SlideShare a Scribd company logo
67
ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda
Organogenesis and Development of Corydoras panda in Early Stage
D. Tri Sulistyowati, Sarah dan H. Arfah
Program studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680
ABSTRACT
One of attractive ornamental fish species that is from Amazon, South America, is genus Corydoras. This
fish has simple body ornament but unique that has black line in its eye and black spot at caudal. The color of
C. panda eggs at just after fertilization tends to dark brown and to be transparence after embryo formed.
Corydoras larvae possess big yolk egg without oil globule. Larva presents at the bottom of aquarium and
position of yolk is beneath of larvae. Egg hatched about 51 hours after fertilization and organogenesis
process taken 46 hours. Pro-larvae stage finish after 5-day-old that is marked by no yolk remained.
Keywords: organogenesis, embryo, larva, Corydoras panda
ABSTRAK
Salah satu ikan hias yang berasal dari perairan Amazon, Amerika Selatan adalah Corydoras. Ikan ini
memiliki corak tubuh yang sederhana namun unik terdapat garis hitam pada mata dan spot hitam pada pangkal
ekor yaitu spesies Corydoras panda. Warna telur ikan Corydoras panda pada awal fertilisasi cenderung coklat
gelap dan menjadi semakin terang setelah terbentuknya embrio. Larva Corydoras memiliki ukuran kuning
telur besar tetapi tidak memiliki butir minyak. Larva berada di dasar akuarium dengan posisi kuning telur
berada di bawahnya. Telur ikan Corydoras panda akan menetas 51 jam pasca pembuahan dengan proses
organogenesis selama 46 jam. Masa pre-larva berakhir setelah larva berumur 5 hari yang ditandai dengan
habisnya kuning telur.
Kata kunci: Organogenesis, embrio, larva, Corydoras panda
PENDAHULUAN
Ikan hias memiliki bentuk dan warna
yang menarik. Harganya sangat bervariasi
tergantung pada tingkat kesulitan dalam
budidaya, corak, warna dan bentuk atau
ketersediaanya di alam (habitat aslinya).
Salah satu ikan hias yang menarik adalah
yang berasal dari perairan Amazon, Amerika
Selatan yaitu dari genus Corydoras. Ikan ini
memiliki ukuran maksimum 7 cm dan
memiliki corak tubuh yang sederhana namun
unik. Spesies yang paling menarik dari genus
Corydoras adalah spesies yang terdapat garis
hitam pada mata dan spot hitam pada pangkal
ekor yaitu spesies Corydoras panda. Induk
C. panda jarang diperjualbelikan karena
belum banyak yang bisa menghasilkan calon
induk dalam jumlah banyak. Ikan ini
tergolong jenis ikan dengan harga jual yang
cenderung stabil dan benihnya yang
berukuran 1-2 cm sudah laku terjual.
Penelitian tentang embriogenesis pada
beberapa jenis ikan hias telah dilakukan
untuk mendapatkan informasi tentang
perkembangan awal hidupnya. Untuk
meningkatan produksi dan pengembangan
teknik budidaya ikan hias C. panda
dibutuhkan informasi tentang perkembangan
awal ikan tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui proses organogenesis ikan
C. panda selama inkubasi telur, masa kritis
telur dan larva pada perkembangan awal
hidupnya.
BAHAN & METODE
Pemeliharaan dan pemijahan induk
Calon induk jantan dan betina yang
berukuran sekitar 4 cm dipelihara secara
terpisah pada akuarium ukuran 60×40×30 cm
dan diberi pakan berupa cacing sutera,
sebanyak 2 kali/hari sampai induk matang
gonad. Induk yang telah matang gonad
terlihat dari bentuk morfologinya, yaitu
lubang genital berwarna putih dan perut yang
terlihat membesar. Selama pemeliharaan
dilakukan penyiponan setiap hari untuk
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4(2): 67– 66 (2005) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai
http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id
68
membuang kotoran yang mengendap pada
dasar akuarium.
Ciri induk yang siap untuk dipijahkan
ditandai dengan perut induk betina yang
sudah tampak semakin besar akibat
perkembangan telurnya. Pemijahan
Corydoras panda dilakukan secara masal
dengan perbandingan jantan dan betina
adalah 1:2 sampai 1:4. Induk yang siap
bertelur dipindahkan ke akuarium yang sudah
diberi kakaban sebagai substrat telur. Ikan
tersebut memijah pada pagi hari sekitar pukul
06.30-07.30. Selanjutnya kakaban yang telah
berisi telur dipindahkan kedalam wadah
penetasan. Proses pemijahan terjadi secara
berulang-ulang sehingga pengangkatan
kakaban juga dilakukan secara berulang-
ulang dengan selang satu hari selama satu
minggu.
Penanganan telur, pengamatan telur dan
organogenesis
Telur yang telah dibuahi dipindahkan ke
dalam akuarium penetasan telur yang telah
dilengkapi dengan sistem aerasi berikut
kakabannya. Sebelumnya telah dimasukkan
methylene blue ke dalam wadah penetasan
tersebut untuk mencegah infeksi jamur
terhadap telur. Pengamatan embriogenesis
dilakukan menggunakan mikroskop terhadap
sampel telur yang diambil dari kakaban yang
diletakkan pada cawan petri. Pengamatan
dilakukan pada fase organogenesis sampai
telur menetas dan fase larva sampai umur 7
hari dengan mengambil gambarnya serta
dilakukan pencatatan waktu yang dibutuhkan
selama proses tersebut. Parameter kuantitatif
yang diukur meliputi diameter telur, panjang
larva, volume kuning telur, derajat
pembuahan, derajat penetasan, derajat
kelangsungan hidup embrio dan larva serta
laju pertumbuhan.
HASIL & PEMBAHASAN
Perkembangan awal (organogenesis)
Perkembangan awal organogenesis
terjadi pada jam ke-5 setelah fertilisasi
(Gambar 1): terbentuknya kepala, mata,
notochord dan somit yang terlihat masih
transparan (1). Pada jam ke-11 lebih 58
menit mulai terlihat jantung dengan warna
merah dan berdetak yang kemudian diikuti
oleh terbentuknya badan (2), ekor dan
pigmen hitam pada bagian punggung serta
terbentuknya tengkorak kepala pada jam ke-
28 lebih 9 menit (3). Cangkang telur pecah
pada jam ke-43 lebih 2 menit (4), sungut dan
ekor tampak mulai keluar pada jam ke-45
lebih 2 menit (5). Setelah memasuki jam ke-
49 lebih 12 menit, cangkang terlihat sangat
lunak dan rongga perivitelin tidak nampak
lagi (6). Pada jam ke-51 lebih 2 menit, ekor
keluar dengan sempurna, namun kepala dan
badan masih berada dalam cangkang (7).
Gambar 1. Fase organogenesis ikan Corydoras sp. sampai menetas.
Jantung
Kepala
Dorsal
(pigmentasi)
Bentuk tubuh
semakin jelas
Cangkang robek
Ekor
Cangkang lunak
Ekor Sungut
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)(7)
69
Pada awal pengamatan organogenesis,
kuning telur terlihat jelas, sedangkan organ
lain masih terlihat transparan dan sesekali
embrio melakukan gerakan berputar-putar
dan frekuensi putarannya semakin banyak
setelah pigmen pada bagian punggung
semakin menghitam. Pada saat cangkang
telur pecah, pergerakan embrio semakin aktif
dan embrio berusaha mengeluarkan bagian
ekornya sampai keluar secara sempurna
namun kepala dan badannya masih berada
didalam telur.
Proses inkubasi telur C. panda
berlangsung selama 51 jam. Warna telur pada
awal fertilisasi cenderung coklat agak gelap
dan menjadi semakin terang setelah
terbentuknya embrio sehingga pengamatan
pada fase awal embriogenesis mengalami
kesulitan. Telur C. panda memiliki diameter
rata-rata 2 0,03 mm dan tidak berbeda jauh
dibandingkan dengan ukuran telur ikan redfin
shark yang berdiameter 1,965 0,015 mm
(Sedjati, 2002). Perbedaan parameter telur
menurut Effendie (1978) dapat disebabkan
oleh perbedaan tekanan osmosis dan protein
yang ada dipermukaan telur. Telur C. panda
bersifat adhesif dilihat dari sifatnya yang
menempel pada substrat yang berupa tali rafia
setelah ditinjau menurut Waynarovich dan
Horvart (1980).
Masa krisis telur pada penelitian ini dapat
dilihat dari tingkat kelangsungan hidup telur
pada fase tertentu, seperti pada saat awal
fertilisasi, terbentuknya embrio dan menetas
(Gambar 2). Setelah fertilisasi (1) sampai
terbentuknya embrio, kelangsungan hidup
embrio hanya mencapai 9,75%. Setelah
terbentuknya embrio sampai menetas (2, 3),
kelangsungan hidup telur mencapai 100%
(Tabel 1). Hal tersebut menandakan bahwa
embrio dapat berkembang dengan baik pada
lingkungan yang baru sehingga setiap telur
yang terbentuk embrio dapat menetas
seluruhnya. Penetasan telur C. panda
berlangsung setelah 51 jam dengan suhu
penetasan ±26 C. Secara alami (di perairan
Amazon), telur ikan tersebut menetas setelah
5,5 hari dengan suhu 24,5 C. Perbedaan
waktu penetasan telur tersebut akibat
perbedaan suhu media penetasan, demikian
pula pendapat Braum (1978) yang
menyatakan bahwa suhu menentukan ciri
morfologis, laju penetasan dan tingkah laku
ikan sewaktu menetas.
Perkembangan organ larva C. panda
(Tabel 2) disebutkan secara rinci tentang
perubahan organ yang terjadi. Larva mulai
diberikan pakan dari luar berupa Artemia
pada umur 3 hari dan kuning telur habis
ketika larva berumur 5 hari. Larva umur 5
hari merupakan fase akhir pro-larva dan awal
dari fase post-larva. Setelah larva berumur 6
hari, pakan yang diberikan berupa cacing
halus. Larva ikan C. panda memiliki panjang
total sebesar 6,13 mm dan relatif lebih besar
dibandingkan dengan larva ikan redfin shark
yang hanya mecapai 1,965 mm (Sedjati,
2002). Akan tetapi laju pertumbuhan mutlak
larva ikan C. panda sampai umur 7 hari
hanya mencapai 2,12 mm dengan
pertumbuhan harian rata-rata sebesar 0,3 mm.
Dengan demikian pertumbuhan panjang ikan
C. panda tergolong lambat, dimana ukuran
panjang induk hanya mencapai ±4 cm.
Gambar 2. Masa kritis telur ikan Corydoras sp.
(1)
(2)
(3)
70
Larva Corydoras memiliki ukuran kuning
telur besar tetapi tidak memiliki butir minyak
sehingga larva berada di dasar akuarium
dengan posisi kuning telur berada di bawah.
Bentuk larva ikan tersebut sangat khas
dengan gerak ikan yang lincah pada awal
penetasan tetapi lebih sering berdiam di sudut
akuarium. Corydoras panda memiliki sirip
pektoral yang besar dan membulat terlihat
seperti sayap kupu-kupu atau capung. Bentuk
sirip dorsal, kaudal, ventral dan anal terlihat
menyatu sehingga posisi usus terletak pada
siripnya. Tulang pada bagian sirip dorsal
terbentuk semakin jelas, sedangkan posisi
mata belum terlihat jelas karena pigmen
warna belum terbentuk, namun sudah mulai
tampak ada dua lingkaran pada matanya.
Bentuk tengkorak terlihat jelas perubahannya,
detak jantung juga terlihat jelas sehingga
peredaran darah terlihat jelas baik pada badan
maupun siripnya. Pada saat pengamatan,
larva hanya dapat diamati pada bagian dorsal,
sehingga tidak terlihat bukaan mulutnya.
Pemberian pakan dilakukan setelah bentuk
usus terlihat semakin jelas dan lubang usus
sudah terbuka. Larva C. panda mulai diberi
pakan berupa Artemia setelah berumur 3 hari.
Ikan C. panda yang menetas memiliki
sepasang sungut dan menjadi 2 pasang pada
hari ke-2 dan terjadi perubahan bentuk dan
panjang dengan bertambahnya hari. Bentuk
usus larva umur 1 hari berupa tabung lurus
yang tipis. Peredaran darah terlihat jelas pada
seluruh tubuh, detak jantung terlihat jelas
pada ruang khusus karena pigmen hitam pada
kulit belum pekat sehingga bentuk tengkorak,
notochord serta peredaran darah terlihat jelas
(Gambar 3).
Perkembangan kuning telur embrional
Volume kuning telur embrio mengalami
peningkatan pada hari pertama yaitu 1,13
mm3
menjadi 1,62 mm3
pada hari ke-3
(Gambar 4). Volume kuning telur larva pada
hari pertama sebesar 1,62 mm3
dan sedikit
meningkat pada hari ke-2 menjadi 2,28 dan
terus menurun sampai kuning telur habis
pada hari ke-5. Volume kuning telur
berkurang drastis setelah larva berumur 4 hari
yang diduga akibat keperluan larva akan
energi dari kuning telur lebih banyak untuk
pergerakan, pertumbuhan dan
penyempurnaan organ tubuh, hal tersebut
juga dinyatakan oleh Waynarovich dan
Hovart (1980). Sedangkan volume telur ikan
tersebut berkisar antara 3,03 mm3
dan 4,48
mm3
.
Fase post-larva berlangsung setelah
kuning telur habis dan mulai berenang aktif
(Gambar 5), yaitu setelah berumur 5 hari.
Pada umur 5 hari, kuning telur telah habis,
bentuk mata sudah terlihat jelas karena
pigmen warna hitamnya sehingga dengan
kasat mata terlihat garis samar pada mata.
Pada hari ke-7, larva mulai diberi pakan
berupa cacing sutra kecil yang diperoleh
dengan cara penyaringan.
Panjang total larva dari hari ke-1 sampai
hari ke-7 mengalami peningkatan dari 6,13
mm pada hari ke-1 menjadi 8,25 pada hari
ke-7 (Gambar 6). Laju pertumbuhan mutlak
larva Corydoras panda sebesar 2,12 mm
dengan rata-rata pertumbuhan harian sebsar
0,3 mm. Kelangsungan hidup larva selama 7
hari pemeliharaan tercatat cukup tinggi
dengan persentase sebesar 83,33%.
Tabel 1. Keberhasilan perkembangan awal hidup ikan Corydoras panda
Parameter Nilai (%)
Derajat Pembuahan (FR) 77,85
Kelangsungan hidup embrio 9,75
Derajat penetasan 9,75
71
Tabel 2 Perkembangan organ dan tingkah laku larva Corydoras panda selama 7 hari
Umur
(hari ke-)
Perkembangan organ Tingkah laku larva
1
Sungut satu pasang; sirip pektoral berbentuk bulat dan
besar; sirip dorsal, kaudal, anal dan ventral menyatu
Bergerak aktif dan cenderung
berada didasar akuarium
2
Sungut dua pasang; tutup insang terlihat jelas dan
bergerak; tulang sirip pektoral dan kaudal terlihat jelas;
sirip dorsal, kaudal, anal dan ventral bertambah lebar;
peredaran darahnya dapat terlihat jelas; usus tampak
seperti tabung lurus dan transparan
Berkumpul di sudut akuarium;
berenang aktif; peka terhadap
kejutan dari luar
3
Pigmen mata semakin hitam; usus bertambah panjang
dan sudah terbuka; bentuk kepala semakin lebar; jantung
terlihat jelas dan seperti berada pada rongga khusus;
mulai diberi pakan Artemia
Aktif menangkap pakan; mulai
menyebar pada tempat-tempat
pemberian pakan
4
Bentuk usus mulai tak beraturan; sungut mulai timbul
gerigi-gerigi kecil; tulang sirip kaudal semakin jelas;
segmen tulang belakang sudah terlihat jelas
Tidak berkumpul disudut
akuarium; sudah mulai
menyebar pada dasar akuarium
5
Kuning telur sudah tak terlihat; rongga tubuh sudah
terlihat; warna mata sudah hitam pekat; sungut lebih
panjang
Berenang sangat aktif dan cepat
6
Terdapat bintik hitam pada bagian perut; sirip pektoral
semakin banyak terdapat tulang sirip; usus semakin
memadat
Berenang sangat aktif dan cepat
7
Sudah diberi cacing sutera yang halus; tulang sirip
kaudal semakin kokoh; pigmen warna semakin jelas
Berenang sangat aktif dan cepat
Gambar 3. Perkembangan larva ikan Corydoras panda umur 1-4 hari
(1)
(2)
(3)
(4)
72
0
0,5
1
1,5
2
2,5
1 2 3 / 1 2 3 4 5
umur (hari)
Volumekuningtelur(mm3
)
Fase embrio Fase larva
Gambar 4. Perubahan volume kuning telur embrio dan larva ikan Corydoras panda
Gambar 5. Perkembangan larva ikan Corydoras panda umur pasca kuning telur habis
(1)
(2)
(3)
73
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7
umur (hari)
Panjangtotal(mm)
Gambar 6. Pertambahan panjang total larva Corydoras panda (umur 1-7 hari)
Tabel 3. Kualitas air pada wadah pemijahan dan penetasan ikan Corydoras panda
Parameter Satuan Wadah pemijahan Wadah penetasan
Suhu C 25 – 28 25 – 28
Oksigen terlarut ppm > 4,5 6,36
pH - 7,59 6,62
Alkalinitas ppm 44,62 28
Nitrit ppm 0,954 -
Amoniak ppm - 0,055
Kualitas air
Suhu air pada wadah pemijahan dan
penetasan ikan Corydoras panda cenderung
sama selama penelitian yaitu berkisar antara
25-28 C. Kandungan oksigen terlarut yang
tersedia pada kedua wadah cukup tinggi
sehingga dapat menunjang kehidupan dan
pertumbuhannya. Nilai pH yang tidak jauh
berbeda yaitu berada pada kisaran netral,
tidak dianggap berpengaruh terhadap
pemijahan dan pemeliharaan ikan tersebut.
Perbedaan yang tinggi antara wadah
pemijahan dan penetasan terjadi pada
parameter alkalinitas. Alkalinitas perairan
dipengaruhi oleh kemampuan perairan dalam
mengikat asam (ion H+
).
KESIMPULAN
Masa inkubasi telur ikan Corydoras
panda berlangsung selama sekitar 51 jam
setelah pembuahan dengan proses
organogenesis selama 46 jam. Derajat
penetasan telur pada penelitian ini mencapai
9,75%. Masa pro-larva ikan Corydoras panda
berakhir setelah larva berumur 5 hari yang
ditandai dengan habisnya kuning telur. Laju
pertumbuhan mutlak larva yang dipelihara
selama 7 hari mencapai 2,12 mm.
DAFTAR PUSTAKA
Braum, E. 1978. Ecological Aspect of The
Survival of Fish Eggs, Embrio and
Larvae. In: S. D. Gerking (Ed.). Ecology
of Freshwater Fish Production. Blackwell
74
Scientific Publications. Oxford. p: 102-
131.
Effendi, M. I. 1978. Biologi Perikanan
Bagian I: Study Natural History. Fakultas
Perikanan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor. Hal: 53-72.
Sedjati, I. F. 2002. Embriogenesis dan
Perkembangan Larva Ikan Redfin Shark
(Labeo erythropterus C. V.). Skripsi.
Departemen Budidaya Perairan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Waynorovich, E. and Hovart, L. 1980. The
Artificial Propagation of Warm Water
Finfish – A Manual for Extensions. FAO.
Fish. Tech. Pop.

More Related Content

What's hot

SISTEM PENCERNAAN PADA VERTEBRATA.pptx
SISTEM PENCERNAAN PADA VERTEBRATA.pptxSISTEM PENCERNAAN PADA VERTEBRATA.pptx
SISTEM PENCERNAAN PADA VERTEBRATA.pptx
clarasilvanaandryani
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Ria Rohmawati
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
UNESA
 
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanBiologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Aji Sanjaya
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
RiaAnggun
 
Anatomi serangga
Anatomi seranggaAnatomi serangga
Anatomi serangga
Nisrina Setiowati
 
komposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikankomposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikan
Heru Pramono
 
Mikroalga
MikroalgaMikroalga
Mikroalga
Heri Abrianto
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Mifta Rahmat
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
Ekal Kurniawan
 
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikrobaMikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Yusuf Ahmad
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Okta Yosiana Dewi
 
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi TrikomataLaporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
Dhiarrafii Bintang Matahari
 
Fisiologi Tumbuhan
Fisiologi TumbuhanFisiologi Tumbuhan
Fisiologi Tumbuhan
Salmin 'chord'
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Google
 
KEL. 3 HABITAT DAN RELUNG EKOLOGI.pptx
KEL. 3 HABITAT DAN RELUNG EKOLOGI.pptxKEL. 3 HABITAT DAN RELUNG EKOLOGI.pptx
KEL. 3 HABITAT DAN RELUNG EKOLOGI.pptx
PurnamaUswatunKhasan
 
Chrysophyta
ChrysophytaChrysophyta
Chrysophyta
sarahmaida12
 
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 ChondrichtyesLaporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Selly Noviyanty Yunus
 

What's hot (20)

SISTEM PENCERNAAN PADA VERTEBRATA.pptx
SISTEM PENCERNAAN PADA VERTEBRATA.pptxSISTEM PENCERNAAN PADA VERTEBRATA.pptx
SISTEM PENCERNAAN PADA VERTEBRATA.pptx
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Kimpang meet 9_pigmen
Kimpang meet 9_pigmenKimpang meet 9_pigmen
Kimpang meet 9_pigmen
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
 
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanBiologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
 
Anatomi serangga
Anatomi seranggaAnatomi serangga
Anatomi serangga
 
komposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikankomposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikan
 
Mikroalga
MikroalgaMikroalga
Mikroalga
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikrobaMikrobiologi - pertumbuhan mikroba
Mikrobiologi - pertumbuhan mikroba
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
 
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi TrikomataLaporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
 
Fisiologi Tumbuhan
Fisiologi TumbuhanFisiologi Tumbuhan
Fisiologi Tumbuhan
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
 
KEL. 3 HABITAT DAN RELUNG EKOLOGI.pptx
KEL. 3 HABITAT DAN RELUNG EKOLOGI.pptxKEL. 3 HABITAT DAN RELUNG EKOLOGI.pptx
KEL. 3 HABITAT DAN RELUNG EKOLOGI.pptx
 
Fitoplankton
FitoplanktonFitoplankton
Fitoplankton
 
Chrysophyta
ChrysophytaChrysophyta
Chrysophyta
 
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 ChondrichtyesLaporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
 

Viewers also liked

Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fix
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fixLaporan analisi pertumbuhan ikan nila fix
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fix
muthiauthe
 
64 reproduksi perkembangan larva
64 reproduksi perkembangan larva64 reproduksi perkembangan larva
64 reproduksi perkembangan larvaYuga Rahmat S
 
Pembenihan patin
Pembenihan patin Pembenihan patin
Pembenihan patin Tx_hendra
 
parameter penelitian reproduksi ikan
parameter penelitian reproduksi ikanparameter penelitian reproduksi ikan
parameter penelitian reproduksi ikan
Putra putra
 
Morfologi ikan
Morfologi ikanMorfologi ikan
Morfologi ikan
Siti Mahmudah
 
Laporan pembenihan ikan patin
Laporan pembenihan ikan patinLaporan pembenihan ikan patin
Laporan pembenihan ikan patin
Desty Alvina
 
Manajemen pembenihan ikan mas koki (carrasius auratus)
Manajemen pembenihan ikan mas koki (carrasius auratus)Manajemen pembenihan ikan mas koki (carrasius auratus)
Manajemen pembenihan ikan mas koki (carrasius auratus)
igamawarniayulestari
 
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...
Putra putra
 
contoh skripsi (BUDIDAYA IKAN LELE)
contoh skripsi (BUDIDAYA IKAN LELE)contoh skripsi (BUDIDAYA IKAN LELE)
contoh skripsi (BUDIDAYA IKAN LELE)
Iqmal Muttaqin
 
Proposal usaha Pembesaran bibit ikan lele unggul
Proposal usaha Pembesaran bibit ikan lele unggulProposal usaha Pembesaran bibit ikan lele unggul
Proposal usaha Pembesaran bibit ikan lele unggul
Bung HaFied
 
Kuliah 6-perikanan-budidaya
Kuliah 6-perikanan-budidayaKuliah 6-perikanan-budidaya
Kuliah 6-perikanan-budidaya
Suko Widodo
 
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)
Ferdiana Agustin
 
matakuliah fisiologi tingkah laku larva ikan sub judul perkembangan larva
matakuliah fisiologi tingkah laku larva ikan sub judul perkembangan larvamatakuliah fisiologi tingkah laku larva ikan sub judul perkembangan larva
matakuliah fisiologi tingkah laku larva ikan sub judul perkembangan larva
Putra putra
 
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...
Herry Rachmat Safi'i
 
Budidaya ikan patin
Budidaya ikan patinBudidaya ikan patin
Budidaya ikan patin
OSIS
 
Proposal Usaha Ikan Lele
Proposal Usaha Ikan LeleProposal Usaha Ikan Lele
Proposal Usaha Ikan Lele
Amy Puspita
 
Makalah budidaya ikan lele
Makalah budidaya ikan leleMakalah budidaya ikan lele
Makalah budidaya ikan lele
Photo Setudio Planet solo grand mall
 

Viewers also liked (20)

Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
 
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fix
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fixLaporan analisi pertumbuhan ikan nila fix
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fix
 
64 reproduksi perkembangan larva
64 reproduksi perkembangan larva64 reproduksi perkembangan larva
64 reproduksi perkembangan larva
 
Pembenihan patin
Pembenihan patin Pembenihan patin
Pembenihan patin
 
Pemijahan ikan patin
Pemijahan ikan patinPemijahan ikan patin
Pemijahan ikan patin
 
parameter penelitian reproduksi ikan
parameter penelitian reproduksi ikanparameter penelitian reproduksi ikan
parameter penelitian reproduksi ikan
 
Morfologi ikan
Morfologi ikanMorfologi ikan
Morfologi ikan
 
Laporan pembenihan ikan patin
Laporan pembenihan ikan patinLaporan pembenihan ikan patin
Laporan pembenihan ikan patin
 
Manajemen pembenihan ikan mas koki (carrasius auratus)
Manajemen pembenihan ikan mas koki (carrasius auratus)Manajemen pembenihan ikan mas koki (carrasius auratus)
Manajemen pembenihan ikan mas koki (carrasius auratus)
 
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...
 
contoh skripsi (BUDIDAYA IKAN LELE)
contoh skripsi (BUDIDAYA IKAN LELE)contoh skripsi (BUDIDAYA IKAN LELE)
contoh skripsi (BUDIDAYA IKAN LELE)
 
Proposal usaha Pembesaran bibit ikan lele unggul
Proposal usaha Pembesaran bibit ikan lele unggulProposal usaha Pembesaran bibit ikan lele unggul
Proposal usaha Pembesaran bibit ikan lele unggul
 
Kuliah 6-perikanan-budidaya
Kuliah 6-perikanan-budidayaKuliah 6-perikanan-budidaya
Kuliah 6-perikanan-budidaya
 
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)
 
matakuliah fisiologi tingkah laku larva ikan sub judul perkembangan larva
matakuliah fisiologi tingkah laku larva ikan sub judul perkembangan larvamatakuliah fisiologi tingkah laku larva ikan sub judul perkembangan larva
matakuliah fisiologi tingkah laku larva ikan sub judul perkembangan larva
 
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNT...
 
Budidaya ikan patin
Budidaya ikan patinBudidaya ikan patin
Budidaya ikan patin
 
Proposal Usaha Ikan Lele
Proposal Usaha Ikan LeleProposal Usaha Ikan Lele
Proposal Usaha Ikan Lele
 
Proposal budidaya lele kabupaten muna (pure)
Proposal budidaya lele kabupaten muna (pure)Proposal budidaya lele kabupaten muna (pure)
Proposal budidaya lele kabupaten muna (pure)
 
Makalah budidaya ikan lele
Makalah budidaya ikan leleMakalah budidaya ikan lele
Makalah budidaya ikan lele
 

Similar to ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda

Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)fadlidera
 
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)fadlidera
 
Budidaya pembenihan ikan hias
Budidaya pembenihan ikan hiasBudidaya pembenihan ikan hias
Budidaya pembenihan ikan hias
gede jovial
 
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
DediKusmana2
 
Pembenihan lobster air tawar
Pembenihan lobster air tawarPembenihan lobster air tawar
Pembenihan lobster air tawar
Alfarico Rico
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptfahmiganteng
 
KOLONISASI_SEMUT_HITAM_(_Dolichoderus_thoracicus_Smith_).pdf
KOLONISASI_SEMUT_HITAM_(_Dolichoderus_thoracicus_Smith_).pdfKOLONISASI_SEMUT_HITAM_(_Dolichoderus_thoracicus_Smith_).pdf
KOLONISASI_SEMUT_HITAM_(_Dolichoderus_thoracicus_Smith_).pdf
AgathaHaselvin
 
Reproduksi pada hewan
Reproduksi pada hewanReproduksi pada hewan
Reproduksi pada hewan
Ali Mustofa
 
01. kegiatan akuakultur
01. kegiatan akuakultur01. kegiatan akuakultur
01. kegiatan akuakultur
Noor Yusuf
 
jumlah telur pisces
jumlah telur piscesjumlah telur pisces
jumlah telur piscesMirda Rinii
 
REPRODUKSI BERBAGAI HEWAN FIX.pptx
REPRODUKSI BERBAGAI HEWAN FIX.pptxREPRODUKSI BERBAGAI HEWAN FIX.pptx
REPRODUKSI BERBAGAI HEWAN FIX.pptx
rizkayohana
 
Cara Budidaya Ikan Hias
Cara Budidaya Ikan HiasCara Budidaya Ikan Hias
Cara Budidaya Ikan Hias
DomasNovendraSudiyan
 
viruss.pptx
viruss.pptxviruss.pptx
viruss.pptx
rizkayohana
 
Laporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihLaporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihfahmiganteng
 
Budidaya kakap makalah
Budidaya kakap makalahBudidaya kakap makalah
Budidaya kakap makalah
Novita Adiningtyas
 

Similar to ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda (20)

Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
 
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
 
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
 
Budidaya pembenihan ikan hias
Budidaya pembenihan ikan hiasBudidaya pembenihan ikan hias
Budidaya pembenihan ikan hias
 
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
 
Kitaran hidup katak
Kitaran hidup katakKitaran hidup katak
Kitaran hidup katak
 
Pembenihan lobster air tawar
Pembenihan lobster air tawarPembenihan lobster air tawar
Pembenihan lobster air tawar
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hpt
 
Kitaran hidup katak
Kitaran hidup katakKitaran hidup katak
Kitaran hidup katak
 
Kegiatan budidaya perairan
Kegiatan budidaya perairanKegiatan budidaya perairan
Kegiatan budidaya perairan
 
KOLONISASI_SEMUT_HITAM_(_Dolichoderus_thoracicus_Smith_).pdf
KOLONISASI_SEMUT_HITAM_(_Dolichoderus_thoracicus_Smith_).pdfKOLONISASI_SEMUT_HITAM_(_Dolichoderus_thoracicus_Smith_).pdf
KOLONISASI_SEMUT_HITAM_(_Dolichoderus_thoracicus_Smith_).pdf
 
Reproduksi pada hewan
Reproduksi pada hewanReproduksi pada hewan
Reproduksi pada hewan
 
01. kegiatan akuakultur
01. kegiatan akuakultur01. kegiatan akuakultur
01. kegiatan akuakultur
 
jumlah telur pisces
jumlah telur piscesjumlah telur pisces
jumlah telur pisces
 
REPRODUKSI BERBAGAI HEWAN FIX.pptx
REPRODUKSI BERBAGAI HEWAN FIX.pptxREPRODUKSI BERBAGAI HEWAN FIX.pptx
REPRODUKSI BERBAGAI HEWAN FIX.pptx
 
Cara Budidaya Ikan Hias
Cara Budidaya Ikan HiasCara Budidaya Ikan Hias
Cara Budidaya Ikan Hias
 
Kitaran hidup katak
Kitaran hidup katakKitaran hidup katak
Kitaran hidup katak
 
viruss.pptx
viruss.pptxviruss.pptx
viruss.pptx
 
Laporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihLaporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benih
 
Budidaya kakap makalah
Budidaya kakap makalahBudidaya kakap makalah
Budidaya kakap makalah
 

More from Repository Ipb

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Repository Ipb
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
Repository Ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Repository Ipb
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
Repository Ipb
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
Repository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
Repository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
Repository Ipb
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
Repository Ipb
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
Repository Ipb
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
Repository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
Repository Ipb
 

More from Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 

Recently uploaded

Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
ssuser2537c0
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
nadiafebianti2
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 

Recently uploaded (11)

Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 

ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda

  • 1. 67 ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda Organogenesis and Development of Corydoras panda in Early Stage D. Tri Sulistyowati, Sarah dan H. Arfah Program studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680 ABSTRACT One of attractive ornamental fish species that is from Amazon, South America, is genus Corydoras. This fish has simple body ornament but unique that has black line in its eye and black spot at caudal. The color of C. panda eggs at just after fertilization tends to dark brown and to be transparence after embryo formed. Corydoras larvae possess big yolk egg without oil globule. Larva presents at the bottom of aquarium and position of yolk is beneath of larvae. Egg hatched about 51 hours after fertilization and organogenesis process taken 46 hours. Pro-larvae stage finish after 5-day-old that is marked by no yolk remained. Keywords: organogenesis, embryo, larva, Corydoras panda ABSTRAK Salah satu ikan hias yang berasal dari perairan Amazon, Amerika Selatan adalah Corydoras. Ikan ini memiliki corak tubuh yang sederhana namun unik terdapat garis hitam pada mata dan spot hitam pada pangkal ekor yaitu spesies Corydoras panda. Warna telur ikan Corydoras panda pada awal fertilisasi cenderung coklat gelap dan menjadi semakin terang setelah terbentuknya embrio. Larva Corydoras memiliki ukuran kuning telur besar tetapi tidak memiliki butir minyak. Larva berada di dasar akuarium dengan posisi kuning telur berada di bawahnya. Telur ikan Corydoras panda akan menetas 51 jam pasca pembuahan dengan proses organogenesis selama 46 jam. Masa pre-larva berakhir setelah larva berumur 5 hari yang ditandai dengan habisnya kuning telur. Kata kunci: Organogenesis, embrio, larva, Corydoras panda PENDAHULUAN Ikan hias memiliki bentuk dan warna yang menarik. Harganya sangat bervariasi tergantung pada tingkat kesulitan dalam budidaya, corak, warna dan bentuk atau ketersediaanya di alam (habitat aslinya). Salah satu ikan hias yang menarik adalah yang berasal dari perairan Amazon, Amerika Selatan yaitu dari genus Corydoras. Ikan ini memiliki ukuran maksimum 7 cm dan memiliki corak tubuh yang sederhana namun unik. Spesies yang paling menarik dari genus Corydoras adalah spesies yang terdapat garis hitam pada mata dan spot hitam pada pangkal ekor yaitu spesies Corydoras panda. Induk C. panda jarang diperjualbelikan karena belum banyak yang bisa menghasilkan calon induk dalam jumlah banyak. Ikan ini tergolong jenis ikan dengan harga jual yang cenderung stabil dan benihnya yang berukuran 1-2 cm sudah laku terjual. Penelitian tentang embriogenesis pada beberapa jenis ikan hias telah dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan awal hidupnya. Untuk meningkatan produksi dan pengembangan teknik budidaya ikan hias C. panda dibutuhkan informasi tentang perkembangan awal ikan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses organogenesis ikan C. panda selama inkubasi telur, masa kritis telur dan larva pada perkembangan awal hidupnya. BAHAN & METODE Pemeliharaan dan pemijahan induk Calon induk jantan dan betina yang berukuran sekitar 4 cm dipelihara secara terpisah pada akuarium ukuran 60×40×30 cm dan diberi pakan berupa cacing sutera, sebanyak 2 kali/hari sampai induk matang gonad. Induk yang telah matang gonad terlihat dari bentuk morfologinya, yaitu lubang genital berwarna putih dan perut yang terlihat membesar. Selama pemeliharaan dilakukan penyiponan setiap hari untuk Jurnal Akuakultur Indonesia, 4(2): 67– 66 (2005) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id
  • 2. 68 membuang kotoran yang mengendap pada dasar akuarium. Ciri induk yang siap untuk dipijahkan ditandai dengan perut induk betina yang sudah tampak semakin besar akibat perkembangan telurnya. Pemijahan Corydoras panda dilakukan secara masal dengan perbandingan jantan dan betina adalah 1:2 sampai 1:4. Induk yang siap bertelur dipindahkan ke akuarium yang sudah diberi kakaban sebagai substrat telur. Ikan tersebut memijah pada pagi hari sekitar pukul 06.30-07.30. Selanjutnya kakaban yang telah berisi telur dipindahkan kedalam wadah penetasan. Proses pemijahan terjadi secara berulang-ulang sehingga pengangkatan kakaban juga dilakukan secara berulang- ulang dengan selang satu hari selama satu minggu. Penanganan telur, pengamatan telur dan organogenesis Telur yang telah dibuahi dipindahkan ke dalam akuarium penetasan telur yang telah dilengkapi dengan sistem aerasi berikut kakabannya. Sebelumnya telah dimasukkan methylene blue ke dalam wadah penetasan tersebut untuk mencegah infeksi jamur terhadap telur. Pengamatan embriogenesis dilakukan menggunakan mikroskop terhadap sampel telur yang diambil dari kakaban yang diletakkan pada cawan petri. Pengamatan dilakukan pada fase organogenesis sampai telur menetas dan fase larva sampai umur 7 hari dengan mengambil gambarnya serta dilakukan pencatatan waktu yang dibutuhkan selama proses tersebut. Parameter kuantitatif yang diukur meliputi diameter telur, panjang larva, volume kuning telur, derajat pembuahan, derajat penetasan, derajat kelangsungan hidup embrio dan larva serta laju pertumbuhan. HASIL & PEMBAHASAN Perkembangan awal (organogenesis) Perkembangan awal organogenesis terjadi pada jam ke-5 setelah fertilisasi (Gambar 1): terbentuknya kepala, mata, notochord dan somit yang terlihat masih transparan (1). Pada jam ke-11 lebih 58 menit mulai terlihat jantung dengan warna merah dan berdetak yang kemudian diikuti oleh terbentuknya badan (2), ekor dan pigmen hitam pada bagian punggung serta terbentuknya tengkorak kepala pada jam ke- 28 lebih 9 menit (3). Cangkang telur pecah pada jam ke-43 lebih 2 menit (4), sungut dan ekor tampak mulai keluar pada jam ke-45 lebih 2 menit (5). Setelah memasuki jam ke- 49 lebih 12 menit, cangkang terlihat sangat lunak dan rongga perivitelin tidak nampak lagi (6). Pada jam ke-51 lebih 2 menit, ekor keluar dengan sempurna, namun kepala dan badan masih berada dalam cangkang (7). Gambar 1. Fase organogenesis ikan Corydoras sp. sampai menetas. Jantung Kepala Dorsal (pigmentasi) Bentuk tubuh semakin jelas Cangkang robek Ekor Cangkang lunak Ekor Sungut (1) (2) (3) (4) (5) (6)(7)
  • 3. 69 Pada awal pengamatan organogenesis, kuning telur terlihat jelas, sedangkan organ lain masih terlihat transparan dan sesekali embrio melakukan gerakan berputar-putar dan frekuensi putarannya semakin banyak setelah pigmen pada bagian punggung semakin menghitam. Pada saat cangkang telur pecah, pergerakan embrio semakin aktif dan embrio berusaha mengeluarkan bagian ekornya sampai keluar secara sempurna namun kepala dan badannya masih berada didalam telur. Proses inkubasi telur C. panda berlangsung selama 51 jam. Warna telur pada awal fertilisasi cenderung coklat agak gelap dan menjadi semakin terang setelah terbentuknya embrio sehingga pengamatan pada fase awal embriogenesis mengalami kesulitan. Telur C. panda memiliki diameter rata-rata 2 0,03 mm dan tidak berbeda jauh dibandingkan dengan ukuran telur ikan redfin shark yang berdiameter 1,965 0,015 mm (Sedjati, 2002). Perbedaan parameter telur menurut Effendie (1978) dapat disebabkan oleh perbedaan tekanan osmosis dan protein yang ada dipermukaan telur. Telur C. panda bersifat adhesif dilihat dari sifatnya yang menempel pada substrat yang berupa tali rafia setelah ditinjau menurut Waynarovich dan Horvart (1980). Masa krisis telur pada penelitian ini dapat dilihat dari tingkat kelangsungan hidup telur pada fase tertentu, seperti pada saat awal fertilisasi, terbentuknya embrio dan menetas (Gambar 2). Setelah fertilisasi (1) sampai terbentuknya embrio, kelangsungan hidup embrio hanya mencapai 9,75%. Setelah terbentuknya embrio sampai menetas (2, 3), kelangsungan hidup telur mencapai 100% (Tabel 1). Hal tersebut menandakan bahwa embrio dapat berkembang dengan baik pada lingkungan yang baru sehingga setiap telur yang terbentuk embrio dapat menetas seluruhnya. Penetasan telur C. panda berlangsung setelah 51 jam dengan suhu penetasan ±26 C. Secara alami (di perairan Amazon), telur ikan tersebut menetas setelah 5,5 hari dengan suhu 24,5 C. Perbedaan waktu penetasan telur tersebut akibat perbedaan suhu media penetasan, demikian pula pendapat Braum (1978) yang menyatakan bahwa suhu menentukan ciri morfologis, laju penetasan dan tingkah laku ikan sewaktu menetas. Perkembangan organ larva C. panda (Tabel 2) disebutkan secara rinci tentang perubahan organ yang terjadi. Larva mulai diberikan pakan dari luar berupa Artemia pada umur 3 hari dan kuning telur habis ketika larva berumur 5 hari. Larva umur 5 hari merupakan fase akhir pro-larva dan awal dari fase post-larva. Setelah larva berumur 6 hari, pakan yang diberikan berupa cacing halus. Larva ikan C. panda memiliki panjang total sebesar 6,13 mm dan relatif lebih besar dibandingkan dengan larva ikan redfin shark yang hanya mecapai 1,965 mm (Sedjati, 2002). Akan tetapi laju pertumbuhan mutlak larva ikan C. panda sampai umur 7 hari hanya mencapai 2,12 mm dengan pertumbuhan harian rata-rata sebesar 0,3 mm. Dengan demikian pertumbuhan panjang ikan C. panda tergolong lambat, dimana ukuran panjang induk hanya mencapai ±4 cm. Gambar 2. Masa kritis telur ikan Corydoras sp. (1) (2) (3)
  • 4. 70 Larva Corydoras memiliki ukuran kuning telur besar tetapi tidak memiliki butir minyak sehingga larva berada di dasar akuarium dengan posisi kuning telur berada di bawah. Bentuk larva ikan tersebut sangat khas dengan gerak ikan yang lincah pada awal penetasan tetapi lebih sering berdiam di sudut akuarium. Corydoras panda memiliki sirip pektoral yang besar dan membulat terlihat seperti sayap kupu-kupu atau capung. Bentuk sirip dorsal, kaudal, ventral dan anal terlihat menyatu sehingga posisi usus terletak pada siripnya. Tulang pada bagian sirip dorsal terbentuk semakin jelas, sedangkan posisi mata belum terlihat jelas karena pigmen warna belum terbentuk, namun sudah mulai tampak ada dua lingkaran pada matanya. Bentuk tengkorak terlihat jelas perubahannya, detak jantung juga terlihat jelas sehingga peredaran darah terlihat jelas baik pada badan maupun siripnya. Pada saat pengamatan, larva hanya dapat diamati pada bagian dorsal, sehingga tidak terlihat bukaan mulutnya. Pemberian pakan dilakukan setelah bentuk usus terlihat semakin jelas dan lubang usus sudah terbuka. Larva C. panda mulai diberi pakan berupa Artemia setelah berumur 3 hari. Ikan C. panda yang menetas memiliki sepasang sungut dan menjadi 2 pasang pada hari ke-2 dan terjadi perubahan bentuk dan panjang dengan bertambahnya hari. Bentuk usus larva umur 1 hari berupa tabung lurus yang tipis. Peredaran darah terlihat jelas pada seluruh tubuh, detak jantung terlihat jelas pada ruang khusus karena pigmen hitam pada kulit belum pekat sehingga bentuk tengkorak, notochord serta peredaran darah terlihat jelas (Gambar 3). Perkembangan kuning telur embrional Volume kuning telur embrio mengalami peningkatan pada hari pertama yaitu 1,13 mm3 menjadi 1,62 mm3 pada hari ke-3 (Gambar 4). Volume kuning telur larva pada hari pertama sebesar 1,62 mm3 dan sedikit meningkat pada hari ke-2 menjadi 2,28 dan terus menurun sampai kuning telur habis pada hari ke-5. Volume kuning telur berkurang drastis setelah larva berumur 4 hari yang diduga akibat keperluan larva akan energi dari kuning telur lebih banyak untuk pergerakan, pertumbuhan dan penyempurnaan organ tubuh, hal tersebut juga dinyatakan oleh Waynarovich dan Hovart (1980). Sedangkan volume telur ikan tersebut berkisar antara 3,03 mm3 dan 4,48 mm3 . Fase post-larva berlangsung setelah kuning telur habis dan mulai berenang aktif (Gambar 5), yaitu setelah berumur 5 hari. Pada umur 5 hari, kuning telur telah habis, bentuk mata sudah terlihat jelas karena pigmen warna hitamnya sehingga dengan kasat mata terlihat garis samar pada mata. Pada hari ke-7, larva mulai diberi pakan berupa cacing sutra kecil yang diperoleh dengan cara penyaringan. Panjang total larva dari hari ke-1 sampai hari ke-7 mengalami peningkatan dari 6,13 mm pada hari ke-1 menjadi 8,25 pada hari ke-7 (Gambar 6). Laju pertumbuhan mutlak larva Corydoras panda sebesar 2,12 mm dengan rata-rata pertumbuhan harian sebsar 0,3 mm. Kelangsungan hidup larva selama 7 hari pemeliharaan tercatat cukup tinggi dengan persentase sebesar 83,33%. Tabel 1. Keberhasilan perkembangan awal hidup ikan Corydoras panda Parameter Nilai (%) Derajat Pembuahan (FR) 77,85 Kelangsungan hidup embrio 9,75 Derajat penetasan 9,75
  • 5. 71 Tabel 2 Perkembangan organ dan tingkah laku larva Corydoras panda selama 7 hari Umur (hari ke-) Perkembangan organ Tingkah laku larva 1 Sungut satu pasang; sirip pektoral berbentuk bulat dan besar; sirip dorsal, kaudal, anal dan ventral menyatu Bergerak aktif dan cenderung berada didasar akuarium 2 Sungut dua pasang; tutup insang terlihat jelas dan bergerak; tulang sirip pektoral dan kaudal terlihat jelas; sirip dorsal, kaudal, anal dan ventral bertambah lebar; peredaran darahnya dapat terlihat jelas; usus tampak seperti tabung lurus dan transparan Berkumpul di sudut akuarium; berenang aktif; peka terhadap kejutan dari luar 3 Pigmen mata semakin hitam; usus bertambah panjang dan sudah terbuka; bentuk kepala semakin lebar; jantung terlihat jelas dan seperti berada pada rongga khusus; mulai diberi pakan Artemia Aktif menangkap pakan; mulai menyebar pada tempat-tempat pemberian pakan 4 Bentuk usus mulai tak beraturan; sungut mulai timbul gerigi-gerigi kecil; tulang sirip kaudal semakin jelas; segmen tulang belakang sudah terlihat jelas Tidak berkumpul disudut akuarium; sudah mulai menyebar pada dasar akuarium 5 Kuning telur sudah tak terlihat; rongga tubuh sudah terlihat; warna mata sudah hitam pekat; sungut lebih panjang Berenang sangat aktif dan cepat 6 Terdapat bintik hitam pada bagian perut; sirip pektoral semakin banyak terdapat tulang sirip; usus semakin memadat Berenang sangat aktif dan cepat 7 Sudah diberi cacing sutera yang halus; tulang sirip kaudal semakin kokoh; pigmen warna semakin jelas Berenang sangat aktif dan cepat Gambar 3. Perkembangan larva ikan Corydoras panda umur 1-4 hari (1) (2) (3) (4)
  • 6. 72 0 0,5 1 1,5 2 2,5 1 2 3 / 1 2 3 4 5 umur (hari) Volumekuningtelur(mm3 ) Fase embrio Fase larva Gambar 4. Perubahan volume kuning telur embrio dan larva ikan Corydoras panda Gambar 5. Perkembangan larva ikan Corydoras panda umur pasca kuning telur habis (1) (2) (3)
  • 7. 73 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 umur (hari) Panjangtotal(mm) Gambar 6. Pertambahan panjang total larva Corydoras panda (umur 1-7 hari) Tabel 3. Kualitas air pada wadah pemijahan dan penetasan ikan Corydoras panda Parameter Satuan Wadah pemijahan Wadah penetasan Suhu C 25 – 28 25 – 28 Oksigen terlarut ppm > 4,5 6,36 pH - 7,59 6,62 Alkalinitas ppm 44,62 28 Nitrit ppm 0,954 - Amoniak ppm - 0,055 Kualitas air Suhu air pada wadah pemijahan dan penetasan ikan Corydoras panda cenderung sama selama penelitian yaitu berkisar antara 25-28 C. Kandungan oksigen terlarut yang tersedia pada kedua wadah cukup tinggi sehingga dapat menunjang kehidupan dan pertumbuhannya. Nilai pH yang tidak jauh berbeda yaitu berada pada kisaran netral, tidak dianggap berpengaruh terhadap pemijahan dan pemeliharaan ikan tersebut. Perbedaan yang tinggi antara wadah pemijahan dan penetasan terjadi pada parameter alkalinitas. Alkalinitas perairan dipengaruhi oleh kemampuan perairan dalam mengikat asam (ion H+ ). KESIMPULAN Masa inkubasi telur ikan Corydoras panda berlangsung selama sekitar 51 jam setelah pembuahan dengan proses organogenesis selama 46 jam. Derajat penetasan telur pada penelitian ini mencapai 9,75%. Masa pro-larva ikan Corydoras panda berakhir setelah larva berumur 5 hari yang ditandai dengan habisnya kuning telur. Laju pertumbuhan mutlak larva yang dipelihara selama 7 hari mencapai 2,12 mm. DAFTAR PUSTAKA Braum, E. 1978. Ecological Aspect of The Survival of Fish Eggs, Embrio and Larvae. In: S. D. Gerking (Ed.). Ecology of Freshwater Fish Production. Blackwell
  • 8. 74 Scientific Publications. Oxford. p: 102- 131. Effendi, M. I. 1978. Biologi Perikanan Bagian I: Study Natural History. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal: 53-72. Sedjati, I. F. 2002. Embriogenesis dan Perkembangan Larva Ikan Redfin Shark (Labeo erythropterus C. V.). Skripsi. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Waynorovich, E. and Hovart, L. 1980. The Artificial Propagation of Warm Water Finfish – A Manual for Extensions. FAO. Fish. Tech. Pop.