Dokumen tersebut membahas tentang ketela pohon, mulai dari sejarah, jenis, manfaat, sentra penanaman, syarat tumbuh, budidaya, hama penyakit dan gulmanya. Ketela pohon berasal dari Amerika dan telah ditanam di berbagai negara termasuk Indonesia. Budidaya ketela pohon memerlukan iklim tropis dan curah hujan tinggi.
Gandum berasal dari daerah sekitar Laut Merah dan Mediterania sejak 2700 SM. Gandum diklasifikasi berdasarkan tekstur biji, warna kulit biji, dan musim tanam menjadi hard wheat, soft wheat dan durum wheat. Gandum dipakai untuk berbagai makanan seperti roti, kue, sereal karena kaya serat, vitamin, dan unsur gizi lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman mangga, mulai dari sejarah, jenis, manfaat, sentra penanaman, syarat tumbuh, pedoman budidaya mencakup pembibitan, pengolahan media tanam, teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, dan hama serta penyakit yang menyerang mangga.
Dokumen tersebut membahas tentang ketela pohon, mulai dari sejarah, jenis, manfaat, sentra penanaman, syarat tumbuh, budidaya, hama penyakit dan gulmanya. Ketela pohon berasal dari Amerika dan telah ditanam di berbagai negara termasuk Indonesia. Budidaya ketela pohon memerlukan iklim tropis dan curah hujan tinggi.
Gandum berasal dari daerah sekitar Laut Merah dan Mediterania sejak 2700 SM. Gandum diklasifikasi berdasarkan tekstur biji, warna kulit biji, dan musim tanam menjadi hard wheat, soft wheat dan durum wheat. Gandum dipakai untuk berbagai makanan seperti roti, kue, sereal karena kaya serat, vitamin, dan unsur gizi lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman mangga, mulai dari sejarah, jenis, manfaat, sentra penanaman, syarat tumbuh, pedoman budidaya mencakup pembibitan, pengolahan media tanam, teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, dan hama serta penyakit yang menyerang mangga.
BUDIDAYA TANAMAN SORGHUM (Sorghum bicolor L.) Guntur Raharjo
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman sorghum mulai dari persiapan lahan, cara tanam, pemupukan, perawatan, panen hingga pasca panen. Sorghum merupakan tanaman pangan penting selain gandum, padi, jagung dan barley yang berasal dari Afrika dan dibudidayakan di berbagai negara termasuk Indonesia untuk mengatasi krisis pangan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai budidaya tanaman pala, mulai dari sejarah, jenis, manfaat, sentra penanaman, syarat tumbuh, dan pedoman budidaya pala. Tanaman pala berasal dari Maluku dan menyebar ke pulau Jawa pada abad 13. Jenis pala yang banyak dibudidayakan adalah Myristica fragrans karena nilai ekonomisnya tinggi. Pala memiliki berbagai manfaat sebagai rempah-rempah dan sumber min
Dokumen tersebut membahas tentang produksi mentimun, mulai dari karakteristik botani, jenis, varietas yang dibudidayakan di Indonesia, serta teknik budidaya meliputi persiapan benih dan lahan, pemupukan, pengajiran dan penggunaan mulsa yang penting untuk meningkatkan hasil panen mentimun.
Penggolongan teknik budidaya padi didasarkan pada sumber air, musim tanam, dan kedalaman air genangan. Budidaya padi umumnya meliputi pembibitan, pengolahan tanah, penanaman bibit, pemupukan, pemeliharaan, dan panen. Faktor lingkungan berpengaruh pada setiap tingkat pertumbuhan tanaman padi.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis tanaman rambutan dan persyaratan untuk budidaya rambutan. Terdapat 22 jenis rambutan yang dibedakan berdasarkan ciri buahnya. Beberapa jenis populer diantaranya Rambutan Rapiah, Aceh Lebak Bulus, Cimacan, dan Binjai. Budidaya rambutan memerlukan iklim tropis dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun dan suhu 25°C. Tanah yang subur dan
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai budidaya semangka, mulai dari sejarah, jenis, manfaat, sentra produksi, syarat tumbuh, pedoman budidaya mencakup pembibitan, persiapan lahan, teknik penanaman, dan lain-lain.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang klasifikasi, morfologi, dan penanganan pascapanen tanaman sorgum. Tanaman sorgum termasuk keluarga Poaceae dan memiliki berbagai keunggulan seperti tahan terhadap kekeringan dan produksi yang tinggi. Penanganan pascapanen sorgum meliputi pengeringan, perontokan, dan pengupasan biji untuk mempertahankan kualitas.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman nangka, mulai dari sejarah, jenis, manfaat, sentra penanaman, syarat tumbuh, dan pedoman budidaya nangka seperti pembibitan, persiapan bibit, teknik penyemaian, pemeliharaan pembibitan, dan pemindahan bibit.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Dokumen tersebut membahas tentang tanaman pangan seperti padi, jagung, ubi kayu, dan kacang-kacangan. Ia menjelaskan pengertian, jenis, kandungan gizi, asal usul, produksi, dan budidaya tanaman pangan tersebut di Indonesia. Budidaya padi sawah dan gogo dibahas secara rinci meliputi persiapan lahan, pemilihan benih, cara tanam, pemupukan, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang budidaya jamur tiram, mulai dari persyaratan lingkungan seperti suhu dan kelembaban yang ideal, cara membuat rumah jamur, inokulasi miselium, hingga tahapan panen. Budidaya jamur tiram dapat dilakukan sepanjang tahun dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan untuk mendukung pertumbuhan jamur yang berkualitas.
Kenaf is a fast-growing plant cultivated for its stem fibers. It is related to cotton and grows quickly, reaching heights of 5-6 meters in 6-8 months. Kenaf stems consist of two fiber types - bast fiber and core fiber - which are used to make paper, particle board, and other products. Kenaf grows best in warm, moist climates and requires at least 12 hours of sunlight per day, though it can adapt to a wide range of conditions. It is harvested when flowering begins, around 150 days after planting.
This document summarizes research on developing a novel feeding system for an extrusion process to manufacture kenaf plastic composites. The system aims to provide efficient mixing of kenaf fibers and plastic with minimal clogging. It describes the kenaf fiber processing methods in Malaysia, characteristics of kenaf fibers, design of the twin screw extruder and feeding system, processing conditions tested, and analysis of the composites produced. The research aims to optimize the feeding system and processing parameters to achieve high fiber loading in the composites.
BUDIDAYA TANAMAN SORGHUM (Sorghum bicolor L.) Guntur Raharjo
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman sorghum mulai dari persiapan lahan, cara tanam, pemupukan, perawatan, panen hingga pasca panen. Sorghum merupakan tanaman pangan penting selain gandum, padi, jagung dan barley yang berasal dari Afrika dan dibudidayakan di berbagai negara termasuk Indonesia untuk mengatasi krisis pangan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai budidaya tanaman pala, mulai dari sejarah, jenis, manfaat, sentra penanaman, syarat tumbuh, dan pedoman budidaya pala. Tanaman pala berasal dari Maluku dan menyebar ke pulau Jawa pada abad 13. Jenis pala yang banyak dibudidayakan adalah Myristica fragrans karena nilai ekonomisnya tinggi. Pala memiliki berbagai manfaat sebagai rempah-rempah dan sumber min
Dokumen tersebut membahas tentang produksi mentimun, mulai dari karakteristik botani, jenis, varietas yang dibudidayakan di Indonesia, serta teknik budidaya meliputi persiapan benih dan lahan, pemupukan, pengajiran dan penggunaan mulsa yang penting untuk meningkatkan hasil panen mentimun.
Penggolongan teknik budidaya padi didasarkan pada sumber air, musim tanam, dan kedalaman air genangan. Budidaya padi umumnya meliputi pembibitan, pengolahan tanah, penanaman bibit, pemupukan, pemeliharaan, dan panen. Faktor lingkungan berpengaruh pada setiap tingkat pertumbuhan tanaman padi.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis tanaman rambutan dan persyaratan untuk budidaya rambutan. Terdapat 22 jenis rambutan yang dibedakan berdasarkan ciri buahnya. Beberapa jenis populer diantaranya Rambutan Rapiah, Aceh Lebak Bulus, Cimacan, dan Binjai. Budidaya rambutan memerlukan iklim tropis dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun dan suhu 25°C. Tanah yang subur dan
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai budidaya semangka, mulai dari sejarah, jenis, manfaat, sentra produksi, syarat tumbuh, pedoman budidaya mencakup pembibitan, persiapan lahan, teknik penanaman, dan lain-lain.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang klasifikasi, morfologi, dan penanganan pascapanen tanaman sorgum. Tanaman sorgum termasuk keluarga Poaceae dan memiliki berbagai keunggulan seperti tahan terhadap kekeringan dan produksi yang tinggi. Penanganan pascapanen sorgum meliputi pengeringan, perontokan, dan pengupasan biji untuk mempertahankan kualitas.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman nangka, mulai dari sejarah, jenis, manfaat, sentra penanaman, syarat tumbuh, dan pedoman budidaya nangka seperti pembibitan, persiapan bibit, teknik penyemaian, pemeliharaan pembibitan, dan pemindahan bibit.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Dokumen tersebut membahas tentang tanaman pangan seperti padi, jagung, ubi kayu, dan kacang-kacangan. Ia menjelaskan pengertian, jenis, kandungan gizi, asal usul, produksi, dan budidaya tanaman pangan tersebut di Indonesia. Budidaya padi sawah dan gogo dibahas secara rinci meliputi persiapan lahan, pemilihan benih, cara tanam, pemupukan, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang budidaya jamur tiram, mulai dari persyaratan lingkungan seperti suhu dan kelembaban yang ideal, cara membuat rumah jamur, inokulasi miselium, hingga tahapan panen. Budidaya jamur tiram dapat dilakukan sepanjang tahun dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan untuk mendukung pertumbuhan jamur yang berkualitas.
Kenaf is a fast-growing plant cultivated for its stem fibers. It is related to cotton and grows quickly, reaching heights of 5-6 meters in 6-8 months. Kenaf stems consist of two fiber types - bast fiber and core fiber - which are used to make paper, particle board, and other products. Kenaf grows best in warm, moist climates and requires at least 12 hours of sunlight per day, though it can adapt to a wide range of conditions. It is harvested when flowering begins, around 150 days after planting.
This document summarizes research on developing a novel feeding system for an extrusion process to manufacture kenaf plastic composites. The system aims to provide efficient mixing of kenaf fibers and plastic with minimal clogging. It describes the kenaf fiber processing methods in Malaysia, characteristics of kenaf fibers, design of the twin screw extruder and feeding system, processing conditions tested, and analysis of the composites produced. The research aims to optimize the feeding system and processing parameters to achieve high fiber loading in the composites.
Program pembangunan tanaman dan pemprosesan kenafMyKenaf SdnBhd
The document discusses the kenaf plant development, processing, and marketing program in Malaysia. It covers:
1) Kenaf plant cultivation including planting, harvesting, and land requirements
2) Primary and secondary kenaf processing including fiber grading, core powder production, and drying methods
3) Marketing structure including wholesalers, processors, and traders
BioTech Mills is an agro-biotechnology company that manufactures products from kenaf, a fast-growing plant crop. It has large kenaf inventory and manufacturing facilities in North Carolina and Georgia. BioTech Mills produces fiber products for plastics, paper, erosion control and other uses, as well as absorbent products for oil spill cleanup and drilling mud. The company has an experienced management team and produces a variety of kenaf-based products.
Bio resin based natural fibre composites and their applicationsPadmanabhan Krishnan
This document provides an overview of natural materials, bio-derived materials, and their composites. It discusses the history and basics of natural materials, types of bio-derived plastics and natural and bio-derived fibers. Specific fibers discussed include jute, kenaf, nettle, hemp, and banana fiber. The document also covers the chemical, physical and mechanical properties of natural composites as well as their applications in industries like automotive, consumer products, and aerospace.
Cadangan program tanam mesin kilang pemasaran kenafMyKenaf SdnBhd
Cadangan kerjasama antara LKTN dan MyKenaf Sdn. Bhd. dalam bidang penanaman, penuaian, pemprosesan dan pemasaran produk kenaf. Kerjasama ini akan melibatkan pembangunan penanaman berskala kecil, mekanisasi penuaian, dan pusat pemprosesan untuk meningkatkan produktiviti dan pendapatan petani serta mempromosikan produk kenaf.
Info mykenaf sb at kg tebu hitam rompin pahang englishMyKenaf SdnBhd
1. MyKenaf Sdn Bhd operates kenaf plantations and conducts research and development on kenaf planting, harvesting, and processing. It has 1,200 acres of kenaf plantations in Kg Tebu Hitam, Rompin, Pahang.
2. The document discusses MyKenaf's precision farming approach to kenaf cultivation, including cultivation cycles, harvesting schedules, and plans to involve smallholders.
3. Plans are outlined to establish an integrated kenaf processing center in Rompin, Pahang to process fiber and core from MyKenaf's plantations and involve smallholders in kenaf cultivation.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penanaman dan penggunaan kenaf di Pahang, Malaysia. Program penanaman kenaf dilaksanakan pada tahun 2010 dengan sasaran 1,000 hektar lahan dan 168 petani namun hanya 509 hektar yang ditanami dengan hasil panen 6 ton batang kering per hektar. Beberapa tantangan meliputi cuaca buruk, serangan hama, dan keterbatasan fasilitas pengolahan.
Makalah ini membahas tentang teknik budidaya tanaman kacang hijau, mulai dari persiapan benih dan lahan, cara tanam, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, hingga panen dan pasca panen. Teknik budidaya yang tepat seperti pemilihan varietas, jarak tanam, irigasi, dan pengendalian hama dapat meningkatkan produksi tanaman kacang hijau.
Dokumen tersebut memberikan pedoman lengkap tentang budidaya jagung, mulai dari syarat pertumbuhan, persyaratan benih dan lahan, teknik budidaya seperti pemupukan dan pengelolaan tanaman, hingga tahap panen dan pasca panen. Budidaya jagung memerlukan curah hujan 85-200 mm/bulan dan suhu 23-30°C, serta dilakukan pada ketinggian 1000-1800 m dpl. Teknik budidaya mencakup persiapan benih dan lahan
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya kacang tanah, mulai dari persyaratan tanah dan iklim, persiapan lahan dan media tanam, teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, hama dan penyakit yang sering menyerang beserta cara pengendaliannya, hingga tanda-tanda panen. Aspek-aspek kunci yang dibahas antara lain varietas benih yang baik, persiapan pupuk dan media tanam, teknik penanaman dan pemeliharaan
Makalah ini membahas tentang budidaya tanaman kacang hijau, mulai dari botani, syarat tumbuh, cara penanaman, pemupukan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen, serta manfaat kacang hijau. Kacang hijau merupakan tanaman yang tahan kering dan memberikan manfaat kesehatan seperti untuk mata karena mengandung vitamin A. Budidaya kacang hijau memerlukan pengolahan tanah yang baik bes
Laporan praktikum ini membahas budidaya kangkung darat (Ipomoea reptans Poir). Praktikum dilakukan untuk mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kangkung. Metode yang digunakan adalah percobaan lapangan dengan variasi kedalaman lubang tanam dan kerapatan tanam. Hasil pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot tanaman.
Budidaya tanaman jagung, Cara Budidaya tanaman jagung, Teknik Budidaya tanaman jagung, Kerja Budidaya tanaman jagung, Berhasil Budidaya tanaman jagung,
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang teknis budidaya tanaman panili, mulai dari persyaratan pertumbuhan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen hingga pasca panen. Budidaya panili memerlukan iklim tropis, curah hujan 1000-3000 mm/tahun, dan tanah gembur berpasir dengan pH 5,7-7. Teknik pembibitan meliputi seleksi dan persiapan bibit generatif dan vegetatif serta penyemaian. Pemeliharaan mel
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang teknik budidaya tanaman nilam, mulai dari persyaratan ekologi, persiapan lahan dan benih, teknik penanaman, hingga pemeliharaan tanaman. Teknik budidaya nilam memerlukan kondisi yang sesuai seperti curah hujan 2000-2500 mm/tahun dan suhu 24-28°C, persiapan media semai dan lahan yang subur, serta pemeliharaan melalui penyiangan, pemupukan, dan pengendal
Teknis budidaya pepaya membutuhkan syarat pertumbuhan tertentu seperti suhu dan kelembaban udara. Bibit dipersiapkan dari biji yang disemai dalam polybag. Tanaman ditanam pada lubang yang telah diberi pupuk, dan dipelihara dengan penyiangan, pemupukan, dan pengairan. Hama dan penyakit yang menyerang diatasi dengan pestisida organik. Pepaya siap panen pada umur 9-12 bulan.
This document discusses various techniques for corporate risk financing, including risk transfer through commercial insurance, risk retention using internal funds, and hybrid techniques combining internal and external sources. It provides details on commercial insurance mechanisms and objectives. Key risk financing techniques include insurance, self-insurance through loss reserves, and captive insurance companies owned by an organization to insure its own risks. Choosing an approach involves considering expected losses, financing costs, control, and other factors to select the most cost-effective option.
This document discusses various methods for managing specialized risks. It covers managing property risk through avoidance, non-insurance transfers like leases, and loss control measures. It also discusses managing crime risk through deterring employee and non-employee crimes. Managing e-risks like email, online fraud, and unauthorized access is addressed. Finally, it briefly touches on managing technical, international, and crisis risks.
1. Plant-based production of pharmaceuticals is a disruptive technology that could challenge traditional mammalian production methods. Over 400 biotech proteins are currently in development, mostly produced in microbial or animal systems.
2. Plants have been investigated as an alternative production platform since the 1980s and offer rapid, low-cost scalable production without the risks of using animal pathogens.
3. The first licensed human vaccine may combine plant and insect cell approaches for a cancer therapeutic, demonstrating the potential of plant-made pharmaceuticals.
This document describes an experiment evaluating the acclimatization of micropropagated banana plantlets under different shading conditions and periods of acclimatization. Plantlets were placed in five greenhouse environments with varying levels of shading (70%, 50%, 30%, and no shade) and acclimatized for three periods (3, 6, and 9 weeks). Physical and physiological parameters of the plantlets were measured at the end of each period. After each period, plantlets were transplanted to field conditions and evaluated after 7 weeks. Results indicated that plantlets acclimatized for 9 weeks under 50% black shade cloth performed best overall in both summer and winter seasons. Plantlets acclimatized for 6 weeks under
This document outlines the topics and syllabus for a course on strategic entrepreneurship at Universiti Malaysia Kelantan's Faculty of Business and Entrepreneurship. The syllabus covers environmental scanning, opportunity recognition, resource identification, new venture creation strategies, decision making, rapid growth management, and developing sales and marketing strategies. Key sources discussed include works by Hisrich, Peters, Mehra, Dollinger, Drucker, and others on entrepreneurship, innovation, and small business management.
This document discusses signs and symptoms of plant pests and diseases. It covers:
- Affected plant parts and common signs of diseases, insects, and deficiencies
- The disease triangle of host, pathogen, and environment
- Symptoms versus signs of diseases
- Diagnosing and identifying common plant pests like aphids, whiteflies, and diseases like anthracnose
- Beneficial insects like ladybugs, lacewings, and wasps that prey on other plant pests
- Damage from pests and how to assess pest incidence and severity
- Stored product pests, types of damage they cause, and common pests that affect stored crops
This document discusses risk analysis and human behavior in decision making under risk. It covers different levels of risk sophistication in organizations and how attitudes can influence risk managers. It also defines key risk analysis concepts like expected value, probability distributions, and the law of large numbers. Techniques for forecasting accidental losses like probability analysis and regression analysis are presented. The importance of identifying risks through ongoing processes is highlighted.
The document discusses the risk management process and administration. It begins by explaining the importance of understanding an organization's goals and the different types of risks it may face, such as property, liability, and human resources risks. It then defines three levels of risk impact - critical, important, and unimportant - based on the potential financial impact. The document also discusses measuring risk severity and frequency. It notes that risk management involves implementing programs to address identified risks using various techniques. Finally, it discusses how risk management allows reviewing decisions to discover mistakes and correct misconceptions that it only applies to large organizations or minimizes the role of insurance.
This document discusses risk management and how it is used in customs administrations. It provides an overview of the basic risk management process, which involves establishing the context, identifying risks, analyzing risks, evaluating risks, treating risks, and monitoring and reviewing risks on an ongoing basis. It explains that customs administrations use risk management at the strategic, operational, and tactical levels to help meet objectives like facilitating trade while maintaining control over cross-border movement of goods and people.
This document discusses screening methods and suitability assessments for scaling up agricultural technologies. It outlines several key screening methods: (1) assessing market suitability through market analysis, (2) evaluating operational suitability by analyzing a technology's potential, (3) determining economic suitability by analyzing costs and benefits, (4) assessing technical suitability regarding logistics, location, labor, and materials, (5) examining suitability of institutions and management through risk analysis, and (6) analyzing a technology's adaptability. The goal of these screening methods is to develop effective and efficient agricultural technologies and successfully launch them commercially.
The document discusses several problems facing modern agriculture, including nutrient runoff, impacts of pesticides, loss of biodiversity, climate change effects, and resource depletion. It notes that addressing these issues will require collaboration from many groups. Technological innovation is presented as part of the solution, with examples given like mechanization, fertilizers, hybridization, and biotechnology. The document outlines how innovation can promote rural development and economic growth while helping adaptation. New livestock technologies like artificial insemination and sexed semen are highlighted. The presentation concludes by emphasizing the need for strategic planning and translating innovations into suitable agro-technologies.
This document discusses approaches to scaling up agricultural technology. It describes vertical scaling up as increasing capacity without changing processes and horizontal scaling out as replicating interventions in different contexts. Factors affecting farmer technology usage include education, perceptions, capital, facilities, and extension workers. Major components of scaling up are vision, scaling pathways (technology or market led), drivers, enabling environments (policies, financing, resources), and overcoming barriers like policies, organizations, financing, and knowledge. The private sector can fund projects, collaborate, and provide training. Scaling up enhances adoption rates, generates knowledge, empowers farmers, and promotes sustainability.
This document discusses upscaling agricultural technology to increase productivity in a sustainable way. It defines upscaling as intensifying and catalyzing existing good practices and innovations to multiply their impact through better extension services to farmers. This helps increase food production, processing and marketing while making agriculture more productive and efficient. The document introduces concepts of agriculture, sustainable agriculture, technology and issues in agriculture. It emphasizes designing policies that accelerate sustainable agriculture production and income through research and development of agro-technologies.
Water science l3 available soil water 150912edRione Drevale
The document discusses soil moisture content and its measurement. It describes:
1) Gravimetric methods involve weighing wet and dry soil samples to determine moisture content percentage. This is the most accurate method.
2) In the lab, soil samples are weighed wet, dried in an oven, and reweighed to calculate moisture content using the gravimetric formula.
3) Proper measurement involves calibrating balances, recording weights, and ensuring samples are completely dry after 24 hours in the oven.
The document discusses factors that influence crop water needs, including climate, crop type, and growth stage. It defines crop water need (evapotranspiration) as the amount of water needed to meet water loss through transpiration and evaporation from the soil and plant. Crop water need depends mainly on climate (hotter/drier climates require more water), crop type (some crops like rice and sugarcane need more than others), and growth stage (fully grown crops need more than newly planted crops). Standard reference values are provided for determining crop water needs in different climates and for various crop types.
The document outlines the key considerations for designing an effective plant tissue culture laboratory. It discusses that the laboratory should have separate areas for washing and storage, media preparation, aseptic transfer, and primary growth. The aseptic transfer area and primary growth room require stringent cleanliness, with HEPA filters, UV lights, and laminar flow hoods. Other areas require equipment for media preparation, sterilization, and storage. The primary growth room needs temperature, humidity, and lighting controls to suit the plants being cultured. Careful planning of traffic flow and separation of clean and dirty areas is important for success.
Plant tissue culture involves growing plant cells, tissues, organs, or whole plants in vitro on a nutrient medium under sterile conditions. It allows for mass propagation of plant materials, rapid plant breeding through selection of variants, and genetic manipulation. The key principles involve using plant hormones like auxin and cytokinin to induce cell differentiation and regeneration into whole plants. Advantages include rapid multiplication, disease elimination, genetic transformation, and conservation of endangered species.
The document discusses the evolution of risk management from early humans creating tools for protection and hunting, to modern organizations systematically managing risks. It describes the risk management process as identifying potential risks, evaluating their frequency and severity, selecting techniques to mitigate risks like retention, transfer, or avoidance, and then monitoring the process. Key aspects of risk management for organizations are identifying various property, liability, and human risks, analyzing their financial impact, and using tools like risk controls, financing, and cost-benefit analysis to select the best risk management strategies.
This document discusses risk identification and assessment. It defines key concepts like risk probability, expected value, and standard deviation that are used to evaluate risk. Various risk identification techniques are presented, including analyzing the probability and magnitude of loss. Decision making under risk, uncertainty, and certainty is also covered. The document then discusses methods for assessing different types of potential losses, including personal loss, property loss, and liability loss. Key aspects of tort law related to legal liability are explained as well.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Saint Anthony of Padua, doctor of the church (Indonesian).pptx
Kuliah pelajar umk 14122011 kenaf field trip
1. ‘PENGURUSAN PENANAMAN KENAF’
Oleh
NIK AB LAH N MOHAMED
Pusat Penyelidikan Padi & Tanaman Industri
MARDI Jeram Pasu
16800 Pasir Puteh
Kelantan
Kuliah kepada pelajar UMK pada 14hb Dis 2011 di Stesen MARDI Telong
2. PENGENALAN
Kenaf (Hibiscus cannabinus L.)
Famili Malvaceae
Pokok berserat bukan berkayu berasal dari Afrika
Tanaman jangka pendek boleh hidup subur di kawasan
Tropika dan Subtropika
Tanaman baru boleh dibangunkan sebagai satu tanaman
industri penting sebagai sumber fiber dalam pelbagai
kegunaan Agro Industri
Kelebihan sebagai alternati baru kepada sumber
berasaskan kayu
Boleh jadi makanan foraj yang bermutu untuk ternakan
(mengandungi 15-35% protein kasar)
3. Sambungan……
Kandungan serat luar (bast) 25-30% dan serat dalam
(core) 70-75%.
Kegunaan serat kenaf secara meluas dalam
industri pulpa dan kertas berkualiti, termoplastics,
tekstil, gentian untuk fibre-glass, bio-komposit
5. OBJEKTIF PENYELIDIKAN
Untuk menyebarkan teknologi penanaman kenaf yang
lengkap dan terkini ke arah pembangunan industri
kenaf untuk makanan ternakan dan pengeluaran
serat di Malaysia
6. VARIETI
Diperolehi dari beberapa negara
Berbeza dari segi pertumbuhan pokok, warna batang, bentuk
daun, bunga, warna biji benih, keperluan fotoperiod dan
kesesuaian kepada keadaan sekitar pertumbuhan yang
berlainan
Beberapa aksesi yang terpilih ialah V36, Gregg, Q-Ping,
Yuexuen 743 dan KB6
Kitaran pertumbuhan berbeza-beza, cepat matang
(75-105 hari), sederhana (105-120 hari) dan lambat
matang (120-150 hari)
Penyaringan varieti bergantung kepada peringkat
kematangan di mana lambat matang memberi hasil lebih
kerana lambat berbunga dan batang yang tinggi
7. KEPERLUAN ASAS TANAMAN KENAF
Had latitud penanaman – Boleh tumbuh dalam
lingkungan 45OC dan 45OS
Suhu optimum untuk pertumbuhan 25-280C dan
hujan 240-490 mm dengan taburan sekata 4-5 bulan
Cuaca – Subtropika dan tropika, sensitif terhadap
jangkamasa siang, cepat berbunga apabila tempuh siang
< 12.5 jam,
Permukaan tanah – Tumbuh baik di kawasan tanah rata
yang tidak melebihi 12% kecerunan
Tanah/saliran – Tanah gembur berpasir dengan kandungan
humus yang tinggi, saliran yang baik dengan air tidak
bertakung terutamanya semasa peringkat awal penanaman
8. Sambungan…….
Puncak kepada fotokala, berbunga apabila waktu siang
<12.5 jam dan bila berbunga tumbesaran berkurangan
dan terus berhenti.
Untuk mendapat hasil yang baik, tanam musim hujan
melainkan ada sumber sokongan pengairan disediakan
Tuaian hendaklah dilakukan musim panas supaya
jentuai dapat berfungsi dengan baik dan batang kenaf
cepat kering untuk di proses
9. KEPERLUAN JENTERA
Jentera diperlukan untuk pengeluaran kenaf bersekala
besar
Penggunaan mesin mencepatkan operasi ladang,
mengurangkan keperluan tenaga buruh dan kos
pengeluaran
Keperluan jentera untuk
Penyediaan tanah
Menabur benih
Pengawalan rumpai
Pengurusan perosak dan penyakit
Pembajaan
Penuaian dan pengendalian
11. PERSAMPELAN TANAH DAN KESESUAIAN
Sampel tanah untuk penentuan tahap kesuburan
dari segi keadaan fizikal dan kandungan kimia
tanah
Sampel tanah diambil secara rawak sekurang-kurangnya
4 sampel di empat tempat dalam
satu hektar kawasan
Tanah disampel dalam dua kedalaman, 0-20 cm
dan 20-40 cm
Analisis kimia dibuat berdasarkan kedalaman dari
campuran 4 sampel dengan 2 ulangan
12. PENYEDIAAN TANAH
Kawasan penanaman hendaklah dibersihkan dari
segala tanaman samada besar atau kecil atau
batuan jika ada supaya penggunaan jentera
beroperasi dengan baik
Kawasan yang bermasalah dengan rumpai
semburan racun rumpai lepascambah sistemik
‘broad spectrum’ (Glyphosate isopropylamine)
mesti dibuat
Permukaan tanah hendaklah rata supaya jentera
dapat beroperasi dengan sempurna dan cekap
Sistem perparitan mesti disediakan untuk saliran
air berlebihan
Tanah kandungan liat tinggi pemecahan tanah lebih
dalam diperlukan untuk mendapat tekstur tanah lebih
halus untuk pengudaraan dan saliran yang baik
13. Semburan racun rumpai lepascambah (Glyphosate isopropylamine)
semasa penyediaan tanah
18. PENGAPURAN
Jika perlu, 1-2 bulan sebelum tanam
Keperluan kapur (GML) sebanyak 1-2 ton/ha untuk
menaikkan pH sebanyak 1 pH, bergantung kepada
jenis tanah
pH 5.5 – 6.5 sesuai untuk tanaman
19. PEMBAIKAN TANAH
Tanah bris terutama memerlukan sebanyak 10 ton/ha
baja organan (tinja ayam)
Keperluan baja organan untuk membaiki struktur tanah
supaya mempunyai daya pegangan nutrien dan air
yang baik
Tanah bris biasanya mempunyai kandungan organan
< 1%, dan pasir > 90%
20. KUALITI BIJI BENIH
Biji benih yang berkualiti menentukan hasil pengeluaran
kenaf yang tinggi
Percambahan biji benih mesti >90% untuk percambahan,
kesuburan akan menyumbang kepada kepadatan pokok
dan jumlah hasil biomas
Rawatan biji benih dengan racun kulat memelihara
peratus percambahan yang ketara
Biji benih disimpan lama pada suhu biasa boleh
menjejaskan percambahan
21.
22. PENABUR BIJI BENIH
Cara menabur menggunakan jentera secara mekanikal
Membuka saluran biji benih pada kedalaman
yang diingini
Menabur biji benih dengan kuantiti tertentu
Menjatuhkan biji benih ke dalam saluran
Menimbus biji benih dan memadatkan tanah
24. PENANAMAN BIJI BENIH
Jentera penabur biji benih 6 baris beserta
pembaja
Dalam 1 ha boleh siapkan dalam masa 3 jam
Kedalaman 1-2 cm dengan kadar 20 ton/ha,
pada jarak 30 cm x 5 cm dan boleh capai
650,000 – 850,000 pokok/ha bergantung kepada
percambahan biji benih
Pertumbuhan dengan jarak yang betul memberi
saiz batang yang sekata
26. KEPADATAN POKOK
Kepadatan pokok dengan jarak antara baris yang
optimum boleh memaksimakan hasil
Populasi tanaman menentukan hasil serat yang
diperolehi
Peningkatan hasil serat dari pokok yang berkepadatan
tinggi
Saiz batang yang kecil bermakna kandungan ‘bast’
lebih tinggi
28. KEPERLUAN KELEMBAPAN
Hujan yang mencukupi atau adanya sistem
sokongan pengairan semasa menabur boleh
mengoptimumkan pertumbuhan
Kenaf memerlukan 7-15 mm air setiap hari semasa
puncak pertumbuhan
Kenaf boleh tahan keadaan kemarau tetapi potensi
hasil tidak begitu baik
Jenis tanah juga mempengaruhi keupayaan
memegang, menyimpan dan menyerap air
29. PENGAIRAN SOKONGAN
Pengairan sokong penting pada musim kemarau
Untuk mengurangkan kos pengeluaran, masa
menabur musim hujan digalakkan dengan tuaian
pada musim kemarau
Disyorkan jenis pengairan sprinkler (rain-gun) yang
sekata dan perladangan luas serta praktikal
31. PEMBAJAAN
Jumlah baja yang diperlukan bergantung kepada
tahap kesuburan tanah
Memerlukan sebanyak 500 kg/ha NPK (15:15:15)
dan 100 kg/ha Urea
Dibahagi kepada 2, separuh masa menabur dan
separuh lagi 6-7 minnggu selepas tanam
Mempunyai respon yang baik kepada N
Pembajaan yang betul boleh dapat lebih dari
15 ton/ha hasil kering
32. KAWALAN RUMPAI
Kawalan rumpai menentukan kejayaan tanaman
Rumpai bersaing dengan tanaman untuk nutrien,
air dan cahaya
Kawalan pertama rumpai ialah semasa penyediaan
tanah dengan menggunakan racun lepas cambah
(glyphosate)
Kawalan kedua ialah selepas sahaja menabur dengan
menggunakan racun pracambah (metolachlor)
Jika masih ada lagi masalah rumpai berdaun halus
sebulan selepas tanam guna racun rumpai selektif
(fluzifop-butyl)
Jarak antara baris menentukan penutupan kanopi
yang cepat akan merencatkan percambahan dan
pertumbuhan rumpai
34. Sambungan……
Kesuburan tanah juga menentukan pertumbuhan
yang cepat kanopinya
Pembentukan kanopi juga cepat oleh biji benih
berkualiti, pembajaan dan air yang mencukupi
Menggunakan ‘boom sprayer’ atau ‘power sprayer’
sesuai dan memberi kesan yang baik
35. SERANGAN PEROSAK DAN PENYAKIT
Serangga perosak yang selalu terdapat ialah jenis
makan daun, penghisap dan mengorek batang
Serangga penghisap biji kenaf seperti ‘cotton stainer’
Juga perosak lain seperti aphid, kutu trip dll.
Ulat memakan daun seperti ulat ratus
Perosak utama kenaf ialah nematod puru akar
menyebabkan pertumbuhan terencat dan kehilangan
hasil
43. Sambungan…..
Penyakit kulat yang boleh menyerang kenaf
Bintik daun disebabkan oleh Colletotrichum capsici
dan Cladosporium sp
Reput akar oleh Fusarium oxysporum
Kesan hitam pada batang oleh Phytophthora
parasitica
Reput pangkal oleh Sclerotia rolfsii
Pokok layu oleh Ralstonia solanacearum
48. PENUAIAN BATANG
Masa tuaian memainkan peranan penting pada
hasil dan mutu
Tuaian terlau awal memberi hasil serat yang rendah
kerana kebanyakan serat masih lembut dan boleh
hilang semasa diekstrak
Jika terlalu matang, walaupun tinggi hasil serat,
peratusan lignin tinggi, serat jadi kasar dan tidak
mudah lentur
Mutu serat tertinggi selepas 20 hari 100% pokok
berbunga
Tempoh penuaian 90-150 hari selepas tanam
49. sambungan……
3 kaedah penuaian iaitu
Potong batang
Cabut bersama akar
Tuaian firaj
Kehilangan hasil berlaku dengan banyak jika potong
terlalu tinggi dari paras tanah
Serat dibahagian luar hilang dengan banyak jika
batang dibiar reput lama di ladang
Kehilangan juga berlaku jika dibiar batang jatuh ke
tanah semasa memungut atau membuat bandela
64. KESIMPULAN
TAHUN 2020 MERUPAKAN MALAYSIA ADALAH NEGARA
MAJU. CUBA TUAN/PUAN GAMBARKAN KENAF
MERUPAKAN SATU INDUSTRI BARU YANG
BERKEMBANG MAJU DENGAN PESATNYA. IMAGINASI
TUAN/PUAN KE ARAH INDUSTRI KENAF YANG
MENYUMBANGKAN KEPADA PENDAPATAN NEGARA
YANG SETANDING DENGAN INDUSTRI LAIN.
BINCANGKANBERDASARKAN IA SEBAGAI TANAMAN
ATAU SUMBER YANG SEDIA ADA UNTUK MASA
HADAPAN SEHINGGA TAHUN 2020?