Dokumen tersebut membahas penggunaan pendekatan kognitif dan sosial dalam pembelajaran IPS SD, termasuk penjelasan konsep, metode, dan langkah penerapannya seperti metode inkuiri, pertemuan kelas, serta evaluasi nilai dan sikap sosial. Dokumen juga membahas pendekatan wilayah dan metode proyek dalam pembelajaran IPS terpadu.
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianNaita Novia Sari
Modul ini mencakup 3 bahasan yaitu:
1. Prinsip-prinsip pemberian nilai
2. Penilaian diberbagai jenjang pendidikan
3. Tindak lanjut penilaian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianNaita Novia Sari
Modul ini mencakup 3 bahasan yaitu:
1. Prinsip-prinsip pemberian nilai
2. Penilaian diberbagai jenjang pendidikan
3. Tindak lanjut penilaian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN KELAS XI PEMASARAN 1
DI SMK NEGERI 2 KEDIRI
Achmat Efendi
Prodi Tata Niaga, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi
UNESA
ABSTRACT
One of the problems facing the education sector in Indonesia is the lack of
learning problems. One way that can be taken to support the implementation of
entrepreneurship subjects learning goals is to implement a learning model PBL
(Problem Based Learning) in the teaching of these subjects, so the pattern of
teaching that is applied can vary.
The purpose of this study is (1) Knowing how teachers 'skills in managing
learning with PBL models on the subjects of entrepreneurship (2) Knowing how
students' learning activities using problem based learning (PBL). This research is a
classroom action research (CAR), which consists of 3 cycles.
The results of teacher activity during the application of problem-based learning
models in entrepreneurial subjects in class XI Marketing 1 SMKN 2 Kediri has
increased in each cycle with value - average per cycle (1) 3 (2) 3.27 (3) 3, 65 while
the value - average student activity per cycle (1) 2.64 (2) 3.1 (3) 3.67. Learning
outcomes of students in the learning process using problem based learning in
entrepreneurship training eye in class XI marketing 1 SMK Negeri 2 Kediri has
increased in each cycle with the percentage of each cycle (1) 79.07% (2) 88.37% (3)
93 , 03%.
Keywords: problem based learning, activity, mastery learning.
ABSTRAK
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di indonesia adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk
menunjang tercapainnya tujuan pembelajaran mata pelajaran kewirausahaan adalah
dengan menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dalam
mengajarkan pelajaran ini, sehingga pola mengajar yang diterapkan dapat bervariasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui bagaimana keterampilan guru
dalam mengelola pembelajaran dengan model PBL pada mata pelajaran
kewirausahaan (2) Mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa menggunakan
problem based learning (PBL). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(PTK), yang terdiri dari 3 siklus.
Hasil penelitian aktivitas guru selama penerapan model problem based learning
pada mata pelajaran kewirausahaan di kelas XI Pemasaran 1 SMK Negeri 2 Kediri
mengalami peningkatan pada setiap siklus dengan nilai rata - rata setiap siklus (1)3
(2)3,27 (3)3,65 sedangkan nilai rata – rata aktivitas siswa setiap siklus (1)2,64 (2)3,1
(3)3,67. Hasil belajar siswa dalam proses belajar menggunakan problem based
learning pada mata diklat kewirausahaan di kelas XI pemasaran 1 SMK Negeri 2
Kediri mengalami peningkatan pada setiap siklus dengan persentase setiap siklus
(1)79,07% (2)88,37% (3)93,03%.
Kata kunci : problem based learning, aktivitas, ketuntasan belajar.
2
PENDAHULUA
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN KELAS XI PEMASARAN 1
DI SMK NEGERI 2 KEDIRI
Achmat Efendi
Prodi Tata Niaga, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi
UNESA
ABSTRACT
One of the problems facing the education sector in Indonesia is the lack of
learning problems. One way that can be taken to support the implementation of
entrepreneurship subjects learning goals is to implement a learning model PBL
(Problem Based Learning) in the teaching of these subjects, so the pattern of
teaching that is applied can vary.
The purpose of this study is (1) Knowing how teachers 'skills in managing
learning with PBL models on the subjects of entrepreneurship (2) Knowing how
students' learning activities using problem based learning (PBL). This research is a
classroom action research (CAR), which consists of 3 cycles.
The results of teacher activity during the application of problem-based learning
models in entrepreneurial subjects in class XI Marketing 1 SMKN 2 Kediri has
increased in each cycle with value - average per cycle (1) 3 (2) 3.27 (3) 3, 65 while
the value - average student activity per cycle (1) 2.64 (2) 3.1 (3) 3.67. Learning
outcomes of students in the learning process using problem based learning in
entrepreneurship training eye in class XI marketing 1 SMK Negeri 2 Kediri has
increased in each cycle with the percentage of each cycle (1) 79.07% (2) 88.37% (3)
93 , 03%.
Keywords: problem based learning, activity, mastery learning.
ABSTRAK
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di indonesia adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk
menunjang tercapainnya tujuan pembelajaran mata pelajaran kewirausahaan adalah
dengan menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dalam
mengajarkan pelajaran ini, sehingga pola mengajar yang diterapkan dapat bervariasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui bagaimana keterampilan guru
dalam mengelola pembelajaran dengan model PBL pada mata pelajaran
kewirausahaan (2) Mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa menggunakan
problem based learning (PBL). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(PTK), yang terdiri dari 3 siklus.
Hasil penelitian aktivitas guru selama penerapan model problem based learning
pada mata pelajaran kewirausahaan di kelas XI Pemasaran 1 SMK Negeri 2 Kediri
mengalami peningkatan pada setiap siklus dengan nilai rata - rata setiap siklus (1)3
(2)3,27 (3)3,65 sedangkan nilai rata – rata aktivitas siswa setiap siklus (1)2,64 (2)3,1
(3)3,67. Hasil belajar siswa dalam proses belajar menggunakan problem based
learning pada mata diklat kewirausahaan di kelas XI pemasaran 1 SMK Negeri 2
Kediri mengalami peningkatan pada setiap siklus dengan persentase setiap siklus
(1)79,07% (2)88,37% (3)93,03%.
Kata kunci : problem based learning, aktivitas, ketuntasan belajar.
2
PENDAHULUA
Pembelajaran yang tidak berbasis pada desain yang jelas tidak akan memberikan perubahan yang berarti sebagaimana yang ditargetkan, demikian pula halnya dengan desain tanpa upaya untuk mengejawantahkannya secara serius tidak akan terjadi perubahan tersebut. untuk itu "lakukan apa yang anda tulis, dan tuliskan apa yang akan anda lakukan!" maka tunggu dan tersenyumlah dengan apa yang terjadi setelah anda lakukan itu ...
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE
PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN KOGNITIF
A. PENGERTIAN PENDEKATAN KOGNITIF
Aspek-aspek yang termasuk kognitif adalah pengetahuan, pemahan penerapan, analisis,
sistensis, dan evaluasi. Pendekatan kognitif ini menekankan pada bagaimana cara
individu memberi respons yang dating dari lingkungan dengan cara mengorganisasikan
data, memformulasikan data,memformulasikan masalah, membangun konsep, dan
rencana pemecahan masalah dengan simbol-simbol verbal dan nonverbal atau pendakatan
kognitif adalah suatu pendekatan yang menekankan pada kecakapan intelektual.
B. CARA MERANCANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG
BERLANDASAN PENDEKATAN KOGNITIF
Salah satu metode pembelajaran yang berlandasan pendekatan kognitif adalah latihan
inkuiri (inkuiry training).Metode ini berangkat dari suatu kenyataan bahwa
perkembangan individu itu bersifat independen (bebas). Oleh karena itu, dalam
penerapannya lebih menitikberatkan pada penyelidikan yang bersifat bebas, tetapi terarah
dan sistematis.
Tahap-tahap penerapan metode latihan inkuiri adalah berikut ini
1. Menyajikan masalah
2. Mengumpulkan data dan Verifikasi Data
3. Mengumpulkan unsur baru
4. Merumuskan penjelasan
5. Menganalisis terhadap proses inkuiri
C. MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG
BERLANDASKAN PENDEKAN KOGNITIF
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum Sekolah Dasar Kelas 6 semester II sebai berikut.
1. Kompetensi Dasar
2. Materi pokok
2. MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE
PEMBELAJARAN IPS SD YANG BELANDASKAN PENDEKATAN SOSIAL
A. PENGERTIAN PENDEKATAN SOSIAL
Pendakatan social mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan
memusatkan perhatiannya kepada proses social yang merumapakan negosiasi social.
Tahap tahap penerapan metode ikuiri social adalah berikut ini.
1. Tahap orientasi
2. Tahap hipotesis
3. Tahap definisi
4. Tahap ekslorasi
5. Tahap pembuktian hipotesis
6. Tahap generalisasi
Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan personal yang akan
dipilih sebagai contoh adalah pertemuan kelas. Metode ini berdasrkan pada teori Glasser
yang mempunyai dua asumsi,Manusia itu 2 kebutuhan dasar, yaitu cinta dan harga diri.
Metode pertemuan kelas, dilihat dari fokus pembicaraan dalam diskusi.
1. Tipe pertemuan pemecahan masalah social
2. Tipe pertemuan terbuka
3. Tipe pertemuan terarah dan terbuka
Langkah-langkah penerapan metode pertemuan kelas adalah berikut ini
1. Menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan
2. Menyajikan masalah untuk diskusi
3. Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi
4. Mengidentifikasi alternative tindakan
5. Merumuskan kesepakatan
6. Perilaku tindak lanjut
RUMUSAN MASALAH
Evaluasi atau penilaian adalah suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan efiensi suatu program. Jadi. Pada dasarnya yang dinilai adalah program.
yaitu suatu kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya, lengkap dengan tujuan dari
kegiatan tersebut.
Dalam modul ini yang akan dibicarakan adalah tes hasil belajar (achieyement test )
1. Syarat-syarat tes yang baik
a. Hasrus valid (sahih ) atau hanya mengukur apa yang hendak mengukur.
b. Harus andal (reliable)
2. Merancang alat evaluasi atau tes
a. Tujuan tes
b. Penyusunan kisi-kisi tes
3. A. PENGERTIAN NILAI DAN SIKAP SOSIAL
Nilai dan sikap sosial terjadi apabila ada interaksi sosial antara seseorang dengan orang
lain, dengan kelompok atau antarkelompok. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk
sebagai berikut.
1. Antara orang per orang
2. Antara orang per orang dengan kelompok masyarakat
3. Antara kelompok dengan kelompok
B. MERANCANG ALAT EVALUASI NILAI DAN SIKAP SOSIAL
Keterampilan-keterampilan IPS adalah beberapa kemampuan baik fisik maupun mental
dibidang ilmu pengetahuan sosial.
1. Mengobservasi atau mengamati, termasuk di dalamnya, yaitu :
2. Membuat hipotesis
3. Merencanakan penelitian / eksperimen
4. Mengendalikan fariabel
5. Menginterpretasi atau menafsirkan data
6. Menyusun kesimpulan sementara
7. Meramalkan ( memprediksi )
8. Menerapkan ( mengaplikasi )
RUMUSAN MASALAH
Masalah dapat di artikan setiap hal yang mengundang keragu-raguan,
ketidakpastian atau kesulitan yang harus diatasi dan diselesaikan.
Secara umum kita mengenal tiga cara pemecahan masalah
1. Pemecahan masalah secara otoritatif
2. Pemecahan masalah secara ilmiah
3. Pemecahan masalah secara metafisik
Pendekatan adalah cara umum dalam melihat dan bersikap terhadap suatu
masalah. Apabila menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar
mengajar kita akan memperoleh manfaat. Pendekatan humanistic adalah pendekatan
dalam kegiatan belajar mengajar yang menyoroti suatu topik / tema yang termasuk
bidang ilmu tertentu dengan berbagai di siplin ilmu lain yang relevan (terkait) sehingga
para murid melihat masalah / topik tersebut lengkap dan terpadu. Wilayah atau region
adalah suatu wilayah yang memiliki karakteristik tertentu, yang membedakan diri
dengan wilayah-wilayah lain yang ada di sekitarnya.
C. MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN IPS TERPADU
DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN WILAYAH
1. Kompetensi dasar (KD)
2. Materi pokok
3. Hasil belajar dan indicator materi
Metode proyek adalah suatu jenis kegiatan memecahkan masalah yang
dilakukan oleh perseorangan atau kelompok kecil. Kegiatan belajar yang
menggunakan pendekatan metodeproyek harus memperhatikan criteria
metode proyek sebagai berikut.