Dokumen tersebut membahas tentang penerapan strategi pembelajaran berbasis multikultural pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan pengaruhnya terhadap pembentukan kepribadian siswa. Dibahas pula tentang pentingnya pendidikan multikultural untuk mencegah konflik serta perlunya strategi pembelajaran yang melibatkan toleransi, solidaritas, dan penghargaan perbedaan untuk membentuk siswa menjadi demokratis dan pluralis.
Contoh judul ptk ipa sd kelas 5 melalui metode jigsaw mata pelajaran ipaSEDIA PTK
Salam Untuk Semua
Kami Menyediakan CD KUMPULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH dan PTS yang bisa digunakan sebagai referensi dalam pembuatan karya ilmiah dan juga sebagai referensi untuk kenaikan pangkat, DVD Penelitian Tindakan Kelas Ini untuk Tingkat TK, SD, SMP, SMA Sederajat dengan Format Word, sangat bagus untuk menambah Khazanah Keilmuan Kita Semuanya. Semoga Bermanfaat. Pemesanan Hubungi 085797510051
Tersedia juga CD RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 dengan mengintegrasikan PPK, Literasi, 4C (Creative, Criticalthinking, Communicative, dan Collaborative) dan Hots Semester 1 dan Semester 2 SKL (Standar Kompetensi Kelulusan) KI&KD (Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar) Silabus Pembelajaran RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran) KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) BONUS : Kode Etik Guru Ikrar Guru Tata Tertib Guru Alokasi Waktu Jurnal Agenda Guru Kalender Pendidikan Program Tahunan Program Semester Pemesanan Hubungi 085797510051
Contoh judul ptk ipa sd kelas 5 melalui metode jigsaw mata pelajaran ipaSEDIA PTK
Salam Untuk Semua
Kami Menyediakan CD KUMPULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH dan PTS yang bisa digunakan sebagai referensi dalam pembuatan karya ilmiah dan juga sebagai referensi untuk kenaikan pangkat, DVD Penelitian Tindakan Kelas Ini untuk Tingkat TK, SD, SMP, SMA Sederajat dengan Format Word, sangat bagus untuk menambah Khazanah Keilmuan Kita Semuanya. Semoga Bermanfaat. Pemesanan Hubungi 085797510051
Tersedia juga CD RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 dengan mengintegrasikan PPK, Literasi, 4C (Creative, Criticalthinking, Communicative, dan Collaborative) dan Hots Semester 1 dan Semester 2 SKL (Standar Kompetensi Kelulusan) KI&KD (Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar) Silabus Pembelajaran RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran) KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) BONUS : Kode Etik Guru Ikrar Guru Tata Tertib Guru Alokasi Waktu Jurnal Agenda Guru Kalender Pendidikan Program Tahunan Program Semester Pemesanan Hubungi 085797510051
Model
Group Investigation
menurut Slavin (2005:216) ”Penting bagi
GroupInvestigation
adalah perencanaan kooperatif siswa atas apa yang dituntut dari mereka.Anggota kelompok mengambil bagian dalam merencanakan berbagai dimensi dantuntutan dari proyek mereka. Kemampuan perencanaan kooperatif harus diperkenalkansecara bertahap kedalam kelas dan dilatih dalam berbagai situasi sebelum kelas
tersebut melaksanakan proyek investigasi penuh”. Hal ini dimaksudkan ba
hwa
GroupInvestigation
akan berhasil dilakukan apabila setiap anggota kelompok ikut sertaberpartisipasi aktif dari awal kegiatan sampat akhir yaitu dalam hal perencanaan,investigasi, penyusunan laporan atau pun presentasi hasil investigasi yang harusdilakukan untuk bisa berjalan dengan lancar. Setiap anggota juga dituntut untuk bisamelaksanakan proyek investigasi secara penuh dan mempunyai kemampuanperencanaan baik secara bertahap.Model
Group Investigation
menurut Winata Putra (1992 ; 63) “Sifat de
mokrasidalam kooperatif tipe GI ditandai oleh keputusan-keputusan yang dikembangkan atausetidaknya diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang menjadi
titik sentral kegiatan belajar”. Dari penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa model
Group Investigation memiliki keunggulan yaitu model ini membantu peserta didik untuklebih berperan aktif dalam melakukan kegiatan belar mengajar karena merekadilinatkan secara langsung untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi,membantu peserta didik untuk lebih peka melihat permasalahan sehingga hasil belajarpun memjadi meningkat.Pembelajaran pada kelas Group Investigation memberikan kesempatan kepadapeserta didik untuk mengalami sendiri aktivitas dan pengalaman dalam belajar secaranyata. Mereka memperoleh informasi dengan mengkonstruksi sendiri dari data-datayang didapatkannya. Selain itu, dalam pembelajaran Group Investigation siswaberperan sebagai ilmuwan. Mereka memilih topik yang ingin mereka ketahui,melakukan penyelidikan, memperoleh kesimpulan dari penyelidikannya yang kemudiandisebarkan kepada siswa yang lainnya, dan mengkritisi hasil penyelidikan kelompokdalam tahap evaluasi. Dengan diperlakukan seperti ilmuwan, siswa terlatih untuk tekun,bersikap ingin tahu dalam mencari informasi, jujur dalam mengolah data, terbuka dalam
menerima pendapat dari orang lain, dan teliti demi memperoleh informasi sevalidmungkin.Pada model pembelajaran Group Investigation, siswa melalui presentasidipancing untuk mengembangkan sikap terbuka terhadap pendapat orang lain, maupundalam menyampaikan pendapat sendiri. Selain itu, karena informasi yang diperolehdalam penyelidikan dipresentasikan kepada siswa lain, siswa menjadi lebih tergugahuntuk tekun dalam melaksanakan kegiatan belajar dengan tujuan apa yangdisampaikan kepada siswa lain terhindar dari kesalahan yang berarti. Merekatertantang untuk mencari jawaban dari keingintahuan mereka sejujur mungkin karenadalam presentasi, siswa lain akan menyanggah jika apa yang diutarakannya tidaksesuai dengan kebe
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Artis peran Oki Setiana Dewi (27) kembali menjalani operasi caesar untuk melahirkan anak keduanya, Khadeejah Faatimah Abdullah. Pasalnya, jarak antara putri pertamanya, Maryam Nusaibah Abdullah dengan Khadeejah hanya satu tahun.
"Karena Oki waktu hamil pertama mengalami tulang diatas kemaluan yang bergeser. Jadi harus pakai kursi roda waktu melahirkan Maryam. Nah karena Maryam dan yang sekarang, Khadeejah jaraknya cuma setahun, jadi terpaksa harus caesar lagi," ujar Oki saat ditemui di Eka Hospital, BSD, Tangerang Selatan, Senin (17/1/2016).
"Jadi maryam waktu masih berusia empat bulan, Oki sudah hamil lagi. Dengan jarak begitu dekat, yang enggak memungkinkan untuk lahiran normal," imbuh dia.
Kondisi pemain Ketika Cinta Bertasbih ini juga diketahui jauh lebih lemas ketimbang proses kelahiran putri pertamanya.
"Pas Maryam, pakai kursi roda, tapi operasinya lancar. Bahkan bisa selfie di ruang operasi. Kalau yang ini satu hari sebelum operasi, saya masih shooting, kerjakan tesis. Kelihatannya sehat. Tapi pas masuk ruang operasi, Oki waktu mulai disuntik, itu hemoglobin rendah, dan lemas banget, kondisi Oki drop," ujarnya.
Kondisi Oki yang lemas sempat membuat sang suami Ory Vitrio Abdullah khawatir.
"Operasi yang kedua itu di dalam ada tujuh lapisan, ditarik juga karena agak keras. Dia bilang, 'Saya pusing bang'. Lihat Oki lemas, jadi antara senang dan kawatir juga sama kondisi Oki," ujar Ory.
Diberitakan sebelumnya, Oki melahirkan bayi perempuan pada Jumat (15/1/2016) lalu. Khadeejah lahir dengan berat 3 kilogram dan panjang 50 centimeter.
Modul Ajar PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) BAB 4 Kelas 4.
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik dapat menjelaskan makna Negara Kesatuan Republik Indonesia
modulguruku.com
Model
Group Investigation
menurut Slavin (2005:216) ”Penting bagi
GroupInvestigation
adalah perencanaan kooperatif siswa atas apa yang dituntut dari mereka.Anggota kelompok mengambil bagian dalam merencanakan berbagai dimensi dantuntutan dari proyek mereka. Kemampuan perencanaan kooperatif harus diperkenalkansecara bertahap kedalam kelas dan dilatih dalam berbagai situasi sebelum kelas
tersebut melaksanakan proyek investigasi penuh”. Hal ini dimaksudkan ba
hwa
GroupInvestigation
akan berhasil dilakukan apabila setiap anggota kelompok ikut sertaberpartisipasi aktif dari awal kegiatan sampat akhir yaitu dalam hal perencanaan,investigasi, penyusunan laporan atau pun presentasi hasil investigasi yang harusdilakukan untuk bisa berjalan dengan lancar. Setiap anggota juga dituntut untuk bisamelaksanakan proyek investigasi secara penuh dan mempunyai kemampuanperencanaan baik secara bertahap.Model
Group Investigation
menurut Winata Putra (1992 ; 63) “Sifat de
mokrasidalam kooperatif tipe GI ditandai oleh keputusan-keputusan yang dikembangkan atausetidaknya diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang menjadi
titik sentral kegiatan belajar”. Dari penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa model
Group Investigation memiliki keunggulan yaitu model ini membantu peserta didik untuklebih berperan aktif dalam melakukan kegiatan belar mengajar karena merekadilinatkan secara langsung untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi,membantu peserta didik untuk lebih peka melihat permasalahan sehingga hasil belajarpun memjadi meningkat.Pembelajaran pada kelas Group Investigation memberikan kesempatan kepadapeserta didik untuk mengalami sendiri aktivitas dan pengalaman dalam belajar secaranyata. Mereka memperoleh informasi dengan mengkonstruksi sendiri dari data-datayang didapatkannya. Selain itu, dalam pembelajaran Group Investigation siswaberperan sebagai ilmuwan. Mereka memilih topik yang ingin mereka ketahui,melakukan penyelidikan, memperoleh kesimpulan dari penyelidikannya yang kemudiandisebarkan kepada siswa yang lainnya, dan mengkritisi hasil penyelidikan kelompokdalam tahap evaluasi. Dengan diperlakukan seperti ilmuwan, siswa terlatih untuk tekun,bersikap ingin tahu dalam mencari informasi, jujur dalam mengolah data, terbuka dalam
menerima pendapat dari orang lain, dan teliti demi memperoleh informasi sevalidmungkin.Pada model pembelajaran Group Investigation, siswa melalui presentasidipancing untuk mengembangkan sikap terbuka terhadap pendapat orang lain, maupundalam menyampaikan pendapat sendiri. Selain itu, karena informasi yang diperolehdalam penyelidikan dipresentasikan kepada siswa lain, siswa menjadi lebih tergugahuntuk tekun dalam melaksanakan kegiatan belajar dengan tujuan apa yangdisampaikan kepada siswa lain terhindar dari kesalahan yang berarti. Merekatertantang untuk mencari jawaban dari keingintahuan mereka sejujur mungkin karenadalam presentasi, siswa lain akan menyanggah jika apa yang diutarakannya tidaksesuai dengan kebe
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Artis peran Oki Setiana Dewi (27) kembali menjalani operasi caesar untuk melahirkan anak keduanya, Khadeejah Faatimah Abdullah. Pasalnya, jarak antara putri pertamanya, Maryam Nusaibah Abdullah dengan Khadeejah hanya satu tahun.
"Karena Oki waktu hamil pertama mengalami tulang diatas kemaluan yang bergeser. Jadi harus pakai kursi roda waktu melahirkan Maryam. Nah karena Maryam dan yang sekarang, Khadeejah jaraknya cuma setahun, jadi terpaksa harus caesar lagi," ujar Oki saat ditemui di Eka Hospital, BSD, Tangerang Selatan, Senin (17/1/2016).
"Jadi maryam waktu masih berusia empat bulan, Oki sudah hamil lagi. Dengan jarak begitu dekat, yang enggak memungkinkan untuk lahiran normal," imbuh dia.
Kondisi pemain Ketika Cinta Bertasbih ini juga diketahui jauh lebih lemas ketimbang proses kelahiran putri pertamanya.
"Pas Maryam, pakai kursi roda, tapi operasinya lancar. Bahkan bisa selfie di ruang operasi. Kalau yang ini satu hari sebelum operasi, saya masih shooting, kerjakan tesis. Kelihatannya sehat. Tapi pas masuk ruang operasi, Oki waktu mulai disuntik, itu hemoglobin rendah, dan lemas banget, kondisi Oki drop," ujarnya.
Kondisi Oki yang lemas sempat membuat sang suami Ory Vitrio Abdullah khawatir.
"Operasi yang kedua itu di dalam ada tujuh lapisan, ditarik juga karena agak keras. Dia bilang, 'Saya pusing bang'. Lihat Oki lemas, jadi antara senang dan kawatir juga sama kondisi Oki," ujar Ory.
Diberitakan sebelumnya, Oki melahirkan bayi perempuan pada Jumat (15/1/2016) lalu. Khadeejah lahir dengan berat 3 kilogram dan panjang 50 centimeter.
Modul Ajar PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) BAB 4 Kelas 4.
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik dapat menjelaskan makna Negara Kesatuan Republik Indonesia
modulguruku.com
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritisLSP3I
Kualitas pendidikan bersifat kompleks dan dinamis dapat dipandang dari berbagai persepsi dan sudut pandang melintasi garis waktu. Pada tingkat mikro, pencapaian kualitas pendidikan merupakan tanggungjawab profesional seorang dosen sebagai pendidik dan pengajar melalui penciptaan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik dan memfasilitasi peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Dalam pencapaian kualitas pendidikan, banyak hal yang terkait didalamnya: fasilitas dan sarana pendidikan, kurikulum dan pembelajaran, kualitas dan kemampuan dosen, kesiapan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS
SISWA KELAS V MI NU TERATE GRESIK MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
A. Latar Belakang
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa standar kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Pengajaran IPS di SD ditujukan bagi pembinaan generasi penerus usia dini agar memahami potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata kehidupannya, menghayati keharusan dan pentingnya bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan serta mahir berperan di lingkungannya sebagai insan sosial dan warga negara yang baik. Untuk itulah dalam pengajaran IPS harus dapat membawa anak didik kepada kenyataan hidup yang sebenarnya yang dapat dihayati mereka, ditanggapinya, dianalisisnya akhirnya dapat membina kepekaan sikap mental, ketrampilan dalam menghayati kehidupan yang nyata ini. Melalui pengajaran IPS seperti yang digambarkan di atas diharapkan terbinanya sikap warga negara yang peka terhadap masalah sosial yang memberikan pelajaran yang membantu anak untuk mengenal hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya melalui pelajaran IPS. IPS merupakan pelajaran yang memadukan sejumlah ilmu-ilmu sosial yang mempelajari kehidupan sosial, yang didasarkan pada kajian geografi, ekonomi, sosiologi, tata negera dan sejarah.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (KTSP, 2006:82).
Pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...Ali Murfi
Purpose
The research aimed to explore the issues in the implementation of online education practice in elementary school, to study teachers' coping strategy to the online education issues and to evaluate teachers' problem-solving skill in online learning practice during the Covid-19 pandemic.
Design/methodology/approach
An exploratory research focused on identifying the obstacles in teaching practice faced by elementary school teachers as well as their coping strategy with eight convenience sampled schools.
Findings
Online education practice faced unpreparedness and competency issues. Unpreparedness was found in terms of social, technical and cultural factors, while competency issue was related to online education competency and digital competency. Teachers’ struggle to cope with the issue in online education practice was focused on the performing conventional education in the online manner, suggesting teachers' lack of competency in encouraging learning success. Teachers neglected the development of students' readiness and competencies to engage in online learning. Moreover, teachers’ struggle had the least impact on the development of their online teaching competency and digital competency that are required for carrying out online teaching. In general, teachers' problem-solving skill was below the expected level. These findings suggested that improvement of teachers' competencies is important in order to cope with the issues such as in online education practice during Covid-19 pandemic and to face future challenges in education.
Originality/value
This study evaluated the gap between actual action and expected action of elementary school teachers in coping with the issues regarding online education practice.
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...Ali Murfi
Enhancing creativity is beneficial for students to be involved in entrepreneurial activities and entrepreneurship education to promote students’ creative thinking abilities. This paper examines how teacher creativity drives students’ ingenuity and investigates entrepreneurship education’s pivotal role in explaining this relationship. A quantitative method was involved in obtaining a better understanding of the relationship between variables using variance-based Structural Equation Modeling Partial Least Square (SEM-PLS). Participants in this study were gathered from numerous vocational schools in Yogyakarta of Indonesia undergoing an online survey. The findings indicate that teacher creativity has a positive effect on entrepreneurship education and students’ creativity. It also reveals a strong correlation between entrepreneurship education in the schools and their students’ creativity.
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...Ali Murfi
Professional human resources view knowledge management as a guarantor of knowledge owned, acquired, and developed together with other people in the organization so that personal knowledge can become organizational knowledge that can contribute to organizational performance. This study aims to analyze the optimization of the implementation of knowledge management at Bina Nusantara University to approach human resources. This approach is carried out to gain commitment and at the same time increase the competence of human resources in using knowledge management. This study uses a qualitative research method with the type of case study. The research results at Bina Nusantara University show that the resource approach focuses on empowering stakeholders, managing perceptions, developing individual competencies and commitments, and appreciating all achievements. This human resource approach is grouped into students, alumni, and parents. Second, industry, business people, and the community. Third, faculty members, and fourth, staff. This research contributes to a deep understanding of the human resource approach for optimizing knowledge management in higher education.
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...Ali Murfi
Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu aplikasi daripada aktif learning adalah strategi Question Students Have (pertanyaan dari siswa). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bentuk-bentuk, langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran Question Student Have (QSH), serta bagaimana model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran Fiqh di MTs Negeri 9 Bantul.
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di IndonesiaAli Murfi
Coronavirus disease (Covid-19) is shaking the world. This massive event triggered by infectious disease is beyond the predictions of many people, even practitioners, and experts in the field of crisis management. Now all sectors are affected, including the world of Education. Academic leaders respond by moving their educational activities and those related online. The decision to pivot into distance learning is made quickly. This research focuses on highlighting how the headmaster's leadership in carrying out crisis management in the Islamic School of Al-Azhar Cairo Yogyakarta by going through the stages, namely 1) Before the Crisis, 2) During the Crisis, 3) After the Crisis. This research uses a qualitative method with the type of case study. The results showed that Before the Crisis stage was carried out by implementing the Covid-19 Prevention Literacy policy. The stages during the crisis are carried out with (a) Health Talk, (b) Learning from Home Policy, and (c) Video and Podcast Challenge. After the crisis phase, the principal develops a collaborative approach to leadership, evaluating, and controlling the various effects of the crisis to prevent future crises. Crisis management is needed so that schools can be better prepared to deal with crises and reduce their impact so that the learning process and managerial activities can continue to run productively.
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...Ali Murfi
Seeing the face of Islamic nowadays, Islam Nusantara is very needed, because its characteristic proposes solution in moderate ways, not right or left extreme, always balance, inclusive, tolerance, can live in harmonization with other religion followers and can accept the democracy well. Islam Nusantara is delivered through in friendly, harmonize and respectful way, so that it does not suppress the culture. Islam Nusantara is neither a new religion nor a new school, but Islam Nusantara is the face of Islam in Southeast Asia. The teachings of Islam are implemented in a society in which the mental and character are influenced by the structure of the islands. Islam Nusantara's characteristic can be formulated in operational form as the basic of life for the pluralism and nationality society so that it can be defined as a process of Islam Nusantara actualization through local wisdom. In the level of practice, it can be done by inserting Islam Nusantara's values, not only in knowledge's source and structure but also in society's morality. Those values are moderate, tolerance, balance and inclusive.
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and ChallengesAli Murfi
Although Singapore cannot be used as a model for global Islamic education, this country has quite several madrasahs. The Singapore government is also quite responsive in providing support for the continuation of Islamic education activities. This study aims to analyze the Islamic education system—madrasah management and curriculum in Singapore. Most importantly, this study identifies how the role of madrasahs in the Singapore education system is. The study in this paper is qualitative. This study uses library research, and the method of content analysis and constant comparative analysis becomes the first option of the writer. The results show that Singapore's Islamic Ugama Majlis (MUIS) plays a significant role in monitoring and managing the development of Islamic education in Singapore, which performs three types of Islamic education, Part-Time Education, Full Time Education, and Islamic Study Program for the Community. MUIS created a special curriculum by proposing the Singapore Islamic Education System (SIES) by introducing the ALIVE curriculum. The role and relevance of madrasahs cannot be underestimated or dismissed because the growing Muslim community and society will always need the right channels for real Islamic education regardless of how progressive or modern it is. This paper provides a broad view of madrasah in Singapore and looks at management, curriculum, and the role of madrasahs.
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION Ali Murfi
This research to reveal comparative Islamic Education (PAI) with Christian Education (PAK) through a textbook’s lesson in terms of content values of multicultural education. The comparative’s analysis includes three aspects, differences, similarities, and common platform. The results showed that substance of values of multicultural education contained in the textbooks have much in similarities which eventually became common platform both than the differences that exist, so that PAI and PAK should move bind themselves to each other in one joint effort to raise the noble values of multicultural, where both scientific traditions stand firm through efforts integration and comprehension charge of teaching materials. Keywords: Multicultural Education, Differences, Similarities, Common Platform A. Introduction The issue of the value of multiculturalism is a major challenge faced by the religions of the world, every religion emerged from a pluralistic religious environment. At the same time, the followers of religions have formed an exclusive insight into their religious and contrary to the spirit of multiculturalism. Various movements often arise and are often the cause of the emergence of new insights and religious development.
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan KristenAli Murfi
This research has been done to reveal the gender bias in text books of Islamic and Christian religious educationas as the basis for promoting gender concept religious education factually. These findings show that the text books of Islamic and Christian religious, which are learnt by students nowadays, are found only a little value of gender norm. Because of this, it is necessary for the religious education lessons are to be revised and implemented the comprehension of gender bias by professional teacher. This is as the innovative movement of religious education about equality and equity of women and men in the access of economic, social, cultural and political activities.
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini Ali Murfi
This research is intended to reveal the importance of Posdaya as an alternative in equal distribution of early childhood education which is the community-based organization or educational embodiment of, by and for the community. The results showed that the implementation of the model of Posdaya is one of alternative in the equal distribution of early childhood educational levels or it which is called PAUD. The organization of PAUD Posdaya is evidence of the the answers of credibility the challenge of demographic bonus the year 2045, or 100 years of independence of Indonesia and can be a solution related to a classical problem of educational about equal distribution that occurred in Indonesia. Some of the things that make Posdaya important to be held because the first, Posdaya get higher percentage of community pasticipation. The second, it can be reached by all circles of society, especially medium to bottom class people. The third is as media to synergize the existence of each instituiton in society, such as government programs related to toddler, mothers, and society as Posyandu, PKK, BKB, KB, the national program for community empowerment (PNPM Mandiri), and other empowerment programs.
Keywords: Posdaya, Community Pasticipation, Equal Distribution of Education
1. 1
Tugas ke 2
Topik Pendidikan Multikultural dan Pembentukan Kepribadian
Siswa
Nama Kelompok A1
Anggota Kelompok Ali Murfi Ketua Kelompok
Danu Ady Setyawan
Khafidatul Qiromah
Bana Betinangima
Adita Pramanasari
Syarif Hidayatullah
Muhammad Zainal Abidin
Wirdatul Muniroh
Miss Komareeya Sulong
Miss Kallaya Tayeh
Mulyadi
M. Iqbal Maulana Nugraha
Noneng Siti Rosidah
Arini Husnia
M. Fahmi Alfuqoha
Erhat Zakiatul Aini
Muhammad Afiful Latif
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Terjadinya konflik yang bernuansa SARA pada bebearapa daerah di
Indonesia, salah satu penyebabnya adalah akibat dari lemahnya pemahaman dan
pemaknaan tentang konsep kearifan budaya. Dalam konteks pendidikan, bahwa
semua persoalan dalam masyarakat akan dapat diperbaiki melalui proses
pendidikan. Artinya, kegagalan masyarakat adalah kegagalan pendidikan dan
sebaliknya, terwujudnya ketenangan dan ketentraman dalam masyarakat adalah
keberhasilan pendidikan.
Pendidikan adalah suatu cara untuk membentuk kepribadian siswa
dalam penerapan nilai-nilai social pada masyarakat yang natinya akan berguna
bagi bekal siswa di masa yang akan datang. Pendidikan multicultural sangat
penting diterapkan guna membantu individu memahami diri sendiri dari kaca
mata budaya lain (to help individuals gain greater self-understanding by viewing
themselves from the perspective of other cultures)1
. Hal tersebut pada giliranya
akan menghapuskan prasangka social.
Dengan demikian, dalam mengatasi segala problematika masyarakat
sebaiknya dimulai dari penataan secara sistematis dan metodologis dalam
pendidikan. Salah satu komponen dalam pendidikan adalah proses belajar
mengajar (pembelajaran). Multikultural dapat dibentuk melalui proses
pembelajaran, yaitu dengan menggunakan pembelajaran berbasis multicultural.
Yaitu proses pembelajaran yang mampu mengakomodir segala perbedaan, baik
1
James A. Banks “Child, family, school, community: Socialization and support” dalam
Tatang M. Amirin, Implementasi Pendidikan Multikultural Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal di
Indonesia, (Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, Vol 1, No 1, Juni, 2012), hal. 3
3. 3
itu dari segi cultural, etnis, ras, kelompok keagamaan dalam sebuah wadah yang
harmonis, toleran, dan saling menghargai.
Terobosan baru untuk mengatasi terjadinya konflik tersebut dengan
pendidikan multicultural atau topic pendidikan multicultural ini ternyata sudah
dibahas oleh beberapa orang dalam penelitianya.
Akbar Wahyu Riyadi2
menyatakan bahwa pendidikan multicultural
sangat penting diterapkan guna meminimalisasi dan mencegah terjadinya
konflik, melalui pendekatan multicultural yang diberikan oleh guru dalam
menyampaiakan pelajaran, peserta didik diberi pemahaman bahwa manusia
adalah makhluk social yang saling membutuhkan satu sama lain sehingga
mampu mewujudkan keselarasan dalam hidup.
Sedangkan Ruslan Ibrahim3
menyatakan bahwa problema yang paling
sering terjadi dalam kehidupan era pluralitas agama adalah maraknya konflik
yang terjadi di masyarakat. Konflik yang terjadi dalam era pluralitas tidak akan
bisa dimusnahkan selama masih ada perbedaan. Solusi yang bisa dilakukan
adalah dengan melibatkan kaum elite agama serta melalui pendekatan
multidimentional yang menjadi agenda pendidikan multicultural sebagai jalan
alternative untuk mengurangi prejudice yang memicu konflik.
Sementara itu Tatang M. Amirin4
menyatakan bahwa karakteristik
multicultural Indonesia ada Dua. Pertama, kebudayaan Indonesia dari sisi statis.
Yang terbagi menjadi Dua tipe, yaitu Isolated culture; kebudayaan yang hidup
2
Akbar Wahyu Riyadi, Pendekatan Pendidikan Multicultural pada Mata Pelajaran Sosiologi
SMA Kelas XI, (Jurnal Komunitas, Vol. 3, Februari, 2011), hal. 88-196
3
Ruslan Ibrahim, Pendidikan Multikultural: Upaya Meminimalisir Konflik Era
Pluralitas Agama, (El-Tarbawi, Vol 1, 2008), hlm. 115-125
4
Tatang M. Amirin, Implementasi Pendidikan Multikultural Kontekstual Berbasis Kearifan
Lokal di Indonesia, (Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, Vol 1, No 1, Juni, 2012), hal.
1-16
4. 4
tersendiri tidak berinteraksi kuat dengan kebudayaan lainya, sebagian karena
batas-batas geografisnya. Cosmopolitan multiculture ; kebudayaan yang berbaur
menjadi satu, kadang tanpa batas, sehingga anggota kelompok sudah tidak
terlampaui peduli dengan kebudayaan dan nilai-nilainya sendiri. Kedua,
kebudayaan Indonesia dari sisi dinamis; sejak proklamasi kemerdekaan yang
didahului oleh Sumpah Pemuda telah terikrarkan dari sanubari bangsa Indonesia
itu “satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa persatuan nasional”.
Kesatubangsaan itu benar-benar mencakup seluruh orang Indonesia, dari
manapun asalnya. Dia juga menjelaskan tentang pentingnya penelitian
multikultur (keberagaman budaya) Indonesia untuk implementasi dan
pengembangan pendekatan pendidikan multikultural ala Indonesia.
Meskipun topik ini sudah dibahas dengan tuntas, akan tetapi ketiga
penulis tersebut lebih banyak menekankan pendidikan multicultural sebagai
pendekatan dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan. Mereka
tidak membahas mengenai strategi pembelajaran multicultural, padahal strategi
merupakan langkah untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar
peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Berkaitan dengan hal ini, Gerlach dan Ely5
menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi
pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan
oleh mereka bahwa strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifat, lingkup, dan
urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar
kepada peserta didik.
5
Gerlach dan Ely dalam Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hal. 7
5. 5
Strategi pembelajaran berbasis multicultural ini dapat dilihat dalam
pembelajaran oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan apapun materinya, misal
dalam proses pemberian materi apakah ada pemberian toleransi, solidaritas,
musyawarah, dan pengungkapan diri antar siswa, jika ada seperti apa,
bagaimana, dan dalam hal apa toleransi, solidaritas, musyawarah, dan
pengungkapan diri yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam pemberian
materi sehari-hari serta bagaimana penanaman pribadi yang mengharagai
multicultural kepada siswa agar dapat diketahui strategi pembelajaran
multicultural yang dilakukan oleh guru.
Strategi pembelajaran berbasis multicultural yang disampaikan dengan
menginteraksikan dalam materi sehari-hari terutama dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan, jika dilaksanakan secara terus menerus maka
akan dapat membentuk pribadi siswa yang kuat untuk selalu bersikap
demokratis, pluralis, dan humanis.
Berdasarkan uraian di atas, secara keseluruhan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran berbasis
multicultural dan pengaruhnya terhadap pembentukan kepribadian peserta didik.
Oleh karena itu, penelitian ini sangat penting untuk di angkat demi perbaikan
dan perkembangan pendidikan multikutural kedepanya. Selain itu, hasil
penelitian ini akan memberikan manfaat praktis berupa pengetahuan tentang
penyampaian bahan ajar yang telah dibuat oleh guru, serta dapat dijadikan bahan
evaluasi bagi para stakeholders pendidikan terkait pelaksanaan pendidikan
multiultural.
6. 6
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang maslah yang telah diuraikan di atas, berikut adalah
rumusan masalah dalam penelitian ini:
KUAN
1. Seberapa besar pengaruh strategi pembelajaran berbasis
multicultural pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegraraan
terhadap pembentukan kepribadian peserta didik di SMA N 1
Banguntapan ?
2. Adakah hubungan antara strategi pembelajaran berbasis
multicultural pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegraraan
terhadap pembentukan kepribadian peserta didik di SMA N 1
Banguntapan ?
3. Factor apakah yang berpengaruh secara signifikan terhadap
efektivitas strategi pembelajaran berbasis multicultural pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegraraan terhadap pembentukan
kepribadian peserta didik di SMA N 1 Banguntapan ?
KUAL
1. Bagaimana pengaruh strategi pembelajaran berbasis multicultural
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegraraan terhadap
pembentukan kepribadian peserta didik di SMA N 1 Banguntapan
?
2. Bagaimana hubungan antara strategi pembelajaran berbasis
multicultural pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegraraan
7. 7
terhadap pembentukan kepribadian peserta didik di SMA N 1
Banguntapan ?
3. Bagaimana bentuk penerapan strategi pembelajaran berbasis
multicultural pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
untuk membentuk kepribadian peserta didik di SMA N 1
Banguntapan ?
STUDI PUSTAKA
1. Bagaimana konsep pendidikan multicultural (strategi pembelajaran
berbasis multicultural) menurut H.A.R Tilaar terhadap
pembentukan kepribadian peserta didik ?
2. Bagaimana hubungan antara strategi pembelajaran berbasis
multicultural pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegraraan
terhadap pembentukan kepribadian peserta didik di SMA N 1
Banguntapan menurut H.A.R Tilaar ?
3. Factor-faktor apa saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap
efektivitas strategi pembelajaran berbasis multicultural pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegraraan terhadap pembentukan
kepribadian peserta didik di SMA N 1 Banguntapan menurut
H.A.R Tilaar?