Makalah ini membahas kritik seni terhadap serial film pendek berjudul "Ada Apa dengan Rosa". Terdapat analisis formal terhadap unsur-unsur pembentuk film seperti naskah, pemeran, sutradara, properti, teknik bermain teater seperti blocking, artikulasi, intonasi, gerak, dan penjelasan tentang sinematografi.
Dokumen tersebut membahas rencana umum untuk kapal full container dengan kapasitas 504 TEUs. Mencakup penentuan letak ruang-ruang seperti ruang muat, mesin, dan akomodasi awak kapal, serta peralatan keselamatan. Juga membahas perhitungan bobot kapal, spesifikasi mesin, dan perencanaan jumlah dan letak sekat kedap air.
Tekanan udara berkurang secara vertikal seiring kenaikan ketinggian. Hal ini dipengaruhi oleh berkurangnya komposisi gas penyusun udara di ketinggian yang lebih tinggi. Dokumen ini menjelaskan eksperimen mengenai tekanan udara yang berkurang dari tinggi ke rendah dengan memanaskan lilin di bawah gelas yang berisi air berwarna.
Dokumen tersebut menjelaskan perhitungan beban pada kapal yang terdiri dari beban geladak, sisi, alas, dan alas dalam. Beban geladak dihitung dengan mempertimbangkan koefisien blok, jarak pusat beban dari garis dasar, sarat, dan tinggi kapal. Beban sisi dihitung dengan mempertimbangkan jarak pusat beban dari garis dasar, koefisien, dan apakah berada di atas atau di bawah garis
Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)shelviaa
Percobaan menunjukkan proses osmosis dan difusi pada telur yang direndam dalam larutan berbeda konsentrasi. Telur yang direndam dalam cuka mengalami peningkatan berat dan cangkangnya larut, sementara telur dalam air dan sirup hanya mengalami sedikit kenaikan berat. Perbedaan konsentrasi menyebabkan perpindahan cairan melalui membran telur.
Dokumen tersebut membahas rencana umum untuk kapal full container dengan kapasitas 504 TEUs. Mencakup penentuan letak ruang-ruang seperti ruang muat, mesin, dan akomodasi awak kapal, serta peralatan keselamatan. Juga membahas perhitungan bobot kapal, spesifikasi mesin, dan perencanaan jumlah dan letak sekat kedap air.
Tekanan udara berkurang secara vertikal seiring kenaikan ketinggian. Hal ini dipengaruhi oleh berkurangnya komposisi gas penyusun udara di ketinggian yang lebih tinggi. Dokumen ini menjelaskan eksperimen mengenai tekanan udara yang berkurang dari tinggi ke rendah dengan memanaskan lilin di bawah gelas yang berisi air berwarna.
Dokumen tersebut menjelaskan perhitungan beban pada kapal yang terdiri dari beban geladak, sisi, alas, dan alas dalam. Beban geladak dihitung dengan mempertimbangkan koefisien blok, jarak pusat beban dari garis dasar, sarat, dan tinggi kapal. Beban sisi dihitung dengan mempertimbangkan jarak pusat beban dari garis dasar, koefisien, dan apakah berada di atas atau di bawah garis
Proses osmosis dan difusi yang terjadi di dalam (2)shelviaa
Percobaan menunjukkan proses osmosis dan difusi pada telur yang direndam dalam larutan berbeda konsentrasi. Telur yang direndam dalam cuka mengalami peningkatan berat dan cangkangnya larut, sementara telur dalam air dan sirup hanya mengalami sedikit kenaikan berat. Perbedaan konsentrasi menyebabkan perpindahan cairan melalui membran telur.
Dokumen tersebut membahas tentang wacana dan jenis-jenisnya. Wacana adalah satuan bahasa terbesar dalam komunikasi, yang terdiri dari kalimat, klausa, frase, kata, morfem, dan bunyi. Terdapat beberapa jenis wacana berdasarkan saluran komunikasi, peserta komunikasi, dan tujuan komunikasi.
Makalah ini membahas tentang iklim tropis di Indonesia dan Australia, termasuk pengertian iklim dan tropis, ciri-ciri iklim tropis, flora dan fauna yang tumbuh di daerah iklim tropis."
Zona pesisir dan pantai terdiri dari beberapa zona berdasarkan kedalaman dan letaknya. Zona pesisir adalah daratan di tepi laut yang tergenang air pasang dan kering saat air surut, sedangkan pantai berbatasan langsung dengan laut dan dipengaruhi proses abrasi, sedimentasi, dan pasang surut. Jenis pantai dibedakan menjadi pantai tenggelam, terangkat, dan netral berdasarkan proses penenggelaman atau pengangkatan daratan.
1. Dokumen membahas tentang aliran fluida dalam pipa, termasuk jenis aliran, bilangan Reynolds, faktor gesekan, dan kerugian energi akibat gesekan dan kelengkapan pipa.
2. Ada dua jenis aliran yaitu laminar dan turbulen, tergantung nilai bilangan Reynolds. Faktor gesekan penting untuk menghitung kerugian energi, dan nilainya dipengaruhi oleh kekasaran pipa dan bilangan Reynolds.
3. Kerugian energi
The Plimsoll Mark, also known as the load line, was created by William Plimsoll to indicate the safe limit for a ship's draft based on its type, reserve buoyancy, and intended voyage route. The marks start at the deck line and indicate the maximum safe waterline for various seasons and locations. Factors like fresh water allowance, which accounts for differences in the density of fresh water versus salt water, are considered when determining a ship's Plimsoll Mark.
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)Yogga Haw
Dokumen tersebut membahas perhitungan beban konstruksi kapal untuk full container ship dengan kapasitas 504 TEUs. Terdapat perhitungan beban geladak cuaca, beban sisi kapal di bawah dan di atas garis air dengan mempertimbangkan lokasi daerah buritan, tengah, dan haluan kapal berdasarkan rumus-rumus yang ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang persamaan kontinuitas dalam aliran fluida. Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa debit masukan sama dengan debit keluaran untuk aliran stasioner. Persamaan ini berlaku untuk semua jenis fluida dan aliran serta keadaan aliran. Contoh soal penerapan persamaan kontinuitas untuk menentukan kecepatan aliran pada pipa dengan diameter berbeda juga diberikan.
Dokumen tersebut membahas hukum Archimedes dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk penjelasan secara matematis tentang gaya apung, syarat-syarat benda agar mengapung, melayang, dan tenggelam, serta contoh penerapan hukum Archimedes pada berbagai benda seperti hidrometer, kapal selam, jembatan ponton, balon udara, galangan kapal.
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan mempunyai dua fasa, yaitu cair dan gas. Fluida statik selalu mengikuti bentuk wadahnya karena tidak dapat menahan gaya geser, sementara fluida dinamik dapat mengalir dan dipengaruhi oleh gaya dan tekanan.
Ringkasan dokumen ini adalah sebagai berikut:
1) Dokumen ini membahas analisis dan perhitungan sistem plambing penyediaan air bersih pada gedung bertingkat.
2) Sistem plambing ini terdiri dari empat subsistem utama yaitu sistem penyediaan air bersih, peralatan, instalasi pipa, dan analisis perhitungan kebutuhan serta perencanaan pipa air bersih.
3) Dokumen ini menjelaskan perhitungan kebutuhan
Makalah ini membahas tentang gunung berapi dengan 3 poin utama:
1. Mengdefinisikan gunung berapi sebagai lubang di kerak bumi tempat keluarnya magma, gas, dan cairan lain ke permukaan.
2. Menglasifikasikan jenis letusan gunung berapi seperti Hawaiian, Strombolian, Plinian, dan lainnya.
3. Menjelaskan struktur utama gunung berapi seperti vent utama, aliran lava, strata lava dan abu, dapur
Pertemuan ketiga tekanan dan fluida statikGede Arda
Dokumen ini membahas tentang konsep statika fluida, termasuk tekanan, variasi tekanan akibat kedalaman, manometer untuk mengukur tekanan, dan aplikasi konsep gaya hidrostatis dan boyansi dalam fluida statis.
1. Laporan hasil praktikum menentukan massa jenis zat cair berdasarkan hukum Archimedes dimana gaya ke atas yang dihasilkan sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan.
2. Praktikum dilakukan untuk mengukur berat beberapa buah di udara dan di air untuk menghitung gaya ke atasnya.
3. Kesimpulan adalah besarnya gaya ke atas sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan, semakin besar
Film pendek berjudul "Mau Kamu Apasih" mendiskusikan unsur-unsur pembentukan seni teater seperti naskah, pemain, sutradara, dan properti. Karya ini juga menganalisis struktur dramatis, teknik bermain teater, dan fungsi seni untuk individu dan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang wacana dan jenis-jenisnya. Wacana adalah satuan bahasa terbesar dalam komunikasi, yang terdiri dari kalimat, klausa, frase, kata, morfem, dan bunyi. Terdapat beberapa jenis wacana berdasarkan saluran komunikasi, peserta komunikasi, dan tujuan komunikasi.
Makalah ini membahas tentang iklim tropis di Indonesia dan Australia, termasuk pengertian iklim dan tropis, ciri-ciri iklim tropis, flora dan fauna yang tumbuh di daerah iklim tropis."
Zona pesisir dan pantai terdiri dari beberapa zona berdasarkan kedalaman dan letaknya. Zona pesisir adalah daratan di tepi laut yang tergenang air pasang dan kering saat air surut, sedangkan pantai berbatasan langsung dengan laut dan dipengaruhi proses abrasi, sedimentasi, dan pasang surut. Jenis pantai dibedakan menjadi pantai tenggelam, terangkat, dan netral berdasarkan proses penenggelaman atau pengangkatan daratan.
1. Dokumen membahas tentang aliran fluida dalam pipa, termasuk jenis aliran, bilangan Reynolds, faktor gesekan, dan kerugian energi akibat gesekan dan kelengkapan pipa.
2. Ada dua jenis aliran yaitu laminar dan turbulen, tergantung nilai bilangan Reynolds. Faktor gesekan penting untuk menghitung kerugian energi, dan nilainya dipengaruhi oleh kekasaran pipa dan bilangan Reynolds.
3. Kerugian energi
The Plimsoll Mark, also known as the load line, was created by William Plimsoll to indicate the safe limit for a ship's draft based on its type, reserve buoyancy, and intended voyage route. The marks start at the deck line and indicate the maximum safe waterline for various seasons and locations. Factors like fresh water allowance, which accounts for differences in the density of fresh water versus salt water, are considered when determining a ship's Plimsoll Mark.
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)Yogga Haw
Dokumen tersebut membahas perhitungan beban konstruksi kapal untuk full container ship dengan kapasitas 504 TEUs. Terdapat perhitungan beban geladak cuaca, beban sisi kapal di bawah dan di atas garis air dengan mempertimbangkan lokasi daerah buritan, tengah, dan haluan kapal berdasarkan rumus-rumus yang ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang persamaan kontinuitas dalam aliran fluida. Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa debit masukan sama dengan debit keluaran untuk aliran stasioner. Persamaan ini berlaku untuk semua jenis fluida dan aliran serta keadaan aliran. Contoh soal penerapan persamaan kontinuitas untuk menentukan kecepatan aliran pada pipa dengan diameter berbeda juga diberikan.
Dokumen tersebut membahas hukum Archimedes dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk penjelasan secara matematis tentang gaya apung, syarat-syarat benda agar mengapung, melayang, dan tenggelam, serta contoh penerapan hukum Archimedes pada berbagai benda seperti hidrometer, kapal selam, jembatan ponton, balon udara, galangan kapal.
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan mempunyai dua fasa, yaitu cair dan gas. Fluida statik selalu mengikuti bentuk wadahnya karena tidak dapat menahan gaya geser, sementara fluida dinamik dapat mengalir dan dipengaruhi oleh gaya dan tekanan.
Ringkasan dokumen ini adalah sebagai berikut:
1) Dokumen ini membahas analisis dan perhitungan sistem plambing penyediaan air bersih pada gedung bertingkat.
2) Sistem plambing ini terdiri dari empat subsistem utama yaitu sistem penyediaan air bersih, peralatan, instalasi pipa, dan analisis perhitungan kebutuhan serta perencanaan pipa air bersih.
3) Dokumen ini menjelaskan perhitungan kebutuhan
Makalah ini membahas tentang gunung berapi dengan 3 poin utama:
1. Mengdefinisikan gunung berapi sebagai lubang di kerak bumi tempat keluarnya magma, gas, dan cairan lain ke permukaan.
2. Menglasifikasikan jenis letusan gunung berapi seperti Hawaiian, Strombolian, Plinian, dan lainnya.
3. Menjelaskan struktur utama gunung berapi seperti vent utama, aliran lava, strata lava dan abu, dapur
Pertemuan ketiga tekanan dan fluida statikGede Arda
Dokumen ini membahas tentang konsep statika fluida, termasuk tekanan, variasi tekanan akibat kedalaman, manometer untuk mengukur tekanan, dan aplikasi konsep gaya hidrostatis dan boyansi dalam fluida statis.
1. Laporan hasil praktikum menentukan massa jenis zat cair berdasarkan hukum Archimedes dimana gaya ke atas yang dihasilkan sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan.
2. Praktikum dilakukan untuk mengukur berat beberapa buah di udara dan di air untuk menghitung gaya ke atasnya.
3. Kesimpulan adalah besarnya gaya ke atas sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan, semakin besar
Film pendek berjudul "Mau Kamu Apasih" mendiskusikan unsur-unsur pembentukan seni teater seperti naskah, pemain, sutradara, dan properti. Karya ini juga menganalisis struktur dramatis, teknik bermain teater, dan fungsi seni untuk individu dan masyarakat.
Makalah ini membahas kritik terhadap serial film pendek berjudul "Mau Kamu Apa Sih?". Film ini dibuat oleh kelompok siswa kelas X dan dipublikasikan di YouTube dan Instagram. Makalah ini menganalisis unsur-unsur pembentuk film seperti naskah, pemain, sutradara dan properti. Kemudian memberikan interpretasi dan evaluasi terhadap alur film pendek tersebut. Kritik yang diberikan adalah bahasa yang kurang baku dan suara yang terlal
Karya film pendek berjudul "Mau Kamu Apa Sih?" dianalisis secara formal dan diinterpretasikan. Dilakukan kritik bahwa tokoh utama terlalu lama berjalan memasuki gerbang sekolah sehingga identitasnya tidak jelas. Disarankan mempercepat jalannya agar diketahui sebagai tokoh utama.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar bermain drama, meliputi pengertian drama, unsur-unsur penting dalam drama seperti naskah, tokoh, plot, serta latihan dasar seperti akting, blocking, meditasi, konsentrasi, dan pernapasan.
Dokumen tersebut membahas tentang kearifan lokal dan pengertiannya. Kearifan lokal didefinisikan sebagai nilai, norma, dan pengetahuan yang dikembangkan oleh masyarakat setempat untuk mengarahkan perilaku mereka."
Film pendek berjudul "NGGA BOLEH GITU" menggunakan unsur-unsur teater seperti plot, karakter, dan dialog. Kritik mencakup durasi pengenalan tokoh yang terlalu lama dan keramaian kelas yang menghambat penonton. Namun, durasi keseluruhan dan pelafalan dialog dinilai baik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang teknik membaca drama, meliputi prolog, epilog, dialog, dan teknik lainnya seperti sikap, penjiwaan isi, dan pengembangan cerita.
2) Juga membahas jenis drama, unsur-unsur drama, dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mementaskan drama.
3) Lampiran berisi riwayat hidup 5 orang anak yang pernah dilatih membaca drama beserta
Unsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskahsiti sangidah
Dokumen ini membahas tentang unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskah serta unsur-unsur pementasannya. Unsur intrinsik meliputi judul, tema, alur, karakter tokoh, dialog, petunjuk laku, latar, amanat, bahasa, dan interpretasi. Unsur ekstrinsik meliputi keadaan subjektivitas pengarang dan lingkungannya. Unsur pementasan meliputi naskah, pemain, sutradara, tata rias, busana, panggung
Dokumen tersebut membahas tentang drama, mulai dari pengertian, jenis, unsur-unsur drama, dan contoh dialog drama pendek. Secara ringkas, drama adalah bentuk karya sastra yang menampilkan cerita melalui akting tokoh oleh pemain, yang memiliki unsur bahasa, gerak, dan ekspresi. Terdapat tiga jenis drama utama yaitu sandiwara, pantomim, dan teatrikal.
Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur drama, struktur teks drama, tokoh-tokoh dalam drama, kaidah bahasa drama, langkah-langkah pembuatan dan pementasan drama. Dibahas pula jenis-jenis drama tradisional Indonesia seperti sandiwara, lakon, dan sendratari.
Dokumen tersebut membahas tentang drama, mulai dari pengertian drama, jenis-jenisnya, cara menulis drama, unsur-unsur drama, contoh drama, dan sumber referensi.
Similar to Kritik Seni Film Pendek ada apa dengan rosa oleh X MM 1 (20)
Dokumen tersebut merupakan panduan pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun 2022 untuk siswa baru SMA di Provinsi Jawa Timur yang bertujuan untuk memperkenalkan lingkungan sekolah baru dan mengembangkan karakter Pelajar Pancasila siswa melalui serangkaian kegiatan selama 3 hari.
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur menetapkan kalender pendidikan untuk satuan pendidikan di Jawa Timur tahun pelajaran 2022/2023, yang mencakup permulaaan dan akhir tahun pelajaran, hari pertama kegiatan pembelajaran, beban belajar, dan jumlah jam pelajaran.
The document outlines a play in two acts, with Act I containing 5 scenes taking place in 1928 exploring themes of regression, deja vu, tragedy and beyond life. Act II contains 4 more scenes from 1984 exploring themes of home, eternity, freedom and spirit carrying on. The play uses multiple scenes and perspectives to tell a story spanning decades and examining life, death, the past and finding freedom.
This document contains information about the Yayasan Pendi Di Kan Kartini calendar for 2022, including their program schedule. The program focuses on Accounting & Business Communication, Multimedia, and Digital Marketing & Entrepreneurship. It lists the schedule in June 2022 for these programs, contact information, and website.
Puebi pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbudRachardy Andriyanto
Pedoman ini memberikan ringkasan tentang pemakaian huruf dan penulisan kata dalam bahasa Indonesia secara benar dan baik, serta menjelaskan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
This document contains random characters and numbers without any discernible meaning or context. It does not provide enough information to generate a meaningful 3 sentence summary.
The document discusses the benefits of exercise for mental health. Regular physical activity can help reduce anxiety and depression and improve mood and cognitive functioning. Exercise boosts blood flow and levels of neurotransmitters and endorphins which elevate and stabilize mood.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut merupakan kalender pendidikan tahun pelajaran 2021/2022 untuk sekolah-sekolah di Jawa Timur. Kalender tersebut menunjukkan jadwal bulan per bulan beserta hari libur nasional, agama dan sekolah. Jadwal tersebut digunakan untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar dan evaluasi.
Here are brief summaries of the chapters:
Chapter 1 introduces the basic concepts of IoT including choosing hardware, tools, and programming languages.
Chapter 2 shows how to build an IoT sensor network using ESP8266 devices and monitor it with a Raspberry Pi.
Chapter 3 builds a solar-powered weather station using sensors and shares data to Twitter and CWOP.
Chapter 4 creates an indoor location system using iBeacons to control Phillips Hue lights with a Raspberry Pi.
Chapter 5 connects an IoT pulse sensor to IBM Bluemix using an Arduino, displaying real-time data in the cloud.
Chapter 6 sets up an MQTT server on a Raspberry Pi to receive data from
1. Gather the necessary ingredients like a Raspberry Pi, microSD card, power supply, HDMI cable, and keyboard/mouse.
2. Download the Raspbian operating system and write it to the microSD card.
3. Insert the microSD card into the Raspberry Pi and connect an HDMI cable to a display, keyboard, and power.
4. Boot up Raspbian and explore the desktop interface and pre-installed software. You can also update packages.
5. Learn how to use the GPIO pins to connect electronic components and control them with code.
Dokumen tersebut membahas perubahan spektrum keahlian dan struktur kurikulum SMK. Terdapat penambahan bidang keahlian dan program keahlian baru serta penyesuaian mata pelajaran berdasarkan masukan dari Dirjen Diksi. Beberapa program keahlian diusulkan digabung dan dilengkapi muatan elektrikal. Struktur kurikulum diusulkan menyesuaikan jam pelajaran mapel umum dan kejuruan serta pengembangan karakter.
The document outlines the WorldSkills Occupational Standards for Mobile Applications Development. It details the necessary skills in 6 sections including: 1) Work organization and management, 2) Business communication and client fulfillment, 3) Initial planning, design and test framework, 4) Systems architecture planning, 5) Implementation and product development, and 6) Testing and evaluation. The standards provide guidelines for the knowledge, understanding, and skills needed for international best practices in mobile applications development.
This document outlines the WorldSkills Occupational Standards for the skill of 3D Digital Game Art. It details the requirements in 7 areas that make up 100% of the assessment including concepts art (12%), 3D modeling (28%), texturing (20%), and rigging (13%). The standards provide the knowledge, understanding, and skills that underpin best practices in this field. They are used to guide training and ensure the competition reflects international standards in the industry.
The document outlines the WorldSkills Occupational Standards for Web Technologies. It details 7 sections that make up the standards, including work organization, communication skills, website design, layout, front-end development, back-end development, and content management systems. Each section lists the knowledge and skills required of an individual in that area. The standards provide a framework for the skill competition and reflect international best practices in web development.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Kritik Seni Film Pendek ada apa dengan rosa oleh X MM 1
1. MAKALAH
“KRITIK SENI TERHADAP SERIAL FILM PENDEK BERJUDUL
ADA APA DENGAN ROSA”
DI BUAT UNTUK PEMENUHAN TUGAS SENI BUDAYA
Kelas X Multimedia 1
Disusun Oleh:
1. PANCA MAILANI
2. LUCKY SETIAWAN
3. EKA CINDY MARCELINA
4. MARIA DEBORA
5. MUHAMMAD DANIL
6. Agung Permadi
SMK KARTINI JEMBER
2019
2. I. DESKRIPSI
Apresiasi adalah suatu proses atau bentuk penghargaan dan penilaian terhadap suatu
hal yang berhubungan dengan karya seni dan karya sastra.Secara etimologi kata
“Apresiasi” berasal dari bahasa latin, yaitu “Apreciatio” yang artinya
menghargai. Sedangkan secara terminologi, arti kata apreasiasi adalah proses
penilaian atau penghargaan positif yang dilakukan oleh seseorang terhadap
sesuatu.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti apreasiasi adalah setiap
penilaian baik, penghargaan, terhadap karya seni dan karya sastra.
Apresiasi menurut beberpa ahli : Menurut Prayogi pengertian apresiasi adalah
semua aktivitas memberikan penghargaan yang dilakukan sebagai hasil penggunaan,
peresapan, dan penilaian seseorang terhadap sebuah karya sastra ataupun karya seni
tertentu. Apresiasi juga merupakan bentuk rasa kagum yang keluar dari diri penikmat
karya seni ataupun karya sastra tertentu. Menurut Hornby arti apresiasi adalah
pengenalan dan pemahaman yang tepat, pertimbangan, penilaian, dan pernyataan
yang memberikan penilaian. Menurut S. E Effendi pengertian apresiasi adalah
aktivitas menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh
pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap karya sastra.
Karya Seni sebagai objek kajian apresiasi yang akan dibahas menagacu kepada
kurikulum pembelajaran yang berkaitan dengan mengamati, memahami, dan menilai
diharapkan denagan adanya apresiasi, siswa akan lebih menghargai sebuah kreativitas
yang memiliki keseimbangan, idelaisasi dalam pembuatan karya seni tersebut.
Oleh karena itu tugas pembuatan karya seni pada bab ini yang diwujukan dalam
bentuk karya serial film pendek yang diamanatkan dalam pola kelompok, diharapkan
siswa-siswi dapat bekerja sama dalam pembuatan karya seni tersebut. Dengan
menembangkan tema SANG PENGGRUTU sebagai bahan acuan beropini positif sebagai
pokok pembahasan dan pesan dalam film.
Dalam karya tulis ilmiah ini, objek serial filmpendek yang akan dikaji berjudul SANG
PENGGRUTU (ADA APA DENGAN ROSA) THE SERIESyang dibuat oleh salah satu
kelompok X Multimedia 1 dan telah dpublikasikan di akun Youtube: eKartini dan
Instagram: eKartiniCom.
3. II. ANALISIS FORMAL
Film merupakan teater yang sempurana, yang memiliki sifat kompleks,
rumit yang dimana unsur-unsur teater melekat padanya. Dan dikatakan
sempuran karena penyajiannya lebih detail dalam film.
Adapula unsur-unsur dalam teater:
a. Naskah drama
Naskah drama adalah karangan yang berisi sebuah kisah dengan nama-
nama tokoh dan dialog yang diucapkannya.hal-hal yang terdapat pada
naskah drama sebagai berikut:
1) Tema, adalah pikiran pokok yang mendasari kisah drama.
2) Plot, adalah rangkaian peristiwa atau jalannya kisah drama. Tahapan
perkembangan plot umumnya sebagai berikut:
a) Eksposisi adalah bagian perkenalan cerita kepada penonton.
b) Konflik, mulai ada kejadian atau insiden yang melibatkan tokoh
dalam masalah.
c) Komplikasi, insiden berkembang menjadi konflik-konflik yang
semakin banyak dan rumit namun belum tampak pemecahannya.
d) Krisis/klimaks, bagian dimana konflik atau insiden mencapai
puncaknya.
e) Resolusi, dalam tahapan terjadi penyelesaia konflik.
3) Karakter adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa atau kepribadian seorang
tokoh dalam kisah drama.
4) Dialog adalah percakapan atartokoh untuk merangkai jalannya kisah
5) Bahasa merupakan bahan dasar naskah atau skenario dalam bentuk
kata atau kalimat.
6) Ide dan pesan, penulis sebaiknya memnafaatkan keadsaan kehidupan
di masyarakat sebagi sumber ide atau gagasan dengan merekayasanya
disertai rasa tanggung jawab.
b. Pemain atau pemeran
Pemeran adalah seseorang yang memperagakan kisah sebagai tokoh
tertentu yang biasa disebut aktor atau aktris.
1) Tokoh protagonis adalah tokoh utama, yaitu tokoh yang berkarakter
baik dan mendukung jalannya cerita.
2) Tokoh antagonis, yaitu tokokh yang menentang kehendak tokoh utama
yang biasanya tokoh ini memiliki karakter jahat.
4. 3) Tokoh protagonis adalah tokoh penegah yang berperan menengahi
pertikaian antara tokoh utama dan tokoh penentang.
4) Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang secara langsung tidak terlibat
dalam konflik namun ia diperlukan untuk membantu menyelesaikan
cerita.
c. Sutradara
Sutradara adalah orang yang memimpin dan mengatur seluruh teknik
pembuatan atau pementasan drama atau film. Sutradaralah yang
menafsirkan dan menerjemahkan kisah dari bentuk naskah ke dalam
wujud nyata pertunjukan. Seorang sutradara harus menguasai seluruh
aspek dalam pembuatan atau pementasan drama atau film sehingga tiap
bagian bisa dkontrol dengan baik dam pementasan bisa maksimal.
d. Properti
Properti adalah seluruh perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan
drama atau film yang nantinya dapat atau tidak dikenankan oleh pemai,
dan nantinya terlihat dalam pementasan.
Lebih lanjut selain pengetahuan unsur-unsur pembentuk teater diatas
diperlukan pula penegtahuan teknik bermain teater, sehingga
pengetahuan unsur-unsur pembenuk teater lebih aplikatif.
Beberapa teknik bermain teater sebagai berikut:
1. BLOCKING
Yang dimaksud dengan blocking adalah kedudukan tubuh pada saat
diatas pentas. Dalam permainan drama, blocking yang baik sangat
diperlukan, oleh karena itu pada waktu bermain kita harus selalu
mengontrol tubuh kita agar tidak merusak blocking. Yang dimaksud
dengan blocking yang baik adalah blocking tersebut harus seimbang,
utuh, bervariasi dan memiliki titik pusat perhatian serta wajar.
Beberapa prinsip blocking sebagai berikut:
- Seimbang
Seimbang berarti kedudukan pemain, termasuk juga benda-benda yang
ada diatas panggung (setting) tidak mengelompok di satu tempat,
sehingga mengakibatkan adanya kesan berat sebelah. Jadi semua bagian
panggung harus terwakili oleh pemain atau benda-benda yang ada di
panggung. Penjelasan lebih lanjut mengenai keseimbangan panggung ini
akan disampaikan pada bagian mengenai “Komposisi Pentas “.
5. – Utuh
Utuh berarti blocking yang ditampilkan hendaknya merupakan suatu
kesatuan. Semua penempatan dan gerak yang harus dilakukan harus
saling menunjang dan tidak saling menutupi.
– Bervariasi
Bervariasi artinya bahwa kedudukan pemain tidak disuatu tempat saja,
melainkan membentuk komposisi-komposisi baru sehingga penonton
tidak jenuh. Keadaan seorang pemain jangan sama dengan kedudukan
pemain lainnya. Misalnya sama-sama berdiri, sama-sama jongkok,
menghadap ke arah yang sama, dsb. Kecuali kalau memang dikehendaki
oleh naskah.
– Memiliki titik pusat
Memiliki titik pusat artinya setiap penampilan harus memiliki titik pusat
perhatian. Hal ini penting artinya untuk memperkuat peranan lakon dan
mempermudah penonton untuk melihat dimana sebenarnya titik pusat
dari adegan yang sedang berlangsung. Antara pemain juga jangan saling
mengacau sehingga akan mengaburkan dimana sebenarnya letak titik
perhatian.
– Wajar
Wajar artinya setiap penempatan pemain ataupun benda-benda haruslah
tampak wajar, tidak dibuat-buat. Disamping itu setiap penempatan juga
harus memiliki motivasi dan harus beralasan.
Dalam drama kontemporer kadang-kadang naskah tidak
menuntut blocking yang sempurna, bahkan kadang-kadang juga
sutradara atau naskah itu sendiri sama sekali meninggalkan prinsip-
prinsip blocking. Ada juga naskah yang menuntut adanya gerak-gerak
yang seragam diantara para pemainnya.
2. ARTIKULASI
Yang dimaksud dengan Artikulasi dalam Teater adalah pengucapan kata
melalui mulut agar terdengar dengan baik dan benar serta jelas, sehingga
telinga pendengar atau penonton dapat mengerti pada kata kata yang
diucapkan.
Pada pengertian artikulasi ini dapat ditemukan beberapa sebab yang
mongakibatkan terjadinya Artikulasi yang kurang/tidak benar, yaitu :
6. Cacat artikulasi alam : cacat artikulasi ini dialami oleh orang yang
berbicara gagap atau orang yang sulit mengucapkan salah satu
konsonon, misalnya „R‟, dan sebagainya.
Artikulasi jelek ini bukan disebabkan karena cacat artikulasi,
melainkan terjadi sewaktu waktu. Hal ini sering terjadi pada
pengucapan naskah/dialog.
Misalnya :
Mengucapkan alfabet dengan benar, perhatikan bentuk mulut pada
setiap pengucapan. Ucapkan setiap huruf dengan nada nada tinggi,
rendah, sengau, kecil, besar, dsb. Juga ucapkanlah dengan berbisik.
Variasikan dengan pengucapan lambat, cepat, naik, turun, dsb
Membaca kalimat dengan berbagai variasi seperti di atas. Perhatikan
juga bentuk mulut.
3. INTONASI
Seandainya pada dialog yang kita ucapkan, kita tidak menggunakan
intonasi, maka akan terasa monoton, datar dan membosankan. Yang
dimaksud intonasi di sini adalah tekanan tekanan yang diberikan pada
kata, bagian kata atau dialog. Dalam tatanan intonasi, terdapat tiga
macam, yaitu :
1. Tekanan Dinamik (keras lemah)
Ucapakanlah dialog pada naskah dengan melakukan penekanan-
penekanan pada setiap kata yang memerlukan penekanan.
2. Tekanan.Nada (tinggi)
Coba ucapkanlah kata-kata pada diaog dengan nada/aksen(tinggi) yang
dimana artinya tidak menggunakan nada/aksen biasanya.
3. Tekanan Tempo
Tekanan tempo adalah memperlambat atau mempercepat pengucapan yang
biasanya digunakan untuk mempertegas apa yang kita maksudkan.
7. 4. GERAK
Gerak dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Gerak teaterikal
Gerak teaterikal adalah gerak yang dipakai dalam teater, yaitu gerak yang
lahir dari keinginan bergerak yang sesuai dengan apa yang dituntut dalam
naskah. Jadi gerak teaterikal hanya tercipta pada waktu memainkan
naskah drama.
2. Gerak non teaterikal
Gerak non teaterikal adalah gerak kita dalam kehidupan sehari-hari.
Gerak yang dipakai dalam teater (gerak teaterikal) ada bermacam-macam,
secara garis besar dapat kita bagi menjadi dua, yaitu gerak halus dan gerak
kasar.
1. Gerak Halus
Gerak halus adalah gerak pada raut muka kita atau perubahan mimik,
atau yanq lebih dikenal lagi dengan ekspresi. Gerak ini timbul karena
pengaruh dari dalam/emosi, misalnya marah, sedih, gembira, dsb.
2. Gerak Kasar
Gerak kasar adalah gerak dari seluruh/sebagian anggota tubuh kita. Gerak
ini timbul karena adanya pengaruh baik dari luar maupun dari dalam.
Gerak kasar masih dapat dibagi menjadi empat bagian. yaitu :
1. Business, adalah gerak-gerak kecil yang kita lakukan tanpa penuh
kesadaran Gerak ini kita lakukan secara spontan, tanpa terpikirkan
(refleks). Misalnya :
– sewaktu kita sedang mendengar alunan musik, secara tak sadar
kita menggerak-gerakkan tangan atau kaki mengikuti irama musik.
– sewaktu kita sedang belajar/membaca, kaki kita digigit nyamuk.
Secara refleks tangan kita akan memukul kaki yang tergigit nyamuk
tanpa kehilangan konsentrasi kita pada belajar.
8. 2. Gestures, adalah gerak-gerak besar yang kita lakukan. Gerak ini adalah
gerak yang kita lakukan secara sadar. Gerak yang terjadi setelah
mendapat perintah dari diri/otak kita Untuk melakukan sesuatu,
misalnya saja menulis, mengambil gelas, jongkok, dsb.
3. Movement, adalah gerak perpindahan tubuh dari tempat yang satu ke
tempat yang lain. Gerak ini tidak hanya terbatas pada berjalan saja,
tetapi dapat juga berupa berlari, bergulung-gulung, melompat, dsb.
4. Guide, adalah cara berjalan. Cara berjalan disini bisa bermacam-
macam. Cara berjalan orang tua akan berbeda dengan cara berjalan
seorang anak kecil, berbeda pula dengan cara berjalan orang yang
sedang mabuk, dsb.
Selain pengetahuan tas unsur, teknik, dan unsur pembentuk teater
diperlukan pula pengetahuan dasar dalam pembuatan suatu film
sinemotografi. Berikut penjelasan mengenai sinemotografi:
Menurut Wikipedia, Sinematografi berasal dari bahasa Yunani: kinema -
κίνημα "gerakan" dan graphein - γράφειν "merekam". jadi artinya adalah
pengaturan pencahayaan dan kamera ketika merekam gambar fotografis
untuk suatu sinema.
Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang
membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan
gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat
menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni
menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama
maka peralatannya pun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi
menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap
rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar
tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar.
Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik
perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage).
Adapun dasar-dasar sinemotografi:
- Framing adalah membingkai sebuah peristiwa, atau dengan kata
lain framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang
yang digunakan wartawan atau media massa ketika menyeleksi isu dan menulis
berita.
9. - Angle sudut pengambilan gambar pada suatu objek yang akan
ditayangkan.Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan
dengan lima cara:
1.Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera
berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang
luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
2.High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi
terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
3.Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek
jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/
prominance, berwibawa, kuat, dominan.
4.Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan
tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan
dramatis melainkan kesan wajar.
5.Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan
alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak
seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
- Shot Size adalah cara pengambilan gambar, Di beberapa scene,
Anda akan melihat sebuah area pegunungan yang luas, di scene lain,
Anda akan melihat secara detil bagaimana ekspresi sedih seseorang
yang baru saja mendapati keluarganya meninggal. Perbedaan sudut
pandang, jarak, dan subjek yang ada di dalam frame inilah yang
mengatur jalannya cerita visual di dalam pikiran kita. Dan ini yang
kita sebut dengan SHOT SIZE.
Adapun cara pengambilan gambar (Shot Size) sebagai berikut:
Extreme Long Shot
Extreme long shot adalah shot dimana kamera akan diposisikan
sejauh-jauhnya dari subjek, biasanya menggunakan lensa wide, yang
tujuannya membuat subjek yang ada di dalam frame tampak kecil
ketika dibandingkan dengan lokasi di sekelilingnya. Shot jenis ini
biasanya digunakan untuk menyampaikan kesan bahwa subjek
sedang merasa sendiri, jauh, atau sedang menjadi sesuatu yang „non
familiar‟. Shot ini juga bisa memberikan kesan bahwa subjek sedang
tertekan oleh lokasi yang ada di dalam frame.
10. Contoh Extreme Long Shot :
Long Shot/Wide Shot
Bicara long shot, sebenarnya konsepnya sama dengan extreme long
shot di atas, hanya saja kali ini „lebih dekat‟. Jika subjek utama Anda
adalah manusia, maka subjek itu akan terlihat dari ujung atas
hingga ujung bawah tubuhnya, namun tidak akan memenuhi seluruh
frame Anda.contoh Long Shot/Wide Shot:
Full Shot
Shot jenis ini membuat subjek Anda memenuhi frame, namun masih
menyisakan ruang kosong untuk background masuk ke dalam komposisi
Anda. Mirip dengan long shot di atas, namun jarak antara kamera
dengan subjek jauh lebih dekat kali ini. Karena itu full shot seringkali
menggunakan lensa wide.contoh Full Shot:
Medium Long Shot
Pada medium long shot, subjek diposisikan mulai dari area lutut ke
atas. Hal inilah yang membedakan antara medium shot dan full shot.
Pada shot jenis ini, audience secara tidak sadar akan dipaksa
mendengarkan/memahami apa yang disampaikan subjek. contoh:
11. Medium Shot
Medium shot akan menunjukkan subjek secara lebih detil.
Sebenarnya mirip dengan medium long shot di atas, namun kali ini
adalah area pinggang ke atas. Jadi proporsi yang dilihat audience di
sini sudah mulai lebih banyak subjek-nya daripada background-nya.
contoh Medium Shot:
Medium Close-Up
Nah untuk medium close up justru akan memposisikan subjek Anda
masuk frame mulai area dada ke atas. Shot macam ini ditujukan
untuk menunjukkan ekspresi/wajah subjek, namun masih menjaga
seolah masih ada jarak dengan subjek dan mereka masih terpengaruh
oleh orang sekelilingnya dan juga adegan sebelumnya. contohnya:
Close Up
Kapan harus pakai close up? Gunakan shot jenis ini ketika Anda ingin
menggambarkan emosi dan reaksi subjek lewat ekspresi mereka. Close
up shot seperti ini mengisi kebanyakan frame Anda dengan „bagian‟ dari
subjek Anda. Jika subjek-nya adalah manusia, maka close-up seringkali
diarahkan ke wajah. Contohnya:
12. Extreme Close Up
Jika tadi ada extreme long shot, maka juga ada extreme close up. Nah di
ectreme close up, seluruh frame akan diisi oleh subjek Anda. Seringkali
yang ditunjukkan di sini adalah mata, mulut/bibir, atau kadang juga
pelatuknya pistol (iya, kan?). Di jenis shot ini, detail-detail kecil yang
mempengaruhi cerita akan di highlight habis-habisan dan menjadi focal
point cerita untuk lanjut ke adegan-adegan berikutnya.
- Komposisi adalah penyusunan elemen-elemen dalam sebuah
pengambilan gambar
Kamera Objektif dan Kamera Subjektif:
Kamera Objektif: Kamera ini melakukan pengambilan gambar mewakili
pandangan penonton. Contohnya:
Kamera subyektif merekam film dari titik pandang seseorang. Penonton ikut
berpartisispasi dalam peristiwa yang disaksikannya sebagai pengalaman
pribadinya. Contohnya:
13. Focus : 1. Follow focus adalah fokus kamera mengikuti objek
bergerak
2. pull/rack focus adalah focus kamera beralih dari objek
satu ke objek yang lain
Camera Movement
Panning
Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap
di tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan.
Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri.
Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di
tempat) dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek.
Track in : gerak kamera mendekati obyek
Track out : gerak kamera menjauhi obyek
Pencahayaan
Pengertian Tata Cahaya
Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan
pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan
menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang,
waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu
pementasan. Seperti halnya mata manusia, kamera video membutuhkan
cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan pencahayaan
penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia saling
berhubungan dengan obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan
peristiwa itu terjadi.
KUALITAS CAHAYA
a. Hard light
Disebut dengan cahaya keras yang dihasilkan dari sumber cahaya dengan
intensitas yang tinggi, cahaya lebih bersifat spot. Menghasilkan kekontrasan
yang tinggi dan bayangan yang keras (gelap – terangnya).
14. b. Soft Light
Disebut juga cahaya yang lembut karena dihasilkan dari sumber terpendar dan
halus biasanya cahaya yang dipancarkan adalah flood dan dibarengi dengan
filter atau elemen penghalus pemendaran cahaya.Kontras yang dihasilkan lebih
tipis sehingga bayangan yang dihasilkan juga tidak keras.
Cahaya berdasarkan konsep dasar pencahayan dapat dibedakan :
a. Natural Light
Cahaya natural yang sumber cahaya dalam satu frame atau adengan maupun
scene bersumber dari cahaya yang bersifat natural. Misalnya cahaya pagi hari
dari sebelah timur (key). Maka shot-shot dalm scene tersebut key lightnya dari
arah yang sama.
c. Pictorial Light/Arificial Light
Cahaya yang bersifat artistik atau ciptaan. dibentuk sesuai kebutuhan artistik,
mood sebuah adegan atau scene. Jadi arah sumber cahaya (key) dapat
berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan artistic gambar atau mood dari
adegan tersebut.
Direction of Light
Pencahayaan yang dibedakan berdasarkan arah cahaya dan jatuhnya cahaya
ke subjek dapat dibedakan:
a. Top Light
Cahaya yang datang dari arah atas subjek, sebagai ambient/base light juga
menciptakan suasana tertekan pada subjek.
b. Eye Light
Cahaya yang ditujukan pada posisi mata subjek guna untuk menguatkan
kekuatan yang dimunculkan dari mata.
c.Accent Light
Cahaya yang dibuat sebagai aksen diluar subjek untuk menciptakan
kedalaman dan mood tertentu. Biasanya ditujukan pada background
Adapula three-point light yang dipakai dalam
pencahayaan sebuah film:
Key Light
15. Key light adalah cahaya terkuat dan paling penting dari tiga cahaya yang
digunakan dalam teknik ini. Sumber cahaya ini ditempatkan di antara sisi
kamera dan subjek sedemikian rupa (biasanya membentuk sudut 45o) sehingga
satu sisi subyek akan terang, tetapi sisi lain agak gelap. Key light adalah yang
membuat subyek nampak tetapi tidak memiliki detail bayangan yang bagus
dan menghasilkan gambar yang tidak alami dan memiliki kontras yang tinggi.
Fill Light
Fill light digunakan sebagai sumber cahaya sekunder untuk key light dan
ditempatkan di sisi berlawanan dari subyek (membentuk sudut -45o). Sumber
cahaya ini tidak seterang key light, karena hanya digunakan untuk mengisi
bayangan yang dihasilkan key light. Fill light membantu mengurangi kontras
yang dihasilkan oleh key light sehingga gambar lebih terlihat natural.
Back Light
Back light ditempatkan di belakang subyek dan digunakan untuk pencahayaan
subyek dari belakang. Back light bisa lebih terang atau lebih redup dari key
light; sumber cahaya ini akan memberikan highlight yang cukup pada subyek
dan memisahkan subyek dari latar belakang. Back light menambah kedalaman
gambar, sehingga membuat tampilan gambar menjadi tiga dimensi.
Setelah mengetahui undur-unsur pembentuk teater dan teknik dasar
dalm pengambilan gambar (sinemotografi) tersebut barulah melakukan
modifkasi dan pengembangan pada naskah pada point plot atau alur
dari konsep yang sudah ditentukan.
Adapun beberapa pakem struktur dramatik populer sebagai berikut:
Piramida Freytag
Gustav Freytag (1863), menggambarkan struktur dramatiknya mengikuti
elemen-elemen tersebut dan menempatkannya dalam adegan-adegan lakon
sesuai laku dramatik yang dikandungnya. Struktur Freytag ini dikenal dengan
sebutan piramida Freytag atau Freytag‟s pyramid (Setfanie Lethbridge dan
Jarmila Mildorf, tanpa tahun) . Dalam gambar di atas dijelaskan bahwa alur
lakon dari awal sampai akhir melalui bagian-bagian tertentu yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
16. Gambar Piramida Freytag
Exposition
Eksposisi adalah Penggambaran awal dari sebuah lakon. Berisi tentang
perkenalan karakter, masalah yang akan digulirkan. Penonton diberi
informasi atas masalah yang dialami atau konflik yang terjadi dalam
karakter yang ada dalam naskah lakon. Misalnya: lakon Raja Lear Karya
William Shakespeare, dimulai dari kebijakan raja Lear terhadap pembagian
kerajaan, memperkenalkan siapa Edmund. Dari dua tokoh inilah lakon
Raja Lear terpusat, yaitu Raja Lear mendapatkan konflik dari anak-anaknya
dan Edmund mendapatkan konflik dari keinginan menguasai wilayah
Gloucester.
Complication(rising Action)
Mulai terjadi kerumitan atau komplikasi yang diwujudkan menjadi jalinan
peristiwa. Di sini sudah mulai dijelaskan laku karakter untuk mengatasi
konflik dan tidak mudah untuk mengatasinya sehinga timbul frustasi,
amukan, ketakutan, kemarahan. Konflik ini semakin rumit dan membuat
karakter-karakter yang memiliki konflik semakin tertekan serta berusaha
untuk keluar dari konflik tersebut. Misalnya, Raja Lear mulai mendapatkan
konflik karena diusir oleh Gonerill dan Regan dan keluar dari istananya
untuk hidup mengembara. Dalam pengembaraan ini Raja Lear mengalami
amukan, frustasi, kemarahan, keinginan untuk balas dendam dan lain-
lain.
Climax
Klimak adalah puncak dari laku lakon dan titik kulminasi mencapai titik.
Pada titik ini semua permasalahan akan terurai dan mendapatkan
penjelasan melalui laku karakter maupun lewat dialog yang disampaikan
oleh peran. Misalnya, Raja Lear mengucapkan dialog, “O, raung, raung,
raung, raung! – O, Kamu manusia batu, kalau kupunya lidah dan matamu,
17. aku melolong sampai retak kubah langit, - Selama-lamanya dia mati bagai
bumi..............” pada titik inilah semua terbongkar permasalahan-
permasalahan yang menjadi konflik dari keseluruhan lakon. Semua putri
Raja Lear mati, Edmund menemui kematiannya, karena untuk menguasai
kerajaan dia berkomplot dengan Gonerill dan Regan yang dijanjikan akan
dinikahi. Dengan terbongkarnya semua masalah yang melingkupi
keseleruhan lakon diharapkan penonton akan mengalami katarsis atau
proses membersihkan emosi dan memberikan cahaya murni pada jiwa
penonton.
Reversal (falling action )
Reversal adalah penurunan emosi lakon. Penurunan ini tidak saja berlaku bagi
emosi lakon tapi juga untuk menurunkan emosi penonton. Dari awal emosi
penonton sudah diajak naik dan dipermainkan. Falling Action ini juga
berfungsi untuk memberi persiapan waktu pada penonton untuk merenungkan
apa yang telah ditonton. Titik ini biasanya ditandai oleh semakin lambatnya
emosi permainan, dan volume suara pemeran lebih bersifat menenangkan.
Misalnya pada lakon Raja Lear diwakili oleh dialog antara Raja Lear dengan
Kent, bagaimana Kent menenangkan gejolah emosi Raja Lear karena kematian
Cordelia anak yang sangat disayangi tetapi diusir dari kerajaan tetapi masing
sangat sayang pada orang tuanya.
Denouement
Denoument adalah penyelesaian dari lakon tersebut, baik berakhir dengan
bahagia maupun menderita. Pada lakon Raja Lear hal ini diselesaikan dengan
kematian Raja Lear. Kemudian lakon tersebut disimpulkan oleh Edgar lewat
dialognya “Orang tunduk pada beban zaman serba berat; lidah tunduk pada
rasa, bukan pada adat. Yang tertua paling berat bebannya; kita yang muda tak
akan berpengalaman sebanyak mereka”.
2. Skema Hudson
Menurut Hudson (Wiliiam Henry Hudson) seperti yang dikutip oleh Yapi
Tambayong dalam buku Dasar-dasar Dramaturgi (1982), plot dramatik tersusun
menurut apa yang dinamakan dengan garis laku. Garis laku tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar Skema Hudson
18. Garis laku lakon dalam skema ini juga melalaui bagian-bagian tertentu yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Eksposisi
Saat memperkenalkan dan membeberkan materi-materi yang relevan dalam
lakon tersebut. Materi-materi ini termasuk karakter-karakter yang ada, dimana
terjadinya peristiwa tersebut, peristiwa apa yang sedang dihadapi oleh
karakter-karakter yang ada dan lain-lain.
Insiden Permulaan
Mulai teridentifikasi insiden-insiden yang memicu konflik, baik yang
dimunculkan oleh tokoh utama maupun tokoh pembantu. Misalnya dalam
lakon Raja Lear, insiden ini dimulai dari kejujuran dan ketulusan Cordelia
dalam memuji Raja Lear, kemudian insiden fitnah yang dilakukan oleh
Edmund kepada Edgar. Insiden-insiden ini akan menggerakkan plot dalam
lakon.
Pertumbuhan Laku
Pada bagian ini merupakan tindak lanjut dari insiden-insiden yang
teridentifikasi tersebut. Konflik-konflik yang terjadi antara karakter-karakter
semakin menanjak, dan semakin mengalami komplikasi yang ruwet. Jalan
keluar dari konflik tersebut terasa samar-samar dan tak menentu.
Krisis atau Titik Balik
Krisis adalah keadaan dimana lakon berhenti pada satu titik yang sangat
menegangkan atau menggelikan sehingga emosi penonton tidak bisa apa-apa.
Bagi Hudson, klimaks adalah tangga yang menunjukkan laku yang menanjak
ke titik balik, dan bukan titik balik itu sendiri. Sedangkan titik balik sudah
menunjukan suatu peleraian dimana emosi lakon maupun emosi penonton
sudah mulai menurun.
Penyelesaian atau Penurunan Laku
Penyelesaian atau denoument yaitu bagian lakon yang merupakan tingkat
penurunan emosi dan jalan keluar dari konflik tersebut sudah menemukan
jalan keluarnya.
Catastroph
Semua konflik yang terjadi dalam sebuah lakon bisa diakhiri, baik itu akhir
sesuatu yang membahagiakan maupun akhir sesuatu yang menyedihkan.
Dalam lakon Raja Lear, cerita diakhir dengan sesuatu yang menyedihkan yaitu
suasana kematian ketiga putri dan Raja Lear sendiri. Dengan kematian tokoh-
tokoh ini suasana lakon dapat dikembalikan pada keadaan yang semula.
3. Tensi Dramatik
Brander Mathews, seperti dikutip oleh Adhy Asmara dalam buku Apresiasi Drama
(1983), menekankan pentingnya tensi dramatik. Perjalanan cerita satu lakon
memiliki penekanan atau tegangan (tensi) sendiri dalam masing-masing
19. bagiannya. Tegangan ini mengacu pada persoalan yang sedang dibicarakan atau
dihadapi. Dengan mengatur nilai tegangan pada bagian-bagian lakon secara tepat
maka efek dramatika yang dihasilkan akan semakin baik. Pengaturan tensi
dramatik yang baik akan menghindarkan lakon dari situasi yang monoton dan
menjemukan. lTitik berat penekanan tegangan pada masing-masing bagian akan
memberikan petunjuk laku yang jelas bagi aktor sehingga mereka tidak
kehilangan intensitas dalam bermain dan dapat mengatur irama aksi.
Eksposisi
Bagian awal atau pembukaan dari sebuah cerita yang memberikan gambaran,
penjelasan dan keterangan-keterangan mengenai tokoh, masalah, waktu, dan
tempat. Hal ini harus dijelaskan atau digambarkan kepada penonton agar
penonton mengerti. Nilai tegangan dramatik pada bagian ini masih berjalan
wajar-wajar saja. Tegangan menandakan kenaikan tetapi dalam batas wajar
karena tujuannya adalah pengenalan seluruh tokoh dalam cerita dan kunci
pembuka awalan persoalan.
Penanjakan
Sebuah peristiwa atau aksi tokoh yang membangun penanjakan menuju
konflik. Pada bagian ini, penekanan tegangan dramatik mulai dilakukan. Cerita
sudah mau mengarah pada konflik sehingga emosi para tokoh pun harus
mulai menyesuaikan. Penekanan tegangan ini terus berlanjut sampai
menjelang komplikasi.
Komplikasi
Penggawatan yang merupakan kelanjutan dari penanjakan. Pada bagian ini
salah seorang tokoh mulai mengambil prakarsa untuk mencapai tujuan
tertentu atau melawan satu keadaan yang menimpanya. Pada tahap
komplikasi ini kesadaran akan adanya persoalan dan kehendak untuk bangkit
melawan mulai dibangun. Penekanan tegangan dramatik mulai terasa karena
seluruh tokoh berada dalam situasi yang tegang.
Klimaks
Nilai tertinggi dalam perhitungan tensi dramatik dimana penanjakan yang
dibangun sejak awal mengalami puncaknya. Semua tokoh yang berlawanan
bertemu di sini.
20. Resolusi
Mempertemukan masalah-masalah yang diusung oleh para tokoh dengan
tujuan untuk mendapatkan solusi atau pemecahan. Tensi dramatik mulai
diturunkan. Semua pemain mulai mendapatkan titik terang dari segenap
persoalan yang dihadapi.
Konklusi
Tahap akhir dari peristiwa lakon biasanya para tokoh mendapatkan jawaban
atas masalahnya. Pada tahap ini peristiwa lakon diakhiri. Meskipun begitu
nilai tensi tidak kemudian nol tetapi paling tidak berada lebih tinggi dari
bagian eksposisi karena pengaruh emosi atau tensi yang diperagakan pada
bagian komplikasi dan klimaks.
4. Turning Point
Model struktur dramatik dari Marsh Cassady (1995) menekankan pentingnya
turning atau changing point (titik balik perubahan) yang mengarahkan konflik
menuju klimaks. Titik balik ini menjadi bidang kajian yang sangat penting bagi
sutradara berkaitan dengan laku karakter tokohnya sehingga puncak konflik
menjadi jelas, tajam, dan memikat.
Gambar di bawah ini memperlihatkan posisi titik balik perubahan yang menuntun
kepada klimaks. Titik ini menjadi bagian yang paling krusial dari keseluruhan
laku karena padanya letak kejelasan konflik dari lakon berada. Inti pesan atau
premis yang terkandung dalam permasalahan akan menampakkan dramatikanya
dengan menggarap bagian ini sebaik mungkin. Tiga titik penting yang merupakan
nafas dari lakon menurut struktur ini adalah konflik awal saat persoalan dimulai,
titik balik perubahan saat perlawanan terhadap konflik dimulai, dan klimaks saat
konflik antarpihak yang berseteru memuncak hingga menghasilkan sebuah
penyelesaian atau resolusi.
Gambar Turning Point
21. Titik A adalah permulaan konflik atau awal cerita saat persoalan mulai
diungkapkan. Selanjutnya konflik mulai memanas dan cerita berada dalam
ketegangan atau penanjakan yang digambarkan sebagai garis B. Garis ini
menuntun pada satu keadaan yang dapat dijadikan patokan sebagai titik balik
perubahan yang digambarkan debagai titik C. Pada titik ini terjadi perubahan
arah laku lakon saat pihak yang sebelumnya dikalahkan atau pihak yang
lemah mulai mengambil sikap atau sadar untuk melawan. Dengan demikian,
tegangan menjadi berubah sama sekali. Ketika pada titik A dan garis B pihak
yang dimenangkan tidak mendapatkan saingan maka pada titik C kondisi ini
berubah. Hal ini terus berlanjut hingga sampai pada titik D yang
menggambarkan klimakas dari persoalan. Tegangan semakin menurun karena
persoalan mulai mendapatkan titik terang dan pihak yang akhirnya menang
telah ditentukan. Keadaan ini digambarkan sebagai garis E yang disebut
dengan bagian resolusi.
Aspek nilai merupakan segala fungsi guna/nilai dari sebuah karya seni sesuai
dengan bentuk dan wujud nyata nya. Artinya setiap karya seni tentunya memiliki
beberapa nilai dan kegunaan. Mulai dari nilai pakai, nilai jual, nilai ekonomis,
nilai estetika, dll. Akan tetapi menurut tokoh seni R. S. Stites, karya seni hanya
memiliki tiga nilai, yakni :
1. Nilai pakai/guna, adalah nilai ekonomi, yang berkaitan dengan mata uang.
Artinya dari segi nilai ini karya seni dapat menghasilkan nilai pakai atau nilai
guna apabila karya seni banyak diminati oleh para pembeli, sehingga bisa
dijual untuk mendapatkan nilai ekonomi. Selain itu dari segi bentuk nya, karya
seni dapat digunakan sebagai benda pakai. Contohnya kaleng bekas dijadikan
sebagai tabungan/celengan.
2. Nilai kisah, adalah nilai idiil yang bisa berupa nilai religius, moral, historis.
Artinya karya seni memiliki nilai-nilai abstrak dari segi perwujudannya.
Contohnya patung atau bangunan candi yang dianggap sakral bagi umat
Hindu.
3. Nilai formal, adalah nilai khiriah atau design yang merupakan nilai intrinsik
pada karya seni itu sebagai nilai seni. Artinya dari setiap karya seni tentunya
memiliki bentuk dan ukuran yang khas dilengkapi berbagai segi keunikan.
Contohnya bingkai foto dari ranting pohon, alas kaki dari kain perca, dll.
Berdasarkan fungsinya sebagai pemenuhan kebutuhan, seni dibagi menjadi
dua bagian :
1. Fungsi Individual
Fungsi Individual adalah seni dapat dinikmati dan bermanfaat bagi individu.
Manusia sebagai individu terdiri dari unsur fisik dan psikis. Salah satu unsur
psikis adalah emosi. Maka fungsi individual dibagi menjadi dua, yakni:
o Fungsi pemenuhan kebutuhan secara fisik adalah fungsi yang banyak
dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan dengan fisik. Seperti
busana, perabot, rumah, musik senam dan sebagainya.
o Fungsi pemenuhan kebutuhan secara psikis/emosional adalah fungsi
yang dipenuhi melalui seni murni baik dari segi pembuat/penggubah,
22. maupun konsumen penikmat. Contohnya, lukisan, novel, musik, tari, film
dan sebagainya.
2. Fungsi Sosial
Fungsi Sosial artinya dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang
banyak dalam waktu relatif bersamaan. Fungsi ini dikelompokn menjadi
beberapa bidang, yakni :
o Rekreasi/hiburan : yakni seni dapat dijadikan sarana untuk melepas
kejenuhan dan mengurangi kesedihan. Hal ini dapat terjadi pada saat kita
menyaksikan musik, tarian, film dan lawak
o Komunikasi : seni dapat digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu
seperti pesan, kritik, kebijakan, gagasan, dan produk kepada orang
banyak. Contoh lagu balada, poster, drama komedi, dan reklame.
o Pendidikan : pendidikan juga memanfaatkan seni sebagai sarana
pengantarnya. Contohnya gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah
atau dokumenter, poster ilmiah, lagu-lagu anak dan foto.
III. INTERPRETASI
Karya film pendek yang berjudul ADA APA DENGAN ROSA yang dibuat
oleh kelas X PEMASARAN 2 yang mempunyai total durasi video 4:20 menit,
termasuk opening (bumper), jeda iklan (ads space), dan credit title (penutup),
unsur-unsur pembentuk teater dalam film pendek ini seperti plot/alur tampak
jelas, dimana setiap alur dalam film pendek ini diperjelas dengan adanya jeda
iklan sebagai pemisah dari setiap alurnya.
Dalam film pendek yang berudul ADA APA DENGAN ROSA mempunyai
skema plot atau alur yang cukup ringkas dan sederhana yakni eksposisi, konflik,
dan resolusi.
Pada film pendek ini masing-masing bagian alur dipilih latar tempat
atau setting yang berbeda, dimana eksposisi dipilih latar tempat gerbang lalu
tokoh movement menuju kelorong dan dialnjutkan masuk ke kelas, lalu konflik
terjadi didalam kelas, dan resolusi dipilih setting lantai 2 SMK KARTINI
JEMBER.
Karakter dalam film ini hanya da tiga yakni protagonis ,antagonis, dan tritagonis.
Pada bagian eksposisi dialog tidak dimunculkan hanya menggunakan gesture
salaman layaknya siswa/i smk pada umumnya saat bertemu teman sebayanya.
Teknik pengambilan gambar pada bagian eksposisi diawali dengan panning
(posisi kamera tetap di tempat) dan focus dengan Kamera O (Kamera ini
melakukan pengambilan gambar mewakili pandangan penonton). Ukuran
pengambilan gambar dalam film pendek ini menggunakan medium long shot dan
medium shot sedangkan sudut pengambilan yang digunakan adalah eye level
dan frog eye.
Teknik pengambilan gambar pada bagian konflik diawali dengan Kamera O, dan
dibidik dengan size shot medium close up. Dengan pengambilan sudut eye level.
23. Dan diakhiri dengan full framing. Dan pengambilan menggunakan pull/rack
focus.
Pada bagian resolusi digunakan pengambilan gambar dengan zoom dengan
tulisan SMK KARTINI sebagai objeknya.dengan full frame dan size shot yakni
medium long shot dan medium shot serta extreme long shot.
Ketika para tokoh saling berdialog, dibagian konflik dan resolusi pengambilan
gambar secara pull/rack focus dan dibidik secara eye level dan diakhir dengan
medium long shot.
Ide dan pesan yang disampaikan dalam film pendek ini adalah salah seorang
tokoh tidak menyukai tokoh yang bernama rosa lalu kemudian ia membicarakan
tokoh rosa dengan tanpa sengaja terdengar oleh tokoh rosa sendiri, lalu tokoh
rosa itu menentang pembicaraan tentangnya itu.
Secara keseluruhan film pendek yang berjudul ADA APA DENGAN ROSA,
ditinjau dari funsi karya seni mencakup fungsi Ekonomi karean terdapat unsur
promosi, mengandung usur pendidikan yang tersirat dalam film tersebut yakni
sebagai sesame makhluk ciptaan tuhan yang tidak sempurna setiap orang pasti
kita mempunyai kesalahan tapi kesalahan itu janganlah kita bicarakan karena
hanya akan menimbulkan gossip dan opini yang negatif, terdapat tema seni
karena terdapat alur/plot didalamnya.
IV. EVALUASI
Pada karya film pendek yang berjudul ADA APA DENGAN ROSA dari sisi alur
atau plot bagian eksposisi yang berdurasi 1:32 menit, pada detik ke 5 sampai
detik 23 yang diawali tokoh berjalan dari gerbang menuju lorong lalu kemudian
ke kelas dan menggunakan gesture salaman pada teman-teman sebayanya. Lalu
paa detik 26 diselangi jeda cover dari film, dan pada detk ke 30 terdengar suara
bel masuk kelas, pada detik 35 diperlihatkan bahwa sang guru dating menuju
kelas dan pada detik 42 barulah terjadi dialog antara siswa-siswi dengan guru.
Pada adegan berjalan dari gerbang menuju kelas yang berdurasi 18 detik
sebaknya ditambahkan dialog tegur sapa antar tokoh agar menambah kesan
tokoh tersebut benar-benar baru sampai ke sekolah, dan pada bagian eksposisi
penamaan tokoh tidak diperlihatkan hal itu akan membuat penonton bingung
untuk mengikuti jalan cerita siapa yang jadi protagonist, antagonis, dan
tritagonis untuk mengantisipasi hal tersebut walaupun penamaan tidak
diperlihatkan setidaknya pada adegan di gerbang para tokoh saling menyapa dan
menebut nama satu sama lainnya agar penonton tahu siapa tokoh-tokoh yang
terlibat dalam film tersebut.
Pada bagian konflik yang terjadi pada menit ke 1:37 yang dimana tokoh yang
diperankan oleh Noviaus Safitri dan tokoh yang diperankan oleh Nur Gita
Kumalasari pada saat berdialog sudah cukup bagus sayangnya masih ada
gesture yang memperlihatkan salah satu tokoh melihat kamera, dan pada saat
bagian konflik antara Rosa dengan salah satu tokoh saat beradu dialog artikulasi
yang ciucapkan kurang jelas serta ekspresi diri masih kurang, sehingga timbul
kesan dibuat-buat dan tidak meyakinkan. Seharusnya hal ini dapat diantisipasi
24. oleh sutradara dngan men-take ulang dan meminta kepada para actor untuk
memunculkan ekspresi yang natural sesuai dialog.
Pada bagian resolusi pada adegan berdiri lalu berpelukan sebagai tanda kedua
belah tokoh telah bermaafan sudah cukup bagus namun akan lebih baik pada
saat pengucapan dialog “ aku minta maaf ya” dilakukan dengan notasi yang
rendah bukannya datar sehinggadapat meyakinkan penonton bahwa tokoh
tersebut benar-benar minta maaf.
Secara kesluruhan pesan yang disampaikan pada film yang berjudul ADA APA
DENGAN ROSA masih kurang jelas, dimana topik yang dibahas adalah dari sifat
Rosa yang kurang baik lalu membuat sifat rosa menjadi lebih baik tapi mengapa
bukannya rosa yang minta maaf pada bagian resolusi malah tokoh lain yang
minta maaf kepada Rosa.lalu pada bagian konflik tidak dijelaskan secara detail
mengapaa salah tokoh itu tidak suka pada rosa.
Sebagai penutup, Secara harfiah, film (sinema) adalah cinematographie yang
berasaldarikata cinema (gerak), tho atau phytos(cahaya),dan graphie atau grhap (t
ulisan, gambar, citra). Jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya.
Agar dapat melukis gerak dengan cahaya, harus menggunakan alat khusus,
yang biasa disebut kamera.Film sebagai karya seni sering diartikan hasil cipta
karya seni yang memiliki kelengkapan dari beberapa unsur seni untuk
memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual. Dalam hal ini unsur seni yang
terdapat dan menunjang sebuah karya fim adalah: seni rupa, seni fotografi, seni
arsitektur, seni tari, seni puisi sastra, seni teater, seni musik. Kemudian
ditambah lagi dengan seni pantomin dan novel. Kesemuannya merupakan
pemahaman dari sebuah karya film yang terpadu dan biasa kita lihat.
Tujuan pokok dari apresiasi pada seni berupa memperkenalkan atau
mempublikasi karya seni tersebut agar karya seni lebih dapat dinikmati oleh
publik atau masyarakat juga maksud serta tujuannya tersampaikan.
Jember , 10 maret 2019, 12:21 WIB