Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
_Lampiran Merancang Modul Projek SD Fase C (Bangunlah Jiwa dan Raganya).pdf
1. Cegah dan Pahami
Kekerasan Seksual
di Sekolah!
Panduan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Tema: Bangunlah Jiwa dan Raganya - SD (Fase C)
Oleh: Sari Trisnaningsih
Modul projek ini dibuat lebih rinci, memuat tambahan-tambahan komponen serta keterangan, dengan tujuan sebagai bahan belajar guru.
2. Relevansi Projek Ini Bagi Sekolah dan Semua Guru Mata Pelajaran
Murid-murid saat ini tumbuh di dunia yang semakin kompleks yang menghadirkan banyak hal positif dan peluang, tetapi juga tantangan
dan risiko. Salah satunya adalahkekerasan seksual yang tetap menjadi bagian yang tidak menguntungkan yang mempengaruhi
pengalaman pendidikan jutaan murid, baik laki-laki maupun perempuan.
Pada tahun 2021, data kekerasan nasional yang tercatat oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia mencapai 25.210 kasus, dimana hampir 50% diantaranya merupakan kekerasan seksual. Selain itu, hasil asesmen nasional
yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi juga menemukan bahwa tingginya potensi insiden
kekerasan seksual di satuan pendidikan memerlukan perhatian khusus.
Oleh karena itu, sudah waktunya untuk menyoroti masalah kekerasan seksual dengan cara memberikan tantangan kepada para guru
untuk mengatasi masalah kekerasan seksual yang berkelanjutan di sekolah.
Melalui projek ini, sekolah dapat memfasilitasi dan mengasah keterampilan murid-murid sebagai generasi muda dalam memahami apa
itu kekerasan seksual bagaimana meminimalkan risiko terjadinya kekerasan seksual dan apa yang harus dilakukan ketika hal itu terjadi
atau diduga telah terjadi.
3. Tujuan, Alur, dan Target Pencapaian
Projek “Cegah dan Pahami Kekerasan Seksual di Sekolah” dalam tema “Bangunlah Jiwa dan Raganya” memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada murid
tentang kekerasan seksual sebagai upaya mengurangi kejadian kekerasan seksual, mendorong murid yang mengalami kekerasan seksual untuk mendapatkan
bantuan dengan melaporkan kepada orang dewasa, mempromosikan perilaku hormat dengan teman sebaya dan membantu teman yang mengalami kekerasan
seksual.
Melalui projek “Cegah dan Pahami Kekerasan Seksual di Sekolah” ini, murid akan diajak untuk merancang kampanye yang berfokus untuk mencegah dan
menghadapi kekerasan seksual di sekolah. Murid akan diajak untuk melakukan projek beberapa tahapan projek seperti tahap pengenalan, tahap
kontekstualisasi, tahap aksi, dan tahap refleksi dan tindak lanjut. Pertama, murid akan diajak untuk memulai projek dengan tahap pengenalan untuk
mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai kekerasan seksual serta perilaku-perilaku yang menjurus pada kekerasan seksual. Selanjutnya adalah
tahap kontekstualisasi, dimana secara khusus murid akan diajak untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk kekerasan seksual serta potensi korban dan pelaku
kekerasan seksual. Selain itu, murid akan diberikan pemahaman mengenai perilaku hormat terhadap batasan masing-masing individu dan membantu teman
yang mengalami kekerasan seksual. Dalam tahap aksi, murid akan fokus pada aktivitas untuk mencari referensi dan data secara mandiri terkait upaya
mencegah dan menghadapi kekerasan seksual di sekolah. Selanjutnya murid dapat tuangkan ke dalam rancangan kampanye mereka. Tahap refleksi & tindak
lanjut akan menampilkan hasil kerja murid selama projek ini dan akan dipublikasikan. Kemudian di akhir pelaksanaan projek, murid juga akan diajak untuk
mengevaluasi aksi yang sudah dilakukan agar dapat membuatnya menjadi lebih berkelanjutan.
Melalui projek ini, murid diharapkan akan mengembangkan tiga dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu bergotong-royong, bernalar kritis dan kreatif.
4. Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Memulai Projek
Latar belakang yang kuat dalam pengetahuan dan pemahaman tentang kekerasan seksual serta pencegahan kekerasan dapat membantu meningkatkan
kenyamanan guru dalam membicarakan masalah ini kepada murid. Namun, guru perlu memiliki dan kemudian menunjukkan rasa nyaman dan aman dalam menyikapi
masalah tersebut. Seringkali, murid dapat merasakan ketidaknyamanan atau rasa malu, yang dapat membuat suasana kelas menjadi kaku dan menghambat
pertumbuhan dan pembelajaran. Ini dapat membantu menciptakan suasana iklim santai di kelas, yang akan memudahkan untuk memfasilitasi pembelajaran
dengan tema ini.
Selain itu, guru perlu mengingat untuk berperilaku:
● Hindari melakukan konfrontasi secara langsung, misalnya guru terlalu menunjukkan sikap agresif.
● Selalu bersikap netral dengan tidak memihak.
● Selalu tetap tenang, menggunakan suara yang menenangkan dan tenang.
● Cobalah untuk tidak menarik perhatian negatif kepada seorang murid di depan seluruh kelas, terutama ketika murid menceritakan masalah pribadi untuk
menjaga privasi dan kerahasiaan.
● Diskusikan beberapa aturan yang harus dipatuhi itu di setiap kelas.
● Pelajari beberapa modul terkait kekerasan seksual seperti pada folder berikut ini, https://tinyurl.com/ReferensiKekerasanSeksual
Kekerasan seksual dapat dan memang terjadi di antara teman sebaya. Sangat penting untuk sadar dan siap merespon murid yang mengalami kekerasan seksual
dalam hidupnya. Guru harus menyadari bahwa kekerasan seksual dapat terjadi pada siapa saja. Kekerasan seksual bisa terjadi antara laki-laki ke laki-laki,
perempuan ke laki-laki, laki-laki ke perempuan atau perempuan ke perempuan, sehingga perlu membawa konteks ini dalam pembelajaran, misalnya dengan
memberikan contoh-contoh yang beriimbang. Guru juga perlu menghindari perilaku tidak pantas untuk mendorong murid untuk membicarakan masalah pribadi
yang intim di kelas.
Guru dan satuan pendidikan dapat menjadikan panduan ini sebagai acuan, dimana guru dan satuan pendidikan juga memiliki kebebasan untuk melakukan
modifikasi menyesuaikan dengan kebutuhannya. Misalnya, guru dan satuan pendidikan dapat menyesuaikan jumlah aktivitas atau alokasi waktu sesuai dengan
kebutuhan murid dan kalender akademik. Selain itu, tahapan aktivitas dan materi di dalamnya, juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan guru dan satuan
pendidikan. Guru diharapkan untuk selalu menyarankan murid untuk mengumpulkan dan menyimpan setiap hasil kerja dalam satu kesatuan agar bisa digunakan
sebagai referensi yang membantu proses pembelajaran di setiap tahapan. Selain itu, juga bisa digunakan sebagai portofolio pembelajaran murid yang dapat
membantu guru dalam melakukan asesmen, baik formatif maupun sumatif.
Satuan pendidikan dan seluruh warga di dalamnya diharapkan selalu berkomitmen untuk berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan projek ini. Kemudian satuan
pendidikan juga diharapkan berperan aktif untuk memfasilitasi jalannya projek.
5. Tahap Pengenalan Tahapan Kontekstualisasi Tahapan Aksi
Tahapan Refleksi &
Tindak Lanjuti
Tahapan dalam Projek
Apa itu kekerasan
seksual? (2JP)
Kekerasan Seksual
di sekitar kita (2JP)
1
2
Kekerasan Seksual,
bukan ya? (2JP)
3
Apa saja ya bentuk
kekerasan seksual? (2JP)
Waspada! Kekerasan Seksual
bisa terjadi kepada siapapun
lho! (2JP)
4
5
Apa yang kamu rasakan?
(2JP)
6
Stop..Jangan melewati
garis pembatas ya! (2JP)
7
Kampanye Cegah
Kekerasan Seksual di
Sekolah. (4JP)
Evaluasi Kegiatan (3JP)
12
13
Riset Mandiri #1
Stop Kekerasan Seksual di
Sekolah! (6JP)
Riset Mandiri #2
Hadapi Kekerasan Seksual (6JP)
8
9
Ayo Tanyakan pada
Ahlinya! (4JP)
10
Desain Kampanye
Terbaikmu! (4JP)
11
6. Dimensi, Elemen, dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila
Dimensi Sub-Elemen Elemen
Target Pencapaian di Akhir Fase C
(SD ) Aktivitas Terkait
Bergotong -
royong
Tanggap terhadap
lingkungan sosial
Kepedulian Tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai dengan
tuntutan peran sosialnya dan menjaga keselarasan
dalam berelasi dengan orang lain.
1,2,3,4,5,6,7,8,8,10,11,12,13
Bernalar Kritis Mengidentifikasi,
mengklarifikasi, dan
mengolah informasi dan
gagasan
Memperoleh dan
memproses
informasi dan
gagasan
Mengumpulkan, mengklasifikasikan, membandingkan,
dan memilih informasi dari berbagai sumber, serta
memperjelas informasi dengan bimbingan orang
dewasa.
1,2,3,4,5,6,7,8,8,10,11,12,13
Kreatif Menghasilkan
karya dan
tindakan yang
orisinal
Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau
perasaannya sesuai dengan minat dan kesukaannya
dalam bentuk karya dan/atau tindakan serta
mengapresiasi dan mengkritik karya dan tindakan yang
dihasilkan
1,2,3,4,5,6,7,8,8,10,11,12,13
7. Perkembangan Sub-elemen Antarfase
Sub-Elemen Mulai Berkembang Berkembang Mahir Sangat Mahir
Tanggap terhadap
lingkungan sosial
Peka dan mengapresiasi
orang-orang di lingkungan sekitar,
kemudian melakukan tindakan
sederhana untuk
mengungkapkannya.
Peka dan mengapresiasi
orang-orang di lingkungan sekitar,
kemudian melakukan tindakan
untuk menjaga keselarasan dalam
berelasi dengan orang lain
Tanggap terhadap lingkungan
sosial sesuai dengan tuntutan
peran sosialnya dan menjaga
keselarasan dalam berelasi
dengan orang lain.
Tanggap terhadap lingkungan
sosial sesuai dengan tuntutan
peran sosialnya dan
berkontribusi sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Mengidentifikasi,
mengklarifikasi, dan
mengolah informasi
dan gagasan
Mengidentifikasi dan mengolah
informasi dan gagasan
Mengumpulkan,
mengklasifikasikan,
membandingkan dan memilih
informasi dan gagasan dari
berbagai sumber.
Mengumpulkan,
mengklasifikasikan,
membandingkan, dan memilih
informasi dari berbagai sumber,
serta memperjelas informasi
dengan bimbingan orang
dewasa.
Mengidentifikasi, mengklarifikasi,
dan menganalisis informasi yang
relevan serta memprioritaskan
beberapa gagasan tertentu.
Menghasilkan karya
dan tindakan yang
orisinal
Mengeksplorasi dan
mengekspresikan pikiran dan/atau
perasaannya dalam bentuk karya
dan/atau tindakan serta
mengapresiasi karya dan tindakan
yang dihasilkan
Mengeksplorasi dan
mengekspresikan pikiran
dan/atau perasaannya sesuai
dengan minat dan kesukaannya
dalam bentuk karya dan/atau
tindakan serta mengapresiasi
karya dan tindakan yang
dihasilkan
Mengeksplorasi dan
mengekspresikan pikiran
dan/atau perasaannya sesuai
dengan minat dan kesukaannya
dalam bentuk karya dan/atau
tindakan serta mengapresiasi
dan mengkritik karya dan
tindakan yang dihasilkan
Mengeksplorasi dan
mengekspresikan pikiran
dan/atau perasaannya sesuai
dengan minat dan kesukaannya
dalam bentuk karya dan/atau
tindakan serta mengapresiasi,
mengkritik, dan mengevaluasi
karya dan tindakan yang
dihasilkan serta mempertimban
kan dampaknya bagi orang lain
9. Apa itu kekerasan seksual?
Kekerasan Seksual
di sekitar kita
Tahap Pengenalan 1
2
Kekerasan Seksual, bukan ya?
3
2
3
10. Tujuan:
● Memahami definisi
kekerasan seksual
Aktivitas 1 Pembukaan:
● Guru menjelaskan tema, topik dan tujuan dari projek yang akan dilaksanakan selama beberapa minggu
ke depan.
● Guru bersama dengan murid membuat kesepakatan belajar termasuk tugas-tugas yang akan
dilaksanakan dan proses belajar yang akan dilakukan, dan hal-hal yang berhubungan dengan persiapan
pelaksanaan projek, sehingga murid dapat memiliki gambaran secara utuh dan dapat terlibat secara
aktif dalam aktivitas yang akan dilakukan pada projek.
● Guru memberikan pre-test untuk mendapatkan gambaran tentang pengetahuan awal murid.
Pelaksanaan:
● Guru melakukan diskusi terbuka dengan melemparkan pertanyaan pemantik kepada murid
apakah mereka pernah mendengar kata “kekerasan”.
● Guru menuliskan ide utama dari jawaban-jawaban murid di papan tulis/ papan tulis virtual.
Setelah itu guru menampilkan definisi “kekerasan” dengan menggaris bawahi kata-kata kunci
yang ada didefinisi yang ditampilkan.
● Kemudian, guru mengajak murid untuk berdiskusi mengenai apa itu kekerasan seksual, serta
contoh-contoh kekerasan seksual.
● Guru meminta beberapa murid untuk menyampaikan pendapatnya.
● Guru mengelaborasikan jawaban-jawaban yang komprehensif sehingga murid mendapatkan
pemahaman tentang apa itu kekerasan seksual dan bentuk-bentuk dari tindakan tersebut.
Penutup
● Guru meminta beberapa murid untuk menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan.
Apa itu kekerasan
seksual?
Bahan:
Alat tulis; lembar kerja
Durasi: 2JP
11. Berikut merupakan
contoh format yang
dapat digunakan untuk
diskusi. Format ini
menggunakan media
pencatat diskusi seperti
Google Jamboard
(daring) atau papan
tulis (luring) dengan
memakai kertas
flipchart/ kertas tempel
(sticky note)
12. Berikut merupakan
contoh format yang
dapat digunakan untuk
rubrik penilaian
asesmen awal
pembelajaran.
Mulai berkembang Sudah berkembang Mahir Sangat Mahir
Pengetahuan tentang
Kekerasan Seksual
Pengetahuan masih
berupa curah
pendapat dan
informasi yang belum
akurat dan belum
beraturan
Pengetahuan masih
berupa informasi yang
sedikit relevan tetapi
masih belum
beraturan
Pengetahuan berupa
informasi yang relevan
dan akurat serta
sudah tersusun
dengan jelas dan
beraturan
Pengetahuan berupa
informasi yang
relevan, akurat , dan
tersusun secara
beraturan serta telah
memiliki gagasan-
gagasan baru
Pengetahuan tentang
Kekerasan Seksual
di lingkungan sekitar
Pengetahuan di
lingkungan sekitar
berupa curah
pendapat dan
informasi yang belum
akurat dan belum
beraturan
Pengetahuan di
lingkungan sekitar
masih berupa
informasi yang sedikit
relevan tetapi masih
belum beraturan
Pengetahuan di
lingkungan sekitar
berupa informasi yang
relevan dan akurat
serta sudah tersusun
dengan jelas dan
beraturan
Pengetahuan di
lingkungan sekitar
berupa informasi yang
relevan, akurat , dan
tersusun secara
beraturan serta telah
memiliki
gagasan-gagasan
baru
13. Tujuan:
● Meningkatkan pemahaman
mengenai kekerasan seksual
Aktivitas 2 Pembukaan:
● Guru membuka kelas dengan melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya, dan kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
● Guru memberikan instruksi mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Pelaksanaan:
● Guru memutarkan video pembelajaran yang membahas mengenai kekerasan seksual, atau
guru dapat memutarkan video pembelajaran sesuai kebutuhan. Setelah video pembelajaran
selesai diputar, guru dapat mengajak murid untuk menulis refleksi pembelajaran berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan (terlampir).
● Guru meminta beberapa murid untuk menyampaikan hasil refleksinya di depan kelas dan
meminta murid lainnya untuk memberikan tanggapannya.
Penutup
● Guru mengajak murid-murid untuk menyampaikan kesimpulan mengenai kegiatan yang sudah
dilakukan.
● Guru mengumpulkan hasil refleksi murid-murid sebagai acuan guru untuk rancangan kegiatan
berikutnya.
Kekerasan Seksual
pada Anak-Anak
Bahan:
Video pembelajaran mengenai
kekerasan seksual, khususnya pada
anak-anak. Misalnya:
https://www.youtube.com/watch?v
=NiE6vRQQz7U
Durasi: 2JP
14. Berikut merupakan
contoh pertanyaan
yang dapat digunakan
untuk refleksi. Format
ini menggunakan pdf
atau google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja.
15. Tujuan:
● Mengidentifikasi perilaku
kekerasan seksual
Aktivitas 3 Pembukaan:
● Guru membuka kelas dengan melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya, dan kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
● Guru memberikan instruksi mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Pelaksanaan:
● Guru membagi murid-murid ke dalam kelompok kecil untuk melakukan diskusi.
● Guru membagikan tiga kartu kepada setiap kelompok: merah, kuning, dan hijau.
● Guru menyediakan beberapa skenario (dapat dibacakan guru di depan kelas atau dapat ditampilkan
melalui proyektor atau dapat dibagikan melalui selembaran).
● Guru meminta murid untuk memilih situasi yang dijelaskan dalam setiap skenario menggunakan kartu
yang sudah diberikan, misalnya:
○ Kekerasan seksual = kartu merah
○ Tindakan kekerasan (bentuk lainnya) = kartu kuning
○ Hormat = kartu hijau
● Untuk setiap skenario, guru meminta murid untuk menjelaskan mengapa mereka memilih kartu tersebut
ke dalam lembar kerja yang diberikan (terlampir).
Penutup
● Guru mengajak murid-murid untuk menyampaikan kesimpulan mengenai kegiatan yang sudah dilakukan.
● Guru mengumpulkan hasil refleksi murid-murid sebagai acuan guru untuk rancangan kegiatan
berikutnya.
Kekerasan Seksual,
bukan ya?
Bahan:
Lembar kerja;
Kartu berwarna merah, kuning &
hijau; Skenario cerita.
Durasi: 2JP
16. Berikut merupakan
contoh format lembar
kerja kelompok yang
dapat digunakan untuk
kegiatan ini. Format ini
menggunakan pdf atau
google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja.
17. Berikut merupakan
contoh skenario yang
dapat digunakan.
Skenario ini dapat
diberikan kepada
murid menggunakan
pdf atau google doc/
slides (luring) dengan
memakai kertas
lembar kerja.
(1/4)
Skenario #1
Cita dan Shana pergi ke pesta ulang tahun Monica di akhir
pekan. Ketika mereka kembali ke sekolah pada hari Senin,
mereka menyebarkan desas-desus kepada semua orang
bahwa Monica mencium tiga anak laki-laki yang berbeda di
pestanya.
Apakah itu kekerasan seksual? Mengapa atau mengapa
tidak?
Skenario #2
Ana adalah salah satu atlet terbaik di kelas 5. Tapi ketika
dia bermain sepak bola, beberapa anak laki-laki menggoda
tentang bentuk dadanya. Ana merasa semua orang pasti
menatap dan menertawakannya dan dia tidak ingin
berolahraga lagi.
Apakah itu kekerasan seksual? Mengapa atau mengapa
tidak?
Pembahasan:
Desas-desus yang Cita dan Shana
ceritakan tentang Monica bersifat seksual
karena mereka sedang berbicara tentang
anak laki-lakinya yang berciuman.
Pembahasan:
Komentarnya bersifat seksual karena
laki-laki sedang berbicara tentang area
pribadi tubuh Ana.
18. Berikut merupakan
contoh skenario yang
dapat digunakan.
Skenario ini dapat
diberikan kepada
murid menggunakan
pdf atau google doc/
slides (luring) dengan
memakai kertas
lembar kerja.
Skenario #3
Tio dan Jaka berada di kelas sains menggambar gambar
seksual dan tertawa. Alika merasa tidak nyaman dan
meminta mereka untuk berhenti. Namun, anak laki-laki
terus menggambar gambar organ intim dan tulis nama
Alika di bawahnya.
Apakah itu kekerasan seksual? Mengapa atau mengapa
tidak?
Skenario #4
Suatu hari di sekolah, Tania sedang menggunakan kamar
mandi. Ketika dia keluar dari toilet, dia melihat 3 gadis
berlari keluar dari kamar mandi, tertawa. Tania melihat
bahwa seseorang telah menulis komentar seksual tentang
dia di dinding kamar mandi.
Apakah itu kekerasan seksual? Mengapa atau mengapa
tidak?
Pembahasan:
Gambar-gambar tersebut dianggap
sebagai kekerasan seksual karena bersifat
seksual dan membuat Alika merasa tidak
nyaman.
Pembahasan:
Grafiti dianggap kekerasan seksual karena
komentarnya bersifat seksual.3
(2/4)
19. Berikut merupakan
contoh skenario yang
dapat digunakan.
Skenario ini dapat
diberikan kepada
murid menggunakan
pdf atau google doc/
slides (luring) dengan
memakai kertas
lembar kerja.
Skenario #5
Brian naik bus ke sekolah bersama teman-temannya.
Mereka semua tertawa dan bercanda, saling dorong dan
dorong. Brian turun dari bus dan mulai berjalan ke sekolah
ketika murid lain muncul di belakangnya dan menarik
celananya ke bawah.
Apakah itu kekerasan seksual? Mengapa atau mengapa
tidak?
Skenario #6
Sindy menyukai Rio, seorang anak laki-laki di kelasnya.
Setiap kali Sindy melihat Rio di kantin, dia berlari ke
dia dan memberinya pelukan dan ciuman. Rio telah
meminta Sindy untuk berhenti tetapi dia tidak
mendengarkan.
Apakah itu kekerasa seksual? Mengapa atau mengapa
tidak?
Pembahasan:
Menarik ke bawah celana Brian adalah
kekerasan seksual karena melibatkan
menyentuh dan mengekspos area pribadi
tubuh Brian.
Pembahasan:
Sindy memberi Rio pelukan dan ciuman
yang tidak diinginkan Itu adalah
kekerasan seksual karena Rio telah
meminta Sindy untuk berhenti dan dia
tidak mendengarkan.
(3/4) Referensi skenario:
Pennsylvania Coalition Against Rape (PCAR). 2009. Sexual Harassment Prevention in the Schools: A Facilitator’s Manual and Curriculum
for Grades 1 through 12.
20. Berikut merupakan
contoh skenario yang
dapat digunakan.
Skenario ini dapat
diberikan kepada
murid menggunakan
pdf atau google doc/
slides (luring) dengan
memakai kertas
lembar kerja.
Skenario #7
Cita dan Lia serta beberapa murid perempuan sedang
berganti pakaian di toilet setelah berolahraga. Pakaian
dalam mereka terlihat membekas dari luar pakaian karena
berkeringat. Cita kemudian menarik tali baju dalam Lia dari
belakang dan melepaskannya dengan cepat. Lia tersentak,
lalu dengan sigap membalas hal yang sama kepada Cita.
Teman-teman lain juga saling melakukan hal serupa dan
tertawa.
Apakah itu kekerasan seksual? Mengapa atau mengapa
tidak?
Skenario #8
Indah dan Beno duduk bersebelahan saat perjalanan karya
wisata menggunakan bus. Saat semua istirahat, Indah
merasa tangan Miko terlalu dekat dengan daerah dada
Indah. Indah tidak berani membuka mata dan berusaha
menjauh. Kejadian ini berulang selama perjalanan dan
Indah merasa tidak nyaman.
Apakah itu kekerasan seksual? Mengapa atau mengapa
tidak?
Pembahasan:
Menarik tali baju sebenarnya melibatkan
menyentuh dan mengekspos area pribadi
tubuh, dan tindakan ini akan termasuk
dalam kekerasan seksual jika salah satu
individu yang terlibat ada yang merasa
tidak nyaman Oleh karena itu, yang
dilakukan Cita dan Lia belum termasuk
dalam kekerasan seksual karena dilakukan
dalam bentuk candaan dan keduanya
saling membalas satu sama lain, serta
keduanya tidak ada yang menunjukkan rasa
tidak nyaman..
Pembahasan:
Yang dilakukan Beno merupakan
kekerasan seksual jika Beno melakukan itu
secara sadar dan sengaja.
(4/4) Referensi skenario:
Pennsylvania Coalition Against Rape (PCAR). 2009. Sexual Harassment Prevention in the Schools: A Facilitator’s Manual and Curriculum
for Grades 1 through 12.
21. Apa saja ya bentuk kekerasan seksual?
Waspada! Kekerasan Seksual bisa terjadi
kepada siapapun lho!
Tahap Kontekstualisasi 4
5
Apa yang kamu rasakan?
6
Stop..Jangan melewati garis pembatas ya!
7
22. Tujuan:
● Mengidentifikasi bentuk-bentuk
kekerasan seksual baik secara lisan,
tulisan, dan tindakan
Aktivitas 4
Apa saja ya bentuk
kekerasan seksual?
Durasi: 2 JP
Pembukaan:
● Guru membuka kelas dengan melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya, dan kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
● Guru memberikan instruksi mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Pelaksanaan:
● Guru menampilkan video pembelajaran atau gambar atau dapat juga menggunakan skenario pada
aktivitas sebelumnya yang berisi mengenai salah satu bentuk kekerasan seksual yang dekat dengan
kehidupan sehari-hari (berikan tiga contoh yang memuat kekerasan seksual dalam bentuk lisan, tulisan
dan tindakan)
● Guru membuka diskusi dengan meminta murid menjelaskan apa yang terjadi pada video/ gambar/
skenario dan bagian mana yang menunjukkan kekerasan seksual.
● Guru menuliskan ide utama dari jawaban-jawaban murid di papan tulis/ papan tulis virtual. Setelah itu
guru menekankan bahwa kekerasan seksual dapat berupa tulisan, lisan, maupun tindakan.
● Kemudian, guru mengajak murid untuk berdiskusi secara berkelompok untuk membuat contoh
kekerasan seksual di bawah setiap kategori. Jika murid mengalami kesulitan dengan contoh, gunakan
skenario pada aktivitas sebelumnya untuk membantu murid menghasilkan contoh.
● Guru meminta beberapa murid untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dan meminta murid
lainnya untuk memberikan tanggapannya.
Penutup
● Guru mengajak murid-murid untuk menyampaikan kesimpulan mengenai kegiatan yang sudah dilakukan.
● Guru mengumpulkan hasil refleksi murid-murid sebagai acuan guru untuk rancangan kegiatan
berikutnya.
Bahan:
Video pembelajaran/ gambar/ skenario
mengenai bentuk kekerasan seksual, khususnya
pada anak-anak.
Misalnya,
https://www.youtube.com/watch?v=OxiwR2dRA-
w atau
https://www.youtube.com/watch?v=HKk-pbeW3
ic
https://tinyurl.com/ReferensiKekerasanSeksual
23. Berikut merupakan
contoh lembar kerja
yang dapat digunakan
untuk diskusi. Format ini
menggunakan pdf atau
google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja/ papan tulis &
sticky notes.
24. Berikut merupakan
contoh bentuk-bentuk
kekerasan seksual yang
dekat dengan
kehidupan anak-anak.
TULISAN LISAN TINDAKAN
● Catatan seksual
● Surat cinta obsesif
● Grafiti seksual – menulis
hal-hal seksual di dinding
kamar mandi, meja, loker,
buku teks, bus, dll.
● Gambar seksual
● Pesan seksual, obrolan, pesan
teks, dll
● Komentar tentang bagian tubuh
pribadi
● Desas-desus seksual – siapa
yang menyukai siapa; yang
punya pacar
● Permintaan seksual –
memberitahu seseorang bahwa
Anda menyukainya
berulang-ulang; meminta
seseorang untuk menjadi
anakmu/pacar setelah mereka
mengatakan "tidak"; bertanya /
memberi tahu seseorang apa
yang ingin Anda lakukan dengan
mereka secara seksual
● Pemanggilan nama seksual –
pelacur, ho, kata-kata apa pun
yang berhubungan dengan
menjadi “gay”, dll.
● Komentar seksual – sayang,
manis, sayang, sayang, “Kamu
seksi”, “Kamu seksi”, dll.
● Lelucon seksual
● Menyentuh/memegang
bagian pribadi tubuh
● Menekankan tubuh pada
seseorang
● Memojokkan
● Menarik pakaian ke atas, ke
bawah atau ke bawah
● Pelukan/ciuman yang tidak
diinginkan
● Gerakan seksual – setiap
gerakan seksual yang
dilakukan dengan tangan,
mulut, lidah, tubuh
● Menatap seksual –
menatap/memandang bagian
tubuh pribadi
Catatan: guru dapat menyesuaikan dengan konteks dan kebutuhan masing-masing.
25. Tujuan:
● Memahami bahwa siapapun
dapat dilecehkan secara
seksual dan siapapun
berpotensi melecehkan
seseorang secara seksual
Aktivitas 5
Waspada! Kekerasan
Seksual bisa terjadi
kepada siapapun lho!
Durasi: 2JP
Pembukaan:
● Guru membuka kelas dengan melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya, dan
kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
● Guru memberikan instruksi mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Pelaksanaan:
● Guru melakukan diskusi terbuka dengan melemparkan pertanyaan pemantik kepada murid mengenai siapa yang
dapat dilecehkan atau bahkan berpotensi melecehkan secara seksual? Anak laki-laki atau anak perempuan? Guru
meminta murid-murid untuk menyampaikan pendapatnya.
● Guru kemudian menampilkan video pembelajaran atau gambar atau dapat menggunakan skenario pada aktivitas
sebelumnya yang berisi mengenai salah satu bentuk kekerasan seksual yang dekat dengan kehidupan sehari-hari
atau dapat juga menggunakan hasil lembar kerja murid pada aktivitas sebelumnya mengenai bentuk-bentuk
kekerasan seksual.
● Guru mengajak murid untuk menulis refleksi pembelajaran berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah
disediakan (terlampir).
● Guru meminta beberapa murid untuk menyampaikan hasil refleksinya di depan kelas dan meminta murid lainnya
untuk memberikan tanggapannya.
● Guru menjelaskan bagaimana SIAPA PUN dapat dilecehkan secara seksual dan bagaimana SIAPA PUN berpotensi
melecehkan seseorang secara seksual, baik anak laki-laki maupun perempuan. Murid mungkin memiliki kesulitan
untuk mempercayai hal-hal ini terjadi, jadi ada baiknya untuk merujuk kembali ke contoh dan tanyakan apakah
seorang laki-laki/perempuan dapat melakukan ini pada laki-laki/perempuan lain.
Penutup
● Guru mengajak murid-murid untuk menyampaikan kesimpulan mengenai kegiatan yang sudah dilakukan.
● Guru mengumpulkan hasil refleksi murid-murid sebagai acuan guru untuk rancangan kegiatan berikutnya.
Bahan:
Video pembelajaran/ gambar/
skenario/ hasil lembar kerja murid
pada aktivitas sebelumnya
mengenai bentuk kekerasan seksual
26. Berikut merupakan
contoh pertanyaan
yang dapat digunakan
untuk refleksi. Format
ini menggunakan pdf
atau google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja.
27. Tujuan:
● Meningkatkan pemahaman
mengenai kekerasan seksual
melalui pengalaman di sekolah
Aktivitas 6 Pembukaan:
● Guru membuka kelas dengan melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya, dan
kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
● Guru memberikan instruksi mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Pelaksanaan:
● Guru melakukan diskusi terbuka dengan melemparkan pertanyaan pemantik kepada murid mengenai apa hal
menyenangkan yang baru saja mereka alami? Apa hal yang kurang menyenangkan yang baru saja mereka alami?
Bagaimana perasaan mereka? Guru meminta murid-murid untuk menyampaikan pendapatnya.
● Kemudian guru memberikan skenario cerita mengenai seorang anak yang mengalami kekerasan di sekolah. Guru
mengajak murid untuk berdiskusi secara berkelompok membahas tentang skenario yang diberikan (terlampir).
● Guru membagi waktu diskusi menjadi tiga periode, masing-masing periode terdiri dari diskusi kelompok untuk
menjawab satu pertanyaan kemudian diskusi kelas.
● Guru menghentikan diskusi kelompok sesuai dengan waktu yang diberikan untuk diskusi setiap pertanyaannya. Guru
meminta beberapa murid untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dan meminta murid lainnya untuk
memberikan tanggapannya. Guru mengulangi tahapan ini hingga semua pertanyaan diskusi terjawab.
Penutup
● Guru mengajak murid-murid untuk menyampaikan kesimpulan mengenai kegiatan yang sudah dilakukan.
● Guru mengumpulkan hasil refleksi murid-murid sebagai acuan guru untuk rancangan kegiatan berikutnya.
Apa yang kamu
rasakan?
Bahan:
Skenario pengalaman murid
mengenai kekerasan seksual di
lingkungan sekolah.
Durasi: 2JP
28. Berikut merupakan
contoh skenario yang
dapat digunakan.
Skenario ini dapat
diberikan kepada
murid menggunakan
pdf atau google doc/
slides (luring) dengan
memakai kertas
lembar kerja.
SKENARIO BAGIAN 1
Mira adalah murid kelas 5 di sebuah sekolah dasar. Pada saat itu, sekolah-sekolah
tidak memiliki kebijakan terkait kekerasan seksual untuk melindungi murid
“Kamu gadis yang baik”, kata seorang kakak kelas laki-laki kepada Mira, yang saat itu masih kelas
5. “Apakah kamu tahu apa yang tertulis tentangmu di dinding kamar mandi?”
Mira anak kelas 5 mencium anak kelas 6 yang namanya…..
Ini nomor telepon Mira 0857xxx.
Ini adalah beberapa hal yang tertulis di dinding kamar mandi anak laki-laki lantai 2.
Dua dinding ditutupi dengan kata-kata kotor tentang Mira. Orang-orang menyebutnya "Dinding
Mira". Ketika Mira mendengar ini, dia merasa hatinya tenggelam dalam kesedihan. Dia
sebenarnya menyukai sekolah, tetapi mulai saat itu dia mulai membencinya.
“Saya sangat terkejut ketika mengetahuinya,” kata Mira. “Rasanya seperti sebuah pisau besar
tertancap di perutku. Saya merasa benar-benar terinjak ketika orang-orang itu menulis dan
memikirkan hal-hal ini tentang saya, hal-hal yang sangat menjijikkan.”
Diskusi 1:
Menurut kamu bagaimana perasaan Mira?
Skenario dimodifikasi dari:
Pennsylvania Coalition Against Rape (PCAR). 2009. Sexual Harassment Prevention in the Schools: A Facilitator’s Manual and Curriculum
for Grades 1 through 12.
29. Berikut merupakan
contoh skenario yang
dapat digunakan.
Skenario ini dapat
diberikan kepada
murid menggunakan
pdf atau google doc/
slides (luring) dengan
memakai kertas
lembar kerja.
SKENARIO BAGIAN 2
Keesokan harinya, Mira tidak mau pergi ke sekolah walaupun Ibunya sudah mencoba
memanggilnya.
Dia menangis setiap hari. Dia takut untuk pergi ke kelas, dan kemudian dia akan menangis
kembali ketika dia sampai di rumah. Dia berpikir untuk membawa semprotan pembersih ke
sekolah tetapi takut jika dia melakukannya dan akan mendapat masalah karena pergi ke kamar
mandi anak laki-laki.
Gina, sahabat Mira, memperhatikan bahwa Mira menghindari teman-temannya. Ketika Gina
meminta Mira melakukan sesuatu dengan teman-teman, Mira akan mengatakan tidak karena dia
pikir semua orang membicarakannya. Dia terus bertanya-tanya apakah semua anak laki-laki di
sekolah telah membaca dinding, dan juga bertanya-tanya apa yang dipikirkan orang ketika
mereka mendengar namanya.
Mira memulai mengeluh sakit perut dan sakit kepala. Bagi Mira, ini adalah dua tahun terburuk
dalam hidupnya.
Diskusi 2:
Apa saja cara Mira bertindak ketika dia di sekolah atau di rumah?
Menurutmu bagaimana perilaku Mira terhadap teman dan keluarganya?
Hal-hal apa yang mungkin dilakukan Mira pada dirinya sendiri?
Skenario dimodifikasi dari:
Pennsylvania Coalition Against Rape (PCAR). 2009. Sexual Harassment Prevention in the Schools: A Facilitator’s Manual and Curriculum
for Grades 1 through 12.
30. Berikut merupakan
contoh skenario yang
dapat digunakan.
Skenario ini dapat
diberikan kepada
murid menggunakan
pdf atau google doc/
slides (luring) dengan
memakai kertas
lembar kerja.
SKENARIO BAGIAN 3
Mira akhirnya memberi tahu orang tuanya tentang kekerasan seksual itu. Mira dan orang tuanya
melaporkan ke kepala sekolah. Kepala sekolah mengatakan akan membersihkan dan mengecat kamar
mandi dan seharusnya sudah dapat mengatasi masalahnya.
Selama liburan sekolah, Mira mengira semua orang akan melupakan cerita, rumor, dan hal-hal buruk
lainnya dan mengira akan baik-baik saja. Namun, ketika sekolah dimulai pada semester berikutnya,,
para murid memanfaatkan dinding yang bersih untuk mulai menulis sesuatu dari awal lagi.
Mira kembali ke kepala sekolah untuk meminta bantuan. Kepala sekolah tidak tertarik untuk mencari
tahu siapa itu yang menulis tulisan-tulisan tersebut. Sebagai gantinya, dia memberitahu Mira bahwa
dia tidak bisa mengirim penjaga sekolah ke kamar mandi untuk membersihkannya setiap 2 menit dan
mengatakan bahwa Mira hanya harus menghadapinya.
Mira dan orang tuanya memutuskan tanggapan tersebut tidak cukup baik dan menuntut komite
sekolah. Kasus Mira akhirnya dibawa ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Akhirnya setelah
dua tahun, KPAI setuju dengan Mira dan mengatakan sekolah harus menjaga keamanan murid dan itu
termasuk melindungi mereka dari kekerasan seksual di sekolah.
Karena kasus Mira, sekarang sekolah diharuskan memiliki kebijakan kekerasan seksual untuk
melindungi murid.
Diskusi 3:
Apa pendapatmu mengenai cerita Mira?
Skenario dimodifikasi dari:
Pennsylvania Coalition Against Rape (PCAR). 2009. Sexual Harassment Prevention in the Schools: A Facilitator’s Manual and Curriculum
for Grades 1 through 12.
31. Berikut merupakan
contoh tambahan
pertanyaan -
pertanyaan untuk
skenario di atas. Guru
dapat menambahkan
atau mengurangi
pertanyaan -
pertanyaan diskusi
ini
PERTANYAAN TAMBAHAN:
1. Mengapa itu dianggap kekerasan seksual?
2. Bagaimana reaksi Mira? Bagaimana perasaan Mira? Mengapa?
3. Apakah menggoda sama untuk semua orang? Apakah kekerasan seksual sama untuk
semua orang?
4. Apa yang seharusnya dilakukan kepala sekolah?
5. Apa yang seharusnya dilakukan sekolah?
6. dst.
32. Tujuan:
● Menentukan batas dan
mengenali batasan
pribadi dan batasan
orang lain
Aktivitas 7 Pembukaan:
● Guru membuka kelas dengan melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya, dan kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
● Guru memberikan instruksi mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Pelaksanaan:
● Sebagai pemantik diskusi, guru mengajak murid-murid melakukan permainan Kesamaan/ Perbedaan
untuk menggambarkan bahwa setiap orang adalah unik. Guru meminta murid-murid mengikuti instruksi
yang diberikan guru. Berikut instruksinya:
○ Guru meminta murid-murid untuk berdiri.
○ Jika mereka suka membaca, angkat alat tulis mereka.
○ Jika mereka suka mendengarkan musik, duduk kembali
○ Jika mereka suka naik sepeda, angkat buku mereka di atas kepala.
○ dst . (instruksi dapat disesuaikan sesuai konteks dan kebutuhan pembelajaran)
● Guru kemudian meminta murid-murid melihat sekeliling mereka dan melihat berapa banyak murid lain
yang berdiri/ duduk/ mengangkat buku/ mengangkat alat tulis, dst.. Guru dapat melemparkan
pertanyaan, seperti:
○ Adakah yang sama dengan mereka?
○ Apakah mereka belajar sesuatu yang baru tentang seseorang?
● Guru perlu menekankan kepada murid bahwa setiap orang adalah unik. Menjadi unik berarti tidak ada
orang lain yang persis seperti mereka. Tetapi semua orang juga memiliki kesamaan: hal-hal yang Anda
sukai seperti ditunjukkan pada aktivitas sebelumnya.
Stop..Jangan
melewati garis
pembatas ya!
Bahan:
Alat tulis; lembar kerja
Durasi: 4JP
33. Aktivitas 7 ● Guru berdiskusi dengan murid apa arti rasa hormat bagi mereka dan mengapa penting untuk
memperlakukan orang lain dengan hormat.
● Guru mengajak murid memikirkan tentang kegiatan kesamaan/perbedaan sebelumnya, dengan
pertanyaan:
○ Apakah semua orang suka mendengarkan musik? Tapi, apakah semua orang menyukai jenis
musik yang sama?
○ Apakah kita berhak mengolok-olok seseorang atau menyakiti seseorang hanya karena mereka
berbeda?
● Guru memberikan lembar kerja “Lingkaran Batas” dan mengajak murid berdiskusi berbagai
batas-batas yang diberi label pada lembar dan bertukar pikiran beberapa contoh orang yang mungkin
kita izinkan untuk itu. Murid dapat membuat lingkaran batas sendiri dengan menuliskan nama minimal 3
orang yang mereka kenal pada berbagai kalangan. Beri murid beberapa ide untuk orang-orang yang
dapat mereka sertakan: berbagai anggota keluarga, guru, teman, tetangga, guru/pelatih, dll.
● Guru meminta beberapa murid untuk menyampaikan hasil refleksinya di depan kelas dan meminta
murid lainnya untuk memberikan tanggapannya. Setelah murid menyampaikan hasil refleksinya, guru
memberikan pertanyaan sebagai bahan diskusi selanjutnya, seperti:
○ Mengapa kamu memasukkan orang A di situ?
○ Apakah kamu memiliki batasan yang berbeda untuk orang yang berbeda? Mengapa?
○ Ini adalah batas kamu untuk orang ini hari ini. Bisakah batas berubah besok?
○ Hal-hal apa saja yang mungkin menjadi faktor dalam batas yang berubah itu?
○ Bagaimana jika kamu meminta orang A untuk berhenti dan mereka tidak mendengarkan. Apa
yang akan kamu lakukan? Mengapa kita melakukan hal-hal itu?
● Guru meminta murid memberikan pendapatnya satu sama lain.
Stop..Jangan
melewati garis
pembatas ya!
34. Aktivitas 7 Penutup
● Guru mengajak murid-murid untuk menyampaikan kesimpulan mengenai kegiatan yang sudah dilakukan.
● Guru mengumpulkan hasil refleksi murid-murid sebagai acuan guru untuk rancangan kegiatan
berikutnya.
● Guru menjelaskan mengenai aktivitas pada pertemuan selanjutnya.
Stop..Jangan
melewati garis
pembatas ya!
35. Berikut merupakan
contoh lembar kerja
yang dapat digunakan
untuk refleksi. Format
ini menggunakan pdf
atau google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja.
40. Riset Mandiri #1
Stop Kekerasan Seksual di Sekolah!
Riset Mandiri #2
Hadapi Kekerasan Seksual
Tahap Aksi 8
9
Ayo Tanyakan pada Ahlinya!
10
Desain Kampanye Terbaikmu!
11
41. Tujuan:
● Melakukan eksplorasi
langkah-langkah untuk
menghentikan kekerasan
seksual di sekolah
Aktivitas 8
Riset Mandiri #1
Stop Kekerasan
Seksual di Sekolah!
Bahan:
Alat tulis; lembar kerja
Pembukaan:
● Guru membuka kelas dengan melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya, dan
kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
● Guru memberikan instruksi mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Pelaksanaan:
● Guru membagi murid ke dalam kelompok kecil untuk melakukan persiapan melakukan
projek.
● Guru menyampaikan instruksi agar setiap kelompok mendesain kampanye mengenai cara
mencegah dan menghadapi kekerasan seksual di lingkungan sekolah. Murid-murid akan
melakukan riset terlebih dahulu, dimana hasil dari riset tersebut nantinya dapat
dikembangkan ke dalam bentuk karya untuk persiapan pameran dan kampanye.
● Guru mengajak murid-murid untuk menyusun daftar pertanyaan-pertanyaan yang belum
dapat terjawab atau isu/ masalah yang mereka temui saat melakukan riset.
Pertanyaan-pertanyaan dan isu/ masalah tersebut dapat disampaikan dan
dikonsultasikan kepada narasumber di aktivitas selanjutnya.
● Murid-murid kemudian diberikan lembar kerja yang harus diisi oleh setiap murid selama
proses pembuatan karya dilaksanakan. (terlampir)
Penutup
● Guru mengingatkan murid bahwa mereka akan membuat desain kampanye melalui
berbagai pilihan karya seperti infografis, poster, video, dll.
Durasi:
2 JP di Kelas
6 JP kerja Mandiri
42. Tujuan:
Aktivitas 8 Pelaksanaan:
● Murid bekerja secara mandiri bersama kelompok yang berfokus pada bagaimana kampanye
dapat efektif untuk mengatasi dan menghadapi kekerasan seksual. Murid-murid melakukan
riset, dimana hasil dari riset tersebut nantinya dapat dikembangkan ke dalam bentuk karya
untuk persiapan proyek pameran dan kampanye.
● Pada saat murid bekerja secara mandiri, guru akan lebih banyak berperan sebagai fasilitator
dalam menjalankan aksi yang dibuat. Kemudian guru juga akan melakukan pemeriksaan
kemajuan hasil akhir projek secara berkala untuk membantu murid dalam pengaturan waktu
● Guru mengajak murid-murid untuk menyusun daftar pertanyaan-pertanyaan yang belum
dapat terjawab atau isu/ masalah yang mereka temui saat melakukan riset.
Pertanyaan-pertanyaan dan isu/ masalah tersebut dapat disampaikan dan dikonsultasikan
kepada narasumber di aktivitas selanjutnya.
● Murid-murid kemudian diberikan lembar kerja yang harus diisi oleh setiap murid selama
proses pembuatan karya dilaksanakan. (terlampir)
● Guru mengingatkan murid bahwa mereka akan membuat desain kampanye melalui berbagai
pilihan karya seperti infografis, poster, video, dll.
Riset Mandiri #2
Hadapi Kekerasan
Seksual
Tujuan:
● Melakukan eksplorasi
langkah-langkah untuk
menghadapi kekerasan
seksual di sekolah
Bahan:
Alat tulis; lembar kerja
Durasi:
6 JP kerja Mandiri
43. Berikut merupakan
contoh lembar kerja
yang dapat digunakan
untuk
mendokumentasikan
proses projek.
Format ini
menggunakan pdf atau
google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja.
44. Berikut merupakan
contoh lembar kerja
yang dapat digunakan
untuk
mendokumentasikan
jurnal individu.
Format ini
menggunakan pdf atau
google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja.
45. Tujuan:
● Melakukan riset dan kolaborasi
mengenai langkah-langkah
pencegahan dan menghadapi
kekerasan seksual bersama
ahli
Aktivitas 10 Persiapan:
● Guru mencari narasumber yang dapat membantu dan berkolaborasi dengan murid.
● Referensi narasumber
1. Dokter
2. Psikolog anak
3. Aktivis Pencegahan Kekerasan pada Anak
4. Orang-orang dengan pengetahuan memadai di komunitas sekolah dan sekitarnya
yang masih sesuai/ relevan dengan tujuan.:
Pelaksanaan:
● Narasumber memberikan pemaparan materi mengenai cara mencegah dan menghadapi
kekerasan seksual pada anak.
● Guru mengajak murid untuk menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan
pada aktivitas sebelumnya.
● Setelah diskusi selesai, murid-murid mendapat kesempatan untuk konsultasi dengan
narasumber mengenai rancangan kampanye yang sedang dirancang. Murid-murid akan
mendapat saran dan masukan dari narasumber dan guru.
Penutup
● Guru mengingatkan murid bahwa mereka akan membuat desain kampanye melalui berbagai
pilihan karya seperti infografis, poster, video, dll.
Ayo Tanyakan pada
Ahlinya!
Bahan:
Alat tulis; lembar kerja
Durasi: 4JP
46. Tujuan:
● Melakukan aksi pembuatan
karya berupa desain
kampanye
Aktivitas 11 Pelaksanaan:
● Murid bekerja secara mandiri bersama kelompok.
● Selain berfokus untuk menyelesaikan masalah kekerasan yang dapat terjadi di lingkungan
sekolah,, guru juga perlu mengingatkan murid mengenai desain kampanye perlu berfokus pada
bagaimana kampanye dapat efektif untuk mencegah dan mengatasi masalah tersebut, dan
dapat terlihat estetika serta menarik bagi pengunjung. Selain itu, desain kampanye juga dapat
memuat sistem atau kebijakan sebagai bentuk usulan kepada satuan pendidikan, misalnya
sistem pelaporan atau pengaduan jika terjadi kekerasan seksual di sekolah atau sistem
pendidikan kesehatan reproduksi, dsb.
● Guru juga dapat menyarankan murid-murid untuk membuat kampanye dalam bentuk
infografis, poster, newspaper, video, dll menggunakan barang-barang bekas di sekitar mereka
atau menggunakan integrasi digital.
● Desain dan prototype jembatan yang telah dibuat akan ditampilkan pada hari kampanye
dilaksanakan.
● Pada saat murid bekerja secara mandiri, guru akan lebih banyak berperan sebagai fasilitator
dalam menjalankan aksi yang dibuat. Kemudian guru juga akan melakukan pemeriksaan
kemajuan hasil akhir projek secara berkala untuk membantu murid dalam pengaturan waktu
Desain Kampanye
Terbaikmu!
Bahan:
Gagdet/ gawai dan akses internet (jika
ada, minimal 1 kelompok terdapat 1);
dan kumpulan hasil diskusi & riset
mandiri kelompok serta alat dan bahan
pembuatan karya kampanye
Durasi:
6JP Kerja Mandiri
47. Kampanye Cegah Kekerasan Seksual di
Sekolah.
Evaluasi Kegiatan
Tahap Refleksi &
Tindak Lanjut
12
13
48. Tujuan:
● Mendorong murid melakukan aksi
nyata, menciptakan karya dari
pembelajaran yang telah
didapatkan, dan membagikannya
kepada komunitas.
Aktivitas 12 Pelaksanaan:
Pada proses pelaksanaan aktivitas berikut ini, terdapat dua pilihan kegiatan yang dapat
dilaksanakan yaitu daring dan luring
LURING
● Tempat pelaksanaan kampanye disediakan oleh satuan pendidikan.
● Setiap karya desain kampanye yang telah dibuat oleh murid dapat dipajang pada tempat yang telah
disepakati oleh satuan pendidikan.
● Pengunjung dapat terdiri dari warga satuan pendidikan maupun masyarakat umum, misalnya orangtua
murid dan anggota komunitas di sekitar sekolah. Pengunjung dipersilakan untuk berkeliling melihat
karya-karya kampanye yang tersedia.
● Setiap kelompok dapat berada di samping karyanya untuk bersiap-siap memberikan penjelasan atau
menjawab pertanyaan jika terdapat pengunjung yang ingin berdiskusi.
● Murid-murid juga dapat mengunggah karyanya melalui media sosial.
DARING
● Tempat pelaksanaan kampanye disediakan oleh satuan pendidikan, berupa ruang untuk melakukan
kampanye secara daring. Misalnya adalah aplikasi Padlet, Artsteps, dan aplikasi lainnya yang sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing satuan pendidikan.
● Pengunjung pameran karya dapat terdiri dari warga satuan pendidikan maupun masyarakat
umum, misalnya orangtua murid dan anggota komunitas di sekitar sekolah. Pengunjung diberikan tautan
untuk mengunjungi kampanye virtual.
● Murid-murid juga dapat mengunggah karyanya melalui media sosial.
Kampanye Cegah
Kekerasan Seksual di
Sekolah.
Bahan:
Hasil riset yang sudah diciptakan untuk
kampanye dalam bentuk infografis, poster,
artikel, video, dan sebagainya; Jurnal refleksi
individu; Aplikasi pameran daring
Durasi: 4JP
49. Berikut merupakan
contoh format yang
dapat digunakan untuk
rubrik penilaian sumatif.
Mulai berkembang Sudah berkembang Mahir Sangat Mahir
Perencanaan Perencanaan masih
berupa curah pendapat
dan ide-ide aksi yang
belum teratur
Perencanaan sudah
menunjukkan tujuan yang
jelas
Perencanaan yang jelas
sekaligus menunjukkan
tujuan dan lini masa yang
realistis/ logis
Perencanaan yang jelas
dan matang, dimana
menunjukkan tujuan,
tahapan, target
pencapaian serta lini masa
yang realistis/ logis
Pelaksanaan Aktivitas-aktivitas pada
pelaksanaan projek
masih bersifat sporadis
Aktivitas-aktivitas pada
pelaksanaan projek
bersifat runtut dan terlihat
adanya kerjasama
dengan meminta bantuan
pada pihak-pihak yang
sesuai. Namun masih
menunjukkan satu jalur
dalam menjalankan
rencana.
Aktivitas-aktivitas pada
pelaksanaan projek
bersifat runtut, namun
masih menunjukkan satu
jalur dalam menjalankan
rencana. Rencana
dilaksanakan dengan
proses yang
terkoordinasi.
Aktivitas-aktivitas pada
pelaksanaan projek
bersifat runtut dan sudah
menunjukkan jalur yang
berbeda dalam
menjalankan rencana.
Rencana dilaksanakan
dengan proses yang lebih
terkoordinasi, bervariasi
serta bekerja secara
adaptif.
Ketepatan
Sasaran
Belum menunjukkan
solusi/aksi yang
ditawarkan. Masih dalam
tahap identifikasi faktor
yang menyebabkan
permasalahan dan akibat
yang ditimbulkan.
Sudah menunjukkan
solusi/aksi yang
ditawarkan, namun
berupa ide yang masih di
permukaan
permasalahan dan/ atau
kurang realistis.
Sudah menunjukkan
solusi/aksi yang
ditawarkan menyasar
faktor-faktor yang terkait
serta memberikan
dampak positif yang
masih bersifat sementara
Sudah menunjukkan
solusi/aksi yang
ditawarkan menyasar inti
permasalahan yang terkait
serta memberikan dampak
positif dan realistis yang
bersifat
berkesinambungan
50. Tujuan:
● Melakukan evaluasi dan refleksi
terhadap proses dan hasil
pembelajaran yang telah
dilakukan.
Aktivitas 13 Pembukaan:
● Guru membuka kelas dengan melakukan refleksi apa yang sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya, dan
kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
● Guru memberikan instruksi mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Pelaksanaan:
● Guru membantu murid untuk mengevaluasi aksi yang telah dilakukan.
● Guru meminta murid berdiskusi dengan kelompoknya untuk melakukan evaluasi terhadap proyek yang telah dilakukan
menggunakan lembar evaluasi kelompok (terlampir).
● Kemudian, guru juga membimbing masing-masing murid untuk melakukan refleksi akhir (individu) melalui lembar
refleksi individu (terlampir).
● Guru dapat memberikan pertanyaan pemantik untuk membimbing proses evaluasi dan refleksi, misalnya:
○ Apa pencapaian terbesarku selama projek ini?
○ Apa pelajaran penting yang aku dapatkan dari projek ini?
○ Apa hal paling menyenangkan dalam di projek ini?
○ Apa hal yang paling tidak menyenangkan dalam projek ini?
○ Apa perubahan dalam diriku yang terjadi karena projek ini?
○ Apa yang ingin aku pelajari atau dalami lebih lanjut?
○ Jika aku mengulangi projek ini, apa yang akan aku lakukan berbeda?
Penutup
● Guru meminta beberapa murid untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.
● Guru kemudian memberikan kesimpulan pembelajaran serta memberikan apresiasi kepada murid-murid.
Evaluasi Kegiatan
Bahan:
Lembar refleksi guru; lembar evaluasi
kelompok; dan jurnal refleksi individu
Durasi: 2JP
51. Berikut merupakan
contoh lembar kerja
yang dapat digunakan
untuk refleksi individu.
Format ini
menggunakan pdf atau
google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja.
52. Berikut merupakan
contoh lembar kerja
yang dapat digunakan
untuk refleksi individu.
Format ini
menggunakan pdf atau
google doc/ slides
(luring) dengan
memakai kertas lembar
kerja.
53. Panduan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Tema: Bangunlah Jiwa dan Raganya - SD (Fase C)
Oleh: Sari Trisnaningsih