SlideShare a Scribd company logo
1 of 114
TEKTONIK KONVERGEN
(“CONVERGENT TECTONIC”)
• Sebelum adanya konsep Tektonik Lempeng, sudah dikenal
adanya daerah-daerah dengan ciri-ciri kumpulan batuan
dan struktur yang dinamakan Jalur Orogen (“orogenic
Belt”)
• Selanjutnya berkembang konsep orogen yang berhubungan
dengan proses subduksi dalam model Tektonik Lempeng,
yang pertama kali dijelaskan oleh : Dietz (1963), Wilson
(1968), Dewey & Bird (1970)
• Model interaksi konvergen adalah ditandai dengan gejala
subduksi atau penyusupan salah satu dari lempengnya,
biasanya lempeng samudera menyusup ke lempeng benua
(daratan).
UNSUR-UNSUR UTAMA DI JALUR TEKTONIK
• Adanya busur volkanik (“magmatic arcs”)
• Adanya palung (“Oceanic trench”), terendapkan sedimen
klastik dan turbidit.
• Adanya zon sesar anjakan (“accretionary sedimentary”) yang
terbentuk pada “Continental slope” dekat “slab”, yang
disebabkan oleh deformasi / tekanan di bagian dalam (“Inner
trench”)
• Dicirikan adanya metamorfosa tekanan tinggi, gradient
geothermal rendah dan jalur skis biru (dijalur barat circum
pacific) dekat “slab’/ subduksi.
• Dicirikan metamorfosa tekanan rendah dan suhu tinggi
pada busur / jalur pegunungan.
Dewey & Bird (1970) menyebutkan bahwa zon subduksi
assosianya dengan kerak samudera (“oceanic plate”) akan
terbentuk :
• “Trench dan “Thrusting”
• Material dasar / kerak samudera (chert, gamping merah, argillite,
carbonate, “basic and ultrabasic rocks”, serpentinit, peridotit,
gabro, tholeite.
JENIS SISTEM SUBDUKSI
Berdasarkan lokasinya terdapat 2 jenis sistyem subduksi ;
• Terdapat pada tepi benua atau busur kontinen (Chili type)
• Terdapat pada rangkaian kepulauan yang terdapat di samudera
atau busur kepulauan (Mariana type)
JENIS CHILI
• Sudut subduksi lebih landai
• Energi gempa banyak bersumber pada jalur subduksi jenis Chili
• Hubungan antara lempeng yang menyusup dan yang
menumpang diatasnya sangat erat, sehingga kekuatan gempa
akan lebih besar (“high stress”).
JENIS MARIANA
• Sudut subduksi lebih terjal
• Energi gempa pada jalur subduksi lemah
• Hubungan antara lempeng yang menyusup dan yang
menumpang tidak erat, sehingga kekuatan gempa kurang (“low
stress”)
Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk jalur
subduksi, berdasarkan Cross & Pilger (1982);
• Faktor kecepatan relatif dari interaksi konvergen
• Faktor kecepatan absolut dari lempeng yang menumpang ke
arah palung.
• Faktor umur dari kerak lempeng yang menyusup.
• Faktor ada atau tidaknya hambatan (“intraplate”) yang bisa
ditimbulkan oleh gunung api bawah laut (“seamounts”) dan
plateau samudera (“oceanic plateau”).
Proses-proses pada gejala tumbukan lempeng litosfer :
1. Pada batas tumbukan antara kerak lautan dan kerak benua ;
• Pembentukan palung dengan endapan sedimen klastik.
• Penghacuran batuan akibat tekanan
• Pencampuran batuan oleh sedimentasi (olistostrom) dan tectonic
(“melang”)
2. Di bagian belakang palung, terjadi pengangkatan dan pensesaran
bahan-bahan ;
• Kerak lautan (ofiolit)
• Bancuh (“melange”)
• Sedimen endapan palung
• Pembentukan cekungan-cekungan
3. Penunjaman dan penyusupan kerak lautan kebawah
kerak benua ;
• Peleburan dalam astenosfir
• Pembentukan magma, intrusi dan volkanisme
• Metamorfisma tekanan tinggi
4. Pembentukan cekungan pengendapan
• Cekungan muka busur
• Cekungan dalam busur
• Cekungan belakang busur
CLASSIFICATION OF MINERAL DEPOSITS
1. HIDROTHERMAL DEPOSITS
2. MAGMATIC DEPOSIT
3. SYNGENITIC DEPOSITS
4. EPIGENITIC DEPOSITS
- Porphyry deposits
- Skarn deposits
- Vein deposits
- Massive Volcanogenic Deposits
- Sedimentary Massive Sulphide Deposits
- Layered Mafic Intrusion Type Deposits
- Plaser Deposits
1. HIDROTHERMAL
Hidrotermal dalam sistem subduksi biasanya dihasilkan dari magma yang
naik keatas bersentuhan dengan air bawah permukaan (air tanah, air
meteorik dll) pada daerah gunung api. Selanjutnya cairan sisa magma
bersama air panas menerobos pori-pori / rongga batuan dan pada kondisi
tertentu terendapkan/terbentuk mineral-mineral tertentu.
2. MAGMATIC
Mineral deposit mengandung Ni, Cr dan Pt yang dibentuk oleh pemisahan
“metal sulphide” atau “oxides” dalam batuan beku sebelum mengalami
kristalisasi, maka hal ini disebut sebagai “magmatic deposit”.
3. SYNGENITIC
Adalah mineral-mineral yang terbentuk “at the same time” dengan batuan
(spt. Magmatic deposit). Kristal mineralnya terbentuk sama dengan “liquid
magma” (silicate mineral).
- Endapan2 dipermukaan bumi yang membentuk lapisan sedimen termasuk
syngenitic.
- Volcanic Massive Sulphide (VMS), yang terdiri 60% sulphide, assosiasi
dengan aktivitas volkanik.
a. Felsic Volcanic Hosted (Cu-Pb-Zn-Ag-Au)
b. Mafic Volcanic Hosted (Cu- (Zn,Au)
c. Mixed Volcanic/sedimentary Cu-Zn-Au
- Sedimentary Massive Sulphide (Sedex), terbentuk oleh hydrothermal,
assosiasi dengan “deposition of sedimentary rock”, endapannya Pb-Zn-Ag
dan Ba
- Magmatic layered mafic intrusion
Selama kristalisasi biasanya mafic atau ultramafic, heavy, metal-rich liquaid
tersusun/terbentuk dalam batuan bersifat basa (dalam intrusi), endapannya ;
a. PGM (Platinium Group Metal)
b. Chromite
c. Ni-Cu
4. EPIGENETIC
Adalah mineral-mineral yang terbentuk setelah pembentukan batuan.
Contoh :
- VEIN (krn terbentuk tahap pertamanya adalah “fracturing” ) atau pecah2 pada
batuan sepanjang “fault zone”
Berdasarkan kandungan metalnya di bagi 3 ;
a. PORPHYRY DEPOSIT, secara kecil maupun besar biasanya berassosiasi
dng porphyritic (intrusive body”)
Endapannya Cu-Mo, Cu-Au, Mo-W
b. SKARN DEPOSIT, adalah endapan mineral yang terbentuk dari
penggantian unsur batugamping (dolomit) oleh ore dan calc-silicate
mineral, biasanya berkomposisi felsic atau granit intrusi body.
HASIL-HASIL SKARN
W-Cu (Zn,Mo), Zn-Pb-Ag (Cu,W), Cu- (Fe,Au,Ag,Mo), Fe (Cu,Au),
Sn (Cu,W,Zn), Au (As,Cu).
c. VEIN, adalah rekahan yang terisi oleh pembekuan sisa magma (“late
magmatic”), biasanya rapat di bagian dalam dan lebar dibagian atas
(peremukaan).
Bisa terbentuk endapan ;
- Hypothermal, Cu (Au)
- Mesothermal, Cu, Pb-Zn, Ag, Au
- Epithermal, Au-Ag, Hg
TEKTONIK TUMBUKAN (“COLLISION
TECTONIC”)
Pada jalur tumbukan biasanya disebut sebagai jalur orogen (Coney,1970),
terjadi sepanjang batas lempeng konvergen. Pada umumnya mengandung
akumulasi batuan sedimen (batuan volkanik), deformasi sangat kuat dan
biasanya terdapat plutonism yang mengikuti perbedaan pengangkatan dan
volkanisme.
Jalur orogen ada 2 model (Dickinson,1971) ;
• Activiation model : lempeng konvergen pada tepian benua pasif (“passive
continental margin”).
• Collision model : tumbukan busur kepulauan dengan kontinen dan kontinen
dengan kontinen.
CIRI – CIRI TERJADINYA TUMBUKAN ANTAR BENUA
(“CONTINENTAL COLLISION”)
- Adanya “flakes” (“allochthons”)
- Adanya jalur “sheared” yang kuat (highly sheared rocks”)
- Adanya (lempeng sesar naik) “overthrust plate”
- Adanya lempeng yang terangkat (“overriding plate”)
- Adanya “ophiolite obduction”
- Adanya effek metamorphism (tergantung faktor umur kerak,
thermal regime, anisotropy dari kerak)
- Ada yang merupakan “oblique collision zone”
WILSON CYCLE
(Burke et al, 1977)
- Adanya retakan pada kontinen sepanjang sistem regangan
(“rifting”) pada “cratonic” atau mengikuti pembukaan “oceanic
basin”.
- “cratonic sediments” terendapkan pada sepanjang tepi kontinen
dan sedimen abyssal terakumulasi pada lantai samudera.
- Pada titik / tempat lain mulai terjadi subduksi atau kedua tepi
kontinen atau busur kepulauan mulai terjadi penutupan.
- Akhirnya terjadi tumbukan (“collision”), dan hadirnya suture
sepanjang jalur obduction (ditandai dengan adanya ophiolite,
overthrust, percampuran batuan tepi kontinen, batuan metamorf.
UNSUR-UNSUR TUMBUKAN
Skala dari proses collision ditentukan oleh gaya (“style”), lamanya waktu
(“duration”), intensitas dan sekuen sistem strain (Dewey et.al., 1989).
Collision dapat dipertimbangkan dalam istilah lima komponen tektonik,
yaitu adanya “thrust belts”, foreland flexures, plateaus, peleburan foreland /
hinterland deformation zones dan zone of oregenic collapse / collapes
zones.
SUTURES
Adalah zon/jalur melange dengan lebar antara 100 m - > 3 km dalam
collision orogen (Coward, et al, 1986).
Batuannya berasal dari zone hinterland plate, biasanya berhubungan
dengan batuan volkanik dan sedimen dari “overrinding plate” (foreland
plate).
Fragmennya terdiri dari ophiolite yang bercampur dng struktur melange,
berukuran 10- >100m dalam sheared matrix. Matrik biasanya terdiri dari
klorit dan mika.
MINERAL DEPOSIT
Dikontrol oleh :
-Proses geologi (batas lempeng)
-Bentuk deposit dalam setting tektonik
-Fragmen kontinen
Hidrothermal vein (massive sulfides), biasanya Au, Cu, Mo, Pb, Zn,
gamestones, Sn-W granites.
Zontengah
Zonbarat Zontimur
B
Zonbarat Zontengah Zontimur
A
Zontengah
C
I.T
S.T
CC
MB
SP
Eastern
Western
Mantel
Oceanic Crust
I.T
S.T
CratonCraton
MB
Eastern
Western
Oce anic Crust
I.T
S.T
CratonCraton
EasternWestern Collision
Bentong-Raub
Suture
CCraton
BloktimurMalayaBlokbaratMalaya
Jalurtengah
CratonCraton
GranitjalurtimurGranitjalurbarat Bentong-Raub
Pengukuran elemen strukturgeologiterperinci
lokaliti cerapan Lk. 01-Lk. 03
kawasan lombong Manik Penjom
80O
PM 02
PM 01
PM 03
PM 04
Skala 1:1000
0 20m
N
Lk03
LK02
LK01Kunci:
Jurusdankemiringan lapisan
Kekar
Jurus&kemiringan telerang kuarza
Ira
Sesarsungkup
Sesarmendatar
Sesarnormal
Antiklin
Sinklin
Batuan volkanik
Batuan sedimen
Batuan rejahan
Lokaliti cerapan
Pengambilan sampel
Unjuranjaring stereo
Lk.02
PM04
N.Right.L.F
N.Left.L.F
Left.L.F
Thrusting.F
Cleavages
Thrusting.F
Shear.F
Gash.FShear.F Shear.FGash.FShear.F
Loka liti
Midle Permian - Late Permian
Eastern Belt
Ande site ,,dio rite Late Perm ian
Microcontinent crust
Oce anic crust
Continental crust
Oc ean
South Cina SeaLubok Mandi
Emb ryo of We stern Be lt
Embryo of Centra l Belt
Granite
B
Midle Permian - Late Permian
Eastern Belt
Ande site ,,dio rite Late Perm ian
Microcontinent crust
Oce anic crust
Continental crust
Oc ean
South Cina SeaLubok Mandi
Emb ryo of We stern Be lt
Embryo of Centra l Belt
Granite
B
EarlyPermian- Midle Permian
Continental crust Microcontinenta l crust
Oceanic crust
Granites Early Perm ian
Oc ean South Cina Sea
Early Ea stern Belt
EarlyPermian- Midle Permian
Continental crust Microcontinenta l crust
Oceanic crust
Granites Early Perm ian
Oc ean South Cina Sea
Early Ea stern Belt
EarlyPermian- Midle Permian
Continental c rust Microcontinenta l crust
Oceanic
crust
Granites Early Perm ian
Oc ean South Cina Sea
Early Ea stern Belt
EarlyPermian- Midle Permian
Continental c rust Microcontinenta l crust
Oceanic
crust
Granites Early Perm ian
Oc ean South Cina Sea
Early Ea stern Belt
EarlyPermian- Midle Permian
Continental c rust Microcontinenta l crust
Oceanic
crust
Granites Early Perm ian
Oc ean South Cina Sea
Early Ea stern Belt
Late Permian- EarlyLate Triassic
Western Belt
Early Central Belt
Eastern Belt
Natuna Sea
Continental crust
Microgranite,
granite Tria ssic
Oceanic crust
Microcontinental crust
CLate Permian- EarlyLate Triassic
Western Belt
Early Central Belt
Eastern Belt
Natuna Sea
Continental crust
Microgranite,
granite Tria ssic
Oceanic crust
Microcontinental crust
C
Late Triassic - EarlyJurassic
WesternBelt
CentralBelt
EasternBelt
Be nom
Oceanic crust
Continental crust
Granites,Diorite
Magma tic arc Jurassic
Dolerite Jurassic
Penjom
D
Dolerite
Late Triassic - EarlyJurassic
WesternBelt
CentralBelt
EasternBelt
Be nom
Oceanic crust
Continental crust
Granites,Diorite
Magma tic arc Jurassic
Dolerite Jurassic
Penjom
D
Dolerite

More Related Content

What's hot

Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone
Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstoneResume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone
Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone'Oke Aflatun'
 
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorfniaramadanti1
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Mario Yuven
 
1. pendahuluan genesa endapan mineral
1. pendahuluan genesa endapan mineral1. pendahuluan genesa endapan mineral
1. pendahuluan genesa endapan mineralIrvan Aditya
 
Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran 'Oke Aflatun'
 
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineralrramdan383
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuadbel Edwar
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen Wahidin Zuhri
 
Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologi
Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologiGeomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologi
Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologiIsaacHamonangan
 
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijihBab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijihRomi Fadli
 
Petro metamorf
Petro metamorfPetro metamorf
Petro metamorfIpung Noor
 

What's hot (20)

Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone
Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstoneResume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone
Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone
 
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
 
Genesa Bahan Galian
Genesa Bahan GalianGenesa Bahan Galian
Genesa Bahan Galian
 
Basic Petroleum System.pptx
Basic Petroleum System.pptxBasic Petroleum System.pptx
Basic Petroleum System.pptx
 
Endapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabarEndapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabar
 
Magma
MagmaMagma
Magma
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
 
1. pendahuluan genesa endapan mineral
1. pendahuluan genesa endapan mineral1. pendahuluan genesa endapan mineral
1. pendahuluan genesa endapan mineral
 
Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran
 
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
 
Mekanika Batuan
Mekanika BatuanMekanika Batuan
Mekanika Batuan
 
Piroksen
PiroksenPiroksen
Piroksen
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan beku
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen
 
Makalah-batuan-beku
Makalah-batuan-bekuMakalah-batuan-beku
Makalah-batuan-beku
 
Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologi
Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologiGeomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologi
Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologi
 
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijihBab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
 
Batuan metamorf
Batuan metamorf Batuan metamorf
Batuan metamorf
 
Petro metamorf
Petro metamorfPetro metamorf
Petro metamorf
 
Ppt metamorf
Ppt metamorfPpt metamorf
Ppt metamorf
 

Viewers also liked

Tektonik lempeng
Tektonik lempengTektonik lempeng
Tektonik lempengMul Hadramy
 
Proses pembentukan magma
Proses pembentukan magmaProses pembentukan magma
Proses pembentukan magmaEdugrafis Bumi
 
pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
 pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN  pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN Hardika Abrianto
 
Kerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya si dan al alias asam
Kerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya si dan al alias asamKerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya si dan al alias asam
Kerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya si dan al alias asamMĕĭsűt Ōudzil
 
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPANBUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPANAlifia Laras
 
Presentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFER
Presentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFERPresentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFER
Presentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFERReni Nurjanah
 
Struktur lapisan bumi
Struktur lapisan bumiStruktur lapisan bumi
Struktur lapisan bumiasih rahayu
 
Indra ppt struktur penyusun bumi
Indra ppt   struktur penyusun bumiIndra ppt   struktur penyusun bumi
Indra ppt struktur penyusun bumiIndra Satriani
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareSlideShare
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanALAM SEKITAR
 
Tectonic Plate
Tectonic PlateTectonic Plate
Tectonic PlateSoya Odut
 
Presentasi Litosfer
Presentasi LitosferPresentasi Litosfer
Presentasi LitosferFauzan Arief
 

Viewers also liked (20)

Tektonik lempeng
Tektonik lempengTektonik lempeng
Tektonik lempeng
 
Makalah Hotspot & Mantle Plume
Makalah Hotspot & Mantle PlumeMakalah Hotspot & Mantle Plume
Makalah Hotspot & Mantle Plume
 
Zaman kapur
Zaman kapurZaman kapur
Zaman kapur
 
Proses pembentukan magma
Proses pembentukan magmaProses pembentukan magma
Proses pembentukan magma
 
pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
 pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN  pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
 
Sturuktur lapisan bumi
Sturuktur lapisan bumiSturuktur lapisan bumi
Sturuktur lapisan bumi
 
Kerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya si dan al alias asam
Kerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya si dan al alias asamKerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya si dan al alias asam
Kerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya si dan al alias asam
 
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPANBUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN
 
Lempeng Tektonik
Lempeng TektonikLempeng Tektonik
Lempeng Tektonik
 
Presentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFER
Presentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFERPresentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFER
Presentasi GEO_2010_1006178_RENI_LITOSFER
 
Struktur lapisan bumi
Struktur lapisan bumiStruktur lapisan bumi
Struktur lapisan bumi
 
Indra ppt struktur penyusun bumi
Indra ppt   struktur penyusun bumiIndra ppt   struktur penyusun bumi
Indra ppt struktur penyusun bumi
 
Struktur Lapisan Bumi
Struktur Lapisan BumiStruktur Lapisan Bumi
Struktur Lapisan Bumi
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShare
 
lempeng-tektonik
lempeng-tektoniklempeng-tektonik
lempeng-tektonik
 
Litosfer
LitosferLitosfer
Litosfer
 
Litosfer
LitosferLitosfer
Litosfer
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuan
 
Tectonic Plate
Tectonic PlateTectonic Plate
Tectonic Plate
 
Presentasi Litosfer
Presentasi LitosferPresentasi Litosfer
Presentasi Litosfer
 

Similar to Tektonik konvergen upn

Bab 10 analisa cekungan
Bab 10 analisa cekunganBab 10 analisa cekungan
Bab 10 analisa cekunganNuzul Ashari
 
2769180.ppt
2769180.ppt2769180.ppt
2769180.pptbaya13
 
Pertemuan 12 dinamika litosfer
Pertemuan 12 dinamika litosferPertemuan 12 dinamika litosfer
Pertemuan 12 dinamika litosferDanuArt
 
Konsep Tektonika Lempeng dan Gunung Berapi.pptx
Konsep Tektonika Lempeng dan Gunung Berapi.pptxKonsep Tektonika Lempeng dan Gunung Berapi.pptx
Konsep Tektonika Lempeng dan Gunung Berapi.pptxJuniarAfrida1
 
Geografi STPM-Bahagian A-Tema Sistem Geomorfologi
Geografi STPM-Bahagian A-Tema Sistem GeomorfologiGeografi STPM-Bahagian A-Tema Sistem Geomorfologi
Geografi STPM-Bahagian A-Tema Sistem GeomorfologiAsmawi Abdullah
 
ACM Forearc Basin.pdf
ACM Forearc Basin.pdfACM Forearc Basin.pdf
ACM Forearc Basin.pdfssuser341fee1
 
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)Verani Nurizki
 
BA X 3.5 Dinamika Litosfer - Copy (1).pdf
BA X 3.5 Dinamika Litosfer - Copy (1).pdfBA X 3.5 Dinamika Litosfer - Copy (1).pdf
BA X 3.5 Dinamika Litosfer - Copy (1).pdfAnikYuliarti2
 
soal kebumian untuk simulasi osn tingkat nasional 1.pdf
soal kebumian untuk simulasi osn tingkat nasional  1.pdfsoal kebumian untuk simulasi osn tingkat nasional  1.pdf
soal kebumian untuk simulasi osn tingkat nasional 1.pdfsurianaSMAN2MAJENE
 

Similar to Tektonik konvergen upn (20)

Bab 10 analisa cekungan
Bab 10 analisa cekunganBab 10 analisa cekungan
Bab 10 analisa cekungan
 
Arus konveksi (ESO DAY 1 Key Ideas 2)
Arus konveksi (ESO DAY 1 Key Ideas 2)Arus konveksi (ESO DAY 1 Key Ideas 2)
Arus konveksi (ESO DAY 1 Key Ideas 2)
 
2769180.ppt
2769180.ppt2769180.ppt
2769180.ppt
 
Pertemuan 12 dinamika litosfer
Pertemuan 12 dinamika litosferPertemuan 12 dinamika litosfer
Pertemuan 12 dinamika litosfer
 
Geologi dasar
Geologi dasarGeologi dasar
Geologi dasar
 
Dasar Teori Tektonik
Dasar Teori TektonikDasar Teori Tektonik
Dasar Teori Tektonik
 
Pertemuan ii
Pertemuan iiPertemuan ii
Pertemuan ii
 
Litosfer
LitosferLitosfer
Litosfer
 
Konsep Tektonika Lempeng dan Gunung Berapi.pptx
Konsep Tektonika Lempeng dan Gunung Berapi.pptxKonsep Tektonika Lempeng dan Gunung Berapi.pptx
Konsep Tektonika Lempeng dan Gunung Berapi.pptx
 
Litosfer
LitosferLitosfer
Litosfer
 
Geografi STPM-Bahagian A-Tema Sistem Geomorfologi
Geografi STPM-Bahagian A-Tema Sistem GeomorfologiGeografi STPM-Bahagian A-Tema Sistem Geomorfologi
Geografi STPM-Bahagian A-Tema Sistem Geomorfologi
 
Dinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.pptDinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.ppt
 
Dinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.pptDinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.ppt
 
ACM Forearc Basin.pdf
ACM Forearc Basin.pdfACM Forearc Basin.pdf
ACM Forearc Basin.pdf
 
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
 
Geo litosfer
Geo litosferGeo litosfer
Geo litosfer
 
Lithosfer
LithosferLithosfer
Lithosfer
 
BA X 3.5 Dinamika Litosfer - Copy (1).pdf
BA X 3.5 Dinamika Litosfer - Copy (1).pdfBA X 3.5 Dinamika Litosfer - Copy (1).pdf
BA X 3.5 Dinamika Litosfer - Copy (1).pdf
 
Struktur Lapisan Bumi
Struktur Lapisan BumiStruktur Lapisan Bumi
Struktur Lapisan Bumi
 
soal kebumian untuk simulasi osn tingkat nasional 1.pdf
soal kebumian untuk simulasi osn tingkat nasional  1.pdfsoal kebumian untuk simulasi osn tingkat nasional  1.pdf
soal kebumian untuk simulasi osn tingkat nasional 1.pdf
 

Tektonik konvergen upn

  • 1. TEKTONIK KONVERGEN (“CONVERGENT TECTONIC”) • Sebelum adanya konsep Tektonik Lempeng, sudah dikenal adanya daerah-daerah dengan ciri-ciri kumpulan batuan dan struktur yang dinamakan Jalur Orogen (“orogenic Belt”) • Selanjutnya berkembang konsep orogen yang berhubungan dengan proses subduksi dalam model Tektonik Lempeng, yang pertama kali dijelaskan oleh : Dietz (1963), Wilson (1968), Dewey & Bird (1970) • Model interaksi konvergen adalah ditandai dengan gejala subduksi atau penyusupan salah satu dari lempengnya, biasanya lempeng samudera menyusup ke lempeng benua (daratan).
  • 2. UNSUR-UNSUR UTAMA DI JALUR TEKTONIK • Adanya busur volkanik (“magmatic arcs”) • Adanya palung (“Oceanic trench”), terendapkan sedimen klastik dan turbidit. • Adanya zon sesar anjakan (“accretionary sedimentary”) yang terbentuk pada “Continental slope” dekat “slab”, yang disebabkan oleh deformasi / tekanan di bagian dalam (“Inner trench”) • Dicirikan adanya metamorfosa tekanan tinggi, gradient geothermal rendah dan jalur skis biru (dijalur barat circum pacific) dekat “slab’/ subduksi. • Dicirikan metamorfosa tekanan rendah dan suhu tinggi pada busur / jalur pegunungan.
  • 3. Dewey & Bird (1970) menyebutkan bahwa zon subduksi assosianya dengan kerak samudera (“oceanic plate”) akan terbentuk : • “Trench dan “Thrusting” • Material dasar / kerak samudera (chert, gamping merah, argillite, carbonate, “basic and ultrabasic rocks”, serpentinit, peridotit, gabro, tholeite. JENIS SISTEM SUBDUKSI Berdasarkan lokasinya terdapat 2 jenis sistyem subduksi ; • Terdapat pada tepi benua atau busur kontinen (Chili type) • Terdapat pada rangkaian kepulauan yang terdapat di samudera atau busur kepulauan (Mariana type)
  • 4. JENIS CHILI • Sudut subduksi lebih landai • Energi gempa banyak bersumber pada jalur subduksi jenis Chili • Hubungan antara lempeng yang menyusup dan yang menumpang diatasnya sangat erat, sehingga kekuatan gempa akan lebih besar (“high stress”). JENIS MARIANA • Sudut subduksi lebih terjal • Energi gempa pada jalur subduksi lemah • Hubungan antara lempeng yang menyusup dan yang menumpang tidak erat, sehingga kekuatan gempa kurang (“low stress”)
  • 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk jalur subduksi, berdasarkan Cross & Pilger (1982); • Faktor kecepatan relatif dari interaksi konvergen • Faktor kecepatan absolut dari lempeng yang menumpang ke arah palung. • Faktor umur dari kerak lempeng yang menyusup. • Faktor ada atau tidaknya hambatan (“intraplate”) yang bisa ditimbulkan oleh gunung api bawah laut (“seamounts”) dan plateau samudera (“oceanic plateau”).
  • 6. Proses-proses pada gejala tumbukan lempeng litosfer : 1. Pada batas tumbukan antara kerak lautan dan kerak benua ; • Pembentukan palung dengan endapan sedimen klastik. • Penghacuran batuan akibat tekanan • Pencampuran batuan oleh sedimentasi (olistostrom) dan tectonic (“melang”) 2. Di bagian belakang palung, terjadi pengangkatan dan pensesaran bahan-bahan ; • Kerak lautan (ofiolit) • Bancuh (“melange”) • Sedimen endapan palung • Pembentukan cekungan-cekungan
  • 7. 3. Penunjaman dan penyusupan kerak lautan kebawah kerak benua ; • Peleburan dalam astenosfir • Pembentukan magma, intrusi dan volkanisme • Metamorfisma tekanan tinggi 4. Pembentukan cekungan pengendapan • Cekungan muka busur • Cekungan dalam busur • Cekungan belakang busur
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48.
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 53.
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57.
  • 58.
  • 59.
  • 60.
  • 61.
  • 62.
  • 63.
  • 64.
  • 65.
  • 66.
  • 67.
  • 68.
  • 69.
  • 70. CLASSIFICATION OF MINERAL DEPOSITS 1. HIDROTHERMAL DEPOSITS 2. MAGMATIC DEPOSIT 3. SYNGENITIC DEPOSITS 4. EPIGENITIC DEPOSITS - Porphyry deposits - Skarn deposits - Vein deposits - Massive Volcanogenic Deposits - Sedimentary Massive Sulphide Deposits - Layered Mafic Intrusion Type Deposits - Plaser Deposits
  • 71.
  • 72.
  • 73. 1. HIDROTHERMAL Hidrotermal dalam sistem subduksi biasanya dihasilkan dari magma yang naik keatas bersentuhan dengan air bawah permukaan (air tanah, air meteorik dll) pada daerah gunung api. Selanjutnya cairan sisa magma bersama air panas menerobos pori-pori / rongga batuan dan pada kondisi tertentu terendapkan/terbentuk mineral-mineral tertentu. 2. MAGMATIC Mineral deposit mengandung Ni, Cr dan Pt yang dibentuk oleh pemisahan “metal sulphide” atau “oxides” dalam batuan beku sebelum mengalami kristalisasi, maka hal ini disebut sebagai “magmatic deposit”. 3. SYNGENITIC Adalah mineral-mineral yang terbentuk “at the same time” dengan batuan (spt. Magmatic deposit). Kristal mineralnya terbentuk sama dengan “liquid magma” (silicate mineral). - Endapan2 dipermukaan bumi yang membentuk lapisan sedimen termasuk syngenitic.
  • 74. - Volcanic Massive Sulphide (VMS), yang terdiri 60% sulphide, assosiasi dengan aktivitas volkanik. a. Felsic Volcanic Hosted (Cu-Pb-Zn-Ag-Au) b. Mafic Volcanic Hosted (Cu- (Zn,Au) c. Mixed Volcanic/sedimentary Cu-Zn-Au - Sedimentary Massive Sulphide (Sedex), terbentuk oleh hydrothermal, assosiasi dengan “deposition of sedimentary rock”, endapannya Pb-Zn-Ag dan Ba - Magmatic layered mafic intrusion Selama kristalisasi biasanya mafic atau ultramafic, heavy, metal-rich liquaid tersusun/terbentuk dalam batuan bersifat basa (dalam intrusi), endapannya ; a. PGM (Platinium Group Metal) b. Chromite c. Ni-Cu
  • 75. 4. EPIGENETIC Adalah mineral-mineral yang terbentuk setelah pembentukan batuan. Contoh : - VEIN (krn terbentuk tahap pertamanya adalah “fracturing” ) atau pecah2 pada batuan sepanjang “fault zone” Berdasarkan kandungan metalnya di bagi 3 ; a. PORPHYRY DEPOSIT, secara kecil maupun besar biasanya berassosiasi dng porphyritic (intrusive body”) Endapannya Cu-Mo, Cu-Au, Mo-W b. SKARN DEPOSIT, adalah endapan mineral yang terbentuk dari penggantian unsur batugamping (dolomit) oleh ore dan calc-silicate mineral, biasanya berkomposisi felsic atau granit intrusi body.
  • 76.
  • 77. HASIL-HASIL SKARN W-Cu (Zn,Mo), Zn-Pb-Ag (Cu,W), Cu- (Fe,Au,Ag,Mo), Fe (Cu,Au), Sn (Cu,W,Zn), Au (As,Cu). c. VEIN, adalah rekahan yang terisi oleh pembekuan sisa magma (“late magmatic”), biasanya rapat di bagian dalam dan lebar dibagian atas (peremukaan). Bisa terbentuk endapan ; - Hypothermal, Cu (Au) - Mesothermal, Cu, Pb-Zn, Ag, Au - Epithermal, Au-Ag, Hg
  • 78.
  • 79. TEKTONIK TUMBUKAN (“COLLISION TECTONIC”) Pada jalur tumbukan biasanya disebut sebagai jalur orogen (Coney,1970), terjadi sepanjang batas lempeng konvergen. Pada umumnya mengandung akumulasi batuan sedimen (batuan volkanik), deformasi sangat kuat dan biasanya terdapat plutonism yang mengikuti perbedaan pengangkatan dan volkanisme. Jalur orogen ada 2 model (Dickinson,1971) ; • Activiation model : lempeng konvergen pada tepian benua pasif (“passive continental margin”). • Collision model : tumbukan busur kepulauan dengan kontinen dan kontinen dengan kontinen.
  • 80.
  • 81.
  • 82.
  • 83.
  • 84.
  • 85.
  • 86.
  • 87.
  • 88.
  • 89.
  • 90. CIRI – CIRI TERJADINYA TUMBUKAN ANTAR BENUA (“CONTINENTAL COLLISION”) - Adanya “flakes” (“allochthons”) - Adanya jalur “sheared” yang kuat (highly sheared rocks”) - Adanya (lempeng sesar naik) “overthrust plate” - Adanya lempeng yang terangkat (“overriding plate”) - Adanya “ophiolite obduction” - Adanya effek metamorphism (tergantung faktor umur kerak, thermal regime, anisotropy dari kerak) - Ada yang merupakan “oblique collision zone”
  • 91.
  • 92.
  • 93.
  • 94.
  • 95. WILSON CYCLE (Burke et al, 1977) - Adanya retakan pada kontinen sepanjang sistem regangan (“rifting”) pada “cratonic” atau mengikuti pembukaan “oceanic basin”. - “cratonic sediments” terendapkan pada sepanjang tepi kontinen dan sedimen abyssal terakumulasi pada lantai samudera. - Pada titik / tempat lain mulai terjadi subduksi atau kedua tepi kontinen atau busur kepulauan mulai terjadi penutupan. - Akhirnya terjadi tumbukan (“collision”), dan hadirnya suture sepanjang jalur obduction (ditandai dengan adanya ophiolite, overthrust, percampuran batuan tepi kontinen, batuan metamorf.
  • 96.
  • 97. UNSUR-UNSUR TUMBUKAN Skala dari proses collision ditentukan oleh gaya (“style”), lamanya waktu (“duration”), intensitas dan sekuen sistem strain (Dewey et.al., 1989). Collision dapat dipertimbangkan dalam istilah lima komponen tektonik, yaitu adanya “thrust belts”, foreland flexures, plateaus, peleburan foreland / hinterland deformation zones dan zone of oregenic collapse / collapes zones. SUTURES Adalah zon/jalur melange dengan lebar antara 100 m - > 3 km dalam collision orogen (Coward, et al, 1986). Batuannya berasal dari zone hinterland plate, biasanya berhubungan dengan batuan volkanik dan sedimen dari “overrinding plate” (foreland plate). Fragmennya terdiri dari ophiolite yang bercampur dng struktur melange, berukuran 10- >100m dalam sheared matrix. Matrik biasanya terdiri dari klorit dan mika.
  • 98.
  • 99.
  • 100.
  • 101. MINERAL DEPOSIT Dikontrol oleh : -Proses geologi (batas lempeng) -Bentuk deposit dalam setting tektonik -Fragmen kontinen Hidrothermal vein (massive sulfides), biasanya Au, Cu, Mo, Pb, Zn, gamestones, Sn-W granites.
  • 102.
  • 103.
  • 104.
  • 105.
  • 106.
  • 107.
  • 109.
  • 110.
  • 111. I.T S.T CC MB SP Eastern Western Mantel Oceanic Crust I.T S.T CratonCraton MB Eastern Western Oce anic Crust I.T S.T CratonCraton EasternWestern Collision Bentong-Raub Suture CCraton BloktimurMalayaBlokbaratMalaya Jalurtengah CratonCraton GranitjalurtimurGranitjalurbarat Bentong-Raub
  • 112. Pengukuran elemen strukturgeologiterperinci lokaliti cerapan Lk. 01-Lk. 03 kawasan lombong Manik Penjom 80O PM 02 PM 01 PM 03 PM 04 Skala 1:1000 0 20m N Lk03 LK02 LK01Kunci: Jurusdankemiringan lapisan Kekar Jurus&kemiringan telerang kuarza Ira Sesarsungkup Sesarmendatar Sesarnormal Antiklin Sinklin Batuan volkanik Batuan sedimen Batuan rejahan Lokaliti cerapan Pengambilan sampel Unjuranjaring stereo Lk.02 PM04 N.Right.L.F N.Left.L.F Left.L.F Thrusting.F Cleavages Thrusting.F Shear.F Gash.FShear.F Shear.FGash.FShear.F Loka liti
  • 113. Midle Permian - Late Permian Eastern Belt Ande site ,,dio rite Late Perm ian Microcontinent crust Oce anic crust Continental crust Oc ean South Cina SeaLubok Mandi Emb ryo of We stern Be lt Embryo of Centra l Belt Granite B Midle Permian - Late Permian Eastern Belt Ande site ,,dio rite Late Perm ian Microcontinent crust Oce anic crust Continental crust Oc ean South Cina SeaLubok Mandi Emb ryo of We stern Be lt Embryo of Centra l Belt Granite B EarlyPermian- Midle Permian Continental crust Microcontinenta l crust Oceanic crust Granites Early Perm ian Oc ean South Cina Sea Early Ea stern Belt EarlyPermian- Midle Permian Continental crust Microcontinenta l crust Oceanic crust Granites Early Perm ian Oc ean South Cina Sea Early Ea stern Belt EarlyPermian- Midle Permian Continental c rust Microcontinenta l crust Oceanic crust Granites Early Perm ian Oc ean South Cina Sea Early Ea stern Belt EarlyPermian- Midle Permian Continental c rust Microcontinenta l crust Oceanic crust Granites Early Perm ian Oc ean South Cina Sea Early Ea stern Belt EarlyPermian- Midle Permian Continental c rust Microcontinenta l crust Oceanic crust Granites Early Perm ian Oc ean South Cina Sea Early Ea stern Belt
  • 114. Late Permian- EarlyLate Triassic Western Belt Early Central Belt Eastern Belt Natuna Sea Continental crust Microgranite, granite Tria ssic Oceanic crust Microcontinental crust CLate Permian- EarlyLate Triassic Western Belt Early Central Belt Eastern Belt Natuna Sea Continental crust Microgranite, granite Tria ssic Oceanic crust Microcontinental crust C Late Triassic - EarlyJurassic WesternBelt CentralBelt EasternBelt Be nom Oceanic crust Continental crust Granites,Diorite Magma tic arc Jurassic Dolerite Jurassic Penjom D Dolerite Late Triassic - EarlyJurassic WesternBelt CentralBelt EasternBelt Be nom Oceanic crust Continental crust Granites,Diorite Magma tic arc Jurassic Dolerite Jurassic Penjom D Dolerite