1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui siklus hidup dan perilaku Pediculus humanus capitis
2. Pediculus humanus capitis mengalami metamorfosis tidak sempurna melalui tahap telur, nimfa, dan dewasa
3. Siklus hidupnya terdiri dari telur yang menetas dalam seminggu, diikuti tahap nimfa dan dewasa yang hanya menghisap darah manusia."
Sitohistologi sangat menggantungkan diri pada penggunaan mikroskop dan teknik penyediaan contoh jaringan.
Cara pembuatan sediaan histologis disebut mikroteknik. Pembuatan sediaan dari suatu jaringan dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses dengan fiksatif yang akan menjaga agar sediaan tidak akan rusak (bergeser posisinya, membusuk, atau rusak). Fiksatif yang paling umum digunakan untuk jaringan hewan (termasuk manusia) adalah formalin (10% formaldehida yang dilarutkan dalam air). Larutan Bouin juga dapat digunakan sebagai fiksatif alternatif meskipun hasilnya tidak akan sebaik formalin karena akan meninggalkan bekas warna kuning dan artefak. Artefak adalah benda yang tidak terdapat pada jaringan asli, namun tampak pada hasil akhir sediaan. Artefak ini terbentuk karena kurang sempurnanya pembuatan sediaan.
Sampel jaringan yang telah terfiksasi direndam dalam cairan etanol (alkohol) bertingkat untuk proses menghilangkan air dalam jaringan (dehidrasi). Selanjutnya sampel dipindahkan ke dalam toluena untuk menghilangkan alkohol (dealkoholisasi). Langkah terakhir yang dilakukan adalah memasukkan sampel jaringan ke dalam parafin panas yang menginfiltrasi jaringan. Selama proses yang berlangsung selama 12-16 jam ini, jaringan yang awalnya lembek akan menjadi keras sehingga lebih mudah dipotong menggunakan mikrotom. Pemotongan dengan mikrotom ini akan menghasilkan lapisan dengan ketebalan 5 mikrometer. Lapisan ini kemudian diletakkan di atas kaca objek untuk diwarnai.
Pewarnaan perlu dilakukan karena objek dengan ketebalan 5 mikrometer akan terlihat transparan meskipun di bawah mikroskop. Pewarna yang biasa digunakan adalah hematoxylin dan eosin. Hematoxylin akan memberi warna biru pada nukelus, sementara eosin memberi warna merah muda pada sitoplasma. Masih terdapat berbagai zat warna lain yang biasa digunakan dalam mikroteknik, tergantung pada jaringan yang ingin diamati. Ilmu yang mempelajari pewarnaan jaringan disebut histokimia.
A. Morfologi Umum Blattidae
a. Antena filiform, panjang, bersegmen-segmen dan bisa bergerak.
b. Umumnya mulut bertipe mengunyah (Chewing/mandibulate mouthparts)
c. Mempunyai sepasang mata majemuk dan dua simple ocelli.
d. Bentuk tubuh oval pipih dorsoventral dengan permukaan halus tidak berambut,tidak bersisik.
B. Morfologi Umum Blattidae
a. Kepala tertutup pronotum.
b. Sayap 2 pasang, yang luar tebal dengan venasi jelas dan bagian dalam membranous.
c. Berwarna coklat sampai cokat tua (agak hitam).
d. Mempunyai tiga pasang kaki untuk merayap(berlari).
Ø Telur Kecoa
• Untuk stadium telur kecoa membutuhkan waktu 30-40 hari sampai telur menetas.
• Telur diletakkan secara berkelompok.
• Telur dilindungi oleh selaput keras atau kapsul telur yang disebut ootheca.
• Satu kapsul biasanya berisi 8-16 telur.
• Telur biasanya diletakkan di tempat-tempat tersembunyi sampai menetas, tapi ada beberapa jenis kecoa yang menempelkan telurnya di ujung abdomen induk sampai menetas.
Ø Nimfa Kecoa
• Sebuah kapsul telur yang telah dibuahi oleh kecoa jantan akan menghasilkan nimfa.
• Nimfa yang baru keluar dari kapsul telur biasanya berwarna putih.
• Seiring bertambahnya umur, warna ini akan berubah menjadi cokelat. Seekor nimfa akan mengalami pergantian kulit beberapa kali sampai dia menjadi dewasa.
• Lamanya stadium nimfa ini berkisar 5-6 bulan.
• Pada spesies Periplaneta Americana stadium nimfa dapat dikenali dengan tidak adanya sayap, sayap akan tumbuh jika sudah dewasa.
C. Beberapa Spesies Blattidae yang penting:
1. Periplaneta americana
2. Blata orientalis
3. Blatella germanica
4. Supella supellectilium (Brown banded)
Ø Beberapa aspek perilaku kecoa :
1. Umumnya kecoa adalah binatang malam yang hidupnya sering berkoloni.
2. Kecoa menyenangi tempat-tempat kotor untuk hidup.
3. Kecoa pada umumnya adalah pemakan segala(omnivora), tetapi kecoa menyukai makanan kotor seperti kotoran manusia dan dahak. Walaupun demikian dia suka makan makanan manusia.
4. Kecoa memiliki dua senso-motorik Pertama, pada bagian kepala dengan dua antena sebagai penala getaran. Kedua, pada bagian kaki belakang sampai ke bagian perut dengan rambut-rambut halus yang berfungsi sebagai antena.
5. Untuk menanggapi rangsang dari luar kecoa hanya butuh waktu 15 - 20 milidetik.
6. Kecoa tua akan mengalami penurunan stamina hingga mudah ditangkap.
Sitohistologi sangat menggantungkan diri pada penggunaan mikroskop dan teknik penyediaan contoh jaringan.
Cara pembuatan sediaan histologis disebut mikroteknik. Pembuatan sediaan dari suatu jaringan dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses dengan fiksatif yang akan menjaga agar sediaan tidak akan rusak (bergeser posisinya, membusuk, atau rusak). Fiksatif yang paling umum digunakan untuk jaringan hewan (termasuk manusia) adalah formalin (10% formaldehida yang dilarutkan dalam air). Larutan Bouin juga dapat digunakan sebagai fiksatif alternatif meskipun hasilnya tidak akan sebaik formalin karena akan meninggalkan bekas warna kuning dan artefak. Artefak adalah benda yang tidak terdapat pada jaringan asli, namun tampak pada hasil akhir sediaan. Artefak ini terbentuk karena kurang sempurnanya pembuatan sediaan.
Sampel jaringan yang telah terfiksasi direndam dalam cairan etanol (alkohol) bertingkat untuk proses menghilangkan air dalam jaringan (dehidrasi). Selanjutnya sampel dipindahkan ke dalam toluena untuk menghilangkan alkohol (dealkoholisasi). Langkah terakhir yang dilakukan adalah memasukkan sampel jaringan ke dalam parafin panas yang menginfiltrasi jaringan. Selama proses yang berlangsung selama 12-16 jam ini, jaringan yang awalnya lembek akan menjadi keras sehingga lebih mudah dipotong menggunakan mikrotom. Pemotongan dengan mikrotom ini akan menghasilkan lapisan dengan ketebalan 5 mikrometer. Lapisan ini kemudian diletakkan di atas kaca objek untuk diwarnai.
Pewarnaan perlu dilakukan karena objek dengan ketebalan 5 mikrometer akan terlihat transparan meskipun di bawah mikroskop. Pewarna yang biasa digunakan adalah hematoxylin dan eosin. Hematoxylin akan memberi warna biru pada nukelus, sementara eosin memberi warna merah muda pada sitoplasma. Masih terdapat berbagai zat warna lain yang biasa digunakan dalam mikroteknik, tergantung pada jaringan yang ingin diamati. Ilmu yang mempelajari pewarnaan jaringan disebut histokimia.
A. Morfologi Umum Blattidae
a. Antena filiform, panjang, bersegmen-segmen dan bisa bergerak.
b. Umumnya mulut bertipe mengunyah (Chewing/mandibulate mouthparts)
c. Mempunyai sepasang mata majemuk dan dua simple ocelli.
d. Bentuk tubuh oval pipih dorsoventral dengan permukaan halus tidak berambut,tidak bersisik.
B. Morfologi Umum Blattidae
a. Kepala tertutup pronotum.
b. Sayap 2 pasang, yang luar tebal dengan venasi jelas dan bagian dalam membranous.
c. Berwarna coklat sampai cokat tua (agak hitam).
d. Mempunyai tiga pasang kaki untuk merayap(berlari).
Ø Telur Kecoa
• Untuk stadium telur kecoa membutuhkan waktu 30-40 hari sampai telur menetas.
• Telur diletakkan secara berkelompok.
• Telur dilindungi oleh selaput keras atau kapsul telur yang disebut ootheca.
• Satu kapsul biasanya berisi 8-16 telur.
• Telur biasanya diletakkan di tempat-tempat tersembunyi sampai menetas, tapi ada beberapa jenis kecoa yang menempelkan telurnya di ujung abdomen induk sampai menetas.
Ø Nimfa Kecoa
• Sebuah kapsul telur yang telah dibuahi oleh kecoa jantan akan menghasilkan nimfa.
• Nimfa yang baru keluar dari kapsul telur biasanya berwarna putih.
• Seiring bertambahnya umur, warna ini akan berubah menjadi cokelat. Seekor nimfa akan mengalami pergantian kulit beberapa kali sampai dia menjadi dewasa.
• Lamanya stadium nimfa ini berkisar 5-6 bulan.
• Pada spesies Periplaneta Americana stadium nimfa dapat dikenali dengan tidak adanya sayap, sayap akan tumbuh jika sudah dewasa.
C. Beberapa Spesies Blattidae yang penting:
1. Periplaneta americana
2. Blata orientalis
3. Blatella germanica
4. Supella supellectilium (Brown banded)
Ø Beberapa aspek perilaku kecoa :
1. Umumnya kecoa adalah binatang malam yang hidupnya sering berkoloni.
2. Kecoa menyenangi tempat-tempat kotor untuk hidup.
3. Kecoa pada umumnya adalah pemakan segala(omnivora), tetapi kecoa menyukai makanan kotor seperti kotoran manusia dan dahak. Walaupun demikian dia suka makan makanan manusia.
4. Kecoa memiliki dua senso-motorik Pertama, pada bagian kepala dengan dua antena sebagai penala getaran. Kedua, pada bagian kaki belakang sampai ke bagian perut dengan rambut-rambut halus yang berfungsi sebagai antena.
5. Untuk menanggapi rangsang dari luar kecoa hanya butuh waktu 15 - 20 milidetik.
6. Kecoa tua akan mengalami penurunan stamina hingga mudah ditangkap.
The head louse, or Pediculus humanus capitis, is a parasitic insect that can be found on the head, eyebrows, and eyelashes of people. Head lice feed on human blood several time a day and live close to the human scalp. Head lice are not known to spread disease.
Centers for Disease Control and Prevention:
Skabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh sejenis tungau Sarcoptes scabiai var hominis. gatal disebabkan terutama pada malam hari dan mengenai sekelompok orang.
copyright by dr.Meironi Waimir - dokter.ronnie@gmail.com
Burung atau unggas adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx
Nyamuk adalah sejenis serangga yang menyusahkan dan juga dapat menyebabkan kematian bagi yang digigit nyamuk tersebut. Adapun metamorsisnya yang sangat unik dan juga sangatlah singkat untuk diamati dan dilihat untuk semua orang
Reptil adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik
pencernaan adalah proses pengolahan bahan makanan menjadi zat-zat yang dibutuhkan tubuh dengan melibatkan organ-organ pencernaan, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan berahir di saluran pembuangan.
Jantung merupakan organ yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh, cara kerja jantung adalah pada saat berdenyut jantung akan mengendur kemudian berkontraksi memompa darah keluar dari jantung menuru keseluruh bagian tubuh.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pengamatan ini adalah:
1. Untuk mengetahui siklus hidup dari Pediculus
humanus capitis
2. Untuk mengetahui perilaku Pediculus humanus capitis
3. Untuk membuktikan kalau Pediculus humanus capitis
tidak dapat terbang
4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai sumber informasi bagi mahasiswa/i mengenai
Pediculus humanus capitis .
2. Sebagai tambahan bahan ajar bagi dosen.
5. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN KUTU
Kutu adalah ektooparasit yang kecil, dari
unggas dan mamalia.
Serangga ini sering kali dibagi menjadi 2 sub
ordo yang terpisah yaitu :
• Mallophaga (kutu penggigit).
• Anoplura (kutu penghisap).
6. Kingdom Animalia
Phylum Arthropoda
Class Insekta
Ordo Phthiraptera
Family Pediculidae
Genus Pediculus
Species Pediculus humanus capitis
8. FISIOLOGI
1. Sistem Respirasi
Pediculus humanus capitis bernafas dengan trakea.
2. Sistem Pencernaan
Pediculus humanus capitis memiliki saluran
pencernaan mulai dari mulut sampai anus.
3. Sistem Ekskresi
Proses ekskresi dilakukan oleh tubulus malpighi.
9. 4. Sistem Peredaran Darah
Pediculus humanus capitis memiliki sistem
peredaran darah terbuka.
5. Sistem Saraf
System saraf pada Pediculus humanus capitis
merupakan sistem saraf tangga tali.
10. BAB III
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian adalah mulai tanggal 07 Oktober 2012
sampai dengan selesai.
Lokasi penelitian di Gampong Bakoy. Kec. Ingin Jaya. Kab.
Aceh Besar.
B. Rancangan Penelitian
1. Eksplorasi
2. Observasi
11. C. Alat dan Bahan
A. Alat B. Bahan
•Pediculus humanus capitis
•Serit
•Beberapa helai rambut
• Toples
•Darah manusia
•Kamera
•Darah ikan
12. BAB IV
PERCOBAAN 1
Waktu menetas setelah
Telur Bertahan hidup
hari pengambilan
1 5 hari 5 jam
2 4 hari 7 jam
3 6 hari 3 jam
13. PERCOBAAN 2
Waktu menetas setelah Bertahan
Telur
hari pengambilan hidup
1 5 hari 3 jam
2 3 hari 2 jam
3 3 hari 24 jam
14. Gambar-gambar hasil pengamatan
Proses pencarian Pediculus Telur-telur dari Pediculus humanus
humanus capitis (09 Oktober 2012) capitis (09 Oktober 2012)
15. Gambar-gambar hasil pengamatan
Telur Pediculus humanus capitis
Telur Pediculus humanus capitis
yang ditempatkan didalam wadah
(09 Oktober 2012)
(09 Oktober 2012)
17. Gambar-gambar hasil pengamatan
Nimfa Pediculus humanus capitis yang
sedang menghisap darah di kepala manusia
(03 November 2012)
Nimfa Pediculus humanus capitis
(14 Oktober 2012)
19. SIKLUS HIDUP
5
1
2 4
3
Ket :
1. Telur Pediculus humanus capitis
2. Nimfa instar 1
3. Nimfa instar 2
4. Nimfa instar 3
5. Pediculus humanus capitis dewasa
20. • Pediculus humanus capitis hanya terbatas pada daerah
kulit atau rambut kepala manusia terutama dibelakang
kepala dan dekat telinga.
• Pediculus humanus capitis lebih suka pada rambut yang
kotor, lembab, jarang disisir dan jarang keramas.
• Pediculus humanus capitis dewasa dapat bergerak sangat
cepat.
• Peletakan telur pada pangkal rambut yang sangat dekat
dengan kulit kepala.
• Telurnya memiliki perekat (cement).
21. •Setelah menetas, nimfa Pediculus humanus capitis hanya
dapat bertahan paling lama 7 jam tanpa makanan.
•Sedangkan Pediculus humanus capitis dewasa dapat
bertahan di luar kepala hingga 2 hari tanpa makanan.
•Saat baru menetas nimfa Pediculus humanus capitis tidak
dapat bergerak secara aktif.
•Pediculus humanus capitis memiliki sepasang sayap kecil,
namun tidak difungsikan.
22. PERANAN
Pediculus humanus capitis mengisap darah dan
menyebabkan rasa gatal dan infeksi sekunder akibat
kotoran, gigitan dan cakaran mereka.
23. KESIMPULAN
1. Pediculus humanus capitis mengalami metamorfosis
yang tidak sempurna, yaitu telur,nimfa dan imago.
2. Telur Pediculus humanus capitis dapat menetas
dalam waktu kurang lebih seminggu setelah
diletakkan.
3. Pediculus humanus capitis hanya menghisap darah
manusia di bagian kepala.
4. Pediculus humanus capitis tidak dapat terbang.
24. Anonim, 2004. Teori Parasitologi. Semarang: Akademi Analisis
Kesehatan. Universitas Muhamadiyah Semarang.
Brown, H. W, 1983. Dasar Parasitologi Klinik. Jakarta: PT.
Gramedia
Ganda Husada, S, 1992. Parasitologi Kedokteran. Jakarata:
Fakultas Kedokteran.
Garcia & Bruener, 1986. Diagnosa Parasitologi Kedokteran.
Cetakan 1. Jakarta: EGC.
Prabu, B.D.R, 1990. Penyakit-penyakit Infeksi Umum. Edisi I.
Jakarta: Widya Medica.
Soedarto, 1983. Ontemologi Kedokteran. Surabaya: Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.