SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
MATERI AJAR UTAMA

                                    LITHOSFER
A. Standar Kompetensi : 3. Menganalisis Unsur-Unsur Geosfer
B. Kompetensi Dasar :
      3.1 Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan lithosfer dan pedosfer serta
          dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
C. Indikator :
3.1.1 Menjelaskan pengertian tenaga endogen dan eksogen
3.1.2 Menjelaskan macam-macam tenaga endogen
3.1.3 Menyebutkan bentukan hasil tenaga endogen
3.1.4 Menjelaskan macam-macam tenaga eksogen
3.1.5 Menyebutkan bentukan hasil tenaga eksogen
3.1.6 Menjelaskan faktor-faktor pembentuk tanah
3.1.7 Menyebutkan macam-mcam tanah
3.1.8 Menjelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan tanah
3.1.9 Menjelaskan 2 metode konservasi tanah


Lapisan Kulit Bumi (litosfer)
    Kata lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya
lapisan. Jadi lithosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan
ketebalan rata-rata 1200 km. Batuan bukanlah benda yang keras saja berupa batu dalam
kehidupan sehari hari, namun juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil dan
sebagainya. Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan lebih tebal
daripada di bawah samudra.
A. Batuan pembentuk lithosfer
        Batuan pembentuk kulit bumi (lithosfer) terdiri dari batuan beku, batuan sedimen dan
    batuan metamorf. Pada awalnya semua batuan berasal dari magma. Magma keluar di
    permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi. Magma yang membeku
    kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi dapat hancur terurai selama
    terkena panas, hujan, serta aktifitas tumbuhan dan hewan. Hancuran batuan tersebut
    terangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan
    yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau
    beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya perubahan
    temperatur, tekanan dan unsur-unsur lain yang masuk mempengaruhinya, yang disebut
    batuan malihan atau batuan metamorf.




                                                1
Jenis-jenis batuan :
1. Batuan beku
       Batuan beku berasal dari magma yang mengalami pendinginan sehingga membeku.
   Ada tiga macam batuan beku, yaitu batuan beku dalam contohnya granit, batuan beku
   luar contohnya andesit, dan batuan beku gang atau korok.




           granit                     andesit                 Jenis-jenis batua
2. Batuan sedimen
       Batuan sedimen dikelompokkan menjadi batuan sedimen klastik, sedimen kimiawi
   dan sedimen organik. Sedimen klastik berupa campuran hancuran batuan beku
   contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir. Sedimen kimiawi berupa endapan dari
   suatu pelarutan contohnya batu kapur dan batu gips. Sedimen organik berupa endapan
   sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut, contohnya batu gamping koral.




   konglomerat                         breksi                           koral




           batu kapur atau gamping                    jenis-jenis batuan sedimen

3. Batuan malihan
       Batuan yang berubah bentuk dinamakan batuan malihan atau batuan metamorf.
   Contoh batuan metamorf adalah batu kapur (kalsit) berubah menjadi marmer, atau
   batuan kuarsa menjadi kuarsit. Di daerah Tulungagung Jatim, banyak masyarakat
   menjadi pengrajin batu marmer.




                                         2
Jenis-jenis batuan metamorf




                            marmer                                kuarsit

B. Macam-Macam Bentuk Muka Bumi
     Keanekaragaman bentuk muka bumi disebabkan oleh dua kekuatan atau tenaga yang
  berasal dari dalam dan luar bumi yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga
  endogen adalah tenaga perubah muka bumi yang berasal dari dalam bumi, yang bersifat
  membangun (konstruktif). Tenaga endogen meliputi tektonisme, vulkanisme, dan gempa
  bumi. Sedangkan tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi, yang bersifat
  merusak kulit bumi (destruktif). Tenaga eksogen meliputi erosi, pelapukan, masswasting
  Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tenaga eksogen berasal dari tenaga air, angin,
  organisme, sinar matahari, dan gletser.
  1. Tenaga pembentuk muka bumi (tenaga endogen)
     a. Gejala vulkanisme
             Vulkanisme yaitu peristiwa yang berkaitan dengan naiknya magma dari dalam
         perut bumi. Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta
         sangat panas yang berada dalam perut bumi. Proses terjadinya vulkanisme
         dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer (kulit bumi). Apabila
         penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam dinamakan intrusi
         magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi disebut
         ekstrusi magma.
         Intrusi magma
             Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batu-
         batuan, tetapi tidak mencapai permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan
         menjadi empat, yaitu:
         •   Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup diantara dua
             lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan tersebut.
         •   Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas.
             Bentuknya seperti lensa cembung atau cakram.
         •   Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku
             di sela sela lipatan (korok).
         •   Diatrema adalah lubang (pipa) diantara dapur magma dan kepundan gunung
             berapi bentuknya seperti silinder memanjang.


                                             3
Perhatikan gambar berikut ini!




Ekstrusi magma (ERUPSI)
    Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar Permukaan
bumi dan membentuk gunung api. Hal ini terjadi bila tekanan Gas cukup kuat dan
ada retakan pada kulit bumi . Ekstrusi magma dapat di bedakan menjadi :
•   Erupsi   linier,   yaitu magma keluar    melalui   retakan pada    kulit   bumi,
    berbentukKerucut gunung api.
•   Erupsi sentral, yaitu magma yang keluar melalui sebuah lubang permukaan
    bumi dan membentuk gunung yang letaknya tersendiri.
•   Erupsi areal, yaitu magma yang meleleh pada permukaan bumi karena letak
    Magma yang sangat dekat dengan permukaan bumi, sehingga terbentuk kawah
    gunung berapi yang sangat luas.
Gunung merupakan tonjolan pada kulit bumi yang terdiri dari lereng dan puncak.
Rangkaian dari gunung-gunung membentuk pegunungan. Gunung dan pegunungan
terbentuk karena adanya tenaga endogen.
    Berdasarkan tipe letusan gunung berapi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
•   Gunung api strato atau kerucut
    Kebanyakan gunung berapi di dunia merupakan gunung api kerucut. Letusan
    pada gunung api kerucut termasuk letusan kecil. Letusan dapat berupa lelehan
    batuan yang panas dan cair. Seringnya terjadi lelehan menyebabkan lereng
    gunung berlapis lapis sehingga disebut gunung api strato. Sebagian besar
    gunung berapi di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku termasuk
    gunung api kerucut.
•   Gunung api maar
    Bentuk gunung api maar seperti danau kering. Jenis gunung api maar seperti
    danau kering. Jenis gunung api maar tidak banyak. gunung berapi ini terbentuk
    karena ada letusan besar yang membentuk lubang besar pada puncak yang di



                                   4
sebut kawah. Gunung api maar memiliki corong. Contohnya Gunung Lamongan
    jawa Timur dengan kawahnya Klakah.
•   Gunung api perisai
       Di Indonesia tidak ada gunung yang berbentuk perisai. Gunung api perisai
contohnya Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat. Gunung api perisai terjadi karena
magma cair keluar dengan tekanan rendah hampir tanpa letusan. Lereng gunung
yang terbantuk menjadi sangat landai.




    Pada saat terjadi letusan, gunung api tersebut mengeluarkan material berupa
material padat, cair dan gas. Material gunung api pasca vulkanik antara lain berupa
:
•   Material padat, berupa debu atau tuff, pasir, slak, kerikil atau lapilli, bom atau
    bongkahan batu besar.
•   Material cair, berupa lava dan lahar (lahar panas dan dingin)
•   Material gas, berupa :
    1) Mata air panas (air termal) dan air mineral (makdani). Air ini dimanfaatkan
       sebagai sumber air mineral yang dikonsumsi oleh manusia dalam bentuk
       kemasan geal, botol atau galon. Mata air yang terkenal contohnya mata air
       panas Baturraden di Purwokerto, Ciater di Bandung, dan Sangkan Hurip di
       Kuningan.
    2) Sumber gas (ekshalasi), antara lain berupa:
       a) solfatar yaitu gas belerang (sulfur), banyak dijumpai di kawah-kawah
           puncak gunung api. Contohnya di kawah puncak gunung Bromo dan
           kawah puncak gunung Merapi DIY.

                                    5
b) fumarol yaitu sumber gas uap air, dapat dijumpai sama seperti solfatar
              yaitu pada gunung api yang masih aktif, dan mengeluarkan material
              dalam wujud cair seperti lava dan lahar. Air pada material itu akan
              menguap dan terbentuklah uap air. Contohnya fumarol yang terbentuk
              pada saat gunung Merapi DIY meletus.
          c) mofet yaitu sumber gas asam arang (CO2). Sama seperti fumarol dan
              solfata, kenampakan mofet juga dapat dijumpai pada gunung api yang
              meletus. Mofet keluar dari kawah yang masih mengeluarkan gas.
              Biasanya mofet keluar bersamaan dengan gas belerang. Mofet dan
              belerang merupakan dua gas yang berbahaya bagi manusia karena akan
              membuat orang yang menghirupnya mati lemas.
       3) Mata air Geyser
          Mata air ini ditemukan di daerah daerah vulkan aktif. Geyser merupakan
          mata air tanah yang memancar sewaktu-waktu dalam celah batuan atau
          bekas kantong magma akibat dorongan gas dari dalam. Geyser tidak akan
          nampak jika kandungan air tanah pada daerah tersebut habis, namun pada
          saat terisi air akan muncul kembali. Fenomena ini dapat kamu jumpai di plato
          Dieng Jawa Tengah.


b. Diastropisme atau Tektonisme
       Diatropisme adalah proses pembentukan kulit bumi pembentukan gunung-
   gunung, lembah-lembah, lipatan lipatan dan retakan retakan. Proses pembentukan
   lembah kulit bumi tersebut karena adanya tenaga tektonik. Sedangkan tektonisme
   adalah tenaga yang berasal dari kulit bumi yang menyebabkan perubahan lapisan
   permukaan bumi, baik mendatar maupun vertikal. Tenaga tektonik adalah tenaga
   yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan gerak naik dan turun lapisan kulit
   bumi. Gerak itu meliputi gerak orogenetik dan gerak epirogenetik.
   •   Gerak orogenetik adalah gerak yang dapat menimbulkan lipatan patahan retakan
       disebabkan karena gerakan dalam bumi yang besar dan meliputi daerah yang
       sempit serta berlangsung dalam waktu yang singkat.
       1) Lipatan, yaitu gerakan pada lapisan bumi yang tidak terlalu besar dan
          berlangsung lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut atau
          melipat, kerutan atau lipatan bumi ini yang nantinya menjadi pegunungan.
          Punggung lipatan dinamakan antliklinal, daerah lembah (sinklinal) yang
          sangat luas dinamakan geosinklinal, ada beberapa lipatan, yaitu lipatan
          tegak miring, rebah, menggantung, isoklin dan kelopak.
       Perhatikan gambar:




                                       6
Keterangan :
   a. lipatan tegak
   b. lipatan menggantung
   c. lipatan miring
   d. lipatan isoklin
   e. lipatan rebah


2) Patahan yaitu gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung
   sangat cepat, sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi retak atau patah.
   Bagian muka bumi yang mengalami patahan seperti graben dan horst. Horst
   adalah tanah naik, terjadi bila terjadi pengangkatan. Graben adalah tanah turun,
   terjadi bila blok batuan mengalami penurunan.
   Perhatikan gambar!




   •   Gerak epirogenetik yaitu gerak yang dapat menimbulkan permukaan bumi
       seolah turun atau naik, disebabkan karena gerakan yang lambat dan meliputi
       daerah yang luas. Gerak epirogenetik di bedakan menjadi dua, yaitu gerak
       epirogenetik positif dan gerak epirogenetik negatif.


                                    7
1) Gerak epirogenetik positif adalah gerakan permukaan bumi turun dan
              seolah olah permukaan air laut naik. Contoh, turunya pulau-pulau di
              kawasan Indonesia timur (Kepulauan Maluku dan kepulauan Banda).
          2) Gerak epirogenetik negatif adalah gerakan permukaan bumi seolah-olah
              permukaan bumi naik dan seolah olah permukaan air turun. Contoh,
              naiknya dataran tinggi Colorado.


c. Seisme (Gempa bumi)
      Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya lapisan bumi akibat adanya
   pergerakan lapisan kulit bumi atau lempeng bumi, yang disebabkan tenaga dari
   dalam bumi. Berdasarkan penyebabnya gempa bumi dibedakan menjadi gempa
   tektonik, gempa vulkanik dan gempa terban atau runtuhan. Alat yang digunakan
   untuk mencatat getaran gempa disebut seismograf.
      Selain dengan menggunakan seismograf, gempa juga dapat dicatat dengan
   menggunakan tiga tempat yang terletak dalam satu homoseista. Serta dapat
   diketahui dengan menggunakan tiga tempat yang mencatat jarak episentrum, yaitu
   dengan menggunakan rumus Laska :
      JE = {(S – P) – 1’} x 1 megameter
   Dimana :
   JE = jarak episentrum
   S = waktu pencatatan gelombang sekunder
   P = waktu pencatatan gelombang primer
Berdasarkan faktor penyebabnya, gempa bumi dibedakan menjadi :
1) Gempa vulkanik
      Gempa vulkanik yaitu gempa yang diakibatkan oleh aktivitas magma yang akan
   keluar ke permukaan bumi yang tersumbat dalam batuan beku dalam. Contohnya
   aktivitas gunung Merapi di DIY yang mengeluarkan awan panas ’wedhus gembel’.
   Jadi gempa vulkanik terjadi karena aktivitas gunung berapi yang akan mengeluarkan
   magma tersumbat.
2) Gempa tektonik
      Gempa tektonik yaitu gempa yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi.
   Contohnya gempa tektonik di Aceh, DIY-Jawa Tengah, dan Pangandaran. Gempa
   bumi tektonik yang bersumber di dasar laut, biasanya diikuti dengan gelombang
   besar (tsunami).
      Wilayah sepanjang Sumatera bagian barat yang membujur ke selatan dari Aceh
   hingga Lampung adalah wilayah gempa bumi. Wilayah jalur gempa bumi yang lain
   adalah di bagian selatan Jawa, Bali Nusa Tenggara, bahkan sampai wilayah Papua,
   Kepulauan Maluku dan sebagian Sulawesi.
3) Gempa terban (runtuhan)

                                      8
Gempa terban yaitu gempa yang disebabkan adanya runtuhan. Biasanya terjadi
      di daerah yang terdapat banyak rongga-ronga dibawah tanah. contohnya tanah
      longsor, runtuhan tebing, runtuhan gua, runtuhan tebing, dan runtuhan galian atau
      sumur pertambangan. Seorang ahli geologi, Charles F. Richter, pada tahun 1935
      membuat skala gempa. Sampai sekarang menjadi patokan banyak orang untuk
      mengetahui seberapa besar bahaya gempa. Apabila diuraikan maka skala gempa
      Richter seperti berikut:
      1) Skala < 2         : gempa lemah, sering manusia tidak bisa merasakan
      2) Skala 3,5 –4,2 : dirasakan sedikit orang
      3) Skala 4,9 – 5,4 : dirasakan banyak orang
      4) Skala 5,5 – 6,1 : kerusakan ringan pada bangunan
      5) Skala 6,2 – 6,9 : kerusakan agak besar pada bangunan
      6) Skala 7,0 – 7,3 : kerusakan serius, rel bengkok, jalan pecah
      7) Skala > 7,4       : gempa kuat dan dapat berakibat fatal
   Berdasarkan hiposentrum (kedalaman pusat gempa), gempa dibedakan:
   1) Gempa dangkal yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya < 60 km
   2) Gempa intermediet/menengah, yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya
      antara 60 km – 300 km.
   3) Gempa dalam, yaitu gempa yang kedalamanan hiposentrumnya > 300 km.
2. Tenaga pengrusak muka bumi (eksogen)
      Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak.
   Pengrusakan bentuk muka bumi oleh tenaga eksogen berupa pelapukan, pengikisan
   (erosi) dan pengendapan.
   1) Pelapukan
      Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
      a) Pelapukan fisik atau mekanik
         Pada proses ini batuan akan mengalami perubahan fisik baik bentuk maupun
         ukuranya. Pelapukan ini di sebut juga pelapukan mekanik sebab prosesnya
         berlangsung secara mekanik.
         Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu :
            Adanya perbedaan temperatur yang
             tinggi. Peristiwa ini terutama terjadi di
             daerah yang beriklim kontinental atau
             beriklim    Gurun     di   daerah    gurun
             temperatur     pada   siang   hari   dapat
             mencapai 50 Celcius. Pada siang hari
             bersuhu tinggi atau panas. Batuan
             menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan


                                           9
mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan
       batuan pecah atau retak-retak.
       Perhatikan gambar !




      Adapun pembekuan air di dalam batuan, yaitu jika air membeku maka
       volumenya akan mengembang. Pengembangan ini menimbulkan tekanan,
       karena tekanan ini batu- batuan menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan
       ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.
      Berubahnya air garam menjadi kristal, yaitu jika air tanah mengandung
       garam, maka pada siang hari airnya menguapdan garam akan mengkristal.
       Kristal garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di
       sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.




          Salah satu batuan bumi yang mengalami proses pelapukan mekanik
b) Pelapukan organis
   Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan dan manusia,
   binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga.
   Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik
   atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-
   tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat
   kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar- akar serat makanan
   menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-
   garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan
   melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan.
c) Pelapukan kimiawi
   Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya
   berupa pelarutan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan
   kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan bantuan air dan suhu yang
   tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan


                                  10
mudah melarutkan batu kapur (CaCO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan
dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi
adalah pelapukan kimiawi.
Gejala atau bentuk - bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya:
•   Dolina
    Dolina adalah lubang lubang yang berbentuk corong. Dolina terjadi karena
    erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di semua
    bagian pegunungan kapur di Jawa bagian selatan, yaitu di pegunungan
    seribu.




•   Gua dan sungai di dalam Tanah
    Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan. Retakan akan
    semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang, karena
    pengaruh larutan. Jika lubang-lubang itu berhubungan, akan terbentukl
    sungai-sungai dalam tanah.




•   Stalaktit dan stalakmit
    Stalaktit adalah kerucut kerucut kapur yang bergantungan pada atap gua.
    Terbentuk tetesan air kapur dari atas gua. Stalakmit adalah kerucut-kerucut
    kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit dan stalakmit di Gua
    tabuhan dan gua Gong di Pacitan, jawa Timur serta Gua jatijajar di
    Kebumen, Jawa Tengah.




                                 11
2) Pengikisan (erosi)
   Pengikisan oleh air sungai yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan
   terbentuk v, jurang atau ngarai, aliran deras dan air terjun.
   a) Lembah
       Apabila kecepatan aliran air di dasar sungai cepat maka akan terjadi pengikisan
       di dasar sungai atau sering di sebut erosi vertical. Apabila aliran air yang cepat
       terjadi di tepi sungai maka akan manyebabkan terjadinya pengikisan ke arah
       samping atau erosi ke samping. Hasil erosi vertical, sungai semakin lama
       semakin dalam, sedang erosi ke samping menyebabkan sungai samakin lebar.
       Erosi vertical membentuk huruf v. Contoh lembah aria, Ngarai sihanok serta
       Grand Canyon di Amerika Serikat
       Perhatikan gambar!




   b) Jurang
       Jurang terbentuk jika pengikisan terjadi pada batuan yang resisten. Batuan yang
       resisten adalah batuan yang keras dan tidak mudah terkikis air.
       Perhatikan gambar!




   c) Aliran deras
       Aliran air sungai yang deras terbentuk dari adanya jenis batuan yang selang-
       seling antara batuan yang resisten dan batuan yang tidak resisten pada dasar
       sungai. Saat air melewati batuan yang resisten, air akan sulit melakukan


                                        12
pengikisan, akibatnya dasar sungai menjadi tidak rata. Pada saat air melewati
   batuan yang tidak resisten, terjadi turbulensi dan terbentuk seperti air terjun
   pendek yang aliranya deras.
   Bentang alam seperti ini disebut rapit atau aliran deras.




d) Air terjun
   Air terjun terbentuk pada sungai yang jenis batuan di dasar sungai ada yang
   resisten yang tidak resisten. Proses yang terjadi hampir sama dengan aliran
   deras. Hanya saja, pengikisan air mengakibatkan perbedaan air yang cukup
   besar antara batuan resisten dan batuan tidak resisten. Akibatnya, air jatuh dari
   ketinggian membentuk air terjun. Lihat gambar di bawah ini.




Erosi yang diakibatkan oleh faktor tenaga yang mempengaruhinya :
a) Pengikisan (erosi) oleh air laut
       Erosi oleh air laut merupakan pengikisan di pantai oleh pukulan gelombang
   laut yang Terjadi secara terus - menerus terhadap dinding pantai. Bentang alam
   yang diakibatkan oleh erosi air laut, antara lain cliff (tebing terjal), notch (takik),
   gua di pantai, wave cut platform (punggung yang terpotong gelombang), tanjung,
   dan teluk.




                                      13
Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut, sedang teluk adalah laut
   yang menjorok ke arah daratan. Pantai memiliki jenis batuan yang berselang
   seling antara batuan resisten dan tidak resisten. Pada batuan yang tidak resisten
   akan terbentuk teluk yang menjorok ke daratan pada batuan yang resisten
   terbentuk tanjung yang menjorok ke laut.


   Perhatikan gambar!




b) Erosi oleh es/gletser
       Erosi oleh gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gletser (lapisan
   es) di daerah pegunungan. Pengikisan ini terjadi di daerah yang memiliki empat
   musim.




c) Erosi oleh angin
       Pengikisan oleh angin banyak terjadi di daerah gurun atau di daerah yang
   beriklim kering. Jika angin dan pasir mengikis batu batuan yang dilaluinya maka
   akan membentuk batu cendawan di gunung pasir. Contohnya, Tanah Loss di
   cina Utara (Gurun Gobi) yang memiliki tebal 600 m.




                                  14
3) Pengendapan (sedimentasi)
      Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan
   oleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Berikut ini
   ciri bentang lahan akibat proses pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya.
   a) Pengendapan oleh air
      Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis. Bentang alam hasil
      pengendapan oleh air, antara lain meander, dataran banjir, tanggul alam dan
      delta.
      •   Meander
          Meander merupakan sungai yang berkelok - kelok yang terbentuk karena
          adanya pengendapan.




          Proses terjadinya meander
          Meander terbentuk pada sungai bagian hilir. Proses pengendapan yang
          terjadi secara terus menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong
          dan terpisah dari aliran sungai, Sehingga terbentuk oxbow lake.
      •   Delta
          Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut maka
          kecepatan aliranya menjadi lambat. Akhirnya lapian lapisan sedimen
          membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yang mendekati
          muaranya dan membentuk delta.
      •   Dataran banjir dan tanggul alam
          Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya
          terjadi banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut,
          bahan bahan yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai.
          Akibatnya, terbentuk suatu dataran di tepi sungai, sehingga tepi sungai lebih




                                      15
tinggi dibandingkan dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut
      tanggul alam.




b) Pengendapan oleh Air Laut
      Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine. Bentang
   alam hasil pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo, dan
   penghalang pantai.
      Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Akumulasi
   material yang ada di atas permukaan laut yang disebut spit. Jika arus pantai
   terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang kadang spit terbentuk
   melewati teluk dan membetuk penghalang pantai (barrier beach).




   Perhatikan gambar!




   Apabila di sekitar spit terdapat pulau, biasanya spit akhirnya tersambung dengan
   daratan, sehingga membentuk tombolo.
   Perhatikan gambar!




                                       Tombolo
c) Pengendapan oleh angin




                                  16
Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang
   alam hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune).
   Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun.




   Perhatikan gambar Gumuk Pasir !




d) Pengendapan oleh gletser
      Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glasial. Bentang
   alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula
   berbentuk V menjadi U.




                                 17
PEDOSFER



Pengertian Tanah dan Lahan
   Tanah dalam Bahasa Inggris disebut soil, menurut Dokuchaev: tanah adalah suatu benda
fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling
atas dari kulit bumi. Sedangkan lahan Bahasa Inggrisnya disebut land, lahan merupakan
lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan
kesejahteraan hidup manusia. Yang dimaksud dengan lingkungan fisis meliputi relief atau
topografi, tanah, air, iklim. Sedangkan lingkungan biotik meliputi tumbuhan, hewan, dan
manusia.


A. Faktor-faktor Pembentuk Tanah
           Faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, antara lain iklim,
   organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor tersebut dapat dirumuskan
   dengan rumus sebagai berikut:
           T = f (i, o, b, t, w)
   Keterangan:
   T = tanah             b = bahan induk
   f = faktor            t = topografi
   i = iklim             w = waktu
   o = organisme
   Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
   1. Iklim
       Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua,
       yaitu suhu dan curah hujan.
       a. Suhu/Temperatur
           Suhu berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi,
           maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan
           cepat pula.
       b. Curah hujan
           Curah hujan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan
           pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi
           rendah).
   2. Organisme (Vegetasi, Jasad renik/mikroorganisme)
       Organisme sangat berpengaruh pada proses pembentukan tanah dalam hal :
       a. Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi.
           Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan

                                              18
dan tumbuhan), pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia
          seperti batu kapur larut oleh air.
      b. Membantu proses pembentukan humus.
      c. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah
          hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah
          berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar-
          akar dan sisa-sisa rumput.
      d. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap
          sifat-sifat tanah.
   3. Bahan Induk
      Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan
      batuan metamorf.
   4. Topografi/Relief
      Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:
      a. Tebal atau tipisnya lapisan tanah
      b. Sistem drainase/pengaliran
   5. Waktu
      Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100
      tahun untuk membentuk tanah muda, dan 1000 – 10.000 tahun untuk membentuk tanah
      dewasa.
B. Jenis-Jenis Tanah di Indonesia
   Jenis tanah yang terdapat di Indonesia bermacam-macam, antara lain:
   1. Organosol atau Tanah Gambut atau Tanah Organik
          Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau rumput
      rawa, dengan ciri dan sifat: tidak terjadi deferensiasi horizon secara jelas,ketebalan lebih
      dari 0.5 meter, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur,
      konsistensi tidak lekat-agak lekat, kandungan organic lebih dari 30% untuk tanah tekstur
      lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam
      (pH 4.0), kandungan unsur hara rendah.
      Berdasarkan penyebaran topografinya, tanah gambut dibedakan menjadi tiga yaitu:
      a. gambut ombrogen : terletak di dataran pantai berawa, mempunyai ketebalan 0.5 –
          16 meter, terbentuk dari sisa tumbuhan hutan dan rumput rawa, hamper selalu
          tergenang air, bersifat sangat asam. Contoh penyebarannya di daerah dataran
          pantai Sumatra, Kalimantan dan Irian Jaya (Papua);
      b. gambut topogen : terbentuk di daerah cekungan (depresi) antara rawa-rawa di
          daerah dataran rendah dengan di pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan rawa,
          ketebalan 0.5 – 6 meter, bersifat agak asam, kandungan unsur hara relatif lebih




                                               19
tinggi. Contoh penyebarannya di Rawa Pening (Jawa Tengah), Rawa Lakbok
       (Ciamis, Jawa Barat), dan Segara Anakan (Cilacap, Jawa Tengah); dan
   c. gambut pegunungan : terbentuk di daerah topografi pegunungan, berasal dari sisa
       tumbuhan yang hidupnya di daerah sedang (vegetasi spagnum). Contoh
       penyebarannya di Dataran Tinggi Dieng.
   Berdasarkan susunan kimianya tanah gambut dibedakan menjadi:
   a. gambut eutrop, bersifat agak asam, kandungan O2 serta unsur haranya lebih tinggi;
   b. gambut oligotrop, sangat asam, miskin O2 , miskin unsur hara, biasanya selalu
       tergenang air; dan
   c. mesotrop, peralihan antara eutrop dan oligotrop.
2. Aluvial
       Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan
   induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur , konsistensi dalam
   keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, kesuburan sedang hingga tinggi.
   Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai dan daerah
   cekungan (depresi).
3. Regosol
       Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir,
   struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral, kesuburan
   sedang, berasal dari bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai.
   Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan di daerah beting pantai dan gumuk-
   gumuk pasir pantai.
4. Litosol
       Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, batuan induknya batuan beku
   atau batuan sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (< 30 cm) bahkan kadang-
   kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop). Tekstur tanah beranekaragam,
   dan pada umumnya berpasir, umumnya tidak berstruktur, terdapat kandungan batu,
   kerikil dan kesuburannya bervariasi.
   Tanah litosol dapat dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi berbukit,
   pegunungan, lereng miring sampai curam.
5. Latosol
       Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman dalam,
   tekstur lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga agak teguh,
   warna coklat merah hingga kuning.
   Penyebarannya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 – 1000 meter,
   batuan induk dari tuf, material vulkanik, breksi batuan beku intrusi.
6. Grumosol
       Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung
   berat, struktur kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di lapisan

                                            20
bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan
   tanah retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan kapasitas absorpsi
   tinggi, permeabilitas lambat dan peka erosi. Jenis ini berasal dari batu kapur, mergel,
   batuan lempung atau tuf vulkanik bersifat basa. Penyebarannya di daerah iklim sub
   humid atau sub arid, curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.
7. Podsolik Merah Kuning
       Tanah mineral telah berkembang, solum (kedalaman) dalam, tekstur lempung
   hingga berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (pH kurang dari
   5.5), kesuburan rendah hingga sedang, warna merah hingga kuning, kejenuhan basa
   rendah, peka erosi. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tuff vulkanik, bersifat
   asam. Tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih dari
   2500 mm/tahun.
8. Podsol
       Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan profil, susunan horizon terdiri dari
   horizon albic (A2) dan spodic (B2H) yang jelas, tekstur lempung hingga pasir, struktur
   gumpal, konsistensi lekat, kandungan pasir kuarsanya tinggi, sangat masam, kesuburan
   rendah, kapasitas pertukaran kation sangat rendah, peka terhadap erosi, batuan induk
   batuan pasir dengan kandungan kuarsanya tinggi, batuan lempung dan tuf vulkan
   masam.
   Penyebaran di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa
   bulan kering, topografi pegunungan. Daerahnya Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan
   Irian Jaya (Papua).
9. Hodmorf Kelabu (gleisol)
       Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal, yaitu topografi
   merupakan dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, solum tanah
   sedang, warna kelabu hingga kekuningan, tekstur geluh hingga lempung, struktur
   berlumpur hingga masif, konsistensi lekat, bersifat asam (pH 4.5 – 6.0), kandungan
   bahan organik. Ciri khas tanah ini adanya lapisan glei kontinu yang berwarna kelabu
   pucat pada kedalaman kurang dari 0.5 meter akibat dari profil tanah selalu jenuh air.
   Penyebaran di daerah beriklim humid hingga sub humid, curah hujan lebih dari 2000
   mm/tahun.
10. Tanah sawah (paddy soil)
       Tanah sawah ini diartikan tanah yang karena sudah lama (ratusan tahun)
   dipersawahkan memperlihatkan perkembangan profil khas, yang menyimpang dari
   tanah aslinya. Penyimpangan antara lain berupa terbentuknya lapisan bajak yang
   hampir kedap air disebut padas olah, sedalam 10 – 15 cm dari muka tanah dan setebal
   2 – 5 cm. Di bawah lapisan bajak tersebut umumnya terdapat lapisan mangan dan besi,
   tebalnya bervariasi antara lain tergantung dari permeabilitas tanah.
11. Mediteran Merah – Kuning

                                           21
Tanah mempunyai perkembangan profil, solum sedang hingga dangkal, warna
      coklat hingga merah, mempunyai horizon B argilik, tekstur geluh hingga lempung,
      struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga agak
      basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorpsi sedang, permeabilitas sedang dan peka
      erosi, berasal dari batuan kapur keras (limestone) dan tuf vulkanis bersifat basa.
      Penyebaran di daerah beriklim sub humid, bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari
      2500 mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan, topografi Karst dan lereng vulkan
      ketinggian di bawah 400 m. Khusus tanah mediteran merah – kuning di daerah topografi
      Karst disebut terra rossa.
   12. Andosol
         Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal,
      warna agak coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh
      berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak (smeary),
      kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi
      sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi. Tanah ini
      berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik.


C. Erosi Tanah Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan
   1. Penyebab Kerusakan Tanah
      Kerusakan tanah dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
      a. Perusakan hutan
         Akibat dari hutan yang rusak dapat mengurangi daya serap tanah dan mengurangi
         kemampuannya dalam menampung dan menahan air, sehingga tanah mudah
         tererosi.
      b. Proses kimiawi air hujan
         Air hujan merupakan faktor utama terjadinya kerusakan tanah melalui proses
         perubahan kimiawi dan sebagian lagi karena proses mekanis.
      c. Proses mekanis air hujan
         Air hujan yang turun sangat deras dapat mengikis dan menggores tanah di
         permukaannya sehingga bisa terbentuk selokan.
      d. Tanah longsor
         Tanah longsor adalah turunnya atau ambruknya tanah dan bebatuan ke bawah
         bukit.
      e. Erosi oleh air hujan.
      f. Kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran.
      g. Terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinisasi).
      h. Penjenuhan tanah oleh air (waterlogging) dan erosi.
   2. Dampak Kerusakan Tanah terhadap Kehidupan


                                             22
Kerusakan tanah yang utama adalah akibat erosi. Erosi tidak hanya menyebabkan
kerusakan tanah di tempat erosi, tetapi juga kerusakan-kerusakan di tempat lain yaitu
hasil-hasil erosi tersebut diendapkan.
a. Kerusakan di tempat terjadinya erosi
   Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi terutama akibat hilangnya sebagian
   tanah   dari   tempat   tersebut      karena   erosi.   Hilangnya   sebagian   tanah   ini
   mengakibatkan hal-hal berikut:
   1) penurunan produktifitas tanah;
   2) kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman;
   3) kualitas tanaman menurun;
   4) laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang;
   5) struktur tanah menjadi rusak;
   6) lebih banyak tenaga diperlukan untuk mengolah tanah;
   7) erosi gully dan tebing (longsor) menyebabkan lahan terbagi-bagi dan
       mengurangi luas lahan yang dapat ditanami; dan
   8) pendapatan petani berkurang.


b. Kerusakan di tempat penerima hasil erosi
       Erosi memindahkan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang ada di
   dalamnya seperti unsur-unsur hara tanaman (N,P, bahan organik dan sebagainya)
   atau sisa-sisa pestisida dan herbisida (DDT, Endrin dan lainlain). Pengendapan
   bahan-bahan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang dikandungnya dapat
   dikatakan sebagai polusi (pencemaran) di tempat tersebut.
       Pencemaran yang disebabkan oleh bahan-bahan padat tanah disebut “polusi
   sedimen”, sedangkan pencemaran oleh senyawa-senyawa kimia yang ada didalam
   tanah disebut “polusi kimia”. Polusi kimia dari tanah dapat dibedakan menjadi polusi
   kimia dari unsur hara (pupuk) dan polusi kimia dari pestisida/herbisida.
   Polusi sedimen: adalah pengendapan bahan tanah yang tererosi ke tempat lain.
   Pengendapan ini dapat menyebabkan :
   o   Pendangkalan sungai
   o   Tanah-tanah yang subur kadang-kadang menjadi rusak karena tertimbun oleh
       tanah-tanah kurus atau batu-batuan, pasir, kerikil dari tempat lain.
   o   Apabila digunakan untuk air minum, air yang kotor itu perlu lebih banyak biaya
       untuk membersihkannya.
   o   Karena air yang keruh, maka mengurangi fotosintesis dari tanaman air (karena
       sinar matahari sulit menembus air).
   o   Perubahan-perubahan dalam jumlah bahan yang diangkut mempengaruhi
       keseimbangan sungai tersebut.


                                          23
o   Kadang-kadang polusi sedimen dapat memberi pengaruh baik yaitu bila terjadi
        pengendapan tanah-tanah subur, misalnya tanah-tanah aluvial di sekitar sungai.




Polusi kimia dari pupuk.
    Polusi kimia dari pupuk merupakan polusi unsur-unsur hara tanaman. Pencegahan
polusi unsur hara yang terbaik adalah dengan cara pemberian pupuk sedemikian rupa
sehingga semua unsur hara dapat diserap tanaman. Dalam prakteknya hal demikian
tidak mungkin dapat dilakukan sehingga dianjurkan penanggulangan yang lebih praktis
yaitu dengan cara mencegah terjadinya erosi dan run off yang berlebihan dengan
menggunakan kaidah-kaidah pengawetan tanah dan air.
    Polusi kimia oleh bahan-bahan pestisida. Seperti halnya unsur hara, polusi pestisida
banyak menimbulkan masalah pada persediaan air, terutama mengganggu pada bidang
kesehatan. Pencegahan terjadinya polusi pestisida dapat dilakukan dengan membatasi
penggunaan pestisida yang banyak menimbulkan residu seperti DDT, Aldrin, Dieldrin,
dan sebagainya.
    Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian tanah
tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angina, gletser atau gravitasi. Di
Indonesia erosi yang terpenting adalah disebabkan oleh air.
Jenis-jenis Erosi oleh Air
a. Pelarutan
    Tanah kapur mudah dilarutkan air sehingga di daerah kapur sering ditemukan
    sungai-sungai di bawah tanah.
b. Erosi percikan (splash erosion)
    Curah hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melemparkan butir-butir tanah
    sampai setinggi 1 meter ke udara. Di daerah yang berlereng, tanah yang terlempar
    tersebut umumnya jatuh ke lereng di bawahnya.
c. Erosi lembar (sheet erosion)
    Pemindahan tanah terjadi lembar demi lembar (lapis demi lapis) mulai dari lapisan
    yang paling atas. Erosi ini sepintas lalu tidak terlihat, tetapi dapat berbahaya karena
    pada suatu saat seluruh top soil akan habis.
d. Erosi alur (rill erosion)
    Dimulai dengan genangan-genangan kecil setempat-setempat di suatu lereng, maka
    bila air dalam genangan itu mengalir, terbentuklah alur-alur bekas aliran air tersebut.
    Alur-alur itu mudah dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.
e. Erosi gully (gully erosion)
    Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur tersebut di atas. Karena alur yang terus
    menerus digerus oleh aliran air terutama di daerah-daerah yang banyak hujan, maka


                                        24
alur-alur tersebut menjadi dalam dan lebar dengan aliran air yang lebih kuat. Alur-
     alur tersebut tidak dapat hilang dengan pengolahan tanah biasa.
f.   Erosi parit (channel erosion)
     Parit-parit yang besar sering masih terus mengalir lama setelah hujan berhenti.
     Aliran air dalam parit ini dapat mengikis dasar parit atau dinding-dinding tebing parit
     di bawah permukaan air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar parit.
     Adanya gejala meander dari alirannya dapat meningkatkan pengikisan tebing di
     tempat-tempat tertentu.
g. Longsor
     Tanah longsor terjadi karena gaya gravitasi. Biasanya karena tanah di bagian bawah
     tanah terdapat lapisan yang licin dan kedap air (sukar ditembus air) seperti batuan
     liat. Dalam musim hujan tanah diatasnya menjadi jenuh air sehingga berat, dan
     bergeser ke bawah melalui lapisan yang licin tersebut sebagai tanah longsor.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Erosi
Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya erosi air adalah :
a. Curah hujan
     Sifat-sifat yang perlu diketahui adalah:
     •   Intensitas hujan : menunjukkan banyaknya curah hujan persatuan waktu.
         Biasanya dinyatakan dalam mm/jam atau cm/jam.
     •   Jumlah hujan : menunjukkan banyaknya air hujan selama terjadi hujan, selama
         satu bulan atau selama satu tahun dan sebagainya.
     •   Distribusi hujan : menunjukkan penyebaran waktu terjadinya hujan.
b. Sifat-sifat tanah
     Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah:
     •   Tekstur tanah: tanah dengan tekstur kasar seperti pasir adalah tahan terhadap
         erosi, Tekstur halus seperti liat, tahan terhadap erosi karena daya rekat yang
         kuat sehingga gumpalannya sukar dihancurkan.
         Tekstur tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu dan pasir sangat
         halus. Oleh karena itu makin tinggi kandungan debu dalam tanah, maka tanah
         menjadi makin peka terhadap erosi.
     •   Daya infiltrasi tanah
         Apabila daya infiltrasi tanah besar, berarti air mudah meresap ke dalam tanah,
         sehingga aliran permukaan kecil dan erosi juga kecil.
     •   Kandungan bahan organik
         Kandungan bahan organik menentukan kepekaan tanah terhadap erosi karena
         bahan organik mempengaruhi kemantapan struktur tanah.
     •   Bentuk dan kemantapan stuktur tanah



                                          25
Bentuk struktur tanah yang membulat (granuler, remah, gumpal membulat)
              menghasilkan tanah dengan daya serap tinggi sehingga air mudah meresap ke
              dalam tanah, dan aliran permukaan menjadi kecil, sehingga erosi juga kecil.
              Struktur tanah yang mantap tidak akan mudah hancur oleh pukulan-pukulan air
              hujan, akan tahan terhadap erosi.


      c. Lereng
          Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjang. Apabila
          lereng makin curam maka kecepatan aliran permukaan meningkat sehingga
          kekuatan mengangkut meningkat pula. Lereng yang semakin panjang menyebabkan
          volume air yang mengalir menjadi semakin besar.
      d. Vegetasi (tumbuhan)
          Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah:
          •   Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah, sehingga
              kekuatan untuk menghancurkan tanah dapat dikurangi.
          •   Menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi.
          •   Penyerapan air kedalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan) melalui
              vegetasi.
      e. Manusia
          Pembuatan teras-teras pada tanah berlereng curam dapat mengurangi erosi.
          Sebaliknya penggundulan hutan di daerah pegunungan dapat menyebabkan erosi
          dan banjir.


D. Usaha Mengurangi Erosi Tanah
   Metode Pengawetan Tanah
   Metode pengawetan tanah pada umumnya dilakukan untuk:
   1. Melindungi tanah dari curahan langsung air hujan.
   2. Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.
   3. Mengurangi run off (aliran air di permukaan tanah).
   4. Meningkatkan stabilitas agregat tanah
   Beberapa metode pengawetan tanah dibagi menjadi tiga yaitu:
   1. Metode Vegetatif
      Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi
      pada lahan yang dilestarikan. Metode vegetatif antara lain:
      a. Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis tanaman
          tahunan seperti akasia, angsana, flamboyan. Fungsinya untuk mencegah erosi,
          mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu/kotoran di udara lapisan
          bawah.


                                              26
b. Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras
        seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan diambil
        kayunya.
   c. Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanami lahan searah
        dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan
        memperbesar resapan air ke dalam tanah.
   d. Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam lahan dengan
        tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya untuk menghambat
        penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi dan
        memperkaya bahan organik tanah.
   e. Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan penanaman
        berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Fungsinya untuk mengurangi
        kecepatan erosi dan mempertahankan kesuburan tanah.
   f.   Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secara bergantian
        (bergilir) dalam satu lahan. Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tidak
        berkurang.
2. Metode Mekanik/Teknik
   Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik pengolahan
   tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off),menampung dan
   menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak.
   Beberapa cara yang umum dilakukan pada metode mekanik antara lain:
   a. Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), Fungsinya untuk
        menghambat aliran air, dan memperbesar resapan air.
   b. Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran, yaitu dalam pembuatan tanggul
        sejajar dengan kontur.
   c. Pembuatan teras (terrassering), Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng,
        memperbesar resapan air dan mengurangi erosi.
   d. Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotong
        lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga aliran dapat diperlambat dan
        mengatur aliran air sampai ke sungai.
   Metode pengawetan tanah akan sangat efektif apabila metode mekanik dikombinasikan
   dengan metode vegetatif misalnya terrassering dan buffering.
3. Metode Kimia
   Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur
   tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Penggunaan bahan
   kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan, walaupun cukup efektif tetapi
   biayanya mahal. Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan untuk tujuan ini
   antara lain Bitumen dan Krilium.


                                           27
Tugas Terstuktur
     1. Jelaskan pengertian tenaga endogen dan eksogen
     2. Jelaskan macam-macam tenaga endogen dan eksogen
     3. Apa pengaruh terhadap permukaan bumi dari tenaga endogen dan eksogen
     4. Apa yang mempengaruhi proses perubahan tanah
     5. Jelaskan usaha-usaha konservasi tanah




                                       EVALUASI

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
1.   Ilmu yang mempelajari tentang tanah adalah ….
     A.   geologi
     B.   geomorfologi
     C.   hidrologi
     D.   meteorologi
     E.   pedologi
2.   Cara vegetatif dalam usaha pengendalian erosi meliputi kegiatan berikut, kecuali ….
     A. penghutanan kembali
     B. pembuatan sengkedan
     C. penggiliran tanaman
     D. penggunaan serasah
     E. reboisasi
3.   Tanah subur yang berasal dari endapan lumpur yang dibawa sungai-sungai disebut tanah
     ….
     A. vulkanik
     B. podzolit
     C. aluvial
     D. laterit

                                               28
E. humus
4.   Ciri-ciri tanah yang subur, kecuali ….
     A.   tekstur tanah baik
     B.   banyak mengandung air
     C.   struktur tanah baik
     D.   tidak mengandung garam
     E.   mengandung bahan anorganik
5.   Gerakan air di dalam tanah dipengaruhi oleh keadaan ….
     A. pH tanah
     B. tekstur tanah
     C. struktur tanah
     D. permeabilitas
     E. warna tanah
6.   Keadaan tanah yang terlalu asam dapat dinetralkan dengan pemberian .…
     A. kalium
     B. belerang
     C. kapur
     D. ferrum
     E. fosfat
7.   Komposisi terbesar tanah terdiri dari ….
     A. bahan mineral
     B. air
     C. udara
     D. bahan organik
     E. bahan biotik
8.   Batuan pembentuk litosfer adalah batuan ….
     A.   sedimen
     B.   metamorf
     C.   malihan
     D.   beku
     E.   podzolik
9.   Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat erosi di suatu tempat
     adalah ….
     A.   lereng
     B.   tutupan batuan
     C.   vegetasi
     D.   curah hujan
     E.   bahan induk
10. Gejala-gejala karst seperti berikut, kecuali ….

                                                29
A.   dolina
B.   gua kapur
C.   stalagtit
D.   internal drainase
E.   spit




                         30
PENUTUP


        Selamat! Anda telah selesai mempelajari seluruh materi tentang lithosfer dan pedosfer
dalam modul ini. Anda telah selesai mempelajari seluruh materi pelajaran dalam modul ini.
        Untuk memandu kembali ingatan anda terhadap materi pelajaran, pahamilah
kesimpulan berikut ini:
1. Lithosfer adalah lapisan kulit bumi yang sangat luar.
2. Bumi terdiri dari lapisan : Barisfer, Lapisaan pengantaran dan Lithosfer
3. Lithosfer terbentuk dari batuan beku, sedimen dan metamorf.
4. Gejala vulkanisme adalah gejala dan peristiwa yang berhubungan dengan naiknya
  magma dari perut bumi.
5. Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak
6. Perusakan bentuk muka bumi oleh tenaga eksogen berupa pelapukan, pengikisan
  dan pengendapan.
        Anda sudah memahami materi Pedosfer, seperti faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan tanah, jenis-jenis tanah di Indonesia, penyebab terjadinya erosi dan dampaknya
terhadap kehidupan, serta usaha-usaha mengurangi erosi tanah.




                                     Sukses untuk Anda!




                                  DAFTAR PUSTAKA


                                              31
Ahmad yani dkk, Geografi Untuk SMA Kelas 1 Bandung : Grafindo Media Pratama, 2004
Asep Soedjoko, Geologi Umum 1, Surabaya : UniversityPress IKIP Surabaya,1977
Ibrahim Gunawan, Tektonik Lempeng, Bandung :Makalah Penataran IPBA. ITB Bandung,
      1991
Karta Saputra, Tehnologi Konsewasi Tanah dan Air, Jakarta: PT Bina Aksara, 1985
Marbun MA, Kamus Geografi, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1982
Sumadi Sutrijat, Geografi 1, Jakarta : Depdikbud , 1999
Totok Gunawan dkk, Fakta dan Konsep Geografi, Jakarta: Ganexa Exact, 2004
Wardiyatunoko, K. Geografi SMA , Jakarta : Erlangga, 2004.




                                             32

More Related Content

What's hot

49994163 litosfer-dan-pedosfer
49994163 litosfer-dan-pedosfer49994163 litosfer-dan-pedosfer
49994163 litosfer-dan-pedosferWagi Dealoved
 
Geomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung apiGeomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung apiIsaacHamonangan
 
Vulkanisme
VulkanismeVulkanisme
VulkanismeAN Fadly
 
GEO_2010_1000913_NORM_VULKANISME
GEO_2010_1000913_NORM_VULKANISMEGEO_2010_1000913_NORM_VULKANISME
GEO_2010_1000913_NORM_VULKANISMENorma Anggraini
 
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPANPERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPANNaila N. K
 
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFER
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFERINTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFER
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFERNesha Mutiara
 
Vulkanisme
VulkanismeVulkanisme
VulkanismeGita S
 
Presentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFER
Presentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFERPresentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFER
Presentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFERReni Nurjanah
 
Siklus batuan. geografi
Siklus batuan. geografiSiklus batuan. geografi
Siklus batuan. geografiKrisnanda Saya
 
1052147 634431066424712500
1052147 6344310664247125001052147 634431066424712500
1052147 634431066424712500fidiprathama
 
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)Verani Nurizki
 

What's hot (20)

2 litosfer
2   litosfer2   litosfer
2 litosfer
 
49994163 litosfer-dan-pedosfer
49994163 litosfer-dan-pedosfer49994163 litosfer-dan-pedosfer
49994163 litosfer-dan-pedosfer
 
Geomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung apiGeomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung api
 
Vulkanisme
VulkanismeVulkanisme
Vulkanisme
 
Vulkanisme
VulkanismeVulkanisme
Vulkanisme
 
GEO_2010_1000913_NORM_VULKANISME
GEO_2010_1000913_NORM_VULKANISMEGEO_2010_1000913_NORM_VULKANISME
GEO_2010_1000913_NORM_VULKANISME
 
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPANPERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
 
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFER
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFERINTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFER
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFER
 
Vulkanisme
VulkanismeVulkanisme
Vulkanisme
 
Vulkanisme
VulkanismeVulkanisme
Vulkanisme
 
Vulkanisme
VulkanismeVulkanisme
Vulkanisme
 
Geologi Rekayasa
Geologi RekayasaGeologi Rekayasa
Geologi Rekayasa
 
Litosfer
LitosferLitosfer
Litosfer
 
Presentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFER
Presentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFERPresentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFER
Presentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFER
 
Siklus batuan. geografi
Siklus batuan. geografiSiklus batuan. geografi
Siklus batuan. geografi
 
1052147 634431066424712500
1052147 6344310664247125001052147 634431066424712500
1052147 634431066424712500
 
Gejala Vulkanisme
Gejala VulkanismeGejala Vulkanisme
Gejala Vulkanisme
 
2 vulkanisme ppt fix
2   vulkanisme ppt fix2   vulkanisme ppt fix
2 vulkanisme ppt fix
 
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
 
2 litosfer
2   litosfer2   litosfer
2 litosfer
 

Similar to LITHOSFER

Batuan Pembentuk Muka Bumi
Batuan Pembentuk Muka BumiBatuan Pembentuk Muka Bumi
Batuan Pembentuk Muka Bumidieart
 
power point.pptx
power point.pptxpower point.pptx
power point.pptxElfisRidi
 
power point.pptx
power point.pptxpower point.pptx
power point.pptxElfisRidi
 
Geografi STPM-Bahagian A-Tema Sistem Geomorfologi
Geografi STPM-Bahagian A-Tema Sistem GeomorfologiGeografi STPM-Bahagian A-Tema Sistem Geomorfologi
Geografi STPM-Bahagian A-Tema Sistem GeomorfologiAsmawi Abdullah
 
Evan Hardianto_4200232006_Tugas 03 -Magmatisme & Volkanisme.pptx
Evan Hardianto_4200232006_Tugas 03 -Magmatisme & Volkanisme.pptxEvan Hardianto_4200232006_Tugas 03 -Magmatisme & Volkanisme.pptx
Evan Hardianto_4200232006_Tugas 03 -Magmatisme & Volkanisme.pptxevangeologi
 
Nota Geografi : Batuan
 Nota Geografi : Batuan Nota Geografi : Batuan
Nota Geografi : Batuannazri15
 
6.-PSD-121-TM-6-Atmosfer-Litosfer-dan-Hidrosfer.ppt
6.-PSD-121-TM-6-Atmosfer-Litosfer-dan-Hidrosfer.ppt6.-PSD-121-TM-6-Atmosfer-Litosfer-dan-Hidrosfer.ppt
6.-PSD-121-TM-6-Atmosfer-Litosfer-dan-Hidrosfer.pptAlvinF2
 

Similar to LITHOSFER (20)

LITOSFER - Kelas X.pptx
LITOSFER - Kelas X.pptxLITOSFER - Kelas X.pptx
LITOSFER - Kelas X.pptx
 
Geo litosfer
Geo litosferGeo litosfer
Geo litosfer
 
LAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptxLAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptx
 
Batuan Pembentuk Muka Bumi
Batuan Pembentuk Muka BumiBatuan Pembentuk Muka Bumi
Batuan Pembentuk Muka Bumi
 
Dinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.pptDinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.ppt
 
Dinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.pptDinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.ppt
 
Litosfer-Materi kelas X
Litosfer-Materi kelas XLitosfer-Materi kelas X
Litosfer-Materi kelas X
 
LAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptxLAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptx
 
power point.pptx
power point.pptxpower point.pptx
power point.pptx
 
power point.pptx
power point.pptxpower point.pptx
power point.pptx
 
Vulkanisme.pptx
Vulkanisme.pptxVulkanisme.pptx
Vulkanisme.pptx
 
Litosfer
LitosferLitosfer
Litosfer
 
Geografi STPM-Bahagian A-Tema Sistem Geomorfologi
Geografi STPM-Bahagian A-Tema Sistem GeomorfologiGeografi STPM-Bahagian A-Tema Sistem Geomorfologi
Geografi STPM-Bahagian A-Tema Sistem Geomorfologi
 
Lithosfer
LithosferLithosfer
Lithosfer
 
Evan Hardianto_4200232006_Tugas 03 -Magmatisme & Volkanisme.pptx
Evan Hardianto_4200232006_Tugas 03 -Magmatisme & Volkanisme.pptxEvan Hardianto_4200232006_Tugas 03 -Magmatisme & Volkanisme.pptx
Evan Hardianto_4200232006_Tugas 03 -Magmatisme & Volkanisme.pptx
 
Nota Geografi : Batuan
 Nota Geografi : Batuan Nota Geografi : Batuan
Nota Geografi : Batuan
 
Batuan(1)
Batuan(1)Batuan(1)
Batuan(1)
 
6.-PSD-121-TM-6-Atmosfer-Litosfer-dan-Hidrosfer.ppt
6.-PSD-121-TM-6-Atmosfer-Litosfer-dan-Hidrosfer.ppt6.-PSD-121-TM-6-Atmosfer-Litosfer-dan-Hidrosfer.ppt
6.-PSD-121-TM-6-Atmosfer-Litosfer-dan-Hidrosfer.ppt
 
Lithosfer
LithosferLithosfer
Lithosfer
 
Permukaan bumi
Permukaan bumiPermukaan bumi
Permukaan bumi
 

More from Elsens Viele

Analisis intrinsik
Analisis intrinsikAnalisis intrinsik
Analisis intrinsikElsens Viele
 
Telaah puisi(17 2-10)
Telaah puisi(17 2-10)Telaah puisi(17 2-10)
Telaah puisi(17 2-10)Elsens Viele
 
Laporan praktikum biologi pernafasan serangg afinal
Laporan praktikum biologi pernafasan serangg afinalLaporan praktikum biologi pernafasan serangg afinal
Laporan praktikum biologi pernafasan serangg afinalElsens Viele
 
Konflik antara amerika melawan afghanistan
Konflik antara amerika melawan afghanistanKonflik antara amerika melawan afghanistan
Konflik antara amerika melawan afghanistanElsens Viele
 
Biologi uji makanan (refisi
Biologi uji makanan (refisiBiologi uji makanan (refisi
Biologi uji makanan (refisiElsens Viele
 
Drama i mimpiku di haru kelabu
Drama i mimpiku di haru kelabuDrama i mimpiku di haru kelabu
Drama i mimpiku di haru kelabuElsens Viele
 
Physics (praktikum)
Physics (praktikum)Physics (praktikum)
Physics (praktikum)Elsens Viele
 
Laporan praktikum fisika energi potensial dan usaha
Laporan praktikum fisika energi potensial dan usahaLaporan praktikum fisika energi potensial dan usaha
Laporan praktikum fisika energi potensial dan usahaElsens Viele
 

More from Elsens Viele (10)

Resensi (final)
Resensi (final)Resensi (final)
Resensi (final)
 
Analisis intrinsik
Analisis intrinsikAnalisis intrinsik
Analisis intrinsik
 
Telaah puisi(17 2-10)
Telaah puisi(17 2-10)Telaah puisi(17 2-10)
Telaah puisi(17 2-10)
 
Laporan praktikum biologi pernafasan serangg afinal
Laporan praktikum biologi pernafasan serangg afinalLaporan praktikum biologi pernafasan serangg afinal
Laporan praktikum biologi pernafasan serangg afinal
 
Konflik antara amerika melawan afghanistan
Konflik antara amerika melawan afghanistanKonflik antara amerika melawan afghanistan
Konflik antara amerika melawan afghanistan
 
Biologi uji makanan (refisi
Biologi uji makanan (refisiBiologi uji makanan (refisi
Biologi uji makanan (refisi
 
Drama i mimpiku di haru kelabu
Drama i mimpiku di haru kelabuDrama i mimpiku di haru kelabu
Drama i mimpiku di haru kelabu
 
Physics (praktikum)
Physics (praktikum)Physics (praktikum)
Physics (praktikum)
 
Tugas jawa pidato
Tugas jawa pidatoTugas jawa pidato
Tugas jawa pidato
 
Laporan praktikum fisika energi potensial dan usaha
Laporan praktikum fisika energi potensial dan usahaLaporan praktikum fisika energi potensial dan usaha
Laporan praktikum fisika energi potensial dan usaha
 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

LITHOSFER

  • 1. MATERI AJAR UTAMA LITHOSFER A. Standar Kompetensi : 3. Menganalisis Unsur-Unsur Geosfer B. Kompetensi Dasar : 3.1 Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan lithosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi C. Indikator : 3.1.1 Menjelaskan pengertian tenaga endogen dan eksogen 3.1.2 Menjelaskan macam-macam tenaga endogen 3.1.3 Menyebutkan bentukan hasil tenaga endogen 3.1.4 Menjelaskan macam-macam tenaga eksogen 3.1.5 Menyebutkan bentukan hasil tenaga eksogen 3.1.6 Menjelaskan faktor-faktor pembentuk tanah 3.1.7 Menyebutkan macam-mcam tanah 3.1.8 Menjelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan tanah 3.1.9 Menjelaskan 2 metode konservasi tanah Lapisan Kulit Bumi (litosfer) Kata lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya lapisan. Jadi lithosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Batuan bukanlah benda yang keras saja berupa batu dalam kehidupan sehari hari, namun juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil dan sebagainya. Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan lebih tebal daripada di bawah samudra. A. Batuan pembentuk lithosfer Batuan pembentuk kulit bumi (lithosfer) terdiri dari batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Pada awalnya semua batuan berasal dari magma. Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi. Magma yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta aktifitas tumbuhan dan hewan. Hancuran batuan tersebut terangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya perubahan temperatur, tekanan dan unsur-unsur lain yang masuk mempengaruhinya, yang disebut batuan malihan atau batuan metamorf. 1
  • 2. Jenis-jenis batuan : 1. Batuan beku Batuan beku berasal dari magma yang mengalami pendinginan sehingga membeku. Ada tiga macam batuan beku, yaitu batuan beku dalam contohnya granit, batuan beku luar contohnya andesit, dan batuan beku gang atau korok. granit andesit Jenis-jenis batua 2. Batuan sedimen Batuan sedimen dikelompokkan menjadi batuan sedimen klastik, sedimen kimiawi dan sedimen organik. Sedimen klastik berupa campuran hancuran batuan beku contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir. Sedimen kimiawi berupa endapan dari suatu pelarutan contohnya batu kapur dan batu gips. Sedimen organik berupa endapan sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut, contohnya batu gamping koral. konglomerat breksi koral batu kapur atau gamping jenis-jenis batuan sedimen 3. Batuan malihan Batuan yang berubah bentuk dinamakan batuan malihan atau batuan metamorf. Contoh batuan metamorf adalah batu kapur (kalsit) berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi kuarsit. Di daerah Tulungagung Jatim, banyak masyarakat menjadi pengrajin batu marmer. 2
  • 3. Jenis-jenis batuan metamorf marmer kuarsit B. Macam-Macam Bentuk Muka Bumi Keanekaragaman bentuk muka bumi disebabkan oleh dua kekuatan atau tenaga yang berasal dari dalam dan luar bumi yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen adalah tenaga perubah muka bumi yang berasal dari dalam bumi, yang bersifat membangun (konstruktif). Tenaga endogen meliputi tektonisme, vulkanisme, dan gempa bumi. Sedangkan tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi, yang bersifat merusak kulit bumi (destruktif). Tenaga eksogen meliputi erosi, pelapukan, masswasting Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tenaga eksogen berasal dari tenaga air, angin, organisme, sinar matahari, dan gletser. 1. Tenaga pembentuk muka bumi (tenaga endogen) a. Gejala vulkanisme Vulkanisme yaitu peristiwa yang berkaitan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada dalam perut bumi. Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam dinamakan intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Intrusi magma Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batu- batuan, tetapi tidak mencapai permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: • Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup diantara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan tersebut. • Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau cakram. • Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela sela lipatan (korok). • Diatrema adalah lubang (pipa) diantara dapur magma dan kepundan gunung berapi bentuknya seperti silinder memanjang. 3
  • 4. Perhatikan gambar berikut ini! Ekstrusi magma (ERUPSI) Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar Permukaan bumi dan membentuk gunung api. Hal ini terjadi bila tekanan Gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit bumi . Ekstrusi magma dapat di bedakan menjadi : • Erupsi linier, yaitu magma keluar melalui retakan pada kulit bumi, berbentukKerucut gunung api. • Erupsi sentral, yaitu magma yang keluar melalui sebuah lubang permukaan bumi dan membentuk gunung yang letaknya tersendiri. • Erupsi areal, yaitu magma yang meleleh pada permukaan bumi karena letak Magma yang sangat dekat dengan permukaan bumi, sehingga terbentuk kawah gunung berapi yang sangat luas. Gunung merupakan tonjolan pada kulit bumi yang terdiri dari lereng dan puncak. Rangkaian dari gunung-gunung membentuk pegunungan. Gunung dan pegunungan terbentuk karena adanya tenaga endogen. Berdasarkan tipe letusan gunung berapi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: • Gunung api strato atau kerucut Kebanyakan gunung berapi di dunia merupakan gunung api kerucut. Letusan pada gunung api kerucut termasuk letusan kecil. Letusan dapat berupa lelehan batuan yang panas dan cair. Seringnya terjadi lelehan menyebabkan lereng gunung berlapis lapis sehingga disebut gunung api strato. Sebagian besar gunung berapi di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku termasuk gunung api kerucut. • Gunung api maar Bentuk gunung api maar seperti danau kering. Jenis gunung api maar seperti danau kering. Jenis gunung api maar tidak banyak. gunung berapi ini terbentuk karena ada letusan besar yang membentuk lubang besar pada puncak yang di 4
  • 5. sebut kawah. Gunung api maar memiliki corong. Contohnya Gunung Lamongan jawa Timur dengan kawahnya Klakah. • Gunung api perisai Di Indonesia tidak ada gunung yang berbentuk perisai. Gunung api perisai contohnya Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat. Gunung api perisai terjadi karena magma cair keluar dengan tekanan rendah hampir tanpa letusan. Lereng gunung yang terbantuk menjadi sangat landai. Pada saat terjadi letusan, gunung api tersebut mengeluarkan material berupa material padat, cair dan gas. Material gunung api pasca vulkanik antara lain berupa : • Material padat, berupa debu atau tuff, pasir, slak, kerikil atau lapilli, bom atau bongkahan batu besar. • Material cair, berupa lava dan lahar (lahar panas dan dingin) • Material gas, berupa : 1) Mata air panas (air termal) dan air mineral (makdani). Air ini dimanfaatkan sebagai sumber air mineral yang dikonsumsi oleh manusia dalam bentuk kemasan geal, botol atau galon. Mata air yang terkenal contohnya mata air panas Baturraden di Purwokerto, Ciater di Bandung, dan Sangkan Hurip di Kuningan. 2) Sumber gas (ekshalasi), antara lain berupa: a) solfatar yaitu gas belerang (sulfur), banyak dijumpai di kawah-kawah puncak gunung api. Contohnya di kawah puncak gunung Bromo dan kawah puncak gunung Merapi DIY. 5
  • 6. b) fumarol yaitu sumber gas uap air, dapat dijumpai sama seperti solfatar yaitu pada gunung api yang masih aktif, dan mengeluarkan material dalam wujud cair seperti lava dan lahar. Air pada material itu akan menguap dan terbentuklah uap air. Contohnya fumarol yang terbentuk pada saat gunung Merapi DIY meletus. c) mofet yaitu sumber gas asam arang (CO2). Sama seperti fumarol dan solfata, kenampakan mofet juga dapat dijumpai pada gunung api yang meletus. Mofet keluar dari kawah yang masih mengeluarkan gas. Biasanya mofet keluar bersamaan dengan gas belerang. Mofet dan belerang merupakan dua gas yang berbahaya bagi manusia karena akan membuat orang yang menghirupnya mati lemas. 3) Mata air Geyser Mata air ini ditemukan di daerah daerah vulkan aktif. Geyser merupakan mata air tanah yang memancar sewaktu-waktu dalam celah batuan atau bekas kantong magma akibat dorongan gas dari dalam. Geyser tidak akan nampak jika kandungan air tanah pada daerah tersebut habis, namun pada saat terisi air akan muncul kembali. Fenomena ini dapat kamu jumpai di plato Dieng Jawa Tengah. b. Diastropisme atau Tektonisme Diatropisme adalah proses pembentukan kulit bumi pembentukan gunung- gunung, lembah-lembah, lipatan lipatan dan retakan retakan. Proses pembentukan lembah kulit bumi tersebut karena adanya tenaga tektonik. Sedangkan tektonisme adalah tenaga yang berasal dari kulit bumi yang menyebabkan perubahan lapisan permukaan bumi, baik mendatar maupun vertikal. Tenaga tektonik adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan gerak naik dan turun lapisan kulit bumi. Gerak itu meliputi gerak orogenetik dan gerak epirogenetik. • Gerak orogenetik adalah gerak yang dapat menimbulkan lipatan patahan retakan disebabkan karena gerakan dalam bumi yang besar dan meliputi daerah yang sempit serta berlangsung dalam waktu yang singkat. 1) Lipatan, yaitu gerakan pada lapisan bumi yang tidak terlalu besar dan berlangsung lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut atau melipat, kerutan atau lipatan bumi ini yang nantinya menjadi pegunungan. Punggung lipatan dinamakan antliklinal, daerah lembah (sinklinal) yang sangat luas dinamakan geosinklinal, ada beberapa lipatan, yaitu lipatan tegak miring, rebah, menggantung, isoklin dan kelopak. Perhatikan gambar: 6
  • 7. Keterangan : a. lipatan tegak b. lipatan menggantung c. lipatan miring d. lipatan isoklin e. lipatan rebah 2) Patahan yaitu gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung sangat cepat, sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi retak atau patah. Bagian muka bumi yang mengalami patahan seperti graben dan horst. Horst adalah tanah naik, terjadi bila terjadi pengangkatan. Graben adalah tanah turun, terjadi bila blok batuan mengalami penurunan. Perhatikan gambar! • Gerak epirogenetik yaitu gerak yang dapat menimbulkan permukaan bumi seolah turun atau naik, disebabkan karena gerakan yang lambat dan meliputi daerah yang luas. Gerak epirogenetik di bedakan menjadi dua, yaitu gerak epirogenetik positif dan gerak epirogenetik negatif. 7
  • 8. 1) Gerak epirogenetik positif adalah gerakan permukaan bumi turun dan seolah olah permukaan air laut naik. Contoh, turunya pulau-pulau di kawasan Indonesia timur (Kepulauan Maluku dan kepulauan Banda). 2) Gerak epirogenetik negatif adalah gerakan permukaan bumi seolah-olah permukaan bumi naik dan seolah olah permukaan air turun. Contoh, naiknya dataran tinggi Colorado. c. Seisme (Gempa bumi) Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya lapisan bumi akibat adanya pergerakan lapisan kulit bumi atau lempeng bumi, yang disebabkan tenaga dari dalam bumi. Berdasarkan penyebabnya gempa bumi dibedakan menjadi gempa tektonik, gempa vulkanik dan gempa terban atau runtuhan. Alat yang digunakan untuk mencatat getaran gempa disebut seismograf. Selain dengan menggunakan seismograf, gempa juga dapat dicatat dengan menggunakan tiga tempat yang terletak dalam satu homoseista. Serta dapat diketahui dengan menggunakan tiga tempat yang mencatat jarak episentrum, yaitu dengan menggunakan rumus Laska : JE = {(S – P) – 1’} x 1 megameter Dimana : JE = jarak episentrum S = waktu pencatatan gelombang sekunder P = waktu pencatatan gelombang primer Berdasarkan faktor penyebabnya, gempa bumi dibedakan menjadi : 1) Gempa vulkanik Gempa vulkanik yaitu gempa yang diakibatkan oleh aktivitas magma yang akan keluar ke permukaan bumi yang tersumbat dalam batuan beku dalam. Contohnya aktivitas gunung Merapi di DIY yang mengeluarkan awan panas ’wedhus gembel’. Jadi gempa vulkanik terjadi karena aktivitas gunung berapi yang akan mengeluarkan magma tersumbat. 2) Gempa tektonik Gempa tektonik yaitu gempa yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi. Contohnya gempa tektonik di Aceh, DIY-Jawa Tengah, dan Pangandaran. Gempa bumi tektonik yang bersumber di dasar laut, biasanya diikuti dengan gelombang besar (tsunami). Wilayah sepanjang Sumatera bagian barat yang membujur ke selatan dari Aceh hingga Lampung adalah wilayah gempa bumi. Wilayah jalur gempa bumi yang lain adalah di bagian selatan Jawa, Bali Nusa Tenggara, bahkan sampai wilayah Papua, Kepulauan Maluku dan sebagian Sulawesi. 3) Gempa terban (runtuhan) 8
  • 9. Gempa terban yaitu gempa yang disebabkan adanya runtuhan. Biasanya terjadi di daerah yang terdapat banyak rongga-ronga dibawah tanah. contohnya tanah longsor, runtuhan tebing, runtuhan gua, runtuhan tebing, dan runtuhan galian atau sumur pertambangan. Seorang ahli geologi, Charles F. Richter, pada tahun 1935 membuat skala gempa. Sampai sekarang menjadi patokan banyak orang untuk mengetahui seberapa besar bahaya gempa. Apabila diuraikan maka skala gempa Richter seperti berikut: 1) Skala < 2 : gempa lemah, sering manusia tidak bisa merasakan 2) Skala 3,5 –4,2 : dirasakan sedikit orang 3) Skala 4,9 – 5,4 : dirasakan banyak orang 4) Skala 5,5 – 6,1 : kerusakan ringan pada bangunan 5) Skala 6,2 – 6,9 : kerusakan agak besar pada bangunan 6) Skala 7,0 – 7,3 : kerusakan serius, rel bengkok, jalan pecah 7) Skala > 7,4 : gempa kuat dan dapat berakibat fatal Berdasarkan hiposentrum (kedalaman pusat gempa), gempa dibedakan: 1) Gempa dangkal yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya < 60 km 2) Gempa intermediet/menengah, yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya antara 60 km – 300 km. 3) Gempa dalam, yaitu gempa yang kedalamanan hiposentrumnya > 300 km. 2. Tenaga pengrusak muka bumi (eksogen) Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Pengrusakan bentuk muka bumi oleh tenaga eksogen berupa pelapukan, pengikisan (erosi) dan pengendapan. 1) Pelapukan Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu: a) Pelapukan fisik atau mekanik Pada proses ini batuan akan mengalami perubahan fisik baik bentuk maupun ukuranya. Pelapukan ini di sebut juga pelapukan mekanik sebab prosesnya berlangsung secara mekanik. Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu :  Adanya perbedaan temperatur yang tinggi. Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan 9
  • 10. mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak. Perhatikan gambar !  Adapun pembekuan air di dalam batuan, yaitu jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batu- batuan menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.  Berubahnya air garam menjadi kristal, yaitu jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguapdan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai. Salah satu batuan bumi yang mengalami proses pelapukan mekanik b) Pelapukan organis Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan dan manusia, binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga. Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh- tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar- akar serat makanan menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam- garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan. c) Pelapukan kimiawi Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa pelarutan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan bantuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan 10
  • 11. mudah melarutkan batu kapur (CaCO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Gejala atau bentuk - bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya: • Dolina Dolina adalah lubang lubang yang berbentuk corong. Dolina terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian selatan, yaitu di pegunungan seribu. • Gua dan sungai di dalam Tanah Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan. Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang, karena pengaruh larutan. Jika lubang-lubang itu berhubungan, akan terbentukl sungai-sungai dalam tanah. • Stalaktit dan stalakmit Stalaktit adalah kerucut kerucut kapur yang bergantungan pada atap gua. Terbentuk tetesan air kapur dari atas gua. Stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit dan stalakmit di Gua tabuhan dan gua Gong di Pacitan, jawa Timur serta Gua jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah. 11
  • 12. 2) Pengikisan (erosi) Pengikisan oleh air sungai yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan terbentuk v, jurang atau ngarai, aliran deras dan air terjun. a) Lembah Apabila kecepatan aliran air di dasar sungai cepat maka akan terjadi pengikisan di dasar sungai atau sering di sebut erosi vertical. Apabila aliran air yang cepat terjadi di tepi sungai maka akan manyebabkan terjadinya pengikisan ke arah samping atau erosi ke samping. Hasil erosi vertical, sungai semakin lama semakin dalam, sedang erosi ke samping menyebabkan sungai samakin lebar. Erosi vertical membentuk huruf v. Contoh lembah aria, Ngarai sihanok serta Grand Canyon di Amerika Serikat Perhatikan gambar! b) Jurang Jurang terbentuk jika pengikisan terjadi pada batuan yang resisten. Batuan yang resisten adalah batuan yang keras dan tidak mudah terkikis air. Perhatikan gambar! c) Aliran deras Aliran air sungai yang deras terbentuk dari adanya jenis batuan yang selang- seling antara batuan yang resisten dan batuan yang tidak resisten pada dasar sungai. Saat air melewati batuan yang resisten, air akan sulit melakukan 12
  • 13. pengikisan, akibatnya dasar sungai menjadi tidak rata. Pada saat air melewati batuan yang tidak resisten, terjadi turbulensi dan terbentuk seperti air terjun pendek yang aliranya deras. Bentang alam seperti ini disebut rapit atau aliran deras. d) Air terjun Air terjun terbentuk pada sungai yang jenis batuan di dasar sungai ada yang resisten yang tidak resisten. Proses yang terjadi hampir sama dengan aliran deras. Hanya saja, pengikisan air mengakibatkan perbedaan air yang cukup besar antara batuan resisten dan batuan tidak resisten. Akibatnya, air jatuh dari ketinggian membentuk air terjun. Lihat gambar di bawah ini. Erosi yang diakibatkan oleh faktor tenaga yang mempengaruhinya : a) Pengikisan (erosi) oleh air laut Erosi oleh air laut merupakan pengikisan di pantai oleh pukulan gelombang laut yang Terjadi secara terus - menerus terhadap dinding pantai. Bentang alam yang diakibatkan oleh erosi air laut, antara lain cliff (tebing terjal), notch (takik), gua di pantai, wave cut platform (punggung yang terpotong gelombang), tanjung, dan teluk. 13
  • 14. Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut, sedang teluk adalah laut yang menjorok ke arah daratan. Pantai memiliki jenis batuan yang berselang seling antara batuan resisten dan tidak resisten. Pada batuan yang tidak resisten akan terbentuk teluk yang menjorok ke daratan pada batuan yang resisten terbentuk tanjung yang menjorok ke laut. Perhatikan gambar! b) Erosi oleh es/gletser Erosi oleh gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gletser (lapisan es) di daerah pegunungan. Pengikisan ini terjadi di daerah yang memiliki empat musim. c) Erosi oleh angin Pengikisan oleh angin banyak terjadi di daerah gurun atau di daerah yang beriklim kering. Jika angin dan pasir mengikis batu batuan yang dilaluinya maka akan membentuk batu cendawan di gunung pasir. Contohnya, Tanah Loss di cina Utara (Gurun Gobi) yang memiliki tebal 600 m. 14
  • 15. 3) Pengendapan (sedimentasi) Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Berikut ini ciri bentang lahan akibat proses pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya. a) Pengendapan oleh air Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis. Bentang alam hasil pengendapan oleh air, antara lain meander, dataran banjir, tanggul alam dan delta. • Meander Meander merupakan sungai yang berkelok - kelok yang terbentuk karena adanya pengendapan. Proses terjadinya meander Meander terbentuk pada sungai bagian hilir. Proses pengendapan yang terjadi secara terus menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran sungai, Sehingga terbentuk oxbow lake. • Delta Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut maka kecepatan aliranya menjadi lambat. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta. • Dataran banjir dan tanggul alam Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya terjadi banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut, bahan bahan yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai. Akibatnya, terbentuk suatu dataran di tepi sungai, sehingga tepi sungai lebih 15
  • 16. tinggi dibandingkan dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul alam. b) Pengendapan oleh Air Laut Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine. Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai. Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Akumulasi material yang ada di atas permukaan laut yang disebut spit. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang kadang spit terbentuk melewati teluk dan membetuk penghalang pantai (barrier beach). Perhatikan gambar! Apabila di sekitar spit terdapat pulau, biasanya spit akhirnya tersambung dengan daratan, sehingga membentuk tombolo. Perhatikan gambar! Tombolo c) Pengendapan oleh angin 16
  • 17. Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Perhatikan gambar Gumuk Pasir ! d) Pengendapan oleh gletser Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glasial. Bentang alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U. 17
  • 18. PEDOSFER Pengertian Tanah dan Lahan Tanah dalam Bahasa Inggris disebut soil, menurut Dokuchaev: tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi. Sedangkan lahan Bahasa Inggrisnya disebut land, lahan merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Yang dimaksud dengan lingkungan fisis meliputi relief atau topografi, tanah, air, iklim. Sedangkan lingkungan biotik meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. A. Faktor-faktor Pembentuk Tanah Faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor tersebut dapat dirumuskan dengan rumus sebagai berikut: T = f (i, o, b, t, w) Keterangan: T = tanah b = bahan induk f = faktor t = topografi i = iklim w = waktu o = organisme Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 1. Iklim Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua, yaitu suhu dan curah hujan. a. Suhu/Temperatur Suhu berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula. b. Curah hujan Curah hujan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah). 2. Organisme (Vegetasi, Jasad renik/mikroorganisme) Organisme sangat berpengaruh pada proses pembentukan tanah dalam hal : a. Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan 18
  • 19. dan tumbuhan), pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air. b. Membantu proses pembentukan humus. c. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar- akar dan sisa-sisa rumput. d. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. 3. Bahan Induk Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf. 4. Topografi/Relief Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi: a. Tebal atau tipisnya lapisan tanah b. Sistem drainase/pengaliran 5. Waktu Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda, dan 1000 – 10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa. B. Jenis-Jenis Tanah di Indonesia Jenis tanah yang terdapat di Indonesia bermacam-macam, antara lain: 1. Organosol atau Tanah Gambut atau Tanah Organik Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau rumput rawa, dengan ciri dan sifat: tidak terjadi deferensiasi horizon secara jelas,ketebalan lebih dari 0.5 meter, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat-agak lekat, kandungan organic lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4.0), kandungan unsur hara rendah. Berdasarkan penyebaran topografinya, tanah gambut dibedakan menjadi tiga yaitu: a. gambut ombrogen : terletak di dataran pantai berawa, mempunyai ketebalan 0.5 – 16 meter, terbentuk dari sisa tumbuhan hutan dan rumput rawa, hamper selalu tergenang air, bersifat sangat asam. Contoh penyebarannya di daerah dataran pantai Sumatra, Kalimantan dan Irian Jaya (Papua); b. gambut topogen : terbentuk di daerah cekungan (depresi) antara rawa-rawa di daerah dataran rendah dengan di pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan rawa, ketebalan 0.5 – 6 meter, bersifat agak asam, kandungan unsur hara relatif lebih 19
  • 20. tinggi. Contoh penyebarannya di Rawa Pening (Jawa Tengah), Rawa Lakbok (Ciamis, Jawa Barat), dan Segara Anakan (Cilacap, Jawa Tengah); dan c. gambut pegunungan : terbentuk di daerah topografi pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan yang hidupnya di daerah sedang (vegetasi spagnum). Contoh penyebarannya di Dataran Tinggi Dieng. Berdasarkan susunan kimianya tanah gambut dibedakan menjadi: a. gambut eutrop, bersifat agak asam, kandungan O2 serta unsur haranya lebih tinggi; b. gambut oligotrop, sangat asam, miskin O2 , miskin unsur hara, biasanya selalu tergenang air; dan c. mesotrop, peralihan antara eutrop dan oligotrop. 2. Aluvial Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur , konsistensi dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, kesuburan sedang hingga tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai dan daerah cekungan (depresi). 3. Regosol Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral, kesuburan sedang, berasal dari bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai. Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan di daerah beting pantai dan gumuk- gumuk pasir pantai. 4. Litosol Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, batuan induknya batuan beku atau batuan sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (< 30 cm) bahkan kadang- kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop). Tekstur tanah beranekaragam, dan pada umumnya berpasir, umumnya tidak berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil dan kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam. 5. Latosol Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman dalam, tekstur lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga agak teguh, warna coklat merah hingga kuning. Penyebarannya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 – 1000 meter, batuan induk dari tuf, material vulkanik, breksi batuan beku intrusi. 6. Grumosol Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung berat, struktur kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di lapisan 20
  • 21. bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan tanah retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan kapasitas absorpsi tinggi, permeabilitas lambat dan peka erosi. Jenis ini berasal dari batu kapur, mergel, batuan lempung atau tuf vulkanik bersifat basa. Penyebarannya di daerah iklim sub humid atau sub arid, curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun. 7. Podsolik Merah Kuning Tanah mineral telah berkembang, solum (kedalaman) dalam, tekstur lempung hingga berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (pH kurang dari 5.5), kesuburan rendah hingga sedang, warna merah hingga kuning, kejenuhan basa rendah, peka erosi. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tuff vulkanik, bersifat asam. Tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun. 8. Podsol Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan profil, susunan horizon terdiri dari horizon albic (A2) dan spodic (B2H) yang jelas, tekstur lempung hingga pasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, kandungan pasir kuarsanya tinggi, sangat masam, kesuburan rendah, kapasitas pertukaran kation sangat rendah, peka terhadap erosi, batuan induk batuan pasir dengan kandungan kuarsanya tinggi, batuan lempung dan tuf vulkan masam. Penyebaran di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering, topografi pegunungan. Daerahnya Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Irian Jaya (Papua). 9. Hodmorf Kelabu (gleisol) Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal, yaitu topografi merupakan dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, solum tanah sedang, warna kelabu hingga kekuningan, tekstur geluh hingga lempung, struktur berlumpur hingga masif, konsistensi lekat, bersifat asam (pH 4.5 – 6.0), kandungan bahan organik. Ciri khas tanah ini adanya lapisan glei kontinu yang berwarna kelabu pucat pada kedalaman kurang dari 0.5 meter akibat dari profil tanah selalu jenuh air. Penyebaran di daerah beriklim humid hingga sub humid, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun. 10. Tanah sawah (paddy soil) Tanah sawah ini diartikan tanah yang karena sudah lama (ratusan tahun) dipersawahkan memperlihatkan perkembangan profil khas, yang menyimpang dari tanah aslinya. Penyimpangan antara lain berupa terbentuknya lapisan bajak yang hampir kedap air disebut padas olah, sedalam 10 – 15 cm dari muka tanah dan setebal 2 – 5 cm. Di bawah lapisan bajak tersebut umumnya terdapat lapisan mangan dan besi, tebalnya bervariasi antara lain tergantung dari permeabilitas tanah. 11. Mediteran Merah – Kuning 21
  • 22. Tanah mempunyai perkembangan profil, solum sedang hingga dangkal, warna coklat hingga merah, mempunyai horizon B argilik, tekstur geluh hingga lempung, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorpsi sedang, permeabilitas sedang dan peka erosi, berasal dari batuan kapur keras (limestone) dan tuf vulkanis bersifat basa. Penyebaran di daerah beriklim sub humid, bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan, topografi Karst dan lereng vulkan ketinggian di bawah 400 m. Khusus tanah mediteran merah – kuning di daerah topografi Karst disebut terra rossa. 12. Andosol Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak (smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik. C. Erosi Tanah Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan 1. Penyebab Kerusakan Tanah Kerusakan tanah dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut : a. Perusakan hutan Akibat dari hutan yang rusak dapat mengurangi daya serap tanah dan mengurangi kemampuannya dalam menampung dan menahan air, sehingga tanah mudah tererosi. b. Proses kimiawi air hujan Air hujan merupakan faktor utama terjadinya kerusakan tanah melalui proses perubahan kimiawi dan sebagian lagi karena proses mekanis. c. Proses mekanis air hujan Air hujan yang turun sangat deras dapat mengikis dan menggores tanah di permukaannya sehingga bisa terbentuk selokan. d. Tanah longsor Tanah longsor adalah turunnya atau ambruknya tanah dan bebatuan ke bawah bukit. e. Erosi oleh air hujan. f. Kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran. g. Terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinisasi). h. Penjenuhan tanah oleh air (waterlogging) dan erosi. 2. Dampak Kerusakan Tanah terhadap Kehidupan 22
  • 23. Kerusakan tanah yang utama adalah akibat erosi. Erosi tidak hanya menyebabkan kerusakan tanah di tempat erosi, tetapi juga kerusakan-kerusakan di tempat lain yaitu hasil-hasil erosi tersebut diendapkan. a. Kerusakan di tempat terjadinya erosi Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi terutama akibat hilangnya sebagian tanah dari tempat tersebut karena erosi. Hilangnya sebagian tanah ini mengakibatkan hal-hal berikut: 1) penurunan produktifitas tanah; 2) kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman; 3) kualitas tanaman menurun; 4) laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang; 5) struktur tanah menjadi rusak; 6) lebih banyak tenaga diperlukan untuk mengolah tanah; 7) erosi gully dan tebing (longsor) menyebabkan lahan terbagi-bagi dan mengurangi luas lahan yang dapat ditanami; dan 8) pendapatan petani berkurang. b. Kerusakan di tempat penerima hasil erosi Erosi memindahkan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang ada di dalamnya seperti unsur-unsur hara tanaman (N,P, bahan organik dan sebagainya) atau sisa-sisa pestisida dan herbisida (DDT, Endrin dan lainlain). Pengendapan bahan-bahan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang dikandungnya dapat dikatakan sebagai polusi (pencemaran) di tempat tersebut. Pencemaran yang disebabkan oleh bahan-bahan padat tanah disebut “polusi sedimen”, sedangkan pencemaran oleh senyawa-senyawa kimia yang ada didalam tanah disebut “polusi kimia”. Polusi kimia dari tanah dapat dibedakan menjadi polusi kimia dari unsur hara (pupuk) dan polusi kimia dari pestisida/herbisida. Polusi sedimen: adalah pengendapan bahan tanah yang tererosi ke tempat lain. Pengendapan ini dapat menyebabkan : o Pendangkalan sungai o Tanah-tanah yang subur kadang-kadang menjadi rusak karena tertimbun oleh tanah-tanah kurus atau batu-batuan, pasir, kerikil dari tempat lain. o Apabila digunakan untuk air minum, air yang kotor itu perlu lebih banyak biaya untuk membersihkannya. o Karena air yang keruh, maka mengurangi fotosintesis dari tanaman air (karena sinar matahari sulit menembus air). o Perubahan-perubahan dalam jumlah bahan yang diangkut mempengaruhi keseimbangan sungai tersebut. 23
  • 24. o Kadang-kadang polusi sedimen dapat memberi pengaruh baik yaitu bila terjadi pengendapan tanah-tanah subur, misalnya tanah-tanah aluvial di sekitar sungai. Polusi kimia dari pupuk. Polusi kimia dari pupuk merupakan polusi unsur-unsur hara tanaman. Pencegahan polusi unsur hara yang terbaik adalah dengan cara pemberian pupuk sedemikian rupa sehingga semua unsur hara dapat diserap tanaman. Dalam prakteknya hal demikian tidak mungkin dapat dilakukan sehingga dianjurkan penanggulangan yang lebih praktis yaitu dengan cara mencegah terjadinya erosi dan run off yang berlebihan dengan menggunakan kaidah-kaidah pengawetan tanah dan air. Polusi kimia oleh bahan-bahan pestisida. Seperti halnya unsur hara, polusi pestisida banyak menimbulkan masalah pada persediaan air, terutama mengganggu pada bidang kesehatan. Pencegahan terjadinya polusi pestisida dapat dilakukan dengan membatasi penggunaan pestisida yang banyak menimbulkan residu seperti DDT, Aldrin, Dieldrin, dan sebagainya. Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian tanah tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angina, gletser atau gravitasi. Di Indonesia erosi yang terpenting adalah disebabkan oleh air. Jenis-jenis Erosi oleh Air a. Pelarutan Tanah kapur mudah dilarutkan air sehingga di daerah kapur sering ditemukan sungai-sungai di bawah tanah. b. Erosi percikan (splash erosion) Curah hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melemparkan butir-butir tanah sampai setinggi 1 meter ke udara. Di daerah yang berlereng, tanah yang terlempar tersebut umumnya jatuh ke lereng di bawahnya. c. Erosi lembar (sheet erosion) Pemindahan tanah terjadi lembar demi lembar (lapis demi lapis) mulai dari lapisan yang paling atas. Erosi ini sepintas lalu tidak terlihat, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top soil akan habis. d. Erosi alur (rill erosion) Dimulai dengan genangan-genangan kecil setempat-setempat di suatu lereng, maka bila air dalam genangan itu mengalir, terbentuklah alur-alur bekas aliran air tersebut. Alur-alur itu mudah dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa. e. Erosi gully (gully erosion) Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur tersebut di atas. Karena alur yang terus menerus digerus oleh aliran air terutama di daerah-daerah yang banyak hujan, maka 24
  • 25. alur-alur tersebut menjadi dalam dan lebar dengan aliran air yang lebih kuat. Alur- alur tersebut tidak dapat hilang dengan pengolahan tanah biasa. f. Erosi parit (channel erosion) Parit-parit yang besar sering masih terus mengalir lama setelah hujan berhenti. Aliran air dalam parit ini dapat mengikis dasar parit atau dinding-dinding tebing parit di bawah permukaan air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar parit. Adanya gejala meander dari alirannya dapat meningkatkan pengikisan tebing di tempat-tempat tertentu. g. Longsor Tanah longsor terjadi karena gaya gravitasi. Biasanya karena tanah di bagian bawah tanah terdapat lapisan yang licin dan kedap air (sukar ditembus air) seperti batuan liat. Dalam musim hujan tanah diatasnya menjadi jenuh air sehingga berat, dan bergeser ke bawah melalui lapisan yang licin tersebut sebagai tanah longsor. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Erosi Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya erosi air adalah : a. Curah hujan Sifat-sifat yang perlu diketahui adalah: • Intensitas hujan : menunjukkan banyaknya curah hujan persatuan waktu. Biasanya dinyatakan dalam mm/jam atau cm/jam. • Jumlah hujan : menunjukkan banyaknya air hujan selama terjadi hujan, selama satu bulan atau selama satu tahun dan sebagainya. • Distribusi hujan : menunjukkan penyebaran waktu terjadinya hujan. b. Sifat-sifat tanah Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah: • Tekstur tanah: tanah dengan tekstur kasar seperti pasir adalah tahan terhadap erosi, Tekstur halus seperti liat, tahan terhadap erosi karena daya rekat yang kuat sehingga gumpalannya sukar dihancurkan. Tekstur tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu dan pasir sangat halus. Oleh karena itu makin tinggi kandungan debu dalam tanah, maka tanah menjadi makin peka terhadap erosi. • Daya infiltrasi tanah Apabila daya infiltrasi tanah besar, berarti air mudah meresap ke dalam tanah, sehingga aliran permukaan kecil dan erosi juga kecil. • Kandungan bahan organik Kandungan bahan organik menentukan kepekaan tanah terhadap erosi karena bahan organik mempengaruhi kemantapan struktur tanah. • Bentuk dan kemantapan stuktur tanah 25
  • 26. Bentuk struktur tanah yang membulat (granuler, remah, gumpal membulat) menghasilkan tanah dengan daya serap tinggi sehingga air mudah meresap ke dalam tanah, dan aliran permukaan menjadi kecil, sehingga erosi juga kecil. Struktur tanah yang mantap tidak akan mudah hancur oleh pukulan-pukulan air hujan, akan tahan terhadap erosi. c. Lereng Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjang. Apabila lereng makin curam maka kecepatan aliran permukaan meningkat sehingga kekuatan mengangkut meningkat pula. Lereng yang semakin panjang menyebabkan volume air yang mengalir menjadi semakin besar. d. Vegetasi (tumbuhan) Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah: • Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah, sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah dapat dikurangi. • Menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi. • Penyerapan air kedalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan) melalui vegetasi. e. Manusia Pembuatan teras-teras pada tanah berlereng curam dapat mengurangi erosi. Sebaliknya penggundulan hutan di daerah pegunungan dapat menyebabkan erosi dan banjir. D. Usaha Mengurangi Erosi Tanah Metode Pengawetan Tanah Metode pengawetan tanah pada umumnya dilakukan untuk: 1. Melindungi tanah dari curahan langsung air hujan. 2. Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah. 3. Mengurangi run off (aliran air di permukaan tanah). 4. Meningkatkan stabilitas agregat tanah Beberapa metode pengawetan tanah dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Metode Vegetatif Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi pada lahan yang dilestarikan. Metode vegetatif antara lain: a. Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis tanaman tahunan seperti akasia, angsana, flamboyan. Fungsinya untuk mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu/kotoran di udara lapisan bawah. 26
  • 27. b. Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan diambil kayunya. c. Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanami lahan searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar resapan air ke dalam tanah. d. Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam lahan dengan tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya untuk menghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi dan memperkaya bahan organik tanah. e. Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi dan mempertahankan kesuburan tanah. f. Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secara bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tidak berkurang. 2. Metode Mekanik/Teknik Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off),menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak. Beberapa cara yang umum dilakukan pada metode mekanik antara lain: a. Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), Fungsinya untuk menghambat aliran air, dan memperbesar resapan air. b. Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran, yaitu dalam pembuatan tanggul sejajar dengan kontur. c. Pembuatan teras (terrassering), Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng, memperbesar resapan air dan mengurangi erosi. d. Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga aliran dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai. Metode pengawetan tanah akan sangat efektif apabila metode mekanik dikombinasikan dengan metode vegetatif misalnya terrassering dan buffering. 3. Metode Kimia Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan, walaupun cukup efektif tetapi biayanya mahal. Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan untuk tujuan ini antara lain Bitumen dan Krilium. 27
  • 28. Tugas Terstuktur 1. Jelaskan pengertian tenaga endogen dan eksogen 2. Jelaskan macam-macam tenaga endogen dan eksogen 3. Apa pengaruh terhadap permukaan bumi dari tenaga endogen dan eksogen 4. Apa yang mempengaruhi proses perubahan tanah 5. Jelaskan usaha-usaha konservasi tanah EVALUASI Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat ! 1. Ilmu yang mempelajari tentang tanah adalah …. A. geologi B. geomorfologi C. hidrologi D. meteorologi E. pedologi 2. Cara vegetatif dalam usaha pengendalian erosi meliputi kegiatan berikut, kecuali …. A. penghutanan kembali B. pembuatan sengkedan C. penggiliran tanaman D. penggunaan serasah E. reboisasi 3. Tanah subur yang berasal dari endapan lumpur yang dibawa sungai-sungai disebut tanah …. A. vulkanik B. podzolit C. aluvial D. laterit 28
  • 29. E. humus 4. Ciri-ciri tanah yang subur, kecuali …. A. tekstur tanah baik B. banyak mengandung air C. struktur tanah baik D. tidak mengandung garam E. mengandung bahan anorganik 5. Gerakan air di dalam tanah dipengaruhi oleh keadaan …. A. pH tanah B. tekstur tanah C. struktur tanah D. permeabilitas E. warna tanah 6. Keadaan tanah yang terlalu asam dapat dinetralkan dengan pemberian .… A. kalium B. belerang C. kapur D. ferrum E. fosfat 7. Komposisi terbesar tanah terdiri dari …. A. bahan mineral B. air C. udara D. bahan organik E. bahan biotik 8. Batuan pembentuk litosfer adalah batuan …. A. sedimen B. metamorf C. malihan D. beku E. podzolik 9. Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat erosi di suatu tempat adalah …. A. lereng B. tutupan batuan C. vegetasi D. curah hujan E. bahan induk 10. Gejala-gejala karst seperti berikut, kecuali …. 29
  • 30. A. dolina B. gua kapur C. stalagtit D. internal drainase E. spit 30
  • 31. PENUTUP Selamat! Anda telah selesai mempelajari seluruh materi tentang lithosfer dan pedosfer dalam modul ini. Anda telah selesai mempelajari seluruh materi pelajaran dalam modul ini. Untuk memandu kembali ingatan anda terhadap materi pelajaran, pahamilah kesimpulan berikut ini: 1. Lithosfer adalah lapisan kulit bumi yang sangat luar. 2. Bumi terdiri dari lapisan : Barisfer, Lapisaan pengantaran dan Lithosfer 3. Lithosfer terbentuk dari batuan beku, sedimen dan metamorf. 4. Gejala vulkanisme adalah gejala dan peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari perut bumi. 5. Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak 6. Perusakan bentuk muka bumi oleh tenaga eksogen berupa pelapukan, pengikisan dan pengendapan. Anda sudah memahami materi Pedosfer, seperti faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah, jenis-jenis tanah di Indonesia, penyebab terjadinya erosi dan dampaknya terhadap kehidupan, serta usaha-usaha mengurangi erosi tanah. Sukses untuk Anda! DAFTAR PUSTAKA 31
  • 32. Ahmad yani dkk, Geografi Untuk SMA Kelas 1 Bandung : Grafindo Media Pratama, 2004 Asep Soedjoko, Geologi Umum 1, Surabaya : UniversityPress IKIP Surabaya,1977 Ibrahim Gunawan, Tektonik Lempeng, Bandung :Makalah Penataran IPBA. ITB Bandung, 1991 Karta Saputra, Tehnologi Konsewasi Tanah dan Air, Jakarta: PT Bina Aksara, 1985 Marbun MA, Kamus Geografi, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1982 Sumadi Sutrijat, Geografi 1, Jakarta : Depdikbud , 1999 Totok Gunawan dkk, Fakta dan Konsep Geografi, Jakarta: Ganexa Exact, 2004 Wardiyatunoko, K. Geografi SMA , Jakarta : Erlangga, 2004. 32