Dokumen tersebut membahas tentang teknik peledakan bawah tanah untuk keperluan pertambangan, mencakup siklus penerowongan, dasar-dasar perencanaan peledakan bawah tanah, jenis-jenis posisi lubang tembak, dan perhitungan parameter cut seperti diameter lubang kosong dan jarak lubang tembak.
7. 77
7.#TA32117.#TA3211BahanBahanPeledakPeledak&&TeknikTeknikPeledakanPeledakanSKSKDepartemenDepartemenTeknikTeknikPertambanganPertambanganITBITB
CutCut LubangLubang TembakTembak BawahBawah TanahTanah
Cut terowongan: circular cut atau large hole cut atau parallel hole cut
Pemboran horisontal tegak lurus pada permukaan batuan
Lubang dibor paralel satu dan lainnya, & peledakan diarahkan ke lubang
kosong yang bertindak sebagai bukaan
Posisi Cut dapat sembarang tapi mempengaruhi: lemparan, PF, dan jumlah
lubang ledak/round.
Posisi cut dekat dinding dapat mengurangi jumlah lubang tembak dalam
round,
Agar arah peledakan ke depan dan tumpukan di tengah, cut diletakkan di
tengah-tengah penampang dan agak ke bawah, dan PF lebih sedikit karena
semua stoping ke arah bawah.
Posisi cut tinggi memudahkan pemuatan hasil peledakan, tetapi PF lebih
tinggi karena banyak stopping ke arah atas.
Umumnya posisi cut di deretan lubang tembak pertama di atas terowongan
25. 2525
7.#TA32117.#TA3211BahanBahanPeledakPeledak&&TeknikTeknikPeledakanPeledakanSKSKDepartemenDepartemenTeknikTeknikPertambanganPertambanganITBITB
PERHITUNGAN UNTUK
BUJURSANGKAR SELANJUTNYA
Perhitungan bujursangkar dalam cut yang tersisa sama dengan
bujursangkar pertama. Peledakan pada bujursangkar sisa mengarah ke
bukaan segiempat bukan bukaan sirkular. Sudut ledakan (angle of break)
jangan terlalu kecil.
Dalam perhitungan “burden” (B) sama dengan lebar (W) dari bukaan:
B = W
Dengan grafik perkirakan muatan bahan peledak minimum dan burden
maksimum untuk bermacam-macam lebar bukaan. Muatan bahan peledak
ini adalah muatan untuk semua kolom lubang tembak.
Apabila diperlukan peledakan pada bagian dasar yang susah diledakkan
(constricted bottom) harus digunakan muatan dasar yang besarnya dua kali
charge concentration (lc) dan tingginya 1,5 B.
33. 3333
7.#TA32117.#TA3211BahanBahanPeledakPeledak&&TeknikTeknikPeledakanPeledakanSKSKDepartemenDepartemenTeknikTeknikPertambanganPertambanganITBITB
Geometri Pemboran & PeledakanGeometri Pemboran & Peledakan
RoundRound -- Normal Profile BlastingNormal Profile Blasting
Charge concentration
Part of time
round
Burden
(m)
Spacing
(m)
Height bottom
charge
(m)
Bottom
(kg/m)
(Column)
(kg/m)
Floor 1 x B 1.1 x B 1/3 x H lb 1.0 x lb 0.2 x B
Wall 0.9 x B 1.1 x B 1/6 x H lb 0.4 x lb 0.5 x B
Roof 0.9 x B 1.1 x B 1/6 x H lb 0.3 x lb 0.5 x B
Stoping :
Upwards 1 x B 1.1 x B 1/3 x H lb 0.5 x lb 0.5 x B
Horisontal 1 x B 1.1 x B 1/3 x H lb 0.5 x lb 0.5 x B
Downwards 1 x B 1.2 x B 1/3 x H lb 0.5 x lb 0.5 x B
Stemming
(m)
35. 3535
7.#TA32117.#TA3211BahanBahanPeledakPeledak&&TeknikTeknikPeledakanPeledakanSKSKDepartemenDepartemenTeknikTeknikPertambanganPertambanganITBITB
Pola Penyalaan
Rencanakan pola peledakan agar setiap lubang ledak punya free breakage
Mininmum Angle of breakage dalam daerah cut sekitar 50o.
Minimum Angle of breakage daerah stoping 90o
Setiap peledakan terowongan berwaktu tunda antar lubang-lubang cukup
panjang.
Waktu tunda antar lubang di daerah cut harus cukup panjang, agar ada waktu
untuk memecah & melempar batuan melalui lubang kosong. Kecepatan
lemparan batuan 40 - 60 meter/detik.
Cut utk clean blast ho = 4 m perlu waktu tunda 60 - 100 ms (biasanya 75 - 100
mili detik). Dua bujursangkar pertama hanya pakai 1 detonator/waktu tunda. Dua
bujursangkar selanjutnya pakai 2 detonator/waktu tunda
Waktu tunda daerah stoping harus cukup panjang agar batuan dapat keluar (100
- 500 ms).
Waktu tunda antar lubang pada kontur harus sekecil mungkin agar dapat
dihasilkan efek peledakan yang rata.
39. 3939
7.#TA32117.#TA3211BahanBahanPeledakPeledak&&TeknikTeknikPeledakanPeledakanSKSKDepartemenDepartemenTeknikTeknikPertambanganPertambanganITBITB
V - Cut
V - cut paling umum untuk lubang tembak
miring - menyudut
Terowongan perlu lebar agar tersedia
tempat kerja untuk alat bor
Kemajuan/round bertambah bila lebarnya
bertambah;
Kemajuan ≡ 40 - 50% x lebar terowongan
Sudut cut ≥ 60o. Sudut lebih lancip perlu
charge concentration ↑
Cut biasanya dua buah V, tapi di round
yang lebih dalam → cut bisa 3 / 4 buah V
Setiap V dalam cut harus diledakkan
dengan nomor delay yg sama
Gunakan MS detonator
Bila setiap V diledakkan satu demi satu,
waktu tunda antara V yang berlainan harus
dalam urutan 50 mili detik
41. 4141
7.#TA32117.#TA3211BahanBahanPeledakPeledak&&TeknikTeknikPeledakanPeledakanSKSKDepartemenDepartemenTeknikTeknikPertambanganPertambanganITBITB
Contoh PerhitunganContoh Perhitungan
Suatu proyek pembuatan terowongan untuk jalan berdimensi
panjang 1500 m dan luas penampang 88 m2
Diameter lubang ledak 38 mm, dinding terowongan diledakkan dengan
cara smooth blasting
Peralatan bor adalah electro hydraulic jumbo dengan panjang batang
bor 4,3 m dan feed travel 3,9 m
Kemajuan yang diharapkan 95% dari kedalaman lubang ledak
BP Emulite-150 dalam dodol 29 & 25 mm untuk cut, stoping & lantai
Gurit 17 x 500 mm dalam dodol plastik dipakai untuk kontur
Penembakan memakai Nonel GT/T
Untuk mendapatkan kemajuan lebih dari 90% dari kedalaman
lubang tembak 3,9 m, dipilih diameter lubang kosong 127 mm atau
sebagai alternatif 2 x 89 mm lubang kosong
51. 5151
7.#TA32117.#TA3211BahanBahanPeledakPeledak&&TeknikTeknikPeledakanPeledakanSKSKDepartemenDepartemenTeknikTeknikPertambanganPertambanganITBITB
1.1. Lubang LantaiLubang Lantai
Hitung Look Out untuk lubang pinggir ≤ 10 cm + 3 cm/kedalaman
lubang ledak, maks 20 cm.
Dari grafik didapat burden = 1,0 m & spacing = 1,1 x B = 1,1 m.
Karena adanya look out, lubang-lubang di atas lubang lantai diletakkan
0,8 m dari lantai.
Muatan dasar:
lb = 1,35 kg/m
hb = 1/3 x 3,90 = 1,30 m
Qb = 1,35 x 1,3 = 1,75 kg
Muatan kolom :
lc = lb = 1,35 kg/m
h0 = 0,2 x B = 0,2 m
hc = H - hb - h0 = 2,4 m
Qc = 1,35 x 2,4 = 3,25 kg
Qtot = 1,75 + 3,25 = 5,0 kg
Lubang lantai :
B = 1,0 m
S = 1,1 m
Q = 5,0 kg