SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
“KRITIK SENI TERHADAP SERIAL FILM PENDEK BERJUDUL
ADA APA DENGAN ROSA”
DI BUAT UNTUK PEMENUHAN TUGAS SENI BUDAYA
Kelas X Multimedia 1
Disusun Oleh:
1. PANCA MAILANI
2. LUCKY SETIAWAN
3. EKA CINDY MARCELINA
4. MARIA DEBORA
5. MUHAMMAD DANIL
6. Agung Permadi
SMK KARTINI JEMBER
2019
I. DESKRIPSI
Apresiasi adalah suatu proses atau bentuk penghargaan dan penilaian terhadap suatu
hal yang berhubungan dengan karya seni dan karya sastra.Secara etimologi kata
“Apresiasi” berasal dari bahasa latin, yaitu “Apreciatio” yang artinya
menghargai. Sedangkan secara terminologi, arti kata apreasiasi adalah proses
penilaian atau penghargaan positif yang dilakukan oleh seseorang terhadap
sesuatu.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti apreasiasi adalah setiap
penilaian baik, penghargaan, terhadap karya seni dan karya sastra.
Apresiasi menurut beberpa ahli : Menurut Prayogi pengertian apresiasi adalah
semua aktivitas memberikan penghargaan yang dilakukan sebagai hasil penggunaan,
peresapan, dan penilaian seseorang terhadap sebuah karya sastra ataupun karya seni
tertentu. Apresiasi juga merupakan bentuk rasa kagum yang keluar dari diri penikmat
karya seni ataupun karya sastra tertentu. Menurut Hornby arti apresiasi adalah
pengenalan dan pemahaman yang tepat, pertimbangan, penilaian, dan pernyataan
yang memberikan penilaian. Menurut S. E Effendi pengertian apresiasi adalah
aktivitas menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh
pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap karya sastra.
Karya Seni sebagai objek kajian apresiasi yang akan dibahas menagacu kepada
kurikulum pembelajaran yang berkaitan dengan mengamati, memahami, dan menilai
diharapkan denagan adanya apresiasi, siswa akan lebih menghargai sebuah kreativitas
yang memiliki keseimbangan, idelaisasi dalam pembuatan karya seni tersebut.
Oleh karena itu tugas pembuatan karya seni pada bab ini yang diwujukan dalam
bentuk karya serial film pendek yang diamanatkan dalam pola kelompok, diharapkan
siswa-siswi dapat bekerja sama dalam pembuatan karya seni tersebut. Dengan
menembangkan tema SANG PENGGRUTU sebagai bahan acuan beropini positif sebagai
pokok pembahasan dan pesan dalam film.
Dalam karya tulis ilmiah ini, objek serial filmpendek yang akan dikaji berjudul SANG
PENGGRUTU (ADA APA DENGAN ROSA) THE SERIESyang dibuat oleh salah satu
kelompok X Multimedia 1 dan telah dpublikasikan di akun Youtube: eKartini dan
Instagram: eKartiniCom.
II. ANALISIS FORMAL
Film merupakan teater yang sempurana, yang memiliki sifat kompleks,
rumit yang dimana unsur-unsur teater melekat padanya. Dan dikatakan
sempuran karena penyajiannya lebih detail dalam film.
Adapula unsur-unsur dalam teater:
a. Naskah drama
Naskah drama adalah karangan yang berisi sebuah kisah dengan nama-
nama tokoh dan dialog yang diucapkannya.hal-hal yang terdapat pada
naskah drama sebagai berikut:
1) Tema, adalah pikiran pokok yang mendasari kisah drama.
2) Plot, adalah rangkaian peristiwa atau jalannya kisah drama. Tahapan
perkembangan plot umumnya sebagai berikut:
a) Eksposisi adalah bagian perkenalan cerita kepada penonton.
b) Konflik, mulai ada kejadian atau insiden yang melibatkan tokoh
dalam masalah.
c) Komplikasi, insiden berkembang menjadi konflik-konflik yang
semakin banyak dan rumit namun belum tampak pemecahannya.
d) Krisis/klimaks, bagian dimana konflik atau insiden mencapai
puncaknya.
e) Resolusi, dalam tahapan terjadi penyelesaia konflik.
3) Karakter adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa atau kepribadian seorang
tokoh dalam kisah drama.
4) Dialog adalah percakapan atartokoh untuk merangkai jalannya kisah
5) Bahasa merupakan bahan dasar naskah atau skenario dalam bentuk
kata atau kalimat.
6) Ide dan pesan, penulis sebaiknya memnafaatkan keadsaan kehidupan
di masyarakat sebagi sumber ide atau gagasan dengan merekayasanya
disertai rasa tanggung jawab.
b. Pemain atau pemeran
Pemeran adalah seseorang yang memperagakan kisah sebagai tokoh
tertentu yang biasa disebut aktor atau aktris.
1) Tokoh protagonis adalah tokoh utama, yaitu tokoh yang berkarakter
baik dan mendukung jalannya cerita.
2) Tokoh antagonis, yaitu tokokh yang menentang kehendak tokoh utama
yang biasanya tokoh ini memiliki karakter jahat.
3) Tokoh protagonis adalah tokoh penegah yang berperan menengahi
pertikaian antara tokoh utama dan tokoh penentang.
4) Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang secara langsung tidak terlibat
dalam konflik namun ia diperlukan untuk membantu menyelesaikan
cerita.
c. Sutradara
Sutradara adalah orang yang memimpin dan mengatur seluruh teknik
pembuatan atau pementasan drama atau film. Sutradaralah yang
menafsirkan dan menerjemahkan kisah dari bentuk naskah ke dalam
wujud nyata pertunjukan. Seorang sutradara harus menguasai seluruh
aspek dalam pembuatan atau pementasan drama atau film sehingga tiap
bagian bisa dkontrol dengan baik dam pementasan bisa maksimal.
d. Properti
Properti adalah seluruh perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan
drama atau film yang nantinya dapat atau tidak dikenankan oleh pemai,
dan nantinya terlihat dalam pementasan.
Lebih lanjut selain pengetahuan unsur-unsur pembentuk teater diatas
diperlukan pula penegtahuan teknik bermain teater, sehingga
pengetahuan unsur-unsur pembenuk teater lebih aplikatif.
Beberapa teknik bermain teater sebagai berikut:
1. BLOCKING
Yang dimaksud dengan blocking adalah kedudukan tubuh pada saat
diatas pentas. Dalam permainan drama, blocking yang baik sangat
diperlukan, oleh karena itu pada waktu bermain kita harus selalu
mengontrol tubuh kita agar tidak merusak blocking. Yang dimaksud
dengan blocking yang baik adalah blocking tersebut harus seimbang,
utuh, bervariasi dan memiliki titik pusat perhatian serta wajar.
Beberapa prinsip blocking sebagai berikut:
- Seimbang
Seimbang berarti kedudukan pemain, termasuk juga benda-benda yang
ada diatas panggung (setting) tidak mengelompok di satu tempat,
sehingga mengakibatkan adanya kesan berat sebelah. Jadi semua bagian
panggung harus terwakili oleh pemain atau benda-benda yang ada di
panggung. Penjelasan lebih lanjut mengenai keseimbangan panggung ini
akan disampaikan pada bagian mengenai “Komposisi Pentas “.
– Utuh
Utuh berarti blocking yang ditampilkan hendaknya merupakan suatu
kesatuan. Semua penempatan dan gerak yang harus dilakukan harus
saling menunjang dan tidak saling menutupi.
– Bervariasi
Bervariasi artinya bahwa kedudukan pemain tidak disuatu tempat saja,
melainkan membentuk komposisi-komposisi baru sehingga penonton
tidak jenuh. Keadaan seorang pemain jangan sama dengan kedudukan
pemain lainnya. Misalnya sama-sama berdiri, sama-sama jongkok,
menghadap ke arah yang sama, dsb. Kecuali kalau memang dikehendaki
oleh naskah.
– Memiliki titik pusat
Memiliki titik pusat artinya setiap penampilan harus memiliki titik pusat
perhatian. Hal ini penting artinya untuk memperkuat peranan lakon dan
mempermudah penonton untuk melihat dimana sebenarnya titik pusat
dari adegan yang sedang berlangsung. Antara pemain juga jangan saling
mengacau sehingga akan mengaburkan dimana sebenarnya letak titik
perhatian.
– Wajar
Wajar artinya setiap penempatan pemain ataupun benda-benda haruslah
tampak wajar, tidak dibuat-buat. Disamping itu setiap penempatan juga
harus memiliki motivasi dan harus beralasan.
Dalam drama kontemporer kadang-kadang naskah tidak
menuntut blocking yang sempurna, bahkan kadang-kadang juga
sutradara atau naskah itu sendiri sama sekali meninggalkan prinsip-
prinsip blocking. Ada juga naskah yang menuntut adanya gerak-gerak
yang seragam diantara para pemainnya.
2. ARTIKULASI
Yang dimaksud dengan Artikulasi dalam Teater adalah pengucapan kata
melalui mulut agar terdengar dengan baik dan benar serta jelas, sehingga
telinga pendengar atau penonton dapat mengerti pada kata kata yang
diucapkan.
Pada pengertian artikulasi ini dapat ditemukan beberapa sebab yang
mongakibatkan terjadinya Artikulasi yang kurang/tidak benar, yaitu :
 Cacat artikulasi alam : cacat artikulasi ini dialami oleh orang yang
berbicara gagap atau orang yang sulit mengucapkan salah satu
konsonon, misalnya „R‟, dan sebagainya.
 Artikulasi jelek ini bukan disebabkan karena cacat artikulasi,
melainkan terjadi sewaktu waktu. Hal ini sering terjadi pada
pengucapan naskah/dialog.
Misalnya :
 Mengucapkan alfabet dengan benar, perhatikan bentuk mulut pada
setiap pengucapan. Ucapkan setiap huruf dengan nada nada tinggi,
rendah, sengau, kecil, besar, dsb. Juga ucapkanlah dengan berbisik.
 Variasikan dengan pengucapan lambat, cepat, naik, turun, dsb
 Membaca kalimat dengan berbagai variasi seperti di atas. Perhatikan
juga bentuk mulut.
3. INTONASI
Seandainya pada dialog yang kita ucapkan, kita tidak menggunakan
intonasi, maka akan terasa monoton, datar dan membosankan. Yang
dimaksud intonasi di sini adalah tekanan tekanan yang diberikan pada
kata, bagian kata atau dialog. Dalam tatanan intonasi, terdapat tiga
macam, yaitu :
1. Tekanan Dinamik (keras lemah)
Ucapakanlah dialog pada naskah dengan melakukan penekanan-
penekanan pada setiap kata yang memerlukan penekanan.
2. Tekanan.Nada (tinggi)
Coba ucapkanlah kata-kata pada diaog dengan nada/aksen(tinggi) yang
dimana artinya tidak menggunakan nada/aksen biasanya.
3. Tekanan Tempo
Tekanan tempo adalah memperlambat atau mempercepat pengucapan yang
biasanya digunakan untuk mempertegas apa yang kita maksudkan.
4. GERAK
Gerak dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Gerak teaterikal
Gerak teaterikal adalah gerak yang dipakai dalam teater, yaitu gerak yang
lahir dari keinginan bergerak yang sesuai dengan apa yang dituntut dalam
naskah. Jadi gerak teaterikal hanya tercipta pada waktu memainkan
naskah drama.
2. Gerak non teaterikal
Gerak non teaterikal adalah gerak kita dalam kehidupan sehari-hari.
Gerak yang dipakai dalam teater (gerak teaterikal) ada bermacam-macam,
secara garis besar dapat kita bagi menjadi dua, yaitu gerak halus dan gerak
kasar.
1. Gerak Halus
Gerak halus adalah gerak pada raut muka kita atau perubahan mimik,
atau yanq lebih dikenal lagi dengan ekspresi. Gerak ini timbul karena
pengaruh dari dalam/emosi, misalnya marah, sedih, gembira, dsb.
2. Gerak Kasar
Gerak kasar adalah gerak dari seluruh/sebagian anggota tubuh kita. Gerak
ini timbul karena adanya pengaruh baik dari luar maupun dari dalam.
Gerak kasar masih dapat dibagi menjadi empat bagian. yaitu :
1. Business, adalah gerak-gerak kecil yang kita lakukan tanpa penuh
kesadaran Gerak ini kita lakukan secara spontan, tanpa terpikirkan
(refleks). Misalnya :
– sewaktu kita sedang mendengar alunan musik, secara tak sadar
kita menggerak-gerakkan tangan atau kaki mengikuti irama musik.
– sewaktu kita sedang belajar/membaca, kaki kita digigit nyamuk.
Secara refleks tangan kita akan memukul kaki yang tergigit nyamuk
tanpa kehilangan konsentrasi kita pada belajar.
2. Gestures, adalah gerak-gerak besar yang kita lakukan. Gerak ini adalah
gerak yang kita lakukan secara sadar. Gerak yang terjadi setelah
mendapat perintah dari diri/otak kita Untuk melakukan sesuatu,
misalnya saja menulis, mengambil gelas, jongkok, dsb.
3. Movement, adalah gerak perpindahan tubuh dari tempat yang satu ke
tempat yang lain. Gerak ini tidak hanya terbatas pada berjalan saja,
tetapi dapat juga berupa berlari, bergulung-gulung, melompat, dsb.
4. Guide, adalah cara berjalan. Cara berjalan disini bisa bermacam-
macam. Cara berjalan orang tua akan berbeda dengan cara berjalan
seorang anak kecil, berbeda pula dengan cara berjalan orang yang
sedang mabuk, dsb.
Selain pengetahuan tas unsur, teknik, dan unsur pembentuk teater
diperlukan pula pengetahuan dasar dalam pembuatan suatu film
sinemotografi. Berikut penjelasan mengenai sinemotografi:
Menurut Wikipedia, Sinematografi berasal dari bahasa Yunani: kinema -
κίνημα "gerakan" dan graphein - γράφειν "merekam". jadi artinya adalah
pengaturan pencahayaan dan kamera ketika merekam gambar fotografis
untuk suatu sinema.
Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang
membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan
gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat
menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni
menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama
maka peralatannya pun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi
menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap
rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar
tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar.
Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik
perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage).
Adapun dasar-dasar sinemotografi:
- Framing adalah membingkai sebuah peristiwa, atau dengan kata
lain framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang
yang digunakan wartawan atau media massa ketika menyeleksi isu dan menulis
berita.
- Angle sudut pengambilan gambar pada suatu objek yang akan
ditayangkan.Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan
dengan lima cara:
1.Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera
berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang
luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
2.High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi
terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
3.Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek
jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/
prominance, berwibawa, kuat, dominan.
4.Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan
tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan
dramatis melainkan kesan wajar.
5.Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan
alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak
seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
- Shot Size adalah cara pengambilan gambar, Di beberapa scene,
Anda akan melihat sebuah area pegunungan yang luas, di scene lain,
Anda akan melihat secara detil bagaimana ekspresi sedih seseorang
yang baru saja mendapati keluarganya meninggal. Perbedaan sudut
pandang, jarak, dan subjek yang ada di dalam frame inilah yang
mengatur jalannya cerita visual di dalam pikiran kita. Dan ini yang
kita sebut dengan SHOT SIZE.
Adapun cara pengambilan gambar (Shot Size) sebagai berikut:
 Extreme Long Shot
Extreme long shot adalah shot dimana kamera akan diposisikan
sejauh-jauhnya dari subjek, biasanya menggunakan lensa wide, yang
tujuannya membuat subjek yang ada di dalam frame tampak kecil
ketika dibandingkan dengan lokasi di sekelilingnya. Shot jenis ini
biasanya digunakan untuk menyampaikan kesan bahwa subjek
sedang merasa sendiri, jauh, atau sedang menjadi sesuatu yang „non
familiar‟. Shot ini juga bisa memberikan kesan bahwa subjek sedang
tertekan oleh lokasi yang ada di dalam frame.
Contoh Extreme Long Shot :
 Long Shot/Wide Shot
Bicara long shot, sebenarnya konsepnya sama dengan extreme long
shot di atas, hanya saja kali ini „lebih dekat‟. Jika subjek utama Anda
adalah manusia, maka subjek itu akan terlihat dari ujung atas
hingga ujung bawah tubuhnya, namun tidak akan memenuhi seluruh
frame Anda.contoh Long Shot/Wide Shot:
 Full Shot
Shot jenis ini membuat subjek Anda memenuhi frame, namun masih
menyisakan ruang kosong untuk background masuk ke dalam komposisi
Anda. Mirip dengan long shot di atas, namun jarak antara kamera
dengan subjek jauh lebih dekat kali ini. Karena itu full shot seringkali
menggunakan lensa wide.contoh Full Shot:
 Medium Long Shot
Pada medium long shot, subjek diposisikan mulai dari area lutut ke
atas. Hal inilah yang membedakan antara medium shot dan full shot.
Pada shot jenis ini, audience secara tidak sadar akan dipaksa
mendengarkan/memahami apa yang disampaikan subjek. contoh:
 Medium Shot
Medium shot akan menunjukkan subjek secara lebih detil.
Sebenarnya mirip dengan medium long shot di atas, namun kali ini
adalah area pinggang ke atas. Jadi proporsi yang dilihat audience di
sini sudah mulai lebih banyak subjek-nya daripada background-nya.
contoh Medium Shot:
 Medium Close-Up
Nah untuk medium close up justru akan memposisikan subjek Anda
masuk frame mulai area dada ke atas. Shot macam ini ditujukan
untuk menunjukkan ekspresi/wajah subjek, namun masih menjaga
seolah masih ada jarak dengan subjek dan mereka masih terpengaruh
oleh orang sekelilingnya dan juga adegan sebelumnya. contohnya:
 Close Up
Kapan harus pakai close up? Gunakan shot jenis ini ketika Anda ingin
menggambarkan emosi dan reaksi subjek lewat ekspresi mereka. Close
up shot seperti ini mengisi kebanyakan frame Anda dengan „bagian‟ dari
subjek Anda. Jika subjek-nya adalah manusia, maka close-up seringkali
diarahkan ke wajah. Contohnya:
 Extreme Close Up
Jika tadi ada extreme long shot, maka juga ada extreme close up. Nah di
ectreme close up, seluruh frame akan diisi oleh subjek Anda. Seringkali
yang ditunjukkan di sini adalah mata, mulut/bibir, atau kadang juga
pelatuknya pistol (iya, kan?). Di jenis shot ini, detail-detail kecil yang
mempengaruhi cerita akan di highlight habis-habisan dan menjadi focal
point cerita untuk lanjut ke adegan-adegan berikutnya.
- Komposisi adalah penyusunan elemen-elemen dalam sebuah
pengambilan gambar
Kamera Objektif dan Kamera Subjektif:
 Kamera Objektif: Kamera ini melakukan pengambilan gambar mewakili
pandangan penonton. Contohnya:
 Kamera subyektif merekam film dari titik pandang seseorang. Penonton ikut
berpartisispasi dalam peristiwa yang disaksikannya sebagai pengalaman
pribadinya. Contohnya:
Focus : 1. Follow focus adalah fokus kamera mengikuti objek
bergerak
2. pull/rack focus adalah focus kamera beralih dari objek
satu ke objek yang lain
Camera Movement
 Panning
Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap
di tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan.
Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri.
 Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di
tempat) dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
 Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek.
Track in : gerak kamera mendekati obyek
Track out : gerak kamera menjauhi obyek
Pencahayaan
 Pengertian Tata Cahaya
Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan
pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan
menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang,
waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu
pementasan. Seperti halnya mata manusia, kamera video membutuhkan
cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan pencahayaan
penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia saling
berhubungan dengan obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan
peristiwa itu terjadi.
 KUALITAS CAHAYA
a. Hard light
Disebut dengan cahaya keras yang dihasilkan dari sumber cahaya dengan
intensitas yang tinggi, cahaya lebih bersifat spot. Menghasilkan kekontrasan
yang tinggi dan bayangan yang keras (gelap – terangnya).
b. Soft Light
Disebut juga cahaya yang lembut karena dihasilkan dari sumber terpendar dan
halus biasanya cahaya yang dipancarkan adalah flood dan dibarengi dengan
filter atau elemen penghalus pemendaran cahaya.Kontras yang dihasilkan lebih
tipis sehingga bayangan yang dihasilkan juga tidak keras.
Cahaya berdasarkan konsep dasar pencahayan dapat dibedakan :
a. Natural Light
Cahaya natural yang sumber cahaya dalam satu frame atau adengan maupun
scene bersumber dari cahaya yang bersifat natural. Misalnya cahaya pagi hari
dari sebelah timur (key). Maka shot-shot dalm scene tersebut key lightnya dari
arah yang sama.
c. Pictorial Light/Arificial Light
Cahaya yang bersifat artistik atau ciptaan. dibentuk sesuai kebutuhan artistik,
mood sebuah adegan atau scene. Jadi arah sumber cahaya (key) dapat
berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan artistic gambar atau mood dari
adegan tersebut.
 Direction of Light
Pencahayaan yang dibedakan berdasarkan arah cahaya dan jatuhnya cahaya
ke subjek dapat dibedakan:
a. Top Light
Cahaya yang datang dari arah atas subjek, sebagai ambient/base light juga
menciptakan suasana tertekan pada subjek.
b. Eye Light
Cahaya yang ditujukan pada posisi mata subjek guna untuk menguatkan
kekuatan yang dimunculkan dari mata.
c.Accent Light
Cahaya yang dibuat sebagai aksen diluar subjek untuk menciptakan
kedalaman dan mood tertentu. Biasanya ditujukan pada background
Adapula three-point light yang dipakai dalam
pencahayaan sebuah film:
 Key Light
Key light adalah cahaya terkuat dan paling penting dari tiga cahaya yang
digunakan dalam teknik ini. Sumber cahaya ini ditempatkan di antara sisi
kamera dan subjek sedemikian rupa (biasanya membentuk sudut 45o) sehingga
satu sisi subyek akan terang, tetapi sisi lain agak gelap. Key light adalah yang
membuat subyek nampak tetapi tidak memiliki detail bayangan yang bagus
dan menghasilkan gambar yang tidak alami dan memiliki kontras yang tinggi.
 Fill Light
Fill light digunakan sebagai sumber cahaya sekunder untuk key light dan
ditempatkan di sisi berlawanan dari subyek (membentuk sudut -45o). Sumber
cahaya ini tidak seterang key light, karena hanya digunakan untuk mengisi
bayangan yang dihasilkan key light. Fill light membantu mengurangi kontras
yang dihasilkan oleh key light sehingga gambar lebih terlihat natural.
 Back Light
Back light ditempatkan di belakang subyek dan digunakan untuk pencahayaan
subyek dari belakang. Back light bisa lebih terang atau lebih redup dari key
light; sumber cahaya ini akan memberikan highlight yang cukup pada subyek
dan memisahkan subyek dari latar belakang. Back light menambah kedalaman
gambar, sehingga membuat tampilan gambar menjadi tiga dimensi.
Setelah mengetahui undur-unsur pembentuk teater dan teknik dasar
dalm pengambilan gambar (sinemotografi) tersebut barulah melakukan
modifkasi dan pengembangan pada naskah pada point plot atau alur
dari konsep yang sudah ditentukan.
Adapun beberapa pakem struktur dramatik populer sebagai berikut:
 Piramida Freytag
Gustav Freytag (1863), menggambarkan struktur dramatiknya mengikuti
elemen-elemen tersebut dan menempatkannya dalam adegan-adegan lakon
sesuai laku dramatik yang dikandungnya. Struktur Freytag ini dikenal dengan
sebutan piramida Freytag atau Freytag‟s pyramid (Setfanie Lethbridge dan
Jarmila Mildorf, tanpa tahun) . Dalam gambar di atas dijelaskan bahwa alur
lakon dari awal sampai akhir melalui bagian-bagian tertentu yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Gambar Piramida Freytag
 Exposition
Eksposisi adalah Penggambaran awal dari sebuah lakon. Berisi tentang
perkenalan karakter, masalah yang akan digulirkan. Penonton diberi
informasi atas masalah yang dialami atau konflik yang terjadi dalam
karakter yang ada dalam naskah lakon. Misalnya: lakon Raja Lear Karya
William Shakespeare, dimulai dari kebijakan raja Lear terhadap pembagian
kerajaan, memperkenalkan siapa Edmund. Dari dua tokoh inilah lakon
Raja Lear terpusat, yaitu Raja Lear mendapatkan konflik dari anak-anaknya
dan Edmund mendapatkan konflik dari keinginan menguasai wilayah
Gloucester.
 Complication(rising Action)
Mulai terjadi kerumitan atau komplikasi yang diwujudkan menjadi jalinan
peristiwa. Di sini sudah mulai dijelaskan laku karakter untuk mengatasi
konflik dan tidak mudah untuk mengatasinya sehinga timbul frustasi,
amukan, ketakutan, kemarahan. Konflik ini semakin rumit dan membuat
karakter-karakter yang memiliki konflik semakin tertekan serta berusaha
untuk keluar dari konflik tersebut. Misalnya, Raja Lear mulai mendapatkan
konflik karena diusir oleh Gonerill dan Regan dan keluar dari istananya
untuk hidup mengembara. Dalam pengembaraan ini Raja Lear mengalami
amukan, frustasi, kemarahan, keinginan untuk balas dendam dan lain-
lain.
 Climax
Klimak adalah puncak dari laku lakon dan titik kulminasi mencapai titik.
Pada titik ini semua permasalahan akan terurai dan mendapatkan
penjelasan melalui laku karakter maupun lewat dialog yang disampaikan
oleh peran. Misalnya, Raja Lear mengucapkan dialog, “O, raung, raung,
raung, raung! – O, Kamu manusia batu, kalau kupunya lidah dan matamu,
aku melolong sampai retak kubah langit, - Selama-lamanya dia mati bagai
bumi..............” pada titik inilah semua terbongkar permasalahan-
permasalahan yang menjadi konflik dari keseluruhan lakon. Semua putri
Raja Lear mati, Edmund menemui kematiannya, karena untuk menguasai
kerajaan dia berkomplot dengan Gonerill dan Regan yang dijanjikan akan
dinikahi. Dengan terbongkarnya semua masalah yang melingkupi
keseleruhan lakon diharapkan penonton akan mengalami katarsis atau
proses membersihkan emosi dan memberikan cahaya murni pada jiwa
penonton.
 Reversal (falling action )
Reversal adalah penurunan emosi lakon. Penurunan ini tidak saja berlaku bagi
emosi lakon tapi juga untuk menurunkan emosi penonton. Dari awal emosi
penonton sudah diajak naik dan dipermainkan. Falling Action ini juga
berfungsi untuk memberi persiapan waktu pada penonton untuk merenungkan
apa yang telah ditonton. Titik ini biasanya ditandai oleh semakin lambatnya
emosi permainan, dan volume suara pemeran lebih bersifat menenangkan.
Misalnya pada lakon Raja Lear diwakili oleh dialog antara Raja Lear dengan
Kent, bagaimana Kent menenangkan gejolah emosi Raja Lear karena kematian
Cordelia anak yang sangat disayangi tetapi diusir dari kerajaan tetapi masing
sangat sayang pada orang tuanya.
 Denouement
Denoument adalah penyelesaian dari lakon tersebut, baik berakhir dengan
bahagia maupun menderita. Pada lakon Raja Lear hal ini diselesaikan dengan
kematian Raja Lear. Kemudian lakon tersebut disimpulkan oleh Edgar lewat
dialognya “Orang tunduk pada beban zaman serba berat; lidah tunduk pada
rasa, bukan pada adat. Yang tertua paling berat bebannya; kita yang muda tak
akan berpengalaman sebanyak mereka”.
2. Skema Hudson
Menurut Hudson (Wiliiam Henry Hudson) seperti yang dikutip oleh Yapi
Tambayong dalam buku Dasar-dasar Dramaturgi (1982), plot dramatik tersusun
menurut apa yang dinamakan dengan garis laku. Garis laku tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar Skema Hudson
Garis laku lakon dalam skema ini juga melalaui bagian-bagian tertentu yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
 Eksposisi
Saat memperkenalkan dan membeberkan materi-materi yang relevan dalam
lakon tersebut. Materi-materi ini termasuk karakter-karakter yang ada, dimana
terjadinya peristiwa tersebut, peristiwa apa yang sedang dihadapi oleh
karakter-karakter yang ada dan lain-lain.
 Insiden Permulaan
Mulai teridentifikasi insiden-insiden yang memicu konflik, baik yang
dimunculkan oleh tokoh utama maupun tokoh pembantu. Misalnya dalam
lakon Raja Lear, insiden ini dimulai dari kejujuran dan ketulusan Cordelia
dalam memuji Raja Lear, kemudian insiden fitnah yang dilakukan oleh
Edmund kepada Edgar. Insiden-insiden ini akan menggerakkan plot dalam
lakon.
 Pertumbuhan Laku
Pada bagian ini merupakan tindak lanjut dari insiden-insiden yang
teridentifikasi tersebut. Konflik-konflik yang terjadi antara karakter-karakter
semakin menanjak, dan semakin mengalami komplikasi yang ruwet. Jalan
keluar dari konflik tersebut terasa samar-samar dan tak menentu.
 Krisis atau Titik Balik
Krisis adalah keadaan dimana lakon berhenti pada satu titik yang sangat
menegangkan atau menggelikan sehingga emosi penonton tidak bisa apa-apa.
Bagi Hudson, klimaks adalah tangga yang menunjukkan laku yang menanjak
ke titik balik, dan bukan titik balik itu sendiri. Sedangkan titik balik sudah
menunjukan suatu peleraian dimana emosi lakon maupun emosi penonton
sudah mulai menurun.
 Penyelesaian atau Penurunan Laku
Penyelesaian atau denoument yaitu bagian lakon yang merupakan tingkat
penurunan emosi dan jalan keluar dari konflik tersebut sudah menemukan
jalan keluarnya.
 Catastroph
Semua konflik yang terjadi dalam sebuah lakon bisa diakhiri, baik itu akhir
sesuatu yang membahagiakan maupun akhir sesuatu yang menyedihkan.
Dalam lakon Raja Lear, cerita diakhir dengan sesuatu yang menyedihkan yaitu
suasana kematian ketiga putri dan Raja Lear sendiri. Dengan kematian tokoh-
tokoh ini suasana lakon dapat dikembalikan pada keadaan yang semula.
3. Tensi Dramatik
Brander Mathews, seperti dikutip oleh Adhy Asmara dalam buku Apresiasi Drama
(1983), menekankan pentingnya tensi dramatik. Perjalanan cerita satu lakon
memiliki penekanan atau tegangan (tensi) sendiri dalam masing-masing
bagiannya. Tegangan ini mengacu pada persoalan yang sedang dibicarakan atau
dihadapi. Dengan mengatur nilai tegangan pada bagian-bagian lakon secara tepat
maka efek dramatika yang dihasilkan akan semakin baik. Pengaturan tensi
dramatik yang baik akan menghindarkan lakon dari situasi yang monoton dan
menjemukan. lTitik berat penekanan tegangan pada masing-masing bagian akan
memberikan petunjuk laku yang jelas bagi aktor sehingga mereka tidak
kehilangan intensitas dalam bermain dan dapat mengatur irama aksi.
 Eksposisi
Bagian awal atau pembukaan dari sebuah cerita yang memberikan gambaran,
penjelasan dan keterangan-keterangan mengenai tokoh, masalah, waktu, dan
tempat. Hal ini harus dijelaskan atau digambarkan kepada penonton agar
penonton mengerti. Nilai tegangan dramatik pada bagian ini masih berjalan
wajar-wajar saja. Tegangan menandakan kenaikan tetapi dalam batas wajar
karena tujuannya adalah pengenalan seluruh tokoh dalam cerita dan kunci
pembuka awalan persoalan.
 Penanjakan
Sebuah peristiwa atau aksi tokoh yang membangun penanjakan menuju
konflik. Pada bagian ini, penekanan tegangan dramatik mulai dilakukan. Cerita
sudah mau mengarah pada konflik sehingga emosi para tokoh pun harus
mulai menyesuaikan. Penekanan tegangan ini terus berlanjut sampai
menjelang komplikasi.
 Komplikasi
Penggawatan yang merupakan kelanjutan dari penanjakan. Pada bagian ini
salah seorang tokoh mulai mengambil prakarsa untuk mencapai tujuan
tertentu atau melawan satu keadaan yang menimpanya. Pada tahap
komplikasi ini kesadaran akan adanya persoalan dan kehendak untuk bangkit
melawan mulai dibangun. Penekanan tegangan dramatik mulai terasa karena
seluruh tokoh berada dalam situasi yang tegang.
 Klimaks
Nilai tertinggi dalam perhitungan tensi dramatik dimana penanjakan yang
dibangun sejak awal mengalami puncaknya. Semua tokoh yang berlawanan
bertemu di sini.
 Resolusi
Mempertemukan masalah-masalah yang diusung oleh para tokoh dengan
tujuan untuk mendapatkan solusi atau pemecahan. Tensi dramatik mulai
diturunkan. Semua pemain mulai mendapatkan titik terang dari segenap
persoalan yang dihadapi.
 Konklusi
Tahap akhir dari peristiwa lakon biasanya para tokoh mendapatkan jawaban
atas masalahnya. Pada tahap ini peristiwa lakon diakhiri. Meskipun begitu
nilai tensi tidak kemudian nol tetapi paling tidak berada lebih tinggi dari
bagian eksposisi karena pengaruh emosi atau tensi yang diperagakan pada
bagian komplikasi dan klimaks.
4. Turning Point
Model struktur dramatik dari Marsh Cassady (1995) menekankan pentingnya
turning atau changing point (titik balik perubahan) yang mengarahkan konflik
menuju klimaks. Titik balik ini menjadi bidang kajian yang sangat penting bagi
sutradara berkaitan dengan laku karakter tokohnya sehingga puncak konflik
menjadi jelas, tajam, dan memikat.
Gambar di bawah ini memperlihatkan posisi titik balik perubahan yang menuntun
kepada klimaks. Titik ini menjadi bagian yang paling krusial dari keseluruhan
laku karena padanya letak kejelasan konflik dari lakon berada. Inti pesan atau
premis yang terkandung dalam permasalahan akan menampakkan dramatikanya
dengan menggarap bagian ini sebaik mungkin. Tiga titik penting yang merupakan
nafas dari lakon menurut struktur ini adalah konflik awal saat persoalan dimulai,
titik balik perubahan saat perlawanan terhadap konflik dimulai, dan klimaks saat
konflik antarpihak yang berseteru memuncak hingga menghasilkan sebuah
penyelesaian atau resolusi.
Gambar Turning Point
Titik A adalah permulaan konflik atau awal cerita saat persoalan mulai
diungkapkan. Selanjutnya konflik mulai memanas dan cerita berada dalam
ketegangan atau penanjakan yang digambarkan sebagai garis B. Garis ini
menuntun pada satu keadaan yang dapat dijadikan patokan sebagai titik balik
perubahan yang digambarkan debagai titik C. Pada titik ini terjadi perubahan
arah laku lakon saat pihak yang sebelumnya dikalahkan atau pihak yang
lemah mulai mengambil sikap atau sadar untuk melawan. Dengan demikian,
tegangan menjadi berubah sama sekali. Ketika pada titik A dan garis B pihak
yang dimenangkan tidak mendapatkan saingan maka pada titik C kondisi ini
berubah. Hal ini terus berlanjut hingga sampai pada titik D yang
menggambarkan klimakas dari persoalan. Tegangan semakin menurun karena
persoalan mulai mendapatkan titik terang dan pihak yang akhirnya menang
telah ditentukan. Keadaan ini digambarkan sebagai garis E yang disebut
dengan bagian resolusi.
 Aspek nilai merupakan segala fungsi guna/nilai dari sebuah karya seni sesuai
dengan bentuk dan wujud nyata nya. Artinya setiap karya seni tentunya memiliki
beberapa nilai dan kegunaan. Mulai dari nilai pakai, nilai jual, nilai ekonomis,
nilai estetika, dll. Akan tetapi menurut tokoh seni R. S. Stites, karya seni hanya
memiliki tiga nilai, yakni :
1. Nilai pakai/guna, adalah nilai ekonomi, yang berkaitan dengan mata uang.
Artinya dari segi nilai ini karya seni dapat menghasilkan nilai pakai atau nilai
guna apabila karya seni banyak diminati oleh para pembeli, sehingga bisa
dijual untuk mendapatkan nilai ekonomi. Selain itu dari segi bentuk nya, karya
seni dapat digunakan sebagai benda pakai. Contohnya kaleng bekas dijadikan
sebagai tabungan/celengan.
2. Nilai kisah, adalah nilai idiil yang bisa berupa nilai religius, moral, historis.
Artinya karya seni memiliki nilai-nilai abstrak dari segi perwujudannya.
Contohnya patung atau bangunan candi yang dianggap sakral bagi umat
Hindu.
3. Nilai formal, adalah nilai khiriah atau design yang merupakan nilai intrinsik
pada karya seni itu sebagai nilai seni. Artinya dari setiap karya seni tentunya
memiliki bentuk dan ukuran yang khas dilengkapi berbagai segi keunikan.
Contohnya bingkai foto dari ranting pohon, alas kaki dari kain perca, dll.
 Berdasarkan fungsinya sebagai pemenuhan kebutuhan, seni dibagi menjadi
dua bagian :
1. Fungsi Individual
Fungsi Individual adalah seni dapat dinikmati dan bermanfaat bagi individu.
Manusia sebagai individu terdiri dari unsur fisik dan psikis. Salah satu unsur
psikis adalah emosi. Maka fungsi individual dibagi menjadi dua, yakni:
o Fungsi pemenuhan kebutuhan secara fisik adalah fungsi yang banyak
dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan dengan fisik. Seperti
busana, perabot, rumah, musik senam dan sebagainya.
o Fungsi pemenuhan kebutuhan secara psikis/emosional adalah fungsi
yang dipenuhi melalui seni murni baik dari segi pembuat/penggubah,
maupun konsumen penikmat. Contohnya, lukisan, novel, musik, tari, film
dan sebagainya.
2. Fungsi Sosial
Fungsi Sosial artinya dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang
banyak dalam waktu relatif bersamaan. Fungsi ini dikelompokn menjadi
beberapa bidang, yakni :
o Rekreasi/hiburan : yakni seni dapat dijadikan sarana untuk melepas
kejenuhan dan mengurangi kesedihan. Hal ini dapat terjadi pada saat kita
menyaksikan musik, tarian, film dan lawak
o Komunikasi : seni dapat digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu
seperti pesan, kritik, kebijakan, gagasan, dan produk kepada orang
banyak. Contoh lagu balada, poster, drama komedi, dan reklame.
o Pendidikan : pendidikan juga memanfaatkan seni sebagai sarana
pengantarnya. Contohnya gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah
atau dokumenter, poster ilmiah, lagu-lagu anak dan foto.
III. INTERPRETASI
Karya film pendek yang berjudul ADA APA DENGAN ROSA yang dibuat
oleh kelas X PEMASARAN 2 yang mempunyai total durasi video 4:20 menit,
termasuk opening (bumper), jeda iklan (ads space), dan credit title (penutup),
unsur-unsur pembentuk teater dalam film pendek ini seperti plot/alur tampak
jelas, dimana setiap alur dalam film pendek ini diperjelas dengan adanya jeda
iklan sebagai pemisah dari setiap alurnya.
Dalam film pendek yang berudul ADA APA DENGAN ROSA mempunyai
skema plot atau alur yang cukup ringkas dan sederhana yakni eksposisi, konflik,
dan resolusi.
Pada film pendek ini masing-masing bagian alur dipilih latar tempat
atau setting yang berbeda, dimana eksposisi dipilih latar tempat gerbang lalu
tokoh movement menuju kelorong dan dialnjutkan masuk ke kelas, lalu konflik
terjadi didalam kelas, dan resolusi dipilih setting lantai 2 SMK KARTINI
JEMBER.
Karakter dalam film ini hanya da tiga yakni protagonis ,antagonis, dan tritagonis.
Pada bagian eksposisi dialog tidak dimunculkan hanya menggunakan gesture
salaman layaknya siswa/i smk pada umumnya saat bertemu teman sebayanya.
Teknik pengambilan gambar pada bagian eksposisi diawali dengan panning
(posisi kamera tetap di tempat) dan focus dengan Kamera O (Kamera ini
melakukan pengambilan gambar mewakili pandangan penonton). Ukuran
pengambilan gambar dalam film pendek ini menggunakan medium long shot dan
medium shot sedangkan sudut pengambilan yang digunakan adalah eye level
dan frog eye.
Teknik pengambilan gambar pada bagian konflik diawali dengan Kamera O, dan
dibidik dengan size shot medium close up. Dengan pengambilan sudut eye level.
Dan diakhiri dengan full framing. Dan pengambilan menggunakan pull/rack
focus.
Pada bagian resolusi digunakan pengambilan gambar dengan zoom dengan
tulisan SMK KARTINI sebagai objeknya.dengan full frame dan size shot yakni
medium long shot dan medium shot serta extreme long shot.
Ketika para tokoh saling berdialog, dibagian konflik dan resolusi pengambilan
gambar secara pull/rack focus dan dibidik secara eye level dan diakhir dengan
medium long shot.
Ide dan pesan yang disampaikan dalam film pendek ini adalah salah seorang
tokoh tidak menyukai tokoh yang bernama rosa lalu kemudian ia membicarakan
tokoh rosa dengan tanpa sengaja terdengar oleh tokoh rosa sendiri, lalu tokoh
rosa itu menentang pembicaraan tentangnya itu.
Secara keseluruhan film pendek yang berjudul ADA APA DENGAN ROSA,
ditinjau dari funsi karya seni mencakup fungsi Ekonomi karean terdapat unsur
promosi, mengandung usur pendidikan yang tersirat dalam film tersebut yakni
sebagai sesame makhluk ciptaan tuhan yang tidak sempurna setiap orang pasti
kita mempunyai kesalahan tapi kesalahan itu janganlah kita bicarakan karena
hanya akan menimbulkan gossip dan opini yang negatif, terdapat tema seni
karena terdapat alur/plot didalamnya.
IV. EVALUASI
Pada karya film pendek yang berjudul ADA APA DENGAN ROSA dari sisi alur
atau plot bagian eksposisi yang berdurasi 1:32 menit, pada detik ke 5 sampai
detik 23 yang diawali tokoh berjalan dari gerbang menuju lorong lalu kemudian
ke kelas dan menggunakan gesture salaman pada teman-teman sebayanya. Lalu
paa detik 26 diselangi jeda cover dari film, dan pada detk ke 30 terdengar suara
bel masuk kelas, pada detik 35 diperlihatkan bahwa sang guru dating menuju
kelas dan pada detik 42 barulah terjadi dialog antara siswa-siswi dengan guru.
Pada adegan berjalan dari gerbang menuju kelas yang berdurasi 18 detik
sebaknya ditambahkan dialog tegur sapa antar tokoh agar menambah kesan
tokoh tersebut benar-benar baru sampai ke sekolah, dan pada bagian eksposisi
penamaan tokoh tidak diperlihatkan hal itu akan membuat penonton bingung
untuk mengikuti jalan cerita siapa yang jadi protagonist, antagonis, dan
tritagonis untuk mengantisipasi hal tersebut walaupun penamaan tidak
diperlihatkan setidaknya pada adegan di gerbang para tokoh saling menyapa dan
menebut nama satu sama lainnya agar penonton tahu siapa tokoh-tokoh yang
terlibat dalam film tersebut.
Pada bagian konflik yang terjadi pada menit ke 1:37 yang dimana tokoh yang
diperankan oleh Noviaus Safitri dan tokoh yang diperankan oleh Nur Gita
Kumalasari pada saat berdialog sudah cukup bagus sayangnya masih ada
gesture yang memperlihatkan salah satu tokoh melihat kamera, dan pada saat
bagian konflik antara Rosa dengan salah satu tokoh saat beradu dialog artikulasi
yang ciucapkan kurang jelas serta ekspresi diri masih kurang, sehingga timbul
kesan dibuat-buat dan tidak meyakinkan. Seharusnya hal ini dapat diantisipasi
oleh sutradara dngan men-take ulang dan meminta kepada para actor untuk
memunculkan ekspresi yang natural sesuai dialog.
Pada bagian resolusi pada adegan berdiri lalu berpelukan sebagai tanda kedua
belah tokoh telah bermaafan sudah cukup bagus namun akan lebih baik pada
saat pengucapan dialog “ aku minta maaf ya” dilakukan dengan notasi yang
rendah bukannya datar sehinggadapat meyakinkan penonton bahwa tokoh
tersebut benar-benar minta maaf.
Secara kesluruhan pesan yang disampaikan pada film yang berjudul ADA APA
DENGAN ROSA masih kurang jelas, dimana topik yang dibahas adalah dari sifat
Rosa yang kurang baik lalu membuat sifat rosa menjadi lebih baik tapi mengapa
bukannya rosa yang minta maaf pada bagian resolusi malah tokoh lain yang
minta maaf kepada Rosa.lalu pada bagian konflik tidak dijelaskan secara detail
mengapaa salah tokoh itu tidak suka pada rosa.
Sebagai penutup, Secara harfiah, film (sinema) adalah cinematographie yang
berasaldarikata cinema (gerak), tho atau phytos(cahaya),dan graphie atau grhap (t
ulisan, gambar, citra). Jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya.
Agar dapat melukis gerak dengan cahaya, harus menggunakan alat khusus,
yang biasa disebut kamera.Film sebagai karya seni sering diartikan hasil cipta
karya seni yang memiliki kelengkapan dari beberapa unsur seni untuk
memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual. Dalam hal ini unsur seni yang
terdapat dan menunjang sebuah karya fim adalah: seni rupa, seni fotografi, seni
arsitektur, seni tari, seni puisi sastra, seni teater, seni musik. Kemudian
ditambah lagi dengan seni pantomin dan novel. Kesemuannya merupakan
pemahaman dari sebuah karya film yang terpadu dan biasa kita lihat.
Tujuan pokok dari apresiasi pada seni berupa memperkenalkan atau
mempublikasi karya seni tersebut agar karya seni lebih dapat dinikmati oleh
publik atau masyarakat juga maksud serta tujuannya tersampaikan.
Jember , 10 maret 2019, 12:21 WIB

More Related Content

What's hot

Gerakan air laut.pptx
Gerakan air laut.pptxGerakan air laut.pptx
Gerakan air laut.pptx
Ajeng Pratiwi
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Universitas Negeri Semarang
 
Materi wacana
Materi wacanaMateri wacana
Materi wacana
AnastasiaBaan
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiAli Hasimi Pane
 
Makalah iklim tropis
Makalah iklim tropisMakalah iklim tropis
Makalah iklim tropis
Ir. Zakaria, M.M
 
Geografi Zona Pesisir dan Pantai
Geografi Zona Pesisir dan PantaiGeografi Zona Pesisir dan Pantai
Geografi Zona Pesisir dan Pantai
cen27
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Marfizal Marfizal
 
Plimsoll mark
Plimsoll markPlimsoll mark
Plimsoll mark
Frenki Niken
 
Ulasan_Karya_Kita_pptx.pptx
Ulasan_Karya_Kita_pptx.pptxUlasan_Karya_Kita_pptx.pptx
Ulasan_Karya_Kita_pptx.pptx
dinda220349
 
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
Yogga Haw
 
kontinuitas
kontinuitaskontinuitas
kontinuitas
Ikmaliva
 
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis InvasifPermen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif
Anjas Asmara, S.Si
 
Koefisien bentuk kapal
Koefisien bentuk kapalKoefisien bentuk kapal
Koefisien bentuk kapal
robert hokoyoku
 
Hukum Archimedes
Hukum ArchimedesHukum Archimedes
Ppt. fluida By FitrahRhya
Ppt. fluida By FitrahRhyaPpt. fluida By FitrahRhya
Ppt. fluida By FitrahRhya
Husain Anker
 
03 tokoh dan penokohan
03 tokoh dan penokohan03 tokoh dan penokohan
03 tokoh dan penokohanImansyah Lubis
 
Sistem plumbing gedung bertingkat
Sistem plumbing gedung bertingkatSistem plumbing gedung bertingkat
Sistem plumbing gedung bertingkat
Eva Nadya
 
Propsal geografi gunung meletus
Propsal geografi gunung meletusPropsal geografi gunung meletus
Propsal geografi gunung meletus
tathian net
 
Pertemuan ketiga tekanan dan fluida statik
Pertemuan ketiga tekanan dan fluida statikPertemuan ketiga tekanan dan fluida statik
Pertemuan ketiga tekanan dan fluida statik
Gede Arda
 
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesLaporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
Farah Pranidasari
 

What's hot (20)

Gerakan air laut.pptx
Gerakan air laut.pptxGerakan air laut.pptx
Gerakan air laut.pptx
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
 
Materi wacana
Materi wacanaMateri wacana
Materi wacana
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
Makalah iklim tropis
Makalah iklim tropisMakalah iklim tropis
Makalah iklim tropis
 
Geografi Zona Pesisir dan Pantai
Geografi Zona Pesisir dan PantaiGeografi Zona Pesisir dan Pantai
Geografi Zona Pesisir dan Pantai
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
 
Plimsoll mark
Plimsoll markPlimsoll mark
Plimsoll mark
 
Ulasan_Karya_Kita_pptx.pptx
Ulasan_Karya_Kita_pptx.pptxUlasan_Karya_Kita_pptx.pptx
Ulasan_Karya_Kita_pptx.pptx
 
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
 
kontinuitas
kontinuitaskontinuitas
kontinuitas
 
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis InvasifPermen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif
Permen LHK No. P.94 Tahun 2016 tentang Jenis Invasif
 
Koefisien bentuk kapal
Koefisien bentuk kapalKoefisien bentuk kapal
Koefisien bentuk kapal
 
Hukum Archimedes
Hukum ArchimedesHukum Archimedes
Hukum Archimedes
 
Ppt. fluida By FitrahRhya
Ppt. fluida By FitrahRhyaPpt. fluida By FitrahRhya
Ppt. fluida By FitrahRhya
 
03 tokoh dan penokohan
03 tokoh dan penokohan03 tokoh dan penokohan
03 tokoh dan penokohan
 
Sistem plumbing gedung bertingkat
Sistem plumbing gedung bertingkatSistem plumbing gedung bertingkat
Sistem plumbing gedung bertingkat
 
Propsal geografi gunung meletus
Propsal geografi gunung meletusPropsal geografi gunung meletus
Propsal geografi gunung meletus
 
Pertemuan ketiga tekanan dan fluida statik
Pertemuan ketiga tekanan dan fluida statikPertemuan ketiga tekanan dan fluida statik
Pertemuan ketiga tekanan dan fluida statik
 
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesLaporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
 

Similar to Kritik Seni Film Pendek ada apa dengan rosa oleh X MM 1

Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIH
Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIHMakalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIH
Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIH
Rachardy Andriyanto
 
Tugas karya tulis ilmiah apresiasi
Tugas karya tulis ilmiah apresiasiTugas karya tulis ilmiah apresiasi
Tugas karya tulis ilmiah apresiasi
Rachardy Andriyanto
 
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1
Rachardy Andriyanto
 
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Rachardy Andriyanto
 
Merancang naskah adaptasi
Merancang naskah adaptasiMerancang naskah adaptasi
Merancang naskah adaptasishelviaa
 
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?
Rachardy Andriyanto
 
Materi bahasa indonesia kelas 8 tentang teks drama
Materi bahasa indonesia kelas 8 tentang teks dramaMateri bahasa indonesia kelas 8 tentang teks drama
Materi bahasa indonesia kelas 8 tentang teks drama
AanSutrisno
 
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Rachardy Andriyanto
 
Drama
DramaDrama
Drama
dapaaditya
 
RANGKUMAN MATERI.docx
RANGKUMAN MATERI.docxRANGKUMAN MATERI.docx
RANGKUMAN MATERI.docx
UmiHabibah22
 
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu
Rachardy Andriyanto
 
Laporan praktik membaca janah
Laporan praktik membaca janahLaporan praktik membaca janah
Laporan praktik membaca janah
Asih Sukarsih
 
DOC-20230510-WA0047..pptx
DOC-20230510-WA0047..pptxDOC-20230510-WA0047..pptx
DOC-20230510-WA0047..pptx
GilangTaufik1
 
Modul praktikum bakat dan kreativitas
Modul praktikum bakat dan kreativitasModul praktikum bakat dan kreativitas
Modul praktikum bakat dan kreativitas
cindrya
 
Bagian Fragmen kls 7
Bagian Fragmen kls 7Bagian Fragmen kls 7
Bagian Fragmen kls 7
mochprastyo
 
Unsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskah
Unsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskahUnsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskah
Unsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskah
siti sangidah
 
Apa itu drama?
Apa itu drama?Apa itu drama?
Apa itu drama?
Nahdalia Andani
 
BAB 8 DRAMA.pptx
BAB 8 DRAMA.pptxBAB 8 DRAMA.pptx
BAB 8 DRAMA.pptx
elvirafidelia
 
Seni teater
Seni teaterSeni teater
Seni teater
aseranikurdi
 
DRAMA.ppt
DRAMA.pptDRAMA.ppt
DRAMA.ppt
abilrizky
 

Similar to Kritik Seni Film Pendek ada apa dengan rosa oleh X MM 1 (20)

Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIH
Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIHMakalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIH
Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIH
 
Tugas karya tulis ilmiah apresiasi
Tugas karya tulis ilmiah apresiasiTugas karya tulis ilmiah apresiasi
Tugas karya tulis ilmiah apresiasi
 
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1
Kritik Seni Film Pendek Mau Kamu apa sih X MM1
 
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
 
Merancang naskah adaptasi
Merancang naskah adaptasiMerancang naskah adaptasi
Merancang naskah adaptasi
 
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?
 
Materi bahasa indonesia kelas 8 tentang teks drama
Materi bahasa indonesia kelas 8 tentang teks dramaMateri bahasa indonesia kelas 8 tentang teks drama
Materi bahasa indonesia kelas 8 tentang teks drama
 
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
 
Drama
DramaDrama
Drama
 
RANGKUMAN MATERI.docx
RANGKUMAN MATERI.docxRANGKUMAN MATERI.docx
RANGKUMAN MATERI.docx
 
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu
Kritik Seni Pada Film Pendek Berjudul Ngga Boleh Gitu
 
Laporan praktik membaca janah
Laporan praktik membaca janahLaporan praktik membaca janah
Laporan praktik membaca janah
 
DOC-20230510-WA0047..pptx
DOC-20230510-WA0047..pptxDOC-20230510-WA0047..pptx
DOC-20230510-WA0047..pptx
 
Modul praktikum bakat dan kreativitas
Modul praktikum bakat dan kreativitasModul praktikum bakat dan kreativitas
Modul praktikum bakat dan kreativitas
 
Bagian Fragmen kls 7
Bagian Fragmen kls 7Bagian Fragmen kls 7
Bagian Fragmen kls 7
 
Unsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskah
Unsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskahUnsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskah
Unsur intrinsik dan ekstrinsik drama sebagai naskah
 
Apa itu drama?
Apa itu drama?Apa itu drama?
Apa itu drama?
 
BAB 8 DRAMA.pptx
BAB 8 DRAMA.pptxBAB 8 DRAMA.pptx
BAB 8 DRAMA.pptx
 
Seni teater
Seni teaterSeni teater
Seni teater
 
DRAMA.ppt
DRAMA.pptDRAMA.ppt
DRAMA.ppt
 

More from Rachardy Andriyanto

Panduan MPLS 2022 Fix Final.pdf
Panduan MPLS 2022 Fix Final.pdfPanduan MPLS 2022 Fix Final.pdf
Panduan MPLS 2022 Fix Final.pdf
Rachardy Andriyanto
 
Kalender pendidikan 2022-2023.pdf
Kalender pendidikan 2022-2023.pdfKalender pendidikan 2022-2023.pdf
Kalender pendidikan 2022-2023.pdf
Rachardy Andriyanto
 
Kalender Pendidikan 2022 2023.pdf
 Kalender Pendidikan 2022 2023.pdf Kalender Pendidikan 2022 2023.pdf
Kalender Pendidikan 2022 2023.pdf
Rachardy Andriyanto
 
Digital mindset and_behaviour_idt_250064
Digital mindset and_behaviour_idt_250064Digital mindset and_behaviour_idt_250064
Digital mindset and_behaviour_idt_250064
Rachardy Andriyanto
 
1999 dream-theater-metropolis-pt-2-scenes-from-a-memorypdf
1999 dream-theater-metropolis-pt-2-scenes-from-a-memorypdf1999 dream-theater-metropolis-pt-2-scenes-from-a-memorypdf
1999 dream-theater-metropolis-pt-2-scenes-from-a-memorypdf
Rachardy Andriyanto
 
kalender 2022
kalender 2022kalender 2022
kalender 2022
Rachardy Andriyanto
 
Puebi pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbud
Puebi  pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbudPuebi  pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbud
Puebi pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbud
Rachardy Andriyanto
 
Nikond5100 tombol
Nikond5100 tombolNikond5100 tombol
Nikond5100 tombol
Rachardy Andriyanto
 
Etude Matteo Carcassi
Etude Matteo CarcassiEtude Matteo Carcassi
Etude Matteo Carcassi
Rachardy Andriyanto
 
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUAL
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUALSTANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUAL
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUAL
Rachardy Andriyanto
 
Kalender pendidikan 2021-2022
Kalender pendidikan 2021-2022Kalender pendidikan 2021-2022
Kalender pendidikan 2021-2022
Rachardy Andriyanto
 
Raspberry Pi IoT Projects
Raspberry Pi IoT ProjectsRaspberry Pi IoT Projects
Raspberry Pi IoT Projects
Rachardy Andriyanto
 
THE Official RASPBERRY PI PROJECTS BOOK
THE Official RASPBERRY PI PROJECTS BOOKTHE Official RASPBERRY PI PROJECTS BOOK
THE Official RASPBERRY PI PROJECTS BOOK
Rachardy Andriyanto
 
Spektrum kurikulum
Spektrum kurikulumSpektrum kurikulum
Spektrum kurikulum
Rachardy Andriyanto
 
Struktur kurikulum (1)
Struktur kurikulum (1)Struktur kurikulum (1)
Struktur kurikulum (1)
Rachardy Andriyanto
 
Mars SMK Kartini Jember
Mars SMK Kartini JemberMars SMK Kartini Jember
Mars SMK Kartini Jember
Rachardy Andriyanto
 
Mind mapping moodboard
Mind mapping moodboardMind mapping moodboard
Mind mapping moodboard
Rachardy Andriyanto
 
Wsc2022 wsos08 mobile_applications_development
Wsc2022 wsos08 mobile_applications_developmentWsc2022 wsos08 mobile_applications_development
Wsc2022 wsos08 mobile_applications_development
Rachardy Andriyanto
 
Wsc2022 wsos50 3_d_digital_game_art
Wsc2022 wsos50 3_d_digital_game_artWsc2022 wsos50 3_d_digital_game_art
Wsc2022 wsos50 3_d_digital_game_art
Rachardy Andriyanto
 
Wsc2022 wsos17 web_technologies
Wsc2022 wsos17 web_technologiesWsc2022 wsos17 web_technologies
Wsc2022 wsos17 web_technologies
Rachardy Andriyanto
 

More from Rachardy Andriyanto (20)

Panduan MPLS 2022 Fix Final.pdf
Panduan MPLS 2022 Fix Final.pdfPanduan MPLS 2022 Fix Final.pdf
Panduan MPLS 2022 Fix Final.pdf
 
Kalender pendidikan 2022-2023.pdf
Kalender pendidikan 2022-2023.pdfKalender pendidikan 2022-2023.pdf
Kalender pendidikan 2022-2023.pdf
 
Kalender Pendidikan 2022 2023.pdf
 Kalender Pendidikan 2022 2023.pdf Kalender Pendidikan 2022 2023.pdf
Kalender Pendidikan 2022 2023.pdf
 
Digital mindset and_behaviour_idt_250064
Digital mindset and_behaviour_idt_250064Digital mindset and_behaviour_idt_250064
Digital mindset and_behaviour_idt_250064
 
1999 dream-theater-metropolis-pt-2-scenes-from-a-memorypdf
1999 dream-theater-metropolis-pt-2-scenes-from-a-memorypdf1999 dream-theater-metropolis-pt-2-scenes-from-a-memorypdf
1999 dream-theater-metropolis-pt-2-scenes-from-a-memorypdf
 
kalender 2022
kalender 2022kalender 2022
kalender 2022
 
Puebi pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbud
Puebi  pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbudPuebi  pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbud
Puebi pedoman umum ejaan bahasa indonesia resmi kemendikbud
 
Nikond5100 tombol
Nikond5100 tombolNikond5100 tombol
Nikond5100 tombol
 
Etude Matteo Carcassi
Etude Matteo CarcassiEtude Matteo Carcassi
Etude Matteo Carcassi
 
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUAL
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUALSTANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUAL
STANDARDISASI KONTEN AUDIOVISUAL
 
Kalender pendidikan 2021-2022
Kalender pendidikan 2021-2022Kalender pendidikan 2021-2022
Kalender pendidikan 2021-2022
 
Raspberry Pi IoT Projects
Raspberry Pi IoT ProjectsRaspberry Pi IoT Projects
Raspberry Pi IoT Projects
 
THE Official RASPBERRY PI PROJECTS BOOK
THE Official RASPBERRY PI PROJECTS BOOKTHE Official RASPBERRY PI PROJECTS BOOK
THE Official RASPBERRY PI PROJECTS BOOK
 
Spektrum kurikulum
Spektrum kurikulumSpektrum kurikulum
Spektrum kurikulum
 
Struktur kurikulum (1)
Struktur kurikulum (1)Struktur kurikulum (1)
Struktur kurikulum (1)
 
Mars SMK Kartini Jember
Mars SMK Kartini JemberMars SMK Kartini Jember
Mars SMK Kartini Jember
 
Mind mapping moodboard
Mind mapping moodboardMind mapping moodboard
Mind mapping moodboard
 
Wsc2022 wsos08 mobile_applications_development
Wsc2022 wsos08 mobile_applications_developmentWsc2022 wsos08 mobile_applications_development
Wsc2022 wsos08 mobile_applications_development
 
Wsc2022 wsos50 3_d_digital_game_art
Wsc2022 wsos50 3_d_digital_game_artWsc2022 wsos50 3_d_digital_game_art
Wsc2022 wsos50 3_d_digital_game_art
 
Wsc2022 wsos17 web_technologies
Wsc2022 wsos17 web_technologiesWsc2022 wsos17 web_technologies
Wsc2022 wsos17 web_technologies
 

Recently uploaded

Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa IndonesiaPengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
sucibrooks86
 
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdfCP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
andimagfirahwati1
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
AdeSutisna19
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
juliafnita47
 
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
MunirLuvNaAin
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
WAYANDARSANA1
 
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMKPanduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
PujiMaryati
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptxPEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
dwiwahyuningsih74
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
TitisNindiasariAnggr
 
REAKSI MASYARAKAT TERHADAP PENJAJAHAN BARAT DI MESIR (2).pptx
REAKSI MASYARAKAT TERHADAP PENJAJAHAN BARAT DI MESIR (2).pptxREAKSI MASYARAKAT TERHADAP PENJAJAHAN BARAT DI MESIR (2).pptx
REAKSI MASYARAKAT TERHADAP PENJAJAHAN BARAT DI MESIR (2).pptx
ianchin0007
 
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptxBab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Habibatut Tijani
 
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdfPanduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
NurHasyim22
 

Recently uploaded (20)

Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa IndonesiaPengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
 
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
 
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdfCP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
CP dan ATP bahasa indonesia fase B kelas 12.pdf
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
 
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
 
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMKPanduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptxPEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
 
REAKSI MASYARAKAT TERHADAP PENJAJAHAN BARAT DI MESIR (2).pptx
REAKSI MASYARAKAT TERHADAP PENJAJAHAN BARAT DI MESIR (2).pptxREAKSI MASYARAKAT TERHADAP PENJAJAHAN BARAT DI MESIR (2).pptx
REAKSI MASYARAKAT TERHADAP PENJAJAHAN BARAT DI MESIR (2).pptx
 
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptxBab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
 
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdfPanduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
 

Kritik Seni Film Pendek ada apa dengan rosa oleh X MM 1

  • 1. MAKALAH “KRITIK SENI TERHADAP SERIAL FILM PENDEK BERJUDUL ADA APA DENGAN ROSA” DI BUAT UNTUK PEMENUHAN TUGAS SENI BUDAYA Kelas X Multimedia 1 Disusun Oleh: 1. PANCA MAILANI 2. LUCKY SETIAWAN 3. EKA CINDY MARCELINA 4. MARIA DEBORA 5. MUHAMMAD DANIL 6. Agung Permadi SMK KARTINI JEMBER 2019
  • 2. I. DESKRIPSI Apresiasi adalah suatu proses atau bentuk penghargaan dan penilaian terhadap suatu hal yang berhubungan dengan karya seni dan karya sastra.Secara etimologi kata “Apresiasi” berasal dari bahasa latin, yaitu “Apreciatio” yang artinya menghargai. Sedangkan secara terminologi, arti kata apreasiasi adalah proses penilaian atau penghargaan positif yang dilakukan oleh seseorang terhadap sesuatu.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti apreasiasi adalah setiap penilaian baik, penghargaan, terhadap karya seni dan karya sastra. Apresiasi menurut beberpa ahli : Menurut Prayogi pengertian apresiasi adalah semua aktivitas memberikan penghargaan yang dilakukan sebagai hasil penggunaan, peresapan, dan penilaian seseorang terhadap sebuah karya sastra ataupun karya seni tertentu. Apresiasi juga merupakan bentuk rasa kagum yang keluar dari diri penikmat karya seni ataupun karya sastra tertentu. Menurut Hornby arti apresiasi adalah pengenalan dan pemahaman yang tepat, pertimbangan, penilaian, dan pernyataan yang memberikan penilaian. Menurut S. E Effendi pengertian apresiasi adalah aktivitas menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra. Karya Seni sebagai objek kajian apresiasi yang akan dibahas menagacu kepada kurikulum pembelajaran yang berkaitan dengan mengamati, memahami, dan menilai diharapkan denagan adanya apresiasi, siswa akan lebih menghargai sebuah kreativitas yang memiliki keseimbangan, idelaisasi dalam pembuatan karya seni tersebut. Oleh karena itu tugas pembuatan karya seni pada bab ini yang diwujukan dalam bentuk karya serial film pendek yang diamanatkan dalam pola kelompok, diharapkan siswa-siswi dapat bekerja sama dalam pembuatan karya seni tersebut. Dengan menembangkan tema SANG PENGGRUTU sebagai bahan acuan beropini positif sebagai pokok pembahasan dan pesan dalam film. Dalam karya tulis ilmiah ini, objek serial filmpendek yang akan dikaji berjudul SANG PENGGRUTU (ADA APA DENGAN ROSA) THE SERIESyang dibuat oleh salah satu kelompok X Multimedia 1 dan telah dpublikasikan di akun Youtube: eKartini dan Instagram: eKartiniCom.
  • 3. II. ANALISIS FORMAL Film merupakan teater yang sempurana, yang memiliki sifat kompleks, rumit yang dimana unsur-unsur teater melekat padanya. Dan dikatakan sempuran karena penyajiannya lebih detail dalam film. Adapula unsur-unsur dalam teater: a. Naskah drama Naskah drama adalah karangan yang berisi sebuah kisah dengan nama- nama tokoh dan dialog yang diucapkannya.hal-hal yang terdapat pada naskah drama sebagai berikut: 1) Tema, adalah pikiran pokok yang mendasari kisah drama. 2) Plot, adalah rangkaian peristiwa atau jalannya kisah drama. Tahapan perkembangan plot umumnya sebagai berikut: a) Eksposisi adalah bagian perkenalan cerita kepada penonton. b) Konflik, mulai ada kejadian atau insiden yang melibatkan tokoh dalam masalah. c) Komplikasi, insiden berkembang menjadi konflik-konflik yang semakin banyak dan rumit namun belum tampak pemecahannya. d) Krisis/klimaks, bagian dimana konflik atau insiden mencapai puncaknya. e) Resolusi, dalam tahapan terjadi penyelesaia konflik. 3) Karakter adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa atau kepribadian seorang tokoh dalam kisah drama. 4) Dialog adalah percakapan atartokoh untuk merangkai jalannya kisah 5) Bahasa merupakan bahan dasar naskah atau skenario dalam bentuk kata atau kalimat. 6) Ide dan pesan, penulis sebaiknya memnafaatkan keadsaan kehidupan di masyarakat sebagi sumber ide atau gagasan dengan merekayasanya disertai rasa tanggung jawab. b. Pemain atau pemeran Pemeran adalah seseorang yang memperagakan kisah sebagai tokoh tertentu yang biasa disebut aktor atau aktris. 1) Tokoh protagonis adalah tokoh utama, yaitu tokoh yang berkarakter baik dan mendukung jalannya cerita. 2) Tokoh antagonis, yaitu tokokh yang menentang kehendak tokoh utama yang biasanya tokoh ini memiliki karakter jahat.
  • 4. 3) Tokoh protagonis adalah tokoh penegah yang berperan menengahi pertikaian antara tokoh utama dan tokoh penentang. 4) Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang secara langsung tidak terlibat dalam konflik namun ia diperlukan untuk membantu menyelesaikan cerita. c. Sutradara Sutradara adalah orang yang memimpin dan mengatur seluruh teknik pembuatan atau pementasan drama atau film. Sutradaralah yang menafsirkan dan menerjemahkan kisah dari bentuk naskah ke dalam wujud nyata pertunjukan. Seorang sutradara harus menguasai seluruh aspek dalam pembuatan atau pementasan drama atau film sehingga tiap bagian bisa dkontrol dengan baik dam pementasan bisa maksimal. d. Properti Properti adalah seluruh perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan drama atau film yang nantinya dapat atau tidak dikenankan oleh pemai, dan nantinya terlihat dalam pementasan. Lebih lanjut selain pengetahuan unsur-unsur pembentuk teater diatas diperlukan pula penegtahuan teknik bermain teater, sehingga pengetahuan unsur-unsur pembenuk teater lebih aplikatif. Beberapa teknik bermain teater sebagai berikut: 1. BLOCKING Yang dimaksud dengan blocking adalah kedudukan tubuh pada saat diatas pentas. Dalam permainan drama, blocking yang baik sangat diperlukan, oleh karena itu pada waktu bermain kita harus selalu mengontrol tubuh kita agar tidak merusak blocking. Yang dimaksud dengan blocking yang baik adalah blocking tersebut harus seimbang, utuh, bervariasi dan memiliki titik pusat perhatian serta wajar. Beberapa prinsip blocking sebagai berikut: - Seimbang Seimbang berarti kedudukan pemain, termasuk juga benda-benda yang ada diatas panggung (setting) tidak mengelompok di satu tempat, sehingga mengakibatkan adanya kesan berat sebelah. Jadi semua bagian panggung harus terwakili oleh pemain atau benda-benda yang ada di panggung. Penjelasan lebih lanjut mengenai keseimbangan panggung ini akan disampaikan pada bagian mengenai “Komposisi Pentas “.
  • 5. – Utuh Utuh berarti blocking yang ditampilkan hendaknya merupakan suatu kesatuan. Semua penempatan dan gerak yang harus dilakukan harus saling menunjang dan tidak saling menutupi. – Bervariasi Bervariasi artinya bahwa kedudukan pemain tidak disuatu tempat saja, melainkan membentuk komposisi-komposisi baru sehingga penonton tidak jenuh. Keadaan seorang pemain jangan sama dengan kedudukan pemain lainnya. Misalnya sama-sama berdiri, sama-sama jongkok, menghadap ke arah yang sama, dsb. Kecuali kalau memang dikehendaki oleh naskah. – Memiliki titik pusat Memiliki titik pusat artinya setiap penampilan harus memiliki titik pusat perhatian. Hal ini penting artinya untuk memperkuat peranan lakon dan mempermudah penonton untuk melihat dimana sebenarnya titik pusat dari adegan yang sedang berlangsung. Antara pemain juga jangan saling mengacau sehingga akan mengaburkan dimana sebenarnya letak titik perhatian. – Wajar Wajar artinya setiap penempatan pemain ataupun benda-benda haruslah tampak wajar, tidak dibuat-buat. Disamping itu setiap penempatan juga harus memiliki motivasi dan harus beralasan. Dalam drama kontemporer kadang-kadang naskah tidak menuntut blocking yang sempurna, bahkan kadang-kadang juga sutradara atau naskah itu sendiri sama sekali meninggalkan prinsip- prinsip blocking. Ada juga naskah yang menuntut adanya gerak-gerak yang seragam diantara para pemainnya. 2. ARTIKULASI Yang dimaksud dengan Artikulasi dalam Teater adalah pengucapan kata melalui mulut agar terdengar dengan baik dan benar serta jelas, sehingga telinga pendengar atau penonton dapat mengerti pada kata kata yang diucapkan. Pada pengertian artikulasi ini dapat ditemukan beberapa sebab yang mongakibatkan terjadinya Artikulasi yang kurang/tidak benar, yaitu :
  • 6.  Cacat artikulasi alam : cacat artikulasi ini dialami oleh orang yang berbicara gagap atau orang yang sulit mengucapkan salah satu konsonon, misalnya „R‟, dan sebagainya.  Artikulasi jelek ini bukan disebabkan karena cacat artikulasi, melainkan terjadi sewaktu waktu. Hal ini sering terjadi pada pengucapan naskah/dialog. Misalnya :  Mengucapkan alfabet dengan benar, perhatikan bentuk mulut pada setiap pengucapan. Ucapkan setiap huruf dengan nada nada tinggi, rendah, sengau, kecil, besar, dsb. Juga ucapkanlah dengan berbisik.  Variasikan dengan pengucapan lambat, cepat, naik, turun, dsb  Membaca kalimat dengan berbagai variasi seperti di atas. Perhatikan juga bentuk mulut. 3. INTONASI Seandainya pada dialog yang kita ucapkan, kita tidak menggunakan intonasi, maka akan terasa monoton, datar dan membosankan. Yang dimaksud intonasi di sini adalah tekanan tekanan yang diberikan pada kata, bagian kata atau dialog. Dalam tatanan intonasi, terdapat tiga macam, yaitu : 1. Tekanan Dinamik (keras lemah) Ucapakanlah dialog pada naskah dengan melakukan penekanan- penekanan pada setiap kata yang memerlukan penekanan. 2. Tekanan.Nada (tinggi) Coba ucapkanlah kata-kata pada diaog dengan nada/aksen(tinggi) yang dimana artinya tidak menggunakan nada/aksen biasanya. 3. Tekanan Tempo Tekanan tempo adalah memperlambat atau mempercepat pengucapan yang biasanya digunakan untuk mempertegas apa yang kita maksudkan.
  • 7. 4. GERAK Gerak dibagi menjadi dua macam yaitu: 1. Gerak teaterikal Gerak teaterikal adalah gerak yang dipakai dalam teater, yaitu gerak yang lahir dari keinginan bergerak yang sesuai dengan apa yang dituntut dalam naskah. Jadi gerak teaterikal hanya tercipta pada waktu memainkan naskah drama. 2. Gerak non teaterikal Gerak non teaterikal adalah gerak kita dalam kehidupan sehari-hari. Gerak yang dipakai dalam teater (gerak teaterikal) ada bermacam-macam, secara garis besar dapat kita bagi menjadi dua, yaitu gerak halus dan gerak kasar. 1. Gerak Halus Gerak halus adalah gerak pada raut muka kita atau perubahan mimik, atau yanq lebih dikenal lagi dengan ekspresi. Gerak ini timbul karena pengaruh dari dalam/emosi, misalnya marah, sedih, gembira, dsb. 2. Gerak Kasar Gerak kasar adalah gerak dari seluruh/sebagian anggota tubuh kita. Gerak ini timbul karena adanya pengaruh baik dari luar maupun dari dalam. Gerak kasar masih dapat dibagi menjadi empat bagian. yaitu : 1. Business, adalah gerak-gerak kecil yang kita lakukan tanpa penuh kesadaran Gerak ini kita lakukan secara spontan, tanpa terpikirkan (refleks). Misalnya : – sewaktu kita sedang mendengar alunan musik, secara tak sadar kita menggerak-gerakkan tangan atau kaki mengikuti irama musik. – sewaktu kita sedang belajar/membaca, kaki kita digigit nyamuk. Secara refleks tangan kita akan memukul kaki yang tergigit nyamuk tanpa kehilangan konsentrasi kita pada belajar.
  • 8. 2. Gestures, adalah gerak-gerak besar yang kita lakukan. Gerak ini adalah gerak yang kita lakukan secara sadar. Gerak yang terjadi setelah mendapat perintah dari diri/otak kita Untuk melakukan sesuatu, misalnya saja menulis, mengambil gelas, jongkok, dsb. 3. Movement, adalah gerak perpindahan tubuh dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Gerak ini tidak hanya terbatas pada berjalan saja, tetapi dapat juga berupa berlari, bergulung-gulung, melompat, dsb. 4. Guide, adalah cara berjalan. Cara berjalan disini bisa bermacam- macam. Cara berjalan orang tua akan berbeda dengan cara berjalan seorang anak kecil, berbeda pula dengan cara berjalan orang yang sedang mabuk, dsb. Selain pengetahuan tas unsur, teknik, dan unsur pembentuk teater diperlukan pula pengetahuan dasar dalam pembuatan suatu film sinemotografi. Berikut penjelasan mengenai sinemotografi: Menurut Wikipedia, Sinematografi berasal dari bahasa Yunani: kinema - κίνημα "gerakan" dan graphein - γράφειν "merekam". jadi artinya adalah pengaturan pencahayaan dan kamera ketika merekam gambar fotografis untuk suatu sinema. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita). Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannya pun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage). Adapun dasar-dasar sinemotografi: - Framing adalah membingkai sebuah peristiwa, atau dengan kata lain framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan atau media massa ketika menyeleksi isu dan menulis berita.
  • 9. - Angle sudut pengambilan gambar pada suatu objek yang akan ditayangkan.Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara: 1.Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. 2.High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”. 3.Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. 4.Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. 5.Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. - Shot Size adalah cara pengambilan gambar, Di beberapa scene, Anda akan melihat sebuah area pegunungan yang luas, di scene lain, Anda akan melihat secara detil bagaimana ekspresi sedih seseorang yang baru saja mendapati keluarganya meninggal. Perbedaan sudut pandang, jarak, dan subjek yang ada di dalam frame inilah yang mengatur jalannya cerita visual di dalam pikiran kita. Dan ini yang kita sebut dengan SHOT SIZE. Adapun cara pengambilan gambar (Shot Size) sebagai berikut:  Extreme Long Shot Extreme long shot adalah shot dimana kamera akan diposisikan sejauh-jauhnya dari subjek, biasanya menggunakan lensa wide, yang tujuannya membuat subjek yang ada di dalam frame tampak kecil ketika dibandingkan dengan lokasi di sekelilingnya. Shot jenis ini biasanya digunakan untuk menyampaikan kesan bahwa subjek sedang merasa sendiri, jauh, atau sedang menjadi sesuatu yang „non familiar‟. Shot ini juga bisa memberikan kesan bahwa subjek sedang tertekan oleh lokasi yang ada di dalam frame.
  • 10. Contoh Extreme Long Shot :  Long Shot/Wide Shot Bicara long shot, sebenarnya konsepnya sama dengan extreme long shot di atas, hanya saja kali ini „lebih dekat‟. Jika subjek utama Anda adalah manusia, maka subjek itu akan terlihat dari ujung atas hingga ujung bawah tubuhnya, namun tidak akan memenuhi seluruh frame Anda.contoh Long Shot/Wide Shot:  Full Shot Shot jenis ini membuat subjek Anda memenuhi frame, namun masih menyisakan ruang kosong untuk background masuk ke dalam komposisi Anda. Mirip dengan long shot di atas, namun jarak antara kamera dengan subjek jauh lebih dekat kali ini. Karena itu full shot seringkali menggunakan lensa wide.contoh Full Shot:  Medium Long Shot Pada medium long shot, subjek diposisikan mulai dari area lutut ke atas. Hal inilah yang membedakan antara medium shot dan full shot. Pada shot jenis ini, audience secara tidak sadar akan dipaksa mendengarkan/memahami apa yang disampaikan subjek. contoh:
  • 11.  Medium Shot Medium shot akan menunjukkan subjek secara lebih detil. Sebenarnya mirip dengan medium long shot di atas, namun kali ini adalah area pinggang ke atas. Jadi proporsi yang dilihat audience di sini sudah mulai lebih banyak subjek-nya daripada background-nya. contoh Medium Shot:  Medium Close-Up Nah untuk medium close up justru akan memposisikan subjek Anda masuk frame mulai area dada ke atas. Shot macam ini ditujukan untuk menunjukkan ekspresi/wajah subjek, namun masih menjaga seolah masih ada jarak dengan subjek dan mereka masih terpengaruh oleh orang sekelilingnya dan juga adegan sebelumnya. contohnya:  Close Up Kapan harus pakai close up? Gunakan shot jenis ini ketika Anda ingin menggambarkan emosi dan reaksi subjek lewat ekspresi mereka. Close up shot seperti ini mengisi kebanyakan frame Anda dengan „bagian‟ dari subjek Anda. Jika subjek-nya adalah manusia, maka close-up seringkali diarahkan ke wajah. Contohnya:
  • 12.  Extreme Close Up Jika tadi ada extreme long shot, maka juga ada extreme close up. Nah di ectreme close up, seluruh frame akan diisi oleh subjek Anda. Seringkali yang ditunjukkan di sini adalah mata, mulut/bibir, atau kadang juga pelatuknya pistol (iya, kan?). Di jenis shot ini, detail-detail kecil yang mempengaruhi cerita akan di highlight habis-habisan dan menjadi focal point cerita untuk lanjut ke adegan-adegan berikutnya. - Komposisi adalah penyusunan elemen-elemen dalam sebuah pengambilan gambar Kamera Objektif dan Kamera Subjektif:  Kamera Objektif: Kamera ini melakukan pengambilan gambar mewakili pandangan penonton. Contohnya:  Kamera subyektif merekam film dari titik pandang seseorang. Penonton ikut berpartisispasi dalam peristiwa yang disaksikannya sebagai pengalaman pribadinya. Contohnya:
  • 13. Focus : 1. Follow focus adalah fokus kamera mengikuti objek bergerak 2. pull/rack focus adalah focus kamera beralih dari objek satu ke objek yang lain Camera Movement  Panning Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan. Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri.  Tilting Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di tempat) dari atas ke bawah atau sebaliknya. Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas. Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.  Tracking Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek. Track in : gerak kamera mendekati obyek Track out : gerak kamera menjauhi obyek Pencahayaan  Pengertian Tata Cahaya Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu pementasan. Seperti halnya mata manusia, kamera video membutuhkan cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan pencahayaan penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia saling berhubungan dengan obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan peristiwa itu terjadi.  KUALITAS CAHAYA a. Hard light Disebut dengan cahaya keras yang dihasilkan dari sumber cahaya dengan intensitas yang tinggi, cahaya lebih bersifat spot. Menghasilkan kekontrasan yang tinggi dan bayangan yang keras (gelap – terangnya).
  • 14. b. Soft Light Disebut juga cahaya yang lembut karena dihasilkan dari sumber terpendar dan halus biasanya cahaya yang dipancarkan adalah flood dan dibarengi dengan filter atau elemen penghalus pemendaran cahaya.Kontras yang dihasilkan lebih tipis sehingga bayangan yang dihasilkan juga tidak keras. Cahaya berdasarkan konsep dasar pencahayan dapat dibedakan : a. Natural Light Cahaya natural yang sumber cahaya dalam satu frame atau adengan maupun scene bersumber dari cahaya yang bersifat natural. Misalnya cahaya pagi hari dari sebelah timur (key). Maka shot-shot dalm scene tersebut key lightnya dari arah yang sama. c. Pictorial Light/Arificial Light Cahaya yang bersifat artistik atau ciptaan. dibentuk sesuai kebutuhan artistik, mood sebuah adegan atau scene. Jadi arah sumber cahaya (key) dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan artistic gambar atau mood dari adegan tersebut.  Direction of Light Pencahayaan yang dibedakan berdasarkan arah cahaya dan jatuhnya cahaya ke subjek dapat dibedakan: a. Top Light Cahaya yang datang dari arah atas subjek, sebagai ambient/base light juga menciptakan suasana tertekan pada subjek. b. Eye Light Cahaya yang ditujukan pada posisi mata subjek guna untuk menguatkan kekuatan yang dimunculkan dari mata. c.Accent Light Cahaya yang dibuat sebagai aksen diluar subjek untuk menciptakan kedalaman dan mood tertentu. Biasanya ditujukan pada background Adapula three-point light yang dipakai dalam pencahayaan sebuah film:  Key Light
  • 15. Key light adalah cahaya terkuat dan paling penting dari tiga cahaya yang digunakan dalam teknik ini. Sumber cahaya ini ditempatkan di antara sisi kamera dan subjek sedemikian rupa (biasanya membentuk sudut 45o) sehingga satu sisi subyek akan terang, tetapi sisi lain agak gelap. Key light adalah yang membuat subyek nampak tetapi tidak memiliki detail bayangan yang bagus dan menghasilkan gambar yang tidak alami dan memiliki kontras yang tinggi.  Fill Light Fill light digunakan sebagai sumber cahaya sekunder untuk key light dan ditempatkan di sisi berlawanan dari subyek (membentuk sudut -45o). Sumber cahaya ini tidak seterang key light, karena hanya digunakan untuk mengisi bayangan yang dihasilkan key light. Fill light membantu mengurangi kontras yang dihasilkan oleh key light sehingga gambar lebih terlihat natural.  Back Light Back light ditempatkan di belakang subyek dan digunakan untuk pencahayaan subyek dari belakang. Back light bisa lebih terang atau lebih redup dari key light; sumber cahaya ini akan memberikan highlight yang cukup pada subyek dan memisahkan subyek dari latar belakang. Back light menambah kedalaman gambar, sehingga membuat tampilan gambar menjadi tiga dimensi. Setelah mengetahui undur-unsur pembentuk teater dan teknik dasar dalm pengambilan gambar (sinemotografi) tersebut barulah melakukan modifkasi dan pengembangan pada naskah pada point plot atau alur dari konsep yang sudah ditentukan. Adapun beberapa pakem struktur dramatik populer sebagai berikut:  Piramida Freytag Gustav Freytag (1863), menggambarkan struktur dramatiknya mengikuti elemen-elemen tersebut dan menempatkannya dalam adegan-adegan lakon sesuai laku dramatik yang dikandungnya. Struktur Freytag ini dikenal dengan sebutan piramida Freytag atau Freytag‟s pyramid (Setfanie Lethbridge dan Jarmila Mildorf, tanpa tahun) . Dalam gambar di atas dijelaskan bahwa alur lakon dari awal sampai akhir melalui bagian-bagian tertentu yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • 16. Gambar Piramida Freytag  Exposition Eksposisi adalah Penggambaran awal dari sebuah lakon. Berisi tentang perkenalan karakter, masalah yang akan digulirkan. Penonton diberi informasi atas masalah yang dialami atau konflik yang terjadi dalam karakter yang ada dalam naskah lakon. Misalnya: lakon Raja Lear Karya William Shakespeare, dimulai dari kebijakan raja Lear terhadap pembagian kerajaan, memperkenalkan siapa Edmund. Dari dua tokoh inilah lakon Raja Lear terpusat, yaitu Raja Lear mendapatkan konflik dari anak-anaknya dan Edmund mendapatkan konflik dari keinginan menguasai wilayah Gloucester.  Complication(rising Action) Mulai terjadi kerumitan atau komplikasi yang diwujudkan menjadi jalinan peristiwa. Di sini sudah mulai dijelaskan laku karakter untuk mengatasi konflik dan tidak mudah untuk mengatasinya sehinga timbul frustasi, amukan, ketakutan, kemarahan. Konflik ini semakin rumit dan membuat karakter-karakter yang memiliki konflik semakin tertekan serta berusaha untuk keluar dari konflik tersebut. Misalnya, Raja Lear mulai mendapatkan konflik karena diusir oleh Gonerill dan Regan dan keluar dari istananya untuk hidup mengembara. Dalam pengembaraan ini Raja Lear mengalami amukan, frustasi, kemarahan, keinginan untuk balas dendam dan lain- lain.  Climax Klimak adalah puncak dari laku lakon dan titik kulminasi mencapai titik. Pada titik ini semua permasalahan akan terurai dan mendapatkan penjelasan melalui laku karakter maupun lewat dialog yang disampaikan oleh peran. Misalnya, Raja Lear mengucapkan dialog, “O, raung, raung, raung, raung! – O, Kamu manusia batu, kalau kupunya lidah dan matamu,
  • 17. aku melolong sampai retak kubah langit, - Selama-lamanya dia mati bagai bumi..............” pada titik inilah semua terbongkar permasalahan- permasalahan yang menjadi konflik dari keseluruhan lakon. Semua putri Raja Lear mati, Edmund menemui kematiannya, karena untuk menguasai kerajaan dia berkomplot dengan Gonerill dan Regan yang dijanjikan akan dinikahi. Dengan terbongkarnya semua masalah yang melingkupi keseleruhan lakon diharapkan penonton akan mengalami katarsis atau proses membersihkan emosi dan memberikan cahaya murni pada jiwa penonton.  Reversal (falling action ) Reversal adalah penurunan emosi lakon. Penurunan ini tidak saja berlaku bagi emosi lakon tapi juga untuk menurunkan emosi penonton. Dari awal emosi penonton sudah diajak naik dan dipermainkan. Falling Action ini juga berfungsi untuk memberi persiapan waktu pada penonton untuk merenungkan apa yang telah ditonton. Titik ini biasanya ditandai oleh semakin lambatnya emosi permainan, dan volume suara pemeran lebih bersifat menenangkan. Misalnya pada lakon Raja Lear diwakili oleh dialog antara Raja Lear dengan Kent, bagaimana Kent menenangkan gejolah emosi Raja Lear karena kematian Cordelia anak yang sangat disayangi tetapi diusir dari kerajaan tetapi masing sangat sayang pada orang tuanya.  Denouement Denoument adalah penyelesaian dari lakon tersebut, baik berakhir dengan bahagia maupun menderita. Pada lakon Raja Lear hal ini diselesaikan dengan kematian Raja Lear. Kemudian lakon tersebut disimpulkan oleh Edgar lewat dialognya “Orang tunduk pada beban zaman serba berat; lidah tunduk pada rasa, bukan pada adat. Yang tertua paling berat bebannya; kita yang muda tak akan berpengalaman sebanyak mereka”. 2. Skema Hudson Menurut Hudson (Wiliiam Henry Hudson) seperti yang dikutip oleh Yapi Tambayong dalam buku Dasar-dasar Dramaturgi (1982), plot dramatik tersusun menurut apa yang dinamakan dengan garis laku. Garis laku tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar Skema Hudson
  • 18. Garis laku lakon dalam skema ini juga melalaui bagian-bagian tertentu yang dapat dijabarkan sebagai berikut:  Eksposisi Saat memperkenalkan dan membeberkan materi-materi yang relevan dalam lakon tersebut. Materi-materi ini termasuk karakter-karakter yang ada, dimana terjadinya peristiwa tersebut, peristiwa apa yang sedang dihadapi oleh karakter-karakter yang ada dan lain-lain.  Insiden Permulaan Mulai teridentifikasi insiden-insiden yang memicu konflik, baik yang dimunculkan oleh tokoh utama maupun tokoh pembantu. Misalnya dalam lakon Raja Lear, insiden ini dimulai dari kejujuran dan ketulusan Cordelia dalam memuji Raja Lear, kemudian insiden fitnah yang dilakukan oleh Edmund kepada Edgar. Insiden-insiden ini akan menggerakkan plot dalam lakon.  Pertumbuhan Laku Pada bagian ini merupakan tindak lanjut dari insiden-insiden yang teridentifikasi tersebut. Konflik-konflik yang terjadi antara karakter-karakter semakin menanjak, dan semakin mengalami komplikasi yang ruwet. Jalan keluar dari konflik tersebut terasa samar-samar dan tak menentu.  Krisis atau Titik Balik Krisis adalah keadaan dimana lakon berhenti pada satu titik yang sangat menegangkan atau menggelikan sehingga emosi penonton tidak bisa apa-apa. Bagi Hudson, klimaks adalah tangga yang menunjukkan laku yang menanjak ke titik balik, dan bukan titik balik itu sendiri. Sedangkan titik balik sudah menunjukan suatu peleraian dimana emosi lakon maupun emosi penonton sudah mulai menurun.  Penyelesaian atau Penurunan Laku Penyelesaian atau denoument yaitu bagian lakon yang merupakan tingkat penurunan emosi dan jalan keluar dari konflik tersebut sudah menemukan jalan keluarnya.  Catastroph Semua konflik yang terjadi dalam sebuah lakon bisa diakhiri, baik itu akhir sesuatu yang membahagiakan maupun akhir sesuatu yang menyedihkan. Dalam lakon Raja Lear, cerita diakhir dengan sesuatu yang menyedihkan yaitu suasana kematian ketiga putri dan Raja Lear sendiri. Dengan kematian tokoh- tokoh ini suasana lakon dapat dikembalikan pada keadaan yang semula. 3. Tensi Dramatik Brander Mathews, seperti dikutip oleh Adhy Asmara dalam buku Apresiasi Drama (1983), menekankan pentingnya tensi dramatik. Perjalanan cerita satu lakon memiliki penekanan atau tegangan (tensi) sendiri dalam masing-masing
  • 19. bagiannya. Tegangan ini mengacu pada persoalan yang sedang dibicarakan atau dihadapi. Dengan mengatur nilai tegangan pada bagian-bagian lakon secara tepat maka efek dramatika yang dihasilkan akan semakin baik. Pengaturan tensi dramatik yang baik akan menghindarkan lakon dari situasi yang monoton dan menjemukan. lTitik berat penekanan tegangan pada masing-masing bagian akan memberikan petunjuk laku yang jelas bagi aktor sehingga mereka tidak kehilangan intensitas dalam bermain dan dapat mengatur irama aksi.  Eksposisi Bagian awal atau pembukaan dari sebuah cerita yang memberikan gambaran, penjelasan dan keterangan-keterangan mengenai tokoh, masalah, waktu, dan tempat. Hal ini harus dijelaskan atau digambarkan kepada penonton agar penonton mengerti. Nilai tegangan dramatik pada bagian ini masih berjalan wajar-wajar saja. Tegangan menandakan kenaikan tetapi dalam batas wajar karena tujuannya adalah pengenalan seluruh tokoh dalam cerita dan kunci pembuka awalan persoalan.  Penanjakan Sebuah peristiwa atau aksi tokoh yang membangun penanjakan menuju konflik. Pada bagian ini, penekanan tegangan dramatik mulai dilakukan. Cerita sudah mau mengarah pada konflik sehingga emosi para tokoh pun harus mulai menyesuaikan. Penekanan tegangan ini terus berlanjut sampai menjelang komplikasi.  Komplikasi Penggawatan yang merupakan kelanjutan dari penanjakan. Pada bagian ini salah seorang tokoh mulai mengambil prakarsa untuk mencapai tujuan tertentu atau melawan satu keadaan yang menimpanya. Pada tahap komplikasi ini kesadaran akan adanya persoalan dan kehendak untuk bangkit melawan mulai dibangun. Penekanan tegangan dramatik mulai terasa karena seluruh tokoh berada dalam situasi yang tegang.  Klimaks Nilai tertinggi dalam perhitungan tensi dramatik dimana penanjakan yang dibangun sejak awal mengalami puncaknya. Semua tokoh yang berlawanan bertemu di sini.
  • 20.  Resolusi Mempertemukan masalah-masalah yang diusung oleh para tokoh dengan tujuan untuk mendapatkan solusi atau pemecahan. Tensi dramatik mulai diturunkan. Semua pemain mulai mendapatkan titik terang dari segenap persoalan yang dihadapi.  Konklusi Tahap akhir dari peristiwa lakon biasanya para tokoh mendapatkan jawaban atas masalahnya. Pada tahap ini peristiwa lakon diakhiri. Meskipun begitu nilai tensi tidak kemudian nol tetapi paling tidak berada lebih tinggi dari bagian eksposisi karena pengaruh emosi atau tensi yang diperagakan pada bagian komplikasi dan klimaks. 4. Turning Point Model struktur dramatik dari Marsh Cassady (1995) menekankan pentingnya turning atau changing point (titik balik perubahan) yang mengarahkan konflik menuju klimaks. Titik balik ini menjadi bidang kajian yang sangat penting bagi sutradara berkaitan dengan laku karakter tokohnya sehingga puncak konflik menjadi jelas, tajam, dan memikat. Gambar di bawah ini memperlihatkan posisi titik balik perubahan yang menuntun kepada klimaks. Titik ini menjadi bagian yang paling krusial dari keseluruhan laku karena padanya letak kejelasan konflik dari lakon berada. Inti pesan atau premis yang terkandung dalam permasalahan akan menampakkan dramatikanya dengan menggarap bagian ini sebaik mungkin. Tiga titik penting yang merupakan nafas dari lakon menurut struktur ini adalah konflik awal saat persoalan dimulai, titik balik perubahan saat perlawanan terhadap konflik dimulai, dan klimaks saat konflik antarpihak yang berseteru memuncak hingga menghasilkan sebuah penyelesaian atau resolusi. Gambar Turning Point
  • 21. Titik A adalah permulaan konflik atau awal cerita saat persoalan mulai diungkapkan. Selanjutnya konflik mulai memanas dan cerita berada dalam ketegangan atau penanjakan yang digambarkan sebagai garis B. Garis ini menuntun pada satu keadaan yang dapat dijadikan patokan sebagai titik balik perubahan yang digambarkan debagai titik C. Pada titik ini terjadi perubahan arah laku lakon saat pihak yang sebelumnya dikalahkan atau pihak yang lemah mulai mengambil sikap atau sadar untuk melawan. Dengan demikian, tegangan menjadi berubah sama sekali. Ketika pada titik A dan garis B pihak yang dimenangkan tidak mendapatkan saingan maka pada titik C kondisi ini berubah. Hal ini terus berlanjut hingga sampai pada titik D yang menggambarkan klimakas dari persoalan. Tegangan semakin menurun karena persoalan mulai mendapatkan titik terang dan pihak yang akhirnya menang telah ditentukan. Keadaan ini digambarkan sebagai garis E yang disebut dengan bagian resolusi.  Aspek nilai merupakan segala fungsi guna/nilai dari sebuah karya seni sesuai dengan bentuk dan wujud nyata nya. Artinya setiap karya seni tentunya memiliki beberapa nilai dan kegunaan. Mulai dari nilai pakai, nilai jual, nilai ekonomis, nilai estetika, dll. Akan tetapi menurut tokoh seni R. S. Stites, karya seni hanya memiliki tiga nilai, yakni : 1. Nilai pakai/guna, adalah nilai ekonomi, yang berkaitan dengan mata uang. Artinya dari segi nilai ini karya seni dapat menghasilkan nilai pakai atau nilai guna apabila karya seni banyak diminati oleh para pembeli, sehingga bisa dijual untuk mendapatkan nilai ekonomi. Selain itu dari segi bentuk nya, karya seni dapat digunakan sebagai benda pakai. Contohnya kaleng bekas dijadikan sebagai tabungan/celengan. 2. Nilai kisah, adalah nilai idiil yang bisa berupa nilai religius, moral, historis. Artinya karya seni memiliki nilai-nilai abstrak dari segi perwujudannya. Contohnya patung atau bangunan candi yang dianggap sakral bagi umat Hindu. 3. Nilai formal, adalah nilai khiriah atau design yang merupakan nilai intrinsik pada karya seni itu sebagai nilai seni. Artinya dari setiap karya seni tentunya memiliki bentuk dan ukuran yang khas dilengkapi berbagai segi keunikan. Contohnya bingkai foto dari ranting pohon, alas kaki dari kain perca, dll.  Berdasarkan fungsinya sebagai pemenuhan kebutuhan, seni dibagi menjadi dua bagian : 1. Fungsi Individual Fungsi Individual adalah seni dapat dinikmati dan bermanfaat bagi individu. Manusia sebagai individu terdiri dari unsur fisik dan psikis. Salah satu unsur psikis adalah emosi. Maka fungsi individual dibagi menjadi dua, yakni: o Fungsi pemenuhan kebutuhan secara fisik adalah fungsi yang banyak dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan dengan fisik. Seperti busana, perabot, rumah, musik senam dan sebagainya. o Fungsi pemenuhan kebutuhan secara psikis/emosional adalah fungsi yang dipenuhi melalui seni murni baik dari segi pembuat/penggubah,
  • 22. maupun konsumen penikmat. Contohnya, lukisan, novel, musik, tari, film dan sebagainya. 2. Fungsi Sosial Fungsi Sosial artinya dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak dalam waktu relatif bersamaan. Fungsi ini dikelompokn menjadi beberapa bidang, yakni : o Rekreasi/hiburan : yakni seni dapat dijadikan sarana untuk melepas kejenuhan dan mengurangi kesedihan. Hal ini dapat terjadi pada saat kita menyaksikan musik, tarian, film dan lawak o Komunikasi : seni dapat digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu seperti pesan, kritik, kebijakan, gagasan, dan produk kepada orang banyak. Contoh lagu balada, poster, drama komedi, dan reklame. o Pendidikan : pendidikan juga memanfaatkan seni sebagai sarana pengantarnya. Contohnya gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah atau dokumenter, poster ilmiah, lagu-lagu anak dan foto. III. INTERPRETASI Karya film pendek yang berjudul ADA APA DENGAN ROSA yang dibuat oleh kelas X PEMASARAN 2 yang mempunyai total durasi video 4:20 menit, termasuk opening (bumper), jeda iklan (ads space), dan credit title (penutup), unsur-unsur pembentuk teater dalam film pendek ini seperti plot/alur tampak jelas, dimana setiap alur dalam film pendek ini diperjelas dengan adanya jeda iklan sebagai pemisah dari setiap alurnya. Dalam film pendek yang berudul ADA APA DENGAN ROSA mempunyai skema plot atau alur yang cukup ringkas dan sederhana yakni eksposisi, konflik, dan resolusi. Pada film pendek ini masing-masing bagian alur dipilih latar tempat atau setting yang berbeda, dimana eksposisi dipilih latar tempat gerbang lalu tokoh movement menuju kelorong dan dialnjutkan masuk ke kelas, lalu konflik terjadi didalam kelas, dan resolusi dipilih setting lantai 2 SMK KARTINI JEMBER. Karakter dalam film ini hanya da tiga yakni protagonis ,antagonis, dan tritagonis. Pada bagian eksposisi dialog tidak dimunculkan hanya menggunakan gesture salaman layaknya siswa/i smk pada umumnya saat bertemu teman sebayanya. Teknik pengambilan gambar pada bagian eksposisi diawali dengan panning (posisi kamera tetap di tempat) dan focus dengan Kamera O (Kamera ini melakukan pengambilan gambar mewakili pandangan penonton). Ukuran pengambilan gambar dalam film pendek ini menggunakan medium long shot dan medium shot sedangkan sudut pengambilan yang digunakan adalah eye level dan frog eye. Teknik pengambilan gambar pada bagian konflik diawali dengan Kamera O, dan dibidik dengan size shot medium close up. Dengan pengambilan sudut eye level.
  • 23. Dan diakhiri dengan full framing. Dan pengambilan menggunakan pull/rack focus. Pada bagian resolusi digunakan pengambilan gambar dengan zoom dengan tulisan SMK KARTINI sebagai objeknya.dengan full frame dan size shot yakni medium long shot dan medium shot serta extreme long shot. Ketika para tokoh saling berdialog, dibagian konflik dan resolusi pengambilan gambar secara pull/rack focus dan dibidik secara eye level dan diakhir dengan medium long shot. Ide dan pesan yang disampaikan dalam film pendek ini adalah salah seorang tokoh tidak menyukai tokoh yang bernama rosa lalu kemudian ia membicarakan tokoh rosa dengan tanpa sengaja terdengar oleh tokoh rosa sendiri, lalu tokoh rosa itu menentang pembicaraan tentangnya itu. Secara keseluruhan film pendek yang berjudul ADA APA DENGAN ROSA, ditinjau dari funsi karya seni mencakup fungsi Ekonomi karean terdapat unsur promosi, mengandung usur pendidikan yang tersirat dalam film tersebut yakni sebagai sesame makhluk ciptaan tuhan yang tidak sempurna setiap orang pasti kita mempunyai kesalahan tapi kesalahan itu janganlah kita bicarakan karena hanya akan menimbulkan gossip dan opini yang negatif, terdapat tema seni karena terdapat alur/plot didalamnya. IV. EVALUASI Pada karya film pendek yang berjudul ADA APA DENGAN ROSA dari sisi alur atau plot bagian eksposisi yang berdurasi 1:32 menit, pada detik ke 5 sampai detik 23 yang diawali tokoh berjalan dari gerbang menuju lorong lalu kemudian ke kelas dan menggunakan gesture salaman pada teman-teman sebayanya. Lalu paa detik 26 diselangi jeda cover dari film, dan pada detk ke 30 terdengar suara bel masuk kelas, pada detik 35 diperlihatkan bahwa sang guru dating menuju kelas dan pada detik 42 barulah terjadi dialog antara siswa-siswi dengan guru. Pada adegan berjalan dari gerbang menuju kelas yang berdurasi 18 detik sebaknya ditambahkan dialog tegur sapa antar tokoh agar menambah kesan tokoh tersebut benar-benar baru sampai ke sekolah, dan pada bagian eksposisi penamaan tokoh tidak diperlihatkan hal itu akan membuat penonton bingung untuk mengikuti jalan cerita siapa yang jadi protagonist, antagonis, dan tritagonis untuk mengantisipasi hal tersebut walaupun penamaan tidak diperlihatkan setidaknya pada adegan di gerbang para tokoh saling menyapa dan menebut nama satu sama lainnya agar penonton tahu siapa tokoh-tokoh yang terlibat dalam film tersebut. Pada bagian konflik yang terjadi pada menit ke 1:37 yang dimana tokoh yang diperankan oleh Noviaus Safitri dan tokoh yang diperankan oleh Nur Gita Kumalasari pada saat berdialog sudah cukup bagus sayangnya masih ada gesture yang memperlihatkan salah satu tokoh melihat kamera, dan pada saat bagian konflik antara Rosa dengan salah satu tokoh saat beradu dialog artikulasi yang ciucapkan kurang jelas serta ekspresi diri masih kurang, sehingga timbul kesan dibuat-buat dan tidak meyakinkan. Seharusnya hal ini dapat diantisipasi
  • 24. oleh sutradara dngan men-take ulang dan meminta kepada para actor untuk memunculkan ekspresi yang natural sesuai dialog. Pada bagian resolusi pada adegan berdiri lalu berpelukan sebagai tanda kedua belah tokoh telah bermaafan sudah cukup bagus namun akan lebih baik pada saat pengucapan dialog “ aku minta maaf ya” dilakukan dengan notasi yang rendah bukannya datar sehinggadapat meyakinkan penonton bahwa tokoh tersebut benar-benar minta maaf. Secara kesluruhan pesan yang disampaikan pada film yang berjudul ADA APA DENGAN ROSA masih kurang jelas, dimana topik yang dibahas adalah dari sifat Rosa yang kurang baik lalu membuat sifat rosa menjadi lebih baik tapi mengapa bukannya rosa yang minta maaf pada bagian resolusi malah tokoh lain yang minta maaf kepada Rosa.lalu pada bagian konflik tidak dijelaskan secara detail mengapaa salah tokoh itu tidak suka pada rosa. Sebagai penutup, Secara harfiah, film (sinema) adalah cinematographie yang berasaldarikata cinema (gerak), tho atau phytos(cahaya),dan graphie atau grhap (t ulisan, gambar, citra). Jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar dapat melukis gerak dengan cahaya, harus menggunakan alat khusus, yang biasa disebut kamera.Film sebagai karya seni sering diartikan hasil cipta karya seni yang memiliki kelengkapan dari beberapa unsur seni untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual. Dalam hal ini unsur seni yang terdapat dan menunjang sebuah karya fim adalah: seni rupa, seni fotografi, seni arsitektur, seni tari, seni puisi sastra, seni teater, seni musik. Kemudian ditambah lagi dengan seni pantomin dan novel. Kesemuannya merupakan pemahaman dari sebuah karya film yang terpadu dan biasa kita lihat. Tujuan pokok dari apresiasi pada seni berupa memperkenalkan atau mempublikasi karya seni tersebut agar karya seni lebih dapat dinikmati oleh publik atau masyarakat juga maksud serta tujuannya tersampaikan. Jember , 10 maret 2019, 12:21 WIB