Laporan Resmi dari Praktikum IPA 1 bertopik Nabitor (Natural Acid Base Indicator)
Laporan ini laporan lengkap mulai dari judul hingga daftar pustaka
semoga laporan ini bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik
Laporan Praktikum Kimia tentang Koloid
Peredaan antara Dispersi Kasar, Dispersi Halus, dan Dispersi Koloid
Kelompok 3
11 IPA 2- SMA Negeri 3 Kota Tangerang
TA 2012/2013
Laporan Resmi dari Praktikum IPA 1 bertopik Nabitor (Natural Acid Base Indicator)
Laporan ini laporan lengkap mulai dari judul hingga daftar pustaka
semoga laporan ini bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik
Laporan Praktikum Kimia tentang Koloid
Peredaan antara Dispersi Kasar, Dispersi Halus, dan Dispersi Koloid
Kelompok 3
11 IPA 2- SMA Negeri 3 Kota Tangerang
TA 2012/2013
Tugas Kimia Kelompok I XII TKJ 1 " Senyawa Hidrokarbon"Catur AbdiYanto
Tugas Kimia Kelompok 1
Senyawa Hidrokarbon
Created By : Kelompok 1 kelas XII TKJ 1
Anggota : Ade Septiawan, Catur AbdiYanto, Roni Bahtiar, derlina Br. tobing, Rifa Nurzaini, Rizka Wardani
Design Template and Uploaded By Catur AbdiYanto & Cari Creative Design
I. JUDUL
Pemisahan
II. Waktu / Tanggal Penelitian
Pukul 07.00 WIB / 20 November 2014
III. Waktu / tanggal selesai penelitian
Pukul 09.30 WIB / 20 November 2014
IV. TUJUAN
1. Memisahkan zat padat dari zat padat
2. Memisahkan zat padat dari zat cair
3. Memisahkan zat cair dari zat cair
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran. Untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, kita harus melakukan pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran. Perusahaan air murni, memperoleh air jernih dari air sungai melalui penyaringan pasir dan arang. Air murni untuk keperluan laboratorium atau farmasi diperoleh melalui teknik pemisahan destilasi. Untuk memisahkan minyak bumi menjadi komponen-komponennya seperti elpigi, bensin, minyak tanah dilakukan melalui teknik pemisahan destilasi bertingkat. Logam aluminium dipisahkan dari bauksit melalui teknik pemisahan elektrolisis. Itulah beberapa contoh teknik pemisahan yang berguna untuk memperoleh materi yang lebih murni. Melalui teknik pemisahan, ternyata menghasilkan materi yang lebih penting dan lebih mahal nilainya. Pemisahan campuran merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memisahkan campuran menjadi zat yang murni dengan menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan tergantung pada wujud zat yang akan dipisahkan.VI. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat :
-gelas kimia -termometer
-pembakar -kasa
-gelas ukur 50 ml -labu Erlenmeyer 100 ml
-cawan penguap -klem dan statif
-coromg -kompor listrik
-kaca arloji -spatula
-kertas saring -batu didih
-labu distilasi 250 ml -pendingin
Bahan :
-CuSO4
-kapur tulis
-NaCl
-pasir
-kapur barus
-AgNO3 0,1 M
XI. KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan diatas dan hasil yang telah didapatkan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu: Pemisahan dan pemurnian zat dapat dilakukan dengan cara dekantasi, filtrasi, kristalisasi, sublimasi, dan distilasi. Prinsip pemisahan dan pemurnian didasarkan pada perbedaan ukuran partikel, titik didih dan titik beku.
XII. PERTANYAAN
Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran distilat?
Jawab
Supaya seluruh ruang di selang kondensor penuh terisi oleh air. Apabila air diisi searah dengan aliran destilat, ruangan di selang kondensor tidak akan terisi penuh karena air yang masuk bisa langsung keluar sebelum selang terisi penuh. Hal ini dimaksudkan agar suhu larutan menjadi tinggi dan tekanannya juga menjadi tinggi, sehingga uap yang dihasilkan banyak. Uap tersebut akan didinginkan dan berubah menjadi distilat, jika uap yang dihasilkan banyak maka jumlah distilat yang dihasilkan pun juga banyak.
XIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim(2011). Berbagai Macam Metode Pemisahan. http://www.adipedia.com. Diakses pada tanggal 15 November 2013, pukul 14:29
Petrucci, Ralph.1987. Kimia Dasar. Bogor : Erlangga
Tim Kimia Dasar 201. Petunjuk Praktikum Kimia Umum
Putri alike, anes. 2012.
Sistem koloid dapat dibuat secara langsung dengan mendispersikan suatu zat ke dalam medium pendispersi. Selain itu, dapat dilakukan dengan mengubah suspensi menjadi koloid atau dengan mengubah larutan menjadi koloid. Jika ditinjau dari pengubahan ukuran partikel zat terdispersi, cara pembuatan koloid dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu pembuatan koloid secara dispersi dan pembuatan koloid secara kondensasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
“PEMBUATAN KOLOID”
Nama : Laily Indaryani
No. : 17
Kelas : XI IPA 2
SMA Negeri 1 Pecangaan
Tahun Pelajaran 2013/2014
2.
3. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
“PEMBUATAN KOLOID”
________________________________________________________________________
I. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan
koloid.
II. Dasar Teori
Ditinjau dari ukuran partikelnya, sistem koloid terletak antara larutan
sejati dan suspensi. Oleh karena itu, ada dua cara pembuatan sistem koloid, yaitu
dengan cara dispersi dan cara kondensasi. Pada cara dispersi, bahan dalam bentuk
kasar dihaluskan dan didispersikan ke dalam suatu medium. Pada cara
kondensasi, molekul-molekul dikondensasikan menjadi partikel dengan ukuran
koloid.
III. Alat dan Bahan
Lumpang dan alu
Gelas kimia 100 ml (3 buah)
Gelas kimia 250 ml
Tabung reaksi biasa
Alat pembakar
Spatula kaca
Pembangkit gas H2S
Kaki tiga dan kawat kasa
Silinder ukur
Penjepit tabung reaksi
Cawan porselin
Pipet tetes
Gula pasir
Belerang
Agar-agar
Larutan besi (III) klorida jenuh
Arsen trioksida
Minyak tanah
Larutan sabun
Larutan kalsium asetat jenuh
Besi (II) sulfida
Larutan asam klorida 3 M
Alkohol 95%
Labu erlenmeyer 250 ml
IV. Cara Kerja
A. Pembuatan sol dengan cara dispersi
1. Sol belerang dan gula dalam air. Campurkan satu takaran gula dan satu
takaran belerang dalam lumpang. Gerus campuran itu sampai halus. Ambil
satu takaran campuran itu dan campur lagi dengan satu takaran gula, gerus
4. lagi sampai halus. Lanjutkan pekerjaan itu 4 sampai 5 kali, isi 50 ml air.
Aduk campuran ini dan perhatikan apakah terjadi endapan.
2. Sol belerang dalam air. Ambil satu takaran belerang dalam lumpang.
Gerus belerang itu sampai halus. Isi gelas kimia 100 ml dengan 50 ml air.
Aduk campuran ini dan amati yang terjadi.
B. Pembuatan sol dengan cara kondensasi
1. Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara dipanaskan. Panaskan 50 ml air
dalam gelas kimia 100 ml sampai mendidih. Tambahkan 25 tetes larutan
FeCl3 jenuh, dan aduk sambil meneruskan pemanasan sampai larutan
berwarna cokelat merah!
2. Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara biasa. Isi 50 ml delas kimia 100 ml.
tambahkan 25 tetes larutan FeCl3 jenuh dan aduk. Perhatikan apakah
terjadi endapan pada larutan ini. Perhatikan juga perubahan warna yang
terjadi pada larutan.
C. Pembuatan emulsi
Masukkan 1 ml minyak tanah dan 5 ml air ke dalam tabung reaksi.
Goncangkan tabung reaksi dengan keras. Letakkan tabung itu di rak tabung
reaksi dan perhatikan apa yang terjadi. Tambahkan 25 tetes larutan sabun.
Goncangkan tabung dengan keras. Kemudian letakkan tabung itu dalam rak
dan perhatikan apa yang terjadi. Hasil pencampuran merupakan emulsi.
V. Data Hasil Pengamatan
No. Kegiatan Pengamatan
A. 1. Pembuatan sol belerang dan
gula dalam air.
Larutan tepat jenuh. Tidak terdapat
endapan. Larutan menjadi keruh.
2. Pembuatan sol belerang dalam
air.
Antara belerang dengan air tidak dapat
bercampur. Jika diaduk terus menerus,
belerang dapat tenggelam tapi tidak
dapat bercampur.
B. 1. Pembuatan sol Fe(OH)3 dalam
air dengan dipanaskan.
Cepat bereaksi. Satu tetes Fe(OH)3
langsung menyebar. Warna yang
dihasilkan oleh larutan ini pekat.
5. 2. Pembuatan sol Fe(OH)3 dalam
air tanpa dipanaskan.
Agak lama bereaksi. Satu tetes
Fe(OH)3 awalnya membentuk
gumpalan, namun lama kelamaan
menyebar. Warna yang dihasilkan oleh
larutan ini lebih cerah.
C. 1. Pencampuran air dengan
minyak.
Larutannya tidak menyatu. Tidak ada
endapan yang terjadi. Minyak berada
di atas air. Jika digoyangkan, minyak
terpecah dan berada di dalam air,
tetapi jika didiamkan, minyak kembali
ke atas air.
2. Pencampuran air, minyak
dengan air sabun.
Larutannya menyatu. Tidak terjadi
endapan. Warna yang dihasilkan oleh
larutan ini keruh. Terdapat dua
lapisan, yang pertama lapisan
campuran, yang kedua lapisan busa.
VI. Pengolahan Data
1. Apakah perbedaan pembuatan sol cara dispersi dengan cara kondensasi?
Jawab :
Pembuatan sol cara dispersi dilakukan dengan cara mengubah partikel besar
menjadi koloid. Pembuatan sol cara kondensasi dilakukan dengan cara
mengubah partikel kecil menjadi koloid.
2. Bagaimanakah pengaruh larutan sabun terhadap campuran air dengan minyak
tanah?
Jawab :
Larutan sabun disebut juga sebagai emulgator. Emulgator adalah zat yang
dapat menstabilkan emulsi.
6. VII. Penutup
1. Kesimpulan
Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan cara dispersi, kondensasi. Dispersi
dapat dilakukan dengan menghaluskan partikel menjadi partikel berukuran
koloid. Sedangkan cara kondensasi dilakukan dengan mengubah partikel-partikel
yang lebih kecil menjadi partikel-partikel koloid.
2. Saran
Dari uraian pembahasan di atas, penulis dapan memberikan saran:
a. Pembuatan lem dapat dilakukan dengan cara dispersi: melarutkan zat
padat yang dibubuk halus ke dalam air panas.
b. Pembuatan agar-agar dilakukan dengan cara melarutkannya dalam air
panas sehingga terjadi koloid cair.
VIII. Daftar Pustaka
Penulis, Tim. 2006. Kimia. Karanganyar: Mefi Caraka.
Pecangaan, 26 Mei 2014
Pembimbing Praktikan
Muhail, M.Pd Laily Indaryani