SlideShare a Scribd company logo
Ekologi Lalat dalam bidang Forensik
Entomologi di Indonesia
Disusun Oleh :
NEDYA BELLINAWATI
(04112682327001)
Dosen Pembimbing :
dr. Dalilah, M.Kes
Tugas Mata Kuliah
FORENSIK ENTOMOLOGI
Dalam studi ini, serangga dapat bermanfaat dalam
mengungkap hubungan tersangka, korban, atau barang
bukti dengan lokasi tertentu, terutama kasus kematian
di luar ruangan.
Studi forensik entomologi dapat diartikan sebagai studi
yang memanfaatkan pengetahuan tentang serangga bagi
kepentingan medikokriminal
Studi ini digunakan pada jenazah yang telah mengalami
pembusukan lanjut, sebab sulit terlihat tanda-tanda
pasca kematiannya serta mengeluarkan bau busuk yang
menarik bagi serangga di sekitarnya
• Salah satu serangga yang dipakai dalam studi forensik entomologi adalah lalat dan
larvanya.
• Famili lalat yang dianggap berperan cukup besar dalam forensik entomologi adalah
Calliphoridae (“bottle flies” atau “blow flies”), Sarcophagidae (“flesh flies”) dan Muscidae
(“houseflies”)
1. Initial Decay (fresh stage).
• Dimulai beberapa saat setelah kematian,
berlangsung selama 24-72 jam.
• Tahap kaku mayat dan lebam mayat baru dimulai.
Perubahan-perubahan yang terjadi belum nampak
secara klinis. Bakteri mulai menyebar ke seluruh
tubuh dan menyebarkan enzim digestif.
• Beberapa serangga mulai tertarik untuk datang
dan berkoloni pada mayat, salah satu yang muncul
pertama adalah lalat famili calliphoridae.
Kemudian disusul oleh famili sarcophagidae,
piophilidae, dan muscidae.
2. Putrefaction (bloat stage).
• Berlangsung selama 4-10 hari pasca kematian.
• Pada tahap ini terjadi pembengkakan pada mayat
akibat gas yang dihasilkan oleh metabolisme
anaerob bakteri. Gas yang terdiri atas hydrogen
sulphide dan methane itu mulai menimbulkan bau
busuk yang nyata.
• Perut mengembung, lidah dan bola mata
menonjol, keluarnya cairan melalui lubang tubuh,
warna kehijauan pada kulit yang dimulai dari
abdomen adalah tanda-tanda yang terlihat pada
tahap ini
Tahapan pembusukan :
3. Black Putrefaction (active decay)
• Berlangsung selama 10-25 hari pasca kematian.
• Tanda dari tahap ini adalah bau yang sangat menyengat dan
warna kehitaman pada mayat. Bagian-bagian tubuh mayat
terbuka dan semakin memudahkan larva lalat untuk masuk.
• Pada tahap ini biasanya larva lalat telah mencapai 3rd instar,
kemudian mulai meninggalkan jenazah untuk menjadi pupa.
4. Butyric Fermentation Stage (advance decay)
• Berlangsung selama 20-25 hari pasca kematian.
• Pada tahap ini mayat terlihat lebih kering dari sebelumnya.
• Terjadi fermentasi menghasilkan gas asam butirat (berbau seperti keju) yang menarik
serangga spesies lain, seperti kumbang dari famili carcass, trogidae dan dermestidae.
• Bila mayat berada di tempat yang basah atau lembab, mungkin famili kumbang tidak
akan muncul, dan larva lalat dapat bertahan lebih lama.
5. Dry or Remains Decay
• Dapat berlangsung selama 25-50 hari pasca kematian.
• Pada tahap ini mayat menjadi sangat kering, tertinggal kulit yang mengering,
rambut dan tulang, serta lalat atau larva sudah tidak nampak pada mayat
Siklus Hidup Lalat
• Lalat mengalami metamorfosis lengkap dengan stadium-stadiumnya yang terdiri dari telur-larva-pupa-
dewasa.
• Lalat betina akan meletakkan telur dalam jumlah besar pada awal bloat stage dari pembusukan.
• Dalam waktu 8 jam sampai tiga hari telur menetas dan menjadi larva. Lalu larva akan menjadi pupa
dalam waktu 2-19 hari. Dalam waktu tiga hari , pupa akan berubah menjadi lalat dewasa
1. Telur
• Telur lalat bervariasi bentuk dan ukurannya.
• Lalat biasanya meletakkan telurnya secara berkelompok yang
dapat mencapai 40-200 telur sekali bertelur.
• Telur lalat akan menetas menjadi larva kira-kira setelah 1 hari.
2. Larva
• Larva lalat tidak memiliki kaki (legless larva / apodous).
• Larva akan mengalami pengelupasan kulit sebanyak tiga
kali sebelum akhirnya bermigrasi untuk menjadi pupa.
Terdapat tiga perkembangan larva lalat:
a. 1st instar
• Stadium ini membutuhkan waktu
paling sedikit di antara stadium
lain.
• Kebanyakan larva lalat
membutuhkan waktu 11-38 jam
untuk menyelesaikan stadium ini
sejak telur menetas, dengan
puncak pertumbuhan pada 22-28
jam.
• Panjang larva pada stadium ini
mencapai kurang lebih 5 mm atau
seukuran bulir nasi.
b. 2nd instar
• Kebanyakan larva menyelesaikan 11-22
jam sejak 1st instar untuk kemudian
menjadi 3rd instar.
• Larva membentuk koloni yang disebut
“maggot mass” dan menyebabkan
temperatur di sekitar larva sedikit
meningkat yang disebut maggot mass
temperature.
• Panjang larva pada stadium ini kurang
lebih 10 mm dan mulai terbentuk
spirakel posterior untuk respirasi.
c. 3rd instar
• Stadium ini adalah stadium terlama yang
dibagi menjadi dua tahap.
• Tahap pertama larva melanjutkan
memakan mayat sampai 20-96 jam, pada
tahap ini larva memiliki empat spirakel
posterior dan mencapai panjang kurang
lebih 17 mm.
• Tahap kedua akan berlangsung 80-112 jam.
• Setelah larva berhenti makan, kemudian
akan berpindah ke daerah yang lebih kering
untuk memulai stadium pupa. Larva
berubah warna agak coklat kemerahan
3. Pupa
• Diperlukan waktu kira-kira 10 hari dalam puparium, untuk
transformasi dari larva menjadi lalat dewasa.
• Tahap pupa dapat bertahan dari keadaan panas, dingin
ataupun banjir
4. Dewasa
• Setelah 3 hari, larva yang sudah berubah menjadi
bentuk lalat dewasa akan keluar dari pupa dan dapat
memulai siklus hidupnya lagi dengan bertelur.
Famili Calliphoridae
• Famili Calliphoridae (blow flies) memiliki lebih dari 1000 spesies dan dapat
ditemukan hampir di seluruh dunia.
• Terbagi menjadi dua golongan yaitu metallic calliphoridae berwarna hijau, biru
atau ungu dan non-mettalic calliphoridae dengan warna hitam, abu-abu tua
atau jingga.
• Green bottle flies (genus phaenicia), blue bottle flies (genus calliphora), genus
cochliomyia dan genus chrysomyia adalah termasuk dalam famili ini.
• Lalat dewasa dari famili ini rata-rata panjangnya 6-14 mm, dengan mayoritas
memiliki warna yang metalik mulai dari hijau, biru, perunggu atau hitam.
Larva matur blow flies :
• memiliki panjang 8-23 mm
• berwarna putih atau coklat muda.
• Pada segmen terminal larva memiliki enam atau lebih tuberkel berbentuk kerucut
dan spirakel posterior yang digunakan untuk respirasi.
• Pada kelompok metallic, spirakel posterior seperti buah alpukat, peritreme jelas,
spiracular slits lurus dan mengarah ke botton.
• Pada kelompok non-mettalic, spirakel posterior bervariasi bentuknya, peritreme
tidak jelas, spiracular slits bentuk lurus atau kantong dan tidak mengarah ke
botton.
• Blowflies dalam beberapa menit muncul dan membentuk koloni pertama
kali pada mayat.
• Lalat betina akan meletakan telur dalam jumlah besar di lubang hidung,
mulut dan luka terbuka.
• Genus dari famili ini di antaranya calliphora, chrysomya, cochliomyia,
cynomyopsis, lucilia, phaenicia, phormia dan protophormia.
Chrysomya megacephala
Famili Sarcophagidae
• Famili Sarcophagidae (flesh flies) memiliki lebih dari 2000 spesies yang dapat
ditemukan diseluruh dunia, sebagian besar spesies ditemukan di daerah tropis
dengan temperatur yang hangat
• Flesh flies tertarik pada daging atau mayat, dan juga dikenal menyebabkan myiasis
pada makhluk hidup.
• Lalat dewasa memiliki panjang 2-14 mm, dengan warna belang abu-abu hitam pada
thorax.
• Beberapa spesies memiliki warna mata merah terang.
• Larva flesh flies memiliki spirakel posterior di ujung abdomen dan dikelilingi oleh
tuberkel. Spirakel posterior pada famili Sarcophagidae memiliki 3 buah spiracular slits
yang tersusun convergen terhadap botton
• Flesh flies tertarik pada mayat hampir di semua situasi, terpapar
ataupun terlindung dari matahari, lingkungan basah ataupun kering, di
dalam ataupun luar ruangan
• Mereka muncul pada mayat beberapa saat setelah blowflies muncul
• Lalat betina tidak meletakkan telur, melainkan larva stadium satu pada
mayat
• Spesies dari famili ini diantaranya Sarcophaga bullata dan Sarcophaga
haemorrhoidalis
Famili Muscidae
• Famili Muscidae (Muscid flies) tersebar di berbagai belahan dunia, kebanyakan
ditemukan disekitar kehidupan manusia, termasuk di antaranya lalat rumah,
lalat kandang, dan lalat tse-tse (penyebab sleeping sickness).
• Lalat dewasa berukuran 3-10 mm dengan warna abu-abu tua
• Kebanyakan larva muscidae berbentuk silindris dari kepala sampai ekor dengan
panjang rata-rata larva matur 5-12 mm berwarna putih, kuning atau coklat
muda.
• Muscid flies muncul pada mayat setelah flesh flies dan blow flies, kemudian
lalat betina meletakkan telur.
• Beberapa spesies yang termasuk diantaranya Fannia sp, Hydrotaea sp, Musca
domestica dan Synthesiomyia sp.
Terlihat letak spirakel terdapat di bagian anterior dan posterior tubuh.
Fungsi spirakel pada larva adalah untuk sebagai alat pernapasan. Spirakel
mulai terbentuk pada larva instar ke-2 dan sempurna pada instar ke-3.
Pengaruh Lingkungan bagi Perkembangan Lalat pada Jenazah
• Aktivitas lalat dipengaruhi banyak faktor : internal maupun eksternal
• Faktor internal : karakter spesies lalat itu sendiri
• Faktor eksternal : temperatur, kelembaban, paparan sinar, sumber
makanan, predator lain dan habitat
• Temperatur : Lalat termasuk hewan poikilothermic atau yang tidak
mempertahankan suhu tubuhnya, sehingga diperlukan suhu optimum
lingkungan bagi kelangsungan hidupnya, yang berbeda-beda sesuai spesiesnya.
Karakter masing-masing spesies mempengaruhi besar suhu optimum yang
diperlukan bagi kehidupan lalat
• Paparan cahaya berpengaruh terhadap perilaku lalat betina dalam meletakkan
telurnya. Selain itu juga berpengaruh terhadap pertumbuhan larva lalat, hal ini
juga bervariasi sesuai spesiesnya
• Kelembaban udara juga berpengaruh terutama terhadap larva lalat sebab
diperlukan pengaturan kadar air dalam tubuh larva, dan akan menyebabkan
kematian bila terdapat kelebihan atau kekurangan air dalam tubuh.
• Lokasi keberadaan jenazah : Posisi mayat yang berada di dalam atau di luar
ruangan juga akan berpengaruh terhadap perkembangan lalat dan larvanya.
Pertumbuhan dan perkembangan lalat dan larvanya pada mayat yang berada di
dalam air akan dipengaruhi oleh jenis air, temperatur air, musim, ada tidaknya
pakaian yang dikenakan oleh mayat dan zona biogeoclimatic
Penelitian di Indonesia
Laksmita (2015)  pupa genus Sarcophaga menunjukkan bahwa lama kematian
berkisar antara 14–24 hari, jika yang terdapat pupa diperkirakan lama kematian
berkisar antara 6–18 hari, jika yang didapat larva instar 3 diperkirakan lama
kematian antara 3–7 hari larva instar 2 diperkirakan lama kematian berkisar 2 hari
di daratan larva instar 1 dapat diperkirakan kematian berkisar 2 hari.
Wardani (2019)  Larva lalat yang ditemukan pada bangkai tikus (Rattus
novergicus) yang diberi ciu oplosan adalah Calliphora sp. (19,10%), Sarcophaga
sp. (0,71%), Chrysomya megacephala (13,28%), dan Chrysomya bezziana
(13,86%).
Laksmita (2013)  serangga yang ditemukan dari bangkai mencit (Mus musculus)
tergolong ke dalam ordo Diptera dari familia Calliphoridae. Serangga dari familia
Calliphoridae yang ditemukan termasuk ke dalam genus Lucilia, yang datang
pertama kali setelah satu hari peletakkan bangkai.
Putra (2021)  jenis lalat yang ditemukan pada bangkai mencit (Mus musculus L.) pada
masing-masing perlakuan di luar ruangan ada 3 spesies yaitu C. megacephala, C.
rufifacies, dan S. haemorrhoidalis. Perlakuan yang paling banyak ditemukan larva lalat
yaitu perlakuan dipenggal dan yang sedikit ditemukan yaitu dislokasi.
Switha (2019)  Spesies yang banyak ditemukan adalah Chrysomya megacephala,
muncul sejak hari pertama setelah kematian pada bangkai tikus
Supriyono (2019)  Dekomposisi jasad hewan di dalam ruangan berlangsung selama
delapan hari, sedangkan di luar ruangan 10 hari.
Pada tahap awal kematian sampai pembusukan, populasi serangga yang datang pada
jasad hewan di luar dan di dalam ruangan adalah ordo Diptera (Calliphoridae,
Tachinidae, Muscidae, dan Sarcophagidae).
Pasca pembusukan dan fase tulang : serangga yang datang adalah ordo Coleoptera
(Staphylinidae, Chrysomelidae, Scarabeidae, dan Silphidae).
Serangga Hymenoptera (Formicidae) datang sejak awal kematian sampai fase tulang.
https://www.britannica.com/animal/dipteran/Annotated-classification (Diakses 06 Mei 2024)
https://www.zoology.ubc.ca/~biodiv/entomology/main/Diptera/ (Diakses 06 Mei 2024)
Laksmita, AS., Watiniasih, NL., Junitha, IK., Identifikasi Larva Sarcophagidae (Genus
Sarcophaga) Pada Bangkai Mencit (Mus musculus) Di Hutan Mangrove. Jurnal Biologi 2015;
19(2).84-8.
Wardani, D P K., & Mulyanto, A. 2019. Identifikasi Larva Lalat dalam Kepentingan Post
Mortem Interval pada Bangkai Tikus (Rattus novergicus) yang diberi Ciu Oplosan di Science
Techno Park Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Herb-Medicine Journal 2019; 2(1)
Supriyono, Soviana S., Hadi U K., Pola Kedatangan Serangga pada Jasad Hewan Sebagai
Indikator dalam Kegiatan Forensik. Jurnal Veteriner 2019; 20(3).418-427
Putra, I L I., & Astuti N D., Jenis-jenis Larva Lalat pada Bangkai Mencit (Mus musculus L.) di
Desa Bedoyo , Ponjong, Gunung Kidul. Jurnal Biosains 2021; 7(2)
Daftar Pustaka
Switha, ET., Anwar, C., Dalilah., Ghiffari, A., Pengaruh Beda Tempat Peletakan Bangkai
dengan Pertumbuhan Larva Lalat Pada Tikus (Rattus novergicus). Syifa’ MEDIKA 2019. 10(1).
46-54
Laksmita, AS., Watiniasih, NL., Junitha, IK., Prediksi Lama Kematian Berdasarkan Keberadaan
Serangga Genus Lucillia (Calliphoridae) Pada Bangkai Mencit (Mus musculus) di Lokasi Hutan
Mangrove. Jurnal Biologi 2019; XVII (1).1-5.
tugas nedya - ekologi lalat forensik di indonesia.pptx.ppt

More Related Content

Similar to tugas nedya - ekologi lalat forensik di indonesia.pptx.ppt

perkembangbiakan nyamuk
perkembangbiakan nyamukperkembangbiakan nyamuk
perkembangbiakan nyamuk
Dini_febriani
 
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERLaporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
nurahlina08
 
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMAKingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Teuku Ichsan
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
Riskymessyana99
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
Riskymessyana99
 
MODUL INTERAKTIF - EKTOPARASIT.pdf
MODUL INTERAKTIF - EKTOPARASIT.pdfMODUL INTERAKTIF - EKTOPARASIT.pdf
MODUL INTERAKTIF - EKTOPARASIT.pdf
Gayuh Syaikhullah
 
Modul pembelajaran Syahrifah Nor Azizah
Modul pembelajaran Syahrifah Nor AzizahModul pembelajaran Syahrifah Nor Azizah
Modul pembelajaran Syahrifah Nor Azizah
SyahrifahNorAzizah
 
Biologi annelida
Biologi annelidaBiologi annelida
Biologi annelida
Kurnia Wati
 
CONTOH Handout
CONTOH HandoutCONTOH Handout
CONTOH Handout
Tatik prisnamasari
 
Pengertian metamorphosis
Pengertian metamorphosisPengertian metamorphosis
Pengertian metamorphosis
Dadang24
 
PPT EKTO (REVISI) (1).pptx
PPT  EKTO (REVISI) (1).pptxPPT  EKTO (REVISI) (1).pptx
PPT EKTO (REVISI) (1).pptx
ZionManu
 
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dll
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dllHAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dll
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dll
Nodd Nittong
 
Aschelminthes-Kelompok 7B.pptx
Aschelminthes-Kelompok 7B.pptxAschelminthes-Kelompok 7B.pptx
Aschelminthes-Kelompok 7B.pptx
SitiHafsoh3
 
Insecta class.pptx
Insecta class.pptxInsecta class.pptx
Insecta class.pptx
Rakhmatul1
 
Zooin ppt
Zooin pptZooin ppt
Zooin ppt
Nopiana Mashuri
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakit
Laksmi Bali
 
Filum platyhelminthes
Filum platyhelminthesFilum platyhelminthes
Filum platyhelminthesf1992
 

Similar to tugas nedya - ekologi lalat forensik di indonesia.pptx.ppt (20)

perkembangbiakan nyamuk
perkembangbiakan nyamukperkembangbiakan nyamuk
perkembangbiakan nyamuk
 
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERLaporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
 
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMAKingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
 
MODUL INTERAKTIF - EKTOPARASIT.pdf
MODUL INTERAKTIF - EKTOPARASIT.pdfMODUL INTERAKTIF - EKTOPARASIT.pdf
MODUL INTERAKTIF - EKTOPARASIT.pdf
 
Modul pembelajaran Syahrifah Nor Azizah
Modul pembelajaran Syahrifah Nor AzizahModul pembelajaran Syahrifah Nor Azizah
Modul pembelajaran Syahrifah Nor Azizah
 
Biologi annelida
Biologi annelidaBiologi annelida
Biologi annelida
 
CONTOH Handout
CONTOH HandoutCONTOH Handout
CONTOH Handout
 
Pengertian metamorphosis
Pengertian metamorphosisPengertian metamorphosis
Pengertian metamorphosis
 
PPT EKTO (REVISI) (1).pptx
PPT  EKTO (REVISI) (1).pptxPPT  EKTO (REVISI) (1).pptx
PPT EKTO (REVISI) (1).pptx
 
Kapang
KapangKapang
Kapang
 
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dll
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dllHAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dll
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dll
 
Aschelminthes-Kelompok 7B.pptx
Aschelminthes-Kelompok 7B.pptxAschelminthes-Kelompok 7B.pptx
Aschelminthes-Kelompok 7B.pptx
 
Insecta class.pptx
Insecta class.pptxInsecta class.pptx
Insecta class.pptx
 
Pasca
PascaPasca
Pasca
 
Zooin ppt
Zooin pptZooin ppt
Zooin ppt
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakit
 
32806597 metamorfosis-kupu
32806597 metamorfosis-kupu32806597 metamorfosis-kupu
32806597 metamorfosis-kupu
 
Filum platyhelminthes
Filum platyhelminthesFilum platyhelminthes
Filum platyhelminthes
 

Recently uploaded

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
hanifatunfajria
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan pptResisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
HamzahNasir2
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
NickyRhuum
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
tien148950
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
agussudarmanto9
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
AshriNurIstiqomah1
 
JENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptx
JENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptxJENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptx
JENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptx
YuhansyahYuhansyah
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
MuhammadMazlan12
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
WirataShiju
 

Recently uploaded (20)

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan pptResisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
JENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptx
JENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptxJENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptx
JENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptx
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
 

tugas nedya - ekologi lalat forensik di indonesia.pptx.ppt

  • 1. Ekologi Lalat dalam bidang Forensik Entomologi di Indonesia Disusun Oleh : NEDYA BELLINAWATI (04112682327001) Dosen Pembimbing : dr. Dalilah, M.Kes Tugas Mata Kuliah FORENSIK ENTOMOLOGI
  • 2. Dalam studi ini, serangga dapat bermanfaat dalam mengungkap hubungan tersangka, korban, atau barang bukti dengan lokasi tertentu, terutama kasus kematian di luar ruangan. Studi forensik entomologi dapat diartikan sebagai studi yang memanfaatkan pengetahuan tentang serangga bagi kepentingan medikokriminal Studi ini digunakan pada jenazah yang telah mengalami pembusukan lanjut, sebab sulit terlihat tanda-tanda pasca kematiannya serta mengeluarkan bau busuk yang menarik bagi serangga di sekitarnya • Salah satu serangga yang dipakai dalam studi forensik entomologi adalah lalat dan larvanya. • Famili lalat yang dianggap berperan cukup besar dalam forensik entomologi adalah Calliphoridae (“bottle flies” atau “blow flies”), Sarcophagidae (“flesh flies”) dan Muscidae (“houseflies”)
  • 3. 1. Initial Decay (fresh stage). • Dimulai beberapa saat setelah kematian, berlangsung selama 24-72 jam. • Tahap kaku mayat dan lebam mayat baru dimulai. Perubahan-perubahan yang terjadi belum nampak secara klinis. Bakteri mulai menyebar ke seluruh tubuh dan menyebarkan enzim digestif. • Beberapa serangga mulai tertarik untuk datang dan berkoloni pada mayat, salah satu yang muncul pertama adalah lalat famili calliphoridae. Kemudian disusul oleh famili sarcophagidae, piophilidae, dan muscidae. 2. Putrefaction (bloat stage). • Berlangsung selama 4-10 hari pasca kematian. • Pada tahap ini terjadi pembengkakan pada mayat akibat gas yang dihasilkan oleh metabolisme anaerob bakteri. Gas yang terdiri atas hydrogen sulphide dan methane itu mulai menimbulkan bau busuk yang nyata. • Perut mengembung, lidah dan bola mata menonjol, keluarnya cairan melalui lubang tubuh, warna kehijauan pada kulit yang dimulai dari abdomen adalah tanda-tanda yang terlihat pada tahap ini Tahapan pembusukan :
  • 4. 3. Black Putrefaction (active decay) • Berlangsung selama 10-25 hari pasca kematian. • Tanda dari tahap ini adalah bau yang sangat menyengat dan warna kehitaman pada mayat. Bagian-bagian tubuh mayat terbuka dan semakin memudahkan larva lalat untuk masuk. • Pada tahap ini biasanya larva lalat telah mencapai 3rd instar, kemudian mulai meninggalkan jenazah untuk menjadi pupa. 4. Butyric Fermentation Stage (advance decay) • Berlangsung selama 20-25 hari pasca kematian. • Pada tahap ini mayat terlihat lebih kering dari sebelumnya. • Terjadi fermentasi menghasilkan gas asam butirat (berbau seperti keju) yang menarik serangga spesies lain, seperti kumbang dari famili carcass, trogidae dan dermestidae. • Bila mayat berada di tempat yang basah atau lembab, mungkin famili kumbang tidak akan muncul, dan larva lalat dapat bertahan lebih lama. 5. Dry or Remains Decay • Dapat berlangsung selama 25-50 hari pasca kematian. • Pada tahap ini mayat menjadi sangat kering, tertinggal kulit yang mengering, rambut dan tulang, serta lalat atau larva sudah tidak nampak pada mayat
  • 5. Siklus Hidup Lalat • Lalat mengalami metamorfosis lengkap dengan stadium-stadiumnya yang terdiri dari telur-larva-pupa- dewasa. • Lalat betina akan meletakkan telur dalam jumlah besar pada awal bloat stage dari pembusukan. • Dalam waktu 8 jam sampai tiga hari telur menetas dan menjadi larva. Lalu larva akan menjadi pupa dalam waktu 2-19 hari. Dalam waktu tiga hari , pupa akan berubah menjadi lalat dewasa 1. Telur • Telur lalat bervariasi bentuk dan ukurannya. • Lalat biasanya meletakkan telurnya secara berkelompok yang dapat mencapai 40-200 telur sekali bertelur. • Telur lalat akan menetas menjadi larva kira-kira setelah 1 hari. 2. Larva • Larva lalat tidak memiliki kaki (legless larva / apodous). • Larva akan mengalami pengelupasan kulit sebanyak tiga kali sebelum akhirnya bermigrasi untuk menjadi pupa.
  • 6. Terdapat tiga perkembangan larva lalat: a. 1st instar • Stadium ini membutuhkan waktu paling sedikit di antara stadium lain. • Kebanyakan larva lalat membutuhkan waktu 11-38 jam untuk menyelesaikan stadium ini sejak telur menetas, dengan puncak pertumbuhan pada 22-28 jam. • Panjang larva pada stadium ini mencapai kurang lebih 5 mm atau seukuran bulir nasi. b. 2nd instar • Kebanyakan larva menyelesaikan 11-22 jam sejak 1st instar untuk kemudian menjadi 3rd instar. • Larva membentuk koloni yang disebut “maggot mass” dan menyebabkan temperatur di sekitar larva sedikit meningkat yang disebut maggot mass temperature. • Panjang larva pada stadium ini kurang lebih 10 mm dan mulai terbentuk spirakel posterior untuk respirasi. c. 3rd instar • Stadium ini adalah stadium terlama yang dibagi menjadi dua tahap. • Tahap pertama larva melanjutkan memakan mayat sampai 20-96 jam, pada tahap ini larva memiliki empat spirakel posterior dan mencapai panjang kurang lebih 17 mm. • Tahap kedua akan berlangsung 80-112 jam. • Setelah larva berhenti makan, kemudian akan berpindah ke daerah yang lebih kering untuk memulai stadium pupa. Larva berubah warna agak coklat kemerahan
  • 7. 3. Pupa • Diperlukan waktu kira-kira 10 hari dalam puparium, untuk transformasi dari larva menjadi lalat dewasa. • Tahap pupa dapat bertahan dari keadaan panas, dingin ataupun banjir 4. Dewasa • Setelah 3 hari, larva yang sudah berubah menjadi bentuk lalat dewasa akan keluar dari pupa dan dapat memulai siklus hidupnya lagi dengan bertelur.
  • 8. Famili Calliphoridae • Famili Calliphoridae (blow flies) memiliki lebih dari 1000 spesies dan dapat ditemukan hampir di seluruh dunia. • Terbagi menjadi dua golongan yaitu metallic calliphoridae berwarna hijau, biru atau ungu dan non-mettalic calliphoridae dengan warna hitam, abu-abu tua atau jingga. • Green bottle flies (genus phaenicia), blue bottle flies (genus calliphora), genus cochliomyia dan genus chrysomyia adalah termasuk dalam famili ini. • Lalat dewasa dari famili ini rata-rata panjangnya 6-14 mm, dengan mayoritas memiliki warna yang metalik mulai dari hijau, biru, perunggu atau hitam.
  • 9. Larva matur blow flies : • memiliki panjang 8-23 mm • berwarna putih atau coklat muda. • Pada segmen terminal larva memiliki enam atau lebih tuberkel berbentuk kerucut dan spirakel posterior yang digunakan untuk respirasi. • Pada kelompok metallic, spirakel posterior seperti buah alpukat, peritreme jelas, spiracular slits lurus dan mengarah ke botton. • Pada kelompok non-mettalic, spirakel posterior bervariasi bentuknya, peritreme tidak jelas, spiracular slits bentuk lurus atau kantong dan tidak mengarah ke botton. • Blowflies dalam beberapa menit muncul dan membentuk koloni pertama kali pada mayat. • Lalat betina akan meletakan telur dalam jumlah besar di lubang hidung, mulut dan luka terbuka. • Genus dari famili ini di antaranya calliphora, chrysomya, cochliomyia, cynomyopsis, lucilia, phaenicia, phormia dan protophormia.
  • 10.
  • 12. Famili Sarcophagidae • Famili Sarcophagidae (flesh flies) memiliki lebih dari 2000 spesies yang dapat ditemukan diseluruh dunia, sebagian besar spesies ditemukan di daerah tropis dengan temperatur yang hangat • Flesh flies tertarik pada daging atau mayat, dan juga dikenal menyebabkan myiasis pada makhluk hidup. • Lalat dewasa memiliki panjang 2-14 mm, dengan warna belang abu-abu hitam pada thorax. • Beberapa spesies memiliki warna mata merah terang. • Larva flesh flies memiliki spirakel posterior di ujung abdomen dan dikelilingi oleh tuberkel. Spirakel posterior pada famili Sarcophagidae memiliki 3 buah spiracular slits yang tersusun convergen terhadap botton
  • 13. • Flesh flies tertarik pada mayat hampir di semua situasi, terpapar ataupun terlindung dari matahari, lingkungan basah ataupun kering, di dalam ataupun luar ruangan • Mereka muncul pada mayat beberapa saat setelah blowflies muncul • Lalat betina tidak meletakkan telur, melainkan larva stadium satu pada mayat • Spesies dari famili ini diantaranya Sarcophaga bullata dan Sarcophaga haemorrhoidalis
  • 14.
  • 15. Famili Muscidae • Famili Muscidae (Muscid flies) tersebar di berbagai belahan dunia, kebanyakan ditemukan disekitar kehidupan manusia, termasuk di antaranya lalat rumah, lalat kandang, dan lalat tse-tse (penyebab sleeping sickness). • Lalat dewasa berukuran 3-10 mm dengan warna abu-abu tua • Kebanyakan larva muscidae berbentuk silindris dari kepala sampai ekor dengan panjang rata-rata larva matur 5-12 mm berwarna putih, kuning atau coklat muda. • Muscid flies muncul pada mayat setelah flesh flies dan blow flies, kemudian lalat betina meletakkan telur. • Beberapa spesies yang termasuk diantaranya Fannia sp, Hydrotaea sp, Musca domestica dan Synthesiomyia sp.
  • 16. Terlihat letak spirakel terdapat di bagian anterior dan posterior tubuh. Fungsi spirakel pada larva adalah untuk sebagai alat pernapasan. Spirakel mulai terbentuk pada larva instar ke-2 dan sempurna pada instar ke-3.
  • 17.
  • 18. Pengaruh Lingkungan bagi Perkembangan Lalat pada Jenazah • Aktivitas lalat dipengaruhi banyak faktor : internal maupun eksternal • Faktor internal : karakter spesies lalat itu sendiri • Faktor eksternal : temperatur, kelembaban, paparan sinar, sumber makanan, predator lain dan habitat • Temperatur : Lalat termasuk hewan poikilothermic atau yang tidak mempertahankan suhu tubuhnya, sehingga diperlukan suhu optimum lingkungan bagi kelangsungan hidupnya, yang berbeda-beda sesuai spesiesnya. Karakter masing-masing spesies mempengaruhi besar suhu optimum yang diperlukan bagi kehidupan lalat • Paparan cahaya berpengaruh terhadap perilaku lalat betina dalam meletakkan telurnya. Selain itu juga berpengaruh terhadap pertumbuhan larva lalat, hal ini juga bervariasi sesuai spesiesnya • Kelembaban udara juga berpengaruh terutama terhadap larva lalat sebab diperlukan pengaturan kadar air dalam tubuh larva, dan akan menyebabkan kematian bila terdapat kelebihan atau kekurangan air dalam tubuh. • Lokasi keberadaan jenazah : Posisi mayat yang berada di dalam atau di luar ruangan juga akan berpengaruh terhadap perkembangan lalat dan larvanya. Pertumbuhan dan perkembangan lalat dan larvanya pada mayat yang berada di dalam air akan dipengaruhi oleh jenis air, temperatur air, musim, ada tidaknya pakaian yang dikenakan oleh mayat dan zona biogeoclimatic
  • 19. Penelitian di Indonesia Laksmita (2015)  pupa genus Sarcophaga menunjukkan bahwa lama kematian berkisar antara 14–24 hari, jika yang terdapat pupa diperkirakan lama kematian berkisar antara 6–18 hari, jika yang didapat larva instar 3 diperkirakan lama kematian antara 3–7 hari larva instar 2 diperkirakan lama kematian berkisar 2 hari di daratan larva instar 1 dapat diperkirakan kematian berkisar 2 hari. Wardani (2019)  Larva lalat yang ditemukan pada bangkai tikus (Rattus novergicus) yang diberi ciu oplosan adalah Calliphora sp. (19,10%), Sarcophaga sp. (0,71%), Chrysomya megacephala (13,28%), dan Chrysomya bezziana (13,86%). Laksmita (2013)  serangga yang ditemukan dari bangkai mencit (Mus musculus) tergolong ke dalam ordo Diptera dari familia Calliphoridae. Serangga dari familia Calliphoridae yang ditemukan termasuk ke dalam genus Lucilia, yang datang pertama kali setelah satu hari peletakkan bangkai.
  • 20. Putra (2021)  jenis lalat yang ditemukan pada bangkai mencit (Mus musculus L.) pada masing-masing perlakuan di luar ruangan ada 3 spesies yaitu C. megacephala, C. rufifacies, dan S. haemorrhoidalis. Perlakuan yang paling banyak ditemukan larva lalat yaitu perlakuan dipenggal dan yang sedikit ditemukan yaitu dislokasi. Switha (2019)  Spesies yang banyak ditemukan adalah Chrysomya megacephala, muncul sejak hari pertama setelah kematian pada bangkai tikus Supriyono (2019)  Dekomposisi jasad hewan di dalam ruangan berlangsung selama delapan hari, sedangkan di luar ruangan 10 hari. Pada tahap awal kematian sampai pembusukan, populasi serangga yang datang pada jasad hewan di luar dan di dalam ruangan adalah ordo Diptera (Calliphoridae, Tachinidae, Muscidae, dan Sarcophagidae). Pasca pembusukan dan fase tulang : serangga yang datang adalah ordo Coleoptera (Staphylinidae, Chrysomelidae, Scarabeidae, dan Silphidae). Serangga Hymenoptera (Formicidae) datang sejak awal kematian sampai fase tulang.
  • 21. https://www.britannica.com/animal/dipteran/Annotated-classification (Diakses 06 Mei 2024) https://www.zoology.ubc.ca/~biodiv/entomology/main/Diptera/ (Diakses 06 Mei 2024) Laksmita, AS., Watiniasih, NL., Junitha, IK., Identifikasi Larva Sarcophagidae (Genus Sarcophaga) Pada Bangkai Mencit (Mus musculus) Di Hutan Mangrove. Jurnal Biologi 2015; 19(2).84-8. Wardani, D P K., & Mulyanto, A. 2019. Identifikasi Larva Lalat dalam Kepentingan Post Mortem Interval pada Bangkai Tikus (Rattus novergicus) yang diberi Ciu Oplosan di Science Techno Park Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Herb-Medicine Journal 2019; 2(1) Supriyono, Soviana S., Hadi U K., Pola Kedatangan Serangga pada Jasad Hewan Sebagai Indikator dalam Kegiatan Forensik. Jurnal Veteriner 2019; 20(3).418-427 Putra, I L I., & Astuti N D., Jenis-jenis Larva Lalat pada Bangkai Mencit (Mus musculus L.) di Desa Bedoyo , Ponjong, Gunung Kidul. Jurnal Biosains 2021; 7(2) Daftar Pustaka Switha, ET., Anwar, C., Dalilah., Ghiffari, A., Pengaruh Beda Tempat Peletakan Bangkai dengan Pertumbuhan Larva Lalat Pada Tikus (Rattus novergicus). Syifa’ MEDIKA 2019. 10(1). 46-54 Laksmita, AS., Watiniasih, NL., Junitha, IK., Prediksi Lama Kematian Berdasarkan Keberadaan Serangga Genus Lucillia (Calliphoridae) Pada Bangkai Mencit (Mus musculus) di Lokasi Hutan Mangrove. Jurnal Biologi 2019; XVII (1).1-5.