Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Koneksi Antar Materi Modul 3.3(Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid)_Mulhimayani, S.Pd. (1).pdf
1. Koneksi Antar Materi
Koneksi Antar Materi
Pengelolaan Program Yang
Berdampak Positif Pada Murid
Mulhimayani, S.Pd.
CGP 09 NTB
Modul 3.3
2. Koneksi modul 3.2 terkait dengan pengelolaan
program yang berdampak positif pada murid, kali
ini saya akan menjawab pertanyaan memuat 3
aspek yang ada di LMS antara lain membuat
Pemikiran reflektif terkait pengalaman
belajar,Analisis untuk implementasi dalam konteks
CGP, dan Membuat keterhubungan.
4. Dalam mendidik murid sangatlah penting untuk memberikan
ruang berekpresi murid. Menentukan tujuan pembelajaran
sebagai bentuk apresiasi dalam rangka memerdekakan
murid seutuhnya baik untuk dirinya sendiri maupun didalam
masyarakat. Kami mendapatkan Ilmu dan pengalaman yang
luar biasa untuk memberikan program yang berdampak
positif pada murid. Memberikan pembelajaran agar memiliki
kemandirian dalam melakukan kegiatan serta dapat
bertanggungjawab dalam keputusannya.
Pengalaman/materi
pembelajaran yang baru saja
diperoleh
5. Emosi-emosi yang dirasakan
terkait pengalaman belajar
Sangat senang dan bersemangat dalam mengikuti langkah-langkah yang kami
lalui. Karena akan berdampak pada diri saya pribadi dan untuk perkebangan
murid saya. Saya merasa lebih siap dalam memberikan pembelajaran untuk
kemandirian murid. Banyak hal menarik yang saya dapatkan dari
pembelajaran modul 3, diantaranya adalah perubahan paradigma pengambilan
keputusan dari pendekatan berbasis masalah (defisit based) sekarang bergeser
kepada pendekatan berbasis aset. Suatu komunitas pendidikan harus optimis
mengelola sumber daya dan aset yang dimiliki sebagai suatu kekuatan /
potensi sekolah. Masalah atau kekurangan yang dimiliki oleh suatu sekolah
tidak lagi menjadi hambatan untuk memajukan pendidikan dan mewujudkan
visi misi dan tujuan sekolah yang berpihak pada murid.
6. Apa yang sudah baik berkaitan
dengan keterlibatan dirinya dalam
proses belajar
Dalam proses belajar harus memiliki semangat untuk ingin tahu
sehingga materi yang akan diberikan dapat diserap dan
diterapkan baik untuk pembelajaran disekolah mapun untuk
kegiatan sehari-hari. Dalam keterlibatan saya memberikan murid
keleluasaan untuk menentukan keputusan yang akan diambil
untuk murid. Kami memberikan pemantik untuk murid
menyelesaikan suatu permasalahan. Mendorong murid untuk
mandiri dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Melakukan
curah pendapat, diskusi baik kelompok kecil mapun kelompok
besar
7. Apa yang perlu diperbaiki terkait
dengan keterlibatan dirinya dalam
proses belajar
Dalam proses belajar keterlibatan murid sangat
dibutuhkan partisipasinya. Baik dari ide,
keaktifan, kemandirian serta pengambilan
keputusan untuk murid. Murid perlu lebih aktif
dan kreatif dalam memutuskan apaja saja yang
diperlukan untuk proses belajar mengajar. Guru
menjadi fasilitator murid untuk perkembangan
diriya. Memberikan dorongan untuk murid lebih
bertanggungjawab atas dirinya sendiri
8. Keterkaitan terhadap kompetensi
dan kematangan diri pribadi
Dalam keterkaitannya bahwa kompetensi seseorang berpengaruh terhadap kematangan diri
pribadi karena kompetensi merupakan kecakapan dalam memutuskan atau menentukan
keputusan yang akan diambil. Sedangkan kematangan merupakan kesiapan individu dalam
melaksanakan tugasnya. Sehingga keduanya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung
satu sama lainnya. Setelah saya mempelajari modul ini kompetensi dan pemahaman saya semakin
meningkat sebagai CGP. Saya sudah memahami bagaimana cara Menyusun dan membuat
program yang berdampak pada murid baik itu intakulikuler, ekstrakulikuler maupun
kokulikuler. Kedepannya saya akan berkolaborasi di sekolah baik itu dengan atasan dan rekan
sejawat serta murid tentunya untuk merancang program yang berdampak pada anak dan
merangkum student agency meliputi suara, pilihan dan kememilikan murid itu sendiri.implikasi
terhadap kematangan diri probadi yaitu saya lebih peduli terhadap program program yang
ada di sekolah saya teruutama yang dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan pada murid
saya. Kedepannya saya akan lebih selektif dalam Menyusun dan merancang program yang
berpihak dan berdampak pada murid sehingga mereka memiliki student agency pada diri
mereka baik itu suara, pilihan dan kepemilikan murid terhadap kegiatan yang ada di sekolah.
10. Memunculkan
pertanyaan kritis yang
berhubungan dengan
konsep materi dan
menggalinya lebih jauh
Setelah saya mempelajari modul 3.3 ini saya mulai
merenung dan memikirkan program apa yang dapat
dilakauakn di sekolah yang dpaat
menumbuhkembangkan kepemimpinan pada murid.
Apakah saya mampu mengimplementasika hasil dari
proses pembelajaran yang saya lakukan ke dalam
kehidupan nyata di sekolah dnegan menggunakan suara,
pilihan dan kepemilikan murid ? . sebagai guru saya
tentu tidak bisa sendiri dalam melaksanakan atau
merencanakannya, sehingga saya butuh sekali
dukungan dan kerja sama dengan rekan guru lainnya.
Kerja sama diperlukan untuk dapat saling bertukar
pikiran dan ide sehingg memiliki satu tujuan yang sama
untuk mewujudkan student agency
11. Mengolah materi yang
dipelajari dengan
pemikiran pribadi
sehingga tergali
wawasan (insight)
baru
Pada modul ini lepemimpinan pada murid dapat terwujud Ketika murid mampu
mengarahkan pembelajaran mereka sendiir, membuat pilihan, menuarakan opini,
mengajuakn pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan
berkontribusi dalam proses pembelajaran. Dari situlah saya mulaiberfikir kepemiminan
pada murid bukan hal yang mudah dibentuk begitu saja untuk waktu yang reatif singkat.
Sehingga perlunya dukungan berbagai pihak atau elemen sekolah, untuk itu dibutuhkan
kolaborasi antar semua elemen sekolah. seandainya semua sekolah Indonesia
mengutamakan kepemimpinan pada murid di satuan pendidikannya, maka generasi
Indonesia akan menjadi generasi yang berkembang sesuai zaman, lebih kreatif dan mampu
menemukan Solusi dalam kehidupan sehari-hari lebih matang dalam bertindak dan
berfikir. Student agency adalah konsep yang menempatkan siswa sebagai subjek aktif
dalam proses pembelajaran mereka. Ini mengacu pada kemampuan siswa untuk mengambil
inisiatif, mengendalikan dan mengelola pembelajaran mereka sendiri, serta memiliki
otonomi dalam membuat keputusan terkait dengan pendidikan mereka. Student agency
tidak berada dalam satu jenjang Pendidikan saja, melainkan saling keterkaitan. Oleh karena
itu pemahaman yang mendalam tentang student agency harus disamaratakan kepada
warga sekolah di seruluh Indonesia. Maka dari itu menjadi seorang guru tidak hanya
mengajar melainkan juga sebagai pemimpin pembelajaran sehingga menghasilkan generasi
yang siap menghadapi tantangan zaman
12. Menganalisis tantangan
yang sesuai dengan
konteks asal CGP (baik
tingkat sekolah maupun
daerah)
Rendahnya minat guru untuk sama-sama
mengembangkan student agency, mengapa demikian
karena guru sudah nyama dengan pembelajaran
berpusat pada guru sehingga untuk melakukan
perubahan mereka sangat sulit apalagi guru keberadaan
guru senior di sekolah.
Latar belakang Pendidikan di sekitar sekolah rendah
sehingga berdampak pada motivasi belajar murid rendah.
Sekolah hanya tempat belajar dan rutinatas setiap hari
tanpa memahami potensi yang ada pada diri mereka
Anggaran yang dikeluarkan untuk membentuk program
baru juga menjadi pertimbangan dalam membuat
program baru baik itu intrakulikuler, ekstrakuikuler
mapu kokulikuler
13. Memunculkan
alternatif solusi
terhadap tantangan
yang
Melakukan sosialisasi mulai dari guru serumpun dan
semua warga sekolah, dengan berdikkusi terkait dengan
contoh nyata yang dapat menumbuhkembangkan
kepemimpinan pada murid (suara, pilihan dan
kepemilikan)
Memberikan program -program yang manarik dan
variative namun tetap berkulaitas, sehingga bila
terbiasa mereka akan nyaman dengan program tersebut
dan berusaha memberikan terbaik dan menggali
potensinya
Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah terkait
pentingnya pengadaan program yang berdampak pada
kepemimpinan pada murid.
14. Menggambarkan
rencana implementasi
(praktik) sesuai
dengan konteks
tempat CGP mengajar
(baik Tingkat sekolah
maupun daerah)
Program yang saya rencanakan adalah RTM (Refleksi Tujuh
Menit(bisa lebih)) merupakan kegiataan intakulikuler yang
kegiatan bisa di awal pembelajaran, saat maupun akhir
pembelajaran. Program ini didasari dari raport pendiidkan di
sekolah saya yang sangat kurang dalam hal literasi dan
numerasihal inilah yang mendorong saya untuk membuat
program ini agar Melatih keterampilan bekomunikasi dan
mengembangkan pengetahuan murid dalam bidang matematika.
Keterampilana berkomunikasi termausk dalam literasi, dengan
mereka mengutarakan perasaan baik dengan lisan maupun
tulisan maka mereka secara langsung sudah melakukan literasi
di kelas, begitu juga dengan numerasi, numerasi bukan sekedar
menghitung, mereka merespon pertanyaan sederhana maupuan
kuis interaktif secara langsung meneraka telah menumbuhkan
kemmapuan numerasi mereka sendiri
15. Saya telah menganalisis menggunakan pendekatakan Inkuiri Apresiatif (IA) melalui
BAGJA berdasarkan asset atau potensi yang dimiliki sekolah. saya melibatkan suara,
pilihan dan kepemilikan dalam membuat program ini. Tahap awal asaya akan
berkoordinasi dengan kepala sekolah, wakasek kurikulum. Kemudian berdiskusi
dengan rekan sejawat terutama guru matematika, dan berdiksusi dengan murid
terkiat program yang akan dijalankan di kelas. Program ini snagat sederhana karena
langsung di kelas, namun kadang-kadang kita sebagai guru lupa akan manfaat dari
refleksi itu sendiri, sehingga lupa menerapkannya. Padahal program ini sellau ada
drancanagn pembelajaran kita, oleh sebab itu saya ingin sekali membangunkan
refleksi yang semula kita rancang untuk kita implementasikan di kelas.
17. Pengalaman
masa lalu
Saat saya duduk di bangku SMP, saya mengikuti
program yang ada di sekolah yakni English club.
Program tersebut sangat bermanfaat bagi saya karena
mendorong saya untuk bersuara saat itu
mengemukakan pendapat dan terlibat aktif dalam
setiap kegiatan yang di adakan di sekolah maupun di
luar sekolah. dari sinilah saya menyadari betapa
pentingnya memberikan pengalaman belajar yang
dampaknya positif terhadap tumbuh kembangnya
kepemimpinan padamurid. Secara tidak langsung
pengalaman itulah dapat menumbuhkembangkan jiwa
kepemimpinna ada murid
18. Penerapan
di masa
mendatang
Setelah saya mempelajari secara mendalam modul 3.3
ini. Saya akan mengimplementasikannya khusus di
sekolah saya. Saya akan ikut memperhatikan student
agency dengan tetap memperhatikan suuara, pilihan
dan kepemilikan pada murid . sebagai seorang guru
saya tidak bisa bekerja sendiir, maka dari itu saya
akan tetap berkolaborasi dengan rekan sejawat dan
komunitas secara luas sehingga program yang
direncangan dapat menumbuhkembangkan
kepemimpinan pada murid.
19. Konsep atau praktik baik
yang dilakukan dari modul
lain yang telah dipelajari
Guru memiliki tugas yang mulai untuk
menuntun segala kodrat yang ada
pada murid sehingga mereka dapat
selamat dan bahagia sebagai individu
dan anggota masyarakat. Pengelolaan
program sekolah yang berdampak
pada murid hendaknya melibatkan
murid dan memperhatikan
pengembangan potensi atau kekuatan
yang ada pada murid. Modul ini
menjelaskan bahwa murid adalah
pribadi yang unik dan memiliki
karakteristik, sehingga guru
hendaknya dapat menuntun murid
sesuai dengan kodratnya.
MODUL 1.1
Salah satu peran Guru Penggerak
adalah sebagai pemimpin
pembelajaran. Dalam hal ini memimpin
dalam pengelolaan sumber daya agar
dalam pembelajaran yang dilakukan
dapat berpihak pada murid. Dengan
mengetahui suara(voice),
pilihan(choise), dan kepemilikan
(ownership), maka kita bisa
mewujudkan nilai dan peran kita
sebagai Guru Penggerak, yaitu: Nilai
yang berpihak pada murid (dengan
mengutamakan kepentingan murid)
dan Peran Guru Penggerak dalam
mewujudkan kepemimpinan murid
(Student Agency).
MODUL 1.2
MODUL
1
20. Konsep atau praktik baik
yang dilakukan dari modul
lain yang telah dipelajari
Untuk mewujudkan visi Guru
Penggerak sudah sepatutnya
kita harus memperhatikan
voice (suara), choise (pilihan),
dan ownership (kepemilikan)
agar kita bisa melaksanakan
pembelajaran yang berpihak
pada murid dan mencapai visi
Guru Penggerak dan tentunya
mencapai visi misi sekolah
MODUL 1.3
Salah satu aset manusia adalah
murid, tentunya kita mendidik
murid untuk menerapkan dan
mengaplikasikan budaya
positif di sekolah maupun di
kehidupan sehari-hari agar
bisa dilaksanakan dan menjadi
kebiasaan yang baik. Sehingga
akan sangat membantu
tercapainya pembelajaran
yang berkualitas dan berpihak
pada murid.
MODUL 1.4
21. Konsep atau praktik baik
yang dilakukan dari modul
lain yang telah dipelajari
Dengan mengindentifikasi aset
yaitu murid, tentunya kita akan
mengetahui karakteristik murid.
Pembelajaran berkualitas dan
berpihak pada murid dapat kita
lakukan melalui pembelajaran
berdiferensiasi, artinya
pembelajaran dilakukan
berdasarkan kebutuhan murid,
yaitu readiness (kesiapan
belajar murid), minat dan profil
atau gaya belajar murid.
Sehingga pembelajaran akan
aktif dan bermakna untuk
murid.
MODUL 2.1
Mengeksplorasi pentingnya Pembelajaran Sosial dan
Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman
dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat
meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan
psikologis (well-being) secara optimal. Mengeksplorasi
konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan
kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and
emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan
5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE), yaitu: 1)
Kesadaran diri, 2) Manajemen Diri, 3) Kesadaran Sosial, 4)
Keterampilan Berelasi, dan 5) Pengambilan Keputusan yang
bertanggung Jawab. Mengeksploarasi pemahaman tentang
konsep kesadaran penuh (mindfullness) sebagai dasar
penguatan 5 Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE).
Mengeksplorasi implementasi pembelajaran sosial emosional
di kelas dan sekolah melalui 4 (empat) indikator, yaitu : 1)
pengajaran eksplisit, 2) integrasi dalam praktek mengajar
guru dan kurikulum akademik, 3) penciptaan iklim kelas dan
budaya sekolah, dan 4) penguatan kompetensi sosial dan
emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.
MODUL 2.2
MODUL
2
22. Konsep atau praktik baik
yang dilakukan dari modul
lain yang telah dipelajari
Coaching melalui alur TIRTA, seorang guru mengajak
murid untuk menggali potensi atau kekuatan yang
dimiliki. Murid bisa merancang sendiri solusi yang akan
diambil. Sehingga kompetensi dan peran kita sebagai
coach harus selalu dilatih, agar murid mampu menjadi
coachee yang baik. Pengelolaan program yang
berdampak pada murid, coaching dapat digunakan
sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya
murid, mengembangkan kepemimpinan murid, menggali
potensi murid untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu
keselamatan dan kebahagiaan anak setinggi-tingginya.
Coaching juga dapat dilakukan untuk rekan guru apabila
menemukan hambatan atau kendala dalam proses belajar
megajar
MODUL 2.3
MODUL
2
23. Konsep atau praktik baik
yang dilakukan dari modul
lain yang telah dipelajari
Kemampuan seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan
keputusan akan memengaruhi pencapaian tujuan pendidikan.
Karena dalam perjalanannya akan berhadapan dengan situasi
dilema etika maupun bujukan moral. Guru yang memahami
mekanisme pengambilan keputusan yang baik, akan dapat menjadi
pemimpin yang bermanfaat untuk komunitanya. seorang pemimpin
pembelajaran akan mampu menyelesaikan masalah dengan
menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah-langkah
pengambilan keputusan. Oleh karena itu pemimpin dapat melakukan
pemetaan aset dengan tepat dan dapat diberdayakan secara
optimal sumberdaya yang dimiliki. Sebagai seorang pemimpin
pembelajaran, seorang guru harus dapat mengambil keputusan
secara bijak, yaitu keputusan yang berpihak pada murid. Dasar,
prinsip serta paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan
harus konsisten, terutama berkaitan dengan dilema etika atau
bujukan moral.
MODUL 3.1
MODUL
3
24. Guru sebagai pemimpin pembelajaran maupun pengelola program sekolah harus
dapat memetakan dan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah, baik aset
fisik maupun non fisik. Pendekatan berbasis aset akan lebih mengoptimalkan
potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar, dibandingkan dengan
pendekatan berbasis masalah.
Paradigma berpikir harus melihat sisi positif yang dimiliki oleh komunitas sekolah.
Fokus pada aset yang dimiliki, maka pengelolaan program yang berdampak pada
murid dapat terencana dengan baik. Ada 7 aset atau modal yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan sekolah, yaitu : 1) modal manusia, 2) modal
sosial, 3) modal politik, 5) modal agama dan budaya, 5) modal fisik, 6) modal
lingkungan/alam, dan 7) modal finansial. Pemahaman mengenai modal atau sumber
daya yang ada di sekolah, maka sebagai pemimpin guru harus mampu memetakan
7 aset tersebut dan mengoptimalkan pengelolaannya untuk peningkatan
pembelajaran di sekolah. Kemampuan seorang pemimpin pembelajaran dalam
mengelola 7 aset / modal utama di daerah / sekolahnya adalah sebuah kekuatan
untuk pencapaian tujuan pendidikan yakni mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya (wellbeing) dan bertanggung jawab.
MODUL 3.2
Konsep atau praktik baik
yang dilakukan dari modul
lain yang telah dipelajari
MODUL
3
25. Dalam modul PGP terdapat 3 unsur utama
dalam mewujudkan kepemimpina pada murid
antara lain suara, pilihan dan kepemilikan
murid, namun adapaula yang membagi menjadi
7 elemen penting bagi guru dalam
menerapkan student agency di kelas yaitu :
voice (suara), choice (pilihan),
engagement(keterlibatan murid), motivasi
murid, ownership (rasa kepemilikan murid),
purpose (tujuan), self efficacy (keyakinan
dalam diri seseorang terhadap kemmapuan
yang dimiliki bahwa ia mampumelakukannya)
Informasi yang didapat dari orang
atau sumber lain di luar bahan ajar
PGP.
26. Sekian pemaparan saya terkait koneksi
antar materi modul 3.3 Pengelolaan
Program Yang Berdampak Positif Pada
Murid
“ Terima Kasih. Salam Guru Penggerak.
Tergerak, bergerak, dan
menggerakkan “
Mulhimayani Munk