Makalah ini membahas kurikulum pendidikan di Amerika, mulai dari definisi kurikulum, jenis-jenis kurikulum seperti kurikulum formal dan informal, kurikulum tersembunyi, kurikulum nol, dan jarak fisik sebagai kurikulum. Makalah ini juga membahas tentang peran budaya dalam kurikulum, sejarah perkembangan kurikulum di Amerika, dan peran guru serta buku teks dalam kurikulum.
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Pendidikan khusus merupakan pendidikan yang diperuntukan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Oleh karena itu, untuk mendorong kemampuan pembelajaran mereka dibutuhkan lingkungan belajar yang kondusif, baik tempat belajar, metoda, sistem penilaian, sarana dan prasarana serta yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya media pendidikan yang memadai sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaRoHim MohaMad
Untuk mengetahui secara langsung kondisi, keadaan dan bentuk layanan yang diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus, kita perlu turun langsung pada kondisi nyata di Sekolah Luar Biasa
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Makalah ini berisi penjelasan mengenai pengertian belajar, ciri – ciri dari perubahan tingkah laku, dan bentuk perubahan tingkah laku dalam hasil belajar.
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Pendidikan khusus merupakan pendidikan yang diperuntukan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Oleh karena itu, untuk mendorong kemampuan pembelajaran mereka dibutuhkan lingkungan belajar yang kondusif, baik tempat belajar, metoda, sistem penilaian, sarana dan prasarana serta yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya media pendidikan yang memadai sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaRoHim MohaMad
Untuk mengetahui secara langsung kondisi, keadaan dan bentuk layanan yang diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus, kita perlu turun langsung pada kondisi nyata di Sekolah Luar Biasa
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Makalah ini berisi penjelasan mengenai pengertian belajar, ciri – ciri dari perubahan tingkah laku, dan bentuk perubahan tingkah laku dalam hasil belajar.
Sebagai Pendidik kita harus mampu menjadi seorang pendidik yang baik dan sesuai dengan kreteria-kreteria yang diperlukan oleh lembaga pendidikan, karena selama ini banyak pendidik yang hanya mementingkan hasil (uang) daripada hasil dari pendidikannya
1. Makalah
KURIKULUM AMERIKA
Oleh
No. Absen Nama NIM
17. Roh Mayani 8146171076
18. Yessi Jurnala 8146171089
19. Yulia TiaraTanjung 8146171090
20. Yusi Sabrida 8146171091
Pendidikan Matematika A3 2014
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2. 2014
MAKALAH KURIKULUM AMERIKA
I. KURIKULUM: APA YANG DIHARAPKAN DI SEKOLAH AMERIKA?
Pada awalnya kurikulum didefinisikan dengan sederhana. Di The American Heritage
Dictionary (1982) kurikulum didefinisikan sebagai (1) kumpulan mata pelajaran yang
diajarkan disekolah, akademi, dst.(2) Pelajaran umum dan khusus (kejuruan) yang dipelajari
disekolah, akademi. Roger’s Thesaurus (1963) daftar yang berisi silabus, materi dan
pembelajaran sebagai sinonim dari kurikulum.
Definisi seperti itu tidak benar benar menjelaskan bagaimana fungsi kurikulum dan apa
yang apa yang memegang peran dalam pembetukan kurikulum dalam pendidikan di Amerika.
A. Jenis Jenis Kurikulum
1. Kurikulum formal dan informal
Pada saat belajar disekolah siswa menerima kurikulum formal dan informal.
Kurikulum formal sangat sering dipikirkan dibanding kurikulum informal. Tetapi kurikulum
informal juga penting untuk diketahui. Salah satu contoh kurikulum formal adalah apa yang
kita temukan dalam buku teks. Sedangkan contoh kurikulum informal adalah apa yang
diajarkan pada siswa tentang sopan santun. Misalnya pada siswa perempuan sering diberitahu
untuk bersikap sebagai ‘lady’, atau pada siswa laki laki diajari untuk jangan cengeng dan
menangis.
2. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum)
Philip Jackson dalam bukunya Life in Classroom (1968) mengembangkan konsep
kurikulum tersembunyi, yang dia definisikan sebagai kultur dan nilai yang lebih menonjol
yang dianut oleh civitas akademik (siswa dan juga guru) disuatu sekolah. Mc Laren (1998)
menyebutnya sebagai hasil yang ‘tidak diinginkan’ dari proses persekolahan yang diluar
materi pembelajaran.
Kurikulum tersembunyi mencerminkan ideology yang dominan didalam suatu sekolah.
Seorang pakan teori, Elliot Eisner (1985) menjelaskan bahwa sekolah mengajari lebih dari
yang ditawarkan.
3. Kurikulum Nol
Konsepnya sangat berhubungan dengan kurikulum tersembunyi. Kurikulum nol
mengacu pada pelajaran yang diajarkan dengan tanpa sengaja. Eisner (1985)
mengkategorikan kurikulum nol menjadi dua bagian. Yang pertama proses kognitif dan
materi pelajaran yang lebih ditekankan untuk diajarkan, baik yang ada dalam kurikulum
formal maupun yang tidak. Contoh, untuk mengajar anak anak TK menghafal abjad, apakah
cara yang digunakan adalah menyuruh mereka menghafal didepan kelas atau atau guru
mengulang-ulang didepan kelas, dll.
4. Jarak fisik sebagai kurikulum
Beberapa pendidik berpendapat bahwa apa yang terjadi disekolah adalah kurikulum
(Winch & Gingell, 1999). Jadi desain fisik sekolah bisa juga disebut sebagai kurikulum.
3. Bukan suatu kebetulan bahwa sekolah abad 19 didesain seperti candi dan gereja, karena
maknanya adalah candi atau katedral pengetahuan.
B. Kurikulum Merepresentasikan Nilai Nilai Budaya
Tahun 1860 Herbert Spencer menulis Essay tentang Pengetahuan apa yang paling
bernilai/bermanfaat? Pertanyaan ini berangkai dengan pengetahuan apa yang kita capai
sebagai budaya dan yang mempengaruhi ‘Apa yang seharusnya diajarkan disekolah?’
Menentukan apa yang diajarkan disekolah akhirnya adalah proses politis. Budaya yang
dianut pada suatu waktu akan mempengaruhi apa yang diajarkan di sekolah.
1. Buku Teks
Buku teks yang digunakan pada berbagai periode sejarah berbeda beda sesuai dengan
budaya yang paling berpengaruh pada saat buku itu diterbitkan.
Dipublikasikan pertama kali pada akhir abad 17 dengan materi yang banyak didominasi oleh
masalah agama dan kematian.
Buku ini dipublikasikan pada pertengahan abad 19. Isinya lebih menekankan pada ide kerja
keras dan kesuksesan pribadi. Juga menggambarkan dan mendukung nilai nilai demokratis.
and Jane Readers
Diterbitkan pada abad 20 mempunyai visi khusus bagaimana menjadi orang Amerika dan
menceritakan tentang keluarga Amerika. Awalnya tidak bercerita tentang orang kulit hitam,
baru kemudian karena terjadi perubahan social dan politik di Amerika, dikisahkan datang
keluarga yang berkulit hitam menjadi tetangga keluarga itu.
2. Pandangan tentang Kemampuan Berbudaya
Selama 15 hingga 20 tahun terakhir banyak perdebatan tentang apa yang seharusnya
diajarkan disekolah. Debat besar terjadi saat E.D. Hirsch Jr. mempublikasikan buku berjudul
‘Cultural Literacy’. Dia berargumen bahwa seharusnya sekolah mengajarkan kurikulum
utama yang didasarkan pada budaya barat. Bahkan dia juga memberikan 5000 hal penting
untuk dipahami orang Amerika. Meski sebagian besar kata katanya masuk akal, tapi
pendapatnya dipengaruhi latar belakang budayanya.
3. Mitos tentang kurikulum yang bebas dari nilai nilai (value free curriculum)
Banyak yang percaya bahwa menyusun kurikulum yang benar benar obyektif dan
bebas dari nilai nilai adalah hal yang mungkin untuk dilakukan. Meskipun setiap kurikulum
spesifik secara budaya dan merepresentasikan ‘bagaimana sudut pandang penyusunnya
terhadap dunia’. Misalnya pada saat membahas sejarah tentu wajar kalau tidak seobyektif
matematik. Karena dalam sejarah harus memilih tema social dan politik sedang matematika
mengajarkan rumus rumus dan perhitungan. Tetapi kalau dipikir ulang, symbol symbol
matematik yang digunakan di Amerika berasal dari Arab kuno. Orang Mayan dan Romawi
memiliki symbol sendiri yang berbeda.
Jadi semua kurikulum pasti membawa nilai nilai orang orang yang menyusunnya. Jika
tidak ada kurikulum yang netral, bisakah kita buat obyektif? Bisa. Guru didalam kelas yang
bertugas untuk itu. Misalnya meskipun guru adalah orang yang tidak setuju dengan aborsi,
tetapi pada saat diskusi dikelas guru tidak menggunakan pendapat pribadinya.
4. C. Akar Sejarah Kurikulum Amerika
Kurikulum Amerika selalu dibentuk oleh politik, kebutuhan pendidikan anak dan nilai
nilai yang dianut oleh masyarakat. Pengaruh ini bukan hanya pada isi buku teks tetapi juga
pada model pengajarannya.
1. Kekuatan kekuatan filosofis yang mengarahkan kurikulum
Sejumlah kekuatan filosofis yang membentuk kurikulum di Amerika selama ratusan
tahun terakhir. Ada yang bersifat social dan ada yang psikologis.
Kekuatan social budaya
Tokohnya adalah John Dewey dan John Franklin Bobbit. Model pendidikan dan kurikulum
Dewey menekankan pada bagaimana memenuhi kebutuhan dan keinginan siswa. Sedangkan
Bobbit menekankan bagaimana memperlakukan dan membelajarkan ketrampilan yang
diperlukan dalam masyarakat.
Pendapat kedua tokoh itu sangat mempengaruhi pendidikan di Amerika, tetapi pendapat
Dewey lebih dominan.
Kekuatan psikologis
Selain oleh kekuatan social dan budaya, kurikulum di Amerika juga dipengaruhi oleh gerakan
gerakan psikoligis. Mungkin dua hal yang paling penting adalah behaviorisme dan
konstruktivisme. Pandangan behaviorisme diterapkan disekolah dengan memberikan
penghargaan, penguatan negative dan hukuman untuk membentuk tingkah laku dan
mendorong motivasi siswa dikelas. Sedangkan pandangan konstruktivis berpendapat lebih
mendorong siswa untuk aktif mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.
2. Kurikulum Amerika dalam Pandangan Ahli Sejarah
Menurut Kliebard, kurikulum di Amerika dibentuk oleh kekuatan seperti ekonomi, perang
dan pertahanan negara serta hak hak sipil (penduduk). Misalnya pada tahun 1930an, karena
hanya sedikit lowongan kerja untuk orang muda sehinggan lebih banyak siswa yang memilih
sekolah negeri. Akibatnya kurikulum sekolah menengah menjadi kurang elit dan lebih
banyak praktek. Menjelang perang dunia II, orang menjadi lebih lama disekolah. Wajib
belajar diberlakukan hingga umur 16 tahun.
1. Life Adjusment Education
Sesudah perang dunia II, gerakan nasional berkembang kearah apa yang disebut Life
Adjusment Education. Maksud dari Life Adjusment Education adalah menyiapkan 60%
siswa sekolah menengah untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna, bukan untuk
mendapatkan ketrampilan kejuruan atau menyiapkan diri melanjutkan pendidikan.
Kurikulum yang digunakan ditekankan pada kewarganegaraan, kehidupan keluarga,
kebersihan dan kesehatan dan waktu luang.
Berbagai kritik mengatakan bahwa terjadi penurunan standar. Perdebatan berakhir ketika
sekolah negeri kemudian ditekankan untuk mengembangkan kemampuan akademik dan
ketrampilan hidup seseorang.
5. 2. The national defense Education Act
Setelah perang berakhir, perdebatan tentang kurikulum dipicu saat tanggal 4 oktober 1957
Uni Soviet meluncurkan Sputnik I. Banyak orang dan pendidik kawatir kalau negaranya
akan kalah dari Uni Soviet dalam teknologi dan sains. Hasilnya, pemerintah mengeluarkan
lebih dari 1 miliar dolar untuk beasiswa, memperbaiki kualitas sekolah, menyediakan
pelatihan pelatihan kejuruan dan membangun kelas kelas baru.
Tahun 1960an , masalah Sputnik digantikan oleh masalah kesetaraan golongan Afrika
amerika, golongan minoritas dan perempuan. Kemudian kurikulum berubah.
Tahun 1970an berkembang consensus bahwa sekolah seharusnya memegang peran dalam
reformasi dan perkembangan masyarakat Amerika. Hasilnya sekolah kadang lebih
menekankan pada kurikulum inovatif dan kadang kembali ke ‘basic’.
3. A Nation at risk
Pada tahun 1983 muncul argument bahwa kualitas sekolah negeri di Amerika yang’sedang’ (
mediocore) menurunkan kemampuan kompetisi ekonomi Amerika dan menempatkan negara
dalam bahaya.
4. The standard movement and the curriculum
Debat tentang apa yang seharusnya kurikulum sekolah negeri di Amerika terus berlangsung
hingga sekarang. Dan sekarang sekolah memfokuskan kurikulum untuk perkembangan
ketrampilan yang nyata.
Sebagai penerapan undang undang ‘No Children Left Behind’, banyak sekolah sekolah di
berbagai negara bagian membuat evaluasi dan ujian. Banyak pendidik berpendapat bahwa
tes seperti itu bersifat ‘artifisial’ dan tidak adil untuk golongan moniritas dan anak dengan
latar belakang ekonomi rendah.
D. Peran Guru dalam Kurikulum
Guru memegang peran yang sangat penting dalam menyampaikan kurikulum yang
digunakan disekolah. Apapun yang diajarkan, filternya adalah persepsi dan cara mengajar
guru, baik kurikulum formal maupun informal.
Guru hanya memiliki sedikit control terhadap ‘hidden curiculum’ yang ada disekolah.
Tetapi guru bisa mempengaruhi kurikulum formal disekolah. Menurut McCutcheon, guru
memiliki kekuatan besar dalam membentuk dan mengontrol penyampaian kurikulum formal.
Federasi guru guru Amerika menulis tentang sepuluh criteria standar bagi sekolah
untuk berhasil, yaitu:
1. Standar harus focus pada kegiatan akademik
2. Standar harus didasarkan pada inti kedisiplinan
3. Standar harus cukup spesifik untuk memastikan pengembangan kurikulum inti
4. Standar harus diatur sesuai waktu yang ada
5. Standar harus tepat dan berkelas dunia
6. Standar harus termasuk’standar kinerja’
7. Standar harus menetapkan berbagai level kinerja bagi siswa untuk bersaing
8. Standar harus merupkan kombinasi dari pengetahuan dan ketrampilan, tidak menitik
beratkan salah satunya
9. Standar tidak mendikte bagaimana materi seharusnya diajarkan
10.Standar harus ditulis dengan jelas agar bisa dipahami semua stakeholder
Menerapkan standar diatas adalah hal yang sering harus dilakukan oleh guru. Yang
terbaik, standar digunakan untuk memastikan siswa belajar.
6. E. Peran Buku Teks dalam Kurikulum
Amerika tidak punya kurikulum nasional maka guru menggunakan kurikulum yang
sudah biasa dipakai dan menjadi tradisi. Misalnya pada anak kelas 1 SD, guru akan
mengajarkan penambahan dan pengurangan sebelum mengajarkan perkalian dan pembagian.
Selanjutnya proses persekolahan menjadi lebih khusus dan ‘bersifat Amerika’.Buku buku
teks membuat keseragaman dalam kurikulum di Amerika.
Kira kira separuh negara bagian di Amerika adalah negara yang mengadosi buku teks.
Artinya buku yang beredar harus direview dan disetujui atau diadopsi oleh komite
departemen pendidikan. Hal ini dilakukan untuk menjamin kualitas, menekan harga, dan
memastikan isinya sesuai kurikulum yang ada.
Isi buku teks berpotensi untuk bertentangan dengan nilai yang dianut oleh masyarakat
setempat. Sebagian masyarakat menganggap bahwa diskusi tentang HIV, AIDS, persoalan
seks, aborsi dan penggunaan kondom sebaiknya dilakukan dipembelajaran kesehatan,
sementara sebagian yang lain tidak setuju. Karena itu guru harus hati hati memilihnya.
Kadang buku teks ditentukan oleh hasil rapat komite dan guru hanya punya peluang
kecil atau bahkan tidak punya peluang memilih. Jika guru punya kesempatan untuk memilih
atau menjadi anggota komite, ingatlah beberapa pertanyaan dibawah ini:
1. Apakah buku yang dipilih cocok dengan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan?
2. Apakah buku yang dipilih (kita tertarik) memberikan berbagai cara menyampaikan
informasi pada siswa?
3. Apakah buku teks itu peka terhadap isu isu ras, gender, agama, dan etnik?
4. Apakah buku teks tersebut sesuai dengan tingkat pendidikan siswa yang akan kita ajar?
5. Apakah buku teks tersebut mengurutkan/ mengorganisasikan materi dengan logis?
6. Apakah buku teks tersebut tidak terlalu sulit?
7. Adakah tambahan yang bisa digunakan bersama buku teks, misalnya dukungan dari
multimedia atau petunjuk guru
8. Apakah materi yang ada pada buku teks berpotensi menarik bagi siswa?