Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang skrining fitokimia yang meliputi tujuan, metode, dan contoh reaksi untuk mengetahui golongan senyawa seperti alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, tanin, dan steroid/triterpenoid yang terkandung dalam tumbuhan obat.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai bentuk sediaan obat padat seperti serbuk, pulveres, kapsul, dan tablet serta cara pembuatannya. Dokumen juga menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat dan menggunakan berbagai bentuk sediaan obat tersebut seperti derajat halus serbuk, cara membuat dan menyimpan pulveres, jenis kapsul, serta komposisi tablet.
Dokumen tersebut membahas tentang ekskresi obat dalam tubuh melalui organ-organ seperti ginjal, hati, paru-paru, kulit, ASI dan lainnya. Proses ekskresi meliputi filtrasai glomerulus, sekresi aktif melalui transporter seperti P-gp dan MRP, serta reabsorpsi di ginjal. Ekskresi juga dipengaruhi oleh sifat kimia obat seperti berat molekul, nilai pKa, dan kelarutan.
Mahasiswa membuat gel Na Diklofenak untuk tujuan praktikum. Gel dibuat dengan bahan Na Diklofenak 1%, CMC Na 6%, dan Nipagin 0,3% dalam air. Gel dievaluasi melalui uji pH, homogenitas, kemampuan proteksi, daya sebar dan lekat. Hasil uji menunjukkan gel bersifat netral, homogen, dan mampu menyebar seiring bertambahnya beban.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang skrining fitokimia yang meliputi tujuan, metode, dan contoh reaksi untuk mengetahui golongan senyawa seperti alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, tanin, dan steroid/triterpenoid yang terkandung dalam tumbuhan obat.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai bentuk sediaan obat padat seperti serbuk, pulveres, kapsul, dan tablet serta cara pembuatannya. Dokumen juga menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat dan menggunakan berbagai bentuk sediaan obat tersebut seperti derajat halus serbuk, cara membuat dan menyimpan pulveres, jenis kapsul, serta komposisi tablet.
Dokumen tersebut membahas tentang ekskresi obat dalam tubuh melalui organ-organ seperti ginjal, hati, paru-paru, kulit, ASI dan lainnya. Proses ekskresi meliputi filtrasai glomerulus, sekresi aktif melalui transporter seperti P-gp dan MRP, serta reabsorpsi di ginjal. Ekskresi juga dipengaruhi oleh sifat kimia obat seperti berat molekul, nilai pKa, dan kelarutan.
Mahasiswa membuat gel Na Diklofenak untuk tujuan praktikum. Gel dibuat dengan bahan Na Diklofenak 1%, CMC Na 6%, dan Nipagin 0,3% dalam air. Gel dievaluasi melalui uji pH, homogenitas, kemampuan proteksi, daya sebar dan lekat. Hasil uji menunjukkan gel bersifat netral, homogen, dan mampu menyebar seiring bertambahnya beban.
Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar. Ada beberapa jenis serbuk seperti serbuk tabur, serbuk gigi, dan serbuk efervessen yang akan mengeluarkan gas CO2 ketika dilarutkan dalam air. Pembuatan serbuk memerlukan penghalusan bahan, pencampuran bahan secara merata, dan membungkus serbuk.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang dasar-dasar pembuatan salep. Ada beberapa jenis dasar salep yang dibahas seperti dasar salep hidrokarbon, serap, dan larut air. Juga dijelaskan bahan-bahan yang dapat dimasukkan ke dalam salep seperti zat padat, cairan, dan ekstrak serta cara-cara memprosesnya.
Sediaan semi padat seperti salep memiliki berbagai basis yang digunakan, termasuk basis berlemak, serap, dan larut air. Basis berlemak seperti petrolatum memberikan efek emolien yang baik namun sulit dicuci, sedangkan basis serap seperti lanolin dapat menyerap air namun tidak sebaik basis berlemak. Basis larut air seperti polietilen glikol mudah larut air dan digunakan untuk campuran berair.
Laporan praktikum ini membahas tentang formulasi dan pembuatan larutan obat batuk asma yang mengandung salbutamol sulfat dan ambroksol HCl. Dokumen ini menjelaskan teori umum tentang larutan, komposisi larutan, dan faktor yang mempengaruhi kelarutan. Praktikum ini bertujuan untuk memahami cara formulasi dan pembuatan larutan obat batuk asma.
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
1. Laporan praktikum menguji stabilitas obat parasetamol dengan menentukan orde reaksi penguraian dan energi aktivasi.
2. Hasil menunjukkan reaksi penguraian parasetamol orde satu dengan energi aktivasi 0,433 eV dan waktu kadaluarsa 3 tahun.
Dokumen tersebut membahas tentang eliksir sebagai sediaan farmasi cair yang mengandung alkohol sebagai pelarut utama. Eliksir biasanya mengandung 5-10% alkohol dan digunakan untuk menghantarkan obat dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan eliksir dan contoh perhitungan konstanta dielektrik untuk campuran pelarut eliksir.
Glikosida adalah senyawa yang terdiri dari bagian gula (glikon) dan bagian bukan gula (aglikon). Glikosida memegang peranan penting dalam pertumbuhan tanaman dan terlibat dalam sistem regulatori dan pertahanan tubuh. Terdapat banyak senyawa glikosida yang aktif farmakologi sehingga dapat dimanfaatkan dalam terapeutik seperti glikosida jantung, laksatif, analgesik, dan antiinflamasi.
Suppositoria merupakan sediaan farmasi padat yang dimasukkan ke rektum untuk memberikan efek lokal atau sistemik. Uji yang dilakukan pada suppositoria Na salisilat dengan basis oleum cacao dan PEG meliputi homogenitas, kekuatan mekanik, waktu melebur, dan disolusi. Hasilnya menunjukkan bahwa suppositoria basis PEG melebur lebih cepat dan memiliki derajat disolusi lebih tinggi dibanding basis oleum cacao karena
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih efesien
b. Prinsip kerja sokletasi
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari bahan dengan pelarut anhydrous. Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Pelarut yang biasa digunakan adalah pelarut hexana
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang dan kemudian dibungkus dengan kertas saring atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel), di atas sample ditutup dengan kapas. Kertas saring ini berfungsi untuk menjaga tidak tercampurnya bahan dengan pelarut lemak secara langsung. Pelarut dan bahan tidak dibiarkan tercampur secara langsung agar bahan-bahan lain seperti fosfolipid, sterol,asam lemak bebas,pigmen karotenoid, klorofil dan lain-lain tidak ikut terekstrak sebagai lemak. Hal ini dilakukan agar hasil akhir dari penentuan kadar lemak ini lebih akurat. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan pelarut anhydrous.
Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Alat ekstraksi soxhlet disambungkan dengan labu lemak yang telah diisi pelarut lemak dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan. Penentuan kadar lemak pada bahan tersebut dilakukan selama beberapa jam tergantung dari jumlah emak yang terkandung dalam bahan. Semakin banyak kadungan lemak yang terdapat pada bahan, semakin lama proses ekstraksi lemak dilakukan.
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks.
Laporan praktikum organik II tentang sintesis asam oksalat dari gula pasir. Tujuannya adalah mensintesis dan menentukan titik leleh serta rendemen asam oksalat. Asam oksalat disintesis dengan mengoksidasi gula pasir menggunakan asam nitrat sebagai oksidator. Hasil reaksi kemudian direkristalisasi untuk menghasilkan kristal asam oksalat.
1. Tabel memberikan volume maksimum larutan uji yang dapat diberikan pada hewan untuk berbagai jalur pemberian dan jenis hewan.
2. Tabel konversi dosis antara berbagai jenis hewan dan manusia.
3. Contoh perhitungan dosis obat Glibenklamid dan ekstrak etanol kulit buah manggis untuk diuji pada mencit berdasarkan berat badan dan volume maksimum yang dianjurkan.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan kelarutan. Secara singkat, dibahas mengenai definisi kelarutan secara kuantitatif dan kualitatif, faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan seperti sifat zat terlarut dan pelarut, suhu, tekanan, serta contoh perhitungan kelarutan pada suhu tertentu.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut secara merata dalam pelarut. Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh faktor seperti polaritas, temperatur, dan keberadaan garam lain. Bentuk sediaan larutan umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian.
Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar. Ada beberapa jenis serbuk seperti serbuk tabur, serbuk gigi, dan serbuk efervessen yang akan mengeluarkan gas CO2 ketika dilarutkan dalam air. Pembuatan serbuk memerlukan penghalusan bahan, pencampuran bahan secara merata, dan membungkus serbuk.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang dasar-dasar pembuatan salep. Ada beberapa jenis dasar salep yang dibahas seperti dasar salep hidrokarbon, serap, dan larut air. Juga dijelaskan bahan-bahan yang dapat dimasukkan ke dalam salep seperti zat padat, cairan, dan ekstrak serta cara-cara memprosesnya.
Sediaan semi padat seperti salep memiliki berbagai basis yang digunakan, termasuk basis berlemak, serap, dan larut air. Basis berlemak seperti petrolatum memberikan efek emolien yang baik namun sulit dicuci, sedangkan basis serap seperti lanolin dapat menyerap air namun tidak sebaik basis berlemak. Basis larut air seperti polietilen glikol mudah larut air dan digunakan untuk campuran berair.
Laporan praktikum ini membahas tentang formulasi dan pembuatan larutan obat batuk asma yang mengandung salbutamol sulfat dan ambroksol HCl. Dokumen ini menjelaskan teori umum tentang larutan, komposisi larutan, dan faktor yang mempengaruhi kelarutan. Praktikum ini bertujuan untuk memahami cara formulasi dan pembuatan larutan obat batuk asma.
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
1. Laporan praktikum menguji stabilitas obat parasetamol dengan menentukan orde reaksi penguraian dan energi aktivasi.
2. Hasil menunjukkan reaksi penguraian parasetamol orde satu dengan energi aktivasi 0,433 eV dan waktu kadaluarsa 3 tahun.
Dokumen tersebut membahas tentang eliksir sebagai sediaan farmasi cair yang mengandung alkohol sebagai pelarut utama. Eliksir biasanya mengandung 5-10% alkohol dan digunakan untuk menghantarkan obat dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan eliksir dan contoh perhitungan konstanta dielektrik untuk campuran pelarut eliksir.
Glikosida adalah senyawa yang terdiri dari bagian gula (glikon) dan bagian bukan gula (aglikon). Glikosida memegang peranan penting dalam pertumbuhan tanaman dan terlibat dalam sistem regulatori dan pertahanan tubuh. Terdapat banyak senyawa glikosida yang aktif farmakologi sehingga dapat dimanfaatkan dalam terapeutik seperti glikosida jantung, laksatif, analgesik, dan antiinflamasi.
Suppositoria merupakan sediaan farmasi padat yang dimasukkan ke rektum untuk memberikan efek lokal atau sistemik. Uji yang dilakukan pada suppositoria Na salisilat dengan basis oleum cacao dan PEG meliputi homogenitas, kekuatan mekanik, waktu melebur, dan disolusi. Hasilnya menunjukkan bahwa suppositoria basis PEG melebur lebih cepat dan memiliki derajat disolusi lebih tinggi dibanding basis oleum cacao karena
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih efesien
b. Prinsip kerja sokletasi
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari bahan dengan pelarut anhydrous. Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Pelarut yang biasa digunakan adalah pelarut hexana
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang dan kemudian dibungkus dengan kertas saring atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel), di atas sample ditutup dengan kapas. Kertas saring ini berfungsi untuk menjaga tidak tercampurnya bahan dengan pelarut lemak secara langsung. Pelarut dan bahan tidak dibiarkan tercampur secara langsung agar bahan-bahan lain seperti fosfolipid, sterol,asam lemak bebas,pigmen karotenoid, klorofil dan lain-lain tidak ikut terekstrak sebagai lemak. Hal ini dilakukan agar hasil akhir dari penentuan kadar lemak ini lebih akurat. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan pelarut anhydrous.
Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Alat ekstraksi soxhlet disambungkan dengan labu lemak yang telah diisi pelarut lemak dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan. Penentuan kadar lemak pada bahan tersebut dilakukan selama beberapa jam tergantung dari jumlah emak yang terkandung dalam bahan. Semakin banyak kadungan lemak yang terdapat pada bahan, semakin lama proses ekstraksi lemak dilakukan.
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks.
Laporan praktikum organik II tentang sintesis asam oksalat dari gula pasir. Tujuannya adalah mensintesis dan menentukan titik leleh serta rendemen asam oksalat. Asam oksalat disintesis dengan mengoksidasi gula pasir menggunakan asam nitrat sebagai oksidator. Hasil reaksi kemudian direkristalisasi untuk menghasilkan kristal asam oksalat.
1. Tabel memberikan volume maksimum larutan uji yang dapat diberikan pada hewan untuk berbagai jalur pemberian dan jenis hewan.
2. Tabel konversi dosis antara berbagai jenis hewan dan manusia.
3. Contoh perhitungan dosis obat Glibenklamid dan ekstrak etanol kulit buah manggis untuk diuji pada mencit berdasarkan berat badan dan volume maksimum yang dianjurkan.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan kelarutan. Secara singkat, dibahas mengenai definisi kelarutan secara kuantitatif dan kualitatif, faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan seperti sifat zat terlarut dan pelarut, suhu, tekanan, serta contoh perhitungan kelarutan pada suhu tertentu.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut secara merata dalam pelarut. Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh faktor seperti polaritas, temperatur, dan keberadaan garam lain. Bentuk sediaan larutan umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Laporan praktikum membuat larutan NaCl dan mengencerkan larutan air teh. Tujuannya adalah untuk membuat larutan dengan kemolaran tertentu dan mengubah konsentrasi larutan air teh dari pekat menjadi rendah. Hasilnya, larutan NaCl dapat dibuat dengan melarutkan NaCl padat menjadi cair dan larutan air teh dapat diubah konsentrasinya dengan pengenceran.
Laporan praktikum membuat larutan NaCl dan mengencerkan larutan air teh. Tujuannya adalah untuk membuat larutan dengan kemolaran tertentu dan mengubah konsentrasi larutan air teh dari pekat menjadi rendah. Hasilnya, larutan NaCl dapat dibuat dengan melarutkan NaCl padat menjadi cair dan larutan air teh dapat diubah konsentrasinya menjadi rendah dengan pengenceran.
Sediaan galenik adalah sediaan yang dibuat dari ekstrak bahan alam seperti tumbuhan dan hewan. Terdapat beberapa jenis sediaan galenik seperti ekstrak, sirup, tincture, minyak, dan infus yang dibuat dengan mengekstrak zat aktif menggunakan pelarut seperti air atau etanol. Proses ekstraksi memperhatikan faktor seperti suhu, waktu, dan jenis pelarut untuk mendapatkan zat aktif se
Laporan praktikum ini menjelaskan percobaan untuk mengetahui pengaruh pelarut campuran terhadap kelarutan zat, yaitu kelarutan luminal dalam campuran air, alkohol, dan propilen glikol dengan berbagai perbandingan. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin besar kadar alkohol dalam campuran pelarut, semakin besar pula kelarutan luminal yang dicapai.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang ilmu galenika yang mempelajari cara pembuatan sediaan obat sederhana dari bahan alam. Sediaan galenik dibuat dari bahan hewan atau tumbuhan dengan menyari zat berkhasiatnya menggunakan cairan seperti air, etanol, atau campuran keduanya. Terdapat beberapa jenis sediaan galenik seperti air aromatik, ekstrak, sirup, dan spiritus aromatik yang dibuat dengan
Sabun cair aloe vera merupakan sediaan pembersih tubuh berbentuk cair yang mengandung ekstrak lidah buaya dan gliserin. Sabun ini dibuat dengan mereaksikan minyak zaitun dan kalium hidroksida untuk membentuk sabun, kemudian ditambahkan bahan lain seperti asam stearat, CMC, SLS, dan ekstrak lidah buaya untuk memperoleh sabun cair yang aman dan lembut untuk kulit.
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"ilmanafia13
1. Laporan praktikum kimia dasar membahas pengenceran larutan alkohol 96% menjadi 70% dalam 100 ml dengan menambahkan aquades.
2. Proses pengenceran melibatkan perhitungan volume alkohol 96% dan aquades berdasarkan rumus M1V1=M2V2 untuk mendapatkan konsentrasi akhir 70%.
3. Hasil pengenceran menunjukkan bahwa alkohol 70% dapat digunakan sebagai antiseptik aman dan efe
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis sediaan obat luar yang umum, yaitu salep, krim, pasta, dan jelly. Jenis-jenis tersebut memiliki komposisi dan sifat yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan penggunaannya sebagai obat luar.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
2. WHAT IS THE
“ LARUTAN”
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia (obat) yang dapat larut (terdispersi dalam bentuk ion
atau molekular), biasanya dilarutkan dalam air.
Zat yang melarutkan disebut dengan pelarut
atau solvent
Zat yang terlarut disebut dengan solute
3. MACAM”LARUTAN
1. Berdasarkan
konsentrasi Solute
dalam Solven
01
Larutan encer
larutan yang mengandung sejumlah kecil solute di dalam
solvent yang digunakan.
02
Larutan
larutan yang mengandung sejumlah besar solute yang
terlarut di dalam solvent yang digunakan
03
Larutan jenuh
larutan yang mengandung jumlah maksimum solute yang
dapat larut dalam solvent pada tekanan dan temperatur
tertentu.
.
04
Larutan lewat jenuh
larutan yang mengandung solute yang jumlahnya melebihi
batas kelarutannya di dalam solvent pada temperatur
tertentu.
4. 01
Potiones ( Obat Minum)
solutio yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam (per oral). Dapat berupa
larutan potio, emulsi atau suspensi.
02
Sirup
larutan yang mengandung konsentrasi tinggi sukrosa dan gula lain
03
Eliksir
Larutan yang mengandung pemanis, mengandung alkohol sebagai kosolven .
04
Netralisasi
dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan bagian basa sampai rx selesai
dan larutan bersifat netral . Cth : Solutio Citratis Magnesici
MACAM”LARUTAN
2. Berdasarkan cara
pemakaiannya
05
Saturatio
obat minum yang di buat dengan rx asam ( asam sitrat dan asam tartrat) dengan
basa ( natrii karbonat dan natrii karbonat) tetapi gas yang terjadi ditahan dalam
wadah sehingga jenuh dengan gas
L A R U TA N O R A L
5. 06
Potio Effervescent
saturatio yang CO2 nya lewat jenuh. Umumnya asam sitrat yang digunakan
misalnya asam sitrat, asam tratat sedangkan basa yang di gunakan misalnya
nnatrii karbonat dan natrii bikarbonat.
07
Guttae ( drop)
obat tetes sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi.
6. Larutan berdasarkan cara pemakaiannya
02
03
berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing, isotonus, di gunakan
untuk membersihkan mata, dapat ditambahkan zat dapar, dan zat
pengawet
Collyrium
tetes mata adalah larutan steril bebas partikel asing
.
Guttae ophtalmicae
adalah obat kumur mulut berupa larutan umumnya dalam keadaan pekat
yang harus di encerkan dahulu sebelum digunakan.
Gargarisma ( Gargle)
oles bibir berupa cairan agak kental dan pemakaiannya di sapukan dalam
mulut
Litus Oris
LARUTAN TOPIKAL
01
04
05
03
Guttae Oris
tetes mulut , obat tetes yang digunakan untuk mulut dengan cara
mengencerkan lebih dulu dengan air untuk dikumur – kumur, tidak untuk
di telan.
06
Gutae Nasales
obat tetes hidung dengan cara di teteskan kedalam rongga hidung.
7. Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot melalui hidung atau mulut,atau
disemprotkan dalam bentuk kabut kedalam saluran pernafasan
Inhalationes
07
Lavement/clysma/enema
08 Cairan yang pemakaiannya per rectal/colon
Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot melalui hidung atau mulut,atau
disemprotkan dalam bentuk kabut kedalam saluran pernafasan
Inhalationes
Douche
Larutan dalam air yang dimasukkan kedalam vagina menggunakan suatu
alat
09
Guttae Auriculares
Obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat
kedalam rongga telinga
10
Epithema (obat kompres)
Cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat-tempat
yang sakit dan panas karena radang atau sebagai obat untuk mengeringkan
luka bernanah
11
8. Keuntungan sediaan larutan
Absorpsi obat-obat
di dalam saluran
cerna ke dalam
sirkulasi sistemik
lebih cepat
dibandingkan
bentuk suspensi
atau sediaan padat .
. Adanya jaminan
keseragaman dosis
karena molekul-
molekul obat
terdispersi secara
molekular dan
merata
Lebih mudah
diencerkan atau
dicampur dengan
obat lainnya. .
Lebih disukai anak-
anak
Mudah diberikan
kepada pasien yang
sukar menelan
sediaan padat.
1 3 4 5
2
9. Kerugian sediaan larutan
1
3
2
Tidak cocok untuk
obat-obat yang tidak
stabil dalam larutan.
. Volume bentuk
larutan menjadi lebih
besar
Ada obat yang sukar
ditutupi bau dan
rasanya dalam
larutan.
1 3
2
10. TUGAS
Cari contoh sediaan/merk paten(dagang) dari masing-masing
sediaan larutan topikal
tulis di kertas HVS/DOUBLE FOLIO,sertakan gambar (boleh
diprint/digambar) cantumkan nama obat,khasiat,serta contoh
dri sediaan yg mana
ex: gambar rohto eyes khasiat : untuk mengobati mata
kering,contoh dari sediaan guttae ophtalmicae
11. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN
Sifat dari solut dan solvent
Solut yang polar akan larut dalam solvent yang polar.Misalnya garam
anorganik larut dalam air.
Solut yang nonpolar akan larut dalam pelarut yang nonpolar, misalnya
alkaloid basa larut dalam kloroform.
Sifat ini dikenal dengan istilah “Like Dissolve Like”
1
Cosolvensi
Peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya
penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut.
Misalnya : luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
campuran air-gliserin
Contoh sediaan yang menggunakan prinsip ini adalah eliksir.
.
2
Kelarutan
Berdasarkan kelarutan yang dimiliki oleh tiap zat, zat yang
mudah larut memerlukan sedikit pelarut, zat yang sukar larut
membutuhkan pelarut yang banyak.
3
Temperatur
Zat padat ada yang memiliki sifat eksoterm atau endoterm
Eksoterm adalah sifat suatu zat yang dengan
kenaikan suhu menyebabkan zat tersebut sukar
larut, karena pada proses kelarutannya menghasilkan panas
Zat terlarut + pelarut larutan + panas
Endoterm adalah sifat zat yang dengan kenaikan suhu akan
meningkatkan kelarutannya, karena pada proses kelarutannya
membutuhkan panas.
Zat terlarut + pelarut + panas larutan
4
1
4
2
3
12. Sediaan farmasi yang tidak boleh dipanaskan :
• Zat yang atsiri, misalnya etanol, minyak menguap
• Zat yang terurai, misalnya Natrium bicarbonat
• Sediaan saturasi
• Senyawa kalsium, misalnya aqua calcis
Salting out
peristiwa penurunan kelarutan zat utama karena adanya zat
lain yang lebih mudah larut dalam pelarut yang digunakan.
Salting out juga dapat menyebabkan timbulnya endapan
karena ada reaksi kimia.
5
Contoh :
Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila ke dalam air
tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh. NaCl lebih mudah larut
dalam air, dibandingkan minyak atsiri dalam air, sehingga minyak
atsiri akan memisah.
Reaksi antara papaverin HCl dengan solutio charcot,
menghasilkan endapan papaverin base
6
Salting in
peningkatan kelarutan zat utama karena adanya
penambahan zat lain ke dalam larutan tersebut.
Contoh : Riboflavin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
larutan yang mengandung nikotinamidum karena
terjadinya proses penggaraman riboflavin + basa NH4
7
1
4
2
3
Pembentukan kompleks
peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tidak larut
dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks
contoh :iodium tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
larutan KI atau NaI jenuh.
KI + I2 KI3
HgI2 + 2 KI K2HgI4
13. Faktor yang mempengaruhi kecepatan kelarutan
1. Ukuran
partikel
2. Suhu 3. Pengadukan
D
makin halus solut,
makin kecil ukuran
partikel, maka
makin luas
permukaan solut
yang berkontak
dengan solvent,
sehingga solut
akan makin cepat
larut
untuk zat yang
endoterm,
kenaikan suhu
akan
mempercepat
proses kelarutan
.
Pengadukan akan
mempercepat
kelarutan
14. Cara melarutkan bahan obat
1. Natrium Bicarbonas
Harus dilakukan dengan cara
gerus tuang (levigatio).
2. Natrium bicarbonas
+natrium salicylas
Bic.natric digerus
tuang,+natrium
salicylas .untuk mencegah
terjadinya perubahan warna
pd larutan, + Na.
Pyrophospat 0,25% dri jlh
larutan
3.Sublimat (HgCl2)
Untuk obat tetes mata,harus
dilakukan dengan
pemanasan,/dikocok” dlam air
panas,saring setelah
dingin.kadar sublimat dalam
obat mata (1:4000)
4.KMnO4 (Kalium
Permanganat)
Dilarutkan dengan
pemanasan,setelah dingin
tanpa dikocok”,dituangkan
kedalam botol atau bisa juga
saring dgn glasswool
5.SengKlorida (ZnCl2)
Melarutkan ZnCl2 harus
dengan air sekaligus lalu
saring,.
15. Cara melarutkan bahan obat
6. Kamfer
Larut dalam air
1:650.Dilarutkan dengan
etanol dua kali berat
kamfer,dalam botol kering
dikocok”,lalu tmbah air panas
sekaligus,kocok lagi.
7.Tanin
Tanin mudah larut dalam air dan
gliserin,tetapi tanin selalu
mengandung hasil oksidasi yang
larut dalam air,tetapi tidak larut
dalam gliserin,sehingga
larutannya dalam gliserin harus
disaring dengan kapas yg
dibasahkan. jika ada air dan
gliserin,larutkan tanin dalam air
kocok,baru + gliserin
8. Extrak opii dan extrak
ratanhiae
Dilarutkan dengan cara
ditaburkan kedalam air sama
banyak,diamkan selama 14
menit)
9. Perak protein
Dilarutkan dalam air suling
sama banyak,diamkan selama
¼ jam,ditempat yang gelap
10.Succus liquiritiae
a.Dengan gerus tuang,bila
jumlahnya kecil
b. Dengan merebus
/memanaskannya ad larut
16. Cara melarutkan bahan obat
11. Calcii lactas dan
Calcii gluconas
Larut dalam air 1:20
bila jumlah air cukup,setelah
dilarutkan disaring untuk
mencegah kristalisasi ,bila air
tdk cukup,disuspensikan
dengan penambahan PGS
dibuat mixtura agitanda
12. Codein
a.Direbus dengan air 20 X
nya,stelah larut diencerkan
sebelum dingin
b. Dengan alkohol 96% ad
larut,segera encerkan dengan air
c. Diganti dengan Codein HCl
sebanyak 1,17 x nya
14. Bahan obat
berkhasiat keras
Harus dilarutkan tersendiri
15. Bahan obat yang
harus diencerkan
Yang diambil paling sedikit
2 cc
16. Pepsin
Pepsin di suspensikan dengan
air 10 X nya,kemudian + HCl
encer.larutan pepsin hanya
tahan sebentar dan tidak
boleh disimpan
17. Nipagin dan nipasol
Nipagin Pengawet utk larutan air
Nipasol Pengawet utk larutan minyak
a. Dilarutkan dengan pemanasan sambil
digoyang”kan
b. Dilarutkan dulu dengan sedikit etanol baru
dimasukkan dalam sediaan yang diawetkan
17. Hitungan farmasi
Menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram
campuran atau larutan
ex : campuran padat atau setengah padat
Menyatakan jumlah gram zat dalam
100 ml larutan ,sebagai pelarut dapat
digunakan air / pelarut lain
ex: larutan /suspensi zat padat dalam
cairan
Menyatakan jumlah zat ml dalam 100
ml larutan
Ex : larutan cair didalam cairan
Get a modern PowerPoint Presentation
that is beautifully designed.
Get a modern PowerPoint Presentation
that is beautifully designed.
% B/B
Persen Bobot per Bobot
% B/V
Persen Bobot per Volume
% V/V
Persen Volume per Volume
18. SOAL :
Hendak dibuat 300 gram larutan yang
mengandung 10% NaCl dengan mempergunakan
larutan yang mengandung 50%NaCl.Berapa
jumlah larutan 50% yang harus dipakai dan berapa
air yang harus ditambahkan ?
PENGENCERAN BUKAN ETANOL
19. PENYELESAIAN SOAL
Tentukan :
Untuk
menyelesaik
a soal
diatas,tentuk
an dulu :
5. Kalau ada selisih berat antara zat
terbentuk dengan yang membentuk maka
selisihnya adalah zat penambah
4. Berat zat yang membentuk harus sama
dengan yang terbentuk
3. Zat aktif yang membentuk sama dengan
yang terbentuk.
2. Komponen belum kita ketahui kita misalkan
X
1. Mana bagian yang membentuk dan mana
yang terbentuk
20. Jawab :
X gram 50 % = 300 gram 10%
Zat aktif (ZA) = 50 x X = 0,5 X
100
Z.A = 10 x 300 = 30 gram
100
0,5 X = 30
X = 30 gram = 60 gram
0,5
Zat penambah (air) = 300-60 = 240 gram/240 ml
21. Perhitungan etanol yaitu untuk mengubah atau
mengencerkan kadar etanol yang lebih tinggi
menjadi kadar yang lebih rendah .perlu diketahui
bahwa apabila kita mencampur 2 larutan yang
berbeda berat jenisnya(termasuk etanol/spiritus)
alan terjadi penyusutan volume yang disebut
dengan kontraksi .
Spiritus/etanol adalah campuran alkohol absolut
dengan air.umumnya dinyatakan dalam persen b/b
atau v/v .Dalam mengerjakan perhitungan
pengenceran etanol diperlukan tabel
alkoholometrik (tabel bobot jenis dan kadar
etanol)nyang dapat dllihat di buku Farmakope
Indonesia ed IV / V
PENGENCERAN ETANOL
22. D
makin halus solut,
makin kecil ukuran
partikel, maka
makin luas
permukaan solut
yang berkontak
dengan solvent,
sehingga solut
akan makin cepat
larut
23. D
makin halus solut,
makin kecil ukuran
partikel, maka
makin luas
permukaan solut
yang berkontak
dengan solvent,
sehingga solut
akan makin cepat
larut
24. D
makin halus solut,
makin kecil ukuran
partikel, maka
makin luas
permukaan solut
yang berkontak
dengan solvent,
sehingga solut
akan makin cepat
larut
25. Contoh soal :
1. 100 gram etanol 0 %b/b artinya larutan mengandung :
alkohol absolute 0/100 x 100 gram = 0 gram
Air 100gram-0 gram = 100 gram
2. 1 Liter etanol 57% b/b berapa cc dan gram alkohol
absolutnya ?
Jawab :
57%b/b = 64,8 % v/v – bj 0,8964
volume alkohol absolut = 64,8/100 x 1000cc/ml =
648cc/ml (%v/v x Vol larutan )
Berat larutan = 1000ml x 0,8694 = 896,4 gram
(Vol.Larutan x BJ )
Vol.Larutan = Berat larutan : BJ
Berat Alkohol absolut = 57/100 x 896,4 g= 510,95 gram
(%b/b x berat larutan)
26. Contoh soal :
VOLUME YANG DIBUAT = 100 ml
KONSENTRASI etanol yang akan dibuat = 40 %
ETANOL YANG TERSEDIA Konsentrasi = 96 %
SEBANYAK 300 ml
Ditanya :
Berapa jumlah (volume) etanol 96 % yang diambil ?
V1.K1=V2.K 2
Xml . 96% = 100 ml.40%
96X =4000
X=4000/96
X=41,66 ml =42 ml (etanol 96 % yang diambil )
untuk membuat 100 ml etanol 40% ,maka dibutuhkan etanol
96 % 42 ml
Sisa nya =100 ml-42 ml= 58 ml (AQUA DEST )
27. TUGAS
KERJAKAN SOAL LATIHAN TES FORMATIF /OBJEKTIF
NO 1-15 HAL 32-34 dan ESSAY (SOAL HITUNGAN
FARMASI ) HAL 34