihatkan menunjukan bahwa partikel o digunakan untuk menunjukan arah dari siapa yang memerintah ke siapa yang diperintah, dan juga menunjukan pelaku yang melakukan perbuatan verba. Sebagai catatan, Ono (1973) mengatakan pada verba intransitif partikel o dapat digantikan dengan partikel ni. Sedangkan untuk verba transitif yang berubah menjadi verba kausatif hanya mempergunakan partikel ni. Selanjutnya akan dibahas mengenai verba kausatif yang berasal dari verba transitif. b). Verba Transitif Pada verba kausatif yang berasal dari verba transitif menggunakan partikel ni untuk menunjukan pelaku dari perbuatan verba. Hal ini disebabkan karena verba transitif memerlukan objek yang ditandai dengan penggunaan partikel o. Pola yang berlaku untuk untuk perubahan ini adalah. Contoh: a. 祖母は姉に花をいけさせます。 Sobo wa ane ni hana o ikesasemasu Nenek meminta kakak perempuan untuk merangkai bunga b. 先生は学生に作文を作らせました。 Sensei wa gakusei ni sakubun o tsukurasemashita Guru menyuruh siswa untuk membuat karangan c. 山田先生は小学生に一人ずつ話しを読ませました。 Yamada sensei wa shougakusei ni hitori jutsu hanashi o yomasemashita Yamada sensei menyuruh siswa SD satu per satu untuk membaca cerita d. 先生は留学生に日本語を習わせました。 文型:~に~を~使役動詞
  • 25. 21 Sensei wa ryuugakusei ni nihongo o narawasemashita Guru meminta mahasiswa asing untuk belajar bahasa Jepang e. 田中先生は生徒に聴解のテープを聞かせました。 Tanaka sensei wa seito ni choukai no te-pu o kikasemashita Tanaka sensei meminta murid untuk mendengarkan kaset choukai f. 彼は僕に手数をかけさせました。 Kare wa boku ni tekazu o kakesasemashita Dia membuat saya tersangkut masalah g.彼女は私に試験の準備をさせました。 Kanojo wa watashi ni shiken no junbi o sasemashita Dia (perempuan) menyuruh saya melakukan persiapan untuk ujian h.祖母は近所の子に牛乳を飲ませた。 Sobo wa kinjo no ko ni gyuunyuu o nomaseta Nenek meminta anak tetangga untuk minum susu i. おばちゃんが私に料理を作らせました。 Obachan ga watashi ni ryouri o tsukurasemashita Bibi meminta saya untuk membuat masakan j. 私は娘に部屋を掃除させた。 Watashi wa musume ni heya o souji saseta Saya menyuruh anak perempuan (saya) untuk membersihkan kamar Pada kalimat kausatif yang verbanya berasal dari verba transitif, objek yang berpenanda partikel o bisa hilang dan pelakunya tetap menggunakan partikel ni. Sebagai contoh, kalimat j akan dibuang objeknya sehingga menjadi seperti berikut. j.1 私は娘に掃除させた。 Watashi wa musume ni souji saseta Saya menyuruh anak perempuan (saya) untuk bersih-bersih
  • 26. 22 Sedangkan pada kalimat kausatif yang berasal dari verba intransitif, ketika ditambahkan objek maka pelaku tidak lagi menggunakan partikel o tetapi menggunakan partikel ni. Sebagai contoh kalimat g pada bagian A, jika ditambahkan objek akan menjadi seperti berikut. g.1 私はミアさんに左側を歩かせます。 Watashi wa mia san ni hidarigawa o arukasemasu Saya meminta Mia untuk berjalan di sebelah kiri Selanjutnya verba kausatif dapat juga berasal dari verba pasif. Perbedaan dengan kalimat aktif baik itu transitif maupun intransitif adalah pelaku dari kegiatan diletakan di depan kalimat sebagai subjek sedangkan orang yang memerintah sebagai datif (nomina yang berkaitan langsung dengan aktifitas verbanya. Pola yang berlaku untuk untuk perubahan ini adalah. Contoh yang diberikan berasal dari contoh pada bagian B yang diubah ke dalam bentuk pasif (perhatikanlah perubahan yang terjadi). a.1. 姉は祖母に花をいけさせられます。 Ane wa Sobo ni hana o ikesaseraremasu Kakak perempuan disuruh oleh nenek untuk merangkai bunga b.1. 学生は先生に作文を作らせられました。 Gakusei wa sensei ni sakubun o tsukuraseraremashita Siswa disuruh oleh guru untuk membuat karangan c.1. 小学生は山田先生に一人ずつ話しを読ませられました。 Shougakusei wa Yamada sensei ni hitori jutsu hanashi o yomaseraremashita Siswa SD satu per satu disuruh membaca cerita oleh Yamada sensei d.1. 留学生は先生に日本語を習わせられました。 Ryuugakusei wa sensei ni nihongo o narawaseraremashita Mahasiswa asing disuruh oleh guru untuk belajar bahasa Jepang 文型:~に~を~使役動詞
  • 27. 23 C. Penutup 2) Kausatif Insidental Pada kausatif terkandung makna menyebabkan, oleh karenanya kausatif merupakan kategori yang mengungkapkan ada suatu pihak yang menyebabkan pihak lain melakukan suatu kegiatan verba. Makna implisit menyebabkan ini menimbulkan pemakaian kausatif lemah yang bersifat tidak disengaja. Kausatif seperti ini disebut dengan Kausatif lemah insidental (fuhon’i no kyokyou shieki) (Tjandra, 2014). Contoh: a. 家庭不和が子供に非行を走らせた Katei fuwa ga kodomo ni hikou o hashiraseta Kehancuran rumah tangga menyebabkan anak-anak menjadi berbuat nakal. (Tjandra, 2014 : 204) b.あの人はいつもみんなを笑わせる Ano hito wa itsumo minna o warawaseru Orang itu selalu membuat tertawa c. 階段で足を滑らせた Kaidan de ashi o suberaseta Kaki saya terkilir di tangga Pada contoh a, adalah hubungan sebab akibat yang bersifat implisit. Penyebabnya adalah “ketidakharmonisan rumah tangga”, dan yang menjadi akibatnya adalah “anak-anak menjadi nakal”. Lalu, pada contoh b, reaksi tertawa akibat ulah orang itu adalah sesuatu hal yang tidak disengaja. Pada kalimat c memuat kausatif yang memiliki makna secara tidak sengaja terkilir. Kausatif insidental secara makna ada karena terdapat ketidaksengajaan dan adanya makna hubungan sebab akibat. Kausatif insidental juga terjadi hanya pada kausatif lemah saja, dan tidak terjadi pada kausatif kuat. Makna-makna implisit ini terkadang susah dipahami bagi pembelajar bahasa Jepang, karena pembelajar hanya melihat pemaknaan dipermukaannya saja.
  • 28. 24 1. Rangkuman Pada modul 2 KB 2 ini dipelajari tentang diatesis (tai). Diatesis merupakan satu cara bertutur dengan subjek sebagai tolok ukurnya (Tjandra, 2014). Pada bahasa Jepang, kalimat pasif (ukemi) ditandai dengan adanya subjek yang diposisikan sebagai penderita. Lalu, joshi ni dipergunakan untuk menandai pelaku. Agar verba aktif berubah berubah menjadi pasif, maka secara morfologis verba aktif tersebut dilekatkan morfem pasif ~rareu. Kemudian, Kausatif (shieki) merupakan kategori yang mengungkapan ada suatu pihak yang menyebabkan pihak lain menjadi melakukan kegiatan verba, dan makna kausatif ini dinyatakan dengan penggunaan morfem ~sase.
  • 29. 25 Daftar Pustaka Ono, Hideichi. 1973. Japanese Grammar.The Hokuseido Press: Tokyo Santoso, Teguh. 2015. Dasar-dasar Morfologi Bahasa Jepang.Irsyadul Fikr: Jogjakarta Tjandra, Sheddy., N. 2015. Morfologi Jepang. Bina Nusantara Media & Publishing: Jakarta Tjandra, Sheddy., N. 2014. Sintaksis Jepang. Bina Nusantara Media & Publishing: Jakarta Tsujimura, Natsuko. 2007. An Introduction to Japanese Linguistics. Blackwell Publishing: Inggris