Dokumen tersebut membahas analisis butir soal tes dan non tes. Terdapat penjelasan mengenai pengertian evaluasi pendidikan, jenis-jenis tes, tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan. Dibahas pula ciri-ciri tes yang baik seperti validitas, reliabilitas, objektivitas dan praktikabilitas.
Dokumen tersebut membahas tentang efektivitas pembelajaran dan model Problem Based Learning. Efektivitas diukur dari hasil belajar siswa, apabila hasil belajar meningkat, model pembelajaran dianggap efektif. Model Problem Based Learning mengajak siswa memecahkan masalah secara sistematis dengan menganalisis masalah, mencari data, dan menyimpulkan jawaban. Model ini menuntut peran guru sebagai fasilitator dan membimbing siswa.
PERUBAHAN PARADIGMA DALAM PENILAIAN DAN PENYELIDIKAN KURIKULUM BILIK DARJAHMohd Fuad
Dokumen tersebut membahasikan penilaian dan penyelidikan kurikulum bilik darjah. Ia memberikan takrifan konsep penilaian dan penyelidikan kurikulum, jenis-jenis penilaian, dan langkah-langkah penyelidikan. Dokumen ini juga menyentuh perubahan paradigma dalam penilaian dan penyelidikan kurikulum bilik darjah untuk meningkatkan kualiti pendidikan.
Dokumen tersebut merangkum model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL). PBL adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual untuk merangsang peserta didik belajar dengan bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah nyata. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, kelebihan, langkah operasional, contoh penerapan, sistem penilaian, dan peran guru dalam PBL.
Makalah ini membahas evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Beberapa poin utama yang diangkat antara lain pengertian evaluasi pembelajaran, ruang lingkupnya, fungsi evaluasi, dan prinsip-prinsip evaluasi yang perlu diperhatikan guru dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.
Dokumen tersebut membahas analisis butir soal tes dan non tes. Terdapat penjelasan mengenai pengertian evaluasi pendidikan, jenis-jenis tes, tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan. Dibahas pula ciri-ciri tes yang baik seperti validitas, reliabilitas, objektivitas dan praktikabilitas.
Dokumen tersebut membahas tentang efektivitas pembelajaran dan model Problem Based Learning. Efektivitas diukur dari hasil belajar siswa, apabila hasil belajar meningkat, model pembelajaran dianggap efektif. Model Problem Based Learning mengajak siswa memecahkan masalah secara sistematis dengan menganalisis masalah, mencari data, dan menyimpulkan jawaban. Model ini menuntut peran guru sebagai fasilitator dan membimbing siswa.
PERUBAHAN PARADIGMA DALAM PENILAIAN DAN PENYELIDIKAN KURIKULUM BILIK DARJAHMohd Fuad
Dokumen tersebut membahasikan penilaian dan penyelidikan kurikulum bilik darjah. Ia memberikan takrifan konsep penilaian dan penyelidikan kurikulum, jenis-jenis penilaian, dan langkah-langkah penyelidikan. Dokumen ini juga menyentuh perubahan paradigma dalam penilaian dan penyelidikan kurikulum bilik darjah untuk meningkatkan kualiti pendidikan.
Dokumen tersebut merangkum model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL). PBL adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual untuk merangsang peserta didik belajar dengan bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah nyata. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, kelebihan, langkah operasional, contoh penerapan, sistem penilaian, dan peran guru dalam PBL.
Makalah ini membahas evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Beberapa poin utama yang diangkat antara lain pengertian evaluasi pembelajaran, ruang lingkupnya, fungsi evaluasi, dan prinsip-prinsip evaluasi yang perlu diperhatikan guru dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMK di Bandung dengan menerapkan metode Problem Based Learning.
2. Hasil observasi awal menunjukkan rendahnya aktifitas dan capaian siswa dalam pembelajaran konvensional.
3. Penelitian dilakukan dengan mengimplementasikan PBL selama 3 siklus untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.
Teks tersebut membahas tentang evaluasi pendidikan menggunakan teknik penilaian tes dan non tes. Dijelaskan berbagai jenis tes seperti tes seleksi, tes awal, tes akhir, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Jenis non tes seperti observasi, angket, wawancara dan sosiometri. Teknik evaluasi tersebut digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa dan mengidentifikasi kendala belajar.
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dimana peserta didik diajak untuk memecahkan masalah nyata secara kolaboratif. PBL memiliki kelebihan seperti membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna, memungkinkan integrasi pengetahuan dan keterampilan, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Proses PBL terdiri dari beberapa tahap seperti orientasi masalah, pendefinis
Model pembelajaran berbasis masalah melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dunia nyata secara kolaboratif. Pendekatan ini memberikan manfaat seperti pembelajaran yang bermakna, integrasi pengetahuan dan keterampilan, serta peningkatan kemampuan berpikir kritis. Prosesnya meliputi orientasi masalah, penyelidikan mandiri dan kelompok, pertukaran pengetahuan, serta evaluasi proses dan hasil pemecahan masalah.
Bahan ceramah ini mencakupi pentingnya penilaian dalam proses pembelajaran, penjenisan penilaian dan pentingnya kajian mengenai penilaian dan pengujian.
Makalah ini membahas peranan penilaian dalam pembelajaran. Penilaian merupakan komponen penting dalam pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan pembelajaran saling mendukung, dengan penilaian yang baik dapat mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang efektif. Makalah ini juga membedah pengertian tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi serta perbedaan antara evaluasi dan penilaian.
Makalah ini membahas tentang peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan penyusunan soal-soal berpikir tingkat tinggi (HOTS). Makalah ini menjelaskan konsep penilaian pembelajaran, perbedaan penilaian formatif dan sumatif, serta cara menyusun soal-soal HOTS yang mencakup berpikir kritis dan pemecahan masalah.
Dokumen tersebut membahas metode pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division). STAD adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kerja kelompok, kuis individu, penilaian kenaikan individu, dan penghargaan kelompok. Metode ini bertujuan untuk mendorong siswa saling membantu agar bisa belajar bersama-sama.
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Dhayu Dayu
Teks tersebut membahas penerapan model pembelajaran Group Investigation untuk meningkatkan pemahaman konsep dan sikap sosial siswa kelas X SMA. Model ini diharapkan dapat mengatasi masalah pembelajaran konvensional dan meningkatkan interaksi sosial siswa. Group Investigation melibatkan pengelompokan siswa, perencanaan, penyelidikan kelompok, presentasi hasil, dan evaluasi."
Model pembelajaran ini berfokus pada meningkatkan kapasitas berpikir siswa dengan menghadapkan mereka pada situasi bermasalah dan menganalisis alasan mereka. Guru menilai tingkat perkembangan kognitif siswa secara individu untuk menentukan tugas yang sesuai dan membantu siswa maju ke tingkat berpikir lebih tinggi.
Bermain peran digunakan sebagai model pembelajaran untuk menganalisis masalah sosial dan nilai-nilai. Guru membimbing siswa untuk bermain peran tentang konflik yang terjadi di jam istirahat sekolah. Melalui diskusi dan bermain peran berulang kali, siswa belajar cara menyelesaikan konflik secara demokratis dan mengembangkan kebijakan kelas bersama.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMK di Bandung dengan menerapkan metode Problem Based Learning.
2. Hasil observasi awal menunjukkan rendahnya aktifitas dan capaian siswa dalam pembelajaran konvensional.
3. Penelitian dilakukan dengan mengimplementasikan PBL selama 3 siklus untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.
Teks tersebut membahas tentang evaluasi pendidikan menggunakan teknik penilaian tes dan non tes. Dijelaskan berbagai jenis tes seperti tes seleksi, tes awal, tes akhir, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Jenis non tes seperti observasi, angket, wawancara dan sosiometri. Teknik evaluasi tersebut digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa dan mengidentifikasi kendala belajar.
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dimana peserta didik diajak untuk memecahkan masalah nyata secara kolaboratif. PBL memiliki kelebihan seperti membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna, memungkinkan integrasi pengetahuan dan keterampilan, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Proses PBL terdiri dari beberapa tahap seperti orientasi masalah, pendefinis
Model pembelajaran berbasis masalah melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dunia nyata secara kolaboratif. Pendekatan ini memberikan manfaat seperti pembelajaran yang bermakna, integrasi pengetahuan dan keterampilan, serta peningkatan kemampuan berpikir kritis. Prosesnya meliputi orientasi masalah, penyelidikan mandiri dan kelompok, pertukaran pengetahuan, serta evaluasi proses dan hasil pemecahan masalah.
Bahan ceramah ini mencakupi pentingnya penilaian dalam proses pembelajaran, penjenisan penilaian dan pentingnya kajian mengenai penilaian dan pengujian.
Makalah ini membahas peranan penilaian dalam pembelajaran. Penilaian merupakan komponen penting dalam pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan pembelajaran saling mendukung, dengan penilaian yang baik dapat mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang efektif. Makalah ini juga membedah pengertian tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi serta perbedaan antara evaluasi dan penilaian.
Makalah ini membahas tentang peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan penyusunan soal-soal berpikir tingkat tinggi (HOTS). Makalah ini menjelaskan konsep penilaian pembelajaran, perbedaan penilaian formatif dan sumatif, serta cara menyusun soal-soal HOTS yang mencakup berpikir kritis dan pemecahan masalah.
Dokumen tersebut membahas metode pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division). STAD adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kerja kelompok, kuis individu, penilaian kenaikan individu, dan penghargaan kelompok. Metode ini bertujuan untuk mendorong siswa saling membantu agar bisa belajar bersama-sama.
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Dhayu Dayu
Teks tersebut membahas penerapan model pembelajaran Group Investigation untuk meningkatkan pemahaman konsep dan sikap sosial siswa kelas X SMA. Model ini diharapkan dapat mengatasi masalah pembelajaran konvensional dan meningkatkan interaksi sosial siswa. Group Investigation melibatkan pengelompokan siswa, perencanaan, penyelidikan kelompok, presentasi hasil, dan evaluasi."
Model pembelajaran ini berfokus pada meningkatkan kapasitas berpikir siswa dengan menghadapkan mereka pada situasi bermasalah dan menganalisis alasan mereka. Guru menilai tingkat perkembangan kognitif siswa secara individu untuk menentukan tugas yang sesuai dan membantu siswa maju ke tingkat berpikir lebih tinggi.
Bermain peran digunakan sebagai model pembelajaran untuk menganalisis masalah sosial dan nilai-nilai. Guru membimbing siswa untuk bermain peran tentang konflik yang terjadi di jam istirahat sekolah. Melalui diskusi dan bermain peran berulang kali, siswa belajar cara menyelesaikan konflik secara demokratis dan mengembangkan kebijakan kelas bersama.
Dokumen tersebut membahas tentang adopsi, difusi inovasi, implementasi, dan institusionalisasi desain dan teknologi pembelajaran. Terdapat beberapa tahapan proses difusi inovasi menurut Everett Rogers yaitu tahap pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Dokumen juga membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi seperti karakteristik inovasi, resistensi terhadap perubahan, dan variabel-vari
Dokumen tersebut membahas pengembangan sistem pembelajaran jarak jauh berbasis intranet untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sistem ini diharapkan dapat melengkapi sistem tatap muka secara konvensional dengan memanfaatkan infrastruktur jaringan komputer yang sudah ada. Dokumen juga membahas tahapan pengembangan sistem pembelajaran jarak jauh berbasis intranet dan pengelolaannya.
Teks tersebut membahas empat model pembelajaran menurut Joyce dan Weil, yaitu model interaksi sosial, pemrosesan informasi, personal, dan modifikasi tingkah laku. Setiap model didasarkan pada teori pembelajaran tertentu dan menekankan aspek berbeda seperti hubungan sosial, kognitif, personalitas, dan perilaku.
Dokumen tersebut membahas landasan teori teknologi pembelajaran, yang terdiri atas landasan filsafat, epistemologi, dan aksiologi. Landasan filsafat mencakup ontologi (obyek belajar), epistemologi (cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologi (penggunaan pengetahuan). Teknologi pembelajaran bertujuan meningkatkan akses dan mutu pendidikan dengan memanfaatkan sumber daya dan teknologi yang ada.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen waktu, termasuk konsep, strategi, pentingnya, praktik, aspek, dan efek-efek manajemen waktu yang baik dalam membantu menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efisien."
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen organisasi, meliputi pengertian manajemen, fungsi-fungsi manajemen menurut para ahli, dan fungsi perencanaan serta pengorganisasian dalam manajemen. Dokumen ini juga menjelaskan definisi manajemen, syarat-syarat perencanaan yang baik, serta manfaat dari fungsi perencanaan dan pengorganisasian dalam suatu organisasi.
Dokumen tersebut membahas sejarah dan perkembangan dinamika kelompok, termasuk definisi, pendekatan, dan proses dinamika kelompok. Secara ringkas, dinamika kelompok adalah studi tentang interaksi dan proses yang terjadi di dalam kelompok, yang berkembang sejak zaman Yunani hingga menjadi bidang ilmu tersendiri.
Makalah ini membahas evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Evaluasi pendidikan penting untuk mengukur kemajuan siswa, melakukan penyempurnaan, dan menunjang penyusunan rencana. Evaluasi mencakup proses, program, tujuan, kesiapan siswa, komunikasi guru-siswa, dan hasil belajar. Prinsip evaluasi meliputi keterpaduan, keterlibatan siswa, koherensi, dan akuntabilitas. Fungsi
Teks tersebut membahas tentang peran guru sebagai evaluator dalam proses pembelajaran. Secara garis besar, teks menjelaskan bahwa guru bertanggung jawab untuk mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran untuk tujuan seleksi, diagnosis, penempatan siswa, dan pengukuran keberhasilan program pembelajaran. Evaluasi harus didasarkan pada prinsip-prinsip seperti keterpaduan, keterlibatan siswa, koherensi, pedagogis,
Proposal ini menguji pengaruh penerapan model desain pembelajaran ASSURE terhadap motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Model ASSURE diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif. Penelitian ini akan mendesain RPP berdasarkan model ASSURE dan diujikan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 9 OKU.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA di SD. Secara garis besar dibahas mengenai pengertian metode demonstrasi, langkah-langkahnya, serta tujuan dan prinsip metode tersebut. Metode demonstrasi digunakan untuk memperlihatkan proses suatu peristiwa secara langsung agar siswa dapat memahaminya dengan baik.
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxZukét Printing
Makalah ini membahas tentang penyusunan penilaian media pembelajaran dengan lima langkah yaitu membuat rencana dan tujuan pembelajaran, menentukan teknik penilaian, pelaksanaan penilaian, analisis hasil penilaian, dan penyesuaian pembelajaran. Ada dua teknik penilaian yakni tes dan non-tes yang masing-masing memiliki jenisnya sendiri.
Dokumen tersebut membahasikan penilaian formatif dan jenis-jenis penilaiannya. Ia menjelaskan bagaimana penilaian formatif dapat membantu pencapaian pelajar dengan memberikan maklum balik secara berterusan untuk meningkatkan pembelajaran. Dokumen ini juga membandingkan empat jenis penilaian formatif iaitu pemerhatian, temubual, penilaian kendiri pelajar, dan pembelajaran lampau.
Dokumen tersebut merangkum model pembelajaran penemuan (discovery learning) yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Metode ini melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan konsep melalui langkah-langkah seperti stimulasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Guru berperan sebagai fasilitator yang memotivasi siswa untuk belajar secara mandiri.
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat atau kurang:
Model ASSURE merupakan model reka bentuk pengajaran yang menekankan analisis pelajar, penyediaan objektif pembelajaran, pemilihan media, penggunaan media, kajian dan penilaian. Analisis pelajar meliputi ciri-ciri umum, pengetahuan awal, dan gaya pembelajaran pelajar. Objektif pembelajaran dan komponennya (audience, behaviour, conditions, degree) penting untuk memilih
Teks tersebut membahas tentang manajemen konflik organisasi. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa (1) konflik merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam organisasi, (2) konflik dapat bermanfaat jika dikelola dengan baik untuk mendorong inovasi, dan (3) ada beberapa faktor penyebab konflik serta cara untuk menangani konflik secara efektif.
Teks tersebut membahas tentang pengertian administrasi dan hubungannya dengan manajemen. Secara ringkas, administrasi adalah kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan bersama melalui organisasi dan manajemen, sedangkan manajemen adalah proses penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Keduanya saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.
Teks tersebut membahas tentang kepemimpinan transformasional sebagai katalisator dalam kelembagaan. Kepemimpinan transformasional memiliki empat karakteristik yaitu idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan individualized consideration. Kepemimpinan transformasional bertujuan untuk mengubah nilai-nilai bawahan agar mendukung visi dan tujuan organisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang efektivitas organisasi, yang didefinisikan sebagai kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya terbatas. Beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi diantaranya adalah karakteristik organisasi, lingkungan, karyawan, dan kebijakan manajemen. Fungsi kepemimpinan juga penting dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi
Teks tersebut membahas lima pilar penting dalam membangun organisasi yang efektif dan transformasional, yaitu menumbuhkan rasa kepemilikan tim, memperhatikan detail, memberikan kejutan positif kepada pelanggan, mendengarkan masukan, serta memperlakukan tim dengan baik. Selanjutnya memberikan penjelasan tentang langkah-langkah untuk membangun tim impian melalui komunikasi yang baik, penyelesaian masalah, serta menghind
Dokumen tersebut membahas tentang gaya belajar visual. Secara umum, gaya belajar visual adalah gaya belajar yang mengandalkan penglihatan. Murid dengan gaya belajar visual akan lebih mudah memahami pelajaran melalui gambar, contoh, dan demonstrasi daripada penjelasan lisan. Dokumen tersebut juga menjelaskan ciri-ciri gaya belajar visual dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya.
Model-model pembelajaran dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu: (1) model pemrosesan informasi, (2) model personal, (3) model interaksi sosial, dan (4) model perilaku. Setiap model memiliki tujuan dan prinsip yang berbeda-beda dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Langkah 9 designing and conducting formative evaluations
1. BAHRUR ROSYIDI | DESIGNING AND CONDUCTING FORMATIVE EVALUATIONS 1
LANGKAH KE-9
DESIGNING AND CONDUCTING FORMATIVE EVALUATIONS
(MERANCANG DAN MENJALANKAN PENILAIAN FORMATIF)
https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/
PENDAHULUAN
Pada pengembangan kurikulum dalam tahun-tahun 1960-an, masalah bahan
pengajaran yang tidak melalui tahapan uji coba ini menjadi meluas. Pada waktu itu
konsep tentang penilaian atau evaluasi, cenderung diartikan sebagai hal yang
menentukan suatu produk baru jika dibandingkan dengan produk-produk lain yang
sudah ada. Pada waktu studi-studi demikian itu dilakukan, para peneliti sering
menemukan bahwa taraf pencapaian belajar para siswa dengan material kurikulum yang
baru itu relatif rendah saja. Memperhatikan kejadian ini, Cronbach dan Scriven
menyimpulkan bahwa kita perlu memperluas konsep kita tentang penilaian. Para
pengembang kurikulum melakukan apa yang disebutnya penilaian formatif-
pengumpulan data dan keterangan selama pengajaran masih dalam pengembangan
dengan maksud dipakai untuk meningkakan keefektifan pengajaran tersebut.
KONSEP
Ada tiga fase pokok penilaian formatif, yang pertama ialah penilaian seorang-
seorang atau klinis (one-to-one evaluation with learners). Pada fase yang mula-mula ini
perancang bekerja dengan siswa-siswa secara perseorangan untuk memperoleh data
guna menyempurkan bahan pengajaran. Tahap kedua penilaian formatif ialah penilaian
kelompok kecil (small-group evaluation). Sekelompok siswa yang terdiri atas 8-10 orang
yang merupakan wakil cerminan populasi sasaran mempelajarai bahan secara mandiri
dan kemudian diuji untuk memperoleh data yang diperlukan. Tahap ketiga penilaian
2. BAHRUR ROSYIDI | DESIGNING AND CONDUCTING FORMATIVE EVALUATIONS 2
formatif adalah biasanya merupakan uji coba lapangan (field trial). Beberapa banyak
siswa yang diikutkan dari berbagai kelompok kelas yang setingkat kompetensi
material/bahan ajar. Tekanan dalam uji coba lapangan ini adalah pada pengujian
prosedur yang diperlukan untuk melakukan pengajaran itu dalam suatu keadaan yang
senyata mungkin.
Peran subjek-materi, pembelajaran, dan spesialis pelajar dalam evaluasi formatif
Sementara titik pusat perhatian proses penilaian formatif ialah pada soal
memperoleh data dari para siswa, penting juga bahwa pengajaran tersebut direview
oleh para spesialis. Memang disini dianggap bahwa si perancang itu paham betul
tentang bidang isi ajaran atau bahwa ia bekerjasama dengan seorang spesialis bidang
ilmu/isi ajaran dan ia juga dianggap paham betul akan populasi sasarannya. Walau
begitu masih juga ada alasan agar pengajaran itu dilihat oleh seorang ahli dari kalangan
luar.
Penilaian seorang-seorang (one-to-one evaluation with learners)
Yang dimaksud dengan penilaian seorang-seorang adalah untuk mengetahui
dan membuang kesalahan-kesalahan yang paling mencolok yang ada dalam
pengajaran, dan untuk memperoleh tanggapan awal mengenai isinya dari para siswa. Ini
bisa dicapai dengan cara interaksi langsung antara perancang dan pembelajar
perseorangan. Selama tahap ini, perancang bekerja sendiri dengan tiga orang siswa
atau lebih yang merupakan wakil dari populasi sasaran.
Dalam penilaian tahap ini digunakan baik tes maupun material pengajaran
dengan melibatkan siswa. Perancang mengambil paling tidak seorang dari populasi
sasaran yang kemampuannya sedikit di atas rata-rata, seorang yang sedang-sedang
saja kemampuannya, dan seorang paling rendah kemampuannya di bawah sedang, dan
bekerja dengan masing-masing secara perseorangan. Setelah penilaian ini, perancang
boleh mengambil siswa-siswa lain lebih dari jumlah itu dengan cara kerja yang sama,
yaitu seorang-seorang meskipun tiga orang ialah jumlah minimum yang boleh dipakai.
Prosedur yang umum digunakan dalam penilaian satu lawan satu ini adalah
menjelaskan kepada siswa bahwa pengajaran baru yang telah dirancang dan anda
menginginkan bagaimana tanggapan siswa tersebut terhadap material baru itu. Anda
harus mengatakan bahwa kalau siswa salah mengerjakan tugas-tugas, itu barangkali
karena kurang baiknya bahan dan bukan kesalahannya. Dorong siswa agar santai saja
dan agar mau berbicara tentang bahan yang sedang dinilai itu. Anda tidak hanya
meminta siswa belajar/mempelajari bahan, tetapi juga memintanya mengerjakan tes
yang terdapat dalam bahan tersebut. Anda perlu juga mencatat beberapa banyak waktu
yang digunakan siswa untuk menyelesaikan bahan pelajaran itu.
Tiga kriteria utama dan desainer akan membuat keputusan selama evaluasi
adalah sebagai berikut:
1. Kejelasan: adalah pesan, atau apa yang disajikan, jelas bagi peserta didik sasaran
individu?
2. Dampak: apa dampak dari instruksi pada sikap pelajar individu dan pencapaian
sasaran dan tujuan?
3. BAHRUR ROSYIDI | DESIGNING AND CONDUCTING FORMATIVE EVALUATIONS 3
3. Kelayakan: seberapa layak adalah instruksi yang diberikan sumber daya yang
tersedia (waktu / konteks).
Bantuan evaluasi formatif seorang-seorang memverifikasi apakah perancang
dan pengembang firasat itu benar ataukah refleksi dari kesalah pahaman mereka dari
kelompok sasaran.
Penilaian kelompok kecil (small group evaluation)
Penilaian kelompok kecil mempunyai dua maksud. Pertama adalah menentukan
keefektifan perubahan yang telah dibuat menyusul dilangsungkannya penilaian satu-
satu dan mengenali masalah-masalah belajar yang masih ada yang mungkin dialami
siswa. Maksud kedua adalah menentukan apakaha siswa dapat menggunakan
pengajaran itu tanpa adanya interaksi dengan guru.
Setelah anda merevisi material atas dasar keterangan yang diperoleh dari
penilaian seorang-seorang, kemudian anda memilih kelompok yang teridiri atas 8-20
orang siswa untuk keperluan melaksanakan penilaian kelompok kecil itu. Jika
banyaknya siswa kurang dari 8 maka data yang anda peroleh barangkali tidak
mencerminkan keadaan populasi sasaran. Sebaliknya, jika anda memperoleh data
mengenai lebih dari pada 20 orang, anda mempunyai keterangan lebih dari yang anda
perlukan, dan bahwa data dari siswa-siswa selebihnya tidak memberikan kepada anda
keterangan tambahan yang penting.
Kalau populasi sasaran anda homogen, subkelompok ini tidak ada masalah.
Tetapi kalau populasi sasaran itu heterogen, perancang perlu mempertimbangkan untuk
memasukkan wakil-wakil dari tiap subkelompok itu ke dalam sampel kelompok kecil
tersebut. Perlu juga diperhatikan bahwa kalau tahap ini dinamakan dengan penilaian
kelompok kecil, isitilah itu merujuk kebanyakan siswa dan bukan latar dari mana para
siswa sebenarnya menggunakan material itu.
Prosedur pokok yang digunakan dalam penilaian kelompok kecil itu berbeda
sekali dengan seorang-seorang. Penilai (guru) mulai dengan menjelaskan bahwa bahan
pengajaran tersebut masih dalam tahap formatif dari usaha pengembangan dan bahwa
perlu memperoleh perbaikan mengenai cara-cara bagaimana membuatnya lebih baik.
Kemudian guru menjalankan material itu menurut cara-cara yang sesuai dengan
maksud penggunannya seperti kalau sudah dalam bentuk final.
Ada langkah tambahan yang ditempuh dalam pelaksanaan kelompok kecil yaitu
pemberian angket sikap dan, jika mungkin membahas secara mendalam bersama
beberapa siswa dalam kelompok itu. Maksud utama mendapatkan reaksi siswa
terhadap pengajaran, disamping data yang didapat dari pertanyaan-pertanyaan
mengenai sikap siswa dalam tes sisipan ialah untuk mengetahui, dari penglihatan
mereka, kelemahan dan kekuatan pelaksanaan siasat pengajaran.
Uji coba lapangan (field trial)
Dalam mengambil tempat untuk penilaian lapangan ada kemungkinan anda
menjumpai salah satu keadaan ini. Pertama, jika material diujicobakan dalam kelas yang
biasanya menggunakan kelompok besar dan berlaku penyeragaman kecepatan belajar,
maka bagi para siswanya, menggunakan bahan pengajaran swa-belajar ini merupakan
barang sangat baru dan pengalaman yang berbeda. Sangat penting untuk meletakkan
4. BAHRUR ROSYIDI | DESIGNING AND CONDUCTING FORMATIVE EVALUATIONS 4
landasan kerja bagi prosedur baru itu dengan jalan menjelaskan kepada para siswa
bagaimana material akan digunakan dan bagaimana itu berlainan dari pengajaran yang
telah biasa mereka alami. Kemungkinannya ialah anda akan mendapatkan peningkatan
minat, peningkatan unjuk kerja, semata-mata karena berubahnya pola pengajaran kelas
yang sudah umum. Kedua, jika bahan diujicobakan dalam kelas yang menerapkan
pengajaran perseorangan, mungkin sangat sulit memperoleh kelompok murid yang
cukup besar yang akan siap bagi bahan pengajaran anda karena para siswa akan
terpencar-pencar dalam bahan yang sedang mereka pelajari. Untuk keperluan uji coba
lapangan ini anda perlu mempunyai satu kelompok dari kira-kira 30 orang. Lagi,
kelompok tersebut harus dipilih dengan ketentuan yang pasti bahwa itu mewakili
populasi sasaran yang dimaksudkan
Evaluasi formatif dalam konteks kinerja
Kita telah membahas tiga tahap evaluasi formatif yang berfokus pada
pengumpulan informasi dan data tentang kinerja pelajar dan sikap terhadap instruksi.
konteks perubahan instruksi dalam setiap fase dari suasana informal di satu-ke-satu
percobaan dengan konteks pembelajaran yang sebenarnya dalam uji coba lapangan,
tetapi pertanyaannya tetap apakah pelajar dapat menggunakan keterampilan baru.
Proses yang akan kita jelaskan berikutnya untuk melakukan evaluasi formatif dalam
konteks kinerja dapat digunakan setelah salah satu dari tiga tahap pembelajaran-
konteks evaluasi formatif.
Penilaian formatif bahan yang dipilih
Tiga tahap penilaian formatif yang diuraikan sebelumnya sama sekali tidak bisa
diterapkan bila yang dimiliki instruktur untukdiuji cobakan terhadap sekelompok siswa
ialah material yang diambil dari yang sudah ada. Kalau digunakan bahan yang sudah
ada, perubahan-perubahan yang dibuat sebagai hasil dari penilaian seorang-seorang
dan kelompok kecil, misalnya perubahan redaksi dan isi material, umumnya tidak
dilakukan. Cara ini dihindari bukan karena tidak membawa hasil dalam memperbaiki
pengajaran, melainkan karena dalam kenyataannya guru yang memilih menggunakan
material yang sudah ada itu jarang-jarang mempunyai waktu ataupun sumber untuk
mengerjakan tahap ini. Karena itu, pengajar perlu terus saja langsung ke uji coba
lapangan dengan sekelompok siswa. Maksud utama penilaian formatif terhadap material
yang sudah ada ialah menentukan apakah material itu efektif bagi populasi tertentu atau
dalam latar lingkungan khusus, dan mengenali cara-cara bagaimana melakukan
penambahan atau penghapusan dari bahan ataupun membuat perubahan dalam
prosedur pengajaran untuk meningkatkan keefektifan bahan tersebut. Karena itu
prosedur penilaian formatif untuk bahan-bahan terpilih banyak sekali miripnya dengan
prosedur yang digunakan dalam uji coba lapangan.
Penilaian formatif pengajaran sajian guru
Jika pengajar berencana menyampaikan pengajaran menuruti suatu siasat dan
seperangkat diktat ceramah mengajar, maksud diadakannya penilaian formatif banyak
5. BAHRUR ROSYIDI | DESIGNING AND CONDUCTING FORMATIVE EVALUATIONS 5
kesamaan dengan maksud penilaian formatif terhadap material pengajaran independen:
menentukan apakah pengajaran itu efektif dan bagaimana menyempurnakanya lebih
lanjut. Sekali lagi penilaian formatif suatu rencana pengajaran itu hampir sama dengan
penilaian tahap uji lapangan untuk material pengajaran. Kemungkinannya ialah bahwa
dalam hal ini ada waktu sedikit saja untuk melakuan penilaian seorang-seorang atau
apalagi kelompok kecil terhadap rencana pelajaran secara keseluruhan, dan keduanya
biasanya sedikit manfaatnya.
Dalam penyiapan uji lapangan untuk pengajaran sajian guru, guru perlu
memperhatikan tingkah laku masukan, pengetahuan pra tes, pengetahuan pasca tes
dan sikap siswa. Disamping itu instruktur mempunyai kedudukan yang khas untuk
memberikan latihan interaktif dan balikan. Latihan interaktif dan balikan mesti
dimasukkan ke dalam rencana pengajaran, dan itu akan memberikan kepada para siswa
kesempatan untuk menampilkan keterampilan-keterampilan yang sudah dikuasainya.
Bentuk latihan ketika pengajaran yang sedang berlangsung dan assesmen ini dapat
diberikan dalam satu format. Pengajar bisa menyampaikannya secara lisan kepada
siswa dan mencatat unjuk kerja siswa, atau pengajar bisa membagi-bagikan secara
berkala berbagai bahan cetak berisi latihan dan balikan selama berlangsungnya
pelajaran. Pendekatan yang kemudian ini memberikan bukti yang konkrit mengenai
belajarnya siswa selama berlangsungnya pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Dick Walter, Carey Lou dan Carey James. 2001. The Systematic Design Of
Instruction. Addison-Wesley Educational Publishers. New York.