Proposal skripsi ini membahas implementasi pendidikan karakter dalam meningkatkan kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP Negeri 6 Batang. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain pentingnya pendidikan karakter untuk membentuk siswa yang bermoral, masalah kedisiplinan yang terjadi pada siswa kelas VIII sekolah tersebut, serta tujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter guna meningkatkan kedisiplinan siswa
2. 2
A. Latar Belakang
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberikan pemahaman
yang baik tentang lingkungan terhadap setiap individu, salah satunnya
melalui jalur pendidikan. Dalam hal ini pendidikan memiliki peran yang
sangat penting karena melalui jalur ini pembinaan karakter peserta didik
jauh lebih terarah dan terkoordinir dengan baik dibanding dengan cara yang
lainnya.1
Karakter dapat diartikan sebagai watak, taniat, akhlak dan
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisi berbagai
kebajikan yang di gunakan sebagai landasan cara pandang, berfikir,
bersikap dan bertindak. Dari definisi tersebut karakter dapat dipahami
sebagai kondisi rohaniah yang belum selesai. Oleh karenannya pendidikan
memiliki peluang untuk mengubah atau memerbaiki mutu karakter peserta
didik.2
Menurut Asmani, karakter yang kuat merupakan prasyarat untuk
menjadi pemenang dalam medan kompetensi. Tidak hanya ilmu
pengetahuan saja yang harus dimiliki siswa, akan tetapi kecakapan berfikir
dan berperilaku siswa dalam berbagai lingkungan juga sangat penting.
Kepdulian siswa diera sekarang terhadap hal yang ada di sekitarnnya di nilai
sangat kuang serta sikap disiplin siswa dalam bertindak belum maksimal.3
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas
tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat dannegara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang
bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan akibat dari
keputusan yang dibuatnya.4
1
Said Hamid Hasan, Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa, ( Jakarta:
Pusat Kurikulum, Badan Penelitiandan Pengembangan, Kementrian Pendidikannasional, 2003),
Hlm. 3
2
Saptono, Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter Wawasan, Srategi Dan Langkah
Praktis,( Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011), Hlm.18
3
Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter Di Sekolah, ( Yogyakarta:
Diva Pres, 2001), Hlm 35
4
Deny Setiawan, “Peran Pendidikan Karakter Dalam Mengembangkan Kecerdasan
Moral”. Jurnal Pendidikan Karakter. No. 3, 2013, hlm. 55.
3. 3
Pendidik dan lembaga pendidikan adalah pionir dalam pembentukan
karakter. Oleh karena itu menjadi tugas orang tua, masyarakat, sekolah, dan
pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan dalam membentuk generasi
muda yang berkarakter. Munculnya gagasan pendidikan karakter ini juga
dikarenakan, lemahnya peran dan pengaruh orang tua terhadap anak,
sedangkan pengaruh teman sebaya (peer) semakin kuat dalam kehidupan
anak yang cenderung mengakibatkan kemerosotan moral pada anak usia
sekolah. Sistem ini diharapkan dapat membantu peserta didik menjadi
pribadi yang memiliki akhlak mulia. Dalam konteks universal pendidikan
karakter muncul dan berkembang awalnya dilandasi oleh pemikiran bahwa
sekolah tidak hanya bertanggung jawab agar peserta didik menjadi sekedar
cerdas, tetapi juga harus bertanggung jawab untuk memberdayakan dirinya
agar memiliki nilai-nilai moral yang memadunya dalam kehidupan sehari-
hari.5
Sejak dikeluarkannya kebijakan tersebut, maka setiap sekolah, dan
guru harus menyiapkan nilai-nilai pendidikan karakter pada materi
pembelajarannya.6
Pendidikan nasional, sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 tahun
2003, bertujuan untuk mengembangkan karakter peserta didik. Terdapat 18
nilai karakter yang harus dikembangkan melalui program sekolah. Nilai-
nilai tersebut antara lain religius, jujur, toleransi disiplin, kerja keras,
kreaatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta
tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.7
Disiplin dapat diartikan sebagai suatu keadaan tertib dimana guru
dan anak didik yang tergabung tunduk pada tata tertib yang telah ditentukan
5
Muchlas Samani, dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:
PT Remaja Rosda Karya, 2012),hlm. 10
6
Muhammad Zein, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: AK Group & Indra
Buana, 1995), hlm.28
7
Kementrian Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta:
Kemendiknas, 2011), Hlm.8
4. 4
dengan senang hati. Kebijakan perilaku yang efektif dapat dipikirkan
dengan matang merupakan bantuan yang sangat berharga untuk membantu
mengendalikan kelas.
Lingkungan yang berbeda memiliki masalah perilaku yang berbeda
dan spesifik, tergantung pada usia dan tipe siswa. Agar berjalan dengan baik
kebijakan harus dengan situasi tertentu yang dihadapi. Kebijakan yang baik
akan memberikan banyak penghargaan untuk memotivasi, berbagai tingkat
sanksi yang dapat digunakan, sebuah sanksi utama untuk situasi kritis,
sistem pendukung di luar kelas, metode pendukung yang efektif bagi siswa
berkebutuhan khusus dan cara untuk mencatat perilaku dari seorang siswa
secara keseluruhan.8
Disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan
atau tata tertib karena didorong adanya kesadaran yang ada pada kata
hatinya tanpa adanya paksaan dari pihak luar.9
Taat dan patuh memiliki arti selalu melaksanakan segala peraturan
yang di tetapkan. Ketaatan dan peraturan yang selalu di laksanakan sunguh-
sungguh akan mewujudkan ketertiban dan ketentraman dalam kehidupan
bermasyarakat. Peraturan yang dibuat harus dilaksanakan secara bersama
sama sebab peraturan tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama.
Ketaatan dan keparuhan juga merupakan modal yang utama bagi setiap
orang untuk mewujudkan keadilan masyarakat keseluruhan.
Sekolah sebagai pelaksanaan teknis pendidikan memiliki peran yang
penting dan strategis dalam mengembangkan karakter peserta didik melalui
pelaksanaan pendidikan karakter. Karena karakter terbentuk dari kebiasaan
hidup sehari-hari, maka agar terbina karakter yang lebih baik, pihak sekolah
perlu membiasakan menanamkan niali-nilai kebaikan terhadap warga
sekolah khususnya siswa. Dalam hal inipun karakter dan kedisiplinan yang
sangat kurang terlihat dari siswa-siswi SMP N 6 Batang, terutama kelas
VIII, dimana kelas VIII ini adalah masa-masa yang paling rawan dalam
8
Sue Cowely,Panduan Manajemen Perilaku Siswa,(Jakarta: Erlangga, 2011), Hlm.197
9
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Rineka Cipta, 2018), Hlm.114
5. 5
pergaulan, dimana kelas VIII ini banyak yang menyimpang dalam aturan di
sekolahan salah satnnya bagaimana cara berpakaian, kemudian datang ke
sekolah tidak tepat waktu, dan tata krama terhadap gurupun masih ada yang
kurang.selain itu pendidikan karakter yang sudah ada salah satunnya satu
kegiatan jumat bersig, yang di lakukan oleh semua siswa-siswi Smp N 6
Batang.10
Terjadinya seperti itu kemungkinan besar kelas 7 mengikuti gaya
tren kakak kelasnya yaitu kelas 8 dan kelas 9. Selain masalah itu juga ada
kasus beberapa siswa yang merokok di kantin yang dipergoki oleh seorang
guru, iziznya pas waktu kegiatan belaja mengajar mau ke toilet akan tetapi
sampainya nongkrong di kantin belakang sambil merokok. Diluar sekolah
pun masih ada sifat atau perbuatan yang tidak seharusnya siswa itu lakukan
yaitu kadang-kadang kalau ada hiburan ada siswa Smp N 6 Batang yang
menonton dan diajak temannya minum-minuman keras. Padahal temannya
itu tidak sekolah melainkan sudah bekerja. Inilah dampak dari orang tua
yang kurangnya memperhatikan anaknya sehingga anaknya bergaul dengan
bebas dan mengakibatkan berbuat yang tidak sepantasnya dilakukan. Orang
tua tidak memperhatikan anak bergaul dengan siapa dimana yang terpenting
anak sekolah dan pulang tepat waktu sudah cukup, seharusnya orang tua
mengetahui anaknya bermain dengan siapa, dimana dan temanya itu satu
sekolah dengan anaknya atau tidak. Jadi harus mengontrol apa yang
dilakukan anaknya di sekolah atau diluar sekolah saat bersama temannya.
Hal tersebut seharusnya dilakukan orang tua agar anak tersebut mempunyai
karakter kedisiplinan yang mampu diterapkan di sekolah,rumah maupun
lingkungan tempat anak bermain. Dengan mempunyai karakter kedisiplinan
anak tersebut mempunyai akhlak yang baik.11
Guru sangat berperan dalam
membentuk karakter siswanya dengan membiasakan sesuatu yang kecil dan
bermaaf agar terbiasa sehingga siswanya mempunyai kedisiplinan dan
kebiasaan yang baik.
10
Observasi, Smp Bakti Praja 18 Januari 2019.
11
Observasi, di Smp N 5 Sragi Pekalongan pada tanggal 18 Januari 2019.
6. 6
Seorang guru harus membentuk siswanya agar disiplin. Disiplin
adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
kentetuan. Disiplin sangat penting khususnya bagi perkembangan siswa dan
diperlukan supaya mereka dapat belajar dan berperilaku dengan cara yang
dapat diterima lingkungan dimana ia berada. Disiplin merupakan tindakan
yang menunjukan perilaku tertib pada berbagai ketentuan dan peraturan
yang berlaku12
. Dengan disiplin rasa malas, tidak teratur dan menentang
akan dapat diatasi, sehingga siswa menyadari bahwa dengan disiplin akan
mempermudah kelancaran proses pendidikan, dan suasana belajar yang
kondusif, serta mereka akan menunjukan perilaku disiplin yang tinggi
dalam dirinya. Disiplin siswa merupakan cerminan langsung dari kepatuhan
siswa dalam melakukan peraturan yang berlaku dapat mendukung
terciptanya kondisi belajar mengajar yang nyaman, efektif dan berguna
sehingga dapat mencapai hasil optimal.
Disiplin diri peserta didik bertujuan untuk membantu menemukan
diri, mengatasi, dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta
berusaha menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan menyenangkan
bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka mentaati segala peraturan
yang ditetapkan. 13
Dalam penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
disiplin dapat membantu pendidik untuk mengatasi masalah-masalah yang
timbul dalam proses belajar-mengajar dan menimbulkan peran yang positif
dalam peraturan yang ada di sekolah.
SMP N 6 Batang merupakan salah satu sekolah di kabupaten Batang.
Berdasarkan observasi di sekolah SMP N 6 Batang ada beberapa siswa yang
kurang disiplin, misalnya ada siswa yang datang terlambat,berpakaian
kurang rapih,membolos pada jam pelajaran dan tidak menaati tata tertib
12
Anas Salahudin dan Irwanto Alkarienciehie, Pendidikan Karakter(Pendidikan Berbasis
Agama dan Budaya Bangsa) (Bandung: Pustaka Setia ,2013), hlm. 54
13
E. Mulyasa,Manjemen Pendidikan Karakter,(Jakarta : PT Rosdakarya,2012),hlm .26
7. 7
sekolah,dalam segikebersihan menjaga lingkungan siswa membuang
sampah tidak pada tempatnya.
Selain mendidiplinkan siswa siswinya, SMP N 6 Batang juga selalu
emngadakan kegiatan “jumat bersih” kegiatan ini merupakan salah satu
upaya membiasakan perilaku positif, sehingga setiap siswa peduli dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan. Kegiatan ini termasuk jenis
pendidikan karakter berbasis lingkungan
Dalam pelaksanaannya semua warga sekolah di ajak untuk
membersihkan lingkungan, merawat tanaman yang ada di halaman sekolah.
Kegiatan ini di adakan setiap satu bulan sekali, semua siswa Smp Negeri 6
Batang mengikuti kegiatan berkenaan dengan kebersihan dan keindahan,
hal ini secara langsung mengubah perilaku peserta didik terhadap
lingkungan agar terhindar dari kerusakan. Di samping itu guru harus
bergerak bersama-sama dengan yang lainnya untuk memberi contoh agar
siswa bersemangat dalam melaksanakan kegiatan jumat bersih ini.
Kemudian catatan kehadiran di gunakan sebagai evaluasi keberhasilan dari
penanaman karakter disiplin pada siswa. Penggunaan karakter kedisiplinan
menunjuan seberapa baikkah karakter siswa melai dari masuk sekolah
sampai berada di halaman kelas.14
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji tentang
“Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 6 Batang”
B. Rumusan masalah.
1. Bagaimana Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Meningkatakan
Kedisiplinan Siswa kelas VIII Di SMP N 6 Batang?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat
impementasi pendidikan karakter dalam meningkatkan kedisiplinan
siswa kelas VIII di SMP N 6 Batang?
C. Tujuan Penelitian
14
Observasi, Smp Bakti Praja 18 Januari 2019.
8. 8
1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP Negeri 6 Batang.
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa sajakah yang mendukung dan
menghambat impementasi pendidikan karakter dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP N 6 Batang.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis
maupun praktis, antara lain:
1. Teoritis
Untuk mengembangkan wawasan akademis dan dapat menambah
keilmuan mengenai implementasi pendidikan karakter dalam
meningkatakan kedisiplinan siswa kelas VIII Di SMP N 6 Batang.
2. Praktis
Sebagai bahan masukan bagi peneliti dan guru PAI sebagai wawasan
tentang implementasi pendidikan karakter dalam meningkatakan
kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP N 6 BATANG.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Deskripsi Teori
Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang
bersumber dari nilai moral. Secara khusus pendidikan karakter adalah
nilai nilai yang khas baik yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam
perilaku. Dalam hubungannya dengan pendidikan, pendidikan karakter
dapat di maknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan
kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik buruk,
memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar kebaikan dalam
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.15
Karakater adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu
sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang
15
Nanda ayu setiawati, pendidikan karakter sebagai pilar karakter bangsa, (medan:
universitas medan, jurnal, vol. 1 no. 1, 2017), hlm 348
9. 9
ditampilkan. Sebagaimana menurut Zubaedi menyatakan bahwa
“Pengertian karakter adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi
pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak.16
Istilah karakter memiliki dua pengertian yaitu: Pertama, ia
menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Kedua, istilah
karakter erat kaitannya dengan “personality”. Seseorang baru bisa
disebut orang yang berkarakter (a person of character) apabila tingkah
lakunya sesuai kaidah moral”17
Menurut Scerenco, sebagaimana dikutip oleh Muclas Samani dan
Hariyanti karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan
membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari
seseorang,suatu kelompok atau bangsa.18
Winnie, sebagaimana dikutip oleh Heri Gunawan memahami
bahwa istilah karakter memiliki dua pengartian tentang karakter
memiliki dua pengertian tentang karakter.pertama, ia menunjukkan
bagaimana seseorang berprilaku tidak jujur, kejam atau rakus, tentulah
seseorang orang tersebut memanifestasikan prilaku buruk. Sebaliknya
apabila sesorang berprilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang
berprilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut
memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitanya
dengan personality. Seseorang baru bisa disebut orang yang berkarakter
apabila tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral.19
Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan, dapat dinyatakan
bahwa karakter adalah kualitas atau moral, akhlak, atau budi pekerti
individu yang merupakan kepribadian khusus , yang menjadi pendorong
dan penggerak, serta membedakanya dengan individu lain. Seseorang
16
Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 6.
17
Andayani Dian dan Abdul Majid. Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 2.
18
Muclas Samani dan Hariyanto, Pendidikan Karakter Konsep dan Model,(Bandung:
Alfabeta,2012),hlm. 2
19
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implmentasi, (Bandung:
Alfabeta,2012), hlm. 2
10. 10
dapat dikatakan berkarakter, jika telah berhasil menyerap nilai dan
keyakinan yang dikehendaki masyarakat, serta digunakan sebagai moral
dalam hidupnya.
Menurut Ahmad Muhaimin Azzel, pembentukan suatu karakter
dimulai dari fitrah sebagai anugerah yang luar biasa dari Tuhan Yang
Maha Kuasa, yang kemudian membentuk jati diri dan perilaku. Dalam
prosesnya yang mengiringi tumbuh dan berkembangnya peserta didik,
anugerah Tuhan yang merupakan fitrah ini sangat dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan. Padahal, lingkungan memiliki peranan yang cukup
besar dalam membentuk jati diri dan perilaku. 20
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter pada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-niali
tersebut, baik kepada Tuhan, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.21
Pendidikan karakter merupakan penciptaan lingkungan sekolah
yang membantu siswa dalam perkembangan etika, tanggung jawab
melalui model, dan pengajaran karakter yang baik melalui nilai-nilai
universal. Nilai-nilai karakter ini sudah seharusnya ditanamkan kepada
siswa sehingga mereka mampu menerapkan dalam kehidupan baik di
keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara. Sehingga dapat memberikan
kontribusi yang positif pada negara.22
Kedisiplinan secara etimologi berasal dari kata dasar disiplin
mendapat awalan ke-an dan akhiran-an, sehingga mempunyai arti
membentuk kata benda. Sedangkan dalam kamus besar bahasa
20
Akhmad Muhaimin Azzel, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia : Revitalisasi
Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa, Cet ke-II
(Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,2013), hlm. 13
21
Yukia citra, pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran, jurnai ilmiah
pendidikan khusus, vol.1. no.1, padang, 2010, hlm. 238
22
Binti maunah, implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan kepribadian
holistik siswa, (Tulunggagung: IAIN tulungagung, jurnal pendidikan karakter, vo. 1 no.1, 2015),
hlm. 91
11. 11
Indonesia disebutkan bahwa “disiplin” adalah latihan batin atau watak
dengan maksud segala prbuatannya selalu menaati tata tertib.23
Selain itu, memuat kedisiplinan yang dikutip dalam karyanya
Nizami, disiplin merupakan diri (self disccipline). Merupakan hasil
proses belajar (sosialisasi) dari keluarga dan masyarakat. Penanaman
nilai-nilai yang menunjunjung disiplin, baik yang ditanamkan oleh
orang tua, guru ataupun masyarakat merupakan bekal positif bagi
tumbuh dan berkembangnya disiplin diri (self disccipline). Penanaman
nilai-nilai disiplin dapat berkembang apabila didukung oleh situasi
lingkungan yang kondusif yaitu situasi yang diwarnai perlakuan yang
konsisten dari orng tua, guru ataupun pemimpin. Selain itu orang tua,
guru dan pimpinan yang berdisiplin tinggi merupakan modal peran yang
efektif bagi berkembangnya disiplin diri (self disccipline). 24
Dengan demikian disiplin berarti upaya atau perbuatan yang
dilakukan guna untuk menaati aturan atau tata tertib.
Adapun faktor-faktor dalam pembentukan kedisiplinan siswa adalah
a. Faktor internal
- tahap kesadaran diri
- perasaan bertanggung jawab
- perasaan malu dan motivasi instrinsik yakni kekuatan
tersembunyi di dalam diri kita.
b. Faktor eksternal
- yakni hukuman yang adil
- motivasi ekstrinsik pengaruh dari luar
- ligkungan yang menyenangka dan teman yang baik.25
23
Ali Adam, “ Peran Guru PAI dalam meningkatkan Kedisiplinan Siswa dalam shalat
Berjamaah di SMP 1 Bandung”. Jurnal Pendidikan (Universitas Padjajaran Bandung . No. 2 vol. 9.
2007),hlm. 68
24
Nizami,”Peran Guru PAI dalam membentuk kedisiplinan siswa di SMP N 4 Surabaya”,
Jurnal Pendidikan Islam, (Surabaya : Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 2005), Vol. 8, No.2, hlm.
1109
25
Sri Pustaka, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan II(Yogyakarta : Cempaka
Putih,2005), hlm. 14
12. 12
Didialam proses belajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat
penting untuk diterapkan, karena jika didalam suatu sekolah tidak
memilki tata tertib maka proses belajar mengajara tidak akan berjalan
dengan lancar sesuai dnegan rencan. Menciptakan kedisiplinan siswa
bertujuan untuk mendidik siswa agar sanggup memerintahkan diri
sendiri.
Keberhasilan siswa dalam studinnya dipengaruhi oleh cara
belajarnnya. Untuk belajar yang efektif dan efisien diperlukan kesadaran
berdisiplin dan motivasi yang tinggi. Siswa yang memiliki didiplin
dalam belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakan strategi
dan cara belajar yang tepat baginnya. Jadi langkah pertama yang harus
dimiliki siswa agar efektif dan efisien dalam belajrnnya adalah
kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar
adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak
menggantukngkan nasib pada orang lain.26
2. Kerangka Berfikir
Pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa yang sangat
penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Namun,
dampak dari globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat
Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Tujuan dari
pendidikan karakter itu sendiri adalah untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah kepada
pencapaian pembentukan karakter dan akhalak mulia siswa yang utuh,
terpadu dan seimbang. Diharapkan dengan adanya pendidikan karakter
di setiap lembaga sekolah para siswa mampu mengaplikasikannya dan
mempunyai sikap yang disiplin.
Di SMP Negeri 6 Batang dalam meningkatkan kedisiplinan siswa
dengan melalui pendidikan karakter, dengan pembiasaan-pembiasaan
26
Sugeng haryono, pengaruh kedisiplinan siswa dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar siswa pada mata pelajara ekonomi, (jakarta: universitas indrapasta PGRI, jurnail ilmiah
kependidikan, vol. 3 no.3,)hlm, 262
13. 13
yang berhubungan dengan pendidikan karakter, dimana siswa di ajarkan
untuk terbiasa mematuhi peraturan sekolah, karena berawal dari
kebiasaan siswa yang bersikap disiplin maka sikap disiplin tersebut
dengan sendirinya akan melekat pada diri siswa dan diharapkan dapat
meningkatkan kedisiplinan siswa di SMP Negeri 6 Batang.
Maka dapat disimpulkan bahwa SMP Negeri 6 Batang menerapkan
pendidikan karakter dalam rangka pembentukan kedisiplinan peserta
didik dalam bertindak dan bertingkah laku. Melalui pendidikan karakter
diharapkan siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan
menggunakan pengertahuannya, mengkaji dan menginternalisasi nilai-
nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujudnya dalam perilaku
sehari-hari. Diharapkan siswa dapat membiasakan diri dan mempunyai
keniatan untuk menjadi lebih bersikap disiplin.
Pendidikan Karakter
Pembiasaan yang berhubungan dengan
pendidikan karakter
1. Berangkat sekolah tepat waktu
2. Selalu mengerjakan tugas sekolah
dengan baik
3. Mengikuti kegiatan
ektrakulikuler tanpa izin kecuali
sakit
Mematuhi peraturan yang di
buat oleh pihak sekolah
Meningkatkan kedisiplinan
siswa
14. 14
3. Penelitian yang Relevan
Pertama, Fatkhurrohman memaparkan dalm skripsi yang berjudul
tentang “Pengaruh Implementasi Peraturan Sekolah Terhadap
Kedisiplinan Siswa”. Dimana hasil peraturan atau tata tertib di sekolah
merupakan hal yang penting dalam menumbuhkan atau meningkatkan
kedisiplinan siswa. Mengingat peraturan merupakan hal yang sangat
penting dalam segala kegiatan, sehingga dapat dikatakan bahwa
penegakkan peraturan di sekolahan merupakan alat yang penting atau
pendorong dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa.27
Kedua, penelitian yang di lakukan oleh Muammar Sodiq yaitu
membahas tentang “Pengaruh Pelaksanaan Tata Tertib Sekolahan
Terhadap Kedisiplinan Siswa”. Yang menyatakan bahwa ekolahan
merupakan salah satu tata tempat terlaksananya suatu pendidikan yang
bersifat formal. Dimana suatu pendidikan formal pasti mempunyai
aturan-aturan yang mengikat para anggota di dalamnya, yang biasanya
disebut tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah dijadikan sebagai kiblat
bagi seluruh warganya untuk berlaku disiplin. Dengan terbentuknya
kedisiplinan di dalam diri para siswa dapat menjadikan siswa lebih siap
dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah, sehinggan tujuan
pendidikan diharapkan dapat tercapai. Pelaksanaan sosialisasi tata tertib
sekolah dilakukan untuk meningkatkan respon siswa terhadap peraturan
yang berlaku dan diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinannya.28
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Zaenatul Fitriyah yang
berjudul tentang “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Penguatan Pendidikan Karakter Siswa Di SMP NU Karangdadap
Kabupaten Pekalongan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru
27
Fathurohman, “Pengaruh Implementasi Peraturan Sekolah Terhadap Kedisiplinan Siswa
Di SMP Negeri 01 Doro Kabupaten Pekalongan”, Skripsi Pendidikan Agama Islam, ( Pekalongan:
Perpustakaan IAIN Pekalongan, 2017), Hlm. Vii
28
Muamar Shodiq, Pengaruh Tata Tertib Sekolah Terhadap Kedisiplinan Siwa Baru MAN
1 Pekalongan, Skripsi Agama Islam, (Pekalongan: Perpustakaan IAIN Pekalongan, 2017),Hlm. Vii
15. 15
PAI mempunyai peran yang penting dalam memberikan penguatan
pendidikan karakter. Kegiatan guru PAI adalah dengan: a) persiapan
yang optimal, b) memberika teladan yang baik, c) adanya kegiatan
keagamaan di dalam maupun di luar kelas, d) motivasi yang baik bagi
siswa. Faktor pendukung dan penghambat guru dalam memberikan
penguatan pendidikan karakter adalah adanya faktor internal dan
eksternal. Faktor pendukung internal yaitu minat siswa, kesiapan guru
dan sarana di sekolah. Sedangkan faktor pendukung eksternal adanya
dorongan dari orang tua siswa. Faktor penghambat internal yaitu
kesiapan siswa yang kurang, sedangkan faktor eksternal yaitu
kurangnya permahaman orang tua mengenai pendidikan karakter.29
Bertolak ada penelitian terdahulu, persamaan penelitian ini adalah
pada pendidikan karakter dan kedisiplinannya dimana objek penelitian
ini adalah siswa siswi VIII di SMP N 06 Batang.
F. Metode Penelitian
Adapun dalam menyusun skripsi ini penulis menggunakan metode
sebagai berikut :
1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu
penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa data-data
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang di amati.30
Jenis penlitian yang digunakan adalah lapangan (field research).
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan di tempat
terjadinnya gejala-gejala yang diselidiki. Peneliti berpijak dari realita
atau peristiwa yang terjadi di lapangan. Apa yang dihadapi dalam
penelitian ini adalah dunia sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis. Deskriptif
29
Zaenatul Fitriayah, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Penguatan Pendidikan
Karakter Siswa Di SMP NU Karangdadap Kabupaten Pekalongan, Skripsi Pendidikan Agama Islam
,(Pekalongan: IAIN Pekalongan, 2019),hlm. viii
30
Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Serat Kombinasi Dalam Penelitian
Psikologi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003), Hlm. 16
16. 16
analisis bertujuan untuk menggambarkan data tentang implementasi
pendidikan karakter dalam meningkatkan kedisiplinan siswa kelas VIII
di SMP N 6 Batang. 31
2. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalahadalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data.32
Sumber data
primer dalam penelitian ini adalah guru pendidikan agama islam
kelas VIII SMP N 6 Batang.
b. Sember Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data penelitian
yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara. Data umum yang berupa bukti, catatan atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arisp yang dipublikasikan dan
tidak dipublikasikan.33
Adapun yang menjadi sumber data sekunder
dalam penelitian ini adalah narasumber yaitu guru mapel pai kelas
VIII dan dan beberapa siswa kelas,VIII dokumentasi, buku-buku
kepustakaan yang relevan dengan penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Observasi
Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara
mengadakan penelitian terhadap objek lain langsung maupun tidak
langsung karena dengan pengamatan memungkinkan gejala-gejala
penelitian dapat diamati dari dekat.34
Teknik observasi ini dilakukan
untuk mengamati peran guru mapel pendidikan agama dalam
31
Arif Furhan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2004), Hlm. 54
32
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2013), Hlm.225.
33
Muhammad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif Sebuah Lapangan, (Semarang :
Walisongo Press, 2009), Hlm 165-166
34
Muhammad Aki, Startegi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 2007), Hlm 72
17. 17
membentuk karakter melalui metode kedisiplinan siswa kelas VIII
di SMP N 6 Batang.
b. Teknik Wawancara
Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data yang
menghendaki komunikasi langsung antara Peneliti dengan subyek
atau responden.35
Metode ini digunakan untuk memperoleh data
tentang penggunaan pendidikan karakterdalam meningkatkan
kedisiplinan siswa kelas VIII di SMP 6 Batang.
c. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara pengumpulan data untuk
mencari data mengenai hal-hal atau pengumpulan variabel yang
ebrisi catatan, traskip, buku, surat kabar. Majalah, agenda dan
sebagainnya.36
Metode ini di gunakan untuk memperoleh data dari
dokumen-dokumen, baik berupa arsip maupun berupa catatan, yang
ada hubungannya dengan penelitian ini untuk kelengkapan data
yang diperoleh dari objek, seperti keadaan lingkungan kelas,
suasana kelas saat pembelajaran dan kondisi di sekitar SMP 6
Batang.
4. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data digunakan analisis data kualitatif. Di mana
data yang terkumpul lalu dicatatkan sebagai catatan data yang akan
dianalisis secara mendalam arti pertanyaan-pertanyaan yang diperoleh
dari hasil wawancara dalam penelitian. Dalam skripsi ini, peneliti
menggunakan model penelitian Miles dan Huberman, dimana analisis
data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulkan data dalam periode
tertentu. Aktivitas dalam analisis data melalui tahap-tahap :
a. Data Reduction (Reduksi Data)
35
Yatim Rianto, Metode Penelitian Pendidikan, Suatu Tinjauan Dasar, (Surabaya: Sic, 1996),
Hlm. 67.
36
Sytrisno Hadi, Metodelogi Reseach, (Yogyakarta : Andi Ofset, 1990), Hlm 75
18. 18
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu. Dalam penelitian ini,
peneliti menggabungkan data dari hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi yang masing-masing dimasukkan sesuai dengan
kategori baik mengenai implementasi pendidikan karakter dalam
meningkatakan kedisiplinan siswa kelas VIII Di SMP N 6 Batang.,
maupun faktor-faktor yang mempengaruhi dan menghambat
implementasi pendidikan karakter dalam meningkatakan
kedisiplinan siswa kelas VIII Di SMP N 6 Batang.
b. Data Display (Penyajian Data)
Pada tahap ini peneliti menyajikan data dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori dari hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti
mendisplay data hasil reduksi yang terdiri dari dua kategori yaitu
implementasi pendidikan karakter dalam meningkatakan
kedisiplinan siswa kelas. dan faktor-faktor yang mempengaruhi
dan menghambat implementasi pendidikan karakter dalam
meningkatakan kedisiplinan siswa kelas VIII Di SMP N 6 Batang.,
yang kemudian data tersebut siap untuk dianalisis dan
mendapatkan hasil analisis.
c. Conclusion Drawing / Verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan.Dalam operasionalnya, data yang sudah di
display diambil kesimpulan-kesimpulan.37
Tahapan akhir setelah
menganalisis data atau setelah mendapatkan hasil analisis,
kemudian dilakukan penarikan kesimpulan yang disesuaikan
dengan rumusan masalah yaitu implementasi pendidikan karakter
dalam meningkatakan kedisiplinan siswa kelas VIII dan faktor-
37
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta
, 1992), hlam. 62.
19. 19
faktor yang mempengaruhi dan menghambat implementasi
pendidikan karakter dalam meningkatakan kedisiplinan siswa kelas
VIII Di SMP N 6 Batang.
G. Sistematika Penulisan
Dalam rangka menguraikan pembahasan diatas, maka peneliti
berusaha menyusun kerangka penelitian secara sistematis agar mudah
dipahami, Dengan uraian sebagai berikut:
Bab pertama, pendahuluan. Di sini akan diuraikan tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sumber data, tehnik
pengumpulan data, analisis data, serta sistematika penulisan.
Bab kedua, Landasan teori berisi tentang pendidikan karakter dan
kedisiplinan. Sub pertama tentang pendidikan karakter yang terdiri dari atas:
pengertian pendidikan karter, tujuan pendidikan karakter, ruang lingkup
pendidikan karakter, prinsip-prinsip penididkan karakter. Sub kedua tentang
kedisiplinan yang terdiri atas: pengertian kedisiplinan, strategi penanaman
kedisiplinan, indikator kedisiplinan,
Bab ketiga, pertama Implementasi Pendidikan Karakter Dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa kelas VIII Di SMP Negeri 6 Batang:
Pertama, Gambaran umum SMP Negeri 6 Batang yaitu Profil, Visi dan misi,
Tujuan sekolah, Tenaga kependidikan, Jumlah siswa, Sarana dan prasarana,
Struktur organisasi. Kedua, Implementasi Pendidikan Karakter Dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa kelas VIII Di SMP Negeri 6 Batang,
ketiga, faktor – faktor yang mempengaruhi dan menghambat pendidikan
karakter dalam meningkatkan kedisiplinan siswa kelas VIII SMP Negeri 6
Batang.
Bab keempat, Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Siswa kelas VIII Di SMP Negeri 6 Batang analisa yang
meliputi Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Siswa kelas VIII Di SMP Negeri 6 Batang dan analisa faktor-
faktor yang mempengaruhi dan menghambat Implementasi Pendidikan
20. 20
Karakter Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa kelas VIII Di SMP
Negeri 6 Batang.
Bab kelima, penutup, adapun yang terkandung di dalamnya berisi
tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan Saran-Saran.
21. 21
DAFTAR PUSTAKA
Aki, Muhammad. 2007. Startegi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Arikunto, Suharsimi . 2018. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.
Alsa,Asmadi. 2003. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Serat Kombinasi Dalam
Penelitian Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Asmani. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter Di Sekolah.
Yogyakarta: Diva Pres
Cowely, Sue. 2011. Panduan Manajemen Perilaku Siswa. Jakarta: Erlangga.
Fauzi, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Sebuah Lapangan.
Semarang : Walisongo Press.
Fitriayah, Zaenatul. 2019. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Penguatan
Pendidikan Karakter Siswa Di SMP NU Karangdadap Kabupaten
Pekalongan,. Skripsi Pendidikan Agama Islam . Pekalongan: IAIN
Pekalongan
Furhan, Arif. 2004. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Hadi, Sytrisno. 1990. Metodelogi Reseach. Yogyakarta : Andi Ofset.
Hasan, Said Hamid. 2003. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter
Bangsa. Jakarta: Pusat Kurikulum, Badan Penelitiandan Pengembangan,
Kementrian Pendidikannasional.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan
Karakter. Jakarta: Kemendiknas.
Mansur, Jamal. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter Dan Sekolah.
Jogjakarta: Diva Pres.
Observasi. Smp Bakti Praja 18 Januari 2019.
Rianto, Yatim. 1996. Metode Penelitian Pendidikan, Suatu Tinjauan Dasar.
Surabaya: Sic.
Saptono. 2011. Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter Wawasan, Srategi Dan
Langkah Praktis. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D . Bandung:
22. 22
Alfabeta.
Shodiq, Muamar. 2017. Pengaruh Tata Tertib Sekolah Terhadap Kedisiplinan
Siwa Baru MAN 1 Pekalongan. Skripsi Agama Islam. Pekalongan:
Perpustakaan IAIN Pekalongan.