Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur drama, struktur teks drama, tokoh-tokoh dalam drama, kaidah bahasa drama, langkah-langkah pembuatan dan pementasan drama. Dibahas pula jenis-jenis drama tradisional Indonesia seperti sandiwara, lakon, dan sendratari.
2. A. Mendalami Unsur-unsur Drama
B. Menafsirkan Kembali Isi Drama
C. Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks
Drama
D. Menulis Teks Drama
E. Langkah-Langkah dan Teknik Pementasan
3.
4. • Cerita konflik manusia dalam bentuk dialog, yang
diekspresikan dengan menggunakan percakapan
dan lakuan pada pentas di hadapan penonton.
5. Sandiwara : Berasal dari bahasa Jawa sandhi “rahasia”, dan warah
“pengajaran”. Pengajaran yang dilakukan dengan petrlambang, secara
tidak langsung.
Lakon : (1) cerita yang dimainkan dalam drama, wayang, atau film. (2)
karangan yang berupa cerita sandiwara. (3) perbuatan, kejadian,
peristiwa.
Tonil : Berasal dari bahasa Belanda toneel, yang artinya ‘Pertunjukan’
Sendratari : Pertunjukan serangkaian tari-tarian yang dilakukan oleh
sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu cerita dengan tanpa
menggunakan percakapan.
Tablo : Drama yang menampilkan kisah dengan sikap dan posisi pemain,
dibantu oleh pencerita. Pemain-pemain tablo tidak berdialog.
9. Tokoh Utama : tokoh yang menjadi sentral
cerita dalam pementasan drama
Tokoh Pembantu : tokoh yang
dilibatkan atau dimunculkan untuk
mendukung jalan cerita dan memiliki
kaitan dengan tokoh utama.
Catatan : Tokoh utama ditandai oleh empat hal, yaitu (1) paling sering muncul
dalam setiap adegan; (2) menjadi sentral atau pusat perhatian tokoh-tokoh lain;
(3) kejadian-kejadian yang melibatkan tokoh lain selalu dapat dihubungkan
dengan peran tokoh utama; (4) dialoh-dialog yang dilibatkan tokoh-tokoh lain
selalu berkaitan dengan peran tokoh utama.
10. Tokoh Berkembang : tokoh yang mengalami perkembangan nasib
atau watak selama pertunjukan. Misal, tokoh yang awalnya seorang
yang baik pada akhirnya menjadi seorang yang jahat.
Tokoh Pembantu : tokoh yang diperbantukan untuk menyertai,
melayani, atau mendukung kehadiran tokoh utama. Tokoh pembantu
memerankan suatu bagian penting dalam drama, tetapi fungsinya
tetap sebagai tokoh pembantu.
Tokoh Statis : tokoh yang tidak mengalami perubahan kafrakter
dari awal hingga akhir dalam suatu drama. Misal, seorang tokoh
yang berkarakter jahat dari awal drama akan tetap bersifat jahat di
akhir drama.
Tokoh Serbabisa : tokoh yang dapat berperan sebagai tokoh lain.
Misal, tokoh yang berperan sebagai seorang raja, tetapi ia juga
berperan sebagai seorang pengemis untuk mengetahui kehidupan
rakyatnya.
11. • Percakapan dalam sandiwara, cerita, dan sebagainya.
Wawancang Kramagung
Tokoh
Pelaku yang mempunyai
peran yang lebih
dibandingkan pelaku-pelaku
lain, sifatnya bisa
protagonist atau antagonis.
Dialog atau percakapan
yang harus diucapkan oleh
tokoh cerita.
Petunjuk perilaku, tindakan, atau
perbuatan yang harus dilakukan
oleh tokoh. Dalam naskah drama,
kramagung dituliskan dalam tanda
kurung (biasanya bercetak miring)
12. • Keterangan mengenai ruang dan waktu.
Latar
• Media komunikasi antartokoh. Bahasa juga bisa
menggambarkan watak tokoh, latar, ataupun
peristiwa yang sedang terjadi.
Bahasa
15. KEGIATAN 8.3
A. 1. Tontonlah sebuah tayangan sinetron atau jenis film lainnya di televisi!
2. Catatlah hal-hal menarik dari tayangan tersebut. Gunakanlah format seperti
berikut!
Judul tayang : ……………….
Jam tayang : …………………..
Stasiun televisi : ……………………
Peran pemeran : ……………………
Isi Cerita Daya Tarik Pelajaran Hidup
16. KEGIATAN 8.4
A. 1. Bacalah teks drama “Menanti” halaman 210!
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
a. Bercerita tentang apakah drama tersebut?
b. Bagaimana sikap Amran begitu mengetahui Anhar belum pulang?
c. Ke manakah perginya Anhar?
d. Apa yang dilakukan Anhar ketika ia pergi?
e. Bagaimana sikap Amran dan Gunadi ketika Anhar pulang?
17. C. Menelaah Struktur dan
Kaidah Kebahasaan Teks Drama
Struktur
Teks
Prolog
Dialog
Epilog
Bagian terakhir dari sebuah drama
yang berfungsi untuk menyampaikan
inti sari cerita atau menanfsirkan
maksud cerita oleh salah seorang
actor atau dalang pada akhir cerita.
Pembukaan atau peristiwa pendahuluan
dalam sebuah drama atau sandiwara.
Bagian ini biasanya disampaikan oleh
tukang cerita (dalang/narrator) untuk
menjelaskan gambaran para pemain,
gambaran latar, dsb.
Media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama
yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan
dan watak manusia, problematika yang dihadapi, dan
bagaimana manusia dapat menyelesaikan persoalan
hidupnya.
19. KEGIATAN 8.5
A. Jelaskan struktur teks drama halaman 215-218. tunjukkan bagian-bagiannya secara sistematis,
yang meliputi prolog, orientasi, komplikasi, resolusi, dan epilognya. simpulkanlah tentang lengkap-
tidaknya bagian-bagiannya itu!
Struktur Teks Drama Kutipan
Teks/Penjelasan
1. Prolog
2. Orientasi
3. Komplikasi
4. Resolusi
5. Epilog
20. Kalimat Langsung
Kata Ganti
Orang Ketiga
Pada bagian Prolog atau
Epilog
Kata Ganti
Orang
Pertama dan
Kedua
Pada bagian dialog
Konjungsi
Temporal
Kata Kerja yang
Menyatakan Sesuatu
yang Dipikirkan atau
Dirasakan oleh Tokoh
Kata Kerja yang
Menggambarkan
Suatu Peristiwa
yang Terjadi
Kata-kata Tidak
Baku
Dan Kosata kata
percakapan
Kata sifat untuk
menggambarkan
tokoh, tempat,
atau suasana
21. Kalimat langsung dalam drama lazimnya diapit oleh dua tanda
petik (“….”).
Kata ganti orang ketiga : kata ganti yang lazim digunakan
adalah “mereka” karena melibatkan banyak tokoh.
Kata ganti orang pertama dan kedua : aku, saya, kami, kita,
kamu. Mungkin juga digunakan kata-kata sapaan, seperti anak-
anak, ibu-ibu, dsb.
Kata-kata tidak baku dan Kosakata percakapan, seperti kok,
sih, dong, oh. Di dalamnya juga banyak ditemukan kalimat
seru, suruhan, pertanyaan.
Konjungsi temporal : sebelum, sekarang, setelah itu, mula-
mula, kemudian.
22. Kata Kerja yang Menggambarkan Suatu yang Terjadi,
seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan,
menghadap, beristirahat.
Kata Kerja yang Menyatakan Sesuatu yang
Dipikirkan atau Dirasakan oleh Tokoh, seperti
merasakan, menginginkan, mengharapkan,
mendambakan, mengalami.
Kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat,
atau suasana, seperti ramai, bersih, baik, gagah,
kuat.
23. KEGIATAN 8.6
1. Cermatilah kaidah atau fitur-fitur kebahasaan pada teks drama “Menanti”!
2. Catatlah kaidah-kaidah kebahasaan yang menandai drama tersebut!
Judul Drama : ……….
Kaidah Kebahasaan Ada/Tidak Ada Keterangan (Kutipan
Teks)
a. Kalimat langsung
b. Kata ganti
c. Kata tidak baku
d. Kosakata
percakapan
e. Konjungsi temporal
f. Kata kerja
g. Kata sifat
h. Kalimat seru
i. Kalimat perintah
j. Kalimat tanya
24. D. Menulis Teks Drama
1. Teks Drama dari Karya yang Sudah Ada
KEGIATAN 8.7
1. Bacalah cerpen “Kena Batunya”
2. Ubahlah cerpen tersebut ke dalam bentuk drama dengan memperhatikan struktur dan kaidahnya.
Judul Drama :
Sumber cerpen :
Tokoh-tokoh :
1. ……
2. ……
3. …….
4. dst
25. 1. Teks Drama dari Karya yang Sudah Ada
KEGIATAN 8.7
1. Bacalah cerpen “Kena Batunya”
2. Ubahlah cerpen tersebut ke dalam bentuk drama dengan memperhatikan struktur dan kaidahnya.
Judul Drama :
Sumber cerpen :
Tokoh-tokoh :
1. ……
2. ……
3. …….
4. dst
27. Melakukan pembedahan secara bersama-sama
terhadap isi naskah yang akan dipentaskan.
Reading : calon pemain membaca keseluruhan
sehingga dapat mengenal masing-masing peran.
Casting : melakukan pemilihan peran.
Mendalami peran yang akan dimainkan
28. Blocking : sutradara mengatur teknis pentas, yakni dengan cara
mengarahkan dan mengatur pemain.
Running : pemain menjalani latihan secara lengkap, mulai dari
dialog sampai pengaturan pentas.
Gladi Resik : semua bermain dari awal sampai akhir
melakukan latihan akhir; tanpa ada kesalahan lagi.
Pementasan. Semua pemain sudah siap dengan kostumnya.
Dekorasi panggung sudah lengkap.
29. Penggunaan
bahasa, baik itu
pelafalan
maupun intonasi,
harus sesuai
dengan tokoh
yang diperankan.
Ekspresi tubuh
dan mimik
muka harus
disesuaikan
dengan dialog.
Untuk lebih
menghidupkan
suasana dan
menjadikan dialog
lebih wajar dan
alamiah, para
pemain diharapkan
untuk
berimprovisasi di
luar naskah.