SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
Rumus-rumus Matematika 1 Sesuai SKL UN 2010
KUMPULAN RUMUS MATEMATIKA UNTUK SMP 
SESUAI DENGAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 
SKL Nomor 1 : Menggunakan konsep operasi hitung dan sifat-sifat bilangan, perbandingan, 
aritmetika sosial, barisan bilangan, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah. 
1. Operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat 
Contoh = 
2 + 3 = 5 2 + (-3) = -1 -2 + 3 = 1 -2 + (-3) = - 5 
2 – 3 = -1 2 - (-3) = 5 -2 – 3 = -5 -2 - (-3) = 1 
2 x 3 = 6 2 x (-3) = -6 -2 x 3 = -6 -2 x (-3) = 6 
6 : 2 = 3 6 : (-2) = -3 -6 : 2 = -3 -6 : (-2) = 3 
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bilangan pecahan 
Contoh : 
23 
45 
= 
2x54x3 
3x5 =1012 
15 =22 
15=1 8 
14=147 
35 
−12 
= 
3x2−1x5 
5x2 
=6−5 
10 = 1 
10 
34 
x25 
=3x2 
4x5= 6 
20= 3 
10 
13 
:25 
=13 
x52 
=1 x5 
3 x2=56 
3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala dan perbandingan. 
* Skala = ukuran pada gambar dibanding ukuran sebenarnya. 
>>> catatan : pada perhitungan soal sebaiknya satuan panjang disamakan terlebih dahulu. 
* Jika p : q = r : s maka berlaku 
p=q∗r 
s atau q= p∗s 
r atau r= p∗s 
q atau s=q∗r 
p 
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jual beli 
 Jika harga jual (J), harga beli (B), untung (U) dan perdagangan menghasilkan untung = 
pu% dari pembelian maka : 
J = B + U; B = J – U; U = J – B; 
pu = J−B 
B ∗100% ; J =B pu∗B 
100 ; B = J ∗100 
100 pu 
 Jika harga jual (J), harga beli (B), rugi (R) dan perdagangan menderita kerugian = pr % 
dari pembelian maka : 
J = B – R; B = J + R; R = B – J; 
pr = B−J 
B ∗100% ; J =B− pr∗B 
100 ; B = J ∗100 
100− pr 
5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbankan dan koperasi : 
Jika jumlah tabungan (T); persentase bunga (p%) per tahun; lama menabung (y) tahun atau (m) 
bulan dan besar bunga (B), maka berlaku : 
Jumlahtabungan setelah y tahun =T  p∗T ∗y 
100 
Rumus-rumus Matematika 1 Sesuai SKL UN 2010
Jumlahtabungan setelah mbulan=T  p∗T ∗m 
12∗100 
Jumlahbunga tabungan yang diterima setelah  y tahun= p∗T ∗y 
100 
Jumlahbunga tabungan yang diterima setelah mbulan = p ∗T ∗m 
12∗100 
Jika diketahui tabungan awal (TA) dan setelah (y) tahun tabungan menjadi TB, maka : 
 Jumlah bunga yang diterima setelah (y) tahun = TB – TA. 
 Persentase bunga pertahun = TB −TA 
y ∗TA ∗100% 
 Persentase bunga perbulan = TB−TA 
12∗y∗TA ∗100% 
Jika diketahui tabungan awal (TA) dan setelah (m) bulan tabungan menjadi TB, maka : 
 Jumlah bunga yang diterima setelah (m) bulan = TB – TA. 
 
Persentase bunga pertahun = 
TB −TA∗12 
m∗TA ∗100% 
 Persentase bunga perbulan = TB −TA 
m∗TA ∗100% 
6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan barisan bilangan 
 Barisan bilangan aritmetika dengan suku pertama (a) dan selisih antar suku (b) : 
a , a+b , a+2b , a+3b, ... 
Beda = U2 – U1 = U3 – U2 = Un – Un-1 
Suku ke-n = a + (n-1)b 
Jumlah n suku yang pertama =a Unn2 
 Barisan bilangan geometri dengan suku pertama (a) dan rasio antar suku (r), berlaku : 
a , a.r , a.r2 , a.r3 , ... 
Rasio = 
U 2 
U1 
= 
U3 
U2 
= 
Un 
Un −1 
Suku ke – n = a.rn-1 
Jumlah n suku yang pertama = a r n− 1 
 Barisan bilangan asli ganjil : 1, 3, 5, 7, 9, ... 
Suku ke-n = 2n – 1 
Jumlah n suku yang pertama = n 2 
 Barisan bilangan asli genap : 2, 4, 6, 8, 10, ... 
Suku ke – n = 2n 
Jumlah n suku yang pertama = n(n + 1) 
 Bilangan persegi : 1, 4, 9, 16, ... 
Suku ke – n = n 2 
 Bilangan persegi panjang : 2, 6, 12, 20, ... 
Suku ke – n = n(n+1) 
 Bilangan segitiga : 1, 3, 6, 10, ... 
Suku ke – n = ½ n(n + 1) 
 Bilangan segitiga Pascal : 
Jumlah bilangan baris ke – n = 2 n – 1 
1 
p−1 
1 2 1 
1 3 3 1 
1 4 6 4 1 
1 5 10 10 5 1 
Rumus-rumus Matematika SMP 2 Sesuai SKL UN 2010
SKL Nomor 2 : Memahami operasi bentuk aljabar, konsep persamaan dan pertidaksamaan linear, 
persamaan garis, himpunan, relasi, fungsi, sistem persamaan linear, serta menggunakannya dalam 
pemecahan masalah. 
1. Mengalikan bentuk aljabar. 
3 * a = 3a a * a = a2 a2 * a3 = (a*a)*(a*a*a) = a5 2a3 * 4a2 = 2*4*a3*a2 = 
8a5 
2. Menghitung operasi tambah, kurang, kali, bagi atau kuadrat bentuk aljabar 
Penjumlahan dan pengurangan (khusus pada suku sejenis = suku dengan variabel sama) : 
a + a = 2a 2a – 3a = (2 – 3)a = -1a 
2a + 2b + 4a = 6a + 2b 2a2 + 3a3 - 5a2 = -3a2 + 3a3 
Perkalian pada bentuk aljabar dengan suku lebih dari satu : 
a x b = ab a x –b = -ab -a x b = - ab -a x –b = ab 
a x a = a2 a x ab = a2b b x ab = ab2 a2b x ab3 = a3b4 
a(b + c) = ab + ac a(b – c) = ab – ac 
(a + b)(c + d) = a(c + d) + b(c + d) = ac + ad + bc + bd 
Pembagian pada bentuk aljabar : 
a5 : a2 = a3 8a4 : 4a2 = (8 : 4)(a4 : a2) = 2a2 
Pengkuadratan bentuk aljabar : 
(3a)2 = (32)(a2) = 9a2 (2a4b3)2 = (22)(a4)2(b3)2 = 4a8b6 
(a + b)2 = (a + b)(a + b) = a(a + b) + b(a + b) = a2 + ab + ab + b2 = a2 + 2ab + b2 
(a – b)2 = (a – b)(a – b) = a(a – b) + b(a – b) = a2 – ab + ab – b2 = a2 - b2 
3. Menyederhanakan bentuk aljabar dengan memfaktorkan 
Bentuk soal Bentuk hasil pemfaktoran Keterangan 
Bentuk aljabar dengan FPB 
1. ab + ac a(b + c) a adalah FPB dari ab dan ac 
2. ab – ac a(b – c) a adalah FPB dari ab dan ac 
Bentuk aljabar ax2 + bx + c 
1. ax2 + bx + c (px + r)(qx + s) p*q = a r*q + p*s = b 
r*s = c 
2. ax2 - bx + c (px - r)(qx - s) p*q = a -r*q + p*-s = -b 
-r*-s = c 
3. ax2 - bx - c (px - r)(qx + s) p*q = a -r*q + p*s = -b 
-r*s = -c 
Bentuk aljabar selisih dua kuadrat 
a2 - b2 (a + b)(a – b) 
4. Menentukan irisan atau gabungan dua himpunan dan menyelesaikan masalah yang 
berkaitan dengan irisan atau gabungan dua himpunan. 
Diketahui dua himpunan A dan B, maka berlaku : 
- Himpunan Bagian : 
o Himpunan A dikatakan sebagai himpunan bagian dari himpunan B Þ “A Ì B” jika 
semua/setiap anggota himpunan A merupakan anggota himpunan B. 
o Himpunan A dikatakan bukan himpunan bagian dari himpunan B Þ “A Ë B” jika 
terdapat satu atau lebih anggota himpunan A yang bukan merupakan anggota 
Rumus-rumus Matematika 3 Sesuai SKL UN 2010
himpunan B. 
o Setiap himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan A itu sendiri Þ “A 
Ì A” 
o Jika n(A) adalah banyaknya anggota himpunan A, maka banyaknya himpunan 
bagian yang mungkin dari himpunan A = 2n(A) 
- Hubungan antara dua himpunan : 
o Himpunan A dan himpunan B dikatakan saling lepas atau saling asing jika tidak ada 
anggota persekutuan antara himpunan A dan B. 
o Himpunan A dan himpunan B dikatakan saling berpotongan (tidak saling lepas) jika 
A dan B mempunyai anggota persekutuan, dan terdapat anggota A yang bukan 
anggota B dan terdapat anggota B yang bukan anggota A 
o Himpunan A sama dengan himpunan B ® “A = B” jika anggota A tepat sama 
dengan anggota B 
o Himpunan A ekuivalen dengan himpunan B jika banyaknya anggota A sama dengan 
banyaknya anggota B. 
- Operasi Himpunan : 
o Irisan himpunan A dan himpunan B Þ “A Ç B” adalah sebuah himpunan baru yang 
anggotanya adalah anggota A yang sekaligus menjadi anggota B 
 Jika A Ì B maka A Ç B = A 
 Jika A = B maka A Ç B = A atau A Ç B = B 
o Gabungan himpunan A dan himpunan B Þ “A È B” adalah sebuah himpunan baru 
yang anggotanya adalah semua anggota A dan semua anggota B yang bukan anggota 
A Ç B. 
 A È B = {x/x Î A atau x Î B} 
 Jika A Ì B maka A È B = B 
 Jika A = B maka A È B = A = B 
 Jika n(A) adalah banyaknya anggota himpunan A, n(B) = banyaknya anggota 
himpunan B, dan n(A Ç B) = banyaknya anggota A irisan B, maka 
banyaknya anggota A gabungan B adalah : 
n(A È B) = n(A) + n(B) - n(A Ç B) 
o Selisih (defference) himpunan A dan himpunan B Þ “A - B” atau “AB” adalah 
himpunan baru yang anggotanya adalah anggota himpunan A yang bukan anggota 
himpunan B. 
 A - B ={ x/x Î A atau x ÏB} 
 B - A ={ x/x Î B atau x ÏA} 
o Komplemen himpunan A adalah suatu himpunan baru yang anggota-anggotanya 
merupakan anggota himpunan Semesta (S) tetapi bukan anggota A. 
 Ac = A¢ = { x/x Î S dan x ÏA} 
o Sifat-sifat operasi dua himpunan 
 Pada irisan dua himpunan 
AÇB = BÇA (komutatif) 
AÇ(BÇC) = (AÇB)ÇC (Assosiatif) 
AÇA = A AÇÆ = Æ  AÇS = A (identitas) 
 Pada gabungan dua himpunan 
Rumus-rumus Matematika SMP 4 Sesuai SKL UN 2010
AÈB = BÈC (komutatif) 
AÈ(BÈC) = (AÈB)ÈC (Assosiatif) 
AÈA = A AÈÆ = A AÈS = S (identitas) 
 Distributif irisan terhadap gabungan 
AÇ(BÈC) = (AÇB)È(AÇC) 
 Distributif gabungan terhadap irisan 
AÈ(BÇC) = (AÈB)Ç(AÈC) 
 Sifat komplemen 
AÈAc = S AÇAc = Æ AcÇS = Ac (Ac)c = A 
 Hukum De Morgan 
(AÈB)c = Ac Ç Bc (A Ç B)c = Ac È Bc 
5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi. 
− Relasi antara himpunan A dan B adalah pemasanagan anggota himpunan A dengan anggota 
himpunan B berdasarkan aturan tertentu. 
− Relasi dapat disajikan dengan : (1) diagram panah, (2) diagram kartesius, (3) himpunan 
pasangan berurutan. 
− Pemetaan atau fungsi adalah relasi dari himpunan A ke B yang memasangkan setiap anggota A 
dengan tepat satu anggota B. 
− Syarat-syarat pemetaan dan fungsi : 
◊ Pada diagram Panah : 
» Semua anggota A mempunyai pasangan di B, dan 
» Tidak ada satupun anggota A yang berpasangan dengan lebih dari satu anggota B 
◊ Pada diagram kartesius : 
» Semua anggota A mempunyai pasangan di B (ditandai dg titik koordinat) 
» Tidak ada dua atau lebih titik koordinat yang yang segaris vertikal (keatas) 
◊ Pada himpunan pasangan berurutan : 
» Semua anggota A ditulis sekali pada setiap pasangan. 
Contoh Pemetaan Contoh bukan pemetaan 
1. a. b. 
123 
abc 
d 
123 
abc 
d 
Pada contoh (a) berlaku : 
{1,2,3} disebut domain (daerah asal) 
{a,b,c,d} disebut kodomain (daerah kawan} 
(a,c,d} disebut range (daerah hasil) 
2. 
123 
abcd 
1 2 3 A 
dcba 
1 2 3 A 
3. {(1,a) , (2,c) , (3,c)} {(1,a) , (1,c) , (2,b) , (3,d)} 
123 
abc 
Rumus-rumus Matematika 5 Sesuai SKL UN 2010
− Notasi pemetaan/fungsi : 
◊ Sebuah fungsi f memasangkan setiap x anggota A dengan y anggota B dituliskan notasinya 
adalah f : x ® y dibaca “ fungsi “f memetakan x ke y”. y disebut bayangan atau peta dari x 
oleh fungsi f atau dapat ditulis dalam bentuk rumus f(x) = y. 
− Jika banyaknya anggota A adalah n(A) dan banyaknya anggota B adalah n(B) maka banyaknya 
pemetaan yang mungkin dibuat dari A ke B adalah = n(B)n(A) dan banyaknya pemetaan yang 
mungkin dibuat dari B ke A adalah = n(A)n(B) 
− Korespondensi satu-satu antara himpunan A dan B adalah jika setiap anggota A mempunyai 
pasangan hanya satu anggota B dan setiap anggota B hanya berpasangan dengan satu anggota 
A. 
− Jika n(A) = n(B) = k maka banyaknya korespondensi satu-satu yang mungkin dibuat dari A ke 
B adalah = 1 x 2 x 3 x 4 x ... x k 
6. Menentukan gradient, persamaan garis dan grafiknya. 
– Gradien adalah ukuran kemiringan sebuah garis terhadap garis mendatar (horisontal). Jika 
sebuah garis membentuk sudut a dengan garis mendatar maka gradien garis tersebut = tg a atau 
m = 
komponen y 
komponen x 
 Jika sebuah titik A(x1 , y1) dan B (x2 , y2) maka gradien garis yang melalui titik A dan B 
adalah mAB = 
y2−y1 
x2−x1 
 Jika diketahui sebuah garis mempunyai persamaan ® y = ax + b maka gradien garis itu 
adalah m = a ==>>> tips menentukan gadien jika dalam soal diketahui sebuah persaman 
garis adalah mengubah persamaan garis itu sehinnga berbentuk y = ax + b. 
– Persamaan garis : 
 Persamaan garis yang melalui titik P(x1 , y1) dan mempunyai gradien m mempunyai 
persamaan ==>>> y – y1 = m(x – x1) 
 Persamaan garis yang melalui titik A(x1 , y1) dan B (x2 , y2) adalah ==>> 
y−y1 
y2−y1 
= 
x−x1 
x2−x1 
 Jika garis k sejajar dengan garis l maka gradien kedua garis sama besar. ==>>> mk = ml 
 Jika garis a tegak lurus dengan garis b maka perkalian gradien garis itu sama dengan -1 
==>>>> ma x mb = - 1 
 Menentukan persamaan garis yang sejajar dengan garis y = ax + b dan melalui titik A(x1 , 
y1) ==>>>> y – y1 = a(x – x1) 
 Menentukan persamaan garis yang tegak lurus dengan garis y = ax + b dan melalui titik 
A(x1 , y1) ==>>>> y – y1 = −1 
a (x – x1) 
7. Menentukan penyelesaian system persamaan linear dua variable. 
Contoh Soal : 
Amir membeli 2 kg gula dan 3 kg terigu dengan harga Rp. 16.000,- Agung membeli 3 kg gula 
dan 4 kg terigu di toko yang sama dengan harga Rp. 23.000,- Berapa harga 1 kg gula dan 1 kg 
terigu di toko itu? 
Jawab : 
− Dengan metode/cara eliminasi : 
6x + 3y = 36 000 |x 1| 6x + 3y = 36 000 
3x + 4y = 23 000 |x 2| 6x + 8y = 46 000 _ 
Rumus-rumus Matematika SMP 6 Sesuai SKL UN 2010
0 – 5y = –10 000 
y = – 10 000 / 5 
y = 2 000 
6x + 3y = 36 000 |x 4| 24x + 12y = 144 000 
3x + 4y = 23 000 |x 3| 9 x + 12y = 69 000 _ 
15x + 0 = 75 000 
x = 75 000 / 15 
x = 5 000 
 dengan cara/metode substitusi : 
(i) 6x + 3y = 36 000 <=> 6x = 36 000 – 3y 
x = 36 000−3y 
6 
x = 6 000 – ½y 
(ii) 3x + 4y = 23 000 <=> 3(6 000 – ½y) + 4y 
= 23 000 
Langkah-langkah : 
1. Tentukan variabel yg akan dihilangkan. 
2. Jika koefisien variabel yg akan dihilangkan 
belum sama, samakan terlebih dahulu dengan 
cara mengalikan dengan suatu bilangan. 
3. Perhatikan tanda + atau ─ pada variabel yg 
akan dihilangkan, jika kedua variabel itu 
bertanda sama ==> “+ dan +” atau “– 
dan –“ maka kedua persamaan harus di 
kurang, jika tandanya berbeda ==> “+ dan 
–“ atau “– dan +” maka kedua persamaan harus 
di tambah. 
4. Selesaikan dan ulangi lagi untuk variabel yg 
lain. 
18 000 – 3/2 y + 4y = 23 000 
– 3/2 y + 4y = 23 000 – 18 000 
−38 
2 
y= 5 000 
52 
y =5 000 
y= 5 000∗ 2 
5 =2 000 
 Dengan cara/metode grafik : 
 Gambar garis berdasarkan persamaan (1) dan (2) pada koordinat kartesius. 
 Penyelesaian adalah koordinat titik potong kedua garis. 
 Dengan metode gabungan antara eliminasi dan substitusi : 
 Lakukan eliminasi terhadap salah satu variabel hingga diperoleh nilai variabel itu. 
 Nilai variabel yang telah diperoleh kemudian disubstitusikan pada salah satu persamaan 
hingga diperoleh nilai variabel yang lain. 
Rumus-rumus Matematika 7 Sesuai SKL UN 2010
SKL Nomor 3 : Memahami bangun datar, bangun ruang, garis sejajar, dan sudut, serta 
menggunakannya dalam pemecahan masalah. 
1. Menyelesaikan soal dengan menggunakan teorema Pythagoras 
 Teorema Pythagoras : “kuadrat hipotenusa (sisi terpanjang) suatu segitiga siku-siku 
sama dengan jumlah dari kuadrat sisi-sisi yang lain” 
Perhatikan gambar disamping, rumus Pythagoras yang 
berlaku berdasarkan gambar disamping adalah : 
a. sudut B ® sudut siku-siku 
b. sisi AC ® sisi di depan sudut siku-siku merupakan sisi 
terpanjang (hipotenusa) 
c. Rumus Pythagoras : 
AC2 = AB2 + BC2 atau b2 = c2 + a2 
Dari rumus tersebut dapat diperoleh rumus lain : 
AB2 = AC2 - BC2 atau c = b2 - a2 
BC2 = AC2 - AB2 atau a2 = b2 - c2 
A 
c cm b cm 
B a cm C 
 Tripel Pythagoras : “pasangan tiga buah bilangan dimana kuadrat bilangan terbesar sama 
dengan jumlah kuadrat dua bilangan yang lain”, jadi misannya p,q, r merupakan tripel 
Pythagoras dan p merupakan bilangan terbesar maka berlaku : 
p2 = q2 + r 2 ® p = q2 - r 2 
2. Menghitung luas bangun datar 
Nama Bangun Rumus Luas dan Keliling 
A B 
D C 
Persegi Panjang : 
L = AB x BC K = 2( p + l) 
= p x l 
p = panjang 
l = lebar 
Bujursangkar / Persegi 
L = AB x BC K = 4 x s 
= s x s 
= s 2 
s = panjang sisi 
Segitiga 
L = ½ x Alas x Tinggi 
= ½ x a x t 
K = AB + BC + AC 
A s B 
s 
D C 
C 
A A 
tinggi 
Tinggi 
B C B C 
Alas alas 
Rumus-rumus Matematika SMP 8 Sesuai SKL UN 2010
A B 
tinggi 
D C 
alas 
Jajar genjang 
L = alas x tinggi 
K = 2( AB + BC) 
A p B 
tinggi 
D q C 
Trapesium 
L = ½ x t x jumlah sisi yang sejajar 
L = ½ x t x ( p + q) 
K = AB + BC + CD + AD 
A 
D B 
C 
Belah ketupat 
L = ½ x BD x AC 
L = ½ x d1 x d2 
K = 2 (AB + BC) 
d1 = diagonal pertama 
d2 = diagonal kedua 
Layang-layang 
L = ½ x DB x AC 
L = ½ x d1 x d2 
K = 2(AB + CD) 
d1 = diagonal pertama (DB) 
d2 = diagonal kedua (AC) 
D B 
r 
Lingkaran 
L = pr2 K = 2pr 
p = 22/7 atau 3,14 
r = jari-jari lingkaran 
A 
C 
3. Menghitung keliling bangun datar dan penggunaan konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari 
 Satu kali putaran roda = keliling roda 
4. Menghitung besar sudut pada bidang datar 
 Persegipanjang dan persegi 
· Jumlah besar keempat sudutnya = 360° 
· Dua sudut yang berhadapan sama besar = 90° 
 Segitiga 
· Jumlah besar ketiga sudutnya = 180° 
 Jajargenjang 
Rumus-rumus Matematika 9 Sesuai SKL UN 2010
· Jumlah besar keempat sudutnya = 360° 
· Dua pasang sudut yang berhadapan sama besar 
· Dua pasang sisi yang berdekatan jumlahnya = 180° 
 Trapesium 
· Jumlah besar keempat sudutnya = 360° 
· Ð ADC+ Ð DAB = 180° dan Ð ABC + ÐBCD = 180° 
 Belah ketupat 
· Jumlah besar keempat sudutnya = 360° 
· Dua pasang sudut yang berhadapan sama besar 
 Layang-layang 
· Jumlah besar keempat sudutnya = 360° 
· Sepasang sudutnya sama besar ® ÐDAB = ÐDCB 
5. Menghitung besar sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar 
berpotongan dengan garis lain. 
1 2 8 7 
4 3 9 10 
Hubungan antara dua sudut : 
5 6 
12 11 
 bertolak belakang : Ð 1 = Ð 3; Ð 2 = Ð 4 Sehadap : Ð 5 = Ð 9, Ð 6 = Ð 10, Ð 8 = Ð 12 
 berpelurus : Ð 1 + Ð 2 = 180°;  Ð 7 = Ð 11 
Ð 2 + Ð 3 = 180°; Ð 3 + Ð 4 = 180° Dalam sepihak : Ð 7 + Ð 10 = 180° 
Ð 4 + Ð 1 = 180° Ð 8 + Ð 9 = 180° 
 berpenyiku : Ð a + Ð b = 90° Luar sepihak : Ð6 + Ð 11 = 180° 
Ð 5 + Ð 12 = 180° 
Dalam berseberangan : Ð 7 = Ð 9; Ð 8 = Ð 10 
Luar berseberangan : Ð 6 = Ð12; Ð5 = Ð11 
6. Menghitung besar sudut pusat dan sudut keliling pada lingkaran 
Þ Sudut pusat pada sebuah lingkaran adalah sudut yang terbentuk dari dua buah jari-jari 
lingkaran dengan titik sudutnya adalah titik pusat lingkaran. 
Þ Sudut keliling adalah sudut pada lingkaran yang terbentuk dari 
dua buah tali busur yang berpotongan tepat pada keliling 
lingkaran. 
Sudut AOB (ÐAOB) adalah sudut pusat dengan titik sudut O (O 
juga sebagai titik pusat lingkaran) 
Sudut DCE (Ð DCE) adalah sudut keliling dengan titik sudut C 
yang berada pada keliling lingkaran 
A 
B 
D 
O 
C 
E 
Þ Hubungan antara sudut pusat dan sudut keliling : “Besarnya sudut pusat sama dengan dua 
Rumus-rumus Matematika SMP 10 Sesuai SKL UN 2010
kali besarnya sudut keliling yang menghadapi busur yang sama” atau “ Besarnya sudut 
keliling sama dengan setengah kali besar sudut pusat yang menghadapi busur yang sama” 
Þ Contoh : 
Perhatikan gambar disamping : 
Ð AOB ® sudut pusat menghadapi busur AB 
Ð ACB ® sudut keliling menghadapi busur AB, karena kedua sudut 
menghadapi busur yang sama yaitu busur AB maka berlaku : 
◊ Ð AOB = 2 x Ð ACB; atau 
◊ Ð ACB = ½ x Ð AOB 
Þ Sifat sudut keliling : 
B 
O 
A 
C 
◊ Sebuah sudut keliling yang menghadapi diameter lingkaran merupakan sudut siku-siku 
(90°) 
◊ Dua sudut keliling yang menghadapi busur yang sama adalah sama besar. 
Þ Segiempat talibusur adalah segiempat yang terbentuk dari empat buah tali busur yang 
berpotongan pada keliling lingkaran. 
Þ Sifat-sifat segiempat talibusur : 
◊ Jumlah besar dua sudut yang berhadapan pada segiempat talibusur 
sama dengan 180° ==> ÐABC + Ð ADC = 180°; Ð DAB + Ð BCD 
= 180° 
◊ Hasil kali diagonal-diagonalnya sama dengan jumlah perkalian sisi-sisi 
yang berhadapan (sifat Ptolomeus) ==> AC x BD = (AB x CD) + 
(AD x BC) 
◊ Hasil kali bagian-bagian diagonalnya sama ==> AE x EC = DE x EB 
Þ Sudut antara dua tali busur : 
Þ Sudut dalam adalah sudut yang terbentuk karena dua tali busur 
berpotongan di dalam daerah lingkaran. Besarnya sudut dalam sama 
dengan jumlah dua sudut keliling yang menghadapi busur yang terletak 
diantara kaki-kaki sudutnya. 
◊ Talibusur AB berpotongan dengan talibusur CD di titik E yang 
terletak di dalam daerah lingkaran, maka sudut CEB dan sudut AED 
disebut sudut dalam. Karena kedua sudut saling bertolak belakang 
maka besar kedua sudut sama. 
◊ Ð CEB ==> sudut dalam menghadapi busur CB 
Ð AED ==> sudut dalam menghadapi busur AD 
Ð CDB ==> sudut keliling menghadapi busur CB 
Ð ABD ==> sudut keliling menghadapi busur AD, maka berlaku : 
Ð CEB = Ð AED = Ð CDB + Ð ABD 
Þ Sudut luar adalah sudut yang terbentuk karena dua tali busur 
berpotongan di luar daerah lingkaran. Besarnya sudut luar 
sama dengan selisih dua sudut keliling yang menghadapi 
busur yang terletak diantara kaki-kaki sudutnya. 
◊ Talibusur AB berpotongan dengan talibusur CD di titik E 
yang terletak di luar daerah lingkaran, maka sudut AED 
dan sudut BEC disebut sudut luar. Karena kedua sudut 
berimpit maka besar kedua sudut sama. 
◊ Ð BEC ==> sudut luar menghadapi busur BC 
A B 
C 
D 
E O 
A 
E 
B 
D 
C 
A 
B 
D 
C 
E 
Rumus-rumus Matematika 11 Sesuai SKL UN 2010
Ð AED ==> sudut luar menghadapi busur AD 
Ð CDB ==> sudut keliling menghadapi busur BC 
Ð ABD ==> sudut keliling menghadapi busur AD, maka berlaku : 
Ð BEC = Ð AED = Ð ABD - Ð BDC 
7. Menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep kesebangunan 
 Gambar dan model berskala, foto dan peta 
skala = jarak pada peta 
jarak sebenarnya 
panjang pada model / gbr / foto 
panjang sebenarnya =lebar padamodel / gbr/ foto 
lebar sebenarnya =tinggi padamodel / gbr/ foto 
tinggi sebenarnya 
 Bangun-bangun yang sebangun 
 Syarat dua bangun yang sebangun : 
■ Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar 
■ Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding. 
 Syarat dua segitiga yang sebangun : 
■ Ketiga sisi yang bersesuaian pada kedua segitiga 
sebanding (S, S, S) 
■ Dua sudut yang bersesuaian pada kedua segitiga 
sama besar (Sd, Sd) 
■ Satu sudut sama besar dan dua sisi yang mengapit 
sudut itu sebanding (S, Sd, S) 
 Jika terdapat dua segitiga sebangun maka perbandingan 
ketiga sisi yang bersesuaian sebanding. Contoh ==> jika 
segitiga ABC dan segitiga PQR sebangun maka berlaku : 
AB 
PQ=BC 
QR= AC 
PR 
 Rumus-rumus dalam segitiga siku-siku 
■ KM2 = KL2 + LM2 (teorema pythagoras) 
■ LN2 = KN x NM 
■ LM2 = MN x MK 
■ KL2 = KN x KM 
8. Menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep kongruensi 
 Sifat kongruensi : 
P 
Q 
K 
N 
L M 
Jika dua bangun datar sisi lurus kongruen maka : 
 Sisi-sisi yang bersesusian pada kedua bangun datar sama panjang. 
 Sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua bangun datar sama besar. 
 Syarat dua segitiga kongruen : 
A 
B C 
R 
 Ketiga sisi yang bersesuaian pada kedua segitiga sama panjang (S, S, S) 
 Terdapat satu sudut pada kedua segitiga sama besar dan dan dua sisi yang mengapit sudut 
itu pada kedua segitiga sama panjang. (S, Sd, S) 
 Terdapat dua sudut pada kedua segitiga sama besar dan satu sisi pada kedua segitiga sama 
panjang. (Sd, S, Sd) 
Rumus-rumus Matematika SMP 12 Sesuai SKL UN 2010
9. Menentukan unsur-unsur bangun ruang sisi datar 
 Kubus 
 Mempunyai 12 rusuk yang sama panjang yaitu AB=BC=CD= 
AD=AE=EF=BF=CG=GH=DH=EH=AD 
 Mempunyai 12 diagonal sisi yang sama panjang yaitu : AC=BD= 
AF=BE=AH=DE=DG=CH=BG=CF=EG=FH 
 Mempunyai 4 diagonal ruang yang sama panjang yaitu : 
AG=HB=CE=DF 
H G 
E F 
D C 
A B 
 Mempunyai 8 titik sudut. 
 Mempunyai 6 buah sisi yang berbentuk persegi yaitu : ABCD, ABFE, ADHE, DCGH, 
BCFG, dan EFGH. 
 Balok. 
 Mempunyai 12 rusuk yaitu AB=CD=EF=GH; 
AD=BC=FG=EH; AE=BF=CG=DH 
 Mempunyai 12 diagonal sisi yaitu : AC=BD=EG=HF; 
AF=BE=CH=DG; BG=CF=AH=DE 
 Mempunyai 4 diagonal ruang yang sama panjang yaitu : 
AG=HB=CE=DF 
H G 
E F 
D C 
A B 
 Mempunyai 8 titik sudut. 
 Mempunyai 6 buah sisi yaitu : ABCD @ EFGH, ABFE @ DCGH, BCGF @ ADHE. 
 Prisma 
Nama dari prisma tergantung pada bentuk alasnya. Prisma dengan alas 
segi-n maka : 
 banyaknya rusuk = 3 x n 
 banyaknya sisi = n + 2 
Contoh prisma segitiga. 
 Banyaknya rusuk = 3 x 3 = 9, yaitu AB, BC, AC, AD, BE, CF, DE, 
EF, DF. 
 Banyaknya sisi = 3 + 2 = 5, yaitu ABC (alas), ABDE, BCEF, 
ACFD, DEF (tutup) 
 Banyaknya diagonal sisi = 6 yaitu AE = BD; AF = CD; BF = AE 
 Limas 
Nama limas tergantung pada bentuk alasnya. Jika limas mempunyai 
alas segi-n maka namanya adalah limas segi-n dan mempunyai rusuk 
sebanyak 2 x n, mempunyai sisi sebanyak n + 1. 
Contoh limas segi-4 : 
 Banyaknya rusuk = 2 x 4 = 8, yaitu : AB, BC, CD, AD, AT, BT, 
CT, DT 
 Banyaknya sisi = 4 + 1 = 5, yaitu : ABCD (alas), ABT, BCT, 
CDT, ADT 
 TE disebut tinggi limas 
 Kerucut 
Kerucut adalah limas dengan alas berupa lingkaran. 
 T disebut titik puncak kerucut. 
 AB disebut diameter alas kerucut (d) 
 AC = CB disebut jari-jari alas kerucut (r) 
F 
D E 
C 
A B 
T 
D C 
E 
A T B 
A B 
C 
Rumus-rumus Matematika 13 Sesuai SKL UN 2010
 TC disebut tinggi kerucut 
 TA = TB disebut garis pelukis (s) 
10. Menentukan jaring-jaring bangun ruang 
 Jaring-jaring adalah rangkaian sisi-sisi dari sebuah bangun ruang yang dapat disusun kembali 
menjadi bentuk bangun ruang tersebut secara berurutan. 
Bentuk bangun ruang Contoh salah satu jaring-jaring bangun ruang 
Kubus : 
Balok : 
E F 
Prisma segitiga : 
Limas segi-4 : 
Kerucut : 
H G 
E F 
D C 
A B 
H G 
H D C G H 
E A B F E 
E F 
H G 
D C 
H G 
H D C G H 
E A B F E 
F 
D E 
C 
A B 
D F 
A C F D 
D B E 
E 
T 
D C 
E 
T 
D C 
T E T 
A B 
T 
T 
s s 
A B 
r r 
A 
r 
· 
r 
B 
A A 
s s 
T 
Rumus-rumus Matematika SMP 14 Sesuai SKL UN 2010
11. Menghitung volume bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung 
12. Menghitung luas permukaan bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung 
Bentuk bangun ruang Rumus Volume dan Luas Permukaan 
Kubus : Volume = s x s x s = s3 
Luas permukaan = 6 x s2 
s ==> panjang rusuk 
H G 
E F s 
D C 
s 
A s B 
H G 
Balok : Volume = p x l x t 
Luas permukaan = (2xpxl) + (2xpxt)+(2xlxt) 
= 2(pl + lt + pt) 
p ==> panjang; l ==> lebar; t ==> tinggi 
E F t 
D C 
l 
A p B 
Prisma segitiga : Volume = Luas alas x tinggi 
Luas permukaan = (2 x L alas)+(K alas x t) 
L alas ==> Luas alas (tergantung bentuk alas) 
K alas ==> Keliling alas (tergantung bentuk alas) 
t ==> tinggi Prisma 
F 
D E 
t 
C 
A B 
Limas segi-4 : Volume = 1/3 x L alas x t 
Luas Permukaan = L alas+LTBC+LTCD+LTAD+LTAB 
L alas ==> luas alas tergantung bentuk alas 
L TBC ==> luas segitiga TBC 
L TCD ==> luas segitiga TCD 
L TAD ==> luas segitiga TAD 
L TaB ==> luas segitiga TAB 
L segitiga = ½ x alas segitga x tinggi segitiga 
T 
D C 
E F 
A B 
Kerucut : Volume = 1/3 x pr2 x t 
Luas permukaan = L alas + L Selimut 
= pr2 + prs 
= pr(r + s) 
Luas selimut = prs 
p ==> 22/7 atau 3,14 
r ==>jari-jari alas kerucut 
s ==> garis pelukis 
t ==> tinggi kerucut 
T 
s s 
t 
r r 
A B 
Rumus-rumus Matematika 15 Sesuai SKL UN 2010
SKL Nomor 4 : Memahami konsep dalam statistika, serta menerapkannya dalam pemecahan 
masalah. 
1. Menentukan ukuran pemusatan dan menggunakan dalam menyelesaikan masalah sehari-hari 
➢ Ukuran pemusatan 
 Rerata rata−rata ataumean= jumlahdata 
banyaknyadata 
 Modus adalah data yang paling sering muncul, sekelompok data, terdapat kemungkinan 
lebih dari satu modus dalam sekelompok data. 
 Median adalah data yang terletak ditengah-tengah dari sekelompok data yang telah 
diurutkan. 
2. Menyajikan dan menafsirkan data 
 Pengertian 
 Populasi : seluruh obyek yang ingin diteliti 
 Sampel : bagian dari populasi yang dipilih secara acak sebagai obyek yang diambil data 
penelitiannya. Biasanya penggunaan sampel dengan pertimbangan populasi terlalu besar 
jika diteliti secara menyeluruh. Pengambilan sampel harus dilakukan secara acak agar 
sampel dapat benar-benar mewakili populasi penetilian. 
 Penyajian data hasil penelitian 
 Tabel frekuensi adalah tabel yang menyajikan banyaknya data (frekuensi) setiap data hasil 
penelitian. 
 Diagram batang adalah sebuah diagram yang menggambarkan data hasil penelitian dengan 
menggunakan persegipanjang. Banyaknya data digambarkan dengan panjangnya 
persegipanjang yang disajikan. 
 Diagram garis adalah diagram yang berupa garis yang menghubungkan titik-titik koordinat 
data hasil penelitian dengan banyaknya data tersebut. 
 Diagram lingkaran adalah diagram berupa lingkaran yang dibagi menjadi juring-juring 
lingkaran. Luas setiap juring menggambarkan banyaknya data hasil penelitian atau 
persentasenya. 
Contoh : Data pekerjaan orang tua siswa SDN 08 Jatiasih adalah PNS 25 orang, TNI/POLRI 
= 20 orang; Wiraswasta = 15 orang; Pedagang = 30 orang; Petani = 10 orang. 
Tabel Frekuensi : 
Data Pekerjaan Orangtua Siswa 
SDN 08 Jatiasih 
Pekerjaan 
orang tua 
Frekuensi 
PNS 25 
TNI/POLRI 20 
Wiraswasta 15 
Pedangang 30 
Petani 10 
Jumlah 100 
Diagram Batang 
35 
30 
25 
20 
15 
10 
5 
0 
PNS TNI/ 
POLRI 
Wira 
swasta 
Peda 
gang 
Petani 
Rumus-rumus Matematika SMP 16 Sesuai SKL UN 2010
17 
Diagram garis : Diagram Lingkaran 
35 
30 
25 
20 
15 
10 
5 
0 
PNS TNI/ 
POLRI 
Wira 
swasta 
Peda 
gang 
Petani 
PNS 
25% 
900 
TNI/ 
POLRI 
20% 
720 
540 Wiraswasta 
10% 360 
Petani 
1080 15% 
Pedagang 
30% 
Perhitungan sudut pusat setiap juring Perhitungan Persentase : 
 PNS ==> 25/100 x 3600 = 900 25/100 x 100% = 25% 
 TNI / POLRI ==> 20/100 x 3600 = 720 20/100 x 100% = 20% 
 Wiraswasta ==> 15/100 x 3600 = 540 15/100 x 100% = 15% 
 Pedagang ==> 30/100 x 3600 = 1080 30/100 x 100% = 30% 
 Petani ==> 10/100 x 3600 = 360 10/100 x 100% = 10% 
Selamat belajar untuk masa depan yang cemerlang, 
Tak ada cara belajar yang lebih baik selain mencoba dan terus mencoba 
Rumus-rumus Matematika 17 Sesuai SKL UN 2010

More Related Content

What's hot

Ppt geometri bangun ruang
Ppt geometri bangun ruangPpt geometri bangun ruang
Ppt geometri bangun ruangYoseph Prakoso
 
Bangun ruang
Bangun ruangBangun ruang
Bangun ruangimanhadi
 
Matematika Untuk SD/MI Kelas VI
Matematika Untuk SD/MI Kelas VIMatematika Untuk SD/MI Kelas VI
Matematika Untuk SD/MI Kelas VISetiadji Sadewo
 
SOAL UAS GANJIL MATEMATIKA SMP KELAS VII 2015/2016
SOAL UAS GANJIL MATEMATIKA SMP KELAS VII 2015/2016SOAL UAS GANJIL MATEMATIKA SMP KELAS VII 2015/2016
SOAL UAS GANJIL MATEMATIKA SMP KELAS VII 2015/2016Budi Haryono
 
(8.1.1) soal dan pembahasan operasi hitung bentuk aljabar matematika sltp kel...
(8.1.1) soal dan pembahasan operasi hitung bentuk aljabar matematika sltp kel...(8.1.1) soal dan pembahasan operasi hitung bentuk aljabar matematika sltp kel...
(8.1.1) soal dan pembahasan operasi hitung bentuk aljabar matematika sltp kel...kreasi_cerdik
 
Latihan soal garis dan sudut
Latihan soal garis dan sudutLatihan soal garis dan sudut
Latihan soal garis dan sudutneng Afit
 
Matematika Untuk Kelas 6 SD/MI
Matematika Untuk Kelas 6 SD/MIMatematika Untuk Kelas 6 SD/MI
Matematika Untuk Kelas 6 SD/MISetiadji Sadewo
 
Pangkat tak sebenarnya
Pangkat tak sebenarnyaPangkat tak sebenarnya
Pangkat tak sebenarnyaWayan Sudiarta
 
Soal Dan Pembahasan Try Out matematika SMP
Soal Dan Pembahasan Try Out matematika SMPSoal Dan Pembahasan Try Out matematika SMP
Soal Dan Pembahasan Try Out matematika SMPachmad hidayat
 
Soal matematika kls 6 uas ganjil 2013 2014 ok
Soal matematika kls 6 uas ganjil 2013 2014 okSoal matematika kls 6 uas ganjil 2013 2014 ok
Soal matematika kls 6 uas ganjil 2013 2014 okTita Ruby
 
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013AYU Hardiyanti
 
Ulangan Harian Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar
Ulangan Harian Bilangan Berpangkat dan Bentuk AkarUlangan Harian Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar
Ulangan Harian Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akarika rani
 
Ulangan aljabar kelas 8 tahun 2016 cahyono
Ulangan aljabar kelas 8 tahun 2016 cahyonoUlangan aljabar kelas 8 tahun 2016 cahyono
Ulangan aljabar kelas 8 tahun 2016 cahyonoImam Faeruzz
 
matematika bangun ruang sisi lengkung kelas 9 smp
matematika bangun ruang sisi lengkung kelas 9 smpmatematika bangun ruang sisi lengkung kelas 9 smp
matematika bangun ruang sisi lengkung kelas 9 smpangga juritayana
 
Rpp matematika sma xii bab 2 (bunga, pertumbuhan, dan peluruhan)
Rpp matematika sma xii bab 2 (bunga, pertumbuhan, dan peluruhan)Rpp matematika sma xii bab 2 (bunga, pertumbuhan, dan peluruhan)
Rpp matematika sma xii bab 2 (bunga, pertumbuhan, dan peluruhan)eli priyatna laidan
 
Soal mtk bismen-semua sk 11 essay
Soal mtk bismen-semua sk 11 essaySoal mtk bismen-semua sk 11 essay
Soal mtk bismen-semua sk 11 essayEko Supriyadi
 
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan DeretIlhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan DeretIlhamsyahIbnuHidayat
 

What's hot (20)

Soal Matematika Kelas X Sma
Soal Matematika Kelas X SmaSoal Matematika Kelas X Sma
Soal Matematika Kelas X Sma
 
Ppt geometri bangun ruang
Ppt geometri bangun ruangPpt geometri bangun ruang
Ppt geometri bangun ruang
 
Bangun ruang
Bangun ruangBangun ruang
Bangun ruang
 
Matematika Untuk SD/MI Kelas VI
Matematika Untuk SD/MI Kelas VIMatematika Untuk SD/MI Kelas VI
Matematika Untuk SD/MI Kelas VI
 
SOAL UAS GANJIL MATEMATIKA SMP KELAS VII 2015/2016
SOAL UAS GANJIL MATEMATIKA SMP KELAS VII 2015/2016SOAL UAS GANJIL MATEMATIKA SMP KELAS VII 2015/2016
SOAL UAS GANJIL MATEMATIKA SMP KELAS VII 2015/2016
 
(8.1.1) soal dan pembahasan operasi hitung bentuk aljabar matematika sltp kel...
(8.1.1) soal dan pembahasan operasi hitung bentuk aljabar matematika sltp kel...(8.1.1) soal dan pembahasan operasi hitung bentuk aljabar matematika sltp kel...
(8.1.1) soal dan pembahasan operasi hitung bentuk aljabar matematika sltp kel...
 
Latihan soal garis dan sudut
Latihan soal garis dan sudutLatihan soal garis dan sudut
Latihan soal garis dan sudut
 
Matematika Untuk Kelas 6 SD/MI
Matematika Untuk Kelas 6 SD/MIMatematika Untuk Kelas 6 SD/MI
Matematika Untuk Kelas 6 SD/MI
 
Pangkat tak sebenarnya
Pangkat tak sebenarnyaPangkat tak sebenarnya
Pangkat tak sebenarnya
 
Soal Dan Pembahasan Try Out matematika SMP
Soal Dan Pembahasan Try Out matematika SMPSoal Dan Pembahasan Try Out matematika SMP
Soal Dan Pembahasan Try Out matematika SMP
 
Soal matematika kls 6 uas ganjil 2013 2014 ok
Soal matematika kls 6 uas ganjil 2013 2014 okSoal matematika kls 6 uas ganjil 2013 2014 ok
Soal matematika kls 6 uas ganjil 2013 2014 ok
 
MATRIKS (RPP & LKPD)
MATRIKS (RPP & LKPD)MATRIKS (RPP & LKPD)
MATRIKS (RPP & LKPD)
 
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
 
Ulangan Harian Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar
Ulangan Harian Bilangan Berpangkat dan Bentuk AkarUlangan Harian Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar
Ulangan Harian Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar
 
Ulangan aljabar kelas 8 tahun 2016 cahyono
Ulangan aljabar kelas 8 tahun 2016 cahyonoUlangan aljabar kelas 8 tahun 2016 cahyono
Ulangan aljabar kelas 8 tahun 2016 cahyono
 
matematika bangun ruang sisi lengkung kelas 9 smp
matematika bangun ruang sisi lengkung kelas 9 smpmatematika bangun ruang sisi lengkung kelas 9 smp
matematika bangun ruang sisi lengkung kelas 9 smp
 
Rpp matematika sma xii bab 2 (bunga, pertumbuhan, dan peluruhan)
Rpp matematika sma xii bab 2 (bunga, pertumbuhan, dan peluruhan)Rpp matematika sma xii bab 2 (bunga, pertumbuhan, dan peluruhan)
Rpp matematika sma xii bab 2 (bunga, pertumbuhan, dan peluruhan)
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Soal mtk bismen-semua sk 11 essay
Soal mtk bismen-semua sk 11 essaySoal mtk bismen-semua sk 11 essay
Soal mtk bismen-semua sk 11 essay
 
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan DeretIlhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
 

Viewers also liked

Kumpulan rumus Fisika Smp lengkap
Kumpulan rumus Fisika Smp lengkapKumpulan rumus Fisika Smp lengkap
Kumpulan rumus Fisika Smp lengkapSulistiyo Wibowo
 
kumpulan rumus mtk smp
kumpulan rumus mtk smpkumpulan rumus mtk smp
kumpulan rumus mtk smpTeguh Nugraha
 
Rangkuman materi-un-ipa-smp-fisika-biologi-dan-kimia-revised 2(1)
Rangkuman materi-un-ipa-smp-fisika-biologi-dan-kimia-revised 2(1)Rangkuman materi-un-ipa-smp-fisika-biologi-dan-kimia-revised 2(1)
Rangkuman materi-un-ipa-smp-fisika-biologi-dan-kimia-revised 2(1)Muhtar Muhtar
 
Kumpulan Rumus Fisika SMA kelas X
Kumpulan Rumus Fisika SMA kelas XKumpulan Rumus Fisika SMA kelas X
Kumpulan Rumus Fisika SMA kelas XSulistiyo Wibowo
 
Pembahasan Prediksi Soal IPA UN 2017
Pembahasan Prediksi Soal IPA UN 2017Pembahasan Prediksi Soal IPA UN 2017
Pembahasan Prediksi Soal IPA UN 2017Sulistiyo Wibowo
 
Kumpulan rumus fisika sma kelas XI
Kumpulan rumus fisika sma kelas XIKumpulan rumus fisika sma kelas XI
Kumpulan rumus fisika sma kelas XISulistiyo Wibowo
 
Rangkuman materi Fisika SMP kelas 7
Rangkuman materi Fisika SMP kelas 7Rangkuman materi Fisika SMP kelas 7
Rangkuman materi Fisika SMP kelas 7Sulistiyo Wibowo
 
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IXRangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IXSulistiyo Wibowo
 

Viewers also liked (11)

Kumpulan rumus Fisika Smp lengkap
Kumpulan rumus Fisika Smp lengkapKumpulan rumus Fisika Smp lengkap
Kumpulan rumus Fisika Smp lengkap
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
kumpulan rumus mtk smp
kumpulan rumus mtk smpkumpulan rumus mtk smp
kumpulan rumus mtk smp
 
Rangkuman materi-un-ipa-smp-fisika-biologi-dan-kimia-revised 2(1)
Rangkuman materi-un-ipa-smp-fisika-biologi-dan-kimia-revised 2(1)Rangkuman materi-un-ipa-smp-fisika-biologi-dan-kimia-revised 2(1)
Rangkuman materi-un-ipa-smp-fisika-biologi-dan-kimia-revised 2(1)
 
Prediksi UN SMP 2017 IPA
Prediksi UN SMP 2017 IPAPrediksi UN SMP 2017 IPA
Prediksi UN SMP 2017 IPA
 
Kumpulan Rumus Fisika SMA kelas X
Kumpulan Rumus Fisika SMA kelas XKumpulan Rumus Fisika SMA kelas X
Kumpulan Rumus Fisika SMA kelas X
 
Pembahasan Prediksi Soal IPA UN 2017
Pembahasan Prediksi Soal IPA UN 2017Pembahasan Prediksi Soal IPA UN 2017
Pembahasan Prediksi Soal IPA UN 2017
 
Kumpulan rumus fisika sma kelas XI
Kumpulan rumus fisika sma kelas XIKumpulan rumus fisika sma kelas XI
Kumpulan rumus fisika sma kelas XI
 
Rangkuman materi Fisika SMP kelas 7
Rangkuman materi Fisika SMP kelas 7Rangkuman materi Fisika SMP kelas 7
Rangkuman materi Fisika SMP kelas 7
 
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IXRangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IX
 
Kumpulan Rumus Fisika SMP
Kumpulan Rumus Fisika SMP Kumpulan Rumus Fisika SMP
Kumpulan Rumus Fisika SMP
 

Similar to RUMUS-RUMUS

Masbied com-kumpulan-rumus-matematika-smp
Masbied com-kumpulan-rumus-matematika-smpMasbied com-kumpulan-rumus-matematika-smp
Masbied com-kumpulan-rumus-matematika-smpWayan Sudiarta
 
kumpulan-rumus-matematika-smp
kumpulan-rumus-matematika-smpkumpulan-rumus-matematika-smp
kumpulan-rumus-matematika-smpkandysaputra
 
Kumpulan rumusmatematikasmp sesuaisklun2010lengkap
Kumpulan rumusmatematikasmp sesuaisklun2010lengkapKumpulan rumusmatematikasmp sesuaisklun2010lengkap
Kumpulan rumusmatematikasmp sesuaisklun2010lengkapWayan Sudiarta
 
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)Ryan Arifiana Sungkar
 
47570942 rumus-matematika
47570942 rumus-matematika47570942 rumus-matematika
47570942 rumus-matematikaWayan Sudiarta
 
bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)
bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)
bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)MuhammadAgusridho
 
Barisan_dan_Deret.pptx
Barisan_dan_Deret.pptxBarisan_dan_Deret.pptx
Barisan_dan_Deret.pptxzulviatiputri2
 
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...Agoeng Siswantara
 
Arrini ditta margarani (2016066155)
Arrini ditta margarani (2016066155)Arrini ditta margarani (2016066155)
Arrini ditta margarani (2016066155)arrinidittamargarani
 
Rangkuman materi smp kelas 2
Rangkuman materi smp kelas 2Rangkuman materi smp kelas 2
Rangkuman materi smp kelas 2Nasruddin-ona
 
Review Matematika SMA
Review Matematika SMAReview Matematika SMA
Review Matematika SMAbagustris
 
MATEMATIKA_SMA_BARISAN_DAN_DERET.pptx
MATEMATIKA_SMA_BARISAN_DAN_DERET.pptxMATEMATIKA_SMA_BARISAN_DAN_DERET.pptx
MATEMATIKA_SMA_BARISAN_DAN_DERET.pptxacofauzan1
 
Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
Perkalian dan Pembagian Bilangan BulatPerkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
Perkalian dan Pembagian Bilangan BulatDesy Aryanti
 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatAbdul Rais P
 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Ajir Aja
 

Similar to RUMUS-RUMUS (20)

Masbied com-kumpulan-rumus-matematika-smp
Masbied com-kumpulan-rumus-matematika-smpMasbied com-kumpulan-rumus-matematika-smp
Masbied com-kumpulan-rumus-matematika-smp
 
kumpulan-rumus-matematika-smp
kumpulan-rumus-matematika-smpkumpulan-rumus-matematika-smp
kumpulan-rumus-matematika-smp
 
Kumpulan rumusmatematikasmp sesuaisklun2010lengkap
Kumpulan rumusmatematikasmp sesuaisklun2010lengkapKumpulan rumusmatematikasmp sesuaisklun2010lengkap
Kumpulan rumusmatematikasmp sesuaisklun2010lengkap
 
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
 
47570942 rumus-matematika
47570942 rumus-matematika47570942 rumus-matematika
47570942 rumus-matematika
 
Rmus mat vii,viii,ix
Rmus mat vii,viii,ixRmus mat vii,viii,ix
Rmus mat vii,viii,ix
 
bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)
bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)
bilangan bulat (Meidytha puti sabrina)
 
Barisan_dan_Deret.pptx
Barisan_dan_Deret.pptxBarisan_dan_Deret.pptx
Barisan_dan_Deret.pptx
 
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
 
Arrini ditta margarani (2016066155)
Arrini ditta margarani (2016066155)Arrini ditta margarani (2016066155)
Arrini ditta margarani (2016066155)
 
Rangkuman materi smp kelas 2
Rangkuman materi smp kelas 2Rangkuman materi smp kelas 2
Rangkuman materi smp kelas 2
 
Lap individu siklus 1 arrini dm
Lap individu siklus 1 arrini dmLap individu siklus 1 arrini dm
Lap individu siklus 1 arrini dm
 
Review Matematika SMA
Review Matematika SMAReview Matematika SMA
Review Matematika SMA
 
Ppt heppi pryitno
Ppt heppi pryitnoPpt heppi pryitno
Ppt heppi pryitno
 
3. BARIS _ DERET.pdf
3. BARIS _ DERET.pdf3. BARIS _ DERET.pdf
3. BARIS _ DERET.pdf
 
MATEMATIKA_SMA_BARISAN_DAN_DERET.pptx
MATEMATIKA_SMA_BARISAN_DAN_DERET.pptxMATEMATIKA_SMA_BARISAN_DAN_DERET.pptx
MATEMATIKA_SMA_BARISAN_DAN_DERET.pptx
 
Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
Perkalian dan Pembagian Bilangan BulatPerkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
 
Analisis Riel 1
Analisis Riel 1Analisis Riel 1
Analisis Riel 1
 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan Bulat
 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
 

Recently uploaded

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Recently uploaded (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

RUMUS-RUMUS

  • 1. Rumus-rumus Matematika 1 Sesuai SKL UN 2010
  • 2.
  • 3. KUMPULAN RUMUS MATEMATIKA UNTUK SMP SESUAI DENGAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKL Nomor 1 : Menggunakan konsep operasi hitung dan sifat-sifat bilangan, perbandingan, aritmetika sosial, barisan bilangan, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah. 1. Operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Contoh = 2 + 3 = 5 2 + (-3) = -1 -2 + 3 = 1 -2 + (-3) = - 5 2 – 3 = -1 2 - (-3) = 5 -2 – 3 = -5 -2 - (-3) = 1 2 x 3 = 6 2 x (-3) = -6 -2 x 3 = -6 -2 x (-3) = 6 6 : 2 = 3 6 : (-2) = -3 -6 : 2 = -3 -6 : (-2) = 3 2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bilangan pecahan Contoh : 23 45 = 2x54x3 3x5 =1012 15 =22 15=1 8 14=147 35 −12 = 3x2−1x5 5x2 =6−5 10 = 1 10 34 x25 =3x2 4x5= 6 20= 3 10 13 :25 =13 x52 =1 x5 3 x2=56 3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala dan perbandingan. * Skala = ukuran pada gambar dibanding ukuran sebenarnya. >>> catatan : pada perhitungan soal sebaiknya satuan panjang disamakan terlebih dahulu. * Jika p : q = r : s maka berlaku p=q∗r s atau q= p∗s r atau r= p∗s q atau s=q∗r p 4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jual beli  Jika harga jual (J), harga beli (B), untung (U) dan perdagangan menghasilkan untung = pu% dari pembelian maka : J = B + U; B = J – U; U = J – B; pu = J−B B ∗100% ; J =B pu∗B 100 ; B = J ∗100 100 pu  Jika harga jual (J), harga beli (B), rugi (R) dan perdagangan menderita kerugian = pr % dari pembelian maka : J = B – R; B = J + R; R = B – J; pr = B−J B ∗100% ; J =B− pr∗B 100 ; B = J ∗100 100− pr 5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbankan dan koperasi : Jika jumlah tabungan (T); persentase bunga (p%) per tahun; lama menabung (y) tahun atau (m) bulan dan besar bunga (B), maka berlaku : Jumlahtabungan setelah y tahun =T  p∗T ∗y 100 Rumus-rumus Matematika 1 Sesuai SKL UN 2010
  • 4. Jumlahtabungan setelah mbulan=T  p∗T ∗m 12∗100 Jumlahbunga tabungan yang diterima setelah  y tahun= p∗T ∗y 100 Jumlahbunga tabungan yang diterima setelah mbulan = p ∗T ∗m 12∗100 Jika diketahui tabungan awal (TA) dan setelah (y) tahun tabungan menjadi TB, maka :  Jumlah bunga yang diterima setelah (y) tahun = TB – TA.  Persentase bunga pertahun = TB −TA y ∗TA ∗100%  Persentase bunga perbulan = TB−TA 12∗y∗TA ∗100% Jika diketahui tabungan awal (TA) dan setelah (m) bulan tabungan menjadi TB, maka :  Jumlah bunga yang diterima setelah (m) bulan = TB – TA.  Persentase bunga pertahun = TB −TA∗12 m∗TA ∗100%  Persentase bunga perbulan = TB −TA m∗TA ∗100% 6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan barisan bilangan  Barisan bilangan aritmetika dengan suku pertama (a) dan selisih antar suku (b) : a , a+b , a+2b , a+3b, ... Beda = U2 – U1 = U3 – U2 = Un – Un-1 Suku ke-n = a + (n-1)b Jumlah n suku yang pertama =a Unn2  Barisan bilangan geometri dengan suku pertama (a) dan rasio antar suku (r), berlaku : a , a.r , a.r2 , a.r3 , ... Rasio = U 2 U1 = U3 U2 = Un Un −1 Suku ke – n = a.rn-1 Jumlah n suku yang pertama = a r n− 1  Barisan bilangan asli ganjil : 1, 3, 5, 7, 9, ... Suku ke-n = 2n – 1 Jumlah n suku yang pertama = n 2  Barisan bilangan asli genap : 2, 4, 6, 8, 10, ... Suku ke – n = 2n Jumlah n suku yang pertama = n(n + 1)  Bilangan persegi : 1, 4, 9, 16, ... Suku ke – n = n 2  Bilangan persegi panjang : 2, 6, 12, 20, ... Suku ke – n = n(n+1)  Bilangan segitiga : 1, 3, 6, 10, ... Suku ke – n = ½ n(n + 1)  Bilangan segitiga Pascal : Jumlah bilangan baris ke – n = 2 n – 1 1 p−1 1 2 1 1 3 3 1 1 4 6 4 1 1 5 10 10 5 1 Rumus-rumus Matematika SMP 2 Sesuai SKL UN 2010
  • 5. SKL Nomor 2 : Memahami operasi bentuk aljabar, konsep persamaan dan pertidaksamaan linear, persamaan garis, himpunan, relasi, fungsi, sistem persamaan linear, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. 1. Mengalikan bentuk aljabar. 3 * a = 3a a * a = a2 a2 * a3 = (a*a)*(a*a*a) = a5 2a3 * 4a2 = 2*4*a3*a2 = 8a5 2. Menghitung operasi tambah, kurang, kali, bagi atau kuadrat bentuk aljabar Penjumlahan dan pengurangan (khusus pada suku sejenis = suku dengan variabel sama) : a + a = 2a 2a – 3a = (2 – 3)a = -1a 2a + 2b + 4a = 6a + 2b 2a2 + 3a3 - 5a2 = -3a2 + 3a3 Perkalian pada bentuk aljabar dengan suku lebih dari satu : a x b = ab a x –b = -ab -a x b = - ab -a x –b = ab a x a = a2 a x ab = a2b b x ab = ab2 a2b x ab3 = a3b4 a(b + c) = ab + ac a(b – c) = ab – ac (a + b)(c + d) = a(c + d) + b(c + d) = ac + ad + bc + bd Pembagian pada bentuk aljabar : a5 : a2 = a3 8a4 : 4a2 = (8 : 4)(a4 : a2) = 2a2 Pengkuadratan bentuk aljabar : (3a)2 = (32)(a2) = 9a2 (2a4b3)2 = (22)(a4)2(b3)2 = 4a8b6 (a + b)2 = (a + b)(a + b) = a(a + b) + b(a + b) = a2 + ab + ab + b2 = a2 + 2ab + b2 (a – b)2 = (a – b)(a – b) = a(a – b) + b(a – b) = a2 – ab + ab – b2 = a2 - b2 3. Menyederhanakan bentuk aljabar dengan memfaktorkan Bentuk soal Bentuk hasil pemfaktoran Keterangan Bentuk aljabar dengan FPB 1. ab + ac a(b + c) a adalah FPB dari ab dan ac 2. ab – ac a(b – c) a adalah FPB dari ab dan ac Bentuk aljabar ax2 + bx + c 1. ax2 + bx + c (px + r)(qx + s) p*q = a r*q + p*s = b r*s = c 2. ax2 - bx + c (px - r)(qx - s) p*q = a -r*q + p*-s = -b -r*-s = c 3. ax2 - bx - c (px - r)(qx + s) p*q = a -r*q + p*s = -b -r*s = -c Bentuk aljabar selisih dua kuadrat a2 - b2 (a + b)(a – b) 4. Menentukan irisan atau gabungan dua himpunan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan irisan atau gabungan dua himpunan. Diketahui dua himpunan A dan B, maka berlaku : - Himpunan Bagian : o Himpunan A dikatakan sebagai himpunan bagian dari himpunan B Þ “A Ì B” jika semua/setiap anggota himpunan A merupakan anggota himpunan B. o Himpunan A dikatakan bukan himpunan bagian dari himpunan B Þ “A Ë B” jika terdapat satu atau lebih anggota himpunan A yang bukan merupakan anggota Rumus-rumus Matematika 3 Sesuai SKL UN 2010
  • 6. himpunan B. o Setiap himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan A itu sendiri Þ “A Ì A” o Jika n(A) adalah banyaknya anggota himpunan A, maka banyaknya himpunan bagian yang mungkin dari himpunan A = 2n(A) - Hubungan antara dua himpunan : o Himpunan A dan himpunan B dikatakan saling lepas atau saling asing jika tidak ada anggota persekutuan antara himpunan A dan B. o Himpunan A dan himpunan B dikatakan saling berpotongan (tidak saling lepas) jika A dan B mempunyai anggota persekutuan, dan terdapat anggota A yang bukan anggota B dan terdapat anggota B yang bukan anggota A o Himpunan A sama dengan himpunan B ® “A = B” jika anggota A tepat sama dengan anggota B o Himpunan A ekuivalen dengan himpunan B jika banyaknya anggota A sama dengan banyaknya anggota B. - Operasi Himpunan : o Irisan himpunan A dan himpunan B Þ “A Ç B” adalah sebuah himpunan baru yang anggotanya adalah anggota A yang sekaligus menjadi anggota B  Jika A Ì B maka A Ç B = A  Jika A = B maka A Ç B = A atau A Ç B = B o Gabungan himpunan A dan himpunan B Þ “A È B” adalah sebuah himpunan baru yang anggotanya adalah semua anggota A dan semua anggota B yang bukan anggota A Ç B.  A È B = {x/x Î A atau x Î B}  Jika A Ì B maka A È B = B  Jika A = B maka A È B = A = B  Jika n(A) adalah banyaknya anggota himpunan A, n(B) = banyaknya anggota himpunan B, dan n(A Ç B) = banyaknya anggota A irisan B, maka banyaknya anggota A gabungan B adalah : n(A È B) = n(A) + n(B) - n(A Ç B) o Selisih (defference) himpunan A dan himpunan B Þ “A - B” atau “AB” adalah himpunan baru yang anggotanya adalah anggota himpunan A yang bukan anggota himpunan B.  A - B ={ x/x Î A atau x ÏB}  B - A ={ x/x Î B atau x ÏA} o Komplemen himpunan A adalah suatu himpunan baru yang anggota-anggotanya merupakan anggota himpunan Semesta (S) tetapi bukan anggota A.  Ac = A¢ = { x/x Î S dan x ÏA} o Sifat-sifat operasi dua himpunan  Pada irisan dua himpunan AÇB = BÇA (komutatif) AÇ(BÇC) = (AÇB)ÇC (Assosiatif) AÇA = A AÇÆ = Æ AÇS = A (identitas)  Pada gabungan dua himpunan Rumus-rumus Matematika SMP 4 Sesuai SKL UN 2010
  • 7. AÈB = BÈC (komutatif) AÈ(BÈC) = (AÈB)ÈC (Assosiatif) AÈA = A AÈÆ = A AÈS = S (identitas)  Distributif irisan terhadap gabungan AÇ(BÈC) = (AÇB)È(AÇC)  Distributif gabungan terhadap irisan AÈ(BÇC) = (AÈB)Ç(AÈC)  Sifat komplemen AÈAc = S AÇAc = Æ AcÇS = Ac (Ac)c = A  Hukum De Morgan (AÈB)c = Ac Ç Bc (A Ç B)c = Ac È Bc 5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi. − Relasi antara himpunan A dan B adalah pemasanagan anggota himpunan A dengan anggota himpunan B berdasarkan aturan tertentu. − Relasi dapat disajikan dengan : (1) diagram panah, (2) diagram kartesius, (3) himpunan pasangan berurutan. − Pemetaan atau fungsi adalah relasi dari himpunan A ke B yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B. − Syarat-syarat pemetaan dan fungsi : ◊ Pada diagram Panah : » Semua anggota A mempunyai pasangan di B, dan » Tidak ada satupun anggota A yang berpasangan dengan lebih dari satu anggota B ◊ Pada diagram kartesius : » Semua anggota A mempunyai pasangan di B (ditandai dg titik koordinat) » Tidak ada dua atau lebih titik koordinat yang yang segaris vertikal (keatas) ◊ Pada himpunan pasangan berurutan : » Semua anggota A ditulis sekali pada setiap pasangan. Contoh Pemetaan Contoh bukan pemetaan 1. a. b. 123 abc d 123 abc d Pada contoh (a) berlaku : {1,2,3} disebut domain (daerah asal) {a,b,c,d} disebut kodomain (daerah kawan} (a,c,d} disebut range (daerah hasil) 2. 123 abcd 1 2 3 A dcba 1 2 3 A 3. {(1,a) , (2,c) , (3,c)} {(1,a) , (1,c) , (2,b) , (3,d)} 123 abc Rumus-rumus Matematika 5 Sesuai SKL UN 2010
  • 8. − Notasi pemetaan/fungsi : ◊ Sebuah fungsi f memasangkan setiap x anggota A dengan y anggota B dituliskan notasinya adalah f : x ® y dibaca “ fungsi “f memetakan x ke y”. y disebut bayangan atau peta dari x oleh fungsi f atau dapat ditulis dalam bentuk rumus f(x) = y. − Jika banyaknya anggota A adalah n(A) dan banyaknya anggota B adalah n(B) maka banyaknya pemetaan yang mungkin dibuat dari A ke B adalah = n(B)n(A) dan banyaknya pemetaan yang mungkin dibuat dari B ke A adalah = n(A)n(B) − Korespondensi satu-satu antara himpunan A dan B adalah jika setiap anggota A mempunyai pasangan hanya satu anggota B dan setiap anggota B hanya berpasangan dengan satu anggota A. − Jika n(A) = n(B) = k maka banyaknya korespondensi satu-satu yang mungkin dibuat dari A ke B adalah = 1 x 2 x 3 x 4 x ... x k 6. Menentukan gradient, persamaan garis dan grafiknya. – Gradien adalah ukuran kemiringan sebuah garis terhadap garis mendatar (horisontal). Jika sebuah garis membentuk sudut a dengan garis mendatar maka gradien garis tersebut = tg a atau m = komponen y komponen x  Jika sebuah titik A(x1 , y1) dan B (x2 , y2) maka gradien garis yang melalui titik A dan B adalah mAB = y2−y1 x2−x1  Jika diketahui sebuah garis mempunyai persamaan ® y = ax + b maka gradien garis itu adalah m = a ==>>> tips menentukan gadien jika dalam soal diketahui sebuah persaman garis adalah mengubah persamaan garis itu sehinnga berbentuk y = ax + b. – Persamaan garis :  Persamaan garis yang melalui titik P(x1 , y1) dan mempunyai gradien m mempunyai persamaan ==>>> y – y1 = m(x – x1)  Persamaan garis yang melalui titik A(x1 , y1) dan B (x2 , y2) adalah ==>> y−y1 y2−y1 = x−x1 x2−x1  Jika garis k sejajar dengan garis l maka gradien kedua garis sama besar. ==>>> mk = ml  Jika garis a tegak lurus dengan garis b maka perkalian gradien garis itu sama dengan -1 ==>>>> ma x mb = - 1  Menentukan persamaan garis yang sejajar dengan garis y = ax + b dan melalui titik A(x1 , y1) ==>>>> y – y1 = a(x – x1)  Menentukan persamaan garis yang tegak lurus dengan garis y = ax + b dan melalui titik A(x1 , y1) ==>>>> y – y1 = −1 a (x – x1) 7. Menentukan penyelesaian system persamaan linear dua variable. Contoh Soal : Amir membeli 2 kg gula dan 3 kg terigu dengan harga Rp. 16.000,- Agung membeli 3 kg gula dan 4 kg terigu di toko yang sama dengan harga Rp. 23.000,- Berapa harga 1 kg gula dan 1 kg terigu di toko itu? Jawab : − Dengan metode/cara eliminasi : 6x + 3y = 36 000 |x 1| 6x + 3y = 36 000 3x + 4y = 23 000 |x 2| 6x + 8y = 46 000 _ Rumus-rumus Matematika SMP 6 Sesuai SKL UN 2010
  • 9. 0 – 5y = –10 000 y = – 10 000 / 5 y = 2 000 6x + 3y = 36 000 |x 4| 24x + 12y = 144 000 3x + 4y = 23 000 |x 3| 9 x + 12y = 69 000 _ 15x + 0 = 75 000 x = 75 000 / 15 x = 5 000  dengan cara/metode substitusi : (i) 6x + 3y = 36 000 <=> 6x = 36 000 – 3y x = 36 000−3y 6 x = 6 000 – ½y (ii) 3x + 4y = 23 000 <=> 3(6 000 – ½y) + 4y = 23 000 Langkah-langkah : 1. Tentukan variabel yg akan dihilangkan. 2. Jika koefisien variabel yg akan dihilangkan belum sama, samakan terlebih dahulu dengan cara mengalikan dengan suatu bilangan. 3. Perhatikan tanda + atau ─ pada variabel yg akan dihilangkan, jika kedua variabel itu bertanda sama ==> “+ dan +” atau “– dan –“ maka kedua persamaan harus di kurang, jika tandanya berbeda ==> “+ dan –“ atau “– dan +” maka kedua persamaan harus di tambah. 4. Selesaikan dan ulangi lagi untuk variabel yg lain. 18 000 – 3/2 y + 4y = 23 000 – 3/2 y + 4y = 23 000 – 18 000 −38 2 y= 5 000 52 y =5 000 y= 5 000∗ 2 5 =2 000  Dengan cara/metode grafik :  Gambar garis berdasarkan persamaan (1) dan (2) pada koordinat kartesius.  Penyelesaian adalah koordinat titik potong kedua garis.  Dengan metode gabungan antara eliminasi dan substitusi :  Lakukan eliminasi terhadap salah satu variabel hingga diperoleh nilai variabel itu.  Nilai variabel yang telah diperoleh kemudian disubstitusikan pada salah satu persamaan hingga diperoleh nilai variabel yang lain. Rumus-rumus Matematika 7 Sesuai SKL UN 2010
  • 10. SKL Nomor 3 : Memahami bangun datar, bangun ruang, garis sejajar, dan sudut, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. 1. Menyelesaikan soal dengan menggunakan teorema Pythagoras  Teorema Pythagoras : “kuadrat hipotenusa (sisi terpanjang) suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah dari kuadrat sisi-sisi yang lain” Perhatikan gambar disamping, rumus Pythagoras yang berlaku berdasarkan gambar disamping adalah : a. sudut B ® sudut siku-siku b. sisi AC ® sisi di depan sudut siku-siku merupakan sisi terpanjang (hipotenusa) c. Rumus Pythagoras : AC2 = AB2 + BC2 atau b2 = c2 + a2 Dari rumus tersebut dapat diperoleh rumus lain : AB2 = AC2 - BC2 atau c = b2 - a2 BC2 = AC2 - AB2 atau a2 = b2 - c2 A c cm b cm B a cm C  Tripel Pythagoras : “pasangan tiga buah bilangan dimana kuadrat bilangan terbesar sama dengan jumlah kuadrat dua bilangan yang lain”, jadi misannya p,q, r merupakan tripel Pythagoras dan p merupakan bilangan terbesar maka berlaku : p2 = q2 + r 2 ® p = q2 - r 2 2. Menghitung luas bangun datar Nama Bangun Rumus Luas dan Keliling A B D C Persegi Panjang : L = AB x BC K = 2( p + l) = p x l p = panjang l = lebar Bujursangkar / Persegi L = AB x BC K = 4 x s = s x s = s 2 s = panjang sisi Segitiga L = ½ x Alas x Tinggi = ½ x a x t K = AB + BC + AC A s B s D C C A A tinggi Tinggi B C B C Alas alas Rumus-rumus Matematika SMP 8 Sesuai SKL UN 2010
  • 11. A B tinggi D C alas Jajar genjang L = alas x tinggi K = 2( AB + BC) A p B tinggi D q C Trapesium L = ½ x t x jumlah sisi yang sejajar L = ½ x t x ( p + q) K = AB + BC + CD + AD A D B C Belah ketupat L = ½ x BD x AC L = ½ x d1 x d2 K = 2 (AB + BC) d1 = diagonal pertama d2 = diagonal kedua Layang-layang L = ½ x DB x AC L = ½ x d1 x d2 K = 2(AB + CD) d1 = diagonal pertama (DB) d2 = diagonal kedua (AC) D B r Lingkaran L = pr2 K = 2pr p = 22/7 atau 3,14 r = jari-jari lingkaran A C 3. Menghitung keliling bangun datar dan penggunaan konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari  Satu kali putaran roda = keliling roda 4. Menghitung besar sudut pada bidang datar  Persegipanjang dan persegi · Jumlah besar keempat sudutnya = 360° · Dua sudut yang berhadapan sama besar = 90°  Segitiga · Jumlah besar ketiga sudutnya = 180°  Jajargenjang Rumus-rumus Matematika 9 Sesuai SKL UN 2010
  • 12. · Jumlah besar keempat sudutnya = 360° · Dua pasang sudut yang berhadapan sama besar · Dua pasang sisi yang berdekatan jumlahnya = 180°  Trapesium · Jumlah besar keempat sudutnya = 360° · Ð ADC+ Ð DAB = 180° dan Ð ABC + ÐBCD = 180°  Belah ketupat · Jumlah besar keempat sudutnya = 360° · Dua pasang sudut yang berhadapan sama besar  Layang-layang · Jumlah besar keempat sudutnya = 360° · Sepasang sudutnya sama besar ® ÐDAB = ÐDCB 5. Menghitung besar sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain. 1 2 8 7 4 3 9 10 Hubungan antara dua sudut : 5 6 12 11  bertolak belakang : Ð 1 = Ð 3; Ð 2 = Ð 4 Sehadap : Ð 5 = Ð 9, Ð 6 = Ð 10, Ð 8 = Ð 12  berpelurus : Ð 1 + Ð 2 = 180°; Ð 7 = Ð 11 Ð 2 + Ð 3 = 180°; Ð 3 + Ð 4 = 180° Dalam sepihak : Ð 7 + Ð 10 = 180° Ð 4 + Ð 1 = 180° Ð 8 + Ð 9 = 180°  berpenyiku : Ð a + Ð b = 90° Luar sepihak : Ð6 + Ð 11 = 180° Ð 5 + Ð 12 = 180° Dalam berseberangan : Ð 7 = Ð 9; Ð 8 = Ð 10 Luar berseberangan : Ð 6 = Ð12; Ð5 = Ð11 6. Menghitung besar sudut pusat dan sudut keliling pada lingkaran Þ Sudut pusat pada sebuah lingkaran adalah sudut yang terbentuk dari dua buah jari-jari lingkaran dengan titik sudutnya adalah titik pusat lingkaran. Þ Sudut keliling adalah sudut pada lingkaran yang terbentuk dari dua buah tali busur yang berpotongan tepat pada keliling lingkaran. Sudut AOB (ÐAOB) adalah sudut pusat dengan titik sudut O (O juga sebagai titik pusat lingkaran) Sudut DCE (Ð DCE) adalah sudut keliling dengan titik sudut C yang berada pada keliling lingkaran A B D O C E Þ Hubungan antara sudut pusat dan sudut keliling : “Besarnya sudut pusat sama dengan dua Rumus-rumus Matematika SMP 10 Sesuai SKL UN 2010
  • 13. kali besarnya sudut keliling yang menghadapi busur yang sama” atau “ Besarnya sudut keliling sama dengan setengah kali besar sudut pusat yang menghadapi busur yang sama” Þ Contoh : Perhatikan gambar disamping : Ð AOB ® sudut pusat menghadapi busur AB Ð ACB ® sudut keliling menghadapi busur AB, karena kedua sudut menghadapi busur yang sama yaitu busur AB maka berlaku : ◊ Ð AOB = 2 x Ð ACB; atau ◊ Ð ACB = ½ x Ð AOB Þ Sifat sudut keliling : B O A C ◊ Sebuah sudut keliling yang menghadapi diameter lingkaran merupakan sudut siku-siku (90°) ◊ Dua sudut keliling yang menghadapi busur yang sama adalah sama besar. Þ Segiempat talibusur adalah segiempat yang terbentuk dari empat buah tali busur yang berpotongan pada keliling lingkaran. Þ Sifat-sifat segiempat talibusur : ◊ Jumlah besar dua sudut yang berhadapan pada segiempat talibusur sama dengan 180° ==> ÐABC + Ð ADC = 180°; Ð DAB + Ð BCD = 180° ◊ Hasil kali diagonal-diagonalnya sama dengan jumlah perkalian sisi-sisi yang berhadapan (sifat Ptolomeus) ==> AC x BD = (AB x CD) + (AD x BC) ◊ Hasil kali bagian-bagian diagonalnya sama ==> AE x EC = DE x EB Þ Sudut antara dua tali busur : Þ Sudut dalam adalah sudut yang terbentuk karena dua tali busur berpotongan di dalam daerah lingkaran. Besarnya sudut dalam sama dengan jumlah dua sudut keliling yang menghadapi busur yang terletak diantara kaki-kaki sudutnya. ◊ Talibusur AB berpotongan dengan talibusur CD di titik E yang terletak di dalam daerah lingkaran, maka sudut CEB dan sudut AED disebut sudut dalam. Karena kedua sudut saling bertolak belakang maka besar kedua sudut sama. ◊ Ð CEB ==> sudut dalam menghadapi busur CB Ð AED ==> sudut dalam menghadapi busur AD Ð CDB ==> sudut keliling menghadapi busur CB Ð ABD ==> sudut keliling menghadapi busur AD, maka berlaku : Ð CEB = Ð AED = Ð CDB + Ð ABD Þ Sudut luar adalah sudut yang terbentuk karena dua tali busur berpotongan di luar daerah lingkaran. Besarnya sudut luar sama dengan selisih dua sudut keliling yang menghadapi busur yang terletak diantara kaki-kaki sudutnya. ◊ Talibusur AB berpotongan dengan talibusur CD di titik E yang terletak di luar daerah lingkaran, maka sudut AED dan sudut BEC disebut sudut luar. Karena kedua sudut berimpit maka besar kedua sudut sama. ◊ Ð BEC ==> sudut luar menghadapi busur BC A B C D E O A E B D C A B D C E Rumus-rumus Matematika 11 Sesuai SKL UN 2010
  • 14. Ð AED ==> sudut luar menghadapi busur AD Ð CDB ==> sudut keliling menghadapi busur BC Ð ABD ==> sudut keliling menghadapi busur AD, maka berlaku : Ð BEC = Ð AED = Ð ABD - Ð BDC 7. Menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep kesebangunan  Gambar dan model berskala, foto dan peta skala = jarak pada peta jarak sebenarnya panjang pada model / gbr / foto panjang sebenarnya =lebar padamodel / gbr/ foto lebar sebenarnya =tinggi padamodel / gbr/ foto tinggi sebenarnya  Bangun-bangun yang sebangun  Syarat dua bangun yang sebangun : ■ Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar ■ Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding.  Syarat dua segitiga yang sebangun : ■ Ketiga sisi yang bersesuaian pada kedua segitiga sebanding (S, S, S) ■ Dua sudut yang bersesuaian pada kedua segitiga sama besar (Sd, Sd) ■ Satu sudut sama besar dan dua sisi yang mengapit sudut itu sebanding (S, Sd, S)  Jika terdapat dua segitiga sebangun maka perbandingan ketiga sisi yang bersesuaian sebanding. Contoh ==> jika segitiga ABC dan segitiga PQR sebangun maka berlaku : AB PQ=BC QR= AC PR  Rumus-rumus dalam segitiga siku-siku ■ KM2 = KL2 + LM2 (teorema pythagoras) ■ LN2 = KN x NM ■ LM2 = MN x MK ■ KL2 = KN x KM 8. Menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep kongruensi  Sifat kongruensi : P Q K N L M Jika dua bangun datar sisi lurus kongruen maka :  Sisi-sisi yang bersesusian pada kedua bangun datar sama panjang.  Sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua bangun datar sama besar.  Syarat dua segitiga kongruen : A B C R  Ketiga sisi yang bersesuaian pada kedua segitiga sama panjang (S, S, S)  Terdapat satu sudut pada kedua segitiga sama besar dan dan dua sisi yang mengapit sudut itu pada kedua segitiga sama panjang. (S, Sd, S)  Terdapat dua sudut pada kedua segitiga sama besar dan satu sisi pada kedua segitiga sama panjang. (Sd, S, Sd) Rumus-rumus Matematika SMP 12 Sesuai SKL UN 2010
  • 15. 9. Menentukan unsur-unsur bangun ruang sisi datar  Kubus  Mempunyai 12 rusuk yang sama panjang yaitu AB=BC=CD= AD=AE=EF=BF=CG=GH=DH=EH=AD  Mempunyai 12 diagonal sisi yang sama panjang yaitu : AC=BD= AF=BE=AH=DE=DG=CH=BG=CF=EG=FH  Mempunyai 4 diagonal ruang yang sama panjang yaitu : AG=HB=CE=DF H G E F D C A B  Mempunyai 8 titik sudut.  Mempunyai 6 buah sisi yang berbentuk persegi yaitu : ABCD, ABFE, ADHE, DCGH, BCFG, dan EFGH.  Balok.  Mempunyai 12 rusuk yaitu AB=CD=EF=GH; AD=BC=FG=EH; AE=BF=CG=DH  Mempunyai 12 diagonal sisi yaitu : AC=BD=EG=HF; AF=BE=CH=DG; BG=CF=AH=DE  Mempunyai 4 diagonal ruang yang sama panjang yaitu : AG=HB=CE=DF H G E F D C A B  Mempunyai 8 titik sudut.  Mempunyai 6 buah sisi yaitu : ABCD @ EFGH, ABFE @ DCGH, BCGF @ ADHE.  Prisma Nama dari prisma tergantung pada bentuk alasnya. Prisma dengan alas segi-n maka :  banyaknya rusuk = 3 x n  banyaknya sisi = n + 2 Contoh prisma segitiga.  Banyaknya rusuk = 3 x 3 = 9, yaitu AB, BC, AC, AD, BE, CF, DE, EF, DF.  Banyaknya sisi = 3 + 2 = 5, yaitu ABC (alas), ABDE, BCEF, ACFD, DEF (tutup)  Banyaknya diagonal sisi = 6 yaitu AE = BD; AF = CD; BF = AE  Limas Nama limas tergantung pada bentuk alasnya. Jika limas mempunyai alas segi-n maka namanya adalah limas segi-n dan mempunyai rusuk sebanyak 2 x n, mempunyai sisi sebanyak n + 1. Contoh limas segi-4 :  Banyaknya rusuk = 2 x 4 = 8, yaitu : AB, BC, CD, AD, AT, BT, CT, DT  Banyaknya sisi = 4 + 1 = 5, yaitu : ABCD (alas), ABT, BCT, CDT, ADT  TE disebut tinggi limas  Kerucut Kerucut adalah limas dengan alas berupa lingkaran.  T disebut titik puncak kerucut.  AB disebut diameter alas kerucut (d)  AC = CB disebut jari-jari alas kerucut (r) F D E C A B T D C E A T B A B C Rumus-rumus Matematika 13 Sesuai SKL UN 2010
  • 16.  TC disebut tinggi kerucut  TA = TB disebut garis pelukis (s) 10. Menentukan jaring-jaring bangun ruang  Jaring-jaring adalah rangkaian sisi-sisi dari sebuah bangun ruang yang dapat disusun kembali menjadi bentuk bangun ruang tersebut secara berurutan. Bentuk bangun ruang Contoh salah satu jaring-jaring bangun ruang Kubus : Balok : E F Prisma segitiga : Limas segi-4 : Kerucut : H G E F D C A B H G H D C G H E A B F E E F H G D C H G H D C G H E A B F E F D E C A B D F A C F D D B E E T D C E T D C T E T A B T T s s A B r r A r · r B A A s s T Rumus-rumus Matematika SMP 14 Sesuai SKL UN 2010
  • 17. 11. Menghitung volume bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung 12. Menghitung luas permukaan bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung Bentuk bangun ruang Rumus Volume dan Luas Permukaan Kubus : Volume = s x s x s = s3 Luas permukaan = 6 x s2 s ==> panjang rusuk H G E F s D C s A s B H G Balok : Volume = p x l x t Luas permukaan = (2xpxl) + (2xpxt)+(2xlxt) = 2(pl + lt + pt) p ==> panjang; l ==> lebar; t ==> tinggi E F t D C l A p B Prisma segitiga : Volume = Luas alas x tinggi Luas permukaan = (2 x L alas)+(K alas x t) L alas ==> Luas alas (tergantung bentuk alas) K alas ==> Keliling alas (tergantung bentuk alas) t ==> tinggi Prisma F D E t C A B Limas segi-4 : Volume = 1/3 x L alas x t Luas Permukaan = L alas+LTBC+LTCD+LTAD+LTAB L alas ==> luas alas tergantung bentuk alas L TBC ==> luas segitiga TBC L TCD ==> luas segitiga TCD L TAD ==> luas segitiga TAD L TaB ==> luas segitiga TAB L segitiga = ½ x alas segitga x tinggi segitiga T D C E F A B Kerucut : Volume = 1/3 x pr2 x t Luas permukaan = L alas + L Selimut = pr2 + prs = pr(r + s) Luas selimut = prs p ==> 22/7 atau 3,14 r ==>jari-jari alas kerucut s ==> garis pelukis t ==> tinggi kerucut T s s t r r A B Rumus-rumus Matematika 15 Sesuai SKL UN 2010
  • 18. SKL Nomor 4 : Memahami konsep dalam statistika, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah. 1. Menentukan ukuran pemusatan dan menggunakan dalam menyelesaikan masalah sehari-hari ➢ Ukuran pemusatan  Rerata rata−rata ataumean= jumlahdata banyaknyadata  Modus adalah data yang paling sering muncul, sekelompok data, terdapat kemungkinan lebih dari satu modus dalam sekelompok data.  Median adalah data yang terletak ditengah-tengah dari sekelompok data yang telah diurutkan. 2. Menyajikan dan menafsirkan data  Pengertian  Populasi : seluruh obyek yang ingin diteliti  Sampel : bagian dari populasi yang dipilih secara acak sebagai obyek yang diambil data penelitiannya. Biasanya penggunaan sampel dengan pertimbangan populasi terlalu besar jika diteliti secara menyeluruh. Pengambilan sampel harus dilakukan secara acak agar sampel dapat benar-benar mewakili populasi penetilian.  Penyajian data hasil penelitian  Tabel frekuensi adalah tabel yang menyajikan banyaknya data (frekuensi) setiap data hasil penelitian.  Diagram batang adalah sebuah diagram yang menggambarkan data hasil penelitian dengan menggunakan persegipanjang. Banyaknya data digambarkan dengan panjangnya persegipanjang yang disajikan.  Diagram garis adalah diagram yang berupa garis yang menghubungkan titik-titik koordinat data hasil penelitian dengan banyaknya data tersebut.  Diagram lingkaran adalah diagram berupa lingkaran yang dibagi menjadi juring-juring lingkaran. Luas setiap juring menggambarkan banyaknya data hasil penelitian atau persentasenya. Contoh : Data pekerjaan orang tua siswa SDN 08 Jatiasih adalah PNS 25 orang, TNI/POLRI = 20 orang; Wiraswasta = 15 orang; Pedagang = 30 orang; Petani = 10 orang. Tabel Frekuensi : Data Pekerjaan Orangtua Siswa SDN 08 Jatiasih Pekerjaan orang tua Frekuensi PNS 25 TNI/POLRI 20 Wiraswasta 15 Pedangang 30 Petani 10 Jumlah 100 Diagram Batang 35 30 25 20 15 10 5 0 PNS TNI/ POLRI Wira swasta Peda gang Petani Rumus-rumus Matematika SMP 16 Sesuai SKL UN 2010
  • 19. 17 Diagram garis : Diagram Lingkaran 35 30 25 20 15 10 5 0 PNS TNI/ POLRI Wira swasta Peda gang Petani PNS 25% 900 TNI/ POLRI 20% 720 540 Wiraswasta 10% 360 Petani 1080 15% Pedagang 30% Perhitungan sudut pusat setiap juring Perhitungan Persentase :  PNS ==> 25/100 x 3600 = 900 25/100 x 100% = 25%  TNI / POLRI ==> 20/100 x 3600 = 720 20/100 x 100% = 20%  Wiraswasta ==> 15/100 x 3600 = 540 15/100 x 100% = 15%  Pedagang ==> 30/100 x 3600 = 1080 30/100 x 100% = 30%  Petani ==> 10/100 x 3600 = 360 10/100 x 100% = 10% Selamat belajar untuk masa depan yang cemerlang, Tak ada cara belajar yang lebih baik selain mencoba dan terus mencoba Rumus-rumus Matematika 17 Sesuai SKL UN 2010