SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN KESUBURAN TANAH
Evaluasi Kesuburan Lahan di Area Kampus Universitas Brawijaya ( Blok 4 Tanaman Sawit )

MUHAMMAD GURUH ARIF ZULFAHMI
105040201111091
Kelas : H
Asisten : Mbak Firda

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kesuburan tanah merupakan hal yang utama untuk mendukung produktivitas tanaman
.Indikator kesuburan dapat dilihat dari tinggi dan umur tanaman , adanya gejala defisiensi atau
toksisitas , dan juga serangan HPT , karena pentingya kesuburan maka dilakukan praktikum
untuk evaluasi kesuburan di area kampus dengan menganalisis indikator – indikator tersebut.
Dalam praktikum ini yang menjadi objek pengamatan kesuburan adalah dengan
menggunakan tanaman sawit yang tersebar pada blok 4 .Pengamatan dilakukan dengan
pengukuran tinggi dan umur tanaman dengan metode – metode pengukuran yang praktis untuk
selanjutnya dilihat apakah terjadi pertumbuhan yang tidak normal , defisiensi dan toksisitas juga
dianalisis dengan menganalsis terlebih dahulu gejala yang terjadi di lapangan dan selanjutnya
disimpulkan.Analisis serangan HPT juga dilakukan dengan melihat gejala yang terjadi.
Mengingat pentingnya kesuburan dalam produktivitas tanaman sawit dan karena tanaman
sawit juga merupakan komoditas yang cukup menjajikan secara ekonomi , maka praktikum tentan
evaluasi kesuburan lahan kampus sudah tepat untuk sebagai bekal ke depannya.

1.2. Tujuan dan maksud
-

Untuk mengetahui hubungan antara umur dengan tinggi tanaman sawit yang kaitannya
dengan kesuburan lahan

-

Untuk mengetahui defisiensi dan toksisitas kaitannya dengan kesuburan lahan

-

Untuk mengetahui perbedaan antara serangan HPT dengan gangguan kesuburan
II
METODE

2.1. Lokasi
Lokasi pengamatan berada pada Blok 4 ; Kampus Universitas Brawijaya yang mencakup area
Jalan Utama Depan Fakultas Kedokteran, depan JPC (Job Placement Centre), Depan Rektorat
Universitas Brawijaya, GKB (Gedung Kuliah Bersama), Fakultas Ilmu Budaya dan Halaman
Parkir Perpustakaan Pusat Univeristas Brawijaya yang menjadi lahan tanaman sawit.
2.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
-

Penggaris : untuk alat ukur tinggi tanaman

-

Tali rafia : untuk alat ukur tinggi tanaman

-

Kamera : untuk alat dokumentasi pengamatan

-

Alat tulis dan catatan : untuk mencatat data

2.3 Cara Kerja
a) Menentukan tinggi tanaman kelapa sawit

Hitung pelepah dari atas atau ujung kelapa sawit sampai 33 pelepah

Pada pelepah ke34 dijadikan patokan untuk mengukur tinggi tanaman. Dari
pelepah 34 sampai kebawah menuju permukaan tanah

Bidik pelepah dengan busur modifikasi untuk mengetahui sudut dalam
perhitungan tinggi tanaman
Masukkan ke dalam rumus T = Tan α X Jarak pengamat dari pohon + tinggi
pengamat

Dari hasil perhitungan diperoleh tinggi tanaman sawit
Catat hasilnya

Dokumentasi

b) Menentukan umur tanaman sawit
Perhatikan buku – buku yang ada pada batang tanaman
Perhatikan buku – buku yang terletak diantara kedua buku – buku yang lain
Kemudian hitung buku – buku yang berada diantara kedua buku-buku yang lain
dari pangkal hingga ke ujung batang

Untuk 2 Rotasi Buku-buku Kelapa Sawit menunjukkna umur 1 Tahun, dan hitung
sampai bawah atau dasar batang kelapa sawti diatas permukaan tanah
Dari jumlah buku – buku tersebut maka dapat diketahui umur dari tanaman sawit
tersebut

Catat hasilnya

Dokumentasi
c) Menentukan gejala defisiensi, gejala toksisitas, dan serangan HPT

Amati pohon sawit

Lihat daun, batang dan akar pada tanaman sawit
Apabila ada tanda – tanda tanaman sawit yang abnormal maka lakukan
identifikasi

Tentukan tanaman sawit termasuk dalam gejala defisiensi/gejala
toksisitas/terdapat serangan HPT

Catat hasilnya

Dokumentasi
III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Dari hasil pengamatan dan perhitungan maka didapat data sebagai berikut :
3.1.1. Tinggi Tanaman dan Umur

No.

Umur

Tinggi

No.

Umur

Tinggi

No.

Umur

Tinggi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

5
7.5
7.7
6.5
3.5
6
7
4.5
5.5
5
6.5
7.5
6
7.5
6.5
6.5
6
6.5
5.5
6
6.5
7.5
9
6
8.5
9
4.5
3
6.5
7
7.5
7
8
7.5
5.5
6

4.65
3.38
3.75
4.16
2.47
3.04
3.75
3.75
3.04
2.47
3.38
3.38
3.75
3.04
3.38
4.16
3.04
3.38
3.75
3.04
4.16
3.38
3.38
3.75
2.74
4.16
2.17
2.45
2.45
3.75
4.65
2.74
4.16
3.75
2.74
3.04

48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83

5
5
4.5
5
8
5.5
6
6
5
6
5
5
4
7.5
6
3.5
7
6.5
7.5
6
5,5
6
6
6
6
6
7
6.5
7
4.5
5
5
8
7
5
6

2.45
2.74
3.38
3.38
4.16
3.38
3.38
2.74
2.45
3.04
2.74
1.65
1.91
2.17
2.17
1.65
1.31
2.45
2.74
2.74
3.04
1.47
1.45
1.65
2.44
2.92
2.93
2.42
2.16
1.43
1.98
2.18
1.76
2.46
2.46
1.45

95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123

6.5
6
5.5
5.5
7
8
7
8
4.5
4.5
5
6
5.5
9.5
4.5
4.5
4.5
5
5
4.5
9
5
5
4.5
4
5
4
5
5

2.22
2.07
1.9
2.9
1.25
1.6
1.59
1.7
1.5
1.19
1.38
1.39
1.15
1.51
1.08
1.1
1.84
1.4
1.27
1.82
1.58
1.45
1.1
1.37
9.9
1
8.8
1.66
1.51
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47

8.5
7
6.5
6
8
6
8
7.5
10.5
9
7

3.38
3.38
3.38
3.04
4.65
4.16
4.16
3.75
3.38
3.38
3.38

84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94

7
6
8
6.5
8
6
7
5.5
6
5
5

1.09
2.06
1.1
8.65
2.08
1.66
1.76
1.4
1.55
1.55
1.45

Rentang Umur ( tahun )

Kisaran Tinggi ( meter )

3–5

1 – 1.76

5.5 – 6.5

1.82 – 3.04

7 – 8.5

3.38 – 4.16

9 - 10.5

4.65 - 9.9
3.1.2. Defisiensi dan Toksisitas
Defisiensi
N

P

K

Toksisitas
Ca

Gejala
N : Daun menguning (klorosis)

Mg

mulai dari ujung anak daun.
Daun tua berwarna hijau pucat
30,5 %

18,3 %

39,02 %

3,65 %

kekuning-kuningan.

40,24%

Ukuran

anak daun dan tulang daun
(tangkai

pelepah)

mengecil.

semakin

Anak

daun

menggulung kearah lidi yang

Tidak didapati gejala

akhirnya berwarna kuning

toksisitas yang ada pada blok

P

pengamatan

meruncing dan pelepah yang

:

Gejala

batang

yang

berwarna kemerahan

K : bagian tepi anak daun
mengering (nekrosis)
Bercak-bercak orange pada
anak daun merupakan gejala
defisiensi kalium pada
tanaman kelapa sawit.

Mg : terjadi klorosis pada
daerah sekitar tulang daun
sedangkan bagian helaian
daunnya masih hijau

 Persentase tanaman kekurangan unsur N :
25 X 100% = 0,305 X 100% = 30,5 %
82
 Persentase tanaman kekurangan unsur P :
15 X 100% = 0,183 X 100% = 18,3 %
82
 Persentase tanaman kekurangan unsur K :
32 X 100% = 0,3902 X 100% = 39,02 %
82
 Persentase tanaman kekurangan unsur Ca :
3 X 100% = 0,0365 X 100% = 3,65 %
82
 Persentase tanaman kekurangan unsur Mg :
33 X 100% = 0,402 X 100% = 40,24 %
82
 Persentase tanaman terdefisiensi :
82 X 100% = 0,667 X 100% = 66,7 %
123
3.1.4. Serangan HPT
Serangan HPT

Gejala

0.8 %

Hama ulat api yang membuat daun
berlubang dan menjadi rusak bekas
gigitan ulat

3.2. Pembahasan
3.2.1. Hubungan Umur dan Tinggi Tanaman
Dari hasil pengamatan didapat jika tanaman yang terdapat pada blok 4 yang umurnya berkisar
antara 3 samapi 10,5 tahun .Umur ini berhubungan dengan tinggi pohon kelapa sawit , seharusnya
semakin tua umur tanaman sawit maka tinggi tanaman juga turut bertambah tinggi.
Dapat kita lihat dari tabel jika pada rentang umur 3-5 tahun tinggi tanaman yang didapat berkisar
dari 1 – 1.76 m hal ini mengindikasikan tanaman yang berada pada rentang umur tersebut dapat
dikatakan mengalami pertumbuhan yang baik. Untuk tanaman yang rentang umur berada antara 5.5 –
6.5 tahun tinggi tanaman berkisar 1.82 – 3.04 m. Sedangkan tanaman yang berada pada rentang 7 –
8.5 tahun memiliki kisaran tinggi 3.38 – 4.16 m. Dan pada kisaran tinggi 9 - 10.5 memiliki tinggi
tanaman 4.65 - 9.9 m.
Terhambatnya pertumbuhan tersebut dikarenakan karena lingkungan kampus yang tidak
mendukung tanaman sawit untuk tumbuh dengan optimal. Sehingga dibutuhkan lahan tertentu untuk
tanaman sawit agar pertumbuhan dan perkembangannya bisa optimal. Otomatis dengan pertumbuhan
yang baik maka tidak akan mempengaruhi hasil produksi dari tanaman sawit itu sendiri.
3.2.2. Hubungan Defisiensi dan Toksisitas dengan Pertumbuhan
Analisis defisiensi unsur dilakukan dengan menganalisis gejala – gejala yang terlihat pada
tanaman. Dari hasil pengamatan pada tanaman blok 4 masih terdapat tanaman yang terkena defisiensi
unsur hara , yaitu unsur N sebanyak 25 tanaman dengan persentase 30,5 %, P sebanyak 15 tanaman
dengan persentase 18,3 %, K sebanyak 32 tanaman dengan persentase 39,02 %, Ca sebanyak 3
tanaman dengan persentase 3,65 %, Mg sebanyak 33 tanaman dengan persentase 40,24 % dari seluruh
tanaman sawit yang berjumlah 123 batang, sehingga total tanaman yang teekena defisiensi adalah
sekitar 82 tanaman (dengan persentase 66,7%) dari total pohon. Mengingat cukup banyak yang
terkena defisiensi maka perlu dilakukan pemupukan dan perawatan terhadap tanaman. Tidak terdapat
tanaman yang terkena toksisitas pada blok 4.
Untuk hubungan antara defisiensi dan toksisitas adalah pada unsur yang memiliki fungsi vital pada
tanaman sehingga jika terjadi defisiensi atau toksisitas maka jelas dapat menghambat pertumbuhan
tanaman sawit. Karena tiap tanaman membutuhkan unsur hara yang cukup untuk proses metabolisme
bagi tanaman itu sendiri. Unsur hara yang dibutuhkan itu terdiri dari unsur hara makro dan unsur hara
mikro. Dan itupun harus secara tepat tersedia tidak boleh kekurangan maupun tidak boleh berlebih.
Seandainya jika sampai kekurangan maka akan terjadi defisisendi seperti yang telah terjadi pada
tanaman sawit di lingkungan universitas brawijaya, namun jika sampai terjadi kelebihan unsur hara
maka akan terjadi gejala keracunan (toksisitas yang bisa di alami oleh tanaman sawit tersebut.
Fungsi N sebagai memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman dan pembentukan protein jika
terjadi defisiensi N maka akan terjadi kerdil pada tanaman , daun menguning dan gugur dan
pertumbuhan akar terbatas.Unsur P berperan dalam pembelahan sel , pembentukan bunga , buah , dan
biji , memperkuat batang , dan ketahanan penyakit , sehingga jika tanaman kekurangan unsur ini maka
akan dapat mengakibatkan pertumbuhan kerdil , daun menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung daun
.Unsur K pada pertumbuhan tanaman berperan dalam pembentukan pati , mempengaruhi penyerapan
unsur – unsur lain , dan mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan jika kekurangan unsur K
menyebabkan pinggir – pinggir daun berwarna coklat mulai daun tua karena daun muda yang lebih
aktif menyedot K dari daun tua tersebut.Unsur Mg sebagai pembentuk klorofil , jika kekurangan
unsur ini maka mengakibatkan kuning pada daun karena pembentukan klorofil terhambat dan adanya
lendir pada daun baru.( Hardjowigeno , 1995)

Menurut Pahan (2008) Ciri-ciri tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi
unsur N adalah daun menguning (klorosis) mulai dari ujung anak daun. Defisiensi K bagian
tepi anak daun mengering (nekrosis). Defisiensi P anak daun dan pelepah menjadi kemerahmerahan.
Mengingat pentingnya unsur bagi tanaman maka harus dijaga agar tidak terjadi kekurangan (
defisiensi ) atau kelebihan ( toksisitas ) karena tidak baik bagi tanaman. Kekurangan unsur hara ini,

disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu Pengendalian gulma yang kurang optimal
sehingga menyebabkan tanaman bersaing dengan gulma dan akhirnya mengalami gejala
kekurangan hara. Selain itu juga masih adanya kondisi tanaman dengan jarak tanam yang
rapat. Hal ini disebabkan kerena setiap unsur memiliki fungsi tersendiri dalam proses
metabolism tanaman, maka apabila salah satu fungsi tidak terpenuhi maka semua proses
metabolisme tanaman akan terganggu. (Sutarta, 2003)

3.2.3. Hubungan Serangan HPT dengan Pertumbuhan
Serangan HPT yang ditemukan pada area blok 4 sebesar 0,08 % yang terserang , dengan
berbagai gejala yang terjadi .HPT yang ditemukan adalah banyaknya daun dari kelapa sawit yang
berlubang-lubang Dari hasil identifikasi ditemukan adanya hama berupa ulat dengan gejala

serangan daun menjadi berlubang-lubang dan selanjutnya hanya tersisa tulangnya daunnya
saja. Belalang(Valanga nigricornis, Gastrimargus marmoratus) dan Ulat Api dengan gejala
awal bagian tepian daun yang terserang terdapat bekas gigitan. Hubungan serangan HPT dengan
pertumbuhan tanaman jelas sangat erat , apabila terjadi serangan HPT maka akan terjadi kerusakan
pada organ tanaman sawit sehingga mengakibatkan pertumbuhan terhambat. Dengan terhambatnya
pertumbuhan maka akan terhambat pula proses produksi dan proses perkembangbiakan tanaman
sawit. Seperti banyak tanda lubang pada tanaman sawit berdasarkan oengamatan maka ini akan
mengganggu proses metabolism tanaman itu sendiri yakni proses fotosintesis. Yang notabenenya
proses ini sangat vital pada segala mavcam tanaman, termasuk tanaman kelapa sawit.
IV
KESIMPULAN
Tanaman yang terdapat pada blok 4 berjumlah 123 tanaman . Untuk tinggi tanaman dan umur
masih terdapat ukuran pohon yang kerdil meskipun umurnya telah tua , hal ini menandakan jika ada
suatu masalah di lahan tersebut . Dapat diambil kesimpulan jika tanaman sawit yang berada pada area
blok 4 cukup banyak yang mengalami defisiensi unsur hara sebanyak 82 tanaman ata 66,7 % dari total
seluruh tanamanyang diamati, Dari hasil pengamatan pada tanaman blok 4 masih terdapat tanaman
yang terkena defisiensi unsur hara , yaitu unsur N sebanyak 25 tanaman dengan persentase 30,5 %, P
sebanyak 15 tanaman dengan persentase 18,3 %, K sebanyak 32 tanaman dengan persentase 39,02 %,
Ca sebanyak 3 tanaman dengan persentase 3,65 %, Mg sebanyak 33 tanaman dengan persentase 40,24
% dari seluruh tanaman sawit yang berjumlah 123 batang, sehingga total tanaman yang teekena
defisiensi adalah sekitar 82 tanaman (dengan persentase 66,7%) dari total pohon. sehingga dapat
dikatakan dari evaluasi ini lahan yang dipakai untuk penanaman tanaman sawit kurang subur,
sehingga perlu dilakukan pemupukan untuk mengembalikan kesuburan.Serangan HPT yang terjadi
terjadi dalam jumlah kecil dan tidak terlalu berpengaruh ke pohon yang lain.
Saran : dilakukan pemupukan untuk kesuburan lahan sawit.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno , Sarwono.1995. Ilmu Tanah.Penerbit Akademika Pressindo:Jakarta

Pahan, I. 2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Penebar
Swadaya. Jakarta. 412 hal.
Sutarta, E. S, S. Rahutomo, W. Darmosarkoro dan Winarna. 2003. Peranan unsur hara dan
sumber hara pada pemupukan tanaman kelapa sawit, hal. 81. Dalam W. Darmosarkoro,
E. S. Sutarta dan Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian
Kelapa Sawit. Medan.

More Related Content

Viewers also liked

Sentence structure w
Sentence structure wSentence structure w
Sentence structure wkaygoins
 
Genre Layout Conventions
Genre Layout ConventionsGenre Layout Conventions
Genre Layout ConventionsTahmid_Ahmed
 
Venta B2B Socialmente Responsable, taller Cámara Madrid v 5.04.2016
Venta B2B Socialmente Responsable, taller Cámara Madrid  v 5.04.2016Venta B2B Socialmente Responsable, taller Cámara Madrid  v 5.04.2016
Venta B2B Socialmente Responsable, taller Cámara Madrid v 5.04.2016Javier Blanco Díez
 
Ashrayam foundation
Ashrayam foundationAshrayam foundation
Ashrayam foundationAkash Sharma
 
Peer feedback
Peer feedback Peer feedback
Peer feedback leaporter
 
Ալիսա Գլորիկ
Ալիսա ԳլորիկԱլիսա Գլորիկ
Ալիսա Գլորիկashkhen1983
 
Hamamlar ve su kaynakları
Hamamlar ve su kaynaklarıHamamlar ve su kaynakları
Hamamlar ve su kaynaklarıhojam
 

Viewers also liked (9)

Sentence structure w
Sentence structure wSentence structure w
Sentence structure w
 
Genre Layout Conventions
Genre Layout ConventionsGenre Layout Conventions
Genre Layout Conventions
 
Venta B2B Socialmente Responsable, taller Cámara Madrid v 5.04.2016
Venta B2B Socialmente Responsable, taller Cámara Madrid  v 5.04.2016Venta B2B Socialmente Responsable, taller Cámara Madrid  v 5.04.2016
Venta B2B Socialmente Responsable, taller Cámara Madrid v 5.04.2016
 
Question 6
Question 6Question 6
Question 6
 
Ashrayam foundation
Ashrayam foundationAshrayam foundation
Ashrayam foundation
 
IT GEEK HUB
IT GEEK HUBIT GEEK HUB
IT GEEK HUB
 
Peer feedback
Peer feedback Peer feedback
Peer feedback
 
Ալիսա Գլորիկ
Ալիսա ԳլորիկԱլիսա Գլորիկ
Ալիսա Գլորիկ
 
Hamamlar ve su kaynakları
Hamamlar ve su kaynaklarıHamamlar ve su kaynakları
Hamamlar ve su kaynakları
 

Similar to Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah

Similar to Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah (20)

Laporan vegetatif tanaman katuk
Laporan vegetatif tanaman katukLaporan vegetatif tanaman katuk
Laporan vegetatif tanaman katuk
 
Fitokimia pegagan
Fitokimia pegaganFitokimia pegagan
Fitokimia pegagan
 
Laporan vegetatif pamelo
Laporan vegetatif pameloLaporan vegetatif pamelo
Laporan vegetatif pamelo
 
Laporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benihLaporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benih
 
transplanting
 transplanting transplanting
transplanting
 
Pertumbuhan Tanaman Jarak Pagar
Pertumbuhan Tanaman Jarak PagarPertumbuhan Tanaman Jarak Pagar
Pertumbuhan Tanaman Jarak Pagar
 
I1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian optI1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian opt
 
99611058 fatmawati sungkawaningrum
99611058 fatmawati sungkawaningrum99611058 fatmawati sungkawaningrum
99611058 fatmawati sungkawaningrum
 
5_6107367547005306468 (1).pptx
5_6107367547005306468 (1).pptx5_6107367547005306468 (1).pptx
5_6107367547005306468 (1).pptx
 
1. Pendahuluan dan ruang lingkup agronomi (1).ppt
1. Pendahuluan dan ruang lingkup agronomi (1).ppt1. Pendahuluan dan ruang lingkup agronomi (1).ppt
1. Pendahuluan dan ruang lingkup agronomi (1).ppt
 
PPT Kelompok 1 Analisis Pertumbuhan Tanaman.pptx
PPT Kelompok 1 Analisis Pertumbuhan Tanaman.pptxPPT Kelompok 1 Analisis Pertumbuhan Tanaman.pptx
PPT Kelompok 1 Analisis Pertumbuhan Tanaman.pptx
 
Proposal kedelai
Proposal kedelaiProposal kedelai
Proposal kedelai
 
PROPOSAL PENELITAN
PROPOSAL PENELITANPROPOSAL PENELITAN
PROPOSAL PENELITAN
 
Acara 8 fix tekben
Acara 8 fix tekbenAcara 8 fix tekben
Acara 8 fix tekben
 
Alelopath
AlelopathAlelopath
Alelopath
 
Analisis Pertumbuhan Tmmmmmanaman PPT 2.pptx
Analisis Pertumbuhan Tmmmmmanaman PPT 2.pptxAnalisis Pertumbuhan Tmmmmmanaman PPT 2.pptx
Analisis Pertumbuhan Tmmmmmanaman PPT 2.pptx
 
Proposal kedelai
Proposal kedelaiProposal kedelai
Proposal kedelai
 
Laporan penelitian
Laporan penelitianLaporan penelitian
Laporan penelitian
 
Jarak Tanam bayam merah.pdf
Jarak Tanam bayam merah.pdfJarak Tanam bayam merah.pdf
Jarak Tanam bayam merah.pdf
 
Laporan pdf
Laporan pdfLaporan pdf
Laporan pdf
 

More from fahmiganteng

Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisisfahmiganteng
 
Makalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of lifeMakalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of lifefahmiganteng
 
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanLaporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanfahmiganteng
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptfahmiganteng
 
Laporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihLaporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihfahmiganteng
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemfahmiganteng
 
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putihLaporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putihfahmiganteng
 
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasiLaporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasifahmiganteng
 
Laporan praktikum irigasi dan drainase
Laporan praktikum irigasi dan drainaseLaporan praktikum irigasi dan drainase
Laporan praktikum irigasi dan drainasefahmiganteng
 
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktualLaporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktualfahmiganteng
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitfahmiganteng
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisfahmiganteng
 
Laporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofilLaporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofilfahmiganteng
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasifahmiganteng
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandafahmiganteng
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camfahmiganteng
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnafahmiganteng
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianfahmiganteng
 

More from fahmiganteng (20)

Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisis
 
Makalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of lifeMakalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of life
 
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanLaporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hpt
 
Laporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihLaporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benih
 
Laporan tanah 1
Laporan tanah 1Laporan tanah 1
Laporan tanah 1
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
 
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putihLaporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
 
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasiLaporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
 
Laporan praktikum irigasi dan drainase
Laporan praktikum irigasi dan drainaseLaporan praktikum irigasi dan drainase
Laporan praktikum irigasi dan drainase
 
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktualLaporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Laporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofilLaporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofil
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
 

Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN KESUBURAN TANAH Evaluasi Kesuburan Lahan di Area Kampus Universitas Brawijaya ( Blok 4 Tanaman Sawit ) MUHAMMAD GURUH ARIF ZULFAHMI 105040201111091 Kelas : H Asisten : Mbak Firda PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
  • 2. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesuburan tanah merupakan hal yang utama untuk mendukung produktivitas tanaman .Indikator kesuburan dapat dilihat dari tinggi dan umur tanaman , adanya gejala defisiensi atau toksisitas , dan juga serangan HPT , karena pentingya kesuburan maka dilakukan praktikum untuk evaluasi kesuburan di area kampus dengan menganalisis indikator – indikator tersebut. Dalam praktikum ini yang menjadi objek pengamatan kesuburan adalah dengan menggunakan tanaman sawit yang tersebar pada blok 4 .Pengamatan dilakukan dengan pengukuran tinggi dan umur tanaman dengan metode – metode pengukuran yang praktis untuk selanjutnya dilihat apakah terjadi pertumbuhan yang tidak normal , defisiensi dan toksisitas juga dianalisis dengan menganalsis terlebih dahulu gejala yang terjadi di lapangan dan selanjutnya disimpulkan.Analisis serangan HPT juga dilakukan dengan melihat gejala yang terjadi. Mengingat pentingnya kesuburan dalam produktivitas tanaman sawit dan karena tanaman sawit juga merupakan komoditas yang cukup menjajikan secara ekonomi , maka praktikum tentan evaluasi kesuburan lahan kampus sudah tepat untuk sebagai bekal ke depannya. 1.2. Tujuan dan maksud - Untuk mengetahui hubungan antara umur dengan tinggi tanaman sawit yang kaitannya dengan kesuburan lahan - Untuk mengetahui defisiensi dan toksisitas kaitannya dengan kesuburan lahan - Untuk mengetahui perbedaan antara serangan HPT dengan gangguan kesuburan
  • 3. II METODE 2.1. Lokasi Lokasi pengamatan berada pada Blok 4 ; Kampus Universitas Brawijaya yang mencakup area Jalan Utama Depan Fakultas Kedokteran, depan JPC (Job Placement Centre), Depan Rektorat Universitas Brawijaya, GKB (Gedung Kuliah Bersama), Fakultas Ilmu Budaya dan Halaman Parkir Perpustakaan Pusat Univeristas Brawijaya yang menjadi lahan tanaman sawit. 2.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan : - Penggaris : untuk alat ukur tinggi tanaman - Tali rafia : untuk alat ukur tinggi tanaman - Kamera : untuk alat dokumentasi pengamatan - Alat tulis dan catatan : untuk mencatat data 2.3 Cara Kerja a) Menentukan tinggi tanaman kelapa sawit Hitung pelepah dari atas atau ujung kelapa sawit sampai 33 pelepah Pada pelepah ke34 dijadikan patokan untuk mengukur tinggi tanaman. Dari pelepah 34 sampai kebawah menuju permukaan tanah Bidik pelepah dengan busur modifikasi untuk mengetahui sudut dalam perhitungan tinggi tanaman Masukkan ke dalam rumus T = Tan α X Jarak pengamat dari pohon + tinggi pengamat Dari hasil perhitungan diperoleh tinggi tanaman sawit
  • 4. Catat hasilnya Dokumentasi b) Menentukan umur tanaman sawit Perhatikan buku – buku yang ada pada batang tanaman Perhatikan buku – buku yang terletak diantara kedua buku – buku yang lain Kemudian hitung buku – buku yang berada diantara kedua buku-buku yang lain dari pangkal hingga ke ujung batang Untuk 2 Rotasi Buku-buku Kelapa Sawit menunjukkna umur 1 Tahun, dan hitung sampai bawah atau dasar batang kelapa sawti diatas permukaan tanah Dari jumlah buku – buku tersebut maka dapat diketahui umur dari tanaman sawit tersebut Catat hasilnya Dokumentasi
  • 5. c) Menentukan gejala defisiensi, gejala toksisitas, dan serangan HPT Amati pohon sawit Lihat daun, batang dan akar pada tanaman sawit Apabila ada tanda – tanda tanaman sawit yang abnormal maka lakukan identifikasi Tentukan tanaman sawit termasuk dalam gejala defisiensi/gejala toksisitas/terdapat serangan HPT Catat hasilnya Dokumentasi
  • 6. III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Dari hasil pengamatan dan perhitungan maka didapat data sebagai berikut : 3.1.1. Tinggi Tanaman dan Umur No. Umur Tinggi No. Umur Tinggi No. Umur Tinggi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 5 7.5 7.7 6.5 3.5 6 7 4.5 5.5 5 6.5 7.5 6 7.5 6.5 6.5 6 6.5 5.5 6 6.5 7.5 9 6 8.5 9 4.5 3 6.5 7 7.5 7 8 7.5 5.5 6 4.65 3.38 3.75 4.16 2.47 3.04 3.75 3.75 3.04 2.47 3.38 3.38 3.75 3.04 3.38 4.16 3.04 3.38 3.75 3.04 4.16 3.38 3.38 3.75 2.74 4.16 2.17 2.45 2.45 3.75 4.65 2.74 4.16 3.75 2.74 3.04 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 5 5 4.5 5 8 5.5 6 6 5 6 5 5 4 7.5 6 3.5 7 6.5 7.5 6 5,5 6 6 6 6 6 7 6.5 7 4.5 5 5 8 7 5 6 2.45 2.74 3.38 3.38 4.16 3.38 3.38 2.74 2.45 3.04 2.74 1.65 1.91 2.17 2.17 1.65 1.31 2.45 2.74 2.74 3.04 1.47 1.45 1.65 2.44 2.92 2.93 2.42 2.16 1.43 1.98 2.18 1.76 2.46 2.46 1.45 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 6.5 6 5.5 5.5 7 8 7 8 4.5 4.5 5 6 5.5 9.5 4.5 4.5 4.5 5 5 4.5 9 5 5 4.5 4 5 4 5 5 2.22 2.07 1.9 2.9 1.25 1.6 1.59 1.7 1.5 1.19 1.38 1.39 1.15 1.51 1.08 1.1 1.84 1.4 1.27 1.82 1.58 1.45 1.1 1.37 9.9 1 8.8 1.66 1.51
  • 8. 3.1.2. Defisiensi dan Toksisitas Defisiensi N P K Toksisitas Ca Gejala N : Daun menguning (klorosis) Mg mulai dari ujung anak daun. Daun tua berwarna hijau pucat 30,5 % 18,3 % 39,02 % 3,65 % kekuning-kuningan. 40,24% Ukuran anak daun dan tulang daun (tangkai pelepah) mengecil. semakin Anak daun menggulung kearah lidi yang Tidak didapati gejala akhirnya berwarna kuning toksisitas yang ada pada blok P pengamatan meruncing dan pelepah yang : Gejala batang yang berwarna kemerahan K : bagian tepi anak daun mengering (nekrosis) Bercak-bercak orange pada anak daun merupakan gejala defisiensi kalium pada tanaman kelapa sawit. Mg : terjadi klorosis pada daerah sekitar tulang daun sedangkan bagian helaian daunnya masih hijau  Persentase tanaman kekurangan unsur N : 25 X 100% = 0,305 X 100% = 30,5 % 82  Persentase tanaman kekurangan unsur P : 15 X 100% = 0,183 X 100% = 18,3 % 82  Persentase tanaman kekurangan unsur K : 32 X 100% = 0,3902 X 100% = 39,02 % 82
  • 9.  Persentase tanaman kekurangan unsur Ca : 3 X 100% = 0,0365 X 100% = 3,65 % 82  Persentase tanaman kekurangan unsur Mg : 33 X 100% = 0,402 X 100% = 40,24 % 82  Persentase tanaman terdefisiensi : 82 X 100% = 0,667 X 100% = 66,7 % 123 3.1.4. Serangan HPT Serangan HPT Gejala 0.8 % Hama ulat api yang membuat daun berlubang dan menjadi rusak bekas gigitan ulat 3.2. Pembahasan 3.2.1. Hubungan Umur dan Tinggi Tanaman Dari hasil pengamatan didapat jika tanaman yang terdapat pada blok 4 yang umurnya berkisar antara 3 samapi 10,5 tahun .Umur ini berhubungan dengan tinggi pohon kelapa sawit , seharusnya semakin tua umur tanaman sawit maka tinggi tanaman juga turut bertambah tinggi. Dapat kita lihat dari tabel jika pada rentang umur 3-5 tahun tinggi tanaman yang didapat berkisar dari 1 – 1.76 m hal ini mengindikasikan tanaman yang berada pada rentang umur tersebut dapat dikatakan mengalami pertumbuhan yang baik. Untuk tanaman yang rentang umur berada antara 5.5 – 6.5 tahun tinggi tanaman berkisar 1.82 – 3.04 m. Sedangkan tanaman yang berada pada rentang 7 – 8.5 tahun memiliki kisaran tinggi 3.38 – 4.16 m. Dan pada kisaran tinggi 9 - 10.5 memiliki tinggi tanaman 4.65 - 9.9 m. Terhambatnya pertumbuhan tersebut dikarenakan karena lingkungan kampus yang tidak mendukung tanaman sawit untuk tumbuh dengan optimal. Sehingga dibutuhkan lahan tertentu untuk tanaman sawit agar pertumbuhan dan perkembangannya bisa optimal. Otomatis dengan pertumbuhan yang baik maka tidak akan mempengaruhi hasil produksi dari tanaman sawit itu sendiri.
  • 10. 3.2.2. Hubungan Defisiensi dan Toksisitas dengan Pertumbuhan Analisis defisiensi unsur dilakukan dengan menganalisis gejala – gejala yang terlihat pada tanaman. Dari hasil pengamatan pada tanaman blok 4 masih terdapat tanaman yang terkena defisiensi unsur hara , yaitu unsur N sebanyak 25 tanaman dengan persentase 30,5 %, P sebanyak 15 tanaman dengan persentase 18,3 %, K sebanyak 32 tanaman dengan persentase 39,02 %, Ca sebanyak 3 tanaman dengan persentase 3,65 %, Mg sebanyak 33 tanaman dengan persentase 40,24 % dari seluruh tanaman sawit yang berjumlah 123 batang, sehingga total tanaman yang teekena defisiensi adalah sekitar 82 tanaman (dengan persentase 66,7%) dari total pohon. Mengingat cukup banyak yang terkena defisiensi maka perlu dilakukan pemupukan dan perawatan terhadap tanaman. Tidak terdapat tanaman yang terkena toksisitas pada blok 4. Untuk hubungan antara defisiensi dan toksisitas adalah pada unsur yang memiliki fungsi vital pada tanaman sehingga jika terjadi defisiensi atau toksisitas maka jelas dapat menghambat pertumbuhan tanaman sawit. Karena tiap tanaman membutuhkan unsur hara yang cukup untuk proses metabolisme bagi tanaman itu sendiri. Unsur hara yang dibutuhkan itu terdiri dari unsur hara makro dan unsur hara mikro. Dan itupun harus secara tepat tersedia tidak boleh kekurangan maupun tidak boleh berlebih. Seandainya jika sampai kekurangan maka akan terjadi defisisendi seperti yang telah terjadi pada tanaman sawit di lingkungan universitas brawijaya, namun jika sampai terjadi kelebihan unsur hara maka akan terjadi gejala keracunan (toksisitas yang bisa di alami oleh tanaman sawit tersebut. Fungsi N sebagai memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman dan pembentukan protein jika terjadi defisiensi N maka akan terjadi kerdil pada tanaman , daun menguning dan gugur dan pertumbuhan akar terbatas.Unsur P berperan dalam pembelahan sel , pembentukan bunga , buah , dan biji , memperkuat batang , dan ketahanan penyakit , sehingga jika tanaman kekurangan unsur ini maka akan dapat mengakibatkan pertumbuhan kerdil , daun menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung daun .Unsur K pada pertumbuhan tanaman berperan dalam pembentukan pati , mempengaruhi penyerapan unsur – unsur lain , dan mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan jika kekurangan unsur K menyebabkan pinggir – pinggir daun berwarna coklat mulai daun tua karena daun muda yang lebih aktif menyedot K dari daun tua tersebut.Unsur Mg sebagai pembentuk klorofil , jika kekurangan unsur ini maka mengakibatkan kuning pada daun karena pembentukan klorofil terhambat dan adanya lendir pada daun baru.( Hardjowigeno , 1995) Menurut Pahan (2008) Ciri-ciri tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi unsur N adalah daun menguning (klorosis) mulai dari ujung anak daun. Defisiensi K bagian tepi anak daun mengering (nekrosis). Defisiensi P anak daun dan pelepah menjadi kemerahmerahan.
  • 11. Mengingat pentingnya unsur bagi tanaman maka harus dijaga agar tidak terjadi kekurangan ( defisiensi ) atau kelebihan ( toksisitas ) karena tidak baik bagi tanaman. Kekurangan unsur hara ini, disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu Pengendalian gulma yang kurang optimal sehingga menyebabkan tanaman bersaing dengan gulma dan akhirnya mengalami gejala kekurangan hara. Selain itu juga masih adanya kondisi tanaman dengan jarak tanam yang rapat. Hal ini disebabkan kerena setiap unsur memiliki fungsi tersendiri dalam proses metabolism tanaman, maka apabila salah satu fungsi tidak terpenuhi maka semua proses metabolisme tanaman akan terganggu. (Sutarta, 2003) 3.2.3. Hubungan Serangan HPT dengan Pertumbuhan Serangan HPT yang ditemukan pada area blok 4 sebesar 0,08 % yang terserang , dengan berbagai gejala yang terjadi .HPT yang ditemukan adalah banyaknya daun dari kelapa sawit yang berlubang-lubang Dari hasil identifikasi ditemukan adanya hama berupa ulat dengan gejala serangan daun menjadi berlubang-lubang dan selanjutnya hanya tersisa tulangnya daunnya saja. Belalang(Valanga nigricornis, Gastrimargus marmoratus) dan Ulat Api dengan gejala awal bagian tepian daun yang terserang terdapat bekas gigitan. Hubungan serangan HPT dengan pertumbuhan tanaman jelas sangat erat , apabila terjadi serangan HPT maka akan terjadi kerusakan pada organ tanaman sawit sehingga mengakibatkan pertumbuhan terhambat. Dengan terhambatnya pertumbuhan maka akan terhambat pula proses produksi dan proses perkembangbiakan tanaman sawit. Seperti banyak tanda lubang pada tanaman sawit berdasarkan oengamatan maka ini akan mengganggu proses metabolism tanaman itu sendiri yakni proses fotosintesis. Yang notabenenya proses ini sangat vital pada segala mavcam tanaman, termasuk tanaman kelapa sawit.
  • 12. IV KESIMPULAN Tanaman yang terdapat pada blok 4 berjumlah 123 tanaman . Untuk tinggi tanaman dan umur masih terdapat ukuran pohon yang kerdil meskipun umurnya telah tua , hal ini menandakan jika ada suatu masalah di lahan tersebut . Dapat diambil kesimpulan jika tanaman sawit yang berada pada area blok 4 cukup banyak yang mengalami defisiensi unsur hara sebanyak 82 tanaman ata 66,7 % dari total seluruh tanamanyang diamati, Dari hasil pengamatan pada tanaman blok 4 masih terdapat tanaman yang terkena defisiensi unsur hara , yaitu unsur N sebanyak 25 tanaman dengan persentase 30,5 %, P sebanyak 15 tanaman dengan persentase 18,3 %, K sebanyak 32 tanaman dengan persentase 39,02 %, Ca sebanyak 3 tanaman dengan persentase 3,65 %, Mg sebanyak 33 tanaman dengan persentase 40,24 % dari seluruh tanaman sawit yang berjumlah 123 batang, sehingga total tanaman yang teekena defisiensi adalah sekitar 82 tanaman (dengan persentase 66,7%) dari total pohon. sehingga dapat dikatakan dari evaluasi ini lahan yang dipakai untuk penanaman tanaman sawit kurang subur, sehingga perlu dilakukan pemupukan untuk mengembalikan kesuburan.Serangan HPT yang terjadi terjadi dalam jumlah kecil dan tidak terlalu berpengaruh ke pohon yang lain. Saran : dilakukan pemupukan untuk kesuburan lahan sawit.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Hardjowigeno , Sarwono.1995. Ilmu Tanah.Penerbit Akademika Pressindo:Jakarta Pahan, I. 2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal. Sutarta, E. S, S. Rahutomo, W. Darmosarkoro dan Winarna. 2003. Peranan unsur hara dan sumber hara pada pemupukan tanaman kelapa sawit, hal. 81. Dalam W. Darmosarkoro, E. S. Sutarta dan Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.